Analisis Positif Negatif Facebook di Indonesia - sang putri

advertisement
paper ilmu sosial budaya dasar
Analisis Positif Negatif
Facebook di Indonesia
Kemunculan Budaya Baru dari Dunia Virtual
Oleh:
GUSTITIA PUTRI P
NIM.I 0306003
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2009
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini Indonesia sedang terkena wabah flu facebook. Sama
menggejalanya dengan flu babi yang tiba-tiba menyerang warga negaranya.
Bahkan saking addictnya ada yang mengatakan “Indonesia saat ini telah menjadi
“the Republic of the Facebook”. Ungkapan ini dikemukakan oleh Budi Putra
mantan editor Harian Tempo yang dirilis oleh CNET Asia portal IT terkemuka di
Asia pada awal bulan Januari 2009 lalu (Linkedin.com; 2009). Hal ini terinspirasi
oleh perkembangan penggunaan Facebook oleh masyarakat Indonesia yang
mencapai pertumbuhan 645% pada tahun 2008. Sungguh merupakan “Prestasi”
yang menjadikan Indonesia sebagai “the fastest growing country on Facebook in
Southeast Asia”. Bahkan, angka ini mengalahkan pertumbuhan pengguna
Facebook di China dan India yang merupakan peringkat teratas populasi
penduduk di dunia (Sahana, 2008).
Lonjakan pengguna Facebook pada pertengahan 2008 dibuktikan dengan
statistik Facebook sebagai situs ranking kelima yang paling banyak diakses di
Indonesia. Luar biasanya lagi, “Indonesia tercatat dalam sepuluh besar negara
pemakai situs yang mulai dibuka untuk umum pada 2006 ini.” (Wiguna, 2009).
Melihat sepakterjang Facebook yang semakin familiar dan digandrungi oleh
pengguna internet di Indonesia, membuat kita bertanya-tanya, seperti apakah
bentuk, daya tarik, dan kelebihan situs jaringan sosial yang telah menjadi
trandsetter dalam dunia virtual ini.
Di Indonesia, FB pun memiliki fenomenanya sendiri. Setelah sebelumnya
Friendster (FS) menjadi primadona kebanyakkan pengguna internet di Indonesia,
kini FB mulai mendominasi dan membuat FS menjadi jejaring sosial kelas dua.
Bahkan ada semacam pandangan sebelah mata dari penggemar FB kepada
pelanggan setia FS.
2 May 2010
2
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
Untuk kalangan UNS, adakah mahasiswanya yang belum mengenal
facebook? Hanya sebagian kecil saja yang menjawab iya, sebab sebagian besar
pasti telah terdaftar sebagai anggota aktif jejaring tersebut.
Hampir setiap hari di pelataran-pelataran atau komunal-komunal tiap
fakultas di Universitas Sebelas Maret, tampak beberapa orang mahasiswa sedang
duduk dengan laptop dihadapan mereka masing-masing. Mereka adalah
mahasiswa yang sedang memanfaatkan fasilitas Hotspot yang disediakan tiap
fakultas. Nampak dilayar laptop mereka, alamat situs yang sudah sangat familiar
yaitu www.facebook.com.
Saat ini tercatat dilink UNS telah tercatat sebagai pengguna Facebook,
yang terdiri dari dosen, mahasiswa dari berbagai angkatan, maupun yang telah
menjadi alumni.
Inilah fenomena pengguna internet sekarang. No facebook, hello who are
you? Bahkan ada membuat statement bahwa sesorang yang tidak mempunyai
akun facebook dianggap katrok, atau kampungan (=tidak gaul). Maka untuk
menghindari sangkaan seperti itu berlomba-lombalah setiap orang untuk membuat
facebook.
Tentunya sesuatu yang baru muncul sehingga menyebabkan respon luar
biasa bagi penerimanya pasti disertai pengaruh, baik positif maupun negative.
Dalam kasus ini hal yang bisa terpengaruh adalah budaya, khususnya budaya
masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi dan beraktualisasi diri terhadap
lingkungannya.
B. Tujuan dan Manfaat Penulisan
1. Menganalisis pengaruh positif dan negative facebook bagi budaya
komunikasi.
2. Memberikan solusi alternatif untuk mengatasi pengaruh negative
Facebook.
2 May 2010
3
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Facebook
Dalam Press Room official situs Facebook, dinyatakan bahwa web jaringan
sosial ini pertama kali diluncurkan pada tahun 6 Februari 2004 dan bertujuan
untuk memudahkan interaksi antar individu tanpa harus terikat oleh jarak dan
sekat-sekat geografis.
“Ditemukan pada bulan Januari 2004, Facebook adalah sebuah sarana
sosial yang membantu masyarakat untuk berkomunikasi secara lebih effisien
dengan
teman-teman,
keluarga
dan
teman
sekerja.
Perusahaan
ini
mengembangkan teknologi yang memudahkan dalam sharing informasi melewati
social graph, digital mapping kehidupan real hubungan sosial manusia. Siapun
boleh mendaftar di Facebook dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka
kenal dalam lingkungan saling percaya.” (Facebook.com; 2009)
Penemu situs pertemanan ini adalah Mark Zuckerberg seorang mahasiswa
“droup out” Universitas Harvard Amerika Serikat. Dia dilahirkan pada 14 Mei
1984. Kejeniusan dan kreativitas lewat Facebook menempatkan dirinya sebagai
jajarang 400 orang terkaya di Amerika Serikat versi Majalah Forbes edisi
September 2008, tepatnya peringkat 321 dengan total kekayaan 1,5 Miliyar Dollar
US. (Forbes.com; September 2008)
Pada usia 20 tahun, Zuckerberg meluncurkan “The Facebook”. Awalnya
diperuntukkan khusus bagi mahasiswa Universitas Harvard. Hanya dalam 24 jam
setelah diluncurkan, 1.200 mahasiswa Harvard sudah menjadi anggota. Dalam
sebulan, separuh warga Harvard menjadi anggota. Keberhasilan ini membuat
Zuckerberg membuka keanggotaan “The Facebook” untuk seluruh mahasiswa di
Boston. Belakangan dibuka bagi mahasiswa Ivy League (kelompok delapan
kampus paling top Amerika Serikat), dan kemudian seluruh mahasiswa di
Amerika Serikat (Wiguna, 2009).
2 May 2010
4
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
Tepat awal februari yang lalu Facebook merayakan ulang tahunnya yang ke
5. Sejauh ini tercatat lebih dari 175 juta pengguna Facebook tersebar di seluruh
dunia yaitu pengguna yang telah aktif dalam 30 hari terakhir (Facebook.com;
2009). 24 juta foto diunggah setiap hari, dan rata-rata jumlah teman per-anggota
120 orang (Nurhoiri, 2009).
B. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Selain sebagai makhluk individu, pada dasarnya manusia adalah makhluk
sosial. Sebagai makhluk sosial, seseorang membutuhkan hubungan dengan orang
lain dengan cara berkomunikasi dan berinteraksi.
Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia
memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya dan selalu hidup
bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir
akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan
sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa
berkomunikasi
atau
bicara,
dan
bisa
mengembangkan
seluruh potensi
kemanusiaannya. Didalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai
warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam
hubungan
antaraksi
dan
interdependensi
itu
mengandung
konsekuensi-
konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan
negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan
pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi
harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama. Dalam
rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai
perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat
tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih
sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan
2 May 2010
5
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan
berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas
yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu
sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia
hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik
maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping
manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga
hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani. Oleh karena itu dapat
disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karrena beberapa
alasan, yaitu:
a.
Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.
b.
Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c.
Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d.
Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah
manusia.
C. Kebutuhan Hidup Manusia
Menurut A.Maslow, Kebutuhan hidup manusia dibagi menjadi 5 tingkatan
digambarkan dengan segitiga berikut :
1.
Kebutuhan fisiologis ( physiological needs)
Kebutuhan primer,dasar dan vital, menyangkut fungsi-fungsi biologis
dasar dari manusia : makanan,pakaian, tempat tinggal, kesembuhan, seks
dll.
2.
Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan ( safety dan security needs:
2 May 2010
6
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
bebas dari rasa takut, perlakuan tidak adil, terlindung dari ancaman
penyakit, dll.
3.
Kebutuhan Sosial ( Social needs) : Kebutuhan kan dicintai, diakui sebagai
anggota kelompok, rasa setia kawan,kerjasama, interaksi, dll.
4.
Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), kebutuhan dihargai
kemampuan, kedudukan, jabatan, status, pangkat,dll.
5.
Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization)
Kebutuhan
untuk
memaksimalkan
penggunaan
potensi-potensi,
kemampuan, bakat, kreativitas,ekspresi diri, prestasi,dll.
D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk intraksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation),
persaingan (competition), dan pertentangan (conflict). Suatu keadaan dapat
dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial, keempat pokok dari
interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan kontinuitas dalam arti bahwa
interaksi itu dimulai dengan adanya kerja sama yang kemudian menjadi
persaingan serta memuncak menjadi pertiakain untuk akhirnya sampai pada
akomodasi.
Gilin and Gilin pernah mengadakan pertolongan yang lebih luas lagi.
Menurut mereka ada dua macam pross sosial yang timbul sebagaiu akibat adanya
interaksi sosial, yaitu:
a.
Proses Asosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi,
asimilasi, dan akulturasi.
b.
Proses Disosiatif, mencakup persaingan meliputi “contravention” dan
pertentangan pertikain.
2 May 2010
7
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
BAB III
PEMBAHASAN DAN SOLUSI
A. Facebook di Indonesia
Pengguna Facebook di Indonesia masih didominasi oleh kaum kelas
menengah ke atas yang memiliki akses internet (yang masih tergolong mahal di
Indonesia). Kebanyakan mereka adalah pelajar, mahasiswa, dosen, pekerja,
politisi serta beberapa tokoh-tokoh nasional.
Terhitung sampai 22 Februari 2009, 1.333.649 user Indonesia telah
terdaftar di Facebook dan sekitar 73% (976.372 orang) di antaranya adalah user
usia produktif (18-34 tahun). Dilihat dari gender, 688.306 user laki-laki dan
600.045 user perempuan.(Allfacebook.com; 2009)
Sebelumnya telah ada situs komunitas Friendster yang berhasil menjaring
12 juta “registered users” atau sekitar 60% pengguna internet di Indonesia
(Friendster.com; Juli 2008). Bahkan banyak pengguna Friendster yang melakukan
migrasi ke Facebook karena layanan yang diberikan lebih lengkap dan mengikuti
selera masyarakat. Facebook memiliki sederet fitur yang memungkinkan
penggunanya berinteraksi langsung (real time), seperti chatting, tag foto, blog,
game, dan update status ”what are you doing now” yang dinilai lebih keren dari
Friendster.
B. Sisi Positif Facebook
Ada beberapa sisi positif yang dapat dipetik dari kemunculan facebook.
Menurut beberapa pakar yang berkompeten akan hal ini facebook dianggap
sebagai sebuah alat komunikasi yang sangat shopisticated, karena memberi
banyak kemudahan dalam berinteraksi dengan orang lain. Sementara itu,
menanggapi sindrome Facebook dikalangan mahasiswa, Sosiolog yang juga
Sekretaris Jurusan Sosiologi Fakultas Sospol Unhas, Drs Suparman Abdullah Msi
mengatakan tak ada yang perlu dikhawatirkan. Menurut Suparman, Facebook
adalah bagian dari perkembangan teknologi Informasi yang mau tidak mau akan
2 May 2010
8
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
mempengaruhi kondisi sosial masyarakat, khususnya mahasiswa dalam hal
berkomunikasi. “Berbicara soal pengaruh, pasti ada pengaruh positif ada pengaruh
negatif. Dan hal itu tergantung mahasiswanya sendiri. Selama ini saya melihat
Facebook lebih kepada pengaruh positifnya, yakni mempermudah dalam hal
komunikasi.”
Pengajar filsafat politik dan sejarah filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat
Driyarkara, Jakarta, F Budi Hardiman, pengaruh positif facebook adalah sebagai
sarana pembentukan identitas. Apa yang tidak bisa diekspresikan di dunia nyata,
bisa diekspresikan di dunia virtual meskipun tidak sepenuhnya yang ditampilkan
itu adalah identitas sebenarnya.Facebook membuat seseorang menjadi berarti di
tengah dunia metropolis yang semakin membengkak populasinya. Di dunia
semacam ini, keberadaan diri seseorang sering diabaikan, kemudian dengan
facebook, seseorang bisa tampil dan membangun kepercayaan dirinya, misalnya
saja dengan memasang foto-foto diri, memasang karya tulisannya, dan lain- lain.
Dengan FB, banyak orang bertemu dengan teman-teman lama. Dengan
FB, reuni SD pun bisa dilaksanakan. Melalui FB, penyebaran undangan menjadi
begitu mudah. Bahkan Facebook mampu mendekatkan fans dengan idolanya.
Facebook telah mempertemukan kita dengan tokoh-tokoh strategis di berbagai
bidang yang semula terasa tidak mungkin.
Yang lebih hebat, dengan fasilitas facebook ternyata bisa turut andil dalam
pengembangan budaya melayu ditingkat global. Dalam pandangan Mahyudin Al
Mudra SH MM, Pemangku Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu
(BKPBM) Facebook merupakan ranah postmodernitas dalam komunikasi antar
manusia yang tidak dibatasi oleh teritori administratif kenegaraan. Ranah ini
merupakan salah satu produk mutakhir dari teknologi komunikasi yang dapat
mengintegrasikan secara network dari seorang individu ke individu lainnya di
belahan dunia manapun dan kapanpun. Ini adalah ranah virtual (virtual scape)
yang berfungsi sebagai ruang publik.
Melalui Facebook budaya Melayu dapat berkembang dan menemukan
ranahnya di-era jaringan dengan fasilitasi teknologi komunikasi modern. Sebagai
2 May 2010
9
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
contoh, telah dibuka akun melayuonline-group di Facebook yang mempunyai
member lebih dari 2.000 anggota aktif untuk mengenalkan portal-portal
kemelayuan
yaitu:
www.melayuonline.com,
www.wisatamelayu.com,
dan
www.rajaalihaji.com, serta www.ceritarakyatnusantara.com.
Meskipun sebenarnya Facebook sangat jauh dari kebudayaan Melayu,
akan tetapi bila dilihat sepintas Facebook akan bisa mengangkat tradisi tulis
menulis yang pernah berkembang dinegeri Melayu Riau. Seniman muda Riau
yang juga Rektor Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR) Hang Kafrawi yang
ditemui Riau Pos memandang Facebook membuka peluang untuk dunia tulis
menulis. Sebab bagaimanapun juga, komunikasi di Facebook adalah kemunikasi
menggunakan bahasa tulis.
Selain itu Facebook dapat juga digunakan sebagai wadah menuangkan
gagasan tulisan pribadi tanpa harus melalui prosedur atau antrian untuk
dimuatkan, seperti media masa cetak. Orang-orang yang telah membuka Facebook
kapan saja bisa mempublikasikan tulisan mereka. Dengan demikian orang-orang
Melayu dapat membawa kelokalan masing-masing ke dunia global dan sebaliknya
mengenalkan yang global ke ranah lokal (glokalisasi). Misalnya berpantun ria di
Facebook sehingga orang Melayu di belahan Afrika, atau Asia Selatan, Australia,
Thailand, Filipina atau manapun dapat saling bersahutan pantun dengan orang
Melayu Bengkalis atau Tembilahan, dan hal itu dapat didokumentasikan sebagai
pantun Melayu di era virtual.
C. Sisi Negatif Facebook
Sebagai sesuatu hal yang baru, tidaklah mengherankan jika ada sisi
kontroversial yang dibawanya. Begitu pula dengan facebook. Ada sisi-sisi negatif
facebook yang berpotensi membawa pengaruh buruk begi kehidupan manusia
sebagai makhluk sosial. Adapun sisi negatif tersebut telah dianalisis oleh beberapa
pakar.
Drs Suparman Abdullah MSi mengatakan, teknologi bisa mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat. “Jika sebelumnya mereka biasa berkumpul dengan
teman-temannya, setelah adanya Facebook, mereka lebih sering berkomunikasi
2 May 2010
10
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
lewat Facebook sehingga jarang berinteraksi secara langsung”. Bahkan orang
yang tidak bijak memanfaatkan facebook akan terkurung dalam narsisisme
individual dan terisolasi dari dunia nyata. Mereka yang kecanduan merasa sudah
punya banyak teman di dunia maya, lalu enggan menjalin relasi dengan
sekitarnya. Hidup menjadi terkurung dalam dunia virtual.Pengamat komunikasi
dan gaya hidup Idi Subandy mengatakan, relasi sosial di FB hanyalah sebuah
ilusi. "Orang merasa dekat dan intim di dunia maya, tapi tidak saling sapa di dunia
nyata, bahkan mungkin tidak tahu nama tetangga sebelah. Ini yang disebut
illusion of intimacy, ilusi akan keintiman yang berusaha dijembatani FB. FB
menjadi penting dalam masyarakat yang lebih mementingkan kuantitas daripada
kualitas hubungan sosial. FB selanjutnya bisa menjadi tempat pelarian dari
kesendirian bagi masyarakat yang teralienasi secara sosial dan ingin membunuh
waktu luang.
Baiklah, silaturahmi dengan teman-teman lama memang dapat terjalin.
Tapi selebihnya, yang ada di Facebook adalah kedangkalan. Yang ada hanya
celotehan-celotehan pendek nan dangkal dan bising. Jarang ditemukan kedalaman
yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan proses berpikir secara
kontemplatif .
Pada akhirnya, Facebook mungkin sama sekali tak berbeda dengan
kerumunan di pasar Gunungkidul atau terminal bis Pulogadung : sebuah tempat
dimana orang saling ngobrol tanpa jelas juntrungannya, bising, penuh celoteh
dangkal, dan disana tak ditemukan keheningan yang mengajak untuk berpikir
secara mendalam.
Kebesaran sebuah bangsa selalu ditopang oleh peradaban membaca yang
kuat dan tekun. Ikhtiar untuk membangun tradisi membaca yang kokoh seperti
pecah berkeping-keping dihempas oleh kehadiran ”facebook culture” yang penuh
kedangkalan. Medium ini telah merenggut waktu dan gairah dari jutaan kaum
muda di tanah air untuk tekun membaca deretan buku bermutu.
Dan dengan itu, Facebook sejatinya telah melakukan apa yang disebut
sebagai “digital colonization” : diam-diam mereka telah menjajah pikiran, dan
2 May 2010
11
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
secara perlahan telah membunuh gairah masyarakat tanah air untuk membangun
tradisi membaca yang tangguh dan penuh ketekunan.
Dari sisi budaya Melayu, yang notabene akar budaya Indonesia
kemunculan facebook merupakan ‘hantu‘ yang diyakini bisa manakutkan.
Facebook merupakan produk kemajuan teknologi, dan Facebook memperkuat
hakikat manusia sebagai makhluk untuk berintraksi dengan sesama manusia
lainnya dan fenomena ini telah ada pada kebudayaan manusia di muka bumi ini.
Melayu kalau ditinjau sebagai kebudayaan memang tidak mengenal Facebook,
namun demikian Facebook membuka peluang untuk membangun imej
kebudayaan baru.
Facebook sebagai media lainnya berpeluang menciptakan pandangan baik
dan buruk, terutama hal-hal yang berbau pornografi. Hal ini dikarenakan tidak ada
saringan yang ketat oleh pengelola Facebook dalam meyeleksi sesuatu yang
dipublikasikan oleh anggota Facebook. Kalau hal ini dibiarkan, di kemudian hari
tidak mustahil Facebook bisa dijadikan sarana maksiat.
Ketika iklan terus ditampilkan dan intensitas mengakses Facebook juga
meningkat setiap hari, maka semakin kuatlah image iklan itu dipikiran. Situasi
inilah yang diinginkan pemasang iklan, menguasai alam pikiran orang, hingga
produk mereka menjadi terkenal dan secara tidak sadar akan dibeli.
Timbullah watak konsumeristik yang membelenggu diri. Alam bawah
sadar yang telah disandera oleh kapitalisme informasional yang awalnya
ditawarkan secara gratis, akan “memaksa” seseorang mengeluarkan sejumlah
uang pada fase tertentu. Pengiklan dalam negeri yang melihat efektivitas beriklan
di Facebook tentu rela melepas uang demi mempopulerkan “dagangan” mereka.
Itu baru dalam batas personal. Dalam scop yang lebih luas (negara), maka
biaya bandwith yang mesti dikeluarkan untuk membayar akses luar negeri (karena
Facebook berpusat di Amerika Serikat) juga semakin membengkak. Lagi-lagi
uang terbang ke tangan asing tanpa kita sadari.
Secara tidak langsung kita ikut terbawa arus kapitlisme, khususnya
kapitalisme informasional. Kapitalisme adalah bentuk strategi dagang demi
2 May 2010
12
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dan cendrung mengabaikan
keseimbangan ekonomi antar kelas masyarakat. Kapitalisme menciptakan
minoritas orang kaya dan mayoritas orang miskin, karena sumber-sumber
ekonomi diserap oleh pada kalangan tertentu. Sebagaimana yang diketahui
Facebook dikelola oleh segelintir orang, Mark Zuckerberg, Marc Andreessen, Jim
Breyer, Don Graham dan Peter Thiel, sebagai Member. David Sze dan Paul
Madera sebagai Observer.
Jika demikian keadaannya, apa yang mesti dilakukan? Langkah-langkah
apa yang mesti diambil untuk menghadapi masalah yang tak dianggap masalah
ini? Popularitas Facebook begitu cepat meningkat karena trend ini adalah gaya
hidup mahasiswa Harvard dan orang Amerika Serikat. “Mahasiswa Harvard saja
gila sama Facebook”, “Orang-orang AS saja gandrung sama Facebook”. Harvard
itu kan universitas kelas wahid se-dunia! AS itu kan negara maju dan kiblat
segala-galanya! Jadi, ketinggalan zaman (ngak gaul donk) kalau tidak punya
Facebook!
D. Solusi Untuk Mengatasi Demam Facebook
Untuk mengatasi demam Facebook di Indonesia, dibutuhkan situs
tandingan, dengan membuat situs komunitas baru Made In Indonesia. Hal ini
dimungkinkan karena tipikal masyarakat Indonesia yang pembosan. Sebagaimana
diungkapkan oleh Psikolog Universitas Indonesia Niken Ardiyanti, demam
facebook tidak tidak akan bertahan lama. Sebab para penggemar Facebook di
Indonesia akan mudah bosan. “Ini sudah tipikal masyarakat Indonesia. Yang
bosenan dan supaya tidak dibilang kampungan,” (Detiknews.com; 24 Februari
2009). Psikolog Niken Ardiyanti menilai tipikal orang Indonesia juga suka
kagetan. Dulu booming SMS, e-mail, friendster, kini Facebook. ”Seakan-akan
kalau tidak bergabung di FB nggak gaul,”. Sehingga dari pertimbangan ini
peluang mengalihkan orang ke situs komunitas yang baru sangat dimungkinkan.
(Republika.co.id; 15 Februari 2009).
Karakteristik
demikian
menjadikan
kita
sebagai
orang
terjajah,
memandegkan kreativitas. Facebook sebagai bentuk ancaman budaya harus
2 May 2010
13
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
dilawan dengan menghadirkan fasilitas web komunitas sosial buatan anak bangsa
sendiri. Yang tentunya harus lebih canggih, tapi tetap mengusung nilai-nilai luhur
bangsa. Seperti apakah blog komunitas “peredam” Facebook ini? Situs baru ini
harus paham dengan kebutuhan dan kecendrungan netter Indonesia. Konsep yang
ditawarkan sebagai berikut:
1. Berisikan informasi tentang buku
Situs komunitas haruslah membuat orang-orang didalamnya
menjadi cerdas. Oleh karena itu, ditampilkannya buku-buku baru dengan
sinopsis yang menarik akan membuat suasana intelektual. Sehingga
lambat-laun budaya membaca semakin massif. Sebagaimana kita ketahui,
budaya baca masyarakat Indonesia masih rendah.
2. Lowongan kerja terbaru
Kalau kita perhatikan perkembangan blog di Indonesia, ada dua
kontent yang paling banyak dicari yaitu masalah seks dan lowongan kerja.
Oleh karena itu, , penampilan lowongan kerja perlu dimasukkan untuk
menarik minat para netter.
3. Memungkinkan member mendapatkan uang
Bersenang-senang diinternet tentu menghabiskan waktu. Sangat
disayangkan keasyikan berselancar mengurangi produktivitas. Ketika iklan
yang ditampilkan di Facebook mendulang uang yang sangat banyak hanya
masuk ke kantong sang pemilik perusahaan, maka dalam konsep situs baru
ini dimungkinkan member juga mendapatkan reward berupa hadiah uang
tunai. Reward ini bisa diberikan dengan sumbangan pemikiran lewat
tulisan, lomba-lomba kreatif ataupun lewat klik iklan
4. Publikasi
Kenapa Facebook cepat menjalar di Indonesia? Tak lain dan tak
bukan karena pemberitaan media yang membuat banyak orang penasaran,
apa itu Facebook? Bahkan Koran Republika mengajak pembacanya untuk
mengirimkan pengalaman mereka menggunakan Facebook. Sehingga situs
komunitas “peredam” ini harus dipromosikan secara yang gencar dan
2 May 2010
14
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
kontroversial di media-media nasional dan lokal. Kerjasama pemerintah
dan pemilik media sangat diperlukan dalam hal ini.
5. Aplikasi bahasa daerah
Seseorang akan enjoy ketika menggunakan bahasa ibunya.
Penggunaan bahasa daerah di situs komunitas belum ada diberikan oleh
Facebook. Oleh karena itu, untuk mengalahkan Facebook di Indonesia,
pilihan seluruh bahasa daerah tanag air di situs komunitas baru ini sangat
diperlukan. Tentu sangat mengasyikkan saling berkomunikasi dengan
bahasa daerah sendiri, sekaligus mempertahankan bahasa-bahasa daerah
dari kepunahan.
Perkembangan kapitalisme informasional dapat dilawan oleh
gerakan massal suatu bangsa yang berusaha mempertahankan identitas
mereka. Baik itu karena spirit religius, nasionalisme, keluarga dan
komunitas. Agar berhasil gerakan tandingan ini harus bersandarkan pada
informasi dan jaringan pula. Oleh karena itu situs komunitas made in
Indonesia sangat diperlukan untuk menghadang laju facebook. Karena
perang teknologi informasi tidak bisa dilawan dengan melarikan diri dari
hiruk-pikuk dunia. Ia harus dihadang, tentu dengan tawaran yang lebih
hebat dari yang ada selama ini.
2 May 2010
15
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan terhadap permasalahan
ini adalah :
1. Facebook adalah media virtual sebagai ajang berkomunikasi antar
individu dengan individu lainnya melalui internet. Facebook telah
berhasil menyedot perhatian rakyat dunia bahkan warga Indonesia
untuk menjadi salah satu membernya.
2. Facebook membawa pengaruh postif bagi membernya antara lain:
memberi banyak kemudahan dalam berinteraksi dengan orang lain,
sarana aktualisasi diri seseorang, sarana pembentukan identitas, turut
andil dalam pengembangan budaya Melayu ditingkat global serta
sebagai wadah menuangkan gagasan tulisan pribadi tanpa harus melalui
prosedur atau antrian untuk dimuatkan, seperti media masa cetak.
3. Adapun sisi negatif yanf diusung facebook terhadap budaya manusia
antara lain: orang yang tidak bijak memanfaatkan facebook akan
terkurung dalam narsisisme individual dan terisolasi dari dunia nyata,
illusion of intimacy, jarang ditemukannya kedalaman yang bisa
mendorong seseorang untuk melakukan proses berpikir secara
kontemplatif, facebook bisa pula menjadi ‘hantu‘ yang diyakini bisa
manakutkan bagi kehidupan budaya Melayu, berpeluang menciptakan
pandangan baik dan buruk, terutama hal-hal yang berbau pornografi,
dan sebagai bentuk kapitaslisme yang kian menggerogoti sektor
ekonomi negara.
4. Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengurangi pengaruh buruk
Facebook terhadap kehidupan masyarakat bisa berupa membuat situs
tandingan karya anak bangsa dengan menyuguhkan fitur-fitur yang
mendukung hal-hal: informasi tentang buku, lowongan kerja terbaru,
2 May 2010
16
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
memungkinkan member mendapatkan uang, kemudahan publikasi, dan
aplikasi bahasa daerah.
B. Saran
Facebook memang sangat kontroversial, kita harus bisa secara bijaksana
memanfaatkannya.
Ibaratnya
seperti
pisau
yang
tajam,
ketika
kita
menggunakannya untuk tujuan baik maka hasilnya akan baik. Sebaliknya jika kita
salah dalam menggunakannya bisa-bisa pisau itu akan melukai diri kita bahkan
bisa membunuh kita.
Selagi Facebook digunakan untuk hal-hal yang berfaedah, tidak salah
kalau masyarakat banyak atau pelajar membuat Facebook. Walaupun demikian,
untuk pelajar dan juga untuk masyarakat banyak, termasuk kita yang sudah
membuat Facebook, haruslah membatasi diri membuka Facebook.
Hal ini dikarenakan Facebook membentuk individualisme yang kuat. Di
depan layar monitor komputer atau laptop kita seakan hanya hidup dengan orangorang di Facebook saja dan itu bisa membahayakan sensitifitas kita terhadap
lingkungan di mana kita hidup.
2 May 2010
17
Paper Ilmu Sosial Budaya Dasar
Gustitia Putri Perdana
I0306003
DAFTAR PUSTAKA
Putra, Budi. 2009. Welcome to the Republic of the Facebook!.
http://asia.cnet.com/blogs/toekangit/post.htm?id=63008431 [24 Februari
2009)
Editor. 2009. Budi Putra. http://www.linkedin.com/in/budip [24 Februari 2009]
Sahana. 2008. Facebook Indonesia Outpaces Southeast Asian Counterparts in
2008. http://www.insidefacebook.com/2008/12/31/facebook-indonesiaoutpaces-southeast-asian-counterparts-in-2008/ [24 Februari 2009]
Wiguna, Oktamandjaya. 2009. Mabuk Kepayang Facebook (bagian 2 dari 2
tulisan). http://www.tempointeraktif.com/hg/it/2009/02/09/brk,20090209159177,id.html [24 Februari 2009]
Editor. 2009. Lembar fakta Facebook.
http://www.facebook.com/press/info.php?factsheet [24 Februari 2009]
Editor. 2009. Facebook Demographic Statistics.
http://www.allfacebook.com/facebook-demographic-statistics/ [24 Februari
2009]
Editor. 2009. 321 Mark Zuckerberg. http://forbes.com [24 Februari 2009]
Tanamas, Ronald. 2009. Demam Facebook, Agar Tidak Dibilang Kampungan.
http://www.detiknews.com/read/2009/02/24/161721/1089833/159/agartidak-dibilang-kampungan [1 Maret 2009]
Editor. 2009. Apakah Anda Terserang Demam Facebook?.
http://www.republika.co.id/koran/0/31632/Apakah_Anda_Terserang_Dema
m_I_Facebook_I [ 1 Maret 2009]
2 May 2010
18
Download