ANALISIS CIRI ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM EMPAT LIRIK LAGU DARI BAND ONE OK ROCK Dewi Wulandari Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III No.45, Palmerah, Jakarta Barat, 021-53276730, [email protected] Dewi Wulandari, Prof. Dr. Sheddy Nagara Tjandra, M.A Abstract This paper presents the characteristics of code-switching and code-mixing. Code-switching and codemixing are divided into several kinds and have different characteristics. Those characteristics were shown in lyrics of and the titles are Re:make, Kanzen Kankaku Dreamer, Answer is Near, and Shake It Down, which are songs by One Ok Rock. That songs were written in two languages, which are Japanese and English. The analysis method of this paper is descriptive-analysis method. As the result of this research there is only outer code-switching in all four lyrics of One Ok Rock’s songs. On the other hand, there are all four kinds of code-mixing in those four lyrics. Keyword: code-switching, code-mixing, bilingual, sosiolinguistic Abstrak Penelitian ini menjelaskan tentang ciri alih kode dan campur kode. Alih kode dan campur kode terbagi ke dalam beberapa jenis dan memiliki ciri tertentu. Ciri tersebut nampak dalam empat lirik lagu One Ok Rock yang berjudul Re:make, Kanzen Kankaku Dreamer, Answer is Near, dan Shake It Down yang liriknya terdiri atas percampuran dua bahasa, yaitu bahasa Jepang dan bahasa Inggris. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif-analisis. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa dalam keempat lirik lagu One Ok Rock hanya ada alih kode ekstern. Sedangkan, keempat jenis campur kode terdapat dalam empat lirik tersebut . Kata kunci : alih kode, campur kode, bilingual, sosiolinguistik PENDAHULUAN Lagu merupakan media hiburan yang diminati oleh masyarakat di seluruh dunia. Bahkan tidak hanya sebagai hiburan, lagu juga digunakan sebagai identitas, penyampai pesan serta simbol dari upacara-upacara tertentu. Lirik lagu ditulis sesuai dengan bahasa yang dikuasai oleh si pembuat lagu. Perkembangan bahasa selalu mengikuti perkembangan gaya hidup masyarakatnya. Di era globalisasi, masyarakat mulai berkembang menjadi masyarakat multilingual. Masyarakat multilingual menguasai paling tidak dua bahasa. Mereka dapat menggunakan bahasa asli mereka sendiri dan bahasa lainnya sebagai tambahan. Salah satu penyebab munculnya masyarakat multilingual adalah pengaruh dari budaya asing. Budaya asing tersebut tidak hanya mempengaruhi pola hidup masyarakat tetapi juga bahasanya. Jepang juga merupakan salah satu negara yang tidak luput dari pengaruh budaya asing. Sejak restorasi Meiji, pemerintah Jepang mulai membuka diri terhadap dunia luar. Pada saat inilah budaya asing mulai mempengaruhi pola hidup masyarakat Jepang, tidak terkecuali dalam bidang bahasa. Bahkan dalam bahasa Jepang terdapat tiga jenis kosakata, yaitu Wago , Kango ( ) , dan Gairaigo ( ). Wago merupakan kosakata asli Jepang yang sudah ada sebelum Kango dan Gairaigo masuk ke Jepang, sedangkan Kango dan Gairaigo merupakan kosakata yang berasal dari luar Jepang. Kango adalah kosakata yang berasal dari Cina dan ditulis menggunakan huruf kanji, sedangkan Gairaigo merupakan kosakata yang umumnya dipinjam dari negara barat, seperti Inggris dan Jerman lalu dijadikan bahasa Jepang sesuai dengan pola pengucapan dalam bahasa Jepang. Gairaigo berbeda dengan Gaikokugo. Gaikokugo merupakan bahasa asing murni yang tidak mengalami perubahan bentuk maupun pengucapan. Dalam perkembangannya, lagu Jepang mulai mengadaptasi unsur-unsur asing. Mulai dari jenis musiknya, penampilan penyanyinya, maupun pemakaian bahasanya. J-Pop dan J-Rock adalah jenis musik yang paling banyak mengalami percampuran budaya. Contohnya adalah One Ok Rock, band rock asal Jepang yang lagunya menjadi objek dari penelitian penulis. Penulis tertarik untuk memakai lagu dari One Ok Rock karena band ini sangat terkenal di kalangan anak muda baik di Jepang maupun di Indonesia. One Ok Rock melakukan tour concert ke berbagai negara, termasuk Indonesia, dan tiketnya selalu habis terjual. Band ini dibentuk pada tahun 2005 dan beranggotakan 4 orang. Dalam penelitian ini, peneliti akan meneliti 4 lagu One Ok Rock, yaitu Re:make, Kanzen Kankaku Dreamer, Answer is Near, dan Shake It Down. Keempat lagu tersebut, selain Shake It Down awalnya diluncurkan dalam tiga single yang berbeda dan ketiga lagu tersebut merupakan lagu utama sehingga judul single-nya pun menggunakan judul lagu tersebut. Namun tidak lama setelah peluncuran single tersebut, ketiga lagu itu kemudian dimasukkan ke dalam album. Re:make dan Answer is Near dimasukkan ke dalam album Zankyou Reference yang diluncurkan pada tahun 2011. Sedangkan Kanzen Kankaku Dreamer ( Dreamer) dimasukkan ke dalam album Niche Syndrome bersama dengan lagu Shake It Down yang diluncurkan pada tahun 2010. Keempat lagu ini banyak menggunakan perpaduan dari bahasa Jepang dengan gaikokugo. Perpaduan bahasa Jepang dengan gaikokugo ini menyebabkan munculnya perististiwa alih kode dan campur kode. Penulis tertarik untuk meneliti alih kode dan campur kode karena peristiwa tersebut sering ditemukan dalam lirik lagu yang biasa didengar oleh penulis. Pemakaian bahasa asing dalam lirik lagu Jepang sudah menjadi hal yang mainstream. Padahal kalau dilihat dari sejarahnya, Jepang dikenal sebagai bangsa yang memiliki nasionalisme yang tinggi. Selain itu, sebagian besar masyarakat Jepang tidak terlalu fasih dalam mengucapkan bahasa asing. Pemakaian bahasa asing dalam lirik lagu Jepang tidak hanya bertujuan untuk membuat lagu tersebut menjadi lebih menarik untuk didengar, tapi juga karena tidak semua kosakata dalam bahasa Jepang dirasa pas untuk dimasukkan ke dalam lirik lagu. Sama halnya seperti dalam bahasa Indonesia. Kaum muda di Indonesia umumnya merasa lagu bertema cinta yang menggunakan bahasa asli Indonesia terkesan gombal dan terlalu berlebihan. Penulis merasa tertarik karena ternyata dalam satu lagu, penggunaan alih kode dan campur kode bisa karena alasan tertentu. Selain itu, alih kode dan campur kode memiliki berbagai jenis dengan ciri-ciri yang menarik untuk diteliti. (和語) 外来語 漢語 完全感覚 HASIL DAN BAHASAN Alih kode dan campur kode terbagi ke dalam beberapa jenis dan memiliki ciri serta fungsi masingmasing. Sebenarnya antara alih kode dan campur kode sendiri tidak memiliki perbedaan yang besar, bahkan bisa dikatakan keduanya hampir sama. Namun, dalam analisis ini penulis akan membedakan alih kode dan campur kode berdasarkan pernyataan Bokamba dan Kachru dalam Maryani bahwa alih kode merupakan pergantian bahasa yang tidak terbatas hanya dalam satu kalimat, sedangkan campur kode merupakan pergantian bahasa di dalam kalimat. Berikut penulis akan menjabarkan peristiwa alih kode dan campur kode yang terjadi dalam lirik lagu One Ok Rock, yaitu Re:make, Kanzen Kankaku Dreamer, dan Answer is Near. 1. Analisis Alih Kode 1.1 Alih Kode Ektern Re:make, Bait 1 dan 2 Bait 1: You take me back And show me you’re the only one Reveal the way you got me I’ve got to run You’re still alive, I'm never gonna take your feeling which is complicated Bait 2: 踏まれて拗じられここまで (Fumarete nejirare koko made) 歩んだこの道のさきは (Ayunda kono michi no saki wa) 誰にも踏み込まれた食わない (Dare ni mo fumi komaretaku wa nai) みかいたくちりょういき (Mikaitakuchi ryouiki) Tabel 1.1 Analisis Alih Kode Ekstern, Re:make bait 1 Lirik You take me back and show me you’re the only one Reveal the way you got me, I’ve got to run You’re still alive, I'm never gonna take your feeling which is complicated Terjemahan Kau membawaku kembali dan menunjukkan padaku bahwa kaulah satu-satunya Kau ungkapkan caramu mendapatkanku, aku harus berlari Kau masih hidup, aku tidak akan pernah menerima perasaanmu yang rumit itu Tabel 1.2 Analisis Alih Kode Ekstern, Re:make bait 2 Terjemahan Lirik 踏まれて拗じられここまで 歩んだこの道のさきは 誰にも踏み込まれた食わない みかいたくちりょういき Terpaksa melangkah sampai di sini Jalan yang kujalani hingga saat ini Tidak ada seorang pun yang ingin melangkah Di tempat yang belum terjamah ini Analisis: Lagu dimulai dengan lirik berbahasa Inggris lalu bait kedua dilanjutkan dengan bahasa Jepang. Peristiwa peralihan kode atau peralihan bahasa ini disebut alih kode ekstern atau outer code-switching sesuai dengan pembagian alih kode yang dikemukakan oleh Soewito dalam Chaer dan Agustina (2004:114). Kedua bait ini dikategorikan sebagai alih kode karena percampuran bahasa terjadi pada keseluruhan bait, sehingga ruang lingkupnya sudah bukan kalimat lagi. Kedua bait tersebut tidak dikategorikan sebagai campur kode karena campur kode hanya terbatas pada kalimat. Seperti yang telah disebutkan oleh Rohmadi bahwa campur kode terjadi dalam lingkup klausa, kata, idiom, dan kata ulang. Sedangkan pada kedua bait tersebut, peralihan bahasa tidak hanya terpusat dalam satu kalimat, melainkan pada pergantian bahasa dalam kedua bait. Aslinda dan Syafyahya (2010:85) menjelaskan bahwa di samping perubahan situasi, alih kode juga dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu siapa yang berbicara, dengan bahasa apa, kepada siapa, kapan, dan dengan tujuan apa. Penggunaan bahasa Inggris dan bahasa Jepang dalam lirik lagu tersebut adalah karena latar belakang sang vokalis, yaitu Taka, yang menguasai bahasa Inggris serta memiliki kemampuan pelafalan bahasa Inggris yang sangat baik. Selain itu, One Ok Rock memiliki target untuk go international sehingga mereka merasa perlu untuk menyisipkan bahasa Inggris yang merupakan bahasa internasional dalam lagunya agar pendengarnya dari seluruh dunia dapat mengerti lagu yang mereka nyanyikan. Dengan kata lain, alih kode dalam lirik lagu ini berfungsi untuk menyesuaikan dengan bahasa pendengar yang dianggap memiliki kemampuan bahasa Inggris. 1.2 Alih Kode Intern Dalam lagu Re:make, Answer is Near, dan Kanzen Kankaku Dreamer tidak ditemukan jenis alih kode intern. Hal ini disebabkan karena bahasa Inggris maupun bahasa Jepang dalam lagu tersebut seluruhnya merupakan bentuk bahasa harian. Untuk bahasa Jepangnya sendiri, penyanyi menggunakan (danseigo) atau bahasa Jepang untuk laki-laki dikarenakan penyanyi adalah laki-laki. Sedangkan bahasa Inggris yang digunakan adalah bahasa Inggris non baku. 男性語 2. Analisis Campur Kode 2.1 Campur Kode Klausa Re:make, bait 3 触れられてしまえば break me up (Furerarete shimaeba break me up) 整えりゃ wait for a moment (Totonoerya wait for a moment) ここらでさ falling out yeah (Kokora de sa falling out yeah) ギリギリで runs out of time (Girigiri de runs out of time) You can feel it Tabel 2.1 Analisis Campur Kode Klausa, Re:make bait 3 Lirik 触れられてしまえば break me up 整えりゃ wait for a moment ここらでさ falling out yeah ギリギリで runs out of time You can feel it Terjemahan Seandainya kita sampai bersentuhan, aku akan hancur Mengumpulkannya sendiri, menunggu saatnya Terjatuh di sekitar sini, yeah Hampir kehabisan waktu Kau dapat merasakannya Analisis: Dari baris pertama sampai baris ke-4 terjadi peristiwa campur kode ke luar atau outer code-mixing. Disebut campur kode karena peralihan bahasa yang terjadi masih dalam ruang lingkup kalimat, yaitu pada tingkat klausa. Keempat baris ini seluruhnya merupakan campur kode berwujud klausa. Penutur (penyanyi) melakukan campur kode pada bait ini dengan tujuan untuk mempertegas inti dari setiap baris agar lebih meyakinkan pendengar. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rohmadi bahwa campur kode klausa digunakan untuk meyakinkan lawan bicara. Pada baris pertama, klausa “break me up” merupakan induk dari kalimat tersebut. Klausa“break me up” sendiri sebenarnya bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang, namun penutur sengaja tidak menggunakan bahasa Jepang dan memadukan kalimat tersebut dengan klausa bahasa Inggris dengan tujuan untuk mempertegas makna. Selain itu, penutur juga melakukan campur kode karena ingin menyelaraskan nada sehingga seluruh bait menggunakan bahasa Inggris pada setiap akhir barisnya. Hal ini dilakukan untuk membuat lagu menjadi lebih menarik, sesuai dengan fungsi alih kode dan campur kode dalam lirik lagu yang dikemukakan oleh Arini (2013:112). Bagan Pembuktian 2.1 触れられてしまえば break me up Klausa bahasa Jepang Klausa bahasa Inggris Campur Kode Klausa Percampuran klausa “wait for a moment”, “falling out yeah”, dan “runs out of time” dalam lirik berbahasa Jepang pada bait 3 lagu Re:make juga merupakan campur kode berwujud klausa. Ketiga klausa tersebut digunakan untuk menarik perhatian pendengar. Bagan Pembuktian 2.2 整えりゃ wait for a moment Kata bahasa Jepang Klausa bahasa Inggris Campur Kode Klausa Bagan Pembuktian 2.3 ここらでさ klausa bahasa Jepang falling out yeah Klausa bahasa Inggris Campur Kode Klausa Bagan Pembuktian 2.4 ギリギリで runs out of time Kata bahasa Jepang Klausa bahasa Inggris Campur Kode Klausa 2.2 Campur Kode Kata Kanzen Kankaku Dreamer, bait 3 This is my own judgment!! Got nothing to say!! !! (Moshimo hoka ni nanika omoitsuki ya sokkou iusa!!) Dreamer ("Kanzen Kankaku Dreamer" ga boku no na sa) Well, say it ? well, say it!! Hold on! (Areba aru de kiku ga ima wa Hold on!) もしも他に何か思いつきゃ速攻言うさ 「完全感覚 」がボクの名さ あればあるで聞くが今は Tabel 2.2 Analisis Campur Kode Kata, Kanzen Kankaku Dreamer bait 3 Lirik This is my own judgement!! Got nothing to say!! もしも他に何か思いつきゃ速攻言うさ!! 「完全感覚 Dreamer」がボクの名さ Well, say it ? well, say it!! あればあるで聞くが今は Hold on! Terjemahan Ini adalah keputusanku!! Tidak ada lagi yang perlu kukatakan!! Jika ada yang terlintas dalam pikiranmu segera ungkapkan!! “Pemimpi berintuisi sempurna” itulah namaku Baiklah, katakan? Baiklah, katakan!! Jika saat ini ada yang ingin kau tanyakan, tahan dulu! Analisis: Peristiwa campur kode berwujud kata pada bait tersebut terletak pada percampuran kata “Dreamer” pada baris ke-3 dan “Hold on” pada baris ke-5 di antara kalimat bahasa Jepang. Kata “Dreamer” sebenarnya memiliki padanan kata dalam bahasa Jepang, yaitu /musouka/. Namun kata ini sudah jarang sekali digunakan dalam percakapan maupun lagu Jepang. Biasanya penutur cenderung menggunakan kata “Dreamer” yang sudah dilokalisasikan ke dalam bahasa Jepang dan ditulis dengan katakana, yaitu /doriimaa/. Arini (2013:112) menyebutkan bahwa alih kode dan campur kode dalam lirik lagu memiliki fungsi yang di antaranya adalah untuk menarik pendengar, menghibur pendengar, dan menyesuaikan dengan bahasa yang biasa didengarkan oleh pendengar. Dengan kata lain, penggunakan kata “Dreamer” dalam Dreamer /Kanzen Kankaku Dreamer/ adalah untuk menyesuaikan dengan bahasa yang biasa didengar oleh masyarakat Jepang. 「夢想家」 「ドリーマー」 「完全感覚 Bagan Pembuktian 2.2.1 「完全感覚______」がボクの名さ Kalimat bahasa Jepang Campur Kode Kata Dreamer Kata bahasa Inggris 」 Sementara itu, kata “Hold on” yang juga merupakan campur kode berwujud kata bisa saja diterjemahkan menjadi yang dalam bahasa Jepang berarti tunggu. Meskipun memiliki padanan kata dalam bahasa Jepang, penyanyi memilih menggunakan kata dalam bahasa Inggris dengan tujuan untuk mempertegas makna untuk meyakinkan pendengar karena kata tersebut merupakan inti dari kalimat tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Rohmadi bahwa campur kode kata berfungsi untuk meyakinkan pembaca. 「待って」 Bagan Pembuktian 2.2.2 あればあるで聞くが今は Hold on Klausa bahasa Jepang Kata bahasa Inggris Campur Kode Kata 2.3 Campur Kode Idiom Shake It Down, bait 2 不承不承なこの世界! (Fushou bushou na kono sekai) ゆえに不条理 実に低迷 (yue ni fujouri jitsuni teimei) それを黙ってやり過ごす! (Sore wo damatte yari sugosu) そんな毎日とはおさらばバイバイ (Sonna mainichi to wa osaraba baibai) You kiss my ass! Tabel 4.2.3.1 Analisis Campur Kode Idiom, Shake It Down bait 2 Lirik 不承不承なこの世界! ゆえに不条理 実に低迷 それを黙ってやり過ごす! そんな毎日とはおさらばバイバイ You kiss my ass! Terjemahan Dunia ini penuh kebusukan! Kata orang: absurd, kenyataannya: bobrok Aku tidak mau tahu dan akan kubiarkan lewat begitu saja! Keseharian semacam itu sudah berlalu, daadaa Aku tak peduli! Analisis: Pada akhir bait 2 lagu Shake It Down tersebut terdapat campur kode keluar atau outer codemixing yang berwujud idiom, yaitu “Kiss my ass”. Berdasarkan Cambridge Dictionaries Online, “Kiss my ass” atau “kiss my arse”merupakan idiom dalam bahasa Inggris yang merupakan bentuk penolakan dari seseorang secara kasar. Lengkapnya, dalam Cambridge Dictionaries Online, “Kiss my ass” adalah “used to tell someone that you will not do what they want you to do”. Idiom ini merupakan vulgar idiom yang digunakan untuk mengatakan kepada seseorang bahwa kita tidak mau melakukan kehendak mereka secara kasar. Dalam bait ini, “kiss my ass” digunakan sebagai bentuk penegasan dari baris sebelumnya, yaitu untuk menunjukkan bahwa si penyanyi benar-benar tidak ingin menjalani keseharian yang seperti itu. イ」 「そんな毎日とはおさらばバイバ Kedua baris terakhir sebenarnya merupakan satu kalimat yang dipisah menjadi dua klausa. Oleh karena itu, meskipun dipisah menjadi dua baris, kedua klausa ini masih merupakan satu kalimat sehingga dapat dikategorikan sebagai campur kode keluar berwujud idiom. Bagan Pembuktian 2.3 そんな毎日とはおさらばバイバイ Klausa bahasa Jepang You kiss my ass! Idiom bahasa Inggris Campur Kode Idiom 2.4 Campur Kode Kata Ulang Dalam keempat lirik lagu tersebut tidak ditemukan jenis campur kode berwujud kata ulang dalam bahasa Inggris. Hal ini dikarenakan dalam bahasa Inggris tidak ada kata ulang. Namun, penulis menemukan kata ulang dalam bahasa Jepang. Shake It Down, bait 3 Let’s Shake It Down! Get it up! What I am doing is what you’re thinking now! Everybody (Everybody nanimokamo topparatte) Let’s Shake It Down! Get on up! let’s dance (Madamada korekara let's dance) なにもかもとっぱらって まだまだこれから 型にははまらず (Kata ni wa hamarazu) You Shake It Down! Tabel 2.4 Analisis Campur Kode Kata Ulang, Shake It Down bait 3 Lirik Let’s Shake It Down! Get it up! What I am doing is what you’re thinking now! Everybody なにもかもとっぱらって Let’s Shake It Down! Get on up! let’s dance まだまだこれから 型にははまらず You Shake It Down! Terjemahan Mari kita jatuhkan! Lalu angkat lagi! Apa yang kulakukan adalah apa yang sekarang kau pikirkan! Semuanya, mari kita singkirkan segalanya Mari kita jatuhkan! Lalu bangkit lagi! Lagi, lagi, mulai saat ini ayo berdansa Jangan terpaku pada aturan Kau jatuhkan! Analisis: Pada baris ke-7 dalam lagu Shake It Down bait ke-3, yaitu pada kalimat ら 」 「まだまだこれか let’s dance terdapat outer code-mixing berwujud kata ulang. Peristiwa campur kode ke luar yang terjadi pada kalimat tersebut adalah campur kode yang bersumber dari bahasa Jepang yang /madamada/. Kata ulang sendiri dalam bahasa Jepang ditandai dengan kata 「まだまだ」 「 重 複 」 /juufuku/. 「 重 複 」 berbeda dengan onomatope. Onomatope adalah istilah yang dihasilkan dari bunyi, sedangkan 「重複」tidak dihasilkan dari bunyi. Meskipun dalam kosakata ini terjadi pengulangan kata, namun kosakata tersebut hanya memiliki 1 makna. Sama halnya dengan kata 「まだまだ」yang terdapat dalam bait tersebut. Kata 「まだまだ」dalam bahasa Jepang memiliki arti “masih belum”. Rohmadi (2004:59-65) menyebutkan bahwa penggunaan campur kode kata ulang bisa disebabkan oleh latar belakang si penutur. Dalam kalimat 「まだまだこれから let’s dance」, penggunaan kata ulang 「まだま だ」juga disebabkan oleh latar belakang bahasa dan budaya si penyanyi yang merupakan orang disebut juga dengan istilah Jepang, sehingga pemakaian bahasanya pun dipengaruhi oleh budaya Jepang. Bagan Pembuktian 2.4 まだまだ Kata ulang bahasa Jepang これから Kata keterangan bahasa Jepang let’s dance klausa bahasa Inggris Campur Kode Kata Ulang SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa dalam lagu Re:make, Kanzen Kankaku Dreamer, Answer is Near, serta Shake It Down seluruhnya merupakan alih kode ekstern atau outer code-switching. Hal ini terlihat dari ciri utama alih kode ekstern yang nampak dalam keempat lirik lagu tersebut, yaitu: 1. Terdapat percampuran dua bahasa, yakni dari bahasa ibu (bahasa Jepang) dengan bahasa Inggris 2. Tidak terbatas pada konteks kalimat, sehingga percampuran dua bahasa dalam dua bait yang berbeda dapat dikategorikan sebagai alih kode ekstern Campur kode yang terdapat dalam keempat lagu One Ok Rock seluruhnya merupakan campur kode ekstern atau outer code-mixing. Penulis menemukan bahwa dalam keempat lagu tersebut terdapat keempat jenis campur kode yang dikemukakan oleh Rohmadi, yaitu campur kode klausa, campur kode kata, campur kode idiom, dan campur kode kata ulang. Adapun keempat jenis campur kode tersebut dapat terlihat dari ciri yang nampak pada keempat lagu One Ok Rock. 1. Campur kode klausa - Terdapat di dalam kalimat - Klausa bahasa Inggris tercampur dalam kalimat berbahasa Jepang 2. Campur kode kata - Terdapat di dalam kalimat - Terdapat sisipan berupa kata berbahasa Inggris dalam kalimat berbahasa Jepang 3. Campur kode idiom - Terdapat di dalam kalimat - Terdapat sisipan idiom bait dalam bahasa Inggris maupun Jepang yang tidak bisa diterjemahkan secara harafiah di dalam kalimat berbahasa Inggris atau Jepang. 4. Campur kode kata ulang - Terdapat di dalam kalimat - Terdapat kata ulang (bukan kata yang diulang) berbahasa Jepang yang bercampur dalam kalimat berbahasa Inggris. Dalam hal ini, tidak ada kata ulang dalam bentuk bahasa Inggris karena dalam bahasa Inggris sendiri tidak ada kata ulang. Kemudian dari ciri yang nampak dari lirik lagu, maka alih kode dan campur kode pada keempat lagu One Ok Rock tersebut memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Meyakinkan pendengar 2. 3. 4. 5. Untuk menyesuaikan dengan kemampuan bahasa si pendengar Untuk menyelaraskan dengan nada Fungsi direktif: menyembunyikan makna lirik yang sebenarnya sekaligus memperhalus bahasa. Untuk menarik pendengar Sedangkan jenis alih kode intern tidak ditemukan karena keempat lirik lagu tersebut hanya menggunakan satu variasi bahasa saja. Lirik berbahasa Inggris seluruhnya menggunakan bahasa 男性語 Inggris non baku, sedangkan bahasa Jepang yang digunakan seluruhnya menggunakan (danseigo) atau bahasa untuk laki-laki. Penulis berharap agar pada penelitian selanjutnya, bisa meneliti lebih dalam mengenai perbedaan antara alih kode dan campur kode karena dari teori-teori yang ditemukan oleh penulis, masih jarang yang membahas secara detil mengenai perbedaan antara alih kode dan campur kode sehingga agak sulit untuk dibedakan ketika dihadapkan pada beberapa contoh kalimat. REFERENSI Azuma, Shoji. (1997). Shakai Gengogaku Nyuumon. Tokyo: Kenkyuusha. Chaer, Abdul&Agustina, Leonie. (2004). Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Hamers, Josiane F.&Blanc, Michel H. A. (1993). Bilinguality and Bilingualism. Cambridge: Cambridge University Press. Hidayah, Arini. (2013). Analisis Campur Kode Berbahasa Inggris dalam Lirik Lagu Ussy Sulistiawaty. Jurnal Pendidikan. 22 (2): 105-112 Jpopasia. (2010). Lyrics Kanzen Kankaku Dreamer – One Ok Rock, diakses 16 Juli 2014 dari http://www.jpopasia.com/lyrics/36268/one-ok-rock/kanzen-kankaku-dreamer.html Jpopasia. (2011). Lyrics Answer is Near – One Ok Rock, diakses 16 Juli 2014 dari http://www.jpopasia.com/lyrics/41671/one-ok-rock/answer-is-near.html Jpopasia. (2011). Re:make by One Ok Rock, diakses 16 Juli http://www.jpopasia.com/group/oneokrock/lyrics/jinsei-x-boku/remake::56248.html 2014 dari Lyrics Translate. (2013). Shake It Down, diakses 16 Juli 2014 dari http://lyricstranslate.com/id/shakeit-down-shake-it-down.html Markhamah.(2004). Sosiolinguistik Sebagai Materi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Pada Kurikulum 2004 SMA. Kajian Linguistik dan Sastra. 16 (30): 58-69 Maryani. (2009). Analysis of The L2 Code-Switching Among Indonesian Speakers and The L1 CodeSwitching Among English Speakers In 50-Minute On-Line Chatting. Jurnal Sastra Inggris. 9 (1): 8196 Pangalila, Nixon J. (2011). Transentensial Code-Switching By The Manado Malay Multilinguals In Australia. Linguistik Indonesia. 29 (2): 134-137 Rohmadi, M.(2004). Pragmatik: Teori dan Analisis. Jogjakarta: Lingkar Media Jogja. RIWAYAT PENULIS Dewi Wulandari lahir di kota Jakarta pada 18 Januari 1992. Penulis menamatkan pendidikan SMA di SMA Kolese Gonzaga pada tahun 2010. Menamatkan pendidikan SMP di SMP Desa Putera pada tahun 2007. Menamatkan pendidikan SD di SD Desa Putera pada tahun 2004.