a"o erng."l*uTitrfttrJ`#l:ilili-jrlfiti. cendana, yogyakarta

advertisement
PROCEEDINGS OF JOINT CON'\TENTION JAKARTA 2003
The 32d IAGI and The 286 IIAGI Annual Convention and Exhibitiom
PEMETAAI\I FASIES VI]LKANIK PAI)A DAERAII PROSPEK PANA.SN{.I\fl
GUNT NG UNGARAN, JAWA TENGAH Qaporan kemajuan)
Syabaruddinr, Saptono Budi Samudror, fsa Nurnusantoz dan Pri Utamil
t)
Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika 2, Yogyakarta,
2)Balai penyeridikan
a"o
erng."l*uTitrfttrJ'#l:ilili-jrlfiti.
cendana, yogyakarta,
Telp.0274-514192
INTISARI
Gunung Ungaran merupakan daerah prospek panasbumi yang tedetak di propinsi Jawa Tengah b€rjarak
30 km ke arah baratdaya dari kota Semarang. Daerah prospek panasbumi tersebut merupakan bagian dari
Pegunungan Serayu Utara bagian timur.
Pemetaan fasies vulkanik didasarkan pada analisis foto udara, citra landsat dan peta topografi skala
1:25000 yang ditindak lanjuti dengan penelitian detail lapangan. Penelitian tersebut merupakan tahap
penelitian pendahuluan lanjutan untuk mengetahui kondisi geologi dan penyebaran fasies vulkanik yang
digunakan untuk menduga sistem panasbumi Gunung Ungaran.
Fasies vulkanik digunakan untuk mengetahui penyebaran endapan vulkanik berdasarkan jarak relatif
terhadap sumber erupsi. Pada daerah prospek panastumi Gunung Ungaran terdapat dua fasies utama yaitu
fasies sentral dan proksimal. Pada fasies sentral terdti dari aliran lava dan endapan piroklastik aliran yang
bcrsclingan dcngan cndapanpyroclasytic sz4ge, scdangkan pada fasics proksimal tcrsusun olch cndapan
piroklastik aliran dan endapan fluvial.
Berdasarkan penyebaran fasies vulkanik dan analisis petrografi dikeahui bahwa endapan wlkanik
sebagian besar berkomposisi andesitik yang mengindikasikan bahwa sumber panas di daerah Gunung
Ungaran berupa batuan beku andesitik dengan konduit utama diperkirakan berada di bawah puncak
Gunung Ungaran Muda. Endapan vulkanik pada umumnya mcmiliki pcrmcabilitas rcndah yang dapat
berfungsi sebagai batuan penudung karena mengalami alterasi yang mengubah mineral primer menjaai
mineral lempung. Endapan tersebut juga dapat berfungsi sebagai reservoax karena terpotong oleh struictur
gcologi yang intcnsif akibat runtuhnya Ungaran Tua maupun Ungaran Muda. Zona scsar normal di dacrah
Lanjan dan Kalibanger yang bsrarah baratlaut+enggara terbentuk akibat runtuhnya Ungaran Tua
merupakan batas penyebaran fasies proksimal Ungaran Muda yang diduga sebagai daerah recharge
utama pada sistem panasbumi Gunung Ungaran.
Manifestasi yang dijumpai di daerah Gedongsongo berupa mataair panasn fumarol, warm pool dan alterasi
hidrotermal. Pemrurculan manifestasi tersebut dikontrol oleh permeabilitas sekunder yang berupa sesarsesar normal.
PEI\IDAIIUI.UAN
J
Indonesia merupakan suatu kawasan yang
lsrbentuk akibat pertemuan tiga lempeng yang
besar yai-tu Lempang Benua Eurasia, l,empeng
Samudera Hindia-Austrelia dan Lempeng
Samudera Pasifik. Pertemuan antar lempeng
tersebut menghasilkan suatu jalur vulkanik
sepanjang 7000 km (Bemmelen, I9i0).
Pembentukan jalur wlkanik tersebut
memungkinkan suatu daerah memiliki prospek
panasbumi yang dapat dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan akan energi.
Salah satu gunungapi di Jawa Tengah yang
memiliki prosek panasbumi adalah Gunung
PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3
28th I{AGI Annual Convention and Exhibition
The 32d IAGI ard The
Ungaran. Manifestasi yang dijumpai sekitar
Gunung Ungaran berupa fumarol, mataair panas
dan alterasi batuan yang mengindikasikan
adanya prospek panasbumi di daerah tersebut
(Budiardjo dkk., 1 997).
Pemetaan fasies vulkanik diiakukan untuk
mengetahui penyebaran batuan wlkanik di
Daerah Gunung Ungaran dan sekitarnya dan
mengetahui kondisi geologi daerah prospek
panasbumi tersebut, sehingga dapat disusun
suatu model sistem panasbumi tentatif yang
berguna untuk mene,ntukan dan memperkirakan
potensi serta skema pemanfaatannya untuk masa
yang akan datang. Pemetaan ini didasarkan pada
analisis foto udara" citra landsat dan peta
topografi skala 1:25000 yang ditindak lanjuti
dengan penelitian detail lapangan.
Lokasi penelitian berada
di
Daerah Gunung
Ungaran dan sekitanya yang tercakup dalam Yz
lembar peta 47fKL-l seluas 5 x 8 km2. Secara
geografis lokasi penelitian terletak pada 30 25'
BT - 30 27,78'BT dan 70 l0'LS - jo 14,44'LS
(diukur dari Jakafia) yang berjarak lebih kurang
30 km ke arah baratdaya dari Kota Semarang
(Gambar 1).
koherent biasanya dijumpai pada aliran lava dan
intrusi.
Istilah fasies digmakan untuk memrnjukkan
variasi batuan berdasarkan sifat fisik, kimia dan
biologi yang terendapkan pada skala geologi
tertentu (Fisher and Schmincke, 1984). Fasies
lebih banyak digunakan untuk batuan sedimen,
namun sekarang fasies dapat diterapkan untuk
menunjukan penyebaran endapan gunungapi.
Bogie and Mackenzie (1998) membagr fa.sies ini
menjadi empat macam (Gambar 2),yaitu:
a- Centralfacies
Fasies
di
ini meliputi batuan vulkanik yang berada
dekat lubang gunungapi dan
dengan stock. Endapan yang ada berupa
aglomerat berbutir kasar, tebal dan dibatasi oleh
lava silikaan, dan berupa lapisan tefra kasar
sortasi jelek dengan steeply initial dips. Fasies
ini menyebar sejauh 0,5-2 kn dari pusat erupsi.
b. Proximalfacies
Fasies ini didominasi oleh autobreksi lava yang
tebal dan terdapat endapan piroklastik berbutir
kasar, breksi piroklastik dengan sortasi jelek
Endapan
DASAR TEORI
biasanya
memiliki bentuk dyke dan sill yang bersentuhan
ini memiliki
drps. Fasies
moderate-steep initial
ini berada di sekitar/acies central
dan meluas sampai 5-10 km dari pusat erupsi.
Gunungapi adalah tempat atau lubang tempat
keluarnya batuan pijar atau gas yang muncul ke
permukaan
bumi membenflrk bukit
atau
pegunungan. Bentukan tersebut berada di sekitar
lubang akibat terakumulasinya endapan vulkanik
(MacDonald, 1972). Menunrt McPlne et al.
(1993) endapan vulkanik meliputi
wlkaniklastik yang telah
endapan
terkonsolidasi,
endapan hasil proses lulkanik rnaupun endapan
wlkaniklastik yang belum terkonsolidasi. Secara
genetik telstur endapan vulkanik dikasifrkasikan
dalam dua kategori, yaitu tekstur
wlkaniklastik dan telstur koherent, Tekstur
wlkaniklastik digunakan untuk menunjukkan
endapan yang didominasi oleh.partikel-partikel
ke
vuttanik, yaitu autoklastik, piroklastilq
resedimented vulkaniclastic deposits,
volcanogenic sedimentary deposi9. Ciherent
texture digunakan unnrk menunjukkan batuan
yang terbentuk oleh proses pendinginan dan
pembekuan dari lava atau magma. Tekstur
c. Medialfacies
Fasies ini terdiri dari batuan yaag diendapkan
pada bagian sisi gunungapi yang berupa batuan
piroklastik dan masih dijumpai lava yang telah
mengalami breksiasi 1nrat. Endapan lahar
memiliki bongkah yang mencapai ukuran
diameter 10 m dengan bentuk yang angular-
subangular. Endapan ini berasosiasi dengan
lapisan piroklastik dengan sortasi bagus dan
ukuran butir berkisar antara debu kasar-lapili.
Endapan debris yang ada dikontrol oleh air.
ini berada pada moderate-shallow
initial dips. Fasies ini dapat meluas sampai 10-
Endapan
15 km dari pusat erupsi.
d. Distalfacies
ini
terdiri batuan vulkanik yang
terendapkan dengan baik pada bagran bawah
yang memiliki penyebaran lateral yang luas dan
menerus. Endapan yang termasut ke dalam
fasies ini didominasi oleh endapan epiklastik.
Fasies
PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA2OO3
The 32d IAGI and The 28th HAGI Annual Convention and Exhibition
Morfologi Gunung Ungarbn Tua menempati
pada bagian baratlaut (G. Kaligesit G. Balong
dan G. Dliwak) dan bagian baratdaya (daeral
GEOLOGI REGIONAL
Daerah Jawa Tengah tersebut tsrbentuk oleh dua
Pegunungan yaitu Pegunungan Serayu Utara dan
Pegunungan Serayu Selatan. Pegunwrgan Serayu
Utara berbatasaa dengan Pegunungan Bogor di
Jawa Barat dan Pegunungan Kendeng di Jawa
Timur. Berdasarkan fisiografi tersebut Gunung
Ungaran merupakan daerah transisi antara
Pegunungan Serayu Utara di Jawa Tengah
La4ian, Kalibanger, Berokan dan Banyukuning).
Morfologi bagian baratlaut berupa pegunungan
dengen lereng
sisi baratlaut lebih landai
dibandingkan sisi tenggara. Morfologi ini
merupakan salah satu sisa tubuh Gunung
Ungaran Tua yang telah mengalami runtuhan
yang terbentuk akibat proses volcano-tectonic
depres s io n @emmelen,
1
970).
dengan Pegunungan Kendeng di Jawa Timur.
Gunung Ungaran merupakan suatu komplek
gunungapi yang terbentuk akibat depresi
tektonik-gunungapi
(volcano-tectonic
deprarsions). Dqrresi tersebut berupa suatu
dan
lekukan besar
memanjang yang
pembentukannya sangat dipengaruhi oleh proses
tektonik dan vulkanik pada daerah dataran tinggi
dengan material berupa produk gunungapi
@emmelen, 1970) Benruk depresi tersebut mirip
dengan cauldron (suatu kawah yang dihasilkan
dari runtuhnya atap yang diakibatkan oleh
adanya tubuh magma atau pemunculan magma),
tetapi dibata.si oleh sesar-sesar yang diakibatkan
gaya tektonik (Gambar 3) dan panjangnya dapat
mencapai puluhan atau beberapa rafus kilometer
Morfologi Gunung Ungaran Muda menempati
sebagian besar daerah penelitian. Morfologi ini
dibagi menjadi tiga sub satuan yaitu daerah
puncalg lereng dan kaki. Daerah puncak
memiliki beda tinggi lebih dari 100 m dan slope
lebih dari 350, termasuk ke dalam wry steep
(Zuidam, 1983). Pada sub satuan ini dijumpai
adanya kenampakan kawah yang terbentuk
akibat proses letusan Gunung Ungaran yang
menghasilkan produk aliraa lava dan endapan
piroklastik aliran. Kawah dapat dikenali dari
perbukitan yang mengelilingi kerucut utama
(Gambar 5). Kerucut yang terdapat di dalam
kawah telah mengalami runtuhan menjadi dua
puncak yaitu G. Botak dan G. Gendol. Runtuhan
(Williams and McBirney, 1979). Depresi
tersebut berupa ambrolan-tektonik yang
cenderung kearah baratdaya-selatan dan
membenhrk gawh sesar (fault scarp) yang
cruarn Daerah lereng memiliki beda tinggi
diakibatkan oleh pergeseran gaya berat karena
bagran dasar gunungapi yang lemah (Zen dkk,
antara 20-100 m dengan slope berkisar antara
10'r42o, termasuk ke dalam moderately steep-
1e83).
steep (Zuidam" 1983). Daerah kaki memiliki
Menurut Budiharjo dkk. (1995) stratigrafi
yang termasuk
Gunung Ungaran dan sekitarnya dari yang tertua
s
hingga termuda adalah batugamping vulkanik
(?), breksi wlkanik III, batupasir wlkanik
batulempung wlkani( lava andesit, andesit
porfiriti( breksi vulkanik II, breksi vulkanik I,
andesit
porfiritih lava andesit, alluvium.
HASIL PENELITIAN
beda tinggi 1-15 m dengan slope kurang dari 100
ke
dalam kelompok gently
loping-s loping (Zuidam, 1 983)
Kerucut gunungapi terbentuk karena adanya
proses pemunculan magna ke permukaan
sehingga membentuk kerucut gunungapi.
Morfologi ini berupa bukit yang terisolasi
seperti G. Pertapan, G. Gendol dan G. Lapak
(gunung yang disebut akhir berada di luar daerah
penelitian).
Morfologi Gunung Ungaran dan sekitarnya
Morfologi daerah penelitian dapat dibagi
menjadi beberapa satuan morfologi utama yaitu,
Daerah manifestasi panasbumi merupakan
daerah yang terdapat manifestasi panasbumi
morfologi Gunung Ungaran Tua, morfologi
Gunung Ungaran Muda (daerah puncak, lereng
yang berupa matair panas, fumarol dan alterasi
hidrotermal. Daerah ini berada pada ketinggian
sekitar 1450 m. Daerah Grsebut dijumpai di
dekat komplets Candi Gedongsongo.. Litologi
yang ada berupa endapan piroklastik aliran dan
dan ka:ki), kerucut gunung api,
daerah
manifestasi panasbumi dan dataran aluvial.
PROCEEDINGS OF JOINT CO}.I\rENTION JAKARTA 2003
28t'h IIAGI Annual Convention and Exhibition
The 32d IAGI and Th€
endapan piroklastik surge, Endapan piroklastik
aliran yang berdekatan dengan manifestasi
panasbumi mengalami alterasi menjadi mineral
lempung (Aribowo, 2003 inprep).
Dataran aluvial memiliki relief yang rendah
Sesar turun Berokan tertentuk akibat runtuhnya
Gunung Ungaran Tua. Kenampakan di lapangan
berupa
brmk morfologi dan kelurusan
alur
sungai yangada di daerah Berokan serta adanya
bidang sesar dengan arah N 1050 E/700 dan N
dengan kemiringan kurang dari 30. Satuan ini
terdapat di sebelah selatan daerah penelitian
300 E/500den ganpitch 400 ke arah selatan.
yang berada pada ketinggian 850-1000 m.
Sesar turun Losari merupakan bagian dari
runtuhan blok Gunung Ungaran Tua yang
membentuk Blok Pluang akibat proses volcanotectonic depression (Bemmelen, 1970). Arah
sesar yang dijumpai di daerah Berokan adalah N
2650 E/830, N 980 v680, N 30 v850 Qtitch 150 ke
arah utara), N 350 E/780, N 2700 W8i0 lltttch +00
ke arah timur). Batuan yang ada di zona sesar
mengalami hancuran yang sangat intensif, dan
Sungai yang ada pada daerah tersebut adalah
Sungai Panjang, Sungai Banger, Sungai Dudan,
Sungai Wetan, Sungai Talun dan Sungai
Tarukan.
Struktur geologi Gunung Ungaran
dan
sekitarnya
Stuktu geologi yang dijumpai di
daerah
penelitian sebagian besar berupa sesar turun dan
kekar.
Sesar turun Ringin tertentuk akibat runtuhan
tubuh Gunung Ungaran Tua yang disebabkan
proses volcano-tectonic deprewion, yang
membentuk Blok Gatel (Bemmelen, 1970).
pada znna tersebut juga muncul gas alam
(masyarakat setempat menyebutnya "api abadi').
Gas alam yang berupa metana (?) tersebut dapat
langsung terbakar
jika
terkena
api
secaxa
langsung.
Sesar turun Gongso terbentuk akibat proses
Sesar tersebut berarah baratlaut-tenggara yang
diperkirakan dari kenampakan break morfologi
dan kelurusan alur Sungai Ringrn yang terdapat
di bagian baratdaya daerah penelitian.
runtuhan tubuh Gunung Ungaran Muda ke arah
Sesar turun Corong diidentifrkasi berdasarkan
Sesar nrun Tarukan diindikasikan terbentuk
akibat runtuhan tubuh Gunung Ungaran Muda
kearah tenggara-selatan. Sesar ini didasarkan
pada gawir sesar (fault surp) yang curam.
Kenampakan sesar di lapangan berupa break
morfologi yaitu blok bagran baratdaya lebih
turun dibandingkan blok sebelah timurlaut.
pola aliran Kali Corong yang mengalir dari
timurlaut kearah bxatday4 serta adanya
perbedaan morfologi yang memisahkan antara
morfologi Ungaran Tua dan Ungaran Muda.
Sesar ini dijumpai di daerah Gunungsari, sebelah
barat laut daeral penelitian.
Sesar turun Gading dijumpai di daerah Babadan
yang didasarkan pada pola panyaluran Sungai
Gading yang mengalir dari arah baratdaya ke
arah timurlaut dan berdasarkan break morfologS
antara Gunung Ungaran Tua dan Gunung
Ungaran Muda.
Sesar turun Kalibanger terbenUrk akibat
runtuhan tubuh Gunung Ungaran Tua yang
membentuk Blok Berokan (Bemmelen, 1970).
Sesar tersebut berarah baratdaya-timurlaut.
Kenampakan di lapangan berupa break
morfologi yang kontras antara Ungaran Tua dan
Ungaran Muda.
baratdaya dan membentuk gawir sesar (fault
scarp) dengan alur sungai yang dalam dan
curarn
Sesar turun Panjang tertentuk akibat runtuhan
Gunung Ungaran Muda. Yang membentuk
kenampakan gawir sesar (fault scarp) yang terjal
mengarah ke selatan. Pada jalur sesar ini dapat
dijumpai manifestasi berupa mataair pffias,
kolam airpanas (warm pool), fumarcl, steaming
ground dan alterasi hidrotermal.
Pola kelurusan berdasarkan pada kelurusan alur
sungai dan bentuk morfologi yang ada didaerah
penelitian berarah baratlaut-tenggara dan utaraselatan. Kelurusan yang berarah baratlaut-
t€nggara dijumpai di daerah Kaligesih di
sebelah timur G. Gajah Mungkur, sebelah
selatan G. Gajah Mungkur dan sebelah timur G.
PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3
IAGI and The 28t\ HAGI Annual Convention and Exhibition
Th€ 32d
Gendol. Kelurusan yang berarah utara-selatan
dijumpai di daerah Babadan sebelah utara G
Gendol. Kelurusan ini menerus sampai Kali
Aliran lava yang ada menunjukkan telstur
Paromasan (di luar daerah penelitian).
plagiokalas, homblendan dan sedikit piroksen.
Fasies vulkrnik Gunung Ungaran dan
d. Fasies Sentral Ungaran Muda (FSUM)
sekitarnya
Berdasarkan
ciri fisik batuan dan posisi relatif
porfiritilq mengandung xenolith, tersusun oleh
Fasies ini sebagian besar tersusun oleh
piroklastik aliran dan aliran lava produk Gunung
Ungaran Muda yang tqrsebar di sekitar daerah
terhadap pusat Gunungapi. Endapan vulkanik
produk Gunung Ungaran dapat dibagi menjadi
dua fasies utama yaitu fasies sentral dan fa-sies
puncak komplek Gunung Ungaran Muda.
proksimal (Gambar 5.)
Aliran lava yang dijumpai di daerah puncak
l.
menunjukkan adanya brelsiasi pada bagian atas
dan banyak mengalami rekahan akibat
Fasies Sentral
Fasies senfal Gunung Ungaran terdiri dari
aliran lava dan piroklastik aliran,. Berdasarkan
karakteristik endapan gunungapi, fasies sentral
yang ada di daerah penelitian dibagi menjadi
empat fasies yaitu fasies sentral Ungaran Tua II,
fasies sentral Pertapan, fa"sies sental Gendol dan
fasies sentral Ungaran Muda.
a. Fasies Sentral Ungaran Tua II (FSUT)
Fa-seis ini tersebar di bagian baratlaut daerah
penelitian yang tersusun oleh aliran lava produk
Gunung Ungaran Tua. Fasies ini menyebar di
bagian baratlaut da€rah penelitian. Aliran lava
pendinginan. Karakteristik lava tersebut
menunjukkan bahwa aliran lava yang ada
berjenis aliran lava aa. Aliran lava tersebut
memiliki tekstur porfiritilq tersusun oleh mineral
plagioklas, hornblende dan piroksen. Pada tubuh
lava dijumpai adanya xenolith yang bersifat
basaltik.
Endapan piroklastik yang dijumpai di daerah
Gedongsongo (sta 22) dffi Darum (sta 14)
berupa endrgan piroklastik aliran
yang
menunjukkan adanya kekar yang intensif dan
beberapa tempat menunjukkan pelapukan
berselingan dengan endapan piroklastik .ru4ge
(Gambar 4). Endapan piroklastik yang ada
menunjullcan t€kstu grain supported, ukttran
dengan struktur spiero idal weathering.
b. Fasies Senbal Pertapan (FSP)
butir lapili-block, bentuk butir subangularangular, Karakteristik endapan tersebut
Fasies
ini
berupa aliran lava
yang
menunjukan kekar don breksiasi akibat proses
pendinginan. Aliran lava membentuk kerucut
gunungapi yang merupakan pusar erupsi
samping.
Aliran lava di Gunung Pertaman menuqiukkan
tekstur
porfiritit mengandung xenolith,
dijumpai breksiasi pada bagian bawah, yang
merupakan aliran lava aa. Aliran lava yang
dijumpai di daerah Kaiilingseng, Losari (sta 17)
memiliki karakteristik yang sama, namun
komposisi batuan menunjukkan aliran lava
andesit piroksen
c. Fasies Scntral Gendol (FSG)
Fasies
ini terdiri dari aliran lava produk
Gunung Gendol yang membentuk kerucut
gunungapi pada sisi gunungapi yang menjadi
pusat erupsi samping akibat pemunculan magna
yang pada zona lemah yang berupa sesar turun.
Sesar teffebut akibat runtuhan Gunung Ungaran
Tua yang membentuk Sesar
@emmelen,1970).
Gedongsongo
menunjukkan endapan yang ada be4erns block
and ash flow deposits. Sedangkan endapan
piroklastik sz4ge memrnjukkan struktur laninasi
dengan material berukuran debu halus-sedang.
Endapan ini termasuk ke dalam jenis endapan
ground surge.
2. Fasies Proksimal
Berdasarkan pusat erupsinya fasies prolaimal di
daerah penelitian dibedakan menjadi fasies
proksimal Ungaran Tua dan Ungaran Muda.
a. Fasies Proksimal Ungaran Tua I (FPUT)
Endapan yang termasuk ke dalam fasies ini
di bagian baratdaya-selatan daerah
penelitian, yaitu daerah Banyukuning (sta O.
Endapan yang dijumpai berupa aliran lava yang
mengandung xenolith dan telah mengalami
tersebar
pelapukan yang intensif menjadi soil yang
benvarna coklat kemerahan. Pada bagian
tertentu dapat dijumpai kenampakaa pelapukan
PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA
2OO3
The 32d IAGI and The 286 HAGI Annual Convention and Exhibition
membola (spheroidal weathering)
akibat
pengaruh kekar yang intensif.
b. Fasies Proksimal Ungaran Muda (FPLJM)
ini
Fasies
sebagian besar tersusun oleh
endapan piroklastik aliran yang diselingi dengan
endapan piroklastik surge. Endapan yang
menyusun fasies ini merupakan produk Gunung
Ungaran Muda yang sebagian besar tersebar di
bagian tengah daerah penelitian dan sedikit pada
bagian utara. Penyebaran pada bagran selatan
dibata"si oleh fa.sies proksimal Ungaran Tua
sedangkan pada bagian baratdaya dibaasi oleh
fasies sentral Ungaran Tua. Geomorfologi pada
daerah ini menunjukkan adanya breakmorfologl
antara Gunung Ungaran Tua dengan Gunung
Ungaran Muda yang menyebabkan endapan
vulkanik yang termasuk ke dalam fasies ini
berhenti
dan
mengakibatkan terjadinya
penggenangan air.
batuan. Harga permedbilitas pada
batuan
vulkanik sangat beragam tergantung dari kondisi
fisik batuan itu sendiri. Harga pemreabilitas
batuan piroklastik yang belum mengalami
alterasi memiliki harga permeabilitas yang
hampir sama dengan lanau dan pasir dengan
kisaran harga antara 0,01 Darcy sampai 100
Darcy (Wohletzand Heiken, 1992).
Endapan piroklastik aliran yang ada di daerah
pemetaan sebagian besar murunjuldran tekstur
grain supported dengan fragmen block yang
banyak mengalami retakan yang dikenat dengan
jigsaw crack. Retakan yang ada pala fragmen
tersebut memungkinkan endapan piroklastik
aliran memiliki porositas yang bailg narnun
karena matriks berupa debu vulkanik yang
berukuran halus menyebabkan
endapan
piroklastik aliran memiliki permeabilitas yang
kurang baik
Endapan piroklastik jatuhan dijumpai di bagian
selatan daerah pemetaan yaitu di Desa Candi.
Endapan yang ada menurfukkan warna coklat
kekuningan, penyebarannya mengikuti kondisi
topografi (sta 16). Endapan piroklastik jatuhan
yang berwarna hitam menunjukkan bahwa
endapan tersebut terendapkan pada lingkungan
air yang bersifat reduktif. Asumsi ini didasarkan
pada ukuran butir yang terdapat pada endapan
berwama hitnm berukuran pasir halus-sedang
dan dij"mpai adanya jejak aktivitas organisme
(lrurrows) yang berbentuk bulat dan silindris.
PEMBAHASAN
Berdasarkan kondisi litologi yang terc€rmin
dalam fasies ydkanik sertr perkembangan
struktur yang ada di daerah penelitian dapat
diprediksi tentang kondisi sistem panasbumi
Gunung Ungaran. Prediksi ini meliputi batuan
yang menjadi reservoax, batuan penu&ng (cap
rocftl, sumber panas (heat source) dan daerah
resapan (recharge area).
a. Reservoar
Sifat fisik batuan yang penting dalam suatu
sistem panasbumi adalah- porositas dan
permeabilitas batuan. Porositas primer pada
batuan vulkanik dapat disebabkan oleh adanya
kandungan lubang gas (vesicles) yang terbentuk
selama proses pembekuan. Sedangkan pada
endapan piroklastik porositas sangat tergantung
pada keseragaman ukuran butir dan sortasi
Pemunculan manifestasi panasbumi
di
daerah
Gedongsongo dominan dikontrol oleh
permeabilitas sekunder yang berupa stnrktur
sesaf turun. Sesar turun yang berkembang di
daerah Gedongsongo dan sekitanya dipengaruhi
oleh ambrolan Gunung Ungaran Tua menjadi
beberapa blok yang dikenal dengan volcanotectonic depression @emmelen, 1970).
Pembenhrkan sesar turun mengakibatkan batuan
yang berada di zona sesar mengalami hancuran
yang sangat intensif, sehingga batuan yang ada
meqjadi lebih permeabel dan pada zona tersebut
memungkinkan dapat mengakibatkan batuan
menjadi reservoar yang
baik
Pemunculan
manifestasi yang berada di daerah pemetaan
terdapat di komplek Candi Gedongsongo berupa
mataa:: pffis, kolam airpenas (warm pool),
fumarol, steaning ground dan
alterasi
hidrotermal. Pemunculan manifestasi ini
dikontrol oleh rekahan yang terbentuk akibat
Sesar Panjang.
b. Batuanpenudung (cap rocks)
Fasies yang dijumpai disekitar manifestasi
panasbumi yang terdapat di daerah gedongsongo
terdiri fasies sentral Gunung Ungaran Muda
yang terdiri dari aliran lava dBn endapan
piroklastik aliran. Endapan tesebut memiliki
permeabilitas yang rendah karena diakibatkan
kehadiran beberapa mineral hasil alterasi
hidroterrnal terutama mineral lempung yang
PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA
2OO3
The 32d IAOI and Th€ 286 HAGI Annual Convetrtiod and Exhibition
menunjukksn tipe alterasi di daerdl
Gedongsongo dan sekitarnya adalah argilik
(Aribowo, 2A03 in prep.).Proses alterasi yang
2.
terjadi mengakibatkan batuan yang ada menjadi
impermeabel dan dapat berfungsi sebagai batuan
penudung (cap rocks) dalam sisten panasbumi
Gunung Ungaran.
c. Sumber panas (heat source)
Pengamatan mikroskopis pada sayatan tipis
terhadap beberapa samFel batuan yang ada
dipemrukaan menuqjukkan bahwa lava dan
fragmen pada endapan piroklastik sebagian
besar berjenis andesit hornblenda dan andesit
piroksen. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa
komposisi magrna asal yang menghasilkan
produk Gunung api Ungaran memiliki
komposisi andesitik yang memungkinkan
menjadi sumber panas pada sistem panasbumi
Gunung Ungaran dengan konduit utama berada
di bawah puncak Gumrng Ungaran Muda.
d. Daerah resapan (recharge area)
dari fasies proksimal Ungaran Tua
dan Ungaran Muda (FSUM).
I (FPUT)
Pemunculan manifestasi di deaerah
Gedongsongo berupa mataair pffis,
steaming ground, warm
pool,
fumarol dan
alterasi hidrotermal. Manifestasi te$ebut
3.
dikontol oleh permeabilitas sekunder yang
terbentuk oleh Sesar Panjang.
Fasies sentaral yang terdiri dari aliran lava
dan piroklastik aliran beberapa diantaranya
telah mengalami altera-si seperti yang ada di
da€rah Gedongsongo. Endapan tersebut
memiliki permeabilitas yang
rendah
sehingga dapat berfrmgsi sebagai batuan
penudung (cap rocks). Komposisi rnagma
asal yang menjadi sumber panas pada sistem
panasbumi Gunung Ungaran berkomposisi
andesitik recharge area sistem panasbumi
Gunung Ungeran pada daerah pemetaan
terdapat di daerah selatan, yaitu di daerah
Lanjan, Berokan dan Banyukuning.
Daerah penetaar b€rdasarkan kondisi
geomorfologi terutama pada satuan Gunung
UCAPAN TERIMAKASIH
Ungaran Muda merupakan daerah pegunungan.
Daerah tersebut belum banyak di manfaatkan
dan sebagian besar berupa hutan. Tingkat curah
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Dewan Riset Nasional yang telah mendanai
rata-rata pada daerah Gunung Ungaran dan
sekitanrya cukup tinggi yaiw 2247 mm/th
sebagian biaya penelitian.
(DGTL, 2A04. C\rah hujan yang tinggi
DAF'TAR PUSTAKA
dan
banyaknya vegetasi menyebabkan litologi pada
daerah permukaan telah mengalami pelapukan,
yang memudehkan infiltrasi air ke dalam tanah.
Perbedaan morfologi yang ada pada daemh
selatan menwjukkan
balwa recharge area
sistem panasbumi Gedongsongo dan sekitarnya
pada daerah pemetaan berada di daerah selatan
(Gambar5), yaitu di daerah Lanjan, Berokan dan
Banyukuning. Menurut Bemmelen (197A'S zona
tersebut merupakan zona sesar turun yang
terbentuk akibat proses volcano-tectonic
depressions yang menjadi tempat masuknya air
meteorik ke dalam batuan reservoar.
KESIMPULAN
1.
wlkanik yang ada didaerah pemeraan
terbagi menjadi fasies sentral dan fasies
proksimal. Fasies sental terdiri dari fasies
sental Ungaran Tua II (FSUI), Pertapan
(FSP), Gendol (FSG) dan Ungaran Muda
Fasies
(FSUM). Sedangkan fasies proksimal terdiri
Aribowo, Y., 2003, Kqral{ter kehilangan Panas
Alamiah dan Alterasi
Permukaan
pada Area
Gedongsongo
Hidrotermal
Panasbumi
dan Sekitamya,
Daerah
Prospek Panasbumi Ungaran, Jawa Tengah,
Skripsi (in prep.), Teknik Geologi FT-UGM,
Yogyakarta, tidah dipublikasikan.
Bemmelen,
R W. V., 1970, The Geologt of
Vol. IA General Geology of
Indonesia,
Indonesia and Adjacent Archipelagoes,
Second Edition, Martinus Nilhofl The
Haque, Netherlands.
Bogie, I., and Mackenzie, IC M., 1998, The
Application of a Volcanic Facies Model to
an Andesitic
stratovolcano Hosted
Geothermal System at Wayang Windu, Java,
Indonesiq Proceedings
Netu Zealand
of
Geothermal Workshop, Auckland New
Z,ealand.
8., Nugroho dan Budihardi, M.,
1997, Resource Characteristics of The
Ungaran Field, Central Java, Indonesia,
Budiardjo,
PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3
The 32d IAGI and The 28!b IIAGI Afrrual Convcntion aod Exhibition
4., Simatupang S. H.,
G., 1983, Tektogenesa
Proceedings of National Serninar of Human
7frn, M. T., Syari{ M.
Resources Indonesian Geologist, UPN
dan Juniarto,
Veteran, Yogyakarta.
Gayaberat dan Daur Magma Sepanjang
Deretan Gunungapi Ungaran-Merapi di
Jawa Tangah, Proceedings PIT m IAGI,
Fisher,
R V., and Schmincke, H. U., 1984,
P)n'oclastic Rocks,Springer-Verlag Berlin.
A., 1972, Volcaroes,PrenticeHall, [nc., USA.
MacDonald G.
McPhie, J., Doyle, M., and Allen, R., 1993,
Volcanic Tectures
(A Guide to
Interpretation of Textares in Yulcanic
Rockt), Tasmanian Government Printing
Jakaria.
Zuidam, V., 1983, A Guide Interpretations
Aerial Photograph to Geomorphologt Map,
ITC, Netherland.
ST]MBERINTERNET
Offrce, Tasmania.
William, H. and McBimey, A. R., 1979,
Volcanologt, Freeman, Cooper and
Company, California.
Wohletz, K. and Heiken, G,1992, Volcanologt
and
Direktorat Geologi Tata Lingkungan @GTL),
2002, Potensi Cehngan air Tanah
Semarang-Ungaran, Jawa Tengah,
www.dgtl.co.id.
Geothermal Energ,t, University of
California Press., Califomia.
I-ALJT JA\NA
Gambar 1. hkasi daerah penelitian.
PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA2OO3
the 286 HAGI Annual Conventioa and Exhibition
The 32d IAGI aod
ctr'ItSrAt
HE
ffi
b.i.rt
r-T-tl
lrrt
[Hr
+terdryE
lbrf i.trrb
,.Sqlsffits
lntutF
gEfifvlAl
r,rrTt
E-ul
lt.r.{
rrcEi4l
Mgpt4t
ln.al
lff
fd
lTlil
r"o
ffi
lsstis tt:l-:ffi
lr-r--l
I;;:?
lrsJ
Ftq&{idsd
Cqq*mr$s
lsdarE sd
Gambar 2. Model yang menunjukkan penyebaran fasies wlkanik
(Bogie and Mackenzie, 1998)
4lu\'dfelilry1
s!ffiG
;+i;-ruze
-l--
sf'cle
llp l4a hih Frdl E@
=
A{nborolrr{f
|tr-{ e
rlB€*ct ll5*r.
l
f.1..ilBiui
*
u*ffi
whcl
$g*ni!qOsur4iEr
tuee*i d dEn d, tre klatrdn fdJii
n
l"tdffii
oreJ
+
Gambar 3. Struktur geologi daerah Gunung Ungaran dan sekitarnya
(Bemmelen, 1970)
tr-tl
PROCEEDINGS OF JOINT CON/ENTION JAKARTA 2OO3
IAGI and The 286 HAGI Annual Convention and Fxhibition
The 32d
L
1qr
LEEENEA
Lb!LJ 'ek#ttwM
lfffiTl *ww'a
lllPoal ekM
l-ffi1 r*ww
l-F4] wwte*'
.eMu@'-'
@l
---l---
drrr'f
kBs{
,1
a
a
s
ed
2:A.1
:'
t-l
,*-*b,M.*
(@
hreo:S.
',
Wo'|sb
ture4
&
(at',, Bdi
F,r*1ry
a'
(!
.*!61*sw'..
l 47/><L I *.
l"l.l"l"l
FIT"F-]
lrlrHl6l
f;l;T_;T;j ,*,
Jd!tud#
3Z
PROFIL FASIES VULKANIK
skob
*l
redkd
^*o'to'
*.*,
j;;;"*
.L
\t
l
"l
I
el
i-
l
'i!
f"r
t.H.J-
I
_l
t*
\\
I
ot\
I
t'.
'\
l
"-r"--'i'./
i..-.--
Gambar 4. Penampang litologi daerah penelitian
I
L.
PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA
2OO3
Th€ 32d IAGI and The 286 HAGI Annual Convention and Exhibitior
ffi^'
Far
Fa
+a ad
I r e o r.l
baaa.I
I.....1
b....d
lr
e o r
ol
lr++.+{
FT
ga-aaI
1.....i
L a a a a ald
I r r r r rl
l+.+.+.'|
baaaal
G.
l.
p+aa+g
F.l
o.l
t#+**+
Ei
m'LEGENDA
Erxjopon p{rokostlt surge tp6}
Errdopsr piroklcsltk lotunon {pj}
Erdopon pkokbsflk oliror fgrorn appafecl] {po. t }
Endopon piroldostlk oliron arnof,x s.4ppsted, (po.2l
Alion tovq (cl)
Sofl
{s}
l(eilkil poslron [endopon flwioq {et
1
}
Bor€koh posiron {endop(rn fiuviotl {ef2l
St:lonoslur
Vesrc-Yes
Lominosi
Gambar 5. Peta fasies wlkanik daerah Gunrmg Ungaran dan sekitamya
(l/2 lembar peta 47lXL-t)
4
Download