temuan audit - Universitas Mercu Buana

advertisement
AUDIT INTERNAL
TM 6
TEMUAN AUDIT
Sifat Temuan Audit
Selama pelaksanaan pekerjaan mereka, auditor internal mengidentifikasi kondisikondisi yang membutuhkan tindakan perbaikan. Penyimpangan-penyimpangan dari
norma-norma atau kriteria yang dapat diterima disebut temuan audit (audit findings).
Temuan audit bisa memiliki bermacam-macam bentuk dan ukuran. Misalnya, temuantemuan tersebui dapat menggambarkan:
 Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil, tetapi tidak dilakukan, seperti
pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
 Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa
dari perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk
kepentingannya sendiri.
 Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan
pada tarif yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak
yang lebih menguntungkan.
 Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragam
untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi
dalam jumlah dan signifikansinya.

Eksposur-eksposur risiko yang harus dipertimbangkan.
Meskipun temuan-temuan audit sering kali disebut sebagai "kekurangan"
(deficiency), audit internal merasa bahwa istilah tersebut terlalu negatif; dan
Standar awal kelihatannya setuju dengan hal ini (lihat 430.04). Dalam
kenyataannya, bahkan istilah "temuan" dianggap terlalu negatif di tempat. Kata-kata
seperti "kondisi" dianggap lebih nyaman dan tidak memberi ancaman, serta tidak
menimbulkan tanggapan defensif di pihak klien.
‘12
1
Auditing Internal
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
 Kriteria: Standar, ukuran, atau ekspektasi yang digunakan dalam
melakukan evaluasi atau verifikasi (apa yang seharusnya ada).
 Kondisi: Bukti faktual yang ditemukan auditor internal pada saat pengujian
(apa yang ada).
 Penyebab: Alasan perbedaan antara apa yang diharapkan dan kondisi
aktual (mengapa ada perbedaan).
 Dampak: Risiko atau eksposur yang dihadapi organisasi dan/atau yang
lainnya karena kondisi tidak sama dengan kriteria (dampak perbedaan).
Dalam menentukan tingkat risiko atau eksposur, auditor internal harus
mempertimbangkan dampak observasi dan rekomendasi penugasan
mereka terhadap laporan keuangan organisasi.
 Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan
klien, hal-hal terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di
laporan manapun.
Sehubungan dengan pelaporan aktual, Practice Advisory 2420-1 dari Standar,
"Kualitas Kriteria Komunikasi” menyatakan:
1.
Komunikasi objektif bersifat faktual, tidak bias, dan bebas dari distorsi.
Observasi, kesimpulan, dan rekomendasi harus dimasukkan tanpa
prasangka.
2.
Komunikasi yang jelas mudah dipahami dan bersifat logis. Kejelasan bisa
ditingkatkan dengan menghindari bahasa teknis yang tidak perlu dan
memberikan informasi pendukung yang memadai.
3.
Komunikasi ringkas langsung ke sasaran dan menghindari rincian yang
tidak perlu. Komunikasi seperti ini mengemukakan pikiran secara lengkap
dalam kata-kata yang sesedikit mungkin.
4.
Komunikasi konstruktif adalah komunikasi yang isi dan nadanya
membantu klien dan organisasi menuju perbaikan jika diperlukan.
5.
Komunikasi tepat waktu adalah komunikasi yang dikeluarkan tanpa
penundaan dan memungkinkan efektif segera.
‘12
3
Auditing Internal
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
pada kondisi-kondisi, karena auditor internal menilai kondisi yang serupa.
Karena
auditor internal menilai kondisi kelemahan, maka mereka harus bertanya kepada diri
mereka sendiri. "Seandainya ini adalah organisasi atau lembaga saya, dan
seandainya saja saya ada atau komisaris yang menilai kondisi ini, apa yang akan
saya lakukan?'
Pendekatan untuk Mengonstruksi Temuan
Mengembangkan fakta-fakta dan rincian menjadi temuan audit yang signifikan dan
dapat
dilaporkan
membutuhkan
keahlian.
Hal
ini
membutuhkan
perbedaan
berdasarkan pengalaman. Apa yang dianggap kelemahan serius bagi orang awam
bisa jadi merupakan hal sepele bagi seorang auditor internal yang professional.
Auditor internal harus realistis dan adil dalam pertimbangan dan kesimpulan mereka.
Mereka harus memiliki naluri bisnis yang baik untuk mengembangkan temuan-temuan
mereka. Karena mereka membuat dan melaporkan temuan audit, auditor internal
harus mempertimbangkan faktor-faktor ini :
 Meninjau keputusan manajemen bisa jadi tidak adil dan realistis. Auditor
internal harus rnempertimbangkan keadaan-keadaan yang ada pada saat
kelemahan terjadi. Keputusan nanajemen didasarkan pada fakta-fakta yang
tersedia saat ini. Auditor internal seharusnya tidak mengkritik suatu kebijakan hanya
karena mereka tidak setuju atau karena mereka memilik informasi baru yang tidak
tersedia bagi pengambil keputusan. Auditor internal seharusnya tidak mengganti
pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen.
 Auditor, bukan klien, harus bertanggung jawab untuk memberikan bukti. Jika
sebuah temuan audit belum dibuktikan secara mendalam untuk memuaskan
seseorang yang objektif dan wajar maka temuan ini tidak bisa dilaporkan.
 Auditor internal harus tertarik pada perbaikan kinerja tetapi kinerja tersebut tidak
mutlak harus dikritik hanya karena kurang dari 100 persen.
 Auditor internal harus meninjau temuan-temuan audit. Mereka harus memeriksa
dengan teliti untuk menemukan alasan-alasan yang mengandung kesalahan. Auditor
internal, seperti halnya pendukung pernyataan lainnya, akan tergoda untuk
merasionalkan interpretasi untuk mendukung temuan mereka. Setelah menghabiskan
‘12
5
Auditing Internal
Suparno, SE. MM.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar
Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
Download