meningkatkan kapasitas, menguatkan lembaga

advertisement
EDISI 9, JULI 2014 I 16 HALAMAN
D i p u b l i k a s i k a n o l e h D i v i s i K o m u n i k a s i P T Va l e I n d o n e s i a T b k
- Tidak Diperjualbelikan -
Safety > Hal 11
Fungsi Lampu Hazard
KREASI > HAL 8
KOMUNITAS
> HAL 15
MATANO PLAYER
GYM
Flanel
MEMBUAT
BONEKA JARI
SOSOK > HAL 5
Brigita Olivia
DUTA SANITASI PROVINSI
SULAWESI SELATAN 2013
MENINGKATKAN KAPASITAS,
MENGUATKAN LEMBAGA
Laporan Utama > Hal 3
Mencari Lembaga Keuangan
yang Pas
Wawasan > Hal 7
Mengenal Raptor
Oleh: Weldi Purwanto
Karyamu > Hal 9
Cerpen: Sahabatku,
Pencerahku
Pemda Menyapa > Hal 12
Empat Tahun Berturut-turut
Kota Malili Raih Adipura
Kepala Dinas Koperindag Luwu Timur, Ir. Zakaria, M.Si saat verifikasi dan peninjauan lapangan.
2
EDITORIAL
Pembaca yang budiman.
Beberapa waktu ini, Tim Koordinasi PTPM (Program Terpadu Pengembangan Masyarakat) sedang
serius melakukan studi bagi terbentuknya lembaga keuangan yang pas
buat masyarakat rentan di pedesaan. Lembaga ini diharapkan mampu
menjadi motor penggerak ekonomi
masyarakat, dan ditargetkan sudah
terbentuk tahun ini.
Bicara tentang lembaga keuangan
di pedesaan, Verbeek teringat Grameen Bank di Bangladesh yang digagas
Muhammad Yunus. Grameen dalam
bahasa Bangla berarti “desa” atau
“pedesaan”.
Dari semula melayani sejumlah
kelompok masyarakat, Grameen
Bank kini punya 2.226 kantor cabang dan beroperasi di lebih dari
71.000 desa di Bangladesh. Jumlah
peminjam kreditnya mencapai 6,6
juta orang, 97% di antaranya adalah
perempuan.
Berkat prestasinya itu, Muhammad Yunus dan Grameen Bank dianugerahi Nobel Perdamaian. Hadiah itu diberikan, kata The Nobel
Foundation, “Untuk pembangunan
sosial dan ekonomi yang dilakukan
dari bawah.”
Kredit Grameen Bank diberikan
tanpa agunan dan hanya boleh digunakan untuk aktivitas produktif
(income generating). Penerima kredit
diawasi dan dibimbing secara ketat
oleh pihak bank.
Tiap kelompok penerima kredit
terdiri atas lima orang. Mereka saling
bantu dan mengawasi proses income
generating tersebut. Hanya dua orang
dari mereka yang diperkenankan meminta kredit, dan peminta tidak bermasalah dalam pengembalian kredit.
Dua anggota lainnya dalam kelompok
boleh ikut meminjam dana kredit
tersebut. Jika income generating sukses, anggota kelima bisa mengajukan
kredit kepada bank.
Grameen Bank membuktikan bahwa kaum miskin memiliki kemampuan mengelola ekonomi bila diarahkan
dengan benar. Baik itu dalam wadah
perbankan atau koperasi. Verbeek
kali ini menyuguhkan laporan utama tentang kemungkinan berdirinya
lembaga keuangan bagi masyarakat
rentan di Luwu Timur.
Pembaca, sudah sembilan edisi
Verbeek hadir di hadapan Anda. Dari
semua edisi tersebut, redaksi senantiasa berusaha menyajikan yang terbaik untuk Anda. Satu pekerjaan rumah yang masih belum selesai adalah
Verbeek terbit tepat waktu. Apalagi
tabloid ini sudah ditargetkan terbit
bulanan. Semoga target ini memacu
kami untuk segera menyelesaikan
pekerjaan rumah tersebut.
Selamat membaca.
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Kilas Peristiwa dan Info
Sekolah
Ketika membaca sebuah koran atau
tabloid, saya mencari berita peristiwa
yang terjadi di sekitar kita. Misalnya
kebakaran, gempa, pencurian, atau
berita-berita lain yang penting untuk
diketahui. Tidak hanya beritanya tapi
juga pelajaran apa yang bisa ambil
dari peristiwa tersebut. Ketika ada
kejadian kecelakaan lalu-lintas, saya
berharap tabloid Verbeek juga menuliskan kiat mencegah kecelakaan. Tulisan seperti itu pasti berguna bagi
pembaca. Selain itu, sebagai ibu yang
punya anak usia sekolah, saya ingin
mendapat informasi seputar sekolahsekolah di Luwu Timur. Misalnya ada
SD di Sorowako yang mendapat juara
nasional dalam bidang tertentu atau
sekolah di Malili yang punya kegiatan
menarik bagi siswanya. Sekolah lain
yang belum berprestasi jadi terpacu
untuk mendapat prestasi.
Suhaenah, Sorowako.
Terima kasih telah memberi masukan kepada tabloid Verbeek. Kami secara rutin memuat informasi seputar
keselamatan–termasuk kiat menghadapi bencana alam dan kiat berkendara
aman–dalam rubrik “Safety”. Saran Ibu
Suhaenah yang menarik sekali seputar
info sekolah akan menjadi pertimbangan kami.
Kontribusi Foto
Halo Verbeek,
Sebagai Fasilitator Kabupaten yang terlibat dalam PTPM, saya memiliki dokumentasi kegiatan PTPM dalam jumlah yang cukup banyak. Apakah saya bisa
mengirimkan foto-foto dokumentasi tersebut untuk dimuat di tabloid Verbeek?
Kemana saya harus mengirimnya? Bisa diberikan info detail karena mungkin
ada juga pembaca Verbeek yang ingin memberikan kontribusi berita atau foto.
Andi Narwis, Malili
Halo Pak Andi Narwis,
Redaksi Verbeek menerima kontribusi berupa berita, tulisan feature, maupun foto. Untuk siswa sekolah, kami juga menerima kontribusi berupa puisi
atau cerita pendek. Silakan kirim melalui email ke alamat tabloid.verbeek@
gmail.com. Terima kasih.
Inspirasi Pendidikan
Salam,
Saya sudah beberapa kali membaca tabloid Verbeek dan menurut saya tabloid ini perlu menambahkan tulisan seputar ide-ide pembelajaran yang bisa
dipakai guru maupun orangtua di rumah. Saat ini metode belajar sudah begitu
berkembang sehingga banyak ide pembelajaran mandiri yang bisa diterapkan
untuk melengkapi materi ajar yang didapat di sekolah. Selain itu, bisa juga
Verbeek memuat profil guru di sekolah tertentu yang punya dedikasi tinggi
sebagai inspirasi bagi tenaga pengajar yang lain. Ketika menghadirkan konten
yang menarik, tulisan-tulisan di Verbeek tidak hanya dibaca satu kali tapi akan
dijadikan kliping oleh pembacanya.
Faishol Husni, Sorowako
Topik Olahraga
Saya baru dua kali membaca Verbeek. Isinya cukup baik menurut saya.
Anak dan istri saya juga senang membacanya karena ada tulisan yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Namun
saya saran agar Verbeek ke depan dapat mengulas topik-topik olahraga.
Misalnya sepakbola, tenis, atau bersepeda yang merupakan olahraga favorit masyarakat Sorowako dan Luwu
Timur. Isinya bisa apa saja, misalnya
profil klub atau pemain sepak bola, sepeda-sepeda terbaru, dan sebagainya.
Djarot, Sorowako
Terima kasih idenya. Usulan Anda
cukup menarik. Ke depan, mungkin
bisa kami pertimbangkan dan sesuaikan dengan skala prioritas pemberitaan dan bujet halaman kami
saat ini.
Terima kasih atas saran Pak Husni kepada Verbeek. Usulan menarik tentang
metode belajar mandiri dan profil tenaga pengajar akan kami pertimbangkan
karena siswa sekolah, guru, dan orangtua murid merupakan salah satu target
pembaca utama Verbeek.
Informasi Oleh-oleh
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas kerja keras redaksi untuk selalu menghadirkan berita dan info seputar Sorowako. Sebagai kota dengan
penduduk majemuk yang datang silih berganti mungkin bisa memuat berita
tentang oleh-oleh khas sorowako yang bisa menjadi alternatif para pendatang
saat mudik. Beberapa teman kesulitan mendapat informasi untuk memperoleh oleh-oleh. Bisa juga diulas dan dikemas jadi tulisan mulai dari produksi
hingga hasil akhirnya.
Semoga tabloid Verbeek bisa rutin terbit dan selalu memberi kontribusi
positif bagi para pembacanya.
Yuni Fitriyani Natsir, Sorowako
Terima kasih atas saran dan doa dari Ibu Yuni kepada Verbeek. Usulan ibu
mengenai oleh-oleh pernah kami turunkan dalam liputan mengenai usaha keripik pisang di Sorowako dan terasi kering di Malili. Kami akan melaporkan
usaha-usaha serupa pada edisi-edisi mendatang.
Kirimkan kritik dan saran Anda untuk tabloid Verbeek melalui email ke:
[email protected] atau kirimkan surat ke alamat redaksi.
Tabloid Verbeek
@tabloidverbeek
Redaksi
Redaksi
Pelindung: Dewan Direksi PT Vale I Penasihat: Basrie Kamba (Director of Communications & External Affairs)
Penanggungjawab: Teuku Mufizar Mahmud (GM Communications) I Redaktur Pelaksana: Sihanto B. Bela I Editor: Busman Dahlan Shirat, Sohra,
La Ode M. Ichman, Miftahuddin Hadilang, Andi Zulkarnain, Baso Haris I Redaksi: Rohman Hidayat Yuliawan, Nala Dipa Alamsyah, Nuki Adiati
Fotografer: Doni Setiadi I Desain & Layout: Maman Ashari Hasan Tjokke Alamat Redaksi: Kantor Departemen Communications & External Affairs,
Jl. Ternate No. 44 Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan - 92984.
EDISI 9 , JULI 2014
I
LAPORAN UTAMA
VERBEEK
3
Mencari Lembaga Keuangan yang Pas
Asesmen Lembaga Keuangan.
Salah satu penerima dana stimulan pada Program Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (P2PM) di Kantor Desa Kerto Raharjo, Tomoni Timur (kiri).
Tim Koordinasi Kabupaten melakukan kunjungan ke Kantor Desa Kerto Raharjo - Tomoni Timur dan Kantor Desa Puncak Indah-Malili (kanan).
Usaha bersama dan keberpihakan pada
masyarakat miskin menjadi kata kuncinya.
M
encapai kemandirian ekonomi
menjadi target Program Terpadu Pengembangan Masyarakat
(PTPM) melalui Program Mitra Desa
Mandiri (PMDM). Salah satu upaya yang
kini dikedepankan adalah penguatan
lembaga keuangan berbasis masyarakat,
seperti koperasi.
Untuk itu, Tim Koordinasi PTPM melakukan serangkaian kegiatan yang muaranya adalah rekomendasi terkait lembaga keuangan yang dinilai paling cocok
dengan kebutuhan masyarakat Luwu
Timur. Khususnya di empat wilayah terdampak operasi PT Vale.
Data Luwu Timur dalam Angka 2013,
jumlah koperasi di 11 kecamatan mencapai 245 unit, terdiri atas koperasi unit
desa (KUD) dan koperasi non-KUD. Modal seluruh koperasi dalam bentuk simpanan, cadangan, dan sisa hasil usaha
(SHU) mencapai Rp29,64 miliar. Data
ini menunjukkan, masyarakat menaruh
kepercayaan besar terhadap lembaga
keuangan non-bank.
Menggali informasi
Tahap pertama yang dilakukan Tim
Koordinasi PTPM adalah menggali informasi. Pertengahan Juni lalu, Tim
bertemu dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa
(BPMPD), diwakili oleh Kepala Bidang
Kelembagaan, Partisipasi Masyarakat,
dan Usaha Ekonomi, Shine Desmety. Tim
menggali informasi seputar perilaku masyarakat dalam mengelola permodalan.
Pada 2009, BPMPD menggelontorkan dana bergulir atau dana stimulan
dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan (P2MP). Sebanyak 99
desa di Luwu Timur masing-masing
mendapatkan dana Rp350 juta. “Dana
tersebut merupakan pinjaman modal
usaha bagi kelompok masyarakat miskin. Tapi dalam praktik, pengembalian
dana tersebut umumnya macet. Terutama karena memang tidak ada kesadaran
dalam benak masyarakat bahwa dana
tersebut adalah dana pinjaman. Mereka
menganggap uang dari pemerintah itu
sudah pasti hibah,” kata Desmety.
Sebagai bagian dari proses assessment, Tim menggali informasi seputar
motif, perilaku, dan kebiasaan-kebiasa-
an yang dianut masyarakat desa. Dengan
demikian, rekomendasi lembaga keuangan yang dikeluarkan sesuai dengan
karakter masyarakat.
Informasi juga didapat melalui koperasi yang terbilang sukses. Salah satunya
Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Berkat
di Malili. Koperasi ini berdiri 2006 dan
kini punya 300 anggota lebih. Meskipun
memiliki anggota banyak, KSP Berkat
belum dapat menjaring kalangan petani dan pedagang kecil secara maksimal.
Mereka kebanyakan keberatan dengan
besaran simpanan wajib sebesar Rp3
juta dan simpanan pokok Rp400.000.
Tim Koordinasi juga menemukan fakta, masyarakat berkoperasi semata-mata
hanya untuk mengajukan pinjaman. Ke-
Tim Koordinasi Kabupaten
Tim Koordinasi Kabupaten terdiri Shine Desmety (kiri), Ruri Febrianto, Faizol Husni dan Agus Suheri(kanan) melakukan
diskusi tentang perilaku, motif, dan kebiasaan yang dianut masyarakat desa.
tika mereka tak lagi memerlukan dana,
mereka menarik diri dari keanggotaan.
Padahal manfaat koperasi sangat besar.
Temuan-temuan tersebut menjadi bahan
untuk merumuskan sistem pengelolaan
keuangan nantinya.
Beroperasi 2014
Tim Koordinasi juga melakukan survei ke pasar-pasar tradisional. Mereka
mewawancarai pedagang dan pengelola
pasar untuk mendengar seberapa besar
kebutuhan mereka terhadap lembaga
keuangan selain bank. Sebagian dari
mereka menyatakan tak segan mengajukan pinjaman ke bank, dan sebagian
lagi ragu-ragu. Alasan kelompok yang
ragu-ragu adalah rumitnya prosedur
pengajuan kredit dan lamanya proses
pencairan dana.
Karena itulah, masyarakat cenderung
mengajukan kredit ke perusahaan-perusahaan leasing dengan agunan. Persyaratan yang ringan menjadi alasan
utama, meski bunga pinjamannya terbilang besar. Hal ini mengindikasikan
masyarakat sebenarnya memerlukan
bantuan modal.
Tim Koordinasi juga akan mengadakan diskusi kelompok dengan melibatkan pemerintah daerah, para fasilitator PTPM, dan tokoh-tokoh masyarakat.
Diskusi kelompok tersebut diharapkan
dapat menghasilkan prototipe lembaga
keuangan yang sesuai dengan karakter
dan kebutuhan masyarakat di Luwu Timur. Fase berikutnya adalah pengurusan
perizinan dan persiapan teknis hingga
lembaga keuangan tersebut beroperasi. Tim menargetkan tahun ini lembaga
keuangan tersebut sudah terbentuk. [ ]
4
LAPORAN UTAMA
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Meningkatkan Kapasitas, Menguatkan Lembaga
Pengembangan koperasi memerlukan kerja sama antara pegiat koperasi, pemerintah dan badan usaha.
K
operasi merupakan lembaga keuangan non-bank terbanyak di
Luwu Timur. Namun perannya
dalam mendorong roda perekonomian
masih terasa lambat, bahkan cenderung
stagnan. Kurangnya pemahaman seputar
visi dan misi koperasi, lemahnya manajemen pengelolaan koperasi, serta kurangnya pengurus dan anggota dalam
memahami sistem dan mekanisme perkoperasian menjadi penyebabnya.
Untuk itu, akhir Februari 2014 lalu diadakan pelatihan perkoperasian. Pengurus dari 16 koperasi di Nuha, Towuti,
Wasuponda dan Malili menjadi peserta
kegiatan empat hari tersebut. Fasilitator
mendorong sesama peserta melakukan
curah pendapat, diskusi, dan simulasi.
Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas lembaga dan pengurus
koperasi. Juga untuk menajamkan visi
dan misi lembaga, tata kelola administrasi, manajemen keuangan, manajemen
SDM, pengembangan usaha dan permodalan, serta mengubah pola pikir pelaku
perkoperasian.
Hadir dalam acara Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan
(Koperindag) Lutim dan staf Lembaga
Pendidikan Koperasi (Lapenkop), sebuah lembaga di bawah Dewan Koperasi
Indonesia (Dekopin). “Untuk mengembangkan lembaga koperasi yang andal
harus melalui proses dan kerja keras
yang memerlukan keseriusan. Mengikuti
pelatihan dan menerapkan pembelajaran
yang sudah didapat merupakan bagian
dari proses tersebut,” kata Ir. Zakaria,
M.Si, Kepala Dinas Koperindag Lutim.
Peninjauan Lapangan
Sebagai kelanjutan dari kegiatan pelatihan, Tim Fasilitator Perkoperasian
dari konsultan A+ CSR Indonesia mengadakan peninjauan lapangan terhadap
kinerja koperasi sepanjang Mei lalu. Koperasi yang ditinjau diambil secara acak,
dengan prioritas koperasi-koperasi di
wilayah terdampak operasi PT Vale dan
telah mengikuti pelatihan perkoperasian.
Delapan koperasi yang ditinjau masuk dalam kategori koperasi produsen
dengan usaha pembuatan pupuk kompos, koperasi jasa di bidang perdagangan
bahan bakar minyak, dan koperasi simpan pinjam. Dilihat sepintas, pemaham-
"Untuk mengembangkan
lembaga koperasi yang
andal harus melalui proses dan kerja keras yang
memerlukan keseriusan,”
Ir. Zakaria, M.Si
(Kepala Dinas Koperindag Lutim)
Pelatihan dan Verifikasi koperasi di wilayah terdampak.
Kepala Dinas Koperindag Luwu timur, Ir Zakaria Msi memberikan materi dalam pelatihan perkoperasian, bertempat di Otuno room (27/02/2014) (atas).
Tim Fasilitator perkoperasian dari konsultan A+ melakukan verifikasi dan peninjauan lapangan (bawah).
an seputar aturan main koperasi belum
dipahami para pengurus dan anggota.
Misalnya, ketika koperasi mensyaratkan jumlah anggota minimal sebanyak
20 orang, masih ada koperasi yang beranggotakan kurang dari jumlah tersebut.
Proses pembentukan koperasi pun tidak
sepenuhnya dilalui secara benar. Antara lain karena tidak dilandasi kesamaan
kepentingan dan kebutuhan anggotanya. Pilihan jenis usaha juga tanpa studi
kelayakan.
Pemahaman tentang Rapat Anggota
Tahunan (RAT) sebagai forum tertinggi
dirasa lemah. Terbukti, hanya dua koperasi yang sudah melaksanakan RAT. Ope-
rasional bisnis juga perlu banyak perbaikan. Koperasi-koperasi produsen masih
terlalu mengandalkan operasional bisnis
pada permintaan perusahaan untuk memasok produk dengan kuota produksi
dan rentang waktu yang sangat terbatas.
Koperasi jasa menggantungkan keberlanjutan operasionalnya pada nelayan
dan pengecer yang bukan anggota dalam
penyediaan BBM. Koperasi-koperasi simpan pinjam melakukan operasional bisnis
secara rutin, namun dengan perputaran
modal yang kecil. Kemampuan koperasi memberikan pinjaman yang minim
dan rendahnya kesadaran anggota untuk
menyimpan dan mengangsur pinjaman,
masih menjadi kendala koperasi untuk
menggerakkan roda bisnis.
Untuk bisa maju dan berkembang, siapapun atau apapun perlu memiliki daya
saing. Tak terkecuali koperasi. Hasil pemantauan lapangan menunjukkan, produk koperasi produsen ternyata memiliki
produk pengganti yang dihasilkan badan
usaha lain.
Dengan kondisi tersebut, koperasi
tidak punya nilai tawar yang tinggi atas
produk maupun jasa yang dihasilkannya.
Apalagi koperasi-koperasi produsen tidak memiliki keunikan layanan produk
atau jasa.
Meskipun sudah sesuai dengan keinginan konsumen, produk dan jasa yang
dihasilkan masih terkonsentrasi pada
satu atau dua jenis saja. Sementara koperasi simpan pinjam masih terbatas
pada produk simpan pinjam yang konvensional.
Berbenah
Hasil peninjauan lapangan Tim Fasilitator Perkoperasian tersebut mejadi
bahan berharga untuk perbaikan. Pembenahan dalam lingkup internal koperasi
harus dilakukan, mulai dari administrasi,
kelembagaan, hingga skema bisnis dan
peningkatan daya saing.
Peninjauan lapangan juga memberi
masukan kepada pemerintah daerah dan
pihak-pihak lain dalam memajukan koperasi. Pemerintah desa dapat melakukan
kegiatan sosialisasi terkait mekanisme
pendirian dan strategi pengembangan
koperasi. Juga melakukan verifikasi atau
pemeringkatan koperasi untuk memantau tingkat kesehatan koperasi.
Strategi intervensi, seperti pelatihan
dan asistensi, perlu dilakukan secara berkala. Selain itu, peran dunia usaha dipandang krusial. Perusahaan dapat bermitra
dengan koperasi melalui kerja sama penyediaan barang dan jasa melalui tender
secara transparan dan kredibel.
Semakin maju dan berkembang suatu koperasi, semakin berkembang pula
ekonomi masyarakat. Kemampuan ekonomi yang membaik, tentu berujung pada
kemandirian. [ ]
EDISI 9 , JULI 2014
I
SOSOK
VERBEEK
5
Brigita Olivia:
Peduli Lingkungan,
Peduli Masa Depan
Menjadi seorang duta merupakan kebanggaan. Namun sekaligus tanggung jawab yang disandang seumur hidup.
S
iang itu, selepas jam sekolah, hujan turun cukup
deras. Lewat pengeras suara, Brigita memanggil
teman-temannya yang tergabung dalam Relawan Peduli Lingkungan (RPL) untuk berkumpul dan
mengerjakan aktivitas mereka seperti biasa, yaitu
memungut sampah yang tercecer di koridor sekolah.
Hujan tidak menjadi halangan untuk berhenti peduli. Begitulah sebagian kecil keseharian Gita, sapaan akrab si Duta Sanitasi Provinsi Sulawesi Selatan
2013. Kepeduliannya terhadap kebersihan lingkungan
dan pentingnya menjaga sumber air telah membuat
dia punya banyak teman dari seluruh Indonesia. Dia
juga punya banyak gagasan positif untuk dibagikan
kepada sesama.
Sanitasi, bagi penghobi menulis dan menggambar ini, merupakan salah satu hal terpenting dalam
hidup. Ada lelucon begini: Ketika seseorang sudah
terlalu banyak bepergian ke luar negeri hingga sulit
membedakan satu negara dengan negara lain, bagaimana cara mudah mengetahui kita sudah sampai
di Indonesia? Mudah saja. Masuklah ke toilet umum.
Jika toilet tersebut kotor dan tidak nyaman, itu artinya kita sedang berada di Indonesia.
Brigita angkat bicara tentang lelucon tersebut dan
berbagai hal lain yang menarik perhatiannya. Berikut
petikan wawancara dengan Verbeek.
Gita pernah mendengar lelucon tentang toilet di
Indonesia itu?
Iya, saya pernah mendengarnya. Rasanya negara
kita ini dipandang rendah sekali. Tapi mungkin memang seperti itu kenyataannya. Kesadaran untuk
menjaga kebersihan masih sangat kurang. Ambil
contoh toilet umum di SPBU yang kebanyakan kotor
dan bau. Kalau setiap orang mau peduli, rasanya tidak sulit menjaga kebersihan toilet umum dan tempat-tempat lain.
Apa tugas Gita sebagai Duta Sanitasi?
Kami para Duta Sanitasi diharapkan menjadi role
model atau panutan bagi teman-teman dan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian
lingkungan. Duta Sanitasi juga harus punya program
kerja dan menjadi penyuluh muda yang aktif.
Apa program kerja Gita?
Saya dibantu guru pembimbing mengumpulkan
sukarelawan lalu membuat komunitas Relawan Peduli Lingkungan atau disingkat RPL. Bersama temanteman, kami melakukan aksi bersih-bersih di sekolah
dan lingkungan sekitar. Kegiatan itu kami lakukan
hampir setiap hari, di jam istirahat atau pulang sekolah. Kami juga membantu petugas kebersihan membuang sampah. Karena tidak mungkin saya bekerja
sendiri, saya sangat terbantu oleh teman-teman RPL.
Brigita Olivia berkumpul bersama teman-teman Relawan Peduli Lingkungan
sebelum mereka melakukan pemungutan sampah.
Bagaimana awal keikutsertaan Gita dalam pemilihan Duta Sanitasi?
Tahun lalu, pihak sekolah mengumumkan
kita akan ikut seleksi Duta Sanitasi yang
diadakan oleh Kementerian Pekerjaan
Umum. Siapapun yang tertarik boleh mengumpulkan berkas-berkas dan sertifikat
prestasi untuk diseleksi oleh Dinas Pekerjaan Umum.
Dari YPS terpilih dua orang, saya salah
satunya. Lalu saya mengikuti karantina di
Makassar selama satu bulan sebagai persiapan sebelum berangkat ke Jakarta. Saya
bisa ikut karantina dan berangkat ke Jakarta bersama enam teman lain se-Provinsi
Sulawesi Selatan berkat poster yang saya
buat. Judulnya “Tidak Ada Air, Tidak Bagus”.
Peserta seleksi yang tidak menjadi Duta
Sanitasi Nasional, otomatis menjadi Duta
Sanitasi Provinsi. Meskipun akhirnya saya
cukup menjadi Duta Sanitasi Provinsi, selama karantina di Makassar dan sepanjang
perlombaan di Jakarta, banyak pengalaman
baru yang saya dapatkan.
Apa saja pengalaman baru itu?
Di Makassar, kami diajar menari tradisional Mappadendang untuk ditampilkan sebagai
pertunjukan dari daerah masing-masing. Saya, yang
awalnya sama sekali tidak bisa menari, jadi bisa.
Kami juga dibekali keterampilan public speaking,
karena sebagai duta tugas utama kami adalah memberi edukasi. Kami juga diajari cara membuat video
pendek, membatik, mendapat ide-ide mendaur ulang
sampah, dan melakukan praktik kerja lapangan. Bagi
saya, mengikuti seleksi Duta Sanitasi bukan untuk
mencari kemenangan, tapi mencari keterampilan.
Ada praktik kerja lapangan juga?
Iya, kami secara berkelompok terjun ke sebuah
kampung di Jakarta. Di sana, kami bertemu langsung
dengan masyarakat dan memberi penyuluhan seputar
sanitasi. Seru sekali. Apalagi kelompok saya berhasil
masuk peringkat lima besar dalam penilaian PKL.
Sekembalinya ke Sorowako, pelajaran apa yang
Gita terapkan dalam keseharian?
Saya belajar untuk menunjukkan kepedulian lewat aksi nyata. Setiap kali saya melihat sampah, saya
pasti langsung pungut dan buang ke tempat sampah.
Ternyata banyak juga teman-teman mengikuti aksi
saya. Hal-hal yang kelihatan kecil seperti itu punya
dampak besar kalau kita lakukan bersama secara
terus-menerus.
Mengapa Gita begitu peduli terhadap lingkungan?
Sanitasi itu kaitannya dengan kebersihan dan menjaga sumber air bersih. Menjaga kebersihan artinya
menjaga kesehatan. Menjaga air artinya menjaga masa
depan. Ketika kita menjaga kebersihan dan sumber
air, artinya kita memastikan masa depan yang sehat.
Itu sangat penting.
Bagaimana menanamkan kebiasaan bersih?
Pendidikan dan kebiasaan. Kalau seorang anak
sejak kecil dididik dan dibiasakan untuk menjaga kebersihan, sampai dewasa akan terbawa dan dia akan
mengajarkan hal yang sama kepada anaknya. Begitu
seterusnya. Karena itu, Duta Sanitasi dipilih dari
anak-anak supaya kebiasaan bersih itu masih
bisa ditanamkan dan generasi penerus akan
menjadi generasi yang peduli sanitasi.
BIODATA
Nama Lengkap: Brigita Maria Olivia Putri Suciadi
Tanggal Lahir : 18 Oktober 1999
Pendidikan : Kelas VIII SMP YPS Singkole,
Sorowako
Ayah
: Abraham Sutjiadi
Ibu
: Wenda Azikin
Saudara
: Angelina Wiyani (24),
Vincent Aditya (20),
Fransiscus Ivandi (12),
Catherine Benita (8)
Sehari-hari, kamu pribadi seperti apa sebenarnya?
Saya ini sebenarnya pendiam. Awalnya sulit juga
harus menjadi seorang duta karena harus banyak
bicara di depan umum. Tapi saya pikir-pikir ada
untungnya juga saya pendiam karena saya terbiasa
langsung bertindak, tidak banyak bicara. Kalau mau
pungut sampah ya pungut saja, enggak perlu ngomong-ngomong.
Menjadi Duta Sanitasi pasti bangga. Adakah hal
yang memberatkan?
Bangga sudah pasti. Tapi tanggung jawab saya
besar sekali, mungkin itu yang agak memberatkan.
Kadang saya suka iseng pura-pura lempar kertas ke
lantai. Kalau anak-anak lain mungkin enggak masalah, tapi saya langsung dimarahi banyak orang karena
buang sampah sembarangan… hahahaha.
Apa harapan Gita terhadap perilaku hidup bersih di Indonesia?
Yang jelas saya berharap sekali orang Indonesia
bisa taat peraturan dan enggak malu-maluin. Semoga
lelucon tentang toilet di Indonesia suatu saat tidak
akan ada lagi. [ ]
6
WAWASAN
V E R B E E K
EDISI 9
JULI 2014
Cerita dari Asrama STOVIA
Dari ruang anatomi STOVIA, Soetomo
dan kawan-kawannya membuat langkah bersejarah. Kelak dikenang sebagai
pelopor pergerakan nasional.
iwansuwandy.files.wordpress.com
Murid STOVIA berpraktek di masyarakat
Murid STOVIA dan para dosennya.
Setiap murid STOVIA mendapatkan
uang saku sebesar fl15, dan setiap tiga
tahun ditambah fl2,50 sampai maksimum uang saku jadi fl20. Pada masa
Dr E.A. Koch menjadi Direktur STOVIA
(1917-1918), uang tunjangan murid
per bulan dinaikkan menjadi fl30 untuk
VA, fl32,50 untuk kelas 1 sampai kelas
4 GA, dan fl35 untuk kelas yang lebih
tinggi. Dr Koch juga sangat perhatian
pada murid-muridnya. Misalnya, dia
menemui murid-murid luar Jawa yang
tidak bisa pulang kampung waktu liburan karena masalah biaya. Melihat
kenyataan demikian, Dr Koch berinisiatif kepada Direktur Jawatan Pendidikan agar siswa STOVIA bisa pulang
setahun sekali naik KPM (Koninklijke
Paketvaart Maatschappij) atau Perusahaan Pelayaran Kerajaan atas biaya
pemerintah, disamakan kedudukannya
dengan pegawai negeri.
Dengan uang saku di tangan, para
murid dapat membeli stelan baju baru
pada penjahit “Kong Boen” di Pasar
Senen, membeli perlengkapan mandi, semir sepatu. Dengan makin bertambahnya uang saku, dalil “pakaian
untuk menjadi lelaki sejati” berlaku
untuk para klepek, antara lain dengan
mengoleksi kemeja, dasi, dan kaos kaki.
Dengan uang saku yang lumayan dan
kiriman dari orangtua, beberapa murid
STOVIA in de kost di rumah-rumah penduduk sekitar sekolah seperti di Kwini,
Senen, Kampung Ketapang, Kampung
Besar, Kepuh, dan lain-lain. Diceritakan, dengan membayar fl10 per bulan,
para murid in de kost di rumah Mas
Guno, Pak Wongso, Abang Alie, atau
Ema Gemmoek.
Di asrama sendiri terdapat ruang
rekreasi yang cukup luas, untuk mengobrol dengan teman sambil minum dan
mengudap makanan kecil yang disediakan di buffet. Selain itu terdapat fasilitas main catur, biliar, baca di tempat
koran atau majalah. Di asrama terdapat
beberapa perkumpulan sebagai sarana
hiburan dan olahraga para murid seperti perkumpulan senam dan anggar,
sepakbola, musik, pencak Sumatera,
tenis, atau musik Hawaii.
wikimedia.org
Asrama STOVIA
Ketika Soetomo masuk STOVIA—
sebelumnya bernama Sekolah Dokter
Djawa— sudah tersedia asrama bagi
para murid. Sebelumnya, asrama Sekolah Dokter Djawa bersebelahan dengan
tempat belajar di Rumah Sakit Militer
Weltevreden (dekat Jatinegara, Jakarta). Ketika namanya berubah menjadi
STOVIA, asrama pindah ke Hospitaalweg (Jalan Rumah Sakit), resmi dibuka
pada 1 Maret 1902.
Asrama STOVIA terdiri atas empat
ruangan besar, dilengkapi kamar mandi
dan WC yang dapat menampung 180
orang murid. Semua pintu dan jendela terbuka ke halaman. Di pekarangan
berdiri tiga bangunan, satu bangunan untuk praktikum fisika dan kimia,
satu bangunan untuk senam, dan satu
lagi yang terbesar digunakan untuk
tempat rekreasi. Di kiri dan kanannya
terdapat 20 kamar tidur bagi muridmurid yang satu atau dua tahun lagi
lulus jadi dokter.
Sejak tahun 1913 STOVIA menyelenggarakan pendidikan untuk mencapai gelar Indische Arts selama 10 tahun, di mana 3 tahun sebagai bagian
wikimedia.org
S
etiap tanggal 20 Mei, kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional. Inilah hari yang merujuk
pada berdirinya suatu organisasi yang
dimotori para mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen)
atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia
pada 1908. Sekolah ini di masa HindiaBelanda amat prestisius, termasuk bagi
Soetomo, salah seorang pendiri Boedi
Oetomo. Bagaimana kehidupan murid-murid STOVIA yang “keren” itu di
asrama? Verbeek coba mengupasnya.
Soetomo masuk STOVIA ketika berusia 15 tahun, tepatnya pada 10 Januari
1903. Teman angkatannya berjumlah
13 orang, di antaranya akan menjadi
rekan-rekan pendiri Boedi Oetomo. Dua
tahun pertama di sekolah ini ditandai
Soetomo dengan semangat belajar yang
buruk dan kesukaannya berkelahi. Untung saja dia cepat sadar bahwa sang
ayah menaruh harapan besar kepada
dirinya.
persiapan atau voorbereidende afdeling
(VA), dan 7 tahun untuk bagian kedokteran atau geneeskundige afdeling (GA).
Murid-murid yang disebut ẻlẻve (para
murid menyebutnya klepek), dari tiap
kelas dikumpulkan dalam satu kelompok dan ditempatkan pada ruang tidur
tertentu. Pembagiannya sebagai berikut: Ruang A diperuntukkan bagi kelas
1 dan 2 voorbereidende afdeling, sedang
Ruang B untuk kelas 3 voorbereidende
afdeling dan kelas 1 geneeskundige afdeling dan seterusnya. Murid yang naik
kelas berpindah ruang tidurnya, mulai dari ruangan A, kemudian B, C, dan
D, sampai akhirnya menikmati kamar
sendiri. Seorang pengawas (suppoost)
biasanya menerima murid baru dan
menempatkannya di ujung selatan ruang A.
Seorang murid yang telah masuk
asrama diberi satu tempat tidur yang
sudah ditempeli nama siswa bersangkutan. Tempat tidur itu namanya “krib”,
dibuat dari kerangka besi, di mana di
tengahnya terdapat kain terpal yang
diikatkan ke bingkai besi. Ini untuk
memudahkan krib dijemur seminggu
sekali tiap hari Sabtu. Selain itu, krib
dilengkapi sebuah bantal dan sehelai
selimut prajurit bergaris-garis. Tiap
murid juga diberi fasilitas sebuah kursi
dan setengah lemari bertingkat.
Selama tinggal di asrama, muridmurid akan mendapatkan nomor yang
melekat pada dirinya. Mereka yang
baru datang di asrama karena masih
dianggap hijau (groentjes), belum tahu
apa-apa, akan diinisiasi oleh seniornya
(oudjes). Maksudnya adalah mengajari
yang muda berkenalan dan menyesuaikan diri dengan kehidupan dan rumah
tangga asrama. Setelah acara perploncoan selesai, hubungan yang akrab terjadi antara senior dan junior, seperti
membantu kesulitan dalam pelajaran, ikut serta dalam kegiatan seni dan
olahraga, dan diajarkan menggunakan
waktu dan uang sebaik-baiknya.
Tata tertib dan disiplin di sekolah
dan asrama dijaga dengan baik. Waktu
sekolah dimulai jam 7.00-12.30, dengan
lima mata pelajaran, di mana tiap pelajaran berlangsung 50 menit diselingi
waktu istirahat 10 menit.
Pengaturan waktu dilakukan dengan
baik. Sehabis makan siang klepek beristirahat, sore hari digunakan olahraga atau jalan-jalan. Malam hari pukul
19.30 siswa harus kembali ke kelas, untuk belajar individu sampai jam 22.00,
kecuali untuk kelas yang lebih tinggi
lebih lama lagi. Ketika lampu gas dimatikan (kemudian diganti lampu listrik),
semua murid diwajibkan tidur. Biasanya supoost akan memeriksa keadaan
ruang tidur.
Biarpun ada tata tertib, tetap saja
ada upaya untuk melanggarnya, misalnya keluar asrama waktu malam
untuk mengisi perut yang lapar atau
hanya sekadar memenuhi keinginan
melanggar disiplin.
Suasana rumah sakit di masa Hindia-Belanda.
Murid-murid dari Sumatera mendirikan perkumpulan semacam koperasi
bernama “Sumatraansch Commensalenhuis Stovia” (SCS) pada Januari
1918. Koperasi ini mengusahan berbagai barang keperluan mulai dari pakaian, buku, atau sepeda dengan cara
dicicil. murid-murid asal Jawa mendirikan “Langen Siswo”, perkumpulan
seni tari Jawa.
“Di asrama ini, tepatnya di Ruang
Anatomi, pemuda R. Soetomo dan kawan-kawannya sesama murid STOVIA
berhasil membuat langkah bersejarah
membentuk organisasi Boedi Oetomo
pada 20 Mei 1908. Organisasi ini kelak
akan dikenang sebagai pelopor pergerakan nasional yang berjuang untuk
kemajuan tanah airnya,” ujar sejarawan Wasmi Alhazari kepada Verbeek
di Jakarta.
Lebih jauh Wasmi mengatakan, “Sejak bulan Juli 1920 sekolah pindah ke
gedung STOVIA baru di Jalan Salemba
No. 6. Ternyata perpindahan ini membawa pengaruh pada situasi asrama.
Disiplin dalam asrama dan kehidupan
sehari-hari tidak lagi diawasi dengan
ketat, dan demikian pula dengan kewajiban belajar sendiri di malam hari.
Ada kebebasan keluar-masuk asrama,
juga menonton bioskop tidak terbatas
hanya hari Sabtu atau libur lagi.” [ ]
*Tulisan mengenai suasana asrama STOVIA
terutama bersumber pada artikel A. de Waart, “Vijf-en-zeventig Jaren Medisch Onderwijs te Weltevreden, 1851-1926”, dalam Ontwikkeling van het Geneeskundige Onderwijs
te Weltevreden, Batavia: G.Kolff & Co, 1926.
WAWASAN
7
V E R B E E K
EDISI 9
JULI 2014
Mengenal Raptor
Oleh Weldi Purwanto*
Raptor bisa dijadikan bio indicator. Suatu wilayah terkontaminasi zat kimia atau tidak, dapat ditilik
dari keberadaan raptor di wilayah itu.
Dari sisi fungsi ekologisnya,
elang sebagai top predator punya fungsi
utama penyeimbang rantai kehidupan. Contoh kecil, banyaknya populasi
hama, ular, dan tikus di satu wilayah
merupakan indikator sudah tidak ada
atau hilangnya elang di kawasan tersebut.
Elang juga bisa dijadikan bio indicator. Suatu wilayah sudah terkontaminasi zat kimia atau belum, bahkan
kebersihan air, dapat ditilik dari keberadaan elang di wilayah tersebut.
Jika suatu wilayah sudah terkontaminasi zat kimia, elang akan pergi dari
wilayah tersebut.
Raptor di Indonesia saat ini, menurut Asman Adi Purwanto dari RAIN
(Raptor Indonesia), terdapat 70-80
spesies. Di Sorowako dengan Danau
Matano-nya, teramati 12 jenis raptor,
tersebar dengan fungsi dan area masing
masing. Satu di antaranya elang-alap
kawah/Falco peregrinus/Peregrine
Falcon. Menurut Francesco Gemi dari
Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia, elang ini adalah raptor migrasi
musiman dari Siberia.
Hal ini menunjukkan kondisi alam
Sorowako dan Danau Matano masih
menjadi tempat yang aman dan nyaman buat para raptor. Mari kita jaga
lingkungan agar para raptor ini tetap
menjaga langit Sorowako dan kejernihan Danau Matano. [ ]
Weldi Purwanto
R
Elang alap ekor totol (Accipiter trinotatus)
Weldi Purwanto
aptor adalah sebutan untuk jenis
burung pemangsa yang menjadikan hewan lain seperti reptil,
unggas, bahkan mamalia sebagai makanan utamanya. Raptor ada yang berburu di siang hari, ada yang berburu di
gelap malam; ada yang menjadi pemburu di hutan yang rapat, ada pula yang
memiliki kemampuan jelajah sangat
tinggi. Dilihat dari jenis makanannya,
raptor merupakan top predator dalam
suatu rantai makanan.
Raptor memiliki ciri khusus sebagai
burung predator. Pada umumnya raptor memiliki cakar panjang, kokoh, dan
tajam, berfungsi untuk mencengkeram
hewan buruannya. Paruhnya pun demikian, sangat kokoh. Ujungnya melengkung dan tajam, berfungsi sebagai alat
cabik hewan buruan sebelum dimakan.
Yang paling terkenal dari raptor
adalah matanya. Dengan design sangat unik, mata raptor mampu melihat hewan buruan dari jarak sangat
jauh. Inilah modal utama raptor dalam
mengintai buruannya, selain kemampuan menyerang dengan sangat cepat
dan tanpa suara kepak sayap.
Dengan penampilan sangat gagah
dan tenang, raptor merupakan hewan
yang paling banyak dipakai sebagai
lambang, baik lambang organisasi, kesatuan angkatan bersenjata, bahkan
negara, termasuk Indonesia. Burung
Garuda merupakan bentuk imajinatif
elang jawa, salah satu elang endemik
Indonesia dan kini terancam punah
akibat hilangnya hutan habitat mereka.
Data Raptor Indonesia (RAIN) 20052011, jumlah elang jawa tinggal sekitar
325 pasang.
Elang Sulawesi (Spizaetus lanceolatus).
Burung Raptor di sekitar Matano
*Penulis adalah karyawan PT Vale, penulis
buku "Pesona Burung Danau Matano".
Weldi Purwanto
Elang ular Sulawesi (Spilornis rufipectus).
Nama Burung
Nama Latin
Nama Inggris
Status
Elang ular Sulawesi
Spilornis rufipectus
Sulawesi SerpentEagle
Endemik
Elang bondol
Haliasture indus
Brahminy Kite
Alap-alap sapi
Falco moluccensis
Spotted Kestrel
Elang tiram
Pandion haliaetus
Osprey
Elang laut perut putih
Haliaeetus leucogaster
White-bellied Seaeagle
Elang hitam
Ictinaetus malayensis
Black Eagle
Elang Sulawesi
Spizaetus lanceolatus
Sulawesi HawkEagle
Elang alap kawah
Falco peregrinus
Peregrine Falcon
Elang tikus
Elanus caeruleus
Black-winged Kite
Elang alap ekor totol
Accipiter trinotatus
Spot-tailed
Goshawk
Endemik
Elang-alap kepala-kelabu
Accipiter griseiceps
Sulawesi Goshawk
Endemik
Elang ikan kecil
Ichthyophaga humilis
Lesser Fish-eagle
Endemik
KREASI
8
V E R B E E K
EDISI 9
JULI 2014
Membuat
Boneka Jari
3. Jahit jadi satu bagian pinggir flanel pertama dan
kedua menggunakan benang oranye. Boneka jari
berbentuk rubah siap dimainkan!
Ikuti langkah mudah berikut ini dan bersiaplah untuk
bermain bersama si kecil.
B
oneka jari yang mungil dan menggemaskan punya banyak manfaat saat dimainkan oleh anak
usia prasekolah dan TK. Boneka-boneka kecil
itu membantu anak mengembangkan kemampuan
bahasa dan berkomunikasi, keahlian mendengarkan,
mengekspresikan gagasan, dan mengasah imajinasi.
Di luar semua itu, bermain adalah hal yang menyenangkan bagi anak. Keceriaan akan bertambah ketika
Anda dan si kecil membuat sendiri tokoh-tokoh boneka yang ingin dimainkan. Anda tidak terlalu mahir
menjahit? Jangan khawatir. Boneka jari sederhana
ini bisa dibuat dengan mudah oleh penjahit pemula. Bahkan anak juga bisa ikut berkreasi sepanjang
Anda tetap mengawasi proses pembuatannya yang
melibatkan gunting serta jarum jahit.
Boneka Rubah
Boneka Burung Hantu
Boneka Landak
Alat dan Bahan:
1. Kain flanel abu-abu
ukuran 9 x 10 cm.
2. Kain flanel abu-abu muda ukuran 4 x 4 cm.
3. Jarum sulam.
4. Benang sulam abu-abu,
abu-abu muda, hitam.
5.Gunting.
Alat dan Bahan:
1. Kain flanel coklat
ukuran 9 x 10 cm.
2. Kain flanel oranye
ukuran 3 x 7 cm.
3. Kain flanel putih
ukuran 2 x 4 cm.
4. Jarum sulam.
5. Benang sulam hitam,
coklat, oranye.
6.Gunting.
Alat dan Bahan:
1. Kain flanel oranye
ukuran 9 x 10 cm.
2. Kain flanel putih
ukuran 2 x 5 cm.
3. Kain flanel hitam
ukuran 2 x 2 cm.
4. Jarum sulam.
5. Benang sulam oranye,
putih, hitam.
6.Gunting.
Cara Membuat:
1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti
pada foto di atas.
2. Mulai jahit bagian wajah. Gunakan benang putih
untuk menjahit pipi rubah, benang hitam untuk
hidung, mulut, dan mata. Pada lembaran kain flanel kedua, jahit bagian ekor rubah.
Cara Membuat:
Cara Membuat:
1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti
pada foto di atas.
2. Mulai jahit bagian wajah, lalu kreasikan mata dan
hidung dengan benang sulam. Jahit telinga di flanel
kedua seperti pada foto di bawah.
1. Gunting kain flanel menjadi bentuk-bentuk seperti
pada foto di atas.
2.Kreasikan bagian mata, paruh, sayap, dan cakar
burung seperti pada foto di bawah.
3.Jahit jadi satu bagian
pinggir flanel pertama
dan kedua menggunakan benang hitam.
3. Satukan bagian depan dan belakang dengan jahitan berjarak 0,5 cm dari pinggir.
4. Kreasikan “duri” landak di pinggiran flanel.
Selamat bermain dengan
si kecil! [ ]
Disadur dari:
handmadecharlotte[dot]com
KARYAMU
9
V E R B E E K
EDISI 9
JULI 2014
XII pun berhamburan keluar kelas. Dalam perjalanan
pulang, terbayang Rina sahabatku yang menderita
penyakit berat namun masih rajin belajar. “Kok aku
yang sehat begini malas belajar?” tanyaku dalam hati.
***
Sahabatku,
Pencerahku
i bawah sebatang pohon di depan kelasku,
aku duduk memikirkan nilai-nilai tryout-ku
yang rendah. Dengan nilai-nilai seperti itu,
aku mungkin tidak bakal lulus ujian.
Bel tanda masuk kelas berdentang. Aku tersadar
dari lamunanku. Segera aku berjalan menuju kelas.
Dari jendela kelas kulihat sahabatku Rina sedang
menekuni buku-bukunya. Aku menghampiri dia dan
menanyakan nilai tryout-nya. Ternyata nilai tryout
Rina juga rendah. Namun berbeda dengan aku, dia
justru semakin tekun belajar. Dia ulangi terus pelajaran dan soal-soal latihan yang diberikan guru.
Tiba-tiba Rina memijat-mijat kepalanya dan wajahnya menjadi sangat pucat. Dia tutup semua buku
yang ada di depannya.
“Ya ampun, wajahmu pucat sekali, Rin. Kamu sakit?
“Nggak apa-apa kok.”
“Muka pucat begitu kamu bilang nggak apa-apa?!”
“Ah, cuma sakit kepala biasa, nanti juga sembuh.”
“Kalau kamu sakit bilang dong, nanti aku temani
kamu minta izin agar bisa pulang duluan. Mungkin
kamu butuh istirahat di rumah.”
“Iya, mungkin ini pengaruh aku tidak minum obat
sebelum ke sekolah, Mir.”
“Memangnya kamu sakit apa, Rin?”
Dengan bibir yang pucat, Rina menceritakan tentang apa yang dia alami selama ini. Baru aku tahu Rina
sahabatku itu menderita penyakit yang parah, namun
dia tidak tahu apa nama penyakitnya. Yang jelas, penyakit yang dideritanya menyerang bagian kepala.
Sebelum aku tahu Rina sakit, dia sering menanyakan bagaimana cara mencegah kerontokan rambut.
Ternyata itu gejala penyakit yang di kepalanya.
Rina anaknya baik, sabar, dan rajin. Dia tidak pernah mengeluh tentang penyakitnya. Dia selalu berusaha agar orang melihat dirinya sehat-sehat saja. Dia
tak ingin orang lain iba karena penyakitnya.
“Mirda, kok Bu Susila belum masuk juga, ya?”
D
Oleh Reskiana Yasin*
Rupanya dari tadi Rina menunggu Bu Susila, salah
seorang guru matematika kelas XII.
Tak terasa satu jam telah berlalu, tapi Bu Susila belum
juga datang. Ternyata Bu Susila
sedang sakit
sehingga tidak bisa hadir
ke sekolah.
Tak lama kemudian bel tanda pulang berbunyi, dan
semua siswa kelas
Pertanyaanku itu setika mendatangkan pencerahan
di benakku. Rasanya aku ingin cepat-cepat sampai di
rumah untuk menyelesaikan semua pekerjaan rumah
seperti biasa aku lakukan—menyapu, memasak, dan
mencuci piring—dan kemudian tenggelam dalam
buku pelajaran.
Aku meyakinkan diriku bahwa aku pasti lulus ujian
kalau aku rajin belajar. “Barang siapa mau berjalan
pasti akan sampai ke tujuan”. Aku ingat kata-kata
bijak itu.
Ibu tentu heran atas perubahan sikapku beberapa hari ini.
Tak terasa hari berlalu, tiba saatnya pelaksanaan ujian.
Hari pertama ujian aku jantungku berdetak keras
ketika pengawas mulai membagikan soal, namun ketika aku mulai mengerjakan soal-soalnya, aku mulai
tenang karena aku dapat mengerjakannya dengan
baik. Begitu pula di hari kedua dan ketiga.
Setelah ujian selesai, kekhawatiran kembali menghinggapiku mendengar pengumuman kelulusan. Alhamdulillah…. semua siswa kelas XII IPS Madrasah
Aliyah Darunnajah Timampu dinyatakan Lulus.
Aku terharu mendengarkan pengumuman itu,
apalagi aku lulus dengan nilai memuaskan. Hari itu
aku bisa tersenyum bahagia berkat sahabatku, Rina.
Rin, kamulah pencerah kesuksesanku.
* Penulis adalah murid kelas XII IPS Madrasah Aliyah Darunnajah Timampu.
10
JENDELA
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Ajaran Maccaé ri Luwu
tentang Hidup
dan Pemimpin (Bagian 1)
B
ulan Oktober nanti, Presiden dan
Wakil Presiden Indonesia terpilih akan mulai memegang masa
kepemiminan hingga lima tahun mendatang. Rakyat Indonesia menginginkan negara kita semakin baik, sejajar
dengan negara-negara lain, mengingat
tantangan di depan semakin besar.
Selain demokrasi yang sekarang kita
anut dalam sistem politik bernegara,
Nusantara kaya dengan ajaran mengenai kepemimpinan. Jika diperhatikan,
banyak ajaran yang masih relevan dengan keadaan sekarang. Misalnya tentang kejujuran dan penegakan hukum.
Jika ajaran-ajaran itu dipraktikkan, tak
diragukan lagi, akan terbangun negara
kesejahteraan seperti diidam-idamkan
oleh para bapak bangsa.
Pada edisi ini Verbeek menyajikan
ajaran hidup dan bernegara dari Maccaé ri Luwu, cerdik-cendekia dari Luwu.
Pada edisi depan, disajikan lebih detail
mengenai syarat-syarat ideal bagi pemimpin dan aparat negara. Sumber tulisan, kutipan, dan pembahasan diambil
dari tulisan Anwar Ibrahim “Negara Kesejahteraan dalam Pemikiran Maccaé
ri Luwu”, seperti dimuat dalam buku
Iwan Sumantri (ed), Kedatuan Luwu.
Petuah Maccaé ri Luwu
Dikisahkan, seorang calon Datu Soppeng, La Baso To Akkarangeng sebelum dilantik menjadi Datu Soppeng,
berkunjung ke kediaman Maccaé ri
Luwu guna memperoleh pengajaran
mengenai berbagai aspek kehidupan,
terutama dalam mengatur masyarakat dan kerajaan. Pemikiran Maccaé
ri Luwu ini dipelajari, dihayati, dan
dipraktikkan terutama oleh raja dan
kaum bangsawan Luwu dan Soppeng.
Ajaran-ajaran Maccaé ri Luwu itu
disampaikan lewat dialog dirinya dengan La Baso To Akkarangeng. Jika dicermati, ajaran Maccaé ri Luwu banyak
bersumber pada Sureq I La Galigo dan
pappéjeppu, ilmu makrifat Bugis yang
dipengaruhi ajaran mistik Islam.
Menurut Anwar Ibrahim, Maccaé ri
Luwu juga mempelajari pemikiran to
acca (orang terpelajar) lain sebelum
dia. Misalnya pemikiran La Méllong
Kajaolaliddo (1508-1583) dari Bone,
yang berkembang sekitar 50 tahun sebelum Maccaé ri Luwu lahir, dan Puang
ri Maggalatung dari Wajo.
Ati Macinnong
Menurut Maccaé Ri Luwu, kehidupan manusia dan kekuasaan akan
mendatangkan manfaat jika bersumber pada hati nurani (ati macinnong).
Nurani merupakan sumber utama jiwa
manusia yang mendorong perbuatan
dan perilaku baik. Ati macinnong merupakan hakikat seorang manusia, se-
mentara panca-indera hanyalah tamu
dalam tubuh kita.
Ati macinnong yang telah menjadikan panca-indera bekerja. Karena itu,
mata semestinya tidak digunakan untuk sembarang melihat, telinga tidak
untuk sembarang mendengar, lidah tidak untuk sembarang bicara, membaui
tidak sembarang membaui, dan bergerak tidak sembarang bergerak—Makkita tekkémata-mata, maréngkalinga
tekkéculing-culing, makkeda tekkélessuk-lessuk, marémmau tekké-émmauémmau, kédo teccakédo-kédo.
Diajarkan, “Sebelum manusia (La
Ugi) lahir melihat cahaya dunia, telah
ada cahaya yang dibawa serta, barulah
dia lahir bersama kembarannya yang
bernama I Campugi (plasenta)—Ri wettu tellessukna La Ugi mita tajang, engka
mémeng tona tajang natiwi, nainappani
lessuk silessureng sibawa selessurenna
ri asenngé I Campugi.” Tajang, cahaya,
yang diletakkan dalam hati nurani manusia itu dianggap bagian dari cahaya
Sang Pencipta, tajanna pawinruk-é, berfungsi sebagai penjaga dan pemelihara
hati nurani manusia. Ini yang membuat ati macinnong tetap cemerlang dan
suci. Ati macinnong tidak akan pernah
bisa berdusta dan tersesat.
Hati nurani yang diterangi tajanna
pawinruk-é dapat menerima firman,
sadda, Sang Pencipta. Sementara pikiran manusia bisa tersesat. Diungkapkan secara puitis: “Menyuruk aku
ke hutan belantara, akal pikiran tersesat, hati nurani menemukan jalan kebenaran—Sellukkak ri alek kabo, pusa
nawa-nawa, ati mallolongang.” Sadda
dari Sang Pencipta itulah pedoman hidup manusia di dunia.
Manusia yang memiliki jiwa baik,
madécéng kalawing ati, akan memelihara diri, perkataan, dan perbuatannya. Manusia demikian memiliki maingek, kesadaran. Seluruh perbuatannya
dilakukan dengan pertimbangan hati
nurani, pétannga mappong ri ati macinnonngé.
Kesadaran, maingek, ini diperlukan
agar manusia dapat menjaga dan menerapkan lima pegangan hidup, lima
akkatenningeng, yaitu: ada tongeng
(kata-kata yang benar), lempuk (kejujuran), getteng (keteguhan atau konsistensi), sipakatau (saling menghargai sesama manusia), dan mappésona
ri déwata seuwaé (berserah diri pada
Sang Pencipta).
Manusia sadar adalah manusia yang
senantiasa melakukan dialog dengan
hati-nuraninya. Pada hati nuranilah
dapat ditemukan cahaya Sang Pencipta,
sumber segala kebenaran. Namun, cahaya dalam hati nurani manusia dapat
terlumuri noda akibat menuruti nafsunafsi, cinna.
Cinna yang tidak terkendali akan
membawa manusia kehilangan hakikat kemanusiaannya, berubah menjadi
boneka berwajah manusia, rapang-ra-
http://id.wikipedia.org/wi ki/Sureq_Galigo
Kebudayaan Nusantara kaya ajaran
bagi calon pemimpin. Banyak yang masih relevan hingga sekarang.
Sureq I La Galigo, salah sumber ajaran Maccaé ri Luwu.
pang tau, atau turun martabat menjadi
sekedar binatang, olokolok. Manusia
yang terlalu mengikuti keinginan dan
kepentingannya, tau turuk cinnaé, tidak
bakal menemukan kebenaran sejati.
Persis di sini sumber segala angkara
murka yang merusak tatanan kehidupan manusia beradab.
Kejujuran
Mengenai apa yang disebut kejujuran, lempuk, Maccaé ri Luwu menyatakan sebagai menempatkan segala sesuatu pada tempat yang seharusnya,
sitinaja. Dikatakan, “Diataskannya yang
di atas, dibawahkannya yang di bawah,
didepankannya yang di depan, dikirikannya yang di kiri, dikanankannya
yang di kanan, dibelakangkannya yang
di belakang, diluarkannya yang di luar,
dan didalamkannya yang di dalam—
Napariwawoi ri wawoé, napariawai ri
awaé, naparioloi ri oloé, napariabeoi
ri abéoé, napariataui ri ataué, naparimunriwi ri munrié, naparisaliwenngi ri
saliwenngé, naparilalenngi ri lalenngé.”
Sekalipun kata-kata adil tidak pernah
eksplisit disebutkan Maccaé ri Luwu,
hakikat keadilan dapat ditemukan pada
keseluruhan pandangannya.
Ditegaskan pula ada lima sifat yang
akan mencegah timbulnya penyesalan dalam kehidupan, yaitu: (1) Berpikir panjang (nawa-nawa malampék)
sebelum melakukan suatu perbuatan
atau mengucapkan suatu perkataan.
(2) Menggunakan pertimbangan matang (tanngak). (3) Menggunakan akal
dan kemampuan menentukan pilihan
(pangilé). (4) Selalu memelihara martabat dan harga diri (sirik-é). (5) Selalu
berhati-hati (tikek-é).
Menurut Maccaé ri Luwu, perilaku
benar dan kata-kata benar, tempatnya pada orang yang berpikir panjang.
Perbuatan yang patut dan tepat, tempatnya pada orang yang menggunakan pertimbangan matang. Perkataan
baik dan tidak serampangan, tempatnya pada orang pintar. Perilaku jelek
dan perkataan buruk tempatnya pada
orang yang sesat. Dan, perilaku salah
serta perkataan salah, tempatnya pada
orang dungu.
Mengurus Negara
Setelah mendedahkan perihal hakikat dan prinsip-prinsip hidup manusia
di dunia, Maccaé ri Luwu menguraikan
bagaimana seharusnya negara dikelola.
Dia menyatakan, penciptaan kesejah-
teraan rakyat sangat terkait dengan
perilaku masyarakat, perilaku raja, pejabat, dan aparat negara.
Kesejahteraan rakyat dan negara
terjadi bila raja (pemimpin) mengayomi dan memayungi rakyatnya, sehingga: (1) Rakyat dapat memperluas
jaringan kekerabatan, merimbunkan
pepohonan (palorong wélareng, pakdaung raung kaju). (2) Rakyat memiliki harapan hidup (usia) lebih panjang
(malampék sungek). (3) Rakyat dapat
beranak-pinak dan mengembangbiakkan hewan-hewan berkembangbiak (pasawé tau, pabbija olokolok). (4)
Rakyat dapat mempersubur tanaman
buah-buahan dan meningkatkan hasil
panen (pasawé bua-bua ajukkajung,
mapato laopolé sangiaserri). (5) Adanya persatuan jiwa dan semangat seluruh rakyat.
Bagi seorang pemimpin, Maccaé ri
Luwu mengemukakan perlunya berhati-hati terhadap empat jenis manusia, sehingga kepada mereka perlu “dibentangkan tali pelurus yang tegas”,
ripagettengi beccik. Mereka adalah (1)
orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan, to mawatanngé; (2) orang
culas, to majékkoé; (3) orang pintar, to
maccaé; dan (4) orang dungu, to benngoé. Keempat jenis manusia ini dapat
mempengaruhi penegakan hukum.
Orang yang memiliki kekuasaan dapat menggunakan kekuasaannya pada
penegak hukum, pabbicara; orang culas dapat memutarbalikkan fakta dan
kesaksian dengan keculasannya; orang
pintar dapat menyusun argumentasi
dan pembenaran atas perbuatan-perbuatannya yang salah; sedang orang
dungu dapat menimbulkan rasa kasihan, sehingga ditinggalkanlah prinsip
asitinajang, kewajaran.
Pemikiran Maccaé ri Luwu yang moralistik religius menempatkan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Karena itu, segenap perilaku manusia,
terutama perilaku pemimpin dan pejabat negara haruslah sejalan dengan
penegakan panngadereng, norma-norma dan hukum yang berlaku. Panngadereng merupakan perwujudan tajang
(cahaya) dan sadda (firman) Pawinruk
-é, Sang Pencipta. [ ]
* Disarikan dari tulisan Anwar Ibrahim “Negara Kesejahteraan dalam Pemikiran Maccaé Ri Luwu”, dalam buku Kedatuan Luwu,
Iwan Sumantri (ed), tt.
EDISI 9 , JULI 2014
I
DOKTER MENJAWAB
VERBEEK
www.dnab erita.com
Kenali dan Waspadai MERS
Oleh dr. Kristiawan Basuki (Occupational Health Specialist RS Inco)
Meski kasus MERS belum ditemukan di
Indonesia, kita tetap perlu waspada. Pasalnya, banyak warga Indonesia pergi
ke Arab Saudi untuk beribadah maupun
bekerja di negara Timur Tengah.
M
ERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus)
atau Sindroma Pernapasan Timur Tengah akibat Virus Corona telah
dilaporkan di beberapa negara. Data
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),
hingga 8 Mei 2014 di seluruh dunia
tercatat lebih dari 536 kasus. Sebanyak
145 penderita di antaranya meninggal dunia. Penularan dari manusia ke
manusia terjadi di rumah sakit, rumah
tangga, maupun di tempat kerja. Sayangnya, informasi mengenai cara penularan yang bersifat sporadis ini masih sangat terbatas.
WHO terus bekerja untuk menetapkan dampak kesehatan masyarakat akibat virus baru ini. Lembaga ini
menganjurkan pengetesan terhadap
infeksi virus MERS pada setiap pasien
penderita radang paru yang tidak jelas
penyebabnya, dan memiliki riwayat
bepergian ke Semenanjung Arab atau
negara-negara Timur Tengah lainnya
dalam 14 hari terakhir sebelum jatuh
sakit.
Apa Itu MERS CoV?
Pada manusia, virus corona menimbulkan penyakit pernapasan mulai dari
yang ringan seperti pilek-selesma sampai SARS (Sindroma Pernapasan Akut).
Virus ini menyebar dari manusia ke
manusia lain melalui percikan cairan
saluran napas saat si penderita batuk,
bersin, atau berbicara. Penularan juga
bisa akibat percikan semacam itu dan
menempel pada benda-benda yang kemudian dipegang atau disentuh orang
lain.
MERS CoV sebelumnya dikenal sebagai “virus corona jenis baru”, pertama kali diidentifikasi pada tubuh manusia tahun 2012. Virus MERS telah
menimbulkan penyakit terhadap lebih
dari 500 orang, dengan angka kematian sekitar 30%. Sebagian besar kasus
bersumber dari Timur Tengah.
Bagaimana Cara Penyebarannya?
Bagaimana persisnya penyebaran
MERS-CoV belum diketahui hingga kini,
namun virus ini menular dari manusia ke manusia. Diduga pula kemungkinan adanya hewan penjamu (host),
semisal kelelawar atau unta. Manusia
berpotensi terinfeksi virus ini melalui
kontak langsung dengan hewan atau
lingkungan yang tercemar.
Apa Gejala Terinfeksi MERS-CoV?
Gejala mulai muncul 10 hari setelah
seseorang terpapar virus. Pasien yang
mengalami gejala pernapasan berat
perlu dirawat di rumah sakit. Beberapa
penderita menunjukkan gejala terkait
sistem pencernaan, seperti diare dan
nyeri perut.
Sejumlah kondisi serius seperti gangguan pembekuan darah, gagal
ginjal, dan peradangan selaput jantung
(perikarditis) juga diduga disebabkan
oleh virus baru ini. Umumnya orang
yang terinfeksi virus ini telah mengidap masalah kesehatan lain. Hampir
sepertiga kasus yang terdeteksi berakhir dengan kematian.
Fungsi
Lampu
Hazard
L
ampu hazard atau
lampu tanda darurat adalah mode pada kendaraan
bermotor yang dapat diaktifkan untuk
membuat lampu sein kiri dan kanan
berkedip secara bersamaan. Lampu hazard dapat diaktifkan dengan menekan
tombol hazard yang umumnya bergambar segitiga merah. Fungsi utamanya
adalah penanda keadaan darurat yang
dialami oleh pengemudi.
Pada keadaan darurat apa saja pengemudi boleh menyalakan lampu hazard? Antara lain: (1) ketika kendaraan
mengalami malfungsi yang menyebabkan kendaraan berjalan lebih lambat
ketimbang arus lalu lintas normal atau
bahkan berhenti, (2) ketika terjadi situasi darurat di dalam mobil yang menyebabkan mobil harus segera menepi
atau berhenti,(3) untuk memberi sinyal kendaraan di belakangnya ketika
ada gangguan pada jalan di arah depan
(misalnya kecelakaan, tanah longsor,
dll), dan (4) ketika kendaraan terpak-
sa melintas di luar jalan yang seharusnya.
Selain itu lampu hazard juga akan
menyala secara otomatis, disertai bunyi klakson yang berulang-ulang, ketika
mobil dibuka secara paksa. Demikian
juga, lampu hazard akan menyala ketika pintu mobil dibuka (menyala dua
kali) atau terkunci (menyala sekali).
Pada beberapa model mobil, lampu
hazard akan menyala secara otomatis
saat pintu mobil terbuka, namun kedipannya lebih lambat jika dibandingkan
saat lampu diaktifkan dengan menekan tombol. Fungsi ini sebetulnya berpotensi bentrok dengan fungsi lampu
hazard yang seharusnya.
Para pengguna jalan di Luwu Timur
tentu kerap mendapati lampu hazard
yang dinyalakan terus-menerus oleh
pengemudi angkutan umum atau rombongan bermobil. Juga saat cuaca hujan atau berkabut. Banyak pengemudi
yang mengira
praktik ini benar. Padahal merujuk perundang-undangan, langkah ini salah
kaprah. Divisi Humas Mabes Polri telah
merilis informasi tentang penggunaan
lampu darurat ini, termasuk aturan
perundang-undangan, fungsi, dan waktu yang tepat untuk mengaktifkannya.
Dalam UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ Pasal 121 Ayat 1 dinyatakan,
“Setiap pengemudi kendaraan bermotor wajib memasang segitiga pengaman, lampu isyarat peringatan bahaya,
atau isyarat lain pada saat berhenti
atau parkir dalam keadaan darurat di
jalan.”
Yang dimaksud dengan “isyarat lain”
adalah lampu darurat dan senter. “Keadaan darurat” diartikan sebagai kendaraan dalam keadaan mogok, mengalami kecelakaan lalu lintas, atau sedang
mengganti ban.
11
Bagaimana Diagnosis dan Pengobatannya?
MERS-CoV didiagnosis dengan melakukan tes sampel saluran pernapasan.
Belum ada pengobatan spesifik untuk
penyakit ini.
Bisakah Penyakit Ini Dicegah?
Belum ada vaksin untuk melindungi
manusia dari infeksi MERS-CoV. Jaga
kebersihan untuk menekan risiko tertular atau menularkan:
* Cuci tangan secara teratur.
* Hindari meraba wajah.
* Jaga jarak dari orang yang batuk,
bersin, atau terlihat sakit.
* Kenakan masker atau tutup mulut
dan hidung saat batuk/bersin.
* Hindari kontak langsung yang tak
perlu dengan hewan hidup.
Perlu Waspada Saat Bepergian?
MERS-CoV sejauh ini baru ditemukan di kawasan Timur Tengah, walaupun beberapa negara di kawasan lain
(Afrika, Asia, Eropa, dan Amerika Utara) mulai melaporkan kasus penularan
pada orang-orang yang sebelumnya
mengunjungi Timur Tengah.
Pastikan untuk selalu memantau kesehatan Anda jika berkunjung ke Semenanjung Arab atau negara-negara
tetangganya. Bila Anda merasakan demam dan gejala pernapasan (misalnya
batuk-batuk) dalam jangka 10 hari setelah meninggalkan Timur Tengah, segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Pastikan untuk memberitahu dokter
Anda mengenai riwayat lawatan Anda,
khususnya jika sebelumnya berkunjung
ke Timur Tengah. [ ]
SAFETY
Polri juga menggarisbawahi penggunaan lampu hazard yang tidak pada
tempatnya alias salah kaprah. Yang pertama, penggunaan lampu hazard saat
hujan yang malahan akan membuat
bingung pengemudi kendaraan lain di
belakang lantaran saat lampu hazard
menyala maka lampu sein tidak berfungsi. Dalam kondisi ini, seharusnya
pengemudi cukup menyalakan lampu
utama dan lebih berhati-hati dalam mengemudi. Begitu juga saat cuaca berkabut, pengemudi cukup menyalakan lampu kabut (fog lamp) atau lampu utama.
Salah kaprah kedua adalah penggunaan lampu hazard untuk memberi
isyarat melaju lurus saat di persimpangan. Ini tidak perlu, karena tanpa
menghidupkan lampu sein berarti pengemudi sudah mengisyaratkan akan
bergerak lurus.
Ketiga, saat memasuki lorong atau
terowongan yang gelap. Alih-alih menyalakan lampu hazard, nyalakan saja
lampu senja atau lampu utama sehingga
lampu merah di bagian belakang akan
menyala dan menjadi isyarat ada mobil di depan.
Dengan mengetahui hal-hal tersebut
di atas, diharapkan para pengguna jalan
dapat lebih cerdas dalam mengemudi.
Tidak mengikuti kebiasaan yang lumrah namun salah.. [ ]
*Dari berbagai sumber
12
PEMDA MENYAPA
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Lutim Kurangi Rumah Tidak Layak Huni
Pada 2014 pemda membenahi 615 rumah tidak layak huni.
K
Dok. Humas Pemda Luwu Timur
emiskinan di Luwu Timur merupakan permasalahan yang
mendesak dan memerlukan penanganan yang sistematik, terpadu,
dan menyeluruh. Data backlog rumah
dan rumah tidak layak huni Kabupaten Luwu Timur tahun 2012, terdapat
55.734 unit rumah dan 9.399 unit tidak
layak huni.
Untuk mengurangi beban masyarakat, Pemerintah Kabupaten Luwu
Timur melalui Dinas Tata Ruang dan
Permukiman meluncurkan Program
Bantuan Sosial Bedah Rumah (BSBR).
Program ini berbasis pemberdayaan
masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR) yang terdata di setiap desa.
Pelaksanaan program mengacu pada Peraturan Bupati Luwu Timur No.
13 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Bantuan Stimulan Bedah Rumah Bagi Masyarakat Berpenghasilan
Rendah. Alokasi anggaran ditetapkan
berdasarkan Peraturan Bupati Luwu
Timur No. 27 Tahun 2012 tentang Tata
Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan
Penatausahaan, Pertanggungjawaban
dan Pelaporan serta Monitoring dan
Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
Dalam pelaksanaan program, dila-
Pemerintah Luwu Timur melalui Dinas Tata Ruang dan Permukiman meluncurkan Program Bantuan Sosial Bedah
Rumah (BSBR) tampak Andi Habil Unru, SE., Camat Malili, dan Kepala Desa Manurung berfoto bersama di Desa Manurung, Kecamatan Malili.
kukan penajaman pada beberapa aspek: penetapan sasaran, perancangan
dan keterpaduan program, pengawasan
dan evaluasi, serta efektivitas anggaran.
Ini dimaksudkan agar perhatian dan
sumber-sumber daya dapat difokuskan
dalam sasaran prioritas sehingga pencapaian menjadi lebih efektif.
Data tahun 2013, sebanyak 619
rumah di 11 kecamatan telah berha-
sil dibedah dengan dana APBD. Program ini menghabiskan anggaran
Rp3.095.000.000, dengan rincian 5 rumah setiap desa dan alokasi berjumlah
Rp5.000.000 per penerima bantuan.
Tahun 2014, program kembali dilanjutkan dengan jumlah penerima
manfaat 615 KK dengan alokasi dana
Rp4.612.500.000. Dana bantuan ditingkatkan senilai Rp7.500.000 per penerima bantuan.
Program BSBR bagi MBR merupakan wujud kepedulian sosial dan dilaksanakan langsung oleh masyarakat
sendiri. Dengan program ini, budaya
gotong royong dan kearifan lokal serta
kepedulian sosial yang mulai terkikis
kembali dihidupkan.
Bupati Luwu Timur A. Hatta Marakarma menghimbau, program bedah
rumah tidak layak huni hendaknya melibatkan unsur tetangga, pemerintah
desa, Babinsa (bintara pembina desa),
dan Babinkamtibmas (badan pembinaan keamanan dan ketertiban masyarakat).
Bantuan stimulan ini diharapkan
mampu mendorong MBR membangun
dan meningkatkan kualitas rumah dengan memiliki rumah layak huni yang
memenuhi persyaratan kecukupan
luas, kualitas, dan kesehatan. Kini jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Luwu Timur tahun 2014 turun menjadi 8.540 unit. [Humas Pemda Luwu Timur]
Empat Tahun Berturut-turut Kota Malili Raih Adipura
T
ahun ini Kota Malili mencatatkan
diri lagi sebagai salah satu kota
terbersih dan peduli lingkungan
se-Indonesia, seiring diterimanya Piala
Adipura untuk ke empat kalinya.
Piala Adipura diterima oleh Bupati
Luwu Timur H Andi Hatta Marakarma
dari Wakil Gubernur Sulawesi Selatan,
H Agus Arifin Nu'mang pada Upacara
Peringatan Hari Lingkungan Hidup di
area Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (09/06) di Makassar. Selain Luwu Timur, penghargaan
Adipura juga diterima enam daerah
lainnya di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Maros, Pangkep, Bantaeng,
Selayar, Sidrap dan Pinrang.
Dalam acara penerimaan Adipura
tersebut, Bupati Luwu Timur didampingi Ketua DPRD, Sukman Sadike dan
Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah (Bapedalda) Luwu
Timur, Rosmiyati Alwi.
"Terima kasih atas partisipasi pemerintah dan seluruh komponen masyarakat, utamanya masyarakat Malili
atas keberhasilannya mempertahankan
Adipura ke-4," ungkap Hatta. Menurut
Hatta, penghargaan ini tidak mungkin
diraih tanpa adanya semangat kebersamaan, kegotongroyongan, dan rasa
kepedulian terhadap lingkungan.
Setelah diterima Bupati, Piala Adipura diarak dari Kota Palopo menuju
Kabupaten Luwu Timur pada hari Rabu,
11 Juni lalu. Tiba di wilayah Luwu Ti-
Wakil Bupati saat Menerima Adipura ke-4 dari Wapres RI Boediono di Istana Wapres Jakarta (kiri). Piala Adipura yang ke-4 untuk Malili (kanan).
mur, piala Adipura diarak mengitari
beberapa wilayah kecamatan mulai dari
Burau, Wotu, Angkona dan berakhir di
Kota Malili.
Sebelumnya, pada Kamis (05/06),
piala Adipura tersebut diserahkan oleh
Wakil Presiden RI Boediono kepada
Wakil Bupati Luwu Timur Thoriq Husler saat peringatan Hari Lingkungan
Hidup (KLH) se-dunia tahun 2014 yang
berlangsung di Istana Wakil Presiden
Republik Indonesia di Jakarta.
Tahun 2014 ini, program Adipura
melakukan evaluasi terhadap kinerja
kebersihan dan keteduhan lingkungan
perkotaan terhadap 373 kabupaten/
kota. jumlah penerima penghargaan
Adipura Kencana 15 kota, Adipura 86
kota, Piagam Adipura 32 kota dan Plakat Adipura untuk sarana dan prasarana terbaik 32 kota. [Humas Pemda Luwu Timur]
EDISI 9 , JULI 2014
I
PEMDA MENYAPA
VERBEEK
13
Kecamatan Towuti:
Puskesmas Wawondula Basmi Sarang Nyamuk
Tim Pemberantasan Penyakit Menular
Puskesmas Wawondula melakukan penyuluhan dan inspeksi lingkungan tempat tinggal warga untuk menanggulangi
penyakit demam berdarah dengue.
Dok. Puskesmas Wawondula
P
enyakit demam berdarah dengue
(DBD) masih menjadi ancaman
warga di lima desa di Kecamatan Towuti, yakni di Desa Wawondula,
Baruga, Langkea Raya, Lioka, dan Asuli.
Penyakit endemis dan musiman ini, tahun lalu telah menyebabkan 51 warga
positif DBD.
Hingga semester pertama 2014,
terdapat 15 kasus. Melihat situasi ini,
Puskesmas Wawondula pada 9-13 Juni
2014 kembali menggelar program pembasmian dan pencegahan DBD.
Program ini, menurut Nasrah dari
Tim Pemberantasan Penyakit MenularDemam Berdarah Dengue (P2M-DBD)
Puskesmas Wawondula, dilakukan dengan fokus pencegahan dengan dua
metode. Pertama, penyuluhan warga,
dilanjutkan dengan pemberantasan sarang nyamuk. Kedua, penyelidikan epidemiologi dengan mengadakan survei
ke lokasi guna mendeteksi risiko perkembangan nyamuk DBD.
Dalam kegiatan ini, tim P2M-DBD
Puskesmas Wawondula bekerja sama
dengan aparat desa dan kader Posyan-
Tim Pemberantasan Penyakit Menular, Puskesmas Wawondula, melakukan inspeksi lingkungan tempat tinggal warga.
du. Tim mengingatkan pentingnya
melakukan “Gerakan 3M”—menutupmenguras bak mandi-menimbun wadah
kosong berisi air.
Empat Kali Setahun
Program pemberantasan DBD dilakukan empat kali setahun. Namun,
frekuensi program itu masih sulit
membendung serangan penyakit DBD
di lima desa di Towuti. Pasalnya, kata
Nasrah, kesadaran warga terhadap kebersihan lingkungan masih minim. "Kalau program ada, warga baru kembali
ingat pentingnya menjaga kebersihan,”
ungkap Nasrah.
Ke depan, Puskesmas Wawondula
berencana menerapkan program promosi dan preventif pencegahan DBD
yang lebih efektif. “Misalnya dengan
mengimbau agar masyarakat lebih
sering melaksanakan gotong-royong
membersihkan lingkungan,” ujar Nasrah.
Selama ini, warga penderita DBD
yang membutuhkan pengobatan di Puskesmas Wawondula tidak dikenakan
biaya. “Gratis berobat memang merupakan pelayanan kami. Namun bila penyakit itu karena minimnya kesadaran
sanitasi yang bersih di warga, pengobatan tersebut tidak efisien,” tambah
Nasrah. [ ]
Kecamatan Nuha:
Membangun Pemerintahan Desa Semakin Baik
Dok. Kecamatan Nha
Andi Tabacina Kepala BP-MPD, memberikan pengarahan kepada peserta pada acara Pelatihan Manajemen Pemerintahan Bagi Aparatur Desa/Kelurahan Se-kecamatan, bertempat di Aula kantor Camat Nuha (3-4Juni2014).
Kecamatan Nuha menggelar pelatihan
manajerial untuk meningkatkan kompetensi aparatur desa/kelurahannya.
“
Dengan pelatihan ini saya semakin
paham cara menyusun dan merancang laporan pertanggungjawaban
alokasi dana desa,” ujar Jusniah, Sekretaris Desa Nikkel. Jusniah adalah satu
dari 20 peserta Pelatihan Manajerial
Aparatur Desa/Kelurahan se-Kecamatan Nuha yang digelar Kantor Camat
Nuha pada 3-4 Juni 2014 silam. Kegiat-
an dihadiri para sekretaris dan bendahara desa di lingkup Kecamatan Nuha.
Sebelum mengikuti pelatihan, Jusniah mengaku merasa kurang sistematis
ketika menyusun laporan Alokasi Dana
Desa (ADD). Padahal laporan ADD merupakan salah satu dokumen penting
administrasi desa yang perlu dilaporkan secara berkala kepada kantor kecamatan sebagai bentuk pertanggungjawaban penggunaan dana desa.
Pelatihan dengan tema “Start dari
Persepsi yang Sama” ini diisi dengan
materi-materi praktis keadministrasian dan pengelolaan organisasi aparat
desa. Selain teknik pengelolaan ADD
dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
Desa, diberikan materi teknik penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja Desa (APBDes) dan materi pengelolaan administrasi umum seperti
surat-menyurat, pola koordinasi, dan
pelaporan. Narasumber berasal dari
Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD)
beserta kepala bidangnya.
Selain materi keadministrasian, peserta dibekali materi anti-korupsi dan
gratifikasi yang disampaikan oleh Kejaksaan Negeri Kabupaten Luwu Timur.
Camat Nuha, Kamal Rasyid, membawakan materi budaya kerja dengan presentasi berjudul “Etos Kerja”.
UU Desa
Menurut Andi Tabacina, Kepala BPMPD, pelatihan merupakan persiapan Kecamatan Nuha beserta lembagalembaga pemerintahan di bawahnya,
khususnya desa-desa/kelurahan, menyambut UU Desa atau UU No. 6 Tahun
2014 yang akan diberlakukan 2015
mendatang.
UU Desa mendorong partisipasi aktif
aparatur dan masyarakat desa untuk
mengembangkan potensi dan aset desa
guna kesejahteraan bersama. Sekaligus
membentuk pemerintahan desa yang
profesional, efisien, terbuka, serta bertanggung jawab.
“Pelatihan ini sangat mendukung
peningkatan kompetensi aparatur desa
agar roda pemerintahan ke depan berjalan lebih efisien dan efektif. Apalagi
munculnya UU Desa menuntut aparatur desa memiliki tanggung jawab dan
peran yang lebih besar,” ujar Tabacina.
Sesuai UU Desa, setiap desa/kelurahan akan menerima menerima bantuan
melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara senilai Rp400 juta-Rp1,5
miliar.
Kecamatan Nuha menjadi kecamatan
pertama di Luwu Timur yang mengadakan pelatihan manajerial bagi jajarannya. Rencananya, pelatihan serupa
digelar di kecamatan-kecamatan lain.
“Di Luwu Timur ada sebanyak 127 desa
dan kelurahan, tentu membutuhkan
pelatihan seperti ini,” ujar Camat Nuha
Kamal Rasyid.
Kegiatan ini merupakan bagian dari
implementasi PMDM (Program Mitra
Desa Mandiri) PT Vale, dan Kecamatan
Nuha sebagai salah satu daerah pemberdayaannya. “Saya berharap pelatihan manajerial aparat desa semakin
sering dilakukan. Kalau bisa tidak hanya Sekdes dan bendahara desa yang
menjadi peserta, tapi seluruh staf kantor desa,” ujar Jusniah. [ ]
14
KEMITRAAN
VERBEEK
I EDISI 9 , JULI 2014
Peluncuruan Buku Cerita Rakyat, bertempat di Gedung Simpurusiang, Malili (20/05/2014) - searah jarum jam: Siswi SMP-SMA pada acara peluncuran Buku cerita rakyat. Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau memberikan sambutan Peluncuran Buku cerita rakyat, Peluncuran Buku di lanjutkan dengan bincang budaya menghadirkan nara sumber Prof. Dr Andi Ima Kesuma Guru Besar Ilmu Sejarah dan Kepariwisataan, UNM dan Musly Anwar Tim Penyusun Cerita rakyat Cinta Sawerigading dan cerita rakyat tana luwu lainnya,.Datu Luwu ke-40, Andi Maradang Mackulau sesaaat menerima secara simbolis dari penyusun buku cerita rakyat, Musly Anwar didampingi GM Community Relations PT Vale Indonesia Tbk Busman Dahlan Shirat dan Asisten 1 Pemkab Luwu Timur Syahidin Halun.
Penutupan acara peluncuran di tandai dengan foto bersama .
Dua Buku Cerita Rakyat Diluncurkan
Menjaga tradisi, melestarikan kearifan
lokal.
A
lkisah, di Negeri Luwu tinggallah
seorang ibu dan anak perempuan.
Awalnya mereka hidup rukun. Namun ketika si anak beranjak dewasa, sang
ibu jadi kerap marah kepada si anak dan
bahkan tega mengusirnya.
Tak tahan dengan perlakuan ibu, si
anak lari dan menangis terisak di sebuah
batu besar di tepi sungai. Tiba-tiba batu
itu terbuka dan meminta si anak gadis untuk masuk ke dalamnya agar aman. Maka
masuklah anak itu ke dalam batu. Hanya
ujung rambut panjangnya saja yang masih menjuntai keluar. Sang ibu menyesali
perbuatannya. Dia hanya bisa meratapi
kepergian si anak sambil memeluk batu
dan menciumi rambut si anak.
Begitulah inti cerita “Batu Tikumbakumba”, cerita rakyat asal Luwu. Selain
kisah itu, banyak kisah lain yang diceritakan turun-temurun.
Pertanyaan: benarkah generasi sekarang mengenal baik cerita-cerita rakyat
yang merupakan kekayaan Nusantara?
Jangan-jangan mereka hanya paham kisah kepahlawanan Manusia Laba-laba
atau lebih terkesima canggihnya robotrobot animasi dalam film produksi Hollywood.
Melestarikan cerita rakyat perlu mendapat dukungan. Salah satu upaya pe-
lestariannya adalah menuangkan kisahkisah lisan dalam bentuk tulisan. PT Vale
bersama Pemerintah Kabupaten Luwu
Timur meluncurkan dua buku cerita rakyat berjudul Batu Tikumba-kumba dan
Kisah-kisah Lain dari Tana Luwu—disusun oleh Tim Komunikasi PT Vale—dan
Pelayaran Cinta Sawerigading dan Cerita
Rakyat Tana Luwu Lainnya yang disusun
Musly Anwar dkk. Acara peluncuran berlangsung di gedung Simpurusiang, Malili,
20 Mei lalu.
Menggali Kearifan Lokal
Pembuatan buku cerita rakyat Luwu
merupakan bagian dari kegiatan Program Terpadu Pengembangan Masyarakat (PTPM) PT Vale. GM Community
Relations PT Vale, Busman Dahlan Shirat,
mengatakan, “Kenyataan bahwa masih
banyak budaya lokal yang belum tertuang ke dalam bacaan menjadi kegelisahan Tim PTPM. Mengangkat budaya tutur
ke dalam bentuk tulis merupakan upaya
untuk menggali kearifan lokal.”
Penerbitan kedua buku cerita rakyat
tersebut bukan pertama kali dilakukan
oleh PT Vale. Pada 2008, perusahaan meluncurkan buku semacam dengan judul
Putri Loeha dan Payung Saktinya.
Asisten I Pemkab Luwu Timur, Syahidin Halun, membacakan sambutan Bupati
Luwu Timur, menyatakan, peluncuran
buku ini merupakan upaya strategis un-
tuk menjaga adat, nilai budaya, moral,
etika, dan kebiasaan masyarakat Luwu.
“Buku ini merupakan bukti komitmen
untuk menjaga kebudayaan agar tidak
tergerus zaman.”
Kedua buku cerita rakyat tersebut diluncurkan oleh Datu Luwu ke-40, Andi
Maradang Mackulau. “Budaya Luwu sangat tinggi, sangat mulia. Tidak berhenti
pada cerita rakyat tapi tampak dalam sikap kemanusiaannya,” kata Datu Luwu.
Untuk cerita rakyat, kata Datu Luwu,
ada sudut pandang lain yang dilihat oleh
orang Luwu. “Kisah Batu Tikumba-kumba, misalnya, kalau kita cermati itu adalah
kebalikan dari kisah Malin Kundang. Ada
logika lain yang bisa kita petik.”
Dalam seremoni peluncuran, Musly
Anwar menyerahkan buku secara simbolis kepada Datu Luwu. Selanjutnya Bupati
Lutim menyerahkan buku kepada Kepala
Dinas Pendidikan Luwu Timur agar buku
dapat terdistribusikan ke seluruh sekolah di Luwu Timur dari SD hingga SMA.
Warisan Dunia
Seremoni pagi itu dilanjutkan dengan
bincang budaya yang menghadirkan Prof.
Dr Andi Ima Kesuma, Guru Besar Ilmu
Sejarah dan Kepariwisataan Universitas
Negeri Makassar. “Bicara tentang Luwu
tidak bisa lepas dari kitab I La Galigo,
kitab epik terpanjang di dunia,” kata
Prof. Ima. Keindahan tema dan susun-
an bahasa dalam naskah tersebut bisa
disejajarkan dengan karya agung dunia
lainnya. Hal ini menggambarkan orang
Luwu, jauh sebelum kedatangan Islam,
Luwu telah memiliki budaya menulis
dan membaca.
Kekayaan kultural Tana Luwu dibuktikan, salah satunya, dengan banyaknya
cerita rakyat yang berkembang di masyarakat dan diyakini sebagai suatu peristiwa yang pernah terjadi. Baik melalui cerita lisan dari masyarakat maupun
secara tertulis seperti kitab I La Galigo.
Didasari pemikiran tingginya budaya
Tana Luwu, Prof. Ima menyampaikan gagasan sudah saatnya Luwu, khususnya
Malili, didaftarkan ke dalam situs World
Heritage (Warisan Dunia). Untuk dapat
dimasukkan ke dalam daftar Warisan
Dunia, sebuah situs harus memiliki nilai yang luar biasa secara mendunia dan
memenuhi setidaknya satu dari sepuluh
kriteria seleksi.
Salah satu kriteria yang disyaratkan
adalah situs harus nyata terkait dengan
peristiwa atau tradisi hidup, terkait dengan ide-ide atau dengan keyakinan, dan
terkait dengan karya seni dan sastra yang
signifikan secara universal. Namun sebelum dunia memberi penghargaan tertinggi terhadap Luwu dan kekayaan budayanya, alangkah baiknya jika kita terlebih
dulu melestarikan budaya tempat kita
berpijak. [ ]
EDISI 9 , JULI 2014
I
KOMUNITAS
VERBEEK
15
Matano Player Gym
Menjadi sehat dengan cara menyenangkan.
D
entuman musik pop-disko terdengar riuh. Sesekali ditingkahi
sorakan atau tawa ceria. Hampir
30 wanita memadati “studio senam”
dadakan itu tiga kali dalam sepekan.
Mereka menggoyangkan tubuh dari
kepala hingga kaki, mengikuti gerakan
instruktur yang tampak tak kenal lelah.
Selama 1,5 jam mereka melakukan
gerakan-gerakan yang menguras keringat. Sebagian orang mungkin bergumam, “Melihatnya saja saya capek!”
tapi ternyata yang melakoni justru riang gembira.
Begitulah pemandangan ketika anggota Matano Player (MP) Gym sedang
beraksi. Setiap Senin, Rabu, dan Jumat—bahkan terkadang di hari Minggu—mereka mempraktikkan senam
aerobik, body language, hingga zumba.
Keberadaan komunitas MP Gym
berawal dari inisiatif Suryani, seorang
dokter gigi yang pernah berpraktik di
Puskesmas Nuha. Ketika menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta, Suryani bergabung dengan sanggar senam aerobik
dan menemukan kecintaan terhadap
olahraga senam berirama cepat itu.
Dia mempraktikkan gerakan-gerakan
aerobik dan kemudian menciptakan
koreografi sendiri.
Sekembali ke Sorowako, tempat kelahirannya, Suryani dipercaya mengampu program Kesehatan Olahraga di
Puskesmas Nuha. Dia lantas membentuk kelompok kecil beranggotakan pegawai Puskesmas dan teman-teman
dekat untuk berlatih senam aerobik.
“Awalnya kami latihan di Puskesmas.
Lalu semakin banyak orang yang tertarik dan meminta saya untuk mencari
tempat yang lebih besar,” kenang Dokter Cuya, begitu dia disapa.
Meski belum bisa dibilang ideal, Suryani menemukan tempat latihan dengan kapasitas 35 orang akhir 2012,
tiga tahun setelah kelompok senamnya
berdiri. “Studio” yang mereka tempati
itu bernama Matano Player. Karena
itulah komunitasnya disebut Matano
Player Gym.
Karena tempat latihan Matano Player Gym dipergunakan juga sebagai
sasana taekwondo, maka mereka harus menyesuaikan jadwal kegiatan dengan jadwal latihan atlet taekwondo
Sorowako.
Mengatasi gangguan kesehatan
Anggota MP Gym wanita berusia 2540 tahun; hampir semuanya ibu rumah
tangga. Berkegiatan di luar rumah 3 kali
seminggu mulai pukul 4 sore menjadi
sarana rekreasi bagi para ibu tersebut.
Namun mereka juga merasakan manfaat kesehatan.
“Sebelum menikah, saya sudah ikut
kelompok senam ini, lalu saya istirahat selama hamil. Sekarang anak saya
sudah agak besar, saya bergabung lagi.
Sebagai ibu-ibu yang perlu stamina besar mengurus anak dan rumah, saya
merasakan betul manfaat senam. Saya
merasa badan saya selalu segar dan bagus, juga untuk menjaga berat badan
karena olahraga itu membakar kalori,”
kata Ira Pallawarukka, ibu satu anak
berusia 2 tahun.
Masalah berat badan memang kerap
menjadi keluhan, terutama bagi wanita.
“Tapi saya selalu berpesan kepada ibuibu di sini agar tidak berolahraga karena mau langsing. Olahraga itu tujuannya
supaya badan sehat. Kalau memang bisa
langsing, itu bonus,” kata Suryani yang
juga instruktur senam jantung sehat di
Lapangan Camp Site, Sorowako, setiap
Minggu pagi.
Hastianti, seorang staf laboratorium
sudah lebih dari satu tahun menjadi
anggota MP Gym. “Dulu berat badan
saya tidak pernah lebih dari 46 kg, padahal sudah punya anak satu. Saya kepingin sekali agak gemuk supaya kelihatan segar. Lalu saya ikut senam. Satu
tahun terakhir, berat badan saya naik
jadi 50 kg, karena senam ini membuat
nafsu makan saya bertambah.”
Selain menjaga stamina dan berat
badan, Suryani mengatakan, beberapa
anggotanya merasakan berkurangnya
keluhan sakit kepala, susah tidur, bahkan menurunkan gejala
penyakit asma. “Mungkin itu terkait dengan salah satu manfaat
olahraga yang memang sudah
terbukti bisa mengurangi stres.
Kalau pikiran dan hati senang, kan, badan otomatis jadi lebih sehat,” ujarnya.
Karena begitu banyak manfaat yang
dipetik dari senam, Suryani menginginkan semakin banyak wanita yang bergabung dalam komunitas MP Gym.
Menyesuaikan usia
Setelah 30 menit melakukan gerakan
senam aerobik yang cepat mengikuti
irama musik disko, para ibu beristiahat sejenak sebelum masuk ke sesi
berikutnya, yaitu senam body language
atau biasa disebut BL. Body Language mengutamakan gerakan-gerakan
untuk kelenturan dan pembentukan
otot tubuh. BL juga mengajarkan cara
pernapasan yang baik.
Karena rentang usia anggota MP
Gym terbilang besar, Suryani menyesuaikan gerakan senam dengan usia
anggotanya. “Untuk aerobik dan BL
relatif aman, karena pada dasarnya
kedua jenis senam itu bisa dilakukan
oleh semua kalangan. Saya hanya perlu
melihat kapan ibu-ibu ini cocok diberi
gerakan high impact dan kapan saya harus mencontohkan gerakan low impact.
Tidak mungkin mereka yang berusia di
atas 35 tahun diberi gerakan cepat alias
high impact terus,” kata Dokter Cuya.
Sementara senam zumba yang tergolong dance fitness atau latihan kombinasi antara senam dan tari, tidak bisa
senantiasa dilakukan. Pertimbangannya, zumba melibatkan banyak gerakan rumit dan cepat seperti melompat
dan berputar.
Bagi mereka yang berusia 40 tahun atau kondisi tubuh sedang tidak
fit, agak sulit mengikuti gerakan zumba. “Karena itu, zumba hanya sesekali
saja kami lakukan. Dalam satu minggu
mungkin hanya satu kali atau justru tidak sama sekali. Itu sesuai permintaan
atau jika memang sudah agak lama tidak kami lakukan. Zumba menjadi variasi supaya tidak bosan,” kata Suryani,
yang mempelajari koreografi senam
secara otodidak dari tayangan olahraga di televisi, website kesehatan, atau
menonton video di Youtube.
Dentuman musik masih terdengar
dari “studio” Matano Player. Sebagian
tampak sangat fasih mengolah tubuhnya: Menggerakkan kaki maju-mundur,
mengayunkan tangan, menggoyangkan
kepala dan pinggul. Sebagian lain terlihat canggung dan kerap terlambat
berganti gerakan. Namun wajah mereka semua memancarkan semangat
dan keceriaan. [ ]
16
EVENT
V E R B E E K
EDISI 9
JULI 2014
Berbagi Wawasan,
Mengelola Pusat
Persemaian
PT Vale mengadakan pelatihan persemaian untuk pengelolaan nursery Malili.
S
erombongan orang tampak berdiskusi di nursery Malili, Sabtu siang
di bulan Mei silam. Rombongan itu
adalah peserta Nursery Basic Training.
Mereka berasal dari entitas pemerintahan Kabupaten Luwu Timur, seperti
staf Dinas Kehutanan, Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) LaronaMalili, Badan Pelaksana Penyuluhan
Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan
(BP4K), Bapedalda, dan Dinas Tata Ruang & Wilayah, ditambah peserta dari
SMK Pertambangan Malili dan staf nursery PT Vale.
Pusat persemaian seluas 0,39 hektar
itu dibangun PT Vale untuk mendukung
program penghijauan lingkungan Kabupaten Luwu Timur. Beberapa bulan
ke depan, pengelolaan nursery Malili
akan diserahkan kepada Pemkab Luwu
Timur. Karena itu, untuk membekali
pengelolaan dan pengoperasian nursery yang berlokasi di Puncak Indah,
kompleks perkantoran pemerintahan
Kabupaten Luwu Timur tersebut, PT
Vale mengadakan pelatihan.
Nursery Malili mulai dibangun Juli
2013 dan rampung April 2014. Sebelumnya, awal 2013, Pemerintah Ka-
bupaten Luwu Timur melalui Dinas
Kehutanan menerima bantuan bibit
melalui Dana Alokasi Khusus (DAK)
dari Kementerian Kehutanan sebanyak
50 ribu bibit untuk program penghijauan lingkungan. Atas dasar tersebut, PT
Vale membantu membangun fasilitas
persemaian permanen ini.
Selama dua hari pelatihan, peserta
diberikan materi mencakup media tumbuh, tanaman, teknik perbanyakan tanaman, pembentukan dan pemeliharaan kebun pangkas untuk produksi
bibit tanaman, teknik pemupukan dan
penyiraman, prosedur dan pengoperasian fasilitas nursery, dan pemeliharaan
fasilitas. Pemateri pelatihan berasal
dari konsultan pengelolaan pusat persemaian, PT Mitra Atedaselaras.
Pelatihan dibuka oleh Kepala Dinas
Kehutanan Luwu Timur, Zainuddin.
“Dukungan PT Vale mengantarkan
Luwu Timur sebagai kabupaten pertama di Indonesia yang memiliki dan
mengelola nursery permanen dengan
fasilitas standar,” ujar Zainuddin.
Manager of Mine Rehabilitation PT
Vale, Aris Prio Ambodo, menyampaikan
harapannya agar nursery Malili memberikan manfaat maksimal kepada Pemerintah Kabupaten Luwu Timur dan
masyarakat. [ ]
Download