Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura STUDI PENDAHULUAN KANDUNGAN MIKROBA DALAM SEDIMEN PERMUKAAN DASAR DI PERAIRAN SELAT MADURA, KABUPATEN BANGKALAN Eva Ari Wahyuni Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo JL. Raya Telang PO.BOX 2 Kamal-Bangkalan 69162 E-mail: [email protected] ABSTRAK Sedimen permukaan dasar relatif berbeda pada perairan laut sesuai dengan letak dan karakter dari perairan laut tersebut berada. Substrat sedimen di perairan laut di Kabupaten Bangkalan, relatif beragam, meliputi pasir, lumpur, maupun kombinasi keduanya. Diduga ada perbedaan kandungan maupun sebaran mikroba pada substrat sedimen yang tidak sama jenisnya. Penelitian pendahuluan ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kepadatan mikroba pada substrat sedimen di lokasi penelitian. Bahan utama dalam penelitian ini adalah contoh substrat permukaan dasar, untuk kemudian dilakukan kultur pada media agar. Kemudian, dilanjutkan dengan kultur pada media selektif. Ada indikasi bakteri aerob di lokasi penelitian ditemukan dengan kerapatan yang beragam pada beberapa lokasi yang berbeda. Kata kunci: Substrat sedimen, kultur, bakteri PENDAHULUAN Mikroorganisme memiliki kemampuan dalam bertahan hidup karena dukungan faktor biotik dan faktor abiotik. Diperairan, bakteri memiliki rentang kemampuan hidup sangat luas. Setiap perubahan parameter dilautan diduga berpengaruh terhadap bakteri, terutama dalam jumlah karena berkaitan dengan kemampuan adaptasinya. Bakteri tertentu yang ditemukan dilautan dapat dijadikan indikator lingkungan, sehingga dapat dijadikan informasi awal untuk memberikan justifikasi kondisi lingkungan perairan. Bakteri dapat ditemukan pada lokasi dan obyek yang luas diperairan laut, salah satunya adalah pada substrat permukaan dasar perairan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bakteri (jenis dan kelimpahannya) yang ada di sedimen permukaan dasar di perairan selat Madura. Penelitian pendahuluan yang dilakukan Wahyuni (2012) dengan menggunakan materi utama air laut menunjukkan bahwa ada jenis bakteri anaerob yang ditemukan dengan tingkat kepadatan yang berbeda di perairan laut di Selat Madura. Bakteri ini memiliki karakteristik berupa gram positif, diduga adalah bakteri coliform. Penemuan berupa bakteri yang diduga coliform pada kolom air menjadi indikasi awal kondisi lingkungan, dan menarik untuk diteliti lebih jauh dengan melihat dan mencari kemungkinannya ditemukan pada substrat sedimen permukaan dasar. 658 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013 BAHAN DAN METODE Materi utama dalam penelitian ini adalah sedimen permukaan dasar. Pertimbangan utama dalam penentuan 3 stasiun, adalah letak dan jenis substrat serta keberadaan area pemukiman (Gambar 1). Sedimen diambil pada Bulan AgustusSeptember di Perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan. Gambar 1. Lokasi Pengambilan Data Contoh substrat sedimen diambil dan dimasukkan dalam tempat tertentu, kemudian contoh sedimen diambil sebagian untuk dipindahkan pada propilen dan ditempatkan di botol winkler. Sampel yang akan dianalisa, diproses dalam Laminar Air Flow (LAF). Semua analisa dilakukan di Laboratorium Kelautan, Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura. Analisa selanjutnya dengan mengambil 1mg contoh dihomogenkan dalam 9ml media enrichment (BPW) untuk selanjutnya dianalisa ke media TSA (Tryptic Soy Agar) selama 3 x 24 jam, suhu 340C, media LB (Lactosa Broth) selama 2 x 24 jam, suhu 370C, serta pewarnaan untuk mengetahui bentuk bakteri. Hasil analisa dari media TSA berupa jumlah koloni, sedangkan media LB untuk mengetahui ada tidaknya gas yang dihasilkan oleh bakteri coliform. HASIL DAN PEMBAHASAN Contoh substrat sedimen permukaan dasar yang dianalisa diambil pada tiga stasiun yang berbeda. Pertimbangan utama menentukan stasiun untuk pengambilan contoh substrat sedimen permukaan dasar adalah indikasi awal ditemukannya bakteri coliform pada kolom air (Wahyuni, 2012) sekaligus keterwakilan lokasi sesuai dengan aktifitas penduduk pada lokasi penelitian. Jenis substrat pada tiga lokasi yang ditentukan menunjukkan adanya sedikit perbedaan. Sebaran substrat sedimen permukaan dasar di perairan Selat Madura didominasi jenis lumpur, pasir, dan kombinasi keduanya (Siswanto, 2010; 2011; Vivieta, 2011). Hasil analisa bakteri pada substrat sedimen 659 Juni, 2013 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura permukaan dasar pada 3 stasiun penelitian menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri yang beragam (Tabel 1). TSA (Tryptic Soy Agar) sebagai media untuk pertumbuhan bakteri aerob (Murray, 2003) dan medium dasar isolasi menunjukkan hasil pada semua stasiun bakteri berbentuk batang. Diperkirakan bakteri ini termasuk Bacillus subtilis, Aspergillus niger dan Echerichia coli (U.S. Pharmacopeial Convention, Inc (1994) dan American type culture collection (2003)). Semua contoh bakteri tersebar pada permukaan media yang mengindikasikan sebagai bakteri aerob. Hasil pengamatan dengan media LB (Lactosa Broth) positif menghasilkan gas yang mengindikasikan adanya pertumbuhan bakteri coliform (Acumedia Manufacturers, Inc. 2010). Stasiun 2 dan 3 merupakan daerah pemukiman. Tabel 1. Isolasi bakteri sedimen pada media TSA dan LB Stasiun 1 2 3 BENTUK DAN JENIS BAKTERI Batang, gram positif Batang, gram positif Batang, gram positif GAS + + + AEROB/ANAEROB aerob aerob aerob Keberadaan gas menjadi salah satu indikasi bahwa bakteri yang ditemukan adalah coliform yang bersifat aerob. Bakteri ini memiliki pertumbuhan pada media kultur relatif baik pada semua contoh substrat sedimen permukaan dasar yang dianalisa dengan kisaran kepadatan yang bervariasi. Pada stasiun 1, jumlah bakteri lebih banyak jika dibandingkan dengan dua stasiun lainnya, diduga berkaitan dengan aktifitas manusia yang lebih padat dibandingkan dua stasiun lainnya. Penelitian pendahuluan yang dilakukan Wahyuni (2012) dengan obyek contoh air menunjukkan bahwa kepadatan bakteri coliform pada stasiun 1 lebih tinggi dibandingkan dua stasiun lainnya. Kondisi ini semakin variatif karena ternyata ada perbedaan kepadatan bakteri pada kondisi pasang dan surut. Hal serupa juga terjadi pada profil kedalaman, dengan kecenderungan semakin dalam perairan, jumlah bakteri coliform yang ditemukan semakin sedikit. Kondisi ini diduga berkaitan dengan ketersediaan oksigen yang berkurang dengan bertambahnya kedalaman, sehingga sesuai dengan sebaran bakteri yang dominan adalah bakteri aerob. Kondisi lingkungan saat pengambilan data lapang menunjukkan stasiun 2 paling jernih ada pada stasiun 2 dan paling keruh ada di stasiun 1. Hal ini diduga ada kaitannya dengan jenis substrat lumpur pada stasiun 1 (daerah dekat dengan tambak), substrat batu dan karang pada stasiun 2. Kejernihan perairan berbanding terbalik dengan kekeruhan, dan kekeruhan berkaitan dengan jenis substrat (Siswanto, 2010, 2011). Keberadaan bakteri coliform yang ditemukan mengindikasikan sanitasi yang buruk. Sebagian besar bakteri yang ditemukan adalah jenis gram negatif, yang diduga berbahaya untuk kehidupan. KESIMPULAN Bakteri yang ditemukan diduga adalah bakteri coliform aerob gram negatif sehingga diduga berbahaya untuk kehidupan. 660 Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura Juni, 2013 UCAPAN TERIMAKASIH Penulis berterimakasih pada segenap rekan-rekan Laboratorium Ilmu Kelautan Universitas Trunojoyo Madura dan mahasiswa IKL Universitas Trunojoyo yang telah membantu dan mendukung kelancaran riset ini. DAFTAR PUSTAKA American type culture collection. 2003. Instructions for use partially completed bottled media. American type culture collection, Becton, Dickinson and company Abreu, P.C, Bidanda,B.B and Odebrecht,C. 1992. Bacterial Dynamics of the Patos Lagoon Estuary, Southern Brazil (320 S, 520 W): Relationship with Phytoplankton Production and Suspended Material. Estuarine, Coastal and Shelf Science 35: 621-635. Acumedia Manufacturers, Inc. 2010. Lactose Broth. Acumedia Manufacturers, PI 7141,Rev 03 Murray, P. R., E. J. Baron, J.H. Jorgensen, M. A. Pfaller, and R. H. Yolken (ed.). 2003. th Manual of clinical microbiology, 8 ed. American Society for Microbiology, Washington, D.C. Pipkin, B.W., D.S. Gorsline, R.E. Casey, and D.E. Hammond, 1986. Laboratory exercise in Oceanography,Second edition. W.H. Freeman and company, New York. pp: 153-157. Siswanto, AD. 2010. Analisa Sebaran Total Suspended Solid (TSS) di Perairan Kabupaten Bangkalan Pasca Jembatan Suramadu. Jurnal Kelautan, vol V Nomor 1, Oktober. Siswanto, A.D. 2011. Kajian Sebaran Substrat Sedimen Permukaan Dasar di Perairan Pantai Kabupaten Bangkalan. Jurnal Embryo, Vol VIII, Juni. AU.S. Pharmacopeial Convention, Inc. 1994. The U.S. Pharmacopeia 24/The national formulary 19-1999. U.S. Pharmacopeial Convention, Inc., Rockville, Md. Vivieta, R. 2011. Stratigrafi Sedimen Permukaan Dasar di Perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan. Wahyuni, E. A. 2012. Studi Pendahuluan Kandungan Bakteri dalam Air Laut di Perairan Selat Madura.Seminar Tahunan ke II Hasil-hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. 661