KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU

advertisement
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN PERUBAHAN PERILAKU
(Studi Deskriptif Komunikasi Antarpribadi Petugas Rutan Dengan Napi
Dalam Melakukan Perubahan Perilaku Napi Di Rumah Tahanan Negara
Kelas IIB Tanjung Pura, Langkat)
Diajukan Oleh :
ELISA
100904016
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Komunikasi Antarpribadi Dan Perubahan Perilaku (Studi
Deskriptif Komunikasi Appntarpribadi Petugas Rutan Dengan Napi Dalam
Melakukan Perubahan Perilaku Napi Di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB
Tanjung Pura, Langkat). Penelitian dilakukan dari tanggal 10 november 2014
sampai 14 november 2014. Dalam penelitian ini jumlah informan yang diteliti
yaitu 7 orang informan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah
strategi komunikasi yang dilakukan oleh para petugas rutan terhadap para
narapidana dalam melakukan perubahan perilaku, faktor apa sajakah yang
menjadi hambatan bagi para petugas rutan saat berkomunikasi dengan para
narapidana dalam melakukan perubahan perilaku serta bagaimanakah solusi para
petugas rutan dalam mengatasi faktor hambatan yang dihadapi saat berkomunikasi
dengan para narapidana dalam melakukan perubahan perilaku. Dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan teori Komunikasi Antarpribadi dan Psikologi
Komunikasi. Adapun studi yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu
menggunakan studi deskriptif. Keseluruhan data atau informasi hasil penelitian
diperoleh melalui hasil Wawancara Mendalam dan Observasi serta melalui Studi
Kepustakaan.
Kata Kunci :
Komunikasi Antarpribadi, Pengungkapan Diri, Perubahan Perilaku, Napi
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
Setiap manusia dalam suatu masyarakat pasti akan mengalami serangkaian
proses sosialisasi yaitu suatu proses pembelajaran agar dapat berperilaku sesuai
dengan yang diharapkan masyarakat atau sesuai dengan peraturan-peraturan yang
ada di dalam masyarakat tersebut. Di dalam kehidupan tidak semua orang dapat
benar-benar mematuhi dan mau mengikuti apa yang diharapkan masyarakat
tersebut, karena tidak jarang akibat adanya berbagai faktor yang mempengaruhi
maka kita temukan adanya sebuah penyimpangan perilaku. Penyimpangan
perilaku yaitu situasi ketika masyarakat menganggap orang dan perilaku tertentu
dianggap melanggar aturan dan konvensi sosal yang ada (Siahaan, 2009: 2).
Manusia tidak akan pernah dapat terlepas dari yang namanya proses
komunikasi, karena sesuai dengan kodrat manusia yaitu sebagai makhluk sosial
yang memang harus selalu berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain dan
hal ini tentu juga akan berlaku pada mereka. Dalam hal ini tentu saja seorang napi
1
sangat membutuhkan seseorang yang dapat memberikan dorongan atau motivasi
agar ia dapat mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Adapun dalam
memberikan dorongan maupun motivasi tersebut tentu saja hanya dapat dilakukan
melalui proses komunikasi yaitu salah satu caranya dengan komunikasi
antarpribadi.
Oleh sebab itu komunikasi antarpribadi sebagai salah satu bentuk
komunikasi merupakan salah satu cara yang dipakai oleh Lembaga Rutan dalam
melakukan pembinaan yang bertujuan untuk mengubah perilaku napi agar dapat
menjadi pribadi yang lebih baik di masa yang akan datang. Adapun dalam
melakukan penelitian ini, peneliti memilih lokasi penelitian di Rumah Tahanan
Negara Kelas IIB Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Alasan yang
melatarbelakangi pemilihan lokasi di rutan tersebut yaitu antara lain, Rutan
Negara Kelas IIB Tanjung Pura merupakan salah satu rutan tertua, karena rutan
tersebut telah berdiri sejak zaman Belanda, alasan lainnya yaitu di rutan ini belum
pernah diadakan penelitian yang berkaitan dengan komunikasi. peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai proses komunikasi antarpribadi yang
dilakukan petugas rutan dengan para napi dalam melakukan perubahan perilaku
napi di Rutan Negara Kelas IIB Tanjung Pura Kabupaten Langkat.
FOKUS MASALAH
“Bagaimanakah proses komunikasi antarpribadi yang dilakukan petugas
rutan kepada para narapidana dalam melakukan perubahan perilaku napi di Rutan
Negara Kelas IIB Tanjung Pura, Langkat?”
TUJUAN PENELITIAN
1. Bagaimanakah strategi komunikasi yang dilakukan oleh para
petugas rutan terhadap para narapidana dalam melakukan
perubahan perilaku.
2. Faktor apa sajakah yang menjadi hambatan bagi para petugas
rutan saat berkomunikasi dengan para narapidana dalam
melakukan perubahan perilaku.
3. Bagaimanakah solusi para petugas rutan dalam mengatasi
faktor hambatan yang dihadapi saat berkomunikasi dengan para
narapidana dalam melakukan perubahan perilaku.
KAJIAN PUSTAKA
KOMUNIKASI
Komunikasi menurut Richard dan Yoshida (dalam Mulyana, 2004: 3)
dikatakan bahwa komunikasi dapat terjadi jika setidaknya suatu sumber
membangkitkan respons pada penerima melalui penyampaian pesan dalam bentuk
tanda atau simbol, baik bentuk verbal maupun bentuk nonverbal, tanpa harus
memastikan terlebih dahulu bahwa kedua pihak yang berkomunikasi punya suatu
sistem simbol yang sama.
2
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi di antara
seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang
yang dapat langsung diketahui balikannya (Muhammad, 2005: 159).
KOMUNIKASI VERBAL
Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata baik
lisan maupun tulisan. Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan
antarmanusia. Melalui kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi,
pemikiran, gagasan atau maksud mereka, menyampaikan fakta, data dan informasi
serta menjelaskannya, saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat dan
bertengkar. Dalam komunikasi verbal ini maka bahasa memegang peranan yang
sangat penting (Hardjana, 2003: 22).
KOMUNIKASI NONVERBAL
Menurut Hardjana (2003: 43) komunikasi nonverbal adalah komunikasi
yang pesannya dikemas dalam bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Fungsi
komunikasi nonverbal antara lain yaitu, mengulangi komunikasi verbal,
menekankan, memperteguh atau melengkapi komunikasi verbal, menggantikan
komunikasi verbal, melawan, membantah atau bertentangan dengan komunikasi
verbal, serta dapat meregulasi komunikasi verbal.
PENGUNGKAPAN DIRI
Teori self disclosure diperkenalkan oleh Joseph Luft dan Harrington
Ingham pada tahun 1969, yang menekankan bahwa setiap orang bisa mengetahui
dan tidak mengetahui tentang dirinya, maupun orang lain. Untuk hal seperti itu
dapat dikelompokkan ke dalam empat macam bidang pengenalan yang
ditunjukkan dalam suatu gambar yang disebutnya dengan jendela Johari (Johari
Window). Jendela Johari merupakan sebuah kaca jendela terdiri dari empat
bagian yakni: wilayah terbuka (open area), wilayah buta (blind area), wilayah
tersembunyi (hidden area) dan wilayah tak dikenal ( unknown area) ( Cangara,
2012: 100).
PSIKOLOGI KOMUNIKASI
Raymond S.Ross (dalam Rakhmat, 1986: 4) disebutkan bahwa Psikologi
Komunikasi yaitu sebagai proses transaksional yang meliputi pemisahan, dan
pemilihan bersama lambang bersama kognitif, begitu rupa sehingga membantu
orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya sendiri arti atau respon yang
sama dengan yang dimaksud oleh sumber.
KOMUNIKASI INTRAPERSONAL
Komunikasi intrapersonal yaitu proses pengolahan informasi, meliputi
sensasi, persepsi, memori dan berpikir. Sensasi adalah proses menangkap stimuli,
persepsi ialah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh
pengetahuan baru, dengan kata lain persepsi mengubah sensasi menjadi informasi.
Memori adalah proses menyimpan informasi dan memanggilnya kembali. Berfikir
3
adalah mengolah dan memanipulasikan informasi untuk memenuhi kebutuhan
atau memberikan respons ( Rakhmat, 1986: 61).
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi Interpersonal yaitu bagaimana persepsi kita terhadap orang
lain atau persepsi interpersonal. Dalam komonikasi interpersonal juga ada hal-hal
yang dapat mempengaruhinya diantaranya faktor-faktor personal dan faktor
situasi
PERUBAHAN PERILAKU
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu
tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan
baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor saling
berinteraksi. Sering tidak disadari bahwa interaksi tersebut amat kompleks
sehingga kadang-kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang
menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah
alasan di balik perilaku individu, sebelum ia mampu mengubah perilaku tersebut.
onal.
PENGERTIAN NARAPIDANA
Pengertian narapidana menurut perundang-undangan adalah orang-orang
sedang menjalani sanksi kurungan atau sanksi lainnya. Sedangkan pengertian
narapidana menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah orang hukuman (orang
yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana) atau terhukum
(www.psychologymania.com).
MODEL TEORITIK
Komunikasi Antarpribadi
Petugas Rutan
Perubahan Perilaku
Narapidana
Dari gambaran model teoritik di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui bagaimanakah proses omunikasi antarpribadi yang
dilakukan oleh petugas rutan dalam melakukan perubahan perilaku narapidana. Di
mana dalam proses komunikasi antarpribadi tersebut meliputi bagaimana cara
komunikasi yang dilakukan, apa saja hambatan komunikasi yang dihadapi dan
bagaima solusi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan komunikasi tersebut
saat petugas rutan melakukan perubahan perilaku terhadap narapidana.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan metode Deskriptif. Metode deskriptif
menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan hubungan
antarvariabel (Kriyantono, 2008: 67). Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
4
sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. Penelitian
kualitatif lebih menekankan persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya
(kuantitas) data (Kriyantono, 2008: 56).
OBJEK PENELITIAN
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah proses
komunikasi antarpribadi Petugas rutan dalam melakukan perubahan perilaku
para narapidana di Rutan Negara Kelas IIB Tanjung Pura, Langkat.
SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah petugas di Rutan Negara Kelas IIB
Tanjung Pura, Langkat serta beberapa napi yang akan berfungsi sebagai informan
kedua. Adapun teknik dalam penentuan informan yaitu dengan menggunakan
snowballing dengan mengandalkan key person, yaitu seseorang yang dapat
menjadi informan awal yang memberikan informasi terkait topik yang sedang
diteliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Klasifikasi Tabel sesuai Tujuan Penelitian
No
1
2
Informan
A
B
Tujuan Penelitian
1. Strategi
komunikasi
dalam
melakukan
perubahan perilaku napi

2. Hambatan
komunikasi
yang
dihadapi
saat
melakukan
perubahan
perilaku napi

3. Solusi yang dilakukan
untuk
mengatasi
hambatan saat melakukan
perubahan perilaku napi

1. Strategi komunikasi
dalam
melakukan
perubahan perilaku
napi
2. Hambatan
komunikasi
yang
dihadapi
saat
melakukanperubahan
perilaku napi

5

Hasil
Bentuk
komunikasi
antarpribadi
dengan
menggunakan
teknik
komunikasi persuasif
WBP yang kurang mahir
dalam
menggunakan
bahasa
indonesia
dan
adanya WBP yang kurang
terbuka
Dengan meminta bantuan
seorang juru bicara atau
penterjemah
saat
melakukan komunikasi dan
dengan
melakukan
pendekatan dengan cara
sering
melakukan
komunikasi dengan WBP
Dengan
menggunakan
bentuk
komunikasi
antarpribadi dengan teknik
persuasif
kurang terbuka dengan
petugas
3
4
5
C
D
E
3. Solusi
yang
dilakukan
untuk
mengatasi hambatan
saat
melakukan
perubahan perilaku
napi

terus
melakukan
pendekatan serta terus
melakukan
komunikasi
dengan mereka
1.
Strategi komunikasi
dalam
melakukan
perubahan perilaku
napi
2. Hambatan komunikasi
yang dihadapi saat
melakukan perubahan
perilaku napi

Dengan
menggunakan
komunikasi
antarpribadi
dengan teknik persuasif

3. Solusi yang dilakukan
untuk
mengatasi
hambatan
saat
melakukan perilaku
napi

Susah menghadapi napi
karena adanya perbedaan
usia yaitu usia petugas
lebih muda dibandingkan
WBP serta karena petugas
yang masih baru bertugas
di rutan
Terus
melakukan
pendekatan dengan cara
saat menyampaikan dengan
cara yang sopan dan
banyak bertanya dengan
petugas yang lebih senior
atau
yang
lebih
berpengalaman
1. Strategi komunikasi
dalam
melakukan
perubahan perilaku
napi
2. Hambatan
komunikasi
yang
dihadapi
saat
melakukan perubahan
perilaku napi
3. Solusi yang dilakukan
untuk
mengatasi
hambatan
saat
melakukan perilaku
napi

Bentuk
komunikasi
antarpribadi dengan teknik
persuasive

Sikap tertutup dari WBP
saat melakukan komunikasi

Memberikan
bimbingan
secara
lemah
lembut,
memberikan
pengertian
hukum maupun agama
1. Strategi komunikasi
dalam
melakukan
perubahan perilaku
napi
2. Hambatan komunikasi
yang dihadapi saat
melakukan perubahan

Bentuk
komunikasi
antarpribadi dengan teknik
komunikasi persuasif
Adanya rasa takut dan
kurang percaya terhadap
petugas
6

perilaku napi
3. Solusi yang dilakukan
untuk
mengatasi
hambatan
saat
melakukanperilaku
napi
6
7
F
G

Terus
melakukan
pendekatan dengan cara
terus
melakukan
komunikasi dengan WBP
1. Strategi
komunikasi
dalam
melakukan
perubahan perilaku napi

2. Hambatan
komunikasi
yang
dihadapi
saat
melakukan
perubahan
perilaku napi
3. Solusi yang dilakukan
untuk
mengatasi
hambatan saat melakukan
perilaku napi
1. Strategi
komunikasi
dalam
melakukan
perubahan perilaku napi

Komunikasi antarpribadi
dengan bentuk komunikasi
diadik dan kelompok kecil
dengan teknik komunikasi
persuasive
Sikap kurang terbuka para
WBP dan rasa kurang
percaya terhadap petugas
Terus
melakukan
pendekatan
2. Hambatan komunikasi
yang
dihadapi
saat
melakukan
perubahan
perilaku napi
3. Solusi yang dilakukan
untuk
mengatasi
hambatan
saat
melakukan perilaku napi




Komunikasi antarpribadi
dengan bentuk komunikasi
diadik dan keomunikasi
kelompok kecil dengan
menggunakan
teknik
komunikasi persuasif
Adanya perasaan takut
menyinggung
perasaan
WBP
saat
melakukan
komunikasi
Menanyakan
langsung
kepada
WBP
dan
melakukan diskusi secara
langsung dengan petugas
lain
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa Strategi komunikasi yang
dilakukan oleh para petugas Rutan Negara Kelas IIB Tanjung Pura dalam
melakukan perubahan perilaku napi yaitu dengan menggunakan bentuk
komunikasi antarpribadi dengan cara komunikasi diadik maupun dengan cara
komunikasi kelompok kecil. Faktor-faktor yang menjadi hambatan bagi para
petugas rutan saat melakukan komunikasi antara lain: sikap tertutup para napi,
adanya rasa kurang percaya terhadap petugas, adanya rasa takut terhadap petugas.
Faktor lain yang menjadi hambatan saat melakukan komunikasi dengan napi yaitu
adanya perbedaan usia antara petugas dengan napi, dimana petugas usianya lebih
muda dibandingkan napi serta hambatan lain yang dihadapi yaitu karena petugas
7
yang masih baru bertugas di rutan sehingga masih belum beradaptasi dengan
lingkungan rutan. Jadi, solusi yang dilakukan oleh para petugas rutan dalam
mengatasi hambatan yang dihadapi tersebut yaitu dengan cara menggunakan
teknik komunikasi persuasif dan dengan cara terus melakukan adaptasi dengan
lingkungan rutan serta banyak bertanya dengan para pegawai senior untuk saling
berbagi informasi mengenai bagaimana cara menghadapi para napi.
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1 Strategi komunikasi yang dilakukan oleh para petugas Rutan Negara Kelas IIB
Tanjung Pura dalam melakukan perubahan perilaku napi yaitu dengan
menggunakan bentuk komunikasi antarpribadi dengan cara komunikasi diadik
maupun dengan cara komunikasi kelompok kecil. Bentuk komunikasi ini
dilakukan oleh semua petugas rutan dan dilakukan dari awal napi masuk ke
dalam rutan, mulai dari saat proses registrasi napi hingga napi selesai menjalani
masa hukuman.
2. Faktor-faktor yang menjadi hambatan bagi para petugas rutan saat melakukan
komunikasi antara lain, sikap tertutup para napi, adanya rasa kurang percaya
terhadap petugas, adanya rasa takut terhadap petugas. Hambatan-hambatan
tersebut dihadapi oleh petugas rutan terutama saat melakukan komunikasi
dengan para napi yang baru masuk. Hal yang menjadi penyebab adanya
hambatan tersebut yaitu karena para napi belum melakukan adaptasi dengan
lingkungan baru. Faktor lain yang menjadi hambatan saat melakukan
komunikasi dengan napi yaitu adanya perbedaan usia antara petugas dengan
napi, di mana petugas usianya lebih muda dibandingkan napi serta hambatan
lain yang dihadapi yaitu karena petugas yang masih baru bertugas di rutan
sehingga masih belum beradaptasi dengan lingkungan rutan.
3. Adapun solusi yang dilakukan oleh para petugas rutan dalam mengatasi
hambatan yang dihadapi tersebut yaitu dengan cara menggunakan teknik
komunikasi persuasif, dengan cara terus melakukan adaptasi dengan
lingkungan rutan, banyak bertanya dengan para pegawai senior untuk saling
berbagi informasi mengenai bagaimana cara menghadapi para napi. Dialog
atau komunikasi antarpribadi dan dengan menggunakan teknik komunikasi
persuasif adalah hal yang paling baik dan paling efektif untuk dilakukan dalam
melakukan perubahan perilaku napi.
SARAN
1. Hendaknya bagi para petugas yang baru dan juga yang masih muda terlebih
dahulu diadakan training atau pelatihan oleh petugas yang lebih senior agar
mereka dapat mengetahui gambaran lingkunagan rutan, sehingga memudahkan
mereka dalam proses adaptasi. Sebaiknya saat bertugas mereka tidak langsung
terjun sendirian ke lapangan tetapi didampingi oleh petugas yang lebih
mengetahui dan menguasai situasi dan kondisi di rutan.
2. Hendaknya para napi yang berada di rutan mau lebih bersikap terbuka, percaya
serta tidak takut terhadap petugas agar memudahkan petugas dalam melakukan
8
3.
4.
5.
6.
komunikasi dengan mereka. Karena para petugas sebenarnya ingin membantu
mereka agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Hendaknya di rutan ada tambahan petugas yaitu seorang psikolog, hal ini agar
makin dapat membantu dalam melakukan komunikasi dan untuk mengetahui
karakter atau pribadi dari napi, karena seorang psikolog lebih faham dan lebih
menguasai akan hal tersebut.
Hendaknya bagi petugas yang mengalami hambatan komunikasi dengan napi
dapat juga meminta bantuan kepada teman sekamar napi, karena di antara napi
ada yang memiliki teman dekat, oleh sebab itu petugas dapat meminta bantuan
pihak ketiga dalam hal ini teman dekat napi untuk membantu dalam melakukan
perubahan perilaku napi, serta juga dengan meminta bantuan dari pihak
keluarga napi.
Hendaknya pemerintah baik pemerintah daerah maupun pemerintah pusat juga
bisa memberikan perhatian terhadap rutan, seperti penambahan fasilitas baik
fasilitas untuk mendukung kerja para petugas rutan, maupun fasilitas dalam hal
untuk mendukung kegiatan para napi, seperti kegiatan keterampilan, dan juga
adanya penambahan petugas di rutan hal ini agar tidak terjadi petugas yang
merangkap beberapa tugas, sehingga diharapkan dengan adanya penambahan
petugas maka kinerja petugas menjadi lebih baik dan efektif.
Hendaknya jika ada yang ingin melakukan penelitian sejenis maka dapat
mengambil dari permasalahan atau sudut pandang yang lain yang lebih
menarik sehingga penelitian ini semakin berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma dan
DiskursusTeknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunkasi. Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada.
______________. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Kedua. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
Effendy, Onong Uchjana.1992. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju.
____________________. 2003. Ilmu teori dan filsafat komunikasi. Bandung:
PT.Citra Aditya Bakti.
____________________. 2006. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha
Ilmu
Hardjana, Agus M. 2003. Komunikasi Intrapersonal dan Interpersonal.
Yogyakarta: Kanisius.
Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana.
__________________. 2008. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh
Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi,
Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
9
Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyana, Deddy. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
_____________. 2004. Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas Budaya.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
_____________. 2007. Ilmu komunikasi suatu pengantar. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Sosiologi. Yogyakarta: UGM Press.
Rakhmat, Jalaludin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remadja Karya CV.
________________. 2004. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya.
Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian PR dan Komunikasi. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Siahaan, Jokie MS. 2009. Perilaku Menyimpang Pendekatan Sosiologi. Jakarta:
PT.Indeks.
Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
_______. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV Alfabeta.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2011. Metode Penelitian Sosial: Berbagai
Alternatif Pendekatan Edisi Revisi. Jakarta:Kencana.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: PT Andi
Offset.
Waluyo, Bambang. 2000. Pidana dan Pemidanaan. Jakarta: Sinar Grafika.
Sumber Lain:
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt4b22ef6f96658/perbedaan-danpersamaan-rutan-dan-lapas
http://matapetunjuk.blogspot.com/2013/03/definisi-penjara.html
http://www.psychologymania.com/2012/10/pengertian-narapidana.html
Dokumen pribadi Rutan Negara Klas IIB Tanjung Pura Kabupaten Langkat
10
Download