Memahami Bunyi Hukum Gauss dari Penurunan Persamaan Matematis Hening Hendrato ABSTRAK Hukum Gauss pernah diperoleh di pelajaran elektronika. Bunyi hukum Gauss kurang lebih demikian, “Jumlah garis-garis gaya listrik yang menembus suatu permukaan yang melingkupinya sama dengan muatan listriknya “. Mula-mula respon kita beranggapan, itu hanyalah garis-garis gaya listrik dari pusat suatu bola berkulit tipis yang arahnya menyebar keluar menembus rata pada kulit bola. Tidak lebih dari itu. Namun tak ada salahnya bila hukum Gauss itu difikirkan, mungkinkah hukum Gauss itu dijabarkan atau dibuatkan penurunan persamaan matematisnya. Ternyata hukum Gauss dapat dijabarkan atau dibuatkan penurunan persamaan matematisnya, sehingga bukan lagi respon sepintas saja. Kata kunci : jumlah garis-garis gaya, muatan, hukum Gauss PENDAHULUAN Latar Belakang Hukum Gauss adalah pembahasan di dalam konsep medan listrik yang ada di bidang Fisika maupun Elektronika. Konsep medan listrik didahului oleh konsep muatan listrik. Muatan listrik pada bahan dapat berupa bahan bermuatan listrik positif dapat pula bahan bermuatan listrik negatif. Antara muatan listrik sejenis (positif dengan positif) akan timbul gaya tolakmenolak elektrostatis, sedangkan antara muatan listrik tidak sejenis (positif dengan negatif) akan timbul gaya tarik-menarik elektrotatis. Medan listrik adalah garis-garis gaya listrik yang menjauhi muatan positif dan mendekati muatan negatif dalam arahnya. Medan listrik dapat berupa ruang di sekitar muatan yang mana pengaruh muatan tersebut dapat dirasakan muatan lain yang ditempatkan pada suatu titik di ruang tersebut. Pengaruh dari muatan tersebut dapat dinyatakan oleh garis-garis gaya listrik. Masalah Bagaimana bila hukum Gauss, “Jumlah garis-garis gaya listrik yang menembus suatu permukaan yang melingkupinya sama dengan muatan listriknya “ dapat diinterpretasikan dan dikaitkan oleh penurunan persamaan matematisnya. Tujuan Memahami bunyi hukum Gauss dari penurunan persamaan matematisnya PEMBAHASAN Muatan listrik pada suatu bahan dapat ditambahkan oleh alat yang dinamakan generator Van de Graff. Generator tersebut dihubungkan ke suatu pelat konduktor sejajar. Mula-mula muatan pada pelat tersebut berjumlah sedikit, makin lama jumlah muatan makin banyak. Dari penambahan muatan ke pelat konduktor sejajar akan didapat beberapa nilai tegangan yang besarnya berlainan oleh pengukuran Voltmeter. Ternyata tegangan akan bertambah besar bila muatan terus ditambahkan oleh generator. Terdapatlah hubungan bahwa tegangan sebanding dengan muatan. Fenomena tersebut dapat dijelaskan oleh kasus rangkaian gabungan kapasitor seri sekaligus paralel. Misalkan kapasitor C2 diparalelkan dengan kapasiror C3. Setelah itu, hasil paralel tersebut diseri dengan kapasitor C1. Anggap beda tegangan pada ujung-ujung kapasitor pengganti diberi tegangan tetap sekian volt. Dari pembagi-tegangan oleh kapasitor seri dapat diperoleh bahwa muatan kapasitor sebanding tegangan kapasitor. Persamaan Konduktor Keping Sejajar V=E.d (1) yang mana, E = kuat medan listrik, V/m V = beda potensial antara keping sejajar, V r = jarak anatara keping sejajar, m Dari persamaan di atas diperoleh bahwa kuat medan listrik sebanding tegangan. Yang berarti, bertambahnya beda potensial bertambah pula kuat medan listriknya. Kuat medan listrik dapat digambarkan atau sama dengan jumlah garis-garis gaya listrik. Ketika jumlah garis-garis gaya listrik makin banyak atau makin rapat dalam gambar, maka makin kuatlah medan listriknya. Oleh karena itu, jumlah garisgaris gaya listrik makin banyak oleh bertambahnya potensial. Setelah fenomena oleh pelat konduktor sejajar, perhatian dapat kita alihkan atau kita satukan pada fenomena bola konduktor bermuatan listrik. Pertama, muatan tersebar merata hanya pada kulit bola tipis. Kedua, Bola bermuatan yang berkulit tipis itu dapat dinyatakan oleh titik muatan Q. Ketiga, medan listrik E berasal atau fungsi dari Q dan dapat dilukiskan dengan garis-garis gaya listrik. Sehingga ketiga point yang merupakan interpretasi hukum Gauss itu dapat diturunkan persamaan matematisnya. Persamaan Kuat Medan Listrik Q E=k 2 r E = kuat medan listrik, N/C k = tetapan gaya elektrostatis = 9.109 Nm2/C2 Q = muatan listrik, C r = jarak dari Q ke titik sebarang misal P, m k= 1 4 o π = 3,14 εo = 8,85.10-12 C2/Nm2 E= o σ = kerapatan garis gaya listrik, Wb/m2 (2) (3) (4) Persamaan Garis Gaya Listrik = A = jumlah garis gaya listrik, Wb A = luas bidang yang ditembus tegak lurus, m2 (5) Persamaan Hukum Gauss Q= yang akan dicarikan penurunan persamaan matematisnya. (6) Penurunan Persamaan Matematis Penurunan persamaan matematis hulum Gauss terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut : 1. Pandang E = o dan = permukaan bola. 2. = o E dan = o E = A A yang mana A = 4.π.r2 merupakan luas dibuatkan persamaannya menjadi, A Q = 2 r 4 .r 2 1 Q o. = 2 4 .o r 4 .r 2 Q = dan penurunan persamaan matematis ini dapat menjawab bunyi hukum Gauss. o .k KESIMPULAN Penurunan persamaan matematis digunakan untuk menjawab bunyi hukum Gauss yang terdapat pada bidang elektronika. Bunyi hukum Gauss kurang lebihnya demikian, “ Jumlah garis-garis gaya listrik yang menembus permukaan yang melingkupinya sama dengan muatannya “. Penurunan persamaan matematisnya melibatkan persamaan kuat medan listrik, rapat garis gaya listrik, dan tetapan gaya elektrostatik. Interpretasi dari bola konduktor dijabarkan setelah fenomena pelat konduktor sejajar diterangkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Resnick, Halliay. Fisika. Erlangga, Jakarta, 1985 2. Finn, Allonso. Dasar Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta, 1990