Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 Volume 8 No.1 Maret 2012 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Teknik Konfigurasi Router Untuk Pembatasan Akses Internet Berbasis Waktu Sukarno Bahat Nauli Pengolahan Limbah Cair Kertas dan Pulp Dengan Menggunakan Aerasi danTekanan Filter Karbon Aktif Nurhayati dan Imam Mahmudin Pembuatan Aplikasi Sistem Informasi Pendataan Penjualan Pada Toko Virgo Jaya Berbasis Java Netbeans Prionggo Hendradi dan Licke Silvana Adhinata Efektivitas Biji Kelor (Moringaoleifera)) Pada Pengolahan Air Sumur Tercemar Limbah Domestik Tambak Manurung, Yusriani Sapta Dewi, Benjamin J.Lekatompessy Analisis Rancangan Deteksi Sinyal Berbasis Syaraf Listrik Pertumpun Gurusinga dan Ignatius Widagdo Sidik I S SN 2161184 9 7 7 2 1 6 1 1 8 4 4 0 0 ISSN 0216-1184 11 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 Volume 8 Nomor 1Tahun 2012 ISSN 0216-1184 JURNAL ILMIAH FAKULTAS TEKNIK LIMIT’S SUSUNAN REDAKSI PimpinanUmum/PenanggungJawab: Berlin Sitorus, S.Kom.,M.Kom (DekanFakultasTeknik) Staff Ahli: Dr. Ir. Jupiter Sitorus, M.Eng. Dr. YusrianiSaptaDewi, MSi. Dr. IrTambakManurung, MS. Drs. S.H. Hutapea, M.Kom PimpinanRedaksi: Ir. NunungNurhayati, M.Si SekretarisRedaksi: Kiki Kusumawati, ST, MMSi. AnggotaDewanRedaksi: Drs. Charles Situmorang, M.Si. Sukarno BahatNauliSitorus, S.Kom.,M.Kom. AgungPriambodo, S.Kom.,M.Kom. Dra.PertumpunGurusinga, M.MSi. HernalomSitorus, ST.,M.Kom. BosarPanjaitan, SSi.,M.Kom. RiamaSibarani, SSi.M.MSi PrionggoHendradi, S.Kom.M.Kom Sekretariat: LinaMursadi, SE. AlamatRedaksiPublikasiIlmiah: FakultasTeknik – UniversitasSatya Negara Indonesia Jl. ArteriPondok Indah No. 11 Jakarta Selatan 12240Indonesia Telp. (021) 7398393, Fax: (021) 7200352 http://www.usni.ac.id 12 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 DAFTAR ISI TeknikKonfigurasi Router UntukPembatasanAkses Internet BerbasisWaktu Sukarno BahatNauli PengolahanLimbahCairKertasdan Pulp DenganMenggunakan AerasidanTekanan Filter KarbonAktif Nurhayatidan Imam Mahmudin 1 - 13 14 - 26 PembuatanAplikasiSistemInformasiPendataanPenjualan PadaToko Virgo Jaya Berbasis Java Netbeans PrionggoHendradidanLickeSilvanaAdhinata 27 - 36 EfektivitasBijiKelor (Moringaoleifera)PadaPengolahan Air SumurTercemarLimbahDomestik TambakManurung, YusrianiSaptaDewi, Benjamin J.Lekatompessy 7 - 46 AnalisisRancanganDeteksiSinyalBerbasisSyarafListrik PertumpunGurusingadanIgnatius WidagdoSidik 47 - 56 13 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KERTAS DAN PULP DENGAN MENGGUNAKAN AERASI DAN TEKANAN FILTER KARBON AKTIF Nurhayati dan Imam Mahmudin Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Tenik Universitas Satya Negara Indonesia [email protected] PENDAHULUAN Latar belakang Perkembangan industri saat ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan masyarakat saja, namun juga dapat menimbulkan eksternalitas negatif. Hal ini disebabkan karena selain menghasilkan produk sebagai hasil akhir proses produksi, kegiatan juga menghasilkan limbah sebagai sisa proses produksi. Limbah industri akan berdampak negative bagi lingkungan jika tidak diolah dengan tepat karena akan menimbulkan pencemaran lingkungan yang melewati daya dukung lingkungan dapat menurunkan kualitas lingkungan dan selanjutnya dapat membahayakan kehidupan dan kesehatan mahluk hidup. Industri pulp dan kertas adalah salah satu jenis industri di Indonesia yang berkembang baik secara kualitas maupun kuantitas untuk memenuhi kebutuhan kertas dalam negeri dan kebutuhan ekspor. Industri pulp dan kertas adalah industri yang menghasilkan bubur kertas (pulp) dan kertas yang menggunakan kayu sebagai bahan utama proses produksi. Sebagai bahan penunjang dalam proses produksi juga digunakan senyawa kimia sebagai pelarut ataupun pemutih seperti H2SO3. Larutan H2SO3 digunakan dalam proses pembentukan bubur kertas dari kayu lapis (Vesilind dan Peirce 1994). Limbah Industri pulp dan kertas terdiri dari tiga fase yaitu fase cair, padat dan gas. Limbah cair adalah air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan pulp dan kertas yang menggunakan air sebagai pelarut bahan kimia atau untuk proses pencucian. Sementara limbah padat berasal dari sisa atau residu pengolahan limbah cair serta sisa kayu (chips) dari proses pengolahan kayu. Limbah gas berupa fly ash dihasilkan pada proses boiler. Setiap fase limbah tersebut diolah diminimalisasi konsentrasinya dengan berbagai metode pengolahan limbah. Banyaknya kebutuhan air dalam proses, maka industri ini akan menghasilkan limbah cair yang cukup besar pula. Limbah cair yang dikeluarkan dari industri pulp dan kertas akan mengandung kontaminasi dari bahan baku produksi (kayu) dan bahan-bahan kimia pembantu proses serta hasil dalam proses produksi. Dalam menjalankan proses produksinya perusahaan ini menghasilkan limbah dengan kadar pencemaran yang masih diatas ambang batas buangan limbah industri pulp dan kertas. Pencemaran air oleh industri pulp dan kertas dapat merugikan di bidang ekonomi dan sosial, seperti adanya bahan-bahan pengotor pada perairan, sehingga menyebabkan perairan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk perikanan, tempat rekreasi maupun untuk pemanfaatan yang lain. Di samping itu juga dapat menghilangkan atau menurunkan sumber-sumber kehidupan seperti pada nelayan dan sanitasi lingkungan khusus di badan air. Bahan pencemar yang terdapat dalam limbah cair pulp dan kertas adalah sisa bahan kimia yang dipakai pada proses pulping. Pulp yang dihasilkan dari proses semacam ini hanya 40% dari total berat masa kayu, sedangkan sekitar 60 % dikeluarkan sebagai limbah bahan organik terlarut atau air limbah (Fiedler et al. 1990). Beberapa bahan kimia yang digunakan pada proses pulp adalah NaCl, Na2SO4, Na2CO3, Na2S, Sulfur, NaOH dan CaCO3. Banyaknya bahan kimia yang digunakan pada saat proses pulp sehingga banyak pula sisa bahan kimia yang terdapat dalam limbah cairnya. Bila limbah cair tersebut langsung dibuang kebadan air, tentu merusak ekosistem yang ada di badan tersebut. Dengan demikian perlu teknologi tepat guna untuk mengurangi bahan pencemar dari industri pulp dan kertas. 14 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 Perumusan masalah 1. Bagaimana pengaruh aerasi dan tekanan pompa terhadap pengolahan air limbah pulp dan kertas ? 2. Bagaimana konsentrasi pH, TDS, NH3, dan COD dari limbah pulp dan kertas sebelum dan setelah proses filterisasi ? Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah: 1. Menggunakan limbah pulp dan kertas yang berasal dari industri pulp dan kertas di daerah Karawang. 2. Alat yang digunakan adalah prototype yang didalamnya terdapat arang aktif. 3. Waktu aerasi yang digunakan ada 15, 30, 45 menit dengan tekanan 0, 20, dan 40 Psi 4. Analisa terhadap parameter pH, TDS, NH3, dan COD. Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah: 3. Mengkaji pengaruh aerasi dan tekanan pompa terhadap pengolahan air limbah pulp dan kertas. 4. Identifikasi konsentrasi pH, TDS, NH3, dan COD dari limbah pulp dan kertas sebelum dan setelah proses filterisasi. LANDASAN TEORI Bahan Pencemar Lingkungan Pencemaran adalah peristiwa adanya penambahan bermacam-macam bahan sebagai hasil dari aktivitas manusia ke dalam lingkungan yang biasanya memberikan pengaruh berbahaya terhadap lingkungan (saeni M,S, 1989). Menurut Odum (1971), pencemaran adalah perubahan-perubahan sifat fisik, kimia dan biologi yang tidak dikehendaki pada udara, tanah dan air. Perubahan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia atau spesiesspesies yang berguna, proses-proses industri, tempat tinggal dan peninggalan budaya atau dapat merusak sumber bahan mentah meliputi pencemaran kimiawi yang dapat berupa bahanbahan organic, mineral, zat-zat beracun, pencemaran biologis yang dapat disebabkan oleh berkembang biaknya organisme makro yang berbahaya atau gabungan dari kedua bahan pencemaran tersebut.Sedangkan yang disebut zat pencemaran adalah zat yang mempunyai pengaruh penurunan nilai lingkungan. Kontaminasi tidak digolongkan zat sebagai pencemar bila tidak menimbulkan penurunan kualitas lingkungan (saeni M.S 1989) Industri Pulp dan Kertas Secara garis besar sumber pencemaran yang dihasilkan oleh industri pulp dan kertas ini dapat dibagi dalam du kelompok, yaitu dari proses pembuatan kertas. Sedang proses pembuatan pulp dan proses pembuatan kertas tersebut adalah sebagai berikut : 1. Proses Pembuatan Pulp. Bahan baku pembuatan pulp adalah kayu, sedangakan kertas bekas hanya dikenakan proses penghancuran saja bersama air dengan menggunakan pengaduk yang dilengkapi dengan pisau. Pada pembuatan pulp, kayu dengan panjang kurang lebih 1,5-2,0m ditumpuk pada tempat penampungan kayu selama sekitar 30 hari untuk proses pengeringan dan oksidasi getah kayu secara alami. Selanjutnya kayu dibawa ke unit pembuatan serpihan kayu (chip) yang dilakukan secara mekanik, kemudian dibawa ke unit pulping. Secara garis besar proses pembuatan pulp adalah sebagai berikut: a. Persiapan bahan baku yang meliputi pengulitan, penyerpihan dan penimbunan. b. Pembuatan pulp yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pemasakan, penyaringan, pencucian, pemutihan (jika diperlukan) dan pembersihan. c. Pemulihan bahan kimia. d. Pembuatan lembaran pulp dimesin pengering (jika pulp akan dibawa keluar dari pabrik) 15 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 2. Proses pembuatan kertas Proses pembuatan kertas secara garis besar terdiri dari: a. Persiapan bahan baku. Tahap ini hanya dilakukan pada pabrik kertas yang tidak memproduksi pulp sendiri yang meliputi tahapan pembuburan lembaran pulp, pembersihan dan penghalusan pulp, pelarutan bahan serta pencampuran bahan tambahan pembantu proses. b. Pembentukan lembaran kertas dimesin kertas. c. Pengeringan kertas. Proses Produksi Pulp dan Kertas Proses pembuatan kertas dapat dibagi menjadi tiga tahap utama yaitu pembuatan pulp (pulping), persiapan stok dan pembuatan kertas. Proses Pulping diawali dengan pemotongan kayu gelondongan menjadi potongan kayu kecil atau chip pada mesin pemotong (chipper). Selanjutnya chip atau potongan kayu tersebut dimasak (digesting) pada boiler. Proses digesting adalah proses penghancuran chips dengan mengunakan panas yang dikontrol pada temperatur tertentu. Pada proses ini dihasilkan polutan berupa fly ash atau partikel debu. Proses pemasakan ini dilakukan secara kontinu agar dihasilkan kualitas pulp yang lebih baik dan seragam (Lesmono 2005). Pada proses pulping secara kimia dengan basa, proses kraft, menggunakan natrium hidroksida dan natrium sulfit untuk memecahkan ikatan serat selulosa dengan senyawa organik lainnya dengan pemanasan 150 - 200°C. Pulp yang dihasilkan dari proses semacam ini hanya 40% dari total berat masa kayu. Sedangkan sekitar 60% dikeluarkan sebagai limbah bahan organik terlarut atau air limbah (Fielder et al. 1990). Beberapa jenis bahan kimia yang digunakan pada proses pulping PT. Indah Kiat Pulp dan Kertas Karawang, Riau berikut adalah penggunaan bahan kimia per-ton pulp: NaCl sebanyak 77.055 kg, Na2SO4; 9.83 kg, Na2CO3, 0.286 kg, Na2S; 0.003 kg, sulfur; 1.682 kg, NaOH; 7.476 kg dan CaCO3; 59.192 kg. Persiapan stok adalah proses penghubung antara proses pembuatan pulp dan proses pembuatan kertas. Pulp serat pendek disaring kemudian dibersihkan dan dihaluskan. Sementara pulp serat panjang hanya dihaluskan saja. Selanjutnya kedua jenis pulp tersebut dicampur pada wadah pencampur. Kemudian dibersihkan dengan menggunakan bahan kimia seperti anti-foam dan anti septik. Setelah proses pembersihan selesai dilanjutkan dengan proses penyaringan setelah itu stok siap diproses menjadi kertas. Sebelum dimasukkan ke dalam mesin kertas, pulp dilarutkan ke dalam air sehingga membentuk larutan kental (slurry) agar dapat dipompa menuju mesin kertas. Hasil olahan dari mesin kertas adalah kertas dalam bentuk lembaran. Pada proses berikutnya, lembaran kertas akan melalui mesin press dan unit pengering dengan menggunakan uap. Selanjutnya kertas akan digulung pada mesin calender sehingga menghasilkan gulungan kertas. Setelah itu kertas dapat diolah sesuai dengan kebutuhannya. Limbah Pulp dan Kertas Secara umum dapat dikatankan bahwa bahan mentah dalam industri pulp dan kertas, akan diolah hingga menjadi produk yang diinginkan dan menghasilkan bahan residu atau sisa dari proses produksi, yang selanjutnya disebut limbah industri pulp dan kertas. Limbah industri pulp dan kertas terdiri dari tiga fase yaitu limbah padat, cair dan partikel debu (fly ash). Ketiga jenis limbah tersebut harus dikelola dengan cara yang tepat. Pengelolaan limbah bertujuan untuk mengurangi kadar zat yang berlebihan, sehingga bahan yang dibuang ke lingkungan r\tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. Limbah cair diolah agar dihasilkan air buangan yang memenuhi standart yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pengelolaan limbah berupa partikel atau debu bertujuan agar dapat mengurangi kadar debu di dalam emis gas yang dikeluarkan dari proses produksi. Limbah padat dikelola dengan cara applikasi pada tanah. 16 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 Penanggulangan Pencemaran Limbah Industri Karena pencemaran lingkungan mempunyai dampak yang sangat luas dan sangat merugikan manusia, maka perlu diusahakan pengurangan pencemaran lingkungan atau bila mungkin meniadakannya sama sekali menurut wardana (1995) usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran tersebut ada dua macam cara utama, yaitu penanggulangan secara non teknis, dan penanggulangan secara teknis. Melalui kedua cara penanggulangan tersebut diharapkan pencemaran lingkungan akan jauh berkurang dan kualitas hidup manusia dapat lebih baik. Penanggulangan secara Non Teknis. Menurut Wardana (1995) yang disebut penanggulangan non teknis disini, yaitu suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan caa menciptakan peraturan perundangan yang dapat direncanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan yang dimaksud hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akan dilaksanakan di suatu tempat yang antara lain : (1) Penyajian informasi lingkungan (PIL), (2) Analisis mengani dampak lingkungan (AMDAL), (3) Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi (4) Pengaturan dan pengawasan kegiatan, (5) Menanamkan perilaku disiplin. Penanggulangan secara Teknis. Menurut Wardana (1995) apabila suatu kegiatan berdasarkan kajian AMDAL (analisis Mengenai Dampak Lingkungan) ternyata dapat diduga bahwa kemungkinan akan timbul pencemaran lingkungan, maka langkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangannya secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapun criteria yang digunakan dalam memilih dan menentukan cara yang akan digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada factor berikut : (1) Mengutamakan keselamatan lingkungan. (2) Teknologinya telah dikuasai. (3) Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawabkan (Wardana, 1995) Berdasarkan criteria tersebut diatas, diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut : (1) Mengubah proses, (2) Mengganti sumber energy, (3) Mengelola limbah (4) Menambah alat bantu. Keempat macam cara penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan bersama-sama, tergantung dari hasil kajian dan kondisi di lapangan (Wardana, 1995) Aerasi Aerasi adalah proses pemasukan udara ke dalam air (AWWA,1984), contoh yang sangat sederhana dan umum dapat dilihat pada air terjun atau aliran air yang turbulen. Turbulensi tersebut akan membawa atau membuat air kontak dengan udara dan melarutkannya kedalam air. Proses aerasi tersebut dapat menghilangkan unsur-unsur pencemar atau mineral yang tidak diinginkan keberadaannya dalam air. Untuk meningkatkan kelarutan oksigen atau udara kedalam air pada prinsifnya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Membuat air kontak dengan udara Pada proses ini air diaduk sedemikian rupa atau diturbulensikan sehingga butir-butir air terangkat ke udara dan permukaannya dapat kontak dengan udara. Semakin banyak butiran yang dibentuk semakin luas permukaan yang dapat dikontak dengan udara. Contoh buatan adalah pengadukan air secara mekanis dengan putaran pengaduk yang cukup cepat (rpm) atau membuat air terpancurkan (dibuatkan naik keatas dan dijatuhkan bebas). 2. Memasukkan udara atau oksigen kedalam air 17 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 Udara secara kontimu dimasukan kedalam air dengan tekanan melalui material yang porous atau nosel. Macam-macam bentuk aerasi yaitu; (1) air dikontakan ke udara, (2) udara masuk ke air, (3) kombinasi aerator. Keberadaan air limbah di alam dapat mempengaruhi keadaan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung diantaranya menurut Djabu (1990) adalah: 1. Pengaruh air limbah terhadap kesehatan Lingkungan yang tidak sehat akibat tercemar air buangan dapat menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat. Air buangan dapat menjadi media tempat berkembangnya mikroorganisme patogen larva nyamuk ataupun serangga lainnya yang menjadi media transmisi penyakit, terutama penyakit-penyakit yang penurannya melalui air yang tercemar seperti kholera, typhus abdominalis, dicentri baciler dan sebagainya. Bahan kimia juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan baik melalui minuman maupun makanan. Jenis bahan kimia yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan antara lain Cadmium, Pb, Merkuri, Chrom, Cobalt, Cyanida, Hidrokarbon, Minyak dan lemak, nikel, Arsen, seng dan Tembaga. 2. Pengaruh air limbah terhadap lingkungan Pencemaran badan-badan air menimbulkan masalah teknis, biologis, bakteriologis dan estetika dengan berbagai tingkat tergantung keadaan pencemarnya. Flora dan fauna aquatis akan mempengaruhi pencemaran tanah yang makin meluas baik oleh kotoran padat maupun cairan penyebab masyarakat dapat terkena infeksi dan infestasi cacing. Depkes (1975) pencemaran oleh zat kimia makin hebat lebih-lebih dengan ditemukanya zat-zat sinthetis tiap tahun untuk penggunaan domestik, pertanian dan industi zat-zat beracun dapat menggagu ekosistem apabila berkumpul pada organisme aquatis yang dimakan manusia. 3. Pengaruh limbah terhadap sosial ekonomi Lingkungan hidup manusia sangat mempengaruhi bukan hanya kesehatan fisik saja tetapi juga kesehatan mental dan sosial pada manusia. Kesehatan lingkungan yang buruk menyebabkan perasaan yang tidak nyaman dan tidak menyenangkan. Sebagai akibatnya kesehatan manusia terganggu dan menjadi kurang produktif. Arang Aktif Arang aktif atau karbon aktif adalah karbon yang diproses sedemikian rupa sehingga mempunyai daya serap yang tinggi. Bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan karbon aktif yaitu sekam padi, bagasse, serbuk gergaji, tempurung kelapa dan lain-lain. Karbon aktif terdiri dari lempengan-lempengan datar yang atom C-nya terikat secara kuat dalam satu sisi heksagon. Lempengan-lempengan ini bertumpuk membentuk kristal dengan sisa hidrokarbon yang tertinggal di permukaannya. Dengan menghilangkan hidrokarbon, permukaannya menjadi aktif. Aktivitas dapat mengubah daya serap yang rendah menjadi tinggi. Proses pembuatan arang aktif dapat dibagi menjadi dua tingkatan proses yaitu karbonisasi (pengarangan) dan aktivitas karbon. Menurut Fardiaz (1992) karbon aktif yang sekarang banyak digunakan untuk pengolahan limbah cair industri dapat berbentuk butiran (granular) atau berbentuk bubuk (tepung). Karbon aktif berbentuk granular dapat diaktifkan kembali untuk digunakan selanjutnya, yaitu dengan cara memanaskan di dalam pembakar ganda, selama reaktivasi terjadi kehilangan karbon sebanyak kira-kira 5%. Karbon berbentuk granular dapat dicuci sedangkan yang berbentuk bubuk (amorf) tidak dapat dicuci sehingga sulit untuk di regenerasi (Sugiharto, 1987). Penggunaan karbon aktif berbentuk bubuk dapat dilakukan dengan cara menaburkan bubuk ini ke dalam saluran yang berasal dari pengolahan biologis. Pengkontakan ini biasanya dilakukan pada bak tertentu, setelah bubuk tercampur dengan adanya gaya berat akan mengendap dengan membawa partikel terlarut dan partikel tercampur. Untuk lebih mempercepat pengendapan dapat juga dibantu dengan penambahan zat pembantu pengendap. Agar karbon aktif menjadi lebih ekonomis, maka dapat dipergunakan kembali setelah dipakai dengan cara melakukan oksidasi pada tekanan tinggi. Pada proses regenerasi ini biasanya akan hancur 2 sebanyak 5-10%, ukuran partikel 230 mesh serta luas permukaan 1000-2000 m /gram dan mempunyai jari-jari antara 20-30 mikron (Sugiarto,1987). 18 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 Filterisasi Filtrasi atau penyaringan adalah proses penjernihan air dimana air yang diolah dilewatkan melalui substansi yang berporous. Menurut Huisman (970) selama dalam proses atau lewat saringan kualitas air akan menjadi baik yaitu dalam hal (1) kandungan koloidal yang tersuspensi, (2) Menurunnya kandungan Bakteri dan organisme lain serta (3) perubahan kandungan parameter kimia. Dalam penggunaanya filtrasi menggunakan bahan-bahan yang stabil seperti pasir, pecahan batu, gelas dan arang aktif. Mekanisme penyaringan/filtrasi Pengurangan partikel kotoran secara keseluruhan dengan proses filtrasi adalah akibat berbagai penomena dan yang penting yaitu a. Penyaringan/pengayakan secara mekanik (straining) Menyaring kotoran yang melalui celah antara butiran-butiran pasir tertahan pada permukaan saringan. Saringan dengan ukuran partikel 0,4 mm akan memberikan ruang celah berdiameter 60 µm, sehingga tidak dapat menahan partikel koloidal (0,001 – 0,1 µm), bakteri (1-10 µm) atau juga flok dari besi atau alumunium (20 – 50 µm). b. Pengendapan Dalam proses pengendapan partikel-partikel yang lebih halus dari celah akan jatuh pada permukaan butiran pasir, seperti halnya pengendapan dalam bak. Pada tangki pengendapan proses pengendapan terjadi di dasar tangki. 3 Suatu saringan dengan pore space (ρ) maka setiap satu m saringan butiran-butiran bulat berdiameter (d) akan mempunyai luas permukaan secara kasar 2 6 [1- ρ] m . d Porositas (ρ) 0,4 dan diameter butiran 0,8 mm akan mempunyai luas area permukaan tidak 2 3 2 3 kurang dari 4500 m per m saringan atau luas 5400 m per m saringan yang tebalnya 1,2 m. 2 Walaupun hanya sebagian luas permukaan yang efektif tetapi luas area pengendapan per m 2 saringan bisa dikatakan sebesar 300 m . Sehingga surface loading sebagian hasil perhitungan jumlah air yang akan diolah dengan luas area pengendapan menjadi sangat kecil. Bila Filtrasi rate 5,4 m/jam surface loading (s) tak lebih dari 0,018 m/jam c. Adsorpsi Sistem Adsorpsi adalah suatu sistem yang memanfaatkan kemampuan zat padat untuk menyerap suatu zat yang spesifik dan penyerapan itu hanya terbatas pada permukaan. Hal terjadi karena adanya gaya tarik menarik dari atom-atom atau molekul-molekul pada lapisan bagian luar zat padat. Sistem adsorpsi ini terjadi dengan cara mengkontakan larutan/campuran yang hendak dipisahkan dengan fase yang tidak dapat larut yaitu zat padat yang mempunyai kemampuan menyerap (adsorben). Proses ini adalah proses adsorpsi secara fisika, yaitu proses terkonsentrasinya moleku-molekul adsorbat (zat yang akan diserap) dalam air (misalnya zat organik/anorganik dan lain-lain) ke permukaan karbon aktif oleh karena adanya gaya tarikmenarik antara molekul karbon aktif dengan molekul-molekul adsorbat yang ada dalam larutan. Adsorpsi adalah peristiwa paling penting dalam saringan cepat yang berpengaruh terhadap kotoran koloidal dan molekul disolved. Tenaga adsorpsi hanya mampu bekerja pada jarak pendk dan tidak lebih dari 0,01 – 1 µm. Pada permukaan butiran saringan terdapat lapisan film. Tebalnya saringan tidak lebih dari 90 mm bila suatu saringan dengan butiran material Ө 0,8 mm 3 2 porositas 40% dan 0,4 ruang per m saringan dengan luas permukaan material 4500 m . d. Proses kimia Proses kimia terjadi terhadap kotoran-kotoran yang larut dalam air yang kemudian dihancurkan menjadi bentuk atau susunan lebih sederhana, kurang berbahaya atau diubah bentuk menjadi bahan yang tidak larut, yang kemudian bisa terpisah dari air setelah pengendapan, tersaring atau diadsorpsi. Bila ada oksigen zat-zat organik dapat didegradasi secara aerobik. 19 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 e. Aktifitas biologi Mikroorganisme yang hidup dipermukaan butiran-butiran saringan terus mempertahankan hidupnya. Maka untuk kelangsungan hidupnya mereka memerlukan makanan yang diperoleh dari bahan-bahan organik dan nutrisi yang melewatinya. Makanan diperlukan untuk proses kehidupan serta untuk pertumbuhannya dengan mengubah kotoran laut dan koloidal menjadi benda hidup. Tingkat perbandingannya sebagai berikut: 2 Ammonia→ Nitrat → Nitrit dan menjadi Air, CO dan lain-lain mineral yang keluar lewat effuen. Dengan terbatasnya jumlah makanan yang dibawa oleh air baku, maka sejumlah bakteri tertentu dapat hidup dan tumbuh bahkan sebagian jumlah lagi akan mati. Sebagian bakteri akan terkuras pada saat backwashing dan sebagian mati dalam saringan. Sedangkan bahan organik yang dapat dicerna atau dihancurkan akan diubah bentuk menjadi mineral. Air baku yang diolah tidak hanya berbahaya dan berguna bagi saringan, tetapi juga mengandung E.coli dan bakteri pathogen. Sebagian organisme ini akan dipindah dari air baku kebutiran pasir/saringan melalui proses straining, sedimentasi dan adsorpsi, serta sebagian bakteri akan lewat dari penyaringan. Dengan demikian saringan pasir cepat tidak dapat menghasilkan air yang aman sebagai air minum ditinjau dari segi bakteriologi. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di laboratorium kimia Fakultas Teknik Universitas Satya Negara Indonesia dan sebagian analisa di laboratorium Lab Pemda Krawang Waktu Penelitian Penelitian dilakukan selama 2 bulan terhitung bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2008. Penelitian dimulai dari observasi lapangan yaitu pengambilan limbah tekstil sampai dengan penyelesaian laporan. Jenis Penelitian Jenis penelitian bersifat eksperimen dan observasi dengan tujuan mengetahui pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa.Waktu aerasi yang digunakan adalah 15, 30 dan 45 menit sedangkan tekanan pompa 0,20 dan 40 Psi. Model matematika rancangan percobaan Ral dengan 2 kali ulangan yang digunakan adalah sebagai berikut (Mattjik dan Sumertajaya): Y(ijk)t = µ+Ci+Nj+ (CN)ij +εijk Analisis Analisis yang dilakukan dilabotorium adalah analisa dari parameter pH, TDS, NH3, COD dari masing-masing perlakuan penelitian antara perlakuan waktu aerasi dengan tekanan pompa. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian terhadap perlakuan waktu aerasi 15, 30 dan 45 menit dan tekanan pompa 0,20 dan 40 Psi terhadap pulp dan kertas disajikan dalam bentuk tabel, grafik untuk masing-masing parameter yang dianalisis yaitu NH3, pH, TDS dan COD. Pengaruh Waktu Aerasi dan Tekanan Pompa Terhadap paremeter NH3 Hasil analisis pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter NH3 dapat dilihata pada tabel 1 dan Gambar 1 dapat dilihat hasil analisis NH3 limbah pulp dan kertas setelah proses filterisasi dengan karbon aktif dengan perlakuan waktu aerasi dan dan tekanan pompa cendrung kandungan NH3 menurun dari semua perlakuan. Pada perlakukan awal (A) NH3 pulp dan kertas sebesar 1,73 mg/l setelah proses filterisasi dengan karbon aktif yang diberi 20 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 perlakuan aerasi selama 15 menit dan tanpa tekanan pompa kandungan NH3 menurun menjadi 1,4 mg/l dengan penurunan sebesar 19%. Perlakuan filterisasi dengan tanpa tekanan pompa dengan waktu aerasi 30 mennit menjadi 1,55 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 33%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 tanpa tekanan pompa kandungan NH3 sebesar 0,67 mg/l dengan penurunan kandungan NH3 sebesar 56%. filterisasi dengan karbon aktif yang diberi perlakuan aerasi selama 15 menit dan tekanan pompa 20 Psi kandungan NH3 menurun menjadi 43,93 mg/l dengan penurunan sebesar 56%. Perlakuan filterisasi dengan tekanan pompa 20 Psi dengan waktu aerasi 30 menit menjadi0,745 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 56%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 dengan tekanan pompa 20 psi kandungan NH3 sebesar 0,58 mg/l dengan penurunan kandungan NH3 sebesar 66%. filterisasi dengan karbon aktif yang diberi perlakuan aerasi selama 15 menit dan tekanan pompa 40 Psi kandungan NH3 menurun menjadi 0,79 mg/l dengan penurunan sebesar 54%. Perlakuan filterisasi dengan tekanan pompa 40 Psi dengan waktu aerasi 30 menit menjadi 0,8 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 55%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 dengan tekanan pompa 40 psi kandungan NH3 sebesar 0.575 mg/l dengan penurunan kandungan NH3 sebesar 67%. Peosentasi penurunan kandungan NH3 yang terbesar adalah pada perlakuan filterisasi pada tekanan 40 Psi dengan waktu aerasi 45 menit sedangkan prosentase penurunan NH3 terendah terjadi pada perlakuan filterisasi tanpa tekanan dan waktu aersi 15 menit. Hal ini menunjukan bahwa durasi waktu aerasi dan besaran tekanan pompa mempengaruh nilai NH3. Menurut Suprihatin (2000) hal ini disebabkan tekanan pompa pada permukaan filter sehingga banyak partikel yang terakumulasi. Tabel 1. Hasil analisis Pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter NH3 pulp dan kertas keterangan Awal Waktu aerasi Tekanan Pompa (Psi) (menit) 0 20 40 15 1,4 9,76 0,79 30 1,155 0,745 0,8 45 0,67 0,58 0,575 Prosentasi 15 19 56 54 penurunan NH3 30 33 57 55 45 56 66 66 NH3 (mg/l) 1,73 NH3 (mg/l) 2 1.5 1 0.5 0 15 30 45 Waktu aerasi (menit)dan tekanan pompa (Psi) baku 0 20 40 Gambar 1. Grafik Pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter NH3 21 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 Hasil Analisis sidik ragam menujukan bahwa dari setiap perlakuan terhadap parameter NH 3 tidak ada perbedaan atau tidak signifikan. Hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2 Hasil uji varian pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter NH3 sumber Db JK KT F hit F tabel keragaman 0,05 0,01 perlakuan 9 2.66038 0.29560 0.14738 3.02 4.95 galat 10 20.0568 2.00568 total 19 22.71718 2.30127778 Pengaruh Waktu Aerasi dan Tekanan Pompa Terhadap paremeter pH Hasil analisis pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter pH dapat dilihata pada tabel 3 dan Gambar 2 dapat dilihat hasil analisis pH limbah pulp dan kertas setelah proses filterisasi dengan karbon aktif dengan perlakuan waktu aerasi dan dan tekanan pompa kaandungan pH air limbah tidak dipengaruh oleh waktu aerasi maupun tekanan poma yang diberikan. Ph limbah pulp dan kertas rata netral (pH 7).Hal ini disebabkan pada proses filterisasi tidak menambahkan bahan kimia dan tidak adanya proses koagulasi maupun disinfeksi pada proses tersebut. Jika ada perubahan penurunan nilai pH biasanya persentasenya kecil yang disebabkan oleh aktifitas mikroorganisme aerob yang dapat hidup pada kondisi tersebut. Penurun pH terbesar terjadi pada perlakuan aerasi selama 30 menit dan filterasi dari pasir silika dan arang aktif yaitu sebesar 0,086%. Begitu pula mendapat Darpito (1999) yang menyatakan bahwa pH air minum dipengaruhi oleh proses kimia untuk koagulan, disinfeksi dan pelunakan air. Tabel 3. Hasil analisis pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter pH pulp dan kertas keterangan Awal 7 pH pH Waktu aerasi (menit) 15 30 45 0 6,99 7.05 7,2 Tekanan Pompa (Psi) 20 7,2 7,3 7,3 7.35 7.3 7.25 7.2 7.15 7.1 7.05 7 6.95 6.9 6.85 6.8 40 7,2 7,2 7,3 Series1 A A1B1 A2B1 A3B1 A1B2 A2B2 A3B2 A1B3 A2B3 A3B3 waktu aersi dan tekanan pompa Gambar 2. Grafik pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter pH Pengaruh Waktu Aerasi dan Tekanan Pompa Terhadap paremeter TDS Hasil analisis pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter TDSdapat dilihata pada tabel 4 dan Gambar 3 dapat dilihat hasil analisis TDS limbah pulp dan kertas setelah proses filterisasi dengan karbon aktif dengan perlakuan waktu aerasi dan dan tekanan pompa cendrung kandungan TDS menurun dari semua perlakuan. Pada 22 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 perlakukan awal (A) TDS pulp dan kertas sebesar 684 mg/l setelah proses filterisasi dengan karbon aktif yang diberi perlakuan aerasi selama 15 menit dan tanpa tekanan pompa kandungan TDS menurun menjadi 680 mg/l dengan penurunan sebesar 0,58%. Perlakuan filterisasi dengan tanpa tekanan pompa dengan waktu aerasi 30 mennit menjadi 655 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 4,24%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 tanpa tekanan pompa kandungan TDS sebesar 655,5 mg/l dengan penurunan kandungan TDS sebesar 7,75%. filterisasi dengan karbon aktif yang diberi perlakuan aerasi selama 15 menit dan tekanan pompa 20 Psi kandungan TDS menurun menjadi 631 mg/l dengan penurunan sebesar 7,75%. Perlakuan filterisasi dengan tekanan pompa 20 Psi dengan waktu aerasi 30 menit menjadi 6,20 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 9,36%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 dengan tekanan pompa 20 psikandungan TDS sebesar 574 mg/l dengan penurunan kandungan TDS sebesar 16,08%. filterisasi dengan karbon aktif yang diberi perlakuan aerasi selama 15 menit dan tekanan pompa 40 Psi kandungan TDS menurun menjadi 737 mg/l dengan penurunan sebesar 21,39%. Perlakuan filterisasi dengan tekanan pompa 40 Psi dengan waktu aerasi 30 menit menjadi 524 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 23,39%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 dengan tekanan pompa 40 psi kandungan TDS sebesar 511,5 mg/l dengan penurunan kandungan TDSsebesar 25,2%. Peosentasi penurunan kandungan TDS yang terbesar adalah pada perlakuan filterisasi pada tekanan 40 Psi dengan waktu aerasi 45 menit sedangkan prosentase penurunan TDS terendah terjadi pada perlakuan filterisasi tanpa tekanan dan waktu aersi 15 menit. Hal ini menunjukan bahwa durasi waktu aerasi dan besaran tekanan pompa mempengaruh nilai TDS.Herlambang (2000) kandungan TSD yang tinggi akan mengganggu kelangsungan proses karena penyumbatan dalam penyaringan, pompa, pipa pembawa dan inlet. Tabel 4, Hasil analisis pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter TDS pulp dan kertas keterangan Awal Waktu aerasi Tekanan Pompa (Psi) (menit) 0 20 40 15 680 631 537 30 655 620 524 45 655,5 574 511,5 Prosentasi 15 0,58 7,75 21,49 penurunan TDS 30 4,23 9,36 23,39 45 7,79 16,08 25.22 TDS(mg/l) 684 23 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 800 700 TDS ( mg/l) 600 500 400 300 200 100 0 15 30 45 Waktu aerasi (menit) dan tekanan pompa (Psi) baku 0 20 40 Gambar 3, Grafik pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter TDS Hasil Analisis sidik ragam menunjukan bahwa dari setiap perlakuan terhadap parameter TDS tidak ada perbedaan atau tidak signifikan. Hasil analisis sidik ragam dapat dilihat pada tabel 5 Tabel 5 Hasil uji varian pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter TDSpulp dan kertas sumber Db JK KT F hit keragaman perlakuan F tabel 0,05 9 77314.2 8590.467 galat 10 7455621 745562.1 total 19 7532935 754152.6 0.011522 0,01 3.02 4.95 Pengaruh Waktu Aerasi dan Tekanan Pompa Terhadap paremeter COD Chemical oxygen demand (COD) atau kebutuhan oxygen kimia adalah jumlah oxygen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat zat organis yang ada dalam sampel air dimana digunakan sebagai sumber pengoksidasi kalium bromida (K2Cr2O7) oksigen(Urich,2003).Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat zat organis dan anorganis yang secara alamiah dapat dioksidasi yang mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut dalam air. Hasil analisis pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter COD dapat dilihata pada tabel 6 dan Gambar 4 dapat dilihat hasil analisis COD limbah pulp dan kertas setelah proses filterisasi dengan karbon aktif dengan perlakuan waktu aerasi dan dan tekanan pompa cendrung kandungan COD menurun dari semua perlakuan. Pada perlakukan awal (A) COD pulp dan kertas sebesar 393 mg/l setelah proses filterisasi dengan karbon aktif yang diberi perlakuan aerasi selama 15 menit dan tanpa tekanan pompa kandungan COD menurun menjadi 287,5 mg/l dengan penurunan sebesar 27,21%. Perlakuan filterisasi dengan tanpa tekanan pompa dengan waktu aerasi 30 mennit menjadi 242 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 38,73%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 tanpa tekanan pompa kandungan COD sebesar 237 mg/l dengan penurunan kandungan COD sebesar 42,53%. filterisasi dengan karbon aktif yang diberi perlakuan aerasi selama 15 menit dan tekanan pompa 20 Psi kandungan COD menurun menjadi 237 mg/l dengan 24 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 penurunan sebesar 42,53%. Perlakuan filterisasi dengan tekanan pompa 20 Psi dengan waktu aerasi 30 menit menjadi 186 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 52,91%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 dengan tekanan pompa 20 psi kandungan COD sebesar 162 mg/l dengan penurunan kandungan COD sebesar 58,99%. filterisasi dengan karbon aktif yang diberi perlakuan aerasi selama 15 menit dan tekanan pompa 40 Psi kandungan COD menurun menjadi 156,5 mg/l dengan penurunan sebesar 60,38%. Perlakuan filterisasi dengan tekanan pompa 40 Psi dengan waktu aerasi 30 menit menjadi 132,5 mg/l dengan prosentasi penurunan sebesar 66,46%. Sedangkan pada waktu aerasi 45 dengan tekanan pompa 40 psi kandungan COD sebesar 105 mg/l dengan penurunan kandungan NH3 sebesar 73,42 %. Peosentasi penurunan kandungan COD yang terbesar adalah pada perlakuan filterisasi pada tekanan 40 Psi dengan waktu aerasi 45 menit sedangkan prosentase penurunan COD terendah terjadi pada perlakuan filterisasi tanpa tekanan dan waktu aersi 15 menit. Hal ini menunjukan bahwa durasi waktu aerasi dan besaran tekanan pompa mempengaruh nilai COD. Hal ini disebabkan oleh proses aerasi, dimana proses aerasi dapat menyebabkan kenaikan jumlah oksigen terlarut dalam air yang digunakan untuk mengoksidasi unsur pencemar zat zat organis dan anorganis yang terdapat dalam air limbah domestik, dengan bertambahnya jumlah oksigen terlarut maka proses pengoksiadasian dapat menjadi lebih baik. Selain itu proses aerasi jumlah pertikal zat organis tersuspensi pada air limbah yang telah dilewatkan filter karbon aktif sudah berkurang konsentrasinya karena diikat oleh gaya absorpsi fisik atau gaya van der waals dari karbon aktif tersebut (Meryam Muwarni, 1999) sedangkan menurut (Joseph 1991) hal ini dapat disebabkan terjadinya proses oksidasi senyawa kimia yang terdapat dalam air limbah terutama bila menggunakan filter arang aktif. Tabel 6, Hasil analisis pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter COD pulp dan kertas keterangan Awal COD (mg/l) 395 C OD (m g/l) Prosentasi penurunan COD Waktu aerasi (menit) 15 30 45 15 30 45 0 287.5 242 237 27.21 38.73 42.53 Tekanan Pompa (Psi) 20 227 186 162 42.53 52.91 58.99 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 40 156.5 132.5 105 60.38 66.46 73.42 baku 0 20 40 15 30 45 Waktu aerasi (menit) dan Tekanan pompa (Psi) Gambar 4. Grafik pengaruh waktu aerasi dan tekanan pompa terhadap paremeter COD pulp dan kertas 25 Jurnal Ilmiah Fakultas Teknik LIMIT’S Vol.8 No.1 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah: 1. Waktu aerasi dan tekanan pompa mempengaruhi prosentasi penurunan parameter TDS hingga 25,22%, NH3hingga 66,76%, dan COD hingga 73,42% dari limbah pulp dan kertas. 2. pH sebelum dan setelah di proses berada di pH netral sedangkan TDS dari 684 mg/l hingga 511,5 mg/l, NH3dari 1,73 mg/l hingga 0,79 mg/l, COD dari 395 hingga mg/l hingga 105 mg/l Saran Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya diberikan waktu sirkulasi dalam proses filterisasi diatas 10 menit sehingga hasilnya akan lebih terlihat antar perlakuan. Daftar Pustaka Azwar. Azrul. 1986. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan . Jakarta. Mutiara asumber Widya Benfield dan Randall. 1980. Biological Process Design For Waste Water Treatment. Virginia Polytecnic Institute and State University. New york. Darpito, Hening. (!999). Kualitas Air Dalam Teknik Penyehatan.Unit Peminatan Teknik Penyehatan. Jakarta Departemen Kesehatan Republic Indonesia. 1975 .Pembuangan Air Kotor (Disposal Of Community Waste Water) Terjemahan (Jakarta Depkes R.I) Djabu. U. 1990. Pedoman Bidang Studi Pembuangan Tinja dan Air Limbah. Jakarta. PUSDIKNAKES. Djajadiningrat. 1992. Pengendalian Pencemaran Limbah Industri. Jurusan Teknik Lingkngan. ITB. Bandung. Fiedler, H., O. Hutzinger, and C.W. Timms.1990 Dioxines; sources of environmental load and human exposure.Toxicol. Environ. Chem. 29:157-234. .Herlambang. 2000. Teknologi Pengolahan Air Limbah secara Aerob (Kajian Asfek Pemilihan Teknologi). Bahan Pelatihan Teknologi Pengolahan Air Limbah Cair. BPPT. Jakarta. Lesmono, T. 2005. Kajian Pemanfaatan Limbah Sludge IPAL Industri Pulp dan Kertas sebagai Pupuk Tanaman.[Thesis]. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Mattjik, A.A dan M. Sumertajaya.2000. Perancangan Percobaan Dengan Aplikasi SAS dan Minitab. IPB Press, Bogor. Meryam Muwarni, 1999. Efektifitas Karbon bubuk untuk mengabsorpsi untuk logam Fe dan Zn. UI Saeni M.S. 1989. Kimia Lingkungan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat IPB. Bogor. Sugiharto. 1987. Dasar-dasar Pengolahan Air limbah. Universitas Indonesia. Jakarta. Vesilind.P.A., and J.J. Peirce. 1994. Environmental Engineering. Buttenwo Heinemam. USA. Wardana W.A, 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi offset, yogyakarta. 26 27