1 PENGARUH PEMBELAJARAN AKTIF TIPE TEAM QUIZ TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 LUBUKLINGGAU Oleh: Ika Putri Sa’adah1), Anna Fauziah, M.Pd2), Maria Luthfiana, M.Pd3) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, rancangan penelitian yang dipilih adalah Pretest-Postes-Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau yang terdiri dari 10 kelas, Pengambilan sampelnya dilakukan secara acak dan yang terpilih sebagai sampel dalam penelitian ini adalah kelas VII.1 dan VII.2. Kelas VII.1 Sebanyak 38 siswa sebagai kelas kontrol diberikan pembelajaran dengan konvensional dan kelas VII.2 sebanyak 38 siswa sebagai kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan strategi pembelajaran aktif tipe TQ. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dengan soal bentuk uraian berjumlah 5 soal. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji-t. Berdasarkan hasil analisis uji-t, didapat nilai rata-rata kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol pada taraf kepercayaan 𝛼 = 0,05, karena thitung > ttabel yaitu thitung = 6,57 dan ttabel = 1,658, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau. Kata Kunci: Pembelajaran Matematika, Team Quiz, Hasil Belajar. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk membekali dengan sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tuntunan hidup. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan. Pada kenyataannya mutu pendidikan sekarang ini sangat rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai siswa. 2 Menurut Siahaan (2014:36) kebanyakan siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Terutama dalam memahami konsep yang merupakan pemahaman dasar yang harus dikuasai oleh siswa untuk memecahkan masalah dalam aplikasi kehidupan nyata dan mampu memproses informasi matematika. Untuk mengatasi masalah tersebut maka guru harus peka dan terampil serta berusaha semaksimal mungkin untuk membuat siswa tertarik pada pembelajaran matematika. Berdasarkan data observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di SMP Negeri 3 Lubuklinggau, hasil wawancara dengan guru bidang studi Matematika siswa kelas VII rendahnya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh ketidakaktifan siswa di dalam kelas, kurang minatnya belajar siswa yang ditimbulkan oleh diri siswa sendiri, Siswa kesulitan dalam memahami materi, dan banyak kegaduhan ketika proses pembelajaran berlangsung. Hal ini dikarenakan anggapan siswa bahwa matematika pelajaran yang sulit dan banyak menggunakan rumus-rumus yang sulit untuk dimengerti. Rata-rata hasil ulangan harian matematika siswa kelas VII sebesar 64,67. Siswa yang telah mencapai ketuntasan sebanyak 42,70 % atau 161 orang siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 57,14% atau sebanyak 216 orang siswa. Sedangkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditetapkan yaitu 75. Berdasarkan data di atas, terlihat nilai rata-rata ulangan harian matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau masih rendah. Menurut Trianto (2007:1) salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik adalah proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Di pihak lain secara empiris, berdasarkan hasil analisis 3 penelitian terhadap hasil rendahnya hasil belajar peserta didik, hal tersebut disebabkan proses pembelajaran yang didominasi oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centered sehingga siswa menjadi pasif. Menurut Moore (dalam Rusman, 2012: 153) “Mengajar adalah sebuah tindakan dari seseorang yang mecoba membantu orang lain mencapai kemajuan dalam berbagai aspek seoptimal mungkin sesuai dengan potensinya”. Tingkat keberhasilan mengajar bukan pada seberapa banyak ilmu yang disampaikan guru kepada siswa dan seberapa besar guru memberikan peluang pada siswa untuk belajar tapi seberapa guru menfasilitasi para siswanya untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya (Rusman, 2012: 153). Peran guru sebagai pembimbing dan pengajar sangatlah penting. Karena guru berinteraksi secara langsung dengan siswa di kelas. Untuk itu guru sebagai pengajar dan pembimbing di tuntut lebih keras dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan memperbaiki proses belajar mengajar atau pembelajaran. Strategi pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam pembelajaran. Kurang tepatnya pemilihan strategi mengajar akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Banyak strategi pembelajaran yang dapat kita lakukan di kelas. Strategi pembelajaran yang digunakan harus membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dan secara tidak langsung memaksanya untuk mempelajari pelajaran tersebut. Ilmu ataun pelajaran yang harus dipelajari siswa di kelas tidaklah sedikit. Karena itu guru harus mampu memilih strategi pembelajaran agar siswa tidak 4 jenuh. Dengan anggapan seperti ini, guru matematika harus bisa menyiasati hal ini. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran dimana kita lebih banyak bertemu dengan angka-angka dan rumus. Dalam hal ini siswa dituntut untuk mengerjakan soal. Karena matematika bukan hanya pelajaran menghafal, tetapi lebih cenderung menghitung. Semakin banyak siswa latihan atau mengerjakan soal, maka dengan sendirinya siswa akan mampu untuk menghafal rumus yang dianggap susah. Latihan dalam hal ini, bisa dalam bentuk tes, kuis, tugas rumah tangga atau latihan di kelas. Dengan demikian siswa akan termotivasi dan lebih berminat dalam belajar. Maka untuk menarik motivasi siswa dalam rangka peningkatan prestasi belajar terhadap pelajaran matematika, diantaranya dapat kita gunakan strategi pemebelajaran tipe aktif Team Quiz. Untuk itu dalam pembelajarannya perlu digunakan strategi pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta didik berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembentukan konsep sehingga dapat meningkatkan pencapaian kemampuan pemahaman belajar pembelajaran kooperatif dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe team quiz ini, siswa dapat saling bantu membantu dalam kelompoknya dalam menguasai konsep pada materi tersebut dan dapat bekerja sama saling memberikan dukungan dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran yang dapat menuntut peran aktif siswa secara langsung dalam pembelajaran 5 sehingga materi matematika yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajak peran siswa secara aktif dalam pembelajaran adalah strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz. Strategi pembelajaran aktif Tipe team quiz yang dikemukakan oleh Dalvi “Merupakan salah satu tipe pembelajaran yang mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar” (Silberman, 2007:14). Dalam tipe ini siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok besar dengan masing-masing anggota kekelompok mempunyai tanggung jawab yang sama. Dalam tipe team quiz ini, di awali dengan guru menerangkan materi secara klasikal, lalu siswa dibagi ke dalam tiga kelompok besar. Semua anggota kelompok bersama-sama mempelajari materi tersebut, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan jawaban untuk memahami mata pelajaran tersebut. Setelah selesai materi maka diadakan suatu pertandingan akademis. Dengan adanya pertandingan akademis ini maka terciptalah kompetisi antar kelompok, para siswa akan senantiasa berusaha belajar dengan motivasi yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang tinggi dalam pertandingan. Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh yang signifikan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau”? DASAR TEORI Menurut Rusman (2012:324) pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses 6 berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapaat meningkatkan pembahaman dan kompetensinya. Menurut Siahaan (2014:2) Team quiz merupakan salah satu strategi pembelajaran aktif yang menganut pada teori pembelajaran kontruktivisme, yang orientasi pembelajaran berpusat pada murid (student centered). Guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (a) Guru memilih materi yang dapat disampaikan dalam tiga bagian; (b) Guru membagi siswa dalam 3 kelompok besar A, B dan C. Kelompok tersebut di pilih dari rata-rata nilai siswa; (c) Guru menjelaskan tahapan-tahapan materi pembelajaran; (d) Guru menyampaikan kisikisi Materi pembelajaran sesuai dengan topik dan indikator siswa yang harus dikusai oleh siswa; (e) Guru menunjuk satu peserta didik dan mengarahkan tim A untuk membuat pertanyaan sesuai bagian materi yang telah dijelaskan; dan mengarahkan tim B dan tim C untuk melihat kembali catatan mereka; (f) Tim A memberikan pertanyaan untuk Tim B. Jika Tim B tidak bisa menjawab pertanyaan, tim C diberikan kesempatan untuk menjawab pertanyaan yang yang telah diberikan kepada Tim A; (g) Setelah pertanyaan terjawab semua, guru melanjutkan bagian kedua dari materi, setelah itu mengarahkan tim B untuk mempersiapkan pertanyaan. Tim A dan tim C secara bergilir menjawab pertanyaan dari tim B; (h) Setelah tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan bagian ketiga dari materi dan menunjuk tim C sebagai pemandu kuis seperti tim 7 A dan tim B; (i) Setelah semua tim mendapat giliran menjadi pemandu kuis, akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru; (j) Guru mengakhiri pelajaran dan menyimpulkan tanya jawab dan menjelaskan kembali sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru, serta memberikan rangkuman materi untuk mempertegas pemahaman siswa. METODE PENELITIAN Berdasarkan permasalahan peneliti menggunakan sebuah eksperimen yang dilaksanakan dengan cara membandingkan pembelajaran matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe team quiz dan konvensional. Kelas eksperimen diberi pembelajaran dengan pemberian strategi pembelajaran aktif tipe team quiz, sedangkan untuk kelas kontrol diberikan pembelajaran secara konvensional. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random kemudian diberi pre-test untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah pemberian perlakuan, diadakan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 377 siswa. Sampel penelitian ini diambil dua kelas dari 10(sepuluh) kelas yang ada. Pengambilan sampel tersebut dilakukan secara acak, dimana kelas yang akan menjadi sampel diberi nomor urut satu dengan sepuluh. Setelah dilakukan pengundian, terpilih sebagai kelas sampel adalah kelas VII.1 dan VII.2. Kelas VII.1 adalah kelas 8 kontrol yang diberikan pembelajaran konvensional dan kelas VII.2 adalah kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran menggunakan Strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing kelas, yaitu tes awal (prê-test) dan tes akhir (post-test). Tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan awal pemecahan masalah matematika siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, sedangkan tes akhir diberikan untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah matematika siswa baik di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. Tes yang digunakan berbentuk uraian yang terdiri dari lima soal, karena dengan tes uraian akan terlihat kemampuan siswa dalam mempresentasikan setiap soal yang diberikan disamping melihat langkah-langkah pengerjaan soal. Materi yang digunakan adalah Bilangan Bulat. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam proses penelitian yang dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau ini peneliti menggunakan strategi pembelajaran team quiz dan dilaksanakan pada materi Bilangan Bulat. Jumlah pertemuan yang dilakukan peneliti pada kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah sebanyak enam kali pertemuan, dengan rincian satu pertemuan sebagai pre-test di awal penelitian, empat pertemuan proses pembelajaran menggunakan strategi Prmbelajaran Aktif Tipe Team Quiz dan satu pertemuan sebagai pelaksanaan post-test di akhir pertemuan pembelajaran. 9 1. Data Hasil Pre-test Pemberian pre-test dilakukan pada pertemuan pertama tanggal 08 September 2015 di kelas eksperimen dan tanggal 02 September 2015 di kelas kontrol, pre-test ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar awal matematika siswa mengenai materi Bilangan Bulat, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol sebelum dilaksanakannya proses pembelajaran. Soal yang diberikan berbentuk uraian sebanyak lima butir soal yang menguji hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijabarkan bahwa dari 38 siswa kelas eksperimen yang mengikuti pre-test dengan perolehan nilai tertingginya adalah 30 dan nilai terendahnya adalah 10. Sedangkan pada kelas kontrol dengan jumlah siswa yang mengikuti pre-test sebanyak 38 siswa. Perolehan nilai tertingginya adalah 23 dan terendahnya adalah 3. Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Data Hasil Pre-test Kelas ̅) Nilai rata- rata (𝒙 Simpangan Baku (S) Konvensional Strategi pembelajaran aktif tipe team quiz 15,09 5,79 16,67 6,24 2. Data Hasil Post-test Post-test dilaksanakan pada pertemuan terakhir setelah proses pembelajaran, tanggal 14 September 2015 pada kelas eksperimen dan tanggal 04 September 2015 pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dapat dijabarkan bahwa pada kelas eksperimen yang mengikuti post-test sebanyak 38 siswa dengan nilai 10 tertingginya adalah 97 dan nilai terendahnya adalah 40. Pada kelas kontrol dari 38 siswa yang mengikuti post-test dengan memperoleh nilai terbesar adalah 80 dan nilai terkecil adalah 20. Berdasarkan hasil perhitungan rekapitulasi hasil post-test dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Rekapitulasi Data Hasil Post-test Kelas ̅) Nilai rata- rata (𝒙 Simpangan Baku (S) Konvensional Strategi pembelajaran aktif tipe team quiz 54,56 17,12 78,60 14,03 Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu. Uji prasyarat analisis tersebut adalah uji normalitas dan uji homogenitas. Hasil perhitungan uji normalitas, menunjukkan bahwa nilai 2 hitung 2 tabel hal ini menunjukkan bahwa data kedua kelas berdistribusi normal. Begitu juga dengan hasil perhitungan uji homogenitas, karena pada tes awal Fhitung Ftabel , begitu juga dengan tes akhir Fhitung Ftabel , dengan demikian kedua varians tes awal dan tes akhir untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen. Hasil perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan, maka kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan homogen sehingga uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Pada perhitungan tes awal, t hitung t tabel maka Ho diterima, dengan kata lain rata-rata kelas eksperimen dan rata-rata kelas kontrol adalah sama. Sedangkan hasil tes akhir didapat t hitung t tabel sehingga Ho ditolak, dengan kata lain rata-rata hasil belajar matematika pada 11 kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau” dapat diterima. PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan tiga kali pertemuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz, satu kali tes awal dan satu kali tes akhir. Pada pertemuan pertama tanggal 9 September 2015, tiap pemandu memberikan pertanyaan yang beragam. Kelompok A memberikan pertanyaan pada segmen pertama sebanyak 5 soal dan banyak soal yang dijawab oleh kelompok B maupun kelompok C totalnya ada 1 soal. Lalu saat segmen kedua, dimana kelompok B sebagai kelompok pemandu. Kelompok B memberikan pertanyaan sebanyak 3 soal dan soal yang dapat dijawab oleh kelompok A maupun kelompok C ada sebanyak 2 soal. Sedangkan pada segmen ketiga dimana kelompok C sebagai tim pemandu, kelompok C memberikan pertanyaan sebanyak 2 soal dan soal yang dapat dijawab oleh kelompok A maupum kelompok B sebanyak 2 soal. Rekapitulasi jumlah soal yang diberikan oleh tiap kelompok pemandu dan banyak soal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Rekapitulasi Jumlah Soal Kuis Pada Pertemuan Pertama No. 1. 2. 3. Kelompok pemandu A B C Jumlah soal yang diberi 5 3 2 Jumlah soal yang dapat dijawab 1 2 2 12 Jumlah 10 5 Pada pertemuan kedua ini dilaksanakan pada tanggal 11 september 2015, pada pertemuan ini tidak jauh berbeda dari pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua, tiap kelompok memberikan pertanyaan pada segmen pertama sebanyak 5 soal dan banyak soal yang dapat dijawab oleh kelompok A dan C sebanyak 2 soal. Lalu segmen kedua, dimana kelompok C sebagai pemandu kuisnya, kelompok C memberikan pertanyaan sebanyak 4 soal dan soal yang dapat dijawab oleh kelompok A maupun kelompok B sebanyak 3 soal. Sedangkan pada segmen ketiga dimana kelompok A sebagai pemandu kuisnya, kelompok A memberikan pertanyaan sebanyak 3 soal dan soal yang dijawab oleh kelompok B maupun kelompok C sebanyak 2 soal. Dipertemuan kedua ini siswa mengalami perkembangan secara perlahan-lahan siswa mulai terbiasa dengan teman lain dalam kelompoknya mulai menerima keadaan, merasa saling membutuhkan, membantu, menghormati satu sama lain karena adanya tuntunan masalah yang harus dikerjakan bersama. Rekapitulasi jumlah soal yang diberikan oleh tiap pemandu kelompok dan banyak soal yang dapat dijawab pada tabel tersebut: Tabel 4. Rekapitulasi Jumlah Soal Kuis Pada Pertemuan Kedua No. Kelompok pemandu 1. 2. 3. B C A Jumlah Jumlah soal yang diberi 5 4 3 12 Jumlah soal yang dapat dijawab 2 3 2 7 Pada pertemuan kedua proses tanya jawab antar kelompok sudah lancar dan jawabannya sudah mulai banyak yang benar serta penjelasannya sudah cukup 13 baik. Setelah semua pertanyaan dari ketiga kelompok telah selesai, peneliti kembali meluruskan jawaban-jawaban dari siswa yang mungkin ada yang keliru. Kemudian peneliti bersama-sama siswa mebuat kesimpulan dan mengakhiri pembelajaran peneliti memberikan siswa pekerjaan rumah. Butir soal pada pertemuan kedua ini begitu baik, karena setiap kelompok dapat menganalisa butir soal yang diberikan pada setiap lawan. Soal kuis yang baik adalah yang mampu membedakan antara kelompok yang baik dan kelompok yang kurang belajar. Kinerja dari setiap kelompok akan diukur dari aktivitasnya, Cara setiap kelompok menghindari pertanyaan-pertanyaan yang memiliki dualisme respon. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 12 September 2015, masih sama seperti pertemuan pertama. Pada pertemuan ketiga sebagai pemandu kuisnya dalah kelompok C. Pada pertemuan ketiga ini peran siswa lebih meningkat daripada pertemuan sebelumnya. Dari mulai pembentukan kelompok siswa mulai teratur sampai saat kuis berlangsung siswa sudah sangat mengerti susunan dari kuis dan apa saja tugas kelompok merka masing-masing.Setelah semua pertanyaan sudah dijawab dan segmen kuis sudah dilaksanakan, peneliti meluruskan semua jawaban-jawaban yang mungkin masih keliru. Selanjutnya diakhir pertemuan peneliti bersama-sama siswa menarik sebuah kesimpulan pelajaran yang mereka pelajari. Butir soal pada pertemuan ketika ini sangat baik jauh dari sebelum dipertemuan pertama dan kedua. Pada pertemuan ketiga sesuai pada kognitif peserta didik. Ada enam tingkatan domain kognitif yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, dan sintesis. Rekapitulasi jumlah 14 soal yang diberikan oleh tiap pemandu kelompok dan banyak soal yang dapat dijawab pada tabel tersebut. Tabel 5. Rekapitulasi Jumlah Soal Kuis Pada Pertemuan Ketiga No. 1. 2. 3. Kelompok pemandu C A B Jumlah Jumlah soal yang diberi 3 2 1 6 Jumlah soal yang dapat dijawab 3 2 1 6 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau. Rata-rata hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Lubuklinggau sebelum dilaksanakannya strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz sebear 16,67 sedangkan setelah adanya strategi pembelajaran aktif tipe Team Quiz sebesar 78,60 dan persentase jumlah siswa yang tuntas sebesar 68%, sedangkan pada kelas kontrol hanya 19% mencapai kentuntasan. DAFTAR PUSTAKA Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers. Siahaan, Friska B. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Jurnal Suluh Pendidikan, FKIP-UHN, 1, (1), 35-45. Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, Yogyakarta: Pustaka Insan Madani Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Konstruktivistik. Surabaya: Tim Prestasi Pustaka. Inovatif Berorientasi