PROCEEDINGS OF JOINT CON'\TENTION JAKARTA 2003 The 32d IAGI and The 286 IIAGI Annual Convention and Exhibitiom PEMETAAI\I FASIES VI]LKANIK PAI)A DAERAII PROSPEK PANA.SN{.I\fl GUNT NG UNGARAN, JAWA TENGAH Qaporan kemajuan) Syabaruddinr, Saptono Budi Samudror, fsa Nurnusantoz dan Pri Utamil t) Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Jl. Grafika 2, Yogyakarta, 2)Balai penyeridikan a"o erng."l*uTitrfttrJ'#l:ilili-jrlfiti. cendana, yogyakarta, Telp.0274-514192 INTISARI Gunung Ungaran merupakan daerah prospek panasbumi yang tedetak di propinsi Jawa Tengah b€rjarak 30 km ke arah baratdaya dari kota Semarang. Daerah prospek panasbumi tersebut merupakan bagian dari Pegunungan Serayu Utara bagian timur. Pemetaan fasies vulkanik didasarkan pada analisis foto udara, citra landsat dan peta topografi skala 1:25000 yang ditindak lanjuti dengan penelitian detail lapangan. Penelitian tersebut merupakan tahap penelitian pendahuluan lanjutan untuk mengetahui kondisi geologi dan penyebaran fasies vulkanik yang digunakan untuk menduga sistem panasbumi Gunung Ungaran. Fasies vulkanik digunakan untuk mengetahui penyebaran endapan vulkanik berdasarkan jarak relatif terhadap sumber erupsi. Pada daerah prospek panastumi Gunung Ungaran terdapat dua fasies utama yaitu fasies sentral dan proksimal. Pada fasies sentral terdti dari aliran lava dan endapan piroklastik aliran yang bcrsclingan dcngan cndapanpyroclasytic sz4ge, scdangkan pada fasics proksimal tcrsusun olch cndapan piroklastik aliran dan endapan fluvial. Berdasarkan penyebaran fasies vulkanik dan analisis petrografi dikeahui bahwa endapan wlkanik sebagian besar berkomposisi andesitik yang mengindikasikan bahwa sumber panas di daerah Gunung Ungaran berupa batuan beku andesitik dengan konduit utama diperkirakan berada di bawah puncak Gunung Ungaran Muda. Endapan vulkanik pada umumnya mcmiliki pcrmcabilitas rcndah yang dapat berfungsi sebagai batuan penudung karena mengalami alterasi yang mengubah mineral primer menjaai mineral lempung. Endapan tersebut juga dapat berfungsi sebagai reservoax karena terpotong oleh struictur gcologi yang intcnsif akibat runtuhnya Ungaran Tua maupun Ungaran Muda. Zona scsar normal di dacrah Lanjan dan Kalibanger yang bsrarah baratlaut+enggara terbentuk akibat runtuhnya Ungaran Tua merupakan batas penyebaran fasies proksimal Ungaran Muda yang diduga sebagai daerah recharge utama pada sistem panasbumi Gunung Ungaran. Manifestasi yang dijumpai di daerah Gedongsongo berupa mataair panasn fumarol, warm pool dan alterasi hidrotermal. Pemrurculan manifestasi tersebut dikontrol oleh permeabilitas sekunder yang berupa sesarsesar normal. PEI\IDAIIUI.UAN J Indonesia merupakan suatu kawasan yang lsrbentuk akibat pertemuan tiga lempeng yang besar yai-tu Lempang Benua Eurasia, l,empeng Samudera Hindia-Austrelia dan Lempeng Samudera Pasifik. Pertemuan antar lempeng tersebut menghasilkan suatu jalur vulkanik sepanjang 7000 km (Bemmelen, I9i0). Pembentukan jalur wlkanik tersebut memungkinkan suatu daerah memiliki prospek panasbumi yang dapat dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Salah satu gunungapi di Jawa Tengah yang memiliki prosek panasbumi adalah Gunung PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3 28th I{AGI Annual Convention and Exhibition The 32d IAGI ard The Ungaran. Manifestasi yang dijumpai sekitar Gunung Ungaran berupa fumarol, mataair panas dan alterasi batuan yang mengindikasikan adanya prospek panasbumi di daerah tersebut (Budiardjo dkk., 1 997). Pemetaan fasies vulkanik diiakukan untuk mengetahui penyebaran batuan wlkanik di Daerah Gunung Ungaran dan sekitarnya dan mengetahui kondisi geologi daerah prospek panasbumi tersebut, sehingga dapat disusun suatu model sistem panasbumi tentatif yang berguna untuk mene,ntukan dan memperkirakan potensi serta skema pemanfaatannya untuk masa yang akan datang. Pemetaan ini didasarkan pada analisis foto udara" citra landsat dan peta topografi skala 1:25000 yang ditindak lanjuti dengan penelitian detail lapangan. Lokasi penelitian berada di Daerah Gunung Ungaran dan sekitanya yang tercakup dalam Yz lembar peta 47fKL-l seluas 5 x 8 km2. Secara geografis lokasi penelitian terletak pada 30 25' BT - 30 27,78'BT dan 70 l0'LS - jo 14,44'LS (diukur dari Jakafia) yang berjarak lebih kurang 30 km ke arah baratdaya dari Kota Semarang (Gambar 1). koherent biasanya dijumpai pada aliran lava dan intrusi. Istilah fasies digmakan untuk memrnjukkan variasi batuan berdasarkan sifat fisik, kimia dan biologi yang terendapkan pada skala geologi tertentu (Fisher and Schmincke, 1984). Fasies lebih banyak digunakan untuk batuan sedimen, namun sekarang fasies dapat diterapkan untuk menunjukan penyebaran endapan gunungapi. Bogie and Mackenzie (1998) membagr fa.sies ini menjadi empat macam (Gambar 2),yaitu: a- Centralfacies Fasies di ini meliputi batuan vulkanik yang berada dekat lubang gunungapi dan dengan stock. Endapan yang ada berupa aglomerat berbutir kasar, tebal dan dibatasi oleh lava silikaan, dan berupa lapisan tefra kasar sortasi jelek dengan steeply initial dips. Fasies ini menyebar sejauh 0,5-2 kn dari pusat erupsi. b. Proximalfacies Fasies ini didominasi oleh autobreksi lava yang tebal dan terdapat endapan piroklastik berbutir kasar, breksi piroklastik dengan sortasi jelek Endapan DASAR TEORI biasanya memiliki bentuk dyke dan sill yang bersentuhan ini memiliki drps. Fasies moderate-steep initial ini berada di sekitar/acies central dan meluas sampai 5-10 km dari pusat erupsi. Gunungapi adalah tempat atau lubang tempat keluarnya batuan pijar atau gas yang muncul ke permukaan bumi membenflrk bukit atau pegunungan. Bentukan tersebut berada di sekitar lubang akibat terakumulasinya endapan vulkanik (MacDonald, 1972). Menunrt McPlne et al. (1993) endapan vulkanik meliputi wlkaniklastik yang telah endapan terkonsolidasi, endapan hasil proses lulkanik rnaupun endapan wlkaniklastik yang belum terkonsolidasi. Secara genetik telstur endapan vulkanik dikasifrkasikan dalam dua kategori, yaitu tekstur wlkaniklastik dan telstur koherent, Tekstur wlkaniklastik digunakan untuk menunjukkan endapan yang didominasi oleh.partikel-partikel ke vuttanik, yaitu autoklastik, piroklastilq resedimented vulkaniclastic deposits, volcanogenic sedimentary deposi9. Ciherent texture digunakan unnrk menunjukkan batuan yang terbentuk oleh proses pendinginan dan pembekuan dari lava atau magma. Tekstur c. Medialfacies Fasies ini terdiri dari batuan yaag diendapkan pada bagian sisi gunungapi yang berupa batuan piroklastik dan masih dijumpai lava yang telah mengalami breksiasi 1nrat. Endapan lahar memiliki bongkah yang mencapai ukuran diameter 10 m dengan bentuk yang angular- subangular. Endapan ini berasosiasi dengan lapisan piroklastik dengan sortasi bagus dan ukuran butir berkisar antara debu kasar-lapili. Endapan debris yang ada dikontrol oleh air. ini berada pada moderate-shallow initial dips. Fasies ini dapat meluas sampai 10- Endapan 15 km dari pusat erupsi. d. Distalfacies ini terdiri batuan vulkanik yang terendapkan dengan baik pada bagran bawah yang memiliki penyebaran lateral yang luas dan menerus. Endapan yang termasut ke dalam fasies ini didominasi oleh endapan epiklastik. Fasies PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA2OO3 The 32d IAGI and The 28th HAGI Annual Convention and Exhibition Morfologi Gunung Ungarbn Tua menempati pada bagian baratlaut (G. Kaligesit G. Balong dan G. Dliwak) dan bagian baratdaya (daeral GEOLOGI REGIONAL Daerah Jawa Tengah tersebut tsrbentuk oleh dua Pegunungan yaitu Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan. Pegunwrgan Serayu Utara berbatasaa dengan Pegunungan Bogor di Jawa Barat dan Pegunungan Kendeng di Jawa Timur. Berdasarkan fisiografi tersebut Gunung Ungaran merupakan daerah transisi antara Pegunungan Serayu Utara di Jawa Tengah La4ian, Kalibanger, Berokan dan Banyukuning). Morfologi bagian baratlaut berupa pegunungan dengen lereng sisi baratlaut lebih landai dibandingkan sisi tenggara. Morfologi ini merupakan salah satu sisa tubuh Gunung Ungaran Tua yang telah mengalami runtuhan yang terbentuk akibat proses volcano-tectonic depres s io n @emmelen, 1 970). dengan Pegunungan Kendeng di Jawa Timur. Gunung Ungaran merupakan suatu komplek gunungapi yang terbentuk akibat depresi tektonik-gunungapi (volcano-tectonic deprarsions). Dqrresi tersebut berupa suatu dan lekukan besar memanjang yang pembentukannya sangat dipengaruhi oleh proses tektonik dan vulkanik pada daerah dataran tinggi dengan material berupa produk gunungapi @emmelen, 1970) Benruk depresi tersebut mirip dengan cauldron (suatu kawah yang dihasilkan dari runtuhnya atap yang diakibatkan oleh adanya tubuh magma atau pemunculan magma), tetapi dibata.si oleh sesar-sesar yang diakibatkan gaya tektonik (Gambar 3) dan panjangnya dapat mencapai puluhan atau beberapa rafus kilometer Morfologi Gunung Ungaran Muda menempati sebagian besar daerah penelitian. Morfologi ini dibagi menjadi tiga sub satuan yaitu daerah puncalg lereng dan kaki. Daerah puncak memiliki beda tinggi lebih dari 100 m dan slope lebih dari 350, termasuk ke dalam wry steep (Zuidam, 1983). Pada sub satuan ini dijumpai adanya kenampakan kawah yang terbentuk akibat proses letusan Gunung Ungaran yang menghasilkan produk aliraa lava dan endapan piroklastik aliran. Kawah dapat dikenali dari perbukitan yang mengelilingi kerucut utama (Gambar 5). Kerucut yang terdapat di dalam kawah telah mengalami runtuhan menjadi dua puncak yaitu G. Botak dan G. Gendol. Runtuhan (Williams and McBirney, 1979). Depresi tersebut berupa ambrolan-tektonik yang cenderung kearah baratdaya-selatan dan membenhrk gawh sesar (fault scarp) yang cruarn Daerah lereng memiliki beda tinggi diakibatkan oleh pergeseran gaya berat karena bagran dasar gunungapi yang lemah (Zen dkk, antara 20-100 m dengan slope berkisar antara 10'r42o, termasuk ke dalam moderately steep- 1e83). steep (Zuidam" 1983). Daerah kaki memiliki Menurut Budiharjo dkk. (1995) stratigrafi yang termasuk Gunung Ungaran dan sekitarnya dari yang tertua s hingga termuda adalah batugamping vulkanik (?), breksi wlkanik III, batupasir wlkanik batulempung wlkani( lava andesit, andesit porfiriti( breksi vulkanik II, breksi vulkanik I, andesit porfiritih lava andesit, alluvium. HASIL PENELITIAN beda tinggi 1-15 m dengan slope kurang dari 100 ke dalam kelompok gently loping-s loping (Zuidam, 1 983) Kerucut gunungapi terbentuk karena adanya proses pemunculan magna ke permukaan sehingga membentuk kerucut gunungapi. Morfologi ini berupa bukit yang terisolasi seperti G. Pertapan, G. Gendol dan G. Lapak (gunung yang disebut akhir berada di luar daerah penelitian). Morfologi Gunung Ungaran dan sekitarnya Morfologi daerah penelitian dapat dibagi menjadi beberapa satuan morfologi utama yaitu, Daerah manifestasi panasbumi merupakan daerah yang terdapat manifestasi panasbumi morfologi Gunung Ungaran Tua, morfologi Gunung Ungaran Muda (daerah puncak, lereng yang berupa matair panas, fumarol dan alterasi hidrotermal. Daerah ini berada pada ketinggian sekitar 1450 m. Daerah Grsebut dijumpai di dekat komplets Candi Gedongsongo.. Litologi yang ada berupa endapan piroklastik aliran dan dan ka:ki), kerucut gunung api, daerah manifestasi panasbumi dan dataran aluvial. PROCEEDINGS OF JOINT CO}.I\rENTION JAKARTA 2003 28t'h IIAGI Annual Convention and Exhibition The 32d IAGI and Th€ endapan piroklastik surge, Endapan piroklastik aliran yang berdekatan dengan manifestasi panasbumi mengalami alterasi menjadi mineral lempung (Aribowo, 2003 inprep). Dataran aluvial memiliki relief yang rendah Sesar turun Berokan tertentuk akibat runtuhnya Gunung Ungaran Tua. Kenampakan di lapangan berupa brmk morfologi dan kelurusan alur sungai yangada di daerah Berokan serta adanya bidang sesar dengan arah N 1050 E/700 dan N dengan kemiringan kurang dari 30. Satuan ini terdapat di sebelah selatan daerah penelitian 300 E/500den ganpitch 400 ke arah selatan. yang berada pada ketinggian 850-1000 m. Sesar turun Losari merupakan bagian dari runtuhan blok Gunung Ungaran Tua yang membentuk Blok Pluang akibat proses volcanotectonic depression (Bemmelen, 1970). Arah sesar yang dijumpai di daerah Berokan adalah N 2650 E/830, N 980 v680, N 30 v850 Qtitch 150 ke arah utara), N 350 E/780, N 2700 W8i0 lltttch +00 ke arah timur). Batuan yang ada di zona sesar mengalami hancuran yang sangat intensif, dan Sungai yang ada pada daerah tersebut adalah Sungai Panjang, Sungai Banger, Sungai Dudan, Sungai Wetan, Sungai Talun dan Sungai Tarukan. Struktur geologi Gunung Ungaran dan sekitarnya Stuktu geologi yang dijumpai di daerah penelitian sebagian besar berupa sesar turun dan kekar. Sesar turun Ringin tertentuk akibat runtuhan tubuh Gunung Ungaran Tua yang disebabkan proses volcano-tectonic deprewion, yang membentuk Blok Gatel (Bemmelen, 1970). pada znna tersebut juga muncul gas alam (masyarakat setempat menyebutnya "api abadi'). Gas alam yang berupa metana (?) tersebut dapat langsung terbakar jika terkena api secaxa langsung. Sesar turun Gongso terbentuk akibat proses Sesar tersebut berarah baratlaut-tenggara yang diperkirakan dari kenampakan break morfologi dan kelurusan alur Sungai Ringrn yang terdapat di bagian baratdaya daerah penelitian. runtuhan tubuh Gunung Ungaran Muda ke arah Sesar turun Corong diidentifrkasi berdasarkan Sesar nrun Tarukan diindikasikan terbentuk akibat runtuhan tubuh Gunung Ungaran Muda kearah tenggara-selatan. Sesar ini didasarkan pada gawir sesar (fault surp) yang curam. Kenampakan sesar di lapangan berupa break morfologi yaitu blok bagran baratdaya lebih turun dibandingkan blok sebelah timurlaut. pola aliran Kali Corong yang mengalir dari timurlaut kearah bxatday4 serta adanya perbedaan morfologi yang memisahkan antara morfologi Ungaran Tua dan Ungaran Muda. Sesar ini dijumpai di daerah Gunungsari, sebelah barat laut daeral penelitian. Sesar turun Gading dijumpai di daerah Babadan yang didasarkan pada pola panyaluran Sungai Gading yang mengalir dari arah baratdaya ke arah timurlaut dan berdasarkan break morfologS antara Gunung Ungaran Tua dan Gunung Ungaran Muda. Sesar turun Kalibanger terbenUrk akibat runtuhan tubuh Gunung Ungaran Tua yang membentuk Blok Berokan (Bemmelen, 1970). Sesar tersebut berarah baratdaya-timurlaut. Kenampakan di lapangan berupa break morfologi yang kontras antara Ungaran Tua dan Ungaran Muda. baratdaya dan membentuk gawir sesar (fault scarp) dengan alur sungai yang dalam dan curarn Sesar turun Panjang tertentuk akibat runtuhan Gunung Ungaran Muda. Yang membentuk kenampakan gawir sesar (fault scarp) yang terjal mengarah ke selatan. Pada jalur sesar ini dapat dijumpai manifestasi berupa mataair pffias, kolam airpanas (warm pool), fumarcl, steaming ground dan alterasi hidrotermal. Pola kelurusan berdasarkan pada kelurusan alur sungai dan bentuk morfologi yang ada didaerah penelitian berarah baratlaut-tenggara dan utaraselatan. Kelurusan yang berarah baratlaut- t€nggara dijumpai di daerah Kaligesih di sebelah timur G. Gajah Mungkur, sebelah selatan G. Gajah Mungkur dan sebelah timur G. PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3 IAGI and The 28t\ HAGI Annual Convention and Exhibition Th€ 32d Gendol. Kelurusan yang berarah utara-selatan dijumpai di daerah Babadan sebelah utara G Gendol. Kelurusan ini menerus sampai Kali Aliran lava yang ada menunjukkan telstur Paromasan (di luar daerah penelitian). plagiokalas, homblendan dan sedikit piroksen. Fasies vulkrnik Gunung Ungaran dan d. Fasies Sentral Ungaran Muda (FSUM) sekitarnya Berdasarkan ciri fisik batuan dan posisi relatif porfiritilq mengandung xenolith, tersusun oleh Fasies ini sebagian besar tersusun oleh piroklastik aliran dan aliran lava produk Gunung Ungaran Muda yang tqrsebar di sekitar daerah terhadap pusat Gunungapi. Endapan vulkanik produk Gunung Ungaran dapat dibagi menjadi dua fasies utama yaitu fasies sentral dan fa-sies puncak komplek Gunung Ungaran Muda. proksimal (Gambar 5.) Aliran lava yang dijumpai di daerah puncak l. menunjukkan adanya brelsiasi pada bagian atas dan banyak mengalami rekahan akibat Fasies Sentral Fasies senfal Gunung Ungaran terdiri dari aliran lava dan piroklastik aliran,. Berdasarkan karakteristik endapan gunungapi, fasies sentral yang ada di daerah penelitian dibagi menjadi empat fasies yaitu fasies sentral Ungaran Tua II, fasies sentral Pertapan, fa"sies sental Gendol dan fasies sentral Ungaran Muda. a. Fasies Sentral Ungaran Tua II (FSUT) Fa-seis ini tersebar di bagian baratlaut daerah penelitian yang tersusun oleh aliran lava produk Gunung Ungaran Tua. Fasies ini menyebar di bagian baratlaut da€rah penelitian. Aliran lava pendinginan. Karakteristik lava tersebut menunjukkan bahwa aliran lava yang ada berjenis aliran lava aa. Aliran lava tersebut memiliki tekstur porfiritilq tersusun oleh mineral plagioklas, hornblende dan piroksen. Pada tubuh lava dijumpai adanya xenolith yang bersifat basaltik. Endapan piroklastik yang dijumpai di daerah Gedongsongo (sta 22) dffi Darum (sta 14) berupa endrgan piroklastik aliran yang menunjukkan adanya kekar yang intensif dan beberapa tempat menunjukkan pelapukan berselingan dengan endapan piroklastik .ru4ge (Gambar 4). Endapan piroklastik yang ada menunjullcan t€kstu grain supported, ukttran dengan struktur spiero idal weathering. b. Fasies Senbal Pertapan (FSP) butir lapili-block, bentuk butir subangularangular, Karakteristik endapan tersebut Fasies ini berupa aliran lava yang menunjukan kekar don breksiasi akibat proses pendinginan. Aliran lava membentuk kerucut gunungapi yang merupakan pusar erupsi samping. Aliran lava di Gunung Pertaman menuqiukkan tekstur porfiritit mengandung xenolith, dijumpai breksiasi pada bagian bawah, yang merupakan aliran lava aa. Aliran lava yang dijumpai di daerah Kaiilingseng, Losari (sta 17) memiliki karakteristik yang sama, namun komposisi batuan menunjukkan aliran lava andesit piroksen c. Fasies Scntral Gendol (FSG) Fasies ini terdiri dari aliran lava produk Gunung Gendol yang membentuk kerucut gunungapi pada sisi gunungapi yang menjadi pusat erupsi samping akibat pemunculan magna yang pada zona lemah yang berupa sesar turun. Sesar teffebut akibat runtuhan Gunung Ungaran Tua yang membentuk Sesar @emmelen,1970). Gedongsongo menunjukkan endapan yang ada be4erns block and ash flow deposits. Sedangkan endapan piroklastik sz4ge memrnjukkan struktur laninasi dengan material berukuran debu halus-sedang. Endapan ini termasuk ke dalam jenis endapan ground surge. 2. Fasies Proksimal Berdasarkan pusat erupsinya fasies prolaimal di daerah penelitian dibedakan menjadi fasies proksimal Ungaran Tua dan Ungaran Muda. a. Fasies Proksimal Ungaran Tua I (FPUT) Endapan yang termasuk ke dalam fasies ini di bagian baratdaya-selatan daerah penelitian, yaitu daerah Banyukuning (sta O. Endapan yang dijumpai berupa aliran lava yang mengandung xenolith dan telah mengalami tersebar pelapukan yang intensif menjadi soil yang benvarna coklat kemerahan. Pada bagian tertentu dapat dijumpai kenampakaa pelapukan PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3 The 32d IAGI and The 286 HAGI Annual Convention and Exhibition membola (spheroidal weathering) akibat pengaruh kekar yang intensif. b. Fasies Proksimal Ungaran Muda (FPLJM) ini Fasies sebagian besar tersusun oleh endapan piroklastik aliran yang diselingi dengan endapan piroklastik surge. Endapan yang menyusun fasies ini merupakan produk Gunung Ungaran Muda yang sebagian besar tersebar di bagian tengah daerah penelitian dan sedikit pada bagian utara. Penyebaran pada bagran selatan dibata"si oleh fa.sies proksimal Ungaran Tua sedangkan pada bagian baratdaya dibaasi oleh fasies sentral Ungaran Tua. Geomorfologi pada daerah ini menunjukkan adanya breakmorfologl antara Gunung Ungaran Tua dengan Gunung Ungaran Muda yang menyebabkan endapan vulkanik yang termasuk ke dalam fasies ini berhenti dan mengakibatkan terjadinya penggenangan air. batuan. Harga permedbilitas pada batuan vulkanik sangat beragam tergantung dari kondisi fisik batuan itu sendiri. Harga pemreabilitas batuan piroklastik yang belum mengalami alterasi memiliki harga permeabilitas yang hampir sama dengan lanau dan pasir dengan kisaran harga antara 0,01 Darcy sampai 100 Darcy (Wohletzand Heiken, 1992). Endapan piroklastik aliran yang ada di daerah pemetaan sebagian besar murunjuldran tekstur grain supported dengan fragmen block yang banyak mengalami retakan yang dikenat dengan jigsaw crack. Retakan yang ada pala fragmen tersebut memungkinkan endapan piroklastik aliran memiliki porositas yang bailg narnun karena matriks berupa debu vulkanik yang berukuran halus menyebabkan endapan piroklastik aliran memiliki permeabilitas yang kurang baik Endapan piroklastik jatuhan dijumpai di bagian selatan daerah pemetaan yaitu di Desa Candi. Endapan yang ada menurfukkan warna coklat kekuningan, penyebarannya mengikuti kondisi topografi (sta 16). Endapan piroklastik jatuhan yang berwarna hitam menunjukkan bahwa endapan tersebut terendapkan pada lingkungan air yang bersifat reduktif. Asumsi ini didasarkan pada ukuran butir yang terdapat pada endapan berwama hitnm berukuran pasir halus-sedang dan dij"mpai adanya jejak aktivitas organisme (lrurrows) yang berbentuk bulat dan silindris. PEMBAHASAN Berdasarkan kondisi litologi yang terc€rmin dalam fasies ydkanik sertr perkembangan struktur yang ada di daerah penelitian dapat diprediksi tentang kondisi sistem panasbumi Gunung Ungaran. Prediksi ini meliputi batuan yang menjadi reservoax, batuan penu&ng (cap rocftl, sumber panas (heat source) dan daerah resapan (recharge area). a. Reservoar Sifat fisik batuan yang penting dalam suatu sistem panasbumi adalah- porositas dan permeabilitas batuan. Porositas primer pada batuan vulkanik dapat disebabkan oleh adanya kandungan lubang gas (vesicles) yang terbentuk selama proses pembekuan. Sedangkan pada endapan piroklastik porositas sangat tergantung pada keseragaman ukuran butir dan sortasi Pemunculan manifestasi panasbumi di daerah Gedongsongo dominan dikontrol oleh permeabilitas sekunder yang berupa stnrktur sesaf turun. Sesar turun yang berkembang di daerah Gedongsongo dan sekitanya dipengaruhi oleh ambrolan Gunung Ungaran Tua menjadi beberapa blok yang dikenal dengan volcanotectonic depression @emmelen, 1970). Pembenhrkan sesar turun mengakibatkan batuan yang berada di zona sesar mengalami hancuran yang sangat intensif, sehingga batuan yang ada meqjadi lebih permeabel dan pada zona tersebut memungkinkan dapat mengakibatkan batuan menjadi reservoar yang baik Pemunculan manifestasi yang berada di daerah pemetaan terdapat di komplek Candi Gedongsongo berupa mataa:: pffis, kolam airpenas (warm pool), fumarol, steaning ground dan alterasi hidrotermal. Pemunculan manifestasi ini dikontrol oleh rekahan yang terbentuk akibat Sesar Panjang. b. Batuanpenudung (cap rocks) Fasies yang dijumpai disekitar manifestasi panasbumi yang terdapat di daerah gedongsongo terdiri fasies sentral Gunung Ungaran Muda yang terdiri dari aliran lava dBn endapan piroklastik aliran. Endapan tesebut memiliki permeabilitas yang rendah karena diakibatkan kehadiran beberapa mineral hasil alterasi hidroterrnal terutama mineral lempung yang PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3 The 32d IAOI and Th€ 286 HAGI Annual Convetrtiod and Exhibition menunjukksn tipe alterasi di daerdl Gedongsongo dan sekitarnya adalah argilik (Aribowo, 2A03 in prep.).Proses alterasi yang 2. terjadi mengakibatkan batuan yang ada menjadi impermeabel dan dapat berfungsi sebagai batuan penudung (cap rocks) dalam sisten panasbumi Gunung Ungaran. c. Sumber panas (heat source) Pengamatan mikroskopis pada sayatan tipis terhadap beberapa samFel batuan yang ada dipemrukaan menuqjukkan bahwa lava dan fragmen pada endapan piroklastik sebagian besar berjenis andesit hornblenda dan andesit piroksen. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa komposisi magrna asal yang menghasilkan produk Gunung api Ungaran memiliki komposisi andesitik yang memungkinkan menjadi sumber panas pada sistem panasbumi Gunung Ungaran dengan konduit utama berada di bawah puncak Gumrng Ungaran Muda. d. Daerah resapan (recharge area) dari fasies proksimal Ungaran Tua dan Ungaran Muda (FSUM). I (FPUT) Pemunculan manifestasi di deaerah Gedongsongo berupa mataair pffis, steaming ground, warm pool, fumarol dan alterasi hidrotermal. Manifestasi te$ebut 3. dikontol oleh permeabilitas sekunder yang terbentuk oleh Sesar Panjang. Fasies sentaral yang terdiri dari aliran lava dan piroklastik aliran beberapa diantaranya telah mengalami altera-si seperti yang ada di da€rah Gedongsongo. Endapan tersebut memiliki permeabilitas yang rendah sehingga dapat berfrmgsi sebagai batuan penudung (cap rocks). Komposisi rnagma asal yang menjadi sumber panas pada sistem panasbumi Gunung Ungaran berkomposisi andesitik recharge area sistem panasbumi Gunung Ungeran pada daerah pemetaan terdapat di daerah selatan, yaitu di daerah Lanjan, Berokan dan Banyukuning. Daerah penetaar b€rdasarkan kondisi geomorfologi terutama pada satuan Gunung UCAPAN TERIMAKASIH Ungaran Muda merupakan daerah pegunungan. Daerah tersebut belum banyak di manfaatkan dan sebagian besar berupa hutan. Tingkat curah Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dewan Riset Nasional yang telah mendanai rata-rata pada daerah Gunung Ungaran dan sekitanrya cukup tinggi yaiw 2247 mm/th sebagian biaya penelitian. (DGTL, 2A04. C\rah hujan yang tinggi DAF'TAR PUSTAKA dan banyaknya vegetasi menyebabkan litologi pada daerah permukaan telah mengalami pelapukan, yang memudehkan infiltrasi air ke dalam tanah. Perbedaan morfologi yang ada pada daemh selatan menwjukkan balwa recharge area sistem panasbumi Gedongsongo dan sekitarnya pada daerah pemetaan berada di daerah selatan (Gambar5), yaitu di daerah Lanjan, Berokan dan Banyukuning. Menurut Bemmelen (197A'S zona tersebut merupakan zona sesar turun yang terbentuk akibat proses volcano-tectonic depressions yang menjadi tempat masuknya air meteorik ke dalam batuan reservoar. KESIMPULAN 1. wlkanik yang ada didaerah pemeraan terbagi menjadi fasies sentral dan fasies proksimal. Fasies sental terdiri dari fasies sental Ungaran Tua II (FSUI), Pertapan (FSP), Gendol (FSG) dan Ungaran Muda Fasies (FSUM). Sedangkan fasies proksimal terdiri Aribowo, Y., 2003, Kqral{ter kehilangan Panas Alamiah dan Alterasi Permukaan pada Area Gedongsongo Hidrotermal Panasbumi dan Sekitamya, Daerah Prospek Panasbumi Ungaran, Jawa Tengah, Skripsi (in prep.), Teknik Geologi FT-UGM, Yogyakarta, tidah dipublikasikan. Bemmelen, R W. V., 1970, The Geologt of Vol. IA General Geology of Indonesia, Indonesia and Adjacent Archipelagoes, Second Edition, Martinus Nilhofl The Haque, Netherlands. Bogie, I., and Mackenzie, IC M., 1998, The Application of a Volcanic Facies Model to an Andesitic stratovolcano Hosted Geothermal System at Wayang Windu, Java, Indonesiq Proceedings Netu Zealand of Geothermal Workshop, Auckland New Z,ealand. 8., Nugroho dan Budihardi, M., 1997, Resource Characteristics of The Ungaran Field, Central Java, Indonesia, Budiardjo, PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3 The 32d IAGI and The 28!b IIAGI Afrrual Convcntion aod Exhibition 4., Simatupang S. H., G., 1983, Tektogenesa Proceedings of National Serninar of Human 7frn, M. T., Syari{ M. Resources Indonesian Geologist, UPN dan Juniarto, Veteran, Yogyakarta. Gayaberat dan Daur Magma Sepanjang Deretan Gunungapi Ungaran-Merapi di Jawa Tangah, Proceedings PIT m IAGI, Fisher, R V., and Schmincke, H. U., 1984, P)n'oclastic Rocks,Springer-Verlag Berlin. A., 1972, Volcaroes,PrenticeHall, [nc., USA. MacDonald G. McPhie, J., Doyle, M., and Allen, R., 1993, Volcanic Tectures (A Guide to Interpretation of Textares in Yulcanic Rockt), Tasmanian Government Printing Jakaria. Zuidam, V., 1983, A Guide Interpretations Aerial Photograph to Geomorphologt Map, ITC, Netherland. ST]MBERINTERNET Offrce, Tasmania. William, H. and McBimey, A. R., 1979, Volcanologt, Freeman, Cooper and Company, California. Wohletz, K. and Heiken, G,1992, Volcanologt and Direktorat Geologi Tata Lingkungan @GTL), 2002, Potensi Cehngan air Tanah Semarang-Ungaran, Jawa Tengah, www.dgtl.co.id. Geothermal Energ,t, University of California Press., Califomia. I-ALJT JA\NA Gambar 1. hkasi daerah penelitian. PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA2OO3 the 286 HAGI Annual Conventioa and Exhibition The 32d IAGI aod ctr'ItSrAt HE ffi b.i.rt r-T-tl lrrt [Hr +terdryE lbrf i.trrb ,.Sqlsffits lntutF gEfifvlAl r,rrTt E-ul lt.r.{ rrcEi4l Mgpt4t ln.al lff fd lTlil r"o ffi lsstis tt:l-:ffi lr-r--l I;;:? lrsJ Ftq&{idsd Cqq*mr$s lsdarE sd Gambar 2. Model yang menunjukkan penyebaran fasies wlkanik (Bogie and Mackenzie, 1998) 4lu\'dfelilry1 s!ffiG ;+i;-ruze -l-- sf'cle llp l4a hih Frdl E@ = A{nborolrr{f |tr-{ e rlB€*ct ll5*r. l f.1..ilBiui * u*ffi whcl $g*ni!qOsur4iEr tuee*i d dEn d, tre klatrdn fdJii n l"tdffii oreJ + Gambar 3. Struktur geologi daerah Gunung Ungaran dan sekitarnya (Bemmelen, 1970) tr-tl PROCEEDINGS OF JOINT CON/ENTION JAKARTA 2OO3 IAGI and The 286 HAGI Annual Convention and Fxhibition The 32d L 1qr LEEENEA Lb!LJ 'ek#ttwM lfffiTl *ww'a lllPoal ekM l-ffi1 r*ww l-F4] wwte*' .eMu@'-' @l ---l--- drrr'f kBs{ ,1 a a s ed 2:A.1 :' t-l ,*-*b,M.* (@ hreo:S. ', Wo'|sb ture4 & (at',, Bdi F,r*1ry a' (! .*!61*sw'.. l 47/><L I *. l"l.l"l"l FIT"F-] lrlrHl6l f;l;T_;T;j ,*, Jd!tud# 3Z PROFIL FASIES VULKANIK skob *l redkd ^*o'to' *.*, j;;;"* .L \t l "l I el i- l 'i! f"r t.H.J- I _l t* \\ I ot\ I t'. '\ l "-r"--'i'./ i..-.-- Gambar 4. Penampang litologi daerah penelitian I L. PROCEEDINGS OF JOINT CONVENTION JAKARTA 2OO3 Th€ 32d IAGI and The 286 HAGI Annual Convention and Exhibitior ffi^' Far Fa +a ad I r e o r.l baaa.I I.....1 b....d lr e o r ol lr++.+{ FT ga-aaI 1.....i L a a a a ald I r r r r rl l+.+.+.'| baaaal G. l. p+aa+g F.l o.l t#+**+ Ei m'LEGENDA Erxjopon p{rokostlt surge tp6} Errdopsr piroklcsltk lotunon {pj} Erdopon pkokbsflk oliror fgrorn appafecl] {po. t } Endopon piroldostlk oliron arnof,x s.4ppsted, (po.2l Alion tovq (cl) Sofl {s} l(eilkil poslron [endopon flwioq {et 1 } Bor€koh posiron {endop(rn fiuviotl {ef2l St:lonoslur Vesrc-Yes Lominosi Gambar 5. Peta fasies wlkanik daerah Gunrmg Ungaran dan sekitamya (l/2 lembar peta 47lXL-t) 4