BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan aplikasi : a. Processor Intel Pentium Dual Core atau lebih tinggi b. Memory RAM 2 Gb atau lebih tinggi c. Minimal Hardisk 40 Gb atau lebih d. CD/DVD ROM e. Mouse f. Keyboard g. Monitor 4.1.2 Dukungan Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan untuk perancangan aplikasi : a. Microsoft Windows 7 b. ArcGIS 9.3 4.2 Prosedur Operasional Prosedur tata cara penggunaan aplikasi ini dimulai dengan munculnya layar pembuka halaman. 84 85 Gambar 4.1 Tampilan Layar Pembuka Pada halaman ini terdapat dua tombol “Masuk” dan “Keluar”. Jika menekan tombol “Masuk” maka aplikasi akan melanjutkan ke halaman berikutnya, namun jika menekan tombol “Keluar ” maka akan langsung keluar dari layar pembuka dan aplikasi langsung tertutup kembali. 86 Gambar 4.2 Tampilan Halaman depan Aplikasi Pada halaman ini kita masuk ke Menu Utama yang menampilkan peta kota Banda Aceh beserta titik-titik gempa yang pernah terjadi sejak tahun 1974. Pada halaman ini pun tersedia berbagai menu diatas, seperti : File, View, Help serta tombol lainnya sesuai kebutuhan. Gambar 4.3 Tampilan Tombol File, View dan Help 87 Gambar 4.4 Tampilan Historikal Titik Gempa Pada halaman ini, dapat dilihat data historikal gempa yang pernah terjadi di Banda Aceh dan sekitarnya. Titik-titik yang berwarna merah merupakan titik-titik gempa yang pernah terjadi. Untuk melihat atribut tiap-tiap titik gempa, dapat dilihat dalam tabel atribut titik gempa seperti gambar dibawah ini. 88 Gambar 4.5 Tampilan Tabel Atribut Titik Gempa Untuk proses penambahan titik gempa baru dapat dilihat dalam proses berikut ini: Gambar 4.6 Tampilan Tombol Go To XY 89 Untuk melakukan penambahan titik gempa baru, user diharuskan untuk menekan tombol ‘Go To XY’ terlibih dahulu, untuk memasukkan koordinat titik terjadinya gempa baru. Berikut adalah tampilan untuk pengisian koordinat titik gempa baru : Gambr 4.7 Tampilan Form Go To XY Setelah melakukan pengisian koordinat titik gempa baru, user harus menekan tombol ‘Zoom to’ untuk langsung tertuju kepada titik koordinat yang sudah dimasukkan sebelumnya. Agar titik tersebut ditampilkan didalam peta, maka user harus menekan tombol ‘Add Point’. Hasil penambahan titik gempa tersebut dapat dilihat dalam gambar berikut : ` Gambar 4.8 Tampilan Tombol Add Point 90 Gambar 4.9 Tombol Tambah Titik Gempa Setelah titik gempa baru tampil didalam peta, user harus menambahkan atribut tentang gempa tersebut diantaranya adalah tanggal gempa, waktu gempa, magnitude gempa dan kedalaman gempa tersebut. Untuk menambahkan atribut gempa, user cukup menekan tombol menu ‘Tambah Titik Gempa Baru’ dan arahkan kursor pada titik gempa yang baru kita masukkan dan tekan pada titik tersebut. Kemudian akan tampil halaman seperti dibawah ini. Gambar 4.10 Tampilan Halaman Tambah Titik Gempa 91 Setelah mengisi kolom-kolom atribut dan menekan tombol ‘Tambah’ maka atribut gempa akan masuk ke dalam database. Sedangkan untuk membersihkan textfield yang sudah terisi user dapat menekan tombol ‘Bersihkan’ dan untuk keluar dari form Tambah Titik Gempa user cukup menekan tombol ‘Keluar’. Untuk melihat perbedaan peta sebelum ditambahkan dan sesudah ditambahkan titik gempa baru dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 4.11 Tampilan Peta Setelah Ditambahkan Titik Gempa Baru 92 Gambar 4.12 Tabel Update Atribut Gempa Selanjutnya user dapat melakukan perhitungan jarak antara 2 titik. Dengan menekan tombol ‘hitung jarak’, perhitungan jarak ini dibutuhkan untuk melakukan perhitungan nilai PGA dalam tahap selanjutnya. Gambar 4.13 Tampilan Tombol Hitung Jarak Proses perhitungan jarak dilakukan dengan menghitung jarak seluruh titik gempa termasuk titik gempa baru dengan seluruh titik grid dalam peta. Dari hasil perhitungan tersebut, akan dipilih nilai jarak terdekat dari seluruh grid tersebut. Seluruh perhitungan dilakukan secara otomatis didalam sistem, sehingga proses dan hasil perhitungan tidak 93 ditampilkan dalam layar namun user dapat melihat hasil perhitungan tersebut dalam tabel atribut titik grid. Jadi perhitungan jarak tersebut akan berubah menyesuaikan titik gempa baru yang dimasukkan oleh user. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 4.14 Tampilan Proses Hitung Jarak 94 Gambar 4.15 Tampilan Proses Hitung Jarak Selesai Setelah perhitungan jarak selesai tahap terakhir sebelum melakukan zonasi adalah perhitungan nilai PGA. Namun karena keterbatasan dalam software yang digunakan dalam hal ini ArcGIS 9.2 perhitungan nilai PGA tidak dapat dilakukan dengan hanya menekan satu tombol saja. Untuk langkah-langkah dalam perhitungan PGA, dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 4.16 Gambar Menu Start Editing 95 Untuk memulai perhitungan PGA, user harus menekan menu editor lalu memilih start editing dan akan tampil halaman berikut : Gambar 4.17 Menu Start Editing Dalam form ini terdapat tiga pilihan source. Arahkan pada source point, kemudian tekan ok. Langkah selanjutnya user harus memilih menu lihat tabel atribut. Gambar 4.18 Tombol Lihat Tabel Atribut 96 Setelah menekan tombol lihat tabel atribut, maka akan tampil tabel atribut seperti dibawah ini : Gambar 4.19 Tabel Atribut Titik Grid Setelah tampil tabel atribut, user harus memilih kolom varA kemudian klik kanan dan akan tampil menu seperti berikut ini : 97 Gambar 4.20 Menu Field Calculator Pilih menu field calculator dan akan tampil menu seperti berikut : Gambar 4.21 Form Field Calculator 98 Dalam form ini, arahkan kursor pada file titikgrid.varA lalu tekan tombol load. Maka akan tampil halaman berikut ini : Gambar 4.22 Menu Load Field Calculator Pada form ini pilih file yg sesuai dengan file yg sudah diload ke dalam field calculator. Setelah memilih file maka tekan tombol open dan akan kembali ke form field calculator seperti pada gambar berikut : 99 Gambar 4.23 Form Field Calculator Update Setelah kembali ke form fied calculator maka tekan tombol ok. Ulangi langkah perhitungan PGA tersebut kepada kolom varB, varC dan varD. Lakukan proses seperti pada kolom varA. Setelah melakukan perhitungan PGA selesai, maka user dapat melakukan zonasi peta dengan menekan tombol ‘Zonasi Peta’ 100 Gambar 4.24 Tampilan Tombol Zonasi Peta Dengan menekan tombol ‘Zonasi Peta’ maka sistem akan melakukan zonasi secara otomatis dari nilai-nilai PGA yang ada dari seluruh titik grid dalam peta. Hasil zonasi peta dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 4.25 Tampilan Zonasi Peta 101 Perbedaan warna dalam peta zonasi tersebut melambangkan nilai PGA dalam rentang nilai tertentu. Rentang nilai tersebut dapat disesuaikan dengan standar nilai PGA yang digunakan oleh user. Untuk melihat risiko dari hasil zonasi tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini yang merupakan standarisasi dunia tentang risiko kegempaan. 4.3 Evaluasi Hasil Implementasi Tahap selanjutnya setelah penyelesaian aplikasi sistem informasi geografis ini adalah melakukan evaluasi terhadap sistem bersama dengan mengetahui keungulan dan keterbatasan dari sistem yang dibuat ini. Hasil dari evaluasi ini , akan dapat membantu membuat pembangunan dari sistem yang akan datang. Keunggulan Aplikasi ini adalah : 1. Aplikasi Sistem Informasi Geografi ini dapat menampilkan informasi-informasi mengenai gempa yang pernah terjadi diwilayah Banda Aceh dan sekitarnya. 2. Pada aplikasi ini perhitungan nilai PGA menghasilkan nilai PGA yang memiliki tingkat akurasi tinggi, karena menggunakan sistem gridding. 3. Aplikasi ini juga dapat melakukan zonasi berdasarkan nilai PGA tersebut secara otomatis. Jadi tanpa harus menggunakan software berbeda perhitungan nilai PGA serta pembuatan zonasi daerah rawan gempa dapat dilakukan dengan cepat. Keterbatasan Aplikasi ini adalah : 1 Perhitungan nilai PGA belum dapat dilakukan dengan hanya menekan satu tombol saja, dikarenakan keterbatasan dalam software yang kami gunakan. 102 2 Belum terhubungnya aplikasi Sistem Informasi Geografis ini dengan sensorsensor pembaca getaran gempa yang terjadi di daerah pengawasan. 3 Aplikasi ini masih belum bisa diakses secara online. 4 Belum adanya data tentang jumlah penduduk dan data infrastruktur di daerah bencana tersebut. Untuk melengkapi evaluasi aplikasi perancangan sistem informasi geografis ini maka sistem tersebut perlu terhubung dengan perangkat sensor pembaca getaran gempa yang tersebar pada bagian pengawasan kerja serta aplikasi ini memerlukan data-data pendukung yang lebih lengkap agar penentuan zonasi daerah rawan gempa dapat didukung dengan adanya data-data perhitungan jumlah korban jiwa dan kerugian infrastruktur yang ditimbulkan akibat bencana gempa bumi tersebut.