PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMODELAN PADA SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH KEJURUAN IHYA’ ULUMIDDIN SINGOJURUH BANYUWANGI CHUSNUL CHOTIMAH Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Kejuruan Ihya’ Ulumiddin Singojuruh Banyuwangi pada semester genap Tahun pelajaran 2010-2011. Strategi pemodelan tampaknya dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif. Strategi pemodelan dapat mendorong dan memberikan daya tarik dalam proses pembelajaran. Iklim belajar yang menyenangkan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas peserta didik. Langkah-langkah strategi pemodelan dalam pembelajaran menulis deskripsi dilakukan mengikuti tahap pemodelan sebagai berikut: (1) tahap perhatian (3) tahap mengola (produk) (4) tahap motivasi. Penelitian ini menggunakan PTK Model Kurt Lewin, dengan langkah pokok penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Seting atau lokasi penelitian ini adalah kelas XI IPA MAK Ihya’ Ulumiddin Singojuruh Tahun Pelajaran 2010-2011 dengan jumlah 39 siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Secara klasikal penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi. Lebih dari 85% siswa telah memenuhi KKM. Kata kunci: kemampuan menulis deskripsi, strategi pemodelan Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, untuk mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tesebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imanjinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis (Depdikknas, 2006). Empat komponen keterampilan berbahasa itu adalah menyimak, NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 113 berbicara, membaca dan menulis. Keempat aspek keterampilan berbahasa itu dikelompokkan menjadi dua, yaitu keterampilan berbahasa reseptif dan keterampilan berbahasa aktif produktif. Ukuran kompentensi menulis seseorang (siswa) dalam pembelajaran di antaranya adalah keruntutan pola pikir tulisannya, ketepatan penerapan kalimat dan kaidahnya kekoherensian dan kekohesifan paragrafnya. Permasalahan ini akan baik hasilnya jika siswa berlatih secara maksimal. Dengan pemodelan, pelatih atau guru akan mendemonstrasikan atau memberi contoh mngenai cara melakukan suatu keterampilan, sedanghkan orang yang dilatih atau pelajar akan mengobservasi dan meniru tingkah laku pelatih atau guru. Model itu bisa berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis, cara melafalkan bahasa inggris dan sebagainya. Pemodelan dapat juga diartikan sebagi proses yang ditunjukkan oleh seorang ahli kepada orang yang belum ahli tentang cara melakukan sesuatu sehingga orang yang belum ahli itu mampu membangun sebuah pemahaman tentang cara menyelesaikan atau mengerjakan sesuatu itu. Sebagai sebuah strategi pembelajaran menulis paragraf deskriptif, pemodelan mensyaratkan guru untuk menampilkan contoh tulisan paragraf, lalu memberikan contoh cara membuatnya dengan baik. Ada dua ciri yang terdapat dalam strategi pemodelan. Pertama, ada model yang akan ditiru oleh siswa. Kedua, ada proses peniruan oleh siswa. Model yang akan ditiru dapat berupa benda dan dapat berupa tindakan. Untuak mengatasi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis deskripsi di kelas XI IPA Madrasah Aliyah Kejuruan Ihya’ Ulummiddin Singojuruh Banyuwangi, digunakan strategi pemodelan. Berkaitan dengan menulis dalam bentuk deskripsi ini, secara konseptual siswa kelas XI Madrasah Aliyah Kejuruan Ihya’ Ulumiddin Singojuruh Banyuwangi belum mampu menulis deskriptif sesuai dengan tahapan penulisan. Tahapan penulisan belum dapat dilalui siswa secara tepat. Pemodelan menulis merupakan bagian pengajaran menulis yang penting. Pemodelan dapat berupa contoh-contoh tindakan. Konsep pemodelan dalam pembelajaran itu dilakukan dengan (a) membahasakan gagasan yang dipikirkan, (b) mendemonstrasikan kompetensi yang diinginkan dipelajari, dan (c) melakukan sesuatu agar siswa melakukannya (Nurhadi, 2004:49) Pemodelan dapat berbentuk demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar. Dengan kata lain model dapat berupa cara mengoperasikan sesuatu, cara melempar bola dalam olah raga, contoh karya tulis dalam bentuk deskripsi, cara melafalkan bahasa inggris, cara berbicara di forum resmi dan sebagainya. Atau guru memberi contoh cara mengerjakan sesuatu. Dengan begitu guru memberi model tentang ‘bagaimana cara belajar’. Sebagaian guru memberi contoh tentang cara belajar sesuatu, sebelum siswa malakukan atau melaksanakan NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 114 tugas. Misalnya, cara menemukan kata kunci dalam bacaan. Dalam pembelajaran ini guru mendemonstrasikan cara menemukan ide pokok atau yang akan digunakan untuk menulis deskripsi dalam bentuk paragraf deskriksi, membuat draf kerangka karangan, mengembangkan kerangka karangan. Ketika guru mendemonstrasikan caramenemukan gagasan atau ide untuk penulisan karangan deskriptif tersebut, siswa mengamati guru dalam menelusuri bacaan untuk menemukan suatu gagasan menjadi perhatian utama siswa. Dengan begitu siswa tahu bagaiman yang efektif dalam melakukan kegiatan untuk menemukan suatu gagasan. Gagasan atau ide yang ditemukan guru sebagai salah satu cara untuk membuat draf karanganyang disampaikanguru kepada siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran menemukan sampai membuat draf karangan bahkan melanjutkan ke pengembangan kerangka karangan tersebut secara tepat. Secara sederhana kegiatan itu disebut pemodelan. Artinya ada model yang bisa ditiru dan diamati siswa sebelum mereka berlatih mengamati objek dan menemukan suatu gagasanyang digunakan untuk menulis paragraf deskripsi. Dalam kasus ini guru sebagai model dalam kegiatan atau proses pembelajaran di kelas. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini menggunakan Model Kurt Lewin, dengan langkah pokok penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (acting), (c) pengamatan (observing), dan (d) refleksing (reflecting). Hubungan ke empat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Setting atau lokasi penellitian ini adalah MAK Ihya’ Ulumiddin Singojuruh Banyuwangi.Sekolahan ini berada di JL. KH.Abdullah Hasbullah no 8 Padang Singojuruh Banyuwangi. Lokasi ini berada di selatan barat wilayah perkotaan Banyuwangi. MAK ini berdekatan dengan SMKN Ihya’ Ulumiddin Singojuruh dan dalam lingkungan pondok pesantren, serta berdekatan dengan MTS AL Mujahidin Singojuruh. Lokasi sekolah ini berada agak jauh dari kota Banyuwangi sehingga perlu transportasi khusus untuk sampai di MAK Ihya’ Ulumiddin Singojuruh tersebut. Sekolah ini memiliki siswa sejumlah 287 orang, terbagi menjadi delapan kelas. Kelas X sebanyak lima kelas, kelas XI terdiri dari dua kelas yaitu program IPA dan Program IPS, sementara kelas XII terdiri dari satu kelas program IPS. Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi dan hasil evaluasi. Kegiatan evaluasi dan observasi ini dilakukan sejak awal penelitian sampai dengan akhir penelitian. Observasi dimanfaatkan untuk mengetahui kondisi penerapan strategi pemodelan dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi. HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN Strategi pemodelan dalam pembelajaran dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut. NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 115 1. Tahap Perhatian Pada tahap perhatian ini siswa memperhatikan guru saat menyampaikan beberapa devinisi yang terkait dengan penulisan paragraf deskripsi. Kegiatan ini mulai dari pengertian paragraf deskripsi, tema/topik, ciri-ciri paragraf deskripsi, penyusunan dan teknik penulisan bahkan bentuk paragraf deskripsi dalam sebuah contoh paragraf deskripsi. Dengan membacakan contoh paragraf deskripsi tersebut dari hasil pengamatan sebuah objek. 2. Tahap Mengulang (retensi) Setelah siswa memperoleh pengetahuan tentang penulisan paragraf deskripsi dan memehami hal-hal yang terkait. Yaitu tentang tema, ciri-ciri paragraf deskripsi teknik penulisan deskripsi hasil pengamatan dalam bentuk paragraf deskripsi. Siswa menyampaikan secara lisan mengenai ciri-ciri paragraf deskripsi, tema, ciri-ciri serta teknik penulisan paragraf deskripsi secara baik melalui pertanyaan yang disampaiklan guru. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyampaikan kembali ulasan dari guru. Sebagai wujud dari fase retensi atau mengulang materi yang disampaikan guru, sehingga mengetahui kemampuan peserta didik secara jelas. 3. Tahap Produksi Dengan mengetahui kemampuan peserta didik pada tahap retensi atau mengulang, maka pada tahap produksi guru mengajak peserta didiknya untuk belajar di luar kelas. Pembelajaran di luar kelas ini untuk mengadakan pengamatan pada lingkungan sekolah. Dengan tujuan hasil pengamatan tersebut dijadikan sebuah deskripsi dalam bentuk paragraf deskripsi, dengan batasan waktu yang sudah ditentukan oleh guru. Dan setiap siswa mampu mengaplikasikan tahapan-tahapan yang sudah dilalui sebelumnya. 4. Tahap Motivasi Pada tahap motivasi ini peserta didik mampu mempresentasikan hasil kegiatan yang sudah dilalui sesuai tahapan-tahapan sebelumnya, yaitu berupa penulisan hasil pengamatan yang dilakukan di lingkungan sekolah. Hasil pengamatan tersebut berupa paragraf deskripsi, yang disimulasikan dalam kegiatan diskusi untuk menyampaikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk paragraf deskripsi. Akhirnya guru dan peserta didik akan menyimpulkan hasil kegiatan tersebut dan memberikan penghargaan terhadap peserta didik yang hasilnya sempuna sesuai ketentuan, dan memberikan dorongn kepada peserta didik yang hasilnya kurang maksimal. Langkah–langkah menulis Deskripsi Untuk membantu mempermudah pendeskripsian, berikut ini disajikan rambu-rambu yang dapat diikuti. (a) Menentukan objek yang akan dideskripsikan: apakah akan mendeskripsikan orang atau tempat. (b) Merumuskan tujuan pendeskripsian:apakah deskrisi akan dilakukan sebagai alat bantu karangan NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 116 narasi,eksposisi,argumentasi, atau persuasi. (c) Menetapkan bagian yang akan dideskripsikan: kalau yang akan dideskripsikan orang,apakah yang akan dideskripsikan itu cirri-ciri fisik,watak,gagasannya,atau benda-benda di sekitar tokoh? Kalau yang dideskripsikan tempat, apakah yang akan dideskripsikan keseluruh tempat atau hanya bagianbagian tertentu saja yang menarik. (d) Merinci dan mensistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan. Hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu kesan dan gambaran kuat mengenai sesuatu yang dideskripsikan. Pendekatan apa yang akan digunakan penulis. Berdasarkan hasil pada siklus I bahwa secara klasikal siswa belum mencapai 85%, maka peneliti melanjutkan kembali tindakan pada siklus II dengan melakukan perbaikan secara menyeluruh yang berdasarkan pada hasil dari siklus I. Ada beberapa catatan dalam siklus ini. (a) Masih ada 8 siswa yang belum mencapai KKM (b) Perlu diadakan perbaikan dan remedial teaching pada materi (c) Pola-pola penulisan deskripsi (d) Penerapan kalimat efektif dan komunikatif dalam karangan (e) Perbedaan makna ambigu dan tidak ambigu dalam sebuah karangan (f) Teknik penyusunan paragraf secara runtut atau urut. (g) Menambah contoh-contoh tentang bentuk-bentuk paragraf deskripsi yang sesuai dengan isi, organisasi gagasan, bahasa dan teknik penulisan. (h) Memberikan bimbingan khusus terhadap 8 siswa yang belum memenuhi KKM. Berdasarkan data pada siklus kedua, ternyata masih ada 2 siswa yang belum memenuhi KKM (7,00) yang telah ditetapkan. Dengan demikian ada 37 siswa yang tuntas atau memenuhi KKM (7,00) yang telah ditetapkan, sehingga kalau diprosentase secara klasikal tentang ketuntasan belajarnya mencapai 94,87%. Dengan demikian secara klasikal dapat dikatakan berhasil. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pada siklus pertama, ternyata masih ada 8 siswa yang belum memenuhi KKM (7,00) yang telah ditetapkan. Dengan demikian ada 31 siswa yang tuntas atau memenuhi KKM (7,00) yang telah ditetapkan, sehingga kalau diprosentase secara klasikal tentang ketuntasan belajarnya mencapai 79,49%. Ini berarti secara klasikal belum dikatakan berhasil, karena dikatakan secara klasikal berhasil jika 85% ke atas siswa telah memenuhi KKM. Karena secara klasikal siswa belum mencapai 85%, maka peneliti melanjutkan kembali NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 117 tindakan pada siswa dengan rekomendasi hasil dari siklus I yaitu: (a) perlu diadakan perbaikan dan remedial teaching pada materi, (b) pola-pola penulisan deskripsi, (c) penerapan kalimat efektif dan komunikatif dalam karangan, (d) perbedaan makna ambigu dan tidak ambigu dalam sebuah karangan, (e) teknik penyusunan paragraf secara runtut atau urut, (f) menambah contoh-contoh tentang bentuk-bentuk paragraf deskripsi yang sesuai dengan isi, organisasi gagasan, bahasa dan teknik penulisan, dan (g) memberikan bimbingan khusus terhadap 8 siswa yang belum memenuhi KKM. Berdasarkan data pada siklus kedua, ternyata masih ada 2 siswa yang belum memenuhi KKM (7,00) yang telah ditetapkan. Dengan demikian ada 37 siswa yang tuntas atau memenuhi KKM (7,00) yang telah ditetapkan, sehingga kalau diprosentase secara klasikal tentang ketuntasan belajarnya mencapai 94,87%. Dengan demikian, secara klasikal dapat dikatakan berhasil, karena dikatakan secara klasikal berhasil jika 85% ke atas siswa telah memenuhi KKM. Ada peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan penerapan strategi pemodelan dalam pembelajaran menulis deskripsi pada siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Kejuruan Ihya’ Ulumiddin Singojuruh Banyuwangi. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsini. 1987. Prosesdeur Pelelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Erlangga. Dahar, Ratna Wilis. 1988. TeoriTeori Belajar. Jakarta: Depdikbud. Dawud, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas XI Jakarta: Erlangga. Depdikbud, 2001. Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud, 1999. Penelitian Tindakan (Action Resaech), Jakarta: Depdikbud Lutfianingsih, Eva, 2007. Penerapan Strategi Pemodelan Dalam pembelajaran Menulis Wacana Argumentasi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negri 6 Telungagung. Tidak diterbitkan. Malang: Program Pasca Sarjana Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang. Masjid, Abdul, 2005. Penerapan Pembelajaran Mengembangkan Kompentensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mistar, Junaidi, 2010. Pedoman Penulisan Tesis. Malang: Pasca Sarjana Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Islam Malang. NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 118 Lampiran Tabel 1 Nilai Siswa Tentang Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas XII IPA MAK Ihya’ulumiddin Singojuruh pada Siklus I NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 NAMA 2 ABDUL NA'IM AHMAD NASRULLOH ALFIAN NUR FIRDAUS AMALIYAH ANAS TOYYIBI ANTON NIL HAKIM AULI DYANTO BAMBANG KUSNANTO CAHYO HERI PURNOMO DEWAN MAHARDIKA 2 73 DEWI LUTFIANA DEWI UMROATUS SOLEHA ERENA ASTI OKTAVIANITA FITRI SULISTIYANI HENDRA SUSANTO IIM BADRUT TAMAM IIS BANDRIYAH IKRIMATUS SHOLEHAH ILMI MUFIDA IMAM SUYUTI IRMA APRILIANA LENI LIDIYAWATI LUKY FIRIYANTO M. HAMIM ZAZULI AL'AN MOH. MASHURI MOHAMMAD KHOLIL MOHAMMAD NANDA IMAWAN MUNIB ZAINUL ILMI MUSTAHDI PUTRI UTAMI RESTU FIRMANSYAH RIMA INTAN KUSWANDARI SENDI PRATMA PARAMITA SETYO SISWONO SIGIT GIANLUCA PRIMANDA SITI QOMARIYAH SURAIDA L/P 3 L L L P L L L L L L 3 P P P P L L P P P L P P L L L L L L L P L P P L L P P JML 4 54 53 55 59 58 55 58 54 59 61 4 58 55 62 60 59 55 58 57 58 60 61 57 58 59 63 57 60 58 60 60 58 57 59 60 57 55 58 SCORE 5 67.5 66.25 68.75 73.75 72.5 68.75 72.5 67.5 73.75 76.25 5 72.5 68.75 77.5 75 73.75 68.75 72.5 71.25 72.5 75 76.25 71.25 72.5 73.75 78.75 71.25 75 72.5 75 75 72.5 71.25 73.75 75 71.25 68.75 72.5 KET. 6 TT TT TT T T TT T TT T T 6 T TT T T T TT T T T T T T T T T T T T T T T T T T T TT T NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 131 38 39 YUSUF ALI FARHAN ZULFA RIZITA L P 58 57 72.5 71.25 T T Tabel 5 Nilai Siswa Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas XII IPA MAK Ihya’ulumiddin Singojuruh Siklus II NO NAMA L/P JML SCORE KET. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 ABDUL NA'IM AHMAD NASRULLOH ALFIAN NUR FIRDAUS AMALIYAH ANAS TOYYIBI ANTON NIL HAKIM AULI DYANTO BAMBANG KUSNANTO CAHYO HERI PURNOMO DEWAN MAHARDIKA DEWI LUTFIANA DEWI UMROATUS SOLEHA ERENA ASTI OKTAVIANITA FITRI SULISTIYANI HENDRA SUSANTO IIM BADRUT TAMAM IIS BANDRIYAH IKRIMATUS SHOLEHAH ILMI MUFIDA IMAM SUYUTI IRMA APRILIANA LENI LIDIYAWATI LUKY FIRIYANTO M. HAMIM ZAZULI AL'AN MOH. MASHURI MOHAMMAD KHOLIL MOHAMMAD NANDA IMAWAN MUNIB ZAINUL ILMI MUSTAHDI PUTRI UTAMI RESTU FIRMANSYAH 2 L L L P L L L L L L P P P P L L P P P L P P L L L L L L L P L 3 63 55 61 65 64 61 64 64 66 67 65 62 65 66 66 63 64 65 66 64 65 64 65 65 66 64 64 65 64 65 69 4 78.75 68.75 76.25 81.25 80 76.25 80 80 82.5 83.75 81.25 77.5 81.25 82.5 82.5 78.75 80 81.25 82.5 80 81.25 80 81.25 81.25 82.5 80 80 81.25 80 81.25 86.25 5 T TT T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T T 6 32 33 34 35 RIMA INTAN KUSWANDARI SENDI PRATMA PARAMITA SETYO SISWONO SIGIT GIANLUCA PRIMANDA P P L L 65 68 64 63 81.25 85 80 78.75 T T T T NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 132 36 37 38 39 SITI QOMARIYAH SURAIDA YUSUF ALI FARHAN ZULFA RIZITA P P L P 55 66 65 66 68.75 82.5 81.25 82.5 TT T T T NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 133