BAB II Dasar Teori

advertisement
BAB II
Dasar Teori
Bab ini memuat dasar teori yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir, yaitu
Algoritma Genetika; Musik dan Aransemen Musik; dan MusicXML.
2.1 Algoritma Genetika
2.1.1 Gambaran Umum
Dalam kehidupan manusia, setiap masalah yang ada dapat memiliki kemungkinan
solusi yang beragam. Berbagai metode digunakan untuk mendapatkan solusi terbaik
di antara seluruh kemungkinan solusi. Salah satu algoritma yang dikembangkan untuk
optimasi pencarian solusi adalah algoritma genetika (genetic algorithm) yang didasari
oleh teori biologi evolusioner, yaitu konsep seleksi natural dan teori genetika dalam
seleksi natural. Algoritma ini dikembangkan oleh John Holland (1975) dari
Universitas Michigan dan kemudian dipopulerkan oleh muridnya, David Goldberg.
Prinsip seleksi natural yang digunakan dalam algoritma genetika dicetuskan oleh
Charles Darwin dalam bukunya yang berjudul “The Origin of Species” di tahun 1859.
Setiap sifat yang ada dalam individu dalam satu populasi diturunkan dengan hasil
yang bervariasi ke keturunannya. Dengan adanya proses adaptasi dan evolusi, hanya
individu-individu dengan variasi baik saja yang dapat bertahan hidup.
Gambar II.1 Proses Seleksi Natural [WIK07]
II-1
Secara garis besar algoritma genetika memodelkan proses seleksi natural untuk
melakukan optimasi maksimum nilai evaluasi terhadap suatu kelompok kemungkinan
solusi. Algoritma ini memproduksi kemungkinan solusi baru secara probabilistik
melalui operasi genetika terhadap kelompok kemungkinan solusi saat ini [MIT97].
Untuk permasalahan yang sama, algoritma genetika dapat menghasilkan solusi
optimal yang berbeda sehingga algoritma ini bersifat non-deterministik [GOL89].
2.1.2 Kelebihan dan Kelemahan
Dengan memodelkan konsep genetika dan seleksi natural dalam proses pencarian
solusi optimal, algoritma genetika telah dianggap kuat untuk melakukan optimasi
proses pencarian solusi berbagai permasalahan. Berikut ini adalah kelebihankelebihan algoritma genetika dibanding algoritma optimasi tradisional [MIT97],
[HAU98].
1. Dapat diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah kompleks dengan banyak
parameter
2. Memiliki beberapa fungsi yang dapat dioptimasikan lebih lanjut, selain nilai
evaluasi, seperti penentuan populasi awal dan penentuan kemungkinan solusi
yang akan dilakukan operasi genetika
3. Memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam menghadapi setiap karakteristik masalah
melalui representasi kemungkinan solusi, fungsi evaluasi dan operasi genetika
4. Dapat dipadukan dengan algoritma lain, contohnya menggunakan algoritma
jaringan saraf tiruan sebagai implementasi dari fungsi evaluasi
5. Lebih optimal jika diimplementasikan untuk sistem komputer paralel, sehingga
dapat mempercepat jalannya proses pencarian solusi
Berikut ini adalah kelemahan-kelemahan algoritma genetika dibanding algoritma
optimasi tradisional.
1. Operasi genetika hanya menghasilkan kemungkinan solusi yang lebih baik secara
probabilistik. Tidak ada jaminan bahwa proses pencarian solusi akan selalu
bersifat konvergen ke solusi optimal.
II-2
2. Untuk permasalahan dengan ruang solusi yang kecil atau tidak terlalu kompleks,
algoritma optimasi tradisional, misalnya algoritma dengan dasar optimasi
kalkulus, dapat bekerja lebih cepat dari algoritma genetika dengan dasar optimasi
probabilistik.
2.1.3 Komponen
2.1.3.1 Fungsi Fitness
Fungsi fitness atau fungsi evaluasi didefinisikan sebagai ukuran kualitas yang dimiliki
oleh setiap kemungkinan solusi berdasarkan proses evaluasi. Yang akan dianggap
sebagai solusi terbaik adalah kemungkinan solusi dengan fungsi fitness tertinggi.
Fungsi fitness menerima kemungkinan solusi sebagai masukan, kemudian
mengevaluasi nilai-nilai parameternya dan membandingkannya dengan nilai yang
diharapkan dari solusi terbaik. Keluaran dari fungsi fitness berupa nilai perbandingan
kedekatan kemungkinan solusi masukan terhadap solusi yang diharapkan.
Dalam algoritma genetika, fungsi fitness adalah fungsi yang akan dioptimasi
maksimum sehingga proses pencarian solusi dapat menghasilkan solusi terbaik.
Untuk mengurangi waktu pencarian solusi terbaik, diberikan suatu batas nilai
(threshold) fungsi fitness. Kemungkinan solusi dengan nilai fungsi fitness di atas
batas dianggap sebagai solusi optimal dari proses pencarian solusi.
2.1.3.2 Kromosom
Dalam algoritma genetika, cara merepresentasikan kemungkinan solusi untuk setiap
permasalahan berbeda, tergantung dari karakteristik permasalahan dan proses
pencarian solusi yang dilakukan. Setiap kemungkinan solusi yang terdiri dari
parameter direpresentasikan dalam bentuk kromosom yang terdiri dari gen.
Jika terdapat N buah parameter (p1, p2, p3,…., pN) untuk satu kemungkinan solusi
dalam sebuah permasalahan, maka gen ke-N adalah representasi gen untuk parameter
pN. Pada umumnya gen direpresentasikan dalam bentuk rangkaian bit atau bit string
(0 atau 1) dengan batasan panjang tertentu [HAU98]. Representasi kromosom adalah
gabungan dari keseluruhan bit string gen, yaitu sebagai berikut.
Kromosom = [p1, p2, p3, …… , pN]
II-3
2.1.3.3 Operator Genetika
Algoritma genetika memodelkan konsep genetika pada bidang biologi. Selain seleksi
natural, konsep yang dimodelkan adalah operasi genetika, yaitu persilangan dan
mutasi, terhadap kromosom yang diturunkan ke generasi selanjutnya. Operasi
genetika dirumuskan menggunakan operator genetika.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai kedua operator genetika tersebut [MIT97]:
1. Operator persilangan (crossover operator), menyilangkan dua kromosom lama
dan menghasilkan dua kromosom baru. Bit pada kromosom baru merupakan hasil
pertukaran bit pada kromosom lama. Terdapat tiga jenis persilangan, yaitu:
1.1 Single-Point Crossover
Yaitu jika kromosom baru dibentuk dari n bit pertama salah satu kromosom
lama dan n bit sisa dari kromosom lama pasangannya.
Gambar II.2 adalah contoh operasi single-point crossover.
Gambar II.2 Single-Point Crossover [MIT97]
1.2 Two-Point Crossover
Yaitu jika kromosom baru dibentuk dengan mensubtitusi sebagian bit tengah
salah satu kromosom lama dengan bit dari kromosom lama yang lain. Gambar
II.3 adalah contoh operasi two-point crossover.
Gambar II.3 Two-Point Crossover [MIT97]
1.3 Uniform Crossover
Yaitu jika kromosom baru dibentuk dari bit-bit kromosom lama dengan aturan
posisi acak. Gambar II.4 adalah contoh operasi uniform crossover.
Gambar II.4 Uniform Crossover [MIT97]
II-4
2. Operator mutasi (mutation operator), menghasilkan sebuah kromosom baru
dengan mengubah nilai bit di posisi ke-i dari bit string kromosom lama. Gambar
II.5 adalah contoh operasi mutasi.
Gambar II.5 Mutasi [MIT97]
2.1.3.4 Populasi
Dalam satu waktu atau generasi, proses evaluasi dilakukan terhadap suatu kelompok
kromosom terpilih dengan jumlah yang telah ditentukan sebelumnya, yang disebut
dengan populasi. Untuk menghasilkan populasi baru, operasi genetika tidak dilakukan
terhadap seluruh kromosom dalam satu populasi. Presentase jumlah kromosom yang
akan dilakukan operasi mutasi disebut mutation rate, sedangkan presentase jumlah
kromosom yang akan dilakukan operasi persilangan disebut crossover rate [MIT97].
Operasi genetika tidak dilakukan dalam pembentukan populasi awal. Pembentukan
populasi genetika dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling mudah
adalah dengan menggunakan sistem pemilihan acak (random). Selain sistem acak,
populasi awal dapat ditentukan dengan cara-cara khusus sesuai dengan karakteristik
permasalahan dan representasi kromosom. Diharapkan populasi awal telah mencakup
kromosom-kromosom baik, sehingga proses pencarian solusi telah mengarah ke
solusi optimal sejak populasi generasi pertama.
2.1.4 Kerangka Dasar
Secara garis besar, algoritma genetika dapat dirumuskan dalam
Algoritma II.1.
Algoritma II.1 Kerangka Dasar Algoritma Genetika
function inisialisasi_populasi() -> array of kromosom
{merupakan fungsi yang menghasilkan populasi generasi pertama dengan
cara-cara tertentu}
function evaluasi_populasi(input Populasi : array of kromosom)
-> integer
{merupakan fungsi yang mengevaluasi kromosom-kromosom dalam populasi
dan menghasilkan nilai evaluasi tertinggi}
{fungsi ini menerima masukan berupa Populasi yang akan dievaluasi,
II-5
yaitu sebuah array dari kemungkinan solusi atau kromosom}
{dilanjutkan di halaman selanjutnya}
{lanjutan dari halaman sebelumnya}
function populasi_selanjutnya(input Populasi : array of kromosom)
-> array of kromosom
{merupakan fungsi yang membangun populasi baru dengan melakukan
operasi genetika terhadap populasi generasi selanjutnya}
{fungsi ini menerima masukan berupa Populasi, yaitu populasi saat
ini, dan menghasilkan keluaran berupa Populasi generasi selanjutnya}
function algoritma_genetika() -> kromosom
{merupakan fungsi utama dalam algoritma genetika}
{fungsi ini menghasilkan solusi optimal, yaitu kromosom atau
kemungkinan solusi dengan nilai evaluasi di atas batas nilai}
{kamus data}
t : integer
Pt : array of kromosom
max_fitness : integer
threshold : integer
{nomor generasi saat ini}
{populasi yang diproses}
{nilai evaluasi tertinggi di populasi}
{batas nilai solusi optimal}
{algoritma}
t ← 1
Pt ← inisialisasi_populasi()
max_fitness ← evaluasi_populasi()
{pencarian solusi optimal}
while (max_fitness < threshold) do
t ← t + 1
Pt ← populasi_selanjutnya()
max_fitness ← evaluasi_populasi()
endwhile
→ h {mengembalikan kromosom dengan nilai fungsi fitness tertinggi}
endfunction
2.2 Musik dan Aransemen Musik
2.2.1 Gambaran Umum
Secara umum musik adalah seni, hiburan dan aktivitas manusia yang melibatkan
suara-suara yang teratur. Secara khusus, musik diartikan sebagai ilmu dan seni dari
suara, yaitu berupa bentuk dan sinkronisasi dari getaran membentuk nada-nada yang
harmoni sehingga enak didengar [KLE07]. Musik yang telah dirangkai dan
mengandung sebuah makna atau pesan disebut dengan lagu.
Dalam seni musik barat sebuah lagu memiliki dua aspek, yaitu horizontal dan
vertikal, yang lebih tergambar dalam partitur. Aspek horizontal adalah bagaimana
II-6
memadukan nada-nada yang selaras seiring dengan berjalannya waktu, meliputi
melodi, contrapunt dan lainnya. Aspek vertikal adalah bagaimana memadukan nadanada yang selaras dalam satu waktu, meliputi harmonisasi, instrumentasi dan lainnya.
Seluruh lagu yang ada dapat berupa lagu asli yang ditulis langsung oleh penciptanya,
atau adaptasi dari lagu yang ditulis kembali dengan beberapa perbedaan. Kegiatan
mencipta sebuah lagu baru secara keseluruhan disebut komposisi, sedangkan kegiatan
mencipta adaptasi dari lagu yang sudah ada disebut aransemen.
Hasil dari aransemen masih mempertahankan karakteristik dari lagu asli walaupun
terjadi perubahan-perubahan di beberapa bagian. Perubahan dalam aransemen dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu [KAW75]:
1. Menambah bagian baru ke sebuah lagu, misalnya bagian intro atau ending.
2. Mengubah bagian tertentu di sebuah lagu, misalnya mengubah ekspresi dari nadanada tertentu dalam lagu.
3. Mengubah irama atau aliran lagu, misalnya mengubah lagu aliran klasik menjadi
aliran pop.
4. Menambah nada-nada yang harmoni dengan menambah nada sesuai akornya.
Gambar II.6 merupakan contoh aransemen untuk piano. Baris partitur atas merupakan
melodi dasar dari lagu, sedangkan baris partitur bawah merupakan hasil
aransemennya.
Gambar II.6 Contoh Aransemen
2.2.2 Teori yang Mendasari Aransemen
2.2.2.1 Musik dan Notasinya
Musik merupakan seni yang berkaitan erat dengan keindahan suara, berupa nada-nada
yang terstruktur sehingga memiliki makna tersendiri. Terdapat konvensi standar
II-7
notasi musik untuk menuliskan sebuah karya musik yang dibuat agar karya musik
dapat dimainkan oleh seluruh pemusik, tidak hanya oleh penciptanya saja.
Musik dituliskan dalam bentuk partitur musik. Berikut ini adalah komponenkomponen dasar dalam musik dan notasinya pada partitur:
1. Ritme
Ritme atau ketukan adalah satuan durasi waktu dalam musik. Dalam durasi waktu,
dapat dimainkan nada-nada yang direpresentasikan dengan tanda not, atau diam
yang direpresentasikan dengan tanda istirahat (rest). Tanda not maupun istirahat
dituliskan dalam garis paranada, menunjukkan apa dan bagaimana nada-nada
harus dimainkan berdasarkan standar penulisan.
Tabel II-1 adalah tabel gambar not dan tanda istirahat.
Tabel II-1 Tanda Not, Tanda Isirahat dan Nilainya [KHE91]
Nilai
Tanda Not
Tanda Istirahat
Penuh
Setengah
Seperempat
Seperdelapan
Seperenambelas
Gambar II.7 adalah contoh penulisan tanda not dan istirahat dalam garis paranada.
Gambar II.7 Contoh Penulisan Tanda Not dan Istirahat dalam Paranada
2. Perpanjangan Nilai Not atau Tanda Istirahat
Not atau tanda istirahat dapat diperpanjang nilainya dengan menggunakan notasi
dot atau tie. Dot merupakan sebuah titik yang dituliskan setelah not atau tanda
istirahat. Dengan adanya dot, maka nilai ketukan not atau tanda istirahat
ditambahkan dengan setengah nilai ketukan asli [JON74]. Tie merupakan sebuah
kurva yang menghubungkan dua not atau lebih yang berurutan dan
II-8
menggambarkan nada yang sama. Tie menjumlahkan seluruh nilai ketukan not
yang dihubungkan, sehingga not hanya dimainkan satu kali dengan total nilai
ketukan tersebut [JON74].
Di sebelah kiri adalah contoh dari not bernilai setengah dengan dot. Di sebelah
kanan adalah contoh dari not bernilai setengah dihubungkan dengan not bernilai
seperempat. Saat dimainkan, kedua not tersebut hanya dimainkan satu kali dengan
nilai tiga per empat.
Gambar II.8 Contoh Penggunaan Dot dan Tie
3. Penulisan Nada
Dalam musik terdapat sejumlah nada yang melambangkan tingkat frekuensi
tertentu. Oleh karena itu, penulisan nada dilakukan dalam sejumlah garis-garis
horizontal yang merepresentasikan tingkatan nada. Biasanya terdapat sejumlah
lima garis yang digunakan dalam satu baris partitur yang disebut garis paranada.
Untuk nada yang lebih tinggi atau lebih rendah dari nada yang terjangkau garis
paranada dapat diberikan garis tambahan yang disebut ledger line.
Gambar II.9 Contoh Garis Paranada
Kunci atau clef merupakan tanda yang menunjukkan nilai nada dalam garis
paranada. Terdapat beberapa kunci yang sering digunakan, yaitu kunci G –disebut
juga treble clef–, kunci F –disebut juga bass clef- dan kunci C. Untuk garis
paranada dengan kunci G, garis kedua dari bawah menunjukkan nada G. Untuk
garis paranada dengan kunci F, garis kedua dari atas menunjukkan nada F.
Gambar II.10 menunjukkan posisi dari kunci G dan kunci F.
II-9
Gambar II.10 (a) Kunci G (b) Kunci F
4. Penulisan Ketukan
Ketukan-ketukan dalam sebuah lagu dipisahkan menjadi bagian-bagian yang
sama, yang disebut dengan bar. Penulisan setiap bar dipisahkan dengan bar yang
lain dengan garis bar (bar-lines) [KHE91].
Gambar II.11 Bar dan Garis Bar
Time signature atau birama menunjukkan aturan jumlah ketukan dalam satu bar,
yang dituliskan setelah kunci pertama dalam partitur dengan dua angka, satu
angka di atas angka yang lain. Angka di atas menunjukkan banyaknya ketukan
dalam satu bar, sedangkan angka di bawah menunjukkan nilai not dari setiap
ketukan. Pada Gambar II.12, angka 4 di atas menunjukkan terdapat 4 ketukan
untuk setiap bar, sedangkan angka 4 di bawah menunjukkan setiap ketukan
bernilai seperempat [KHE91].
Gambar II.12 Contoh Birama
2.2.2.2 Teori Dasar Musik
Musik terdiri dari nada-nada yang memiliki frekuensi-frekuensi tertentu. Saat ini
digunakan sistem untuk membagi-bagi jangkauan frekuensi nada tersebut ke dalam
segmen yang disebut dengan oktaf. Setiap oktaf dibagi menjadi dua belas bagian yang
sama yang disebut dengan half steps atau semitone; dua half steps dapat digabung
untuk menghasilkan whole steps atau tone. Seluruh nada adalah A A# B C C# D D# E
II-10
F F# G G# [JON74]. Nada-nada tersebut dapat direpresentasikan dengan baik dalam
alat musik piano, seperti dalam Gambar II.13.
Gambar II.13 Posisi Nada di Piano
Setiap nada dapat dinaikkan dan diturunkan ke semitone terdekatnya dengan tanda
accidental. Untuk menaikkan nada ke semitone berikutnya, digunakan tanda sharp
( ). Untuk menurunkan nada ke semitone sebelumnya, digunakan tanda flat ( ).
Untuk mengembalikan nada yang diberi tanda sharp atau tanda flat, digunakan tanda
natural ( ) [JON74].
Berikut ini adalah beberapa teori dasar dalam musik, yaitu:
1. Teori Melodi
Melodi adalah baris nada utama yang merupakan karakteristik dari sebuah lagu.
Berubahnya melodi dalam aransemen harus dihindari karena akan menyebabkan
berubahnya karakteristik lagu asli [KAW75]. Prinsip dari bentuk melodi paling
mudah tergambarkan dalam lagu-lagu dengan vokal. Sejarah musik barat
menunjukkan bahwa dalam beberapa abad sangat ditekankan melodi-melodi
untuk vokal manusia.
2. Teori Harmoni
Dalam musik Yunani Kuno, kata harmoni digunakan untuk mendefinisikan
kombinasi dari nada-nada yang lebih tinggi atau yang lebih rendah. Ilmu harmoni
adalah ilmu mengenai nada-nada yang dimainkan bersamaan, sehingga berkaitan
erat dengan akor (chord), interval dan pergerakan akor (chord progression atau
harmony progression). Kemudian yang dimaksud dengan harmonisasi adalah
proses pembentukan nada-nada yang selaras terhadap melodi [KAW75].
Akor merupakan bentuk nyata dari harmoni. Dalam teori musik barat, yang
dimaksud dengan akor adalah perpaduan tiga atau lebih nada secara bersamaan
[JON74]. Khusus untuk akor yang terdiri dari tiga nada yang berbeda disebut
II-11
dengan triad. Triad terdiri dari tiga nada yang diberi nama root, third, dan fifth.
Root merupakan nada pertama, yaitu nada terendah dari triad. Third adalah nada
kedua dari triad. Fifth adalah nada ketiga, yaitu nada tertinggi dari triad.
Tabel II-2 memuat sembilan jenis akor yang umum digunakan.
Tabel II-2 Tabel Akor yang Umum Digunakan
Nama Akor
Posisi Nada
Akor Major
Contoh : C
Akor Major 6th
Contoh : C6
Akor Dominan 7th
Contoh : C7
Akor Major 7th
Contoh : CM7
Akor Minor
Contoh : Cm
Akor Minor 6th
Contoh : Cm6
Akor Minor 7th
Contoh : Cm7
Akor Minor Major 7th
Contoh : CmM7
Akor Diminish 7th
Contoh : Cdim7
Jika nada terendah yang dimainkan atau bass adalah nada root dari triad, maka
triad berada di posisi root. Selain posisi root, triad dapat diinversi sehingga bass
yang dimainkan bukanlah nada root dari triad. Inversi pertama adalah jika bass
yang dimainkan adalah nada third. Inversi kedua adalah jika bass yang dimainkan
adalah nada fifth [JON74].
Gambar II.14 Contoh Triad
II-12
Akor digunakan untuk memberi harmonisasi terhadap melodi. Proses harmonisasi
menggunakan akor biasanya akan menghasilkan pengiring bagi melodi. Proses
harmonisasi dapat dilakukan dalam berbagai cara tergantung dari karakteristik
yang dimiliki setiap aransemen. Hal ini membuka kreativitas pembuat aransemen
dalam membuat pengiring melodi yang bagus dan tidak monoton.
3. Teori Contrapunt
Contrapunt (counterpoint atau contramelody) berasal dari bahasa Latin
contrapunctum yang berarti nada melawan nada [BEL00]. Dalam istilah musik,
contrapunt berarti satu bagian atau suara yang ditambahkan ke suatu lagu menjadi
kombinasi yang simultan. Dengan definisi tersebut contrapunt dianggap sama
dengan polyphony [KEN96]. Contrapunt berkembang pada abad ke-14 walau
sebenarnya telah digunakan sejak berabad-abad sebelumnya.
Teori contrapunt berperan dalam merangkai nada-nada yang dapat menunjang
nada melodi. Salah satu contoh adalah nada bass, yaitu nada terendah yang
dimainkan dalam satu waktu, karena selain melodi, rangkaian nada bass (bass
line) juga memiliki efek yang kuat terhadap karakteristik sebuah lagu [KAW75].
4. Teori Instrumentasi
Teknik aransemen sangat bergantung pada instrumentasinya, yaitu karakteristik
dari alat musik yang dituju. Karakteristik alat musik meliputi warna suara,
bagaimana cara memainkan, jangkauan nada, jumlah maksimal nada yang dapat
dimainkan dalam satu waktu, ekspresi musik yang dapat dilakukan, dan lain-lain.
Pada alat musik piano, terdapat delapan puluh delapan nada yang dibagi menjadi
delapan oktaf. Gambar II.15 memuat jangkauan nada piano dalam partitur.
Gambar II.15 Jangkauan Nada di Alat Musik Piano dalam Partitur
II-13
Piano dimainkan dengan dua tangan. Oleh karena itu, partitur untuk piano terdiri
dari dua garis paranada. Paranada atas memuat nada yang harus dimainkan oleh
tangan kanan, sedangkan paranada bawah memuat nada yang harus dimainkan
oleh tangan kiri. Pada umumnya nada-nada melodi dimainkan oleh tangan kanan,
sedangkan nada-nada harmoni dimainkan oleh tangan kiri sebagai pengiring.
Jumlah maksimal nada yang dapat dimainkan dalam satu waktu adalah sepuluh
nada, masing-masing jari memainkan satu nada. Dalam banyak partitur, biasanya
satu tangan memainkan dua hingga tiga nada dalam satu waktu. Jangkauan nada
yang dimainkan satu tangan dalam satu waktu dibatasi oleh lebar tangan manusia.
Normalnya, jangkauan nada terpanjang yang dapat dimainkan oleh satu tangan
dalam satu waktu adalah satu oktaf.
2.3 MusicXML
MusicXML merupakan salah satu format penulisan musik yang khusus dibuat untuk
merepresentasikan partitur musik dan notasi musik. MusicXML dibangun sebagai
format standar, mengingat tidak adanya format standar untuk merepresentasikan
partitur musik dan notasi musik. MusicXML dibangun dengan menggunakan dasar
XML, sehingga format ini lebih internet-friendly (cocok dengan internet) daripada
format biner [GOO01].
Saat ini sudah banyak perangkat lunak musik yang mendukung pemrosesan format
MusicXML. Beberapa perangkat lunak mendukung MusicXML secara native, dan
beberapa perangkat lunak lain mendukung MusicXML melalui plug-in atau extension
yang disediakan pengembangnya atau pihak ketiga. Salah satunya adalah perangkat
lunak Finale 2006, editor musik dalam bentuk partitur. Perangkat lunak ini dapat
mengubah file MusicXML ke dalam bentuk partitur dan sebaliknya.
Spesifikasi MusicXML terdiri atas beberapa berkas .dtd, .xsl, serta beberapa berkas
pendukung. Berkas partwise.dtd dan timewise.dtd adalah dua DTD top-level dari
spesifikasi MusicXML, yaitu spesifikasi penulisan musik dalam XML secara partwise
(ketukan/bar dalam part/bagian) atau timewise (part/bagian dalam ketukan/bar). Dua
berkas tersebut mendukung penulisan musik yang bersifat dua dimensi menjadi
format dokumen XML yang bersifat hirarkis.
II-14
Partwise menuliskan musik dalam ranah dua dimensi tersebut ke dalam bentuk
hirarkis dengan menjadikan bagian-bagian partitur (misalnya bagian piano, bagian
biola 1, biola 2, dan seterusnya) sebagai dasar klasifikasi. Masing-masing bagian
berisi bar-bar yang berisi not-not dan simbol musik lain. Metode yang kedua, yaitu
timewise menjadikan bar sebagai acuan. Bagian-bagian musik dituliskan di dalam
setiap bar.
Musik yang terdiri dari banyak partitur direpresentasikan dengan menggunakan
opus.dtd. Dokumen opus berisi XLink (pranala XML) ke masing-masing partitur yang
terpisah, dan juga mengandung referensi serta informasi musik yang lebih detil.
Berkas file .dtd lainnya berisi definisi setiap simbol musik yang dapat
direpresentasikan oleh MusicXML. Daftar tag yang akan diproses dalam MusicXML
dilampirkan pada Lampiran A. Contoh representasi MusicXML untuk partitur
dilampirkan pada Lampiran B.
II-15
Download