Hiperplasia Endometrium

advertisement
Tentir Praktikum Terintegrasi 1
Modul Reproduksi 2010
BIOLOGI
Hapus vagina
• Tahap‐tahap siklus estrus atau menstruasi
dapat diketahui melalui analisis hapus vagina
• Perubahan yang terjadi berhubungan erat
dengan siklus diurnal yang dikontrol mata, sistem saraf pusat (SSP), dan hipofisis anterior
Siklus Estrus
• Merupakan silkus reproduksi pada mamalia
nonprimata (mencit, sapi, dll)
• Memiliki kemiripan dengan siklus menstruasi
pada manusia (terdapat fase pematangan
folikel, ovulasi, dan fase periode korpus
luteum)
• Terdiri dari 4 stadium, dikategorikan
berdasarkan komposisi sel pada dinding
vagina Stadium siklus estrus
•
•
•
•
Proestrus (P1&P2)
Estrus (O)
Metestrus (M1&M2)
Diestrus
Stadium‐stadium Siklus Estrus :
1.
2.
3.
4.
Pro-estrus
Estrus
Met-estrus
Di-estrus
(+ = 30%)
E. Berinti Lekosit
E.Bertanduk
++
−
++
+++
+
+++
++
−
++
−
++
+++
PRO-ESTRUS Æ banyak epitel berinti
Epitel Bertanduk
Epitel Berinti
ESTRUS Æ hanya terdiri dari epitel bertanduk
Epitel Bertanduk
MET-ESTRUS Æ banyak leukosit
Leukosit
Epitel Berinti
Getah serviks
• Mukosa serviks merupakan sistem kripti seperti celah, terdiri atas epitel sel torak bersilia dan sel torak tanpa silia yang menghasilkan sekresi getah serviks
• Getah serviks terdiri dari air, protein, enzim, dan
karbohidrat
• Biila getah serviks ini dikeringkan di atas kaca
obyek dan dilihat di bawah mikroskop, akan
tampak kristalisasi getah tersebut dalam bentuk
daun pakis (fern‐leaf like shape)
• Estrogen merangsang produksi getah serviks yang berlimpah dan lebih encer
• Progesteron menghambat aktivitas sel epitel serviks mensekresi getah serviks. • Perubahan siklik pada konstituen getah serviks dapat mempengaruhi penetrasi sperma ke dalam getah serviks dan kehidupannya dalam vagina. • Pada hari ke‐9 sampai ke‐15 siklus haid, getah
serviks lebih cair dan jernih. (Bila diambil dari
kanalis servikalis dengan pinset, getah tersebut
tidak terputus sampai sepanjang 10‐20 cm. Gejala ini disebut Spinnbarkeit).
• Akibatnya, spermatozoa mulai dapat melakukan penetrasi ke dalam getah serviks manusia kira‐
kira pada hari ke‐9 dari siklus normal 28 hari; berangsur‐angsur meningkat sampai mencapai puncaknya tetap sebelum ovulasi, kemudian
mulai berkurang beberapa hari setelah ovulasi.
Histologi
David Kristiawan L
0806323851
Histologi
• Jd pada praktikum kali ini hanya akan dibahas tentang ovarium dan uterus
• Sebelumnya maaf kalo tentir ini banyak diambil dr tahun lalu, soalnya wkt praktikum kita ga sempet moto semua preparatnya..
• Harap maklum... Hehe
• Ok, slmt menikmati!!!
Ovarium
• Korteks ovarium:
– Epitel germinativum: epitel selapis (torak pd masa anak‐anak, kuboid pada masa reproduktif dan gepeng pada masa lansia)
– Tunika albuginea, tepat di bawah epitel germinativum terdiri atas lapisan jaringan ikat padat yang terutama terdiri atas serat‐serat kolagen
– Folikel dalam berbagai fase perkembangan (folikulogenesis)
Ovarium
•
Folikulogenesis:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
•
Folikel primordialÆ epitel folikel masih selapis gepeng meliputi oosit primer
Folikel primerÆ dgn selapis epitel folikel kuboid dan epitel folikel berlapis meliputi oosit primer
Folikel sekunderÆ oosit primer diliputi epitel folikel berlapis, yang sudah mempunyai ruang‐ruang folikel dan yang sudah menjadi 1 antrum folikel
Folikel tersierÆ antrum, membran granulosa, kumulus ooforus, zona pellusida, korona radiata, oosit primer
Teka internaÆ mempunyai sel‐sel penyekresi hormon dan teka eksterna jaringan ikat, mulai terlihat pada folikel fase folikel sekunder
Korpus luteumÆ sel‐sel penghasil hormon, lutein granulosa dan lutein teka
Korpus albikansÆ apabila tidak terjadi kehamilan, maka korpus luteum akan berdegenerasi menjadi jaringan ikat
Folikel atretisÆ degenerasi folikel yang terjadi pada berbagai tahap perkembangan
Medula ovarium: banyak pembuluh darah, di antara jaringan ikat
A: Korteks, B: Medula
Ovarium dengan folikel2nya
Folikel atresia
Folikel
primordial
Tunika
albuginea
Folikel
Folikel Primer
Folikel Sekunder
Folikel Primordial
Folikel de Graf (tampak menonjol)
Folikel tersier
Folikel primer
Folikel
sekunder
• Selama pembentukan antrum, terdapat sel‐sel granulosa yang berkumpul di daerah tertentu dinding antrum. Sel‐sel ini kemudian membentuk bukit sel dengan oosit di dalamnya. Bukit ini dikenal dengan kumulus ooforus. Lapisan granulosa yang mengelilingi oosit disebut korona radiata.
• Di antara lapisan sel granulosa dan oosit terdapat lapisan amorf tebal yaitu zona pelusida. • Folikel atresia: folikel yang tidak berkembang akan mengalami atresia ditandai dengan oosit tidak ada, sel‐sel folikel sudah masuk ke antrum, zona pelusida menebal
Sel teka
Sel granulosa
Cumulus oovorus
Corona radiata
Ovum Zona pelusida
Antrum, berisi liquor folikuli
Vakuol Call‐Exner
Berbagai macam korpus
• Setelah oosit keluar, pada folikel yang ditinggalkan tampak perdarahanÆ korpus rubrum
• Kemudian folikel akan berdiferensiasi menjadi korpus luteum
• Terdiri dari
– Sel lutein granulosa: sel besar+dominan, pucat
– Sel lutein teka: lebih kecil dan gelap, di daerah lipatan, sedikit
• Korpus albikansÆ KL yang sudah ‘mati’, ukuran lebih kecil dari korpus luteum, merupakan jaringan ikat (ada fibrosit+fibroblas) A
B
A: sel lutein granulosa, B: sel lutein teka
Korpus luteum dan albicans
Korpus luteum, yang warnanya kuning
Korpus albikans
Sel‐sel teka dan granulosa
Sel teka, warnanya
lebih gelap
Sel lutein granulosa
Uterus
• Lapisan pada uterus: endometrium, miometrium dan perimetrium
• Fase‐fase endometrium:
1. Haid (jaringan nekrotik sebagian terlepas, sel‐sel darah di antara jaringan ikat dan kelenjar)
2. Proliferasi: endometrium berisi kelenjar lurus dengan lumen sempit, arteri spiralis kadang dapat dikenali
3. Sekresi (luteal): kenali kelenjar uterinanya berkelok‐
kelok, lumen lebar dan kadang terlihat sekret dalam lumennya
4. Prahaid: terlihat permulaan jaringan kelenjar yg nekrotik, pembuluh darah pecah, sel‐sel darah
Uterus
• Terdiri dari:
– EndometriumÆ epitel silindris selapis, tergantung fase
– Miometrium: lapisan otot polos yang berlapis‐
lapis, tidak teraturÆ serupa untuk ketiga fase
Fase
Endometrium
Proliferasi/ Regenerasi
Kelenjar terlihat lurus, lumen bundar atau lonjong+ kosong
Sekresi
Kelenjar berkelok‐kelok, dindingnya berlipat‐lipat, lumen melebar+berisi sekret
Prahaid
Stroma tampak kemerahan karena mengandung darah
Endometrium fase proliferasi
Lamina propria
Endometrium
Myometrium
Kelenjar
uterina lurus, lumennya
kosong
Endometrium fase proliferasi
Endometrium fase proliferasi
Endometrium fase sekresi
Myometrium
Endometrium
Kelenjar
uterina
berkelok, lumen terisi
sekret
Endometrium Fase Sekresi
Endometrium fase Haid/Pra haid
PATOLOGI KLINIK
Pemeriksaan hormonal • Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
gambaran hormon reproduksi pada wanita
antara lain : FSH, LH, estradiol, progesteron, prolaktin, testosteron
• FSH Æ stimulasi sel gonad (folikulogenesis
pada wanita dan spermatogenesis pada pria) sehingga dihasilkan ovum dan sperma yg
matur
• LH surge Æ memicu terjadinya ovulasi
• Prolaktin Æ berperan pada proses
pematangan akhir dari oosit dan spermatozoa
• Estradiol Æ dihasilkan sel teka dan granulosa
folikel Æ merefleksikan fungsi ovarium
• Progesteron Æ pemeriksaan hormon ini untuk
mengetahui adanya proses ovulasi pada daur
haid
• Testosteron Æ pemeriksaan pada wanita
menunjukkan adanya peningkatan produksi
androgen ovarium, pada pria untuk
menunjukkan fungsi sel testis dalam
spermatogenesis
Patologi Anatomi
David Kristiawan L
0806323851
• Jadi pd praktikum integrasi 1 ini PA nya Cuma 1 doang yaitu, Hiperplasia Endometrium!! HOREEEEEEE......
• Sy membagi menjadi 2 bagian, yg bagian pertama adalah semua teori dan gambar yg didapat langsung dr saat praktikumnya dan juga bahan2 dari scele+penjelasan dikit2
• Sedangkan yg kedua dikhususkan bagi tmn2 yg ingin memperdalam materi ini, krn sy ambil teorinya dari robbins (indo & inggris) dan cukup mendalam.. Hehe
• Ok, slmt menikmati!!
Bagian Pertama
Hiperplasia Endometrium
Hiperplasia Endometrium
• Pertama dasar teorinya dulu, sesuai namanya, hiperplasia, jadi jumlah sel‐selnya bertambah, dalam hal ini yg bertambah adalah jumlah epitel kelenjar2 di dalam endometriumnya dan sel‐sel stroma (sel2 penunjang)
• Penyebab intinya adalah karena KADAR ESTROGEN YG BANYAK BEREDAR DI DALAM TUBUHÆ apapun penyebab meningkatnya estrogen tersebut, shg tjd Hiperplasia Endometrium (ingat lg pengaruh estrogen thdp endometrium, bikin proliferasi pd kelenjar2 nya)
Hiperplasia Endometrium
• Berbagai penyebabnya(yg bikin estogen ↑↑): menopause (mati haid), penyakit polikistik ovarium (sindroma “Stein Leventhal”), tumor granulosa ovarium fungsionil, pemberian hormon pada terapi sulih
• Gambaran histopatologi yg tampak: bentuk kelenjar irregular, epitel kelenjar bertumpuk dan stroma yg hiperseluler (bertambah selularitasnya)
• Kelenjar2 iregulernya: ada yg tubular, ada yg berlekuk, dan ada yang melebar kistik (gede atau melar gitu)
• Mari kita saksikan gambarnya...
Kelenjar yg berlekuk bentuknya
Kelenjar yg tubular
Kelenjar yg melebar kistik (gede bgt n melar gitu kt dokter praktikumnya)
Ini nih yg namanya kelenjar yg tubular gitu.. Kelihatan banyak kannnn... hohoho
Di sini bs dilihat dgn pembesaran besar, kelenjarnya dgn bentuk berlekuk
Sel‐sel stroma yg bertambah selularitasnya
Epitel kelenjar yg hiperplastik
Bagian Kedua
Hiperplasia Endometrium
siap‐siap masuk ke bagian yg lbh dalam... hehe
Hiperplasia Endometrium
• Kelebihan estrogen relatif terhadap progestin (hormon wanita yg bisa mencegah ovulasi dan perubahan pada mukus serviks), kalo cukup besar dan berkepanjangan bisa memicu terjadinya hiperplasia endometrium dalam tingkat yg berbeda, bisa hiperplasia biasa hingga hiperplasia kompleks dan mungkin hiperplasia atipikal
• Jadi kadar dan durasi kelebihan estrogen itu sangat berpengaruh terhadap tingkat keparahan hiperplasianya
• Oleh karena itu, hiperplasia endometrium sangat mungkin untuk berkembang menjadi Karsinoma Endometrium
Hiperplasia Endometrium
• Jadi apapun faktor penyebab yg bikin kelebihan estrogen, dia bs jadi hiperplasia endometrium
• Misalnya akibat kegagalan ovulasi, seperti pada menopause, pemberian steroid estrogen jangka panjang tanpa progestin sbg penyeimbang, polikistik ovarium, hiperplasia stroma korteks dan tumor sel teka granulosa ovarium, dll.
• Hiperplasia endometrium, terutama bentuk yg parah, bisa menyebabkan terjadinya perdarahan uterus yg berlebihan dan iregular
• Pada hiperplasia atipikal (bentuk yg parah dr hiperplasia endometrium)Æ menimbulkan risiko 20‐25% timbulnya adenokarsinoma di endometrium
Hiperplasia Endometrium
• Jadi seperti yg telah disebutkan sebelumnya, hiperplasia endometrium itu perlu perhatian khusus karena berhubungan dengan karsinoma endometrium
• Salah satu dugaan penyebab terjadinya hiperplasia endometrium dan hubungannya dengan kanker adalah adanya inaktivasi gen supresor tumor PTEN
Hiperplasia Endometrium
• (maaf msh dlm bhs inggris, sy ga bs bhs inggris jd takut ada salah pengertian..) Jadi di pathology robbins basis dikatakan: “Unopposed estrogens normally increase native endometrial gland PTEN protein production, which is constantly expressed during the proliferative phase but is absent during the secetory phase. In the absence of
PTEN endometrial cells become more sensitive to stimulation by estrogens and this may be integral to the development of hyperplasias and subsequent cancer.”
• Nah, dari yg saya tangkap, jd mksdnya kalo PTEN itu tidak ada kan katanya sel2 di endometrium jd lebih sensitif untuk distimulasi oleh estrogen. Jd pada hiperplasia endometrium itu gara2 terjadi inaktivasi gen PTEN ituÆ PTEN berkurangÆ jadinya sel2 di endometrium lebih responsif thdp estrogenÆ terjadilah hiperplasia endometrium...
Hiperplasia Endometrium
• Nah, setelah kt mengetahui adanya inaktivasi PTEN yg menyebabkan hiperplasia itu, ternyata inaktivasi PTEN jg terlihat pada 63% pasien hiperplasia endometrium yg premalignant dan 50‐80% dari karsinoma endometrium
• Dan TERNYATA LAGI hilangnya PTEN itu telah berhasil diketahui sebagai kejadian normal, yg terjadi pada kelenjar endometrium dari 43% wanita premenopause.. ckck
Hiperplasia Endometrium
• Nah, menurut pathology robbins yg basis itu, hiperplasia endometrium bisa dibagi jadi 2 subtipe gitu, lower grade (simple) dan higher grade (atypical)
• Hiperplasia yg lower grade itu termasuk anovulatory epithelium dan yg jarang, EIN (Endometrial Intraepithelial Neoplasms)
• Sedangkan hiperplasia yg higher grade, juga disebut hiperplasia atipikal, secara khas mempunyai morfologi kelenjar2 yg padat, sel‐sel yg atipik dan karakteristik genetik(mutasi PTEN) dari neoplasia intraepitelial
Simple non‐atypical Hyperplasia
• Karakteristiknya: perubahan pada kelenjar dgn berbagai ukuran, kelenjarnya irreguler dengan perubahan kistik
• Perubahan epitel dan sitologinya mirip dengan endometrium pd fase proliferatif
• Tipe ini jarang berkembang menjadi adenokarsinoma dan sangat mencerminkan perubahan akibat respons dari stimulasi estrogen yg berkepanjangan
Complex Atypical Hyperplasia
• Peningkatan jumlah dan ukuran dari kelenjar endometrium, dengan kelenjar2nya yg padat, membesar dan bentuknya irreguler
• sel yg sedang mitosis sering ditemukan
• 23% dari pasien hiperplasia atipikalÆ
berkembang jd adenokarsinoma
Gambar 1. A, hiperplasia yg lower grade ditandai dgn perubahan kelenjar dengan dilatasi kistik glandular dan sinonim dgn perubahan anovulatorik. B, hiperplasia atipikal, meningkatnya rasio kelenjar/stroma dan bertingkatnya epitel(terjadi hiperplasia, yg ditunjuk panah). C, kehilangan ekspresi gen PTEN pada neoplasia intraepitelial terlihat pada gambar ini. Bisa dibandingkan dengan kelenjar yg normal (ditunjuk panah), yg mengekspresikan gen PTEN. D, hiperplasia endometrium dengan metaplasia skuamosa. SELESAI!!!
• Mohon maaf kalo banyak kekurangan...
• Semoga bermanfaat!!
• Kalo ada yg mau diperbaiki silakan.. Atau mau memberikan saran, masukan, kritikan, makanan, minuman juga boleh.. Langsung ditujukan ke siepend divisi praktikum
• Ok, selamat belajar!!!
• Jgn lupa doa..
Download