ANALISIS FAKTOR - Politeknik LP3I Jakarta

advertisement
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
ANALISIS FAKTOR- FAKTOR FUNDAMENTAL
DAN FAKTOR TEKNIKAL SERTA PENGARUHNYA
TERHADAP PRICE TO BOOK VALUE
(Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang tercatat di Bursa
Efek Indonesia periode 2010 - 2014 )
Oleh:
Hamizar
Komputerisasi Akuntansi, Politeknik LP3I Jakarta
Gedung Sentra Kramat Jl. Kramat Raya No. 7-9 Jakarta Pusat 10450
Telp. 021 – 31904598 Fax. 021 - 31904599
Email :[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
faktor
fundamental yang meliputi , Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return on Asset, Total
Asset Turn Over dan faktor teknikal Tingkat Suku Bunga , Inflasi secara parsial dan
simultan terhadap Price To Book Value (PBV) perusahaan pertambangan di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014. Metoda pengambilan sampel adalah purposive sampling
dengan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15 perusahaan
pertambangan. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan
kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t Statistik untuk menguji koofesien regresi
parsial serta F statistic untuk menguji keberartian pengaruh bersama-sama dengan level
signifikan 5 %. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan variable yang menyimpang dari asumsi
klasik. Hal ini menunjukkan bahwa data telah memenuhi syarat untuk menggunakan
model persamaan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan Return On Asset
berpengaruh secara signifikan terhadap Price To Book Value, Sedangkan variable,
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over, Inflasi dan tingkat bunga
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value. Secara Simultan
Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, Inflasi dan
Tingkat bunga berpengaruh signifikan terhadap Price to Book Value perusahaan
pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2010 – 2014.
Kata Kunci : Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn Over, Inflasi, BI Rate
dan Price to Book Value.
ABSTRACT
This research aims to identify and analyze the influence of fundamental factors that
include, Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over and
technical factors Interest Rate, Inflation partially and simultaneously to Price To Book
Value (PBV) a mining company in Indonesia Stock Exchange 2010-2014. The sampling
method is purposive sampling by the number of samples used in this study were 15 mining
companies. The analysis technique used is multiple regression with the least square
6
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
equation and hypothesis testing using t statistics to test koofesien partial regression and F
statistic to examine the mean effect together with a significant level of 5%. It also made the
classic assumption test including normality test, multicolinearity test, heteroscedasticity
test and autocorrelation test.
Based on the results of the study, found no variable that deviate from the classical
assumptions. This indicates that the data has been qualified to use multiple linear
regression model. The results showed Return On Asset significant influence on price to
book value, while variable, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Asset Turn Over,
inflation and interest rates partially no significant effect on Price to Book Value.
Simultaneously Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn
Over, Inflation and interest rates have a significant effect on the Price to Book Value
mining company listed on the Stock Exchange in 2010-2014.
Keywords: Current Ratio, Debt to Equty Ratio, Return on Assets, Total Asset Turn Over, Inflation BI Rate
and Price to Book Value.
PENDAHULUAN
Isu yang memotifasi peneliti untuk
melakukan investigasi pada emiten yang
tercatat dipasar bursa efek Indonesia
adalah adanya fluktuasi
kinerja
manajerial yang diukur melalui Price to
Book Value (PBV), menunjukkan
volatilitas yang cukup signifikan. Price
to Book Value merupakan rasio yang
menghubungkan antara harga pasar
saham per lembar dengan nilai bukunya.
Investor sangat banyak menggunakan
PBV sebagai salah satu ratio dalam
analisis investasi karena hal-hal berikut ;
(a) Book value relative stabil sehingga
dapat digunakan sebagai nilai intitif yang
dapat dibandingkan dengan market price,
(b) dengan adanya standar akuntansi
yang konsisten antar perusahaan, ratio
PBV dapat diperbandingkan dengan
perusahaan yang sama untuk menentukan
under atau over value. Nilai pasar
berbeda dengan nilai buku., Jika nilai
buku merupakan total modal (Total
Equity) dibagi dengan jumlah saham
yang beredar, maka nilai pasar adalah
harga saham yang terjadi di pasar bursa
pada saat tertentu yang nilainya
ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar
ini ditentukan oleh kekuatan permintaan
dan penawaran saham yang bersangkutan
di pasar bursa.
Semakin tinggi rasio Price to Book
Value, semakin baik kinerja perusahaan
dinilai oleh pemodal dengan dana yang
telah ditanamkan di perusahaan. Oleh
karena itu dapat disimpulkan semakin
tinggi rasio Price to Book Value, maka
semakin tinggi tingkat kepercayaan pasar
terhadap prospek perusahaan, maka akan
menjadi daya tarik bagi investor untuk
membeli saham tersebut, sehingga
permintaan akan naik, kemudian
mendorong
harga
saham
naik
(Wulandari, 2009).
Tabel 1.1
Rata-rata Price to Book Value, Current ratio, Debt to Equity Ratio, Return On Asset, dan Total Asset Turn
Over
Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2010-2014
Variabel
2010
2011
2012
2013
2014
PBV
3,17
2,97
1,95
1,33
1,35
CR
2,15
2,35
2,05
1,91
1,88
DER
1,54
3,61
2,59
1,19
0,53
ROA
9,9
13,4
1,53
3,31
2,77
TATO
0,84
0,87
0,89
0,78
0,80
Sumber : Idx Statistics Index, idx.co.id
7
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Nilai rata-rata Price to Book Value
berfluktuasi pada angka tertinggi di tahun
2010, sebesar 3,17 dan terendah di tahun
2013 yaitu sebesar 1.33. Nilai rata-rata
Current Ratio berfluktuasi pada angka
tertinggi tahun 2011 sebesar 2,35 dan
terendah tahun 2013 yaitu 1,88. Nilai
rata-rata Debt to Equity Ratio
berfluktuasi pada angka tertinggi di tahun
2011, sebesar 3,61 dan terendah di tahun
2014 yaitu sebesar 0.53. Nilai rata-rata
Return On Asset berfluktuasi pada angka
tertinggi di tahun 2011, sebesar 13,4 %
dan terendah di tahun 2014 yaitu sebesar
2,77 %. Nilai rata-rata Total Asset Turn
Over berfluktuasi pada angka tertinggi di
tahun 2011, sebesar 0.87 dan terendah di
tahun 2013 yaitu sebesar 0.78.
Faktor-faktor yang terindikasi
memiliki korelasi secara konseptual
dengan fenomena tersebut diatas antara
lain, faktor fundamental dan
faktor
teknikal yang cenderung berpengaruh
secara signifikan terhadap pertumbuhan
harga saham.
Faktor –faktor fundamental yang
terindikasi meliputi : (1) Current ratio,
(2) Debt to Equity ratio, (3) Retur On
Asset (4) Total asset Turn over.
Sedangkan factor-faktor teknikal yang
terindikasi berkorelasi dengan fenomena
diatas meliputi : (1) Tingkat pertumbuhan
Inflasi, (2) Tingkat bunga acuan Bank
Indonesia.
Secara konseptual dapat dijelaskan
bahwa semakain meningkatnya Current
ratio akan direspon positif oleh pasar
sehingga
cenderung
meningkatkan
demand akan securitas dipasar modal.
Dengan semakin meningkatnya harga
securitas
dipasar
modal
dapat
meningkatkan nisbah atas harga saham
dengan nilai buku equitasnya. Konsisten
dengan
penelitian
:
Mohammad
Ihsan(2009 ) yang menyatakan bahwa
secara parsial Current Ratio berpengaruh
terhadap
harga
saham
semakin
meningkatnya harga sekuritas semakin
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
dapat meningkatkan price to book
valuenya (PBV).
Debt to equity ratio merupakan
kemampuan suatu entitas bisnis dalam
membelanjai perusahaannya melalui
tingkat
utang.
Secara
konseptual
dinyatakan bahwa semakin meningkatnya
utang akan meningkat pula resiko yang
akan ditanggung oleh perusahaan, yaitu
meliputi resiko membayar biunga, resiko
membayar utang dan resiko menutup
utang. Oleh karena itu semakin
meningkatnya Debt to Equity Ratio akan
direspon negative oleh pasar, sehingga
dapat menurunkan deman atas sekuriti
dipasar
modal.
Dengan
semakin
menurunya permintaan akan saham,
maka dapat menurunkan pula harga
saham. Dengan demikian, maka debt to
equity ratio berpengaruh negative
terhadap nisbah atas harga saham dengan
nilai bukunya. Hal ini konsisten dengan
penelitian Hidayati (2010) dan Putra
(2007) yang menemukan bahwa debt to
equity ratio berpengaruh negative tidak
signifikan terhadap price to Book value
perusahaan. Purwanto Dan Haryanto
(2004) yang menyatakan bahwa debt to
equty
ratio
suatu
perusahaan
menunjukkan resiko distribusi laba
perusahaan akan semakin besar terserap
untuk melunasi kewajiban perusahaan.
Ariandi (2009) menyebutkan bahwa ratio
utang terhadap equitas (DER) memiliki
pengaruh negative dan signifikan
terharhada harga saham dipasar. Makin
tinggi tingkat laverage akan semakin
tinggi resiko yang akan dihadapi
perusahaan yang pada akhirnya akan
menurunkan harga saham. Turunnya
harga saham dapat mengakibatkan
turunnya Price to Book Value.
Variabel lain yang terindikasi yang
memliki korelasi dengan nisbah harga
saham denga nilai bukunya yaitu tingkat
kembalian asset (ROA) suatu entitas
bisnis,
karena
secara
konseptual
dinyatakan bahwa semakin meningkatnya
return on asset akan memberikan sinyal
8
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
positif terhadap investor. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa return
on asset berpengaruh secara signifikan
positif terhadap price book value. Konsep
ini didukung Muktarudin dan Desmon
King Ramalo (2007) yang menyatakan
bahwa tingkat kembalian asset atas
investai
secara parsial berpengaruh
terhadap harga saham.
Disamping
factor-faktor
fundamental diatas terdapat factor-faktor
teknikal yang ternyata memiliki korelasi
positif maupun negative terhadap harga
saham. Umumnya factor teknikal yang
secara konseptual berkorelasi dengan
nisbah harga saham dengan nilai bukunya
antara lain : (1) tingkat pertumbuhan
inflasi yang menyatakan bahwa semakin
meningkatnya inflsi maka cenderung
semakin meningkatkan harga konsumen
dipasar. Semakin meningkatnya harga
konsumen akan meningkatkan biaya
operasional yang tingggi sehingga
menurunkan laba perusahaan sebagai
salah satu indicatornya. Dengan semakin
menurunya laba perusahaan maka
earning per share juga semakin menurun
sehingga akan dapar menurunkan harga
saham, yang akhirnya dapat menurunkan
pula terhadap nisbah harga saham
terhadap
nilai
buku
equitasnya.
Sependapat Silvi Reni Cusyana (2012)
yang menemukan bahwa tingkat inflasi
berpengaruh negative signifikan terhadap
Price To Book Value.
Tabel 1.2
Rata-rata Inflasi dan suku Bunga acuan bank Indonesia
periode 2010-2014
Tahun
Inflasi
Suku Bunga
Th 2010
5,13%
6,50%
Th 2011
5,35%
6,58%
Th 2012
4,28%
5,77%
Th 2013
6,97%
6,48%
Th 2014
6,42%
6,42%
Sumber : Biro Pusat Statistik dan BI (diolah)
Menurut
Harianto
(1998),
Pembelian saham merupakan salah satu
bentuk investasi berupa asset keuangan
(financial
asset),
karena
saham
memberikan penghasilan dalam bentuk
imbalan hasil (return) atas selisih harga
saham dan dividen, serta nilainya
diharapkan dapat meningkat dari waktu
ke waktu pada masa yang akan datang.
TELAAH TEORI DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Teori Sinyal (Signaling Theory)
Dalam teori sinyal (signaling
theori) pihak menajemen perusahaan
dianggap mempunyai informasi yang
cukup atas perusahaan yang dikelola
pada tataran menajemen, terutama
informasi yang positif di informasikan
kepada pihak investor memberikan
sinyal
akan
prospek
perusahaan
dimasa yang akan datang melalui
laporan keuangan, sehingga diharapkan
pasar
akan
merespon
informasi
tersebut secara positif, dan berdampak
pada
naiknya
harga
sekuritas
perusahaan di pasar modal, begitupula
sebaliknya apabila informasi tersebut
direspon negative oleh pasar maka
akan berdampak kepada penurunan
harga
sekuritas
perusahaan
yang
tentunya akan berdampak negative pula
terhadap perusahaan.
Price To Book Value
Rasio harga saham terhadap nilai
buku perusahaan atau price to book value
(PBV), menunjukkan tingkat kemampuan
perusahaan menciptakan nilai relatif
terhadap
jumlah
modal
yang
diinvestasikan.
PBV
yang
tinggi
9
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
mencerminkan harga saham yang tinggi
dibandingkan nilai buku per lembar
saham. Semakin tinggi harga saham,
semakin
berhasil
perusahaan
menciptakan nilai bagi pemegang saham.
Keberhasilan perusahaan menciptakan
nilai tersebut tentunya memberikan
harapan kepada pemegang saham berupa
keuntungan yang lebih besar pula
(Sartono, 2008).
Semakin tinggi rasio PBV, semakin
tinggi kinerja perusahaan dinilai oleh
pemodal dengan dana yang telah
ditanamkan di perusahaan. Oleh karena
itu dapat disimpulkan semakin tinggi
PBV semakin tinggi tingkat kepercayaan
pasar terhadap prospek perusahaan, maka
akan menjadi daya tarik bagi investor
untuk membeli saham tersebut, sehingga
permintaan akan naik, kemudian
mendorong
harga
saham
naik
(Wulandari, 2009).
Fudamental Keuangan
Fudamental keuangan perusahaan
merupakan merupakan struktur pondasi
yang membentuk perusahaan tersebut
agar
dapat
beroperasi
serta
mengembangan diri pada masa yang
akan
datang.
Struktur
fondasi
keuangan merupakan salah satu faktor
yang terdintikasi dapat mempengruhi
harga
dan
return
saham
yang
diperdagangkan di lantai bursa. Guna
memilih investasi yang tepat dan
aman, diperlakuan suatu alat analisis
yang mumpuni , cermat, dan teliti,
serta dapat diuji kehandalannya secara
empiris, yang harus didukung dengan
ketersedian data dengan baik.
Alat analisa Laporan Keuangan,
pada umumnya dapat dikatogerikan
kedalam
lima
jenis
kelompok
(Harmono, 2009), yaitu:
1. Rasio Likuiditas (Liquidity ratios),
yaitu
rasio
keuangan
yang
mengindetifikasi serta mengukur
guna
mengetahui
kemampuan
perusahaan membayar kewajiban
jangka pendeknnya.
2. Rasio
Solvabilitas
(solvability
ratios), j rasio keuangan yang
dapat
mengindentifikasi
serta
mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban jangka
panjangnya.
3. Rasio
Profitabilitas
atau
Rentabilitas
(profitability
or
rentability ratios), yaitu rasio
keuangan yang meng-indentifikasi
dan
mengukur
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba
dengan
penjualan
mauapun
inventasi.
4. Rasio Aktifitas (activity ratios),
yaitu
analisis keuangan
yang
mengindentifikasi serta mengukur
seberapa
efektif
dan
efesien
perusahaan mengelola sumber dana
yang tersedia.
5. Rasio Pasar (Market ratios), Yaitu
analisis
keuangan
yang
mengindetifikasi serta mengukur
harga pasar saham relative terhadap
nilai bukunya.
Dari kelompok yang ada, yang
mewakili
masing-masing kelompok
rasio yang dapat dijabarkan sebagai
berikut:
Penelitian Terdahulu
Berbagai
penelitian
telah
dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi price book value.
Penelitian tersebut diantaranya sebagai
berikut :
Tabel 2.1.
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Judul Penelitian
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Perbedaan
Penelitian
1.
Wira
Hadi
Anugraha
(2013)
Pengaruh
Variabel
Fundamental Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi
Y = PBV
X1 = PER
X2 = DER
PER
tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
Penelitian ini belum
membahas
pengaruh Variabe
10
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
e-Journal
Unsri
2
3
Abdurrakhma
n Jurnal Riset
Akuntansi dan
Perpajakan
(JRAP) Vol. 1
No.
2.
Diterbitkan
oleh Magister
Akuntansi
Universitas
Pancasila
2015
Silvi
Reni
Cusyani dan
Suyanto
Jurnal
Riset
Akuntansi dan
Perpajakan
(JRAP) Vol. 1
No.
2.
Diterbitkan
oleh Magister
Akuntansi
Universitas
Pancasila
2015
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Empiris Pada Perusahaan
Sub Sektor Otomotif Dan
Komponen
Yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 20092012.
X3 = Total
Asset
X4 = ROE
Pengaruh Cureent Ratio,
Return On Equity, Total
Asset Turn Over dan Size
Terhadap Price To Book
Value. ( Studi Empiris
pada
perusahaan
Consumer Good yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2006 –
2011
Y = PBV
X1 = CR
X2 = ROE
X3 = TATO
X4 = Ln Size
Pengaruh
Earning
Pershare, Debt To Equity
Ratio, Suku Bunga dan
Inflasi terhadap Price To
Book
Value
pad
Perbankan di bursa efek
Indonesia periode 2007 –
2012
Y = PBV
X1 = EPS
X2 = DER
X3 = Suku
Bunga
X4 = Inflasi
METODE PENELITIAN
Populasi dan Sampel
Target Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah seluruh
perusahaan Pertambangan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Sesuai publikasi
ICMD
2014
untuk
kelompok
Pertambangan dari periode 2010 sampai
dengan periode 2014 ada sebanyak 44
perusahaan Pertambangan.
Pengambilan
sampel
yang
digunakan adalah purposive sampling
yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan khusus sehingga layak
dijadikan sampel. Jadi purposive sampling
PBV,
DER
berpengaruh negatif
namun
tidak
signifikan terhadap
PBV, Total Asset dan
ROE
berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap PBV. Secara
simultan PER, DER,
Total Asset dan ROE
berpengaruh
signifikan terhadap
PBV.
Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa
variable ROE dan
LnSize berpengaruh
signifikan terhadap
Price To Book Value.
Sementara itu Current
Ratio, dan TATO
tidak
berpengaruh
secara
signifikan
pada Price To Book
Value
Dari hasil analisis
menunjukkan bahwa
variable EPS, DER,
Suku Bunga dan
Inflasi berpengaruh
signifikan terhadap
Price To Book Value.
Independen
X1 = Current Ratio
X2 = Return On
Asset
X5 = Inflasi dan
X6 = tingkat bunga
Terhadap PVB serta
periode penelitian
relative tahun lama.
Penelitian ini belum
membahas
pengaruh Variabe
Independen
X1 = Current Ratio
X5 = Inflasi dan
X6 = tingkat bunga
Terhadap PVB serta
periode penelitian
relative tahun lama
Penelitian ini belum
membahas
pengaruh Variabe
Independen
X1 = Current Ratio
X5 = Inflasi dan
X6 = tingkat bunga
Terhadap PVB serta
periode penelitian
relative tahun lama
ialah metode pengambilan sampel yang
digunakan
peneliti,
jika
peneliti
mempunyai
pertimbangan
tertentu
didalam pengambilan sampelnya atau
penentuan sampel untuk tujuan tertentu.
(Sugiono, 2010).
Adapun Kriteria yang menjadi
pertimbangan dalam pengambilan sampel
adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan Pertambangan yang go
public dan atau terdaftar di BEI
periode tahun 2010 sampai dengan
2014.
2. Memberikan
laporan
keuangan
perusahaan secara konsisten selama
periode penelitian.
11
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
3.
Laporan keuangannya sudah diaudit
oleh Auditor Eksternal (Auditted)
selama periode penelitian dan
memiliki kelengkapan data lainnya.
4. Laporan keuangan berakhir per 31
Desember.
Berdasarkan kriteria pengambilan
sampel diatas, maka sampel yang
memenuhi syarat dalam penelitian ini
adalah
sebanyak
21
perusahaan
Pertambangan, seperti terlihat pada table
berikut :
Tabel 3.1.
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria
Tabel 3.2.
Tabel Definisi Dan Operasional Variabel
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
residualnya
(SRESID),
serta
uji
normalitas menggunakan scatter plot
(Wijaya, 2011). Sehingga hasil analisis
regresi memenuhi criteria BLUE (best
linier unbiased estimator).
Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan alat analisis regresi
berganda. Analisis regresi berganda
digunakan untuk mengkaji pengaruh CR,
ROA, DERTATO, Inflasi dan Tingkat
bunga acuan BI terhadap Price to Book
Value perusahaan sektor pertambangan
yang terdaftar di BEI, guna mengetahui
seberapa besar variabel independen
mempengaruhi variabel dependen dihitung
dengan menggunakan persamaan garis
regresi berganda sebagai berikut:
Y
= a + b1x1 + b2x2 + b3x3 +b4x4+ b5x5
+b6x6 + e
Keterangan :
Y
= Price To Book Value perusahaan sector
pertambangan
Sumber : Konsep Penelitian Yang Diolah Dari
Berbagai Jurnal
METODE ANALISA DATA
Pengujian Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik diperlukan untuk
mengetahui kondisi data yang digunakan
dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan
agar diperoleh model analisis yang tepat.
Model analisis regresi linier ini,
mensyaratkan uji asumsi terhadap data
yang meliputi: uji multikolenieritas
dengan matrik korelasi antara variabelvariabel bebas, uji auto korelasi melalui
uji Durbin-Watson (DW test), uji
hetersoskedastisitas
dengan
menggunakan grafic plot antara nilai
prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan
A
= Konstanta
b1 – b5 = Koefesien Regresi
x1
= Current Ratio (CR)
x2
= Debt To Equity Ratio (DER)
x3
= Return On Asset (ROA)
x4
= Total Asset Turn Over ( TATO)
x5
= Tingkat Inflasi
x6
= Tingkat Bunga acuan bank Indonesia
e
= Standar error.
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Berdasarkan jumlah sampel yang
memenuhi syarat untuk digunakan dalam
penelitian, dapat diketahui statistic
deskriptif variable yang berfungsi untuk
mengetahui karakteristik sampel yang
meliputi jumlah sampel, rata-rata sampel,
tingkat
penyimpangan
data
nilai
maksimum dan nilai minimum.
Tabel 4.3
12
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Sumber : Data sekunder diolah :
PBV saham sector pertambangan
selama periode pengamatan mempunyai
nilai minimum 5,00
dengan nilai
maximum 520,00 dengan nilai rata-rata
148,43 serta simpangan baku 113,16 .
Angka minimum PBV dibawah 100 %
mengindikasikan telah terjadi penurunan
nilai PBV terhadap beberapa perusahaan
disektor pertambangan pada periode
pengamatan yang dilakukan, akan tetapi
dengan tingkat PBV rata-rata diatas 100%
yakni 148,43 % menunjukkan bahwa
secara rata-rata perbandingan harga pasar
saham dibandingkan dengan nilai bukunya
adalah 1,4843, angka ini mrnunjukkan
bahwa harga saham sector pertambangan
berada diatas harga nilai bukunya.
Curren
Ratio
saham
sector
pertambangan selama periode pengamatan
mempunyai nilai minimum 61,28 %
dengan nilai maximum 1064,23 % dengan
nilai rata-rata 207,04 % serta simpangan
baku 136,23. Dengan tingkat CR diatas
100 % secara rata-rata yakni 207,04 %
berarti secara rata-rata setiap 1 utang
jangka pendek perusahaan pertambangan
yang diamati dijamin pelunasan dengan
ketersediaan harta lancar sebanyak 2,07
kalinya. Angka ini menunjukkan rata-rata
perusahaan pertambangan berada dalam
keadaan likuid dan itu artinya secara ratarata perusahaan pertambangan mampu
melunasi kewajiban jangka pendekanya
dengan baik .
DER saham sector pertambangan
selama periode pengamatan mempunyai
nilai minimum 15,00 % dengan nilai
maximum 1519,00 % dengan nilai ratarata 128,13 % serta simpangan baku
189,73 . Angka minimum DER dibawah
100 % menunjukkan bahwa masih ada
perusahaan pertambangan yang kondisinya
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
solvable yakni kondisi utang perusahaan
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
modalnya. Secara rata-rata kondisi
perusahaan pertambangan berada dalam
keadaan tidak solvable atau kondisi
jumlah utangnya lebih besar dibandingkan
dengan modalnya .
RAO saham sector pertambangan
selama periode pengamatan mempunyai
nilai minimum -14,15 % dengan nilai
maximum 38,30 % dengan nilai rata-rata
6,43 % serta simpangan baku 9,73 .
Angka
minimum
ROA
minus
mengindikasikan ada beberapa perusahaan
pertambangan berada dalam kondisi
merugi. Secara rata-rata ROA 6,43 %
perusahaan pertambangan yang diamati
menunnjukkan masih banyak perusahaan
pertambangan mendapatkan keuntungan
yang cukup dari operasionalnnya.
TATO saham sector pertambangan
selama periode pengamatan mempunyai
nilai minimum 11,00
dengan nilai
maximum 194,00 dengan nilai rata-rata
79,03 serta simpangan baku 47,12 .
Angka minimum TATO yang 11,00
menunjukan ada beberapa perusahaan
pertambangan yang mengalami penurunan
kinerja dengan angka TATO 11,00 %
menunjukkan kemampuan perusaan dalam
mengoperasionalkan
hartanya
dalam
menciptakan penjualan sangan kecil.
Secara
rata
kinerja
perusahaan
pertambangan ada pada angka 79,03 yang
berarti kinerja pertambangan masih
memberikan
prospek
yang
sangat
menjanjikan.
Inflasi
periode
pengamatan
mempunyai nilai minimum 4,28 %
dengan nilai maximum 6,97 % dengan
nilai rata-rata 5,63 % serta simpangan
baku 0,96 . Tingkat inflasi yang masih
cukup tinggi pada periode pengamatan,
dapat memberikan sinyal kepada investor
bahwa berinvestasi dipasar modal masih
dibebani resiko berinvestasi yang cukup
tinggi, yang dapat berakibat penurunan
terhadap harga saham dipasaran.
Tingkat Bunga
periode pengamatan
mempunyai nilai minimum 5,77 dengan
13
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
nilai maximum 6,97 dengan nilai ratarata 5,64 serta simpangan baku 0,57 .
Tingkat bunga bank yang cukup tinggi
pada periode pengamatan akan dapat
mempengaruhi investor untuk menarik
investasinya dalam sector pertambangan
dan mengalihkannya kepada investasi
simpanan bank. Disamping itu tingkat
bunga yang tinggi akan mengakibatkan
biaya utang akan semakin tinggi, dengan
semakin tinggi baiaya utang maka semakin
kecil keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan pertambangan.
Hasil Uji Asumsi Klasik
Sebelum
melakukan
dan
menginterpretasikan hasil analisis regresi,
perlu dilakukan uji asumsi klasik terhadap
model regresi agar variable independen
sebagai estimator terhadap variable
dependen tidak bias, sehingga tujuan dan
bukti empiris terhadap penelitian dapat
tercapai dengan baik.
Uji Multikolinieritas
Uji Multikolineritas merupakan uji
yang ditunjuk untuk menguji apakah
model regresi yang ada terdapat korelasi
antar
variable
bebas
(variable
independen). Model uji regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi multikolinieritas.
Variabel
yang
menyebabkan
multikolinieritas dapat dilihat dari
tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau
VIF yang lebih besar dari 10 (Hair et All,
1992) dalam Prayitno (2012).
Tabel 4.4
Nilai Toleransi dan VIF Variabel Bebas
Model
Collinearity Statistics
Constant
Tolerance
VIF
CR
,912
1,097
DER
,908
1,101
ROA
,633
1,579
TATO
,714
1,401
Inflasi
,540
1,852
Suku Bunga
,565
1,770
Dari Tabel 4.4 diatas dapat dilihat
nilai tolerance yang dihasilkan tidak
terdapat variable bebas yang mempunyai
nilai tolerance kurang dari 10 % atau 0,1.
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Begitu pula nilai VIF-nya tidak ada
variable bebas yang mempunyai nilai lebih
dari 10, sehingga dapat disimpulkan dalam
model regresi yang digunakan tidak
terdapat gejala multikolinieritas.
Berdasarkan hasil olah data diatas
dapat dilihat bahwa data terdistribusi
secara relative secara normal.
Gambar 4.3
Sedangkan pada gambar 4.3. grafik
normal probability plot menunjukkan pola
penyebaran
titik-titikdisekitas
garis
diagonal, dan mengikuti arah garis
diagonal yang mengindikasikan model
regresi memenuhi asumsi normalitas.
Hasil Uji Hipotesis
Pengujian Koefisien Determinasi R2
Setelah pengujian asumsi klasik
dilakukan dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa persamaan regresinya layak untuk
digunakan, maka selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis. Untuk melakukan
pengujian hipotesis terlebih dahulu
dilakukan pengujian goodness of Fit.
Pengujian ini diperlukan guna menentukan
kelayakan suatu model regresi pada
penelitian. Variabel independen pada
penelitian ini memiliki lebih dari dua
variable, sehingga kelayakan model untuk
penelitian ini dapat dilihat dari nilai
adjusted
R Square yang ada. Nilai
Adjusted R Square yang diperoleh dari
hasil pengolahan data yang ada dapat
dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut :
Tabel 4.6.
Pengujian Goodnes Of Fit
14
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Nilai adjusted R Square pada tabel
diatas adalah 0,575 dengan demikian nilai
tersebut menunjukkan bahwa 57,5 %
variable PBV dapat dijelaskan dengan oleh
variable CR, DER, RAO, TATO, Inflasi
dan Suku bunga, sedangkan sisanya
sebesar 42,5 % ditentukan oleh variable
lain yang tidak dapat dijelaskan oleh
model pada penelitian ini.
Pengujian Koefesien Regresi Parsial
Untuk mengetahui dan membuktikan
secara empiris hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini apakah varabel
independen secara parsial berpengaruh
terhadap varabel dependen, maka perlu
diadakan uji t. Analisis regresi berganda
pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7.
Hasi Perhitungan Uji t
Pengujian ini bertujuan
untuk
melihat signifikansi model serta tingkat
pengaruh antar variabel yang diteliti untuk
digunakan menguji hipotesis yang
diajukan dalam penelitian. Metoda uji
yang dilakukan
dalam penelitian ini
adalah regresi berganda, setelah uji t
dilakukan dari tabel 4.7 diatas dapat
dibuatkan
persamaan
regresi
dari
penelitian ini sebagai berikut :
Y
= 35,64 + 0,038 CR - DER + 8,54ROA –
0,017 TATO – 3,84 INF + 12,69 BG
Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan
didapat angka konstanta sebesar 35,64
yang mengindikasikan bahwa jika variable
independen (CR, DER, ROA, TATO,
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Inflasi dan suku bunga dianggap konstan
atau bernilai nol maka nilai PVB adalah
35,64. Untuk melihat pengaruh signifikan
masing-masing varabel terhadap variable
independen terhadap variable dependen
dapat
dilakukan
dengan
melihat
Standardize beta coefesien (Ghozali,2011)
berdasarkan hasil uji statistic. Berdasarkan
hasil uji statistic variable ROA yang
berpengaruh paling signifikan positif
terhadap PVB, Hasil pengujian hipotesis
yang dilakukan secara parsial atas varabel
independen terhadap PVB adalah sebagai
berikut :
1. Kooefisien Regeresi CR (X1)
sebesar 0,038 dengan t hitung
0,576 dan tingkat signifikansi
0,567 lebih besar dari
(0,05)
dapat diterjemahkan bahwa tidak
terdapat
pengaruh
signifikan
antara current ratio (X1) dan price
to book value, angka koefesien
regresi tersebut menunjukkan
apabila variable CR meningkat 1
satuan akan menaikkan PBV
sebesar 0,038, dengan asumsi
variable yang lainnya dianggap
tetap atau sama dengan nol.
2. Kooefisien regresi DER (X2)
sebesar -0,082 dengan t hitung 1,720 dan tingkat signifikansi 0,09
lebih besar dari
(0,05) dapat
diterjemahkan bahwa tidak terdapat
pengaruh signifikan antara DER
(X2) dan price to book value,
angka koefesien regresi tersebut
menunjukkan apabila variable
DAR meningkat 1 satuan akan
menurunkan PBV sebesar 0,082,
dengan asumsi variable yang
lainnya dianggap tetap atau sama
dengan nol.
3. Kooefisien regresi ROA
(X3)
sebesar 8,545 dengan t hitung
7,716 dan tingkat signifikansi
0,000 lebih kecil dari
(0,05)
dapat
diterjemahkan
bahwa
terdapat
pengaruh
signifikan
15
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
antara ROA (X3) dan price to book
value, angka koefesien regresi
tersebut menunjukkan apabila
variable ROA meningkat 1 satuan
akan menaikkan PBV sebesar
8,545, dengan asumsi variable
yang lainnya dianggap tetap atau
sama dengan nol.
4. Koofisien regresi TATO
(X4)
sebesar -0,017 dengan t hitung 0,08 dan tingkat signifikansi 0,937
lebih besar dari
(0,05) dapat
diterjemahkan bahwa tidak terdapat
pengaruh signifikan antara TATO
(X4) dan price to book value,
angka koefesien regresi tersebut
menunjukkan apabila variable
TATO meningkat 1 satuan akan
menurunkan PBV sebesar 0,017,
dengan asumsi variable yang
lainnya dianggap tetap atau sama
dengan nol.
5. Kooefisien Inflasi (X5) sebesar 0,384 dengan t hitung -0,316 dan
tingkat signifikansi 0,753 lebih
besar dari
(0,05) dapat
diterjemahkan bahwa tidak terdapat
pengaruh signifikan antara Inflasi
(X5) dan price to book value,
angka koefesien regresi tersebut
menunjukkan apabila variable
Inflasi meningkat 1 satuan akan
menurunkan PBV sebesar 0,384,
dengan asumsi variable yang
lainnya dianggap tetap atau sama
dengan nol.
6. Koofesian suku bunga
(X6)
sebesar 12,694 dengan t hitung
0,63 dan tingkat signifikansi 0,529
lebih besar dari
(0,05) dapat
diterjemahkan bahwa tidak terdapat
pengaruh signifikan antara Tingkat
bunga (X6) dan price to book
value, angka koefesien regresi
tersebut menunjukkan apabila
variable tingkat bunga meningkat 1
satuan akan menaikkan PBV
sebesar 12,694, dengan asumsi
variable yang lainnya dianggap
tetap atau sama dengan nol.
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pembahasan Hipotesis Pertama
Hipotesis
pertama
menyatakan
Current
Ratio berpengaruh secara
signifikan terhadap Price To Book Value
perusahaan
sector
pertambangan.
Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan,
hipotesis pertama menyatakan bahwa
Current Ratio (CR) memiliki pengaruh
secara signifikan terhadap Price To Book
Value (PBV) ditolak. Artinya dalam
penelitian ini secara parsial variable
current ratio (CR) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Price to Book Value.
Pembahasan Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa
Debt To Equity Ratio berpengaruh secara
signifikan terhadap Price to Book Value
sector pertambangan. Berdasarkan uji t
yang dilakukan, hipotesis pertama
menyatakan bahwa Debt To Equity Ratio
(DER)
memiliki
pengaruh
secara
signifikan terhadap Price To Book Value
(PBV) ditolak. Artinya dalam penelitian ini
secara parsial variable Debt To Equity
Ratio (DER) tidak berpengaruh signifikan
terhadap Price to Book Value.
Pembahasan Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga menyatakan bahwa
Return On Asset
berpengaruh secara
signifikan terhadap Price To Book Value
perusahaan
sector
pertambangan.
Berdasarkan uji t yang dilakukan, hipotesis
kedua yang menyatakan bahwa Return On
Asset (ROA) memiliki pengaruh secara
signifikan terhadap Price To Book Value
diterima. Artinya Return On Asset
berpengaruh signifikan terhadap Price to
Book Value.
Return On Asset merupakan salah
satu ratio profitabilitas, yaitu ratio untuk
mengukur laba bersih setelah pajak dengan
total asset
perusahaan. Ratio ini
menunjukkan efektifitas perusahaan dalam
menghasilkan
keuntungan
dibanding
dengan modal sendiri.
16
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Pembahasan Hipotesis Keempat
Hipotesis keempat menyatakan bahwa
Total Asset Turn Over berpengaruh secara
signifikan terhadap Price To Book Value
perusahaan
sector
pertambangan.
Berdasarkan uji t yang dilakukan, hipotesis
ketiga yang menyatakan bahwa Total Asset
Turn Over berpengaruh signikan terhadap
Price To Book Value ditolak. Artinya Total
Asset Turnover (TATO) berdasarkan hasil
penelitian ini tidak berpengaruh terhadap
Price To Book Value (PBV). Hal ni
disebabkan karena asset yang terbesar
yang dimiliki oleh industry pertambangan
tersebut berupa bahan galian yang
tersimpan
didalam
bumi,
yang
kepemilikannya sesuai dengan yang diatur
oleh undang-undang bahwa asset tersebut
dikuasai sepenuhnya oleh Negara,
sedangkan perusahaan hanya diberi hak
(right) untuk menambang, hal inilah yang
membuat para investor tidak terlalu
mempertimbangkan
TATO
didalam
melakukan investasinya di ekuitas sector
pertambangan, sehingga PBV tidak terlalu
dipengaruhi oleh tingkat perputaran asset
yang ada. Hasil penelitian ini sejalan
dengan temuan yang dilakukan Ihsan
(2009) serta Ganto, Khadafi, Albra Dan
Syamni ( 2008).
Pembahasan Hipotesis Kelima
Hipotesis kelima menyatakan bahwa
Inflasi berpengaruh secara signifikan
terhadap Price To Book Value perusahaan
sector pertambangan. Berdasarkan uji t
yang dilakukan, hipotesis kelima yang
menyatakan
bahwa
tingkat
inflasi
berpengaruh signifikan terhadap Price To
Book Value ditolak. Artinya Inflasi
berdasarkan hasil penelitian ini tidak
berpengaruh terhadap Price To Book Value
(PBV).
Hasil penelitian ini konsisten dan
sesuai dengan penelitian M. Abror (2012)
yang menyatakan bahwa inflasi tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
Price to Book Value. Akan tetapi hasil
penelitian ini berbeda dengan Sailendra
dan Silvi (2012) yang menyatakan bahwa
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
tingkat inflasi berpengaruh
terhadap Price to Book Value.
signifikan
Pembahasan Hipotesis Keenam
Hipotesis
keenam
menyatakan
bahwa Suku Bunga berpengaruh secara
signifikan terhadap Price To Book Value
perusahaan
sector
pertambangan.
Berdasarkan uji t yang dilkukan, hipotesis
kedua yang menyatakan bahwa Suku
Bunga
memiliki
pengaruh
secara
signifikan terhadap Price To Book Value
ditolak. Artinya Suku Bunga tidak
berpengaruh signifikan terhadap Price to
Book Value.
Hasil penelitian ini sejalan dengan
M. Abror (2012) yang menyatakan bahwa
tingkat suku bunga tidak berpengaruh
terhadap return saham. Penelitian ini
berbeda denga hasil penelitian Silvi yang
menyatakan
bahwa
tingkat
bunga
berpengaruh signifikan terhadap Price to
Book Value perusahaan Berbankan di
Indonesia.
Pembahasan Hipotesis Ketujuh
Hipotesis ketujuh menyatakan secara
simultan Current Ratio, Debt To Equity
Ratio, Return On Asset, Total Asset Turn
Over, inflasi dan suku bunga berpengaruh
secara signifikan terhadap Price To Book
Value perusahaan sector pertambangan.
Sedangkan secara bersama-sama
(simultan) factor fundamental keuangan
perusahaan pertambangan yang diwakili
oleh Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Return On Asset, Total Asset Turn Over,
Inflasi dan tingkat bunga berpengaruh
secara signifikan terhadap Price to Book
Value perusahaan sector pertambangan
yang go-publik di bursa efek Indonesia
periode 2010 – 2014. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Pahlevi (2012), Tarazi
Gallato (2011, Raharjo (2011), Wirahadi
Anugraha (2013), Warjono (2010), Eva
Eko Hidayanti (2010),.
Laporan Keuangan perusahaan merupakan
suatu hal yang patut diperhatikan oleh
investor sebagai sumber informasi
17
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
fundamental yang dapat dianalisis, , karena
dalam melakukan pemilihan investasi
infomasi di pasar modal akan selalu
dipengaruhi oleh factor fundamental dan
factor teknikal (Chung 1997). Faktor
teknikal dalam hal ini diwakili oleh tingkat
bunga dan tingkat inflasi. Apabila Kondisi
makro ekonomi ini dimasa yang akan
datang diperkirakan akan mengalami
penurunan
akan
berdampak
pada
penurunan harga saham. Jika kondisi atau
indicator makro ekonomi mendatang
diperkirakan
kurang
baik,
maka
kemungkinan besar refleksi index harga
saham akan menurun, demikian juga
sebaliknya (Ang 1997).
KESIMPULAN,
DAN SARAN
KETERBATASAN
Kesimpulan
1. Secara parsial Current Ratio tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
Price To Book Value pada sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2010 – 2014.
2. Secara parsial Debt To Equity Ratio
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Price To Book Value pada
sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010 –
2014.
3. Secara parsial Return On Asset
berpengaruh secara signifikan terhadap
Price To Book Value pada sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2010 – 2014.
4. Secara parsial Total Asset Turn Over
tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap Price To Book Value pada
sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2010 –
2014.
5. Secara parsial Inflasi tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Price To
Book Value pada sektor pertambangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2010 – 2014.
6. Secara parsial Suku Bunga tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Price To Book Value pada sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2010 – 2014.
7. Sedangkan secara simultan variable
Fundamental Keuangan Perusahaan
yang terdiri dari Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Return On Asset, Total
Asset Turn Over, dan kondisi makro
ekonomi yang terdiri dari Inflasi dan
tingkat bunga berpengaruh signifikan
terhadap Price to Book Value pada
sector pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada periode
penelitian 2010 – 2014.
Keterbatasan
Peneliti menyadri sepenuhnya bahwa
penelitian yang telah dilakukan ini
walaupun telah diupayakan semaksimal
mungkin, akan tetapi masih mempunyai
keterbatasan-keterbatasan
yang
sulit
dihindari, yaitu antara lain :
1. Keterbatasan untuk data keuangan,
serta banyaknya laporan keuangan
perusahaan yang tidak di update baik
pada webside Bursa Efek Indonesia
ataupun pada webside perusahaan
yang dijadikan sampel penelitian,
membuat jumlah data yang digunakan
menjadi lebih sedikit dari seharusnya
yang dapat dijadikan sampel.
2. Periode penelitian yang relative
singkat yaitu 5 tahun yakni tahun
2010 sampai dengan 2014.
Saran
1. Bagi Investor, hasil penelitian ini dapat
dijadikan
bahan
acuan
dan
pertimbangan investasi bagi yang
berminat dan tertarik berinvestasi di
pasar modal, khususnya disektor
pertambangan.
Karena
industry
pertambangan mempunyai karakteristik
sendiri dan merupakan investasi yang
padat modal dengan resiko yang sangat
tinggi.
2. Perusahaan
pertabangan
pada
umumnya, serta perusahaan yang sudah
go-publik di Bursa Efek khususnya,
dapat menjadi bahan referensi dan
18
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
informasi
serta
masukan
untuk
pengambilan keputusan dan sebagai
bahan pertimbangan perusahaan. Hasil
analisis factor yang sangat berpengaruh
terhadap Price to Book Value adalah
Return on Asset.
3. Akademisi dan Peneliti yang tertarik
dan berminat pada bidang akuntansi
keuangan dan pasar modal, semoga
hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai salah satu referensi, acuan dan
penambah wawasan guna melakukan
penelitian-penelitian sejenis dimasa
yang akan datang, dengan memperkaya
varibel penelitian, memperpanjang
periode penelitian dan memperbanyak
sampel penelitian, sehingga dengan
demikian penelitian dimasa yang akan
datang dapat menghasilkan tingkat
akurasi yang lebih tinggi, kajian ilmiah
yang lebih dalam dan member manfaat
kepada berbagai pihak.
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert, 2010. Buku Pintar Pasar
Modal Indonesia 7th Edition,
Mediasoft Indonesia, Jakarta.
Arifin, A, 2004 Membaca Saham, edisi
Pertama, cetakan kedua, CV Andi
Ofset, Yogyakarta.
Brigham, Eugene F and Houston, Joel F,
2011. Essential of Financial
Management (terjemahan), Salemba
Empat : Jakarta.
Chung, et al (1997), The Effect Of
Macroeconomic Variable On Stock
Market Return And In Developing
Market, Multi nasional
Bussuines/Fall
Dornbush, S. And R Startz Fisher (1992)
Macro Economic, Seven Edition,
McGrawhill, New York
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program IBM
SPSS 19, Badan Penerbit
Universitas Diponegoro : Semarang.
Harahap, Sofyan Syafri.2009. Analisis
Kritis atas Laporan Keuangan.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persana
Hariyanto, Farid dan Sudono, Siswanto
(1998) Perangkat dan Teknik
AnalisisInvestasi di Pasar modal
Indonesia, BEJ, Jakarta
Hartono, Jogiyanto (2000), Teori
Portofolio dan Analisis Investasi,
Edisi kedua, teori kasus dan riset
Bisnis, Bumi Aksara, Jakarta
Hery, 2015. Analisis Laporan Keuangan,
CAPS : Yogyakarta.
Husnan, Suad. 1998. Manajemen
Keuangan: Teori dan Penerapan
Buku II, Edisi 4, BPFE Yogyakarta.
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, edisi
ke2, Rajawali Pers, Jakarta, 2008
Manurung J.’ Manurung (1998) Ekonomi
Keuangan dan Kebijakan Moneter,
Salemba Empat Jakarta
Munawir, S, Analisa Laporan Keuangan,
cetakan ke 4, Liberty, Yogyakarta,
2007
Purwanto (2011), Statistik untuk
penelitian, Cetakan pertama, Pustaka
Pelajar Jogjakarta
Simamora, Henry. 2003. Akuntansi ”Basis
Pengambilan Keputusan Bisnis”.
Edisi II. Jakarta : UPP AMP YKPN.
Sugiono, 2010. Metode Penelitian Bisnis,
Alfabeta : Bandung.
Fahmi, Irham (2011) Analisis Laporan
Keuangan, Alfa Beta, Bandung
19
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Tandelilin, Eduardus (2001) Analisis
investasi manajemen portofolio, cetakan
pertama BPFE, Yogyakarta.
Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Nilai Perusahaan
Manufaktur yang Listing Di BEI
2001 – 2005.
Jurnal, Internet dan Penelitian lainnya :
Fama, EF (1981) Stock Return real activity
inflation and money, The American
economic review 71.
Abduurahman 2012, Pengaruh Cureent
Ratio, Return On Equity, Total Asset
Turn Over dan Size Terhadap Price
To Book Value. ( Studi Empiris pada
perusahaan Consumer Good yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2006 – 2011, Thesis
Magister Akuntansi Universitas
Pancasila.
Abror, Mohammad dan Dadang Sadeli,
(2012) Pertumbuhan Arus Kas,
Pertumbuhan Laba, Inflasi, Suku
Bunga, Nilai kurs dan Return Saham
Pada badan usaha Milik Negara di
Bursa Efek Indonesia. Jurnal Riset
Akuntansi dan Perpajakan, Magister
Akuntansi Universitas Pancasila,
Alipudin, Asep dan Suyanto, 2012 .
Keputusan Investasi, Pendanaan,
Kebijakan Deviden dan Price To
Book Value perusahaan
pertambangan yang tercatat di BEI
Periode (2009 – 2011) Jakarta,
Jurnal Riset Akuntansi dan
Perpajakan, Magister Akuntansi
Universitas Pancasila
Ariandi (2009) Analisi Pengaruh Laba
Akuntansi, arus kas operasi, arus kas
pendanaan, debt to Equity Ratio,
Current Ratio dan Koofesien variasi
terhadap harga saham, Tesis.
Bursa Efek Indonesia, Laporan Keuangan
& Tahunan ,http://www.idx.co.id/idid/beranda/perusahaantercatat/lapora
nkeuangandantahunan.aspx,
Diunduh pada Maret 2015.
Ekayana, (2007) Pengaruh Insideran
Ownership, Kibijakan Utang,
Kuswanto, Hedy (2010), Pengaruh Faktor
Fundamental Perusahaan Terhadap
Price To Book Value Dan
Implikasinya Pada Return Saham Di
Bursa Efek Indonesia, Jurnal
Dharma Ekonomi Vol. 17 No. 31
STIE Dharma Putra Semarang
Hadi Anugraha,Wira, 2013, Pengaruh
Variabel Fundamental Terhadap
Nilai Perusahaan( Studi Empiris
pada perusahaan sub sector otomotif
dan Komponen yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesi (2009 – 2012,
E Jurnal Unsri, Palembang
Herman BS, (2003) Pengaruh Perbedaan
laju Inflasi dan suku bunga pada
nilai tukar rupiah terhadap dolar
Amerika dalam kurun waktu Januari
2000 – desember 2002, majalah
ekonomi Tahun XIII, No 3.
Hidayati. EE (2010) Analisis Pengaruh
DER, DPR, ROE, Dan Size
Terhadap Perusahaan Manufaktur
yang di Listing Di BEI periode 2005
– 2007, Tesis S2 dipublikasikan
Universitas Diponegoro, Semarang.
Ihsan Muhammad (2009) Pengaruh
Current Ratio, Total Asset Turn
Over, Debt To Equity Ratiodan ROI
Terhadap harga saham industry
Apparel di Bursa Efek Indonesia,
Jurnal Percikan, Vol. 96, Edisi
Januari 2009
Pahlevi, Reza. 2012. Pengaruh EPS, NPM,
DAR dan ROE Terhadap harga
Saham pada perusahaan yang
20
JURNAL LENTERA AKUNTANSI
masuk dalam index LQ45 yang
terdaftar di BEI, E Journal Ekonomi
Universitas Gunadarma.
Pakpahan, Rosman, 2010, Pengaruh
Faktor Fundamental Perusahaan
dan Kebijakan Deviden terhadap
nilai perusahaan ( Studi Kasus pada
perusahaan Manufaktur di BEI tahun
2003 – 2010, Jurnal Ekonomi
Keuangan Perbankan dan Akuntansi
Vol. 2 No. 2 ,2010.
Putra, Tito Perdana and Chabachib, M. and
Haryanto, Mulyo and Pangestuti,
Irine Rini Demi, Pengaruh Kinerja
Keuangan
Dan
Beta
Saham
Terhadap Price To Book Value
(Studi pada Perusahaan Real Estate
dan Property yang Listed di Bursa
Efek Indonesia Periode Tahun 20042006) Jurnal Studi Manajemen dan
Organisasi Vol 4 No. 2 Undip 2007,
Semarang
Putu Wirawati, NI Gusti( 2008), Pengaruh
Faktor Fundamental Perusahaan
Terhadap Price To Book Value
Dalam Penilaian Saham di Bursa
Efek Indonesia Dalam Kondisi
Krisis Moneter, Buletin Studi
Ekonomi, Vol 13 No. 1 Tahun 2008.
Reni Cusyana, Silvi dan Suyanto, (2012)
Pengaruh Earning per Share, Debt
To Equity, Suku Bunga,dan Inflasi
pada perbankan di bursafek
Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi
dan Perpajakan, Magister Akuntansi
Universitas Pancasila,
Vol.2 No.1, Mei 2016 / ISSN 2339-2991
Thrisye, Sisca Yuliana, 2013 Analisisi
pengaruh ratio Keuangan terhadap
Retur Saham perusahaan BUMN
Sektor pertambangan periode 2007 2010, Jurnal Ilmiah Akuntansi dan
Bisnis Vol. 8 No. 2 Juli 2013,
Jakarta.
Sukamulja, Sukmawati (2011) Analisis
Fundamental, Teknikal dan program
Meta stock,http://www. Akuntan.fe
ugm
Thobarry; Ahmad Ath ( 2009). Analisis
pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga,
Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP
terhadap index saham sector
property (Kajian Empiris pada
busrsa efek Indonesia periode (2000
– 2008), Tesis Universitas
Diponegoro.
Warjono (2010) , Analisa Faktor-faktor
yang mempengaruhi price to book
value dan implikasinya pada return
saham( studi kasus pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI)
Dinamika keuangan dan Perbankan
Mei 2010 Vol. 2 No. 1
http://www.bps.go.id/about.php?inflasi
hhtp://www.bi.go.id/web/id/sukubunga/da
ta
hhtp//www.idx.co.id/home/Publication/Per
formannce Summary
Sailendra dan Suratno. 2012. Faktor-faktor
Fundamental, Kondisi Makro
Ekonomi dan Return Saham pada
perusahaan pertambangan yang
tercatat di Bursa Indonesia (
Periode 2009-2011). Jakarta, Jurnal
Riset Akuntansi dan Perpajakan,
Magister Akuntansi Universitas
Pancasila
21
Download