SENAM HAMIL MEMPERCEPAT PROSES PERSALINAN KALA II

advertisement
SENAM HAMIL MEMPERCEPAT
PROSES PERSALINAN KALA II
Nurotun Eniyah¹, Machmudah², Pawestri³
¹Alumni Program S1 Keperawatan FIKKES UNIMUS
2,3
Staf Keperawatan Maternitas FIKKES UNIMUS
[email protected]
ABSTRAK
Lamanya persalinan mempunyai risiko menyebabkan kematian perinatal dua setengah kali dibandingkan
persalinan normal. Lamanya proses persalinan dipengaruhi oleh 5 faktor penyebab persalinan, yaitu
tenaga, jalan lahir, janin, psikologi respon dan penolong. Sampai saat ini yang dapat dikendalikan adalah
faktor tenaga yaitu dengan senam hamil dan energi yang cukup menjelang persalinan. Senam hamil
merupakan salah satu kegiatan antenatal care yang telah terbukti dapat menurunkan insiden persalinan
dan dapat mempercepat terjadinya proses persalinan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
senam hamil terhadap lama persalinan kala II di RB Ngudi Waras Semarang. Metode penelitian ini
menggunakan rancangan observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Jumlah sampel
yang diambil secara total sebanyak 24 responden yaitu 12 kasus (kelompok yang mengikuti senam
hamil), dan 12 kontrol (kelompok yang tidak mengikuti senam hamil). Sedangkan analisis data
menggunakan uji Chi- Square untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel. Berdasarkan hasil uji
statistik Chi-Square diperoleh nilai p sebesar 0,001. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh yang
bermakna antara senam hamil terhadap lama persalinan kala II pada ibu bersalin (p = 0,001 < 0,05). Saran
yang dapat diberikan adalah kepada wanita hamil mulai mempersiapkan sejak dini dalam menghadapi
proses persalinan dengan pemeriksaan hamil dan mengikuti secara patuh dalam melaksanakan senam
hamil untuk mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.
Kata Kunci : senam hamil, lama persalinan kala II
ABSTRACT
The duration of labor has led to the risk of perinatal death compared to two and a half times the normal
labor. The duration of labor is influenced by 5 factors cause labor, ie labor, the birth canal, the fetus,
psycological response and helper. Until now, that can be controlled is the power factor is a pregnancy
exercise and enough energy before labor. Pregnancy exercise is one antenatal care activities that have
been shown to lower the incidence of labor, and can accelerate the process of labor. The purpose of this
study to determine The relationship of pregnancy exercise for a long second stage on labor maternal in
RB Ngudi Waras Semarang. Design using with descriptive correlational method with a using cross
sectional (split latitude) approach. The number of samples taken in total as many as 42 respondents.
While the data analysis using Chi-Square test to determine the relationship of two variables. Based on the
Chi-Square test statistics obtained p value of 0,033. These results indicate a significant of the relationship
pregnancy exercise to the second stage of labor time on maternal (p = 0,033 <0,05). The advice can be
given is to a pregnant woman began preparing early in dealing with the inspection process of pregnancy
and labor are obediently follow in performing pregnancy exercise to prepare for the labor process better.
Keywords: pregnancy exercise, long second stage of labor
44
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 44-50
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan Angka
Kematian Ibu (AKI) dan perinatal tertinggi
yang
berarti
kemampuan
untuk
memberitahukan pelayanan kesehatan
masih memerlukan perbaikan yang bersifat
menyeluruh dan lebih bermutu (Sarwono,
2007). Salah satu sebab tingginya kematian
maternal dan perinatal di Indonesia dan
negara-negara berkembang lainnya adalah
akibat lamanya persalinan. Ada 5 faktor
penyebab lamanya persalinan yaitu tenaga
(power), jalan lahir (passage), janin
(passanger),
psikologis
respon,dan
penolong (Supriatmaja, 2003). Lamanya
persalinan yang terjadi pada kala II
merupakan fase terakhir dari suatu
persalinan yang berlangsung terlalu lama
sehingga timbul gejala – gejala seperti
dehidrasi, infeksi, kelelahan ibu serta
asfiksia dan kematian janin dalam
kandungan / Intra Uterin Fetal Death
(Saifuddin, 2002). Kelainan pada faktor
tenaga bisa disebabkan karena terjadinya
inersia (his yang tidak sesuai dengan
fasenya), inkoordinit (his tidak teratur, tidak
ada koordinasi dan sinkronisasi antara
kontraksi bagian-bagiannya) dan tetanik
(his yang terlampau kuat dan terlalu sering
sehingga tidak ada relaksasi rahim). Hal
tersebut di atas dapat menyebabkan
kemacetan persalinan, jika tidak segera
ditangani maka akan mengakibatkan gawat
janin dan rahim ibu pecah. Upaya yang bisa
dilakukan ibu hamil agar persalinan
berjalan lancar dapat dikendalikan dengan
melakukan senam hamil (Achmad, 2008).
Senam hamil merupakan suatu program
latihan bagi ibu hamil sehat untuk
mempersiapkan kondisi fisik ibu dengan
menjaga kondisi otot-otot dan persendian
yang berperan dalam proses persalinan,
serta mempersiapkan kondisi psikis ibu
terutama menumbuhkan kepercayaan diri
dalam menghadapi persalinan. Senam hamil
memberikan manfaat terhadap komponen
biomotorik otot yang dilatih. Olahraga atau
senam yang teratur selama kehamilan
dihubungkan dengan melahirkan tepat pada
waktunya. Manfaat lain senam hamil
langsung atau berperan menurunkan angka
kesakitan dan kematian ibu dan bayi yang
lahir (Mommies, 2005).
Berdasarkan penelitian Hendarmin (2010),
di Klinik YK Madira Palembang tentang
pengaruh senam hamil terhadap proses
persalinan menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang bermakna antara senam
hamil terhadap proses persalinan dengan uji
statistik (p value = 0,014). Berdasarkan
penelitian Azizah (2011), di BPS Nurul
Ainiyah Surabaya tentang hubungan
keteraturan senam hamil dengan lamanya
proses persalinan menunjukkan bahwa ibu
yang teratur senam hamil terdapat 92%
mengalami lama proses persalinan normal
dan 8% tidak normal. Sedangkan ibu yang
tidak teratur mengikuti senam hamil
terdapat 43% mengalami proses persalinan
normal dan 57% tidak normal. Hasil uji
Fisher’s Exact yaitu ρ = 0,031 dimana ρ < α
maka H₀ ditolak.
Berdasarkan pengambilan data awal yang
telah dilakukan di Rumah Bersalin Ngudi
Waras Semarang pada bulan Agustus 2012
terhadap 20 ibu nifas yang saat hamil
mengikuti program senam hamil. Walaupun
17 ibu (75%) persalinannya berjalan
normal, namun 3 ibu (25%) dijumpai
persalinannya berjalan tidak normal di
antaranya 1 ibu ketuban pecah dini dan 2
ibu partus lama (Rumah Bersalin Ngudi
Waras
Semarang,
2012).
Dengan
mengetahui masalah yang terjadi penulis
ingin mengetahui lebih jauh mengenai “
Hubungan Senam Hamil Dengan Lama
Persalinan Kala II Pada Ibu Bersalin Di
Rumah Bersalin Ngudi Waras Semarang.”
METODE
Jenis atau rancangan penelitian ini
menggunakan descriptive correlational
yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mengungkapkan hubungan korelatif antara
variabel dependen dan variabel independen
(Nursalam, 2003). Populasi penelitian ini
adalah seluruh ibu bersalin secara spontan
di RB Ngudi Waras Semarang berjumlah
42 sampel, teknik sampling yang digunakan
adalah total sampling. Penelitian ini
dilakukan di RB Ngudi Waras Semarang.
Senam Hamil Mempercepat Proses Persalinan Kala II
Nurotun Eniyah, Machmudah, Pawestri
45
alat pengumpul data dalam penelitian ini
adalah sepenuhnya menggunakan data
sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti
dari catatan medik atau informasi yang
telah ada. Proses penelitian berlangsung
pada tanggal 01 Januari – 18 Maret 2013.
Data dianalisis secara univariat, bivariat
(chi square).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1
Distribusi frekuensi berdasarkan
karakteristik paritas di RB Ngudi
Waras Semarang
Paritas
Frekuensi
%
Primipara
15
35,7
Multipara
27
64,3
Jumlah
42
100,0
Tabel 1 menyajikan data karakteristik
responden berdasarkan paritas yaitu
menunjukkan sebagian besar adalah
multipara sebanyak 27 responden (64,3%).
Tabel 2
Distribusi frekuensi berdasarkan
karakteristik umur di RB Ngudi Waras
Semarang
Umur
Frekuensi
%
Mean
20
4
9,5
27,31
21
2
4,8
22
2
4,8
23
2
4,8
3
7,1
24
5
11,9
25
3
7,1
26
1
2,4
27
1
2,4
28
2
4,8
29
5
11,9
30
1
2,4
31
5
11,9
32
1
2,4
33
2
4,8
34
3
7,1
35
42
100,0
Jumlah
46
Tabel 2 menyajikan data karakteristik
responden
berdasarkan
umur
yaitu
menunjukkan bahwa rata-rata umur
responden adalah 27 tahun.
Tabel 3
Distribusi frekuensi status senam hamil di
RB Ngudi Waras Semarang
Status senam
Frekuensi
%
hamil
Senam
23
54,8
Tidak senam
19
45,2
Jumlah
42
100,0
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa
sebagian besar adalah responden yang
mengikuti senam hamil sebanyak 23
responden (54,8%),
sisanya
adalah
responden yang tidak mengikuti senam
hamil sebanyak 19 responden (45,2%).
Tabel 4
Distribusi frekuensi lama persalinan kala II
di RB Ngudi Waras Semarang
Lama
persalinan
kala II
Normal
Tidak
normal
Jumlah
Frekuensi
%
31
11
42
73,8
26,2
100,0
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa
sebagian besar adalah responden dengan
persalinan kala II normal sebanyak 31
responden (73,8%),
sisanya
adalah
responden dengan persalinan kala II tidak
normal sebanyak 11 responden (26,2%).
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 44-50
Tabel 5
Hubungan senam hamil dengan lama persalinan kala II di RB Ngudi Waras Semarang
Status senam hamil
Senam
Tidak Senam
Jumlah
Lama persalinan kala II
Normal
%
Tidak Normal
%
Total
%
20
11
31
87,0
57,9
73,8
3
8
11
13,0
42,1
26,2
23
19
42
100,0
100,0
100,0
Berdasarkan tabel 5 hasil uji statistik non
parametrik dengan uji chi square
didapatkan nilai X2 sebesar 4,546 dan nilai
p sebesar 0,033 <  (0,05). Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara senam hamil dengan
lama persalinan kala II di RB Ngudi Waras
Semarang.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa sebagian besar adalah responden
yang mengikuti senam hamil sebanyak 23
responden (54,8%). Menurut Mulyani
senam hamil dapat dilakukan sekali
seminggu atau maksimal 3 kali seminggu
dalam waktu kurang lebih 45 menit sekali
senam (Media Indonesia, 2005). Senam
hamil adalah terapi latihan gerak untuk
mempersiapkan ibu hamil secara fisik atau
mental, pada persalinan cepat, aman dan
spontan (Widianti, 2010). Apabila ibu
hamil tersebut sudah melakukan jogging, ia
boleh melakukannya terus, tetapi usahakan
supaya tidak sampai melewati batas. Stres
juga dapat membahayakan janin. Di
samping itu, dengan bertambahnya usia
kehamilan, titik berat ibu hamil akan
berubah,
dukungan tulang panggul
melemah, koordinasi biasanya menurun,
dan ia akan merasa tidak nyaman. Rasa
tidak nyaman akan menyebabkan ibu hamil
kehilangan keseimbangan dan jatuh,
sehingga melukai dirinya sendiri. Latihan
yang menimbulkan rasa nyaman akan
membantu menyiapkan ibu hamil dalam
menghadapi persalinan (Bobak, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa sebagian besar adalah responden
dengan persalinan kala II normal sebanyak
P-value
X²
0,033
4,546
31 responden (73,8%). Persalinan kala
II adalah
proses
pengeluaran
buah
kehamilan sebagai hasil pengenalan proses
dan penatalaksanaan kala pembukaan yang
dimulai dengan pembukaan lengkap dari
serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi
(Saifudin, 2002). Lamanya persalinan kala
II adalah waktu yang di butuhkan untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang dapat
hidup ke dunia luar melalui jalan lahir
pembukaan lengkap sampai bayi lahir.
Primipara: 1 ½ - 2 jam atau (90 menit-120
menit). Multipara: ½ - 1 jam atau (30
menit-60
menit)
(Saifudin,
2002).
Persalinan merupakan saat yang ditunggu
para ibu hamil. Lamanya proses persalinan
dipengaruhi oleh 5 faktor penyebab
persalinan, yaitu power, passanger,
passage, psikologi respon dan penolong.
Lamanya persalinan kala II dipengaruhi
oleh Power yaitu kekuatan yang ada pada
ibu seperti kekuatan his dan mengejan yang
dapat menyebabkan servik membuka dan
mendorong janin keluar (Wiknjosastro,
2002).
Hasil penelitian diperoleh ada hubungan
yang signifikan antara senam hamil dengan
lama persalinan kala II (p < 0.05).
Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh
bahwa 19 responden yang tidak mengikuti
senam hamil di antaranya 11 responden
persalinan kala II berjalan dengan normal,
sedangkan 8 responden persalinan kala II
tidak normal. Hal ini disebabkan karena
responden yang tidak mengikuti senam
hamil lebih banyak dari paritas multipara.
Paritas multipara anak kedua dan anak
ketiga adalah paling aman ditinjau dari
kematian maternal dan lama persalinan kala
II berjalan dengan normal, paritas anak satu
Senam Hamil Mempercepat Proses Persalinan Kala II
Nurotun Eniyah, Machmudah, Pawestri
47
dan paritas anak lebih dari tiga mempunyai
angka lebih tinggi mengalami resiko
persalinan. Lamanya persalinan kala II
terutama
pada
primipara
biasanya
berkenaan dengan belum atau kurangnya
persiapan perhatian dalam menghadapi
persalinan (Wiknjosastro, 2002). Pada 23
responden yang mengikuti senam hamil di
antaranya 20 responden persalinan kala II
berjalan dengan normal dan lebih singkat,
sedangkan 3 responden persalinan kala II
tidak normal dan lebih lama. Hal ini di
sebabkan karena 3 reponden yang
mengikuti senam hamil dengan frekuensi
senam hamil kurang dari 3 kali
dibandingkan 20 responden yang mengikuti
senam hamil dengan frekuensi yang lebih
banyak yaitu lebih dari 3 kali. Hal ini
terjadi karena semakin tinggi frekuensi
senam, maka semakin elastis pula otot-otot
panggul. ibu-ibu yang melakukan senam
hamil, otot-otot panggul sudah dipersiapkan
untuk melakukan proses persalinan dengan
gerakan-gerakan yang ada pada panduan
senam. Wanita hamil yang melakukan
senam hamil akan mengalami persalinan
lebih awal dibandingkan wanita hamil yang
tidak melakukan senam hamil. Hal ini di
sebabkan karena salah satu faktor yang
mempengaruhi lama persalinan kala II
adalah faktor power/ tenaga, Sampai saat
ini yang dapat dikendalikan adalah masalah
tenaga atau power dalam hal ini adalah
kontraksi uterus dan kekuatan ibu
mengejan, yaitu dengan melakukan senam
hamil. Senam hamil yang dilakukan ibu
hamil merupakan salah satu bentuk
olahraga guna membantu wanita hamil
memperoleh power yang baik sehingga
memperlancar
proses
persalinannya
(Supriatmaja & Suwardewa, 2005).
Heardman (2009), mengatakan senam
hamil
berpusat pada kebutuhan dasar
persiapan persalinan, pernafasan, relaksasi,
sikap dan senam, ia juga memberikan
laporan sederhana dan jelas tentang
persalinan normal serta bagian yang di
mainkan oleh ibu, ibu yang telah
mempersiapkan
dengan baik
dapat
mengharapkan tidak hanya melahirkan
lebih mudah tetapi juga lebih cepat pulih
dari efek persalinan. Wanita hamil yang
melakukan senam hamil akan mengalami
48
risiko persalinan tindakan lebih kecil dari
yang tidak melakukan senam hamil
(Supriatmaja & Suwardewa, 2005).
Penelitian ini juga didukung oleh penelitian
Artal dkk (1999), mengutip penelitian yang
mendapatkan hasil bahwa lama persalinan
lebih singkat pada wanita yang melakukan
latihan / senam hamil selama kehamilannya
dibanding yang tidak melakukan senam
hamil. Penelitian atas 876 pasien hamil di
Pensylvania dan New York (Cermin
Kedokteran, 2004) yang melakukan olah
raga rekreasional, persalinan lebih mudah di
kalangan yang melakukan latihan secara
teratur dibandingkan dengan yang hanya
latihan sedikit atau yang tidak melakukan
latihan sama sekali, juga dijumpai
penurunan risiko persalinan tidak normal
atau terlalu lama. Di dalam konsep senam
hamil yang dikemukakan oleh Hilal (2009),
dijelaskan bahwa senam hamil dilakukan
untuk mempersiapkan fisik ibu dalam
proses persalinan dan kelahiran. Melalui
latihan senam hamil diharapkan persalinan
dapat berjalan secara normal, dapat
mengurangi rasa sakit dan ibu tidak merasa
takut serta mempunyai kepercayaan diri
yang mantap saat menjalani proses
persalinan dan kelahiran. Teori tersebut
diperkuat oleh teori yang dijelaskan oleh
Evariny (2007), manfaat lain dari
pelaksanaan senam hamil adalah melatih
pernafasan agar ibu dapat bernafas dengan
baik sehingga dapat memberi oksigen yang
cukup bagi bayi yang dikandungnya.
Latihan pernapasan ini sangat bermanfaat
bagi ibu agar siap menghadapi persalinan
dan memudahkan proses persalinan normal
karena ibu sudah dapat melakukan
pernapasan untuk mengejan dengan baik.
Peneliti dapat menyimpulkan gerakangerakan pada senam hamil dapat
mempengaruhi power yang baik serta daya
kontraksi otot-otot tubuh dan luas gerakan
persendian,
sehingga
melonggarkan
persendian maupun otot yang berhubungan
dengan persalinan maka proses persalinan
berjalan normal dan waktunya relatif lebih
singkat. Tindakan relaksasi dan senam tiap
hari sangatlah penting, sehingga sang ibu
dapat mempersiapkan tubuhnya bagi
persalinan serta belajar pernafasan pada
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 44-50
waktu yang tepat selama masa kehamilan
akan membantu kemajuan persalinan yang
mudah dan alamiah.
Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini
meliputi data mengenai senam hamil dan
lama persalinan kala II yang diperoleh
peneliti sepenuhnya dengan menggunakan
studi dokumentasi dari catatan medik di RB
Ngudi Waras Semarang sehingga dapat
menyebabkan recal bias.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan senam hamil dengan lama
persalinan kala II pada ibu bersalin di RB
Ngudi Waras Semarang, maka dapat
disimpulkan status senam hamil dari 42
responden dapat diketahui bahwa sebagian
besar adalah responden yang mengikuti
senam hamil sebanyak 23 responden
(54,8%), sisanya adalah responden yang
tidak mengikuti senam hamil sebanyak 19
responden (45,2%) dengan rata-rata
frekuensi responden yang mengikuti senam
hamil sebanyak 3 kali. Lama persalinan
kala II dapat diketahui bahwa sebagian
besar adalah responden dengan persalinan
kala II normal sebanyak 31 responden
(73,8%), sisanya adalah responden dengan
persalinan kala II tidak normal sebanyak 11
responden (26,2%). Dari hasil olah data
dapat
disimpulkan
bahwa
terdapat
hubungan yang bermakna antara senam
hamil dengan lama persalinan kala II pada
ibu bersalin di RB Ngudi Waras Semarang
dengan nilai p value 0,033 (p < 0,05).
Mengingat hasil penelitian ini sangat
bermakna terhadap proses persalinan pada
ibu bersalin, sehingga peneliti menyarankan
maka sebaiknya tenaga kesehatan dilatih
dan diajarkan tentang senam hamil supaya
dapat melatih dan mengajarkan senam
hamil pada ibu-ibu hamil. Institusi
Pendidikan khususnya bidang keperawatan
materi tentang senam hamil sangat
dianjurkan
untuk
dijadikan
materi
pembelajaran supaya para mahasiswa dapat
memperkenalkan lebih dalam lagi tentang
manfaat yang dapat diperoleh dari
pelaksanaan senam hamil dan dapat
mengajarkan senam hamil kepada ibu-ibu
hamil. Masyarakat khususnya ibu hamil
disarankan agar mengikuti senam hamil
secara teratur minimal 1 kali seminggu atau
maksimal 3 kali seminggu dalam waktu
kurang lebih 45 menit setiap mengikuti
senam hamil, agar saat persalinan tiba dapat
berjalan lancar dengan waktu persalinan
yang
normal.
Peneliti
selanjutnya
diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini
dengan melakukan observasi penuh
mengenai data senam hamil dan data lama
persalinan kala II pada ibu bersalin dengan
membedakan antara ibu bersalin primipara
dan multipara untuk menghasilkan data
yang lebih spesifik dan berkualitas.
KEPUSTAKAAN
Aulia, H. (2010). Pengaruh senam hamil
terhadap proses persalinan normal.
Azizah, Y. (2011). Hubungan keteraturan
senam hamil dengan lamanya proses
persalinan. Surabaya : Pustaka Pelajar.
Bobak. (2005). Buku ajar keperawatan
maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Evariny. (2007). Manfaat senam hamil bagi
ibu
hamil.
http://manfaat-senamhamil.com/ diperoleh tanggal 16
Februari 2012.
Heardman, H. (2009). Senam hamil. Alih
bahasa Petrus Andrianto. Jakarta :
Archan.
Hidayat, A.A. (2007). Metode penelitian
keperawatan dan teknik analisis data.
Jakarta: Salemba Medika.
Hilal, Y. (2009). Pengaruh senam hamil
terhadap lamanya proses persalinan di
Klinik Bidan Praktek Yogyakarta.
Manuaba, I.B.G. (2001). Konsep obstetri
dan ginekologi Indonesia. Jakarta :
EGC.
Mochtar, R. (2002). Sinopsis obstetri.
Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. (2005). Pendidikan dan
penelitian kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. (2003). Konsep dan penerapan
metodologi
penelitian
ilmu
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Prawirohardjo, S. (2005). Ilmu kebidanan.
Jakarta : EGC.
Saifuddin. (2001). Pelayanan kesehatan
maternal dan neonatal. Jakarta : EGC.
Senam Hamil Mempercepat Proses Persalinan Kala II
Nurotun Eniyah, Machmudah, Pawestri
49
Supriatmaja, dkk. (2005). Pengaruh senam
hamil terhadap kala satu dan kala dua.
Denpasar : FKMUI
Varney, H. (2007). Buku ajar asuhan
kebidanan. Jakarta : EGC.
Widianti, A. (2010). Senam kesehatan.
Yogyakarta : Mulia Medika.
50
Wiknjosastro, H. (2007). Ilmu kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Yuliarti, N. (2010). Panduan lengkap
olahraga bagi wanita hamil dan
menyusui. Jakarta : Andi.
Jurnal Keperawatan Maternitas . Volume 2, No. 1, Mei 2014; 44-50
Download