KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1

advertisement
TEORI ATOM DAN STRUKTUR ATOM
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
1.1
Menyadari adanya keteraturan struktur
partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang
struktur partikel materi sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia yang
kebenarannya bersifat tentatif.
2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama,
toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas
permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan
opini, ulet, teliti, bertanggung jawab,
kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan
melakukan percobaan serta berdiskusi
yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
Menunjukkan perilaku kerjasama, santun,
toleran, cinta damai dan peduli lingkungan
serta hemat dalam memanfaatkan sumber
daya alam.
Menunjukkan perilaku responsif dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan
membuat keputusan
3. Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa
ingintahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban
3.1
3.2
2.2
2.3
3.3
Menganalisis perkembangan model atom.
Menganalisis struktur atom berdasarkan
teori atom Bohr dan teori mekanika
kuantum.
Menganalisis hubungan konfigurasi
elektron dan diagram orbital untuk
menentukan letak unsur dalam tabel
periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
1|MODU L K IMIA KELAS X MI A
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya
untuk memecahkan masalah
INDIKATOR:
1.
Mengamati perkembangan model atom
2.
Menjelaskan perkembangan model atom
3.
Membandingkan perkembangan model atom
4. Menuliskan konfigurasi elektron berdasarkanTeori Atom Bohr
5. Menjelaskan prinsip Aufbau,
6. Menjelaskan aturan Hund,
7. Menjelaskan asas larangan Pauli
8. Menjelaskan aturan pengisian orbital penuh dan setengah penuh.
9. Menuliskan konfigurasi elektron menurut mekanika kuantum dan diagram
orbital.
10. Menjelaskan bilangan kuantum.
11. Menentukan nilai 4 bilangan kuantum untuk sebuah elektron dalam atom.
12. Menggambarkan bentuk orbital sub kulit s, p, dan d.
13. Menjelaskan hubungan antara kulit dan sub kulit dengan bilangan
kuantum
14. Menentukan konfigurasi elektron
2|MODU L K IMIA KELAS X MI A
A. Perkembangan Teori Atom
Seorang filsuf dari Yunani, bernama Democritus (400 SM) berpendapat bahwa jika
suatu benda dibagi terus – menerus maka diperoleh suatu bagian terkecil yang tidak dapat
dibagi lagi. Bagian terkecil ini oleh Democritus disebut atom. Atom berasal dari bahasa
Yunani, yaitu athomos (a = tidak, thomos = dibagi/ dibelah).
Berikut ini merupakan perkembangan teori atom oleh beberapa ilmuan setelah
Democritus mencetuskan gagagasannya tentang atom.
1) John Dalton
Gambar 1.1 John Dalton
(1766 –1844/Inggris)
Gambar 1.2 Model atom Dalton
John Dalton (1766 - 1844) berkebangsaan Inggris merupakan ilmuan pertama yang
melakukan terobaosan tentang apa yang sebenarnya tardapat dalam suatu materi.
Bayangan Dalton tentang atom adalah bahwa atom seperti benda yang pejal. Dari hasil
penelitiannya pada tahun 1808, John Dalton mengemukakan teorinya tentang atom,
sebagai berikut:
a. Setiap materi terdiri dari partikel yang sangat kecil yang disebut atom.
b. Atom dari unsur yang sama memiliki sifat yang sama.
c. Atom dari unsur yang berbeda memiliki sifat yang berbeda.
d. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain dengan reaksi
kimia; atom tidak dapat diciptakan juga tidak dapat dimusnahkan.
e. Atom – atom dapat bergabung membentuk molekul.
f. Dalam senyawa, perbandingan massa masing – masing unsur tetap.
Kelemahan dari teori atom Dalton tersebut diantaranya tidak dapat menjelaskan
tentang sifat kelistrikan suatu benda dan pada kenyataannya atom masih dapat dibagi lagi
menjadi partikel yang lebih kecil yang disebut partikel subatomik.
3|MODU L K IMIA KELAS X MI A
2) J. J. Thomson
Materi
bermuatan
positif
Elektron
Gambar 1.3 Joseph John
Thomson (1856 - 1909)
Gambar 1.4 Model atom Thomson
Pada tahun 1897 J. J Thomson menemukan elektron. Berdasarkan penemuannya
tersebut, kemudian Thompson mengajukan teori atom baru yang dikenal dengan sebutan
model atom Thompson. Model atom Thomson dianalogkan seperti sebuah roti kismis, di
mana atom terdiri atas materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron
bagaikan kismis dalam roti kismis. Karena muatan positif dan negatif bercampur jadi satu
dengan jumlah yang sama, maka secara keseluruhan atom menurut Thompson bersifat
netral.
Penemuan elektron diawali dengan ditemukannya tabung katode oleh William
Crookes. Kemudian J.J. Thomson meneliti lebih lanjut tentang
sinar katode ini dan dapat dipastikan bahwa sinar katode ini merupakan partikel, sebab
dapat memutar baling-baling yang diletakkan di antara katode dan anode.
Sifat sinar katode antara lain:
 Merambat tegak lurus dari permukaan katode menuju anode.
 Merupakan radiasi partikel sehingga terbukti dapat memutar baling – baling.
 Bermuatan listrik negatif sehingga dibelokkan ke kutub listrik positif.
 Dapat memendarkan berbagai jenis zat, termasuk gelas.
4|MODU L K IMIA KELAS X MI A
Gambar 1.5 Tabung sinar katode
Berdasarkan fakta di atas dapat disimpulkan bahwa sinar katode memiliki muatan
negatif. Stoney menamakan katode dengan istilah elektron. Dengan demikian, elektron
memiliki massa dan bermuatan negatif. Jika bahan katode diganti dengan logam lain
selalu dihasilkan sinar katode yang sama. Hal ini
membuktikan bahwa sinar katode atau elektron merupakan partikel dasar
penyusun materi.
Kelemahan dari teori atom Thomson diantaranya tidak dapat menerangkan
fenomena penghamburan pertikel alfa oleh lempeng emas seperti yang dikemukakan oleh
Rutherford.
3) Ernest Rutherford
Gambar 1.6 Ernest
Rutherford (1871 - 1937)
Gambar 1.7 Model atom Rutherford
Ahli fisika Inggris, Ernest Rutherford beserta temannya Geiger dan Marsden pada
1911 melakukan eksperimen yang dikenal dengan penghamburan partikel alfa oleh
5|MODU L K IMIA KELAS X MI A
selaput tipis emas (0,0004 mm). Setelah berkali-kali melakukan percobaan, akhirnya
Rutherford berhasil mengungkapkan fakta-fakta berikut.
1. Sebagian besar partikel sinar alfa dapat menembus pelat karena melalui daerah hampa.
2. Partikel alfa yang mendekati inti atom dibelokkan karena mengalami gaya tolak inti.
3. Partikel alfa yang menuju inti atom dipantulkan karena inti bermuatan positif dan
sangat massif.
Gambar 1.8 Skema percobaan Rutherford
Gambar 1.7 Hamburan sinar alfa pada lempeng emas
Dari fenomena percobaan tersebut maka Rutherford mengusulkan suatu model atom
yang dikenal dengan model atom Rutherford sebagai berikut:
1. Sebagian besar ruangan dalam atom merupakan ruangan kosong.
2. Atom terdiri atas inti atom bermuatan positif dan hampir seluruh massa atom terpusat
pada inti.
3. Elektron beredar mengelilingi inti.
4. Jumlah muatan inti sama dengan jumlah muatan elektron sehingga atom bersifat netral.
6|MODU L K IMIA KELAS X MI A
Akan tetapi teori atom Rutherford masih memiliki kelemahan, diantaranya sebagai
berikut:
 Bertentangan dengan teori elektron dinamika klasik, di mana suatu partikel bermuatan
listrik apabila bergerak akan memancarkan energi.
 Elektron bermuatan negatif yang beredar mengelilingi inti akan kehilangan energi
terus-menerus sehingga akhirnya akan membentuk lintasan spiral dan jatuh ke inti.
Pada kenyataannya hal ini tidak terjadi, elektron tetap stabil pada lintasannya.
4) Niels Bohr
Gambar 1.9 Niels Bohr
(1885 - 1962)
Gambar 1.10 Model atom Niels Bohr
Niels Henrik David Bohr adalah seorang ahli fisika Denmark. Pada tahun 1913, Bohr
mengemukakan teori tentang atom yang bertitik tolak dari model atom nuklir Rutherford
dan teori kuantum Planck. Model atom Bohr tersebut dapat dianalogkan seperti sebuah
tata surya mini. Pada tata surya, planet-planet beredar mengelilingi matahari. Pada atom,
elektron - elektron beredar mengelilingi atom, hanya bedanya pada sistem tata surya,
setiap lintasan (orbit) hanya ditempati 1 planet, sedangkan pada atom setiap lintasan
(kulit) dapat ditempati lebih dari 1 elektron.
Model atom Bohr berdasarkan teorinya sebagai berikut.
1. Elektron beredar mengelilingi inti pada lintasan-lintasan (orbit) tertentu.
2. Elektron yang beredar pada lintasannya tidak memancarkan energi, lintasan elektron
ini disebut lintasan stasioner.
3. Apabila elektron dengan tingkat energi rendah pindah ke lintasan dengan tingkat
energi lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi, peristiwa ini disebut eksitasi.
Sebaliknya, apabila elektron pindah dari lintasan dengan tingkat energi lebih tinggi ke
7|MODU L K IMIA KELAS X MI A
lintasan dengan tingkat energi lebih rendah maka elektron akan memancarkan energi,
peristiwa ini disebut deeksitasi.
4. Energi yang dipancarkan/diserap ketika terjadi transisi elektron terekam sebagai
spektrum atom.
Kelemahan dari teori atom Niels Bohr yaitu terjadi penyimpangan untuk atom yang
lebih besar dari hidrogen. Dan tidak dapat menerangkan efek Zaeman, yaitu spektrum
atom yang lebih rumit apabila atom ditempatkan pada medan magnet.
5) Teori Atom Mekanika Kuantum
Dasar pertama model atom mekanika kuantum adalah hipotesis Louis De Broglie,
yaitu elektron bukan hanya merupakan partikel, melainkan dapat juga dipandang sebagai
gelombang. Gerakan elektron dalam lintasannya juga merupakan gelombang.
Dasar kedua adalah ketidakpastian Heisenberg. Menurut Warner Heisenberg,
kedudukan elektron tidak dapat ditentukan secara pasti. Hal yang dapat ditentukan
hanyalah kebolehjadian atau peluang ditemukannya elektron pada suatu posisi yang
disebut orbital atau awan elektron.
Kemudian Erwin Schrodinger merumuskan persamaan gelombang gerakan elektron
dalam suatu atom.
Gambar 1.11 Model atom Mekanika Kuantum
B. Partikel Dasar Atom
Partikel – partikel yang terdapat dalam atom adalah proton, neutron dan elektron.
Partikel penyusun inti atom (nukleon) adalah proton dan nutron. Sementara elektron
bergerak mengelilingi inti atom pada kulit atom yaitu lintasan disekeliling inti atom.
Proton dan neutron memiliki massa, yaitu masing – masing sebesar 1 sma (satuan
massa atom). Proton dan elektron merupakan partikel yang bermuatan, proton bermuatan
positif dan elektron bermuatan negatif.
8|MODU L K IMIA KELAS X MI A
Tabel 1.1 Partikel Dasar Atom
Partikel
atom
Lambang
Proton
Neutron
Elektron
p
n
e
Massa
Gram
sma
1,67 x 10-24
1,67 x 10-24
9,11 x 10-28
1,007276
1,008665
0,0005486
Muatan
Coulomb
Penyeder
hanaan
+1,602 x 10-19
+1
0
0
-1,602 x 10-19
-1
Penemu
Goldstein
Chadwick
Thomson
C. Notasi Atom
Semua inti atom terdiri atas proton dan neutron. Kedua partikel penyusun inti ini
disebut nukleon. Atom-atom suatu unsur mempunyai jumlah proton yang berbeda dengan
atom unsur lain. Jumlah proton ini disebut nomor atom (Z). Karena hanya proton yang
merupakan partikel bermuatan di dalam inti, maka jumlah proton juga menyatakan
muatan inti. Jumlah muatan inti atau nukleon (proton + neutron) dalam atom dinyatakan
dalam massa atom (A).
Susunan suatu inti dinyatakan dengan notasi sebagai berikut:
Dengan, X = lambang unsur
Z = nomor atom
= jumlah proton (p) dalam inti atom
A = nomor massa
= jumlah proton (p) + jumlah neutron (n)
Suatu atom dikatakan netral jika jumlah elektron sama dengan jumlah proton. Perlu
kita ketahui bahwa suatu atom dapat menerima (menyerap) atau melepaskan elektron.
Jika atom menerima elektron, maka terbentuk atom yang bermuatan negatif atau ion
negatif. Sedangkan, jika atom melepaskan elektron maka terbentuk atom yang bermuatan
positif atau ion positif.
Penentuan jumlah proton, elektron dan neutron pada atom netral dan ion dapat dilihat
sebagai berikut:
Atom netral
Proton = Z
Elektron = Z
Neutron = A – Z
9|MODU L K IMIA KELAS X MI A
Atom bermuatan/ ion
±y = jumlah muatan
Proton = Z
Elektron = Z – Y
Neutron = A – Z
D. Bilangan Kuantum
Berdasarkan teori atom mekanika kuantum, kebolehjadian menemukan elektron (orbital)
ditentukan berdasarkan empat bilangan kuantum yaitu:
a. Bilangan Kuantum Utama (n)
Menunjukkan tingkat energi orbital atau kulit atom. Jumlah maksimum elektron pada kulit
ke-n adalah 2n2.
Untuk kulit K
n = 1; jumlah elektron maksimum: 2
Untuk kulit L
n = 2; jumlah elektron maksimum: 8
Untuk kulit M
n = 3; jumlah elektron maksimum: 18
Untuk kulit N
n = 4; jumlah elektron maksimum: 32, dan seterusnya.
b. Bilangan Kuantum Azimuth (l)
Menunjukkan subkulit dan bentuk orbital, nilai bilangan kuantum azimuth mulai dari 0
sampai dengan (n-1) untuk setiap n.
Untuk n = 1 → nilai l = 0
Untuk n = 2 → nilai l = 0 dan 1
Untuk n = 3 → nilai l = 0, 1 dan 2, dan seterusnya.
Orbital biasanya dinyatakan dengan subkulit s, p, d,dan f.
l = 0 menyatakan subkulit s
l = 1 menyatakan subkulit p
l = 2 menyatakan subkulit d
l = 3 menyatakan subkulit f
10 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
c. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
Menentukan orientasi orbital dalam ruang. Bilangan kuantum magnetik mempunyai nilai
bilangan bulat: nilai m = -l, 0, hingga +l.
Subkulit s (l = 0) → nilai m = 0, berarti subkulit s terdiri dari 1 orbital.
Subkulit p (l = 1) → nilai m = -1, 0, +1 berarti subkulit p terdiri dari 3 orbital.
Subkulit d (l = 2) → nilai m = -2, -1, 0, +1, +2 berarti subkulit d terdiri dari 5 orbital.
Subkulit f (l = 3) → nilai m = -3, -2, -1, 0, +1, +2, +3 berarti subkulit f terdiri dari 7
orbital.
Susunan orbital-orbital dalam satu subkulit dinyatakan dengan diagram orbital berikut:
d. Bilangan kuantum spin
Menyatakan arah perputaran elektron pada sumbu orbital.
Harga s = ±
 Nilai + = ke arah atas ()
 Nilai - = ke arah bawah ()
1. Bentuk Orbital
Gambar 3. Bentuk orbital s
Gambar 4. Bentuk orbital p
11 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
Gambar 5. Bentuk orbital d
Gambar 6. Salah satu bentuk orbital f
E. Konfigurasi Elektron
Atom tersusun atas proton, neutron, dan elektron. Proton dan neutron terdapat dalam
inti atom, sedangkan elektron selalu bergerak mengelilingi inti atom. Menurut Bohr,
dalam mengelilingi inti atom, elektron berada pada kulit-kulit (lintasan) tertentu.
Jumlah elektron yang menempati setiap lintasan berbeda-beda. Susunan elektron
dalam setiap lintasan atau kulit atom disebut konfigurasi elektron. Dengan mengetahui
konfigurasi elektron suatu atom, kita dapat menentukan nomor golongan, nomor periode,
dan elektron valensi suatu atom. Elektron valensi adalah jumlah elektron yang terdapat
pada kulit terluar suatu atom.
Menentukan konfigurasi elektron dapat dilakukan per kulit atau per subkulit. Cara per
kulit hanya berlaku untuk atom-atom unsur golongan utama (golongan A).
Nomor golongan = jumlah elektron valensi
Nomor periode = jumlah kulit atom
Gambar 1.12 Lintasan – lintasan elektron atau
kulit pada suatu atom
Jumlah maksimum elektron pada setiap kulit yaitu 2n2, dengan n adalah tingkatan
kulit.
Sehingga, jumlah elektron maksimum yang dapat ditempati pada setiap kulit adalah:
Kulit pertama (kulit K) = 2n2 = 2 . 12 = 2 elektron
Kulit kedua (kulit L) = 2n2 = 2 . 22 = 8 elektron
12 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
Kulit ketiga (kulit M) = 2n2 = 2 . 32 = 18 elektron
Kulit keempat (kulit N) = 2n2 = 2 . 42 = 32 elektron; dst.
Berikut ini cara-cara untuk menentukan konfigurasi elektron suatu atom:
a. Kulit pertama (kulit K) dan kulit kedua (kulit L) diisi dengan jumlah elektron
maksimum terlebih dahulu.
b. Kulit ketiga (kulit M) diisi dengan jumlah elektron:
• 18 jika : elektron yang tersisa > 18
• 8 jika : 8 ≤ elektron yang tersisa < 18
• sisa jika : elektron yang tersisa < 8
Berdasarkan mekanika kuantum pedoman penulisan konfigurasi elektron adalah sebagai
berikut:
a. Aturan Aufbau: pengisian orbital dimulai dari tingkat energi yang lebih rendah ke yang
lebih tinggi.
b. Aturan Hund: pengisian orbital-orbital dalam satu subkulit, mula-mula elektron akan
menempati orbital secara sendiri-sendiri dengan spin yang paralel, kemudian
berpasangan.
c. Larangan Pauli: tidak ada 2 elektron dalam satu orbital yang memiliki keempat bilangan
kuantum yang sama.
Gambar 7. Kecenderungan pengisian elektron
13 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
Contoh:
2
7N : 1s
↑↓
6O
2s2
↑↓
2p3
↑ ↑
2s2
2p4
: 1s2
10Ne
↑↓
↑↓
↑↓
: 1s2
2s2
2p6
↑↓
↑↓
↑↓
↑
↑
↑
↑↓
↑↓
d. Prinsip penting penulisan konfigurasi elektron
 Sistem subkulit
21Sc
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d1 atau 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d1 4s2
18Ar
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
 Sistem gas mulia
10Ne
: 1s2 2s2 2p6
11Na
: [Ne]3s1
20Ca
: [Ar]4s2
 Subkulit d lebih stabil bila terisi penuh (5e) atau setengah penuh (10e)
24Cr
: [Ar]4s2 3d4
29Cu
: [Ar]4s2 3d9
24Cr
: [Ar]4s1 3d5
tidak stabil
lebih stabil/ penulisan yang benar
1
10
29Cu : [Ar]4s 3d
 Konfigurasi elektron ion
13Al
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p1
Al3+ : 1s2 2s2 2p6
17Cl
: 1s2 2s2 2p6 3s2 3p5
Cl- : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
14 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
LATIHAN:
1. Jelaskan beberapa istilah berikut ini!
a. Prinsip Aufbau
b. Kaidah Hund
c. Asas larangan Pauli
2. Tuliskan konfigurasi elektron unsur-unsur berikut, kemudian diagram
orbital masing-masing elektron valensinya!
a. K (Z = 19)
f. Se (Z = 34)
b. P (Z = 15)
g. Fe (Z = 26)
c. Ni (Z = 28)
h. Sr (Z = 38)
d. Cs (Z = 55)
i. Rn (Z = 86)
e. Mn (Z = 25)
j. Ra (Z = 88)
3. Tuliskan konfigurasi elektron dari ion-ion berikut!
I.1
a. 26Fe2+
d. 16S-2
b. 24Cr3+
e. 8O–2
c. 27Co3+
f. 20Ca2+
SISTEM PERIODIK
Kedudukan unsur dalam tabel periodik ditunjukkan oleh elektron valensi dan bilangan
kuantum utama (n), yaitu:
 Periode = nomor kulit atau n paling besar;
 Golongan = jumlah elektron valensi.
15 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
Tabel I.1 Elektron valensi golongan utama
Konfigurasi
elektron
valensi
ns1
Jumlah
elektron
valensi
1
Golongan
utama
ns
2
IIA
ns2 np1
3
IIIA
ns2 np2
4
IVA
ns2 np3
5
VA
ns2 np4
6
ns2 np5
ns2 np6
2
IA
Tabel I.2 Elektron valensi golongan transisi
Konfigurasi
elektron
valensi
ns2(n - 1)d1
Jumlah
elektron
valensi
3
Golongan
transisi
ns2(n - 1)d2
4
IVB
2
ns (n - 1)
3
IIIB
5
VB
5
ns (n - 1)d
6
VIB
VIA
ns2(n - 1)d5
7
VIIB
7
VIIA
ns2(n - 1)d6
8
VIIIB
8
VIIIA
ns2(n - 1)d7
1
9
VIIIB
2
8
10
VIIIB
1
10
ns (n - 1)d
11
IB
ns2(n - 1)d10
12
IIB
ns (n - 1)d
Berdasarkan subkulit yang ditempati oleh elektron valensi, unsur-unsur dalam tabel periodik
dibagi atas:
a. Blok s: golongan IA dan IIA
b. Blok p: golongan IIIA sampai dengan VIIIA.
c. Blok d: golongan IB sampai dengan VIIIB (golongan transisi).
d. Blok f: golongan transisi dalam.
16 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
LATIHAN I
11.Suatu konfigurasi elektron dari A3+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d5.
a. Tentukan nomor atom unsur A!
b. Tergolong unsur apa?
c. Di mana letak unsur A tersebut dalam SPU?
12.Tentukan periode dan golongan unsur berikut dalam sistem periodik!
a. 20Ca
b. 35Br
c. 38Sn
d. 47Ag
e. 52Te
17 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
LATIHAN II
18 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
LATIHAN III
1. Tentukan golongan dan periode atom X dan Z dari data konfigurasi elektron ionion berikut:
a. X2+ : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
b. Z2- : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
2. a. Tentukan semua unsur yang mempunyai 5 elektron pada subkulit p di kulit
valensinya!
b. Tentukan kulit valensi serta elektron valensi unsur – unsur berikut jika
diketahui letaknya dalam sistem periodik unsur:
 Unsur A pada periode 5 golongan IIA
 Unsur B pada periode 4 golongan IIB
 Unsur C pada periode 3 golongan VA
 Unsur D pada periode 5 golongan VIIA
 Unsur E pada periode 4 golongan IIIB
3. Tentukan konfigurasi elektorn, letak golongan dan periode unsur – unsur berikut
dalam sistem periodik unsur:
a) 38Sr+2
b) 40Zr
c) 44Ru+2
d) 51Sb
e) 48Cd
4. Lengkapi dengan memberikan nilai – nilai yang mungkin untuk bilangan kuantum
yang tidak diketahui kemudian tentukan jenis orbital dari setiap kombinasi
bilangan kuantum terebut!
a. n = ___ ; l = 2; m = 0; s = +
jenis orbital =____
b. n = 2 ; l = ___; m = -1; s = jenis orbital =____
c. n = 4 ; l = 2; m = 0; s = ___
jenis orbital =____
d. n = ___ ; l = 0; m = ___; s = ___
jenis orbital =____
19 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
20 | M O D U L K I M I A K E L A S X M I A
Download