Najamuddin Harun, Analisis Sekuriti Sistem Tenaga Listrik pada Kondisi Terbatas ANALISIS SEKURITI SISTEM TENAGA LISTRIK PADA KONDISI TERBATAS (Kasus Sistem Sulawesi Selatan) Nadjamuddin Harun Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin e-mail : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk Mengevaluasi sekuriti sistem tenaga listrik yang eksis berdasarkan pada tingkat kendala-kendalanya, yaitu: batas tegangan, kuat hantar arus (KHA) jaringan, pembangkitan daya aktif, dan pembangkitan daya reaktif. Mengetahui titik-titik terlemah dalam sistem tenaga yang sering mengalami gangguan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan sebelum terjadi masalah yang lebih serius untuk 10 tahun ke depan. Membuat pola operasi sistem tenaga yang berbasis pada sekuriti sistem yang terkendala sarana dan prasarana dalam kurung waktu 10 tahun ke depan Lokasi penelitian dan pengambilan data dilakukan di PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sultanbatara (Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara). Data yang digunakan sebagai himpunan data analisis terdiri data pembangkit, data transmisi, dan data beban dalam periode tahun 2004 s/d tahun 2009 dan data master plan pengembangan sistem tenaga listrik di Sulawesi Selatan. Analisis dan pengolahan data dan pembuatan software akan dilaksanakan di Laboratorium Sistem Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Hasanuddin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan tertinggi pada bus sistem sulsel adalah 105% dan terendah 95% dengan kuat arus terbesar pada jaringan sebesar 2469,8 ampere, besar daya aktif yang dibagkitkan adalah 307,5 MW dan daya reaktif sebesar 45,784 Mvar. Titik terlemah dalam sistem sulsel terjadi pada bus bakaru, dimana pada bus tersebut memiliki kapasitas 60 MW sementara hasil simulasi menunjukkan bahwa pada bus tersebut dibebani sebesar 62,631 MW atau 104,4 %, sehingga pola opereasi sistem sulsel untuk 10 tahun kedepan mengharuskan adanya pembagkit baru untuk mengurangi kekurangan beban energy yang sedang terjadi saat ini. Kata kunci: Sekuriti, Sistem Tenaga Listrik Pada sistem tenaga yang handal, gangguan acak dapat dikurangi jika sistem tersebut mempunyai tingkat sekuriti yang tinggi. Akan tetapi jika sistem tenaga kurang handal atau sistem sekuritinya berada pada level yang kritis, maka jangankan gangguan acak, gangguan yang dapat diprediksi pun tidak dapat ditanggulanginya. Menurunnya sekuriti pelayanan, dimana sekuriti ini berhubungan dengan voltage stability dan frequency stability pada sistem tenaga, khususnya pada busbar beban, kemampuan daya hantar dari saluran transmisi, batasan pembangkitan daya aktif dan daya reaktif dari pembangkit listrik (zima, 2006) akan mengakibatkan operasi pada sistem tenaga listrik tidak optimal, yang secara langsung akan berkaitan dengan unjuk kerja sistem tenaga. Salah satu penilaian sekuriti adalah analisis kontingensi. Bila terjadi kontingensi terhadap sistem tenaga maka akan terjadi perubahan nilai kendala- kendala sekuriti, sehingga sistem dapat berada pada status operasi darurat maupun status operasi sangat darurat sesuai dengan definisi yang telah dijelaskan sebelumnya. Perbedaan kondisi sistem antara status darurat dan status sangat darurat adalah tergantung pada aksi koreksi yang memerlukan peralatan-peralatan yang dapat mengontrol sistem selama dan sesudah terjadinya gangguan pada sistem tenaga. Akan tetapi jika sistem hanya mempunyai peralatan konvensional berarti sistem memerlukan peralatan tambahan. Hal tersebut tak mungkin dapat dipenuhi oleh sistem tenaga yang mengalami kondisi keterbatasan dana untuk investasi peralatan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, Harun (2002), meneliti tentang operasi ekonomis yang menggunakan metoda fuzzy logic di sistem Sulawesi Selatan mendapatkan sistem kelistrikan Sulawesi Selatan ( PT. PLN (Persero) Wilayah VIII ) mengalami krisis pada sisi pembangkitan, sehingga penjadwalan operasi pembangkit tidak optimal dikarenakan keterbatasan unit untuk mensuplai permintaan di sisi beban. Hal tersebut sangat berpengaruh pada sistem sekuriti dari sistem kelistrikan Sulawesi Selatan dimana jika terjadi MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010 pelepasan salah satu unit pembangkit ( kontingensi N-1 ) maka sistem Sulawesi Selatan akan mendekati sistem yang black out. Sehingga lokasi penelitian dikhususkan di sistem Sulawesi Selatan. TINAJAUAN PUSTAKA 1. Pendekatan Sekuriti Dalam sistem tenaga, pendekatan sekuriti dibagi atas dua bagian yaitu: (1) pendekatan sekuriti statik, dan (2) pendekatan sekuriti dinamik. Dalam penelitian ini yang ditinjau adalah pendekatan sekuriti statik. Kendala-kendala sekuriti statik merupakan batasan-batasan operasi yang harus dipenuhi dalam pengoperasian sistem tenaga. Kendala-kendala tersebut dapat berupa hal-hal berikut: a. Tegangan Batasan operasi yang harus dipenuhi tegangan di setiap bus beban (PQ bus) adalah: v im < v I < v iM dengan v im dan v iM masing-masing merupakan tegangan minimum dan tegangan maksimum yang diperkenankan di bus-i. b. Aliran daya di saluran Batasan operasi yang harus dipenuhi oleh daya yang mengalir melalui saluran T adalah: -TL < ST < TL dengan ST merupakan daya total yang mengalir di saluran T sedangkan T L merupakan batasan operasi termal dari saluran T. c. Pembangkitan daya aktif Batasan operasi untuk pembangkitan daya aktif adalah: pkm < pk < pkM dengan pkm dan pkM masing-masing merupakan daya minimum dan daya maksimum pembangkit di bus-k. d. Pembangkitan daya reaktif Batasan operasi untuk pembangkitan daya reaktif adalah: Qkm < Qk < QkM dengan Qkm dan QkM masing-masing merupakan daya minimum dan daya maksimum pembangkit di bus-k. 2. Analisis Kontingensi Pada Sistem Tenaga Listrik Bila suatu saluran atau transformator disambungkan ke atau dilepas dari sistem, akan terjadi perubahan distribusi arus di seluruh bagian sistem dan perubahan tegangan bus sehingga dapat mengakibatkan arus/beban lebih pada satu atau lebih saluran/transformator dan tegangan bus di luar batas normal. Nilai arus dan tegangan yang baru dalam keadaan tunak (steady state) dapat diprediksi dengan melakukan apa yang disebut analisis kontingensi. Dengan kata lain analisis kontingensi pada sistem tenaga listrik diperlukan untuk melihat kondisi sistem tenaga dalam keadaan sebagian komponen sistem (saluran, transformator) dihubungkan ke atau dikeluarkan dari sistem melalui pengoperasian pemutus-pemutus daya (circuit breakers), baik direncanakan dalam rangka pemeliharaan maupun karena gangguan atau terjadi pergeseran pembangkitan (keadaan ekstrim: generator lepas). Pada sistem tenaga listrik yang besar analisis kontingensi dilakukan dengan melakukan banyak simulasi menggunakan program analisis kontingensi dalam waktu yang cukup pendek, puluhan bahkan ratusan tergantung besar kecilnya sistem. Dalam studi kontingensi, enjinir perencanaan dan enjinir operasi lebih memperhatikan apakah ada dan dimana terjadinya beban lebih dan/atau tegangan bus diluar batas normal, dari pada nilai eksak dari besaran-besaran tersebut. Oleh karena itu model jaringan yang dipergunakan dalam program ini tidak perlu terlalu eksak. Beberapa pengabaian dapat dilakukan, seperti: tahanan, arus pengisian kapasitansi saluran (line charging) sehingga saluran hanya dimodelkan sebagai reaktansi seri. Posisi tap transformator diluar nominal (off-nominal) seringkali juga diabaikan. Dalam beberapa kasus model linear dianggap mencukupi, sehingga prinsip superposisi dapat dipakai. Bila beban dapat dianggap sebagai injeksi arus konstan, maka studi analisis kontingensi menggunakan metode matriks impedansi bus (Zbus) layak digunakan dan inilah yang akan dibahas dalam makalah ini. Dalam makalah ini tidak dibahas lagi langkah-langkah pembentukan matriks Z bus, karena telah banyak dibahas dalam buku-buku rangkaian listrik dan sistem tenaga listrik. Penjelasan yang cukup bagus seperti telah dibahas oleh Grainger (1994), dan Edminister (1990). Matriks Zbus digunakan dalam membentuk beberapa faktor distribusi yang memberikan hubungan sensitivitas besar perubahan arus yang berkurang atau bertambah pada bagian sistem yang terganggu terhadap besar perubahan arus yang mengalir pada saluran yang lain. Kelebihan metode ini adalah hanya sekali membuat matriks Zbus dari sistem pada kondisi awal sebelum gangguan, tetapi dapat dipakai untuk memprediksi kondisi sistem baik setelah lepasnya satu bagian dari sistem (kontingensi tunggal) atau beberapa bagian sistem secara beruntun (multi kontingensi). Najamuddin Harun, Analisis Sekuriti Sistem Tenaga Listrik pada Kondisi Terbatas a. Analisis Kontingensi Tunggal Analisis kontingensi tunggal adalah analisis kontingensi setelah terputusnya aliran listrik (outage) pada salah satu bagian sistem, artinya tidak terjadi dua pemutusan secara bersamaan. Pemutusan dapat terjadi karena salah satu saluran atau transformator lepas dari sistem, generator lepas, atau terjadi pergeseran pembangkitan, baik karena direncanakan untuk pemeliharaan rutin, maupun terpaksa karena kondisi cuaca, atau karena gangguan. 1). Pergeseran Arus-Injeksi Misalkan suatu sistem tenaga listrik, jika pada bus m diberikan tambahan arus injeksi sebesar Dlm, akan terjadi perubahan tegangan pada setiap bus dan perubahan arus yang mengalir pada setiap saluran. Perubahan tegangan pada sistem karena tambahan arus injeksi tadi dinyatakan dengan, ' éDV1 ù éV1 - V1 ù ê M ú ê M ú ú ê ú ê êDVi ú êVi ' - Vi ú ú = Z bus ê ú=ê ' êDV j ú êV j - V j ú ú ê ê M ú ê ú ê M ú êëDVn úû êëVn' - Vn úû é 0 ù ê M ú ú é Kolom m ù ê êDI m ú = ê ú DI m ú ë Z bus ê û M ú ê êë 0 úû ……….. (1) dengan Zbus adalah matriks impedansi bus sistem awal, sebelum penambahan arus injeksi. Perubahan tegangan pada bus i dan j dapat ditulis, DVi = ZimDIm DVj = ZjmDIm ………….. (2) dengan Zim dan Zjm adalah komponen-komponen dari Zbus. Jika saluran yang menghubungkan bus i dan bus j mempunyai impedansi primitive zc, maka perubahan arus yang mengalir dari bus i ke bus j adalah DIij = DVi - DV j zc = Z im - Z jm zc DIm …. (3) dari persamaan ini kita mendefinisikan istilah faktor distribusi arus-injeksi atau current-injection distribution factor, Kij,m yang dirumuskan dengan, Kij,m = DI ij DI im = Z im - Z jm zc ……………. (4) yaitu perbandingan antara perubahan arus di satu saluran, saluran ij, terhadap perubahan arus-injeksi pada satu bus, bus m. Maka perubahan arus pada saluran ij karena perubahan arus-injeksi pada bus m adalah, DIij = KijDIm ……………………… (5) Hubungan ini menunjukkan bahwa beban lebih pada saluran dapat dihilangkan dengan menurunkan arus-injeksi pada suatu bus dan menaikkan arus-injeksi pada bus lain, atau dengan kata lain menurunkan pembangkitan daya suatu unit pembangkit dan menaikkan daya yang dibangkitkan pada unit yang lain. Apabila arus-injeksi pada bus p diubah sebesar Dlp sedangkan pada bus q arus injeksi diubah sebesar Dlq, maka dengan prinsip superposisi, perubahan arus pada saluran ij dapat dihitung dengan, DIij = Kij,pDIp + Kij,qDIq DIij= …………….. (6) ( Z ip - Z jp )DI p + (Z iq - Z jq )DI q zc …(7) Karena penggunaan seperti di atas, Faktor Distribusi Arus-Injeksi disebut sebagai faktor distribusi pergeseran arus (current-shift distribution factor). Pada model aliran daya DC pergeseran arus dari bus yang satu ke bus yang lain ekivalen dengan pergeseran pembangkitan daya aktif dari bus yang satu ke bus yang lain. Oleh karena itu Faktor Distribusi Pergeseran Arus sering disebut Faktor Distribusi Pergeseran Pembangkitan (generation-shift distribution factor). 2). Saluran Lepas dari Sistem Mengeluarkan satu saluran dari operasi sistem tenaga dapat disimulasikan dalam model sistem dengan penambahan suatu impedansi negatif yang besarnya sama dengan impedansi saluran itu di antara kedua bus di ujung saluran tersebut. Dengan menggunakan konsep kompensasi arus, Zbus sistem tidak perlu dimodifikasi, penurunan persamaan perubahan tegangan tiap bus dan perubahan arus pada tiap saluran cukup dengan menggunakan Zbus sistem awal sebelum saluran lepas. Misalkan suatu saluran antara bus m dan bus n dengan impedansi seri z a yang terlepas dari sistem dapat disimulasikan dengan menambah impedansi –za antara kedua bus dalam rangkaian ekivalen sistem pre-outage, yaitu sebelum saluran mn lepas, seperti pada Gambar 1. Saluran mn lepas disimulasikan dengan menghubungkan impedansi –za dengan memasukkan saklar S sehingga mengalir arus Ia. Dengan Zmn = Znm, dari Gambar 1 terlihat bahwa, MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010 Ia= ( Z mm V m - Vn V - Vn = m + Z nn - Z mn ) - z a Z th , mn - z a (8) dengan Vm dan Vn adalah tegangan pre-outage bus m dan bus n dan Zth,mn = (Zmm + Znn – 2 Zmn) adalah impedansi Thevenin antara bus m dan bus n. Efek arus Ia terhadap tegangan pre-outage bus m dan bus n sama dengan memberikan arus injeksi Dlm = -Ia ke dalam bus m dan Dln = Ia ke dalam bus n. Perubahan arus pada sembarang arus ij dengan impedansi zc adalah, [(Z in - Z im ) - (Z jn - Z jm )] zc Ia …….. (9) Substitusi untuk Ia dari persamaan (8) ke dalam persamaan (9) diperoleh, DIij = [( Z in - Z im ) - ( Z jn - Z jm )] V m - V n …… (10) ( Z th ,mn - z a ) Sebelum saluran mn lepas, arus yang mengalir pada saluran tersebut, V - Vn Imn = m za ……….…… (11) Dengan menggabungkan persamaan (10) dan (11) kita peroleh perubahan arus pada saluran ij yang disebabkan oleh lepasnya saluran mn dari sistem yaitu, DIij = za zc é ( Z in - Z im ) - ( Z jn - Z jm ) ù ê ú Imn (12) Z th ,mn - z a êë úû atau, DI ij I mn za z = - c é (Z in - Z im ) - ( Z jn - Z jm ) ù L ê ëê b. Analisis Multi Kontingensi Bila terjadi dua kontingensi tunggal berturut-turut atau simultan, perhitungan perubahan arus yang mengalir melalui setiap saluran dapat dilakukan dengan mengkombinasikan faktor-faktor distribusi dari kontingensi tunggal yang sudah dihitung lebih dahulu pada studi kontingensi tunggal. 1) DIij=Kij,mDIm+Kij,nDIn= zc pembebanan lebih (overload) atau tidak setelah satu saluran lepas dari sistem. Z th ,mn - z a ú ûú ij,mn (13) Lij,mn disebut Faktor Distribusi Saluran-Keluar (line-outage distribution factor) yang menyatakan besar perubahan arus pada saluran ij dengan impedansi seri zc karena keluarnya saluran mn dari sistem yang mempunyai impedansi seri za. Arus yang mengalir pada saluran ij setelah saluran mn keluar diberikan oleh persamaan, Iij = Iij + DIij = Iij + Lij,mnImn …………. (14) Imn adalah arus saluran mn sebelum lepas dari sistem, dapat diperoleh dari hasil analisis aliran daya. Dengan demikian dengan persamaan (14) dapat diketahui apakah tiap saluran mengalami Satu Saluran Lepas dan Pergeseran ArusInjeksi Bila saluran mn keluar dari sistem diikuti dengan pengurangan arus-injeksi ke bus p serta penambahan arus injeksi ke bus q, maka perubahan arus pada sembarang saluran ij dapat diturunkan dengan prinsip superposisi menggunakan faktorfaktor distribusi dari kontingensi tunggal dan hasilnya diberikan oleh persamaan, DIij = K + L K DI + K + L K DI (15) ,p ,p ij ,mn 1ij4 42 44mn3 p ,q ,q ij , mn 1ij4 42 44mn3 K ij , q q K ij , q dengan Kij,p adalah faktor distribusi pergeseran pembangkitan yang baru, yang menyatakan perubahan arus pada saluran ij karena penambahan atau pengurangan arus injeksi di bus p sebesar DIp yang sebelumnya didahului oleh lepasnya saluran mn. Hal yang sama dapat dinyatakan untuk Kij,q. 2) Dua Saluran Lepas Misalkan saluran pq lepas dari sistem pada saat saluran mn telah lepas sebelumnya dari sistem karena pemeliharaan, maka perubahan arus pada sembarang saluran ij adalah, DIij= éêæç Lij, mn + Lij , pq L pq, mn ö÷ æç Lij , pq + Lij ,mn Lmn , pq ö÷ùú é I mn ù (16) ç ÷ç ÷ êI ú ëêè 1 - L pq , mn Lmn , pq ø è 1 - Lmn , pq L pq ,mn øúû ë pq û dengan : Lij ,mn + Lij , pq L pq ,mn 1- L pq ,mn Lmn , pq Lij , pq + Lij , mn Lmn , pq 1- Lmn , pq L pq ,mn = Lij,mn = Lij,pq (17) (18) Lij,mn = adalah Faktor Distribusi Saluran Lepas efektif yang menyatakan perubahan arus dalam kondisi statis (steady state) saluran ij akibat lepasnya saluran mn ketika saluran pq telah lepas lebih dulu dari sistem. Pernyataan yang sama juga untuk Lij,pq. Najamuddin Harun, Analisis Sekuriti Sistem Tenaga Listrik pada Kondisi Terbatas Dalam praktek, umumnya perhitungan dalam analisis kontingen dilakukan dengan model aliran daya DC. Dengan model ini beberapa asumsi dapat digunakan, antara lain : - Sistem tanpa rugi-rugi dan saluran direpresentasikan dengan reaktansi serinya. - Tegangan dari setiap bus mendekati 1 pu. - Arus dalam pu dianggap sama dengan daya aktif dalam pu. Untuk melakukan analisis kontingensi, sebelumnya diperlukan data-data awal dari hasil studi aliran daya. Analisis kontingensi sangat berguna dalam perencanaan dan operasi sistem tenaga listrik. Dengan hasil-hasil yang diperoleh dari studi analisis kontingensi disamping data-data dari studi-studi lainnya, seorang perencana dapat menentukan kapasitas peralatan yang akan dipasang pada bagian-bagian tertentu dari sistem. Dan seorang operator dapat mengambil tindakan cepat jika terjadi gangguan, misalnya lepasnya saluran atau lepasnya generator di salah satu bus, seorang operator dapat dengan cepat melakukan pergeseran pembangkitan ke bus lain atau melepas sebagian beban untuk menghindari terjadinya beban lebih (overload) pada saluran tertentu, sehingga gangguan yang lebih besar, seperti lepasnya saluran secara berentetan dapat dihindari. METODE 1. Tempat Penelitian Lokasi penelitian dan pengambilan data dilakukan di PT. PLN (Persero) Wilayah VIII Sultanbatara (Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara). Data yang digunakan sebagai himpunan data analisis terdiri data pembangkit, data transmisi, dan data beban dalam periode tahun 2004 s/d tahun 2009 dan data master plan pengembangan sistem tenaga listrik di Sulawesi Selatan. Analisis dan pengolahan data dan pembuatan software akan dilaksanakan di Laboratorium Sistem Tenaga Listrik, Jurusan Teknik Elektro, Universitas Hasanuddin. 2. Tahapan Penelitian Penelitian akan mengikuti tahapan berikut: a. Persiapan penelitian yang berupa mobilisasi para anggota tim serta mobilisasi sarana dan prasarana yang akan digunakan. b. Menyusun kerangka acuan untuk studi sekuriti sistem tenaga listrik yang meliputi studi tentang analisis sistem monitoring sistem tenaga, analisis kontingensi pada sistem tenaga, dan status operasional sistem. c. Melakukan survei untuk inventarisasi seluruh data pembangkit, saluran transmisi, trafo dan peralatan gardu induk untuk menyusun analisis sekurti dengan melakukan pendekatan teori sistem tenaga terhadap data-data sistem yang tidak tersedia di lapangan. d. Validasi data hasil survei dengan cara membandingkan dengan standar data yang berlaku. e. Menyusun skenario yang menyatakan kondisi operasi yang mungkin terjadi pada sistem tenaga listrik dalam kondisi normal dan dalam kondisi investasi terbatas dalam kurung waktu 10 (sepuluh) tahun ke depan yang akan dianalisis dengan cara mensimulasikannya melalui pengembangan software aplikasi sekuriti sistem tenaga listrik. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Sistem Kelistrikan Sulawesi Selatan Saat ini sistem tenaga listrik Sulawesi selatan disuplai oleh empat pembangkit utama, yaitu : a. PLTA Bakaru, yang terdiri dari dua generator dan dua transformator daya dua kumparan b. Pusat pembangkit tenaga listrik Tello di Makassar, yang terdiri dari : - PLTD, yang terdiri dari enam generator dan lima transformator daya dua kumparan. - PLTG, yang terdiri dari lima generator dan lima transformator daya dua kumparan - PLTU, yang terdiri dari dua generator dan dua transformator daya dua kumparan - PLTG Sengkang yang terdiri dari tiga generator dengan tiga transformator daya dua kumparan - PLTD Suppa, yang terdiri dari enam generator dengan dua transformator daya dua kumparan Selain suplai dari beberapa pembangkit tersebut, jaringan interkoneksi pada system tenaga listrik Sulawesi Selatan juga terdiri dari 27 gardu induk, 25 saluran transmisi udara 150 kV, 8 saluran transmisi 70 kV, dan 1 saluran 30 kV. 2. Kondisi sekuriti sistem sulsel Hasil simulasi menunjukkan bahwa kondisi sekuriti sistem sulsel dapat dilihat pada tabel di bawah ini: MEDIA ELEKTRIK, Volume 5, Nomor 1, Juni 2010 Tabel 1. Kondisi sekuritas sistem sulsel Alert Settings Loading Critical Marginal Bus 0.0 0.0 Cable 0.0 0.0 Reactor 0.0 0.0 Line 100.0 95.0 Transformer 0.0 0.0 Panel 100.0 95.0 Protective Device 0.0 0.0 Generator 0.0 0.0 Bus Voltage OverVoltage UnderVoltage DAFTAR PUSTAKA Agus Naba, Dr. Eng., 2003. Belajar Cepat Fuzzy Logic, ANDI: Yogyakarta. 105.0 95.0 105.0 95.0 Allen J. Wood, Bruce L. Wollenbery. Power Generation Operation & Control, Power Tecnologies Inc. Schenectady, New York and Rensselaer Polytechnic Institute Troy, New York. 0.0 100.0 0.0 Harun, Nadjamuddin (2002). Operasi Ekonomis Sistem Kelistrikan Sulawesi Selatan dengan Fuzzy Logic”, Makassar. Generator Excitation OverExcited (Q Max.) UnderExcited (Q Min.) daya aktif yang dibagkitkan adalah 307,5 MW dan daya reaktif sebesar 45,784 Mvar. 2. Titik terlemah dalam sistem sulsel terjadi pada bus bakaru, dimana pada bus tersebut memiliki kapasitas 60 MW sementara hasil simulasi menunjukkan bahwa pada bus tersebut dibebani sebesar 62,631 MW atau 104,4 %, sehingga pola opereasi sistem sulsel untuk 10 tahun kedepan mengharuskan adanya pembagkit baru untuk mengurangi kekurangan beban energy yang sedang terjadi saat ini. 3. Total pembangkitan dan permintaan beban Kondisi sistem sulsel dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Total pembagkitan dan permintaan beban Jun Yan, Michael Ryan & James Power. Using Fussy Logic. Prentice Hall. J. S. R. Iang, C.T. Sun & E. Mizutani. NeuroFuzzy and Soft Computing. Matlab Curriculum Series. Leon K. Kirchmayer “ Economic Operation Of Power Systems “ Wiley Eastern Limited. Arhami, Muhammad, M.Kom., S.Si., dan Desiani, Anita, M.Kom., S.Si., Pemrograman Matlab. Penerbit Andi: Yogyakarta Muhamad Jamshidi, Nader Vadiee. Fuzzy Logic and Control. Prentice – hall International, Inc. Marsudi, Djiteng, Ir. (2002). Operasi Sistim Tenaga Listrik, Graha Ilmu: Yogyakarta : Saadat, Hadi, 1999. Power System Analisis. Mc Graw-Hill Book Company: Singapore. Wasista, Sigit & Su’adah, Umi, 2005. Praktikum Pemprograman Bahasa C, Politeknik Elka Surabaya. SIMPULAN Berdasarkan hasil simulasi dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan tertinggi pada bus sistem sulsel adalah 105% dan terendah 95% dengan kuat arus terbesar pada jaringan sebesar 2469,8 ampere, besar Stevenson, William D.,Jr., 1996. Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta.