ASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG DEFINISI • Kanker lambung merupakan neoplasma maligna yang di temukan di lambung, biasanya adenokarsinoma,atau gangguan sel gaster yang dalam waktu lama terjadi mutasi sel gaster, meskipun mungkin merupakan limfoma maligna. • Karsinoma lambung merupakan bentuk neoplasma lambung yang paling sering terjadi dan menyebabkan sekitar 2,6% dari semua kematian akibat kanker ETIOLOGI Penyebab dari kanker lambung masih belum diketahui, akan tetapi, sejumlah faktor dihubungkan dengan penyakit tersebut juga dipercaya bahwa faktor eksogen dalam lingkungan seperti bahan kimia karsinogen, virus onkogenik mungkin mengambil bagian penting dalam karsinoma lambung. FAKTOR-FAKTOR RESIKO • Masalah lingkungan dan nutrisi dapat mempengaruhi perkembangan dari kanker lambung. • Makan makanan tinggi nitrat dan nitrit makanan yang telah diasinkan, tidak adanya makanan segar dan jumlah vit. C, A dan E yang kurang dalam diet, tampaknya meningkatkan insiden tumor lambung. • Perokok dan pengguna alkohol berhubungan dengan perkembangan dari penyakit ini. • Pekerja dalam industri tertentu juga mengalami kejadian kanker lambung yang tinggi. Pekerjaan ini meliputi pabrik nikel, penambangan batu bara, pengolahan tambaga dan karet, asbestos. • Status ekonomi yang rendah merupakan faktor resiko yang nyata dan mungkin dapat menjelaskan pengaruh pekerjaan dan makanan. • Ras dan usia juga merupakan faktor resiko. EVALUASI DIAGNOSTIK • Pemeriksaan fisik biasanya tidak membantu, kebanyakan tumor lambung tidak dapat diraba, asites mungkin muncul bila terdapat metastasis pada hepar. • Endoskopi untuk biopsi dan pencucian sitologis adalah pemeriksaan diagnostik umum. • Pemeriksaan sinar-x terhadap saluran GI atas dengan barium juga dilakukan. Karena metastase sering terjadi sebelum tanda peringatan ada, • Pemindai tomografi komputer, pemindai tulang, dan peminda hepar dilakukan dalam menentukan luasnya metastasis. • Tidak dapat makan (dispepsia) lebih dari 4 minggu pada individu berusia lebih dari 40 tahun memerlukan pemeriksaan sinar-x lengkap terhadap saluran GI. ASKEP PADA PASIEN DENGAN KANKER LAMBUNG PENGKAJIAN Riwayat atau adanya faktor resiko Aklorhidria atau anemia pernisiosa Riwayat ulkus gastrik Pemeriksaan fisik berdasarkan survei umum dapat menunjukkan : Keluhan awal dari perasaan tak enak karena rasa penuh dan ketidak nyamanan setelah makan. Pasien sering menginterpretasikan gejala ini sebagai “kacau lambung” dan menggunakan obat dan antasida, yang memberi penghilangan sementara. Bila tumor membesar, pasien mengalami: Penurunan berat badan yang disebabkan oleh anoreksia, mual dan muntah. Kelelahan dan kelemahan akibat anemia defisiensi nutrisi. Disfagia bila tumor terletak di lambung proksimal. Nyeri epigastrik yang disebabkan oleh distensi gastrik karena pembesaran tumor. Massa epigastrik yang dapat teraba. Pemeriksaan Diagnostik Seri GI atas menunjukkan massa padat CT Scan abdomen menunjukkan massa padat Pemeriksaan endoskopi memberi visualisasi langsung terhadap lesi dan memungkinkan pengambilan spesimen untuk biopsi dan pemeriksaan sitologi JDL menunjukkan anemia. Kaji perasaan dan masalah pasien dan orang terdekat tentang penyakit. Kaji pemahaman pasien dan orang terdekat tentang penyakit, pemeriksaan diagnostik, dan tindakan. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri berhubungan dengan adanya sel epitel abnormal 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan syok atau hemoragi. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. 4. Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan yang di antisipasi. 5. Berduka diantisipasi dengan diagnosis kanker. RENCANA KEPERAWATAN D.P 1 : Nyeri b/d adanya sel epitel abnormal DATA PENUNJANG Subyektif : Menyatakan nyeri Objektif : Merintih dan meringis. TUJUAN Tidak mengalami atau mengurangi nyeri yang ada. Kriteria : Melaporkan nyeri berkurang, tak ada merintih, ekspresi wajah relaks. INTERVENSI • Anjurkan periode istirahat. • Tenangkan pasien bahwa anda mengetahui nyeri yang dirasakan adalah nyata dan bahwa anda akan membantu pasien mengurangi nyeri tersebut. • Ajarkan pasien strategi baru untuk meredakan nyeri. • Melakukan tindakan kolaboratif untuk mengubah penatalaksanaan nyeri jika diperlukan. • Berikan analgesik untuk meningkatkan peredaran nyeri optimal dalam batas resep dokter. D.P 2 : Kekurangan volume cairan b/d syok atau hemoragi. DATA PENUNJANG TUJUAN Subyektif : Haus Objektif : Penurunan tekanan darah, penurunan tekanan nadi, penurunan turgor kulit, penurunan keluaran urine, kulit membran mukosa mengering, hematokrit meningkat, suhu tubuh meningkat, frekuensi nadi meningkat. Tidak mengalami kekurangan volume cairan. Kriteria : Tidak mengalami hemoragi, tanda vital dalam batas normal, memberi tahu perawat tentang adanya tanda perdara han, dan memberi tahu perawat tentang adanya pusing, peningkatan frekuensi jantung, kekacauan mental, kelelahan yang berlebihan, dan kulit lembab. INTERVENSI • Pantau terhadap tanda-tanda hemoragi. • Observasi aspirasi lambung terhadap bukti adanya darah. • Berikan produk darah sesuai program. • Kaji klien terhadap tanda-tanda syok. • Evaluasi drainase dari balutan dan penampung drainase • Evaluasi TD, nadi, dan frekuensi pernapasan. D.P 3 : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia. DATA PENUNJANG Subyektif : Keluhan kelelahan menetap Objektif : Penurunan berat badan progresif Kemungkinan disfagia Kelemahan dan anemia TUJUAN Mendapatkan dan mempertahankan status nutrisi yang optimal. Kriteria : Penurunan berat badan tidak berlanjut, pemeriksaan kimia serum dalam rentang normal, keluhan kelelahan berkurang. INTERVENSI • Pantau : o Jumlah makanan yang dikonsumsi dalam setiap makan. o Timbang berat badans setiap dua hari atau setiap minggu. o Hasil pemeriksaan kimia darah. • Berikan diet sering tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral. • Jamin lingkungan yang nyaman dan bebas bau saat makan. • Berikan antiemetik yang diberikan sedikitnya 30 menit sebelum makan bila mual. • Berikan sedikitnya 250 mL cairan setiap hari D. P 4 : Ansietas b/d penyakit dan pengobatan yang diantisipasi. DATA PENUNJANG TUJUAN Subyektif : Insomnia, takut, berkemih tidak lampias, khawatir, marah, dan mengekspresikan kelu han karena perubahan kejadian kehidupan. Objektif : Gelisah, kesulitan untuk berkonsentrasi, mudah lupa, peningkatan berkeringat, kete gangan wajah, muka merah, dilatasi pupil, excitation kardiovaskular. Menurunkan ansietas. Kriteria : Pasien dapat mengekspresikan rasa ta kut, masalah, dan kemungkinan rasa marah akibat diagnosis dan prognosis dan memfasilitasi. Tampak rileks dan mende monstrasikan penggunaan meka nisme koping efektif dan partisipasi aktif dalam aturan pengobatan. INTERVENSI • Dorong psien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan. • Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan • Pertahankan kontak sering dengan pasien. Bicara dengan menyentuh pasien bila tepat. • Sadari efek-efek isolasi pada pasien bila diperlukan untuk imunosupresi dan impian radiasi. • Bantu pasien/orang terdekat dalam mengenali dan mengklarifikasi rasa takut • Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis. • Izinkan ekspresi marah tanpa konfrontasi dan diekpresikan secara tepat. • Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang. D.P 5 : Antisipasi berduka b/d penerimaan kemungkinan kematian pasien, perubahan fungsi tubuh. DATA PENUNJANG TUJUAN Subyektif : Menyangkal tentang potensial kematian Menyangkal perasaan tersedak dan perasa an marah. Objektif : Perubahan pada kebiasaan makan, pola tidur, tingkat aktivitas, dan pola komuni kasi. Dapat melewati proses berduka dengan baik. Kriteria : Mengidentifikasi dan mengekspresikan pe rasaan dengan tepat, melanjutkan aktivi tas kehidupan normal, dan mengungkap kan pemahaman tentang proses mejelang ajal dan perasaan didukung dalam melalui berduka. INTERVENSI • Dorong mengungkapkan ketakutan, kekhawatiran, pertanya an mengenai penyakit, pengobatan, dan implikasinya di masa mendatang. • Berikan dorongan partisipasi aktif dari pasien dan keluarga dalam keputusan perawatan dan pengobatan. • Sisihkan waktu untuk periode menangis dan mengekspresi kan kesedihan. • Identifikasi aspek positif dari situasi. • Sadari perasaan sendiri tentang kanker, ancaman kematian. Terima metode apapun yang dipilih pasien/orang terdekat untuk saling membantu selama proses. • Rujuk pada konselor yang tepat sesuai kebutuhan. • Rujuk pada program komunitas, bila perlu.