pokok-pokok pengaturan penerusan pinjaman luar negeri (pln)

advertisement
POKOK-POKOK PENGATURAN
PENERUSAN PINJAMAN LUAR NEGERI
(PLN) PEMERINTAH *)
9. Surat Pernyataan Pemerintah Daerah, yang berisi tentang:
a. Tidak memiliki tunggakan;
b. Menyediakan dana pendamping;
c. Mengalokasikan dana untuk angsuran pinjaman dalam
APBD selama masa pinjaman; dan
d. Dipotong DAU/Dana Bagi Hasil untuk pembayaran
angsuran pinjaman yang tertunggak.
 Pengaturan penerusan pinjaman diatur dalam PMK No. 53/
PMK.010/2006 yang merupakan proses lanjutan dari Daftar
Rencana Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri Jangka
Menengah/DRPHLN-JM (lihat Peraturan Meneg PPN/
Kepala Bappenas Nomor: PER. 005/M.PPN/06/2006).
 Pengaturan prosedur pinjaman yang lebih jelas dalam rangka
menghindari implementasi proyek yang tidak sesuai dengan
perencanaan (Standar Format usulan kegiatan dilampirkan
dalam PMK).
 Pembagian tugas dan kewenangan yang lebih jelas antar
instansi terkait (Depkeu, Bappenas dan K/L teknis) dengan
mengedepankan efisiensi dan fungsi check and balance.
 Kepastian batas waktu penilaian atas usulan proyek daerah.
*) Informasi mengenai ketentuan dan persyaratan umum pinjaman
Pemerintah Daerah dapat dilihat pada leafleat PINJAMAN
DAERAH
PENGAJUAN RENCANA PENERUSAN PLN
Dokumen Rencana Penerusan PLN disampaikan kepada Menteri
Keuangan. Dokumen tersebut meliputi :
1. Studi Kelayakan Kegiatan;
2. Rencana Kegiatan Rinci;
3. Realisasi APBD tiga tahun terakhir;
4. APBD tahun yang bersangkutan;
5. Perhitungan proyeksi APBD selama jangka waktu pinjaman
termasuk DSCR;
6. Financing Plan secara keseluruhan;
7. Surat Persetujuan DPRD berupa persetujuan prinsip yang
diberikan oleh komisi di DPRD yang menangani bidang
keuangan;
8. Data kewajiban yang masih harus dibayar setiap tahunnya dari
pinjaman yang telah dilakukan; dan
Religius
Kompeten
Transparan
Integritas
*) SK DPRD, sekurang-kurangnya mencakup:
1. Plafond Pinjaman;
2. Jangka Waktu Pinjaman;
3. Bunga Pinjaman;
4. Biaya Komitmen;
5. Menyediakan dana pendamping;
6. Mengalokasikan dana untuk angsuran pinjaman dalam
APBD selama masa pinjaman;dan
7. Dipotong DAU/Dana Bagi Hasil untuk pembayaran
angsuran pinjaman yang tertunggak.
Inovatif
Profesional
PERUNDINGAN DAN PENANDATANGANAN
NPPLN
 Ditjen Pengelolaan Utang menetapkan waktu pelaksanaan
perundingan dengan calon PPLN setelah diterbitkannya DRPD
dan pemda memenuhi kriteria kesiapan kegiatan.
 Kriteria kesiapan kegiatan:
1. Kesiapan indikator kinerja monitoring dan evaluasi;
2. Alokasi dana pendamping untuk pelaksanaan kegiatan tahun
pertama dalam APBD;
3. Pengadaan tanah dan/atau resettlement telah dilaksanakan;
4. Pembentukan dan penempatan personalia Project
Management Unit (PMU) dan Project Implementation Unit
(PIU); dan
5. Kesiapan konsep pengelolaan proyek/petunjuk pengelolaan/
administrasi proyek/memorandum (yang berisi cakupan
organisasi dan kerangka acuan kerjanya, dan pengaturan
tentang pengadaan, anggaran, disbursement, laporan dan
auditing).
 Perundingan dilakukan oleh Tim Perunding.
 Hasil Perundingan menjadi acuan dalam NPPLN.
 NPPLN ditandatangani oleh PPLN dan Menkeu atau pejabat
yang diberi kuasa oleh Menkeu.
NASKAH PERJANJIAN PENERUSAN
PINJAMAN (NPPP)
 Persyaratan (terms and conditions) dalam NPPLN menjadi acuan
dalam menetapkan persyaratan Pinjaman dalam NPPP.
 NPPP sekurang-kurangnya memuat ketentuan:
1. Sumber dan jumlah dana;
2. Peruntukan;
3. Persyaratan pinjaman;
4. Penarikan dana;
5. Penggunaan dana;
6. Pembayaran kembali;
7. Monitoring dan evaluasi;
8. Pelaporan perkembangan fisik dan keuangan; dan
9. Sanksi.
Nasionalis
 Penandatanganan NPPP dilakukan oleh Menkeu atau pejabat
yang diberi kuasa oleh Menkeu dengan Kepala Daerah.
 Penandatanganan NPPP dilakukan selambat-lambatnya 2 bulan
setelah penandatanganan NPPLN.
 NPPLN merupakan satu kesatuan dokumen yang tidak dapat
dipisahkan dari NPPP.
 Mata uang dalam NPPP dapat dinyatakan dalam mata uang
rupiah atau mata uang asing.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
PENARIKAN PINJAMAN
 Penarikan pinjaman dapat dilakukan melalui tata cara sebagai
berikut:
1. Pembayaran Langsung (Direct Payment);
2. Pembiayaan Pendahuluan (Pre-Financing);
3. Rekening Khusus (Special Account); dan/atau
4. Pembukaan Letter of Credit (L/C).
PEMBAYARAN KEMBALI PINJAMAN
 Berdasarkan NPPP, Ditjen Perbendaharaan (DJPb) atau Bank
Penatausaha menyampaikan surat tagihan pembayaran kembali
pinjaman kepada pemda.
 Atas dasar surat tagihan, pemda melakukan pembayaran
kembali pinjaman dan menyampaikan bukti setor pembayaran
kembali pinjaman kepada DJPb c.q. Direktur Sistem Manajemen
Investasi (SMI).
 Apabila pemda tidak melakukan pembayaran kembali, maka
akan dilakukan pemotongan terhadap DAU dan/atau Dana Bagi
Hasil Daerah yang bersangkutan.
ppln
penerusan
pinjaman luar negeri
PELAPORAN PINJAMAN
 Depkeu, Bappenas, dan K/L terkait melakukan pemantauan atas
kinerja pelaksanaan kegiatan dan pinjaman dalam pencapaian
target dan sasaran yang telah ditetapkan dalam NPPLN.
 Bank Penatausaha setiap akhir bulan menyampaikan laporan
posisi pinjaman atas seluruh pinjaman yang ditatausahakannya
kepada DJPb c.q. Direktur SMI.
 Pemerintah daerah wajib melaporkan posisi kumulatif pinjaman
dan kewajiban pinjaman kepada Pemerintah setiap semester
dalam tahun anggaran berjalan.
 Dalam hal daerah tidak menyampaikan laporan, Pemerintah
dapat menunda penyaluran Dana Perimbangan.
Produktif
Gedung Sutikno Slamet Lantai 16
Jl. DR. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710
Telp. 021-350.3442
Faks. 021-350.3443
Gedung Sutikno Slamet Lantai 16
Jl. DR. Wahidin No. 1 Jakarta Pusat 10710 • Telp. 021-350.3442 • Faks. 021-350.3443
www.djpk.depkeu.go.id
Download