Latar Belakang Dalam rangka menghadapi persaingan di era globalisasi perdagangan internasional termasuk produk perikanan budidaya dan untuk menjamin ketersediaan pangan yang aman dikonsumsi serta terjamin mutunya sesuai persyaratan pasar ekspor khususnya persyaratan yang ditetapkan oleh negara anggota Uni Eropa (UE). Dalam upaya memenangkan persaingan di era globalisasi tersebut di atas, Pemerintah Indonesia mempersyaratkan penerapan Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) kepada unitunit usaha budidaya mengingat volume pangsa ekspor produk perikanan budidaya kita ke pasar UE cukup besar (12-13%). Langkah yang diambil dalam pengendalian residu OIKK yaitu dengan menyusun dan menerapkan RENCANA MONITORING RESIDU NASIONAL (NRMP) berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 39/PERMEN-KP/2015 tentang Pengendalian Residu Obat Ikan, Bahan Kimia dan Kontaminan Pada Kegiatan Pembudidayaan Ikan Konsumsi. Penerapan NRMP tersebut meliputi: pengambilan, penyimpanan, pendistribusian sampel ke laboratorium penguji dan pengujian sampel serta evaluasi hasil pengujian, bilamana perlu melakukan tindakan perbaikan yang diakhiri dengan perekaman hasil monitoring. Potensi kandungan residu dan kontaminan didalam produk perikanan masih mungkin timbul, sejalan dengan (1) meningkatnya produksi perikanan, pesatnya pembangunan sektor industri, ekonomi dan sosial masyarakat, (2) timbulnya penyakit ikan dan (3) kemunduran mutu lingkungan. Kondisi tersebut memicu timbulnya kandungan residu dan kontaminan diatas ambang batas yang dipersyaratkan. Tabel 1. Substansi, Komoditas, dan Parameter yang Diuji No Substansi Komoditas Parameter 1 A1 Ikan Diethyl stilbestrol (DES) 2 A3 Ikan Methyltestosterone Chloramphenicol (CAP) 3 A6 Ikan dan Udang Nitrofurans (AOZ, AMOZ, SEM, AHD) Nitroimidazoles: Dimetridazole Tetracycline Oxytetracycline 4 B1 Ikan dan Udang Chlortetracycline Sulfadiazine Enrofloxacin 5 B2a Ikan dan Udang Ikan (untuk menentukan penyebab senyawa organoklorin yang tinggi 6 B3a sampel pakan hanya diambil sebagai bagian dari investigasi) Emmamectin Senyawa Pestisida Organoklorin (HCB, Aldrin/Dieldrin, Chlordane, Heptachlor and Heptachlor Epoxide, Lindane, Endrin, DDT and its metabolites) PCBs (PCB 28, 52, 101, 138, 153 and 180)* Ikan dan Udang 7 B3c (untuk menentukan penyebab Pb, Hg, Cd senyawa logam berat yang tinggi 1 No Substansi Komoditas Parameter sampel Obat Ikan dan sedimen hanya diambil sebagai bagian dari investigasi) 8 B3e Ikan dan Udang Total Malachite Green and Total Crystal Violet Penunjukkan Laboratorium Direktur Jenderal Perikanan Budidaya menetapkan laboratorium acuan dan laboratorium penguji yang dilibatkan dalam implementasi NRMP berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya No. 55/KEP-DJPB/2016 tentang Laboratorium Acuan dan Laboratorium Pengujian dalam rangka National Residue Monitoring Plan . Penunjukkan didasarkan pada kompetensi dan kapasitas laboratorium yang melakukan pengujian yang disyaratkan untuk mendeteksi kandungan residu pada substansi yang diuji. Daftar laboratorium dan substansi yang diuji di NRMP 2017 tertulis pada Tabel 2. Tabel 2. Daftar Laboratorium yang ditunjuk*. No Nama Laboratorium Alamat Substansi Uji Jl. Pagesangan II/58 B, Surabaya– Jawa Timur 1 UPT PPMHP Surabaya, Jawa Timur (LP) Tel. (031) 3291972, Fax (031) 8280115 A6,B1, B3c Pic : Suhadi (081230674403) e-mail : [email protected] Jl. Raya Pecaron PO BOX 5 Panarukan Situbondo - Jawa Timur 2 BPBAP Situbondo, Jawa Timur Tel. (0338) 673328 Fax. ( 0338) 673328 , (LP) 390299 A6 Pic :Bambang Hanggono (08156896331) e-mail : [email protected] Plaza Graha Family C-25, Surabaya 60226, Jawa Timur. Tel (031) 734 4111 Fax (031) 734 2111 3 PT. Angler BioChemLab (LP) Pic : Bahruddin (0811325776); A1, A3, A6,B1, B2a, B3a, B3c, B3e Sunarto (085330572633) e-mail : [email protected] 2 Jl. Perikanan No. 746 PO Box 6, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. 4 UPT PBAP Bangil (LP) Tel/Fax (0343) 741654 A6 Pic: Wiwin Sumiati (081234406386) e-mail : [email protected] Dalam hal evaluasi hasil uji tapisan (screening) apabila ditemukan potensi kandungan residu maka TMR Dinas Provinsi menyampaikan kepada Laboratorium Acuan untuk menunjuk Laboratorium Pengujian melakukan pengujian dengan metode uji konfirmatori (confirmatory) guna menetapkan konsentrasi residu dari sampel yang diuji. Dalam hal hasil evaluasi ditemukan kandungan residu, Dinas Provinsi melakukan investigasi; dan merekomendasikan kepada pembudidaya ikan untuk tidak memasarkan ikan hasil pembudidayaannya sementara waktu sampai dengan proses investigasi selesai dilakukan. Dalam hal terdapat keberatan dari pembudidaya ikan terhadap hasil evaluasi hasil uji, Dinas Provinsi dapat melakukan pengambilan ulang sampel pada wadah budidaya yang komoditasnya terdeteksi mengandung residu untuk dilakukan pengujian dengan metode uji konfirmatori (confirmatory) kembali. Berdasarkan rekomendasi tindakan perbaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Dinas Provinsi melakukan tindakan perbaikan kepada Unit budidaya yang bersangkutan dengan cara: a. b. Melakukan pengendalian (official control) OIKK: - Menambah jumlah atau frekuensi pengambilan sampel; dan - Sosialisasi dan monitoring dalam pengendalian titik kritis pada kegiatan budidaya perikanan Menetapkan bahwa ikan yang berasal dari wadah pembudidayaan ikan tempat ditemukannya residu tidak dapat diedarkan; dan c. Memberikan bimbingan dalam melakukan perbaikan budidaya pada periode berikutnya. 3