BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Percaya diri adalah modal dasar seorang manusia dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia sendiri. Seseorang mempunyai kebebasan untuk berpikir dan berperasaan sehingga seseorang yang mempunyai kebebasan berpikir dan berperasaan akan tumbuh menjadi manusia dengan rasa percaya diri. Salah satu langkah pertama dan utama membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini kelebihan dan kelemahan masing masing. Kelebihan yang berada di dalam diri seseorang harus dikembangkan dan dimanfaatkan agar menjadi produktif dan berguna bagi orang lain (Mario Seto,2011). Banyak sekali orang yang memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, namun ada pula yang merasa kurang percaya diri. Ada banyak hal yang menyebabkan rasa kurang percaya diri ini, bisa dari kekurangan atau kelebihan yang dimiliki, perbedaan diri dengan lingkungan. Setiap orang memiliki kepercayaan diri yang berbeda-beda, ada yang sangat percaya diri dengan dirinya sendiri, ada juga yang kurang percaya diri dengan dirinya, hal ini juga terjadi pada anggota band. Anggota band merupakan individu yang diuji kepercayaan dirinya saat tampil diatas panggung. Secara sederhana ketika individu memutuskan untuk berperan sebagai anggota band maka individu tersebut harus siap pentas di atas panggung dengan kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan orang biasanya. Ini terjadi pada kebanyakan anggota band segala jenis musik, baik reagge, pop, hip-hop, maupun musik punk. Anggota band musik punk seharusnya juga memiliki kepercayaan diri yang lebih dibandingkan dengan musikmusik lainnya, karena musik ini masih dianggap aneh bagi sebagian masyarakat. 1 Sebagian masyarakat masih menganggap musik ini identik dengan kerusuhan dan ditambah lagi dengan peminatnya yang sering mengkonsumsi minuman keras (Alfina Febri,2011) Pengkonsumsian minuman beralkohol dapat pula disebabkan oleh aspek positif yang dapat menimbulkan perasaan bahagia, perasaan percaya diri dan euforia pada seseorang (Fauziah, 2004). Beberapa musisi mengurangi kecemasannya dengan alkohol, valium, atau ganja, obat-obatan itu menimbulkan euforia ringan yang membuat individu percaya bahwa dirinya baik-baik saja (David, 1997) Punk di Indonesia pada awalnya hanyalah sebuah komunitas kecil yang tidak terang-terangan menunjukkan gaya hidup punk. Kemudian anak-anak muda mulai meniru gaya berpakaian dan mulai memahami ideologi dan akhirnya menjadikan Punk sebagai gaya hidupnya. Pada perkembangannya baik di negeri asalnya maupun di Indonesia, Komunitas punk telah mempunyai suatu subkultur tersendiri yang diakui masyarakat dan terkadang dianggap menyimpang. Punk juga telah semakin populer dengan timbulnya Punk sebagai suatu Trend. Contohnya ialah dalam dunia Fashion gaya berpakaian Punk menjadi trend fashion masyarakat umum. Tanda-tanda atau simbol-simbol tersebut sangatlah akrab dan melekat pada kehidupan manusia yang penuh makna ( meaningfull action ) seperti yang terkatualisasi pada bahasa, religi, seni, sejarah dan ilmu pengetahuan ( Budianto, 2011). Perilaku yang muncul dan terlihat tidak lazim bagi masyarakat adalah adanya pengkonsumsian alkohol secara bersama-sama atau berkelompok. Sebuah pertunjukan musik punk, sering ditemukan individu yang membawa dan mengkonsumsi alkohol. Tidak berbeda jauh dengan kondisi kelompok musik punk di Salatiga . Perkembangan musik ini lebih pesat dalam beberapa tahun terakhir ini, terbukti dengan bertambahnya band-band bergenre musik ini. Yang tidak berbeda jauh dengan kondisi musik ini dari 2 dahulu adalah gaya hidupnya, seperti meminum minuman beralkohol serta merokok, baik pada saat acara musik punk diselenggarakan maupun pada saat berkumpul. Kedekatan alkohol dengan musik punk bisa dilihat juga saat diadakan sebuah acara punk di Salatiga yang bertemakan “dedicated to alcohol victim” yang diselenggarakan untuk mengenang korban yang meninggal akibat pengkonsumsian alkohol ( Suara Merdeka,27 Juni 2010). Penelitian Alfina Febri pada tahun 2011 yang berjudul “Dampak Minuman Beralkohol Terhadap Kepercayaan Diri Individu Sebagai Anggota Band Rock Underground di Salatiga”, menunjukan hasil bahwa sebagian besar anggota band yang mengkonsumsi minuman beralkohol sebelum pentas merupakan cara individu tersebut mengurangi rasa kurang percaya diri, rasa grogi dan demam panggung saat di atas panggung. Hal ini berbeda dengan konsep straight edge (tidak merokok, tidak minum alkohol, setia dengan satu pasangan) yang biasa diserukan anggota band punk. Ini dijadikan alasan peneliti untuk kembali melakukan penelitian ulang. Setiap manusia mempunyai kecemasan atau rasa kurang percaya diri. Hal ini juga dialami oleh anggota band saat akan tampil di depan umum. beberapa orang akan cenderung tegang ketika berhadapan dengan suatu tantangan. Bahkan ketika gagal menguasai ketegangan, orang akan menjadi ragu dalam menghadapi suatu tantangan sekecil apapun. Banyak sekali penyebab munculnya beragam krisis percaya diri. Selain muncul dari suatu tantangan dan situasi, krisis percaya diri juga muncul dari kurangnya penampilan yang dianggap tidak sesuai dengan ukuran sosial atau trend yang ada saat ini. David (1997) mengungkapkan bahwa beberapa musisi mengurangi kecemasannya dengan alkohol, valium, atau ganja, obat-obatan itu menimbulkan euforia ringan yang membuat individu percaya bahwa dirinya baik-baik saja. Selain itu kedekatan musik 3 punk di Salatiga dengan minuman bias ditunjukan dari sebuah lirik lagu band bernama LOST KIDS salah satu band punk di Salatiga yang berbunyi: ”mama maafkan aku bila aku sering merokok dan minum minuman keras” Dari penjabaran diatas, inilah alasan penulis melakukan penelitian ini, apakah pengkonsumsian alkohol pada anggota band ini merupakan bentuk mengurangi rasa kurang percaya dirinya sesaat sebelum tampil dengan judul “Pengaruh Ketergantungan Minuman Alkohol Terhadap Kepercayaan Diri Individu Sebagai Anggota Band Musik Punk di Salatiga” 1.2 Rumusan Masalah Masalah dalam penelitian dirumuskan sebagai berikut : “Adakah pengaruh yang signifikan ketergantungan minuman beralkohol terhadap kepercayaan diri individu sebagai anggota band punk di Salatiga? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketergantungan minuman beralkohol terhadap kepercayaan diri anggota band di komunitas musik punk di Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritik maupun praktis, sebagai berikut : 1.4.1 Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini akan mendukung atau tidak mendukung teori Fauziah (2004) yang menyatakan pengkonsumsian minuman beralkohol dapat pula disebabkan oleh aspek positif yang dapat menimbulkan perasaan bahagia, perasaan percaya diri dan euforia pada seseorang dan David (1997) yang menyatakan beberapa musisi mengurangi kecemasannya dengan alkohol, 4 valium, atau ganja, obat-obatan itu menimbulkan euforia ringan yang membuat individu percaya bahwa dirinya baik-baik saja 1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1 Dapat memberikan informasi yang berguna bagi semua pihak mengenai pengaruh alkohol terhadap rasa kepercayaan diri individu sebagai pelaku aktif di komunitas musik punk. 1.4.2.2 Hasil penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang penting kepada pengkonsumsi alkohol tentang dampak dan akibat mengkonsumsi alkohol 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dapat dituliskan seagai berikut Bab I. Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II, Tinjauan pustaka, terdiri dari kemandirian dan konsep diri, penelitian yang relevan, hipotesis. Bab III. Metode Penelitian berisi tentang jenis penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode pengumpulan data, instrumen penelitian, reliabilita dan validitas, metode analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil penelitian, analisis korelasi, pembahasan. Bab V. Penutup berisi Kesimpulan dan Saran. 5