jurnal ilmiah ilmu-ilmu kesehatan - Jurnal UMP

advertisement
ISSN 1693 - 7309
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN
VOL. XV NO. 1, APRIL 2017

HAMBATAN YANG DIRASAKAN OLEH PERAWAT DALAM MELAKSANAKAN
PENCEGAHAN LUKA TEKAN DI RUANG PERAWATAN INTENSIF
Ristina Mirwanti, Hana Rizmadewi Agustina, Aan Nuraeni

HUBUNGAN CEMAS DAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG
KORONER (PJK)
Aan Nuraeni, Ristina Mirwanti

HUBUNGAN TINGKAT MORNING SICKNESS PADA IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER
I DENGAN TINGKAT KECEMASAN SUAMI DI KELURAHAN WONOLOPO
KECAMATAN MIJEN SEMARANG
Menik Kustriyani, Priharyanti Wulandari, Ade Chandra

PENGARUH SUBTYPE STROKE TERHADAP TERJADINYA DEMENSIA VASCULAR
PADA PASIEN POST STROKE DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
Refni Riyanto, Ageng Brahmadhi

PERBANDINGAN RESIKO TERJADINYA RETIOPATI DIABETIK ANTARA PASIEN
HIPERTENSI DAN NON HIPERTENSI YANG MENGIDAP DIABETES MELLITUS DI
RSUD MAJENANG
Yunia Annisa, M. Fadhol Romdhoni

PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP TERJADINYA
STROKE HEMORAGIK
BERDASARKAN HASIL CT - SCAN KEPALA DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD Prof.
Dr. MARGONO SOEKARJO
Soegimin Ardi Soewarno, Yunia Annisa

HUBUNGAN
ANTARA USIA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN PLASENTA
PREVIA DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
Mustika Ratnaningsih Purbowati, Setya Dian Kartika

STIGMA DAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT ORANG DENGAN
GANGGUAN JIWA (ODGJ)
Ririn Nasriati
Penerbit :
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto
ISSN 1693 - 7309
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU KESEHATAN
VOL. XV NO. 1, APRIL 2017
Daftar Isi
ARTIKEL PENELITIAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
HAMBATAN
YANG
DIRASAKAN
OLEH
PERAWAT
DALAM
MELAKSANAKAN
PENCEGAHAN
LUKA
TEKAN
DI
RUANG
PERAWATAN INTENSIF
Ristina Mirwanti, Hana Rizmadewi Agustina, Aan Nuraeni
HUBUNGAN CEMAS DAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER (PJK)
Aan Nuraeni, Ristina Mirwanti
HUBUNGAN TINGKAT MORNING SICKNESS PADA IBU PRIMIGRAVIDA
TRIMESTER I DENGAN TINGKAT KECEMASAN SUAMI DI KELURAHAN
WONOLOPO KECAMATAN MIJEN SEMARANG
Menik Kustriyani, Priharyanti Wulandari, Ade Chandra
PENGARUH SUBTYPE STROKE TERHADAP TERJADINYA DEMENSIA
VASCULAR PADA PASIEN POST STROKE DI RSUD PROF. DR.
MARGONO SOEKARJO
Refni Riyanto, Ageng Brahmadhi
PERBANDINGAN RESIKO TERJADINYA RETIOPATI DIABETIK ANTARA
PASIEN HIPERTENSI DAN NON HIPERTENSI YANG MENGIDAP
DIABETES MELLITUS DI RSUD MAJENANG
Yunia Annisa, M. Fadhol Romdhoni
PENGARUH HIPERTENSI TERHADAP TERJADINYA
STROKE
HEMORAGIK BERDASARKAN HASIL CT - SCAN KEPALA DI INSTALASI
RADIOLOGI RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO
Soegimin Ardi Soewarno, Yunia Annisa
HUBUNGAN
ANTARA USIA KEHAMILAN TERHADAP KEJADIAN
PLASENTA PREVIA DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO
Mustika Ratnaningsih Purbowati, Setya Dian Kartika
STIGMA DAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM MERAWAT ORANG
DENGAN GANGGUAN JIWA (ODGJ)
Ririn Nasriati
1–9
10 – 16
17 – 22
23 – 30
31 – 38
39 – 46
47 – 55
56 – 65
MEDISAINS
JURNAL ILMIAH ILMU-ILMU
KESEHATAN
ISSN : 1693-7309
Pelindung:
Rektor Universitas
Muhammadiyah Purwokerto
Penasehat:
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Pemimpin Umum:
Dedy Purwito
Pemimpin Redaksi:
Ragil Setiyabudi
Editorial
Alhamdulillah dengan mengucap syukur kepada Allah
SWT Jurnal Medisains Vol 15, No 1, April 2017 dapat
terbit. Pada terbitan ini kami mempublikasikan judul dan
penulis sebagai berikut; Hambatan yang dirasakan oleh
Perawat dalam Melaksanakan Pencegahan Luka Tekan Di
Ruang
Perawatan
Intensif
(Ristina
Mirwanti,
Hana
Rizmadewi Agustina, Aan Nuraeni), Hubungan Cemas dan
Depresi pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner
(Aan
Nuraeni,
Ristina
Mirwanti),
Morning Sickness pada Ibu
Hubungan Tingkat
Primigravida Trimester I
dengan Tingkat Kecemasan Suami di Kelurahan Wonolopo
Redaktur Pelaksana:
Sodikin, Siti Nurjanah, Agus S,
Jebul Suroso, Diyah YH,
Endiyono, Wilis DP.
Kecamatan Mijen Semarang (Menik Kustriyani, Priharyanti
Sekretariat:
Meida Laely Ramdani
Inggar Ratna Kusuma
Stroke Di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo (Refni
Keuangan:
Alfi Noviyana
Wulandari, Ade Chandra), Pengaruh Subtype Stroke
terhadap terjadinya Demensia Vascular pada Pasien Post
Riyanto,
Ageng
Brahmadhi),
Perbandingan
Resiko
Terjadinya Retiopati Diabetik antara Pasien Hipertensi dan
Non Hipertensi yang mengidap Diabetes Mellitus di RSUD
Periklanan dan Promosi:
Bunyamin Muchtasjar
Majenang (Yunia Annisa, M. Fadhol Romdhoni), Pengaruh
Distribusi dan Pemasaran:
Devita Elsanti
Rr. Dewi Rahmawati AP
berdasarkan Hasil CT - Scan Kepala di Instalasi Radiologi
Alamat Redaksi:
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah
Purwokerto
Jl. Let. Jend. Suparjo Rustam
KM. 7 Sokaraja 53181
Telp. 0281-6844052, 6844053
Fax.(0281) 6844052
Web & E-mail:
http://jurnalnasional.ump.ac.id/
index.php/medisains
[email protected]
Hipertensi
RSUD
terhadap
Prof.
Dr.
terjadinya
Margono
Stroke
Hemoragik
Soekarjo(Soegimin
Soewarno, Yunia Annisa), Hubungan
Ardi
antara Usia
Kehamilan terhadap Kejadian Plasenta Previa di RSUD
Prof.
Dr.
Margono
Soekarjo
(Mustika
Ratnaningsih
Purbowati, Setya Dian Kartika), Stigma dan Dukungan
Keluarga dalam Merawat Orang dengan Gangguan Jiwa
(Ririn Nasriati)
Redaksi
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan diterbitkan tiga kali dalam setahun (April,
Agustus dan Desember) oleh Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Jurnal ini merupakan sarana penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, riset dan
pengabdian masyarakat serta pemikiran ilmiah dalam bidang kedokteran, keperawatan,
kebidanan, analis kesehatan dan kesehatan masyarakat.
HUBUNGAN CEMAS DAN DEPRESI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT JANTUNG
KORONER (PJK)
Aan Nuraeni1, Ristina Mirwanti1
1
Departemen Keperawatan Kritis, Fakultas Keperawatan, Unpad Bandung
E-mail: [email protected]
ABSTRAK
Latar Belakang: Depresi menjadi faktor yang paling mempengaruhi kualitas hidup pasien PJK.
Faktor-faktor terkait depresi pada pasien PJK di Jawa Barat belum diketahui dengan jelas.
Salah satu faktor yag diduga menjadi penyebab depresi adalah cemas. Cemas merupakan
permasalahan psikososial yang sering dialami oleh pasien PJK dan seringkali tidak
diperhatikan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan cemas dengan depresi pada pasien
dengan penyakit jantung koroner (PJK).
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif korelasional cross sectional. Penelitian
dilakukan di poli jantung pada 100 orang responden yang diambil dengan teknik simple random
sampling. Kecemasan diukur menggunakan Zung self-Rating Anxiety Scale (SAS), sedangkan
depresi diukur menggunakan instrumen Beck Depression Inverntory II (BDI-II) versi bahasa
Indonesia. Hubungan antar variabel yaitu cemas dan depresi dilakukan dengan analisis data
non-parametrik yaitu dengan uji Rank Spearman.
Hasil dan Simpulan: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
cemas dan depresi (r=0,371, p=0,000). Semakin tinggi kecemasan maka semakin tinggi pula
tingkat depresi pada pasien PJK.
Kata kunci: cemas, depresi, penyakit jantung koroner
PENDAHULUAN
Upaya
Penyakit jantung koroner (PJK)
rekurensi
pencegahan
PJK
dilakukan
holistik
angka prevalensi yang terus mengalami
permasalahan yang dialami oleh pasien
peningkatan dengan angka kematian yang
PJK pasca serangan akut berdampak
tinggi. Penyakit ini menjadi salah satu
terhadap
penyakit dengan angka rawat inap maupun
penderita meliputi fisik, psikologis dan
rawat
spiritual
terbanyak
berdasarkan
data
di
Indonesia
menyeluruh
secara
merupakan salah satu penyakit dengan
jalan
atau
perlu
terhadap
berbagai
(Nuraeni,
Mirwanti,
Anna,
&
tahun
Prawesti,
2014).
Selain
terulangnya kembali serangan akut PJK
peningkatan angka tersebut, jumlah angka
dilakukan dengan pengaturan gaya hidup
rekurensi pada pasien PJK pun cukup
sehat, meliputi pola diet, menghentikan
tinggi yakni mencapai 40% dari total
kebiasaan
penderita
Tingginya
pembatasan aktivitas, serta pengendalian
menunjukkan
stress dan kecemasan. Pengaturan gaya
penanganan penyakit pasca serangan akut
hidup sehat terkait dengan permasalahan
serta upaya pencegahan yang dilakukan
fisik pada pasien PJK sudah banyak
selama ini masih belum
mendapatkan perhatian di pusat pelayanan
angka
RI,
(Indrawati,
rekurensi
secara optimal.
2012).
ini
dilaksanakan
kesehatan,
Upaya
kehidupan
pada
2012(Kemenkes
2016).
aspek
mengingat
merokok,
namun
mencegah
melakukan
demikian
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 15 No 1, APRIL 2017 | Halaman 10
aspek
A Nuraeni | Hubungan Cemas dan Depresi pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
psikologis atau psikososial masih kurang
perlu
diperhatikan terutama oleh perawat sebagai
maupun penanganannya dapat lebih tepat
pemberi layanan kesehatan.
dan cepat.
Permasalahan
psikososial
diketahui,
pada
agar
Cemas
upaya
merupakan
antisipasi
masalah
pasien PJK menjadi hal yang sangat
psikososial yang sering dialami oleh pasien
penting
untuk
diperhatikan.
Beberapa
dengan PJK, dan diduga memiliki kontribusi
literatur
serta
penelitian
menunjukkan
yang besar terhadap kejadian depresi,
hubungan yang sangat erat antara masalah
namun
psikososial dan PJK. Gustad, Laugsand,
depresi pada pasien PJK masih belum jelas
Janszky, Dalen,
dan Bjerkeset (2014)
dibuktikan, terutama dalam populasi pasien
menyatakan bahwa pasien dengan PJK
PJK di Indonesia khususnya Jawa Barat.
seringkali mengalami cemas dan depresi.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
Sedangkan kejadian cemas dan depresi
bagaimana hubungan antara cemas dan
pada
depresi yang terjadi pada pasien PJK.
pasien
PJK
permasalahan
dapat menimbulkan
yang
lebih
buruk
bagi
yang
menyertainya.
Hal
ini
antara
cemas
dan
METODE
penderitanya, sebagai akibat dari respon
fisiologis
hubungan
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian
kuantitatif
deskriptif
korelatif.
dijelaskan oleh Lewis, Heitkemper, dan
Peneliti menguji data yang dikumpulkan
Dirksen (2010) bahwa kedua masalah
pada satu kesempatan dengan subjek yang
tersebut
jantung
sama (cross sectional). Populasi pada
dapat
penelitian ini adalah pasien dengan PJK
meningkatkan kebutuhan oksigen jantung
yang menjalani rawat jalan di Ruang Poli
dan meningkatkan beban kerja jantung.
Jantung pada salah satu rumah sakit di
secara
dapat
memengaruhi
langsung
karena
Permasalahan
psikososial
yang
Bandung dan sudah menjalani rawat jalan
meningkatkan
rekurensi
serta
minimal 1 bulan. Jumlah responden pada
menurunkan kualitas hidup paling tinggi
penelitian ini sebanyak 100 orang yang
pada pasien PJK adalah depresi. Menurut
diambil dengan menggunakan teknik simple
Nuraeni
dapat
random sampling.
menyebabkan kualitas hidup lebih rendah
Kecemasan
dapat
et
al
(2016)
depresi
diukur
menggunakan
sebanyak 5,4 kali dibandingkan pasien PJK
Zung self-Rating Anxiety Scale (SAS).
yang tidak depresi, serta kemungkinan
Kuesioner ini berisi 20 item pernyataan
dapat
karena
yang terdiri dari 15 item untuk pernyataan
efeknya dapat memperburuk kondisi pasien
tentang peningkatan kecemasan dan 5 item
dengan PJK bahkan menurunkan kualitas
untuk
hidup.
tersebut
kecemasan. Zung Self-rating Anxiety Scale
permasalahan psikososial terutama depresi
memiliki nilai validitas 0,66 yang meningkat
perlu mendapatkan perhatian lebih baik.
menjadi 0,74 pada pasien yang didiagnosis
Pengkajian tentang faktor apa saja yang
gangguan
berhubungan
Anxiety
meningkatkan
Berdasarkan
dengan
rekurensi
hal
kejadian
depresi
pernyataan
tentang
kecemasan
Scale
Zung
mempunyai
penurunan
Self-rating
nilai
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 15 No 1, APRIL 2017 | Halaman 11
alpha
A Nuraeni | Hubungan Cemas dan Depresi pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
cronbach
0,85
1989).
Hubungan antar variabel yaitu cemas dan
dengan
depresi dilakukan dengan analisis data
menggunakan instrumen Beck Depression
non-parametrik yaitu dengan menggunakan
Inverntory II (BDI-II) versi bahasa Indonesia
uji Rank Spearman.
sudah dilakukan uji contruct validity oleh
HASIL
Sedangkan
(McDowell,
depresi
diukur
Ginting, Naring, Veld, Srisayekti, & Becker
Hasil
penelitian
terdiri
dari
(2013) dalam penelitian Validating the Beck
gambaran tentang karakteristik demografi
Depression Inventory II in Indonesia’s
responden,
general population and coronary heart
kecemasan, tingkat depresi serta hubungan
disease patients dengan nilai validasi r =
antara cemas dan depresi. Berikut adalah
0,55, p < 0,01 dan reliabilitas yang diukur
hasil
gambaran
dari
tentang
tingkat
penelitian
:
dengan alpha cronbach sebesar 0,90.
Tabel 1 Karakteristik demografi responden penyakit jantung koroner (PJK) yang menjalani
rawat jalan (N = 100)
Karakteristik
1. Usia (tahun)
- ≤ 45
- > 45
2. Jenis kelamin
- Laki-laki
- Perempuan
3. Penghasilan
- < 1 juta
- 1 – 3 juta
- ≥ 3 juta
4. Penyakit penyerta
- Ada
- Tidak ada
Frekuensi (f)
Persentase (%)
9
91
9
91
77
23
77
23
16
51
33
16
51
33
36
64
36
64
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
laki-laki serta memiliki penghasilan antara 1
bahwa sebagian besar responden berusia
– 3 juta per bulan, serta sebagian besar
lebih dari 45 tahun dan berjenis kelamin
tidak
memiliki
penyakit
penyerta.
Tabel 2 Tingkat cemas pada responden penyakit jantung koroner (PJK) yang menjalani rawat
jalan (N=100)
Kategori Cemas
Normal
Ringan – sedang
Berat
Total
Frekuensi (f)
44
48
8
100
Persentase (%)
44
48
8
100
Berdasarkan tabel. 2 dapat dilihat bahwa
8 % diantaranya mengalami kecemasan
sebagian
berat. Kecemasan ringan – sedang dialami
besar
responden
mengalami
kecemasan yaitu sebanyak 56 % dengan
oleh 44 % responden.
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 15 No 1, APRIL 2017 | Halaman 12
A Nuraeni | Hubungan Cemas dan Depresi pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Tabel 3. Tingkat depresi pada responden penyakit jantung koroner (PJK) yang menjalani rawat
jalan (N = 100)
Kategori depresi
Minimal
Ringan
Sedang
Berat
Total
Frekuensi (f)
60
22
15
3
100
Persentase (%)
60
22
15
3
100
Tingkat depresi yang dialami oleh
responden yang mengalami depresi dalam
responden pada tabel 3 diatas sebagian
kategori sedang dan berat pun cukup
besar berada pada tingkat minimal yaitu
banyak mencapai 18% dari total responden
sebanyak 60% artinya depresi yang dialami
yang
ada.
masih dalam taraf normal. Namun demikian
Tabel 4 Hubungan cemas dan depresi pada responden penyakit jantung koroner (PJK) yang
menjalani rawat jalan (N = 100)
Faktor
Depresi
Koefisien korelasi
0,371
Cemas
Tabel
4
menunjukkan
p
0,000
adanya
hipotalamus untuk bekerja secara langsung
hubungan yang signifikan antara cemas
dalam sistem saraf otonom. Stimulasi oleh
dan depresi pada responden, hal ini
karena
ditunjukkan dengan nilai p = 0,000 (p <
meningkatkan
0,005).
simpatis
Hubungan
antara
cemas
dan
stress
atau
kerja
cemas
dari
sistem
dapat
saraf
yang merupakan bagian dari
depresi bersifat positif artinya semakin
sistem saraf otonom yang berfungsi untuk
tinggi kecemasan maka tingkat depresi
meningkatkan frekuensi denyut jantung
semakin tinggi pula.
serta meningkatkan resistensi vaskular di
PEMBAHASAN
dalam tubuh, kondisi ini memiliki pengaruh
Berdasarkan
penelitian
dalam meningkatkan beban kerja jantung
diketahui bahwa tingkat kecemasan pasien
sehingga kebutuhan oksigen jantung pun
dengan PJK yang sedang menjalani rawat
mengalami peningkatan (Monahan, F. D.,
jalan berada pada kategori normal, ringan –
Sands, Neighbors, M., Marek, & Green,
sedang, dan berat. Jika dilihat berdasarkan
2007). Selain itu cemas juga mengaktifkan
kategorinya jumlah persentase terbanyak
hormon kortisol, lebih jelas lagi Guyton dan
ada pada kategori cemas ringan – berat
Hall
(54%).
pengaruh
Cemas
hasil
pada
pasien
PJK
(2007)
menjelaskan
stress
fisik
dan
bagaimana
emosional
memungkinkan timbulnya masalah yang
mempengaruhi sistem endokrin seseorang.
lebih berat terhadap jantung, terlepas dari
Stress fisik atau stress emosional seperti
kategori tingkat kecemasannya. Cemas
cemas
secara
Respon
fisiologis
dapat
merangsang
dapat
dari
mengaktifkan
amigdala
amigdala.
ini
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 15 No 1, APRIL 2017 | Halaman 13
akan
A Nuraeni | Hubungan Cemas dan Depresi pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
menstimulasi
sistem
hipotalamus
hormonal
dan
dalam
merangsang
Semakin
mengalami
sering
kecemasan
pasien
hal
PJK
ini
akan
dikeluarkannya hormon CRF (corticotropin-
semakin memperburuk kondisi fisik pasien.
releasing
akan
Efek buruk yang terjadi antara lain sesak,
menstimulasi
hipofisis untuk melepaskan
nyeri dada, dan intoleransi aktivitas serta
hormon
lain
meningkatnya
factor)
hormone
ini
yaitu
ACTH
keterbatasan
fisik,
(adrenocorticotropic hormone) ke dalam
peningkatan frekuensi angina (nyeri dada),
darah.
akan
dan memperburuk stabilitas angina. Kondisi
untuk
ini dapat memperburuk persepsi pasien
menghasilkan kortisol. Peningkatan kortisol
PJK terhadap penyakitnya serta dapat
mampu menekan sistem imun pada tubuh,
menurunkan
sehingga
dengan
terhadap pengobatan (Nuraeni et al., 2016).
kecemasan lebih rentan mengalami infeksi.
Semakin lama cemas dibiarkan akan maka
Cemas pada tubuh berdasarkan
resiko terhadap terjadinya depresi semakin
uraian sebelumnya berdampak terhadap
meningkat, hal ini merujuk pada Videbeck
peningkatan
(2014)
ACTH
menstimulasi
selanjutnya
kelenjar
secara
fisik
beban
adrenal
pasien
kerja
jantung
dan
pula
bahwa
kepuasaan
stress
atau
cemas
kondisi
emosi
penurunan respon imun, jika dikaitkan
berpengaruh
dengan pasien PJK kondisi ini dapat
seseorang, perubahan kondisi fisik dan
memperburuk penyakit tersebut, hal ini
emosi yang terjadi dalam waktu lama dapat
terjadi karena peningkatan beban kerja
menyebabkan terjadinya depresi.
jantung
oksigen
serta
peningkatan
merupakan
salah
satu
masalah psikososial pada pasien PJK yang
miokard. Lebih lanjut penurunan perfusi
harus dicegah kejadiannya karena menjadi
pada
menyebabkan
faktor yang paling mempengaruhi kualitas
terjadinya peningkatan angina (nyeri dada),
hidup pasien PJK (Nuraeni et al., 2016).
hal ini diperkuat oleh Rachmi, Nuraeni, dan
Dalam
Mirwanti (2015) bahwa cemas memiliki
diketahui bahwa pasien PJK yang tidak
korelasi positif dengan frekuensi angina
depresi memiliki kualitas hidup 5,4 kali lebih
artinya semakin cemas maka pasien PJK
baik dibandingkan dengan pasien PJK yang
akan lebih sering mengalami angina begitu
depresi. Hal ini mungkin juga berhubungan
pula sebaliknya semakin sering mengalami
dengan peningkatan rekurensi PJK pada
angina maka pasien PJK akan semakin
pasien depresi. Peningkatan rekurensi PJK
merasakan cemas. Infeksi yang terjadi
berhubungan dengan adanya serotonin
pada pasien PJK akibat dari penurunan
yang
daya tahan tubuh pun dapat menyebabkan
meningkat pada pasien depresi (Sanner,
peningkatan kebutuhan oksigen karena
Frazier, & Udtha, 2013). Lebih lanjut
meningkatnya
menurut Libby dan Théroux, (2005) Platelet
miokard
memperburuk
Depresi
perfusi
dapat
dapat
kebutuhan
dalam
pasien
dapat
metabolisme.
semakin
Kondisi
memperburuk
ini
kondisi
jantung sehingga perlu segera ditangani.
penelitian
tersimpan
serotonin
dapat
Nuraeni
dalam
et
al.(2016)
platelet
menstimulasi
yang
agregasi
platelet lebih lanjut pada vaskuler yang
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 15 No 1, APRIL 2017 | Halaman 14
A Nuraeni | Hubungan Cemas dan Depresi pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
mengalami injury pada pasien PJK dan
(spiritual
healing)
mampu
berkontribusi
kejadian
cemas
dan
terhadap
perkembangan
menurunkan
depresi
serta
thrombosis. Thrombosis yang terbentuk
meningkatkan
dapat menimbulkan sumbatan baru pada
oxyhemoglobin
arteri
gangguan kardiovaskular (Carneiro et al.,
koroner
sehingga
dapat
saturasi
pada
itu
pasien
dengan
menyebabkan terjadinya serangan baru
2017),
atau rekurensi.
penelitian disalah satu rumah sakit di
Berdasarkan penelitian ini diketahui
selain
perifer
berdasarkan
hasil
Bandung pun terlihat adanya hubungan
bahwa cemas memiliki hubungan yang
positif
signifikan terhadap kejadian depresi, hal ini
dengan punurunan depresi (Mirwanti &
menunjukkan
mencegah
bahwa
terjadinya
antara
penting
untuk
Nuraeni,
kecemasan
pada
penggunaan
kesejahteraan
2016).
Lebih
berbagai
spiritual
lanjut
terapi
lagi
lainnya
PJK. Selain itu depresi dan cemas juga
meliputi terapi fisik, psikologis maupun
menyebabkan penurunan kualitas hidup
spiritual perlu terus untuk dikembangkan
pada pasien PJK, sehingga menurunkan
dalam
tingkat
mengontrol kecemasan dan depresi pada
kecemasan
maupun
depresi
upaya
menjadi hal yang penting untuk dilakukan.
pasien PJK.
Seringkali pasien PJK tidak menyadari
KESIMPULAN
mencegah
maupun
sedang mengalami kecemasan ataupun
Cemas berhubungan dengan depresi
depresi dan tidak tahu bagaimana cara
pada pasien dengan PJK, hubungan cemas
mengontrolnya. Perawat merupakan tenaga
dan depresi ini memiliki arah korelasi
kesehatan
yang
keperawatannya
fokus
asuhan
positif, artinya semakin cemas pasien PJK
meliputi
aspek
semakin tinggi pula tingkat depresinya.
perlu
Cemas dan depresi memberikan prognosis
biopsikososiospiritual
memperhatikan
karena
sehingga
keseluruhan
semuanya
saling
aspek
ini,
memengaruhi
yang
buruk
penyakit
terhadap
PJK,
dan
perkembangan
memungkinkan
termasuk didalamnya dalam memberikan
terjadinya resiko rekurensi yang tinggi.
manajemen stress, cemas maupun depresi
Kondisi ini harus menjadi perhatian bagi
pada
tenaga kesehatan, bahwa penting untuk
pasien
PJK.
Perawat
perlu
memperhatikan peningkatan aspek fisik
mencegah
pasien,
menurunkan
juga
psikososial (cemas dan depresi) yang
depresi
serta
penggunaan
terjadi pada pasien PJK. Berbagai telaahan
aspek
spiritual
meningkatkan
ataupun penelitian perlu dilakukan sebagai
cemas
mendorong
untuk
dan
“spiritual healing”.
dengan
psikososial
menggunakan
Penelitian
yang
mengatasi
masalah
upaya dalam mencegah dan mengatasi
Salah satu upaya untuk mengatasi
permasalahan
dan
ini
aspek
dilakukan
permasalahan ini bagi pasien PJK.
adalah
spiritual.
di
Brazil
menunjukkan hasil bahwa terapi spiritual
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 15 No 1, APRIL 2017 | Halaman 15
A Nuraeni | Hubungan Cemas dan Depresi pada Pasien dengan Penyakit Jantung Koroner (PJK)
DAFTAR PUSTAKA
Carneiro, É. M., Barbosa, L. P., Marson, J.
M., Terra, J. A., Martins, C. J. P.,
Modesto, D., … Borges, M. de F.
(2017). Effectiveness of Spiritist
“passe” (Spiritual healing) for anxiety
levels, depression, pain, muscle
tension, well-being, and physiological
parameters
in
cardiovascular
inpatients: A randomized controlled
trial. Complementary Therapies in
Medicine,
30,
73–78.
http://doi.org/10.1016/j.ctim.2016.11.0
08
Gustad, L. T. L. ., Laugsand, L. . L. E.,
Janszky, I., Dalen, H., & Bjerkeset, O.
(2014). Symptoms of anxiety and
depression and risk of acute
myocardial infarction: the HUNT 2
study. European Heart Journal,
35(21),
1394–403.
http://doi.org/10.1093/eurheartj/eht387
Guyton, & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran (9th ed.). Jakarta: EGC.
Indrawati, L. (2012). Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kemampuan
Pasien PJK Melakukan Pencegahan
Sekunder Faktor Risiko Di RSPAD
Gatot Soebroto Jakarta. Universitas
Indonesia.
Kemenkes RI. (2014). Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI :
Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta:
Kemenkes
RI.
Retrieved
from
www.depkes.go.id/download.php?file=
download/.
Lewis, S. M., Heitkemper, M. M., & Dirksen,
S. R. (2010). Medical Surgical Nursing
Assesment and Management of
Clinical Problems (7th ed.). St. Louis:
Mosby.
Libby, P., & Théroux, P. (2005).
Pathophysiology of Coronary Artery
Disease. Circulation, 111(25), 3481–
3488.
http://doi.org/10.1161/CIRCULATION
AHA.105.537878
McDowell, I. (1989). Measuring Health — a
Guide To Rating Scales and
Questionnaires. The Journal of the
Canadian Chiropractic Association
(Vol. 33). Oxford University Press.
http://doi.org/10.1179/1083319007861
66731
Mirwanti, R., & Nuraeni, A. (2016).
Hubungan Kesejahteraan Spirtual
dengan Depresi pada Pasien dengan
Penyakit Jantung Koroner (PJK).
Medisains, XIV(1).
Monahan, F. D., Sands, J. K., Neighbors,
M., Marek, J. F., & Green, C. J.
(2007). Monahan, F. D., Sands, J. K.,
Neighbors, M., Marek, J. F., & Green,
C. J. (2007). Phipps’ Medical Surgical
Nursing:
Health
And
Illness
Persfective (Eighth ed.). Philadelphia:
Mosby Elsevier. Philadelphia: Mosby
Elsevier.
Nuraeni, A., Mirwanti, R., Anna, A., &
Prawesti, A. (2016). Faktor yang
Memengaruhi Kualitas Hidup Pasien
dengan Penyakit Jantung Koroner.
Jurnal Keperawatan Padjadjaran,
4(2).
Rachmi, F., Nuraeni, A., & Mirwanti, R.
(2015). Kecemasan dan Frekuensi
Angina pada Pasien SKA di Poli
Jantung RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung. In Prosiding Simposium
Nasional Keperawatan Kritis (p. 40).
Retrieved
from
http://simnas.fkep.unpad.ac.id/?page_
id=20
Sanner, J. E., Frazier, L., & Udtha, M.
(2013). The role of platelet serotonin
and depression in the acute coronary
syndrome population. The Yale
Journal of Biology and Medicine,
86(1),
5–13.
Retrieved
from
http://www.pubmedcentral.nih.gov/arti
clerender.fcgi?artid=3584496&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract
Videbeck, S. L. (2014). Psychiatric Mental
Nursing.
(Sixth,
Ed.)Psychiatric
Mental Health Nursing. Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu Kesehatan, Vol 15 No 1, APRIL 2017 | Halaman 16
Download