PRODUK KAVLING TANAH PADA BMT AL

advertisement
PRODUK KAVLING TANAH PADA BMT AL-KAUTSAR
(Studi Pada BMT Al-Kautsar Kantor Cabang Bekasi Timur)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
RENY SYUKRILLAH
NIM : 207046100398
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
PRODUK KAVLING TANAH PADA BMT AL-KAUTSAR
(Studi Pada BMT Al-Kautsar Kantor Cabang Bekasi Timur)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Reny Syukrillah
NIM: 207046100398
Di Bawah Bimbingan:
Pembimbing
Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag.
NIP. 196404121994031004
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi berjudul PRODUK KAVLING TANAH PADA BMT AL-KAUTSAR (STUDI
KASUS PADA BMT AL-KAUTSAR CABANG BEKASI TIMUR) telah diujikan dalam
Sidang Munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta pada 28 Juli 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam).
Jakarta, 28 Juli 2011
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, M.A, M.M
NIP. 195505051982031012
PANITIA SIDANG MUNAQASYAH
1. Ketua
: Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag.
NIP. 196404121994031004
2. Sekretaris
: Moh. Syafi’i, S.E.i
3. Pembimbing : Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag.
NIP. 196404121994031004
4. Penguji I
: Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM
NIP. 195505051982031012
5. Penguji II
: Rosdiana, M.A
NIP. 196906102003122001
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Juni 2011
Reny Syukrillah
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat,
Ridho serta Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Produk
Kavling Tanah Pada BMT Al-Kautsar” dalam rangka memenuhi persyaratan
mencapai gelar sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Shalawat serta Salam semoga selalu terlimpah kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, pemikir dan pemimpin besar yang telah meletakan dasar-dasar
ekonomi islam dalam kehidupan demi mencapai kemaslahatan seluruh umat manusia.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebanyakbanyaknya atas segala bantuan, dorongan dan bimbingan yang ditujukan kepada
penulis sehingga dapat terselesaikannya skripsi ini.
Untuk itu, patut kiranya ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis
sampaikan kepada :
1. Bpk. Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H., M.A., M.M., Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Euis Amalia, M.Ag., Ketua Jurusan Muamalat Ekonomi Islam Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bpk. Mu’min Rauf M.A., Sekretaris Jurusan Muamalat Ekonomi Islam
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
i
4. Bpk. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., Ketua Koordinator Teknis Program Non
Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bpk. Ah. Azharudin Lathif, M.Ag., Dosen Penasihat Akademik yang telah
membimbing dan memberikan banyak informasi dalam membuat proposal
skripsi ini.
6. Bpk. Drs. H. Ahmad Yani, M.Ag., Dosen Pembimbing yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis selama penyusunan
skripsi.
7. Kak Fida dan Kak Syafi’i, staff Koordinator Teknis Program Non Reguler
yang sangat membantu mempermudah proses akademik mahasiswa NR dan
penulisan skripsi.
8. Pihak BMT Al-Kautsar Bekasi terutama Bpk. Abdullah M. Said, Ketua Badan
Pengurus dan segenap karyawan yang telah berkenan memberikan
kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian sekaligus belajar.
Terima kasih atas bantuan, ilmu serta pengalamannya.
9. Pimpinan serta segenap pegawai Akademik dan Perpustakaan Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan
fasilitas bagi penulis untuk mengadakan studi perpustakaan.
10. Orang tersayangku Ibunda Mulyati dan Ayahanda Firdaus orangtua kandung
penulis, kedua Abangku Ronald dan Reynold, Kakak Ipar Catrin dan Mega,
serta Ali orang terdekat yang selalu memberikan do’a, dukungan,
kepercayaan, dan kasih sayang yang tak terhinggga dengan setulus hati serta
ii
selalu berusaha memenuhi segala kebutuhan penulis dari awal sampai akhir
kuliah.
11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Muamalat Perbankan Syariah B Program
Non Reguler Angkatan 2007 Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terutama sahabat – sahabatku tersayang Septie DN
(Septong), Nelisa A (Nelong), Intan ND (Tanong), Anita RP (Nitong), Silvia
R (Vie), dan Umu A (Maong). Terima kasih atas dorongan dan semangat serta
perhatiannya, kita akan menjadi sahabat untuk selamanya (Love U All).
Penulis sangat menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik serta saran yang bersifat konstruktif akan penulis terima dengan
besar hati.
Harapan penulis semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat
yang besar bagi para pihak dan instansi yang membutuhkannya. Seiring dengan itu
semoga amal kebaikan bagi mereka yang telah membantu, memperoleh ridho dan
balasan dari Allah SWT, Amiin
Jakarta, 30 Juni 2011
Penulis
Reny Syukrillah
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................
i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah..........................................
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
7
D. Metode Penelitian .......................................................................
9
E. Review Terdahulu ....................................................................... 10
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Investasi .................................................................... 14
B. Jenis dan Manfaat Investasi ........................................................ 15
C. Investasi dalam Bidang Pertanahan ............................................ 18
D. Investasi Syari’ah ........................................................................ 19
E. Analisis SWOT ........................................................................... 28
iv
BAB III
PROFIL BMT AL-KAUTSAR
A. Sejarah Berdirinya BMT Al-Kautsar .......................................... 38
B. Visi, Misi dan Tujuan BMT Al-Kautsar ..................................... 39
C. Struktur Organisasi BMT Al-Kautsar ......................................... 42
D. Produk dan Layanan BMT Al-Kautsar ....................................... 44
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Mekanisme/Prosedur Produk Kavling Tanah Pada BMT AlKautsar ........................................................................................ 48
B. Analisis SWOT Pada Produk Kavling Tanah ............................. 54
1. Matriks Faktor Strategi Internal ............................................ 57
2. Matriks Faktor Strategi Eksternal ......................................... 59
3. Matriks SWOT ..................................................................... 64
C. Prospek Pada Produk Kavling Tanah .......................................... 67
D. Hasil Analisis SWOT Produk Kavling Tanah............................. 68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 70
B. Saran ............................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Kavling Tanah dari tahun 2009-2011 .......... 51
Tabel 4.2
Matriks IFAS BMT Al-Kautsar ........................................................ 54
Tabel 4.3
Matriks EFAS BMT Al-Kautsar ....................................................... 55
Tabel 4.4
Analisis Matriks IFAS ...................................................................... 58
Tabel 4.5
Perhitungan Matriks EFAS ............................................................... 61
Tabel 4.6
Diagram Matriks SWOT ................................................................... 64
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank adalah suatu lembaga perantara keuangan yang dikenal dengan
sebutan financial Intermediary. Financial Intermediary adalah lembaga yang
aktifitasnya menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada
masyarakat yang memerlukannya. Sedangkan bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. 1 Pengelolan
dana bank syariah harus didasarkan pada nilai, prinsip dan konsep syariah.2
“Syariat Islam merupakan ajaran yang mengatur hubungan antara sesama
manusia maupun hubungan antara manusia dengan Tuhannya. Tujuan utama
syariat adalah memelihara kesejahteraan manusia yang mencakup perlindungan
keimanan, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda mereka. Apa saja yang
menjamin terlindungnya lima perkara ini adalah maslahat bagi manusia dan
dikehendaki.”
Menurut Ibnu Qayyim “ Basis syariat adalah hikmah dan kemaslahatan
manusia di dunia dan akhirat. Kemaslahatan ini terletak pada keadilan sempurna,
1
Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam dan Hukum
Nasional, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 259
2
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, edisi I (Yogyakarta: Ekonisia, 2004), h. 1
1
2
rahmat, kesejahteran dan hikmah. Apa saja yang membuat keadilan menjadi
aniaya, rahmat menjadi kekerasan , kemudahan menjadi kesulitan, dan hikmah
menjadi kebodohan, maka hal itu tidak ada kaitannya dengan syariat”.3
Perekonomian merupakan salah satu tulang punggung kehidupan
masyarakat, karena itulah Islam sangat melarang segala sesuatu yang dapat
merusak kehidupan perekonomian bangsa seperti riba (pembungaan uang) pada
pinjaman.4
Terkait dengan hal itu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan
fatwanya tentang pengharaman riba, dan sejak dikeluarkannya fatwa Dewan
Syariah Nasional (DSN) MUI tentang pengaharaman riba tersebut, banyak
masyarakat mulai merubah pola kegiatan ekonomi khususnya di bidang
perbankan dengan beralih dari perbankan konvensional menuju perbankan
syariah.
Dunia perbankan sudah cukup lama berkembang di Indonesia, akan tetapi
sempat mengalami goncangan ketika terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1997.
Ketika banyaknya bank-bank konvensional yang berbasis bunga mengalami
depresi hebat dan bahkan tidak sedikit bank konvensional tutup akibat
dilikuiditasi hingga mencapai 55 bank pada bulan juli 1997 sampai dengan 13
3
Umer Chapra, Islam dan Tantangan Ekonomi, Terjemahan, (Jakarta: GIP-Tzakia Institute
2000) h. 45
4
M. A. Mannan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek Dasar-dasar Ekonomi Islam,
Penerjemah Muhammad Nastagin, (Jakarta, PT. Inter Masa, 1992),Cet. Ke-1, h. 164
3
maret 1999,5 karena disebabkan krisis ekonomi tersebut. Sehingga akan
berdampak pada lambannya proses pemulihan ekonomi di Indonesia dan
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional sempat menurun.
Berangkat dari pemikiran itulah, diperlukan alternatif-alternatif pemikiran
yang dapat menyempurnakan konsep pengembangan perbankan syariah di masa
depan. Dalam rangka pemulihan perekonomian Indonesia, dibutuhkan peran
intermedasi dari perbankan sebagai penggerak perekonomian nasional. Peran ini
hanya dilaksanakan jika perbankan beroperasi dalam kondisi yang sehat dan
dalam lingkungan bisnis yang kondusif.6
Adapun persoalan kemiskinan pada saat ini tetap menjadi problematika
mendasar yang dihadapi bangsa Indonesia. Beberapa Indikator kesejahteraan
masyarakat memperlihatkan bahwa tingkat kemiskinan diri sendiri adalah dengan
cara mengambil langkah berani mulai berusaha dan hal itu dilakukan secara terus
menerus (berkesinambungan). Jika mengalami kegagalan, maka hendaknya
mencoba kembali.
Pada pokoknya, keperluan akan pinjaman timbul karena kebutuhan
seseorang akan dana (modal). Syarat kehidupan yang semakin lama akan semakin
rumit
menjadi
individu-individu
dalam
masyarakat
cenderung
saling
5
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek,
(Jakarta: Al Fabet, 1999), Edisi Pertama, Cet.Ke-1, h. 7
6
Ir. Imam Hilman dkk, Perbankan Syariah Masa Depan, (Jakarta, Senayan Abadi Publishing,
2003) h. 3-4
4
membutuhkan dan saling membantu dengan cara tertentu dalam mengatasi
masalah-masalah mereka dan salah satu jenis bantuannya adalah pinjaman.
Pertumbuhan dan perkembangan kota dalam perjalanannya telah
memunculkan berbagai persoalan. Salah satunya adalah persoalan pertanahan,
ketidakseimbangan laju pertumbuhan penduduk dan kebutuhan tanah untuk
memenuhi kebutuhan perumahan, pertanian dan kegiatan usaha serta penyediaan
infrastruktur lingkungannya. Kondisi ini mengakibatkan munculnya permukimanpermukiman kumuh terutama di pinggiran perkotaan yang sangat minim dengan
sarana dan prasarana lingkungan permukiman. Hal seperti ini dapat dihindari
apabila dari awal perencanaan dan menata kota berpihak pada kepentingan masa
datang
dengan
tetap
memperhatikan
keberlanjutan
dan
kelestarian
lingkungannya.7
Ketika seseorang itu dianggap sudah mapan, seberapa besar pun uang
yang dimilikinya akan terasa belum lengkap jika belum memiliki tanah sendiri.
Artinya, tanah sudah menjadi prioritas utama bagi semua orang. Terlebih bila
orang tersebut sudah berkeluarga atau sudah sekian lama mengontrak di atas
tanah milik orang lain. Entah itu dengan tujuan untuk dibangun rumah pribadi,
membuka usaha atau sekadar berinvestasi.8
Melihat permasalahan yang terjadi, maka dirasakan perlu adanya lembaga
keuangan non bank yang dapat menjangkau kebutuhan masyarakat. Pada kondisi
7
http://eleveners.wordpress.com/2010/01/20/dir-konsolidasi-tanah-kt/
8
http://id.shvoong.com/lifestyle/fashion-and-beauty/2126485-jual-beli-tanah-tips-membeli/
5
demikianlah, BMT memosisikan diri, dengan tujuan untuk membantu masyarakat
ekonomi lemah baik itu dalam bentuk simpanan maupun dalam bentuk pinjaman
tanpa harus memberatkan masyarakat. Kehadiran Baitul Mall Wat Tamwil yang
disingkat BMT, dalam pedoman bahasa Indonesia adalah Balai Usaha Mandiri
Terpadu, merupakan lembaga keuangan syariah yang tumbuh seiring dengan
perkembangan lembaga keuangan maupun keuangan syariah lainnya di Indonesia.
BMT adalah salah satu lembaga pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil
dengan landasan sistem syariah.9
Pada sisi birokrasi, BMT berupaya menyederhanakan, demikian pula pada
aspek jaminan. Jaminan bukan syarat pokok seseorang memperoleh pembiayaan
(pinjaman) akan tetapi kepercayaan yang sudah dijalani, menjadi syarat pokok
bekerjasama dengan BMT. Selain itu, BMT juga dilengkapi dengan kegiatan
Baitul Mall yang lebih bersifat sosial. Ini berarti secara kelembagaan BMT
merupakan lembaga sosial dan komersial. Sebagai lembaga sosial BMT
menghimpun dana dari zakat, infaq, shadaqah (ZIS), hibah dan sebagainya, yang
kemudian disalurkan kepada mereka yang dananya berasal dari simpanan,
khususnya simpanan kavling tanah. Yang mana simpanan ini merupakan
simpanan bagi masyarakat untuk mempermudah dalam melaksanakan pembelian
lahan tanah. Dimana setiap keluarga membutuhkan tempat tinggal yang permanen
dengan fasilitas simpanan ini kita bisa memiliki sebuah kavling tanah yang bisa
dibangun atau sebagai investasi masa depan.
9
M. Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, (Jakarta: LSAF, 1999).
6
Disinilah letak keunggulan dari BMT dalam hubungannya dengan
simpanan kavling tanah. Selain membantu masyarakat yang ekonominya lemah
dalam menyimpan sebagian hartanya dalam bentuk simpanan kavling tanah yang
berada di BMT juga bisa untuk mempermudahkan masyarakat dalam membeli
sebidang tanah.
Dari beberapa pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa BMT
adalah merupakan lembaga keuangan yang bertugas mengumpulkan dan
mengelola dana milik umat yang berdasarkan prinsip syariah Islam yang
dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraan perekonomian.
Untuk melihat sampai sejauh mana produk kavling tanah untuk menarik
minat masyarakat pada umumnya serta keunggulan apa saja yang dimilikinya,
maka digunakan analisa Strengths (Kekuatan),
Weakness (Kelemahan),
Opportunity (Peluang), Threats (Ancaman). Teknik SWOT pada dasarnya
merupakan salah satu teknik menganalisa berbagai kondisi yang mempengaruhi
proses kekuatan produk kavling tanah ini. Tujuan analisa ini adalah untuk
memperoleh pemahaman yang jelas mengenai suatu permasalahan nyata,
sehingga dapat memformulasikan tindakan yang nyata dan konkrit.10
Dengan melihat keterangan dari uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti dan mengkaji tentang simpanan kavling tanah di BMT Al-Kautsar. Dan
10
Freddy Rangkuti, Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2001), h.19
7
menuangkan dalam skripsi yang berjudul “Produk Kavling Tanah Pada BMT
Al-Kautsar”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di deskripsikan di atas maka
penulis perlu melakukan pembahasan untuk mempunyai maskud dan tujuan yang
terarah dan jelas, supaya tidak terjadi perbedaan masalah dalam penulisan skripsi
ini, serta pokok permasalahan yang terkait didalamnya dengan tujuan agar dapat
diperoleh gambaran yang lebih jelas dalam menguraikan masalah tersebut dalam
penulisan skripsi ini.
Dari latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan beberapa
permasalahan ini sebagai berikut:
1. Bagaimana mekanisme/prosedur produk kavling tanah pada BMT AlKautsar?
2. Apa kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan produk tersebut, serta
bagaimana untuk prospek kedepannya terhadap produk itu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis mencoba menganalisis hal-hal yang
berkaitan dengan produk kavling tanah, dengan tujuan:
1. Untuk menjelaskan mekanisme/prosedur produk kavling tanah pada BMT AlKautsar.
8
2. Untuk menjelaskan kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan produk
tersebut, serta prospek ke depan yang akan terjadi pada produk itu.
Adapun hasil dari penelitian dan penulisan skripsi ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi perbankan syariah, pembaca maupun pribadi, selain itu
juga diharapkan dapat bermanfaat:
1. Bagi penulis sendiri
Penelitian ini bermanfaat sebagai penambah wawasan terhadap
masalah yang diteliti mengenai segala aspek yang berhubungan dengan
analisis SWOT dan produk kavling tanah.
2. Bagi objek penelitian (BMT Al-Kautsar)
Riset penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam merumuskan kebijakan guna mengembangkan usaha dan bisinis BMT
serta perekonomian khususnya.
3. Bagi Pembaca
Dapat
memberikan alternatif pilihan bagi
menentukan lembaga keuangan bank
masyarakat
dalam
yang sesuai dengan prinsip syariat
islam.
4. Bagi Kalangan Akademisi
Dengan adanya skripsi ini diharapkan dapat lebih bermanfaat bagi kita
semua dan bisa menjadi sumber referensi dan acuan yang jelas didalam
memilih produk kavling tanah.
9
5. Bagi Dunia Pustaka
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan
yang berguna dalam memperkaya koleksi dan ruang lingkup karya-karya
penelitian lapangan
D. Metode Penelitian
Dalam penelitian penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu
penulis menggambarkan permasalahan data-data yang ada lalu dianalisis lebih
lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan. Dengan metode analisis ini, penulis
mengumpulkan dan memaparkan data terlebih dahulu yang telah diperoleh dari
hasil interview di lapangan kemudian menganalisanya dengan berpedoman pada
sumber yang tertulis yang didapatkan dari teori diperpustakaan.
1. Lokasi Penelitian
Adapun dalam penentuan lokasi, menjadi objek penelitian atau pendekatan ini
adalah BMT Al-Kautsar.
2. Sumber Data
a. Data primer melalui Library Research yakni pengkajian dan penelusuran
literatur kepustakaan sebagai sumber data.
b. Data sekunder melalui Field Research yakni survei lapangan untuk
mendapatkan informasi sebagai pelengkap data yang dibutuhkan.
3. Teknik Pengambilan Data
10
a. Wawancara mendalam, yaitu dilakukan oleh penulis ketika melakukan
studi kasus di BMT Al-Kautsar. Wawancara dilakukan dengan pihak yang
terkait yang dapat menjelaskan berbagai permasalahan yang muncul serta
analisa SWOT terhadap produk kavling tanah dengan alat pengumpulan
data berupa pedoman wawancara.
b. Dokumenter, mengambil data-data yang diperlukan dengan cara mencari
data dokumentasi BMT Al-Kautsar dengan alat pengumpulan data berupa
form isian dokumentasi.
4. Teknik Pengolahan Data
Dengan penelitian ini menggunakan data kualitatif yaitu dimulai dengan
mengedit data kemudian mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah yang
dibahas.
5. Teknik Analisa Data
Dalam mengolah dan menganalisa data, digunakan metode yang bersifat
deskriptif kualitatif, yaitu dengan cara menggambarkan kondisi yang ada
melalui data-data yang didapat dari lapangan kemudian diterjemahkan dalam
keadaan sebenarnya.
6. Pedoman Penulisan Skripsi
11
Teknik penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku “Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah”, Jakarta,
Tahun 2010.
E. Review Terdahulu
1. Analisis SWOT Terhadap Deposito Mudhrabah (Studi Kasus: Bank Muamalat
Indonesia Tbk, Cabang Pembantu Kalimalang)
Oleh Muhammad Roni Neskens Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
Persamaan dengan skripsi ini yaitu sama-sama membahas analisis SWOT,
yang menjadi perbedaan pada skripsi tersebut yaitu hanya membahas
mengenai elemen SWOTnya saja sedangkan skripsi yang saya tulis tidak
hanya membahas mengenai SWOTnya, tetapi meghitung posisi SWOT atau
dengan kata lain mengikuti prosedur SWOT, perbedaan lainnya yaitu dari segi
produk yang dianalisis.
2. Analisis SWOT Dalam Mengembangkan Produk Pembiayaan Ijarah
Muntahiyah Bitamlik (IMBT) pada bank syariah (Studi pada PT. Bank DKI
Cabang Wahid Hayim).
Oleh Ifdhal Yuri Hendry, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi
Muamlah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2008.
Dalam hal ini membahas perkembangan produk IMBT, serta membahas
analisis SWOT. Persamaan dari skripsi yang penulis tulis adalah dari segi
12
analisis SWOT tetapi ada perbedaan didalamnya, pada skripsi tersebut
mengembangkan produk pembiayaan ijarah, sedangkan skripsi yang tulis
berdasarkan produk baru di sebuah BMT.
3. Analisa SWOT Terhadap Produk Pembiayaan Modal Kerja (Studi kasus Bank
DKI Syariah).
Oleh Muhammad Cholid, Konsentrasi Perbankan Syariah, Program studi
Muamlah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009.
Menurut penulis didalam skripsinya terdapat persamaan yaitu sama-sama
menganalisis tentang analisa SWOT, sedangkan perbedaannya, skripsi ini
membahas tentang mencari cara alternatif untuk mengoptimalkan strategi
dalam pembiayaan sedangkan saya lebih kepada perkembangan suatu produk
dalam suatu pembiayaan.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini diperlukan adanya suatu uraian mengenai
susunan dari tulisan yang dibuat agar pembahasan menjadi teratur dan terarah
pada permasalahan yang sedang dibahas. Untuk itu skripsi ini akan di bagi ke
dalam lima bab, yaitu:
BAB I
PENDAHULUAN
13
Dalam bab pendahuluan, yang mencakup latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, manfaat penelitian, tujuan
penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORI
Membahas tinjauan teoritis yaitu menjelaskan tentang pengertian
investasi yang dilihat dari jenis dan manfaatnya, kemudian investasi
yang ada dalam bidang pertanahan.
BAB III
PROFIL BMT AL-KAUTSAR
Dalam bab ini akan membahas deskripsi objek penelitian yang
meliputi gambaran umum perusahaan yakni sejarah singkat BMT AlKautsar, visi, misi dan tujuan BMT Al-Kautsar, struktur organisasi,
bentuk badan hukum, serta produk-produk dan layanan BMT AlKautsar.
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
Membahas prosedur dari produk kavling tanah dan analisis SWOT,
serta prospek kedepannya.
BAB V
PENUTUP
Merupakan bagian penutup dikemukakan kesimpulan dari semua
permasalahan yang dibahas dan memberikan saran-saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Investasi
Salah satu alasan utama melakukan investasi adalah mempersiapkan masa
depan sedini mungkin melalui perencanaan kebutuhan yang disesuaikan dengan
kemampuan keuangan saat ini. Adanya suatu perencanaan investasi adalah jauh
lebih baik dari pada tidak sama sekali.1
Menurut Sentanoe Kertonegoro dalam bukunya berjudul Analisa dan
Manajemen Investasi, investasi adalah setiap wahana dimana dana ditempatkan
dengan harapan dapat memelihara atau menaikan nilai dan atau memberikan hasil
(return) yang positif.2 Sedangkan menurut kamus manajemen, investasi adalah
penanaman modal yang biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan harta
(aktiva) tetap atau pembelian saham-saham, surat-surat berharga lainnya dengan
maksud
memperoleh
keuntungan.3
Dapat
disimpulkan
investasi
adalah
penempatan sejumlah uang untuk mendapatkan nilai tambah/keuntungan di masa
mendatang.
1
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, cet 1 (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.
46
2
Sentano Kertonegoro, Analisa dan Manajemen Investasi, (Jakarta: PT. Widya Press, 1995).
Cet ke 1, h. 3
3
B.N. Marbun, Kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003), h. 107
14
15
Khalifah Umar pernah menyuruh kaum muslimin untuk menggunakan
modal mereka secara produktif dengan mengatakan:
“siapa saja yang memiliki uang, hendaklah ia menginvestasikannnya dan siapa
saja yang memiliki tanah hendaklah ia menanaminya”.4
B. Jenis dan Manfaat Investasi
Secara garis besar investasi dapat dilakukan dalam dua jenis asset
yaitu asset riil dan asset finansial. Investasi dalam asset riil meliputi rumah,
tanah, dan bisnis. Semua informasi untuk mendukung investasi amat
diperlukan. Sementara itu, investasi pada asset finansial dapat dilakukan
melalui pasar modal dan pasar uang. Investasi pada pasar modal dapat
dilakukan dengan membeli saham, obligasi dan jenis sekuritas lainnya.5
Investasi di pasar modal dan pasar uang memerlukan analisis dan
pemikiran yang lebih kompleks karena wujud investasi tidak riil. Pada
umumnya, di negara maju invetasi di pasar modal dan pasar uang lebih
menarik dari pada investasi pada asset riil.
Masing-masing jenis investasi memiliki kelebihan dan kekurangan.
Seseorang harus mengetahui terlebih dahulu manfaat dan resiko yang
terkandung dalam setiap jenis alternatif investasi. Ada beberapa manfaat dan
risiko untuk masing-masing jenis investasi. Berikut ini beberapa jenis
4
5
Ahmad al-Haritsi, Fikih Ekonomi Umar bin al-Khathab, 2006.
Endang Raino Wirjono, Pemahaman Terhadap Alternatif Berinvestasi, manfaat dan Risiko
Investasi, 2008 vol. 2, h. 106, http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/20208105113.pdf.
16
investasti yang ditawarkan dalam berbagai sektor (riil dan finansial) beserta
manfaat dan resiko masing-masing:
a. Direct Investment berupa tanah, emas dan rumah. Investasi jenis ini
memiliki keuntungan yaitu harga cenderung stabil. Akan tetapi invetasi ini
memiliki kelemahan yaitu tidak dapat segera diubah menjadi kas atau
tidak likuid.
b.
Commercial Banking berupa tabungan, deposito dan produk tabungan
lainnya. Investasi jenis ini memiliki kelebihan yaitu relatif aman,
pendapatan yang diperoleh bersifat tetap (pada tingkat suku bunga
tertentu). Kelemahan investasi di sektor perbankan adalah pertumbuhan
tingkat keuntungan atau return yang relatif kecil.
c. Capital Market berupa saham, obligasi (yang terbaru adalah ORI: Obligasi
Ritel Negara), dan reksadana. Kelebihan investasi jenis ini adalah investor
akan memiliki keuntungan yang cukup tinggi jika mendapat capital gain
(selisih antara harga beli dengan harga jual saham). Selain itu, investor
juga dapat memperoleh dividen (saham), bunga (obligasi) dan invetasi
jenis ini sangat likuid. Kelemahan investasi jenis ini adalah adanya capital
loss, risiko perusahaan delisting dari bursa efek, dan gagal bayar (default).
d. Barang koleksi yaitu barang-barang yang umumnya sering dikoleksi
orang. Barang koleksi meliputi barang-barang seni (lukisan, patung),
barang-barang kerajinan (keramik, batik), barang-barang aksesori (arloji),
barang-barang perhiasan (kaleng, gelang), dan barang-barang sejarah
17
(peninggalan). Keuntungan yang diperoleh dari jenis investasi ini sangat
tergantung pada minat pembeli barang tersebut. Kelemahan investasi jenis
ini adalah perawatan yang cukup rumit dan invetasi merupakan jenis yang
kurang likuid.6
Diantara perbedaan real asset dan financial asset tersebut diatas, investor
atau perusahaan lebih memilih berinvestasi pada bentuk investasi financial asset
karena daya tariknya adalah likuiditas. Likuiditas diartikan mudahnya
mengkonversi suatu asset menjadi uang. Real asset secara umum kurang likuid
dibandingkan dengan financial asset, hal ini disebabkan return real asset biasanya
sulit diukur secara akurat, kepemilikan yang tidak luas, juga tidak tersedianya
pasar aktif.
Jadi, jika kita melakukan investasi katakan membeli saham, maka saham
tersebut bisa kita jual kembali. Tidak hanya itu, kita tentu berharap uang hasil
penjualan tadi berlipat ganda. Uang kita bisa berkembang biak dengan sendirinya.
Inilah yang dinamai uang bekerja untuk investasi. Saat ini pamor investasi
semakin menanjak seiring teredukasinya masyarakat dengan cara mengelola
keuangan. Semangat untuk membuat uang berkembang biak dengan sendirinya,
menyebabkan produk-produk investasi semakin dilirik orang. Jadi investasi
sangat bermanfaat untuk menyelamatkan nilai uang kita supaya tidak merosot.
6
Ibid, h. 107
18
Itulah sebabnya investasi sering dikatakan sebagai sarana lindung nilai. Bahkan ,
investasi memungkinkan nilai uang naik berkali lipat.7
C. Investasi dalam Bidang Pertanahan
Jual beli tanah bisa menjadi alternatif dalam melakukan investasi.
Investasi dalam jual beli tanah juga cukup menguntungkan. Hal ini disebabkan
harga tanah yang cenderung naik dan tidak pernah turun. Jadi, investasi yang akan
dilakukan relatif lebih aman dibandingkan dengan investasi dibidang finansial
seperti saham, reksa dana, ataupun valas.
1. Sertifikasi Tanah
Landasan utama hukum pertanahan di Indonesia ialah Undang-undang
No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria atau disingkat
UUPA. Peraturan mengenai hak-hak atas tanah bagi masyarakat pada intinya
tetap mengacu pada UUPA. Bukti kepemilikan atas tanah berupa sertifikat
yang dikeluarkan oleh negara, dalam hal ini adalah BPN (Badan Pertanahan
Nasional).
2. Keuntungan Investasi Tanah
Investasi tanah memiliki beberapa keuntungan, di antaranya sebagai
berikut:
7
Istijanto Oei, Kiat Investasi Valas, Emas, Saham, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2009), cet. k-2, h. 1-2
19
a. Harga tanah cenderung naik karena jumlah tanah terbatas dan jumlah
populasi semakin lama semakin naik sehingga permintaan akan lebih
tinggi dari penawaran.
b. Bisa dijadikan sebagai jaminan pembayaran.
c. Bisa didirikan bangunan yang dapat dijadikan dalam bisnis.
3. Kerugian Investasi Tanah
Seperti investasi-investasi lainnya, investasi tanah juga memiliki
beberapa risiko, yaitu sebagai berikut:
a. Tidak lengkapnya surat-surat dan rentannya terkena sengketa tanah.
b. Beban Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang semakin meningkat setiap
tahun.
c. Tanah tidak dapat langsung dijual karena membutuhkan kecocokan
dengan selera pembeli.8
D. Investasi Syariah
1. Pengertian Investasi Syariah
Definisi investasi adalah menanamkan atau menempatkan asset, baik
berupa harta maupun dana pada sesuatu yang diharapkan akan memberikan
hasil pendapatan atau meningkatkan nilainya di masa mendatang, dengan
tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang
yang sesuai dengan syariah Islam. Seorang investor yang berinvestasi dengan
8
Ibid, h. 163
20
harapan memperoleh imbalan atas waktu dan risiko yang terkait dengan
investasi.
Ada dua hal yang menjadi landasan dalam ekonomi Islam, yaitu AlQur‟an dan Hadist. Konsep Islam menunjukkan bahwa semua harta benda dan
seluruh alat produksi hakikatnya adalah mutlak milik Allah, sedangkan
manusia hanya sebatas mendapatkan amanah untuk megelolanya. Misalnya,
kepemilikan tanah dalam Islam bukan menjadi milik mutlak individu atau
suatu komunitas atau milik mutlak Allah. Dengan demikian suatu komunitas
atau bahkan negara tidak dapat mengklaim sebidang tanah menjadi hak
penguasaannya, mereka hanya berhak dalam pengelolaan tanah tersebut. 9
2. Prinsip-prinsip Umum Investasi Syariah
a. Prinsip halal dan thayyib
Allah SWT berfirman dalam (QS. Al-Baqarah: 168) yang berbunyi:
            
   
Artinya: “Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari pada
apa yang terdapat di bumi dan janganlah kamu mengikuti langkahlangkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh
yang nyata bagimu.”
Dengan dasar ayat diatas maka pembiayaan dan investasi hanya dapat
dilakukan pada asset atau kegiatan usaha yang halal, tahir, spesifik tidak
9
29-30
Ahmad Rodoni, Investasi Syariah, cet 1 (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.
21
membahayakan, bermanfaat dan merupakan kegiatan usaha yang spesifik dan
dapat dilakukan bagi hasil dari manfaat yang timbul.
b. Prinsip Transparasi guna menghindari kondisi yang gharar, (sesuatu yang
tidak diketahui pasti akan kebenarannya) dan berbau Maysir.
c. Prinsip keadilan dan persamaan masalah keuntungan dalam kegiatan bisnis
merupakan suatu keharusan, dalam hal memilih jenis investasi, kebijakan
pengambilan keuntungannya agar senantiasa diarahkan pada suatu kegiatan
bisnis yang berorientasi pada pendekatan proses dan cara yang benar dalam
memperoleh keuntungan, dan bukan pendekatan yang semata mengedepankan
besaran nominal hasil keuntungan yang diperoleh.
d. Dari segi penawaran (supply) maupun permintaan (demand), pemilik harta
(investor) dan pemilik usaha (emiten) maupun bursa dan self regulating
organization lainnya tidak boleh melakukan hal-hal yang menyebabkan
gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar.10
3. Norma Berinvestasi Syariah
Prinsip dasar transaksi menurut syariah dalam investasi keuangan yang
ditawarkan adalah sebgai berikut:
a. Uang sebagai alat pertukaran bukan komoditas perdagangan, dimana fungsi
uang adalah alat pertukaran nilai yang mengggambarkan daya beli suatu
barang atau harta.
10
Ibid, h. 39-40
22
b. Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsur
penipuan di salah satu pihak, baik sengaja maupun tidak sengaja.
c. Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat dan
menghindari setiap transaksi yang zalim.
d. Dalam transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia menanggung risiko.
e. Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan
resiko yang lebih besar atau melebihi kemampuan menganggung risiko.
f. Manajemen
yang diterapkan adalah manajemen Islami
yang tidak
mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta
menjaga lestarinya lingkungan hidup.11
Dalam berinvestasi Allah SWT dan Rasulnya memberikan petunjuk dan
rambu-rambu pokok yang seyogyanya diikuti oleh setiap muslimyang beriman.
Diantaranya rambu-rambu tersebut adalah sebagai berikut:
a. Terbebas dari unsur riba.
b. Terhindar dari unsur haram.
c. Terhindar dari unsur gharar.
d. Terhindar dari unsur judi (maysir).
e. Terhindar dari unsur syubhat.12
Dari keterarangan diatas, bisa kita lihat bahwa investasi dalam syariah
Islam, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan invetasi secara umum. Namun yang
11
Ibid, 41-42
12
Ibid, 42-43
23
menjadi titik beratnya adalah pada prinsip, akad yang digunakan, dan tidak
adanya unsur maysir, gharar, dan riba.
4. Akad Murabahah
a. Pengertian, Rukun, dan Syarat Murabahah
Pengertian Murabahah secara bahasa
‫ ربح‬- ‫ ربحا – يربح‬yang berarti
berlaba atau beruntung.13 Sedangkan dalam istilah perbankan syariah,
Murabahah diartikan sebagai berikut:
“Jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati antara pihak bank dan nasabah”.14
“Akad jual beli suatu barang dimana penjual menyebutkan harga jual
yang terdiri atas harga pokok barang dan tingkat keuntungan tertentu atas
barang, dimana harga jual tersebut disetujui oleh pembeli.”15
Sedangkan menurut Fikih Islam, murabahah berarti suatu bentuk jual
beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi
harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang
tersebut, dan tingkat keuntungan (margin) yang diinginkan.16
13
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990), h. 136
14
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, cet. I, (Yogyakarta: EKONISIA
FE UII, 2003), h. 62
15
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk dan
Implementasi Operasional Bank Syariah, h. 76
16
h. 81-82
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), ed. I,
24
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Murabahah
sebagaimana umumnya digunakan oleh perbankan syariah, pada prinsipnya
didasarkan atas dua elemen pokok, yaitu: harga beli serta biaya yang terkait,
dan kesepakatan atas laba (keuntungan).17
Berdasarkan tingkat kepastian dari hasil yang diperoleh dalam
melakukan kegiatan bisnis atau usaha, Murabahah termasuk kedalam Natural
Certainty Contracts dimana kontrak atau akad bisnis tersebut dapat
memberikan kepastian pembayaran, baik dari segi jumlah (amount) maupun
waktu (timing)-nya.18
Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa, yaitu:
1) Pelaku akad, yaitu ba‟i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk
dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan
membeli barang.
2) Objek akad, yaitu mabi‟ (barang dagangan) dan tsaman (harga).
3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
Murabahah pada awalnya merupakan konsep jual beli yang sama
sekali tidak ada hubungannya dengan pembiayaan. Namun demikian, bentuk
17
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, h. 120
18
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 279
25
jual beli ini kemudian digunakan oleh perbankan syariah dengan menambah
beberapa konsep lain sehingga menjadi bentuk pembiayaan.19
Beberapa syarat pokok murabahah menurut Usmani (1999). Antara
lain sebagai berikut:
1) Murabahah merupakan salah satu bentu jual beli ketika penjual secara
eksplisit menyatakan biaya perolehan barang yang akan dijualnya dan
menjual kepada orang lain dengan menambahkan tingkat keuntungan yang
diinginkan.
2) Tingkat keuntungan dalam murabahah dapat ditentukan berdasarkan
kesepakatan bersama dalam bentuk persentase tertentu dari biaya.
3) Semua biaya yang dikeluarkan penjual dalam rangka memperoleh barang,
seperti biaya pengiriman, pajak, dan sebagainya dimasukkan ke dalam
biaya perolehan untuk menentukan harga agregat.
4) Murabahah dikatakan sah hanya ketika biaya-biaya perolehan barang
dapat ditentukan secara pasti.20
Prinsip Murabahah dalam perbankan syariah dapat dilakukan
berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan dari nasabah. Dalam Murabahah
berdasarkan pesanan, bank syariah akan melakukan pembelian barang setelah
adanya pesanan dari nasabah, baik yang bersifat mengikat atau tidak mengikat
19
20
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h. 82
Ibid, h. 83-84
26
nasabah untuk membeli barang pesanannya.21 Sedangkan mekanisme
pembayaran Murabahah yang lazim dilakukan perbankan syariah adalah
dengan cara pembayaran cicilan (bitsaman ajil) yang dicirikan dengan
penyerahan barang diawal akad dan pembayaran kemudian, walaupun
demikian pembayaran Murabahah dengan cara tunai dapat juga dilakukan.
b. Dasar Hukum Akad Murabahah
Murabahah memang tidak secara langsung dibicarakan atau
ditemukan, baik dalam Al-Qur‟an ataupun Al-Hadits, walaupun terdapat
beberapa ayat Al-Qur‟an yang menjadi acuan tentang jual beli, laba, rugi dan
perdagangan. Para fuqaha membenarkan Murabahah secara tunai dengan
dasar yang lain.
Adapun ayat Al-Qur‟an yang dijadikan Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia melalui Fatwa Dewan Syariah Nasional No:
04/DSN-MUI/IV/2000 sebagai rujukan mengenai praktik Murabahah,22
seperti ditegaskan Allah SWT dalam (QS. Al-Baqarah: 275) yang berbunyi:
             
             

21
Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, h. 115
Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, (Jakarta: PT.
Intermasa, 2003), Ed. 2, h. 22
22
27
Artinya: “Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari TuhanNya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa
yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan), dan
urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya.”
Sedangkan Hadits Rasulullah saw. yang menjadi rujukan bagi
operasionalisasi Murabahah sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Majah23:
Artinya: “Nabi bersabda, „Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli
tidak secara tunai, Muqaradhah (Mudharabah), dan mencampur
gandum dengan jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan
untuk dijual.” (HR. Ibnu Majah dari Shuhaib)
c. Aplikasi dalam Perbankan.
Murabahah umumnya diterapkan pada produk pembiayaan untuk
pembelian barang-barang invetasi, baik domestik maupun luar negeri, seperti
melalui letter of credit (L/C).
banyak
menggunakan
Kalangan perbankan syariah di Indonesia
al-murabahah
secara
berkelanjutan
(roll
over/evergreen) seperti untuk modal kerja, padahal sebenarnya al-murabahah
adalah kontrak jangka pendek dengan sekali akad (one short deal). Almurabahah tidak tepat diterapkan untuk skema modal kerja. Akad
23
Abu „Abdullah Muhammad Ibn Yazid al Qazuni, Kitab Sunan Ibnu Majah, (Beirut: Darrul
Fikhr, 1990), hadist 2289, h. 720
28
mudharabah lebih sesuai untuk skema tersebut. Hal ini mengingat prinsip
mudharabah memiliki fleksibilitas yang sangat tinggi.24
E. Analisis SWOT
1. Pengertian Analisis SWOT
Teknik SWOT atau dikenal dengan nama teknik analisis KEKEPAN
(kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) pada dasarnya merupakan satu
teknik untuk mengenali berbagai kondisi yang menjadi basis bagi perencanaan
strategi. Setelah mengenali isu permasalahan yang dihadapi secara teoritis
perlu dibangun kesepakatan antar stakeholder mengenai “apa yang diinginkan
kedepan” terhadap isu tersebut. Komponen atau elemen apa yang perlu untuk
lebih ditingkatkan, dikurangi atau justru diganti, memerlukan suatu proses
analisis yang banyak didasarkan pada peta kondisi SWOT dan isu tersebut.
Analisis SWOT adalah analisis kondisi internal maupun eksternal
organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang
strategi dan program kerja. Dalam analisis SWOT meliputi elemen internal:
kekuatan (strengths), peluang (opportunities), elemen eksternal: kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats). Keempat elemen dari analisis SWOT
tersebut merupakan penjabaran dari manajemen strategik.25
24
Muhammad Syafi‟i Antonio, BANK SYARIAH dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani, 2001), cet. I h. 106
25
M. Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syari‟at, (Jakarta :
Khairul Bayan, 200), cet ke 1, h.83
29
Analisa SWOT berguna untuk menganalisa faktor-faktor di dalam
organisasi yang memberikan andil terhadap kualitas pelayanan atau salah satu
komponennya sambil mempertimbangkan faktor-faktor eksternal.26 Analisa
ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang
kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya masing-masing. Satu hal
yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa SWOT, bahwa
analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan untuk
menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan
dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu
memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi
oleh organisasi.27
Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan. Dengan
demikian perencanaan strategi (strategic planner) harus menganalisis faktorfaktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman)
dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan analisis situasi. Model
yang paling populer untuk analisis situasi adalah analisis SWOT.28 Analisis
SWOT adalah identifikasi
berbagai
faktor
secara sistematis
untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini di dasarkan pada logika yang
26
27
28
http://dickyrahardi.blogspot.com/2007/08/analisis-swot.html
http://blog.unila.ac.id/redha/2009/02/23/analisis-swot-pengertian-swot-pengantar-swot/
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta PT. Gramedia
Pustaka Utama, Februari 2006). Cet. Ke-12, h. 19
30
dapat memaksimalkan kekuatan (Strenght) dan peluang (Opportunities),
namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
ancaman (Threats).29
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT
a. Fungsi Analisis SWOT
Sebagai alat analisa, analisa SWOT berfungsi sebagai panduan
pembuatan peta. Ketika telah berhasil membuat peta, langkah tidak
menunjukkan kemana harus pergi, tetapi peta dapat menggambarkan banyak
jalan yang dapat ditempuh jika ingin mencapai tujuan tertentu. Peta baru akan
berguna jika tujuan telah ditetapkan.30 Analisis SWOT dapat digunakan untuk
mengarahkan analisis stratejik dengan cara memfokuskan perhatian pada
kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan
perusahaan dengan melakukan identifikasi secara hati-hati pada faktor
keberhasilan kritis (critical success factors).31
Maka fungsi dari analisis SWOT ini adalah menganalisa mengenai
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dan dilakukan melalui pembahasan
terhadap kondisi internal serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang
dihadapi yang dilakukan melalui pembahasan terhadap kondisi eksternal.
29
Ibid, h. 18
M. Ismail Yusanto, M. Karebet Widjajakusuma, Pengantar Manajemen Syari‟at, (Jakarta :
Khairul Bayan, 2002), h.78
30
31
A. Susty Ambarriani, Manajemen Biaya, Jakarta: Salemba Empat, 2000. h. 43
31
b. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam
bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju ke masa
depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan
manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya.
Dari hasil analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungannya
dan menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar
dalam menetapkan sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan
untuk memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder terhadap
kualitas internal dan eksternal.32
Selain itu manfaat dari analisis SWOT adalah untuk melakukan
perencanaan dalam upaya mengantisipasi masa depan dengan melakukan
pengkajian bedasarkan pengalaman masa lampau, ditopang sumber daya dan
kemampuan yang miliki saat ini yang akan diproyeksikan kemasa depan
untuk menganalisis kesempatan/peluang dan kekuatan dalam membuat
rencana jangka panjang, untuk mengatasi ancaman dan kelemahan yang
mempunyai kecendrungan menghasilkan rencana jangka pendek, yaitu
rencana untuk perbaikan, dan juga untuk mengidentifikasi faktor eksternal (O
dan S) dan faktor internal (S dan W).
32
http.www.Goodgovernance.co.id
32
c. Tujuan Analisis SWOT
Tujuan analisa SWOT adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dimiliki dan atau dihadapi perusahaan. Untuk
mengetahui kelemahan perusahaan dan menciptakan kelemahan itu menjadi
suatu kekuatan, maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman
yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan
melalui penelaahan terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya
perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi organisasi
yang realistis dalam mewujudkan misi dan visinya, untuk membenarkan
faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis, dan
apabila terdapat kekurangan maka dapat disempurnakan.
3. Matriks Faktor Startegi Eksternal
a. Analisis Lingkungan Makro
Aspek analisis lingkungan makro mencakup sejumlah pertimbangan
yang terdiri atas pertimbangan aspek politik, ekonomi, sosial dan
pertimbangan teknologi.33
b. Analisis Lingkungan Industri
Lingkungan Industri atau persaingan bisnis dengan intensitasnya
berakar dari tiga macam bentuk dasar industri/pasar yang oleh para ahli
ekonomi dibagi menjadi : persaingan sempurna, monopoli dan persaingan
33
M. Ismail Yusanto dan M. K. Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah,
(Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h. 18
33
tidak sempurna. Tujuannnya adalah agar dapat diprediksi tingkah laku harga
dari sebuah perusahaan yang berada pada setiap bentuk industri tersebut.34
Aspek analisis dari sisi lingkungan industri atau persaingan bisnis
dikembangkan melalui konsep Competitive Strategy-nya. Aspek ini memiliki
5 variabel utama pertimbangan:
1) Ancaman Masuknya Pendatang Baru (Hambatan Masuk). Hambatan
masuk yakni:
a) Skala ekonomi
b) Diferensiasi produksi
c) Kecukupan modal
d) Biaya peralihan
e) Akses kesaluran distribusi
f) Ketidakunggulan biaya
g) Peraturan pemerintah35
2) Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri. Tingkat persaingan
dipengaruhi oleh 6 faktor, yakni jumlah kompetitor, tingkat pertumbuhan
industri, karakteristik produk, biaya (produksi) tetap yang besar, kapasitas
produksi, dan besarnya hambatan keluar yang berupa aset maupun
idealisme bisnis.
34
35
Ibid, h. 20
Ibid, h. 24
34
3) Ancaman
dari
Produk
Substitusi.
Produk
substitusi
memiliki
karakteristik yang berbeda, namun ia dapat memberikan fungsi/jasa yang
sama.
4) Kekuatan Tawar-menawar Pembeli. Maksudnya adalah pembeli
mampu mempengaruhi perusahaan untuk memotong harga, untuk
meningkatkan mutu dan servis serta mengadu perusahaan dengan
kompetitor melalui kekuatan yang mereka miliki.
5) Kekuatan Tawar-menawar Pemasok. Selain pembeli pemasok juga
dapat mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk
menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk.
Pertimbangan yang muncul dari analisis lingkungan makro dan analisis
lingkungan industri ini dalam analisis SWOT akan menjadi faktor peluang
(opportunity) atau bahkan tantangan (threat) bagi perusahaan.
4. Analisis Lingkungan Internal
Tahapan ini berintikan pada analisis kondisi internal yang meliputi faktor
kelebihan/kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) organisasi. Analisis
kondisi internal juga dimaksudkan untuk mengidentifikasi keunggulan bersaing
(competitive advantage) organisasi.
Selain terhadap faktor lingkungan eksternal untuk mempertajam hasil
analisis faktor kekuatan didefinisikan sebgai sumberdaya, keterampilan, atau
keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau
35
ingin dilayani perusahaan. Dalam bahasa yang lain, Campbell dan Luch (1997)
seperti dikutip Zulganef (2001) melihat kompetensi sebagai hal yang hampir sama
dengan strengths, skills, copabilities, organizational knowledge dan intangible
assets yang semuanya mengacu pada konsep skills based management.
Kelemahan didefinisikan sebagai keterbatasan atau kekurangan dalam
sumberdaya, keterampilan dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja
efektif perusahaan. Analisis lingkungan internal bersumber pada sumbersumberdaya perusahaan yang mencakup faktor SDM, sumberdaya organisasi, dan
sumberdaya fisik.
Perusahaan yang telah mampu melakukan analisi lingkungan internal dan
berhasil mendapatkan resultansi positif dari faktor kekuatan dan kelemahannya,
pada dasarnya dapat dinyatakan telah berhasil mengidentifikasi potensi
keunggulan bersaingnya. Potensi tersebut adalah kekutan pokok perusahaan yang
berupa kemampuan pengelolaan atas sumber-sumber daya internal perusahaan.36
5. Matriks SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaiman
peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan
36
Ibid, h. 25-26
36
dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan
empat setkemungkinan alternatif strategis.37
Diagram Matrik SWOT
EKSTERNAL
PELUANG
TANTANGAN
INTERNAL
(Opportunity)
(Threats)
KEKUATAN
Keunggulan Komparatif
Mobilisasi
(Strength)
KELEMAHAN
(Comparative Advantege)
Divestasi/Investasi
(Mobilization)
Kendali Kerusakan
(Weakness)
(Divestment/Investment)
(Damage Control)
a. Sel A ini memberi kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih
cepat, namun harus senantiasa waspada terhadap perubahan yang tidak
menentu dalam lingkungannya.
b. Sel B menghadapkan organisasi pada isu strategis Mobilization, yaitu kotak
interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasikan
dengan kekuatan organisasi.
c. Sel C menampilkan isu strategis Investment atau Divestment yang
memberikan pilihan dengan situasi yang kabur.
d. Sel D adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
kontak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya
37
Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2001. Cet ke 8, h.31
37
keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang
harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) yang
diderita sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.38
Diagram Analisis Swot
Beragam peluang lingkungan
Kuadran III:
Mendukung strategi yang
Berorientasi pada perubahan
Kuadran I:
Mendukung Strategi
yang agresif
kelemahan
internal yang
penting
kekuatan
internal yang
besar
Kuadran IV:
Mendukung strategi
Yang defensif
Kuadran II:
Mendukung strategi
diversifikasi
Ancaman-ancaman utama lingkungan
Strategi SO (Kuadran I)
Yang menandakan organisasi sebagai kuat dan berpeluang. Rekomendasi
strategis yang diberikan adalah progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan
mantap
sehingga
sangat
dimungkinkan
untuk
terus
melakukan
ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
38
31-33
M. Ismail Yusanto dan M. K. Widjajakusuma, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, h.
38
Strategi ST (Kuadran II)
Yang menandakan organisasi sebagai kuat namun menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategis yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun mengadapi sejumlah tantangan berat,
sehinggadiperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar
bila hanya bertumpu pada strategi berikutnya.39
Strategi WO (Kuadran III)
Yang menandakan organisasi yang diberikan lemah namun sangat berpeluang.
Artinya disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya untuk menangkap peluang
yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Strategi WT (Kuadran IV)
Yang menandakan organisasi sebagai lemah dan menghadapi tantangan besar.
Rekomendasi Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi yang lemah yang
dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit menyebabkan organisasi berada pada
pilihan dilematis.40
39
40
ibid, h. 34
Ibid, h. 37
BAB III
GAMBARAN UMUM BMT AL-KAUTSAR
BEKASI TIMUR
A. Sejarah Pendirian Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar
BMT Al-Kautsar merupakan salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah
(LKMS) yang bergerak dibidang simpan pinjam dengan segmen usaha kecil dan
menengah dengan misi utamanya yakni memberdayakan pengusaha kecil dan
ekonomi lemah serta mengembangkan sistem ekonomi syariah melalui
pembinaan dan pembiayaan sebagai upaya membebaskan masyarakat dari jeratan
rentenir. BMT Al-Kautsar merupakan Koperasi Swadaya Masyarakat (KSM)
serta partner dari Pusat Kajian Strategis Pembangunan (PKSP) yang beralamat di
jalan Tanjung Lengkong No. 4 Bidara Cina, Jatinegara Jakarta Timur dan
mempunyai cabang yang beralamat di jalan KH. Agus Salim No. 77, Bekasi
Timur sesuai izin operasional PINBUK DKI.1
BMT al-Kautsar didirikan pada tanggal 19 juni 2000 dengan legalitas yang
dikeluarkan oleh PHBK dan PKSP serta izin operasional dari PINBUK DKI dan
koperasi dengan Nomer : BI-YINBUK NO.10/PINBUK-DKI/XII/98, BH.NO.
693/BH/KW.K9/II/99, BH. NO.149/BH/KW-9/x/06.2 Modal awal yang sudah di
keluarkan oleh pihak BMT untuk mendirikan sebuah BMT yang maju sekarang
1
BMT al-Kautsar, Profil LKMS BMT al-Kautsar, h. 2
2
BMT al-Kautsar, Profil LKMS BMT al-Kautsar, h. 2
39
40
ini adalah sekitar 50 juta rupiah, dimana modal tersebut didapatkan dari bantuan
pihak – pihak yang sampai sekarang ini menjadi pengurus BMT al-kautsar serta
dari beberapa donatur. Oleh karena itu, fungsi BMT Al-Kautsar disamping
membangun ekonomi pedagang kecil dan menengah adalah membangun aqidah
sebagai landasan hidup dan kehidupan mereka. Dengan demikian, keberadaan
pedagang kecil dan menengah lambat laun akan mandiri secara kuat karena dasar
keyakinan dan ekonominya sudah terbangun.
Landasan hukum BMT Al-Kautsar sebagai Lembaga Keuangan Mikro
Syariah adalah :
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 9 Tahun 1995 tentang
pelaksanaan kegiatan usaha simpan pinjam oleh koperasi.
3. Keputusan Menteri Koperasi dan PPK Republik Indonesia Nomor
650/KEP/KWK.10/VI/1998.3
B. Visi, Misi dan Tujuan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar
1. Visi BMT Al-Kautsar
Menjadikan lembaga bisnis keuangan syariah yang mandiri dan profesional
dalam menyelenggarakan layanan pembiayaan dan manajemen kewirausahaan
3
BMT Al-Kautsar, Buku RAT BMT Al-Kautsar (Jakarta: PT. Radio Nada Komunitas
Utama: 2006), h. 3
41
serta membangun kualitas anggota, keluarga dan masyarakat di sekitar KJSK
BMT AL-KAUTSAR yang selamat, damai dan sejahtera dengan berlandaskan
asas dan prinsip-prinsip dasar yang maju berkembang, terpercaya, aman,
nyaman, transparan dan berkehati-hatian.
2. Misi BMT Al-Kautsar
a. Memberikan layanan bisnis kepada anggota dan menciptakan sinergi
bisnis yang positif.
b. Berperan serta dalam meningkatkan taraf hidup perekonomian umat Islam.
c. Memberikan kontribusi yang layak pada manajemen dan seluruh
karyawan.
d. Berperan serta dalam gerakan merubah dari ekonomi ribawi ke ekonomi
syariah.
3. Prinsip dan Tujuan BMT Al-Kautsar
Prinsip yang dipegang teguh oleh BMT Al-Kautsar dan seluruh jajaran
pengurus serta pegawainya yaitu menjaga nilai-nilai integritas, transparansi
serta prudent banking dalam penghimpunan dana, penyaluran dana dan
pelayanan dengan sistem mitra kekeluargaan. Sedangkan tujuan yang hendak
dicapai adalah:
a. Membebaskan pedagang kecil dan ekonomi lemah dari jeratan rentenir.
b. Mengurangi angka kemiskinan dan penganguran dengan mau berusaha.
c. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan para pedagang kecil dan
ekonomi lemah.
42
d. Memasyarakatkan etika bisnis yang berdasarkan syariah.
e. Membantu dan menyantuni kaum dhuafa lainnya dari keuntungan yang
diperoleh.
f. Melakukan pembinaan kepada para pedagang dan ekonomi lemah4.
Dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan, semua itu KJKS BMT
Al-Kautsar mengembangkan budaya kerja dengan komitmen kepada:
a. Menciptakan rasa loyalitas yang tinggi, sehingga tercipta rasa saling
memiliki.
b. Menciptakan rasa empeti/ peduli yang tinggi kepada lembaga, anggota dan
pengelola.
c. Pengelolaan lembaga yang bersih dan aman.
d. Menciptakan
suasana
kerja
yang harmonis
dan
kondusif
guna
meningkatkan sumberdaya manusia.
e. Memberikan pelayanan kepada anggota untuk dapat mandiri, dengan rasa
aman, disiplin dan menjadikan yang utama5.
4
BMT Al-Kautsar, Buku RAT BMT Al-Kautsar (Jakarta: PT. Radio Nada Komunitas
Utama: 2006), h. 9.
5
Wawancara Pribadi dengan pak Abbdullah M. Said. “Pimpinan BMT Al-Kautsar”. Bekasi,
12 Februari 2011.
43
C. Struktur Organisasi Baitul Maal Wat Tamwil AL-Kautsar
Sebagaimana lembaga keuangan lainnya, BMT al-Kautsar juga memiliki
struktur kepengurusan dalam menjalankan operasionalnya yakni:6
Badan Pengawas
Ketua : DR. H. Abdul Mannan,SE,MM
Anggota : M. Islah, SE
MD. Karyadi, LC
Badan Pengurus
Ketua
: Abdullah, M, Said
Sekretaris : Mahidin S
Bendahara : Azhari
Badan Pengelola
Kabag Operasional
Budi Sudirja
Divisi Pembiayaan
Imam
Pelayanan Anggota
1. Mulyawati
2. Maulana Firdaus
3.Mega Aprianti
Divisi Marketing
1. Herdiyanto
2. Jaih
1. Imam
6
BMT al-Kautsar,Susunan Pengurus & Job Description BMT al-Kautsar, h.1
44
1. Badan Pengawas
Ketua
: DR. H. Abdul Mannan,SE,MM
Anggota
: M. Islah, SE
: MD. Karyadi, LC
2. Badan Pengurus
Ketua
: Abdullah, M, Said
Sekretaris
: Mahidin S
Bendahara
: Azhari
3. Badan Pengelola
Kabag Operasional
: Budi Sudirja
Divisi Pembiayaan
: Imam
Pelayanan Anggota
: Mulyawati
: Maulana Firdaus
: Mega Aprianti
Divisi Marketing
: Herdiyanto
: Jaih7
D. Produk dan Layanan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Kautsar
1. Produk Penghimpunan Dana
7
BMT al-Kautsar, Susunan Pengurus & Job Description BMT al-Kautsar, h.1
45
a. Tabungan Muamalah
Merupakan simpanan praktis bagi setiap muslim karena penarikan
bisa kapan saja untuk keperluan kita semua.
b. Tabungan Haji & Umrah
Bagi kaum muslimin yang akan menunaikan rukun Islam ke-5, mari
kita wujudkan niat suci melalui simpana ini. Adapun penarikannya hanya
dapat dilakukan ketika tiba / saat menunaikan ibadah haji / umroh.
c. Tabungan Ibadah Qurban
Sudahkah anda menunaikan ibadah Qurban? Percayakan dana anda
melalui simpanan ini, penarikan hanya dapat dilakukan menjelang hari
raya Qurban, insya Allah kami membantu pengadaan hewan qurban dan
menyalurkan kepada yang berhak.
d. Tabungan Pendidikan
Biaya pendidikan semakin mahal, dengan simpanan ini anda bisa
menyisihkan pendapatan untuk persiapan biaya pendidikan putra-putri
anda, sehingga cita-cita untuk meneruskan pendidikan kejenjang yang
lebih tinggi bisa terwujud dengan persiapan matang serta mendapatkan
prestasi gemilang.
e. Tabungan Aqiqah
Keluarga sakinah, tentu menyambut kelahiran buah hati dengan
persiapan yang baik, kami membantu anda dengan simpanan ini, sehingga
46
akan lebih tenang dan dapat menunaikan pada waktu yang tepat dan lebih
utama (afdhal).
f. Tabungan Kavling Tanah
Setiap keluarga membutuhkan tempat tinggal yang permanan
dengan fasilitas simpanan ini anda bisa memiliki sebuah kavling tanah
yang bisa dibangun atau sebagai investasi masa depan.
g. Tabungan Walimah
Kami membantu anda, khususnya Ikhwat dan Akhwat untuk
melangsungkan walimah dengan persiapan yang lebih baik. Sambil
menunggu kedatangan “Sang buah hati” yang dipilihkan Allah melalui
upaya-upaya yang anda lakukan, percayakan persiapan finansial anda
dengan Simpanan Walimah. Tak terasa seiring waktu yang berjalan dan
anda menyisihkan sedikit demi sedikit penghasilan. Maka pada saat akan
melangsungkan walimah kebutuhan anda sangat terbantu dan lebih yakin
semoga menjadi keluarga sakinah mawaddah warrahmah. Amin.
h. Tabungan Kendaraan
Kami membantu anda, khususnya yang mempunyai aktivitas usaha
dagang maupun jasa agar bisa lebih lincah dan maksimal maka diperlukan
sebuah kendaraan operasional dengan cara menyisihkan dana anda agar
mewujudkan impian anda mempunyai sepeda motor.
47
i. Tabungan Berjangka Pemberdayaan (Sikaya)
Kami telah memberikan bukti, tingkat hasil Simpanan Sikaya
melebihi tingkat suku bunga Bank umum atau bagi hasil Bank umum
syariah lainnya, sebagaimana terlihat dari tingkat bagi hasil periode 2008–
2009. Simpanan Berjangka Pemberdayaan memberikan perlindungan
Asuransi Syariah (bebas premi) kepada nasabah sebesar nilai nominal
Sikaya yang ditetapkan dengan nilai klaim sebesar Rp. 5.000.000 sampai
dengan Rp. 25.000.000.
2. Produk Penyaluran Dana
a. Pembiayaan Al-mudharabah
Pembiayaan untuk modal kerja atau investasi modal hingga 100%,
sedangkan nasabah bertanggung jawab melaksanakan kegiatan usaha dan
manajemennya. Pembagian bagi hasil keuntungan dilakukan sesuai nisbah
yang disepakati bersama diantara pihak yang terlibat dalam kerjasama.
b. Pembiayaan Murabahah
Pembiayaan investasi dengan sistem jual beli yang pembayarannya
secara tunai pada saat jatuh tempo, yang keuntungannya diperoleh dari
selisih antara harga beli/ pokok dengan harga jual.
c. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan yang bekerjasama antara pemilik modal dengan
nasabahnya dan masing-masing menyetorkan modal dalam jumlah yang
sama atau berbeda sesuai kesepakatan. Percampuran modal tersebut
48
digunakan untuk mengelola proyek atau usaha yang layak. Pemabagian
keuntungan akan dibagi hasilkan berdasarkan nisbah yang disetujui dalam
akad.
d. Pembiayaan Murabahah Bai Bitsaman Ajil
Pembiayaan ini untuk pembelian barang dengan pembayaran
cicilan, dimana barang yang dibeli diperlukan sebagai sarana dan
prasarana usaha, dengan memperoleh selisih antara harga jual dengan
harga beli.
e. Pembiayaan Ar-Rahn
Pembiayaan ini untuk keperluan yang sifatnya darurat, dimana
dengan menggadaikan barang berupa emas anda akan mendapatkan dana
pinjaman sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
f.
ZIS (Zakat, Infak dan Shodaqoh).8
Dalam pengelolaan dan penyalurannya, ZIS merupakan salah satu
langkah awal untuk memiliki pembiayaan dalam bentuk produk fanding
berupa lumbung zakat, investasi sosial akhirat, lumbung infaq, titipan
amanah, serta wakaf tunai. Sedangkan untuk produk landing berupa
santunan social pendidikan dan pembiayaan Qardul Hasan. Karena hanya
harta (infaq) umat itulah yang mengalami perkembangan sebagai hasil
pengelolaan harta. Pendek kata infaq menghasilkan infaq.
8
Dakta 107 FM, “BMT Al-Kautsar”, Artikel
http://www.dakta.com/berita/agenda/7021/bmt-al-kautsar.html
diakses pada
15
Februari 2011
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Mekanisme/Prosedur Produk Kavling Tanah pada BMT Al-Kautsar
Lembaga keuangan mikro syariah Baitul Maal wat Tamwil (LKMS BMT
AL-KAUTSAR) salah satu lembaga keuangan mikro Syariah sebagai unit usaha
yang bergerak semacam Bank Syariah mini dengan mengelola dananya kepada
usaha kecil dan sektor informal lainnya.
Selain itu BMT Al-Kautsar memiliki berbagai macam produk yang bisa
memberdayakan sekelompok masyarakat kecil dalam ruang lingkup mikro
syariah. Diantaranya adalah Produk
Muamalah, Haji dan Umroh, Ibadah
Qurban, Pendidikan, Aqiqah, Kavling Tanah, Walimah, Kendaraan, dan
Berjangka Pemberdayaan (Sikaya). Dari berbagai macam produk diatas, produk
kavling tanah merupakan salah satu produk yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat kecil. Setiap keluarga pasti membutuhkan tempat tinggalyang
permanen, dengan fasilitas produk ini mereka bisa memiliki sebuah kavling tanah
yang bisa di bangun atau sebagai investasi masa depan.
Investasi pada produk kavling tanah adalah merupakan salah satu sarana
untuk para anggota atau nasabah BMT Al-Kautsar untuk bisa memiliki rumah
dengan cara menyimpan tabungan dalam bentuk kavling tanah.
Kavling tanah yang terdapat di BMT Al-Kautsar cabang Bekasi Timur
sudah berkembang selama 5 tahun, sejak dari tahun 2007 sampai sekarang tahun
48
49
2011. Karena dari manfaatnya yang besar, sudah sekitar 436 anggota yang
memilih untuk berinvetasi pada produk ini. Sehingga ini menjadi salah satu
produk unggulan yang banyak diminati oleh banyak kalangan masyarakat
menengah.
1. Prosedur Kavling Tanah
Adapun prosedur yang harus dilakukan jika ingin menggunakan
produk kavling tanah ini yaitu:
a. Nasabah bisa langsung mendatangi BMT al-Kautsar cabang Bekasi Timur
yang beralamat di Jl. KH. Agus Salim No.77 Bekasi Timur.
b. Setelah itu, nasabah bisa langsung berkonsultasi kepada pihak BMT yang
menangani produk kavling tanah.
c. Jika nasabah dan pihak BMT telah sepakat, maka nasabah bisa langsung
mengisi formulir investasi kavling rumah kebun dan menandatangani surat
perjanjian kavling tanah.
d. Kemudian, langkah berikutnya nasabah bisa langsung membayar DP
sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan dan sudah melakukan
perhitungan dengan mengetahui harga pokok dan keuntungan, serta
besarnya cicilan.
e. Cara pembayaran cicilan bisa dilakukan dengan 3 cara yaitu, pertama
menyetorkan langsung ke pihak BMT, kedua jika pihak anggota/nasabah
tidak bisa mendatangi BMT pihak BMT yang akan mendatangi
50
anggota/nasabah tersebut, dan ketiga bisa menyetorkan via transfer
melalui Bank Muamalat atau Bank Syariah Mandiri.
f. Langkah akhir, setelah melunasi cicilan sampai akhir tahun yang telah
ditetapkan, maka pihak BMT bisa langsung menyerahkan AJB Tanah
(Akta Jual Beli) kepada anggota/nasabahnya. Jika anggota ingin
membuatkan sertifikat tanah, pihak BMT-lah yang akan mengurusnya.
2. Prinsip Investasi
Beberapa prinsip dasar dari investasi yang ditanamkan BMT AlKautsar untuk para anggota/nasabahnya:
a. Memudahkan untuk para anggota untuk mewujudkan cita-cita mereka.
b. Memberikan keuntungan bagi para anggota baik dalam jangka waktu
menengah atau panjang.
c. Memberikan kesempatan kerjasama kepada pihak pengelola atau yang
memberikan lapangan pekerjaan.
Dari beberapa prinsip yang tertera diatas, terdapat manfaat invetasi
dari berbagai produk yang dimiliki oleh pihak BMT maupun anggotanya,
yaitu:
a. BMT Al-Kautsar:
-
Bisa memberikan lapangan pekerjaan kepada pengusaha kecil.
-
Bisa memberikan alternatif pembiyaan kepada para pengusaha kecil
selain kepada pihak Bank.
51
-
Memberikan sarana atau fasilitasi antara nasabah dengan para
pedagang kecil.
b. Anggota:
-
Lebih memudahkan.
-
Lebih meringankan.
-
Lebih menguntungkan.
-
Bisa berbagi kepada yang lainnya secara tidak langsung.
3. Perkembangan Kavling Tanah
Tabel 4.1
Perkembangan Jumlah Kavling Tanah dari tahun 2007-2011
Tahun
2007
Jumlah Kavling
Persentase
Tanah
Kenaikan (%)
43 Kavling Tanah
2%
2008
44 Kavling Tanah
18%
2009
52 Kavling Tanah
100%
2010
104 Kavling Tanah
85%
2011
193 Kavling Tanah
52
Berdasarkan data tersebut diatas nampak bahwa perkembangan jumlah
kavling tanah dari tahun ke tahun selalu meningkat. Terlihat dari tahun
pertama berdirinya produk ini di tahun 2007 jumlah kavling tanah yang
disediakan oleh BMT berkisar sekitar 43 kavling tanah, kemudian di tahun
kedua pada tahun 2008 menjadi 44 dengan jumlah penambahan sebanyak 2
kavling tanah dengan tingkat kenaikan persentase (2%), sedangkan di tahun
2009 jumlah kavling tanah adalah 52 dengan tingkat kenaikan sebanyak 8
kavling (18%), sedangkan pada tahun 2010 jumlah kavling 104 dengan
tingkat kenaikan sebanyak 52 kavling (100%) terjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun – tahun sebelumnya, dan di tahun 2011 jumlah
kenaikan kavling sebesar 193 dengan tingkat kenaikan 89 kavling (85%).
4. Analisis Akad
BMT Al-Kautsar dalam melaksankan mekanisme pembiayaan fasilitas
produk kavling tanah menggunakan akad murabahah. Melalui akad
murabahah,
BMT
Al-Kautsar
menetapkan
keuntungan
berdasarkan
kesepakatan antara kedua belah pihak. Maka disini BMT Al-Kautsar berperan
sebagai penjual kavling tanah. Seperti gambar berikut:
53
Gambar 4.1
Skema Murabahah
2. Bayar Cicil
Nasabah
(Pemesan)
1. Akad Murabahah
BMT
AL-KAUTSAR
3.Penyerahan Barang
Dalam hal ini nasabah ingin memiliki sejumlah kavling tanah,
kemudian BMT Al-Kautsar memberikan informasi kepada nasabah mengenai
harga jual dan keuntungannya. Setelah itu nasabah dan BMT melakukan
kesepakatan untuk membayar cicilan yang berdasarkan kesanggupan nasabah,
kemudian nasabah menyetorkan dana cicilannya sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan.
5. Contoh perhitungan untuk produk kavling tanah.
Seorang nasabah membeli sebidang tanah seluas 100m2 dengan harga
Rp. 150.000/meter, dengan biaya keseluruhan Rp. 15.000.000, dan nasabah
harus membayar DP sebesar 10% dan jangka waktu selama 5 tahun. Maka
perhitungannya:
54
Biaya awal
= Rp.150.000 x 100 = Rp. 15.000.000
Biaya awal/DP 10%
= Rp. 15.000.000 = Rp. 1.500.000
10%
= Rp. 15.000.000 – Rp. 1.500.000
Sisa pembayaran
= Rp. 13.500.000
Sisa pembayaran/jumlah tahun
= Rp. 13.500.000
= Rp. 225.000
5 Tahun (60 bulan)
Angsuran/bulan
= Rp. 225.000
B. Analisis SWOT Pada Produk Kavling Tanah
Untuk memperoleh data, informasi dan perkiraan strategis sebagai data
dasar ada berbagai cara. Pada berbagai lembaga mengalami cara yang berbedabeda. Identifikasi kekuatan, kelemahan juga dapat dilakukan dengan melihat masa
lampau (past-performance) dan membandingkannya dengan hasil – hasil
perusahaan lain. Tantangan-tantangan dapat juga diidentifikasi, misalnya melalui
masalah-masalah manajerial yang diakibatkan oleh keadaan lingkungan
(ketentuan pemerintah, perkembangan ekonomi, keinginan atau tingkah laku
nasabah, perkembangan tekhnologi, dan lain-lain).
Tabel 4.2
Matriks IFAS BMT Al-Kautsar
Kekuatan (S)
1. Komunitas
anggota
untuk muslim.
Kelemahan (W)
khusus
1. Belum
mempunyai
atau
bisa
menyediakan lahan yang begitu
55
2. Sudah bersertifikat.
luas.
3. Dikelola secara syar’i.
2. Tanah
yang
dijadikan
kavling,
belum
bisa
secara
langsung
4. Harga bersifat tetap, baik dalam
jangka waktu pendek ataupun
didirikan untuk dijadikan sebuah
jangka panjang.
bangunan.
3. Jangka waktu yang diberikan tidak
terlalu lama, hanya berkisar sekitar
5-7 tahun.
4. Untuk saat ini, belum bisa memiliki
tempat kavling yang sesuai dengan
keinginan para anggota/nasabah.
Tabel 4.3
Matriks EFAS BMT Al-Kautsar
Peluang (O)
Ancaman (T)
1. Banyaknya para pedagang kecil
1. Sering terjadinya penipuan dari
maupun pedagang menengah di
berbagai pihak dengan pernyataan
sekitar BMT.
yang menyimpang sehingga banyak
2. Majlis ta’lim atau warga sekitar
nasabah/anggota yang meragukan
BMT yang sedang menjalani
untuk
arisan.
produk kavling tanah.
3. Satu-satunya
BMT
yang
membuka produk kavling tanah
sehingga masih terbuka market
yang besar.
4. Fatwa MUI bahwa “bunga bank
haram”.
menjalani
dan
memiliki
2. Adanya pesaing dari pihak lain
(bank).
3. Kurangnya pemahaman masyarakat
terhadap transaksi yang berbasis
syariah.
4. Perbedaan kompetensi diantara para
karyawan.
56
1. Strength (Kekuatan)
a. Komunitas anggota khusus untuk muslim.
b. Sudah bersertifikat.
c. Dikelola secara syariah.
d. Harga bersifat tetap, baik dalam waktu jangka pendek ataupun jangka
panjang.
2. Weakness (Kelemahan)
a. Belum mempunyai atau bisa menyediakan lahan yang begitu luas.
b. Tanah yang dijadikan kavling, belum bisa secara langsung didirikan untuk
dijadikan sebuah bangunan.
c. Jangka waktu yang diberikan tidak terlalu lama, hanya berkisar sekitar 5-7
tahun.
d. Untuk saat ini, belum bisa memiliki tempat kavling yang sesuai dengan
keinginan para anggota/nasabah.
3. Opportunity (Peluang)
a. Banyaknya para pedagang kecil maupun pedagang menengah di sekitar
BMT.
b. Majlis ta’lim atau warga sekitar BMT yang sedang menajalani arisan.
c. Satu-satunya BMT yang memasarkan produk kavling tanah sehingga
masih terbuka market yang besar.
d. Fatwa MUI bahwa “Bunga Bank Haram”.
57
4. Threath (Ancaman)
a. Sering terjadinya penipuan dari berbagai pihak dengan pernyataan yang
menyimpang.
b. Adanya pesaing dari pihak lain (bank).
c. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap transaksi berbasis syariah.
d. Perbedaan kompetensi diantara para karyawan
1. Matriks Faktor Strategi Internal
Dalam mengidentifikasi lingkungan internal (S-W) produk kavling
tanah dapat menggunakan pendeketan kualitatif dengan strategi IFAS
(International Strategy Factor Analisysis Summary). Sebelum membuat
matriks faktor strategi internal, berikut ini adalah cara-cara penetuannya:
a. Tentukan faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan
dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktorfaktor tesebut terhadap posisi strategis perusahaan. (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk
kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat
58
baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan
pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif , kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan
rata-rata sektor perbankan, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan
perusahaan dibawah rata-rata sektor perbankan, nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
Tabel 4.4
Analisis Matriks IFAS
Faktor – faktor strategi internal
Bobot
Rating
Bobot x
Rating
Kekuatan
1. Komunitas anggota khusus untuk
0,15
4
0,6
0,15
4
0,6
muslim.
2. Sudah bersertifikat.
59
3. Dikelola secara syar’i.
0,10
4
0,4
4. Harga bersifat tetap, baik dalam
0,10
3
0,3
0,10
2
0,2
0,15
2
0,3
0,10
1
0,1
0,15
1
0,15
jangka waktu pendek ataupun jangka
panjang.
Kelemahan
1. Belum
mempunyai
atau
bisa
menyediakan lahan yang begitu luas.
2. Tanah yang dijadikan kavling, belum
bisa secara langsung didirikan untuk
dijadikan sebuah bangunan.
3. Jangka waktu yang diberikan tidak
terlalu lama, hanya berkisar sekitar 57 tahun.
4. Untuk saat ini, belum bisa memiliki
tempat kavling yang sesuai dengan
keinginan para anggota/nasabah.
TOTAL
1,00
TOTAL (S-W) = x
2,65
15- 6 = 9
2. Matriks Faktor Strategi Eksternal.
Setelah
faktor-faktor
strategis
eksternal
suatu
perusahaan
diidentifikasi, suatu tabel EFAS (Eksternal Strategic Factors Analysis
Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategi internal tersebut
dalam kerangka opportunity and threat perusahaan. Tahapannya adalah:
a. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
60
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor),
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi nilai +4, tetapi jika peluangnya kecil
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya,
jika ancamannya sedikit ratingnya +4 dan jika ancamannya besar,
ratingnya adalah +1.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai
dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
menunjukan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktorfaktor strategis internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk
membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
61
Jika manajer strategis telah menyelesaikan analisis faktor-faktor strategis
eksternalnya (peluang dan ancaman), ia juga harus menganalisis faktor-faktor
stratego internal (kekuatan dan kelemahan) dengan cara yang sama. Agar lebih
jelas, lihat tabel EFAS dibawah ini.
Tabel 4.5
Perhitungan Matriks EFAS
Faktor-faktor strategi eksternal
Bobot
Rating
Bobot x
Rating
Peluang
1. Banyaknya para pedagang kecil
0,10
3
0,3
0,10
2
0,2
0,15
3
0,45
0,15
4
0,6
0,15
1
0,15
maupun pedagang menengah di
sekitar BMT.
2. Majlis ta’lim atau warga sekitar
BMT
yang
sedang
menjalani
arisan.
3. Satu-satunya BMT yang membuka
produk kavling tanah sehingga
masih terbuka market yang besar.
4. Fatwa MUI bahwa “bunga bank
haram”.
Ancaman
1. Sering terjadinya penipuan dari
berbagai pihak dengan pernyataan
yang
menyimpang
sehingga
62
banyak
nasabah/anggota
yang
meragukan untuk menjalani dan
memiliki produk kavling tanah.
2. Adanya pesaing dari pihak lain
0,15
1
0,15
0,10
2
0,2
0,10
4
0,4
(bank).
3. Kurangnya
masyarakat
pemahaman
terhadap
transaksi
yang berbasis syariah.
4. Perbedaan
kompetensi
diantara
para karyawan.
TOTAL
1,00
TOTAL (O-T) = x
2,45
12-8 = 4
Setelah kedua elemen lingkungan internal dan eksternal diidentifikasi
lewat analisa IFAS dan EFAS atau penyepakatan persepsi untuk tiap variabel
elemen SWOT telah diisi sehingga menghasilkan masing-masing skor pada
elemen internal maupun eksternal, maka hasilnya pada elemen internal atau pada
sumbu x menghasilkan skor 9 pada elemen kekuatan dan pada elemen eksternal
sumbu y menghasilkan skor 4 pada elemen peluang.
Jadi kesimpulan dari kombinasi pendekatan analisa diatas dengan
kekuatan yang besar mencapai skor 9 dan peluang cukup yaitu 4. Maka posisi
berada pada posisi kuadran I yaitu (positif, positif) yaitu menandakan organisasi
kuat dan memiliki peluang maka rekomendasi strategi yang tepat adalah progresif
yaitu menggunakan seluruh kekuatan yang tersedia untuk memanfaatkan berbagai
63
peluang yang ada namun harus mengantisipasi ancaman yang akan datang atau
situasi perusahaan dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
memungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.
Gambar 4.1
Kuadran SWOT
Opportunity
4 Kav. Tanah
Weakness
2
0
3
kuadran I
6
Strength
9
Threath
Jadi produk kavling tanah pada BMT Al-Kautsar sangat baik, yaitu berada
pada kolom kuadran 1 yang berarti positif. Produk kavling tanah di BMT AlKautsarmemiliki kekuatan sebesar 9 kekuatan, yang menyebabkan produk itu
bagus dipasaran, yang telah dibuktikan dengan peningkatan di setiap tahunnya.
Dalam mengelola produk kavling tanah memiliki 4 peluang yang cukup untuk
terus mengembangkan atau memperbesar pertumbuhan produk.
64
3. Matriks SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan
adalah matriks SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan beberapa pernyataan
bagaimana peluang dan ancaman eksternak yang dihadapi oleh perusahaan dapat
disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliknya.
Tabel 4.6
Diagram Matriks SWOT
Peluang (O)
EKSTERNAL
Ancaman (T)
1. Banyaknya
para
1. Sering
terjadinya
pedagang kecil maupun
penipuan
dari
pedagang menengah di
berbagai
pihak
sekitar BMT.
dengan
2. Majlis ta’lim atau warga
sekitar
BMT
yang
sedang menjalani arisan.
3. Satu-satunya BMT yang
membuka
produk
yang
pernyataan
menyimpang
sehingga
nasabah/anggota yang
meragukan
memiliki
masih terbuka market
kavling tanah.
4. Fatwa
MUI
untuk
menjalani
kavling tanah sehingga
yang besar.
banyak
dan
produk
2. Adanya pesaing dari
bahwa
pihak lain (bank).
65
“bunga bank haram”.
3. Kurangnya
pemahaman
masyarakat terhadap
transaksi
yang
berbasis syariah.
4. Perbedaan
INTERNAL
kompetensi
diantara
para karyawan.
Kekuatan (S)
Strategi SO
1. Komunitas
anggota
1. Peningkatan sosialisasi
khusus
untuk muslim.
2. Sudah
bersertifikat.
3. Dikelola
Strategi ST
secara
yang
pasar/memperbesar
market
share
1. Dengan pengelolaan
di
secara
dan
sejumlah BMT yang
anggota
ada diwilayah Jakarta.
harus
komunitas
muslim,
bisa
lebih
meningkatkan
dan
anggota dengan lokasi
meyakinkan
para
yang strategis tanpa
anggota agar tidak
tetap, baik dalam
melihat
mudah dan gampang
jangka
waktu
agama tertentu.
pendek
ataupun
syari’ah.
4. Harga
bersifat
jangka panjang.
2. Meningkatkan jumlah
syar’i
komunitas
3. Menciptakan
meningkatkan
menerima pernyataan
dan
SDM
negatif
luar.
dari
pihak
66
yang
berkualitas,
khususnya
bagian
pengelolaan
lebih
harus
memahami
ekonomi
syariah
dengan memanfaatkan
2. Membuktikan kepada
masyarakat
tentang
luar
keberadaan
produk yang dimiliki
oleh
BMT
dengan
bukti yang real.
peluang yang ada.
Kelemahan (W)
Strategi WO
1. Belum
mempunyai
Strategi WT
1. Memperbanyak dan
mencari keberadaan
waktu dan kualitas
bisa menyediakan
lahan
dan fasilitas yang
lahan yang begitu
dijadikan
kavling
bisa
luas.
dengan
jumlah
beban masyarakat
2. Tanah
atau
1. Pemanfaatan
yang
yang
bisa
masyarakat
kecil
dijadikan kavling,
dan menengah yang
belum bisa secara
semakin meningkat.
langsung
didirikan
2. Meningkatkan
kecil
2. Peningkatan sarana
lahan kavling yang
menunjang
dijadikan sebuah
masyarakat dengan
perkembangan
bangunan.
memilih
lahan
lembaga.
kavling
sendiri
waktu
dan
menengah.
keinginan
3. Jangka
untuk
meringankan
67
yang
diberikan
dengan
peluang
tidak terlalu lama,
BMT pertama yang
hanya
memiliki
berkisar
sekitar 5-7 tahun.
4. Untuk
saat
belum
memiliki
kavling
sesuai
keinginan
produk
kavling tanah.
ini,
bisa
tempat
yang
dengan
para
anggota/nasabah.
C. Prospek Pada Produk Kavling Tanah
Dilihat dari perkembangan yang telah terjadi selama beberapa tahun
belakangan ini pada BMT Al-Kautsar, bahwa khusus pada produk kavling tanah
sejauh ini memang mengalami kemajuan yang sangat bagus. Apalagi dengan
adanya produk ini sangat membantu para masyarakat yang memiliki penghasilan
kecil untuk memiliki sebiuah rumah. Mereka hanya bisa mencukupi kebutuhan
kehidupan keluarga mereka. Maka dengan adanya produk ini tentu saja, sangat
membantu masyarakat untuk memiliki rumah idaman dengan membeli kavling
tanah ke suatu lembaga yang menaungi keuangan mikro usaha kecil.
68
Jadi sejauh ini, jika dilihat dari perkembangannya untuk prospek
kedepannya pada produk ini, memang sangat bisa diandalkan. Apalagi bagi
mereka yang belum mempunyai rumah, dan selain itu kavling tanah juga bisa
menjadikan suatu usaha investasi bisnis di masa depan nanti, karena sampai
kapanpun setiap orang pasti membutuhkan rumah untuk dijadikan tempat tinggal
sampai masa tua ataupun seumur hidup mereka. Sebelum membangun sebuah
rumah pastinya satu hal yang sangat dibutuhkan itu adalah memiliki lahan kavling
tanah untuk didirikannya sebuah bangunan. Kalaupun jika kita belum mempunyai
dana untuk pembangunannya, sebidang tanah yang sudah di kavling telah kita
miliki tanpa harus mengkhawatirkan harga tanah yang setiap tahunnya pasti akan
terus meningkat. Jadi, BMT memberikan potensi yang sangat besar sebagai salah
satu solusi buat masyarakat kecil.
D. Hasil Analisis SWOT Produk Kavling Tanah
Setelah mempertimbangkan analisis SWOT sehingga menghasilkan sebuah
analisis SWOT yang tepat untuk strategi lembaga keuangan dalam mengelola
produk kavling tanah kedepan yaitu berada pada posisi yang positif-positif, maka
strategi yang tepat adalah keunggulan komperatif, dengan mempertimbangkan
analisa sebagai berikut:
1. Menciptakan dan meningkatkan SDM yang berkualitas agar bisa lebih
memahami ekonomi syariah untuk memanfaatkan setiap potensi peluang yang
ada.
69
2. Peningkatan sosialisasi pasar atau memperbesar market share sehingga bisa
memperluas daerah pemasaran yang ada.
3. Mengkoordinasikan kekuatan lembaga perusahaan dalam bentuk integrasi
kinerja dalam optimalisasi manajerial dapat terus di pertahankan bahkan
ditingkatkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
BMT Al-Kautsar dalam upaya membantu masyarakat dalam menjalani
perekonomian menyediakan berbagai macam produk yang kemudian dananya
akan dikelola kepada usaha kecil dan sektor informal lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Beberapa prosedur yang harus dilakukan oleh para anggota yang ingin
berinvestasi pada produk kavling tanah, adalah anggota yang ingin memiliki
produk ini bisa langsung mendatangi BMT Al-Kautsar cabang Bekasi Timur.
Kemudian anggota bisa langsung berkonsultasi kepada pihak BMT yang
langsung menangani produk kavling tanah. Dalam hal ini anggota yang ingin
memiliki sejumlah kavling tanah, BMT akan memberikan informasi kepada
anggota mengenai harga jual dan keuntungannya, dan jika telah sepakat
anggota bisa langsung mengisi formulir data diri (ID) serta menandatangani
beberapa persyaratan yang diajukan. Anggota dan BMT melakukan
kesepakatan untuk membayar cicilan berdasarkan perhitungan yang sudah di
lakukan berdasarkan kesanggupan anggota, kemudian anggota menyetorkan
dana cicilannya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Ada 3 cara
pembayaran cicilan, yang pertama dengan mendatangi pihak BMT, kedua jika
70
71
anggota tidak bisa datang ke BMT, pihak BMT yang akan mendatangi
anggota, dan ketiga bisa melalui via transfer ke Bank Muamalat atau Bank
Syariah Mandiri. Kemudian, jika telah lunas cicilan pihak BMT akan
memberikan AJB (Akta Jual Beli) kepada anggota. Setelah melakukan
beberapa prosedur yang diajukan oleh BMT Al-Kautsar, maka bisa dikatakan
bahwa untuk memiliki sebuah investasi khususnya dalam ruang lingkup mikro
usaha kecil tidaklah susah. Terbukanya peluang yang besar bagi seseorang
agar bisa memiliki tanah untuk dijadikan sebagai investasi ataupun sarana
masa depan nanti tanpa harus melakukan langkah prosedur yang sulit
dibandingkan jika kita mengajukan persyaratan prosedur pada lembaga
keuangan yang lain. Bisa dilihat dengan perkembangan penjualan produk
kavling tanah yang mengalami peningkatan secara signifikan dari tahun
ketahunnya.
2. Kekuatan produk kavling tanah diantarnya adalah anggota yang berkomunitas
muslim, sudah bersertifikat, dikelola secara syariah, dan harga yang bersifat
tetap. Kelemahan dari produk kavling tanah ini, belum bisa menyediakan
lahan tanah yang cukup luas, lahan yang dijadikan kavling belum bisa
langsung dijadikan bangunan, jangka waktu yang diberikan tidak
begitu
panjang, serta belum bisa memiliki lahan yang sesuai dengan keinginan
anggotanya. Jika di lihat dari keterangan tersebut, maka prospek kedepan
untuk produk kavling tanah ini bisa kita kaitkan satu sama lain dengan saling
melengkapi kekuatan dan kelemahan yang ada, sehingga akan memberikan
72
potensi yang besar sebagai satu solusi buat para masyarakat. Peluang produk
kavling tanah adalah banyaknya pedagang pada sektor mikro usaha kecil
disekitar BMT, sasaran yang ditujukan bisa kepada majlis ta’lim atau warga
sekitar BMT yang sedang menjalani arisan, kejelasan fatwa MUI bahwa
bunga bank itu haram. Sedangkan untuk ancaman yang dimiliki produk
kavling tanah yaitu sering terjadinya penipuan yang dialami oleh para anggota
dari pihak luar, adanya pesaing dari pihak luar (bank), kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap prduk transaksi yang berbasis syariah.
Sehingga bisa dilihat bahwa prospek kedepan yang akan terjadi pada produk
kavling tanah ini yaitu membantu mereka yang belum mempunyai sebuah
rumah atau bisa juga lahan kavling dijadikan sebagai sarana investasi masa
depan mereka, sehingga akan memberikan potensi yang besar sebagai salah
satu solusi buat para masyarakat.
B. Saran
Dalam seluruh segmen dan dimensi kehidupan pengetahuan merupakan
pondasi yang paling mendasar untuk mengerjakan segala sesuatu dan manajemen
merupakan strategi yang paling jitu untuk mendukung kearah keberhasilan.
1. Bagi peneliti, dalam menyusun skripsi harus lebih luas lagi dalam mengelola
dan menganalisa judul tersebut. Apabila peneliti ingin mengambil tema
tentang kavling tanah, harus lebih mengetahui latar belakang dari produk
tersebut secara detail, karena untuk tema kavling tanah belum begitu banyak
73
referensi yang bisa peneliti ambil, jadi sebaiknya harus bisa lebih
mengembangkan dan memaparkan secara luas lagi.
2. Bagi perusahaan, haruslah tetap menjaga kekuatan yang dimiliknya, jangan
sampai terjadi penurunan kualitas produk, harus tetap menjaga nama baik
perusahaan, menjadi perusahaan yang lebih profesional lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta, Departemen Agama RI, 2000.
Al-Haritsi, Ahmad. Fikih Ekonomi Umar bin al-Khathab, 2006.
Arifin, Zainul. Memahami Bank Syariah Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek,
Jakarta: Al Fabet, 1999.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007.
Chapra, Umer. Islam dan Tantangan Ekonomi. Terjemahan, Jakarta: GIP-Tzakia
Institute, 2000.
Dawam Raharjo, M. Islam dan Transformasi Sosial Ekonomi, Jakarta: LSAF, 1999.
Dewan Syariah Nasional, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta: Dewan
Syariah Nasional dan Bank Indonesia, 2003.
Hasan, Zubairi. Undang-Undang Perbanakan Syariah Titik Temu Hukum Islam dan Hukum
Nasional, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009.
Hilman, Imam. Perbankan Syariah Masa Depan, Jakarta, Senayan Abadi Publishing,
2003.
http://eleveners.wordpress.com/2010/01/20/dir-konsolidasi-tanah-kt/
http://id.shvoong.com/lifestyle/fashion-and-beauty/2126485-jual-beli-tanah-tipsmembeli/
http.www.Goodgovernance.co.id
Kertonegoro, Sentano. Analisa dan Manajemen Investasi, Jakarta: PT. Widya Press,
1995.
Karebet Widjajakusuma, M dan Ismail Yusanto, M. Pengantar Manajemen Syari’at,
Jakarta : Khairul Bayan, 2002.
Karim, Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta, PT.
RajaGrafindo Persada, 2003.
74
75
Mannan, MA. Teori dan Praktek Dasar-dasar Ekonomi Islam, Jakarta, PT. Inter
Masa, 1992.
Marbun, B.N. Kamus Manajemen, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003.
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta, UPP AMP YKPN,
2005.
Oei, Istijanto. Kiat Investasi Valas, Emas, Saham, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2009.
Qazuni al, Abu ‘Abdullah Muhammmad Ibn Yazid. Kitab Sunan Ibnu Majah, Beirut
Darrul Fikhr : 1990.
Raino Wirjono, Endang. Pemahaman Terhadap Alternatif Berinvestasi, manfaat dan
Risiko Investasi, Jakarta: 2008.
Rangkuti, Freddy. Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta:
PT. Gramedia, Pustaka Utama, 2001.
Rodoni, Ahmad. Investasi Syariah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: EKONISIA
FE. UII, 2003.
Susty Ambarriani, A. Manajemen Biaya, Jakarta: Salemba Empat, 2000.
Syafi’i Antonio, Muhammad. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik, Jakarta, Gema
Insani Press, 2005.
__________________, Manajemen Strategis Perspektif Syariah, Jakarta: Khairul
Bayaan, 2003.
Tim Pengembangan Perbankan Syariah Institut Bankir Indonesia, Konsep, Produk
dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Institut Bankir Indonesia
dan Djambatan, 2003.
Yunus, Mahmud. Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1990.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA
BMT AL-KAUTSAR
Narasumber
Jabatan
Tempat
Hari/Tanggal
Pukul
: Bpk. Abdullah M. Said
: Ketua Badan Pengurus
: Kantor BMT Al-Kautsar cabang Bekasi
: Jum’at, 10 Juni 2011
: 16.30 WIB
1. Sebelum mengetahui lebih jauh tentang perusahaan, bolehkan saya tahu bagaimana profil
BMT Al-Kautsar?
2. Produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh BMT Al-Kautsar?
3. Pengertian investasi pada produk kavling tanah ini apa?
4. Bagaimana mekanisme/prosedur produk kavling tanah pada BMT Al-Kautsar?
5. Bentuk-bentuk dari investasi syariah itu apa saja?
6. Apa prinsip dasar dari investasi dalam bentuk simpanan?
7. Apa konsep investasi dalam BMT Al-Kautsar?
8. Apa saja manfaat investasi dari berbagai produk di BMT ini?
9. Bagaimana perkembangan untuk produk kavling tanah?
10. Bagaimana respon masyarakat terhadap produk ini?
11. Bagaimana batasan untuk nasabah pada produk kavling tanah ini, apa khusus untuk wilayah
Jakarta atau boleh dari luar daerah?
12. Sosialisasi seperti apa yang telah dilakukan oleh BMT untuk produk kavling tanah?
13. Kekuatan apa yang dimiliki perusahaan dalam mengatasi persaingan dalam memasarkan
produk kavling tanah?
14. Seberapa besar pengaruh dari kekuatan tersebut?
15. Kelemahan apa saja yang ada untuk simpanan kavling tanah dalam proses pemasarannya?
16. Peluang apa saja yang dimanfaatkan BMT Al-Kautsar dalam memasarkan produk kavling
tanah?
17. Ancaman apa saja yang sering terjadi dalam memasarkan simpanan kavling tanah, lalu
solusinya apa?
18. Hal-hal apa saja yang menjadi kendala pada produk kavling tanah?
19. Menurut anda, bagaimana prospek kedepan produk kavling tanah pada BMT ini?
20. Jenis investasi apa saja yang dipilih perusahaan dalam menginvestasikan dananya?
21. Bagaimana dengan faktor internal dan eksternal perusahaan, apa yang dilakukan oleh BMT
Al-Kautsar khusus pada produk kavling tanah?
Dosen Pembimbing
Drs. H. Ahmad Yani, M. Ag.
NIP. 196404121994031004
Download