LAN DAS AN PE MU LIHAN — P ELAJARAN 10 Membedakan Kebenaran dari Kesalahan Dalam segala dispensasi Injil, kekuatan kejahatan telah menentang Allah dan pekerjaan-­Nya. Tetapi pekerjaan Allah tidak akan gagal. Di zaman akhir ini, batu telah dipenggal dari gunung, dan itu akan “bergulir, sampai telah memenuhi seluruh bumi” (A&P 65:2). Namun, karena anggota individu Gereja dapat tertipu, kita masing-­masing perlu “berjaga dan berdoa selalu” (3 Nefi 18:18). “Tidak ada gunanya bagi Anda atau saya, dalam abad yang dicerahkan ini ketika kegenapan Injil telah dipulihkan, untuk mengarungi lautan yang tak dikenali atau melakukan perjalanan di jalan-­jalan asing dalam pencarian akan kebenaran. Bapa Surgawi yang penuh kasih telah menentukan jalan kita dan menyediakan sebuah panduan yang tak pernah gagal—yaitu kepatuhan. Suatu pengetahuan mengenai kebenaran dan jawaban bagi pertanyaan-­pertanyaan terbesar kita datang kepada kita sewaktu kita patuh pada perintah-­perintah Allah” (Thomas S. Monson, “Kepatuhan Mendatangkan Berkat,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 89). “Teman-­teman terkasih—tolong, pertama ragukanlah keraguan Anda sebelum Anda meragukan iman Anda. Kita tidak pernah boleh memperkenankan keraguan untuk menjadikan kita tawanan dan menahan kita dari kasih, kedamaian, dan karunia-­karunia ilahi berharga yang datang melalui iman kepada Tuhan Yesus Kristus” (Dieter F. Uchtdorf, “Mari, Bergabunglah Bersama Kami,” Ensign atau Liahona, November 2013, 23). © 2015 OLEH INTELLECTUAL RESERVE, INC. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-­UNDANG. “Setan adalah si penipu ulung, ‘pendakwa saudara-­saudara’ [Wahyu 12:10], bapa segala dusta [lihat Yohanes 8:44], yang terus-­menerus mengupayakan untuk menipu agar dia dapat menumbangkan kita [lihat A&P 50:3] .… Bagi mereka yang telah memeluk kebenaran, strategi utamanya adalah untuk menyebarkan benih-­benih keraguan. Misalnya, dia telah menyebabkan banyak anggota Gereja tersandung ketika mereka menemukan informasi mengenai Gereja yang tampaknya berkontradiksi dengan apa yang telah mereka pelajari sebelumnya. Jika Anda mengalami saat-­saat semacam itu, ingatlah bahwa pada zaman informasi ini ada banyak yang menciptakan keraguan mengenai apa pun dan segalanya, kapan pun dan di setiap tempat .… … Dan adalah selalu baik untuk ingat bahwa hanya karena sesuatu tercetak di atas kertas, muncul di Internet, sering diulangi, atau memiliki kelompok pengikut yang kuat tidaklah menjadikannya benar. Kadang-­kadang pengakuan atau informasi yang tidak benar disajikan dengan sedemikian rupa sehingga itu tampaknya cukup kredibel .… … Apa yang tampaknya kontradiksi sekarang mungkin menjadi amat bisa dipahami sewaktu kita mencari dan menerima lebih banyak informasi yang dapat dipercaya” (Dieter F. Uchtdorf, “Apakah Kebenaran itu?” (Kebaktian Church Educational System, 13 Januari 2013), lds.org/broadcasts. “Ketika kita mulai dengan mengukur praktik dan usulan modern terhadap apa yang kita ketahui mengenai rencana Allah dan dasar-­dasar pemikiran yang diberikan dalam firman Allah dan ajaran-­ajaran dari para nabi-­Nya yang hidup, … kita tahu bahwa ini menempatkan kita pada tanah yang aman secara kekal” (Dallin H. Oaks, “As He Thinketh in His Heart” [malam bersama Penatua Dallin H. Oaks, 8 Februari 2013], lds.org/broadcasts). “Pada saat-­saat ketakutan atau keraguan atau waktu-­waktu yang mencemaskan, pertahankan tanah yang telah Anda menangkan, bahkan seandainya tanah itu terbatas .… Ketika saat-­saat itu datang dan masalah-­ masalah mengemuka, yang pemecahannya tidaklah tersedia dengan segera, peganglah dengan erat apa yang telah Anda ketahui dan berdirilah dengan kukuh sampai pengetahuan tambahan datang” (Jeffrey R. Holland, “Aku Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 93–94). “Kita dapat mengingatkan penyelidik tulus bahwa informasi Internet tidak memiliki filter ‘kebenaran.’ Sebagian informasi, terlepas betapa meyakinkannya, tidaklah benar” (Neil L. Andersen, “Joseph Smith,” Ensign atau Liahona, November 2014, 29). “Jawaban terhadap pertanyaan-­pertanyaan rohani diberikan kepada individu-­individu yang tidak mengeraskan hati mereka; yang bertanya dengan iman, percaya mereka akan menerima; dan yang dengan tekun menaati perintah-­ perintah” (Paul V. Johnson, “Pola untuk Mempelajari Hal-­Hal Rohani” [ceramah Church Educational System kepada para pendidik religi, 7 Agustus 2012], si.lds.org). “Menelaah Gereja … melalui mata para pembelotnya adalah seperti mewawancarai Yudas untuk memahami Yesus” (Neal A. Maxwell, “All Hell Is Moved” [kebaktian Universitas Brigham Young, 8 November 1977], 3, speeches.byu.edu).