GOSPEL HIGHWAY

advertisement
www.ghmag.net
GOSPEL HIGHWAY
www.ghmag.net
In2013/2: Injil Kepada Semua Bangsa (Roma 10:14-17)
oleh BS Poh
Saya ada beban. Beban itu adalah untuk meyakinkan gereja lokal kebutuhan membawa injil kepada
semua bangsa secara teratur. Tiga hal yang terlibat - untuk memastikan bahwa injil diberitakan,
untuk menjangkau semua bangsa, dan untuk berbicara dengan pendengar yang sama secara teratur
selama itu mungkin. Mari kita pertimbangkan setiap satu mengikut gilirannya.
I. Memberitakan injil dengan setia.
Perkara pertama adalah bahwa kita harus memberitakan Injil dengan setia. Apa gunanya
memberitakan sesuatu yang bukan Injil? Sebuah Injil yang terputarbelit akan salah mengartikan
Allah dan jalan keselamatan. Ia tidak akan menyelamatkan, sementara menyesatkan para pendengar
untuk berpikir bahwa mereka adalah orang Kristen. Sekalipun terselamat, iman orang percaya itu
akan sangat cacat. Banyak "operasi korektif" akan diperlukan kemudian untuk membawa orang
percaya tersebut untuk menikmati penuh kehidupan Kristen. Jika tidak diperbaiki, dia mungkin
menjadi masalah pastoral kepada gereja lokal. Dia bahkan mungkin menjadi bahaya bagi gereja
pada umumnya dengan menyebarkan keyakinannya yang menyimpang itu. Rasul Paulus
memperingatkan terhadap memberitakan injil yang bukannya injil (Galatia 1:8-9).
Apa injil itu? Keadaan yang berbeda memberi peluang dan tantangan berbeda untuk
penyanyampaian injil. Injil dapat diuraikan seluas seluruh kitab Roma, atau dapat disajikan secara
singkat seperti dalam 1 Timotius 1:15: 'Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus
Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa."' Apakah diberitakan secara ekstensif
atau singkat, isinya harus terdiri dari dua bahan dasar, yaitu pribadi Yesus Kristus sebagai
Juruselamat, dan pekerjaan dilakukan dalam kematian-Nya. Paulus menyimpulkan injil sebagai
"Yesus Kristus dan Dia yang disalibkan" (1 Kor. 2:2). Tuhan yang dibangkitkan menyatakan kepada
murid-murid-Nya bahwa Kitab Suci Perjanjian Lama berbicara tentang-Nya: "Ada tertulis
demikian: Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan
lagi: dalam namaNya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada
segala bangsa, mulai dari Yerusalem (Lukas 24:46-47)."
Maka yang penting bukan berapa lama atau berapa pendek khotbah itu, tetapi isinya - apakah itu
terdiri dari "Yesus Kristus dan Dia yang disalibkan". Sekiranya disebarkan dengan benar, maka
akan menjadi jelas bahwa keselamatan adalah "karena kasih karunia Allah, oleh iman di dalam
Yesus Kristus saja", dan bukan "karena perbuatan" (Efesus 2:8-9). Akan terlihat bahwa "manusia
dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat (Roma 3:28)." Sekiranya
diberitakan dengan baik, injil akan dipakaikan pada pendengar dengan bijaksana, sehingga mereka
yakin akan kebutuhan untuk bertobat dari dosa dan beriman kepada Yesus Kristus. Mereka akan
tergerak oleh kasih Allah yang ditunjukkan dalam memberikan Anak-Nya untuk menyelamatkan
orang berdosa. Roh Kudus akan menggunakan injil yang diberitakan untuk membawa keinsafan
akan dosa, dan kebutuhan kebenaran Kristus untuk diterima oleh Allah.
1
www.ghmag.net
Suatu kontroversi mengenai pemberitaan injil dalam beberapa tahun terakhir adalah apakah perlu
untuk memyampaikan berita injil khas berbeda dengan uraian Alkitab berturut-turut. Ada orang
yang berpendapat bahwa selama Alkitab diuraikan secara sistematis, Injil akan secara otomatis
dapat ditemukan dalam eksposisi. Pendapat ini didasarkan pada firman Tuhan dalam Lukas 24:27,
"Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai
dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi", dan juga ayat 44, "Inilah perkataan, yang telah
Kukatakan kepadamu ketika Aku masih bersama-sama dengan kamu, yakni bahwa harus digenapi
semua yang ada tertulis tentang Aku dalam kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab
Mazmur."
Namun, ketika kita melihat dengan lebih teliti pada konteksnya, kita mendapati bahwa Tuhan
sedang mengacu pada hal-hal tertentu tentang diri-Nya. Dia mengatakan dalam ayat 26, "Bukankah
Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaanNya?" Dan dalam ayat
46-47, seperti yang kita telah mencatat, Tuhan berkata, "Ada tertulis demikian: Mesias harus
menderita dan bangkit dari antara orang mati pada hari yang ketiga, dan lagi: dalam namaNya berita
tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari
Yerusalem." Jadi, apa yang kita temukan adalah Tuhan mengatakan bahwa semua Kitab Suci
Perjanjian Lama berbicara tentang Dia dan kematian-Nya dan bahwa berita keselamatan akan
dinyatakan kepada semua bangsa. Terdapat berita tertentu yang memfokuskan pada diri-Nya,
kematian-Nya, kebangkitan-Nya, dan pengampunan dosa dalam nama-Nya. Maka jelaslah bahwa
berita injil yang khas dapat ditemukan dalam seluruh Kitab Suci Perjanjian Lama. Kita harus
memyampaikan berita injil khas untuk memenangkan jiwa bagi Kristus.
Pemberitaan injil berbeda dari menguraikan ayat-ayat Alkitab demi membangun orang percaya.
Meskipun ada tumpang tindih antara proklamasi injil dan pengajaran yang membangun orang
percaya, perbedaan antara keduanya harus diperhatikan. Karena tujuan berbeda, penekanan akan
berbeda, dan isi yang diajukan akan berbeda. Dalam Amanat Agung Matius 28:18-20, berkhotbah
untuk "memuridkan semua bangsa" adalah berbeda dari mengajar murid-murid baru "melakukan
segala sesuatu" yang diperintahkan Tuhan. Dalam Kisah Para Rasul 20, Paulus mengingatkan para
penatua Efesus bahwa sewaktu ia di Efesus, ia berkhotbah supaya orang "bertobat kepada Allah dan
percaya kepada Tuhan kita, Yesus Kristus", dan ia juga menyatakan kepada orang percaya "seluruh
maksud Allah" (Kisah Para Rasul 20:21, 27). Dalam Efesus 4:11, kita diberitahu bahwa rasul, nabi,
penginjil, dan gembala dan pengajar yang diberikan oleh Tuhan yang bangkit adalah "untuk
memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubuh Kristus ..."
Para petugas luar biasa yaitu rasul, nabi, dan penginjil telah ditarik dengan selesainya Alkitab. Para
pendeta dan guru tertinggal untuk melakukan pekerjaan "memperlengkapi orang-orang kudus" dan
"membangun tubuh Kristus". Gereja tidak boleh lalai dalam pekerjaan membangun orang percaya.
Begitu juga ia tidak boleh lalai untuk menjangkau orang belum percaya dengan injil.
Masalah lain berhubungan dengan berita injil menyangkut bagaimana ia dinafikan oleh tindakan
yang timbul dari proklamasinya. Praktek mengadakan "panggilan altar" dalam penginjilan massal
dipopulerkan oleh Charles Grandison Finney (1792-1875) pada abad ke-19 di Amerika. Dalam
praktek itu, orang-orang yang ingin menjadi Kristen diminta menunjukkan keinginan itu dengan
berjalan ke depan jemaat supaya didoakan, atau dipimpin dalam doa. Orang Pentakosta
menadaptasi praktek itu dengan mencakup doa untuk menerima Roh Kudus, yang ditandai dengan
berbahasa roh, atau untuk penyembuhan penyakit. Praktek mengadakan panggilan altar telah diikuti
oleh orang-orang seperti Billy Graham dan Benny Hinn. Di Asia, ia diadopsi oleh John Sung
(1901-1944) dari China dan dipraktekkan oleh seorang pendeta yang mengakui dirinya Reformed di
Indonesia, Stephen Tong. Kononnya panggilan altar itu didasarkan pada Roma 12:1, "Karena itu,
saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan
tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah
ibadahmu yang sejati." Suatu petikan lain yang digunakan adalah Matius 11:28, "Marilah kepada2
www.ghmag.net
Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Petikanpetikan ini, bagaimanapun, tidak ada hubungannya dengan berjalan secara fisik. Yang dimaksudkan
adalah "mari" dalam hati. Panggilannya adalah kepada orang percaya untuk konsekrasi kepada
Kristus dan kepada orang belum percaya untuk percaya Kristus. Kita tidak menemukan Tuhan
mempraktek panggilan altar. Kita tidak menemukan rasul Petrus mempraktek panggilan altar pada
hari Pentakosta. Kita tidak menemukan rasul Paulus mempraktek panggilan altar dalam
pelayanannya. Panggilan altar adalah rekaan manusia yang bertentangan dengan doktrin
"keselamatan karena kasih karunia oleh iman dalam Kristus". Ianya memberi kesan yang salah
kepada si pendengar bahwa tindakan mereka berjalan ke depan jemaat telah memberikan kontribusi
kepada keselamatan mereka. Ini merupakan sejenis doktrin keselamatan "iman-tambah-perbuatan".
Panggilan altar berdasarkan pada doktrin Arminian dimana kehendak manusia adalah bebas dari
perbudakan dosa. Fokusnya adalah pada jumlah keputusan yang dibuat dalam pertemuan. Hal ini
telah menghasilkan banyak orang percaya yang palsu yang tidak ditemukan menghadiri gereja
selanjutnya.
Keprihatinan kita adalah supaya Injil diberitakan dengan setia, di mana isinya harus berputar di
sekitar dua perkara, yaitu bahwa Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat orang-orang
berdosa, dan bahwa kematian-Nya di kayu salib saja yang menebuskan dosa. Para pendengar harus
dipanggil untuk bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus. Injil adalah berita tertentu yang
merupakan inti ajaran Alkitab. Kami tidak harus mengubah atau mengaburkannya.
II. Menjangkau segala bangsa.
Kita mempertimbangkan perkara kedua, yaitu bahwa kita harus menjangkau semua bangsa dengan
injil. Perlu ditekankan bahwa "semua bangsa" dalam Amanat Agung Matius 28:18-20 berarti
"semua kelompok etnis". Tuhan menunjukkan, dalam Lukas 24:47 bahwa "dalam namaNya
pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem."
Dimana "semua bangsa" dapat ditemukan? Pada waktu Tuhan Yesus, "semua bangsa", yaitu bangsabangsa bukan Yahudi, ditemukan di Israel juga. Pada awalnya injil diberitakan hanya kepada orangorang Yahudi, meskipun segelintir orang bukan Yahudi diuntungkan dari ajaran Tuhan Yesus (Lukas
7:1-10; Yohanes 12:20-21). Sejak saat itu, biji gandum telah jatuh ke dalam tanah dan mati, dan
sekarang menghasilkan banyak buah. Anak Manusia telah ditinggikan dari bumi untuk menarik
semua orang kepadaNya (Yohanes 3:14-15; 12:24, 32). Dia ingin umat-Nya memuridkan semua
bangsa.
"Semua bangsa" ditemukan bahkan di depan pintu rumah kita. Kita harus memahami bahwa
migrasi massal penduduk adalah fenomena yang terjadi dari zaman lampau. Dengan meningkatnya
globalisasi dan perbaikan transportasi, banyak individu dan keluarga sedang bergerak, karena
pendidikan, pekerjaan, dan alasan lainnya. Orang-orang dari latar belakang etnis beragam
ditemukan di mana-mana. Bahkan dalam apa yang tampaknya suatu situasi homogen, terdapat
kelompok dialek dan kelas yang berbeda, yang merupakan "semua bangsa". Bangsa-bangsa ini
harus dijangkau dengan injil. Kami tidak perlu menyeberang lautan sebelum menemui "semua
bangsa". Ini bukan untuk menyangkal kesahhan misi asing, tapi untuk menekankan bahwa gereja
lokal mempunyai banyak yang harus dilakukan di wilayah sendiri, selain terlibat dalam misi asing.
Kebebasan individu dan inisiatif pribadi dalam pekerjaan injil harus dihargai, terutama jika orang
yang terlibat terikat pada gereja lokal dan beroperasi di bawah pengawasan umumnya. Memang
terdapat prinsip "sentralitas dan keunikan gereja lokal dalam rencana Allah". Namun demikian,
kebanyakan anggota gereja sibuk dengan pekerjaan dan keluarga sendiri dan mengharapkan gereja
mengaturkan jalan pelayanan untuk mereka. Tuhan Yesus mengaturkan kerja menjangkau dengan
mengutuskan murid-muridNya berdua-dua untuk berkhotbah. Mereka juga melakukan perjalanan
bersama-sama dengan Tuhan Yesus untuk berkhotbah. Ada kemungkinan keduanya digabungkan bepergian sebagai suatu kelompok, dan berpecah menjadi pasangan bila perlu, dalam perjalanan.
3
www.ghmag.net
Rasul Paulus menunjukkan bahwa hal ini dilakukan dalam perjalanan misinya (misalnya Kis.
17:15-16; 18:5;. 1 Korintus 16:10-11).
Bahasa tidak pernah menjadi penghalang dalam pekerjaan injil. Selain waktu awal setelah
Pentakosta, mukjizat karunia lidah tampaknya tidak berlanjutan. Paulus menggunakan lingua
franka semasa, yaitu bahasa Yunani Koine, untuk berkomunikasi dengan orang-orang - seperti yang
jelas dari surat-surat yang ditulisnya, yang menggunakan bahasa itu. Dia mungkin memerlukan
penerjemah dalam beberapa situasi lokal, tapi itu tidak menghalangi dia dari berkhotbah. Alkitab
harus diterjemahkan ke bahasa ibu setiap komunitas signifikan yang dijangkau, tapi itu adalah kerja
para penerjemah Alkitab dan misionaris. Bangsa-bangsa di sekitar gereja lokal biasanya orang yang
telah bermigrasi dari tempat lain dan telah beradaptasi dengan belajar bahasa dominan di tempat
kediaman baru mereka. Gereja harus berusaha untuk menjangkau orang-orang ini menggunakan
bahasa umum, sementara penerjemah bisa membantu dalam situasi di mana para migran belum
menguasai bahasa umum.
Penjangkauan lokal termuat dalam kebenaran lebih luas bahwa "pertumbuhan gereja lokal harus
berjalan seiring dengan penanaman gereja lebih jauh". Paulus berkata dalam 2 Korintus 10:15, "...
apabila imanmu makin bertumbuh, kami akan mendapat penghormatan lebih besar lagi di antara
kamu, jika dibandingkan gengan daerah kerja yang dipatok untuk kami." Menurut konteksnya,
Paulus sedang mengatakan bahwa jika orang Kristen di Korintus berhenti bertengkar di antara
mereka sendiri dan tumbuh dalam kedewasaan rohani, Paulus dan rekan-rekannya akan mampu
menyalurkan upaya menyelesaikan masalah mereka untuk pekerjaan misi yang lebih luas. Memang
ada "simbiosis" antara penjangkauan lokal dan misi yang lebih luas. Dengan dihubungkan dengan
gereja-gereja yang berpikiran sama di luar negeri, kita dapat terlibat dalam misi lebih luas dalam
cara yang berarti. Namun, kerja lokal tidak boleh diabaikan. Jangkauan mingguan kepada bangsabangsa di sekitar kita harus diadakan. Anggota gereja akan merasa sangat senang untuk terlibat
dalam penjangkauan teratur tersebut. Bagaimana bisa ini dilakukan?
III. Pergi ke pendengar yang sama secara teratur.
Ini membawa kita ke perkara ketiga, yaitu pentingnya pergi ke pendengar yang sama secara teratur.
Mari kita mendirikan dasar alkitabiah praktek ini dahulu. Kita dapati tercatat dalam Markus 6:6,
"Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar." Kata "keliling" (Yunani, kuklo)
menyiratkan dua hal: pertama, perjalanan itu direncanakan dan, kedua, ini adalah perbuatan yang
teratur. Selanjutnya, kita mempertimbangkan perjalanan misi rasul Paulus. Suatu keistimewaan
yang menakjubkan adalah bahwa, pada setiap kali, ia kembali untuk mengunjungi gereja-gereja
yang telah ditanam sebelumnya. Misalnya, kita membaca dalam Kisah Para Rasul 14:21, "Paulus
dan Barnabas memberitakan Injil di kota itu dan memperoleh banyak murid. Lalu kembalilah
mereka ke Listra, Ikonium dan Antiokhia."
Praktik Paulus adalah untuk berkhotbah kepada orang yang sama sampai mereka bertobat atau dia
ditolak. Dia meregangkan dirinya untuk menjangkau lebih banyak orang, namun tidak sampai gagal
untuk berkhotbah kepada orang yang sama secara teratur. Suatu contoh tercatat dalam Kisah Para
Rasul 18:4-8:
Dan setiap hari Sabat, Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orangorang Yahudi dan orang-orang Yunani. Ketika Silas dan Timotius datang dari Makedonia,
Paulus dengan sepenuhnya dapat memberitakan firman, dimana ia memberi kesaksian kepada
orang-orang Yahudi, bahwa Yesus adalah Mesias. Tetapi ketika orang-orang itu memusuhi dia
dan menghujat, ia mengebaskan debu dari pakaiannya dan berkata kepada mereka: "Biarlah
darahmu tertumpah ke atas kepalamu sendiri; aku bersih, tidak bersalah. Mulai dari sekarang
aku akan pergi kepada bangsa-bangsa lain." Maka keluarlah ia dari situ, lalu datang ke rumah
seorang bernama Titius Yustus, yang beribadah kepada Allah, dan yang rumahnya
4
www.ghmag.net
berdampingan dengan rumah ibadat. Tetapi Krispus, kepala rumah ibadat itu, menjadi percaya
kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, dan banyak dari orang-orang Korintus,
yang mendengarkan pemberitaan Paulus, menjadi percaya dan memberi diri mereka dibaptis.
Perhatikan bahwa dalam ayat 4, kita diberitahu, "setiap hari Sabat, Paulus berbicara dalam rumah
ibadat ..." Dalam ayat 7, begitu juga ia berkhotbah di rumah Yustus sampai ada banyak orang
percaya. Kita diberitahu dalam ayat 11, "Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam
bulan dan ia mengajar firman Allah di tengah-tengah mereka." Prinsip yang harus dipahami adalah
bahwa kita harus memberitakan kepada orang-orang yang sama sampai mereka diubah atau kita
tidak diinginkan. Bukankah Amanat Agung dalam Matius 28 menyuruh kita supaya "memuridkan
semua bangsa", yang berarti bahwa kita tidak hanya memberitakan Injil sepintas ke sebanyak orang
mungkin tanpa melihat siapa pun diubah. Jikalau tidak diinginkan oleh pendengar, kita beralih
untuk memberitakan Injil kepada orang lain (Mat. 10:14, Kisah Para Rasul 13:46, 18:6). Ada begitu
banyak orang lain untuk dikenali, dikunjungi, dan diberitakan secara teratur.
Kami belum selesai dengan dasar alkitabiah praktek seperti itu. Rasul Paulus berkata dalam Kisah
Para Rasul 20:20 bahwa ia mengajarkan "di muka umum maupun dalam perkumpulan-perkumpulan
di rumah kamu". Tuhan Yesus begitu juga mengajar di muka umum dan dari rumah ke rumah.
Banyak orang mendengar-Nya secara umum, dan Dia membawa murid-muridNya untuk berkhotbah
dari rumah ke rumah dalam sebuah rangkaian. Kita membaca dalam Matius 10:12-14, "Apabila
kamu masuk rumah orang, berilah salam kepada mereka. Jika mereka layak menerimanya salammu
itu turun keatasnya, jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Dan apabila seorang tidak
menerima kamu, keluarlah dan tinggalkan rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari
kakimu." Jelaslah, Tuhan Yesus dan para murid-Nya tidak mungkin mengunjungi setiap satu rumah.
Mereka harus telah mengunjungi rumah-rumah tertentu yang diketahui mereka, direkomenkan
kepada mereka, atau yang mereka sengaja mengenali.
Kita telah melihat bahwa Paulus berkhotbah secara umum dan dari rumah ke rumah. Ia
memberitakan Injil untuk memenangkan jiwa bagi Kristus, dan ia mengajar orang-orang percaya
dengan tujuan membangun iman mereka. Pada masa sekarang, pengajaran umum akan dilakukan di
gereja, dimana teman-teman dan sanak yang belum percaya diundang. Kita mungkin berkhotbah di
lapangan terbuka atau di stadion, tetapi biaya dan logistik yang diperlukan akan menyebabkan
pertemuan seperti itu sangat jarang. Perbuatan yang bijaksana adalah supaya memberitakan pada
setiap minggu kepada kumpulan yang lebih kecil dalam gereja. Oleh karena ada dua kebutuhan
yaitu memberitakan Injil kepada orang sesat serta mengajar orang percaya untuk membangun iman
mereka, adalah lebih tepat diadakan dua kebaktian utama pada hari Tuhan. Salah satu kebaktian
dikhususkan untuk mengajar orang-orang percaya, sementara yang lain dikhususkan untuk
memenangkan jiwa. Anggota-anggota gereja akan menghadiri kedua-dua kebaktian untuk
beribadah, terlepas dari tujuan pengkhotbahan. Sehubungan dengan memenuhi dua kebutuhan itu,
terdapat juga keperluan untuk menguduskan hari Tuhan. Perhatikan bahwa yang dikuduskan adalah
harinya, yang berarti bahwa adalah tepat untuk memulainya dengan ibadah dan mengakhirinya
dengan ibadah juga. Hal ini setuju dengan ajaran dalam Perjanjian Lama tentang bagaimana sesuatu
hari dikuduskan, yaitu bahwa ada pengorbanan waktu pagi dan pengorbanan waktu senja (Bilangan
28:1-10). Selain itu, hari Tuhan akan diisi dengan serangkaian kegiatan yang berbeda dari kerja
yang dilakukan pada hari-hari lain (Kel. 31:12-17;. Yer 17:19-27). Golongan Puritan mengajarkan
ini dan mengadakan dua kebaktian ibadah utama pada hari Tuhan. Praktik ini masih diteruskan oleh
gereja-gereja yang sejarah mereka merentang ke zaman Puritan. Gereja yang didirikan pada hari
terakhir cenderung mengadakan hanya satu kebaktian pada hari Tuhan.
Kita telah menyimpang sedikit untuk membahas tentang pertemuan yang diadakan di kawasan
gereja. Injil harus diberitakan di gereja pada setiap minggu, dimana orang belum percaya diundang.
5
www.ghmag.net
Selain itu, ada anak-anak orang percaya yang perlu mendengar Injil juga. Sungguhpun pemberitaan
Injil dilakukan di banyak gereja sekarang, tampaknya ada ketidakpahaman bahwa perkara ini harus
dilakukan di rumah-rumah secara teratur. Apa yang kita maksudkan adalah pertemuan penginjilan
di rumah kontak kita, bukannya rumah anggota gereja kita. Bukankah pengubahan dan baptisan
banyak keluarga di bawah pelayanan Paulus itu sesuatu yang bearti? Terdapat keluarga Lydia,
keluarga kepala penjara Filipi, keluarga Krispus, dan keluarga Stefanus (Kis. 16:11 db.; 16:25 db.;
18:8; 1 Kor. 1:16 bd. Kis. 16:1). Timotius juga berubah dalam keluarga di mana ibu dan neneknya
adalah orang percaya (2 Tim. 1:5 bd. Kis. 16:1). Kita tahu ini bukan kasus di mana suatu orang
percaya bagi pihak yang lain di dalam keluarga. Ini juga tahu ini bukan kasus baptisan bayi karena
orang-orang yang dibaptis itu semuanya telah percaya. Ini adalah kasus keluarga-keluarga diinjili
sampailah mereka percaya. Bagi banyak gereja pada masa sekarang, penjangkauan kepada
masyarakat dilakukan secara sporadis, jika ada dilakukan, dan ini pun secara sepintas dan tidak
secara teratur. Pengedaran traktat merupakan kegiatan terpuji, dan begitu juga khotbah terbuka di
sekitar gereja. Tapi di mana praktek alkitabiah mengadakan pedalaman Alkitab penginjilan di
rumah secara teratur? Apabila ditantang berkenaan dengan hal ini, alasan yang umum diberikan
adalah bahwa zaman telah berubah, dan budaya lokal tidak mengizinkan praktek ini. Atau pun
didakwa bahwa gereja itu memiliki pelayanan khusus untuk sekelompok orang tertentu. Bukankah
semua ini alasan belaka? Apakah kita masih belum yakin akan praktek Alkitabiah ini? Harapan saya
adalah bahwa banyak dari kita di sini teryakin akan ajaran Alkitabiah untuk memberitakan Injil
kepada orang-orang yang sama secara teratur, sampai mereka percaya atau kita ditolok.
Pertanyaan praktis yang muncul adalah bagaimana hal ini dapat dilakukan. Biasanya, pendeta, dan
mungkin beberapa saudara berbakat dalam gereja, memulai pertemuan tersebut. Sebuah tim terdiri
dari dua sampai lima orang, termasuk pria dan wanita, kemudian mengunjungi keluarga itu secara
teratur, di mana pemimpin tim akan mengajar. Anggota lain dalam tim memberikan dukungan
moral kepada sang pendeta, dan memberikan keselamatan dalam jumlah. Dengan waktu, beberapa
dari mereka akan berkembang menjadi pemimpin tim. Adalah baik jika rumah yang sama
dikunjungi setiap minggu dan, jika tidak setiap minggu, setiap dua minggu. Pedalaman Alkitab
singkat selama sepuluh menit diadakan, di mana berita "Yesus Kristus dan Dia yang disalibkan"
ditarik keluar dan diterapkan. Ya, sepuluh menit sudah cukup! Praktek kami adalah dimana sang
pendeta membuat ringkasan dari khotbah kebaktian pagi untuk tim yang berkumpul, berfokus pada
ayat-ayat kunci saja. Dia menunjukkan bagaimana khotbah - sekalipun yang bertujuan membangun
orang percaya - dapat disesuaikan untuk menunjuk ke "Yesus Kristus dan Dia yang disalibkan".
Setelah pendeta menyerahkan tim-tim kepada Allah dalam doa, mereka keluar untuk masingmasing mengunjungi sampai lima rumah. Tim-tim kembali ke gereja untuk ibadah malam pada
waktu yang berbeda, tergantung pada berapa banyak rumah yang penghuninya ada pada hari itu.
Hal yang sama dapat dilakukan pada hari lain, dan tidak hanya pada hari Tuhan. Khotbah dari
kebaktian malam dapat digunakan kali ini. Dengan cara ini, pemimpin tim terhindar dari kesulitan
mempersiapkan pelajaran sendiri.
Kesimpulan
Mari kita menyimpulkan. Saya ada beban. Beban itu adalah untuk melihat kedua-dua khotbah untuk
membangun iman orang percaya, dan untuk memenangkan jiwa bagi Kristus, dipulih di gerejagereja. Beban itu adalah untuk melihat kedua-dua memberitakan Injil kepada orang di dalam gereja,
dan di rumah-rumah pribadi, dipulih. Beban itu adalah untuk melihat Injil "Yesus Kristus dan Dia
yang disalibkan" diproklamirkan secara setia, dari setiap bagian Alkitab. Beban itu adalah untuk
melihat semua bangsa dijangkau oleh setiap gereja lokal yang setia kepada ajaran Alkitab.
Bukan kita yang harus menilai keberkesanan kerja Injil orang Kristen lain. Namun, jika iman timbul
dari pendengaran Injil yang diberitakan, adalah tidak mungkin terdapat iman yang benar pada
mereka yang menyambut Injil palsu. Jika itu sudah terjadi, alangkah tersia-sia waktu, tenaga dan
kesempatan dalam pemberitaan orang-orang Kristen itu! Dan berapa banyak orang yang telah
6
www.ghmag.net
disesatkan untuk berpikir bahwa mereka diselamatkan padahal mereka belum benar-benar
diperbarui! Kita yang lebih tahu tidak harus cuai untuk menjangkau orang-orang belum percaya
dengan Injil. Adalah bukan urusan kita untuk menghakimi orang lain. Urusan kita adalah supaya
sibuk dalam pekerjaan Tuhan.
Kita berterima kasih atas pemulihan pemberitaan Injil secara umum di banyak gereja. Tapi di mana
pemberitaan Injil teratur dari rumah ke rumah? Satu gereja dapat mencapai hanya begitu banyak.
Sepuluh gereja yang melakukan hal yang sama akan melipatgandakan efeknya sepuluh kali lipat.
Seratus gereja akan kalikan efeknya seratus kali lipat. Pertimbangkan efeknya upaya seratus gereja
sepanjang tahun - bukankah itu berarti? Pertimbangkan sebaliknya seratus gereja yang tidak
melakukan hal itu - bukankah itu sayang sekali? Dan sayang sekali sudah, karena ini belum
dilakukan secara ekstensif! Ingatlah bahwa kita tidak berbicara tentang jumlah orang yang percaya,
tetapi efek dari pemberitaan Injil yang mungkin, atau mungkin tidak, termasuk orang yang percaya.
Sekalipun kita ingin memenangkan banyak jiwa bagi Kristus, adalah Allah yang memberi
pertumbuhan.
Kita hanya bisa merayu kepada Allah untuk menggerakkan umat-Nya supaya menangkap visi
melaksanakan Amanat Agung dengan kepenuhannya, dan dengan seluruh hati. Ya Tuhan,
kasihanilah kami, umat-Mu!
~~~~~
7
Download