GBI Jalan Gatot Subroto Suplemen COOL September 2011 – Minggu #1 Tuhan mengampuni, engkau mengampuni 1 Yohanes 4:8-10, Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. Ada banyak cara untuk bersaksi dan membagikan iman kita kepada teman-teman kita. Salah satunya adalah dengan memberikan/menunjukkan pengampunan kepada mereka yang telah bersalah kepada kita. Mengapa? Karena Allah adalah kasih dan kasih itu mengampuni. Menceritakan tentang Tuhan yang Maha Kuasa dan Maha Besar memang akan selalu membuat orang tercengang. Tetapi berita yang paling membuat orang terperanjat adalah berita baik bahwa Tuhan Yesus yang Maha Kuasa itu adalah Tuhan yang hidup dan eksis, dan DIA telah mengampuni semua dosamu di masa lalu, masa kini dan selama-lamanya! (Yohanes 10:28). DIA Tuhan yang mengampuni. Renungkanlah ini: Tuhan mengirimkan Yesus Kristus –yang adalah Tuhan sendiri- untuk mengambil hukuman atas dosa-dosa kita kepada diri-Nya. Setiap dosa yang kita buat adalah kesalahan yang kita buat kepada-Nya dan sebenarnya atas dosa itu kita harus dihukum berat! Tetapi Tuhan tahu bahwa hanya melalui pengorbanan seseorang yang bersih tanpa dosa-lah maka semua dosa-dosa kita dapat diampuni sempurna. Itulah sebabnya maka Tuhan Yesus sendirilah –yang tanpa dosa dan nodayang menanggung hukuman dosa-dosa kita. Tuhan sadar betul bahwa manusia (kita!) sampai kapanpun tidak akan pernah mampu menyelamatkan diri kita sendiri, itulah sebabnya IA memberikan diri-Nya sendiri. Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah kemudian kita tenang-tenang saja? Apakah kita tidak perlu melakukan sesuatu karena dosa-dosa kita? Kebanyakan orang berpikir kalau mereka melakukan hidup baik yang banyak dan sedemikian rupa, maka kadar kebaikan kita akan mengalahkan kadar keburukan kita. Apabila kebaikan kita lebih banyak dari keburukan kita, maka kita pasti diperkenankan ke Surga. Itu adalah pemahaman yang salah, karena Allah tidak menggunakan standard demikian. Bagi Allah, salah adalah salah dan karenanya harus dihukum, tidak peduli kebaikan apapun yang mungkin telah kita buat. Itulah sebabnya, Allah tahu manusia tidak akan pernah bisa menyelamatkan dirinya sendiri dan karenanya Dia sendiri yang menanggung dosadosa kita, dan mengampuni segala kesalahan kita. Jadi pertanyaan yang seharusnya kita tanyakan adalah: bagaimana saya meresponi pengampunan Allah? Bagaimana menjalani hidup pengampunan ini? Teks yang telah kita baca memberikan jawabannya, yaitu : “..jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.” (1 Yohanes 4:1112) 1. Mengampuni sebagaimana Tuhan telah mengampuni. Esensi atau intisari dari kasih adalah mengampuni. Saat kita mengampuni orang lain yang telah berbuat salah kepada kita, kita sedang menunjukkan, membagikan dan memberikan kasih Tuhan kepada orang itu. Seberapa pun besar kesalahan yang dibuat orang lain kepada kita, tidak pernah akan melampaui kesalahan-kesalahan yang kita buat kepada Tuhan. Sebenarnya Tuhan punya hak untuk lebih sakit hati karena kesalahan kita, tetapi toh karena kasih-Nya DIA tetap mengampuni kita berkali-kali (1 Yohanes 1:8-9). Setiap kali muncul sakit hatimu karena kesalahan yang orang lain perbuat kepadamu, ingatlah bagaimana Tuhan yang sebenarnya lebih sakit hati kepadamu telah mengampunimu. Ampunilah orang lain sebagaimana Tuhan telah mengampunimu. Kalau engkau hanya merasa engkau tidak sanggup mengampuni, itu benar, karena dengan kekuatanmu sendiri engkau tidak akan sanggup mengampuni. Tetapi kalau engkau hidup dengan kasih-Nya, maka kasih-Nya itulah yang akan memampukan engkau untuk mengampuni orang lain. Kasih-Nya sempurna dalam hidup kita. 2. Pengampunan adalah pencerminan Allah di dunia. Tidak seorangpun yang belum mengenal Allah pernah melihat Allah secara langsung. Lalu bagaimana mereka bisa yakin bahwa Tuhan Yesus yang kita sembah adalah Tuhan yang benar, yang hidup, yang layak diikuti dan disembah? Mereka diyakinkan ketika kita melepaskan pengampunan. Pengampunan adalah pencerminan Allah di dunia. Ketika orang melihat bagaimana engkau melepaskan pengampunan kepada orang yang telah berbuat jahat kepadamu, maka mereka tidak melihat engkau tetapi mereka melihat Tuhan yang sedang menunjukkan diri-Nya melalui engkau. Itulah sebabnya dikatakan, jika kita mengasihi –yang dibuktikan salah satunya melalui pengampunan- maka Allah tetap dalam kita dan semua orang dapat melihat dan merasakannya. Ciri terkuat dalam kehidupan Kekristenan kita adalah kasih dan itu dibuktikan melalui pengampunan. Diskusi: Pernahkah engkau diampuni oleh seseorang yang engkau sakiti? Pernahkah engkau mengampuni orang yang mengaku salah kepadamu dan mohon pengampunanmu? Bagaimana perasaanmu sekarang kepada orang itu? Peneguhan “Tuhan Yesus, terima kasih untuk pengampunan-Mu. Berikanlah terus kasih dan kuasa-Mu supaya kami tidak menyia-nyiakan kasih pengampunan-Mu kepada kami. Biarlah terus kami belajar menjadi anak-anak-Mu dengan melepaskan kasih pengampunan kepada siapapun yang mungkin berlaku jahat kepada kami, supaya dengan demikian Engkau nyata dalam kehidupan kami dan banyak orang akan datang kepada-Mu. Amin.” [CS/2011] GBI Jalan Gatot Subroto Suplemen COOL September 2011 – Minggu #2 Awas penyesatan! “Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan, bahkan mereka akan menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka dan dengan jalan demikian segera mendatangkan kebinasaan atas diri mereka.” (2 Petrus 2:1) Salah satu peringatan yang Tuhan nyatakan pada hari-hari kedatangan-Nya yang kedua kali adalah bahaya akan adanya guru-guru palsu, pengajaran-pengajaran sesat dan nubuatan-nubuatan palsu. Hal ini memang perlu kita waspadai karena dengan mendekat-Nya kedatangan Tuhan itu artinya juga iblis/antikristus juga akan segera menyatakan dirinya. Itulah sebabnya jangan heran kalau hari-hari ini penyesatan akan iman kristiani kita semakin bertambah banyak. Dalam Handbook COOLer Modul ABCD, yaitu dalam Modul D1, telah dijelaskan bagaimana COOL dapat mengenali ciri-ciri penyesatan dan bagaimana mempersiapkan diri menghadapinya (bagi yang belum mengikuti Diklat Spesial COOL/DiSCo ABCD, segera hubungi KaDept atau KaBid COOL masing-masing Gereja). Mari kita lihat kembali beberapa poin pentingnya. 1. Mengemukakan kebenaran dan penafsiran baru. Penafsiran dan ajaran yang dikemukakan diklaim sebagai “perwahyuan” yang terbaru dan istimewa dari Allah. Tetapi yang dikemukakan benar-benar berbeda dan menyimpang dari kaidah-kaidah dasar kekristenan yang baku. Penyesat akan mengklaim bahwa sebenarnya ada metode baru dalam menguak kebenaran Firman Tuhan dan mereka akan menyalahkan semua metode penafsiran yang digunakan Gereja selama ini. Penyesat juga akan menggunakan sumber-sumber/buku-buku tambahan lainnya yang mereka klaim melengkapi pemahaman akan Alkitab, padahal buku-buku itu mereka karang sendiri. Penyesat juga sering kali menyatakan bahwa nubuatan, penglihatan dan perwahyuan yang mereka klaim terima dari Tuhan, jauh lebih berotoritas/berkuasa daripada Firman Tuhan yang tertulis (Alkitab). Bacalah 2 Timotius 3:15-17 2. Mengemukakan Yesus yang lain. Setiap pengajar yang mengatakan bahwa Yesus bukanlah satu-satunya Tuhan dan Juruselamat yang benar, maka pengajar itu adalah penyesat. Perhatikan juga kata “satu-satunya” karena sekarang banyak yang mengajarkan bahwa ada banyak Juruselamat yang lain. Kalau kita mau fair memang banyak ilah lain di dunia yang di-klaim sebagai Tuhan, tetapi hanya ada satu Tuhan yang menjadi Juruselamat umat-Nya, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Ilah lain tidak ada yang mencucurkan darahNya dan mengorbankan diri-Nya sendiri untuk menebus dunia ini. Tidak ada! Hanya Tuhan Yesus yang melakukannya. Oleh karena itu jika muncul seorang pengajar yang mengajarkan hal yang berbeda dari hal ini, maka dapat dikatakan itu adalah penyesatan. Baca juga 1 Korintus 12:3; 1 Yohanes 2:22. Lalu bagaimana kita dapat mempersiapkan diri kita lebih lagi dalam menghadapi penyesatan yang semakin banyak ini? 3. Semakin intim dengan Tuhan. 1 Korintus 2:10-13. Semakin kita dekat dengan Tuhan, semakin kita berada dalam terang-Nya dan kegelapan tidak dapat menutupinya. Kunci untuk dapat peka terhadap hal-hal yang gelap bukanlah mempelajari kegelapan dan penyesatan, tetapi justru semakin mendekatkan diri kepada terang dan kebenaran Allah. Ilustrasi: suatu kali seorang murid diajar oleh gurunya untuk menjadi ahli batu giok. Selama berhari-hari dan berbulanbulan murid ini hanya disuruh memperhatikan dengan seksama batu giok yang murni. Setelah itu sang guru memberi beberapa batu giok lain, dengan cepat sang murid dapat melihat dan membedakan mana yang murni dan mana yang tidak murni. Murid dapat melihat perbedaan itu karena dia sudah memiliki kemampuan melihat yang paling murni. Kedekatan dan keintiman kita dengan Tuhan akan membuat kita peka terhadap penyesatan, nubuatan dan pengajaran palsu. 4. Bekali dirimu dengan sumber ajaran yang jelas dan kredibel. Sebagai bagian dari GBI Jl Gatot Subroto, maka COOL juga hendaknya menggunakan sumber-sumber pengajaran yang jelas, kredibel dan didukung oleh Gereja. Itulah sebabnya sangat penting bagi saudara untuk mengikuti KOM (Kehidupan Orientasi Melayani) agar memiliki dasar teologia dan spirit yang sama yang dipercayai dan diusung Gereja kita. Gunakan pula sharing supplement yang dikeluarkan oleh Subdivisi Pembinaan COOL atau Gereja lokal anda. Waspadalah, tidak semua buku-buku kekristenan yang ada dan beredar hari-hari ini sesuai dengan apa yang kita percayai maupun pergerakan Roh Kudus dalam Gereja kita. 5. Ambil tindakan tegas “stop!” terhadap penyesatan. Apabila muncul pengajaran sesat di dalam pertemuan-pertemuanmu, maka jangan ragu untuk mengambil otoritas dan menghentikan pembahasan lebih lanjut, khususnya apabila hal itu terjadi dalam pertemuan COOL. Itulah sebabnya penting bagi Anda memiliki dasar teologia yang benar (ikuti KOM!) supaya otoritas dan argumentasi anda berbobot dan berkuasa. Jika situasi yang tidak mengenakkan ini terjadi, segera ambil alih pembahasan supaya Komunitas-Kasih/COOL anda tidak tersesatkan. [CS/2011] GBI Jalan Gatot Subroto Suplemen COOL September 2011 – Minggu #3 Pertimbangkan dan perhatikan sumbernya 1 Tawarikh 29:11 Tuhan Yesus adalah sumber dari segala yang baik bagi kita. DIA berikan segalanya, termasuk diri-Nya, supaya kita memiliki segalanya. Anda dan saya sebenarnya lebih kaya daripada apa yang dapat kita bayangkan atau yang dunia katakan. Mengapa? Karena kita memiliki dan dimiliki oleh Tuhan Yesus. Mari kita pelajari yang Firman Tuhan katakan mengenai Yesus sebagai sumber dari segala yang baik untuk kita. 1. Tuhan Yesus sumber segala kenyamanan dan damai sejahtera Hari-hari ini orang bekerja, membeli barang dan melakukan segala sesuatu agar hidupnya menjadi lebih nyaman dan hatinya merasa damai sejahtera. Alasan kita membeli elektronik, rumah yang besar, bepergian dan sebagainya adalah supaya kita lebih nyaman menjalani hidup dan tenang menghadapi segala sesuatunya. Tetapi justru seringkali malah tekanan dan depresi-lah yang kita dapatkan dari kehidupan kita sehari-hari. Bahkan tidak sedikit yang justru pesimis dalam menghadapi hidup. Tetapi justru Tuhan Yesus memberikan penghiburan (Matius 5:4) pada saat kita membutuhkan. Janganlah kita putus asa menghadapi segala masalah, tetapi letakkanlah iman kita kepada Dia yang berjanji akan terus menjaga, merawat, membela dan melindungi kita (Yohanes 14:1). Diskusi: Menurutmu, kapankah engkau dapat berkata “sekarang saya nyaman” atau “sekarang saya damai sejahtera” ? 2. Tuhan Yesus sumber pengharapan kita Ketika engkau merasa tidak ada harapan lagi, ingatlah selalu ada pengharapan tersedia bagi kita. Mungkin engkau merasa saat inimu mengarah kepada tujuan yang tidak jelas dan membingungkan, tetapi dengar dan perhatikanlah: Tuhan Yesus tidak akan pernah mempermalukan siapa saja yang menaruh harapan kepada-Nya (Roma 10:11). Kita dapat menaruh pengharapan kita kepada Tuhan Yesus dan segala janji/Firman-Nya yang tidak pernah mengecewakan kita (Mazmur 119:114, 147). Ketika kita menaruh harapan kita kepada Tuhan Yesus, maka Ia memberikan kita kekuatan dan kesegaran baru untuk menjalani hari-hari kita (Yesaya 40:31). Diskusi: Pernahkah engkau berharap kepada seseorang tetapi ternyata orang itu mengecewakan? Bagaimana hal itu berpengaruh pada hidupmu selanjutnya? 3. Tuhan Yesus satu-satunya sumber yang layak diikuti Mengikuti orang lain seringkali mengecewakan dan bahkan dapat membahayakan/membuat kita melakukan hal-hal yang jahat (Amsal 29:25; Keluaran 23:2). Sebaliknya, mengikut Tuhan Yesus justru membawa kita kepada penyertaan-Nya, berkat-Nya yang melimpah, damai sejahtera dan ketentraman-Nya (Imamat 25:18; Ulangan 7:11-13). Murid-murid pertama mengikuti Yesus dengan sepenuh hati dan mereka bertumbuh menjadi pribadi-pribadi yang luar biasa. Demikian juga dapat terjadi dengan kita. Jangan pernah meninggalkan Yesus dan tetapi tetaplah setia kepada-Nya. Diskusi Menurutmu bagaimana kita menceritakan kepada orang lain bahwa Tuhan Yesus adalah satu-satu sumber yang layak diikuti ? T’lah kulihat kebaikkanMu Yang tak pernah habis dihidupku Kuberjuang sampai akhirnya, Kau dapati aku tetap setia.