TEORI ATOM DAN STRUKTUR ATOM KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban 3.1 3.2 2.2 2.3 3.3 Menganalisis perkembangan model atom. Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur. 1|MODU L K IMIA KELAS X MI A KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah INDIKATOR: 1. Mengamati perkembangan model atom 2. Menjelaskan perkembangan model atom 3. Membandingkan perkembangan model atom 4. Menuliskan konfigurasi elektron berdasarkanTeori Atom Bohr 5. Menjelaskan prinsip Aufbau, 6. Menjelaskan aturan Hund, 7. Menjelaskan asas larangan Pauli 8. Menjelaskan aturan pengisian orbital penuh dan setengah penuh. 9. Menuliskan konfigurasi elektron menurut mekanika kuantum dan diagram orbital. 10. Menjelaskan bilangan kuantum. 11. Menentukan nilai 4 bilangan kuantum untuk sebuah elektron dalam atom. 12. Menggambarkan bentuk orbital sub kulit s, p, dan d. 13. Menjelaskan hubungan antara kulit dan sub kulit dengan bilangan kuantum 14. Menentukan konfigurasi elektron 2|MODU L K IMIA KELAS X MI A A. Perkembangan Teori Atom Seorang filsuf dari Yunani, bernama Democritus (400 SM) berpendapat bahwa jika suatu benda dibagi terus – menerus maka diperoleh suatu bagian terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian terkecil ini oleh Democritus disebut atom. Atom berasal dari bahasa Yunani, yaitu athomos (a = tidak, thomos = dibagi/ dibelah). Berikut ini merupakan perkembangan teori atom oleh beberapa ilmuan setelah Democritus mencetuskan gagagasannya tentang atom. 1) John Dalton Gambar 1.1 John Dalton (1766 –1844/Inggris) Gambar 1.2 Model atom Dalton John Dalton (1766 - 1844) berkebangsaan Inggris merupakan ilmuan pertama yang melakukan terobaosan tentang apa yang sebenarnya tardapat dalam suatu materi. Bayangan Dalton tentang atom adalah bahwa atom seperti benda yang pejal. Dari hasil penelitiannya pada tahun 1808, John Dalton mengemukakan teorinya tentang atom, sebagai berikut: a. Setiap materi terdiri dari partikel yang sangat kecil yang disebut atom. b. Atom dari unsur yang sama memiliki sifat yang sama. c. Atom dari unsur yang berbeda memiliki sifat yang berbeda. d. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi kimia; atom tidak dapat diciptakan juga tidak dapat dimusnahkan. e. Atom – atom dapat bergabung membentuk molekul. f. Dalam senyawa, perbandingan massa masing – masing unsur tetap. Kelemahan dari teori atom Dalton tersebut diantaranya tidak dapat menjelaskan tentang sifat kelistrikan suatu benda dan pada kenyataannya atom masih dapat dibagi lagi menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut partikel subatomik. 3|MODU L K IMIA KELAS X MI A 2) J. J. Thomson Materi bermuatan positif Elektron Gambar 1.3 Joseph John Thomson (1856 - 1909) Gambar 1.4 Model atom Thomson Pada tahun 1897 J. J Thomson menemukan elektron. Berdasarkan penemuannya tersebut, kemudian Thompson mengajukan teori atom baru yang dikenal dengan sebutan model atom Thompson. Model atom Thomson dianalogkan seperti sebuah roti kismis, di mana atom terdiri atas materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Karena muatan positif dan negatif bercampur jadi satu dengan jumlah yang sama, maka secara keseluruhan atom menurut Thompson bersifat netral. Penemuan elektron diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William Crookes. Kemudian J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan anode. Sifat sinar katode antara lain: Merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode. Merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling – baling. Bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif. Dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas. 4|MODU L K IMIA KELAS X MI A Gambar 1.5 Tabung sinar katode Berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa sinar katode memiliki muatan negatif. Stoney menamakan katode dengan istilah elektron. Dengan demikian, elektron memiliki massa dan bermuatan negatif. Jika bahan katode diganti dengan logam lain selalu dihasilkan sinar katode yang sama. Hal ini membuktikan bahwa sinar katode atau elektron merupakan partikel dasar penyusun materi. Kelemahan dari teori atom Thomson diantaranya tidak dapat menerangkan fenomena penghamburan pertikel alfa oleh lempeng emas seperti yang dikemukakan oleh Rutherford. 3) Ernest Rutherford Gambar 1.6 Ernest Rutherford (1871 - 1937) Gambar 1.7 Model atom Rutherford Ahli fisika Inggris, Ernest Rutherford beserta temannya Geiger dan Marsden pada 1911 melakukan eksperimen yang dikenal dengan penghamburan partikel alfa oleh 5|MODU L K IMIA KELAS X MI A selaput tipis emas (0,0004 mm). Setelah berkali-kali melakukan percobaan, akhirnya Rutherford berhasil mengungkapkan fakta-fakta berikut. 1. Sebagian besar partikel sinar alfa dapat menembus pelat karena melalui daerah hampa. 2. Partikel alfa yang mendekati inti atom dibelokkan karena mengalami gaya tolak inti. 3. Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti bermuatan positif dan sangat massif. Gambar 1.8 Skema percobaan Rutherford Gambar 1.7 Hamburan sinar alfa pada lempeng emas Dari fenomena percobaan tersebut maka Rutherford mengusulkan suatu model atom yang dikenal dengan model atom Rutherford sebagai berikut: 1. Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruangan kosong. 2. Atom terdiri atas inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa atom terpusat pada inti. 3. Elektron beredar mengelilingi inti. 4. Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan elektron sehingga atom bersifat netral. 6|MODU L K IMIA KELAS X MI A Akan tetapi teori atom Rutherford masih memiliki kelemahan, diantaranya sebagai berikut: Bertentangan dengan teori elektron dinamika klasik, di mana suatu partikel bermuatan listrik apabila bergerak akan memancarkan energi. Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan kehilangan energi terus-menerus sehingga akhirnya akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti. Pada kenyataannya hal ini tidak terjadi, elektron tetap stabil pada lintasannya. 4) Niels Bohr Gambar 1.9 Niels Bohr (1885 - 1962) Gambar 1.10 Model atom Niels Bohr Niels Henrik David Bohr adalah seorang ahli fisika Denmark. Pada tahun 1913, Bohr mengemukakan teori tentang atom yang bertitik tolak dari model atom nuklir Rutherford dan teori kuantum Planck. Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah tata surya mini. Pada tata surya, planet-planet beredar mengelilingi matahari. Pada atom, elektron - elektron beredar mengelilingi atom, hanya bedanya pada sistem tata surya, setiap lintasan (orbit) hanya ditempati 1 planet, sedangkan pada atom setiap lintasan (kulit) dapat ditempati lebih dari 1 elektron. Model atom Bohr berdasarkan teorinya sebagai berikut. 1. Elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan-lintasan (orbit) tertentu. 2. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron ini disebut lintasan stasioner. 3. Apabila elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi, peristiwa ini disebut eksitasi. Sebaliknya, apabila elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi ke 7|MODU L K IMIA KELAS X MI A lintasan dengan tingkat energi lebih rendah maka elektron akan memancarkan energi, peristiwa ini disebut deeksitasi. 4. Energi yang dipancarkan/diserap ketika terjadi transisi elektron terekam sebagai spektrum atom. Kelemahan dari teori atom Niels Bohr yaitu terjadi penyimpangan untuk atom yang lebih besar dari hidrogen. Dan tidak dapat menerangkan efek Zaeman, yaitu spektrum atom yang lebih rumit apabila atom ditempatkan pada medan magnet. 5) Teori Atom Mekanika Kuantum Dasar pertama model atom mekanika kuantum adalah hipotesis Louis De Broglie, yaitu elektron bukan hanya merupakan partikel, melainkan dapat juga dipandang sebagai gelombang. Gerakan elektron dalam lintasannya juga merupakan gelombang. Dasar kedua adalah ketidakpastian Heisenberg. Menurut Warner Heisenberg, kedudukan elektron tidak dapat ditentukan secara pasti. Hal yang dapat ditentukan hanyalah kebolehjadian atau peluang ditemukannya elektron pada suatu posisi yang disebut orbital atau awan elektron. Kemudian Erwin Schrodinger merumuskan persamaan gelombang gerakan elektron dalam suatu atom. Gambar 1.11 Model atom Mekanika Kuantum B. Partikel Dasar Atom Partikel – partikel yang terdapat dalam atom adalah proton, neutron dan elektron. Partikel penyusun inti atom (nukleon) adalah proton dan nutron. Sementara elektron bergerak mengelilingi inti atom pada kulit atom yaitu lintasan disekeliling inti atom. Proton dan neutron memiliki massa, yaitu masing – masing sebesar 1 sma (satuan massa atom). Proton dan elektron merupakan partikel yang bermuatan, proton bermuatan positif dan elektron bermuatan negatif. 8|MODU L K IMIA KELAS X MI A Tabel 1.1 Partikel Dasar Atom Partikel atom Lambang Proton Neutron Elektron p n e Massa Gram sma 1,67 x 10-24 1,67 x 10-24 9,11 x 10-28 1,007276 1,008665 0,0005486 Muatan Coulomb Penyeder hanaan +1,602 x 10-19 +1 0 0 -1,602 x 10-19 -1 Penemu Goldstein Chadwick Thomson C. Notasi Atom Semua inti atom terdiri atas proton dan neutron. Kedua partikel penyusun inti ini disebut nukleon. Atom-atom suatu unsur mempunyai jumlah proton yang berbeda dengan atom unsur lain. Jumlah proton ini disebut nomor atom (Z). Karena hanya proton yang merupakan partikel bermuatan di dalam inti, maka jumlah proton juga menyatakan muatan inti. Jumlah muatan inti atau nukleon (proton + neutron) dalam atom dinyatakan dalam massa atom (A). Susunan suatu inti dinyatakan dengan notasi sebagai berikut: Dengan, X = lambang unsur Z = nomor atom = jumlah proton (p) dalam inti atom A = nomor massa = jumlah proton (p) + jumlah neutron (n) Suatu atom dikatakan netral jika jumlah elektron sama dengan jumlah proton. Perlu kita ketahui bahwa suatu atom dapat menerima (menyerap) atau melepaskan elektron. Jika atom menerima elektron, maka terbentuk atom yang bermuatan negatif atau ion negatif. Sedangkan, jika atom melepaskan elektron maka terbentuk atom yang bermuatan positif atau ion positif. Penentuan jumlah proton, elektron dan neutron pada atom netral dan ion dapat dilihat sebagai berikut: Atom netral Proton = Z Elektron = Z Neutron = A – Z 9|MODU L K IMIA KELAS X MI A Atom bermuatan/ ion ±y = jumlah muatan Proton = Z Elektron = Z – Y Neutron = A – Z D. Bilangan Kuantum Berdasarkan teori atom mekanika kuantum, kebolehjadian menemukan elektron (orbital) ditentukan berdasarkan empat bilangan kuantum yaitu: a. Bilangan Kuantum Utama (n) Menunjukkan tingkat energi orbital atau kulit atom. Jumlah maksimum elektron pada kulit ke-n adalah 2n2. Untuk kulit K n = 1; jumlah elektron maksimum: 2 Untuk kulit L n = 2; jumlah elektron maksimum: 8 Untuk kulit M n = 3; jumlah elektron maksimum: 18 Untuk kulit N n = 4; jumlah elektron maksimum: 32, dan seterusnya. b. Bilangan Kuantum Azimuth (l) Menunjukkan subkulit dan bentuk orbital, nilai bilangan kuantum azimuth mulai dari 0 sampai dengan (n-1) untuk setiap n. Untuk n = 1 → nilai l = 0 Untuk n = 2 → nilai l = 0 dan 1 Untuk n = 3 → nilai l = 0, 1 dan 2, dan seterusnya. Orbital biasanya dinyatakan dengan subkulit s, p, d,dan f. l = 0 menyatakan subkulit s l = 1 menyatakan subkulit p l = 2 menyatakan subkulit d l = 3 menyatakan subkulit f 10 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A c. Bilangan Kuantum Magnetik (m) Menentukan orientasi orbital dalam ruang. Bilangan kuantum magnetik mempunyai nilai bilangan bulat: nilai m = -l, 0, hingga +l. Subkulit s (l = 0) → nilai m = 0, berarti subkulit s terdiri dari 1 orbital. Subkulit p (l = 1) → nilai m = -1, 0, +1 berarti subkulit p terdiri dari 3 orbital. Subkulit d (l = 2) → nilai m = -2, -1, 0, +1, +2 berarti subkulit d terdiri dari 5 orbital. Subkulit f (l = 3) → nilai m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 berarti subkulit f terdiri dari 7 orbital. Susunan orbital-orbital dalam satu subkulit dinyatakan dengan diagram orbital berikut: d. Bilangan kuantum spin Menyatakan arah perputaran elektron pada sumbu orbital. Harga s = ± Nilai + = ke arah atas () Nilai - = ke arah bawah () 1. Bentuk Orbital Gambar 3. Bentuk orbital s Gambar 4. Bentuk orbital p 11 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A Gambar 5. Bentuk orbital d Gambar 6. Salah satu bentuk orbital f E. Konfigurasi Elektron Atom tersusun atas proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron terdapat dalam inti atom, sedangkan elektron selalu bergerak mengelilingi inti atom. Menurut Bohr, dalam mengelilingi inti atom, elektron berada pada kulit-kulit (lintasan) tertentu. Jumlah elektron yang menempati setiap lintasan berbeda-beda. Susunan elektron dalam setiap lintasan atau kulit atom disebut konfigurasi elektron. Dengan mengetahui konfigurasi elektron suatu atom, kita dapat menentukan nomor golongan, nomor periode, dan elektron valensi suatu atom. Elektron valensi adalah jumlah elektron yang terdapat pada kulit terluar suatu atom. Menentukan konfigurasi elektron dapat dilakukan per kulit atau per subkulit. Cara per kulit hanya berlaku untuk atom-atom unsur golongan utama (golongan A). Nomor golongan = jumlah elektron valensi Nomor periode = jumlah kulit atom Gambar 1.12 Lintasan – lintasan elektron atau kulit pada suatu atom Jumlah maksimum elektron pada setiap kulit yaitu 2n2, dengan n adalah tingkatan kulit. Sehingga, jumlah elektron maksimum yang dapat ditempati pada setiap kulit adalah: Kulit pertama (kulit K) = 2n2 = 2 . 12 = 2 elektron Kulit kedua (kulit L) = 2n2 = 2 . 22 = 8 elektron 12 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A Kulit ketiga (kulit M) = 2n2 = 2 . 32 = 18 elektron Kulit keempat (kulit N) = 2n2 = 2 . 42 = 32 elektron; dst. Berikut ini cara-cara untuk menentukan konfigurasi elektron suatu atom: a. Kulit pertama (kulit K) dan kulit kedua (kulit L) diisi dengan jumlah elektron maksimum terlebih dahulu. b. Kulit ketiga (kulit M) diisi dengan jumlah elektron: • 18 jika : elektron yang tersisa > 18 • 8 jika : 8 ≤ elektron yang tersisa < 18 • sisa jika : elektron yang tersisa < 8 Berdasarkan mekanika kuantum pedoman penulisan konfigurasi elektron adalah sebagai berikut: a. Aturan Aufbau: pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. b. Aturan Hund: pengisian orbital-orbital dalam satu subkulit, mula-mula elektron akan menempati orbital secara sendiri-sendiri dengan spin yang paralel, kemudian berpasangan. c. Larangan Pauli: tidak ada 2 elektron dalam satu orbital yang memiliki keempat bilangan kuantum yang sama. Gambar 7. Kecenderungan pengisian elektron 13 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A Contoh: 2 7N : 1s ↑↓ 6O 2s2 ↑↓ 2p3 ↑ ↑ 2s2 2p4 : 1s2 10Ne ↑↓ ↑↓ ↑↓ : 1s2 2s2 2p6 ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑ ↑ ↑ ↑↓ ↑↓ d. Prinsip penting penulisan konfigurasi elektron Sistem subkulit 21Sc : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2 18Ar : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 Sistem gas mulia 10Ne : 1s2 2s2 2p6 11Na : [Ne]3s1 20Ca : [Ar]4s2 Subkulit d lebih stabil bila terisi penuh (5e) atau setengah penuh (10e) 24Cr : [Ar]4s2 3d4 29Cu : [Ar]4s2 3d9 24Cr : [Ar]4s1 3d5 tidak stabil lebih stabil/ penulisan yang benar 1 10 29Cu : [Ar]4s 3d Konfigurasi elektron ion 13Al : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1 Al3+ : 1s2 2s2 2p6 17Cl : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5 Cl- : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 14 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A LATIHAN: 1. Jelaskan beberapa istilah berikut ini! a. Prinsip Aufbau b. Kaidah Hund c. Asas larangan Pauli 2. Tuliskan konfigurasi elektron unsur-unsur berikut, kemudian diagram orbital masing-masing elektron valensinya! a. K (Z = 19) f. Se (Z = 34) b. P (Z = 15) g. Fe (Z = 26) c. Ni (Z = 28) h. Sr (Z = 38) d. Cs (Z = 55) i. Rn (Z = 86) e. Mn (Z = 25) j. Ra (Z = 88) 3. Tuliskan konfigurasi elektron dari ion-ion berikut! I.1 a. 26Fe2+ d. 16S-2 b. 24Cr3+ e. 8O–2 c. 27Co3+ f. 20Ca2+ SISTEM PERIODIK Kedudukan unsur dalam tabel periodik ditunjukkan oleh elektron valensi dan bilangan kuantum utama (n), yaitu: Periode = nomor kulit atau n paling besar; Golongan = jumlah elektron valensi. 15 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A Tabel I.1 Elektron valensi golongan utama Konfigurasi elektron valensi ns1 Jumlah elektron valensi 1 Golongan utama ns 2 IIA ns2 np1 3 IIIA ns2 np2 4 IVA ns2 np3 5 VA ns2 np4 6 ns2 np5 ns2 np6 2 IA Tabel I.2 Elektron valensi golongan transisi Konfigurasi elektron valensi ns2(n - 1)d1 Jumlah elektron valensi 3 Golongan transisi ns2(n - 1)d2 4 IVB 2 ns (n - 1) 3 IIIB 5 VB 5 ns (n - 1)d 6 VIB VIA ns2(n - 1)d5 7 VIIB 7 VIIA ns2(n - 1)d6 8 VIIIB 8 VIIIA ns2(n - 1)d7 1 9 VIIIB 2 8 10 VIIIB 1 10 ns (n - 1)d 11 IB ns2(n - 1)d10 12 IIB ns (n - 1)d Berdasarkan subkulit yang ditempati oleh elektron valensi, unsur-unsur dalam tabel periodik dibagi atas: a. Blok s: golongan IA dan IIA b. Blok p: golongan IIIA sampai dengan VIIIA. c. Blok d: golongan IB sampai dengan VIIIB (golongan transisi). d. Blok f: golongan transisi dalam. 16 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A LATIHAN I 11.Suatu konfigurasi elektron dari A3+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5. a. Tentukan nomor atom unsur A! b. Tergolong unsur apa? c. Di mana letak unsur A tersebut dalam SPU? 12.Tentukan periode dan golongan unsur berikut dalam sistem periodik! a. 20Ca b. 35Br c. 38Sn d. 47Ag e. 52Te 17 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A LATIHAN II 18 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A LATIHAN III 1. Tentukan golongan dan periode atom X dan Z dari data konfigurasi elektron ionion berikut: a. X2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 b. Z2- : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 2. a. Tentukan semua unsur yang mempunyai 5 elektron pada subkulit p di kulit valensinya! b. Tentukan kulit valensi serta elektron valensi unsur – unsur berikut jika diketahui letaknya dalam sistem periodik unsur: Unsur A pada periode 5 golongan IIA Unsur B pada periode 4 golongan IIB Unsur C pada periode 3 golongan VA Unsur D pada periode 5 golongan VIIA Unsur E pada periode 4 golongan IIIB 3. Tentukan konfigurasi elektorn, letak golongan dan periode unsur – unsur berikut dalam sistem periodik unsur: a) 38Sr+2 b) 40Zr c) 44Ru+2 d) 51Sb e) 48Cd 4. Lengkapi dengan memberikan nilai – nilai yang mungkin untuk bilangan kuantum yang tidak diketahui kemudian tentukan jenis orbital dari setiap kombinasi bilangan kuantum terebut! a. n = ___ ; l = 2; m = 0; s = + jenis orbital =____ b. n = 2 ; l = ___; m = -1; s = jenis orbital =____ c. n = 4 ; l = 2; m = 0; s = ___ jenis orbital =____ d. n = ___ ; l = 0; m = ___; s = ___ jenis orbital =____ 19 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A 20 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A