1 LEARN DISCIPLINE IN FOLLOWING PEOPLE LEARN LEARNING OF PANTI SOSIAL BINA REMAJA RUMBAI PEKANBARU Murti Ayu Natalia Nadeak1, Daeng Ayub Natuna2, Jasfar Jas3 Email:[email protected], [email protected], [email protected] Telepon: 0822 8443 8593 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstract: The problems of this study is the high level of discipline of learning How residents learned in following the teaching and learning process in the Young Children's Social Development Rumbai Pekanbaru? The benefits of research to increase knowledge on matters relating to Citizens Learning Learning Discipline, especially for researchers. This study will be useful for all coaches who provide guidance to citizens of learning. This is a descriptive study with a quantitative approach which aims to describe the results of research by the numbers. The sampling technique using simple random sampling (random sampling). Data collection techniques in this research is to use the questionnaire as a method of data collection, which totaled 54 item statement. After the questionnaire in the trial, there are four items that are not valid. Data obtained from respondents who totaled 25 people to sample the test and 43 people with Alpha Cronbach = 0.565 Based on the research findings obtained discipline of learning people learn to follow PBM in the Young Children's Social Development Rumbai Pekanbaru based indicator Complying with the rules of the respondents were high levels of discipline that is 93.02%. Indicators not like to lie a high level of discipline that is 88.36%, the indicators diligent in learning the high level of discipline that is 90.23%, an indicator not rely on other people a high degree of discipline that is 86.83%, Indicators Timely high level of discipline ie 80.69%, Indicator Obey the rules of the high level of discipline that is 90.40%, The average score of the mean of each indicator is very high this can be seen from indicator Complying with the rules with a mean of 4.42 and 0.65 SD. indicators not like lying obtained a mean value of 4.32 and 0.80 SD. Indicator diligent in learning the obtained mean values of 4.39 and 0.77 SD. Indicators not rely on other people obtained a mean value of 4.34 and 0.72 SD. Timely indicators mean values obtained 4.29 and 0.77 SD. Obey the rules of the indicators obtained a mean value of 4.35 and 0.72 SD all indicators are at very high interpretation. Having done the research and data processing can be concluded that the learners have a very high level of discipline. Therefore for the coach and the leadership of the Young Children's Social Development Rumbai expected to further increase the level of discipline to the learners. Keywords: Discipline, discipline of learning, learners, PSBR 2 DISIPLIN BELAJAR WARGA BELAJAR DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR MENGAJAR DI PANTI SOSIAL BINA REMAJA RUMBAI PEKANBARU Murti Ayu Natalia Nadeak1, Daeng Ayub Natuna2 Jasfar Jas3 Email:[email protected], [email protected], [email protected] Telepon: 0822 8443 8593 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Seberapa tinggi tingkat disiplin belajar warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru?. Manfaat penelitian untuk menambah pengetahuan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Disiplin Belajar Warga Belajar, khususnya bagi peneliti. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling (pengambilan sampel secara acak). Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan angket sebagai metode pengumpulan data, yang berjumlah 54 item pernyataan. Setelah angket di uji coba, terdapat 4 item yang tidak valid. Data diperoleh dari responden yang berjumlah 25 orang untuk sampel uji coba dan 43 orang dengan Alpha Cronbach = 0,565. Berdasarkan temuan penelitian didapat disiplin belajar warga belajar dalam mengikuti PBM di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru berdasarkan Indikator Patuh terhadap aturan responden yang tinggi tingkat disiplinnya yaitu 93,02%. Indikator Tidak suka berbohong yang tinggi tingkat disiplinnya yaitu 88,36%, Indikator Rajin dalam belajar yang tinggi tingkat disiplinnya yaitu 90,23%, Indikator Tidak mengandalkan orang lain yang tinggi tingkat disiplinnya yaitu 86,83%, Indikator Tepat waktu yang tinggi tingkat disiplinnya yaitu 80,69%, Indikator Taat terhadap aturan yang tinggi tingkat disiplinnya yaitu 90,40%, Skor rata-rata mean masing-masing indicator tergolong sangat tinggi hal ini dapat dilihat dari Indikator Patuh terhadap aturan dengan mean 4,42 dan SD 0,65. indikator Tidak suka berbohong diperoleh nilai mean 4,32 dan SD 0,80. Indicator Rajin dalam belajar diperoleh nilai mean 4,39 dan SD 0,77. Indikator Tidak mengandalkan orang lain diperoleh nilai mean 4,34 dan SD 0,72. Indikator Tepat waktu diperoleh nilai mean 4,29 dan SD 0,77. Indikator Taat terhadap aturan diperoleh nilai mean 4,35 dan SD 0,72 seluruh indikator yang berada pada tafsiran sangat tinggi. Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan data hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa warga belajar memiliki tingkat disiplin yang sangat tinggi. Maka dari itu bagi Pembina dan pimpinan Panti Sosial Bina Remaja Rumbai diharapkan agar lebih meningkatkan tingkat kedisiplinan terhadap warga belajar. Kata Kunci: Disiplin, disiplin belajar, warga belajar, PSBR 3 PENDAHULUAN Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 6 menyebutkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar, bertanggung jawab terhadap kelangsungan penyelenggaraan pe ndidikan. Sedangkan pasal 3 mengatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, berilmu, kreatif daan menjadi warga yang demokratis serta bertanggungjawab. Berdasarkan undang-undang RI no. 20 tahun 2003 sistem pendidikan nasional pasal 26 ayat (4) menjelaskan satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Selanjutnya pada ayat (5) menjelaskan bahwa Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru merupakan salah satu lembaga yang berada di bawah Kementerian Sosial Republik Indonesia yang berfungsi memberikan pelayanan kesejahteraan sosial kepada remaja putus sekolah terlantar yang mempunyai permasalahan sosial agar mampu hidup mandiri dan terhindar dari berbagai masalah sosial bagi diri dan lingkungannya serta dapat menumbuhkembangkan potensi yang dimiliki sehinggga dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar. PSBR merupakan lembaga pelayanan sosial yang bertugas memberikan pelayanan sosial bagi remaja putus sekolah terlantar secara profesional yang memungkinkan terwujudnya kemandirian serta terhindarnya dari berbagai kemungkinan timbulnya masalah sosial bagi dirinya. Remaja yang dimaksud disini adalah Warga Negara Indonesia, laki-laki dan perempuan yang berusia 15 sampai dengan 18 tahun, karena faktor tertentu mengalami putus sekolah, baik tingkat SD, SLTP dan SLTA. Warga belajar yang mengikuti proses belajar di PSBR harus mentaati seluruh aturan dan tata tertib yang dibuat oleh Panti Sosial Bina Remaja Rumbai. Hal ini terlihat dalam pelaksanaan pembelajaran bahwa warga belajar bersikap disiplin selama berada di Panti Sosial Bina Remaja. Menurut Tabrani Rusyan (2006: 63-64), agar dapat melaksanakan disiplin dalam proses pembelajaran, maka ada perlu suatu ketetapan yang telah disepakati, yaitu tata tertib dan peraturan sekolah. Berikut adalah Tata tertib warga belajar PSBR selama mengikuti proses belajar mengajar. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Menghormati dan menghargai setiap pembina yang memberikan bimbingan. Berpakaian sopan dan rapi (sesuai ketentuan) dan tidak dibenarkan memakai sandal. Menjaga kebersihan, ketertiban dan kenyamanan dalam mengikuti bimbingan. Mengikuti bimbingan dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian. Datang tepat waktu (sesuai dengan jadwal). Tidak dibenarkan mencorat-coret meja, kursi dan benda-benda lainnya yang ada di ruang kelas. 4 7. Menghargai dan menghormati ide dan pendapat teman. 8. Minta izin kepada pembina jika ingin keluar kelas. 9. Menjalankan tugas dan piket yang telah ditetapkan. Sumber: Kepala Sub Bagian Tata Usaha PSBR Menurut hasil penelitian Ramadhani (2015: 52) masih ada 12,07% yang masih tidak disiplin artinya masih perlu diteliti. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian Nurhidayati (2015: 56) memperoleh 10,34% yang masih tidak disiplin artinya masih perlu dilakukan penelitian. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian Kiki (2015: 54) memperoleh 6,09% yang tidak Disiplin. Selanjutnya berdasarkan hasil temuan penelitian di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai mengenai pelaksanaan program belajar yang menjadi kekurangan pada kegiatan belajar mengajar adalah masih terdapat warga belajar yang kurang tepat kehadiran sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan saat proses belajar mengajar berlangsung warga belajar masih menunjukkan sikap kurang peduli, kurang serius, dan bosan untuk belajar (Shanty, 2015: 52). Berdasarkan penjelasan di atas ditemui gejala-gejala yang sesuai dengan wawancara dengan Pembina Panti Sosial Bina Remaja Rumbai: 1. Adanya keluhan dari pembina bahwa Warga belajar yang mengikuti proses belajar mengajar tidak bersedia dan menurut perintah Pembina berdasarkan Tata tertib yang berlaku. 2. Adanya keluhan dari pembina bahwa warga belajar suka berbohong selama proses belajar mengajar. 3. Adanya keluhan dari pembina bahwa Sebagai seorang remaja yang berjiwa muda warga belajar kurang rajin dan semangat dalam belajar 4. Adanya keluhan dari Pembina bahwa warga belajar tidak mandiri dan mengandalkan orang lain selama menjadi warga belajar 5. Adanya keluhan dari pembina bahwa Warga belajar belum tepat waktu datang mengikuti proses belajar mengajar (sesuai dengan jadwal). 6. Adanya keluhan dari pembina bahwa masih ada warga belajar yang tidak taat terhadap aturan. Berkenaan dengan uraian di atas, mulai dari latar belakang, fenomena dan gejala yang dipaparkan maka di rasakan perlu dilakukan kajian atau penelitian tentang “Disiplin Belajar Warga Belajar Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar Di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru”. Judul penelitian ini adalah Disiplin belajar warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru. Teori yang digunakan adalah Disiplin, Menurut Soegeng Prijodarminto (1994: 23) Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan,, atau ketertiban. Nilainilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipata melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman. Menurut Tulus Tu’u (2004: 30) Istilah dalam bahasa inggris “Disciple” yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin. Dalam kegiatan tersebut, bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemimpin. Dalam bahasa 5 Indonesia istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Istilah tata tertib berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur. Menurut Nyoman (2010: 180) Disiplin diri sebagai komitmen pribadi, sebagai kesadaran dan upaya yang berasal dari dalam diri pribadi untuk mengikatkan diri dengan tugas dan tanggung jawab yang dapat diamati dalam bentuk; a) Mentaati waktu b) Gigih dalam melaksanakan tugas c) Mengerjakan dan menyelesaikan tugas tepat waktu c) Tidak menunda- nunda pekerjaan d) Mampu menunjukkan prestasi kerja secara maksimal sesuai dengan kemampuannya. Disiplin belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelaksanaan disiplin belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar dan dapat menjelaskan akibat ketidakdisiplinan belajar. Selanjutnya Ngainun Naim (2012: 146) mengatakan dalam konteks pembelajaran, ada beberapa bentuk kedisiplinan yaitu: 1. 2. 3. 4. Hadir diruangan tepat pada waktunya Tata pergaulan di sekolah Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Belajar di rumah Menurut Tabrani Rusyan (2006: 63-64), agar dapat melaksanakan disiplin dalam proses pembelajaran, maka ada perlu suatu ketetapan yang telah disepakati, yaitu tata tertib dan peraturan sekolah. Tata tertib adalah suatu aturan dan ketentuan yang harus ditaati oleh siapapun yang terlibat dalam proses pembelajaran demi kelancaran proses pembelajaran tersebut. Adapun tata tertib itu meliputi: 1. Patuh terhadap aturan sekolah atau lembaga pendidikan sehingga proses pembelajaran lancar. 2. Mengindahkan petunjuk-petunjuk yang berlaku disekolah atau suatu lembaga pendidikan tertentu. 3. Tidak acuh pada peraturan yang berlaku, baik guru maupun siswa. 4. Tidak suka berbohong 5. Tingkah laku yang menyenangkan. 6. Rajin dalam belajar. 7. Tidak bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas. 8. Tidak mengandalkan orang lain bekerja demi kepentingan diri sendiri, sebab akan menemui kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran. 9. Tepat waktu dalam melaksanakan proses pembelajaran atau konsekuen terhadap jadwal pelajaran yang telah ditetapkan. 10. Tidak sering meninggalkan kelas pada saat belajar. 11. Tidak sekali-kali mengabaikan tugas yang diberikan guru. 12. Taat terhadap aturan yang berlaku, meliputi: a. Menerima, menganalisi, dan mengkaji berbagai pembaharuan pendidikan. b. Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pembelajaran di sekolah. 6 c. Tidak membuat keributan di dalam kelas d. Mengerjakan tugas sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Jadi berdasarkan kajian yang telah dipaparkan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa Disiplin Belajar Warga Belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru adalah tingkat ketaatan dan kepatuhan warga belajar dalam mengikuti proses belajar yang dirangkum berdasarkan total skor jawaban responden berdasarkan angket yang disusun dengan menggunakan indikator yaitu: (a) Patuh terhadap aturan (b) Tidak suka berbohong (c) Rajin dalam belajar (d) Tidak mengandalkan orang lain (e) Tepat waktu (f) Taat terhadap aturan yang berlaku. METODE PENELITIAN Penelitian ini untuk mendeskripsikan Disiplin belajar warga belajar dengan Jenis penelitian adalah deskriptif. Tujuan utamanya adalah memberikan gambaran secara sistematis tentang sebuah keadaan yang sedang berlangsung pada sebuah objek penelitian. Untuk pendekatannya diambil pendekatan kuantitatif, yaitu menggambarkan hasil penelitian dengan angka-angka. Penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu Disiplin belajar Sedangkan indikator yang akan dipergunakan yaitu; disiplin belajar ada 6, yaitu; (a) Patuh terhadap aturan (b) Tidak suka berbohong (c) Rajin dalam belajar (d) Tidak mengandalkan orang lain (e) Tepat waktu) (f) Taat terhadap aturan yang berlaku. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono 2012: 62). Sampel penelitian ini terdiri dari sampel uji coba dan sampel penelitian lapangan. Sampel uji coba ditetapkan oleh peneliti sebanyak 25 orang, sisanya 43 orang digunakan sebagai sampel penelitian lapangan. Oleh sebab itu sampel penelitian ini menggunakan tehnik sample random sampling (tehnik pengambilan sampel secara acak). TEKNIK ANALISIS DATA Teknik pengolahan data dalam penelitian ini, adalah dengan melakukan verifikasi data, mengelompokkan item berdasarkan indikator, membuat tabel persiapan untuk skor mentah, mentabulasi dengan membuat daftar distribusi frekuensi berdasarkan indikator dan menggunakan presentase. Menghitung presentase dengan menggunakan rumus presentase sebagai berikut: x 100% Keterangan : P = Persentase yang dicari F = Frekuensi N = Jumlah keseluruhan responden 7 Seterusnya dilakukan analisis deskriptif untuk melihat masing-masing item serta indikator yang bertujuan untuk melihat item dan indikator mana yang benar-benar menggambarkan sikap positif dan negatif remaja terhadap kegiatan kegamaan di RW 04 Kelurahan Tangkerang Timur Kecamatan Tenayan Raya, peneliti berpedoman pada kriteria Arikunto (1989: 57) bahwa: 1. 2. 3. 4. 5. Persentase antara 81% – 100% Persentase antara 61% – 80% Persentase antara 41% – 60% Persentase antara 21% – 40% Persentase antara 0% – 20% = “Sangat Baik” = “Baik” = “Cukup Baik” = “Kurang Baik” = “Tidak Baik” HASIL DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi Persentase Tentang Disiplin Belajar Warga Belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Indikator Patuh terhadap aturan Tidak suka berbohong Rajin dalam belajar Tidak mengandalkan orang lain Tepat waktu taat terhadap aturan Jumlah Rata-rata Keterangan : Sangat Setuju Setuju Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju N 43 43 43 43 43 43 Jum lah Ite m 9 9 5 6 5 16 50 SS % 52.97 47.80 53.95 44.58 38.37 49.85 287.5 2 47.92 Alternatif Jawaban S KS TS % % % Jumlah STS % F % 50 50 50 50 50 50 100 100 100 100 100 100 40.05 40.56 36.28 42.25 42.32 40.55 5.94 8.27 6.95 6.97 8.84 6.98 1.04 2.07 1.40 1.93 2.79 2.32 1.29 1.40 0.39 2.32 0.29 242.01 43.95 11.55 5.69 40.34 7.33 1.93 0.95 : SS :S : RG : TS : STS Berdasarkan rekapitulasi diatas terdapat 6 indikator pilihan jawaban responden dengan 5 alternatif jawaban yaitu, sangat setuju (SS) setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Berdasarkan 5 alternatif pilihan jawaban tersebut, skor persentase yang paling tertinggi sebagai pilihan jawaban responden adalah sangat setuju (SS), dengan skor 47,92%. Jawaban responden yang memilih sangat setuju (SS) yang tertinggi dengan skor persentase 53,95% terdapat pada indikator no 3. Sedangkan indikator yang tergolong rendah dalam jawaban responden Sangat Setuju (SS) terdapat pada indikator no 5 dengan skor 38,37%. 8 Selanjutnya alternatif jawaban responden yang skor persentasenya berada diurutan ke dua yang masih tergolong tinggi setelah pilihan sangat setuju (SS) adalah pilihan jawaban responden setuju (S) yaitu 40,34%. Dari alternatif jawaban responden yang memilih setuju (S) jika dilihat dari indikator no 4 tentang tanggung jawab terhadap diri sendiri, diperoleh skor persentase 42,25%. Dan indikator yang tergolong rendah adalah no 5 tentang tanggung jawab terhadap tuhan dengan skor 36,28%. Diikuti oleh alternatif pilihan jawaban responden kurang setuju (KS) dengan skor persentase 7,33%, sehingga menempati posisi dengan interprestasi skor persentase sedang. Jika dilihat dari indikator pilihan jawaban responden kurang setuju (KS) yang tinggi terdapat pada indikator , pada indikator 5 tentang tepat waktu yaitu 8,84%. Sedangkan indikator yang tergolong rendah terdapat pada indikator 1 tentang tanggung jawab terhadap masyarakat yaitu 5,94%. Untuk alternatif pilihan jawaban responden tidak setuju (TS) menempati posisi ke keempat, setelah pilihan jawaban setuju (S), sangat setuju (SS), dan kurang setuju (KS) diperoleh skor persentase 1,93% sehingga interprestasi skor persentase dikategorikan rendah. Dimulai dari indikator 5 tentang tepat waktu dengan perolehan skor persentase 2,79% yang tergolong tinggi untuk pilihan jawaban responden tidak setuju (TS). Sedangkan pada indikator yang tergolong rendah pada pilihan jawaban tidak setuju (TS) yaitu indikator no 1 tentang tanggung jawab terhadap masyarakat yang diperoleh skor persentase 1,04%. Sementara alternatif jawaban responden yang interprestasi skor persentase dikategorikan rendah adalah sangat tidak setuju (STS) yaitu 0,95%. Jika dilihat dari indikator pilihan jawaban responden sangat tidak setuju (STS), indikator no 5 tepat waktu diperoleh skor persentase yang tinggi yaitu 2,32%. Sementara skor terendah sangat tidak setuju (STS) terdapat pada indikator 6 taat terhadap aturan dengan skor 0,29%. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Disiplin warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru. Setelah dilakukan penelitian dan pengolahan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Disiplin warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar di Panti Sosial Bina Remaja Rumbai Pekanbaru , dapat di tinjau berdasarkan: 1. Disiplin warga belajar dilihat dari patuh terhadap aturan tergolong sangat tinggi. Artinya warga belajar sudah patuh terhadap aturan 2. Disiplin warga belajar dilihat dari Tidak suka berbohong tergolong sangat ttinggi. Artinya warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sudah tidak suka berbohong. 3. Disiplin warga belajar dilihat dari Rajin dalam belajar tergolong sangat tinggi. Artinya warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sudah rajin dalam belajar. 4. Disiplin warga belajar dilihat dari Tidak mengandalkan orang lain tergolong sangat tinggi. Artinya warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sudah mandiri dan tidak mengandalkan orang lain. 9 5. Disiplin warga belajar dilihat dari Tepat waktu tergolong sangat tinggi. Artinya warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sudah tepat waktu selama menjadi warga belajar di Panti Sosial Bina Remaja. 6. Disiplin warga belajar dilihat dari Taat terhadap aturan tergolong sangat tinggi. Artinya warga belajar dalam mengikuti proses belajar mengajar sudah taat terhadap aturan. Rekomendasi 1. Kepada pembina disarankan agar lebih memperhatikan dalam memberikan ilmu pendidikan kepada warga belajar, agar warga belajar dapat menyerap semaksimal mungkin ilmu pendidikan yang kokoh dalam menghadapi kehidupan dan meraih masa depan dimasa mendatang. 2. Kepada Pimpinan Panti Sosial Bina Remaja diharapkan agar lebih menekankan setiap aturan-aturan dan tata tertib yang telah berlaku jika perlu adakan sanksi yang sesuai dengan pelanggaran. 3. Disarankan bagi peneliti selanjutnya, untuk meneliti faktor-faktor Apakah yang mempengaruhi tingkat Disiplin warga belajar. DAFTAR PUSTAKA Budiningsih C. Asri. 2005. Belajar dan pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Daeng Ayub Natuna. 2007. Perkembangan Belajar Peserta Didik. UR Press. Pekanbaru. Djauzi Moedzakir. 2010. Metode Pembelajaran untuk Program- Program Pendidikan Luar Sekolah. Universitas Negri Malang. Malang. Dolet.Unaradjan. 2003. Manajemen Disiplin. Grasindo. Jakarta. Hamka Abdul Aziz. 2012. Karakter guru professional. Al-Mawardi Prima. Jakarta. Hamzah Uno. 2006. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Malayu Hasibuan. 2001. Manajement Sumber Daya Manusia.Bumi aksara. Jakarta. Mamang Etta. 2010. Metodologi. Andi. Yogjakarta. Mishbahul Munir. 2014. Buku sakti pramuka pandun super komplit untuk siaga penggalang penegak. Salmahat publishing. Semarang. Muhammad Fadlilah dan Lilif Mualifafu Khorida. 2014. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta. Nana Sudjana. 2009. Dasar- Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung. Ngainun Naim.2012. Character Building. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta. Nyoman I. 2002. Pengembangan diri. Asmi. Jakarta.