BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, bukan itu saja laporan keuangan juga sebagai dasar menentukan posisi keuangan perusahaan tersebut dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak berkepentingan mengambil keputusan (Munawir, 2004:1). Sedangkan, menurut Brigham dan Houston (2006:4) laporan keuangan merupakan beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis diatasnya, tetapi penting juga untuk memikirkan aset-aset nyata yang mendasari angka-angka tersebut. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan merupakan alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan yang terdiri dari beberapa lembar kertas dengan angka-angka yang tertulis diatasnya sebagai dasar menentukan posisi keuangan perusahaan tersebut. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2002:5), laporan keuangan disusun bertujuan sebagai wadah informasi yang berisikan posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi. 7 8 3. Pemakai Laporan Keuangan Menurut Prastowo dan Julianty (2002:50), pemakai laporan keuangan merupakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusaan tersebut. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk membantu mereka dalam pengambilan keputusan ekonomi mereka. Keputusan yang biayanya harus diambil oleh pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut: a. Para Investor Para investor ingin mengetahui informasi laporan keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan untuk membeli, atau menjual investasi perusahaan tersebut. b. Para Kreditor Para kreditor berkepentingan untuk mengetahui informasi laporan keuangan perusahaan dalam segi laba, agar kreditor dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut mampu membayar kewajiban bunga periodik dan juga apakah perusahaan tersebut mempunyai prospek untuk memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. c. Para Manajer Para manajer berkepentingan untuk mengetahui informasi laporan keuangan untuk dapat melakukan penilaian terhadap perusahaan tersebut untuk membayar deviden. 9 d. Shareholders (Pemegang Saham) Para shareholders (pemegang saham) berkepentingan untuk mengetahui informasi laporan keuangan untuk melihat kemajuan perusahaan pembagian keuntungan yang akan diperoleh dan penambahan modal untuk kemasa depan selanjutnya. e. Analisis Kredit Para analisis kredit menginginkan untuk dapat menentukan aliran dana dan konsekuensinya pada posisi keuangan perusahaan sebagai evaluasi resiko kredit yang melekat pada perluasan kreditnya. 4. Bagian laporan keuangan Laporan keuangan memiliki 5 (lima) komponen yang setiap sub-laporan memiliki kegunaan tersendiri sesuai yang dibutuhkan yaitu : a. Neraca Neraca merupakan sebuah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu. Menurut Hanafi dan Halim (2009:12), neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu meliputi aset perusahaan dan diklaim atas aset tersebut. Aset perusahaan menunjukan keputusan penggunaaan dana atau keputusan investasi pada masa lalu, sedangkan klaim perusahaan menunjukkan sumber dana tersebut 10 atau keputusan pendanaan pada masa lalu. Dana diperoleh dari hutang dan dari modal perusahaan tersebut. b. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi digunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan dengan jangka waktu tertentu, biasanya selama satu triwulan atau satu tahun (Ross, Westerfield dan Jordan, 2009:12). Laporan laba rugi juga dapat digunakan untuk menggambarkan informasi mengenai potensi perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Prastowo dan Julianty, 2005:22). c. Laporan Arus Kas Menurut Walsh (2003:128), laporan arus kas merupakan laporan perusahaan yang sudah diterbitkan bertujuan untuk menelusuri arus dana yang dilalui perusahaan. Sedangkan menurut Hanafi dan Halim (2009:19), laporan arus kas adalah komponen laporan keuangan. Laporan ini menyajikan informasi tentang aliran kas masuk atau keluar pada suatu periode, hasil dari tiga kegiatan pokok perusahaan yaitu operasi, investasi, dan pendanaan. d. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas yaitu laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode. Laporan perubahan ekuitas terdiri dari saldo awal modal neraca saldo yang telah disesuaikan ditambah laba bersih selama satu periode dikurangi dengan pengambilan prive. 11 e. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan catatan yang menjelaskan informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dipakai dan mengenai dasarnya penyusunan laporan keuangan yang diterapkan pada peristiwa dan transaksi yang penting. B. Analisis Laporan Keuangan 1. Definisi Analisis Laporan Keuangan. Menganalisis laporan keuangan merupakan tindakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, dan menelaah hubungan antara unsur-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dengan tepat atas laporan keuangan tersebut (Prastowo dan Julianty, 2002:52). Setiap perusahaan pada dasarnya ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat kesehatan perusahaan itu sendiri (Hanafi dan Halim, 2009:5). Segala sesuatu yang menyangkut penggunaan informasi akuntansi untuk membuat keputusan investasi (Dewi Astuti, 2004:29). Dari pendapat-pendapat ahli tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk membedah laporan keuangan kemudian menelaahnya untuk memperoleh pengertian dan pemahaman dengan baik dan tepat mengenai tingkat keuntungan nya dan tingkat kesehatan perusahaan, dan juga dapat digunakan untuk mengambil keputusan investasi. 12 2. Tujuan Analisis Analisis laporan keuangan mempunyai tujuan yaitu, misalnya dapat digunakan sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi; sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan dimasa mendatang; sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen dan sebagai alat evaluasi terhadap manajemen (Prastowo dan Julianty, 2002:53). Sedangkan menurut Munawir (2004:31) menyatakan bahwa tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk memperoleh informasi dan atau data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Hanafi dan Halim (2003:6-8) ada beberapa tujuan analisa keuangan, yaitu : a. Investasi Pada Saham Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bisa membeli, menehan dan kemudian menjual saham tersebut. Membeli dan menahan saham berarti investor memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba perusahaan. Jadi investor memerlukan data laporan keuangan perusahaan dan perlu diadakan analisis terhadap laporan keuangan supaya mengetahui bagaimana kondisi keuanagan perusahaan dari tahun ke tahun untuk memudahkan dalam mengambil keputusan. 13 b. Pemberian kredit Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan perusahaan untuk megembalikan pinjaman yang diberikan beserta bungan yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. c. Kesehatan Pemasok (Supplier) Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan akan berusaha menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangan, kemampan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi kegiatan operasi sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. d. Kesehatan Pelanggan (Customer) Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan akan tergantung pada besar kecilnya usaha pelanggan dan lain-lain. e. Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan perusahaan untuk memastikan apakah 14 perusahaan atau perusahaan yang akan dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. f. Pemerintah Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri. g. Pihak Internal Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan informasi mengenai keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan tertentu bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi perubahan strategi. h. Analisis Pesaing Kondisi keuangan perusahaan pesaing bisa dianalisis ole perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. i. Penilaian Kerusakan Misalkan barang dagangan perusahaan mengalami kebakaran dan perusahaan mengasuransikan barang dangan tersebut, analisis keuangan bisa dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. 15 Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan besarnya ganti rugi yang dibayarkan perusahaan. 3. Metode dan Teknik Analisis Analisa laporan keuangan terdiri dari penelaan atau mempelajari daripada hubungan-hubungan dan tendensi untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporannya, sehingga dapat diketahui perubahan dari masingmasing pos tersebut bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, misalnya diperbandingkan dengan laporan keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya (Munawir, 2004:35). Menurut Prastowo dan Julianty (2005:59) ada dua metode analisa yang biasa digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu: a. Metode Analisis Horizontal Analisis horizontal (analisa dinamis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk beberapa tahun (periode), teknik-teknik analisis yang termasuk dalam metode ini adalah teknik analisis perbandingan, analisis trend (index), analisis sumber dan penggunaan dana, analisis perubahan laba kotor. Analisis horizontal juga merupakan analisa perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan 16 dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan atau kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. b. Metode Analisis Vertikal Analisa vertikal (analisa statis) adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis laporan keuangan pada periode tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya pada laporan keuangan yang sama satu untuk periode yang sama. Teknik-teknik analisis yang termasuk dalam metode ini adalah teknik analisis common-size, analisis rasio, dan analisis impas. Teknik-teknik analisa yang termasuk pada klasifikasi metode tersebut yaitu: 1. Common-Size Analysis Laporan keuangan dalam common-size menyatakan masing masing posnya dalam satuan persen atas dasar total kelompoknya (Prastowo dan Julianty, 2005:68). Menurut Hanafi dan Halim (2009:70), analisis common-size merupakan teknik analisis dengan cara menghitung tiap-tiap rekening dalam laporan laba rugi menjadi proporsi yang sama dengan total penjualan perusahaan, dan tiap-tiap rekening dalam neraca menjadi proporsi yang sama dengan total aktiva perusahaan. 17 2. Comparative Analysis Analisis comparative adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih (Munawir, 2004:36). Analisis laporan keuangan komparatif dilakukan degan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, ataupun laporan kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Perbandingan laporan selama beberapa periode dapat menunjukkan arah, kecepatan dan jangkauan jarak sebuah tren (John J.Wild, 2005:30) Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam analisis laporan keuangan yaitu: a. Analisis juga harus mengidentifikasikan adanya trend-trend dalam laporan keuangan. b. Angka-angka yang berdiri sendiri sulit dikatakan baik tidaknya. Untuk itu diperlukan pembanding yang bisa dipakai untuk melihat baik tidaknya angka yang dicapai oleh perusahaan. c. Dalam menganalisis perusahaan, membaca dan menganalisis laporan keuangan dengan hati-hati sangatlah penting. Diskusi yang melengkapi laporan keuangan seperti diskusi strategi perusahaan, diskusi rencana eksansi atau restrukturisasi, merupakan bagian integral yang harus dimasukkan dalam analisis. 18 d. Analisis barangkali memerlukan informasi lain. Sebagai contoh, analisis penurunan penjualan bila disertai dengan analisis perkembangan market share akan memberi pandangan baru kenapa penjualan bisa menurun. 3. Ratio Analysis Analisis rasio adalah teknik analisa untuk mengetahui hubungan antar pos-pos tertentu dalam neraca maupun laba rugi (Munawir, 2004:37). 4. Analisis Rasio Analisis rasio adalah teknik analisis laporan keuangan yang paling banyak digunakan, dimana dalam rasio-rasio tersebut menggambarkan symptom (gejala-gejala yang tampak) suatu keadaan dan dapat menyingkap hubungan serta sekaligus menjadi dasar perbandingan yang menunjukkan kondisi atau kecenderungan yang tidak dapat dideteksi bila hanya melihat komponen-komponen rasio itu (Prastowo dan Julianty, 2002:76). Analisis rasio dikelompokkan menjadi lima kategori yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio pasar. Dalam menganalisis tugas akhir ini penulis menggunakan tiga rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Dari ketiga rasio tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 19 a. Rasio Likuiditas Hanafi dan Halim (2000:77) mengungkapkan bahwa rasio likuiditas mengukur perusahaan dengan kemampuan likuiditas jangka pendek melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya. Menurut Munawir (2004:31) rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Dalam rasio likuiditas ini terdapat 2 rasio yaitu: 1. Rasio Lancar Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Tingkat rasio yang terlalu rendah akan mengakibatkan resiko likuiditas yang tinggi, yang artinya baik bagi perusahaan karena aktiva lancarnya berlebih sehingga mempengaruhi profitabilitas. Rasio lancar untuk perusahaan yang normalmempunyai tolak ukur pada point 2, meskipun tidak ada standar tolak ukur untuk menentukan rasio lancar yang seharusnya. (Hanafi dan Halim, 2009:77). Rasio lancar dapat dihitung dengan rumus dibawah ini: Rasio Lancar = ktiva an ar utang an ar 20 2. Rasio Cepat Rasio cepat menghitung kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang telah dikurangi persediaan. Hal tersebut dikarenakan persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling tidak likuid. Persediaan dikatakan tidak likuid sebab untuk merubah persediaan menjadi kas maka perusahaan harus menjualnya, sedangkan untuk menjual persediaan tersebut akan menghabiskan waktu yang tidak tentu karena proses yang panjang dan barang tersebut belum tentu diminati konsumen (Hanafi dan Halim, 2009:77). Rumus untuk menghitung rasio cepat adalah sebagai berikut: asio an ar ktiva an ar Persediaan utang an ar b. Rasio Solvabilitas Hanafi dan Halim (2000:81) menyatakan bahwa rasio solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya, perusahaan akan dinilai tidak solvabel jika total hutangnya lebih besar dibandingkan total asetnya. Rasio ini mempunyai 2 komponen rasio yaitu: 1. Rasio Total Hutang Terhadap Total Aset Rasio ini merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi total hutangnya menggunakan total aset perusahaan. Selain itu, rasio ini juga mengukur tingkat leverage 21 yang digunakan oleh perusahaan. Semakin tinggi rasio yang dihasilkan berarti perusahaan menggunakan tingkat leverage yang tinggi pula. Tingkat lverage yang tinggi akan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi perusahaan. Jika leverage dapat dimaksimalkan maka laba yang dihasilkan akan meningkat tetapi jika tidak dapat dimaksimalkan maka biaya bunga yang ditanggung akan melebihi laba yang dihasilkan karena adanya leverage. (Hanafi dan Halim, 2009:81). Rumus untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut: asio total hutang terhadap total aset otal utang otal set 2. Rasio TIE (Time Interest Earned Ratio) Rasio ini bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan memnbayar hutang dengan laba sebelum bunga dan pajak atau menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman. Sebaliknya, jika rasio yang rendah maka diperlukan perhatian oleh manajemen. Semakin tinggi rasio ini maka semakin naik kinerja keuangan yang ditunjukkan oleh perusahaan (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:33). Rumus untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut: Rasio Time Interest Earned = a a se elum unga dan pajak unga 22 c. Rasio Profitabilitas Menurut Hanafi dan Halim (2009:78) rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham yang tertentu. Menurut Munawir (2004:33) menyatakan bahwa rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Terdapat tiga rasio yang dapat dihitung untuk menentukan profitabilitas suatu perusahaan, yaitu: 1. Rasio Profit Margin Menurut Hanafi dan Halim (2009:83) rasio profit margin menggambarkan sejauh mana perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini juga dapat diinterpretasikan sebagai kemampuan menekan biaya-biaya (efesiensi biaya) diperusahaan pada periode tertentu. Rasio yang rendah menandakan manajeme perusahaan yang tidak efisien. Rumus untuk menghhitung rasio profit margin adalah sebagai berikut: Profit Margin = a a ersih Penjualan 2. Rasio ROA (Return On Total Aset) Rasio Return On Total Aset (ROA) mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset yang sangat baik (Hanafi dan Halim, 23 2009:84). Rumus untuk menghitung rasio ROA adalah sebagai berikut: ROA = a a ersih otal set 3. Rasio ROE (Return On Equity) Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu. Rasio ini sangat dipengaruhi ROA dan tingkat leverage. (Hanafi dan Halim, 2009:84). Rumus untuk menghitung rasio ini adalah sebagai berikut : ROE = a a ersih odal aham