PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK

advertisement
PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DALAM
PEMBELAJARAN PPKn KELAS X DI SMK NEGERI 1 TUREN
KABUPATEN MALANG
IMPLEMENTATION OF PEDAGOGY COMPETENCE OF TEACHER IN
PPKn STUDY OF CLASS X IN THE STATE VOCATIONAL 1 TUREN
MALANG REGENCY
Anne Dwi Arianti*
Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si **
Drs. Margono, M.Pd, M.Si**
*Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM
E-mail: [email protected]
**Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM
Jalan Semarang 5 Malang
ABSTRAK: Permasalahan yang terjadi pada kompetensi pedagogik guru
dalam pembelajaran PPKn selama ini umumnya pembelajaran dilakukan
dalam bentuk satu arah, guru lebih banyak berceramah dihadapan siswa,
sementara siswa mendengarkan. Selain itu, dalam pembuatan perangkat
pembelajaran, guru kurang dalam merumuskan perencanaan tersebut, dan
disaat mengajar tidak sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Tujuan penelitian
ini adalah (1) mendiskripsikan penerapan kompetensi pedagogik guru PPKn
kelas X dalam menyusun Perangkat Pembelajaran mengenai penyusunan
program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran di SMKN 1 Turen, (2) mendiskripsikan kompetensi pedagogik
guru PPKn kelas X saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar di SMKN 1
Turen, (3) mendiskripsikan kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X di
SMKN 1 Turen dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran. Jenis penelitian
ini adalah diskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi.
Kata Kunci : Kompetensi Guru, Pedagogik, Pelaksanaan Pembelajaran
PPKn.
1
ABSTRACT : Problems occurred on pedagogy competence of teacher in
ppkn study there is generally, learning is done in the one – way method , the
teacher give a lot of lectures in front of students , and the students listen . In
addition , when making the learning method , the teachers only formulate the
plan superficially, and while teaching, what is taught is not in accordance with
lesson plans that have been made. Therefore, to fix these problems, a teacher
who is able to prepare lesson plans is required , both in the implementation
and evaluation of learning . The purpose of this research is: (1) How’s PPKn
pedagogical competence of the teachers of class X to develope learning
methods at SMK 1 Turen, (2) How’s PPKn pedagogical competence of
teachers of class X when implementing teaching and learning in SMK 1 Turen
, (3) How’s PPKn pedagogical competence of teachers of class X at SMK 1
Turen in carrying out the study evaluation. This type of research is descriptive
qualitative. Data collection be done with observation, interview and
documentation.
Key Words : Teacher Competence, Pedagogic, Learning Implementation of
PPKn.
Guru merupakan salah satu profesi yang berperan dalam membentuk dan
menentukan kualitas sumber daya manusia di masa yang akan datang. Dalam pasal 5
UU No. 20 Tahun 2003 tertulis bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan yang bermutu”. Dalam pasal tersebut memaparkan bahwa pencapaian
hasil belajar siswa yang optimal akan dipengarui oleh berbagai faktor. Salah satu
faktor tersebut adalah mengenai bagaimana cara guru untuk menciptakan suatu
pembelajaran yang berinovatif. Pembelajaran merupakan proses belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam memahami materi kajian dalam pembelajaran
berdasarkan kurikulum yang telah ditetapkan. Selama ini pembelajaran di dalam
kelas kurang mendapat perhatian dari orang tua dan dari pemerintah yang penting
hasil UN (ujian) mendapat nilai tinggi. Umumnya pembelajaran dilakukan dalam
bentuk satu arah, guru lebih banyak ceramah dihadapan siswa, sementara siswa
mendengarkan. Guru beranggapan tugasnya hanya mentransfer pengetahuan yang
2
dimiliki guru kepada siswa dengan target tersampainya topik-topik yang tertulis
dalam dokumen kurikulum kepada siswa. Pada umumnya guru tidak memberi
inspirasi kepada siswa untuk berkreasi dan tidak melatih siswa untuk hidup mandiri.
Guru dalam menyajikan pelajaran kurang menantang bagi siswa untuk berfikir
akibatnya siswa tidak menyenangi pelajaran. Demi tercapainya tujuan pembelajaran
yang lebih baik, maka implementasi pembelajaran juga harus terlaksana dengan
baik.
Penyusunan perencanaan pembelajaran berfungsi sebagai acuan atau
pedoman bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, sehingga proses
pembelajaran siswa berjalan secara optimal. Mulyasa (2005:100) menyatakan,
“perencanaan pembelajaran perlu dilakukan untuk mengkoordinasikan komponen
pembelajaran yang terdiri dari kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil
belajar dan penilaian”. Perencanaan pembelajaran yang harus dipersiapkan guru
sebelum melaksanakan proses pembelajaran adalah melaksanakan penyusunan
silabus, penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, dan penyusunan penilaian
hasil pembelajaran. Berdasarkan Permendiknas RI No. 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses disebutkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran dibagi menjadi tiga
kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.
Kegiatan akhir dalam kompetensi pedagogik adalah kegiatan evaluasi.
Evaluasi merupakan kegiaatan yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat
dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan
3
pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program (Mulyasa,
2009:108).
METODE
Penelitian mengenai Pelaksanan Kompetensi Pedagogik Guru dalam
pembelajaran PPKn kelas X di SMK Negeri 1 Turen
Kabupaten Malang,
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Karena penelitian yang dilakukan
mengenai perilaku guru dalam menyusun perangkat pembelajaran, perilaku guru
disaat pelaksanaan pembelajaran dan perilaku guru disaat melaksanakan penilaian
ini data diperoleh dari hasil pengamatan dan wawancara disertai dengan hasil
dokumen yang mendukung penelitian tersebut. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif kualitatif. Metode deskriptif dapat
diartikan
sebagai
prosedur
pemecahan
masalah
yang
diselidiki
dengan
menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seseorang,
lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau sebagaimana adanya.
a)
Observasi
Dalam penelitian ini, teknik observasi digunakan untuk memperkuat data,
terutama untuk mengetahui kompetensi pedagogik yang dimiliki Bapak Affandi saat
malaksanakan pembelajaran PKKn di SMKN 1 Turen. Jadi hasil observasi ini
sekaligus untuk mengkonfirmasi data yang telah terkumpul melalui wawancara
dengan kenyataannya yang ada di sekolah, sehingga peneliti memperoleh gambaran
yang lebih jelas. Dengan demikian hasil observasi ini sekaligus untuk
4
mengkonfirmasi
data
yang
telah
terkumpul
melalui
wawancara
dengan
kenyataannya yang ada di sekolah, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih jelas.
Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan melakukan pengumpulan
data dari sekolah tentang: (1) kompetensi pedagogik guru PPKn di SMKN 1 Turen
dalam menyusun perangkat pembelajaran, (2) kompetensi pedagogik guru PPKn di
SMKN 1 Turen dalam melaksanakan pembelajaran, (3) kompetensi pedagogik guru
PPKn di SMKN 1 Turen dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran.
b)
Wawancara
Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menggunakan menilai keadaan
seseorang. Dalam wawancara tersebut biasa dilakukan secara individu maupun
dalam bentuk kelompok, sehingga didapat data informatik yang orientik. Sedangkan
interview yang penulis gunakan adalah jenis interview pendekatan yang
menggunakan petunjuk umum. Wawancara itu digunakan untuk mengungkapkan
data tentang kompetensi pedagogik yang dimiliki guru PPKn dalam melaksanakan
pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan alat pengumpulan data yang berupa
pedoman wawancara atau instrumen yang berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang
ditujukan kepada pihak-pihak terkait, yaitu wawancara dengan humas, siswa, dan
guru mata pelajaran kususnya bidang PPKn di SMKN 1 Turen.
c)
Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang tertulis, metode
dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah
ada. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
5
berupa catatan buku surat, transkip, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger,
agenda dan sebagainya. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang
utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional
melalui perangkat pembelajaran yang telah dibuat guru (silabus, prota, promes, dan
RPP), pendapat, teori, atau hukum-hukum, baik mendukung maupun menolak
hipotesis tersebut.
HASIL TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.
Kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X dalam menyusun perangkat
pembelajaran di SMKN 1 Turen
Berdasarkan hasil temuan penelitian, dalam program tahunan yang telah
disusun guru PPKn di SMKN 1 Turen, komponen-komponennya meliputi: identitas
isian, kompetensi inti, kompetensi dasar/ sub kompetensi, dan alokasi waktu.
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Maruzy (2010), komponen-komponen
yang terdapat di dalam program tahunan meliputi, identifikasi (satuan pendidikan,
mata pelajaran, tahun pelajaran), kompetensi inti, kompetensi dasar, alokasi waktu
dan keterangan. Berdasarkan hasil temuan penelitian, dalam pembuatan program
semester yang dibuat oleh guru PPKn SMKN 1 Turen, komponen-komponennya
meliputi: identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester), materi
pokok, alokasi waktu, dan kegiatan pembelajaran (minggu efektif) tahun 2014. Di
dalam program semester kegiatan yang dilaksanakan dalam semester itu ialah
kegiatan tatap muka, pratikum, kerja lapangan, mid semester, ujian semester dan
berbagai kegiatan lainya yang diberi penilaian keberhasilan. Seperti yang dikatakan
6
Wordpress (2013) di dalam program semester, memuat komponen-komponen yang
meliputi: kompetensi inti dan evaluasi, kompetensi dasar, materi, dan kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil temuan penelitian, telah ditemukan bahwa guru PPKn di
SMKN 1 Turen dalam penyusunan perangkat pembelajaran yakni silabus
komponen-komponennya telah memuat mengenai kompetensi dasar, materi pokok,
pembelajaran, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. Hal ini sesuai seperti
yang terdapat di dalam isi Permendikbud No. 65 tahun 2013, silabus merupakan
acuan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus
paling sedikit memuat: identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti,
kompetensi dasar, tema, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber belajar. Berdasarkan hasil temuan penelitian, RPP yang telah disusun oleh
guru PPKn SMKN 1 Turen, yaitu meliputi identitas nama pelajaran, kompetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, alat/ media/ bahan, kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Seperti
yang terdapat di dalam isi Permendikbud No. 65 Tahun 2013, komponen RPP terdiri
atas: identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok,
alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran,
dan penilaian hasil pembelajaran.
Setelah
dibandingkan
dari
hasil
temuan
penelitian dengan isi dari Permendikbud No. 65 tahun 2013, perbedaan dari isi
komponen RPP milik guru PPKn SMKN 1 Turen dengan isi di dalam Permendikbud
No. 65 tahun 2013 tersebut adalah di dalam RPP milik guru PPKn terdapat
7
kompetensi inti dan indikator ketercapaian, melainkan isi di dalam Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tidak terdapat ketentuan untuk memberi kompetensi inti dan
indikator ketercapaian, namun komponen yang lainnya sudah sesuai.
Setelah dibandingkan, berdasarkan hasil temuan penelitian dengan isi dari
Permendikbud No. 65 tahun 2013, dapat disimpulkan bahwa masih terdapat
beberapa perbedaan dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun oleh guru PPKn SMKN 1 Turen yaitu di dalam RPP milik guru PPKn
terdapat kompetensi inti dan indikator ketercapaian, melainkan isi di dalam
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tidak terdapat ketentuan untuk memberi
kompetensi inti dan indikator ketercapaian, namun komponen yang lainnya sudah
sesuai.
Kompetensi Pedagogik Guru PPKn Kelas X saat Melaksanakan Kegiatan
Belajar Mengajar di SMKN 1 Turen
Berdasarkan hasil temuan penelitian diketahui dalam pelaksanaan kegiatan
pendahuluan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PPKn di SMKN 1 Turen,
guru mengawali pembelajaran dengan salam dan kegiatan presensi, mengingatkan
topic pembelajaran pada perteman sebelumnya, berusaha memberi motivasi kepada
siswa serta menarik perhatian siswa dengan menceritakan kejadian sehari-hari yang
berhubungan dengan materi yang diajarkan. Kegiatan pendahuluan diakhiri guru
dengan memberi pretest. Dalam awal pembelajaran, guru sudah mampu untuk
membuat awal proses pembelajaran menjadi kondusif yaitu dengan menciptakan
awal pembelajaran yang menyenangkan dan semangat. Hal ini sesuai seperti yang
telah dikatakan Mulyasa (2009:104) proses pembelajaran dan pembentukan
8
kompetensi perlu dilakukan dengan tenang dan menyenangkan, hal tersebut tentu
saja menuntut aktifitas dan kreativitas guru dalam menciptakan lingkungan yang
kondusif.
Langkah-langkah dalam kegiatan inti yang dilaksanakan oleh guru mata
pelajaran PPKn di SMKN 1 Turen, pada tanggal 13 Februari 2014 diketahui bahwa
selama proses pembelajaran kegiatan yang dilakukan guru mata pelajaran PPKn di
SMKN 1 Turen adalah guru menerapkan diskusi kelompok. Berdasarkan hasil
temuan penelitian guru dalam mengkoordinasikan kelas sudah baik dalam mengatasi
siswa yang ramai, menganggapi sisa yang kurang aktif, guru selalu disiplin dalam
segala hal, dan lain sebagainya. Pengorganisasian kegiatan yang dilakukan guru
PPKn kelas X JB 1 di SMKN 1 Turen ini, sudah cukup baik seperti yang
dikemukakan Sagala (2009:19), agar proses belajar mengajar di sekolah dapat
terselenggara dengan baik, maka setiap unsur dalam proses belajar mengajar harus
memilik sikap disiplin yang tinggi dan komitmen yang kuat untuk melakukan tugas
yang menjadi tanggung jawabnya. Meskipun metode yang digunakan oleh guru
kurang berjalan dengan baik, namun beliau mencoba untuk menjelaskan materi
dengan melibatkan siswa seperti memberi pertanyaan kepada beberapa siswa. Sagala
(2009:12) menyatakan bahwa guru tidak boleh terisolasi dari perkembangan sosial
masyarakatnya. Tugas guru sebagai pendidik merupakan tugas mewariskan ilmu
pengetahuan dan teknologi kepada muridnya. Dalam kegiatan penutup, berdasarkan
hasil temuan penelitian diketahui bahwa setelah guru meluruskan jawaban dari hasil
presentasi, dan materi semua sudah tercapai, guru memberikan tugas, guru mengajak
siswa membuat kesimpulan bersama namun guru tidak menunjuk siswa melainkan
9
langsung membuat bersama-sama. Hal ini sudah sesuai dengan isi dari
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 bahwa, dalam kegiatan penutup, guru bersama
siswa baik secara individual maupun kelompok melakukan refleksi untuk
mengevaluasi: (a) seluruh rangkaian aktifitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah berlangsung; (b) memberikan
umpan balik terhadap roses dan hasil pembelajaran; (c) melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik tugas individual maupun kelompok; dan
(d) menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Kompetensi Pedagogik Guru PPKn Kelas X dalam Melaksanakan Evaluasi
Pembelajaran
Berdasarkan hasil temuan penelitian pada tanggal 13 Februari 2014, dalam
pelaksanaan evaluasi pembelajaran, guru PPKn kelas X di SMKN 1 Turen
melaksanakan evaluasi pelaksanaan pengajaran, di dalam evaluasi pengajaran
tersebut meliputi evaluasi proses dan evaluasi hasil. Seperti yang diungkapkan oleh
Mulyasa (2009:108) evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan
perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan
penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan
sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.
Dalam evaluasi hasil, di saat kegiatan pendahuluan, guru melakukan evaluasi
dengan mengadakan pretest, kegiatan ini dilakukan beliau dalam bentuk tes lisan dan
tes tulis. Menurut Mulyasa (2009:104), pretest dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemajuan siswa sehubung dengan proses pembelajaran yang dilakukan, dengan cara
10
membandingkan hasil pretest dan pot-test. Selanjutnya di saat kegiatan inti
pembelajaran, evaluasi yang diberikan oleh guru berupa dalam bentuk kuis, tugastugas, observasi dan pertanyaan langsung kepada siswa tentang pelajaran yang
sedang diajarkan serta memberi penilaian sikap. Seperti yang dikatakan oleh Ibrahim
dan Syaodih (2003: 133), dalam kaitannya dengan fungsi evaluasi mengenai
mengidentifikasikan bagian-bagian program yang perlu diperbaiki, cara yang dapat
digunakan meliputi baik tes maupun non tes seperti kuis, tugas-tugas, observasi dan
jika perlu dapat pula berupa angket/ wawancara dengan peran para siswa atau
permintaan masukan dengan guru lainnya. Dalam pembelajaran diskusi kelompok
mengenai sistem hukum dan peradilan
nasional dalam lingkup NKRI,
guru
melakukan penilaian dalam diskusi kelompok. Sama seperti yang terdapat dalam isi
Permendiknas No. 41 Tahun 2007 bahwa penilaian dilakukan oleh guru terhadap
hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik,
serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Pada akhir pengajaran ini, guru membuat evaluasi pengajaran dengan bentuk
post-test baik dalam bentuk lisan maupun tulis dengan soal yang sama seperti dalam
pretest dengan tujuan untuk mengetahui proses pembelajaran sudah berhasil atau
belum. Menurut Mulyasa (2009:106) post-test dilakukan untuk sebagai bahan acuan
untuk melakukan perbaikan terhadap proses pembelajaran dan pembentukan
kompetensi peserta didik yang telah dilaksanakan. Evaluasi proses dilakukan guru
PPKn dengan berupa ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir semester (UAS).
Evaluasi proses juga diberikan guru dengan memberikan tes kecil/kuis, makalah,
11
pekerjaan rumah atau tugas kerja lapangan. Guru memperoleh penilaian juga dapat
diperoleh dari hasil ulangan harian, hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh
Mulyasa (2009:108), bahwa penilaian kelas dilakukan dengan ulangan harian,
ulangan umum, dan ujian akhir.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
Kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X di SMKN 1 Turen Kabupaten
Malang, dalam penyusunan perangkat pembelajaran pembelajaran berupa program
tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran di
SMKN 1 Turen Kabupaten Malang sebagai berikut. Sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, guru menyusun perangkat pembelajaran berupa: (a) Program
tahunan, komponennya yang meliputi jumlah kompetensi pokok pembahasan dan
waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pokok dan sub pokok pembahasan, jumlah
ulangan baik ulangan umum maupun harian dan jumlah waktu cadangan, (b)
Program semester komponennya yang meliputi pokok bahasan/ sub pokok bahasan,
alokasi waktu dan alokasi pertemuan kapan pokok bahasan/ sub pokok bahasan
tersebut disajikan, (c) Silabus komponennya yang memuat mengenai identitas mata
pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, alokasi waktu, sumber belajar dan
penilaian, (d) Rencana pelaaksanaan pembelajaran komponennya berisi meliputi
12
identitas mata pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, alat/ media/ bahan,
kegiatan pembelajaran, dan penilaian. Namun dalam pemilihan materi di dalam RPP
kurang lengkap dan terperinci dan masih belum ada poin-poin dari isi materi
tersebut, isi materi belum terlampir dengan lengkap.
Kompetensi pedagogik PPKn kelas X saat melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di SMKN 1 Turen Kabupaten Malang, meliputi kegiatan pendahuluan,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Dalam kegiatan pendahuluan, guru memulai
pelajaran selalu diawali dengan salam dan kegiatan presensi, memberikan apersepsi,
memberi motivasi kepada siswa serta menarik perhatian siswa dan kemudian
melakukan pre test. Namun pada kegiatan ini guru tidak mengingatkan materi
minggu lalu guru hanya menyebutkan topik pembelajaran. Dalam kegiatan inti,
pertama-tama guru menjelaskan poin-poin yang akan dipresentasikan oleh
kelompok. Dalam pembelajaran ini menggunakan metode diskusi kelompok, Setelah
dua kelompok selesai presentasi, kemudian guru memberikan penguatan. Dalam
kegiatan penutup pembelajaran, setelah guru meluruskan jawaban dari hasil
presentasi, dan materi semua sudah tercapai, guru memberikan tugas untuk
dikerjakan di rumah yaitu mengerjakan latian soal di buku LKS. Untuk mengakhiri
pelajaran, guru mengajak siswa membuat kesimpulan bersama dan kemudian
diakhiri dengan salam.
Kompetensi pedagogik guru PPKn kelas X dalam melaksanakan evaluasi
pembelajaran di SMKN 1 Turen, guru melakukan evaluasi pelaksanaan
pembelajaran, dalam evaluasi pelaksanaan pembelajaran terdapat evaluasi hasil dan
13
evaluasi proses, yaitu (a) pada saat evaluasi hasil , pada kegiatan awal pembelajaran
guru memberi pertanyaan berupa pertanyaan langsung kepada siswa tentang
pelajaran yang sedang diajarkan serta penilaian sikap. Dalam diskusi kelompok guru
melakukan penilaian dalam diskusi kelompok yang dinilai yaitu meliputi visual,
ketelitian, kejujuran, penyajian data, jawaban pertanyaan, tanggung jawab,
pengetahuan dan keaktifan siswa; (b) Pelaksanaan evaluasi proses, dalam
pelaksanaan pembelajaran PPKn kelas X di SMKN 1 Turen yaitu dengan adanya
komponen evaluasi yang berupa ujian tengah semester (UTS) dan ujian akhir
semester (UAS). Evaluasi proses juga diberikan guru dengan memberikan tes
kecil/kuis, makalah, pekerjaan rumah atau tugas kerja lapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik. 2003. Kompetensi Profesional Guru. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mulyasa. 209. Implementasi Tingkat Satuan Pendidik Kemandirian Guru dan
Kepala Seekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
14
Download