HUBUNGAN PERAWATAN PAYUDARA TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM DI RUMAH BERSALIN TUTUN SEHATI TANJUNG MORAWA 2013 Masnila Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan Abstrak Perawatan payudara adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk merawat payudara dalam upaya memperlancar pengeluaran ASI. Perawatan payudara sebaiknya dilakukan selama masa kehamilan trimester ketiga karena akan berhubungan terhadap produksi ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI pada ibu post partum di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa 2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti dengan instrumen penelitian checklist. Desain rancangan penelitian adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Adapun populasi dari penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester ketiga yang dilakukan perawatan payudara di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa dengan jumlah sampel adalah sebanyak 20 orang dengan tehnik pengambilan sampel purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti sendiri. Dari 20 responden yang melakukan perawatan payudara, terdapat 14 orang (70%) yang melakukan perawatan payudara dengan baik dan sebanyak 11 orang (55%) yang menghasilkan produksi ASI yang tidak baik ada 3 orang (15%), dan 6 orang (30%) yang tidak melakukan perawatan payudara mengahasilkan produksi ASI yang tidak baik. Berdasarkan analisa data statistik dengan uji chi square didapatkan nilai p value 0,001 yang berarti ada hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI. Kepada pimpinan RB Tutun Sehati Tanjung Morawa disarankan agar lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas dari penyuluhan tentang perawatan payudara kepada ibu hami, agar ibu hamil lebih memahaminya dan melakukannya. Kepada petugas di RB Tutun Sehati Tanjung Morawa agar melaksanakan perawatan payudara mulai dari kehamilan trimester ketiga hingga masa nifas dan memberikan penyuluhan dan penjelasan yang maksimal tentang perawatan payudara sehingga ibu-ibu tahu bagaimana merawat payudara yang baik dan benar demi menjaga kelancaran ASI. Kepada ibu-ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan serta ibu-ibu post partum untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang perawatan payudara dengan rutin serta rajin bertanya khususnya dalam masalah perawatan payudara. Kata kunci : Perawatan payudara, Produksi ASI PENDAHULUAN ASI (air susu ibu) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk dikonsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat (Maryunani A, 2012). Bayi yang sehat, lahir dengan membawa cukup cairan di dalam tubuhnya. Kondisi ini akan tetap terjaga bahkan dalam cuaca panas sekalipun, bila bayi diberi ASI secara eksklusif (ASI saja) siang dan malam. Namun sayangnya kebiasaan memberi cairan pada bayi selama 6 bulan, yaitu pemberian ASI eksklusif, masih belum banyak dilakukan, yang berakibat buruk pada gizi dan kesehatan bayi (Linkagesproject, 2002). Rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak. Seperti 26 diketahui, bayi yang tidak diberi ASI setidaknya 6 bulan, lebih rentan mengalami kekurangan nutrisi. Pemberian ASI secara eksklusif dapat menekan kematian bayi hingga 13%. Namun tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah , yaitu dari 40% pada tahun 2002 menjadi 32% pada tahun 2007. Sedangkan tingkat pemberian ASI secara eksklusif di tanah air khususnya Sumatera Utara pada tahun 2005 mencapai 32% dan pada tahun 2010 hanya 34%. Sedangkan berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 juga menunjukkan pemberian ASI di Indonesia juga masih memprihatikan. Persentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3%. Hal ini disebabkan karena kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan ASI masih lebih rendah (Maryunani A, 2012) Bayi yang mendapat ASI lebih jarang menderita penyakit, seperti leukimia dan tiga kali lebih jarang resiko dirawat dengan sakit saluran pernapasan di bandingkan anak susu formula, sekitar 16,7 kali lebih jarang pneumonia, sekitar 47% lebih jarang menderita diare, menghindarkan kurang gizi dan vitamin, lebih jarang obesitas atau kegemukan, mengurangi resiko diabetes mellitus. Berdasarkan penelitian Richards dalam Maryunani A (2012) dilakukan penelitian di Inggris, dari 1736 anak di tes, ditemukan anak ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan lebih tinggi. Penelitian di Jerman juga ditemukan masa lamanya menyusui mempengaruhi IQ seorang anak. Anak yang menyusu ASI lebih dari 6 bulan memiliki IQ lebih tinggi di bandingkan anak yang menyusu ASI kurang dari dari 1 bulan, karena ASI meningkatkan kepandaian. Pentingnya ASI atau air susu ibu merupakan satusatunya makanan terbaik bagi bayi. Sebagai seorang ibu harus menyadari betapa pentingnya ASI terhadap tumbuh kembang dan kesehatan bayi. Banyak sekali kandungan gizi yang terdapat didalam ASI, salah satunya adalah mengandung protein yang cukup tinggi dibanding susu formula yang banyak dijual di pasaran yang mana ASI mengandung whey (protein utama dari susu yan berbentuk cair) lebih banyak daripada casein (protein utama dari susu yang berbentuk gumpalan) dengan perbandingan 65:35). Komposisi ini yang menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap oleh tubuh bayi. Disamping itu juga, ASI memiliki kandungan sebagai zat pelindung antara lain, yaitu: Laktobacilus bifidus yang berfungsi untuk menghambat dan melindungi usus bayi dari peradangan atau penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri merugikan, seperti bakteri E.coli. Laktoferin yang berfungsi untuk menghambat perkembangan jamur kandida dan bakteri stafilokokus yang merugikan kesehatan bayi. Lisozom bermanfaat untuk mengurangi karies dentis serta dapat memecah dinding bakteri yang merugikan. Serta Immunoglobulin A (Ig A) yang berfungsi sebagai antibodi yang dapat melumpuhkan bakteri patogen E.coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan. Suriviana mengatakan bahwa pada ibu post partum yang berusia (19-23 tahun) pada umumnya lebih banyak menghasilkan ASI dibandingkan dengan wanita yang berusia 30an. Banyak ASI yang dihasilkan oleh seorang ibu tidak tergantung pada besarnya payudara, tetapi terlebih pada gizi ibu hamil dan menyusui. Faktor lain yang mempengaruhi produksi ASI juga adalah perawatan payudara. Perawatan payudara yang dilakukan dengan benar dan teratur akan melancarkan produksi ASI dan akan memudahkan sikecil dalam mengkonsumsi ASI serta dapat mengurangi resiko luka saat menyusui. Banyak ibu yang mengeluhkan bayinya tak mau menyusu, hal ini karena disebabkan oleh faktor teknis seperti puting susu yang masuk atau posisi yang salah. Keberhasilan ibu dalam melakukan perawatan payudara tidak hanya dipengaruhi atau tergantung pada petugas kesehatan. Hasil dari perawatan payudara adalah kelancaran ASI maka pengetahuan ibu terhadap perawatan payudara merupakan keadaan yang perlu diperhatikan secara serius. Jika ibu tidak mengetahui manfaat perawatan payudara selama hamil dan setelah melahirkan maka dapat menimbulkan keraguan ibu dalam melakukan perawatan payudara . Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satunya penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga dilakukan sedini mungkin. Bila seorang ibu hamil tidak melakukan perawatan payudara selama masa kehamilan dan hanya melakukan perawatan payudara pada pasca persalinan maka akan menimbulkan beberapa permasalahanan seperti: ASI tidak keluar, air susu akan keluar setelah beberapa hari kemudian, puting susu tidak menonjol, produksi ASI sedikit dan tidak lancar, infeksi pada payudara, serta muncul benjolan pada payudara. Berkaitan dengan pemberian ASI, salah satu hal yang penting dilakukan dalam upaya persiapan pemberian ASI yaitu melakukan perawatan payudara yang dilakukan pada selama kehamilan trimester ketiga maupun setelah selesai masa persalinan. Selama kehamilan payudara akan membengkak dan daerah sekitar puting warnanya akan lebih gelap. Dengan adanya pembengkakan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi dan mudah luka. Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan payudara selama hamil (Saryono, 2009). Akan tetapi pada kenyataannya banyak ibu hamil yang mengabaikan perawatan payudara. Hal ini dikarenakan ibu malas dan belum mengetahui manfaat dari perawatan payudara tersebut (Dedek, 2008) Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di klinik Tutun Sehati Tanjung Morawa pada tanggal 5-6 maret 2013, terdapat 10 orang ibu hamil trimester ketiga yang melakukan pemeriksaan ANC, yang mana 7 dari ibu hamil tersebut mengatakan tidak pernah melakukan perawatan payudara, dan tiga wanita lainnya mengatakan telah melakukan perawatan payudara, tetapi tidak rutin. Sedangkan pada ibu post partum yang sedang rawat inap di klinik tersebut ada 5 orang, dari kelima ibu post partum tersebut hanya 2 orang yang mengatakan sudah melakukan perawatan payudara. Dengan volume produksi ASI yang dihasilkan sebanyak 150cc. Dan ketiga ibu post partum lainnya tidak melakukan perawatan payudara. Dari uraian diatas , penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Perawatan Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa tahun 2013. Dari uraian latar belakang diatas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimanakah Hubungan Perawatan Payudara terhadap Produksi ASI pada Ibu Post Partum di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa Tahun 2013”. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI pada ibu post partum di rumah bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa 2013. 27 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran perawatan payudara pada ibu post partum di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa. 2. Untuk mengetahui gambaran produksi ASI setelah dilakukaperawatan payudara pada ibu post partum di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa. 3. Untuk mengetahui hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa. Manfaat penelitian 1. Bagi Masyarakat/Ibu Dapat memberikan informasi/menambah pengetahuan ibu tentang perawatan payudara pada masa post partum. 2. Bagi peneliti Dengan diadakan penelitian secara tepat maka dapat diketahui hasil yang secara relevan sehingga dapat dijadikan masukan penelitian selanjutnya dan untuk menambah pengetahuan serta wawasan dalam perawatan payudara khususnya pada ibu post partum. 3. Bagi Ibu Untuk menambah pengetahuan ibu dalam perawatan payudara. 4. Bagi Rumah bersalin Sebagai masukan bagi RB Tutun Sehati untuk menatapkan sop perawatan payudara pada ibu post partum di RB Tutun Sehati dalam meningkatkan produktifitas ASI. Hipotesa Penelitian 1. Ho : Tidak ada hubungan perawatan terhadap produksi ASI pada partum. 2. Ha : Ada hubungan perawatan terhadap produksi ASI pada partum. payudara ibu post payudara ibu post METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan metode pengumpulan data dengan cara mewawancarai langsung responden yang diteliti dengan instrumen penelitian checklist. Desain rancangan penelitian adalah cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mepelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (Notoadmodjo, 2010). Penelitian dilaksanakan di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa dan waktu pelaksanaan penelitian ini dimulai dari bulan November 2012 sampai Juli 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester ketiga yang melakukan perawatan payudara di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa tahun 2013, dengan jumlah populasi 20 orang. 28 Sampel merupakan bagian populasi atau bagian dari karakteristik yang dimiliki populasi (Alimul, 2007). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan berdasarkan petimbangan tertentu yang telah ditentukan oleh peneliti sendiri. Kriteria inklusi sampel penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Ibu hamil dengan usia kehamilan trimester ketiga 2. Bersedia menjadi responden. 3. Bersedia melakukan perawatan payudara. 4. Mampu berbahasa indonesia. 5. Sehat jasmani dan rohani. Jenis pengumpulan yang dipergunakan adalah data primer yang diperoleh secara langsung dari hasil pengamatan, subjek penelitian dilakukan pengamatan secara langsung. Setelah itu peneliti melakukan perawatan payudara dengan tiga tahapan: a. Tahap persiapan Meliputi persiapan penelitian, persiapan pasien sebagai subjek penelitian (tetap menjaga kenyamanan dan privasi klien) . b. Tahap Pelaksanaan Proses pengajaran dimulai dengan memberi salam dan perkenalan dari peneliti, melakukan pendekatan dengan responden supaya klien merasa nyaman dalam mengemukakan masalah, membina hubungan saling percaya, menjelasakan prosedur dan tujuan penelitia, mengajarkan perawatan payudara selama 5-20 menit dengan mengikuti panduan penelitian. c. Tahap Penutup Peneliti menevaluasi kembali tentang apa yang sudah diajarkan dan merangkum semua hasil diskusi dengan klien dan memberikan dukungan bahwa klien mampu melakukan perawatan payudara. Pengukuran Variabel 1. Perawatan payudara a. Dilakukan dengan baik, bila responden melakukan perawatan payudara 2x sehari, pada waktu mandi pagi dan sore hari. b. Tidak dilakukan dengan baik, bila responden hanya melakukan perawatan payudara sebanyak 1xsehari atau tidak tentu. 2. Produksi ASI a. Produksi ASI baik, bila: ASI ada pada hari (24),Lancar dengan jumlah ASI 150300ml/hari. b. Produksi ASI tidak baik, bila: produksi ASI pada ada pada hari (2-4),tetapi tidak lancar,dengan jumlah ASI 150ml/hari. Pengolahan Data a. Editing Yaitu dilakukan pengecekan kelengkapan pada yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data, akan diperbaiki dengan memeriksanya dan dilakukan pendataan ulang. b. c. d. Coding Yaitu pemberian kode atau tanda pada setiap data yang telah terkumpul untuk mempermudah memasukkan ke dalam tabel. Entry Data Data yang telah diedit akan dimasukkan ke mdalam komputer untuk diolah dengan bantuan komputer. Tabulating Yaitu untuk mempermudah analisa data, pengolahan data serta pengambilan kesimpulan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisa Data Analisa data yaitu pengukuran terhadap masing-masing variabel kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi sehingga dicari besarnya persentasi untuk masing-masing hasil pengamatan dengan menggunakan uji hipotesis Chi Square dan data disajikan dalam bentuk tabel. HASIL PENELITIAN Gambaran Lokasi Penelitian Adapun tempat penelitian di Rumah bersalin Tutun Sehati yang berada di Jl.Medan-Tanjung Morawa.KM 17.Gg.Serasi. Klinik Tutun Sehati berdiri sejak tahun 1994, dengan nomor surat izin berdiri: 1049/440/RB/DS/2010. Luas Rumah bersalin Tutun Sehati Berkisar 520m2 dengan fasilitas 3 kamar rawat inap,1 klinik gigi, 1 kamar bangsal, 1 ruang PK,1 Ruang IGD,1 ruang tempat pendaftaran pasien jampersal. Klinik Tutun sehati melayani pemeriksaan kehamilan, pemeriksaan USG, imunisasi, KB, dan pemeriksaan gigi. Dengan ketenagakerjaan 1 dokter obgyn, 1 dokter umum, 7 bidan sebagai pegawai tetap. Kunjungan pasien yang bersalin di bulan Januari sampai dengan Juni 2013 sebanyak 155 orang dan yang dirujuk ke rumah sakit Grand Medistra sebanyak 56 orang, pasien umum/berobat jalan sekitar 200 orang dan yang imunisasi mulai bulan januari - Juni 2013 sebanyak 493 balita. Klinik bersalin yang sering dijadikan sebagai sarana pendidikan bagian mahasiswa/mahasiswi. Adapun jumlah ibu yang melakukan pemeriksaan ANC trimester ketiga mulai dari April – Juni 2013 adalah sebanyak 85 orang. Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawatan payudara yang dilakukan di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa 2013 Perawatan Payudara F % Perawatan payudara dilakukan dengan baik 14 70 Perawatan payudara tidak dilakukan dengan baik Total 6 20 30 100 Dari tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden melaksanakan perawatan payudara dengan baik sebanyak 14 orang (70%). Tabel 2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan produksi ASI setelah dilakukan perawatan payudara di Rumah bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa 2013 Produksi ASI F % Baik 11 55 Tidak Baik Total 9 20 45 100 Dari tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang menghasilkan produksi ASI yang baik sebanyak 11 orang (55%). Tabel 3 Distribusi frekuensi hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI di Rumah Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa 2013 Produksi ASI Baik Perawatan Jumlah % Tidak Baik Payudara p.value F % F % Dilakukan dengan baik 11 55 3 15 14 70 Dilakukan dengan tidak baik 0 0 6 0,01 30 6 30 Jumlah 11 55 9 45 20 100 Dari tabel 3 hasil penyilangan perawatan payudara dengan produksi ASI diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang dilakukan perawatan payudara dengan baik menghasilkan produksi ASI yang baik sebanyak 11 orang (55%), dan tidak mendapatkan produksi ASI yang baik sebanyak 3 orang (15%). Sedangkan responden yang tidak dilakukan perawatan payudara dengan baik tidak mendapatkan produksi ASI yang baik sebanyak 6 orang (30%) dan yang mendapatkan produksi ASI yang baik tidak ada. Melihat hasil penyilangan dua variabel antara perawatan payudara dengan produksi tersebut ASI bahwa ada hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI yaitu sebanyak 11 orang (55%). Dari hasil analisis chi square didapatkan nilai p value sebesar 0,01 <α=0,05 yang berarti ada hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI. 29 pada glandula pituitaria posterior, sehingga keluar hormon oksitosin. PEMBAHASAN 1. 2. 30 Perawatan Payudara Berdasarkan tabel 1 dari 20 responden yang dilakukan perawatan payudara, terdapat 14 (70%) orang yang dilakukan perawatan payudara dengan baik dan 6 (30%) yang dilakukan perawatan payudara dengan tidak baik. Yang mana jika dikatakan perawatan payudara dilakukan dengan baik apabila perawatan payudara tersebut dilakukan pada trimester ketiga, dilakukan 2x sehari pada saat mandi pagi dan sore. Dan perawatan payudara yang dilakukan dengan tidak baik yaitu jika perawatan payudara hanya dilakukan 1x sehari, tidak tentu dan hanya dilakukan pada masa pasca persalinan saja. Hal ini sesuai dengan teori Kristiyanasari W (2010), bahwa jika perawatan payudara rutin dilakukan 2x sehari selama usia kehamilan trimester ketiga dan setelah pasca persalinan maka akan membantu memperlancar pengeluaran ASI, menjaga kebersihan payudara, melenturkan dan menguatkan puting susu. Dan apabila seorang ibu Hamil tidak melakukan perawatan payudara selama masa hamilnya dan perawatan payudara tersebut hanya dilakukan pada masa pasca persalinan saja ,maka akan dapat menimbulkan berbagai permasalahan seperti: ASI tidak keluar, asi keluar setelah beberapa hari kemudian, produksi ASI sedikit dan tidak lancar,sehingga tidak cukup untuk dikonsumsi bayi, serta infeksi. Produksi ASI Berdasarkan pada tabel 2 dari 20 orang yang melakukan perawatan payudara dengan baik ada sebanyak 14 orang (70%) setelah dilakukan perawatan payudara yang baik yang menghasilkan produksi ASI yang baik ada 11 orang (55%) dengan jumlah prosuksi ASI yang dihasilkan yaitu sebanyak 6-12,5cc/jam. Cara pengukuran ASI yang dilakukan adalah yaitu dengan cara menanyakan kepada ibu sudah berapa lama tidak menyusui kemudian dilakukan penyedotan ASI lalu jumlah produksi ASInya dihitung lalu dibagi 24. Produksi ASI adalah proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau dirangsang oleh isapan mulut bayi padang puting susu ibu. Menyusui yang terbaik bagi ASI mudah dicerna dan memberikan gizi dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan bayi. Air susu ibu membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit dan infeksi,membantu mencegah alergi makanan. Produksi air susu tidak bergantung pada ukuran payudara,tidak ada hubungannya dengan volume air susu yang di produksi. Meskipun payudara yang sangat kecil, terutama yang ukurannya tidak berubah selama masa kehamilan hanya memrlukan sejumlah kecil ASI. Pengeluaran ASI apabila bayi disusui maka gerakan menghisapm yang berirama akan menghasilkan rangsangan saraf yang terdapat 3. Hubungan Perawatan payudara terhadap produksi ASI Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI, ditemukan hasil bahwa setelah dilakukan perawatan payudara dengan baik sebanyak 14 orang (70%) terdapat 11 orang (55%) menghasilkan produksi ASI yang baik dan 3 orang (15%) tidak menghasilkan produksi ASI yang baik. Sedangkan pada perawatan payudara yang dilakukan tidak baik terhadap 6 orang(30%) tidak menghasilkan produksi ASI yang baik. Perawatan payudara memang berhubungan terhadap produksi ASI, Namun ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan produksi ASI menurut kristiyanasari 2010, yaitu: Makanan, produksi ASI dapat juga mempengaruhi produksi ASI, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, hal ini disebabkan karena kelenjar ASI yang tidak bisa bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup dan ketenangan jiwa. Sedangkan menurut Proverawati A (2010) faktorfaktor yang mempengaruhi produksi ASI adalah seperti: Frekuensi penyusuan, berat badan lahir, umur kehamilan, stress, konsumsi rokok, konsumsi alkohol, serta penggunaan pil kontrasepsi. Berkaitan dengan pemberian ASI, salah satu hal yang penting dilakukan dalam upaya persiapan pemberian ASI yaitu melakukan perawatan payudara yang dilakukan pada selama kehamilan trimester ketiga maupun setelah selesai masa persalinan. Selama kehamilan payudara akan membengkak dan daerah sekitar puting warnanya akan lebih gelap. Dengan adanya pembengkakan tersebut, payudara menjadi mudah teriritasi dan mudah luka. Oleh karena itu perlu dilakukan perawatan payudara selama hamil (Saryono, 2009). Akan tetapi pada kenyataannya banyak ibu hamil yang mengabaikan perawatan payudara. Hal ini dikarenakan ibu malas dan belum mengetahui manfaat dari perawatan payudara tersebut (Dedek, 2008). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari 20 responden yang sudah melakukan perawatan payudara dengan baik ada 14 orang (70%). 2. Dari 20 responden yang memilki produksi ASI yang baik ada 11 orang (55%). 3. Berdasarkan analisa data statistik dengan uji chi square didapatkan nilai p value 0,001 yang berarti ada hubungan perawatan payudara terhadap produksi ASI. Saran 1. Kepada pimpinan RB Tutun Sehati Tanjung Morawa agar lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas dari penyuluhan tentang perawatan payudara kepada ibu hami, agar ibu hamil lebih memahaminya dan melakukannya. 2. Kepada petugas di RB Tutun Sehati Tanjung Morawa agar melaksanakan perawatan payudara mulai dari kehamilan trimester ketiga hingga masa nifas dan memberikan penyuluhan dan penjelasan yang maksimal tentang perawatan payudara sehingga ibu-ibu tahu bagaimana merawat payudara yang baik dan benar demi menjaga kelancaran ASI. 3. Kepada ibu-ibu yang melakukan pemeriksaan kehamilan serta ibu-ibu post partum untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang perawatan payudara dengan rutin serta rajin bertanya khususnya dalam masalah perawatan payudara. Anggraini, Y, 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas: Jakarta Pustaka: Rihama. Deswani, K, 2010. Panduan Praktik Klinik dan Laboratorium Keperawatan Maternitas. Jakarta Salemba: Medika. Kristiyanasari, W, 2009. ASI, Menyusui & Sadari. Yogyakarta: Nuha Medika. Marimbi, H, 2010. Tumbuh Kembang, Status gizi, dan Imunisasi dasar Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika. Maryunani, A, 2012. Inisiasi Menyusui Dini, ASI eksklusif, dan Manajemen Laktasi. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media. Notoatmodjo, S, 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Proverawati, A, 2012. Kapita Selekta ASI dan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika. Saryono, 2009. Perawatan Payudara. Yogyakarta: Nuha Medika. Yuliarti, N, 2010. Keajaiban ASI. Yogyakarta: CV. Andi Offset. DAFTAR PUSTAKA Alimul, A, 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta Selatan: Salemba Medika. 31