11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini menyatakan bahwa praktek perataan laba dipengaruhi oleh konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika setiap pihak berusaha untuk mencapai atau mempertahankan tingkat kemakmuran yang dikehendakinya (Noviana & Yuyetta, 2011). Asumsi dalam teori agency yaitu bahwa tiap-tiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik kepentingan antar pemilik dan manajemen. Konflik kepentingan tersebut terjadi karena adanya asimetri informmasi. Asimetri informasi terjadi karena manajer memiliki informasi internal perusahaan relatif lebih banyak dan mengetahui informasi tersebut relatif lebih cepat dibandingkan dengan pihak eksternal (Widhianingrum, 2012). Asimetri antara agent dan principal dapat memicu mamnajer untuk melakukan disfuctional behavior, yakni menggunakan informasi yang diketahui untuk merekayasa laporan keuangan dalam usaha untuk memaksimalkan kemakmuran (Noviana & Yuyetta, 2011). Didalam sebuah perusahaan terdapat tiga pihak utama (major participant) yang memiliki kepentingan berbeda yaitu: manajemen, pemegang saham (sebagai pemilik), dan buruh atau tenaga kerja. Prinsip pengambilan keputusan yang diambil oleh manajer adalah bahwa manajer 11 Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 12 harus memilih tindakan-tindakan yang akan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Dengan kata lain, pengambilan keputusan tidak didasarkan atas kepentingan manajemen namun harus mengacu pada kepentingan pemegang saham. Namun kenyataan yang terjadi dibanyak perusahaan adalah manajer cenderung memilih tindakan yang menguntungkan kepentingannya, misalnya memaksimalkan kekayaannya daripada menguntungkan pemegang saham. Brigham dan Houston (2006), menyatakan bahwa para manajer dapat didorong untuk bertindak demi kepentingan utama dari pemegang saham melalui insentif-insentif yang memberikan imbalan atas setiap kinerja yang baik atau hukuman untuk kinerja yang buruk. Beberapa mekanisme spesifik yang digunakan untuk memotivasi para manajer untuk bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham antara lain: kompensasi manajerial, intervensi langsung oleh pemegang saham, ancaman pemecatan, dan ancaman pengambilalihan. Informasi akuntansi juga digunakan principal untuk menilai kinerja manajer, yang selanjutnya dijadikan dasar pemberian reward (biasanya dalam bentuk bonus). Konsekuensi logis dari penggunaan informasi akuntansi sebagai dasar pemberian reward tersebut adalah munculnya perilaku tidak semestinya dikalangan manajer. Manajer cenderung melakukan perataan dengan memanipulasi informasi sedemikian rupa agar kinerjanya tampak bagus. Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 13 2.1.2 Teori Signal (Signaling Theory) Signaling theory merupakan salah satu bentuk teori yang memberikan gambaran mengenai keadaan dan tindakan manajer perusahaan terhadap pemilik perusahaan maupun calon investor. Hal itu berdampak pada keberhasilan dan kegagalan manajer atau agen yang harus disampaikan kepada pemilik atau pemegang saham (Pratiwi, 2013). Tindakan yang ditempuh oleh manajer tersebut tidak terlepas dari keinginannya untuk memberikan kesan positif terhadap situasi perusahaan yang dikelolanya sehingga penyampaian sinyal-sinyal yang baik dan bermutu sangat diperlukan. Dalam signaling theory, kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. 1.2 Telaah Pustaka 2.2.1 Perataan Laba (income smoothing) Menurut Belkaoui (2004) dalam Santoso & Salim (2012), definisi awal perataan laba (income smoothing) adalah pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan memindahkan pendapatan dari tahun-tahun Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 14 yang tinggi pendapatannya ke periode-periode yang kurang menguntungkan. Definisi yang lebih akhir mengenai perataan laba melihatnya sebagai fenomena proses manipulasi profil waktu dari pendapatan atau laporan pendapatan yang dilaporkan selama periode tersebut. Hepworth (1953) dalam Santoso & Salim (2012) menjelaskan bahwa praktik perataan laba yang dilakukan oleh manajemen merupakan suatu tindakan yang rasional dan logis karena adanya alasan perataan laba sebagai berikut: 1. Sebagai teknik untuk mengurangi laba dan menaikkan biaya pada tahun berjalan sehingga pajak yang terhutang atas perusahaan menjadi kecil. 2. Sebagai bentuk peningkatan citra perusahaan dimata investor, karena mendukung kestabilan penghasilan dan kebijakan dividen sesuai dengan keinginan investor ketika perusahaan mengalami kenaikan atas laba yang diperolehnya. 3. Sebagai jembatan penghubung antara manajemen perusahaan dengan karyawannya. Praktek perataan laba merupakan fenomena yang umum terjadi sebagai usaha manajemen untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan (Cahyani, 2012). Adanya perataan laba sebenarnya memperlihatkan bahwa manajer berusaha untuk menyembunyikan informasi ekonomi perusahaan kepada stokeholder (Syafriont, 2008). Praktek perataan laba banyak menjadi perdebatan berbagai pihak. Oleh Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 15 berbagai pihak tindakan perataan laba dinilai merugikan karena laba yang dilaporkan tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Pada intinya tindak perataan laba diharapkan dapat memberikan pengaruh yang memnguntungkan bagi pihak manajemen yang kinerjanya diukur dari informasi tersebut. Dalam penelitian ini perataan laba diproksi menggunakan indeks eckel. Adapun untuk menghitung indeks eckel dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Christina, 2012) : Indeks Perataan Laba = Dimana: ΔI : Perubahan Laba dalam suatu periode ΔS : Perubahan penjualan dalam suatu periode CV : Koefisien variasi dari variabel yaitu standar deviasi dibagi dengan nilai rata-rata. Dimana dapat dihitung sebagai berikut : ∑ √( √( ∑ ̅ ) : ∆I ̅ ): ∆S Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 16 atau = Keterangan : : Perubahan laba dalam suatu periode : Laba tahun yang diamati : Perubahan penjualan dalam suatu periode : Penjualan tahun yang dimati ̅ : Rata-rata perubahan laba ̅ : Rata-rata perubahan penjualan : Banyaknya tahun yang diamati Berdasarkan indeks eckel, Perubahan diklasifikasikan sebagai suatu perusahaan perataan laba bila hasil dari pembagian kurang dari 1 (Christina, 2012). Dalam penelitian ini variabel peraataan laba diukur dengan menggunakan variabel dummy.Kategori perusahaan yang melakukan perataan laba diberi nilai dummy 1, dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba diberi nilai dummy 0. 2.2.2 Profitabilitas Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2011). Keuntungan yang dimiliki manajemen apabila profitabilitas perusahaan yang stabil, yaitu mengamankan posisi atau jabatan dalam perusahaan. Selain itu Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 17 profitabilitas perusahaan yang stabil juga memberikan keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar peluang perusahaan mengalami penurunan profitabilitas di masa yang akan datang sehingga semakin besar perusahaan mengalami fluktuatif pendapatan yang menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan, sehingga semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin besar manajer perusahaan melakukan praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu pengambilan keputusan. Rasio profitabilitas menurut Sartono (2000) dapat diproksikan menggunakan : 1. Gross Profit Margin 2. Net Profit Margin 3. Return On Assets 4. Return On Net Worth Dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan rasio ROA (Return On Assets) dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan total aset. Return on assets (ROA) menunjukkan efektivitas perusahaan dalam mengelola aset baik dari modal sendiri maupun dari modal pinjaman, investor akan melihat seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengelola assets. Semakin tinggi tingkat return on assets (ROA) maka akan Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 18 memberikan efek terhadap volume penjualan saham, artinya tinggi rendahnya return on assets (ROA) akan Semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka akan semakin baik kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan, sehingga dengan tingkat profitabilitas yang rendah akan cenderung melakukan perataan laba. Hal ini jika diasumsikan bahwa insvestor tidak mempunyai resiko, sehingga investor akan lebih memilih perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas laba yang lebih rendah cenderung melakukan tindakan perataan laba. 2.2.3 Financial Leverage Financial Leverage menunjukkan sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang (Kasmir, 2011). Financial Leverage merupakan perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang (Butar dan Sudarsi, 2012). Adanya hutang maka perusahaan berkewajiban membayar secara periodik atas beban bunga dan pokok hutang. Tingginya resiko keuangan (financial leverage) menggambarkan semakin banyak pembiayaan-pembiayaan yang dibiayai oleh hutang (Christina, 2012). Hal tersebut merupakan kondisi yang kurang baik bagi investor karena resiko yang dihadapi akan semakin besar. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung melakukan perataan laba. Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 19 Perusahaan meskipun memiliki hutang yang besar akan bisa diterima investor jika memiliki laba yang stabil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki laba yang tidak stabil, karena dengan peningkatan hutang yang diikuti dengan stabilnya laba maka perusahaan dianggap baik dalam mengelola hutangnya dan dalam meningkatkan asetnya sehingga tidak merugikan baik dari investor maupun kreditor. Menurut (Cahyani, 2012) Semakin tinggi resiko keuangan (financial leverage) maka perusahaan cendrung melakukan praktek perataan laba, karena perusahaan berusaha untuk menghindari pelanggaran kontrak perjanjian hutang. Financial leverage diproksikan dengan debt to equity ratio yang di peroleh melalui total utang dibagi dengan total modal sendiri. Adanya indikasi perusahaan melakukan perataan laba untuk menghindari pelanggaran perjanjian utang dapat dilihat melalui kemampuan perusahaan tersebut untuk melunasi utangnya dengan menggunakan aset yang dimiliki. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi diduga melakukan perataan laba karena perusahaan terancam default sehingga manajemen membuat kebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan. Tingkat leverage yang tinggi mengidentifikasikan resiko perusahaan yang tinggi pula sehingga kreditor sering memperhatikan besarnya resiko ini. Namun dengan tingkat laba yang tinggi (stabil) maka resiko perusahaan akan kecil (Subramanyam, 2010). Rumus yang digunakan sebagai berikut (Sartono, 2000) : Debt To Equity Ratio Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 20 2.2.3 Dividend Payout Ratio Menurut Christina (2012), dividend payout ratio merupakan rasio besarnya dividend yang diberikan pada pemegang saham. Rasio ini menunjukan presentase laba yang dibayarkan oleh pemegang saham dalam bentuk kas (Noviana dan Yuyetta, 2011). Pembagian dividend kepada pemegang saham dilakukan pada perusahaan mengalami laba dan besar kecilnya dividend tergantung oleh besar kecilnya laba yang diperoleh perusahaan. Bagi investor dividend payout ratio salah satu yang dijadikan sebagai pertimbangan investasinya. Pada umumnya investor lebih menyukai kebijakan dividend payout ratio yang tinggi. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang tinggi, padahal perusahaan yang menerapkan tingkat dividend yang tinggi akan memiliki tingkat risiko yang tinggi apabila terjadi fluktuasi laba yang besar. Kebijakan dividend menggunakan dividend payout ratio sangat mempengaruhi perilaku perataan laba. Semakin tinggi dividend, maka ratio dividend payout ratio akan semakin tinggi hal tersebut disebabkan karena pembagian dividend tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan, sehingga semakin tinggi laba suatu perusahaan maka perusahaan akan melakukan praktik perataan laba (Noviana dan Yuyetta, 2012). Rasio dividend payout ratio menurut Atmaja (2003) dapat diproksikan menggunakan rumus : Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 21 dividend payout ratio 2.2.4 Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah presentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Presentase saham yang dimiliki oleh pihak eksternal, seperti lembaga, perusahaan, asuransi, bank atau institusi lain (Yani dan Budhiartha, 2014). Adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan perataan laba Junianto (2013) dalam Suryani & Damayanti (2015). Kepemilikan institusional diukur dari presentase antara saham yang dimiliki institusi dibagi dengan banyaknya saham yang beredar (Putra, 2012). KI = Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 22 2.2.5 Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Atarmawan, 2011). Perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah (Butar dan Sudarsi, 2012). Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar perusahaan mendapat perhatian terkait kinerja perusahaan, perataan laba dilakukan manajer sebagai bentuk manipulasi laba dianggap tidak memberikan informasi yang sesungguhnya terkait kinerja perusahaan sehingga perusahaan besar yang tergolong mendapat perhatian besar akan membatasi manajer dalam melakukan perataan laba karena jika perusahaan besar terbukti melakukan perataan laba maka akan dapat menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang dianggap tidak menyampaikan informasi sesungguhnya yang berdampak pada penilaian kinerja perusahaan (Praseyta & Rahardjo, 2013). Penentuan ukuran perusahaan dalam penelitian ini didasarkan kepada total aset perusahaan, karena total aset dianggap lebih stabil dan lebih dapat mencerminkan ukuran perusahaan (Machfoedz 1994 dalam Yulia, 2013). Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi dalam Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 23 kategori yaitu besar, menengah dan kecil. Menurut (Butar dan Sudarsi, 2012) ukuran perusahaan dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Ukuran Perusahaan = Ln Total Aktiva 1.3 Penelitian Terdahulu No 1 Peneliti Judul Hasil Santoso & Pengaruh Variabel profitabilitas dan Salim (2012) profitabilitas, kelompok usaha tidak financial leverage, berpengaruh terhadap deviden, ukuran tindakan perataan laba, perusahaan, variabel financial leverage kepemilikan dan dividen berpengaruh institusional, dan negatif terhadap tindakan kelompok usaha perataan laba dan variabel terhadap perataan ukuran perusahaan dan laba (studi kasus kepemilikan institusional pada perusahaan berpengaruh positif non- finansial yang terhadap tindakan perataan terdaftar di BEI). laba. Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 24 2 Prasetya & Pengaruh ukuran Variabel financial rahardjo perusahaan, leverage dan likuiditas (2013) profitabilitas, berpengaruh positif financial leverage, signifikan terhadap praktik klasifikasi KAP dan perataan laba, sedangkan likuiditas terhadap ukuran perusahaan, praktik perataan profitabilitas, dan laba. klasifikasi KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba. 3 Sulistyawati Pengaruh Nilai perusahaan, (2013) perusahaan, kebijakan dividen dan kebijakan deviden, reputasi auditor tidak dan reputasi auditor memiliki pengaruh terhadap perataan terhadap perataan laba. laba. 4 Noviana & Analisis faktor- profitabilitas, risiko Yuyetta faktor yang keuangan, nilai perusahan, (2011) mempengaruhi kepemilikan saham praktik perataan laba manajerial, kepemilikan (studi empiris saham publik tidak perusahaan memiliki pengaruh yang manufaktur yang signifikan terhadap terdaftar di BEI perusahaan untuk periode 2006-2010). melakukan perataan laba, dividend Payout Ratio (DPR) yang memiliki pengaruh positif signifikan terhadap probabilitas Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 25 perusahaan untuk melakukan perataan laba. 5 Widana N.& Perataan laba serta Profitabilitas dan net profit Yasa (2013) faktor-faktor margin berpengaruh mempengaruhinya di positif signifikan terhadap BEI periode (2007- tindakan perataan laba. 2011). Sedangkan ukuran perusahaan, dividend payout ratio, dan financial leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap tindakan perataan laba. 6 Prabayanti & Perataan laba Ukuran perusahaan, Yasa (2011) (income smoothing) kepemilikan institusional, dan analisis faktor- dan reputasi auditor tidak faktor yang berpengaruh terhadap mempengaruhinya perataan laba, (studi pada profitabilitas berpengaruh perusahaan positif terhadap pertaan manufaktur yang laba, dan financial terdaftar di BEI leverage berpengaruh periode 2004-2008). negatif terhadap perataan laba. 7 Martini & Ukuran perusahaan, Variabel ukuran Denny (2012) profitabilitas, perusahaan, profitabilitas financial Leverage, dan return on asset dividend payout berpengaruh terhadap ratio dan tindakan perataan laba, Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 26 Kecenderungan sedangkan variabel perataan laba. financial leverage dan dividend payout ratio tidak ber-pengaruh terhadap tindakan perataan laba. 1.4 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kenyataan yang ada, seringkali perhatian pengguna laporan keuangan hanya tertuju pada informasi laba tanpa memperhatikan darimana perusahaan memperoleh laba tersebut. Adanya kecenderungan lebih memperhatikan laba dalam laporan keuangan disadari oleh manajemen, sehingga mendorong timbulnya perilaku menyimpang yaitu perataan laba. Dalam penelitian ini melakukan pengujian kembali yaitu menggunakan variabel independen profitabilitas, financial leverage, dividend payout ratio, kepemilikan institusional, dan ukuran perusahaan. Sedangkan, variabel dependen adalah perataan laba. Menurut teori agency adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar yang dimiliki oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 27 perataan laba Junianto (2013) dalam Suryani & Damayanti (2015). Dan untuk variabel ukuran perusahaan dimana perusahaan besar yang tergolong mendapat perhatian besar akan membatasi manajer dalam melakukan perataan laba karena jika perusahaan besar terbukti melakukan perataan laba maka akan dapat menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang dianggap tidak menyampaikan informasi sesungguhnya yang berdampak pada penilaian kinerja perusahaan. Sedangkan, dalam signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Dimana pengambilan keputusan akan berpengaruh pada pertumbuhan profitabilitas, financial leverage dan dividend payout ratio. Dimana pada variabel profitabilitas, semakin meningkatnya profitabilitas perusahaan maka semakin besar manajer perusahaan melakukan praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu pengambilan keputusan. Untuk variabel financial leverage dimana semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung melakukan perataan laba. Sedangkan pada variabel dividend Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 28 payout ratio Semakin tinggi dividend, maka ratio dividend payout ratio akan semakin tinggi hal tersebut disebabkan karena pembagian dividend tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan, sehingga semakin tinggi laba suatu perusahaan maka perusahaan akan melakukan praktik perataan laba (Noviana & Yuyetta, 2012). Dari landasan teori dan telaah pustaka diatas, maka dapat digambarkan kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar dibawah ini yang menunjukan kemungkinan pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen yaitu perataan laba pada perusahaan property and real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2014. Profitabilitas (X1) H1 (+) Financial Leverage (X2) Dividend Payout Ratio (X3) Kepemilikan Institusional (X4) H2 (+) H3 (+) Perataan laba (Y) H4 (-) H5 (-) Ukuran Perusahaan (X5) Gambar 2.1 Model Penelitian Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 29 1.5 Hipotesis Atas dasar kerangka pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.5.1 Pengaruh profitabilitas terhadap perataan laba Menurut signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan serta mengukur tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan (Kasmir, 2011). Selain itu profitabilitas perusahaan yang stabil juga memberikan keyakinan pada investor atas investasi yang dilakukan karena perusahaan dinilai baik dalam menghasilkan laba. Semakin besar tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar peluang perusahaan mengalami penurunan profitabilitas di masa yang akan datang, sehingga semakin besar perusahaan mengalami fluktuatif pendapatan yang menyebabkan ketidakstabilan perusahaan dalam memperoleh pendapatan. Sehingga semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin besar manajer perusahaan melakukan Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 30 praktik perataan laba untuk menjaga kestabilan perusahaan dalam suatu pengambilan keputusan. Hasil penelitian oleh (Prasetya & Rahardjo 2013) dan (Martini & Denny, 2012) menyimpulkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba. : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba. 1.5.2 Pengaruh financial leverage terhadap perataan laba Financial Leverage menunjukkan sejauh mana aset perusahaan telah dibiayai oleh penggunaan hutang (Kasmir, 2011). Menurut signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Financial Leverage merupakan perbandingan antara hutang dan aktiva yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang (Butar dan Sudarsi, 2012). Adanya hutang maka perusahaan berkewajiban membayar secara periodik atas beban bunga dan pokok hutang. Semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula resiko yang Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 31 dihadapi investor sehingga investor akan meminta tingkat keuntungan yang semakin tinggi. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung melakukan perataan laba. Perusahaan meskipun memiliki hutang yang besar akan bisa diterima investor jika memiliki laba yang stabil dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki laba yang tidak stabil, karena dengan peningkatan hutang yangdi ikuti dengan stabilnya laba maka perusahaan dianggap baik dalam mengelola hutangnya dan dalam meningkatkan asetnya sehingga tidak merugikan baik dari investor maupun kreditor. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Prasetya & Rahardjo 2013), (Santoso & Salim, 2012), dan (Prabayanti dan Yasa, 2009) menyimpulkan bahwa financial leverage berpengaruh signifikan terhadap perataan laba. : Financial Leverage berpengaruh positif terhadap perataan laba. 1.5.3 Pengaruh dividend payout ratio terhadap perataan laba Pada umumnya investor lebih menyukai kebijakan dividend payout ratio yang tinggi. Hal ini mendorong perusahaan untuk menerapkan kebijakan dividend payout ratio yang tinggi, padahal perusahaan yang menerapkan tingkat dividend yang tinggi akan memiliki tingkat risiko yang tinggi apabila terjadi fluktuasi laba yang besar. Menurut signaling theory kesulitan untuk membedakan mana perusahaan yang berkualitas rendah maupun yang berkualitas tinggi dapat dihindari, karena setiap manajer perusahaan yang kualitas perusahaannya lebih tinggi akan mampu Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 32 memberikan sinyal-sinyal yang lebih baik kepada investor dibandingkan perusahaan dengan kualitas yang rendah. Dengan demikian, sinyal yang akan disampaikan oleh manajer akan menjadi tolak ukur bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Kebijakan dividend menggunakan dividend payout ratio (DPR) sangat mempengaruhi perilaku perataan laba. Semakin tinggi dividend, maka ratio DPR akan semakin tinggi hal tersebut disebabkan karena pembagian dividend tergantung pada laba yang diperoleh perusahaan, sehingga semakin tinggi laba suatu perusahaan maka perusahaan akan melakukan praktik perataan laba (Noviana & Yuyetta, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan (Noviana dan Yuyetta, 2012) dan (Santoso & Salim, 2012) menyimpulkan bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba. :Dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap perataan laba. 1.5.4 Pengaruh kepemilikan institusional terhadap perataan laba Kepemilikan institusional adalah presentase hak suara yang dimiliki oleh institusi. Presentase saham yang dimiliki oleh pihak eksternal, seperti lembaga, perusahaan, asuransi, bank atau institusi (Yani dan Budhiartha, 2014). Menurut teori agency adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 33 besar oleh pihak institusional merupakan salah satu mekanisme untuk mengawasi kinerja manajemen. Pemegang saham institusional dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajemen sehingga asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dan pemilik rendah. Ini berarti jika suatu perusahaan memiliki investor institusi yang tinggi, maka tindakan manajer akan dibatasi dan manajer menjadi tidak leluasa untuk melakukan perataan laba Junianto (2013) dalam Suryani & Damayanti (2015). Hasil penelitian yang dilakukan oleh (butar dan sudarsi, 2012) menyimpulkan kepemilikan istitusional berpengaruh negatif terhadap perataan laba : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif terhadap perataan laba. 1.5.5 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap perataan laba Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan menurut berbagai cara, antara lain: total aset, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain (Atarmawan, 2011). Menurut teori agency adanya investor institusi sebagai pemegang saham dapat mengurangi tindakan manjemen laba, kepemilikan saham yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut besar. Dimana perusahaan dengan size besar mempunyai insentif yang besar untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena perusahaan yang memiliki aktiva dalam jumlah yang besar akan lebih diperhatikan oleh publik dan pemerintah (Butar dan Sudarsi, 2012). Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016 34 Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar perusahaan mendapat perhatian terkait kinerja perusahaan, perataan laba dilakukan manajer sebagai bentuk manipulasi laba dianggap tidak memberikan informasi yang sesungguhnya terkait kinerja perusahaan. Sehingga perusahaan besar yang tergolong mendapat perhatian besar akan membatasi manajer dalam melakukan perataan laba karena jika perusahaan besar terbukti melakukan perataan laba maka akan dapat menjatuhkan nilai suatu perusahaan yang dianggap tidak menyampaikan informasi sesungguhnya yang berdampak pada penilaian kinerja perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Prasetya & Rahadjo, 2013) menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap perataan laba. : Ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap perataan laba Pengaruh Profitabilitas, Financial..., Irwansyah, Fakultas Ekonomi UMP, 2016