Sidang Tugas Akhir Penyaji: Afif Rizqi Fattah (2709 100

advertisement
Sidang Tugas Akhir
Penyaji:
Afif Rizqi Fattah (2709 100 057)
Dosen Pembimbing:
Dr. Eng. Hosta Ardyananta ST, M.Sc.
Judul:
Pengaruh Bahan Kimia dan Waktu Perendaman terhadap
Kekuatan Tarik Bambu Betung (Dendrocalamus asper)
sebagai Perlakuan Pengawetan Kimia
Latar Belakang
• Penggunaan kayu di negara ini cukup besar, akan tetapi
untuk menumbuhkan kayu membutuhkan waktu yang lama
• muncul ketidakseimbangan antara kebutuhan dan
ketersediaan kayu di pasaran, sehingga harga kayu menjadi
mahal
• Salah satu bahan yang dapat digunakan sebagai alternatif
untuk mengurangi kebutuhan terhadap kayu adalah bambu
• bambu memiliki sifat tarik yang lebih baik dibandingkan
dengan beberapa jenis kayu
• Keawetan bambu rendah, sifat tidak awet tersebut tetap
tidak berubah bila kayu dan bambu itu diolah menjadi
produk
Rumusan Masalah
• Bagaimana pengaruh bahan kimia terhadap kekuatan tarik
bambu Betung (Dendrocalamus Asper)?
• Bagaimana pengaruh waktu perendaman terhadap kekuatan
tarik bambu Betung (Dendrocalamus Asper)?
• Bagaimana pengaruh perlakuan cuaca terhadap kekuatan
tarik bambu Betung (Dendrocalamus asper) yang telah
mengalami perlakuan pengawetan kimia?
Batasan Masalah
• Pengotor ataupun partikel asing pada saat penelitian
dianggap tidak ada.
• Preparasi spesimen dianggap homogen.
• Massa jenis bambu dianggap homogen.
• Kadar uap air serta gas yang ada pada atmosfer dianggap
tidak berpengaruh.
• Bambu betung yang digunakan berumur 5 tahun
Tujuan Penelitian
• Menganalisa pengaruh bahan kimia terhadap kekuatan tarik
bambu Betung (Dendrocalamus asper).
• Menganalisa pengaruh waktu perendaman terhadap
kekuatan tarik bambu Betung (Dendrocalamus asper).
• Menganalisa pengaruh perlakuan cuaca terhadap kekuatan
tarik bambu Betung (Dendrocalamus asper) yang telah
mengalami perlakuan pengawetan kimia.
Manfaat Penelitian
• Memberikan pengetahuan mengenai efektivitas perlakuan
pengawetan kimia pada bambu yang umumnya digunakan
oleh masyarakat di Indonesia
• Memberikan beberapa pengetahuan mengenai proses
produksi bambu awet sebelum digunakan
• Memberikan pengetahuan terbaru mengenai kekuatan tarik
dari Bambu Betung (Dendrocalamus asper) setelah
diawetkan
• Membuka jalan bagi adanya ide baru untuk
mengembangkan bambu yang telah diawetkan menjadi
material komposit.
Pustaka
• Bambu memiliki kekakuan yang tinggi dengan densitas
yang rendah. Hal tersebut memungkinkan bambu untuk
digunakan sebagai material yang kuat tapi ringan
• Dalam pengaplikasian bambu, holoselulosa memiliki
peranan penting. Karena, holoselulosa memiliki sifat tarik
dan kimia yang baik
• Bambu adalah material komposit alam. Dimana, selulosa
sebagai serat bambu, lignin sebagai matrik bambu.
Pustaka
• Bambu Ori
• Bambu Betung
•
•
Bambu Ori adalah bambu yang
memiliki kekuatan yang baik
yaitu sekitar 128 MPa (Morisco
1994-1999)
•
Kadar holoselulosa (selulosa dan
hemiselulosa) pada Bambu
Betung = 83,8%.
Selulosa yang tinggi
mengindikasikan serat yang kuat,
warna pulp lebih putih, relatif
tahan terhadap bahan kimia dalam
pemisahan dan pemurniannya,
serta tidak larut dalam pelarut
organik netral dan air
•
Bambu Kuning
•
Bambu Hitam
•
Holoselulosa yang ada pada
bambu kuning ialah 83,75% dan
ligninnya sebesar 35,19%.
•
Holoselulosa yang ada pada
bambu hitam ialah 76,22% dan
ligninnya sebesar 30,01%.
Pustaka
Penurunan Kualitas Kayu (Wood Deterioration)
Pustaka
Pengawetan Kayu
• Proses pengawetan kayu adalah suatu usaha yang bertujuan
untuk melindungi dan menghindarkan kayu dari berbagai
serangan unsur-unsur biologi dan lingkungan yang merusak
kayu sehingga umur kayu dalam pemakaiannya menjadi
lebih panjang (Suranto, 2002)
Pustaka
Bahan Pengawet
• Bahan pengawet kayu, yaitu bahan kimia tunggal atau
campuran yang dapat mencegah kerusakan kayu terhadap
salah satu atau kombinasi antara pelapukan (decay),
serangga (termite), binatang laut penggerek kayu (marine
borer), api (fire), cuaca (perlakuan cuaca), penyerapan air
dan reaksi kimia
• Keberhasilan dalam mencegah OPK selain ditentukan oleh
sifat efikasi bahan yang digunakan juga berkaitan dengan
retensi, penetrasi dan distribusi bahan pengawet tersebut di
dalam kayu (Arsenault dalam Nicholas, 1988).
Pustaka
Bahan Pengawet
• Boraks (Na2B4O7.10H2O)
• Asam Borat (H3BO3)
Pustaka
Metode Pengawetan
•
•
•
•
•
Difusi
Pencelupan
Perendaman Panas-Dingin
Perendaman Dingin
Vakum Tekan
Proses Perendaman Dingin
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Alat:
1. Gergaji kayu
2. Pisau
3. Kikir
4. Parang
5. Gelas beker
6. Timbangan digital
7. Pengaduk
8. Oven
9. Bak Plastik
10. Mesin uji tarik
Bahan:
1. Bambu betung
2. Serbuk boraks
3. Serbuk asam borat
4. Akuades
Analisa Data dan Pembahasan
1. Absorbsi
2. Retensi
3. Pengaruh bahan kimia terhadap kekuatan tarik bambu
betung
4. Pengaruh waktu perendaman terhadap kekuatan tarik bambu
betung
5. Pengaruh perlakuan cuaca terhadap kekuatan tarik bambu
betung setelah perlakuan pengawetan kimia
Absorbsi
Bambu tanpa perlakuan cuaca
Bambu dengan perlakuan cuaca
Absorbsi (G) = berat spesimen
setelah pengawetan (T2) - berat
spesimen sebelum diawetkan
(T1).
Retensi
Bambu tanpa perlakuan cuaca
Bambu dengan perlakuan cuaca
Retensi = GC/V x 10 ( ASTM D 1413-99 )
G = absorbsi
C = konsentrasi bahan pengawet
V = volume spesimen
Pengujian tarik
•
Spesimen uji tarik (ASTM D 143-94)
•
Alat uji tarik Universal Gotech seri
GT-7001-LC50
•
Bentuk patahan
Pengaruh Bahan Kimia terhadap
Kekuatan Tarik Bambu Betung
Pengaruh waktu perendaman terhadap
kekuatan tarik bambu betung
Pengaruh perlakuan cuaca terhadap kekuatan
tarik bambu betung setelah perlakuan
pengawetan kimia
Kesimpulan
• Bahan kimia pengawet meningkatkan kekuatan tarik bambu betung.
• Peningkatan kekuatan tarik optimum diperoleh pada pengawet
boraks dan 60% asam borat.
• Waktu perendaman meningkatkan kekuatan tarik bambu betung.
• Peningkatan kekuatan tarik optimum diperoleh pada waktu
perendaman 24 jam.
• Perlakuan cuaca (weathering) menyebabkan perubahan warna pada
bambu betung. Permukaan bambu betung menjadi lebih gelap
sesudah perlakuan cuaca jika dibandingkan dengan permukaan
bambu betung sebelum perlakuan cuaca.
• Kekuatan tarik bambu betung belum mengalami penurunan
optimum selama 3 hari perlakuan cuaca.
Terima Kasih
Download