PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIZ TERHADAP

advertisement
1
PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIZ TERHADAP
HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3
LUBUKLINGGAU
Oleh:
Ika Putri Sa’adah1), Anna Fauziah, M.Pd2), Maria Luthfiana, M.Pd3)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas
VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen,
rancangan penelitian yang dipilih adalah Pretest-Postes-Control Group Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau
yang terdiri dari 10 kelas, Pengambilan sampelnya dilakukan secara acak dan
yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII.1 dan VII.2.
Kelas VII.1 Sebanyak 38 siswa sebagai kelas kontrol diberikan pembelajaran
dengan konvensional dan kelas VII.2 sebanyak 38 siswa sebagai kelompok
eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe
TQ. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dengan soal bentuk uraian
berjumlah 5 soal. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji-t. Berdasarkan hasil
analisis uji-t, didapat nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas
kontrol pada taraf kepercayaan 𝛼 = 0,05, karena thitung > ttabel yaitu thitung = 6,57
dan ttabel = 1,658, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau.
Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Team Quiz, Hasil Belajar.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk membekali dengan
sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka memenuhi
kebutuhan dan tuntunan hidup. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan telah dilakukan. Pada kenyataannya mutu pendidikan sekarang ini
sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa.
2
Menurut Siahaan (2014:36) kebanyakan siswa mengalami kesulitan belajar
matematika. Terutama dalam memahami konsep yang merupakan pemahaman
dasar yang harus dikuasai oleh siswa untuk memecahkan masalah dalam aplikasi
kehidupan nyata dan mampu memproses informasi matematika. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka guru harus peka dan terampil serta berusaha semaksimal
mungkin untuk membuat siswa tertarik pada pembelajaran matematika.
Berdasarkan data observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP
Negeri 3 Lubuklinggau, hasil wawancara dengan guru bidang studi Matematika
siswa kelas VII rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh ketidakaktifan
siswa di dalam kelas, kurang minatnya belajar siswa yang ditimbulkan oleh diri
siswa sendiri, Siswa kesulitan dalam memahami materi, dan banyak kegaduhan
ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan anggapan siswa
bahwa matematika pelajaran yang sulit dan banyak menggunakan rumus-rumus
yang sulit untuk dimengerti. Rata-rata hasil ulangan harian matematika siswa
kelas VII sebesar 64,67. Siswa yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 42,70 %
atau 161 orang siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan
sebanyak 57,14% atau sebanyak 216 orang siswa. Sedangkan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan data di
atas, terlihat nilai rata-rata ulangan harian matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Lubuklinggau masih rendah.
Menurut Trianto (2007:1) salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
hasil belajar peserta didik adalah proses pembelajaran yang didominasi
oleh
pembelajaran tradisional. Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis
3
penelitian terhadap hasil rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut
disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional.
Pada pembelajaran
ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga
siswa menjadi pasif.
Menurut Moore (dalam Rusman, 2012: 153) “Mengajar adalah sebuah
tindakan dari seseorang yang mecoba membantu orang lain mencapai kemajuan
dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya”. Tingkat
keberhasilan mengajar bukan pada seberapa banyak ilmu yang disampaikan guru
kepada siswa dan seberapa besar guru memberikan peluang pada siswa untuk
belajar tapi seberapa guru menfasilitasi para siswanya untuk meningkatkan
keterampilan dan pengetahuannya (Rusman, 2012: 153).
Peran guru sebagai pembimbing dan pengajar sangatlah penting. Karena
guru berinteraksi secara langsung dengan siswa di kelas. Untuk itu guru sebagai
pengajar dan pembimbing di tuntut lebih keras dalam meningkatkan kualitas
pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah
dengan memperbaiki proses belajar mengajar atau pembelajaran. Strategi
pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam pembelajaran. Kurang
tepatnya pemilihan strategi mengajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Banyak strategi pembelajaran yang dapat kita lakukan di kelas. Strategi
pembelajaran yang digunakan harus membuat siswa lebih termotivasi untuk
belajar dan secara tidak langsung memaksanya untuk mempelajari pelajaran
tersebut. Ilmu ataun pelajaran yang harus dipelajari siswa di kelas tidaklah sedikit.
Karena itu guru harus mampu memilih strategi pembelajaran agar siswa tidak
4
jenuh. Dengan anggapan seperti ini, guru matematika harus bisa menyiasati hal
ini.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran dimana kita lebih banyak
bertemu dengan angka-angka dan rumus. Dalam hal ini siswa dituntut untuk
mengerjakan soal. Karena matematika bukan hanya pelajaran menghafal, tetapi
lebih cenderung menghitung. Semakin banyak siswa latihan atau mengerjakan
soal, maka dengan sendirinya siswa akan mampu untuk menghafal rumus yang
dianggap susah. Latihan dalam hal ini, bisa dalam bentuk tes, kuis, tugas rumah
tangga atau latihan di kelas. Dengan demikian siswa akan termotivasi dan lebih
berminat dalam belajar. Maka untuk menarik motivasi siswa dalam rangka
peningkatan prestasi belajar terhadap pelajaran matematika, diantaranya dapat kita
gunakan strategi pemebelajaran tipe aktif Team Quiz.
Untuk itu dalam pembelajarannya perlu digunakan strategi pembelajaran
yang memberikan kesempatan peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam
kegiatan pembentukan konsep sehingga dapat meningkatkan pencapaian
kemampuan pemahaman belajar pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
strategi pembelajaran aktif tipe team quiz ini, siswa dapat saling bantu membantu
dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi tersebut dan dapat
bekerja sama saling memberikan dukungan dari kelompok satu ke kelompok
lainnya.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
yang dapat menuntut peran aktif siswa secara langsung dalam pembelajaran
5
sehingga materi matematika yang disampaikan dapat diterima dan dipahami
dengan baik oleh siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengajak peran siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah strategi
pembelajaran aktif tipe Team Quiz.
Strategi pembelajaran aktif Tipe team quiz yang dikemukakan oleh Dalvi
“Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan
siswa dalam proses belajar” (Silberman, 2007:14). Dalam tipe ini siswa dibentuk
dalam kelompok-kelompok besar dengan masing-masing anggota kekelompok
mempunyai tanggung jawab yang sama. Dalam tipe team quiz ini, di awali dengan
guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi ke dalam tiga
kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi
tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban
untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan
suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka
terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar
dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam
pertandingan.
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh yang
signifikan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau”?
DASAR TEORI
Menurut Rusman (2012:324) pembelajaran aktif merupakan pendekatan
pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses
6
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses
pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang
dapaat meningkatkan pembahaman dan kompetensinya. Menurut Siahaan
(2014:2) Team quiz merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang
menganut pada teori pembelajaran kontruktivisme, yang orientasi pembelajaran
berpusat pada murid (student centered). Guru tidak hanya sekedar memberikan
pengetahuan kepada siswa.
Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz yang
digunakan dalam penelitian ini adalah : (a) Guru memilih materi yang dapat
disampaikan dalam tiga bagian; (b) Guru membagi siswa dalam 3 kelompok besar
A, B dan C. Kelompok tersebut di pilih dari rata-rata nilai siswa; (c) Guru
menjelaskan tahapan-tahapan materi pembelajaran; (d) Guru menyampaikan kisikisi Materi pembelajaran sesuai dengan topik dan indikator siswa yang harus
dikusai oleh siswa; (e) Guru menunjuk satu peserta didik dan mengarahkan tim A
untuk membuat pertanyaan sesuai bagian materi yang telah dijelaskan; dan
mengarahkan tim B dan tim C untuk melihat kembali catatan mereka; (f) Tim A
memberikan pertanyaan untuk Tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab
pertanyaan, tim C diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang yang
telah diberikan kepada Tim A; (g) Setelah pertanyaan terjawab semua, guru
melanjutkan bagian kedua dari materi, setelah itu mengarahkan tim B untuk
mempersiapkan pertanyaan. Tim A dan tim C secara bergilir menjawab
pertanyaan
dari tim B; (h) Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan
bagian ketiga dari materi dan menunjuk tim C sebagai pemandu kuis seperti tim
7
A dan tim B; (i) Setelah semua tim mendapat giliran menjadi pemandu kuis,
akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada
pemahaman siswa yang keliru; (j) Guru mengakhiri pelajaran dan menyimpulkan
tanya jawab dan menjelaskan kembali sekiranya ada pemahaman siswa yang
keliru, serta memberikan rangkuman materi untuk mempertegas pemahaman
siswa.
METODE PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan peneliti menggunakan sebuah eksperimen yang
dilaksanakan dengan cara membandingkan pembelajaran matematika dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe team quiz dan konvensional. Kelas
eksperimen diberi pembelajaran dengan pemberian strategi pembelajaran aktif
tipe team quiz, sedangkan untuk kelas kontrol diberikan pembelajaran secara
konvensional.
Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random
kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah pemberian perlakuan,
diadakan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 377 siswa. Sampel
penelitian ini diambil dua kelas dari 10(sepuluh) kelas yang ada. Pengambilan
sampel tersebut dilakukan secara acak, dimana kelas yang akan menjadi sampel
diberi nomor urut satu dengan sepuluh. Setelah dilakukan pengundian, terpilih
sebagai kelas sampel adalah kelas VII.1 dan VII.2. Kelas VII.1 adalah kelas
8
kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional dan kelas VII.2 adalah kelas
eksperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan Strategi pembelajaran
aktif tipe Team Quiz.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing kelas, yaitu tes
awal (prê-test) dan tes akhir (post-test). Tes awal digunakan untuk mengetahui
kemampuan awal pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol, sedangkan tes akhir diberikan untuk memperoleh data
kemampuan pemecahan masalah matematika siswa baik di kelas eksperimen
maupun di kelas kontrol. Tes yang digunakan berbentuk uraian yang terdiri dari
lima soal, karena dengan tes uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam
mempresentasikan setiap soal yang diberikan disamping melihat langkah-langkah
pengerjaan soal. Materi yang digunakan adalah Bilangan Bulat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam proses penelitian yang dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 3
Lubuklinggau ini peneliti menggunakan strategi pembelajaran team quiz dan
dilaksanakan pada materi Bilangan Bulat. Jumlah pertemuan yang dilakukan
peneliti pada kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah sebanyak enam kali
pertemuan, dengan rincian satu pertemuan sebagai pre-test di awal penelitian,
empat pertemuan proses pembelajaran menggunakan strategi Prmbelajaran Aktif
Tipe Team Quiz dan satu pertemuan sebagai pelaksanaan post-test di akhir
pertemuan pembelajaran.
9
1. Data Hasil Pre-test
Pemberian pre-test dilakukan pada pertemuan pertama tanggal 08
September 2015 di kelas eksperimen dan tanggal 02 September 2015 di kelas
kontrol, pre-test ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar awal
matematika siswa mengenai materi Bilangan Bulat, baik kelas eksperimen
maupun kelas kontrol sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran. Soal yang
diberikan berbentuk uraian sebanyak lima butir soal yang menguji hasil belajar
matematika siswa. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijabarkan bahwa dari 38
siswa kelas eksperimen yang mengikuti pre-test dengan perolehan nilai
tertingginya adalah 30 dan nilai terendahnya adalah 10. Sedangkan pada kelas
kontrol dengan jumlah siswa yang mengikuti pre-test sebanyak 38 siswa.
Perolehan nilai tertingginya adalah 23 dan terendahnya adalah 3. Berdasarkan
hasil perhitungan rekapitulasi hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Rekapitulasi Data Hasil Pre-test
Kelas
̅)
Nilai rata- rata (𝒙
Simpangan Baku (S)
Konvensional
Strategi pembelajaran
aktif tipe team quiz
15,09
5,79
16,67
6,24
2. Data Hasil Post-test
Post-test dilaksanakan pada pertemuan terakhir setelah proses pembelajaran,
tanggal 14 September 2015 pada kelas eksperimen dan tanggal 04 September
2015 pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijabarkan bahwa
pada kelas eksperimen yang mengikuti post-test sebanyak 38 siswa dengan nilai
10
tertingginya adalah 97 dan nilai terendahnya adalah 40. Pada kelas kontrol dari 38
siswa yang mengikuti post-test dengan memperoleh nilai terbesar adalah 80 dan
nilai terkecil adalah 20. Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi hasil post-test
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Rekapitulasi Data Hasil Post-test
Kelas
̅)
Nilai rata- rata (𝒙
Simpangan Baku (S)
Konvensional
Strategi pembelajaran aktif
tipe team quiz
54,56
17,12
78,60
14,03
Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat analisis
terlebih dahulu. Uji prasyarat analisis tersebut adalah uji normalitas dan uji
homogenitas. Hasil perhitungan uji normalitas, menunjukkan bahwa nilai
 2 hitung   2 tabel hal ini menunjukkan bahwa data kedua kelas berdistribusi
normal. Begitu juga dengan hasil perhitungan uji homogenitas, karena pada tes
awal Fhitung  Ftabel , begitu juga dengan tes akhir Fhitung  Ftabel , dengan demikian
kedua varians tes awal dan tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
adalah homogen.
Hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan,
maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan homogen sehingga uji
hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Pada perhitungan tes awal, t hitung  t tabel
maka Ho diterima, dengan kata lain rata-rata kelas eksperimen dan rata-rata
kelas kontrol adalah sama. Sedangkan hasil tes akhir didapat t hitung  t tabel
sehingga Ho ditolak, dengan kata lain rata-rata hasil belajar matematika pada
11
kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Dengan demikian hipotesis yang
berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran aktif tipe Team
Quiz terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3
Lubuklinggau” dapat diterima.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan menggunakan
strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz, satu kali tes awal dan satu kali tes
akhir. Pada pertemuan pertama
tanggal 9 September 2015, tiap pemandu
memberikan pertanyaan yang beragam. Kelompok A memberikan pertanyaan
pada segmen pertama sebanyak 5 soal dan banyak soal yang dijawab oleh
kelompok B maupun kelompok C totalnya ada 1 soal. Lalu saat segmen kedua,
dimana kelompok B sebagai kelompok pemandu. Kelompok B memberikan
pertanyaan sebanyak 3 soal dan soal yang dapat dijawab oleh kelompok A
maupun kelompok C ada sebanyak 2 soal. Sedangkan pada segmen ketiga dimana
kelompok C sebagai tim pemandu, kelompok C memberikan pertanyaan sebanyak
2 soal dan soal yang dapat dijawab oleh kelompok A maupum kelompok B
sebanyak 2 soal. Rekapitulasi jumlah soal yang diberikan oleh tiap kelompok
pemandu dan banyak soal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.
Rekapitulasi Jumlah Soal Kuis Pada Pertemuan Pertama
No.
1.
2.
3.
Kelompok
pemandu
A
B
C
Jumlah soal yang
diberi
5
3
2
Jumlah soal yang
dapat dijawab
1
2
2
12
Jumlah
10
5
Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 11 september 2015,
pada pertemuan ini tidak jauh berbeda dari pertemuan pertama. Pada pertemuan
kedua, tiap kelompok memberikan pertanyaan pada segmen pertama sebanyak 5
soal dan banyak soal yang dapat dijawab oleh kelompok A dan C sebanyak 2 soal.
Lalu segmen kedua, dimana kelompok C sebagai pemandu kuisnya, kelompok C
memberikan pertanyaan sebanyak 4 soal dan soal yang dapat dijawab oleh
kelompok A maupun kelompok B sebanyak 3 soal. Sedangkan pada segmen
ketiga dimana kelompok A sebagai pemandu kuisnya, kelompok A memberikan
pertanyaan sebanyak 3 soal dan soal yang dijawab oleh kelompok B maupun
kelompok C sebanyak
2 soal. Dipertemuan kedua ini siswa mengalami
perkembangan secara perlahan-lahan siswa mulai terbiasa dengan teman lain
dalam kelompoknya mulai menerima keadaan, merasa saling membutuhkan,
membantu, menghormati satu sama lain karena adanya tuntunan masalah yang
harus dikerjakan bersama. Rekapitulasi jumlah soal yang diberikan oleh tiap
pemandu kelompok dan banyak soal yang dapat dijawab pada tabel tersebut:
Tabel 4.
Rekapitulasi Jumlah Soal Kuis Pada Pertemuan Kedua
No. Kelompok pemandu
1.
2.
3.
B
C
A
Jumlah
Jumlah soal yang
diberi
5
4
3
12
Jumlah soal yang
dapat dijawab
2
3
2
7
Pada pertemuan kedua proses tanya jawab antar kelompok sudah lancar dan
jawabannya sudah mulai banyak yang benar serta penjelasannya sudah cukup
13
baik. Setelah semua pertanyaan dari ketiga kelompok telah selesai, peneliti
kembali meluruskan jawaban-jawaban dari siswa yang mungkin ada yang keliru.
Kemudian peneliti bersama-sama siswa mebuat kesimpulan dan mengakhiri
pembelajaran peneliti memberikan siswa pekerjaan rumah. Butir soal pada
pertemuan kedua ini begitu baik, karena setiap kelompok dapat menganalisa butir
soal yang diberikan pada setiap lawan. Soal kuis yang baik adalah yang mampu
membedakan antara kelompok yang baik dan kelompok yang kurang belajar.
Kinerja dari setiap kelompok akan diukur dari aktivitasnya, Cara setiap kelompok
menghindari pertanyaan-pertanyaan yang memiliki dualisme respon.
Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 12 September 2015, masih
sama seperti pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga sebagai pemandu kuisnya
dalah kelompok C. Pada pertemuan ketiga ini peran siswa lebih meningkat
daripada pertemuan sebelumnya. Dari mulai pembentukan kelompok siswa mulai
teratur sampai saat kuis berlangsung siswa sudah sangat mengerti susunan dari
kuis dan apa saja tugas kelompok merka masing-masing.Setelah semua
pertanyaan sudah dijawab dan segmen kuis sudah dilaksanakan, peneliti
meluruskan semua jawaban-jawaban yang mungkin masih keliru. Selanjutnya
diakhir pertemuan peneliti bersama-sama siswa menarik sebuah kesimpulan
pelajaran yang mereka pelajari. Butir soal pada pertemuan ketika ini sangat baik
jauh dari sebelum dipertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan ketiga sesuai
pada kognitif peserta didik. Ada enam tingkatan domain kognitif yaitu:
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Rekapitulasi jumlah
14
soal yang diberikan oleh tiap pemandu kelompok dan banyak soal yang dapat
dijawab pada tabel tersebut.
Tabel 5.
Rekapitulasi Jumlah Soal Kuis Pada Pertemuan Ketiga
No.
1.
2.
3.
Kelompok pemandu
C
A
B
Jumlah
Jumlah soal yang
diberi
3
2
1
6
Jumlah soal yang
dapat dijawab
3
2
1
6
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan pemberian strategi pembelajaran aktif tipe
Team Quiz terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3
Lubuklinggau. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3
Lubuklinggau sebelum dilaksanakannya strategi pembelajaran aktif tipe Team
Quiz sebear 16,67 sedangkan setelah adanya strategi pembelajaran aktif tipe Team
Quiz
sebesar 78,60 dan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 68%,
sedangkan pada kelas kontrol hanya 19% mencapai kentuntasan.
DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesi Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Siahaan, Friska B. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Suluh
Pendidikan, FKIP-UHN, 1, (1), 35-45.
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Trianto.
2007.
Model-model
Pembelajaran
Konstruktivistik. Surabaya: Tim Prestasi Pustaka.
Inovatif
Berorientasi
Download