paper ilmu sosial budaya dasar Analisis Positif Negatif Facebook di Indonesia Kemunculan Budaya Baru dari Dunia Virtual Oleh: GUSTITIA PUTRI P NIM.I 0306003 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2009 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Indonesia sedang terkena wabah flu facebook. Sama menggejalanya dengan flu babi yang tiba-tiba menyerang warga negaranya. Bahkan saking addictnya ada yang mengatakan “Indonesia saat ini telah menjadi “the Republic of the Facebook”. Ungkapan ini dikemukakan oleh Budi Putra mantan editor Harian Tempo yang dirilis oleh CNET Asia portal IT terkemuka di Asia pada awal bulan Januari 2009 lalu (Linkedin.com; 2009). Hal ini terinspirasi oleh perkembangan penggunaan Facebook oleh masyarakat Indonesia yang mencapai pertumbuhan 645% pada tahun 2008. Sungguh merupakan “Prestasi” yang menjadikan Indonesia sebagai “the fastest growing country on Facebook in Southeast Asia”. Bahkan, angka ini mengalahkan pertumbuhan pengguna Facebook di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi penduduk di dunia (Sahana, 2008). Lonjakan pengguna Facebook pada pertengahan 2008 dibuktikan dengan statistik Facebook sebagai situs ranking kelima yang paling banyak diakses di Indonesia. Luar biasanya lagi, “Indonesia tercatat dalam sepuluh besar negara pemakai situs yang mulai dibuka untuk umum pada 2006 ini.” (Wiguna, 2009). Melihat sepakterjang Facebook yang semakin familiar dan digandrungi oleh pengguna internet di Indonesia, membuat kita bertanya-tanya, seperti apakah bentuk, daya tarik, dan kelebihan situs jaringan sosial yang telah menjadi trandsetter dalam dunia virtual ini. Di Indonesia, FB pun memiliki fenomenanya sendiri. Setelah sebelumnya Friendster (FS) menjadi primadona kebanyakkan pengguna internet di Indonesia, kini FB mulai mendominasi dan membuat FS menjadi jejaring sosial kelas dua. Bahkan ada semacam pandangan sebelah mata dari penggemar FB kepada pelanggan setia FS. 2 May 2010 2 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 Untuk kalangan UNS, adakah mahasiswanya yang belum mengenal facebook? Hanya sebagian kecil saja yang menjawab iya, sebab sebagian besar pasti telah terdaftar sebagai anggota aktif jejaring tersebut. Hampir setiap hari di pelataran-pelataran atau komunal-komunal tiap fakultas di Universitas Sebelas Maret, tampak beberapa orang mahasiswa sedang duduk dengan laptop dihadapan mereka masing-masing. Mereka adalah mahasiswa yang sedang memanfaatkan fasilitas Hotspot yang disediakan tiap fakultas. Nampak dilayar laptop mereka, alamat situs yang sudah sangat familiar yaitu www.facebook.com. Saat ini tercatat dilink UNS telah tercatat sebagai pengguna Facebook, yang terdiri dari dosen, mahasiswa dari berbagai angkatan, maupun yang telah menjadi alumni. Inilah fenomena pengguna internet sekarang. No facebook, hello who are you? Bahkan ada membuat statement bahwa sesorang yang tidak mempunyai akun facebook dianggap katrok, atau kampungan (=tidak gaul). Maka untuk menghindari sangkaan seperti itu berlomba-lombalah setiap orang untuk membuat facebook. Tentunya sesuatu yang baru muncul sehingga menyebabkan respon luar biasa bagi penerimanya pasti disertai pengaruh, baik positif maupun negative. Dalam kasus ini hal yang bisa terpengaruh adalah budaya, khususnya budaya masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi dan beraktualisasi diri terhadap lingkungannya. B. Tujuan dan Manfaat Penulisan 1. Menganalisis pengaruh positif dan negative facebook bagi budaya komunikasi. 2. Memberikan solusi alternatif untuk mengatasi pengaruh negative Facebook. 2 May 2010 3 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Facebook Dalam Press Room official situs Facebook, dinyatakan bahwa web jaringan sosial ini pertama kali diluncurkan pada tahun 6 Februari 2004 dan bertujuan untuk memudahkan interaksi antar individu tanpa harus terikat oleh jarak dan sekat-sekat geografis. “Ditemukan pada bulan Januari 2004, Facebook adalah sebuah sarana sosial yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi secara lebih effisien dengan teman-teman, keluarga dan teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan dalam sharing informasi melewati social graph, digital mapping kehidupan real hubungan sosial manusia. Siapun boleh mendaftar di Facebook dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal dalam lingkungan saling percaya.” (Facebook.com; 2009) Penemu situs pertemanan ini adalah Mark Zuckerberg seorang mahasiswa “droup out” Universitas Harvard Amerika Serikat. Dia dilahirkan pada 14 Mei 1984. Kejeniusan dan kreativitas lewat Facebook menempatkan dirinya sebagai jajarang 400 orang terkaya di Amerika Serikat versi Majalah Forbes edisi September 2008, tepatnya peringkat 321 dengan total kekayaan 1,5 Miliyar Dollar US. (Forbes.com; September 2008) Pada usia 20 tahun, Zuckerberg meluncurkan “The Facebook”. Awalnya diperuntukkan khusus bagi mahasiswa Universitas Harvard. Hanya dalam 24 jam setelah diluncurkan, 1.200 mahasiswa Harvard sudah menjadi anggota. Dalam sebulan, separuh warga Harvard menjadi anggota. Keberhasilan ini membuat Zuckerberg membuka keanggotaan “The Facebook” untuk seluruh mahasiswa di Boston. Belakangan dibuka bagi mahasiswa Ivy League (kelompok delapan kampus paling top Amerika Serikat), dan kemudian seluruh mahasiswa di Amerika Serikat (Wiguna, 2009). 2 May 2010 4 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 Tepat awal februari yang lalu Facebook merayakan ulang tahunnya yang ke 5. Sejauh ini tercatat lebih dari 175 juta pengguna Facebook tersebar di seluruh dunia yaitu pengguna yang telah aktif dalam 30 hari terakhir (Facebook.com; 2009). 24 juta foto diunggah setiap hari, dan rata-rata jumlah teman per-anggota 120 orang (Nurhoiri, 2009). B. Manusia sebagai Makhluk Sosial Selain sebagai makhluk individu, pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, seseorang membutuhkan hubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi dan berinteraksi. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya dan selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Didalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi- konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama. Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan 2 May 2010 5 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. Oleh karena itu dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa alasan, yaitu: a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial. b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain. c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia. C. Kebutuhan Hidup Manusia Menurut A.Maslow, Kebutuhan hidup manusia dibagi menjadi 5 tingkatan digambarkan dengan segitiga berikut : 1. Kebutuhan fisiologis ( physiological needs) Kebutuhan primer,dasar dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari manusia : makanan,pakaian, tempat tinggal, kesembuhan, seks dll. 2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan ( safety dan security needs: 2 May 2010 6 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 bebas dari rasa takut, perlakuan tidak adil, terlindung dari ancaman penyakit, dll. 3. Kebutuhan Sosial ( Social needs) : Kebutuhan kan dicintai, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan,kerjasama, interaksi, dll. 4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), kebutuhan dihargai kemampuan, kedudukan, jabatan, status, pangkat,dll. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) Kebutuhan untuk memaksimalkan penggunaan potensi-potensi, kemampuan, bakat, kreativitas,ekspresi diri, prestasi,dll. D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada akomodasi. Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya interaksi sosial, yaitu: a. Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi, dan akulturasi. b. Proses Disosiatif, mencakup persaingan meliputi “contravention” dan pertentangan pertikain. 2 May 2010 7 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 BAB III PEMBAHASAN DAN SOLUSI A. Facebook di Indonesia Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di Indonesia). Kebanyakan mereka adalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja, politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional. Terhitung sampai 22 Februari 2009, 1.333.649 user Indonesia telah terdaftar di Facebook dan sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user usia produktif (18-34 tahun). Dilihat dari gender, 688.306 user laki-laki dan 600.045 user perempuan.(Allfacebook.com; 2009) Sebelumnya telah ada situs komunitas Friendster yang berhasil menjaring 12 juta “registered users” atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia (Friendster.com; Juli 2008). Bahkan banyak pengguna Friendster yang melakukan migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti selera masyarakat. Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag foto, blog, game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih keren dari Friendster. B. Sisi Positif Facebook Ada beberapa sisi positif yang dapat dipetik dari kemunculan facebook. Menurut beberapa pakar yang berkompeten akan hal ini facebook dianggap sebagai sebuah alat komunikasi yang sangat shopisticated, karena memberi banyak kemudahan dalam berinteraksi dengan orang lain. Sementara itu, menanggapi sindrome Facebook dikalangan mahasiswa, Sosiolog yang juga Sekretaris Jurusan Sosiologi Fakultas Sospol Unhas, Drs Suparman Abdullah Msi mengatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Menurut Suparman, Facebook adalah bagian dari perkembangan teknologi Informasi yang mau tidak mau akan 2 May 2010 8 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 mempengaruhi kondisi sosial masyarakat, khususnya mahasiswa dalam hal berkomunikasi. “Berbicara soal pengaruh, pasti ada pengaruh positif ada pengaruh negatif. Dan hal itu tergantung mahasiswanya sendiri. Selama ini saya melihat Facebook lebih kepada pengaruh positifnya, yakni mempermudah dalam hal komunikasi.” Pengajar filsafat politik dan sejarah filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, F Budi Hardiman, pengaruh positif facebook adalah sebagai sarana pembentukan identitas. Apa yang tidak bisa diekspresikan di dunia nyata, bisa diekspresikan di dunia virtual meskipun tidak sepenuhnya yang ditampilkan itu adalah identitas sebenarnya.Facebook membuat seseorang menjadi berarti di tengah dunia metropolis yang semakin membengkak populasinya. Di dunia semacam ini, keberadaan diri seseorang sering diabaikan, kemudian dengan facebook, seseorang bisa tampil dan membangun kepercayaan dirinya, misalnya saja dengan memasang foto-foto diri, memasang karya tulisannya, dan lain- lain. Dengan FB, banyak orang bertemu dengan teman-teman lama. Dengan FB, reuni SD pun bisa dilaksanakan. Melalui FB, penyebaran undangan menjadi begitu mudah. Bahkan Facebook mampu mendekatkan fans dengan idolanya. Facebook telah mempertemukan kita dengan tokoh-tokoh strategis di berbagai bidang yang semula terasa tidak mungkin. Yang lebih hebat, dengan fasilitas facebook ternyata bisa turut andil dalam pengembangan budaya melayu ditingkat global. Dalam pandangan Mahyudin Al Mudra SH MM, Pemangku Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPBM) Facebook merupakan ranah postmodernitas dalam komunikasi antar manusia yang tidak dibatasi oleh teritori administratif kenegaraan. Ranah ini merupakan salah satu produk mutakhir dari teknologi komunikasi yang dapat mengintegrasikan secara network dari seorang individu ke individu lainnya di belahan dunia manapun dan kapanpun. Ini adalah ranah virtual (virtual scape) yang berfungsi sebagai ruang publik. Melalui Facebook budaya Melayu dapat berkembang dan menemukan ranahnya di-era jaringan dengan fasilitasi teknologi komunikasi modern. Sebagai 2 May 2010 9 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 contoh, telah dibuka akun melayuonline-group di Facebook yang mempunyai member lebih dari 2.000 anggota aktif untuk mengenalkan portal-portal kemelayuan yaitu: www.melayuonline.com, www.wisatamelayu.com, dan www.rajaalihaji.com, serta www.ceritarakyatnusantara.com. Meskipun sebenarnya Facebook sangat jauh dari kebudayaan Melayu, akan tetapi bila dilihat sepintas Facebook akan bisa mengangkat tradisi tulis menulis yang pernah berkembang dinegeri Melayu Riau. Seniman muda Riau yang juga Rektor Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) Hang Kafrawi yang ditemui Riau Pos memandang Facebook membuka peluang untuk dunia tulis menulis. Sebab bagaimanapun juga, komunikasi di Facebook adalah kemunikasi menggunakan bahasa tulis. Selain itu Facebook dapat juga digunakan sebagai wadah menuangkan gagasan tulisan pribadi tanpa harus melalui prosedur atau antrian untuk dimuatkan, seperti media masa cetak. Orang-orang yang telah membuka Facebook kapan saja bisa mempublikasikan tulisan mereka. Dengan demikian orang-orang Melayu dapat membawa kelokalan masing-masing ke dunia global dan sebaliknya mengenalkan yang global ke ranah lokal (glokalisasi). Misalnya berpantun ria di Facebook sehingga orang Melayu di belahan Afrika, atau Asia Selatan, Australia, Thailand, Filipina atau manapun dapat saling bersahutan pantun dengan orang Melayu Bengkalis atau Tembilahan, dan hal itu dapat didokumentasikan sebagai pantun Melayu di era virtual. C. Sisi Negatif Facebook Sebagai sesuatu hal yang baru, tidaklah mengherankan jika ada sisi kontroversial yang dibawanya. Begitu pula dengan facebook. Ada sisi-sisi negatif facebook yang berpotensi membawa pengaruh buruk begi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Adapun sisi negatif tersebut telah dianalisis oleh beberapa pakar. Drs Suparman Abdullah MSi mengatakan, teknologi bisa mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. “Jika sebelumnya mereka biasa berkumpul dengan teman-temannya, setelah adanya Facebook, mereka lebih sering berkomunikasi 2 May 2010 10 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 lewat Facebook sehingga jarang berinteraksi secara langsung”. Bahkan orang yang tidak bijak memanfaatkan facebook akan terkurung dalam narsisisme individual dan terisolasi dari dunia nyata. Mereka yang kecanduan merasa sudah punya banyak teman di dunia maya, lalu enggan menjalin relasi dengan sekitarnya. Hidup menjadi terkurung dalam dunia virtual.Pengamat komunikasi dan gaya hidup Idi Subandy mengatakan, relasi sosial di FB hanyalah sebuah ilusi. "Orang merasa dekat dan intim di dunia maya, tapi tidak saling sapa di dunia nyata, bahkan mungkin tidak tahu nama tetangga sebelah. Ini yang disebut illusion of intimacy, ilusi akan keintiman yang berusaha dijembatani FB. FB menjadi penting dalam masyarakat yang lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas hubungan sosial. FB selanjutnya bisa menjadi tempat pelarian dari kesendirian bagi masyarakat yang teralienasi secara sosial dan ingin membunuh waktu luang. Baiklah, silaturahmi dengan teman-teman lama memang dapat terjalin. Tapi selebihnya, yang ada di Facebook adalah kedangkalan. Yang ada hanya celotehan-celotehan pendek nan dangkal dan bising. Jarang ditemukan kedalaman yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan proses berpikir secara kontemplatif . Pada akhirnya, Facebook mungkin sama sekali tak berbeda dengan kerumunan di pasar Gunungkidul atau terminal bis Pulogadung : sebuah tempat dimana orang saling ngobrol tanpa jelas juntrungannya, bising, penuh celoteh dangkal, dan disana tak ditemukan keheningan yang mengajak untuk berpikir secara mendalam. Kebesaran sebuah bangsa selalu ditopang oleh peradaban membaca yang kuat dan tekun. Ikhtiar untuk membangun tradisi membaca yang kokoh seperti pecah berkeping-keping dihempas oleh kehadiran ”facebook culture” yang penuh kedangkalan. Medium ini telah merenggut waktu dan gairah dari jutaan kaum muda di tanah air untuk tekun membaca deretan buku bermutu. Dan dengan itu, Facebook sejatinya telah melakukan apa yang disebut sebagai “digital colonization” : diam-diam mereka telah menjajah pikiran, dan 2 May 2010 11 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 secara perlahan telah membunuh gairah masyarakat tanah air untuk membangun tradisi membaca yang tangguh dan penuh ketekunan. Dari sisi budaya Melayu, yang notabene akar budaya Indonesia kemunculan facebook merupakan ‘hantu‘ yang diyakini bisa manakutkan. Facebook merupakan produk kemajuan teknologi, dan Facebook memperkuat hakikat manusia sebagai makhluk untuk berintraksi dengan sesama manusia lainnya dan fenomena ini telah ada pada kebudayaan manusia di muka bumi ini. Melayu kalau ditinjau sebagai kebudayaan memang tidak mengenal Facebook, namun demikian Facebook membuka peluang untuk membangun imej kebudayaan baru. Facebook sebagai media lainnya berpeluang menciptakan pandangan baik dan buruk, terutama hal-hal yang berbau pornografi. Hal ini dikarenakan tidak ada saringan yang ketat oleh pengelola Facebook dalam meyeleksi sesuatu yang dipublikasikan oleh anggota Facebook. Kalau hal ini dibiarkan, di kemudian hari tidak mustahil Facebook bisa dijadikan sarana maksiat. Ketika iklan terus ditampilkan dan intensitas mengakses Facebook juga meningkat setiap hari, maka semakin kuatlah image iklan itu dipikiran. Situasi inilah yang diinginkan pemasang iklan, menguasai alam pikiran orang, hingga produk mereka menjadi terkenal dan secara tidak sadar akan dibeli. Timbullah watak konsumeristik yang membelenggu diri. Alam bawah sadar yang telah disandera oleh kapitalisme informasional yang awalnya ditawarkan secara gratis, akan “memaksa” seseorang mengeluarkan sejumlah uang pada fase tertentu. Pengiklan dalam negeri yang melihat efektivitas beriklan di Facebook tentu rela melepas uang demi mempopulerkan “dagangan” mereka. Itu baru dalam batas personal. Dalam scop yang lebih luas (negara), maka biaya bandwith yang mesti dikeluarkan untuk membayar akses luar negeri (karena Facebook berpusat di Amerika Serikat) juga semakin membengkak. Lagi-lagi uang terbang ke tangan asing tanpa kita sadari. Secara tidak langsung kita ikut terbawa arus kapitlisme, khususnya kapitalisme informasional. Kapitalisme adalah bentuk strategi dagang demi 2 May 2010 12 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dan cendrung mengabaikan keseimbangan ekonomi antar kelas masyarakat. Kapitalisme menciptakan minoritas orang kaya dan mayoritas orang miskin, karena sumber-sumber ekonomi diserap oleh pada kalangan tertentu. Sebagaimana yang diketahui Facebook dikelola oleh segelintir orang, Mark Zuckerberg, Marc Andreessen, Jim Breyer, Don Graham dan Peter Thiel, sebagai Member. David Sze dan Paul Madera sebagai Observer. Jika demikian keadaannya, apa yang mesti dilakukan? Langkah-langkah apa yang mesti diambil untuk menghadapi masalah yang tak dianggap masalah ini? Popularitas Facebook begitu cepat meningkat karena trend ini adalah gaya hidup mahasiswa Harvard dan orang Amerika Serikat. “Mahasiswa Harvard saja gila sama Facebook”, “Orang-orang AS saja gandrung sama Facebook”. Harvard itu kan universitas kelas wahid se-dunia! AS itu kan negara maju dan kiblat segala-galanya! Jadi, ketinggalan zaman (ngak gaul donk) kalau tidak punya Facebook! D. Solusi Untuk Mengatasi Demam Facebook Untuk mengatasi demam Facebook di Indonesia, dibutuhkan situs tandingan, dengan membuat situs komunitas baru Made In Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena tipikal masyarakat Indonesia yang pembosan. Sebagaimana diungkapkan oleh Psikolog Universitas Indonesia Niken Ardiyanti, demam facebook tidak tidak akan bertahan lama. Sebab para penggemar Facebook di Indonesia akan mudah bosan. “Ini sudah tipikal masyarakat Indonesia. Yang bosenan dan supaya tidak dibilang kampungan,” (Detiknews.com; 24 Februari 2009). Psikolog Niken Ardiyanti menilai tipikal orang Indonesia juga suka kagetan. Dulu booming SMS, e-mail, friendster, kini Facebook. ”Seakan-akan kalau tidak bergabung di FB nggak gaul,”. Sehingga dari pertimbangan ini peluang mengalihkan orang ke situs komunitas yang baru sangat dimungkinkan. (Republika.co.id; 15 Februari 2009). Karakteristik demikian menjadikan kita sebagai orang terjajah, memandegkan kreativitas. Facebook sebagai bentuk ancaman budaya harus 2 May 2010 13 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 dilawan dengan menghadirkan fasilitas web komunitas sosial buatan anak bangsa sendiri. Yang tentunya harus lebih canggih, tapi tetap mengusung nilai-nilai luhur bangsa. Seperti apakah blog komunitas “peredam” Facebook ini? Situs baru ini harus paham dengan kebutuhan dan kecendrungan netter Indonesia. Konsep yang ditawarkan sebagai berikut: 1. Berisikan informasi tentang buku Situs komunitas haruslah membuat orang-orang didalamnya menjadi cerdas. Oleh karena itu, ditampilkannya buku-buku baru dengan sinopsis yang menarik akan membuat suasana intelektual. Sehingga lambat-laun budaya membaca semakin massif. Sebagaimana kita ketahui, budaya baca masyarakat Indonesia masih rendah. 2. Lowongan kerja terbaru Kalau kita perhatikan perkembangan blog di Indonesia, ada dua kontent yang paling banyak dicari yaitu masalah seks dan lowongan kerja. Oleh karena itu, , penampilan lowongan kerja perlu dimasukkan untuk menarik minat para netter. 3. Memungkinkan member mendapatkan uang Bersenang-senang diinternet tentu menghabiskan waktu. Sangat disayangkan keasyikan berselancar mengurangi produktivitas. Ketika iklan yang ditampilkan di Facebook mendulang uang yang sangat banyak hanya masuk ke kantong sang pemilik perusahaan, maka dalam konsep situs baru ini dimungkinkan member juga mendapatkan reward berupa hadiah uang tunai. Reward ini bisa diberikan dengan sumbangan pemikiran lewat tulisan, lomba-lomba kreatif ataupun lewat klik iklan 4. Publikasi Kenapa Facebook cepat menjalar di Indonesia? Tak lain dan tak bukan karena pemberitaan media yang membuat banyak orang penasaran, apa itu Facebook? Bahkan Koran Republika mengajak pembacanya untuk mengirimkan pengalaman mereka menggunakan Facebook. Sehingga situs komunitas “peredam” ini harus dipromosikan secara yang gencar dan 2 May 2010 14 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 kontroversial di media-media nasional dan lokal. Kerjasama pemerintah dan pemilik media sangat diperlukan dalam hal ini. 5. Aplikasi bahasa daerah Seseorang akan enjoy ketika menggunakan bahasa ibunya. Penggunaan bahasa daerah di situs komunitas belum ada diberikan oleh Facebook. Oleh karena itu, untuk mengalahkan Facebook di Indonesia, pilihan seluruh bahasa daerah tanag air di situs komunitas baru ini sangat diperlukan. Tentu sangat mengasyikkan saling berkomunikasi dengan bahasa daerah sendiri, sekaligus mempertahankan bahasa-bahasa daerah dari kepunahan. Perkembangan kapitalisme informasional dapat dilawan oleh gerakan massal suatu bangsa yang berusaha mempertahankan identitas mereka. Baik itu karena spirit religius, nasionalisme, keluarga dan komunitas. Agar berhasil gerakan tandingan ini harus bersandarkan pada informasi dan jaringan pula. Oleh karena itu situs komunitas made in Indonesia sangat diperlukan untuk menghadang laju facebook. Karena perang teknologi informasi tidak bisa dilawan dengan melarikan diri dari hiruk-pikuk dunia. Ia harus dihadang, tentu dengan tawaran yang lebih hebat dari yang ada selama ini. 2 May 2010 15 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan terhadap permasalahan ini adalah : 1. Facebook adalah media virtual sebagai ajang berkomunikasi antar individu dengan individu lainnya melalui internet. Facebook telah berhasil menyedot perhatian rakyat dunia bahkan warga Indonesia untuk menjadi salah satu membernya. 2. Facebook membawa pengaruh postif bagi membernya antara lain: memberi banyak kemudahan dalam berinteraksi dengan orang lain, sarana aktualisasi diri seseorang, sarana pembentukan identitas, turut andil dalam pengembangan budaya Melayu ditingkat global serta sebagai wadah menuangkan gagasan tulisan pribadi tanpa harus melalui prosedur atau antrian untuk dimuatkan, seperti media masa cetak. 3. Adapun sisi negatif yanf diusung facebook terhadap budaya manusia antara lain: orang yang tidak bijak memanfaatkan facebook akan terkurung dalam narsisisme individual dan terisolasi dari dunia nyata, illusion of intimacy, jarang ditemukannya kedalaman yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan proses berpikir secara kontemplatif, facebook bisa pula menjadi ‘hantu‘ yang diyakini bisa manakutkan bagi kehidupan budaya Melayu, berpeluang menciptakan pandangan baik dan buruk, terutama hal-hal yang berbau pornografi, dan sebagai bentuk kapitaslisme yang kian menggerogoti sektor ekonomi negara. 4. Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengurangi pengaruh buruk Facebook terhadap kehidupan masyarakat bisa berupa membuat situs tandingan karya anak bangsa dengan menyuguhkan fitur-fitur yang mendukung hal-hal: informasi tentang buku, lowongan kerja terbaru, 2 May 2010 16 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 memungkinkan member mendapatkan uang, kemudahan publikasi, dan aplikasi bahasa daerah. B. Saran Facebook memang sangat kontroversial, kita harus bisa secara bijaksana memanfaatkannya. Ibaratnya seperti pisau yang tajam, ketika kita menggunakannya untuk tujuan baik maka hasilnya akan baik. Sebaliknya jika kita salah dalam menggunakannya bisa-bisa pisau itu akan melukai diri kita bahkan bisa membunuh kita. Selagi Facebook digunakan untuk hal-hal yang berfaedah, tidak salah kalau masyarakat banyak atau pelajar membuat Facebook. Walaupun demikian, untuk pelajar dan juga untuk masyarakat banyak, termasuk kita yang sudah membuat Facebook, haruslah membatasi diri membuka Facebook. Hal ini dikarenakan Facebook membentuk individualisme yang kuat. Di depan layar monitor komputer atau laptop kita seakan hanya hidup dengan orangorang di Facebook saja dan itu bisa membahayakan sensitifitas kita terhadap lingkungan di mana kita hidup. 2 May 2010 17 Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar Gustitia Putri Perdana I0306003 DAFTAR PUSTAKA Putra, Budi. 2009. Welcome to the Republic of the Facebook!. http://asia.cnet.com/blogs/toekangit/post.htm?id=63008431 [24 Februari 2009) Editor. 2009. Budi Putra. http://www.linkedin.com/in/budip [24 Februari 2009] Sahana. 2008. Facebook Indonesia Outpaces Southeast Asian Counterparts in 2008. http://www.insidefacebook.com/2008/12/31/facebook-indonesiaoutpaces-southeast-asian-counterparts-in-2008/ [24 Februari 2009] Wiguna, Oktamandjaya. 2009. Mabuk Kepayang Facebook (bagian 2 dari 2 tulisan). http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2009/02/09/brk,20090209159177,id.html [24 Februari 2009] Editor. 2009. Lembar fakta Facebook. http://www.facebook.com/press/info.php?factsheet [24 Februari 2009] Editor. 2009. Facebook Demographic Statistics. http://www.allfacebook.com/facebook-demographic-statistics/ [24 Februari 2009] Editor. 2009. 321 Mark Zuckerberg. http://forbes.com [24 Februari 2009] Tanamas, Ronald. 2009. Demam Facebook, Agar Tidak Dibilang Kampungan. http://www.detiknews.com/read/2009/02/24/161721/1089833/159/agartidak-dibilang-kampungan [1 Maret 2009] Editor. 2009. Apakah Anda Terserang Demam Facebook?. http://www.republika.co.id/koran/0/31632/Apakah_Anda_Terserang_Dema m_I_Facebook_I [ 1 Maret 2009] 2 May 2010 18