OPTIMASI HIDRÓLISIS ENZIMATIK JERAMI PADI MENJADI GLUKOSA UNTUK BAHAN BAKU BIOFUEL MENGGUNAKAN SELULASE DARI TRICHODERMA REESEI DAN ASPERGILLUS NIGER. Wayan Sanjaya(2305100017), Shelyria Adrianti(2305100115) Pembimbing : Dr.Ir. Arief Widjaja, M. Eng. Laboratorium Teknologi Biokimia Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS SURABAYA ABSTRAK Kebutuhan energi untuk menunjang kehidupan manusia semakin meningkat, sementara persediaan bahan bakar fosil yang sampai saat ini merupakan sumber utama energi semakin menurun. Bahan bakar fosil tidak dapat di perbaharui sehingga bila di pergunakan secara terus-menerus lama-kelamaan akan habis selain itu penggunaan bahan bakar fosil dapat menurukan kualitas lingkungan. Oleh karena itu perlu mencari energi alternatif lain sebagai pengganti bahan bakar fosil, salah satunya adalah biofuel seperti biohidrogen dan bioetanol. Produksi biohidrogen dan bioetanol dapat menggunakan bahan baku limbah yang mengandung selulosa, diantaranya adalah jerami padi. Diantara komponen yang terdapat pada jerami padi, kandungan selulosa yang paling besar sebanyak 37,71 %, maka selulosa merupakan bahan yang sangat menjanjikan untuk di konversi menjadi glukosa sebagai bahan baku biofuel yang merupakan energi yang dapat diperbaharui. Enzim yang digunakan dalam proses hidrolisis adalah enzim selulase. Percobaan ini bertujuan untuk menyediakan glukosa sebagai bahan baku untuk produksi biofuel dan menentukan kondisi optimum pada proses hidrolisis enzimatik jerami padi menggunakan selulase dari Trichoderma reesei dan Aspergillus i niger. Percobaan ini menggunakan variabel rasio enzim/substrat 70, 93, 116,5, 139,5 IU/5 gr substrat jerami padi dengan perbandingan enzim selulase dari Trichoderma reesei : Aspergillus niger 2:1, 2:2, 1:2, 0:2 dan enzim komersial 0:2. Percobaan ini dimulai dengan pengolahan awal jerami dengan melakukan pretreatment jerami padi secara mekanik dan kimiawi. Pre-treatment jerami padi secara mekanik dapat dilakukan dengan mengeringkan jerami padi di panas matahari, memotong ± 1 cm, menggiling jerami dengan milling, dan mengayak jerami padi dengan menggunakan screener. Pre-treatment jerami padi secara kimiawi dapat dilakukan dengan menambahkan NaOH 1% yang berfungsi untuk menghilangkan lignin, memanaskan dan mengaduk dengan stirrer selama 8 jam dengan suhu 80°C, memisahkan campuran tersebut dengan pompa vakum, dan mengoven jerami padi pada suhu 100°C selama 2 jam. Membuat media pertumbuhan mikroorganisme penghasil enzim selulase yaitu jamur Trichoderma reesei dan Aspergillus niger dengan menggunakan PDA (potato dextrose agar), dilanjutkan dengan produksi enzim selulase, dan terakhir menghidrolisis jerami padi menjadi glukosa dengan enzim selulase. Hasil penelitian didapatkan keaktifan enzim selulase dari Trichoderma reesei sebesar 1,6076 IU/ml dan keaktifan enzim selulase dari Aspergillus niger sebesar 1,6806 IU/ml. Perbandingan 2 T.reesei : 1 A.niger dari proses hidrolisis menghasilkan konsentrasi glukosa lebih besar dibandingkan dengan perbandingan T.reesei dan A.niger lainnya. Pada Hidrolisis jerami padi selama 7 jam dengan konsentrasi enzim total 70 IU, 93 IU, 116,5 IU, dan 139,5 IU dengan perbandingan 2 T.reesei : 1 A.niger sebesar 6,364 g/L, 6,634 g/L, 8,095 g/L, dan 8,978 g/L. Kata kunci : glukosa, hidrolisis, enzim selulase, jerami padi, Trichoderma reesei, Aspergillus niger. ii