peningkatan kemampuan menulis deskripsi dengan penggunaan

advertisement
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI
DENGAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMODELAN PADA
SISWA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH KEJURUAN
IHYA’ ULUMIDDIN SINGOJURUH BANYUWANGI
CHUSNUL CHOTIMAH
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan
kemampuan siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah Kejuruan
Ihya’ Ulumiddin Singojuruh Banyuwangi pada semester genap
Tahun pelajaran 2010-2011. Strategi pemodelan tampaknya
dapat menciptakan iklim belajar yang kondusif. Strategi
pemodelan dapat mendorong dan memberikan daya tarik dalam
proses pembelajaran. Iklim belajar yang menyenangkan
membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta
kreativitas peserta didik. Langkah-langkah strategi pemodelan
dalam pembelajaran menulis deskripsi dilakukan mengikuti
tahap pemodelan sebagai berikut: (1) tahap perhatian (3) tahap
mengola (produk) (4) tahap motivasi. Penelitian ini
menggunakan PTK Model Kurt Lewin, dengan langkah pokok
penelitian ini terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi. Seting atau lokasi penelitian
ini adalah kelas XI IPA MAK Ihya’ Ulumiddin Singojuruh
Tahun Pelajaran 2010-2011 dengan jumlah 39 siswa pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Secara klasikal penelitian ini dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis deskripsi.
Lebih dari 85% siswa telah memenuhi KKM.
Kata kunci: kemampuan menulis deskripsi, strategi pemodelan
Bahasa memiliki peran sentral
dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional peserta didik
dan
merupakan
penunjang
keberhasilan dalam mempelajari
semua bidang studi. Pembelajaran
bahasa diharapkan membantu peserta
didik mengenal dirinya, budayanya
dan budaya orang lain, untuk
mengungkapkan
gagasan
dan
perasaan,
berpartisipasi
dalam
masyarakat yang menggunakan
bahasa tesebut, dan menemukan serta
menggunakan kemampuan analitis
dan imanjinatif yang ada dalam
dirinya.
Pembelajaran
Bahasa
Indonesia
diarahkan
untuk
meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berkomunikasi dalam
bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis
(Depdikknas, 2006).
Empat komponen keterampilan
berbahasa itu adalah menyimak,
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 113
berbicara, membaca dan menulis.
Keempat
aspek
keterampilan
berbahasa
itu
dikelompokkan
menjadi dua, yaitu keterampilan
berbahasa reseptif dan keterampilan
berbahasa aktif produktif. Ukuran
kompentensi menulis seseorang
(siswa) dalam pembelajaran di
antaranya adalah keruntutan pola
pikir tulisannya, ketepatan penerapan
kalimat
dan
kaidahnya
kekoherensian dan kekohesifan
paragrafnya. Permasalahan ini akan
baik hasilnya jika siswa berlatih
secara maksimal.
Dengan pemodelan, pelatih atau
guru akan mendemonstrasikan atau
memberi contoh mngenai cara
melakukan
suatu
keterampilan,
sedanghkan orang yang dilatih atau
pelajar akan mengobservasi dan
meniru tingkah laku pelatih atau
guru. Model itu bisa berupa cara
mengoperasikan
sesuatu,
cara
melempar bola dalam olah raga,
contoh karya tulis, cara melafalkan
bahasa inggris dan sebagainya.
Pemodelan dapat juga diartikan
sebagi proses yang ditunjukkan oleh
seorang ahli kepada orang yang
belum ahli tentang cara melakukan
sesuatu sehingga orang yang belum
ahli itu mampu membangun sebuah
pemahaman
tentang
cara
menyelesaikan atau mengerjakan
sesuatu itu.
Sebagai
sebuah
strategi
pembelajaran
menulis
paragraf
deskriptif, pemodelan mensyaratkan
guru untuk menampilkan contoh
tulisan paragraf, lalu memberikan
contoh cara membuatnya dengan
baik. Ada dua ciri yang terdapat
dalam strategi pemodelan. Pertama,
ada model yang akan ditiru oleh
siswa. Kedua, ada proses peniruan
oleh siswa. Model yang akan ditiru
dapat berupa benda dan dapat berupa
tindakan.
Untuak mengatasi kesulitan
siswa dalam pembelajaran menulis
deskripsi di kelas XI IPA Madrasah
Aliyah Kejuruan Ihya’ Ulummiddin
Singojuruh Banyuwangi, digunakan
strategi
pemodelan.
Berkaitan
dengan menulis dalam bentuk
deskripsi ini, secara konseptual siswa
kelas XI
Madrasah
Aliyah
Kejuruan
Ihya’
Ulumiddin
Singojuruh
Banyuwangi
belum
mampu menulis deskriptif sesuai
dengan tahapan penulisan. Tahapan
penulisan belum dapat dilalui siswa
secara tepat.
Pemodelan menulis merupakan
bagian pengajaran menulis yang
penting. Pemodelan dapat berupa
contoh-contoh tindakan. Konsep
pemodelan dalam pembelajaran itu
dilakukan dengan (a) membahasakan
gagasan yang dipikirkan, (b)
mendemonstrasikan
kompetensi
yang diinginkan dipelajari, dan (c)
melakukan sesuatu agar siswa
melakukannya (Nurhadi, 2004:49)
Pemodelan dapat berbentuk
demonstrasi,
pemberian
contoh
tentang konsep atau aktivitas belajar.
Dengan kata lain model dapat berupa
cara mengoperasikan sesuatu, cara
melempar bola dalam olah raga,
contoh karya tulis dalam bentuk
deskripsi, cara melafalkan bahasa
inggris, cara berbicara di forum
resmi dan sebagainya. Atau guru
memberi contoh cara mengerjakan
sesuatu. Dengan begitu guru
memberi model tentang ‘bagaimana
cara belajar’.
Sebagaian guru memberi contoh
tentang cara belajar sesuatu, sebelum
siswa malakukan atau melaksanakan
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 114
tugas. Misalnya, cara menemukan
kata kunci dalam bacaan. Dalam
pembelajaran
ini
guru
mendemonstrasikan
cara
menemukan ide pokok atau yang
akan digunakan untuk menulis
deskripsi dalam bentuk paragraf
deskriksi, membuat draf kerangka
karangan, mengembangkan kerangka
karangan.
Ketika
guru
mendemonstrasikan caramenemukan
gagasan atau ide untuk penulisan
karangan deskriptif tersebut, siswa
mengamati guru dalam menelusuri
bacaan
untuk menemukan suatu
gagasan menjadi perhatian utama
siswa. Dengan begitu siswa tahu
bagaiman yang efektif dalam
melakukan
kegiatan
untuk
menemukan suatu gagasan. Gagasan
atau ide yang ditemukan guru
sebagai salah satu cara untuk
membuat
draf
karanganyang
disampaikanguru
kepada
siswa
sebagai hasil kegiatan pembelajaran
menemukan sampai membuat draf
karangan bahkan melanjutkan ke
pengembangan kerangka karangan
tersebut
secara
tepat.
Secara
sederhana kegiatan itu disebut
pemodelan. Artinya ada model yang
bisa ditiru dan diamati siswa sebelum
mereka berlatih mengamati objek
dan menemukan suatu gagasanyang
digunakan untuk menulis paragraf
deskripsi. Dalam kasus ini guru
sebagai model dalam kegiatan atau
proses pembelajaran di kelas.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
merupakan
penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian ini menggunakan Model
Kurt Lewin, dengan langkah pokok
penelitian ini terdiri dari empat
komponen yaitu (a) perencanaan
(planning), (b) tindakan (acting), (c)
pengamatan (observing), dan (d)
refleksing (reflecting). Hubungan ke
empat komponen tersebut dipandang
sebagai satu siklus.
Setting atau lokasi penellitian
ini adalah MAK Ihya’ Ulumiddin
Singojuruh Banyuwangi.Sekolahan
ini berada di JL. KH.Abdullah
Hasbullah no 8 Padang Singojuruh
Banyuwangi. Lokasi ini berada di
selatan barat wilayah perkotaan
Banyuwangi. MAK ini berdekatan
dengan SMKN Ihya’ Ulumiddin
Singojuruh dan dalam lingkungan
pondok pesantren, serta berdekatan
dengan
MTS
AL
Mujahidin
Singojuruh. Lokasi sekolah ini
berada agak jauh dari kota
Banyuwangi
sehingga
perlu
transportasi khusus untuk sampai di
MAK Ihya’ Ulumiddin Singojuruh
tersebut. Sekolah ini memiliki siswa
sejumlah 287 orang, terbagi menjadi
delapan kelas. Kelas X sebanyak
lima kelas, kelas XI terdiri dari dua
kelas yaitu program IPA dan
Program IPS, sementara kelas XII
terdiri dari satu kelas program IPS.
Data
dikumpulkan
melalui
observasi, dokumentasi dan hasil
evaluasi. Kegiatan evaluasi dan
observasi ini dilakukan sejak awal
penelitian sampai dengan akhir
penelitian. Observasi dimanfaatkan
untuk mengetahui kondisi penerapan
strategi
pemodelan
dalam
pembelajaran
menulis
paragraf
deskripsi.
HASIL PENELITIAN DAN
BAHASAN
Strategi
pemodelan
dalam
pembelajaran dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut.
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 115
1. Tahap Perhatian
Pada tahap perhatian ini siswa
memperhatikan
guru
saat
menyampaikan beberapa devinisi
yang terkait dengan penulisan
paragraf deskripsi. Kegiatan ini
mulai dari pengertian paragraf
deskripsi,
tema/topik,
ciri-ciri
paragraf deskripsi, penyusunan dan
teknik penulisan bahkan bentuk
paragraf deskripsi dalam sebuah
contoh paragraf deskripsi. Dengan
membacakan
contoh
paragraf
deskripsi
tersebut
dari
hasil
pengamatan sebuah objek.
2. Tahap Mengulang (retensi)
Setelah
siswa
memperoleh
pengetahuan
tentang
penulisan
paragraf deskripsi dan memehami
hal-hal yang terkait. Yaitu tentang
tema, ciri-ciri paragraf deskripsi
teknik penulisan deskripsi hasil
pengamatan dalam bentuk paragraf
deskripsi. Siswa menyampaikan
secara lisan mengenai ciri-ciri
paragraf deskripsi, tema, ciri-ciri
serta teknik penulisan paragraf
deskripsi secara baik melalui
pertanyaan yang disampaiklan guru.
Hal tersebut dilakukan sebagai
langkah
untuk
mengetahui
kemampuan
siswa
dalam
menyampaikan kembali ulasan dari
guru. Sebagai wujud dari fase retensi
atau mengulang materi yang
disampaikan
guru,
sehingga
mengetahui kemampuan peserta
didik secara jelas.
3. Tahap Produksi
Dengan mengetahui kemampuan
peserta didik pada tahap retensi atau
mengulang, maka pada tahap
produksi guru mengajak peserta
didiknya untuk belajar di luar kelas.
Pembelajaran di luar kelas ini untuk
mengadakan
pengamatan
pada
lingkungan sekolah. Dengan tujuan
hasil pengamatan tersebut dijadikan
sebuah deskripsi dalam bentuk
paragraf deskripsi, dengan batasan
waktu yang sudah ditentukan oleh
guru. Dan setiap siswa mampu
mengaplikasikan
tahapan-tahapan
yang sudah dilalui sebelumnya.
4. Tahap Motivasi
Pada tahap motivasi ini peserta
didik mampu mempresentasikan
hasil kegiatan yang sudah dilalui
sesuai tahapan-tahapan sebelumnya,
yaitu
berupa
penulisan
hasil
pengamatan yang dilakukan di
lingkungan
sekolah.
Hasil
pengamatan tersebut berupa paragraf
deskripsi, yang disimulasikan dalam
kegiatan
diskusi
untuk
menyampaikan hasil pengamatan
tersebut dalam bentuk paragraf
deskripsi. Akhirnya guru dan peserta
didik akan menyimpulkan hasil
kegiatan tersebut dan memberikan
penghargaan terhadap peserta didik
yang hasilnya sempuna sesuai
ketentuan, dan memberikan dorongn
kepada peserta didik yang hasilnya
kurang maksimal.
Langkah–langkah
menulis
Deskripsi
Untuk membantu mempermudah
pendeskripsian, berikut ini disajikan
rambu-rambu yang dapat diikuti.
(a) Menentukan objek yang
akan dideskripsikan: apakah
akan
mendeskripsikan
orang atau tempat.
(b) Merumuskan
tujuan
pendeskripsian:apakah
deskrisi
akan
dilakukan
sebagai alat bantu karangan
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 116
narasi,eksposisi,argumentasi,
atau persuasi.
(c) Menetapkan bagian yang
akan dideskripsikan: kalau
yang akan dideskripsikan
orang,apakah
yang
akan
dideskripsikan itu cirri-ciri
fisik,watak,gagasannya,atau
benda-benda di sekitar tokoh?
Kalau yang dideskripsikan
tempat, apakah yang akan
dideskripsikan
keseluruh
tempat atau hanya bagianbagian tertentu saja yang
menarik.
(d) Merinci
dan
mensistematiskan
hal-hal
yang menunjang kekuatan
bagian
yang
akan
dideskripsikan. Hal-hal apa
saja yang akan ditampilkan
untuk membantu kesan dan
gambaran kuat mengenai
sesuatu yang dideskripsikan.
Pendekatan apa yang akan
digunakan penulis.
Berdasarkan hasil pada siklus I
bahwa secara klasikal siswa belum
mencapai 85%, maka peneliti
melanjutkan kembali tindakan pada
siklus
II
dengan
melakukan
perbaikan secara menyeluruh yang
berdasarkan pada hasil dari siklus I.
Ada beberapa catatan dalam siklus
ini.
(a) Masih ada 8 siswa yang
belum mencapai KKM
(b) Perlu diadakan perbaikan
dan remedial teaching pada
materi
(c) Pola-pola
penulisan
deskripsi
(d) Penerapan kalimat efektif
dan
komunikatif
dalam
karangan
(e) Perbedaan makna ambigu
dan tidak ambigu dalam
sebuah karangan
(f) Teknik penyusunan paragraf
secara runtut atau urut.
(g) Menambah contoh-contoh
tentang
bentuk-bentuk
paragraf deskripsi yang sesuai
dengan
isi,
organisasi
gagasan, bahasa dan teknik
penulisan.
(h) Memberikan
bimbingan
khusus terhadap 8 siswa yang
belum memenuhi KKM.
Berdasarkan data pada siklus
kedua, ternyata masih ada 2 siswa
yang belum memenuhi KKM (7,00)
yang telah ditetapkan. Dengan
demikian ada 37 siswa yang tuntas
atau memenuhi KKM (7,00) yang
telah ditetapkan, sehingga kalau
diprosentase secara klasikal tentang
ketuntasan belajarnya mencapai
94,87%. Dengan demikian secara
klasikal dapat dikatakan berhasil.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan diperoleh kesimpulan
sebagai berikut. Pada siklus pertama,
ternyata masih ada 8 siswa yang
belum memenuhi KKM (7,00) yang
telah ditetapkan. Dengan demikian
ada 31 siswa yang tuntas atau
memenuhi KKM (7,00) yang telah
ditetapkan,
sehingga
kalau
diprosentase secara klasikal tentang
ketuntasan belajarnya mencapai
79,49%. Ini berarti secara klasikal
belum dikatakan berhasil, karena
dikatakan secara klasikal berhasil
jika 85% ke atas siswa telah
memenuhi KKM. Karena secara
klasikal siswa belum mencapai 85%,
maka peneliti melanjutkan kembali
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 117
tindakan
pada
siswa
dengan
rekomendasi hasil dari siklus I yaitu:
(a) perlu diadakan perbaikan
dan remedial teaching pada
materi,
(b) pola-pola
penulisan
deskripsi,
(c) penerapan kalimat efektif
dan
komunikatif
dalam
karangan,
(d) perbedaan makna ambigu
dan tidak ambigu dalam
sebuah karangan,
(e) teknik penyusunan paragraf
secara runtut atau urut,
(f) menambah contoh-contoh
tentang
bentuk-bentuk
paragraf deskripsi yang sesuai
dengan
isi,
organisasi
gagasan, bahasa dan teknik
penulisan, dan
(g) memberikan
bimbingan
khusus terhadap 8 siswa yang
belum memenuhi KKM.
Berdasarkan data pada siklus
kedua, ternyata masih ada 2 siswa
yang belum memenuhi KKM (7,00)
yang telah ditetapkan. Dengan
demikian ada 37 siswa yang tuntas
atau memenuhi KKM (7,00) yang
telah ditetapkan, sehingga kalau
diprosentase secara klasikal tentang
ketuntasan belajarnya mencapai
94,87%. Dengan demikian, secara
klasikal dapat dikatakan berhasil,
karena dikatakan secara klasikal
berhasil jika 85% ke atas siswa telah
memenuhi KKM. Ada peningkatan
kemampuan
menulis
deskripsi
dengan
penerapan
strategi
pemodelan dalam pembelajaran
menulis deskripsi pada siswa kelas
XI IPA Madrasah Aliyah Kejuruan
Ihya’
Ulumiddin
Singojuruh
Banyuwangi.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,
Suharsini.
1987.
Prosesdeur Pelelitian Suatu
Pendekatan Praktik.
Jakarta:
Erlangga.
Dahar, Ratna Wilis. 1988. TeoriTeori
Belajar.
Jakarta:
Depdikbud.
Dawud, dkk. 2004. Bahasa dan
Sastra Indonesia untuk SMA
Kelas XI Jakarta: Erlangga.
Depdikbud, 2001.
Kamus Besar
Indonesia.
Jakarta:
Balai
Pustaka.
Depdikbud,
1999.
Penelitian
Tindakan (Action Resaech),
Jakarta: Depdikbud
Lutfianingsih, Eva, 2007. Penerapan
Strategi Pemodelan Dalam
pembelajaran Menulis Wacana
Argumentasi Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negri 6 Telungagung.
Tidak diterbitkan. Malang:
Program Pasca Sarjana Studi
Pendidikan Bahasa Indonesia
Universitas Islam Malang.
Masjid, Abdul, 2005. Penerapan
Pembelajaran Mengembangkan
Kompentensi Guru. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Mistar, Junaidi, 2010. Pedoman
Penulisan Tesis. Malang: Pasca
Sarjana Studi Pendidikan Bahasa
Indonesia Universitas Islam Malang.
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 118
Lampiran
Tabel 1 Nilai Siswa Tentang Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas XII
IPA MAK Ihya’ulumiddin Singojuruh pada Siklus I
NO
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
NAMA
2
ABDUL NA'IM
AHMAD NASRULLOH
ALFIAN NUR FIRDAUS
AMALIYAH
ANAS TOYYIBI
ANTON NIL HAKIM
AULI DYANTO
BAMBANG KUSNANTO
CAHYO HERI PURNOMO
DEWAN MAHARDIKA
2
73
DEWI LUTFIANA
DEWI UMROATUS SOLEHA
ERENA ASTI OKTAVIANITA
FITRI SULISTIYANI
HENDRA SUSANTO
IIM BADRUT TAMAM
IIS BANDRIYAH
IKRIMATUS SHOLEHAH
ILMI MUFIDA
IMAM SUYUTI
IRMA APRILIANA
LENI LIDIYAWATI
LUKY FIRIYANTO
M. HAMIM ZAZULI AL'AN
MOH. MASHURI
MOHAMMAD KHOLIL
MOHAMMAD NANDA IMAWAN
MUNIB ZAINUL ILMI
MUSTAHDI
PUTRI UTAMI
RESTU FIRMANSYAH
RIMA INTAN KUSWANDARI
SENDI PRATMA PARAMITA
SETYO SISWONO
SIGIT GIANLUCA PRIMANDA
SITI QOMARIYAH
SURAIDA
L/P
3
L
L
L
P
L
L
L
L
L
L
3
P
P
P
P
L
L
P
P
P
L
P
P
L
L
L
L
L
L
L
P
L
P
P
L
L
P
P
JML
4
54
53
55
59
58
55
58
54
59
61
4
58
55
62
60
59
55
58
57
58
60
61
57
58
59
63
57
60
58
60
60
58
57
59
60
57
55
58
SCORE
5
67.5
66.25
68.75
73.75
72.5
68.75
72.5
67.5
73.75
76.25
5
72.5
68.75
77.5
75
73.75
68.75
72.5
71.25
72.5
75
76.25
71.25
72.5
73.75
78.75
71.25
75
72.5
75
75
72.5
71.25
73.75
75
71.25
68.75
72.5
KET.
6
TT
TT
TT
T
T
TT
T
TT
T
T
6
T
TT
T
T
T
TT
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
TT
T
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 131
38
39
YUSUF ALI FARHAN
ZULFA RIZITA
L
P
58
57
72.5
71.25
T
T
Tabel 5 Nilai Siswa Kemampuan Menulis Deskripsi Pada Siswa Kelas XII IPA
MAK Ihya’ulumiddin Singojuruh Siklus II
NO
NAMA
L/P
JML
SCORE
KET.
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
1
ABDUL NA'IM
AHMAD NASRULLOH
ALFIAN NUR FIRDAUS
AMALIYAH
ANAS TOYYIBI
ANTON NIL HAKIM
AULI DYANTO
BAMBANG KUSNANTO
CAHYO HERI PURNOMO
DEWAN MAHARDIKA
DEWI LUTFIANA
DEWI UMROATUS SOLEHA
ERENA ASTI OKTAVIANITA
FITRI SULISTIYANI
HENDRA SUSANTO
IIM BADRUT TAMAM
IIS BANDRIYAH
IKRIMATUS SHOLEHAH
ILMI MUFIDA
IMAM SUYUTI
IRMA APRILIANA
LENI LIDIYAWATI
LUKY FIRIYANTO
M. HAMIM ZAZULI AL'AN
MOH. MASHURI
MOHAMMAD KHOLIL
MOHAMMAD NANDA IMAWAN
MUNIB ZAINUL ILMI
MUSTAHDI
PUTRI UTAMI
RESTU FIRMANSYAH
2
L
L
L
P
L
L
L
L
L
L
P
P
P
P
L
L
P
P
P
L
P
P
L
L
L
L
L
L
L
P
L
3
63
55
61
65
64
61
64
64
66
67
65
62
65
66
66
63
64
65
66
64
65
64
65
65
66
64
64
65
64
65
69
4
78.75
68.75
76.25
81.25
80
76.25
80
80
82.5
83.75
81.25
77.5
81.25
82.5
82.5
78.75
80
81.25
82.5
80
81.25
80
81.25
81.25
82.5
80
80
81.25
80
81.25
86.25
5
T
TT
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
T
6
32
33
34
35
RIMA INTAN KUSWANDARI
SENDI PRATMA PARAMITA
SETYO SISWONO
SIGIT GIANLUCA PRIMANDA
P
P
L
L
65
68
64
63
81.25
85
80
78.75
T
T
T
T
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 132
36
37
38
39
SITI QOMARIYAH
SURAIDA
YUSUF ALI FARHAN
ZULFA RIZITA
P
P
L
P
55
66
65
66
68.75
82.5
81.25
82.5
TT
T
T
T
NOSI Volume 2, Nomor 1, Februari 2014__________________________________Halaman | 133
Download