SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 Daftar Isi KAJIAN PEMANF AATAN INSTRUMENT ASI NUKLIR DALAM BIDANG INDUSTRI PERMINYAKAN DJOKO MARYANTO, TOTO TRIKASJONO *Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta 55281 Telepon 0274-484085,489716, Faksimili 0274-489715 E-mail: [email protected] Abstrak KAJIAN PEMANFAATAN INSTRUMENTASI NUKLIR DALAM HIDANG INDUSTRI PERMINYAKAN. Setiap bidang industri yang menggunakan IPTEK nuklir, selain teknik nuklir yang perlu dikuasai, juga memerlukan instrumentasi yang sesuai sebagai pendukung dalam aplikasi teknik tersebut. Instrumentasi nuklir industri pada umumnya terdiri atas colimator, alat deteksi (alat pengukur radiasi), sinyal analyzer" pengolah sinyal (mis; interface di dalam komputer) dan recorder yang akan digunakan sebagai penurifang dalam teknik yang akan digunakan. Teknik logging sangat penting dibidang industri eksplorasi pertambangan dan perminyakan karena, teknik ini dapat memberikan informasi mengenai kandungan minyak & gas bumi serta kandungan dan jenis minerallainnya (misalnya: batu bara, biji besi, tembaga dll). Informasi yang diberikan dengan menggunakan sistem logging ini berupa sifat-sifat fisika batuan antara lain densitas, porositas, permeability, besaran aliran dari hidrokarbon, komposisi bahan dan lain-lain. Kata Kunci : Teknik Logging, Instrumentasi Nuklir Abstract EVALUATION OF USAGES NUCLEAR INSTRUMENTATION IN PETROLEUM INDUSTRIES. Every industrial area which use nuclear IPTEK it is of course besides nuclear techniques which require to master, we also need appropriate instrumentation as supporter in mastering the technique. Nuclear instrumentation of industry in general consist of colimator, appliance detect analyzer signal, processor of signal and recorder to be used as supporter in technique we to use. technique of Logging of vital importance his him of industrial area mining and isn't it because of, this technique as eye able to give information concerning oil content & earth gas and also other mineral content for example: embers stone, iron seed, copper etc. Information able to be given by using technique of logging this in the form of nature of rock physics for example densitas, porosity, permeability, stream besaran of hydrocarbon, materials composition and others. Key Word: Logging technic, Nuclear instrumentation PENDAHULUAN Sampai akhir abad XX, pemanfaatan Ilmu dan Teknologi Nuklir di bidang industri telah semakin luas dan variatif. Sesuai dengan tujuannya, aplikasi IPTEK Nuklir secara umum dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti aplikasi di bidang pertanian, peternakan, industri, kesehatan, sumber daya air, dan lingkungan pendidikan. Djoko Maryanto dkk 2. Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya alam dan energi, misalnya untuk pembangkit listrik (PLTN) dan Modulator Reaktor (low and Medium Power < 200 MeV) 3. Untuk keperluan persenjataan / perang (arsenal Nuklir) Pemanfaatan untuk kebutuhan dasar dan kebutuhan sumber daya alam merupakan pemanfaatan nuklir untuk maksud damai 309 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DES EMBER 2006 ISSN 1978-0176 (konstruktif), sementara keperluan persenjataan merupakan tujuan perang (destruktif). Di Indonesia industri yang mengunakan dan memanfaatkan teknik nuklir untuk konstruktif, masih terbatas, hal ini dikarenakan penggunaan teknik nuklir memerlukan biaya investasi yang besar. Dewasa ini, industri eksplorasi, pertambangan dan geoteknik telah menggunakan teknik nuklir, yang biasa dikenal dengan logging. Teknik nuklir dalam sistem logging adalah dengan memanfaatkan sifat dan karakteristik radioisotop,sehingga diperlukan pengetahuan radioisotop yang komprehensip agar pemanfaatnya dalam industri dapat lebih ekonomis, berdaya guna dan aman. Teknik logging merupakan hasil ide dan aplikasi dari "well-logging" yang dipeloporii oleh Conrad dan Marcel dari perusahan pertambangan minyak Schlumberger Brother, Patchelbron di sebelah utara Perancis pada tanggal 5 September tahun 1927. Sistem logging sangat penting pada pertambangan dan perminyak karena sistem ini bagaikan mata "well-logging" yang dapat memberikan ,/./ / informasi yang dibutuhkan untuk mengetahui kandungan minyak atau kandungan mineral lainnya. Dewasa ini sistem logging telah berkembang pesat sampai dengan komputerisasi. PENGERTIAN LOGGING Logging adalah pengukuran dalam lubang-lubang bor dengan kedalaman dari beberapa sentimeter sampai beberapa kilometer di bawah tanah. Istilah "logging" maksudnya adalah cacatan yang dapat memberikan informasi dari struktur kedalaman bumi. Sekarang ini istilah tersebut digunakan dan diadaptasikan oleh perusahan Borehole Geophysics. Banyak metode yang digunakan dalam sistem logging seperti metode seismic,elektromagnet dan sebagainya yang teknik dan metodologinya mempunyai masing masing keunggulan Pada umumnya sistem logging gamma mempunyai susunan peralatan seperti Gambar 1. ~-------------- I D~ </@ I "''-r,----~\:-----\-~ wmboer penanan pencacah rekarder detector .. dibawah permukaan tanah (!!a!am lubang bar) diatas permukaan tanah Gambar 1. Sistem Logging Gamma Sistem logging berdasarkan sumber dan detektor yang digunakan terbagi atas: 1. y-y logging Sistem ini menggunakan sumber radiasi y dengan detektor y (detektor sintilasi dan sebagainya). Prinsip kerjanya adalah hamburan y. Sistem ini digunakan untuk menentukan kepadatan lapisan yang berada disekitar alat. 2. n-y logging Sistem ini mengunakan sumber radiasi (pemancar) neutron dengan detektor untuk y. Prinsip kerjanya adalah analisis aktivasi neutron. Alat ini selain untuk analisis unsur Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN di dalam lubang-lubang bor, juga untuk menentukan pengaruh pasang sumt laut terhadap sungai yaitu dengan menentukan batas air tawar dan asin di dalam sungai. 3. n-n logging Sistem ini mengunakan sumber radiasi (pemancar) neutron dengan detektor untuk neutron. Prinsip Kerjanya adalah hamburan neutron. Biasanya dipakai untuk mengukur kadar air dan lapisan batuan. Untuk lebih memahami sistem logging, perlu mengenal sifat dan karakteristik dari sumber radiasi, antara lain: 1. Sebagai sumber pemancar radiasi 310 Djoko Maryanto dkk. SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 2. 3. 4. 5. Radioisotop ialah isotop suatu unsur yang dapat memancarkan radiasi dengan jenis (alfa, beta, atau gamma) dan energi radiasi yang dipancarkan umurnnya merupakan sifat khas radioisotop. Setiap zat radioaktif meluruh dengan waktu paruh tertentu yang merupakan karakteristik radioisotop. Pengukuran waktu paruh serta energi yang dipancarkan dapat digunakan sebagai alat identifikasi (pengenal) suatu radioisotop. Selain itu, radioisotop suatu unsur mempunyai sifat kimia yang sarna dengan isotop yang tak aktif. Sistem deteksi sangat peka Instrumen-instrumen yang telah dikembangkan dan yang digunakan untuk mengukur radiasi hams peka, sehingga dapat mengukur kualitas dan kuantitas radioaktif dalam suatu material atau sistem. Radioisotop bersifat selektif Indentitas radioaktif tetap tidak berubah walaupun telah mengalami proses £Isika maupun kimia. Hal ini penting sekali dalam metode perunut (tracing) yang banyak digunakan dalam menghitung konsentrasi atau penentuan kebocoran aliran suatu fluida. Sinar radioaktif mempunyai kemampuan menembus benda padat Sifat mampu menembus material banyak dimanfaatkan dalam teknik, radiogra£I, gauging, perunut, logging dan pengukuranpengukuran lainnya. Sinar radioaktif dapat mengubah sifat bahan yang terkena radiasi. Sifat ini dapat dimanfaatkan misalnya dalam pemrosesan dengan radiasi untuk mengubah sifat-sifat fisika, kimia beberapa material. Sifat ini banyak digunakan dalam industri untuk memperoleh produk dengan sifat-sifat yang baik. Interaksi radiasi dengan bahan umurnnya menghasilkan attenuasi (penyerapan) radiasi. Proses penyerapan ini dipengaruhi oleh jenis radiasi, energi radiasi, dan sifat £Isis material (Nomor atom dan densitas material). Proses interaksi radiasi dengan material berlangsung dengan efek fotolistrik hamburan atau produksi pasangan. Proses hamburan atau perubahan arah banyak dimanfaatkan dalam pengukuran sistem logging. Pengetahuan mengenai sifat- Djoko Maryanto dkk 311 sifat radiasi dan interaksinya dengan materi / bahan sangat penting karena: 1. Prinsip kerja setiap alat deteksi, umumya dipengaruhi oleh sifat radiasi yang dipancarkan 2. Pengetahuan mengenai proses kehilangan energi bila radiasi melalui suatu bahan sangat diperlukan untuk merencanakan alat pengukuran yang seuai, yang akan dipakai untuk interpretasi data yang didapat. 3. Pemilihan bahan penghalang untuk keselamatan kerja tergantung pada sifat radiasi dan daya tembusnya pada bahan. TEKNIK GAMMA GAMMA LOGGING Pada umurnnya peralatan sistem logging yang menerapkan teknik nuklir, mengunakan sumber radiasi gamma dan detektor gamma untuk mengamati penampang suatu formasi geologi seperti parameter £Isika batuan, antara lain: densitas dan porositas batuan.. Peralatan density logging seperti Gambar 2. Gambar 2. Density Logging Sistem logging menggunakan peralatan akuisisi data spektral sinar gamma mirip dengan spektrometer sinar gamma. Di samping itu, sistem logging dapat pula digunakan untuk Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN SEMINARNASIONALII SDMTEKNOLOGINUKLIR YOGYAKARTA,21-22 DESEMBER2006 ISSN 1978-0176 mengamati adanya gas dan minyak bumi di dalam suatu lapisan. Prinsip yang digunakan pada y-y logging adalah teori tentang interaksi hamburan sinar y terhadap batuan. Dalam praktek, data yang diperoleh sudah terekam pada alat FDC (Formation Density Compensa ted) ditemukan pada tahun 1964, berupa grafik rekorder nilainilai densitas batuan (pb) dan koreksi densitas (pk). Instalasi peralatan logging seeara diagram blok seperti Gambar 3 Te1ah diketahui bahwa densitas bulk jenis yang satu berbeda dengan batuan yang lainnya, sehingga nilai densitas terha dap FDC perlu dikoreksi agar ketepatan indentifikasi maeam batuan menjadi lebih baik Dalam density gamma-gamma logging, intensitas merupakan faktor yang penting untuk mengetahui nilai bulk density. Dengan mengunakan sifat interaksi radiasi dengan bahan clan respon detektor maka dapat diperoleh Persamaan (1) 1=loe-upx (1) X = tebal bahan (em) dan p = densitas bahan (gr/em3) laterneter tXp metal source co!1imatof Gambar4. SistemPengukuranDenganMetode TransmisiSinarGamma Intensitas awal (10) menyatakan intensitas radiasi yang ditangkap detektor ketika pemasangan bahan antara sumber dengan detektor. 1 adalah intensitas radiasi yang ditangkap detektor setelah bahan dipasang antara sumber clan detektor. Sebagaimana telah diketahui, nilai 1 lebih keeil dari 10 disebabkan radiasi mengalami absorsi pelemahan oleh bahan setebal x dan densitas p. Gejala ini disebut koefisien absorsi pe1emahan (u) dengan satuan cm2/gr Karena intensitas radiasi 10 diamati dengan mengunakan detektor maka pada kenyataannya intensitas tersebut dilihat dalam bentuk angka eaeah( R ). Bentuk persamaannya menjadi G) R=Roe~P Berdasarkan persamaan ini dapat diturunkan parameter fisika sebagai variabel kaitannya dengan angka eaeah yaitu: In ( R ) = In (Ro e -u PX) In R = In Ro - u P x In Ro = up x diperoleh, R 1 x=-ln- Ro ~p R Ro 1 p=-ln- ~x . Gambar 3. Diagram Blok System Logging Bahan ditempatkan antara sumber radiasi dengan detektor. Seeara diagram blok susunan peralatan pengukuran dengan metode tranmisi, seperti Gambar 4. Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN R dengan Ro adalah respon detektror (eps) tanpa bahan antara sumber dengan detektor dan R aclalah respon detektor (eps) setelah bahan ditempatkan antara sumber dengan detektor. Koefisien absobsi (u) dengan bulk density, ditunjukkan pada Persamaan (3). 312 Djoko Maryanto dkk. SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER ISSN 1978-0176 2006 N ~= A Pb~a karena~a = Z~e ,maka (3) Z ~=N APb~e dengan memperhitungkan faktor buildup pada Persamaan (1) serta dengan mensubtitusikan Persamaan (3) ke dalam persamaan tersebut hubungan intensitas dan bulk density dapat diketahui. Z I =B 10 e- A (Nlle)(Pb)x (4) atau z ln1= lnB 10 --(N!!e)(Pb)x A (5) dengan: B = N = Z = faktor buildup bilangan avogadro nomor atom ~a = penampang per atom ~e = penampang per elektron Pb = bulk density Faktor buildup diperhitungkan karena pada umumnya hasil yang diberikan Persamaan (1) terlalu rendah. Hal ini disebabkan adanya kontribusi radiasi sekunder dari hamburan campton, efek fotolistrik dan anihilasi radiasi dari produksi pasangan yang diperlambat dalam materi. Pada Persamaan (5), dengan anggapan: B 10 = C1 (konstanta) Z -N~ex =Cz A (konstanta) maka Persamaan (5) dapat disederhanakan menjadi: n 1 = - Cz pb + C1 (6) Dari Persamaan (6), hubungan antara intensitas cacahan dengan bulk density seperti Gambar 5. ml Pb Gambar 5. Hubungan Intensitas Hamburan Gamma Dengan Densitas Bulk Djolw Maryanto dkk 313 Dari grafik diatas, dapat dilihat bahwa semakin besar nilai cacahan yang diterima detektor semakin kedl nilai bulk densitynya. Grafik yang dihasilkan tersebut merupakan hasil tinjauan teori hubungan interaksi sinar gamma dengan materi. PEMBAHASAN a. Instrumentasi gamma-gamma logging Seperti pada Gambar 2 dan 3, intrumentasi gamma-gamma logging meliputi: Probe, Logging cable, motor stepper, winch signal analyser, komputer, dan printer. Probe berbentuk seperti mata bor yang dimasukkan ke dalam sumur dan di dalam probe ini terdapat Kolimator, terbuat dari bahan metal Pb berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan sumber radiasi dan rumah dari probe detektor Scintillation counter. Detektor Scintillation counter banyak digunakan pada teknik gamma-gamma logging, detektor ini untuk mencacah sinar gamma yang dipancarkan oleh sumber radiasi. Scintillation counter untuk keperluan ini menggunakan kristal sintilator padat, misalnya natrium yodida yang diberi impurities talium (Nal(TI». Detektor Nal(Tl) ini disambungkan dengan Photo Multiplier Tube (PMT) secara optis. Pemakaian kristal sintilasi yang mempunyai densitas tinggi bersamaan dengan nomor atom (z) yang tinggi akan menghasilkan efisiensi deteksi yang tinggi pula, yang disebut efisiensi instristik. Kristal Nal(Tl) memiliki densitas sedang (3,76 gr/cc) dan nomer atom efektif z = 45 sangat sesuai untuk pengukuran sinar y dan sinar x dari 30-300 keY. Energi sinar gamma diserap di dalam bahan sintilator melalui mekanisme fotolistrik, Compton dan pasangan muatan. Prinsip keIja dari detektor Scintillation counter ini bekerja berdasarkan prinsip eksitasasi molekul yang dikenai radiasi, dan memancarkan foton pada saat kembali ke tingkat energi dasar (proses deeksitasi). Bila selanjutnya foton ini dikenakan pada suatu bahan fotosel, maka dapat menimbulkan pembebasan elektron dari katoda (fotoelektron) di dalam tabung pelipat elektron (PMT). Pemilihan bahan Scintillation yang digunakan untuk detektor ini adalah Nal(Tl) karena di sini jenis radiasi berupa sinar y. Bahan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DES EMBER 2006 ISSN 1978-0176 fotosel ditempatkan pada katoda dan dynodedynode yang ada dalam PMT. Anoda dan dynode diberi tegangan tinggi yang secara bertingkat bertambah dari katoda ke anoda melalui serangkaian pembagi tegangan (voltage-devider). Jurnlah elektron akan berlipat ganda setiap melalui satu dinode. Kabel logging yang digunakan adalah kabel koaksial. Motor stepper untuk menggerakkan/menarikturunkan probe ke dalam lubang. Winch (signal analyzer) memproses sinyal yang diterima dari detektor. Kompueter, di dalamnya ada interface untuk memproses sinyal dari winch. Instrumen gamma logging untuk lebih jelasnya dapat dilihat seperti Gambar 6. S::i:nti 11••.1ion Ccunl:e:r 9epP""" lvfDt:or :tv1>l~k P-IA~ltreRe.:,eiuing Sus:eptibi.lity mop T>=l:Sdl..lO...Transport Sled T113.I"1:S!:!. L1:et' Tr:'- r!Sp:" rl Canhol Bo" 1.0 gger Instrumeonl Ccnlml B:n:: M:=inlom SE103J Cern pul:ei: &: Data kquisition o 1 1 U5 3 2 [ _ Softwaze '1 I S::ale in meter:; Gambar 6 : Instrumen Gamma Logging Multisensor logging system (MSL) adalah salah satu alat untuk mengukuran secara keseluruhan batuan (sedimen)lbagian lapisan dari suatu tanah. Multisensor logging system (MSL) di dalam bagian inti (core) berbentuk silinder (Cottage and Lane, 1990). Bagian inti ini biasanya panjangnya 1500 mm dan diameter dalamnya 100 mm . Didisain untuk dioperasikan secara manual atau di bawah control computer, tergantung perlengkapan yang digunakan. Alat-alat sensor secara lengkap yang digunakan pada bagian dalam logging ini meliputi: 1. Sepasang kompesor "A pair of compressional (P) wave transducers" yang digunakan untuk mengukur kecepatan panjang gelombang yang dipadatkan "Compressional waves" (suara) dari sedimen. 2. Sumber gamma dan detektor untuk mendeteksilmengukur penyerapan sinar gamma ("attenuation gamma nO's") dari endapan (sedimen), yang nantinya akan Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN dihitung untuk mengukur densitas dari sedimen. 3. Magnetic sensor ("A magnetic suscetibily sensor") untuk mengetahui apakah di dalam sedimen ada yang bersifat magnetic( ferromagnetic) Lapisan endapan (sedimen) yang diam dibuat berlubang untuk ditempatkan sebagai tempat jalannya salah satu alat seperti kereta luncur, dari bawah sampai atas, agar bisa mengatur posisi atau meluruskan jalan alat dari P-Wave Transducers (PWT). Bertambahnya bagian inti yang dilewati akan memberikan sensor yang berbeda. Setiap pertambahan bagian sebesar 10 mm, akan terbaca oleh sensor sampai ujung lubang . Proses sensor ini akan terus berlanjut sampai ujung lubang teramati semua. Jalannya sensor yang teramati akan diteruskan melalui cabel logging. Dan proses selanjutnya akan diubah menjadi pulsa oleh signal analyzer dan diteruskan kembali melalui kabel koaksial kedalam interface computer, di 314 Djoko Maryanto dkk. SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 dalam computer data yang tercatat adalah data yang dibutuhkan.(densitas dari suatu batuan). c. Gamma Ray Attenuation Measurement System b. P-Wave Measurement System Sumber Isotop yang digunakan adalah Cesium-137 berbentuk Kapsul (senyawanya CsCI) digunakan sebagai sumber gamma ray. Cesium-137 mempunyai waktu paruh 30.2 tahun dan energi 0.662 MeV. Kapsul Cesium137 mempunyai diameter 70 mm yang dilindungi oleh "lead shield dan collimator". Kolimator mempunyai lubang dengan diameter dalam 11 mm dan panjangnya 52 mm. Harshaw type 686/1.5 Na! (Tl) scintillation detektor yang digunakan untuk mengukur hamburan sinar gamma.scintillation phosphor terdiri atas kristal NaI (Tl) dengan diameter dalam 1.5" dan ketebalan 1.5". yang dilengkapi dengan photomultiplier tube, dynode chain, dan kabel "connecting cable". Satu unit detektor mempunyai pelindung dengan diameter dalam 100 mm terbuat dari metal Pb. Sepasang compressional (P) wave transducers (PWTs) bagian yang sarna dari konetor yang akan digunakan. Pemancar (transmitter) ini mengunakan kabel coaxial. PWT mempunyai ketebalan dengan panjang gelombang 500 kHz terbuat dari kristal yang dapat mengantar arus gelombang seperty epoxy resin dan bagian rumahnya terbuat dari stainless steel cylinder. Resin epoksi merupakan bahan dasar yang dapat digunakan untuk pengirim pulsa. PWT bekerja seperti piston yang dapat membuka dan menutup dengan plastic-cylinder sebagai pengganjalnya. Prinsip pengoperasiannya adalah Panjang gelombang pelndek (P-wave pulse) yang dihasilkan PWT sebesar 500 kHz dipancarkan dan mengalami pengulanagan sebesar 1 kHz. Pulsa ini diperbanyak terus menerus di core (inti) dan dideteksi kembali. Pemilihan perjalanan pulsa yang terukur dengan cara menghitung perjalanan waktu yang dibutuhkan, jadi perlu alat yang dapat mendeteksi pulsa sampai dengan resolusi 50 ns. Jarak diameter inti terukur dengan ketelitian 0.1 mm. Alat ini nantinya perlu dikalibrasi, kecepatan P-wave dapat dengan mudah dihitung dengan resolusi kira-kira I. 5 ms-I. Kecepatan panjang gelombang Vp, dihitung dari diameter inti dan lamanya waktu yang dibutuhkan oleh panjang gelombang tersebut dipancarkan kembali, koreksi untuk ketebalan, sinyal elektron yang tertunda, dan perjalanan waktu inti dari lapisan. Persamaan Vp dihitung dengan cara Vp = f(d-2L,T-2Tliner-Tdelay) (7) dengan : D =Teballiner L = Diameter core T =total waktu yang dibutuhkan selama perjalanan Tliner=waktu yang ditempuh pada lapisan " the liner travel time" Tdelay=waktu tunda dari sinyal elektronik (Kayan and Phi, 1997). Ketelitian dari alat akan dapat dipercaya dengan cara melakukanya variasi percobaan secara berulang dalam menghitung ketebalan lapisan. Percobaan ini mempunyai ketelitian absoulut +/- 3 ms-I dari yang normalnya Djoko Maryanto dkk 315 d. Magnetic Susceptibility Measurement System Bartington loop sensor (MS2B) digunakan untuk mengukur sifat magnetik yang lemah. Sensor ini diletakkan di antara jalan utama yang tidak mengadung komponen magnet sampai jarak 200 mm dari alat sensor. Prinsip pengoperasiannya adalah intensitas yang rendah, non-saturating, arus magnetik dasar (0.565 kHz) yang dihasilkan oleh oscillator circuit di dalam sensor. Beberapa material yang dekat, tersensor dengan mudah. Sifat materi yang terdapat di dalam endapan material yang bersifat ferromagnetik akan memberikan derajat kemagnetan yang berbeda. Derajat ini yang kemudian terukur dan informasi berupa nilai-nilai frekuensi elektronik yang lemah. KESIMPULAN Dengan mengunakan alat gamma logging, industri pertambangan sangat terbantu karena dengan alat ini banyak sekali informasi yang dapat digunakan. Informasi tersebut itu salah satunya adalah dengan mengetahui densitas suatu bahan mineral, dengan diketahui kandungan bahan material disuatu daerah maka kita dapat menyimpulkan apakah benar didaerah tersebut terdapat bahan tambang atau tidak, dan kita Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN SEMINARNASIONALII SDMTEKNOLOGINUKLIR YOGYAKARTA,21-22DESEMBER2006 ISSN 1978-0176 juga dapat mengetahui kelimpahan bahan tambang tersebut, selain itu kita dapat mengetahui pada kedalaman berapa sumber bahan tambang tersebut terdapat. Sebenamya bila kita pelajari dengan seksama teknik logging ini tidak terlalu sulit. Tetapi karena peralatan yang dipergunakan terlalu mahal hanya perusahan-perusahan Multi Intemasional yang banyak menggunakan teknik ini seperti dari perusahan Schlumberger Brother. 3. Apa kelebihan pembuatan instrument nuklir untuk logging yang dibuat, dibandingkan dengan instrumentasi yang ada sekarang ? (Dahlia C Sinaga) 4. Kalau menggunakan sumber neutron, apakah karakteristiknya hampir sarna. Kalau bisa menggunakan gamma logging atau neutron logging, lebih menguntungkan mana? (Wisnu Arya Wardhana) Jawaban : DAFTAR PUSTAKA 1. Ada suatu alat logging yang portable, yang disebut TROXLER. Alat ini menggunakan I. SIMON PETRUS G.S. "Diklat Aplikasi Isotop sumber netron dari bahan radioaktif AmDan Radiasi Pada DistribusiMinyak,Teknik Be.Neutron akan berinteraksi dengan bahan Gauging". Pusat Pmdidikan Dan Latihan yang mengandung atom Hidrogen (H), Jakarta,BATAN seperti air atau bahan organic (plastic). Alat 2. RIDWAN DKK., 1978, "Pengatar Ilmu ini digunakan untuk mengukur densitas dan Pengetahuan dan Teknologi Nuklir", Badan kelembaban (moisture) tanah. Dalam TenagaNuklirNasional. aplikasinya alat ini banyak digunakan 3. NICHOLAS, 1985, Measurement and setection dalam pembuatan jalan. Dalam pembuatan of Radiation, PergamonPressIns, USA jalan biasanya diperlukan tanah urug, sebelum diaspal atau pengerasan tanah 4. GLEN F KNOLL, 1985, Radiation Detection biasanya diratakan dan dipadatkan dengan and Measuremen, PergamonPressIns,USA stoomwalls dengan kepadatan tertentu. 5. Heman Cember, 1983, Introduction to Health Untuk itu perlu dilakukan pengukuran Physics, PergamonPress Ins, USA. densitas tanahnya agar kelak jalan sudah siap dipakai tidak terjadi penurunan atau 6. Image Result for geopubs_wr_usgs~ov-openfile-ofO1-190-ofO 1-190-imagesambling karena densitas yang tidak rata. source3_giC files 2. Untuk mengukur kedalaman dan luas sediment yang dapat terukur tergantung 7. Gamma-GammaDensityLogging(GDLLfiles dari besamya dan jenis sumber yang 8. Production Logging Tools - Gamma Ray digunakan serta probe dari gamma-gamma Tool files logging yang digunakan. Semakin besar diameter probe logging dan aktivitas 9. Image Result for www_geotrade_com-Productssumbemya maka yang dapat terdeteksi Geophysical-Logging-Probes akan lebih luas dan lebih dalam hasil pengukurannya. TANYAJAWAB 3. Logging nuklir menyangkut semua teknik yang salah satunya mendeksi keberadaan Pertanyaan : isotop tak stabil atau membuat isotop disekitar borehole. Logging nuklir adalah 1. Dalam rangka melaksanakan tridarma unik karena kemampuan penetrasi partikel perguruan tinggi, penelitian ini cocok untuk atau photon yang memungkinkan "Pengabdian Masyarakat". Dalam bentuk pendeksiannya menembus material apa produk yang bisa diberikan pada pembingkai (casing), tanpa menghiraukan masyarakat? (sudaryo) 2. Bagaimana besamya sumber radiasi untuk jenis fluida dalam borehole. Pendektesian radiasi didasarkan pada hasil ionisasi, baik mengukur kedalaman sumber/tambang sebagai fungsi terhadap kedalam dan bahan langsung maupun tak langsung dari medium yang dilaluinya. Output dari yang akan diambil dari tambang ? logging nuklir adalah spectral logging. (sulaeman) Ketelitian pengukuran lebih baik pada nilai Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 316 Djoko Maryanto dkk. SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER ISSN 1978-0176 2006 cacah yang besar dan perioda pen~an yang lama, dan dapat untuk mengindentifikasi batuan. 4. Neutron logging penggunaan utamanya adalah untuk men~ porositas dan moisture, serta sangat cocok untuk mendeteksi perubahan porositas yang kecil, pada batuan dengan porositas rendah, disamping untuk identifikasi litologi dan korelasi stratigrafi. Dalam batuan bumi, kandungan hydrogen berkaitan dengan jumlah air dalam ruang porous. Hubungan ini dipengaruhi oleh komposisi kimia air, hydrogen dalam mineral dan ikatan air. Tiga jenis logging porositas yang digunakan, yaitu : Log Neutron-gamma, Log Neutron-thermal neutron dan Log Neutron-epithermal neutron yang paling kurang dipengaruhi oleh komposisi kimia batuan. Hydrogen merupakan e1emen yang efektif untuk moderasi neutron. Proses moderasi dan penangkapan menghasilkan sekumpulan neutron termal dan epitermal disekeliling sumber yang ada dalam batuan yang mengandung banyak hydrogen. Penangkapan foton gamma berbanding terbalik dengan kandungan hydrogen dalam batuan, dengan jarak sumber-detektor sekitar 300 mm. Gamma logging banyak digunakan untuk identifikasi litologi dan kore1asi stratigrafi. Dalam industri petroleum untuk menentukan kandungan clay atau serpihan dalam reservoir batuan, juga untuk mempelajari air tanah. Gamma logging cocok untuk mendeteksi perubahan porositas yang kecil, pada batuan dengan porositas tinggi. Informasi dari gamma logging merupakan record radiasi gamma total yang terdeteksi dalam borehole. Spectra gamma logging dapat memberikan identifikasi dan konsentrasi yang terukur dengan gamma logging. Borehole spektrometri gamma banyak digunakan khususnya untuk identifikasi mineral dalam tanah liat (clay). Volume material yang diamati dengan probe gamma berkaitan dengan energi radiasi yang terukur, densitas material dimana radiasi menembus dan desain probe. Umumnya probabilitas radiasi gamma yang terdeteksi 90% dari material dalam 150-300 mm dinding borehole. Dari keterangan diatas, secara Djoko Maryanto dkk 317 umum penggunaan neutron logging atau gamma logging tergantung dari karakteristik batuan dan tujuan penggunaan logging tersebut. Penggunaan neutron logging digunakan untuk batuan yang banyak mengandung elemen hydrogen seperti : minyak, air tanah, sedangkan gamma logging untuk batuan yang kurang mengandung elemen hydrogen, mineral, dsb. LAMPIRAN-LAMPIRAN f'¢frb«".im I)MII (Kcmputm) MO!II/OR Gambar 7. Blok Diagram Sistem Pembacan Sinyal Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006 ISSN 1978-0176 PGnganatisa Sinyat Gambar 7 Winch lubang Masuk Rongga Sangkar Intrusi REBAR Tanah Sumbgr I Probg Dgtgktor Gambar 9. Sepangkat Alat Logging Gamma (A) Sistem Probe (Terbungkus timbal) logging lubang pengeboran (Borehole) sinar Gamma untuk pengukuran bijih dalan lubang pengeboran. (B) Probe Logging Sinar Gamma (diameter 25 mm) untuk lubang bo DTH Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 318 Djoko Maryanto dkk. SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER ISSN 1978-0176 2006 1£71!m iMletib!IC.21!m 157m Gambar 10. Foto Pengeboran Schlumberger Untuk mencari sumur yang mengandung minyakl atau gas. Tipe probe yang berbeda memuat berbagai instrumen pengukuran yang dimasukkan ke dalam sumur, termasuk sumber radiasi Gamma dan detektor scintilasi. •• TAP !OOl1t.J1n Gambar 11. Probe untuk Gamma Logging Dif raktometer " "Triple Axis" /r. "2~ \ \ I Sumber Nal I . ,Iiii".c:.--- £~ ~:jl~' Kristal Pen~anaLisa K~tal Monokromator Tabung Photo Penguat Awal Kristal Ke Komputer Penganalisa Tinggi PUlsa Scintilasi Gambar 12. Skema Pengukuran Djoko Maryanto dkk 319 Dengan Gamma Logging Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN SEMINAR NASIONAL II SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 21-22 DES EMBER 2006 ISSN 1978-0176 Gamma Dean IdQtik X c'";3:"::15 ~ :g i ia: ~Z" c" ~ .':: 25 '" 425 Rgsistivita5 Huida /()hm mat",·} DiarootQr iubang (ine) 12' m 3m ~ 375 :.!® 200 100 <1'1 3UO 11S ,/JOr) 20 TQmpqratur f°C) 46 ao (/ "-, I 1 1 I I 1 f ~-"\I ~ .0.8 T\nggi Air Panah menyatakan aran aHran ke atas Nornor menyatakan laju aUran d:-alam ;gaHon per mentt Tanda ? menyatakan taju bdak dltentukan ( f ......•• Oaerah ?roduksi .......- Oaerah Penerima IF AUran"Iertil<.a[ tidal<. dapa! diukuf Lo'gs Ge-Df~sjka Ycmg sesuaLJlog Ca!per memperlihatkan pengha-sH alr! aUrar. ve-rttkat rumur pengebQfan dan daerah daerah penedrnaid1 air f\NiHianand Conger~ 1(960) Daftar Isi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir -BATAN 320 Djoko Maryanto dkk.