daun

advertisement
BOTANI
UMMU KALSUM
UNIVERSITAS GUNADARMA
2016
Referensi
 Gembong
Tjitrosoepomo. 2007. Morfologi
Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press.
 James
D Mauseth. 1998. Botany: An introduction to
Plant Biology, 2/e. [Multimedia Enhance Edition]. US:
Jones And Bartlett Publishers, Inc.
 Linda
Berg. 2008. Introduction Botany: Plants,
People and The environment. USA: Thomson
Brooks/Cole.
DAUN (FOLIUM)
Daun …?
 Tempat
duduknya daun …?
 Sudut daun atau tempat diatas daun …?
DAUN (FOLIUM)

Daun  suatu tumbuhan yang penting dan
pada umumnyya tiap tumbuhan mempunyai
sejumlah besar daun

Buku-buku (nodus)  Bagian batang tempat
duduknya atau melekatnya daun pada batang

Ketiak daun (axilla)  tempat diatas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun
Umur daun terbatas

Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur
yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan
meninggalkan bekas pada batang

Pada waktu akan runtuh warna daun berubah
menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya
menjadi pirang  daun yang lebih tua,
kemudian mati dan runtuh dari batang
mempunyai warna yang berbeda dengan daun
yang masih segar

Ada pula tumbuhan yang pada waktu-waktu
tertentu menggugurkan semua daun-daunnya,
sehingga seperti tumbuhan yang mati. Menjelang
datang musim hijau membentuk tunas-tunas baru,
dan dalam musim hujan akan kelihatan hijau
kembali

Jenis-jenis tumbuhan tersebut  tumbuhan
meranggas (tropophyta)

misalnya: pohon jati (Tectona grandis L.)
kedongdong (Spandias dulcis Forst.), kapuk randu
(Ceiba pentanda Gaertn.), dsb
Bentuk daun
Bentuk daun umumnya tipis melebar, warna hijau,
dan duduknya pada batang yang menghadap ke
atas itu memang sudah selaras dengan fungsi daun
bagi tumbuh-tumbuhan,yaitu sebagai alat untuk:

pengambilan zat-zat makanan (resorbsi), terutama
yang berupa zat gas (CO2)

pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)

penguapan air (transpirasi)

pernafasan (respirasi)

Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari
lingkungannya dan zat yang diambil (diserap)
tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik

gas asam arang (CO2) yang merupakan zat
makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara
melalui celah-celah halus yang  mulut daun
(stomata)

Pengolahan zat anorganik menjadi zat organik
dilakukan oleh daun (zat hijau daun atau
klorofilnya) dengan bantuan sinar matahari  …?
Bagian-bagian Daun
Daun yang lengkap mempunyai bagian-bagian
berikut:

upih daun atau pelepah daun (vagina)

tangkai daun (petiolus)

helaian daun (lamina)
Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa
macam tumbuhan misalnya: pohon pisang (Musa
paradisiaca L.), pohon pinang (Areca catechu
sp.) dan lain-lain
Daun lengkap
Susunan daun yang tidak lengkap ada
beberapa kemungkinan:
 Hanya
terdiri atas tangkai dan helaian 
‘daun bertangkai’. Ex: nangka (Artocarpus
integra Merr.), mangga (Mangifera indica L.)
 Daun
terdiri atas upih dan helaian  ‘daun
berupih atau daun berpelepah’. Ex: suku
rumput, misalnya: padi (Oryza sativa L.)
jagung (Zea mays L.) dan lain-lain

Daun hanya terdiri atas helain saja, tanpa upih
dan tangkai, sehingga helain langsung melekat
atau duduk pada batang  ‘daun duduk’ (sessilis)
seperti pada biduri. Daun yang hanya terdiri atas
helain daun saja dapat mempunyai pangkal
yang demikian lebarnya, hingga pangkal daun
tadi seakan-akan melingkar batang atau
memeluk batang  ‘daun memeluk batang’
(amplexicaulis), ex: tempuyung (Sonchus
oleraceus L.). Bagian samping pangkal daun yang
memeluk batang itu seringkali bangunnya
membulat  ‘telinga daun’
 Daun
hanya terdiri atas tangkai saja, dan
dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu
menjadi pipih sehingga menyerupai helaian
daun, jadi merupakan suatu helaian daun
semu atau palsu, dinamakan: filodia, seperti
terdapat pada jenis pohon Acacia yang
berasal dari Australia, misalnya: Acacia
auriculiformis A. Cunn
Alat-alat tambahan atau pelengkap pada daun
1.
Daun penunggu (Stipula), berupa dua helai
lembaran serupa daun yang kecil, yang terdapat
dekat dengan pangkal daun  untuk melindungi
kuncup yang masih muda. Menurut letaknya daun
penumpu dapat dibedakan dalam :

Daun penumpu yang bebas terdapat di kanan kiri
pangkal tangkai daun  ‘daun penumpu bebas’
(stipulae liberae). Ex: kacang tanah (Arachis hypogaea
L.)

Daun penumpu yang melekat pada kanan kiri pangkal
tangkai daun (stipulae adnatae) pada mawar (Rosa sp.)

Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu yang mengambil
tempat di dalam ketiak daun (stipula axillaris atau stipula
intrapetiolaris).

Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan mengambil
tempat berhadapan dengan tangkai daun dan biasanya agak
lebar hingga melingkari batang (stipula petiolo opposita atau
stipula antidroma).

Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat
diantara dua tangkai daun seperti seringkali terjadi pada
tumbuhan yang pada satu buku-buku batang mempunyai dua
daun yang duduk berhadapan  daun penumpu antar tangkai
(stipula interpetiolaris). Ex: mengkudu (Morinda citrifolia L.)
2.
Selaput bumbung (ocrea atau ochrea)  berupa selaput
tipis yang menyerupai pangkal suatu ruas batang, jadi
terdapat di atas suatu tangkai daun. Selaput bumbung
dianggap sebagai daun penumpu yang kedua sisinya
saling berlekatan dan melingkari batang, terdapat antara
lain pada Polygonum SP
3.
Lidah-lidah (ligulaI), suatu selaput kekcil yang biasanya
terdapat pada batas antara upih dan helaian daun pada
rumput (Gramineae)  untuk mencegah mengalirnya air
hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun
sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan
Upih Daun atau Pelepah Daun (Vagina)

Daun yang berupih  pada tumbuhan yang yang berbiji
tunggal (Monocotyledoneae): suku rumput (Gramineae),
suku empon-empon(Zingiberaceae), pisang (Musa
paradisiaca L.), golongan palma (Palmae), dan lain-lain.

Fungsi:

Sebagai pelindung kuncup yang masih muda, ex: tebu
(Saccharum officinarum L.),

Memberi kekuatan pada batang tanaman 
membungkus batang, sehingga batang tidak tampak,
bahkan yang tampak dari luar adalah upih-upihnya
‘batang semu’. Ex: upih daun amat besar, pisang (Musa
sapientum L.)
Tangkai Daun (Pettiolus)

merupakan bagian daun yang mendukung helaiannya, untuk
menempatkan helaian daun pada posisi sedemikian rupa 
memperoleh cahaya matahari sebanyak-banyaknya

Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak
pipih dan menebal pada pangkalnya
Dilihat pada penampang melintangnya dapat kita jumpai
kemungkinan-kemungkinan berikut:




Bulat dan berongga, misalnya pada tangkai daun (Carica L.).
Pipih dan tepinya melebar (bersayap), misalnya pada jeruk (Citrus
sp.)
Bersegi
Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang
Helaian Daun (Lamina)

Merupakan bagian daun terpenting yang cepat menarik
perhatian  sifat daun

Sifat-sifat daun:
• Bangunnya helaiannya
(circumscriptio),
(intervenium),
• Dan sifat-sifat lain lagi,
• Ujungnya (apex)
misalnya: keadaan
• Pangkalnya (basis)
permukaan atas maupun
• Susunan tulang-tulangnya
bawahnya (gunndul,
(nervatio atau venatio),
• Tepinya (margo),
• Daging daunnya
berambut, atau lainnya),
warna dan lain-lain.
BANGUN (BENTUK) DAUN (CIRCUMSCRIPTIO)

Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar itu
dapat dibedakan 4 (empat) golongan daun,
yaitu daun dengan:

Bagian yang lebar terdapat kira-kira di tengahtengah helaian daun

Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengahtengah helaian daun

Bagian yang terlebar terdapat di atas tengahtengah helaian daun

Tidak ada bagian yang terlebar, artinya helaian
daun dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama
lebarnya
Bagian yang terlebar berada di tengah-tengah
helaian daun

Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang:lebar = 1:1.
Ex: Victoria regia, teratai besar (Nelumbium nelumbo
Druce), dan lain-lain.

Bangun perisai (peltatus)  biasanya bangun bulat,
mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam pangkal
daun, melainkan pada bagian tengah helaian daun, ex:
teratai besar, daun jarak, dan lain-lain

Jorong (ovalis atau ellipticus), yaitu jika perbandingan
panjang : lebar = 1.5 – 2 : 1, ex: daun nangka (Artocarpus
integra Merr,) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum
L.)

Memanjang (oblongus), yaitu jika panjang:lebar =
21/2-3 : 1, misalnya daun srikaya (Annona squamosa L.)
dan sirsak (Annona muricata L.);

Bangun lanset (lanceolatus), jika panjang : Lebar = 3-5 :
1, misalnya daun kamboja (Plumiera acuminate Ait),
oleander (Nerium oleander L.)
Bentuk-bentuk peralihan selalu ada, misalnya diantara
jorong dan bulat memanjang  jorong memanjang
(elliptico-oblongus), jika diantara memanjang dan
bangun lanset disebut memanjang sampai bangun
lanset (oblongo-lanceolatus)
Bangun yang Terlebar Terdapat Di Bawah
Tengah-tengah Helaian Daun
1.
Pangkal daunnya tidak bertoreh

Bangun bulat telur  daun kembang sepatu,
daun Lombok rawit

Bangun segitiga (segitiga sama kaki)  daun
bunga pukul 4

Bangun delta (segitiga sama sisi)  daun air
mata pengantin

Bangun belah ketupat  daun bengkuang
2.
Pangkal daun bertoreh atau berlekuk

Bangun jantung (cordatus)  daun waru (Hibiscus
tiliaceus L.)

Bangun ginjal atau kerinjal (reniformis)  ujung
tumpul/bulat, pangkal berlekuk dangkal. Ex: daun
pegagan atau daun kaki kuda/pegagan (Centella
asiatica Urb.)

Bangun anak panah (sagittatus)  daun enceng
(Sagittaria sagittifolia L.)

Bangun tombak (hastatus)

Bertelinga  bangun tombak, tetapi pangkal daun
di kanan dan kiri tangkai membulat  tempuyung
(Sonchus asper Vill.)
Bagian yang Terlebar Terdapat Di Atas Tengahtengah Helaian Daun

Bangun bulat telur sungsang (obovatus)  bagian lebar
dekat ujung daun. Ex: sawo kecik (Manilkara kauki Dub.)

Bangun jantung sungsang (obcordatus)  calincing atau
semanggi gunung (Oxalis corniculata L.)

Bangun segitiga terbalik atau pasak (cuneatus)  anak
daun semnaggi (Marsilea crenda Pres)

Bangun sudip atau spatel atau solet (spathulatus) 
bangun bulat telur tapi bawahnya memanjang. Ex:
tapak liman (Elephantopus scaber L.), daun lobak
(Raphanus sativus L.)
Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal
sampai ujung hampir sama lebar
Golongan ini biasanya sempit (lebarnya jauh
berbeda dibandingkan panjang daun)
 Bangun
garis (linearis)  penampang
melintangnya pipih dan daun amat panjang. Ex:
Gramineae
 Bangun
pita (ligulatus)  serupa daun bangun
garis, namun lebih panjang lagi. Ex: jagung

Bangun pedang (ensiformis)  seperti bangun
garis, tetapi daun tebal dibagian tengah dan tipis
kedua tepinya. Ex: daun nenas sebrang (Agave
sisalana Perr., Agave cantala Roxb)

Bangun paku atau dabus (subulatus), bentuk daun
hampir seperti silinder, ujung runcing, seluruh
bagian kaku.

Bangun jarum (acerosus), serupa bangun paku,
lebih kecil dan meruncing panjang. Ex: Pinus
merkusii Jungh & de Vr.

Bentuk-bentuk peralihan lainnya
Ujung Daun (Apex)

Runcing (acutus)

Meruncing (acuminatus). Ex: sirsak (Annona muricata L.)

Tumpul (obtusus). Ex: sawo kecik

Membulat (rotundatus). Ex: daun teratai besar

Rompang (truncates)  ujung tampak garis rata. Ex: ujung
anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun
jambu monyet (Anacardium occidentale L.)

Terbelah (retusus), ujung daun memperlihatkan lekukan.
Ex: bayam (Amaranthus spinosus L.)

Berduri (mucronatus)  ujung daun ditutup bagian
runcing keras. Ex: Sansievera sp.
Pangkal Daun (Basis folii)
1.
Tepi daunnya tidak pernah bertemu, terpisah
oleh pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun.
 Runcing
 Meruncing
 Tumpul
 Membulat
 Rompang
 berlekuk
atau rata
2.
Tepi daunnya dapat bertemu dan
berlekatan satu sama lain:
 Pertemuan
tepi daun pada pangkal terjadi
pada sisi yang sama terhadap batang
sesuai letak daun pada batang
 Pertemuan
tepi daun terjadi pada sisi
sebrang batang yang berlawanan atau
berhadapan dengan letak daunnya.
Biasanya pangkal daun yang membulat
Susunan tulang-tulang daun (Nervatio atau
venation)

Tulang daun adalah bagian daun yang berguna
untuk:

Memberi kekuatan pada daun, oleh karena itu
dinamakan ‘rangka daun’ (sceleton)


Sebagai berkas-berkas pembuluh
Berdasar ukurannya, tulang daun dibedakan
menjadi:

Ibu tulang (costa)  tulang terbesar

Tulang-tulang cabang (nervus lateralis)

Urat-urat daun (vena)  seperti tulang cabang,
namun lebih halus atau kecil
Susunan tulang daun
1.
Menyirip (penninervis)  1 ibu
tulang yang berjalan dari
pangkal ke ujung dan
2.
Menjari (palminervis) 
ujung tangkai daun keluar
beberapa tulang yang
memencar,
merupakan terusan tangkai
memperlihatkan seperti
daun (seperti susunan sirip
jari-jari pada tangan. Ex:
ikan). Ex: Dikotil, jambu,
pepaya, jarak, kapas,
rambutan dan manga
singkong, dsb
3.
Melengkung (cervinervis)  mempunyai beberapa tulang
besar, 1 ditengah yang paling besar, sedang lainnya
mengikuti jalannya tepi daun (semula memencar
kemudian kembali menuju ke 1 arah, yakni ujung daun)
sehingga selain tulang yang ditengah semua tulangnya
kelihatan melengkung. Ex: monokotil, genjer (Limnocharis
flara Buch.), gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
4.
Bertulang sejajar atau lurus (rectinervis)  bangun garis
atau pita, mempunyai 1 tulang ditengah yang besar
membujur daun, monokotil, rumput, teki-tekian
(cyperaceae), dsb
Tepi Daun (Margo Folii)
 Rata
(integer), nangka
 Bertoreh (divisus)
Sinus: toreh (bagian yang masuk ke dalam pada
tepi daun
Angulus: bagian tepi daun yang menonjol keluar
Tepi Daun dengan toreh yang merdeka
 Bergerigi (serratus)  sinus dan angulus lancip,
ex: bergerigi halus dan kasar
 Bergerigi ganda atau rangkap (biserratus) 
daun bergerigi tetapi angulusnya cukup besar
dan tepinya bergerigi lagi
 Bergigi
(dentatus)  sinus tumpul sedang
angulusnya lancip. Ex: beluntas
 Beringgit
(crenatus)  kebalikan bergigi,
sinus tajam dan angulus tumpul. Ex: cocor
bebek
 Berombak
tumpul
(repandus)  sinus dan angulus
Tepi daun dengan toreh-toreh yang
mempengaruhi bentuknya
 Berlekuk
(lobatus) dalamnya toreh < ½
panjang tulang-tulang yang terdapat di
kanan dan kirinya
 Bercangap
(fissus)  dalam toreh ± sampai
tengah-tengah panjang tulang-tulang daun
di kanan kirinya
 Berbagi
(partitus) dalam toreh > ½ panjang
tulang-tulang daun di kanan kirinya
Daging Daun (Intervenum)

Adalah bagian daun yang terdapat diantara tulang-tulang daun
dan urat-urat daun. Bagian ini merupakan dapur tumbuhan.

Tipis seperti selaput (membranaceus)  daun paku selaput

Seperti kertas (papyraceus atau chartaceus)  tipis tetapi tegar.
Ex: daun pisang

Tipis lunak (herbaceous)  selada air

Seperti perkamen (perkamenteus)  tipis tetapi cukup kaku. Ex:
daun kelapa

Seperti kulit/belulang (coriaceus)  helaian daun tebal dan kaku.
Ex: nyamplung

Berdaging (carnosus)  tebal dan berair. Ex: Lidah buaya
Sifat lain yang perlu diperhatikan pula:
1.
Warna daun
2.
Keadaan permukaannya, atas maupun
bawah, misal:
a.
Licin (laevis):
 Mengkilat
(nitidus), sisi atas daun kopi dan
beringin
 Suram
(opacus)  ketela rambat
 Berselaput
lilin (pruinosus)  sisi bawah daun
pisang, daun tasbih (Canna hybrid Hort.)
b.
Gundul (glaber)  jambu air
c.
Kasap (scaber)  daun jati
d.
Berkerut (rugosus)  jambu biji
e.
Berbingkul-bingkul (bullatus)  seperti berkerut,
tetapi kerutannya lebih besar
f.
Berbulu (pilosus)  bulu halus dan jarang, ex:
tembakau
g.
Berbulu halus dan rapat (villosus)  jika diraba
seperti laken atau beludru
h.
Berbulu kasar (hispidus)  rambut/bulu kaku, jika
diraba terasa kasar. Ex: gadung
i.
Bersisik (Lepidus)  durian (Durio zibethinus Murr.)
DAUN MAJEMUK (Folium Compositium)
1.
Pada tangkai daun hanya terdapat 1 helaian saja 
daun tunggal (folium simplex)
2.
Tangkai bercabang-cabang dan pada cabang tangkai
ini terdapat bunga sehingga dalam 1 tangkai terdapat >
1 helaian daun  daun majemuk (folium compositium)
Bagian-bagian daun majemuk:

Ibu tangkai (potiolus communis)

Tangkai anak daun (petioles)

Anak daun (foliolum)

Upih daun (vagina)  bagian bawah ibu tangkai yang
lebar dan biasanya memeluk batang
Susunan anak daun pada ibu tangkainya:
1.
Majemuk menyirip (pinnatus), jika anak daun
tersusun sirip pada kanan dan kiri ibu tangkainya
2.
Majemuk menjari (palmatus atau digitatus)
3.
Majemuk bangun kaki (pedatus)  Araceae
4.
Majemuk campuran (digitatopinnatus)  daun
majemuk ganda yang mempunyai cabang-
cabang ibu tangkai memncar. Ex: putri malu
Majemuk menyirip (pinnatus)

Majemuk menyirip beranak daun satu
(unifoliolatus)  terlihat seperti daun tunggal,
helaian daun tidak langsung pada ibu tangkai,
jeruk (citrus)  jeruk pamelo dan jeruk nipis

Majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus) 
terdapat sejumlah anak daun yang
berpasangan di kanan dan kiri ibu tulang

Majemuk menyirip gasal (imparipinnatus) 
mawar, pacar cina
Menurut duduknya anak-anak daun pada
ibu tangkai:

Menyirip dengan anak daun yang
berpasang-pasangan  jika duduknya anak
daun pada ibu tangkai berhadap-hadapan

Menyirip berseling  jika anak daun pada ibu
tangkai duduknya berseling

Menyirip berselang-seling (interrupte pinnatus)
 anak-anak daun pada ibu tangkai
berselang-seling. Ex: tomat
Daun majemuk menyirip ganda, dibedakan:

Menyirip ganda dengan sempurna  jika tidak ada 1
anak daun pun yang duduk pada ibu tangkai

Menyirip ganda tidak sempurna  jika masih ada
anak daun yang duduk langsung pada ibu
tangkainya

Contoh: majemuk menyirip genap ganda 2 dengan
sempurna (kembang merak dan lamtoro), majemuk
menyirip gasal ganda 2 tidak sempurna, majemuk
menyirip gasal rangkap 3 tidak sempurna (daun kelor)
Majemuk menjari (palmatus
atau digitatus)
 Beranak
daun 2 (bifoliolatus)  pada
ujung ibu tangkai terdapat 2 anak daun
 Beranak
daun 3 (trifoliolatus)  pada
ujung ibu tangkai terdapat 3 anak daun
 5,
7 dsb
Daun Kelor
Terima
kasih
Download