EFEKTIVITAS METODE EXAMPLE NON-EXAMPLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BEBAS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs NEGERI HARJOKUNCARAN KABUPATEN MALANG TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Nita Rahmawati Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Selama ini anak merasa kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Kendala yang menyebabkan adalah kurangnya pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Proses pembelajaran yang digunakan selama ini cenderung hanya pencapaian target materi kurikulum. Melihat kondisi yang seperti ini maka perlu diupayakan penerapan Metode Example Non-Exampledalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran.Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi objektif tentang efektivitas metode example non-exampledalam pembelajaran menulis puisi bebas. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi. Pengumpulan data yang digunakan berupa tes. Tes digunakan untuk memperoleh dan mengetahui nilai dari kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah penerapan metode example non-example.Teknik analisi data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji independen berpasangan, dan uji t-independen. Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa metode example non-exampleefektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya skor kelompok eksperimen dan kontrol yang berbeda secara signifikan. Kata-kata kunci: puisi bebas, metode example non-example, kemampuan menulis Keterampilan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkap-an pikiran, gagasan, pendapat dan perasaan tersebut adalah kemampuan menulis. Kemampuan menulis sebagai kemampuan berbahasa yang aktifproduktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki peserta didik agar mampu berkomunikasi secara tertulis. Kompetensi yang baik akan mambantu peserta didik mampu menulis secara efektif dan efisien berbagai jenis karangan dalam berbagai konteks. Peserta didik akan mampu mengorganisasikan gagasan yang runtut, menggunakan kosakata yang tepat dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat yang variatif dalam menulis jika memiliki kompetensi yang baik. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia memiliki masing-masing empat aspek ketrampilan kebahasaan dan kesastraan. Pengajaran sastra memiliki bermacam kekhususan karena NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 142 sastra, manusia, dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Sastra merupakan hasil aktivitas manusia yang bersifat imajinatif, namun syarat dengan permasalahan manusia, dan dikembalikan lagi pada manusia melalui pendidikan dan pengajaran. Hal tersebut berpengaruh pada peserta didik dalam menyikapi persoalan di sekitar mereka. Mempelajari sastra dapat memperhalus budi pekerti, saling menghargai sesama makhluk Tuhan, sehingga hidup lebih bermakna. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bertujuan di antaranya agar peserta didik memiliki kemampuan menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Namun pada kenyataannya pengajaran sastra masih dianggap sebagian peserta didik kurang menarik, hal ini harus diakui. Penyebab kurang menariknya pelajaran sastra, di antaranya kurang terbinanya pengajaran sastra Indonesia dengan baik, cara guru mengajar yang kurang memotivasi peserta didik, kurangnya sarana dan prasarana, serta kurangnya akrabnya peserta didik dengan karya sastra sehingga motivasi dan hasil belajar peserta didik rendah. Keberhasilan dan kegagalan pengajaran sastra sudah barang tentu memiliki sebab yang banyak, karena pengajaran sastra merupakan sebuah sistem yang meliputi kurikulum di sekolah, sarana dan prasarana pengadaan buku, minat baca masyarakat, iklim bersastra, dan lainlain. Pembelajaran sastra di sekolah memiliki peluang untuk meningkatkan minat peserta didik terhadap sastra. Menulis puisi merupakan salah satu sarana untuk berekspresi menuangkan pengalaman bagi anak. Melalui puisi anak akan bebas menulis sesuatu yang dilihat, didengar, disaksikan dan dialaminya dalam bentuk puisi. Anak juga dapat menuliskan hasil imajinasi, rasa empati mereka terhadap segala hal, seperti kemiskinan, kebakaran, sekolah, pengamen dan lain sebagainya. Selain itu puisi juga dapat melatih daya nalar anak menjadi lebih selektif dalam menganalisis sesuatu dan melatih emosi menjadi empatif dan positif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia dan hasil evaluasi peserta didik kelas VIII di MTs Negeri Harjokuncaran ditemukan bahwa banyak peserta didik yang belum mampu menulis puisi. Hal ini berarti pembelajaran menulis puisi belum mencapai kriteria ketuntansan minimal (KKM). Penyebab belum tuntasnya pembelajaran menulis puisi berasal dari peserta didik dan guru. Dari hasil wawancara diketahui bahwa peserta didik merasa malu dan takut untuk menulis puisi. Mereka merasa malu dan takut hasil tulisannya akan ditertawakan oleh temannya. Peserta didik tidak memiliki rasa percaya diri hal tersebut dikarenakan peserta didik tidak memahami cara menulis puisi yang benar. Dari aspek guru, ternyata guru belum mampu memilah dan memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran yang terjadi selama ini adalah guru menerangkan apa yang dimaksud dengan puisi, setelah itu memberi tugas pada peserta didik untuk NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 143 menulis puisi seperti yang dicontohkan dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Melihat keadaan tersebut maka perlu adanya perbaikan dalam pembelajaran menulis puisi. Guru harus bisa memilah dan memilih metode yang tepat. Salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran menulis puisi adalah metode example nonexample. Metode example dan nonexamplemerupakan metode yang menggunakan media dalam penyampaian materi pembelajaran yang bertujuan mendorong peserta didik untuk belajar berfikir kritis dengan jalan memecahkan permasalahanpermasalahan yang terkan-dung di dalamnya. Dalam pembelajaran menulis puisi media yang digunakan berupa teks puisi, teks puisi contoh (example) adalah teks puisi sesuai dengan kompetensi dasar yaitu puisi bebas. Sedangkan teks puisi bukan contoh (non-example) adalah teks puisi yang tidak sesuai dengan kompetensi dasar yaitu jenis puisi lama (pantun atau syair). Dengan menggunakan metode ini maka peserta didik akan dapat dengan mudah mengenali puisi bebas. Metode ini bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik secara cepat dengan menggunakan dua hal yang terdiri dari example dan nonexample dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta peserta didik untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan nonexample memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas.Metodeexample dan non- example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian peserta didik terhadap example dan nonexample diharapkan akan dapat mendorong peserta didik untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada. Dari uraian di atas maka penelitian dengan judul Efektivitas Metode Example Non-Example Dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014 layak untuk dilaksanakan. Secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut (1) memperoleh deskripsi objektif tentang kemampuan menulis puisi bebas peserta didik kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014 denganmenggunakan metodeexample non-example (2)memperoleh deskripsi objektif tentang kemampuan menulis puisi bebas peserta didik kelas VIII Di MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah (3) memperoleh deskripsi objektif tentang efektivitas metode example non-example pada pembelajaran menulis puisi bebas peserta didik kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014. Kegunaan penelitian secara praktis terdiri dari kegunaan bagi sekolah, guru, peserta didik dan calon peneliti.(1)Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan kualitas NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 144 pembelajaran. Memiliki peserta didik yang mengalami peningkatan hasil belajar dan lebih menguasai materi pembelajaran khususnya pembelajaran menulispuisi bebas dan memiliki guru yang selektif dalam memilih metode pembelajaran. (2) Bagi guru hasil penelitian ini sebagai pertimbangan mengajar pelajaran bahasa Indonesia dan merupakan cara alternatif untuk meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran menulis puisi bebas dan termotivasi untuk lebih kreatif dalam menentukan metode pembelajaran.(3) Peserta didik, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk menjadi penulis puisi. (4) Bagi peneliti lain, yang tertarik terhadap masalah yang relevan yaitu tentang menulis puisi bebas, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk melengkapi kajian keilmuannya. METODE Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen kuasi karena peneliti tidak selalu dapat melakukan pemilihan subjek secara random. Dalam penetapan random peneliti tidak memungkinkan memilih dan memilah subjek sesuai rancangannya. Akan tetapi, peneliti terpaksa harus menerima kelas atau kelompok subjek yang telah ditentukan oleh sekolah, sesuai dengan kebijakan sekolah (Setyosari, 2010:183). Penelitian eksperimen kuasi dipilih apabila peneliti ingin menerapkan suatu tindakan atau perlakuan. Tindakan dapat berupa model, stretegi, metode atau prosedur baru kerja untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pekerjaan agar hasilnya dapat optimal. Dengan adanya kriteria tersebut, maka peneliti dituntut untuk berfikir kreatif dalam mencari model, strategi, metode atau prosedur kerja yang baru yang akan diujicobakan (Mulyatiningsih, 2012: 86). Dalam penelitian ini, karena akan diamati efektivitas atau perubahan yang diakibatkan penggunaan metodeexample non-exampledalam pembelajaran menulis puisi bebas, maka rancangan penelitiannya adalah rancangan eksperimental kuasi. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan kelompok nonekuivalen. Dalam rancangan ini, sumjek penelitian atau partisipan tidak dipilih secara acak untuk dilibatkan dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada dasaranya, langkah-langkah dalam rancangan ini sama seperti pada rancangan pretest-posttest experimental control group design. Dalam rancangan ini, ada dua kelas subjek satu mendapat perlakuan dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Keduanya memperoleh pretes dan postes. Penelitian ini dilakukan di MTs Negeri Harjokuncaran. Oleh karena itu yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran yang berjumlah 182 yang terbagi dalam 6 kelas pararel yaitu kelas VIII unggulan, VIII bahasa, VIII A, VIII B, VIII C, VIII D. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Menurut Sugiyono (2010:118) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sesuai dengan rancangan penelitian di atas peneliti dalam pengambilan sampel menggunakan simple random sampling NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 145 karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak. Pengambilan sampel dengan cara mengundi semua kelas VIII yang berjumlah enam kelas dengan hanya diwakili ketua kelas untuk menentukan satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Kelas kontrol berjumlah 25 dari kelas VIII D. Kelas eksperimen berjumlah 31 dari kelas VIII C, secara keseluruhan sampel berjumlah 56 peserta didik. Instrumen penelitian adalah alat untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini alat pengumpul data yang digunakan berupa tes. Tes digunakan untuk memperoleh dan mengetahui nilai dari kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah penerapan metode example nonexample. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam penelitian, data yang terkumpul akan digunakan sebagai bahan analisis dan pengujian hipotesis yang telah dirumuskan. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan dengan sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah penelitian. Data siswa tentang menulis puisi dengan menggunakan metode example nonexample dengan memberi tugas menulis puisi dengan tema dan kriteria penilaian yang sudah ditentukan. Pengumpulan data tersebut dilakukan dengan tahapan sebagai berikut (1) melaksanakan tes awal (pretes) menulis puisi (2) memberikan perlakuan yang berbeda. Teknik analisi data menggunakan statistik deskriptif, uji independen berpasangan dan uji t-independen untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode example non-example dalam menulis puisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menulis Puisi Bebas Dengan Metode ExampleNonexample Sebelum perlakuan dilakukan pada kelas eksperimen, terlebih dahulu dilakukan pretes menulis puisi. Hasil pretes ini akan digunakan untuk mengukur perkembangan peserta didik setelah menerima pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode example non-example. Berdasarkan hasil analisis data, nilai terendah pretes yang diperoleh peserta didik kelas eksperimen dalam menulis puisi pada aspek judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi adalah 46 sedangkan nilai tertinggi adalah 82 rata-rata pretes kelompok eksperimen adalah 65,32. Hasil nilai postes menulis puisi pada kelas eksperimen diperoleh setelah peserta didik mendapatkan perlakuan yang berbeda dengan kelas kontrol. Peserta didik pada kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran menu-lis puisi dengan metode example nonexample. Hasil dari pembelajaran ini dipakai untuk mengukur ada tidaknya keefektivitasan metode example nonexample dalam menulis puisi pada kelas eksperimen. Rincian hasil postes menulis puisi kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut ini. Berdasarkan tabel di atas nilai terendah pretes yang diperoleh peserta didik kelas eksperimen dalam menulis puisi pada aspek judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi adalah 71 sedangkan nilai tertinggi adalah 96 rata-rata pretes kelas eksperimen adalah 78,46. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 146 Untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas metode example non-example pada menulis puisi pada kelas eksperimen dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai pretes dan postes, yaitu sebelum dan sesudah memperoleh pembelajaran dengan menerap-kan metode example non-example. Perkembangan menulis puisi masingmasing peserta didik ditentukan dengan cara membandingkan nilai pretes dan postes. Hasil keefektivitasan penggunaan metode example nonexample dapat dilihat pada grafik berikut ini. Grafik 1 Perbandingan Nilai Pretes dan Postes Menulis Puisi Bebas Kelas Eksperimen Berdasarakan grafik di atas dapat diperoleh gambaran bahwa garis biru menunjukkan pretes yang posisinya di bawah garis merah yang menunjukkan hasil postes. Garis biru menunjukkan hasil pretes pada peserta didik kelas eksperimen. Nilai postes lebih baik dari nilai pretes ini menunjukkan bahwa sebelum diperoleh metode example non-example kelas eksperimen dalam menulis puisi hasilnya masih jauh dari standar KKM yang ditetapkan di madrasah kami. Pada garis merah menunjukkan hasil postes peserta didik kelas eksperimen. Nilai postes lebih baik dari pretes Hal ini membuktikan bahwa setelah diterapkan metode example non-example pada kelas eksperimen dalam menulis puisi sudah menunjukkan peningkatan belajar sehingga mayoritas peserta didik dapat mencapai KKM yang Analisi data antara nilai pretes dan postes kelas eksperimen menggunakan uji t sampel berpasangan karena sampel yang diambil adalah sama, analisis datanya sebagai berikut. Pada output pertama yaitu Paired Statistika, dapat dilihat rata-rata menulis puisi dari 65,32 menjadi 78,45, N menunjukkan banyaknya data pretes dan postes sebanyak 31. Pada ourput kedua nilai korelasi antara pretes dan postes adalah 0,447 artinya keduanya mempunyai hubungan kuat dan positif. Pada output ketiga df (derajat kebebasan), untuk uji T paired selalu NI, dimana df adalah 31-1=30. Nilai thitung harus dibandingkan dengan nilai ttabel, apabila nilai thitung >ttabel maka data tersebut signifikan. Data diatas thitung 9,407 > ttabel 2,042 berarti data tersebut adalah signifikan. Berdasarkan temuan hasil dan pengujian hasil hipotesis dapat ditafsirkan bahwa terdapat pengaruh antara penggunaan metode example nonexample dan pembelajaran konvensional NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 147 dengan metode ceramah dalam menulis puisi dengan kelengkapan unsur-unsur puisi diantaranya judul, kesesuaian antara isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi. Berdasarkan perolehan nilai peserta didik, ditemukan bahwa nilai postes lebih tinggi dari pada nilai pretes. Hal ini menunjukkan bahwa pada tes akhir penulisan puisi dengan aspek judul, kesesuaian antara isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi hasilnya meningkat. Pada penelitian kelas eksperimen, awalnya peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran menulis puisi, ini bisa dilihat pada pembelajaran menulis puisi disaat pretes. Setelah diterapkan metode example non-example peserta didik merasa semangat menulis puisi karena pada pembelajaran menulis puisi ini diberikan contoh antara puisi bebas dengan puisi terikat, jadi peserta didik langsung bisa menganalisis puisi yang ditayangkan di LCD oleh guru. Menurut Hamdani (2011;80-82) mengingat mengajar pada hakikatnya merupakaan upaya guru dalam menciptakan situasi belajar, metode yang digunakan oleh guru harus mampu menumbuhkan berbagai kegiatan belajar bagi siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar. Dengan kata lain, proses belajar mengajar merupakan proses interaktif edukatif antara guru yang menciptakan suasana belajar dan siswa yang memberi respon terhadap usaha guru tersebut. Metode yang diterapkan guru memungkinkan siswa banyak belajar proses (lear,ning by process), bukan hanya belajar produk (learning by product). Belajar produk pada umumnya hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan tercapainya tujuan belajar dari segi kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotor (keterampilan). Oleh karena itu, pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak menekankan pembelajaran melalui proses. Pada penelitian kelas ekperimen ini menggunakan metodeexamples nonexamples adalah teknik yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep. teknik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari metode exampls non-example dari suatu definisi konsep yang ada dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada. Exampls memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan nonexample memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah guru membagikan materi tentang puisi kepada semua peserta didik. Guru mempersiapkan puisi bebas (example) dan puisi terikat (nonexample) dan menayangkan puisi melalui LCD (Puisi bebas sebagai example, puisi terikat sebagai nonexample), setelah itu memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memerhatikan atau menganalisis puisi yang ditayangkan melalui LCD. Secara berpasangan peserta didik membandingkan puisi bebas dengan puisi terikat. Masingmasing peserta didik ditugaskan untuk membuat puisi dengan judul lingkungan. Peserta didikmenulis puisi dengan NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 148 memperhatikan judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi. Guru menugasi peserta didik untuk mengedit tulisan dengan teman sebangku (peer-editing) dan menugasi peserta didik untuk merevisi puisi yang telah diedit oleh teman dan guru memberikan reward pada peserta didik yang menulis puisi dengan baik. Peserta didik sangat antusis mengikuti pembelajaran ini, karena menemukan hal-hal yang mudah dalam pembelajaran menulis puisi. Pada awalnya peserta didik sebelum diterapkan metode example nonexample merasa kesulitan dalam menulis puisi, terutama dalam aspek diksi, rima, pencitraan dan penentuan judul. Setelah diterapkan teknik ini peserta didik merasa mudah dalam menulis puisi, jadi merasa ada keistimewaan dalam teknik ini. Berdasarkan hasil menulis puisi pada kelas eksperimen, semua aspek yang menjadi penilaian dalam menulis puisi dengan metode example nonexample mengalami peningkatan. Kemampuan Menulis Puisi Bebas dengan Pembelajaran Konvensional Metode Ceramah Pretes dilaksanakan sebelum peserta didik mendapatkan perlakuan. Hasil pretes ini akan digunakan untuk mengukur perkembangan peserta didik sebelum dan sesudah mendapat pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. Berdasarkan analisis data, nilai terendah pretes yang diperoleh peserta didik kelas kontrol dalam menulis puisi pada aspek judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi adalah 43 sedangkan nilai tertinggi adalah 68 rata-rata pretes kelas kontrol adalah 50,29. Hasil nilai postes menulis puisi kelas kontrol diperoleh setelah peserta didik mendapatkan pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. Rincian perolehan nilai dapat dilihat pada tabel berikut. Hasil postes ini digunakan untuk membandingkan hasil tes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan dilaksanakannya perbandingan ini untuk mengetahui perbedaan hasil yang diperoleh setelah kedua kelas melaksanakan pembelajaran menulis puisi. Berdasarkan analisis data, nilai terendah postes yang diperoleh peserta didik kelas kontrol dalam menulis puisi pada aspek judul, kesesuaian isi dengan judul, diksi, majas, pencitraan, rima dan tipografi adalah 39 sedangkan nilai tertinggi adalah758 rata-rata postes kelas kontrol adalah 54,29. Untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas pada kelas kontrol menulis puisi dapat dilihat berdasarkan perolehan nilai pretes dan postes. Hasil keefektivitasan penggunaan pembelajaran konvensional metode ceramah dapat dilihat pada grafik berikut ini. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 149 Grafik 2 Perbandingan Hasil Pretes dan Postes Menulis Puisi Bebas Kelas Kontrol Berdasarakan grafik di atas dapat diperoleh gambaran bahwa garis merah menunjukkan pretes yang posisinya di bawah garis biru yang menunjukkan hasil postes. Garis merah menunjukkan hasil pretes pada peserta didik kelas kontrol. Analisi data antara nilai pretes dan postes kelas kontrol menggnakan uji t sampel berpasangan karena sampel yang diambil adalah sama, analisis datanya sebagai berikut Pada output pertama yaitu Paired Statistika, dapat dilihat rata-rata menulis puisi dari 50,24 menjadi 54,28, N menunjukkan banyaknya data pretes dan postes sebanyak 25. Pada ourput kedua nilai korelasi antara pretes dan postes adalah 0,789 artinya keduanya mempunyai hubungan signifikan. Pada output ketiga df (derajat kebebasan), untuk uji T paired selalu N-I, dimana df adalah 25-1=24. Nilai thitung harus dibandingkan dengan nilai ttabel, apabila nilai thitung >ttabel maka data tersebut signifikan. Data diatas thitung 4,216 > ttabel 2,064 berarti data tersebut adalah signifikan. Berdasarkan hasil temuan peneliti, bahwa hasil rata-rata pretes menulis puisi kelas eksperimen adalah 2,61 sedangakan rata-rata hasil postes menulis puisi adalah 3,13. Dari hasil ini dapat dilihat bahwa kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah masih kurang disukai peserta didik. Metode ceramah ini sering dilakukan oleh hampir semua guru, metode ini kurang disukai oleh peserta didik karena kuramg inovatif, biasanya menyebabkan peserta didik mengantuk dan merasa bosan karena hanya mendengarkan. Pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional, tetapi tidak begitu menyenangkan dan hasil postes pun tidak begitu meningkat dari hasil pretes, ini dikarenakan pembelajaran yang kurang inovatif karena guru hanya berceramah, sehingga ketika guru menjelaskan biasanya sebagian peserta didik tidak mendengarkan, akibatnya ketika diberi tugas asal mengumpulkan. Ini terbukti dari hasil postes yang telah peneliti lakukan. Dalam penelitian pada kelas kontrol ini langkah yang dilakukan adalah guru NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 150 mengintruksikan pada peserta didik untuk bergabung dalam kelas yang sudah ditentukan setelah itu guru menugasi peserta didik untuk membaca berbagai puisi, kemudian mendaftar topik yang akan diangkat sebagai puisi dan bertanya jawab untuk menentukan puisi yang akan ditulis. Guru menugasi peserta didik untuk menulis puisi, setelah selesai menulis guru menugasi peserta didik untuk mengedit tulisan dengan teman sebangku (peerediting).Guru menugasi peserta didik untuk merevisi puisi yang telah diedit oleh teman dan guru memberikan reward pada peserta didik yang menulis puisi dengan baik serta guru membantu peserta didik menyusun kesimpulan. Pembelajaran menulis puisi dengan metode ceramah hasilnya kurang efektif dibandingkan dengan metode example non-example. Ini terbukti dengan nilai rata-rata yang jauh berbeda diantara keduanya. Efektivitas Metode Example Nonexample dalam Pembelajaran Menulis Puisi Bebas mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil yang telah dicapai oleh kelas eksperimen dalam pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan metode example nonexample dengan hasil yang telah dicapai oleh kelas kontrol dalam menulis puisi dengan menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. Pengambilan data kedua kelas berdasarkan KKM yang telah ditetapkan Madrasah yaitu 75. Berdasarakan hasil analisis data, kelas eksperimen mendapatkan presentasi lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen peserta didik yang memperoleh nilai kurang dari 75 sebanyak 5 peserta didik, sedangkan peserta didik yang memperoleh nilai di atas atau sama dengan 75 sebanyak 26 peserta didik. Pada kelas kontrol belum menunjukkan hasil yang memuaskan, yaitu peserta didik masih mendapatkan nilai di bawah 75 sebanyak 24 peserta didik, sedangkan yang mendapatkan nilai di atas sama dengan 75 hanya 1 peserta didik hal ini dapat dilihat dalam grafik berikut ini. Perbandingan hasil nilai pada postes kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan tujuan untuk Grafik 3 Perbandingan Nilai Postes Kelas Eksperimen dan Postes Kelas Kontrol. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 151 Berdasarkan di atas dapat disimpullkan bahwa penggunaan metode example non-example ternyata sangat efektif untuk meningkatkan pembelajaran menulis puisi dari pada mengunakan metode ceramah. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menulis puisi bebas didapat thitung sebesar 13,224, sedangkan ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,000. Dari dua angka tersebut dapat diketahui bahwa thitung lebih besar dari ttabel (13,224 > 2,000). Hal ini menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara metode example non-example dengan pembelajaran konvensioanal metode ceramah terhadap kemampuan menulis puisi bebas. Berdasarkan hasil analisi statistik menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas eksperimen adalah 78,45 sedangkan rata-rata kelas kontrol adalah 54,28. Perolehan hasil postes pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan perolehan hasil postes kelas kontrol. Jadi dapat dipaparkan bahwa terdapat perbedaan antara metode example non-example dengan pembelajaran konvensioanal metode ceramah terhadap kemampuan menulis puisi bebas. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan efektivitasan metode example non-example dalam pembelajaran menulis puisi bebas peserta didik kelas VIII dapat diterima. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah peserta didik lebih semangat mengikuti pembelajaran dengan metode example non-example daripada menggunakan pembelajaran konvensional metode ceramah. Hal ini terbukti dari nilai hasil antara postes kelas ekperimen dan postes kelompok kontrol. Dari nilai hasil dapat disimpulkan bahwa metode example non-example sangat efektif untuk pembelajaran menulis puisi. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan hasil penelitian secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara menulis puisi bebas dengan metode example non-example dan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah Peserta Didik Kelas VIII MTs Negeri Harjokuncaran Kabupaten Malang Tahun Pelajaran 2013/2014. Sesuai dengan fakta yang ada, peserta didik kelas eksperimen menulis puisi bebas lebih baik setelah diterapkan metode example non-example dibandingkan dengan kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Adapun simpulan sebagai berikut (1) Kemampuan menulis puisi bebas dengan metode example non-example hasilnya sangat meningkat dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, dengan pembelajaran ini peserta didik sangat aktif mengikuti pelajaran sehingga peserta didik mampu menulis puisi bebas dengan nilai yang memuaskan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai postes yang diperoleh peserta didik. Nilai terendah untuk postes adalah 68, sedangkan nilai tertinggi adalah 96 dan rata-rata nilai postes adalah 78,46. (2) Menulis puisi bebas dengan pembelajaran konvensional metode NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 152 ceramah hasilnya kurang menunjukkan hasil yang kurang bagus dibandingkan dengan menggunakan metode example non-example. Peserta didik pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai postes yang diperoleh peserta didik. Nilai terendah untuk postes adalah 39, sedangkan nilai tertinggi adalah 64 dan rata-rata nilai postes adalah 54,29 (3) Pembelajaran menulis puisi bebas sangat efektif menggunakan metode example nonexample dibandingkan dengan pembelajaran konvensional metode ceramah karena bagi peserta didik pembelajaran menulis puisi dengan metode example non-example merupakan pembelajaran yang kreatif serta inovatif. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai postes yang diperoleh peserta didik. Nilai rata-rata kelas ekperimen 78,46, sedangkan nilai ratarata kelas kontrol adalah 54,29. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menulis puisi bebas didapat thitung sebesar 13,224, sedangkan ttabel dengan taraf signifikan 5% sebesar 2,000. Dari dua angka tersebut dapat diketahui bahwa thitung lebih besar dari pada ttabel (13,224 > 2.000). Hal ini menunjukkan bahwa menulis puisi dengan metode example non-example sangat efektif. Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian ini, ada beberapa saran yang harus disampaikan kepada berbagai pihak berkaitan dengan hasil penelitian ini. Saran-saran tersebut diuraikan sebagai berikut. (1) Bagi Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Guru bahasa Indonesia hendaknya menjadikan penelitian ini sebagai masukan untuk menambah pengetahuan dan kreativitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran disekolah. Pembelajaran menulis puisi dengan metode example non-example mempunyai keunggulan dibandingkan pembelajaran konvensional metode ceramah. Dalam proses pembelajaran, metode example non-exampleini juga dapat menumbuhkan minat dan perhatian peserta didik dalam belajar sehingga bisa meningkatkan prestasi belajar. Pada pembelajaran konvensional metode ceramah peserta didik hanya dituntut untuk mendengarkan penjelasan dari guru kemudian menulis puisi bebas dengan tema yang sudah ditentukan. (2) Bagi Peserta Didik. Metode example non-example merupakan metode yang digunakan untuk mempermudah peserta didik menulis puisi bebas, karena guru menunjukkan contoh puisi bebas dan contoh puisi tidak bebas. Di sisi lain implementasi penggunaan metode ini mudah diikuti oleh peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik disarankan untuk mengikuti semua prosedur pembelajaran yang diterapkan oleh guru bahasa Indonesia agar memperoleh hasil yang lebih baik.(3) Bagi Peneliti Lain. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi keberhasilan dalam pembelajaran menulis puisi bebas. Selain itu, diharapkan peneliti lain dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode yang berbeda maupun materi yang berbeda sehingga penelitian yang dilakukan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik dan memenuhi tuntutan perkembangan kurikulum. DAFTAR RUJUKAN Arikunto,S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 153 Hamdani, M.A. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. Mulytiningsih, E. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Yokyakarta: Alfabeta. Setyosari, P. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta: Kencana. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. Wahyuni dan Ibrahim. 2012. Asesmen Pembelajaran Bahasa. Bandung: Refika Aditama. NOSI Volume 2, Nomor 3, Agustus 2014 __________________________________Halaman | 154