PERAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA SEMESTER 2 DI POLTEKKES MAJAPAHIT MOJOKERTO FARIHATUL LAILIYAH 11002105 Subject: teman sebaya, perilaku seksual pranikah, remaja DESCRIPTION Perkembangan remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Lingkungan sosial dan budaya yang tidak positif merupakan faktor risiko bagi remaja untuk terjebak pada perilaku seks sebelum menikah, merokok, minum minuman keras, narkoba, dan lain sebagainya.Keadaan tersebut muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara individu sosial dengan kelompok sebaya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja semester 2 di Poltekkes Majapahit Mojokerto. Jenis penelitian adalah analitik. Rancang bangun penelitian adalah cross sectional.Variabel yang diteliti adalah peran teman sebaya dan perilaku seksual pranikah pada remaja. Populasi adalah seluruh siswa semester 2 di Poltekkes Majapahit Mojokerto sebanyak 85 orang. Sampling menggunakan tipe Cluster random sampling sebanyak 46 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis data dengan editing, coding, scoring, tabulating dan analisa Chi Square Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki peran positif sebanyak 27 orang (58,7%), sebagian besar responden memiliki perilaku seksual pranikah negatif sebanyak 24 orang (52,2%) Analisis menggunakan uji Chi Square, didapatkan hasil p<α = 0,05 yaitu 0,019 < 0,05, sehingga ada pengaruh peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah. Hal ini berarti peran teman sebaya akan mempengaruhi perilaku seksual pranikah. Sehingga perlunya peningkatan pemberian konseling kepada remaja khususnya tentang perilaku seksual pranikah supaya dapat menurunkan angka kejadian abortus atau pernikahan dini. Selain itu remaja perlu mengisi waktu luang dengan kegiatan positif misalnya olahraga, kegiatan kesenian, organisasi dan lain sebagainya. ABSTRACT The development of adolescents are particularly vulnerable to environmental influences . Social and cultural environment that was not positive was a risk factor for adolescents to get trapped up in sex before marriage , smoking , drinking, drugs , and so forth . These circumstances arised as a result of social interaction among individuals with social peer group . This study was conducted to determine the role of peers on adolescent premarital sexual behavior in the 2nd half in the polytechnic Majapahit Mojokerto . Type of research is an analytic. The design of the study was cross- sectional. The studied variables were, the role of peers and premarital sexual behavior in adolescents . The population was the entire of 2nd semester of polytechnic students Majapahit Mojokerto as many as 85 people . Cluster sampling using a type of random sampling as many as 46 people .Collecting data using a questionnaire . After the data collected will be analyzed by the data editing, coding , scoring , tabulating and analysis of Chi Square Test . The results showedthat most respondentshave apositiveroleby 27people(58.7%),the majority ofrespondentshave anegativepremarital sexualbehavioras many as 24people(52.2%) Analysis ofFisher'sExact Test, showed p<α =0.05 is0.019<0.05, So that there were impact of the role of peer to the premarital behavior This means that the role of peers, which would afect sexual behavior in marriage. Thusthe need to increasethe provision ofcounseling services toadolescents, especially aboutpremarital sexual behaviorin order toreduce the incidence ofabortionorearly marriage. Moreoverteensneed to fillspare timewithpositive activitiessuch as sports, art activities, organizations, and so on. Keywords : peer , premarital sexual behavior , teen Contributor : 1. Nur Saidah, S.SiT.,M.Kes 2. Dhonna Anggreni, SKM Date : 4 Juni 2014 Type Material : Laporan Penelitian Identifier : Right : Open Document Summary : LATAR BELAKANG Remaja di Indonesia mencakup seperempat dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia. Remaja cenderung energetik, selalu ingin tahu, emosi yang tidak stabil, cenderung berontak dan mengukur segalanya dengan ukurannya sendiri dengan cara berpikirnya yang tidak logis. Dalam perkembangannya remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan. Lingkungan sosial dan budaya yang tidak positif merupakan faktor risiko bagi remaja untuk terjebak pada perilaku seks sebelum menikah, merokok, minum minuman keras, narkoba, dan lain sebagainya (Depkes RI, 2011 : 1). Masalah seks merupakan salah satu hal yang ingin diketahui oleh remaja. Remaja yang sudah berkembang kematangan seksualnya, akan dapat mudah terjebak dalam masalah. Masalah yang dimaksud dalam hal ini terutama dapat terjadi apabila remaja tidak dapat mengendalikan perilaku seksualnya (Catursari, 2013). Keadaan tersebut muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara individu sosial dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati (Zuwaily, 2014) Menurut WHO, di seluruh dunia, setiap tahun diperkirakan sekitar 40-60 juta remaja yang tidak menginginkan kehamilan melakukan aborsi (Syarif, 2008). Berdasarkan data yang dikeluarkan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), diperkirakan setiap tahun jumlah aborsi di Indonesia mencapai 2,5 juta jiwa dari 5 juta kelahiran pertahun. Bahkan, 1-1,5 juta diantaranya adalah kalangan remaja. Data yang dihimpun Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan dalam kurun waktu tiga tahun (20082010) kasus aborsi terus meningkat. Tahun 2008 ditemukan 2 juta jiwa anak korban Aborsi, tahun berikutnya (2009) naik 300.000 menjadi 2,3 juta janin yang dibuang paksa. Sementara itu, pada tahun 2010 naik dari 200.000 menjadi 2,5 juta jiwa. 62,6 persen pelaku diantaranya adalah anak berusia dibawah 18 tahun. Metode aborsi 37 persen dilakukan melalui kuret, 25 persen melalui oral dan pijatan, 13 persen melalui cara suntik, 8 persen memasukkan benda asing ke dalam rahim dan selebihnya melalui jamu dan akupunktur (Lestari, 2013 : 3). Penelitian yang dilakukan oleh Yunita, dkk pada Tahun 2012 di SMA negeri 9 Manado tentang hubungan peran orang tua, teman sebaya, media massa dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap seks pranikah,hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara peran teman sebaya dengan sikap terhadap seks pranikah (nilai p = 0,000)(Yunita dkk, 2012) Hasil studi pendahuluan di Poltekkes Majapahit Mojokerto tanggal 6-8 Maret 2014 pada 10 remaja dengan teknik wawancara, diperoleh data seluruhnya mendapat informasi tentang perilaku seks dari teman dan video, 2 orang (20%) mendapat paksaan dari teman untuk melakukan perilaku seksual pranikah, 8 orang (80%) meniru perilaku seksual dari teman dan yang pernah melakukan hubungan seksual pranikah sebanyak 5 orang (50%). Lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seorang remaja berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut, tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat daripada tekanan yang didapat dari pacarnya sendiri. Keinginan untuk dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya begitu besar, sehingga dapat mengalahkan semua nilai yang didapat, baik dari orang tua maupun dari sekolahnya. Pada umumnya remaja tersebut melakukannnya hanya sebatas ingin membuktikan bahwa dirinya sama dengan teman-temannya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dari anggota kelompoknya seperti yang diinginkan. Selain itu pada usia remaja rasa keingintahuannya begitu besar terhap seks. Apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks terasa nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas masuknya. Maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan perilaku seksual pranikah (Dianawati, 2006 : 10). Remaja yang melakukan seks bebas bisa mengalami kehamilan dan melakukan aborsi. Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian. Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas. Secara psikologis seksual pranikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan terhadap masyarakat (Syarif, 2008) Pemberian pendidikan seks sejak dini perlu diberikan oleh orang tua kepada anak, daripada anak mendapatkannya dari pendapat atau khayalan sendiri, teman-teman, buku atau film porno yang kini dijual bebas sehingga dapat menyebabkan hubungan seksual sebelum pernikahan, aborsi, kelainan seksual dan lain sebagainya (Dianawati, 2006 : 9). Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) untuk memberikan informasi yang benar masalah kesehatan reproduksi dilakukan kepada remaja, orang tua dan lain sebagainya. Selain itu telah dibentuk yayasan yang menjadi mitra dan direkomendasaikan oleh Depsos untuk mengadopsi bayi dari kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), sehingga remaja tidak perlu melakukan aborsi. Yayasan tersebut berada di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya (Depkes RI, 2011 : 126141). Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja semester 2 di Poltekkes Majapahit Mojokerto. METODOLOGI Jenis penelitian ini menggunakan metode analitik, Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional Variabel penelitian adalah peran teman sebaya dan perilaku seksual pranikah pada remaja. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa semester 2 di Poltekkes Majapahit Mojokerto sebanyak 85 orang.Sampling menggunakan tipe Cluster random sampling sebanyak 46 orang. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Setelah data terkumpul akan dilakukan analisis data dengan editing, coding, scoring, tabulating dan analisa Chi Square Test. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Umum Distribusi frekuensi responden berdasarkan Umur didapatkan data hampir seluruh responden berumur 19 tahun sebanyak 35 orang (76,1%) 2. Data khusus Distribusi responden berdasarkan Peran Teman Sebaya di siswa semester 2 di PoltekkesMajapahit Mojokertomenunjukkan data sebagian besar responden yang memiliki peran positif sebanyak 27 orang (58,7%) Masalah seks merupakan salah satu hal yang ingin diketahui oleh remaja. Remaja yang sudah berkembang kematangan seksualnya, akan dapat mudah terjebak dalam masalah. Masalah yang dimaksud dalam hal ini terutama dapat terjadi apabila remaja tidak dapat mengendalikan perilaku seksualnya (Catursari, 2013). Keadaan tersebut muncul akibat terjadinya interaksi sosial diantara individu sosial dengan kelompok sebaya. Peran interaksi dengan kelompok sebaya tersebut dapat berupa imitasi, identifikasi, sugesti dan simpati (Zuwaily, 2014) Distribusi responden berdasarkan Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja menunjukkan data sebagian besar responden memiliki perilaku seksual pranikah negatif sebanyak 24 orang (52,2%) Kematangan emosi berkaitan dengan usia mulai berpacaran. Jika berpacaran saat remaja bahkan sebelumnya, bila tidak ada pembekalan yang tepat dari orangtua, guru, dan orang disekitarnya, kemungkinan terjadinya aktivitas seksual yang berlebihan lebih besar. Hal ini karena pada masa remaja, hormon-hormon seksual mulai berfungsi dan pengontrolan emosi masih labil. Orangtuapun seharusnya mengijinkan anaknya memiliki calon pasangan hidup saat usia anak mereka telah cukup dewasa. Membiarkan anak berpacaran saat masih di bangku SMA tidaklah tepat, karena pada usia tersebut jiwa dan mental anak masih labil dan belum siap untuk memilki calon pasangan hidup(http://www.gbi-bogor.org Distribusi responden berdasarkan Pengaruh Peran Teman Sebaya Terhadap Perilaku Seksual Pranikah Pada Remaja Semester 2 dengan menggunakan tabulasi silang di Poltekkes Majapahit Mojokerto negatif sebanyak 14 orang (73,3%) melakukan perilaku seksual pranikah dan peran teman sebaya dengan kriteria positif sebanyak 17 orang (63,0%) tidak melakukan perilaku seksual pranikah. Lingkungan pergaulan yang telah dimasuki oleh seorang remaja berpengaruh untuk menekan temannya yang belum melakukan hubungan seks. Bagi remaja tersebut, tekanan dari teman-temannya itu dirasakan lebih kuat daripada tekanan yang didapat dari pacarnya sendiri. Keinginan untuk dapat diterima oleh lingkungan pergaulannya begitu besar, sehingga dapat mengalahkan semua nilai yang didapat, baik dari orang tua maupun dari sekolahnya. Pada umumnya remaja tersebut melakukannnya hanya sebatas ingin membuktikan bahwa dirinya sama dengan teman-temannya, sehingga dapat diterima menjadi bagian dari anggota kelompoknya seperti yang diinginkan. Selain itu pada usia remaja rasa keingintahuannya begitu besar terhap seks. Apalagi jika teman-temannya mengatakan bahwa seks terasa nikmat, ditambah lagi adanya segala informasi yang tidak terbatas masuknya. Maka rasa penasaran tersebut semakin mendorong mereka untuk lebih jauh lagi melakukan perilaku seksual pranikah (Dianawati, 2006 : 10). SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang berjudulperan teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja semester 2 di Poltekkes Majapahit Mojokerto tanggal 19-24 mei 2014 di dapatkan bahwa Peran teman sebaya di Poltekkes Majapahit Mojokerto adalah sebagian besar memiliki peran positif sebanyak 27 orang (58,7%) Perilaku Seksual Pranikah di Poltekkes Majapahit Mojokerto adalah sebagian besar memiliki perilaku seksual pranikah negatif sebanyak 24 orang (52,2%) Ada pengaruh peran teman sebaya terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja semester 2 di Poltekkes Majapahit Mojokerto dengan uji Chi Square, didapatkan hasil p<α = 0,05 yaitu 0,019 < 0,05 REKOMENDASI A. Bagi Teoritis a. Bagi Poltekkes Majapahit b. Meningkatkan informasi dan pengetahuan untuk mahasiswa khususnya tentangperan teman sebaya dan perilaku seksual pranikah pada remaja. c. Bagi Profesi Kebidanan d. Meningkatkan pemberian penyuluhan kesehatan dan konseling kepada remaja khususnya tentang perilaku seksual pranikah supaya dapat menurunkan angka kejadian abortus atau pernikahan dini. B. Bagi Praktis a. Bagi Penelitian Selanjutnya Melakukan penelitian lebih lanjut dengan faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja misalnya faktor pengetahuan, orang tua, lingkungan dan persepsi. b. Bagi Responden Menjauhi perilaku seksual pranikah dan melakukan kegiatan positif dengan kelompok teman sebayanya misalnya olahraga dan kesenian. ALAMAT KORESPONDENSI Email No Telp Alamat : [email protected] : 085708839824 : Sidoarjo