3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain: 1. Literatur Pencarian data melalui buku, catatan, artikel baik di koran, majalah, maupun website yang ada hubungannya dengan materi yang diangkat. 2. Wawancara dengan narasumber dari pihak terkait. 2.2 Definisi 2.2.1 Minuman • Cairan dalam jumlah tertentu yang dikonsumsi melalui mulut (diminum) dan ditelan. • Meminum dan menelan sebuah cairan 2.2.2 Teh • Daun dan cairan yang mengandung ekstrak tanaman Camellia Sinensis. • Minuman yang diperoleh dari daun Thea Sinensis, yang merupakan keluarga teh. • Sebuah minuman yang dibuat dengan merendam daun, pucuk, atau ranting dari tanaman teh (Camellia sinensis) yang telah diproses dengan air panas selama beberapa menit. Proses tersebut termasuk didalamnya proses 4 oksidasi, pemanasan, pengeringan, atau pun penambahan bunga, rempah – rempah, maupun buah. 2.3 Tanaman Teh Tanaman Teh (Camelia Sinensis), pada umumnya tumbuh di daerah yang beriklim tropis dengan ketinggian antara 200 s/d 2.000 meter diatas permukaan laut dengan suhu cuaca antara 14 s/d 25 derajat celsius. Ketinggian tanaman dapat mencapai 9 meter untuk Teh Cina dan Teh Jawa, sedangkan untuk Teh jenis Assamica dapat mencapai 12 s/d 20 meter. Hingga saat ini, seluruh dunia kurang lebih terdapat 1.500 jenis Teh yang berasal dari 25 negara yang berbeda. Keragaman ini adalah hasil dari penyilangan berbagai jenis tanaman Teh serta pengaruh tanah dan iklim yang menghasilkan hasil panen yang berbeda. Tetapi, di Indonesia sendiri, terdapat 4 jenis teh yang diproduksi yaitu teh hitam, teh hijau, teh oolong, dan teh wangi. 2.4 Jenis Teh Yang Diproduksi di Indonesia 1. Tea (Teh Hitam) / Red Tea (Teh Merah) • Melalui proses fermentasi • Dikenal juga sebagai teh merah karena air teh berwarna merah • Warna daun hitam 2. Green Tea (Teh Hijau) • Tidak melalui proses fermentasi 5 3. Oolong Tea (Teh Oolong) 4. • Melalui setengah proses fermentasi • Merupakan gabungan teh hitam dan teh hijau • Warna daunnya setengah coklat Jasmine Tea (Teh Wangi Melati) • Merupakan campuran teh hijau dan bunga melati 2.5 Manfaat Teh 1. Memperkuat gigi 2. Mengurangi resiko keracunan makanan 3. Memperkuat daya tahan tubuh 4. Menyegarkan tubuh 5. Mencegah tekanan darah tinggi 6. Menangkal kolesterol 7. Mencegah pertumbuhan kanker 8. Infertilitas 6 2.6 PT Gopek Cipta Utama 2.6.1 Sejarah PT Gopek Cipta Utama Gambar 2.1 Teh Gopek adalah sebuah perusahaan yang memproduksi teh, sering disebut teh wangi. Perusahaan Teh Gopek pertama kali didirikan pada tahun 1940 di daerah Pekalongan, Jawa Tengah, dan waktu itu usaha ini masih bersifat industri rumah tangga. Nama Gopek sendiri jika dijabarkan mempunyai arti “Go” adalah lima dan “Pek” adalah nama keluarga. Jadi “Gopek” berarti milik lima “Pek” bersaudara. Teh Gopek juga dikenal sebagai teh cangkir. Tujuan semula Perusahaan Teh Gopek hanyalah sekedar mencari tambahan penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarganya. Seiring berjalannya waktu, perusahaan teh ini semakin berkembang dengan pesat hingga akhirnya diputuskan untuk pindah ke daerah Slawi dengan berbagai pertimbangan. Pada tanggal 17 Maret 1962 perusahaan memperoleh status hukum dengan nama Firma Pandowo. Dipilih betuk firma karena pemiliknya bermaksud membentuk suatu badan usaha patungan yang terdiri dari lingkungan keluarga sendiri, yaitu: 7 Tabel 2.1 Pada tahun 1983, diadakan perubahan nama perusahaan dari Firma Pandowo menjadi Firma Limas Jaya. Dan pada tahun 2000, Perusahaan Teh Firma Limas Jaya berubah menjadi PT Gopek Cipta Utama. 2.6.2 Proses Produksi 2.6.2.1 Bahan Baku Tabel 2.2 Pada Perusahaan Teh Gopek, bahan baku teh didatangkan dari daerah Parahiyangan, terutama dari daerah Sukabumi. Daun teh yang didatangkan dari pihak supplier berupa daun teh yang telah layu (mengalami proses pemanggangan), berupa keringan, yaitu pucuk daun sampai bagian batang bawah. Bahan baku yang berupa teh ini diperlukan sejumlah 2 ton setiap harinya. Bahan baku tambahan pokok yang berkaitan dengan proses produksi adalah bunga melati (sebagai pewangi), yang didatangkan dari Pekalongan. 8 2.6.2.2 Proses Produksi “Teh Gopek” Tabel 2.3 Seperti yang terlihat pada bagan, proses produksi Teh Gopek dilakukan dalam beberapa tahap yang meliputi: 1. Pengeringan I 2. Pembagian dan pencampuran daun teh dengan bunga melati biasa dan bunga melati gambir 3. Pemisahan teh dari bunga melati biasa dan pengeringan II teh dengan bunga melati gambir 4. Pengeringan II teh dengan aroma bunga melati biasa dan pemisahan teh dari bunga melati gambir 9 5. Pencampuran teh 6. Pembungkusan 2.6.3 Produk PT Gopek Cipta Utama Pada mulanya perusahaan hanya mengelompokkan tiga jenis produk teh wangi berdasarkan bahan baku dan kualitasnya, yaitu Teh Wangi Super, Teh Wangi Umum, dan Teh Wangi Ekonomi, namun karena tuntutan selera konsumen yang selalu berubah maka perusahaan menambahkan satu jenis produk lagi yang dikelompokkan ke dalam Teh Wangi Super Spesial. Selain itu, untuk memenuhi selera anak muda, PT Gopek Cipta Utama juga memproduksi sebuah teh siap saji bernama Partea, yang merupakan teh yang dicampur dengan buah sehingga menghasilkan teh dengan rasa buah. Sekarang, produk PT Gopek Cipta Utama berkembang menjadi seperti ini: 10 Tabel 2.4 11 2.6.4 Pemasaran hasil produk PT Gopek Cipta Utama Pasar teh wangi hasil produksi teh Gopek terdiri dari pembeli – pembeli rumah tangga untuk dikonsumsi sendiri dan para agen serta distributor untuk dijual kembali. Produk ini dapat ditemukan di berbagai supermarket, pasar lokal, rumah makan, dll. Di samping itu teh Gopek juga berusaha mendapatkan daerah pemasaran di luar Pulau Jawa, khususnya di daerah transmigrasi yang sebagian besar merupakan pendatang dari daerah pemasaran Teh Gopek di Jawa. Karena persaingan yang semakin ketat, Teh Gopek yang pada awalnya mempunyai sasaran pemasaran utama yaitu konsumen berpendapatan menengah kebawah, mengembangkan usahanya dengan memasarkan produknya untuk golongan menengah ke atas. Selain itu seiring dengan berkembangnya zaman, sekarang Teh Gopek juga melakukan regenerasi target, yaitu anak muda. 2.6.5 Kompetitor Kompetitor Teh Gopek yang paling utama yaitu: • Teh Tong Tji Gambar 2.2 12 • Teh Cap Botol Gambar 2.3 Kompetitor Partea: • Fruit Tea • Frestea Fruitcy 13 14 15 16 17 18 2.7 Kemasan 2.7.1 Definisi kemasan Menurut Wikipedia, kemasan merupakan ilmu, seni, dan teknologi yang melindungi sebuah produk saat pengiriman, penyimpanan, saat barang itu dijual, dan dipakai. Kemasan berhubungan dengan proses desain dan proses produksi kemasan tersebut. 2.7.2 Definisi Label Kemasan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, label kemasan yaitu: • Sepotong kertas, kain, logan, kayu, dan sebagainya, yang ditempelkan pada barang dan menjelaskan tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat, dll. • Etiket, merek dagaing • Petunjuk singkat tentang zat – zat yang terkandung dalam obat 2.7.3 Sejarah Kemasan Zaman dahulu, manusia mengkonsumsi makanan yang diambil langsung dari alam. Dengan berkembangnya sistem pertanian, masyarakat mampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri, dengan menanam, membuat, dan berburu apa yang akan mereka perlukan. Ketika kemasan diperlukan, alam menyediakan kerang, daun – daunan, dan kulit binatang. Lambat laun, wadah atau kemasan tersebut dibuat dari bahan – bahan alami, seperti alang – alang, rumput, kayu yang berlubang, atau bagian – bagian tubuh hewan. Biasanya alang – alang dan rumput yang ada ditenun sehingga menjadi keranjang atau 19 wadah makanan. Ketika logam dan bahan – bahan kimia mulai ditemukan, logam dan barang tembikar mulai berkembang, yang kemudian berperan penting dalam berbagai bentuk kemasan lainnya, yang kurang lebih kronologinya sebagai berikut: • 20.000 tahun yang lalu - bahan – bahan alami yang dimodifikasi, dari rumput, alang – alang, maupun kulit binatang • 8.000 tahun yang lalu – keramik • 5.000 tahun yang lalu – kayu, tong, box, peti kayu (box kayu ditemukan di makam Mesir) • 3.500 tahun yang lalu – keramik hasil produksi masal, barang – barang tembikar (ditemukannya alat untuk membuat keramik) • 2.500 tahun yang lalu – wadah yang berasal dari kaca (glass blowing dikembangkan oleh Phoenicians dan orang – orang Suria) • 2.000 tahun yang lalu – kertas dan serat berselulosa 1000 tahun terakhir terlihat banyak perubahan dan kemajuan dalam kemasan, sebagai hasil dari perubahan social secara besar – besaran. Perluasan perdagangan juga mempengaruhi hal tersebut. 20 2.7.4 Aspek Kemasan Integrasi aspek – aspek utama kemasan akan menghasilkan kesan kemasan yang akan melekat dalam benak seseorang. Tiga aspek utama kemasan yang saling berkaitan tersebut ialah: 1. Aspek Fungsional Kemasan adalah upaya melindungi suatu produk. Kemasan adalah alat atau sarana untuk memberikan kemudahan suatu produk. 2. Aspek Identitas Kemasan adalah alat untuk memberikan identitas dari suatu produk. • Identitas Isi • Identitas Diri • Identitas Konsumen. • Identitas Produsen 3. Aspek estetika Kemasan juga bekerja mempengaruhi segi-segi emosional manusia. 2.7.5 Jenis – Jenis Kemasan Berdasarkan fungsinya, kemasan modern dibagi atas tiga kategori, yaitu: • Primary packaging, yaitu material atau kemasan yang pertama kali bersentuhan langsung dengan isi produk. Seperti botol, kaleng, aerosol spray, amplop, bungkus permen, plastik pembungkus makanan, skin pack, wrappers, dll. 21 • Secondary packaging, yaitu kemasan yang membungkus primary packaging atau kemasan yang ukurannya lebih besar dan mewadahi beberapa primary packaging sekaligus, seperti kardus atau shrink wrap. Kantong plastik yang sering digunakan untuk membawa beberapa kaleng atau botol juga termasuk ke dalam kategori ini. • Tertiary packaging, yaitu jenis kemasan yang digunakan untuk melindungi produk saat pengiriman atau pendistribusian. Contohnya container, barrel, dll. Berdasarkan bentuk dan materialnya, kemasan masih dikategorikan lagi atas: • Kemasan logam / kaleng (metal can) • Kemasan plastik (rigid / kaku dan fexible / lentur / multilayer) • Kemasan kertas & karton, corrugated carton box (pada umumnya corrugated carton box digunakan untuk secondary packaging) • Kemasan gelas kaca • Kemasan kayu (biasanya untuk karung goni / anyaman. Sekarang kemasan jenis ini kurang populer dan banyak digantikan anyaman plastik / aneka tenun plastik / woven poliolefine) • Kemasan lain (termasuk yang menggunakan bahan – bahan setempat / tradisional) Berdasarkan sifatnya kemasan dapat dikategorikan menjadi: • Fleksibel Kemasan berupa kantong kertas dan kantong plastik. 22 • Semi-fleksibel Kemasan berupa kotak kertas, kotak karton, dan kardus. • Kaku Kemasan berupa peti, botol kaca, dan kaleng. 2.7.6 Fungsi Ideal Kemasan Kemasan memiliki beberapa fungsi, yaitu: • Fungsi proteksi Kemasan harus mampu memberikan perlindungan fisk terhadap isi produk. Perlindungan fisik tersebut mencakup ketahanan kemasan terhadap benturan, tekanan, temperatur, dll. Perlu diperhatikan juga apakah materi yang hendak dikemas tahan terhadap oksigen, air, debu, dsb. Artinya, mau tak mau desainer harus mengenal material dan teknologi pengemasan yang baik. • Fungsi pengelompokan, penempatan, dan penyimpanan Kemasan yang ideal sebaiknya harus menjawab bagaimana sebuah materi dikelompokkan atau ditempatkan. Harus diperhitungkan juga bagaimana kemasan tersebut jika ditumpuk atau dibawa dalam jumlah banyak. Apakah efisien, dan memungkinkan ditumpuk dalam jumlah yang besar. • Fungsi keamanan 23 Perlu diperhatikan juga, bagaimana kemasan tersebut telah teruji dengan baik bagi keamanan konsumen. Misalnya apakah material yang digunakan untuk membungkus dapat mencemari isi produk didalamnya secara kimiawi. Pastikan juga agar material pembungkusnya tidak meracuni isi produk. • Fungsi informasi Kemasan yang ideal sebaiknya memberikan informasi yang sesuai dan dibutuhkan kepada khalayaknya, baik secara verbal maupun visual. Intinya adalah, apakah elemen – elemen desain dalam kemasan sudah memberikan informasi secara cepat, mudah, dan lengkap, mulai dari batas kadaluarsa, komposisi makanan, halal atau haram, dll • Fungsi kemudahan fisik Fungsi yang satu ini jangan sampai diabaikan, karena bentuk kemasan yang trimitra harus memudahkan baik saat pengepakan, distribusi, maupun penggunaan oleh end-user. Faktor ergonomi bisa dibilang sangat berperan di dalam pengembangan desain kemasan. • Fungsi marketing Fungsi yang juga harus dipenuhi, yaitu fungsi marketing, bagaimana kemasan mampu menjawab “aspirasi” konsumen. Untuk memenuhi fungsi marketing, otomatis diperlukan kepekaan desainer terhadap kebutuhan dan 24 keinginan khalayak. Jadi, desain kemasan yang baik adalah yang bisa memvisualisasikan “brand” alias membantu branding sebuah produk. 2.7.7 Simbol Pada Kemasan Banyak simbol – simbol untuk label kemasan yang sudah distrandarisasi baik secara nasional maupun internasional. Untuk kemasan konsumen, simbol digunakan untuk menerangkan produk, merek dagang, bukti pembelian, dll. Beberapa persyaratan dan simbol digunakan untuk mengkomunikasikan aspek kegunaan dan keselamatan konsumen. Berikut ini beberapa simbol yang pada umumnya tertera pada kemasan: Bar code, biasa digunakan untuk memberikan informasi secara otomatis. 1723021099 Gambar 2.4 Plastik Bermacam – macam jenis plastik digunakan untuk kemasan. Untuk itu, Perhimpunan Industri Plastik Amerika mengembangkan kode standar untuk membantu konsumen mengidentifikasi dan membedakan jenis – jenis plastik tersebut. Tipe – tipe yang ada dan kegunaannya yaitu: PETE or PET (Polyethylene terephthalate) 25 Gambar 2.5 HDPE (High-density polyethylene) Gambar 2.6 PVC or V (Polyvinyl chloride) Gambar 2.7 LDPE (Low density polyethylene) Gambar 2.8 PP (Polypropylene) Gambar 2.9 PS (Polystyrene) Gambar 2.10 OTHER Gambar 2.11 Kaca Gambar 2.12 26 Walaupun sebagian besar kemasan berbahan kaca dapat didaur ulang, simbol tersebut ingin mengingatkan konsumen untuk mendaur ulang botol – botol kaca yang ada. Logam Kebanyakan kaleng makanan yang terbuat dari baja dan aluminium dapat didaur ulang. Simbol yang digunakan yaitu: Gambar 2.13 Gambar 2.14 Aluminium yang dapat didaur ulang Baja yang dapat didaur ulang Kardus atau Gambar 2.15 Gambar 2.16 Simbol diatas, disebut putaran Mobius, yang paling umum ditemukan pada kardus dan menunjukkan bahwa kardus tersebut dapat didaur ulang. Jika pada bagian tengah simbol tersebut terdapat sebuah angka, angka tersebut menunjukkan seberapa banyak barang tersebut (dalam prosentase) mengandung unsure – unsure yang dapat di daur ulang. 27 Gambar 2.17 Simbol lain yang sering terdapat pada kertas maupun kardus yaitu simbol daur ulang RESY. Simbol ini menjamin bahwa setiap kemasan yang tertera simbol ini dapat didaur ulang dan diterima oleh semua pendaur ulang kardus. Pengiriman barang – barang yang berbahaya / penuh resiko mempunyai informasi – informasi khusus berserta simbol (misalnya label) yang diwajibkan oleh PBB, negara, dan dari perusahaan pengangkutan, misalnya: Gambar 2.18 Dalam kemasan transportasi, strandarisasi simbol juga digunakan untuk menginformasikan mengenai bagaimana suatu barang harus diperlakukan. Beberapa contoh yang ada, seperti: 28 Gambar 2.19 Mudah pecah Gambar 2.20 Jangan menggunakan kait Gambar 2.21 Jauhkan dari cahaya matahari 2.7.8 Citra Kemasan Kesimpulan singkat yang dapat diambil seseorang berdasarkan pengalaman yang terus-menerus dan teratur terhadap sebuah kemasan disebut sebagai citra kemasan. Citra kemasan dapat dicapai melalui perjalanan panjang penggunaan elemenelemen yang senantiasa konsisten, yaitu kualitas, tampilan, kelebihan secara rasional, kelebihan secara emosional, elemen warna, elemen bentuk, elemen nama, elemen ukuran, elemen logo, serta elemen grafis. Dengan citra yang baik akan menggambarkan produk yang baik, produk yang baik tentu dihasilkan oleh produsen yang baik, hal ini akan saling berkaitan dan saling menunjang. 2.7.9 Bentuk – bentuk kemasan Beberapa bentuk kemasan yang ada: • Botol • Tube • Kaleng • Sachet • Kantong • Jacket (buku, CD) 29 • Pouch • Boks • Kardus • Peti 2.8 Target Audience Demografi : Pria dan Wanita 13 tahun – 20 tahun Menengah ke atas (B-A) Geografi : Kota – kota besar Psikografi : Aktif, fun 2.9 SWOT Strength / Kekuatan • Produk minuman partea tidak hanya tersedia dalam kemasan tetrapak saja, tetapi juga dalam kemasan sachet. • Harga yang mampu bersaing dengan produk kompetitor Weakness / Kelemahan • Kompetitor yang memiliki variant rasa yang lebih bervariasi • Kompetitor yang sudah berkecimpung dalam bisnis ini terlebih dahulu, sehingga sudah lebih dikenal namanya Opportunity / Peluang 30 • Belum adanya / masih sedikit sekali teh rasa buah yang bervariasi yang tersedia dalam kemasan sachet. • Kemasan sachet yang lebih tipis, memudahkan konsumen untuk membawanya dalam jumlah banyak kemana pun mereka pergi Treath / Ancaman • Partea merupakan produk baru yang belum dikenal oleh masyarakat luas • Masuknya produk – produk sejenis (terutama teh rasa buah dalam kemasan sachet) yang diimpor oleh perusahaan dalam negeri.