Studi Tentang Perancangan Kantor Sewa di Kota

advertisement
STUDI TENTANG PERANCANGAN KANTOR SEWA
DI KOTA PONTIANAK
Ray Deddy Azmi1), Tri Wibowo C.2), Mira Sophia Lubis2)
Abstrak
Meningkatnya sektor perekonomian di bidang bisnis, perdagangan, dan jasa di Kota Pontianak
tidak diimbangi dengan pertumbuhan fasilitas bagi para pelaku bisnis. Semakin banyaknya
permintaan terhadap lahan pada kawasan strategis membuat nilai lahan semakin tinggi sehingga
banyak para pelaku bisnis yang menjadikan rumah tinggal sebagai kantor atau wadah untuk
menjalankan aktivitasnya. Dengan adanya kantor sewa yang sesuai dengan kebutuhan serta
kondisi perekonomian di Kota Pontianak, diharapkan dapat menjadi wadah bagi para pelaku bisnis
di Pontianak guna menjalankan kegiatannya. Dalam perancangan kantor sewa di Pontianak ini, ada
beberapa langkah-langkah yang digunakan yaitu gagasan, pengumpulan data, analisis, sintesis,
rancangan awal, dan pengembangan rancangan. Kantor sewa yang dirancang menggunakan
pendekatan arsitektur modern sebagai cermin kegiatan perekonomian yang modern pada saat ini.
Kata-kata kunci: kantor sewa, modern
Abstract
The Increasing economic sectors in the field of business, trade, and services in the city of
Pontianak is not matched by the growth of facilities for the business. High demand for land in
strategic areas makes the higher land values and many businessmen make the residence as office
or container to carry out their activities. Rental office which meet the needs and economic
conditions in the city of Pontianak, is expected to be a forum for business people to carry out their
activities in Pontianak. In this design of rental office in Pontianak, there are a few steps that used,
which are the idea, data collection, analysis, synthesis, initial design, and design development. The
rental office use modern architectural approaches, as a reflection of current modern economic
activity.
Key words: rental office, modern
1.
PENDAHULUAN
sektor perdagangan, hotel dan restoran
(22,87%), dan sektor industri pengolahan
(18,29%). Struktur ekonomi ini masih
menempatkan sektor pertanian sebagai
sektor utama. Namun, jika dilihat dari
strukturnya selama lima tahun terakhir
tampak terjadi pergeseran sektoral, di
mana sektor industri pengolahan mulai
menurun peranannya digantikan oleh
sektor perdagangan, hotel, dan restoran
Perekonomian Kota Pontianak saat ini
telah berkembang. Hal ini dapat dilihat
dari berbagai aspek, salah satunya dari
data PDRB (Produk Domestik Regional
Bruto) Kalimantan Barat atas dasar harga
berlaku tahun 2010 mencapai Rp 60,48
triliun dengan kontribusi terbesar diberikan oleh sektor pertanian (25,00%),
1) Alumnus Prodi Teknik Arsitektur Jurusan Teknik Sipil Universitas Tanjungpura ([email protected])
2) Staf pengajar Prodi Teknik Arsitektur Jurusan Teknik Sipil Universitas Tanjungpura
227
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
(Bappeda, 2011). Dari data tersebut,
walaupun sektor pertanian menjadi kontribusi terbesar, tetapi sektor perdagangan
juga menjadi sektor yang mendukung
pertumbuhan perekonomian di Pontianak.
Di sisi lain, pertumbuhan perekonomian
di Pontianak juga dapat dirasakan dengan
semakin banyaknya tempat kegiatan
perekonomian seperti pasar, pusat
perbelanjaan (mall), dan perkantoran.
tersebut. Dengan kantor sewa, akan
banyak para pelaku bisnis yang terwadahi
dalam satu bangunan sehingga memudahkan mereka untuk berinteraksi
menjalankan kegiatannya.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Kantor Sewa
Menurut Pusat Bahasa (2011), kantor didefinisikan sebagai balai (gedung, rumah,
ruangan) tempat mengurus pekerjaan
atau tempat bekerja, sedangkan sewa didefinisikan memakai sesuatu dengan
membayar atau membayar karena memakai atau meminjam sesuatu. Menurut
Hunt (dalam Marlina 2008), kantor sewa
adalah suatu bangunan yang mewadahi
transaksi bisnis dan pelayanan secara
profesional. Lebih lanjut Marlina (2008:
116) memaparkan bahwa kantor sewa
merupakan suatu fasilitas perkantoran
yang berkelompok dalam satu bangunan
yang disewakan sebagai respon terhadap
pesatnya pertumbuhan ekonomi khususnya di kota-kota besar (perkembangan
industri, bangunan/konstruksi, perdagangan, perbankan, dan lain-lain). Dari
beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kantor sewa adalah bangunan
atau ruang yang dipinjamkan dengan
imbalan yang difungsikan sebagai tempat
bekerja. Pada kesimpulan definisi ini,
dapat diartikan bahwa segala bentuk
bangunan yang disewakan sebagai kantor
dapat diartikan pula kantor sewa.
Kantor merupakan wadah bagi para pelaku
bisnis untuk menjalankan kegiatannya.
Kantor merupakan pendukung utama pada
kegiatan bagi pelaku bisnis, karena selain
wadah untuk kegiatannya, kantor juga
dapat menjadi citra atau kelas bagi bisnis
karena bisnis adalah kegiatan yang bersifat komersial sehingga untuk menunjukkan citra yang menjual para pelaku bisnis
membutuhkan kantor yang mendukung
dari citra bangunan yang baik maupun
fasilitas yang tersedia. Namun, tingginya
permintaan terhadap ruang tidak dapat
diimbangi dengan keterbatasan persediaan
lahan. Hal ini memicu peningkatan nilai
lahan, terutama di lokasi-lokasi startegis
seperti pusat-pusat kota atau di area-area
dengan aksesibilitas tinggi. Berdasarkan
Pemerintah Kota Ponianak (2011),
daerah komersial di Pontianak terdapat di
Jl. Gajahmada, Jl. Tanjungpura, dan Jl.
Ahmad Yani. Pada saat ini di daerah
tersebut, lahan kosong sudah mulai
berkurang serta nilai lahan yang mahal.
Kantor sewa dapat menjadi solusi yang
tepat bagi para pelaku bisnis karena
dengan kantor sewa, para pelaku bisnis
mendapatkan kantor dengan fasilitas
yang memadai serta citra bangunan yang
tepat sesuai dengan fungsi bangunan
228
Studi Tentang Perancangan Kantor Sewa di Kota Pontianak
(Ray Deddy Azmi, Tri Wibowo C., Mira Sophia Lubis)
2.2
Prinsip dan Pertimbangan
Perancangan Kantor Sewa
2.2.1
Faktor Kunci Sukses
Perkantoran Mencapai Target
Pasar
3)
Di dalam produk properti perkantoran
untuk mencapai target pasar ada beberapa
faktor yang menjadi kunci suskesnya.
Beberapa faktor tersebut adalah (Marlina,
2008):
4)
1)
2)
3)
4)
5)
2.3
Fleksibilitas ruang
Tingkat hunian
Harga sewa
Service charge
Citra/image.
2.2.2
Faktor Ekonomi
2.3.1
1)
Faktor Konstruksi
2)
Seperti bangunan komersial lainnya, rancangan bangunan kantor sewa memperhitungkan aspek efisiensi dan efektivitas.
Dua aspek ini akan berdampak pada beberapa hal, di antaranya (Marlina, 2008):
1)
2)
Klasifikasi Berdasarkan Modul
Ruang Sewa
Dimensi modul ruang sewa dapat
ditentukan dengan mempertimbangkan
tiga hal, yaitu (Marlina, 2008):
Analisis kebutuhan ruang
Permodalan dan pengembalian modal
Penyewaan kantor sewa.
2.2.3
Klasifikasi Kantor Sewa
Rancangan kantor sewa dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai pertimbangan,
yaitu ruang sewa, peruntukan, jumlah
penyewa, pengelolaan, pembagian layout
denah, kedalaman ruang, dan tipikal jalur
pencapaiannya (Marlina, 2008).
Faktor ekonomi merupakan salah satu
faktor pengendali rancangan bangunan
karena bangunan tersebut dijadikan
barang komoditi. Yang termasuk dalam
faktor ekonomi adalah hal-hal sebagai
berikut (Marlina, 2008):
1)
2)
3)
sewa yang dapat menghasilkan
keuntungan, minimal 60% dari luas
total harus dapat disewakan.
Efektif dalam arti bangunan yang dirancang harus sesuai dengan fungsi
yang diwadahi sehingga meminimalkan ruang-ruang non-fungsional.
Penataan ruang, jalur-jalur sirkulasi
dan fasilitas layanan harus merata
agar dapat memenuhi tuntutan
semua penyewa.
3)
Perancangan yang efisien dari segi
pembiayaan.
Penataan ruang yang efisien dengan
pengertian memaksimalkan ruang
229
Kesesuaian dengan modul struktur
bangunan dalam upaya mencapai
efisiensi biaya bangunan serta
efektivitas ruang yang terbentuk.
Standar ruang gerak dari berbagai
aktivitas sesuai dengan fungsi-fungsi
yang direncanakan diwadahi dalam
kantor sewa tersebut.
Kelengkapan fasilitas yang direncanakan sesuai tuntutan aktivitas,
keamanan, dan kenyamanan bagi
pengguna bangunan.
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
2.3.2
Klasifikasi Berdasarkan
Peruntukannya
2.3.4
Sebuah kantor sewa dapat direncanakan
untuk mewadahi fungsi tertentu yang berdampak pada tuntutan ruang-ruang yang
mewadahi aktivitas tertentu sesuai karakter penggunaanya, dilengkapi dengan fasilitas yang sesuai karakter penggunanya,
dilengkapi dengan kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Oleh karenanya, kelengkapan dan karakter ruang-ruang serta fasilitas yang harus dipenuhi berbeda-beda pada setiap kantor sewa sesuai dengan klasifikasinya berdasarkan fungsi yang ditampilkan sebagai berikut (Marlina, 2008):
1)
2)
Selain dari aspek penyewanya, kantor
sewa juga dapat diklasifikasikan dari sisi
pengelolanya, yaitu (Marlina, 2008):
1)
2)
3)
4)
Klasifikasi Berdasarkan Layout
Denah
Menurut Duffy (1987) (dalam Marlina,
2008) pembagian kantor pada suatu
bangunan kantor dapat dikelompokkan
sebagai berikut:
1)
2)
3)
Klasifikasi Berdasarkan Jumlah
Penyewa
Kantor sewa merupakan bangunan yang
diadakan dengan tujuan komersial, yaitu
penyewaan ruang. Sesuai tujuannya, ruangruang di dalamnya dapat disewakan oleh
satu atau sejumlah penyewa sesuai kemampuan konsumen. Sebaliknya, seorang
penyewa dapat menyewa satu atau beberapa unit ruang sewa sekaligus. Sifat tersebut
membuat kantor sewa dapat pula diklasifikasikan berdasarkan jumlah konsumen
yang menyewa ruangnya sebagai berikut
(Time Saver Standards for Building
Types, 1990):
1)
2)
3)
Tenant owned office building
Speculative office building
Investment type of office bilding
Tailor made building.
2.3.5
Kantor sewa fungsi tunggal.
Kantor sewa fungsi majemuk.
2.3.3
Klasifikasi Berdasarkan
Pengelolanya
Cellular system
Group space system
Landscape/ open plan system.
2.3.6
Klasifikasi Berdasarkan
Kedalaman Ruang
Berdasarkan kedalaman ruang-ruangnya,
kantor sewa dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (Marlina, 2008):
1)
2)
Penyewa bangunan tunggal
Penyewa lantai tunggal
Penyewa lantai majemuk.
3)
230
Shallow space, apabila ruang-ruangnya dirancang dengan kedalaman
kurang dari 8 m.
Medium deep space, apabila ruangruang sewanya dirancang dengan
kedalaman:
a) 810 m pada konfigurasi jalur
sirkulasi single zone place.
b) 1422 m pada konfigurasi jalur
sirkulasi doble zone palce.
Deep space, yaitu ruang-ruang yang dirancang dengan kedalaman 1119 m.
Studi Tentang Perancangan Kantor Sewa di Kota Pontianak
(Ray Deddy Azmi, Tri Wibowo C., Mira Sophia Lubis)
4)
 Gudang
 Ruang mekanikal elektrikal.
Very deep space, apabila ruangruangnya mempunyai kedalaman
lebih dari 20 m.
2.6
2.3.7
Klasifikasi Berdasarkan Tipikal
Pencapaian
Lokasi menjadi peranan penting agar kantor sewa dapat diminati oleh pihak pasar.
Lokasi yang baik akan menunjang fungsi
bangunan itu sendiri. Dalam pemilihan
lokasi kantor, terdapat beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan yang telah
dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Quible (1996), ada tiga faktor yang
perlu dipertimbangkan dalam menentukan lokasi kantor, antara lain:
Rancangan sebuah kantor sewa dengan
strategi tipikal meliputi rancangan jalur
pencapaian ke ruang-ruang di setiap
lantai yang juga tipikal. Berdasarkan
tipikal jalur pencapaiannya, kantor sewa
dapat diklasifikasikan sebagai berikut
(Marlina, 2008):
1)
2)
Tipe koridor terbuka
Tipe menara.
2.4
 Faktor keuangan
 Faktor operasional
 Faktor karyawan.
Pengguna Kantor Sewa
Secara umum, pengguna kantor sewa ada
tiga, yaitu:
1)
2)
3)
Sementara itu, Prajudi (1982) dalam
memilih lokasi kantor menyatakan faktor
yang perlu diperhatikan antara lain
faktor:
Pemilik/pengelola
Penyewa
Pengunjung.
2.5
 Dekat dengan gedung perkantoran
umum
 Dilalui oleh kendaraan umum
 Merupakan pusat kegiatan finansial
 Dekat dengan gedung pemerintahan.
Fasilitas Fungsional Kantor
Sewa
Guna mendukung fungsi bangunan yang
mewadahi kegiatan bisnis, kantor sewa
memiliki fasilitas-fasilitas pendukung
fungsi bangunan tersebut. Fasilitas yang
terdapat pada kantor, antara lain:







Kriteria Lokasi Kantor Sewa
3.
3.1
Area penerima/lobby
Unit pengelola
Unit kantor sewa
Ruang pertemuan/rapat
Unit layanan umum
Area servis
Sirkulasi
TINJAUAN LOKASI KANTOR
SEWA DI PONTIANAK
Gambaran Umum Kota
Pontianak
Kota Pontianak merupakan Ibukota
Propinsi Kalimantan Barat yang terdiri
dari enam kecamatan dan terbagi menjadi
29 kelurahan. Kota Pontianak terletak
pada lintasan garis khatulistiwa dengan
231
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
ketinggian berkisar antara 0,10  1,50 m
di atas permukaan laut. Kota Pontianak
dipisahkan oleh Sungai Kapuas Besar,
Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Landak.
Dengan demikian, Kota Pontianak
terbagi atas tiga belahan yakni:
1)
2)
3)
Belahan Utara dengan
Pontianak Utara
Belahan Timur dengan
Pontianak Timur
Belahan Selatan dengan
Pontianak Selatan dan
Barat.
3.2
Letak Geografis
Kota Pontianak terletak di lintasan garis
khatulistiwa tepatnya antara 0224
Lintang Utara s.d. 0537 Lintang
Selatan dan 1091625 Bujur Timur s.d.
109231 Bujur Timur. Luas Kota
Pontianak mencapai 107,82 km2.
Kecamatan
Kecamatan
3.3
Kecamatan
Pontianak
Iklim
Berdasarkan hasil pengamatan Badan
Meteorologi dan Geofisika Direktorat
A.YANI MEGA MALL
SITE
HOTEL MERCURE
SPBU
Gambar 1. Lokasi kantor sewa di Pontianak
232
Studi Tentang Perancangan Kantor Sewa di Kota Pontianak
(Ray Deddy Azmi, Tri Wibowo C., Mira Sophia Lubis)
Jenderal Perhubungan Udara Supadio
Pontianak, keadaan klimatologi kota
Pontianak
dan
sekitarnya
bahwa
banyaknya curah hujan rata-rata dalam
setahun berkisar antara 200350 mm per
bulan; rata-rata tekanan udara berkisar
1,0101,012 milibar per bulan; rata-rata
penyinaran matahari berkisar antara
4060% per bulan; rata-rata temperatur
udara berkisar antara 2427C tiap bulan;
kecepatan angin rata-rata berkisar antara
45 m/detik (Kota Pontianak Dalam
Angka, 2011).
c)
3.4
Tema desain pada kantor sewa di Pontianak ini adalah arsitektur modern (Gambar 2) yaitu suatu istilah yang diberikan
kepada sejumlah bangunan dengan gaya
karakteristik serupa, yang mengutamakan
kesederhanaan bentuk serta fungsional.
Ciri-ciri arsitektur modern yaitu:
4.2
Lokasi Tapak
Lokasi perancangan kantor sewa berada
tepat di samping SPBU Ahmad Yani
yang berseberangan dengan hotel Mercure
(Gambar 1). Site ini berupa lahan kosong
dan dekat dengan pusat perdagangan terbesar di Pontianak yaitu Ayani Mega
Mall. Pada site ini, kondisi bangunan sekitar menjadi pendukung fungsi bangunan
kantor sewa ini, seperti dengan adanya
hotel Mercure serta pusat perbelanjaan
Ayani Mega Mall. Site ini juga tidak
terlalu jauh terhadap pusat pemerintahan
yang juga berada pada kawasan ini.
4.
4.1
a)
b)
Fungsi pendukung, merupakan
fungsi untuk mendukung kegiatan
yang ada di dalam bangunan. Fungsi
pendukung antara lain:
 Restoran
 Café
 Retail-retail ATK
 Tempat refleksi
 Bank
 Function hall
 Meeting room.
Analisis Gubahan Bentuk
 Satu gaya internasional atau tanpa
gaya (seragam).
 Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya dan geografis.
 Berupa khayalan, idealis.
 Bentuk tertentu, fungsional
 Bentuk mengikuti fungsi, sehingga
bentuk menjadi monoton karena tidak
diolah.
 Less is more.
 Semakin sederhana merupakan suatu
nilai tambah terhadap arsitektur
tersebut.
 Ornamen adalah suatu kejahatan
sehingga perlu ditolak.
 Penambahan ornamen dianggap suatu
hal yang tidak efisien karena dianggap
tidak memiliki fungsi. Hal ini dikarenakan dibutuhkan kecepatan dalam
ANALISIS
Analisis internal
Fungsi ruang (space) yang disewakan,
merupakan fungsi utama pada
bangunan kantor sewa.
Fungsi administrasi, merupakan
fungsi manajemen pengelolaan
(administrasi) kantor sewa.
233
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
Arsitektur
modern
Bentuk dasar bangunan utama
berupa persegi sebagai wujud
bentuk modern yang sederhana dan praktis guna memaksimalkan fungsi ruang di
dalamnya. Bentuk bangunan
juga di pengaruhi oleh kondisi
site, yaitu dengan bentuk
bangunan fungsi pendukung
yang mengikuti bentuk site
dengan tujuan memaksimalkan site.
Klasifikasi
kantor sewa
Site
Gambar 2. Konsep gubahan betuk




membangun setelah berakhirnya
Perang Dunia II.
Singular (tunggal).
Arsitektur modern tidak memiliki
suatu ciri individu dari arsitek,
sehingga tidak dapat dibedakan antara
arsitek yang satu dengan yang lainnya
(seragam).
Nihilism.
Penekanan perancangan pada space,
maka desain menjadi polos, simple,
bidang-bidang kaca lebar. Tidak ada
apa-apanya kecuali geometri dan bahan.
memberikan
kesan
formal
serta
menunjukkan citra bisnis yang praktis.
Dari penjabaran di atas maka dalam
merancang gubahan bentuk pada kantor
sewa ini, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain:
 Bentuk yang dapat memaksimalkan
ruang yang terbentuk di dalamnya.
 Bentuk bangunan simpel serta fungsional minim menggunakan ornamen.
 Bentuk yang menyesuaikan pada
analisis kantor sewa sesuai dengan
penjabaran sebelumnnya.
Pemilihan tema modern pada kantor sewa
ini didasari pada fungsi bangunan sebagai
kantor sewa yang lebih mengutamakan
fungsional ruang sebagai bangunan yang
disewakan serta aktivitas di dalam
bangunan yang bersifat formal. Pada
arsitektur modern, bentuk yang simetris
serta kesederhanaan bentuk dapat
5.
HASIL
Kantor sewa di Pontianak ini (Gambar 3)
terdiri dari sembilan lantai dan terdiri dari
98 unit ruang kerja yang disewakan. Kantor sewa ini terdiri dari dua massa bangunan di mana pada area depan difungsi234
Studi Tentang Perancangan Kantor Sewa di Kota Pontianak
(Ray Deddy Azmi, Tri Wibowo C., Mira Sophia Lubis)
(a) Tampak atas
(b) Tampak depan
(c) Tampak kiri
235
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
(d) Tampak kanan
(e) Tampak belakang
(f) Perspektif
236
Studi Tentang Perancangan Kantor Sewa di Kota Pontianak
(Ray Deddy Azmi, Tri Wibowo C., Mira Sophia Lubis)
(g) Perspektif
Gambar 3. Desain kantor sewa di Pontianak
kan sebagai kantor sewa sedangkan di
belakang sebagai fungsi pendukung seperti
retail-retail ATK serta fungsi pendukung
lainnya. Pada bangunan fungsi utama yaitu
kantor sewa klasifikasi modul menggunakan medium space yaitu 12 m  12 m.
Berdasarkan peruntukannya, kantor sewa
ini berfungsi majemuk yaitu menampung
fungsi yang bervariatif. Dari pembagian
layout denah, kantor sewa ini menggunakan cellular system dengan susunan ruang
linier dan koridor sebagai penghubung
antarruang. Klasifikasi berdasarkan kedalaman ruang; kantor sewa ini menggunakan deep space di mana kedalaman ruang
antara 1119 m. Berdasarkan tipikal jalur
pencapaiannya, kantor sewa ini menggunakan tipe menara dengan posisi core
berada pada tengah bangunan. Pada
bangunan fungsi pendukung, terdapat
retail-retail penjualan ATK, café n resto,
gym, refleksi, function hall, serta fungsi
pendukung lainnya. Bangunan ini terdiri
dari tiga lantai dan setiap lantai dihubungkan oleh eskalator. Kedua fungsi
bangunan tersebut terhubung dari lantai
dasar sampai lantai dua. Sebagai lahan
parkir, kantor sewa ini menggunakan
semibasement.
Perancangan kantor sewa ini menggunakan pendekatan arsitektur modern. Pemilihan tema modern pada kantor sewa ini
didasari pada fungsi bangunan sebagai
kantor sewa yang lebih mengutamakan
fungsional ruang sebagai bangunan yang
disewakan serta aktivitas di dalam bangunan yang bersifat formal. Pada arsitektur modern, bentuk yang simetris serta
kesederhanaan bentuk dapat memberikan
kesaan formal serta menunjukkan citra
bisnis yang praktis.
Bentuk dasar bangunan berupa kubus yang
memberikan kesan simetris dan formal
sebagai bentuk modern dan menegaskan
237
JURNAL TEKNIK SIPIL UNTAN / VOLUME 13 NOMOR 2 – DESEMBER 2013
kesan perkantoran yang formal dan praktis. Bentuk kubus ini menjadi bangunan
utama sehingga mudah dalam pengaturan
ruang di dalamnya sehingga dapat
dimaksimalkan. Pada bagian fungsi
pendukung, bentuknya mengikuti site
guna memaksimalkan site.
Marlina,
Endy.
2008.
Panduan
Perancangan
Bangunan
Komersial. Yogyakarta: Andi.
Pemerintah Kota Pontianak. 2011.
Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Pontianak Tahun 2002-2012.
Pusat
6.
KESIMPULAN
Dari hasil kajian literatur dan faktual serta
hasil analisis maka dapat disimpulkan
beberapa hal tentang perancangan kantor
sewa di Pontianak, yaitu:
a) Dalam mendesain kantor sewa, pendekatan arsitektur modern menjadi
pendekatan yang baik karena fungsional ruang lebih diutamakan pada bangunan kantor sewa sebagai bangunan komersial. Kesan formal yang
ditampilkan dari arsitektur modern
menegaskan fungsi bangunan sebagai
perkantoran.
b) Kebutuhan pasar menjadi dasar dalam
penentuan kebutuhan kantor sewa
yang akan dirancang. Tren perkantoran yang ada saat ini di Pontianak
menjadi acuan dalam merancang kantor sewa ini karena tren tersebut
memperlihatkan kebutuhan perkantoran yang ada saat ini di Pontianak.
c) Fungsi serta klasifikasi menjadi
menjadi dasar dalam perancangan
sebuah kantor sewa yang baik guna
memenuhi kebutuhan pasar.
Daftar Pustaka
Bappeda. 2011.
http://bappeda.kalbarprov.go.id
238
Bahasa. 2011. Kamus
Bahasa Indonesia.
Besar
Download