PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KOPERASI KASONGAN USAHA BERSAMA (KUB) DI DESA WISATA KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA EMPOWERMENT OF COMMUNITIES THROUGH COOPERATIVES KASONGAN USAHA BERSAMA (KUB) IN TOURIST VILLAGE KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA Oleh : Irawan Syarifuddin Daher, Pendidikan Luar Sekolah Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Koperasi Kasongan Usaha Bersama meliputi pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, hasil pemberdayaan masyarakat, faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui Koperasi Kasongan Usaha Bersama di Desa Wisata Kasongan, Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Subjek penelitian ini adalah pengawas, pengurus dan anggota Koperasi Kasongan Usaha Bersama. Pengumpulan data dilakukan menggunakan tehnik observasi, wawancara dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara dan pedoman dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah reduksi data (data reduction); penyajian data (data display); dan menarik simpulan (data conclusion drawing/verification). Triangulasi yang dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pemberdayaan dilakukan Koperasi Kasongan Usaha Bersama meliputi pembentukan kelompok 34; peningkatan pengetahuan dan keterampilan; penguatan lembaga koperasi Kasongan Usaha Bersama. (2) Hasil pemberdayaan: segi sosial, meningkatnya lapangan pekerjaan, serta terpenuhinya kebutuhan bahan baku dan bahan bakar bagi para anggota dan masyarakat umum; segi ekonomi, menambah penghasilan anggota dan membantu ekonomi keluarga serta memberikan motivasi usaha; segi pendidikan, meningkatnya pengetahuan dan keterampilan mengenai kerajinan dan perkoperasian. (3) Faktor pendukung: nama besar yang dimiliki Desa Wisata Kasongan; semangat dan tujuan yang sama memajukan usaha koperasi; kerajasama dalam menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami; memiliki rasa kebersamaan; dukungan dari pemerintah. Sedangkan faktor penghambat: manajemen, kurang efektifnya kinerja pengelola dan penguasaan bahasa asing yang kurang; produksi, bahan baku yang semakin susah didapat, ketidak cocokan anggota dengan peralatan yang disediakan oleh koperasi; naiknya biaya produksi; cuaca yang tidak bisa diprediksi; promosi, koperasi tidak memiliki show room, website tidak aktif; pemasaran, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dolar membuat pesanan pasar eksport sepi, harga jual produk tidak bisa naik tinggi. Kata kunci: pemberdayaan masyarakat, koperasi, desa wisata Abstract This study attempts to described the implementation of the empowerment of communities through cooperatives Kasongan Usaha Bersama cover the implementation of community empowerment, the results of community empowerment, by factors in support and inhibitors of the implementation of the empowerment of communities through cooperatives Kasongan Usaha Bersama in Tourist Village Kasongan, Bantul Yogyakarta. This study adopted qualitative approaches with the methods descriptive.The subject of study this was overseer, the management of cooperatives Kasongan Usaha Bersama.The data collection was done in a observation, interviews and documentation.Researchers are the instruments main in doing research assisted by technique observation, interview and documentation.Techniques used in the analysis data is reduction the data (data reduction ); presentation of the data display (data display); and interesting drawing conclusions (data conclusion drawin /verification).Triangulation done to explain the validity of data using triangulation The research results show that: (1) the execution of empowerment done cooperatives Kasongan Usaha Bersama covering the formation of groups 34; increasing the knowledge and skill; strengthen the cooperative Kasongan Usaha Bersama.(2) of the empowerment: social aspect , the job opportunities , and fulfill needs raw materials and fuel for members and the general public; economic aspect, add to their income members and helping the economy family and motivate business; the perspective of education , the knowledge and skill about the craft and cooperative. ( 3) By factors in support: big names owned tourist village kasongan , the spirit and objectives same advance the activities of a cooperative , cooperation to resolve problems of being endured , having a togetherness , supports from the government. While factors barrier: management , the ineffective performance of managers and a mastery a foreign language less; production , the raw materials that the difficult obtained , it not suitable a member of with the equipment that provided the cooperatives, a rise in production, weather that cannot be predicted; promotion, cooperatives can having show room, website inactive; marketing, weakening the rupiah dollars make order market eksport quiet, selling price product cannot higher. Keywords:EmpowermentOf Communities, Cooperatives , Tourist Village memperhatikan PENDAHULUAN potensi wisata yang dimiliki. Potensi tersebut yaitu potensi Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata terbesar di Indonesia dan mendapat julukan sebagai kota pariwisata ke-2 setelah kota wisata yang ada di Bali.Pariwisata merupakan suatu industri yang banyak menghasilkan devisa sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia. Masyarakat sebagai modal sumber daya manusia saat ini memiliki potensi yang besar, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penduduk Yogyakarta yang masih tergolong cukup tinggi. bagi negara sehingga pemerintah berusaha untuk meningkatkan sektor ini dengan Pentingnya peran masyarakat mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam pembangunan menjadikan manusia pembangunan pariwisata (Chafid Fandeli tidak lagi sebagai objek pemberdayaan akan 2002: dan tetapi sebagai subjek dari pemberdayaan itu pariwisata sendiri. Menurut Safri Miradj dan Sumarno hendaknya mengkaji semua aspek yang (2014) inti dari tujuan pembangunan adalah berkaitan dengan pariwisata dan harus mewujudkan 7).Upaya mengembangkan membangun sektor suatu masyarakat yang makmur dan sejahtera baik secara individual maupun secara sosial. dan dukungan dari peran masyarakat atau komunitas lokal. Pengentasan kemiskinan saat ini Tujuan didirikannya koperasi menjadi isu utama yang direkomendasikan tersebut sebagai wadah yang menyatukan pariwisata sebagai salah satu alat untuk para pengerajin dan pengusaha yang ada di memerangi kemiskinan. Penguatan usaha Desa Wisata Kasongan guna memajukan masyarakat usaha kerajinan dan sebagai penghubung di bidang kepariwisataan sebagai salah satu ranah penting dalam antara pemberdayaan masyarakat dengan swasta dan masyarakat masyarakat melalui masyarakat dengan pemerintah, kepariwisataan. Beberapa Negara dewasa dengan ini telah mengembangkan kepariwisataan Kasongan Usaha Bersama pada masyarakat sampai ke desa-desa dengan memajukan dapat potensi lokal.Salah satu potensi lokal sumberdaya lebih terorganisir, pemasaran Yogyakarta yang dikembangkan adalah lebih jelas, terbinanya kerjasama, dan Desa Wisata Kasongan. pemecahan masalah secara bersama. pasar. dilihat Kontribusi dalam Koperasi pengelolaan Desa Wisata Kasongan terletak di Koperasi Kasongan Usaha Bersama jalur wisata yang ada di Yogyakarta yaitu Tugu, Malioboro, Pantai dimana Desa merupakan Wisata Kasongan Terletak di tengah- masyarakat Desa Wisata Kasongan yang tengahnya. Melihat dari potensi yang bertujuan dimiliki membuat memajukan Desa Wisata produk dari daerah tersebut. Aspek utama Kasongan guna dalam pemberdayaan masyarakat adalah dan meningkatkan skill, keterlibatan/partisipasi meningkatnya kesejahteraan masyarakat. masyarakat, dan penguatan komunitas lokal Melalui desa wisata peran aktif masyarakat melalui penguatan potensi daerah yang sangat diperlukan karena masyarakat adalah dimiliki oleh Desa Wisata Kasongan. aktor dari pembanguanan dan pembangunan Potensi yang dimiliki adalah sumber daya desa wisata merupakan kegiatan yang alam dan sumber daya manusia. Karena berbasis pada komunitas. Kunci kesuksesan tujuan pemberdayaan masyarakat melalui atau keberhasilan jangka panjang suatu desa industri pariwisata dalam hal ini desa wisata masyarakat di segala bidang. meningkatkan sangatlah penting pendapatan daerah sangat tergantung pada tingkat penerimaan wujud untuk wisata dari kelompok memajukan adalah kawasan kesejahteraan purposive sampling yang artinya teknik Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan deskriptif. penelitian kualitatif Penelitian yang dengan metode kualitatif adalah bermaksud untuk pengambilan sample sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2014:300). Pertimbangan ini adalah orang yang dianggap paling tahu tentang memahami fenomena tentang apa yang informasi apa yang kita harapkan, atau dialami subjek penelitian misalnya perilaku, sebagai orang yang dihormati dan mengenal persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara keadaan sekitar sehingga memudahkan holistik dan dengan cara deskripsi dan peneliti untuk mencari informasi yang bentuk kata-kata dan bahas, pada suatu diperlukan. Berdasarkan fokus penelitian konteks khusus yang alamiah dan dengan informan yang menjadi sumber data adalah memanfaatkan berbagai metode alamiah beberapa (Moleong 2005: 6). Hasil data penelitian dijadikan sebagai subjek penelitian yaitu kualitatif adalah data deskriptif. Menurut pembina, pengurus dan anggota Koperasi Moleng (2005: 11) laporan penelitian akan Kasongan Usaha Bersama. berisi kutipan-kutipan data untuk memberi Tehnik Pengumpulan Data orang yang dianggap layak gambaran penyajian laopran tersebut. Data Penelitian ini menggunakan tehnik tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, observasi dan dokumentasi wawancara, foto, dalam pengumpulan data, maka sumber videotape, dokumen pribadi, catatan atau data adalah kata-kata atau tindakan orang memo, dan dokumen resmi lainnya. yang diwawancarai, sumber data tertulis Setting dan Waktu Penelitian dan foto. catatan Setting yang lapangan, dalam Teknik observasi digunakan untuk pelaksanaan memperoleh data mengenai situasi dalam melalui setiap kegiatan, fasilitas yang ada, dan Koperasi Kasongan Usaha Bersama di Desa akses menuju kesana untuk kemudian data Wisata Kasongan, RT 03-04 wilayah yang padukuhan Kajen, Bantul, Yogyakarta. selanjutnya Waktu penelitian untuk mengumpulkan Wawancara adalah percakapan dengan data dimulai pada tanggal 25 Agustus maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan 2015 sampai 25 November 2015. oleh dua pihak, Subyek Penelitian (interviewer) yang mengajukan pertanyaan penelitian ini adalah pemberdayaan Dalam ditetapkan masyarakat penelitian ini, peneliti mengambil sample menggunakan teknik dan diperoleh dari dituangkan terwawancara observasi dalam ini tulisan. yaitu pewawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,2005:186). Sejumlah besar fakta Tehnik Analisis Data dan data tersimpan dalam bahan yang Menurut Moeleong (2005: 280) analisis berbentuk dokumentasi. Menurut Guba dan data adalah proses mengorganisasikan dan Lincoln mengurutkan data dalam pola, kategori dan (dalam Moleong 2005: 216) dokumen ialah setiap bahan tertulis. satuan Instrumen Penelitian ditemukan tema dan dapat dirumuskan Menurut Sugiyono (2014: 222) dalam penelitian kualitatif, instrumen atau alat yang uraian dasar sehingga dapat hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh menjadi data. Dalam penelitian ini, data diperoleh adalah dari berbagai sumber dengan menggunakan penelitian peneliti itu sendiri. Instrumen penelitian tehnik merupakan alat bantu bagi peneliti dalam wawancara, dokumentasi yang kemudian mengumpulkan data. Penelitian kualitatif disusun secara sistematis dengan tehnik sebagai analisis data. Miles and Huberman (dalam human menetapkan instrumen, fokus berfungsi penelitian, memilih pengumpulan Sugiyono 2014: data 246) observasi, mengemukakan informan sebagai sumber data, melakukan bahwa aktivitas dalam analisis data, yaitu pengumpulan data, menilai kualitas data, data reduction, data display, dan data analisis conclusion drawing/verification. data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan temuan. Ciri-ciri sebagai langkah awal menganalisis data. Tujuannya instrumen mencakupi segi responsif, dapat adalah untuk memudahkan pemahaman menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, terhadap data yang diperoleh. Penyajian mendasarkan perluasan data (data display) bentuk penyajian data pengetahuan, memperoleh data secepatnya, yang akan digunakan adalah bentuk teks- memanfaatkan untuk naratif. Hal ini didasarkan pertimbangan mengikhtisarikan, bahwa setiap data yang muncul selalu memanfaatkan kesempatan untuk mencari berkaitan erat dengan data yang lain. respon yang tidak lazim atau indiosinkratik Menarik (Moleong, 2005:169). drawing/verification) Instrumen utama dalam penelitian ini merupakan pemaknaan terhadap data yang adalah peneliti sendiri, peneliti dibantu telah dikumpulkan. dengan alat-alat pengumpul data yang Keabsahan Data/Triangulasi mencakup pedoman wawancara, pedoman Kredibilitas observasi, dilakukan melalui triangulasi. Menurut mengklarifikasi umum diri manusia Reduksi data (data reduction) merupakan atas kesempatan dan pedoman dokumentasi, perekam, kamera, dan alat tulis lainnya. alat simpulan (data penelitian conclusion kualitatif ini Moleong (2005:330) triangulasi adalah tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memberikan memanfaatkan lain. inovasi kerajinan. Setelah melakukan Triangulasi sumber menurut Patton (dalam sosialisasi dan terjadinya kesepakatan Moleong triangulasi maka dibentuklah kelompok yang dengan sumber berarti membandingkan dan dinamakan kelompok 34 yang artinya mengecek balik derajat kepercayaan suatu kelompok RT 03 dan RT 04. informasi yang diperoleh melalui waktu dan Program alat Internasional berlangsung selama 1 yang sesuatu 2005:330) yang bahwa berbeda dalam penelitian pengetahuan bantuan LSM Relief kualitatif. tahun, Hasil Penelitian dan Pembahasan kelompok 34 dituntut untuk mandiri Hasil penelitian dan pembahasan yang maka dilakukan peneliti tentang pemberdayaan kelompok masyarakat melalui Koperasi Kasongan koperasi dengan mendaftarkannya ke Usaha Bersama (KUB) di Desa Wisata Kementrian Negara Koperasi dan Kasongan Bantul Yogyakarta yaitu: Usaha Kecil Menengah Republik 1. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat Indonesia yang dinamakan Koperasi a. Pembentukan kelompok 34 Kelompok 34 setelah tentang atas berakhir maka kesepakatan 34 anggota dijadikan sebagai Kasongan Usaha Bersama dan secara merupakan hukum berdiri pada 2 Februari 2009. cikal bakal dari Koperasi Kasongan Tugas Koperasi Kasongan Usaha Usaha Bersama. Setelah gempa bumi Bersama yang menimpa Bantul pada tahun sumber-sumber 2006, sebuah LSM yaitu LSM Relief pemilihan jenis usaha. Sumber dana Internasional operasional datang membantu mencakup penetapan pembiayaan Koperasi dan Kasongan warga asli Kasongan untuk kembali Usaha Bersama bersal dari dana bangkit. Bersama UGM dan ISI mandiri. menghimpun warga untuk membahas b. Peningkatan pembentukan kelompok usaha sebagai wadah untuk membangkitkan Pengetahuan dan Keterampilan Peningkatan pengetahuan dan kondisi ekonomi dan sosial warga keterampilan yang telah jatuh akibat bencana alam pertama yang dilakukan oleh LSM gempa bumi. Kegiatan sosialisasi Relief bertujuan kelompok untuk memberikan merupakan Internasional 34 dan upaya bersama beberapa pemahaman tentang manfaat, fungsi universitas dalam membangkitkan dan tujuan dari perkumpulan, serta kondisi masyarakat Kasongan. Tujuannya untuk kapasitas meningkatkan kepribadian anggota, peningkatan kapasitas anggota dunia kerja, keterampilan mengikuti pelatihan dengan sasaran di pengurus dan anggota. Bantuan lain pengembangan yang diberikan DISPERINDAKOP Pengetahuan dan berupa dana hibah dalam program dan keprofesionalan. dengan mengundang anggota untuk yang diberikan pemerintah One Village One Product disesuaikan dengan keahlian dan serta kebutuhan masyarakat yang dapat kesempatan bermanfaat DISPERINDAKOP bagi mereka untuk koperasi mendapatkan pameran gratis dari Bantul di mencapai tujuan tersebut. Setelah Jakarta. Kerjasama dengan pihak koperasi berdiri, pelatihan-pelatihan swasta dalam bidang pembentukan yang diselenggarakan adalah berkat kelompok 34 yaitu dengan LSM kerjasama koperasi dengan berbagai Relief instansi pemerintah sasarannya mulai peningkatkan dibagi yaitu untuk pengelola atau yaitu untuk seluruh anggota koperasi. Malioboro. c. Penguatan Lembaga Koperasi Kasongan Usaha Bersama tumbuh membuat dan dan pemasaran produk Mirota Batik dengan Kegiatan-kegaitan Koperasi monitoring dan dievaluasi untuk meningkat melihat apakah kegiatan koperasi semakin yang telah berjalan sesuai dengan koperasi berkembang dan Kasongan Usaha Bersama selalu di Bidang usaha koperasi yang semakin Internasional untuk terus rencana kegiatan. Kegiatan mengembangkan Koperasi Kasongan monitoring dilakukan oleh pengawas Usaha Bersama, maka dilakukan koperasi. Pengawas koperasi berasal pengembangan mitra kerjasama. dari anggota koperasi sendiri. Tugas kerjasama adalah pengawas untuk memonitoring dan kualitas SDM, mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pemasaran produk koperasi yang kemudian dilaporakan Koperasi Kasongan Usaha Bersama. kepada seluruh anggota pada rapat Kerjasama koperasi dapat dibagi akhir tahun dan kepada dinas terkait. menjadi dua yaitu dengan pemerintah Pengawasaan dan kegiatan koperasi, kinerja pengurus Tujuan meningkatkan promosi, dan swasta. pemerintah Bentuk kerjasama melalui DIPERINDAKOP adalah pelatihan dan difokuskan kepada permasalahan-permasalahan yang sedang dialami untuk dicarikan pemberdayaan menjadi basis utama dalam pemecahan masalahnya. pembangunan masyarakat. Pemberdayaan Pelaksanaan pemberdayaan memiliki makna membangkitkan sumber masyarakat melalui Koperasi Kasongan daya, Usaha Bersama sesuai dengan tahap-tahap keterampilan mereka untuk meningkatkan pemberdayaan yang dikemukakan oleh kapasitas dalam menentukan masa depan Ambar Teguh (2004:82) yaitu: mereka. Usaha pemberdayaan masyarakat 1) Tahap penyadaran dan pembentukan yang dilakukan untuk menghimpun para perilaku menuju perilaku sadar dan pengerajin yang berada diwilayah Desa peduli sehingga merasa membutuhkan Wisata Kasongan untuk bangkit kembali peningkatan kapasitas diri. dari bencana yang dialami dan maju secara 2) Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kesempatan, pengetahuan, dan bersama-sama. Masyarakat yang sebelumnya tengah kecakapan- keterampilan agar terbuka wawasan dan terjatuh akibat bencana alam mampu memberikan bangkit dengan keterampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di membangun dalam pembangunan. berhasil 3) Tahap kembali membangun untuk daerahnya usaha dan kembali kemampuan sehingga terciptanya kesejahteraan. Tujuan kecakapan-keterampilan yang diharapkan dari pemberdayaan adalah peningkatan intelektual, bekerjasama dan meningkatkan kesejahteraan senada dengan kemampuan inovatif untumengantarkan tujuan koperasi menurut UU No. 17/2012 pada kemandirian. pasal sehingga terbentuklah inisiatif Pembentukan kelompok 34 sebagai tahap penyadaran. Peningkatan 4 tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, Pengetahuan dan Keterampilan sebagai sekaligus tahap transformasi kemampuan. Penguatan terpisahkan dari tatanan perekonomian Lembaga Koperasi nasioanal yang demokratis dan berkeadilan. Bersama sebagai Kasongan tahap Usaha Peningkatan sebagai Pemberdayaan bagian yang masyarakat tidak bukan membuat masyarakat menjadi semakin Kemampuan Intelektual. Pemberdayaan masyarakat melalui tergantung pada berbagai program Koperasi Kasongan Usaha Bersama sejalan pemberian (charity) Totok Mardikanto dan dengan pendapat Jim Ife (dalam Suparjan Poerwoko Soebiato (2015:32). Setelah dan 37) program LSM Relief Internasional berakhir konsep maka kelompok 34 dituntut untuk mandiri, Hempri mengemukakan Suyatno, bahwa 2003: oleh karena itu atas dasar kesepakatan dari b) memiliki semangat dan tujuan yang anggota maka kelompok 34 didaftarkan sama memajukan usaha koperasi menjadi koperasi yang bernama Koperasi c) kerajasama dalam menyelesaikan Kasongan Usaha Bersama. permasalahan yang sedang dialami 2. Hasil Pemberdayaan Melalui Koperasi Masyarakat Kasongan Usaha Bersama a. Segi e) Dukungan dari pemerintah. Faktor sosial, membuka lapangan penghambat pemberdayaan pelaksanaan masyarakat melalui pekerjaan, menyerap tenaga kerja, Koperasi Kasongan Usaha Bersama mampu memanfaatkan sumber daya yaitu: alam yang dimiliki oleh daerah a) Manajemen, kurang efektifnya kinerja Kasongan pengelola serta mensejahterakan mampu anggota serta didukung dengan dan penguasaan bahasa asing oleh pengurus. masyarakat sekitar. Sehingga dari b) Produksi, bahan baku yang semakin hasil pemberdayaan yang dilakukan susah didapat, ketidak cocokan anggota oleh koperasi mereka mendapatkan dengan peralatan yang disediakan oleh penghargaan koperasi, naiknya biaya produksi, cuaca dari DISPERINDAGKOP sebagai koperasi sehat. b. Segi yang tidak bisa diprediksi. c) Promosi, koperasi tidak memiliki menambah show room, website tidak aktif, promosi pendapatan anggota melalui sisa hasil mengandalkan kenalan dan pengunjung usaha (SHU) yang diberikan kepada yang pernah datang ke koperasi. anggota tiap akhir tahun. d) Pemasaran, melemahnya nilai tukar c. Segi ekonomi, pendidikan, pengetahuan dan meningkatkan Rupiah terhadap Dolar membuat keterampilan pesanan pasar eksport sepi, harga jual anggota mengenai kerajinan dan produk tidak bisa naik tinggi yang perkoperasian. mengakibatkan laba yang diperoleh 3. Faktor pendukung pemberdayaan pelaksanaan masyarakat melalui Koperasi Kasongan Usaha Bersama yaitu: a) d) Memiliki rasa kebersamaan nama besar yang dimiliki Desa Wisata Kasongan sebagai sentra industri kerajinan gerabah di Yogyakarta. sedikit. KESIMPULAN DAN SARAN Keimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti dapat kesimpulan sebagai berikut: mengambil 1. Pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dilakukan melalui pengurangan jumlah pengangguran pembentukan serta terpenuhinya kebutuhan bahan kelompok 34 yang kemudian menjadi baku dan bahan bakar bagi para Koperasi Kasongan Usaha Bersama; anggota dan masyarakat umum. Peningkatan pengetahuan dan c. Segi pendidikan, meningkatnya keterampilan, merupakan upaya yang pengetahuan dan dilakukan melalui program pendidikan mengenai kerajinan dan pelatihan yang ditujukan kepada perkoperasian. masyarakat Kasongan dengan tujuan untuk meningkatkan kepribadian anggota, kapasitas peningkatan 3. Faktor pemberdayaan dan pelaksanaan masyarakat melalui Koperasi Kasongan Usaha Bersama kapasitas anggota di dunia kerja, dan yaitu: pengembangan a) keprofesionalan.; pendukung keterampilan nama besar yang dimiliki Desa Penguatan Lembaga Koperasi Kasongan Wisata Kasongan sebagai sentra industri Usaha Bersama, program-program yang kerajinan gerabah di Yogyakarta. dimiliki b) memiliki semangat dan tujuan yang mulai dikembangkan dan melakukan kerjasama dengan pihak sama memajukan usaha koperasi pemerintah c) kerajasama dalam menyelesaikan dan swasta. Program- program Koperasi Kasongan Usaha permasalahan yang sedang dialami Bersama d) Memiliki rasa kebersamaan yang berjalan selalu di monitoring dan dievaluasi untuk melihat e) Dukungan dari pemerintah. apakah kegiatan koperasi yang telah Faktor berjalan sesuai dengan rencana kegiatan. pemberdayaan 2. Hasil pemberdayaan masyarakat melalui penghambat pelaksanaan masyarakat melalui Koperasi Kasongan Usaha Bersama Koperasi Kasongan Usaha Bersama yaitu: berdampak a) Manajemen, kurang efektifnya kinerja pada anggota dan masyarakat yang dapat dilihat dari segi pengelola sebagai berikut: penguasaan bahasa asing oleh pengurus. a. Segi ekonomi, serta didukung dengan menambah b) Produksi, bahan baku yang semakin penghasilan anggota dan membantu susah didapat, ketidak cocokan anggota ekonomi keluarga serta memberikan dengan peralatan yang disediakan oleh motivasi usaha. koperasi, naiknya biaya produksi, cuaca b. Segi sosial, meningkatnya lapangan pekerjaan yang berdampak terhadap yang tidak bisa diprediksi. c) Promosi, koperasi tidak memiliki meningkatkan show room, website tidak aktif, promosi untuk wilayah lokal. mengandalkan kenalan dan pengunjung yang pernah datang ke koperasi. terhadap Dolar produk 2. Bagi pemerintah a. Pengawasan terhadap koperasi perlu d) Pemasaran, melemahnya nilai tukar Rupiah pemasaran membuat ditingkatkan b. Kebijakan pajak perlu direvisi pesanan pasar eksport sepi, harga jual ditengah nilai tukar rupiah yang tidak produk tidak bisa naik tinggi yang stabil karena melihat biaya produksi mengakibatkan laba yang diperoleh naik, sedikit. sebanding dengan ongkos produksi, nilai jual produk tidak pemasukan sedikit ditambah nilai Saran Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian mengenai pemberdayaan pajak yang terasa cukup besar. c. Lebih meningkatkan kualitas SDM masyarakat melalui Koperasi Kasongan masyarakat Usaha Bersama yang telah diuraikan diatas, menyelenggarakan pelatihan seputar maka dapat diajukan beberapa saran yang kerajinan yang mampu membuat berguna bagi Koperasi Kasongan Usaha pengerajin membuat produk yang Bersama. Beberapa saran yang diajukan inovatif. dalam penelitian ini yaitu: d. Promosi 1. Bagi pengurus dan anggota Koperasi dengan produk ke pasar internasional lebih ditingkatkan. Kasongan Usaha Bersama a. Kinerja pengurus lebih ditingkatkan dan lebih bertanggung jawab dalam DAFTAR PUSTAKA Ambar Teguh Sulistiyani. 2004. Kemitraan mengelola koperasi sesuai dengan dan Modal-Model Pemberdayaan. amanah yang telah diterima. Yogyakarta: Grava Media. b. Pengelola bersama anggota harus produksi Chafid Fandeli. 2002. Perencanaan Kepariwisataan Alam Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM. mampu Hendrojogi. 2012. Koperasi: Asas-asas, meningkatkan promosi koperasi baik Teori, dan Praktik. Jakart: PT Raja berupa papan nama maupun website Grafindo Persada. mampu bekerjasama dalam mencari solusi dalam kegiatan kerajinan. c. Pengelola untuk harus diaktifkan kembali serta Lexy J Moleong. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Manahati Zebua. 2014. Inspirasi Pengembangan Pariwisata di Daerah. Yogyakarta: Valemba. Safri Miradj dan Sumarno. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Miskin, Melalui Proses Pendidikan Nonformal, Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Halmahera Barat. Jurnal. Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. (Vol 3. No 1). Halaman 102 http://journal.uny.ac.id/index.php/ jppm/article/view/2360/1959 Sugiyono. 2014. Kuantitatif Metode Kualitatif Penelitian dan R&B. Bandung: Alfabeta. Suparjan dan Hempri Suyatno. Pengembangan 2003. Masyarakat: Pembangunan Dari Sampai Pemberdayaan. Yogyakarta: Aditya Media. Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato. 2015. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, rev.ed. Bandung: Alfabeta. Badan Pusat Statistik. http://www.bps.go.id/ Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. 2010-2014. REVIEW RENCANA STRATEGIS. http://www.parekraf.go.id/userfiles/fi le/RENSTRAKEMENBUDPAR201 0.pdf.