POLA KOMUNIKASI LEMBAGA PERKREDITAN RAKYAT DI PEDESAAN (Kasus Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Kabupaten Kampar Provinsi Riau) YULIA ANDRIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pola Komunikasi Lembaga Perkreditan Rakyat di Pedesaan (Kasus Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Kabupaten Kampar Provinsi Riau) adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Oktober 2011 Yulia Andriani NRP. I352080101 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ ABSTRACT YULIA ANDRIANI. Communication Pattern in Rural Public Credit Institution (Case of Bank PD BPR Sarimadu, Kampar Regency, Riau Province). Under direction of NURMALA K. PANDJAITAN and HADIYANTO. Financial institutions are important actors in the National economic. The objectives of this research were to describe pattern of communication of Bank PD BPR Sarimadu in credit activity (dissemination, use and repayment of credit), and the impact of communication pattern to repayment credit of Bank PD BPR Sarimadu. The research was conducted at the Bank PD BPR Sarimadu Kampar regency on February until May 2010. This is a qualitative research, with observation, in depth interview an triangulation. Sources of data in this study are the data interview from informan’s (bank employees and twenty nine clients) and supported by secondary data from documents and archives of bank and other related agencies. Informan selection procedure performed by the determination of persuasive sampling technique. Pattern of communication is evaluated from five components, there are forms of communication, contents of the message being communicated, actors involved the communication, communication frequency and types of relationship. The results are : there are two forms of communication which are direct and indirect communication. Direct communication is bank employees come to client shop or client come to bank. Indirect communication is newspapers advertisement, radio, television, brochure and banner. The messages consist of credit informations at socialization and bank action if overdue consumer pay for credit at loan of credit. Actors who are involve in doing communications are employees of Bank PD BPR Sarimadu, local government and client candidate at credit socialization and employees of Bank PD BPR Sarimadu with client at loan of credit. Communications frequency done once a week for credit of bakulan and once a month for credit of modal kerja. Types of relationship that happened was formal relationship and informal relationship. Formal relationship when client come to bank. Informal relationship when employees of Bank PD BPR Sarimadu come to client shop and use ocu language. The continuity of communication has an impact to repayment of loan and prevent problems credit returns. There are no credit arrears of year 2009 until now and the increase of number of credit accounts are 3833 accounts in 2005 to 5766 accounts in 2009. Keywords : Communication pattern, BPR, direct communication, undirect communication. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ RINGKASAN YULIA ANDRIANI. Pola Komunikasi Lembaga Perkreditan Rakyat Di Pedesaan (Kasus Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Kabupaten Kampar Provinsi Riau). Dibimbing oleh NURMALA K. PANDJAITAN dan HADIYANTO. Selama ini, masyarakat pedesaan cenderung belum akrab dengan perkreditan formal dan tidak berani untuk mengambil kredit di lembaga keuangan formal, karena prosedur peminjaman kredit yang dianggap rumit dan adanya agunan. Untuk itu diperlukan sosialisasi yang mampu meningkatkan kepercayaan dan keberanian masyarakat khususnya di pedesaan untuk menggunakan fasilitas perkreditan. Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu merupakan satu-satunya Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Provinsi Riau yang telah mampu melakukan ekspansi ke luar wilayah kerjanya. Selain di Kabupaten Kampar, Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu telah mempunyai cabang di Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Pekanbaru. Keberhasilan Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu ini menimbulkan pertanyaan bagaimana pola komunikasi yang dilakukan Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu dalam hal perkreditan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Mendeskripsikan pola komunikasi yang dilakukan Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu dalam hal perkreditan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. (2) Menganalisis hubungan pola komunikasi dengan tingkat pengembalian kredit Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Penelitian ini dilaksanakan di Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Kabupaten Kampar Provinsi Riau pada bulan Februari sampai Mei 2010. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif. Penentuan informan dilakukan dengan sengaja (purposive) yaitu memilih informan yang sesuai dengan desain penelitian. Subyek yang diwawancarai adalah karyawan Bank PD BPR Sarimadu (kepala seksi bagian umum, kepala bagian bagian kredit, kepala seksi bagian kredit, dua orang administrasi kredit, analis kredit, penagihan kredit dan costumer service), sedangkan nasabah Bank PD BPR Sarimadu adalah nasabah yang ada di Bank PD BPR Sarimadu ketika penelitian ini dilakuakan yang berjumlah dua puluh sembilan orang yang terdiri dari dua puluh dua orang nasabah modal kerja umum dan tujuh orang nasabah kredit bakulan. Hasil studi menunjukkan bahwa pola komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dalam hal perkreditan di Kabupaten Kampat ditinjau dari lima komponen, yaitu melalui bentuk komunikasi yang dilakukan, isi pesan, aktor yang melakukan komunikasi, frekuensi berkomunikasi dan terakhir dari jenis hubungan yang dilakukan. Bentuk komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu adalah komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung dilakukan oleh analis bank dan bagian penagihan kredit dari bank yang datang ke tempat usaha dan rumah nasabah. Komunikasi langsung juga dilakukan oleh costumer service dan bagian administrasi bank jika nasabah langsung datang ke Bank PD BPR Sarimadu. Komunikasi tidak langsung Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ dilakukan dengan menggunakan iklan koran, radio, televisi, brosur dan baliho serta komunikasi menggunakan media, baik itu telepon atau pesan singkat. Isi pesan yang disampaikan pada calon nasabah adalah tujuan pemberian kredit, sasaran kredit, suku bunga, cara pembayaran, maksimal plafon kredit yang diberikan dan persyaratan pengajuan kredit. Isi pesan yang disampaikan pada nasabah yang rutin dilakukan adalah informasi mengenai jumlah tagihan kredit, waktu pembayaran dan jumlah bunga yang harus dibayarkan. Aktor yang berperan pada sosialisasi kredit modal kerja umum maupun kredit bakulan pada dasarnya adalah aktor-aktor yang sama yaitu karyawan Bank PD BPR Sarimadu dengan calon nasabah dan dengan bantuan perangkat desa untuk jenis kredit modal kerja umum. Karyawan Bank PD BPR Sarimadu terdiri dari costumer service (CS), administrasi kredit, analis kredit, penagihan kredit, kepala seksi, kepala bagian kredit dan pimpinan Bank PD BPR Sarimadu. Aktor yang berbeda pada tahap sosialisasi dan penagihan krdit adalah pihak perangkat desa yang membantu pada tahap sosialisasi. Frekuensi komunikasi pada saat sosialisasi dan promosi yang dilakukan oleh Bank PD BPR Sarimadu tidak rutin seperti ketika pada tahap penggunaan dan penagihan kredit. Ketika proses sosialisasi, tidak ada jadwal kunjungan yang ditetapkan oleh Bank PD BPR Sarimadu. Pada tahap sosialisasi, pihak Bank PD BPR Sarimadu hanya sekali datang ke tempat usaha atau rumah calon nasabah yang dianggap sebagai calon nasabah potensial. Selain itu, untuk mendapatkan informasi, calon nasabah datang langsung ke Bank PD BPR Sarimadu untuk mendapatkan informasi mengenai kredit. Pada tahap penggunaan dan penagihan, frekuensi komunikasi telah memiliki jadwal tetap, jenis kredit modal kerja umum, frekuensi komunikasi yang dilakukan adalah sekali sebulan dan untuk jenis kredit bakulan dilakukan jadwal tetap dengan frekuensi sekali seminggu. Hubungan yang terjadi pada proses sosialisasi untuk jenis kredit modal kerja umum adalah hubungan formal dan informal. Hubungan formal terjadi pihak Bank PD BPR Sarimadu mensosialisasikan kredit di kantor balai desa dan ketika calon nasabah datang langsung ke kantor Bank PD BPR Sarimadu. Hubungan informal terjadi ketika pihak Bank PD BPR Sarimadu mendatangi langsung (door to door) ke tempat usaha calon debitur. Hubungan komunikasi yang terjadi antara pihak Bank PD BPR Sarimadu dengan nasabah kredit bakulan adalah hubungan informal. Pihak Bank PD BPR Sarimadu langsung datang ke tempat usaha nasabah baik itu untuk sosialisasi maupun untuk penagihan kredit. Hubungan pola komunikasi dengan tingkat pengembalian kredit Bank PD BPR Sarimadu di Kabupaten Kampar dilihat dari kelancaran pembayaran kredit. Pembayaran angsuran kredit mengalami kelancaran yaitu tunggakan kredit fasilitas kredit kepada debitur yang belum ditarik adalah Rp. 0 pada tahun 2009 hingga sekarang. Kelancaran ini karena adanya kunjungan rutin, pengawasan dan komunikasi yang berkelanjutan dengan mendatangi tempat usaha debitur. Nasabah bank mengatakan bahwa komunikasi tidak hanya dengan langsung datang ke bank, tetapi juga bisa melalui telepon. Meskipun kelancaran ini tidak mutlak hanya dipengaruhi oleh komunikasi. Kata kunci : pola komunikasi, Bank Perkreditan Rakyat, komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ ©Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ POLA KOMUNIKASI LEMBAGA PERKREDITAN RAKYAT DI PEDESAAN (Kasus Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Kabupaten Kampar Provinsi Riau) YULIA ANDRIANI Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Mayor Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala. S. Hubeis Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ Judul Tesis Nama NIM : Pola Komunikasi Lembaga Perkreditan Rakyat di Pedesaan (Kasus Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Kabupaten Kampar Provinsi Riau) : Yulia Andriani : I352080101 Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Nurmala K. Pandjaitan, MS. DEA Ketua Ir. Hadiyanto, MS Anggota Diketahui Koordinator Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Djuara P. Lubis, M.S Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr Tanggal Ujian : 5 November 2010 Tanggal Lulus : Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ UCAPAN TERIMAKASIH Bismillahirrahmanirrohim... “Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orangorang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur” (Al-Furqan: 62) “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan” (Ar-Rahman: 13) Terimakasih dan ucapan syukur tak terhingga ya Allah, telah memberikan nikmat yang terbaik bagiku. Terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya disampaikan kepada : 1. Dr. Nurmala K. Pandjaitan dan Ir. Hadiyanto, MS selaku komisi pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan ilmu dalam perencanaan, pelaksanaan, sampai penulisan tesis ini. 2. Prof. Dr. Aida Vitayala S. Hubeis, MS selaku penguji luar komisi yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan tesis ini. 3. Dr. Amiruddin Saleh, MS selaku penguji yang mewakili program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan yang telah memberikan kritik dan saran untuk tesis ini. 4. Dosen-dosen program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan selama ini. 5. Dr. Djuara P. Lubis selaku koordinator program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan . 6. Rektor IPB, Dekan Sekolah Pascasarjana, Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. 7. Pimpinan, karyawan dan nasabah Bank PD BPR Sarimadu yang telah memberikan izin penelitian, informasi dan kelancaran pada penelitian ini. 8. Teman-teman seperjuangan KMP 2008 atas doa, dukungan dan kerjasamanya selama ini. 9. Suami dan anakku tersayang, yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan mendampingiku. 10. Ayah, bunda, kakak, adek-adekku dan keluarga tercinta yang tak hentihentinya mengirimkan doa demi keberhasilanku selama ini. Terakhir penulis berdoa semoga tesis ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu komunikasi pembangunan masyarakat. Bogor, Oktober 2011 Yulia Andriani Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ KATA PENGANTAR Puji dan syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya, sehingga tesis ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2010 ini ialah pola komunikasi, dengan judul Pola Komunikasi Lembaga Perkreditan Rakyat di Pedesaan (Kasus Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Kabupaten Kampar Provinsi Riau). Terima kasih dan penghargaan penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Nurmala K. Pandjaitan, MS. DEA dan Bapak Ir. Hadiyanto, MS sebagai Komisi Pembimbing yang selalu meluangkan waktu berbagi ilmu demi penyempurnaan tesis ini. Di samping itu, terimakasih dan penghargaan juga penuliskan sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis sebagai penguji luar komisi dan Bapak Dr. Amiruddin Saleh, MS selaku penguji dari program studi Komunikasi Pembangunan Pertanian yang telah memberikan saran demi kesempurnaan tesis ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat. Amin. Bogor, Oktober 2011 Yulia Andriani Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Pekanbaru pada tanggal 23 Juli 1986 sebagai anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Drs. Jasril, M.Si dan Lenfiarnis. Pada tahun 1991 memulai pendidikan pada Taman Kanak-kanak Aisyiah II Pekanbaru. Setahun kemudian, tepatnya tahun 1992 melanjutkan pendidikan ke Sekolah Dasar Negeri 002 Sukajadi Pekanbaru dan pada tahun 1994 pindah menamatkan pendidikan dasarnya di SD Negeri 044 Pekanbaru. Pada tahun 1998 melanjutkan pendidikan ke sekolah lanjutan tingkat pertama SLTP Negeri 1 Pekanbaru. Tamat tahun 2001 dan melanjutkan ke sekolah menengah atas SMA Negeri 8 Pekanbaru dan tamat pada tahun 2004. Selanjutnya pada tahun 2004 melalui jalur Penelusuran Bibit Unggul Daerah (PBUD) diterima menjadi mahasiswa di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau. Kesempatan melanjutkan pendidikan program Magister Sains (S2) Sekolah Pascasarjana IPB diperoleh pada tahun 2008 pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................. iv DAFTAR GAMBAR......................................................................................... v DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi PENDAHULUAN Latar Belakang ............................................................................................ Perumusan Masalah .................................................................................... Tujuan Penelitian ........................................................................................ Manfaat Penelitian ....................................................................................... 1 3 4 5 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi .................................................................................................. Pengertian Komunikasi ........................................................................... Model Komunikasi .................................................................................. Efektivitas Komunikasi ........................................................................... Pola Komunikasi .................................................................................... Komunikasi Organisasi ........................................................................... Komunikasi Inovasi................................................................................. Aktivitas dan Saluran Komunikasi Pemasaran Perusahaan .................... Lembaga Keuangan...................................................................................... Pengertian Lembaga Keuangan............................................................... Perkreditan Mikro bagi Masyarakat Pedesaan ........................................ Permasalahan dalam Pengembalian Kredit ............................................ Penelitian Terdahulu Mengenai Komunikasi dalam Perkreditan ................ 7 7 9 15 17 24 27 29 30 30 32 34 35 KERANGKA PEMIKIRAN ........................................................................... 39 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 41 Teknik Pengumpulan Data........................................................................... 41 Teknik Analisis Data.................................................................................... 42 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Keadaan Geografis....................................................................................... Pemanfaatan Lahan ...................................................................................... Kependudukan ............................................................................................. Potensi Ekonomi .......................................................................................... Pendidikan.................................................................................................... 45 45 46 47 49 ii Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ Profil Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Sejarah Berdirinya Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu ...................................................................................................... 49 Aktivitas Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu .... 51 Pola Komunikasi Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu............................................................................................................ Bentuk dan Media Komunikasi ................................................................... Isi Pesan yang dikomunikasikan .................................................................. Aktor yang Berkomunikasi .......................................................................... Frekuensi Berkomunikasi ............................................................................ Jenis Hubungan ............................................................................................ Ikhtisar ......................................................................................................... Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pola Komunikasi .............. Faktor Lingkungan....................................................................................... Karakteristik Individu .................................................................................. Pandangan Masyarakat Mengenai Lembaga Perkreditan ............................ Pengaruh Pola Komunikasi terhadap Kelancaran Pengembalian Kredit pada Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu ........... 56 57 68 73 76 78 81 83 83 88 89 91 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................................. 97 Saran ............................................................................................................ 98 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................101 iii Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ DAFTAR TABEL Halaman Nomor 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Luas tanah menurut penggunaan lahan di Kabupaten Kampar pada tahun 2008 ........................................................................................... 45 Jumlah sekolah, guru dan murid pada setiap tingkat pendidikan di Kabupaten Kampar tahun 2008 ............................................................... 49 Bentuk komunikasi pada proses sosialisasi dan promosi kredit pada Bank PD BPR Sarimadu .............................................................................. 60 Bentuk komunikasi pada tahap penggunaan dan penagihan kredit di Bank PD BPR Sarimadu .......................................................................... 67 Isi pesan pada proses sosialisasi dan promosi kredit di Bank PD BPR Sarimadu ...................................................................................................... 70 Isi pesan pada saat penggunaan dan penagihan kredit di Bank PD BPR Sarimadu ...................................................................................................... 71 Aktor yang berperan dalam aktivitas komunikasi Bank PD BPR Sarimadu ...................................................................................................... 72 Data nasabah kredit modal bakulan yang diwawancarai ............................. 74 Data nasabah kredit modal kerja umum yang diwawancarai....................... 75 Frekuensi komunikasi pada saat penagihan dan penggunaan kredit yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu.................................................... 77 Jenis hubungan yang tercipta dalam proses komunikasi di Bank PD BPR Sarimadu ...................................................................................................... 78 Jumlah nominal kredit yang disalurkan Bank PD BPR Sarimadu............... 93 Penyaluran dan pengembalian kredit modal kerja umum dan kredit bakulan pada kantor pusat Bangkinang ..................................................................... 93 Penyaluran dan pengembalian kredit modal kerja umum dan kredit bakulan pada kantor cabang Ujungbatu..................................................................... 94 Penyaluran dan pengembalian kredit modal kerja umum dan kredit bakulan pada kantor cabang Pekanbaru..................................................................... 95 iv Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Model komunikasi linier (Shannon Weaver) ............................................... 10 2. Model komunikasi interaksional .................................................................. 11 3. Model komunikasi transaksional.................................................................. 13 4. Model komunikasi Littlejohn dan Foss ........................................................ 13 5. Komponen dasar dari model komunikasi konvergen ................................... 15 6. Komunikasi sebagai konvergensi yang mengarah pada hubungan Timbal balik ................................................................................................. 16 7. Lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan difusi inovasi............. 28 8. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 40 9. Komponen dalam analisis data (interactive model Miles Huberman) ......... 42 10. Distribusi persentase PDRB Kabupaten Kampar atas harga berlaku........... tanpa migas menurut lapangan usaha .......................................................... 46 11. Jumlah penduduk Kabupaten Kampar menurut kategori umur tahun 2008 47 12. Aktivitas Bank PD BPR Sarimadu............................................................... 52 13. Tahapan alur pemberian kredit di Bank PD BPR Sarimadu ........................ 66 14. Pola komunikasi Bank PD BPR Sarimadu pada tahap sosialisasi dan promosi......................................................................................................... 82 15. Pola komunikasi Bank PD BPR Sarimadu pada tahap penggunaan dan penagihan kredit........................................................................................... 82 v Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. 2. 3. 4. 5. Data dan Sumber Data .................................................................................105 Panduan Wawancara ....................................................................................106 Jadwal Penelitian .........................................................................................109 Kantor Bank PD BPR Sarimadu ..................................................................110 Pimpinan Bank PD BPR Sarimadu ketika Mendapat Penghargaan sebagai BPR Terbaik pada Infobank Award ...........................................................................................111 6. Media komunikasi Bank PD BPR Sarimadu melalui yellow pages.............112 7. Profil Bank PD BPR Sarimadu ....................................................................113 8. Brosur Kredit Bank PD BPR Sarimadu .......................................................114 vi Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ PENDAHULUAN Latar Belakang Krisis ekonomi yang mulai terjadi tahun 1997 lalu masih menyisakan banyak permasalahan, khususnya bagi masyarakat kalangan menengah ke bawah. Usaha besar para konglomerat semakin berkembang, adapun usaha kecil semakin terpuruk karena keterbatasan akses terhadap modal. Pemerintah sudah berupaya memasyarakatkan kebijakan tentang ekonomi kerakyatan. Kredit dan pinjaman perbankan yang seharusnya ditujukan untuk meningkatkan ekonomi rakyat justru dimanfaatkan oleh konglomerat yang lebih mudah mengakses informasi. Begitu longgarnya tatanan kredit dan pinjaman perbankan, sehingga menyebabkan pembangunan ekonomi mudah terpengaruh oleh gejolak ekonomi (Zulkarnain 2005). Lembaga keuangan merupakan pelaku penting dalam perekonomian suatu negara. Prakteknya, lembaga keuangan dibagi menjadi bank (bank sentral, bank umum, bank perkreditan rakyat dan bank syariah) dan lembaga keuangan non bank (pasar modal, pasar uang, koperasi, pegadaian dan asuransi). Beberapa tahun terakhir, pihak pemerintah dan non pemerintah di negara berkembang memperkenalkan program kredit untuk masyarakat desa (Pitt et al. 2006). Hal ini diharapkan mampu membantu permodalan bagi masyarakat kecil yang selama ini terbentur pada agunan. Bank perkreditan rakyat (BPR) diharapkan dapat membantu usaha kecil meningkatkan usahanya melalui pemberian kredit sebagai tambahan modal. Bank perkreditan rakyat (BPR) adalah bank yang bergerak pada sektor mikro yang diharapkan mampu membantu peningkatan usaha kecil pedesaan. Meskipun porsi yang diperankan bank mikro relatif kecil, tetapi fleksibilitas dan mobilitasnya cukup tinggi dalam menjangkau pasar dibandingkan dengan bank komersial. Bank mikro menyentuh hal yang lebih sosial, disamping sebagai mediator keuangan juga harus memberikan pembelajaran bagaimana berhubungan dengan institusi keuangan formal (Supriadi 2003). Selama ini, masyarakat pedesaan cenderung belum akrab dengan perkreditan formal dan tidak berani untuk mengambil kredit di lembaga keuangan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 2 formal. Karena dianggap prosedur peminjaman kredit yang rumit dan adanya agunan. Sehingga diperlukan sosialisasi yang mampu meningkatkan kepercayaan dan keberanian masyarakat khususnya di pedesaan untuk menggunakan fasilitas perkreditan. Sosialisasi fasilitas kredit bank perkreditan rakyat (BPR) bagi masyarakat diharapkan dapat menarik calon nasabah untuk menggunakan layanan perkreditan dan juga meningkatkan loyalitas nasabah sehingga menunjang kelancaran dan tepat waktu dalam pengembalian kredit. Adanya bank perkreditan rakyat (BPR) diharapkan memudahkan para pengusaha kecil dan menengah mendapatkan peluang kredit sehingga nantinya akan membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya di pedesaan. Pertumbuhan ekonomi yang dicapai harus dapat dinikmati oleh masyarakat seluas-luasnya. Namun perkembangan bank perkreditan rakyat (BPR) menjadi terkendala dengan adanya persaingan dengan bank umum yang membuka kredit mikro. Persaingan dengan lembaga keuangan lain menjadikan bank perkreditan rakyat (BPR) harus berusaha agar produk jasa perbankan yang diberikannya mampu menarik perhatian calon nasabah. Bank perkreditan rakyat (BPR) merupakan salah satu perusahaan jasa. Bagi perusahaan jasa dalam menetapkan strategi yang diperhatikan adalah 4P (product, price, place, promotion) ditambah dengan 3P yaitu people, physical evidence, dan process (Kotler et al. 2005). Perusahaan jasa menjual produk yang melalui pelayanan yang baik. Layanan dipengaruhi oleh beberapa elemen seperti lingkungan fisik dan kontak personal (Alma 2007). Sosialisasi dan promosi fasilitas kredit bank perkreditan rakyat (BPR) bagi masyarakat dapat menarik calon nasabah untuk menggunakan produk layanan bank dan juga menunjang kelancaran pengembalian kredit. Komunikasi yang baik diperlukan dalam melakukan sosialisasi tersebut. Hal ini dimaksudkan dapat memaksimumkan kepuasan nasabah melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah yang diharapkan dapat berdampak pada loyal masyarakat terhadap bank perkreditan rakyat (BPR). Lembaga keuangan mikro dalam hal ini BPR dalam menjalankan misinya terhadap pengusaha tidak hanya mendapatkan kredit akan tetapi juga mendampingi dan membina para nasabah untuk mengelola keuangan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 3 keluarga dalam menjalankan usahanya dengan tertib dan terencana serta memanfaatkan produk bank sesuai kebutuhan. Menurut Hadi (2001), dalam penelitiannya mengenai komunikasi publik perusahaan, komunikasi berimplikasi terhadap terbentuknya sikap positif anggota komunitas dalam memandang keberadaan perusahaan. Hadi (2001) menyatakan bahwa perusahaan harus sudah melakukan komunikasi sejak awal konstruksi proyek. Dalam upaya menumbuhkan sikap positif tersebut, perusahaan membentuk suatu departemen khusus untuk menjembatani komunikasi antara perusahaan dengan komunitas setempat. Departemen hubungan eksternal pada perusahaan ini memiliki beberapa seksi yaitu hubungan komunitas, public relation, hubungan pemerintah, hubungan lembaga swadaya masyarakat dan pengembangan komunitas. Adanya departemen ini diharapkan akan memberikan dampak positif bagi citra perusahaan (Hadi 2001). Adanya hubungan yang baik diharapkan akan memberikan dampak positif bagi citra perusahaan. Komunikasi merupakan sesuatu yang penting bagi setiap organisasi baik itu perusahaan ataupun organisasi nirlaba. Komunikasi adalah faktor yang amat penting untuk perusahaan dan organisasi nirlaba dan integrasi kelompok sosial, sebab dengan komunikasilah anggota kelompok sosial (publik) dapat saling mempengaruhi untuk mencapai keseragaman nilai-nilai dan kelakuan yang sama (Hadi 2001). Hubungan yang kuat dalam lembaga/organisasi dapat membawa keberhasilan dalam sutu program. Salah satu bentuk hubungan yang dilakukan adalah hubungan dengan publik eksternal (Nugraha dalam Ardianto 2009). Pola komunikasi yang baik diperlukan dalam hubungan dengan publik. Pola komunikasi tidak terlepas dari struktur yang sistematis tentang tingkah laku penerimaan dan pengiriman pesan diantara anggota kelompok, siapa yang berbicara kepada siapa dengan tingkat keseringan tertentu yang membentuk suatu kebiasaan (Goldberg & Larson 1985). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 4 Perumusan Masalah Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu yang selanjutnya disebut Bank PD BPR Sarimadu merupakan satu-satunya bank perkreditan rakyat (BPR) di Provinsi Riau yang telah mampu melakukan ekspansi ke luar wilayah kerjanya. Selain di Kabupaten Kampar, Bank PD BPR Sarimadu telah mempunyai cabang di Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Pekanbaru. Pada tanggal 9 Juni 2010, Bank PD BPR Sarimadu berhasil meraih prestasi sebagai bank perkreditan terbaik pada penganugerahan Infobank awards. Dana pihak ketiga yang berhasil dihimpun Bank PD BPR Sarimadu yang berbentuk tabungan masyarakat tumbuh 124 persen per tahunnya, sedangkan deposito tumbuh 200 persen. Jika di tahun 2004, tabungan masyarakat yang ada di Sarimadu hanya sekitar 15 milyar rupiah, empat tahun kemudian angkanya mencapai 90 milyar lebih. Begitu juga dengan jumlah deposito, lima tahun lalu deposito yang ada di Bank PD BPR Sarimadu hanya sebesar 304 juta rupiah, sedangkan pada akhir tahun 2008 jumlahnya meningkat menjadi 35 milyar rupiah. Hal ini tercapai karena banyaknya promosi yang dilaksanakan Bank PD BPR Sarimadu sehingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat Kampar (Zuprianto 2009). Keberhasilan Bank PD BPR Sarimadu ini menimbulkan pertanyaan bagaimana pola komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dalam hal perkreditan. Maka permasalahan yang dipelajari dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pola komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dalam hal perkreditan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau? 2. Bagaimana hubungan pola komunikasi dengan tingkat pengembalian kredit Bank PD BPR Sarimadu di Kabupaten Kampar Provinsi Riau? Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mendeskripsikan pola komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dalam hal perkreditan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. 2. Menganalisis hubungan pola komunikasi dengan tingkat pengembalian kredit Bank PD BPR Sarimadu di Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Bank PD BPR Sarimadu untuk meningkatkan pola komunikasi dan kualitas layanan kredit untuk masyarakat kecil. 2. Bagi masyarakat Kampar khususnya mengenai akses permodalan dari Bank PD BPR Sarimadu agar dapat mendukung permodalan usaha masyarakat. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 6 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 7 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Pengertian Komunikasi Theodorson dan Theodorson dalam Littlejohn dan Foss (2009) mendefinisikan komunikasi sebagai proses penyampaian informasi, ide, sikap atau emosi dari satu orang atau kelompok ke orang atau kelompok lainnya. Theodore Clavenger Jr dalam Littlejohn dan Foss (2009) mencatat bahwa masalah yang selalu ada dalam mendefinisikan untuk tujuan-tujuan penelitian atau ilmiah berasal dari fakta bahwa kata kerja ‘berkomunikasi’ memiliki posisi yang kuat dalam kosakata umum dan karenanya tidak mudah didefinisikan untuk tujuan ilmiah. Definisi komunikasi lainnya dikemukakan oleh Harold Lasswell dalam Effendy (2007), yang menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan : who says what in which channel to whom with what effect (siapa mengatakan apa melalui saluran apa kepada siapa dengan efek apa). Jawaban bagi pertanyaan Laswell ini merupakan unsur-unsur proses komunikasi, yaitu communicator (komunikator), message (pesan), media (media), receiver (komunikan/penerima), dan effect (efek). Hovland, Janis dan Kelly (1981) dalam Effendy (2007) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana individu mengirim stimulus yang biasanya dalam bentuk verbal dan bertujuan untuk mengubah tingkah laku orang lain. Teori komunikasi ini dikenal sebagai stimulus-organism-response. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengaharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolah dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap, yaitu perhatian, pengertian dan penerimaan. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 8 Teori komunikasi lainnya adalah teori matematikal model Shannon dan Weaver (Effendy 2007). Model komunikasi ini menunjukkan bahwa sumber informasi memproduksi sebuah pesan untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan atau tulisan, musik, gambar, dan lain-lain. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber informasi adalah benak (brain), pemancar adalah mekanisme suara yang menghasilkan isyarat, dan saluran adalah udara. Penerima melakukan kebalikan operasi yang dilaksanakan pemancar, yakni merekonstruksi pesan dari isyarat. Tujuan (destination) adalah orang atau benda kepada siapa atau kepada apa pesan ditujukan. Komunikasi merupakan pusat kehidupan kemanusiaan. Komunikasi adalah salah satu dari kegiatan sehari-hari yang benar-benar terhubung dengan semua kehidupan kemanusiaan, sehingga kadang-kadang kita mengabaikan penyebaran, kepentingan, dan kerumitannya. Kita dapat menyusun serangkaian metode untuk meningkatkan komunikasi. Kita dapat menggunakan beberapa model dasar, tetapi hal ini juga memberikan pandangan tentang komunikasi yang terbatas (Littlejohn & Foss 2009). Frank Dance dalam Littlejohn dan Foss (2009) menggrisbawahi adanya sejumlah elemen yang digunakan untuk membedakan komunikasi. Tiga poin dari perbedaan konseptual yang penting membentuk dimensi-dimensi komunikasi. Dimensi yang pertama adalah tingkat pengamatan atau keringkasan. Komunikasi merupakan sebuah sistem (misalnya telepon atau telegraf) untuk menyampaikan informasi dan perintah (misalnya di Angkatan Laut), yang bersifat membatasi. Perbedaan yang kedua adalah tujuan. Definisi komunikasi disini adalah situasisituasi yang merupakan sebuah sumber yang mengirimkan sebuah pesan kepada penerima dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi perilaku penerima. Sedangkan sebuah definisi yang tidak memerlukan tujuan adalah sebagai berikut : “komunikasi merupakan sebuah proses menyamakan dua atau beberapa hal mengenai kekuasaan terhadap seseorang atau beberapa orang. Dimensi ketiga yang digunakan untuk membedakan definisi komunikasi adalah penilaian Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 9 normatif. Beberapa definisi menyertakan pernyataan tentang keberhasilan, keefektifan, atau ketepatan; definisi-definisi yang lain tidak berisi penilaian yang lengkap seperti itu. Sebagai contoh, definisi berikut menganggap bahwa komunikasi dikatakan berhasil jika komunikasi merupakan pertukaran sebuah pemikiran atau gagasan. Asumsi dari definisi ini adalah bahwa sebuah pemikiran atau gagasan berhasil ditukarkan. Di sisi lain, sebuah definisi yang tidak menilai apakah hasilnya berhasil atau tidak, komunikasi adalah penyampaian informasi. Di sini, informasi disampaikan, tetapi tidak penting apakah informasi tersebut diterima dan dipahami atau tidak. Model Komunikasi Model merupakan representasi sederhana dari proses komunikasi. Model diartikan sebagai gambaran yang didesain untuk mempresentasikan realita, dan merupakan representasi fisik atau verbal dari suatu objek atau proses (DeVito 1997). Suatu model yang nyata (tangible) akan membantu untuk menjelaskan proses komunikasi insani yang merupakan suatu proses yang tidak dapat diraba (intangible) yang selalu berubah (Tubbs & Moss 2005). Model merupakan suatu maksud untuk menunjukkan hal yang fundamental dalam sebuah studi (Sereno & Budaken 1975). Komunikasi sebagai aksi: model linier Deskripsi komunikasi sebagai proses linier pertama kali diungkapkan oleh Claude Shannon pada tahun 1949 (dalam West dan Turner 2008). Komunikasi sebagai proses linier merupakan komunikasi sebagai aksi satu arah. Satu arah menjelaskan bahwa pesan ditransmisikan dalam satu arah, dari satu orang ke orang lainnya (Sereno & Budaken 1975). Selain Claude Shannon, model linier juga dijelaskan oleh Harold D. Laswell dan Aristoteles. Model Laswell menjelaskan proses satu arah, sehingga mengabaikan faktor tanggapan balik. Aristoteles membuat model komunikasi terdiri dari tiga unsur takni sumber, pesan dan penerima. Tiga model analisis dasar komunikasi tersebut memiliki sifat satu arah (linier), Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 10 serta terlalu menekankan pada peranan sumber dan media (Cangara, 2004). Elemen kunci pada model linier adalah sebuah sumber (source) yang mengirimkan pesan (message) kepada penerima (receiver) yang akan menerima pesan tersebut. Komunikasi juga melibatkan gangguan (noise), yang merupakan semua hal yang tidak dimaksudkan oleh sumber informasi (Gambar 1). Ada empat jenis gangguan. Pertama, gangguan semantik yang berhubungan dengan slang, jargon atau bahasa-bahasa spesialisasi yang digunakan secara perorangan dan kelompok. Kedua, gangguan fisik (eksternal) yaitu gangguan yang berada di luar penerima. Ketiga, gangguan psikologis merujuk pada prasangka, bias dan kecenderungan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lainnya atau terhadap pesan itu sendiri. Keempat, gangguan fisiologis adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. Gangguan semacam ini muncul apabila sedang sakit, lelah atau lapar. Semantik Fisik Psikologis Fisiologis Gangguan Pengirim / Sumber Semantik Pesan Fisik Target/Penerima Psikologis Fisiologis Gambar 1 Model komunikasi linier (Shannon Weaver) Sumber : West dan Turner (2008) Komunikasi sebagai interaksi: model interaksional Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954. Model ini menolak asumsi model linier bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima (West & Turner 2008). Komunikasi sebagai interaksi memandang bahwa komunikasi memiliki penyebab dan efek atau memiliki aksi dan reaksi. Seseorang berbicara, yang lainnya Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 11 menganguk, kemudian orang pertama berbicara lagi. Interaksi terjadi sebagai komunikasi dua arah, setiap komunikator menerima dan mengirim pesan (Sereno & Budaken 1975). Sedangkan model interaksional menurut Wilbur Schramm (1954) dalam West dan Turner (2008) menekankan pada proses komunikasi dua arah, yaitu dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses interaksi terjadi secara melingkar (Gambar 2). Proses ini mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya sekaligus. Selain Shcramm, model interaksi juga dijelaskan oleh Dance. Dance (dalam Effendy 2007), menyatakan sutu bentuk melingkar yang semakin membesar menunjukkan perhatian kepada suatu fakta bahwa proses komunikasi bergerak maju dan apa yang dikomunikasikan kini akan mempengaruhi struktur dan isi komunikasi. Dance menggarisbawahi sifat dinamik dari komunikasi. Gangguan Pesan Gangguan Bidang Pengalaman Gangguan Penerima Pengirim Umpan Balik Bidang Pengalaman Umpan Balik Saluran Gangguan Gambar 2 Model komunikasi interaksional Sumber : West dan Turner (2008) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 12 Satu elemen penting bagi model komunikasi interaksional adalah umpan balik (feed back), atau tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik juga dapat berupa verbal dan nonverbal, dapat disengaja ataupun tidak disengaja. Umpan balik juga membantu para komunikator untuk mengetahui apakah pesan mereka telah tersampaikan atau tidak dan sejauh mana pencapaian makna terjadi. Dalam model interaksional, umpan balik terjadi setelah pesan diterima, tidak pada saat pesan sedang dikirim. Elemen terakhir dalam model interaksional adalah bidang pengalaman (field of experience). Seseorang atau bagaimana budaya, pengalaman dan keturunan seseorang mempengaruhi kemampuannya untuk berkomunikasi dengan satu sama lainnya Komunikasi sebagai transaksi: model transaksional Model komunikasi transaksional (transactional model of communication) awalnya diperkenalkan oleh Barnlund pada tahun 1970. Komunikasi sebagai transaksi menunjukkan bahwa komunikasi merupakan suah proses pertukarang yang dinamis antara komunikator, tidak memiliki waktu tertentu. Setiap komunikator selalu aktif mengirim dan menerima pesan. Setiap waktu para partisipan aktif mempertukarkan respon verbal dan nonverbal (Sereno & Bodaken 1975). Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus menerus dalam sebuah episode komunikasi (Gambar 3). Menurut Barnlund (1970) dalam DeVito (1997), dengan transaksi dimaksudkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses, bahwa komponen-komponennya saling terkait, dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan atau keseluruhan. Model transaksional berarti komunikasi bersifat kooperatif, pengirim dan penerima sama-sama bertanggung jawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. Dalam model transaksional, orang membangun kesamaan makna (West & Turner 2008). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 13 Gangguan : - Semantik - Fisik - Psikologis - Fisiologis Komunikator Pesan / Umpan Balik Bidang Pengalaman Komunikator Bidang Pengalaman Kesamaan Bidang Pengalaman Gambar 3 Model komunikasi transaksional Sumber : West dan Turner (2008) Model komunikasi sebagai transaksi lainnya dijelaskan Littlejohn dan Foss sebagai konteks komunikasi. Setiap tingkatan komunikasi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh konteks-konteks yang lebih besar (Littlejohn & Foss 2009). Teori komunikasi disusun dalam delapan konteks yang digambarkan pada Gambar 4. Kelompok Organisasi Percakapan Pesan Pelaku Kebudayaan dan masyarakat Percakapan Pelaku Hubungan Kelompok Gambar 4 Model komunikasi Littlejohn dan Foss Sumber : Littlejohn & Foss (2009) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 14 Konteks komunikasi dimulai dengan individu, yaitu melihat caracara dari tradisi-tradisi yang berbeda yang menjelaskan pelaku komunikasi sebagai orang-orang yang terlibat dalam interaksi sosial. Selanjutnya, diperluas dengan melihat pesan dan percakapan. Ketika orang-orang menggunakan pesan dalam percakapan dengan orang lain, mereka mengembangkan hubungan, dan akan diperluas ke konteks yang lebih besar dari kelompok dan organisasi. Konteks komunikasi diperjelas dengan media dan pada tingkatan yang paling lebar yaitu untuk melihat pada komunikasi dalam kebuadayaan dan masyarakat. Konteks-konteks komunikasi dari pelaku komunikasi hingga masyarakat saling mempengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh, hubungan kita didefinisikan dan diatur melalui pertukaran pesan dalam percakapan. Para pelaku komunikasi mengambil keputusan mengenai pesan, tetapi pesan disusun ke dalam percakapan, mempengaruhi para pelaku komunikasi. Kebudayaan dibangun melalui komunikasi, tetapi jenis-jenis pesan yang kita kirimkan, bagaimana kita memahami pesanpesan tersebut, dan hasil dari hubungan tersebut ditentukan dalam banyak cara oleh kebudayaan dan masyarakat tempat kita hidup. Model komunikasi transaksi lainnya adalah model komunikasi konvergen yang dinyatakan oleh Rogers dan Kincaid (1981). Model komunikasi konvergen menyatakan komunikasi merupakan sebuah proses dimana para partisipan membuat dan membagi informasi dengan partisipan lainnya dalam rangka untuk mencapai mutual understanding antar dua individu tersebut. Komunikasi selalu berimplikasi pada suatu hubungan. Informasi dan mutual understanding merupakan komponen dominan dalam model komunikasi konvergen. Informasi diproses oleh individu pada level merasa (perceiving), interpretasi (interpreting), memahami (understanding), percaya (believing), dan tindakan (action). Ketika informasi dibagi oleh dua orang atau lebih, proses informasi akan menghasilkan pemahaman bersama pada level abstraksi fisik, psikologi dan sosial (Gambar 5). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 15 REALITAS PSIKOLOGI A REALITAS FISIK Merasa Interpretasi REALITAS PSIKOLOGI B INFORMASI Merasa Tindakan Memahami Interpretasi Tindakan Tindakan Kolektif Percaya Percaya Memahami Persetujuan bersama Pemahaman bersama MUTUAL UNDERSTANDING REALITAS SOSIAL A&B Gambar 5 Komponen dasar dari model komunikasi konvergen Sumber : Kincaid (1979) dalam Rogers dan Kincaid (1981) Efektivitas Komunikasi Secara umum komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima. Semakin besar kaitan antara yang dimaksud oleh komunikator dengan yang dipahami komunikan, maka semakin efektif pula komunikasi yang dilaksanakan. Efektivitas komunikasi erat kaitannya dengan tujuan, yang biasanya menghasilkan pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan tindakan (Tubbs & Moss 2005). Komunikasi akan menjadi efektif apabila adanya pemahaman bersama (mutual understanding). Pemahaman bersama (mutual understanding) yang merupakan tujuan dan fungsi utama komunikasi adalah proses pengambilan keputusan bersama yang berdasarkan pada ketidakpastian. Saling mengerti dan persetujuan tentang informasi simbolik yang dibentuk dan dibagi adalah sebuah prasyarat untuk aktivitas sosial dan kolektif lainnya (Rogers & Kincaid 1981). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 16 Pemahaman bersama yang dihasilkan dapat digambarkan dengan dua atau lebih overlapping lingkaran yang merepresentasikan tiap perkiraan partisipan terhadap makna lainnnya sebagai overlapping dengan makna aktual lainnya (Gambar 6). Sesuai dengan konsep mengenai overlapping of interests maka persamaan merupakan semacam kerangka dalam komunikasi yang terjadi. Agar pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi dapat saling memahaminya dan karenanya berkomunikasi dengan efektif, mereka harus memiliki sesuatu yang kurang lebih sama dengan latar belakang dan pengalaman. Istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sama antara pihak-pihak pelaku komunikasi ini adalah homofili. Menurut Rogers (2003), homofili adalah derajat dimana sepasang individu atau lebih yang berkomunikasi dengan cara yang sama. Kesamaan ini bisa saja pada atribut tertentu, seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial ekonomi, dan kesukaannya. Pemahaman partisipan A Pemahaman bersama A & B Pemahaman partisipan B Gambar 6 Komunikasi sebagai konvergensi yang mengarah pada hubungan timbal balik Sumber: Kincaid dan Schramm 1975 dalam Rogers dan Kincaid 1981. Menurut Berlo (1960), komunikasi akan berjalan efektif apabila ketepatannya dapat ditingkatkan dan gangguannya dapat diperkecil. Oleh karena itu, meningkatkan ketepatan dan mengurangi gangguan harus terjadi pada setiap unsur komunikasi. Hal tersebut dapat terjadi apabila : 1. Seorang komunikator harus memiliki keterampilan berkomunikasi (communication skills), pengetahuan yang luas mengenai apa yang dibahasnya (knowledge), sikap jujur dan bersahabat (attitide), serta Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 17 mampu beradaptasi dengan sistem sosial dan budaya (social and cultural system). 2. Seorang komunikan harus memiliki kemampuan berkomunikasi, bersikap positif kepada komunikator dan pesan yang disampaikan, memahami isi pesan yang disampaikan, serta perilaku kebiasaan dalam menerima dan menafsirkan pesan. 3. Pesan yang disampaikan harus memenuhi persyaratan kode atau bahasa pesan, kesesuaian isi pesan dengan tujuan komunikasi, serta pemilihan dan pengaturan bahasa dan isi pesan. 4. Media komunikasi harus sesuai denga tujuan yang hendak dicapai, sesuai dengan isi pesan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat, serta efisien dalam memilih media. Prinsip media harus dapat dilihat, didengar, disentuh, dicium dan dirasakan. Komunikasi dapat dinilai efektif apabila pendengar atau pembaca mengikuti pandangan seorang komunikator, karena ia memiliki daya tarik dalam hal kesamaan (similarity), dikenal baik (familiarity), disukai (liking) dan fisiknya (physic). Kesamaan dimaksudkan bahwa orang bisa terarik pada komunikator karena adanya kesamaan demografik, seperti bahasa, agama, suku, daerah asal, partai atau ideologi. Komunikator yang dikenal baik lebih cepat diterima oleh khalayak daripada mereka yang tidak dikenal. Komunikator yang sudah dikenal kepiawaiannya akan mudah diterima, sebab khalayak tidak akan ragu terhadap kemampuan dan kejujurannya. Selain itu, komunikator juga harus disukai oleh khalayak. Penampilan fisik dan postur badan dinilai penting karena fisik yang cacat bisa menimbulkan ejekan sehingga menganggu jalannya komunikasi (Cangara 2004). Pola Komunikasi Pola komunikasi adalah model komunikasi yang dilakukan perorangan atau kelompok secara berulang. Pola komunikasi dapat terbentuk dari komunikasi antar individu ataupun kelompok. Pola komunikasi kelompok tidak terlepas dari struktur yang sistematis tentang tingkah laku penerimaan dan pengiriman pesan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 18 diantara anggota kelompok, siapa yang berbicara kepada siapa dengan tingkat keseringan tertentu yang membentuk suatu kebiasaan (Goldberg & Larson 1985). Menurut Bintarti (2003), yang meneliti hubungan pola komunikasi dengan prestasi belajar pada mahasiswa Universitas Terbuka, pola komunikasi tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil interaksi antara karakteristik pelaku, media komunikasi yang digunakan, hasil dan tujuan yang ingin dicapai oleh sasaran. Sedangkan Retnowati (2007) mengartikan pola komunikasi orang tua dan anak sebagai komunikasi antar pribadi antara orang tua dan anaknya, di mana masing-masing dapat memilih fungsi baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan yang mempunyai hubungan mantap dan jelas, artinya hampir tidak terhindarkan selalu ada hubungan antara kedua orang tersebut. Seorang komunikator dalam berkomunikasi membawa pengalaman, kepercayaan, nilainilai dan sikap tertentu yang diperoleh dan dipelajari dari interaksinya dengan orang lain dan lingkungan sekitar (Retnowati 2007). Arif (2004) dalam penelitiannya tentang pola komunikasi pengelola Taman Nasional dalam meningkatkan kesadaran konservasi pengunjung menyatakan bahwa akses media, ketersediaan sumber informasi, kemudahan mengakses sumber informasi, cara berkomunikasi dengan sesama pengunjung, dan frekuensi komunikasi verbal dan nonverbal berpengaruh terhadap pola komunikasi yang dilakukan Taman Nasional. Penelitian Jufri (2009) pada masyarakat Islam dan Kristen di Kecamatan Labuh Baru kota Pekanbaru memperlihatkan bahwa pola komunikasi dibentuk dari hubungan kerjasama, persaingan, konflik, dominasi agama tertentu, peran tokoh agama, dan peran pemerintah. Proses komunikasi sosial antara masyarakat Kristen dan Islam melibatkan proses-proses sosial yang beraneka ragam, yang menyusun unsur-unsur dinamis dari masyarakat, yaitu pikiran, diri, masyarakat, terkait di dalamnya persepsi, sikap, tindakan, proses tingkah laku dan struktur sosial yang ada. Pola komunikasi yang terjadi dalam masyarakat berbeda agama ini adalah pola komunikasi interaksional. Blumer (dalam Jufri 2009) mengemukakan tiga premis yang menjadi dasar model ini. Pertama, manusia bertindak berdasarkan makna-makna yang diberikan individu terhadap lingkungan sosialnya (simbol verbal, simbol nonverbal, lingkungan fisik). Kedua, makna Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 19 didapatkan dan berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu dengan lingkungan sosialnya. Ketiga, makna diciptakan, dipertahankan, diubah dan dikembangkan lewat proses penafsiran yang dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Oleh karena individu terus berubah, maka masyarakat pun ikut berubah melalui interaksi. Berdasarkan empat penelitian terdahulu mengenai pola komunikasi, disimpulkan unsur yang mempengaruhi pola yaitu pelaku (aktor) komunikasi, pesan, hubungan yang tercipta dalam proses komunikasi, bentuk dan media komunikasi yang digunakan. Pelaku (aktor) komunikasi Pelaku komunikasi menurut Littlejohn dan Foss (2009) adalah individu yang mandiri, individu yang unik dengan karakteristikkarakteristik khusus yang ditentukan secara parsial oleh genetik. Individuindividu memiliki pikiran kompleks yang mengorganisasi informasi ke dalam sikap, kepercayaam, dan nilai yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku. Pelaku komunikasi membawa identitas pribadi dalam berkomunikasi, yang merupakan seseorang dengan kesadaran akan identitas, self yang dikembangkan melalui interaksi. Individu-individu diposisikan dalam susunan sosial budaya dan hubungan kekuasaan. Komunikasi merupakan alat untuk membentuk identitas dan juga mengubah mekanisme. Identitas anda, baik dalam pandangan diri anda maupun orang lain, dibentuk ketika anda secara sosial berinteraksi dengan orang lain dalam kehidupan anda. Anda mendapatkan pandangan serta reaksi orang lain dalam interaksi sosial dan sebaliknya, memperlihatkan rasa identitas dengan cara anda mengekspresikan diri anda dan merespon orang lain (Littlejohn & Foss 2009). Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting, terutama dalam mengendakikan jalannya komunikasi. Untuk itu, seorang komunikator harus terampil berkomunikasi, dan juga kaya ide serta penuh daya kreativitas. Cangara (2004) menyatakan bahwa untuk mencapai komunikasi yang mengena, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 20 seorang komunikator selain mengenal dirinya, ia juga harus memiliki kepercayaan (credibility), daya tarik (attractive), dan kekuatan (power). James McCroskey (1966) dalam Cangara (2004) menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian (personality) dan dinamika (dynamism). Menurut Berlo (1960), terdapat empat faktor yang menentukan kemampuan komunikator agar ketepatan komunikasi dapat ditingkatkan, yaitu : 1. Keterampilan berkomunikasi (communication skill), yaitu keterampilan berbicara dan menulis agar penerima pesan mampu mendengar dan membaca secara baik dan jelas. 2. Sikap (attitide), yaitu kecenderungan sikap positif atau negatif, baik terhadap dirinya sendiri, terhadap pesan yang disampaikan, maupun terhadap pesan penerima pesan. 3. Tingkat pengetahuan, yaitu wawasan pengetahuan terhadap persepsi dari pesan yang disampaikan. 4. Sistem sosio-kultural, yaitu berkaitan dengan posisi komunikator dalam sistem sosial budaya. Pesan Pesan adalah teks atau seperangkat tanda yang terorganisir yang memiliki makna dalam komunikasi. Pesan diproduksi oleh individu, yang memproses pesan secara strategis untuk memperoleh maksud tertentu. Pesan menyelesaikan fungsi-fungsi sosial yang membawa manusia bersama-sama ke dalam hubungan yang sangat beragam. Pesan membentuk percakapan yang terdiri dari perilaku sosial individu. Percakapan merupakan proses di mana pelaku komunikasi berkoordinasi atau mengorganisir interaksi melalui cara yang menciptakan bentuk makna yang sesuai. Melalui percakapan terjadi pembentukan budaya. Hubungan kekuasaan dilakukan melalui penggunaan bahasa dalam komunikasi (Littlejohn & Foss 2009). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 21 Pesan dapat terdiri dari tanda dan simbol, bahasa, dan tanda nonverbal. Teori simbol yang terkemuka diciptakan oleh Susanne Langer. Simbolisme mendasari pengetahuan dan pemahaman semua manusia. Menurut Langer dalam Littlejohn dan Foss (2009), tanda (sign) adalah sebuah stimulus yang menandakan kehadiran dari suatu hal. Sebuah tanda berhubungan erat dengan makna dari kejadian yang sebenarnya. Simbol digunakan dengan cara yang lebih kompleks dengan membuat seseorang untuk berpikir tentang sesuatu yang terpisah dari kehadirannya. Sebuah simbol adalah sebuah instrumen pemikiran. Simbol adalah konseptualisasi manusia tentang suatu hal; sebuah simbol ada untuk sesuatu. Bahasa menurut Sassaure dalam Littlejohn dan Foss (2009) adalah sebuah sistem baku yang dapat dianalisis terpisah dari kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengucapan adalah kegunaan sebenarnya dari bahasa untuk mencapai tujuan. Bahasa dan perilaku seringkali tidak bekerja bersama, sehingga tanda nonverbal merupakan hal penting dalam interaksi. Tanda nonverbal adalah kumpulan perilaku yang digunakan untuk menyampaikan arti. Judee Burgon dalam Littlejohn dan Foss (2009) menggolongkan sistem nonverbal memiliki beberapa sifat. Pertama, tanda nonverbal cenderung analog daripada digital. Sinyal digital mempunyai ciri tersendiri, seperti huruf dan angka, sedangkan analog berkesinambungan, membentuk sebuah tingkatan atau spektrum seperti volume dan intensitas cahaya. Oleh karena itu, tanda nonverbal, seperti ekspresi wajah dan intonasi suara tidak dapat dengan sederhana digolongkan menjadi kategori yang mempunyai ciri-ciri tersebut. Sistem kode nonverbal sering digolongkan menurut jenis aktivitas yang digunakan dalam kode. Burgoon dalam Littlejohn dan Foss (2009) mengusulkan tujuh jenis yaitu kenesis (aktivitas tubuh), paralanguange (vokal atau suara), haptics atau touch (penampilan fisik), proxemics (waktu) dan artefak (obyek). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 22 Hubungan Menurut Littlejohn dan Foss (2009), hubungan merupakan bentuk interaksi yang dapat terjadi melalui proses dialog. Komunikasi terbentuk dari pola-pola interaksi. Dalam hubungan jangka panjang, pola tersebut dapat cukup stabil, tetapi bermacam kejadian juga dapat menggerakkan hubungan ke arah yang baru dan kadang tidak terduga. Hubungan adalah sebuah subjek penting yang terkait dengan komunikasi interpersonal. Kita terus mengubah apa yang kita lakukan dan katakan berdasarkan reaksi orang lain, dan seiring waktu hubungan mengembangkan sebuah karakter. Ketika dalam sebuah hubungan, tindakan dapat berbicara lebih keras daripada kata-kata. Seiring waktu, sifat-sifat hubungan terbentuk dan dibentuk melalui serangkaian interaksi—respon terhadap respon. Ada dua pola yang penting bagi Palo Alto Group untuk menggambarkan hubungan. Jika dua orang saling merespon dengan cara yang sama, mereka dikatakan terlibat dalam sebuah hubungan simetris (symmetrical relationship). Tipe hubungan kedua adalah pelengkapan (complementary). Dalam hubungan ini, pelaku komunikasi merespons dengan cara yang berlawanan. Ketika seseorang bersifat mendominasi, yang lainnya mematuhinya; ketika seseorang bersifat argumentatif, yang lainnya diam; ketika seseorang menjaga, yang lain menerimanya. Hubungan dapat terbentuk melalui ineraksi dalam kelompok atau organisasi. Kelompok dan organisasi mengarahkan pada konsekuensi yang tidak diinginkan yang mendesak usaha-usaha masa depan. Dalam kelompok, setiap individu dapat memperlihatkan sikap positif atau gabungan dengan sikap ramah, mendramatisasi, menyetujui dan juga dapat menunjukkan sikap negatif atau sikap campur aduk dengan penolakan, ketegangan, dan menjadi tidak ramah. Menurut Bales dalam Littlejohn dan Foss (2009), posisi individu dalam sebuah kelompok adalah sebuah fungsi dari tiga dimensi; (1) dominan lawan pasif; (2) ramah lawan tidak ramah; (3) aktif lawan emosional. Dalam sebuah kelompok tertentu, perilaku anggota dapat ditempatkan pada ketiga dimensi ini. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 23 Phillip Tomkins, George Cheney dan rekan-rekan dalam Littlejohn dan Foss (2009) telah mengembangkan sebuah pendekatan yang baru dan berguna terhadap komunikasi organisasi. Para ahli teori ini tertarik da;am cara-cara komunikasi biasa membentuk kendali atas pegawai. Sebenarnya, kencali dinyatakan dalam organisasi dengan empat cara. Pertama, kendali sederhana (simple control), atau penggunaan yang langsung dan terbuka. Kedua, kendali teknis (technical control), atau penggunaan alat-alat dan teknologi. Bentuk kendali yang ketiga adalah birokrasi, yang merupakan penggunaan prosedur organisasi dan aturan-aturan formal. Keempat, adalah kendali konsertif (concertive control)—penggunaan hubungan interpersonal dan kerjasama tim sebagai sebuah cara kendali. Ini merupakan kendali yang paling sederhana karena mengandalkan pada realitas dan nilai bersama. Media Media diciptakan dari bentuk budaya dan mempengaruhi struktur sosial. Media dan masyarakat merespons saling satu sama lainnya, mengarahkan pada hasil yang bertanggung jawab terhadap media, individu, dan terhadap masyarakat. Media memberikan efek pada perilaku individu. Media komunikasi modern memungkinkan jutaan orang di seluruh duni terkoneksi dan dapat menjadi alat untuk menyebarkan informasi. Media massa memiliki kemampuan untuk menciptakan masyarakat, menjelaskan masalah, memberikan referensi umum dan memindahkan perhatian serta kekuasaan (Littlejohn & Foss 2009). Laswell dalam Littlejohn dan Foss (2009) menyusun bagian-bagian dari sistem komunikasi massa. Fungsi utama media komunikasi termasuk pengamatan (surveillance), memberikan informasi tentang lingkungan, memberikan pilihan untuk memecahkan masalah, atau hubungan (correlation), dan sosialisasi serta pendidikan yang dikenal dengan transmisi (transmission). Oleh sebab itu, penting bagi komunikasi massa adalah media itu sendiri. Organisasi media menyebarkan pesan yang sangat mempengaruhi dan menggambarkan budaya masyarakat, dan media Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 24 memberikan informasi kepada audiens yang heterogen, menjadikan media sebagai bagian dari kekuatan institusi masyarakat. Denis McQuail dalam Littlejohn dan Foss (2009) mengacu pada delapan metafora untuk mengartikan aspek-aspek media. Pertama, media merupakan jendela (windows), yang memungkinkan kita untuk melihat lingkungan kita lebih jauh. Kedua, sebagai penafsir (interpreters) yang membantu kita memahami pengalaman. Ketiga, menjadi landasan (platform) atau pembawa yang menyampaikan informasi. Keempat, komunikasi interaktif (interactive communication) yang meliputi opini audiens. Kelima penanda (signpost) yang memberi kita instruksi dan petunjuk. Keenam sebagai penyaring (mirror) yang membagi pengalaman dan fokus pada orang lain. Ketujuh sebagai cermin (mirror) yang merefleksikan diri kita. Terakhir, kedelapan adalah sebagai penghalang (barrier) yang menutupi kebenaran. Komunikasi Organisasi Pengertian komunikasi organisasi Komunikasi organisasi adalah proses pertukaran informasi dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi dalam mengembangkan suatu hubungan evolusioner, dipengaruhi budaya dalam lingkungan yang dirancang untuk dapat dikelola, sehingga terjadi kerjasama, perilaku yang berorientasi kepada tujuan (Muhammad 1995). Komunikasi organisasi menurut Katz dan Kahn dalam Muhammad (1995) adalah arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti dalam suatu organisasi merupakan proses menciptakan dan saling tukar menukar pesan dalam satu jaringan, hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah. Rogers dan Rogers (1976) mendefinisikan organisasi sebagai suatu struktur yang melangsungkan proses pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dimana operasi dan interaksi antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan manusia yang satu dengan lainnya berjalan secara harmonis, dinamis dan pasti. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 25 Komunikasi dalam organisasi sangat dipengaruhi oleh struktur organisasinya. Komunikasi organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi eksternal. Zelko dalam Muhammad (1995) menyatakan di dalam komunikasi organisasi selalu terjadi proses komunikasi, penyampaian pesan, dan terjadinya jaringan komunikasi, yang saling berkaitan. Menurut Griffin (2003), komunikasi organisasi dengan mengikuti teori manajemen klasik, yang menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori manajemen klasikal adalah sebagai berikut: (1) Kesatuan komando, suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan; (2) Rantai skala, garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi; (3) Divisi pekerjaan, manejemen perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien; (4) Tanggung jawab dan otoritas, perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai; (5) Disiplin, ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui; (6) Mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum, melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus. Saluran dan media komunikasi dalam organisasi Saluran dan media komunikasi dapat bersifat formal dan informal. Saluran dan media komunikasi formal pada dasarnya sudah melekat pada garis kewenangan organisasi yang telah ditetapkan manajemen. Saluran dan media komunikasi formal dapat mengalirkan informasi ke bawah, ke atas atau ke samping. Saluran dan media komunikasi ke bawah digunakan oleh pimpinan untuk menyampaikan kebijakan, prosedur kerja, peraturan, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 26 instruksi, gagasan, dan umpan balik mengenai pelaksanaan pekerjaan bawahan. Saluran media komunikasi ke atas digunakan bawahan untuk menyatakan gagasan-gagasan, sikap dan perasaan mereka terhadap pekerjaan mereka, kebijaksanaan perusahaan, dan masalah-masalah lain yang melibatkan mereka. Sedangkan saluran dan media komunikasi ke samping digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan dan membantu dalam pelaksanaan pekerjaan mereka. Penyampaian informasi ke bawah, ke atas, dan ke samping melalui saluran dan media komunikasi formal dapat berbentuk lisan maupun tertulis atau bersifat satu arah maupun dua arah (Masmuh 2008). Saluran dan media komunikasi ke bawah harus ditetapkan agar manajemen puncak dan menengah dapat berkomunikasi secara efektif dengan karyawan bawahannya. Meskipun para manajer di semua tingkatan memandang penting penggunaan saluran dan media komunikasi lisan, tetapi sebagian besar komunikasi mereka akan melalui saluran dan media komunikasi tertulis; terutama jika organisasi perusahaan sudah berkembang cukup besar. Beberapa jenis saluran dan media komunikasi ke bawah tertulis contohnya deskripsi jabatan dan pedoman prosedur kerja, buku pedoman, majalah dan buletin perusahaan, memo dan intruksi tertulis, papan pengumuman, dan laporan tahunan yang dipublikasikan. Saluran dan media komunikasi ke atas tertulis misalnya kotak saran dan program saran. Saluran dan media komunikasi tertulis ke samping misalnya memo antar departemen (Masmuh 2008). Selain komunikasi tertulis, banyak organisasi modern telah memanfaatkan pemakaian komunikasi tatap muka langsung secara luas. Komunikasi lisan tidak hanya memungkinkan diperolehnya umpan balik yang lebih cepat dengan memberi kesempatan partisipan menyatakan informasi yang dimilikinya dan memberi saran tindakan-tindakan alternatif (Masmuh 2008). Saluran dan media komunikasi ke bawah lisan misalnya pembicaraan lewat telepon, komunikasi tatap muka antara atasan dan bawahan. Saluran dan media komunikasi ke atas lisan misalnya Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 27 wawancara pemutusan hubungan kerja. Saluran dan media komunikasi ke samping lisan misalnya pembicaraan lewat telepon dan konferensi. Komunikasi Inovasi Pengertian komunikasi inovasi Inovasi adalah gagasan, tindakan, atau barang yang dianggap baru oleh seseorang (Rogers 2003). Kebaruan inovasi diukur secara subyektif menurut pandangan individu atau orang yang menerimanya. Jika suatu ide dianggap baru oleh seseorang, maka ide tersebut adalah inovasi untuk orang tersebut. Secara umum, dalam konsep teori difusi inovasi, terdapat lima karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi tingkat adopsi seseorang secara individu, yaitu: 1) Relative advantage (keuntungan relatif), 2) Compatibility (kesesuaian), 3) Complexity (kerumitan), 4) Trialability (kemungkinan dicoba), dan 5) Observability (kemungkinan diamati). Rogers (2003) menyatakan bahwa proses pengambilan keputusan adalah sebuah proses dilakukan seorang individu (unit pengambil keputusan lainnya) mulai dari awal pencarian pengetahuan mengenai informasi dari sebuah inovasi, menentukan sikap terhadap inovasi, sampai pada pembuatan keputusan untuk mengadopsi atau menolak ide baru tersebut, dan konfirmasi terhadap keputusan yang sudah diambil (Gambar 7). Proses pengambilan keputusan inovasi diawali dengan tahap pengetahuan (knowledge). Tahap pertama ini terjadi pada saat seseorang atau unit pengambil keputusan lainnya diterpa informasi mengenai sebuah inovasi dan paham mengenai bagaimana inovasi tersebut berfungsi. Tahap kedua yaitu persuasi (persuation) terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan lainnya merasakan kenyamanan atau ketidaknyamanan terhadap inovasi. Pada tahap persuasi, seorang individu mengevaluasi informasi inovasi, melihat pesan-pesan yang mengkin mengurangi ketidakpastian mengenai konsekuensi inovasi. Tahap ketiga, keputusan (decisions) terjadi pada saaat seseorang atau pengambil Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 28 keputusan lainnya melakukan kegiatan yang mengarah pada sebuah pilihan untuk mengadopsi atau menolak inovasi untuk mengadopsi sebuah inivasi. Tahap keempat, penggunaan (implementation) terjadi pada saat seseorang atau unit pengambil keputusan lainnya menentukan untuk menggunakan ide baru tersebut. Sedangkan tahap yang kelima, konfirmasi (confirmation) terjadi pada saat seseorang atau pengambil keputusan mencari penegasan kembali terhadap keputusan inovasi yang telah dibuat yang kemungkinannya dapat mengubah keputusan yang telah dibuat jika diterpa informasi yang berlawanan terhadap inovasi. Saluran-Saluran Komunikasi Kondisi Awal: 1. Kegiatan sebelumnya 2. Kebutuhan yang I. dirasakan/masalah PENGETAHUAN 3. Kebaharuan ide (innovativeness) 4. Norma sistem sosial II. PERSUASI III. KEPUTUSAN 1.Mengadopsi IV. IMPLEMENTASI V. KONFIRMASI Melanjutkan adopsi Mengadopsi kemudian Karakteristik Pengambil Keputusan: ï‚· Karakteristik sosial ekonomi ï‚· Variabel individu ï‚· Perilaku komunikasi Tidak melanjutkan 3.Menolak Melanjutkan menolak Persepsi mengenai karakteristik inovasi: ï‚· Relative advantage ï‚· Compatibility ï‚· Complexity ï‚· Trialability ï‚· Observability Gambar 7 Lima tahapan dalam proses pengambilan keputusan difusi inovasi Sumber : Rogers (2003) Saluran komunikasi inovasi Sulit bagi seorang individu untuk mencirikan sumber pesan dan saluran yang membawa pesan tersebut. Sumber adalah seorang individu atau institusi dimana pesan itu berasal. Saluran adalah apa yang membawa pesan dari sumber ke penerima. Rogers (2003) mengkategorikan saluran komunikasi menjadi dua yaitu, (1) saluran interpersonal versus media massa; (2) Localite versus kosmopolit. Saluran ini mempunyai perbedaan dalam membentuk pengetahuan dan persuasi seseorang untuk mengubah Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 29 perilaku mereka berdasarkan inovasi yang ada. Saluran komunikasi akan berbeda pada setiap individu, untuk early adopters dan late adopters. Saluran media massa penting pada tingkat pengetahuan sedangkan saluran interpersonal dipandang penting pada tingkatan persuasi. Saluran media massa banyak berkembang pada negara-negara berkembang. Sedangkan saluran interpersonal dilakukan dengan pendekatan dua arah dan untuk mendapatkan feedback yang cepat. Efek yang mungkin terjadi pada saluran interpersonal adalah pembentukan sikap dan perubahan sikap, sedangkan pada saluran media massa hanya terbatas pada perubahan pengetahuan. Saluran kosmopolit berdampak penting pada tahapan peningkatan pengetahuan dan saluran lokal memberi dampak penting pada tahapan persuasi. Saluran komunikasi kosmopolit menghubungkan seorang individu dengan sumber yang berada di luar sistem sosial. Pada negaranegara berkembang, saluran kosmopolit lebih penting pada tahapan peningkatan pengetahuan, dan sedikit berdampak pada tahapan persuasi. Saluran interpersonal kosmopolit dibantu oleh adanya agen perubahan, adanya kunjungan ke daerah lain, dan adanya kunjungan dari daerah lain. Penelitian pada dua puluh tiga inovasi yang berbeda pada sepuluh negara menunjukkan jika saluran interpersonal kosmopolit dan media massa dikombinasikan untuk membentuk kategori saluran kosmopolit. Aktivitas dan Saluran Komunikasi Pemasaran Perusahaan Komunikasi pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang bertujuan untuk membantu kegiatan pemasaran perusahaan. Kennedy dan Soemanagara (2006) menyatakan bahwa bauran komunikasi pemasaran dikaitkan dengan penyampaian pesan tentang barang, jasa layanan, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan gagasan. Luas cakupan ini tidak terlepas dari peran komunikasi, karena pada dasarnya, bentuk penyampaian informasi tentang apa yang ditawarkan perusahaan pada konsumen tidak terlepas dari penetapan bentuk media penyaluran pesan-pesan itu sendiri. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 30 Komunikasi pemasaran terpadu mencakup upaya koordinasi dari berbagai elemen promosi dari kegiatan pemasaran lainnya. Kegiatan komunikasi pemasaran itu mencakup 1) memasang iklan (beriklan) di media massa (media advertising); 2) pemasaran langsung (direct marketing); 3) promosi penjualan (sales promotion); 4) penjualan personal (personal selling); 5) hubungan masyarakat (public relations) untuk mencapai komunikasi pemasaran yang lebih efektif (Fawcett 1993). Komunikasi pemasaran menurut Asosiasi Biro Iklan Amerika dalam Morisan (2007) adalah sebuah konsep perencanaan komunikasi pemasaran yang mengakui nilai tambah dari suatu rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin komunikasi, misalnya iklan umum, respon langsung, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat dan menggabungkan berbagai disiplin tersebut guna memberikan kejelasan, konsistensi serta dampak komunikasi yang maksimal). Bauran komunikasi pemasaran merupakan penggabungan dari lima mode dari komunikasi dalam pemasaran, yaitu periklanan (advertising), promosi penjualan (sales promotion), hubungan masyarakat (public relations), penjualan personal (personal selling), dan penjualan langsung (direct selling) (Kennedy & Soemanagara 2006). Komunikasi dalam kegiatan promosi penjualan membutuhkan media promosi seperti poster, katalog dan profil perusahaan. Lembaga Keuangan Pengertian Lembaga Keuangan Secara umum yang dimaksud dengan lembaga keuangan menurut Undangundang Nomor 14 tahun 1967 (Undang-undang Nomor 14 1967) pasal 1 ialah, semua badan yang melalui kegiatan-kegiatannya di bidang keuangan, menarik uang dan menyalurkannya ke dalam masyarakat. Lembaga keuangan baik formal maupun informal tidak dapat dipungkiri menjadi penopang dalam menumbuhkan perekonomian masyarakat Indonesia. Masyarakat maupun kalangan industri dan usaha memerlukan lembaga keuangan untuk memperlancar aktivitasnya. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 31 Lembaga keuangan formal Lembaga keuangan bank atau bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa keuangan yang paling lengkap, di samping menyalurkan dana atau memberi pinjaman (kredit) juga usaha menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan. Kemudian usaha bank dalam bentuk lainnya memberikan jasa yang mendukung dan memperlancar kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan memberikan pinjaman dengan kegiatan menghimpun dana. Lembaga keuangan formal dapat dibagi menjadi dua, yaitu: bank dan lembaga keuangan non-bank (Kasmir 2004). Menurut Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 (Undang-undang nomor 7 1992) sebagaimana telah dirubah dengan Undang-undang Nomor 10 tahun 1998, jenis bank dapat dibedakan menjadi bank umum dan bank perkreditan rakyat. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut Kasmir (2004), jenis lembaga keuangan non bank yang ada di Indonesia saat ini antara lain: 1. Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana dengan para penanam modal, dengan instrumen utama saham dan obligasi 2. Pasar uang yaitu pasar tempat memperoleh dana dan investasi dana. 3. Koperasi simpan pinjam yaitu menghimpun dana dari anggotanya kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggota koperasi dan masyarakat umum. 4. Perusahaan pegadaian merupakan lembaga keuangan yang menyediakan fasilitas pinjaman dengan jaminan tertentu. 5. Perusahaan sewa guna usaha lebih di tekankan kepada pembiayaan barangbarang modal yang di inginkan oleh nasabahnya. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 32 6. Perusahaan asuransi merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanggungan. 7. Perusahaan anjak piutang, merupakan yang usahanya adalah mengambil alih pembayaran kredit suatu perusahaan dengan cara mengambil kredit bermasalah. 8. Perusahaan modal ventura merupakan pembiayaan oleh perusahaanperusahaan yang usahanya mengandung resiko tinggi. 9. Dana pensiun, merupakan perusahaan yang kegiatannya mengelola dana pensiun suatu perusahaan pemberi kerja. Lembaga keuangan informal Lembaga informal yang melaksanakan penyaluran dana kredit mikro adalah pihak swasta atau lembaga-lembaga berasal dari lingkungan masyarakat sendiri (Nurmanaf et al. 2006). Lembaga-lembaga informal ini umumnya mudah diakses oleh siapa saja yang memerlukan, secara cepat, jarak dekat, waktu dan besar pinjaman sesuai kebutuhan, dengan prosedur sederhana dan tanpa agunan, tapi dengan tingkat bunga yang lebih tinggi. Hubungan pinjaman demikian lebih didasarkan pada kepercayaan ketimbang jaminan seperti halnya institusi pembiayaan komersial. Sumber pembiayaan informal tersebut meliputi pedagang (pedagang input maupun pedagang output pertanian), pelepas uang yang dikenal sebagai rentenir dan arisan kelompok. Lembaga keuangan informal seperti rentenir memberikan pinjaman berupa bahan baku serta penolong untuk keperluan biaya hidup dari pengusaha kecil. Dengan demikian, pengijon atau rentenir dapat memberikan bunga yang besar dan menguasai pemasaran serta produksi pengusaha kecil (Suharto 1985). Perkreditan Mikro bagi Masyarakat Pedesaan Supriadi (2003) menyatakan dalam rangka menunjang upaya untuk menggerakkan sektor riil perekonomian Nasional, salah satunya dengan cara memberdayakan peranan para pengusaha mikro. Pemberdayaan peranan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 33 pengusaha mikro dapat dilakukan dengan memberikan bimbingan, arahan, dan bantuan sehingga permasalahan-permasalahan mendasar yang menghambat pertumbuhan kinerja pengusaha mikro dapat ditanggulangi. Salah satu permasalahan mendasar yang umumnya dihadapi oleh pengusaha mikro adalah masalah permodalan dan pembiayaan. Sehubungan dengan hal tersebut dan semakin banyaknya lembaga perbankan maupun lembaga pembiayaan lainnya yang akan masuk dalam sistem ritel. usaha kecil memiliki potensi pasar tinggi, mengingat biaya produksinya rendah, sehingga harga produk yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kalangan luas di Indonesia, maka dapat dikatakan usaha kecil menengah di Indonesia masih berorientasi pasar lokal. Sebagai salah satu institusi yang berhubungan dengan moneter, bank mikro adalah kepanjangan tangan untuk menjangkau sektor informal. Keberadaannya akan memberikan akses kepada masyarakat mikro untuk mengenal industri perbankan seperti yang selama ini dilakukan golongan yang dapat mengakses perbankan. Menurut Suciwati (2000), lembaga perkreditan berperan terhadap peningkatan usaha masyarakat pedesaan. Lembaga perkreditan desa bertanggung jawab atas pembinaan teknis di lapangan. Pembinaan dilakukan secara aktif baik pembinaan langsung ke lapangan maupun pembinaan secara tidak langsung (mengamati laporan bulanan). Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Tabanan, Bali ini menjelaskan bahwa seluruh lapisan pada tingkat pemerintah daerah melibatkan diri dalam kelangsungan kegiatan lembaga perkreditan desa. Pemerintah daerah melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD) sekarang bertanggung jawab atas pembinaan teknis bagi lembaga perkreditan desa. Hubungan khas yang terjadi antara bank pembangunan daerah dan lembaga perkreditan desa adalah jaminan bahwa kelebihan dana lembaga perkreditan desa disimpan di bank pembangunan daerah. Kondisi ini cepat sekali berkembang menjadi sumber berharga bagi dana pinjaman bank pembangunan daerah. Apabila nasabah berkembang dan membutuhkan pinjaman lebih besar, secara langsung yang bersangkutan direkomendasikan untuk mendekati bank pembangunan daerah. Kredit bagi pengusaha mikro yang pernah dilaksanakan di Indonesia salah satunya adalah bantuan kredit pola Grameen Bank pertama kali dilaksanakan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 34 melalui proyek rintisan yang diberi nama Proyek Karya Usaha Mandiri (KUM), yang berlokasi di Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor (Windarti 2000). Kredit pedesaan ini diperuntukkan bagi individu yang memiliki kegiatan usaha kecil seperti usaha warung, toko, pengecer barang-barang kebutuhan rumah tangga atau sektor pertanian dalam arti luas yang memiliki penghasilan mingguan serta sektor jasa seperti usaha transportasi, pengumpul barang bekas dan lain-lain. Kredit KUM tidak mensyaratkan adanya jaminan dan penjamin serta dalam penyalurannya dilakukan melalui pendekatan kelompok. Difusi inovasi kredit usaha mandiri (KUM) kepada anggota masyarakat dilakukan dengan menggunakan saluran komunikasi interpersonal. Petugas kredit usaha mandiri sebagai sumber informasi menyampaikan pesan inovasi kepada sasaran program. Identifikasi sasaran dilakukan dengan cara melakukan uji kelayakan dengan menggunakan kuisioner. Uji kelayakan bertujuan untuk memastikan bahwa anggota benar-benar termasuk dalam kategori yang telah ditetapkan. Semua aktivitas pengajuan pinjaman, pengembalian kredit dan dilakukan pada forum rembug pusat. Forum rembug pusat dilakukan seminggu sekali. Rembug pusat merupakan gabungan beberapa kumpulan, minimal 2 kumpulan (10 anggota) dan masimal 8 kumpulan (40 anggota). Dimana setiap kumpulan terdiri dari 5 anggota, yang terbentuk secara bottom up. Rembug pusat telah membentuk jaringan komunikasi diantara anggota. Setiap tahapan keanggotaan kredit usaha mandiri melibatkan saluran komunikasi interpesonal diantara calon anggota kredit usaha mandiri. Penerimaan ide dan pengambilan keputusan untuk penerapannya dilakukan oleh individu, yang dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri, serta bagaimana persepsi sasaran program terhadap ciri-ciri yang melekat pada inovasi skim kredit usaha mandiri (Windarti 2000). Permasalahan dalam Pengembalian Kredit Kecenderungan menunggak dana bergulir pada program IDT dan KUT bisa dicegah jika sejak awal mekanisme pemberian kredit tidak menempatkan pemerintah atau bank sebagai penyalur. Jika kredit diberikan oleh pemerintah, maka rakyat menganggap tidak perlu mengembalikan pinjaman tersebut. Mereka Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 35 menganggap hal tersebut adalah hibah dari pemerintah. Permasalahan dalam pengembalian kredit oleh petani umumnya dikarenakan dana yang telah terkumpul digunakan kembali oleh petani untuk usaha lain. Untuk itu, diharapkan bank tidak hanya sebagai penyalur kredit, tetapi juga sebagai executing (Sihaloho 2004). Selain itu, menurut Karim (2008), yang juga menjadi permasalahan dalam pengembalian kredit mikro adalah adanya ketergantungan masyarakat pada pemberi dana. Hal tersebutlah yang harus diperbaiki sehingga kredit yang diberikan akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat kecil. Untuk melakukan ini, perlu bimbingan dan koordinasi melalui komunikasi yang baik antara pemberi dana dan penerima dana. Daya serap dan tingkat tunggakan kredit memiliki sebab yang berbeda. Daya serap kredit terkait dengan prosedur pengajuan dan penyaluran kredit. Sementara itu tingkat tunggakan dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal petani kelompok tani maupun faktor-faktor yang berada di luar kontrol petani/kelompok tani. Faktor yang berada di dalam diri petani adalah karakteristik diri petani, kemampuan petani menggunakan kredit untuk usaha yang dapat memberikan keuntungan tinggi dan sistem pengawasan kelompok tani. Selain tiu, pandangan petani terhadap dana kredit yang disalurkan, pengalamannya dalam menggunakan kredit dan tingkat kesadaran membayar kredit adalah beberapa faktor penting yang mempengaruhi tunggakan kredit (Syukur 2002). Penelitian Terdahulu Mengenai Komunikasi dalam Perkreditan Komunikasi antara pemerintah pusat dengan masyarakat sebagai pengguna yang berada di lapisan bawah dalam mensosialisasikan lembaga perkreditan mikro masih bersifat linier sehingga apa yang diinginkan oleh lembaga perkreditan mikro di pusat belum tentu dapat direalisasikan kepada masyarakat di bawahnya. Pendekatan komunikasi yang bersifat linier ini kurang efektif sehingga perlu dikembangkan model komunikasi konvergen, di mana komunikasi tersebut ditandai dengan terakomodasinya aspirasi dari pihak atas (pemerintah) dan pihak di bawah (masyarakat) dalam program ketahanan pangan (Koesoemawardani 2003). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 36 Banyak program yang dilaksanakan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, salah satunya dengan pemberian kredit bagi masyarakat, khususnya di pedesaan. Menurut penelitian Sihaloho (2004), yang meneliti pemberdayaan pengusaha kecil melalui kredit dan pendampingan, strategi pemberdayaan kelompok pengusaha kecil adalah dengan memperluas akses anggota pada informasi dan inovasi yang relevan dengan kepentingan dan kebutuhan mereka serta merekomendasikan tipe usaha yang sesuai bagi anggota yang bersangkutan dengan memperhatikan lingkungan fisik, lingkungan sosial yang mencakup tindakan sosial atas kredit, aksesibilitas anggota kelompok pengusaha kecil pada pasar. Selain itu, usaha yang perlu dilakukan oleh pemerintah daerah adalah menciptakan kerjasama yang sinergis diantara semua subsistem pendukung dan antara pendukung dengan pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan kapasitas anggota pengusaha kecil, memajukan usaha mereka dan memberikan manfaat bagi mereka. Pengusaha kecil mempunyai peranan strategis dalam perekonomian, ditunjukkan oleh kesempatan berusaha, lapangan kerja, peningkatan nilai ekspor dan penerimaan pajak. Beberapa situasi mengenai usaha kecil ini telah menunjukkan bahwa pada masa krisis ekonomi, usaha kecil mempunyai ketahanan relatif lebih baik bila dibandingkan dengan usaha besar, diantaranya karena usaha kecil sebagian besar menghasilkan barang konsumsi yang tidak tergantung pada produk ekspor. Selain itu, usaha kecil memiliki potensi pasar tinggi, mengingat biaya produksinya rendah, sehingga harga produk yang dihasilkan dapat terjangkau oleh kalangan luas di Indonesia, maka dapat dikatakan usaha kecil menengah di Indonesia masih berorientasi pasar lokal Sebagai salah satu institusi yang berhubungan dengan moneter, bank mikro adalah kepanjangan tangan untuk menjangkau sektor informal. Keberadaannya akan memberikan akses kepada masyarakat mikro untuk mengenal industri perbankan seperti yang selama ini dilakukan golongan yang dapat mengakses perbankan (Supriadi 2003). Selain lembaga keuangan formal seperti perbankan, pemerintah juga berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat. Menurut Windarti (2000), berbagai upaya pemerintah untuk mewujudkan penurunan rumah tangga miskin Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 37 dan usaha kecil dari golongan ekonomi lemah telah banyak dilakukan, antara lain diwujudkan dalam berbagai bentuk program pemberian kredit bagi berbagai sektor usaha pertanian, peternakan, perikanan, industri kecil, perdagangan dan sektor jasa. Program-program penanggulangan kemiskinan tersebut dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat dalam mengembangkan usaha produktifnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas, pendapatan dan kualitas hidup. Setiap tahapan keanggotaan KUM melibatkan saluran komunikasi interpesonal diantara calon anggota KUM. Penerimaan ide dan pengambilan keputusan untuk penerapannya dilakukan oleh individu, yang dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri, serta bagaimana persepsi sasaran program terhadap ciri-ciri yang melekat pada inovasi skim KUM. Sumber informasi pada kredit usaha mandiri yang diteliti Windarti (2000) adalah melalui anggota kredit usaha mandiri sebesar 68,25 persen, melalui petugas kredit usaha mandiri sebesar 15,87 persen dan sisanya memperoleh informasi kredit usaha mandiri melalui aparat desa. Responden pada penelitian ini memperoleh informasi secara aktif. Artinya, responden secara sadar ingin mengetahui lebih banyak tentang kredit usaha mandiri dengan inisiatif sendiri. Responden aktif ini mencari informasi dari sumber terdekat yaitu tetangga. Dalam rangka memperoleh informasi mengenai kredit usaha mandiri secara mendalam, dan untuk meyakinkan diri guna memutuskan untuk mengikuti program kredit usaha mandiri, dikatakan bahwa pertemuan umum, yang merupakan tahap awal pengenalan skim kredit usaha mandiri merupakan wahana bagi anggota untuk mencari informasi lebih rinci tentang kredit usaha mandiri. Salah satu layanan yang perlu diperhatikan bagi perusahaan jasa adalah promosi yang merupakan sarana komunikasi. Menurut Harahap (2002), peran media massa sangat mempengaruhi pemanfaatan kredit ketahanan pangan di pedesaan. Hal yang berkorelasi dengan tingkat adopsi kredit ketahanan pangan di Desa Dayeuh Luhur menurut Harahap (2002) adalah kebutuhan saluran komunikasi (majalah, radio dan televisi). Membaca majalah mengenai kredit ketahanan pangan mempengaruhi petani untuk mendapatkan kredit tersebut. Untuk itu perlu diperhatikan pola komunikasi yang dilakukan pihak pemberi Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 38 kredit. Proses komunikasi kredit BPR untuk masyarakat kecil perlu didukung oleh pemerintah daerah agar dapat disinergikan dengan program pembangunan sehingga dapat mencapai sasaran untuk peningkatan ekonomi masyarakat. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 39 KERANGKA PEMIKIRAN Sekarang banyak bank komersil yang memberikan fasilitas kredit mikro bagi masyarakat. Persaingan ini membuat bank harus melakukan inovasi agar masyarakat mau mengambil kredit di bank dan lancar pembayarannya. Bank PD BPR Sarimadu harus mampu menjadi mitra dan melayani masyarakat. Untuk itulah diperlukan komunikasi yang baik sehingga membangun hubungan yang baik dengan masyarakat. Pola komunikasi akan mempengaruhi aksesibilitas informasi bagi nasabah. Kemudahan akses informasi terhadap lembaga keuangan, khususnya untuk pembiayaan kredit, maka diharapkan akan meningkatkan usaha kecil melalui pemberian modal dan dapat memberikan pembinaan dan pengawasan sehingga dapat meningkatkan kelancaran pembayarat kredit di Bank PD BPR Sarimadu. Pola komunikasi tidak berdiri sendiri sebagai penentu keberhasilan penyaluran dan pengembalian kredit. Pola komunikasi lembaga keuangan dipengaruhi oleh banyak hal, khususnya di pedesaan. Pola komunikasi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, karakteristik invidu dan pandangan masyarakat mengenai lembaga perkreditan. Pola komunikasi dalam penelitian ini ditinjau dari lima komponen, yaitu bentuk dan media komunikasi, isi pesan yang dikomunikasikan, saluran terpilih, cara komunikasi yang akan digunakan, frekuensi berkomunikasi dan dengan memperhatikan kekuatan politik yang ada di pedesaan. Bentuk komunikasi yang dilakukan adalah dengan komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung muka dirasa lebih efektif untuk membujuk para calon nasabah untuk menggunakan kredit pada Bank PD BPR Sarimadu. Selain itu, juga digunakan komunikasi tidak langsung yaitu komunikasi dengan media pada tahap sosialisasi memperkenalkan produk baru bank. Isi pesan dikomunikasikan dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa ocu. Kesamaan bahasa ini (homofili) memperkuat hubungan antara Bank PD BPR Sarimadu dengan calon nasabah dan nasabahnya. Para karyawan Bank PD BPR Sarimadu diwajibkan untuk bisa berbahasa ocu untuk mempermudah berkomunikasi dengan nasabah. Aktor yang melakukan komunikasi adalah Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 40 karyawan bank dan nasabah bank. Frekuensi komunikasi yang dilakukan adalah seminggu sekali untuk jenis kredit bakulan dan sebulan sekali untuk jenis kredit modal kerja. Pendekatan hubungan yang digunakan Bank PD BPR Sarimadu adalah dengan pendekatan seperti lembaga keuangan informal. Karyawan Bank PD BPR Sarimadu langsung datang ke pasar atau ke tempat usaha calon nasabah, memperkenalkan kredit. Pengaruh faktor lingkungan yang ikut mempengaruhi pola komunikasi yaitu budaya kampar dalam hal pemakaian bahasa yaitu bahasa ocu dalam interaksi sehari-hari dengan nasabah dan pemakaian bahasa ocu dalam iklan serta ikut mensponsori acara budaya Kampar yaitu acara ochu baghandu. Faktor politik pedesaan, yaitu dengan adanya bantuan sosialisasi dari perangkat desa. Sedangkan pengaruh dari lingkungan keluarga adalah dengan pengalaman keluarga yang sebelumnya telah meminjam kredit di Bank PD Sarimadu yang ikut mempengaruhi calon nasabah meminjam kredit. Faktor terakhir yang ikut mempengaruhi yaitu pandangan masyarakat mengenai lembaga perkreditan khususnya di pedesaan, dalam penelitian ini dilihat bagaimana pandangan masyarakat mengenai lembaga formal seperti bank, bagaimana pendapat mereka mengenai persyaratan peminjaman. Kredit modal kerja umum Kredit bakulan POLA KOMUNIKASI 1. Bentuk dan media komunikasi 2. Isi pesan yang dikomunikasikan 3. Aktor (Pengirim dan penerima) 4. Frekuensi berkomunikasi 5. Jenis hubungan Faktor lingkungan a. Nilai budaya dan etnis b. Politik di pedesaan c. Lingkungan keluarga dan masyarakat Tingkat kelancaran pengembalian kredit - Waktu pembayaran - Jumlah dana - Jumlah rekening Karakteristik individu Pandangan masyarakat mengenai lembaga perkreditan Gambar 8 Kerangka pemikiran penelitian Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 41 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Bank PD BPR Sarimadu, Jalan DI. Panjaitan No. 96 Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar. Terpilihnya daerah ini sebagai tempat penelitian karena Bangkinang adalah tempat berdirinya kantor pusat Bank PD BPR Sarimadu. Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai bulan Mei 2010. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara mendalam (in depth interview), triangulasi. Teknik observasi dilakukan dengan mengamati kejadian komunikasi yang terjadi di Bank PD BPR Sarimadu dan di tempat usaha nasabah. Wawancara mendalam dilakukan ketika rapat bersama manajemen Bank PD BPR Sarimadu (dari kantor pusat Bangkinang, kantor cabang Pekanbaru, kantor cabang Ujung Batu dan kantor kas). Triangulasi dilakukan dengan mengkonfirmasi ulang penjelasan dari pihak manajemen Bank PD BPR Sarimadu kepada nasabah dan sebaliknya. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, sumber dan berbagai cara (Sugiyono 2008). Apabila dilihat dari setting-nya, data penelitian ini dikumpulkan pada setting alamiah, di kantor pusat Bank PD BPR Sarimadu. Dilihat dari sumbernya datanya, maka pengumpulan data didapat dengan menggunakan sumber primer (wawancara) dan sumber sekunder (arsip Bank PD BPR Sarimadu dan arsip lembaga terkait lainnya). Penentuan informan dilakukan dengan sengaja (purposive) yaitu memilih informan dari karyawan Bank PD BPR Sarimadu dan nasabah Bank PD BPR Sarimadu. Pemilihan informan diawali dari bagian umum, selanjutnya ke bagian kredit (kepala bagian kredit, kepala seksi kredit, administrasi kredit, analis kredit, penagihan kredit dan costumer service) dan kemudian ke pimpinan Bank PD BPR Sarimadu. Pimpinan Bank PD BPR Sarimadu agak sulit ditemui, sehingga pertemuan dengan pimpinan bank dilakukan hanya untuk mengecek kembali Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 42 F(triangulasi) hasil wawancara dengan pegawai Bank PD BPR Sarimadu. Sedangkan nasabah Bank PD BPR Sarimadu dipilih nasabah yang ketika penelitian ini dilakukan berada di Bank PD Sarimadu (berjumlah dua puluh sembilan orang, yang terdiri dari dua puluh dua orang nasabah kredit umum dan sembilan tujuh orang nasabah kredit bakulan). Nasabah ini awalnya ada yang menolak diwawancara karena mereka takut jawabannya akan berpengaruh pada kredit mereka. Teknik Analisis Data Analisis data pada penelitian kualitatif telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian (Nasution dalam Sugiyono 2008). Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang wawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu, sehingga diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles dan Huberman (2007) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Data collection Data reduction Data display Conclusions: drawing/verifying Gambar 9 Komponen dalam analisis data (interactive model Miles Huberman) Sumber : Miles dan Huberman (2007) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 43 Data yang diperoleh di lapangan direduksi dengan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data selanjutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Miles & Huberman 2007). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 44 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 45 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Kampar terletak di bagian barat Provinsi Riau dengan luas wilayah daratan 11.289,28 Km2 (1.128.928 ha) yang meliputi 20 kecamatan. Kabupaten Kampar merupakan kabupaten yang berbatasan langsung dengan ibukota Provinsi Riau. Ibukota Kabupaten Kampar adalah Bangkinang yang berjarak 60 Km dari kota Pekanbaru yang merupakan ibukota Provinsi Riau. Bangkinang juga menjadi daerah penghubung menuju Provinsi Sumatera Barat. Dilihat dari bentangan wilayah, Kecamatan Bangkinang berbatasan dengan : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tapung - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kampar - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kampar Kiri - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Pemanfaatan Lahan Dari 1.128.928 ha luas Kabupaten Kampar di antaranya 10.780 ha (0,95 persen) digunakan untuk tanah sawah dan 1.091.695 ha (96,70 persen) merupakan lahan kering. Luas tanah menurut penggunaan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Luas tanah menurut penggunaan lahan di Kabupaten Kampar pada tahun 2008 Jenis penggunaan lahan Tanah sawah Pekarangan, bangunan dan lahan Tegal/kebun Ladang huma Padang rumput Rawa Kolam Sementara tidak diusahakan Hutan Perkebunan Lain-lain Total Luas tanah (ha) 10.780 82.813 109.500 65.738 12.037 26.453 1.443 41.405 183.617 377.781 217.361 1.128.928 Persentase ( %) 0,95 7,34 9,70 5,82 1,07 2,34 0,13 3,67 16,26 33,46 19,25 100,00 Sumber : BPS Kampar (2008) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 46 Berdasarkan Tabel 1, bidang perkebunan mendominasi penggunaan lahan di Kabupaten Kampar. Tanaman perkebunan yang menjadi primadona komoditi perdagangan di Kabupaten Kampar adalah kelapa sawit, karet, kelapa dan kopi. Menurut data pendapatan regional Kabupaten Kampar (BPS Kampar 2008), bidang pertanian memiliki persentase distribusi terbesar yaitu 59,30 persen, dan distribusi terkecil dari sektor listrik yaitu sebesar 0,1 persen. Pendapatan regional Kabupaten Kampar dirinci pada Gambar 10. Keuangan; 1,05 Transportasi; 2,62 Jasa-jasa; 4,56 Perdagangan; 6,89 Bangunan; 4,89 Listrik; 0,10 Pertanian; 59,30 Industri; 17,31 Pertambangan; 3,28 Pertanian Pertambangan Industri Listrik Perdagangan Transportasi Keuangan Jasa-jasa Bangunan Gambar 10 Distribusi persentase PDRB Kabupaten Kampar atas harga berlaku tanpa migas menurut lapangan usaha Sumber : BPS Kampar (2008) Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Kampar adalah 633.320 orang. Kepadatan penduduk di Kabupaten Kampar adalah 56 jiwa/km2. Jumlah penduduk Kampar terdiri dari 324.916 laki-laki (51,3 persen) dan 308.404 perempuan (48,7 persen). Penduduk pada kelompok umur 0-14 tahun sebanyak 194.544 orang (30,7 persen), pada kelompok umur 15-64 tahun sebanyak 421.268 orang (66,5 persen) dan penduduk pada kelompok umur diatas 65 tahun sebanyak 17.508 orang (2,8 persen) (Gambar 11). Penduduk Kampar yang paling banyak adalah pada kategori umur produktif yaitu 15-64 tahun. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 47 Jumlah penduduk Umur Gambar 11 Jumlah penduduk Kabupaten Kampar menurut kategori umur Sumber : BPS Kampar (2008) Potensi Ekonomi Kabupaten Kampar mempunyai banyak potensi yang masih dapat dimanfaatkan. BPS Kampar (2008) menjelaskan potensi tersebut antara lain : 1. Di bidang pertanian tanaman pangan, meliputi padi sawah dan padi ladang, palawija (jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai dan kacang hijau), sayur-sayuran dan buah-buahan. 2. Di bidang pertanian tanaman keras atau perkebunan. Tanaman perkebunan merupakan salah satu primadona komoditi perdagangan di Kabupaten Kampar antara lain karet, kelapa, kelapa sawit, kopi, dan lain-lain. Dari 377.781 Ha luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten Kampar, 23,41 persen lahan karet, 74,74 persen kelapa sawit, 0,65 persen kelapa, 1,12 persen lahan gambir dan 0,07 persen lainnya. Khusus perkebunan sawit untuk saat ini kabupaten Kampar mempunyai luas lahan 241,5 ribu ha dengan potensi coconut palm oil (CPO) sebanyak 966 ribu ton. 3. Bidang perikanan budidaya ikan patin yang dikembangkan melalui kerambah (kolam ikan berupa rakit) di sepanjang sungai Kampar, dan tambak (kolam) ikan. Tahun 2008 jumlah produksi perikanan di Kabupaten Kampar 20.105,89 ton masing-masing ditangkap dari perairan umum sebanyak 808,30 ton (4,02 persen) dan budi daya sebanyak 19.297,59 ton (95,98 persen). Potensi ini terus dikembangkan oleh Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 48 Pemerintah Kabupaten Kampar dengan adanya kerjasama antara Pemerintah daerah Kabupaten Kampar dengan PT. Benecom dengan jumlah investasi 30 miliar, dan diharapkan kedepan Kabupaten Kampar akan menjadi sentra ikan patin dengan produksi 220 ton per hari. 4. Di bidang peternakan, ternak yang dikembangkan di Kabupaten Kampar antara lain sapi, kambing, domba dan unggas. Sarana ekonomi di Kabupaten Kampar berupa tiga buah bank, yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Pembangunan Daerah Riau (Bank Riau) dan Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu (Bank PD BPR Sarimadu), 78 Koperasi Unit Desa (KUD), 225 koperasi non KUD. Jumlah pasar di Kabupaten Kampar adalah 73 unit, yang terdiri dari 3 pasar pemerintah daerah dan 70 pasar desa. Kabupaten Kampar memiliki berbagai sumber daya ekonomi yang potensial. Mulai dari sektor pertanian, perikanan, hingga perdagangan dan jasa. Besarnya potensi perekonomian di Kabupaten Kampar ini memungkinkan terjadinya perputaran uang di Kampar yang cukup besar, sehingga dibutuhkan lembaga keuangan seperti bank untuk membantu pengelolaan perputaran uang. Namun agar perputaran uang ini berjalan baik, diperlukan lembaga keuangan perbankan yang kuat. Hal ini membuat perkembangan Bank PD BPR Sarimadu sebagai salah satu lembaga keuangan di Kabupaten Kampar menjadi lebih baik. Saat ini Pemerintah Kabupaten Kampar berencana untuk meremajakan salah satu pasar di Kabupaten Kampar yaitu pasar Inpres Bangkinang menjadi pasar modern. Untuk mewujudkan peremajaan pasar, pemerintah bekerjasama dengan investor sebagai pengembang, dan dengan pihak perbankan, pemerintah bekerjasama dalam hal pemberian bantuan kredit tambahan modal kerja. Bank PD BPR Sarimadu yang merupakan salah satu perusahaan daerah Kabupaten Kampar berperan dalam hal penyediaan modal untuk para pedagang di pasar ini. Bank PD BPR Sarimadu mengakomodir pedagang untuk tambahan modal untuk pengambilan kios di pasar. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 49 Pendidikan Pendidikan mempunyai peranan penting bagi suatu bangsa dan merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Guna meningkatkan kualitas pendidikan ini dibutuhkan sarana pendidikan dan penyediaan guru yang memadai. Tabel 2 Jumlah sekolah, guru dan murid pada setiap tingkat pendidikan di Kabupaten Kampar tahun 2008 Tingkat Pendidikan TK SD SMP SMA Jumlah Jumlah Sekolah 259 467 97 57 880 Jumlah Guru 1.303 7.673 2.413 1.409 12.798 Jumlah Murid 10.352 91.197 23.693 16.685 141.927 Rasio murid dan sekolah 40 : 1 195 : 1 244 : 1 292 : 1 Rasio murid dan guru 8:1 12 : 1 10 : 1 12 : 1 Sumber : BPS Kampar (2008) Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa fasilitas sekolah dan perbandingan jumlah guru dan murid di Kabupaten Kampar telah mencukupi. Tidak hanya itu, bahkan di Kabupaten Kampar terdapat tiga (3) sekolah tinggi setingkat perguruan tinggi yaitu Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bangkinang (bergerak di bidang ekonomi), Sekolah Tinggi Ilmi Kesehatan (Stikes) Tuanku Tambusai (bergerak di bidang kesehatan, khususnya keperawatan dan kebidanan) dan Politeknik Kampar (bergerak di bidang pertanian khususnya pengolahan kelapa sawit). Profil Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Sejarah Berdirinya Bank PD BPR Sarimadu Bank PD BPR Sarimadu awalnya berasal dari Badan Kredit Kecamatan (BKK) Ujungbatu, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kampar Nomor: 41/V/Perek/1987, tentang Badan Kredit Kecamatan di Kabupaten Kampar yang ditempatkan di Ujungbatu. Modal awal BKK Ujungbatu berasal dari pinjaman kepada Bank Pembangunan Daerah Riau (Bank Riau) sebesar Rp.10.000.000,yang dijamin oleh pemerintah daerah Kabupaten Kampar. Dikelola oleh 3 (tiga) orang yang berkantor di Kantor Camat Tandun dan diresmikan oleh Bupati Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 50 Kampar H. Saleh Djasit pada tanggal 27 Juni 1987 (Bank PD BPR Sarimadu 2010a). BKK Ujungbatu dipersiapkan untuk menjadi Bank Perkreditan rakyat (BPR) Ujungbatu dengan adanya deregulasi perbankan yang dikenal dengan Paket Kebijaksanaan Perbankan (Deregulasi Perbankan tanggal 28 Oktober 1988). Gubernur Provinsi Riau menginstruksikan kepada Bupati untuk mempersiapkan pendirian Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat dalam wilayah masingmasing kabupaten dengan Surat Keputusan Nomor 539/PSD/86.18, tanggal 18 Desember 1988. Adanya Surat Gubernur Riau yang ditandatangani oleh Soeripto, maka Pemerintah Daerah Kampar mempersiapkan pendirian PD BPR Ujungbatu dengan langkah-langkah administrasi (Perda pendirian, Sisdur, Modal, dan SDM). Berdasarkan izin dari Menteri Keuangan dan rekomendasi dari Bank Indonesia, status Badan Kredit Kecamatan (BKK) Ujungbatu berubah menjadi Bank PD BPR Ujungbatu yang diresmikan pada tanggal 23 Mei 1992 dengan pertambahan total asset modal sebesar Rp.50.000.000 menjadi Rp.96.000.000,dan pegawai berjumlah 6 (enam) orang. Pemekaran wilayah Kabupaten Kampar menyebabkan kantor pusat Bank PD BPR Sarimadu di Ujungbatu atas izin Bank Indonesia dipindahkan ke Bangkinang, karena Ujungbatu sudah termasuk wilayah kabupaten pemekaran yaitu Kabupaten Rokan Hulu, sehingga kantor Pusat di Ujungbatu menjadi kantor cabang Ujungbatu dan kantor cabang di Bangkinang menjadi kantor pusat di Bangkinang Kabupaten Kampar yang diresmikan pada tanggal 2 September 2002. Penggantian nama PD. BPR Ujungbatu diubah menjadi Bank PD BPR Sarimadudengan izin Bank Indonesia No. 6/1/KEP.PBI/PBR/2004 tanggal 3 Februari 2004 tentang perubahan nama Bank PD. BPR Ujungbatu menjadi Bank PD BPR Sarimadu serta Perda Kabupaten Kampar No. 09 Tahun 2003 tentang Bank PD BPR Sarimadu. Nama Sarimadu berarti Desa Mandiri, Merata dan Terpadu. Hal ini berawal dari konsep pembangunan daerah Kabupaten Kampar yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan perekonomian masyarakat pedesaan. Sesuai dengan perkembangannya, Bank PD BPR Sarimadu terus mengalami kemajuan dan membuka cabang di beberapa daerah meliputi Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 51 Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru dan Kabupaten Rokan Hulu. Saat ini kantor Bank PD BPR Sarimadu terdiri dari : 1. Satu buah kantor pusat yang berkedudukan di Bangkinang. 2. Satu buah kantor cabang yang berkedudukan di Ujungbatu Kabupaten Rokan Hulu. 3. Satu buah kantor cabang yang berkedudukan di Kota Pekanbaru. 4. Satu buah kantor cabang yang berkedudukan di Lipat Kain. 5. Enam buah kantor kas yang berkedudukan di : a. Danausati Okak Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu b. Pasir Pengarayan, Kabupaten Rokan Hulu c. Dalu-dalu Tambusai , Kabupaten Rokan Hulu d. Sukaramai, Tapung Hulu Kabupaten Kampar e. Flamboyan, Tapung Hulu, Kabupaten Kampar f. Kabun, Kabupaten Rokan Hulu. Adapun keunggulan Bank PD BPR Sarimadu yang dimiliki yaitu : 1. Bank PD BPR Sarimaduadalah sebagai Perusahaan daerah, sehingga rasa memiliki dari masyarakat sangat tinggi. 2. Visi dan misi sesuai dengan visi dan misi daerah, sehingga kebijakan mendapat dukungan pendanaan dari pemerintah daerah. Dukungan ini hanya didapatkan Bank PD BPR Sarimadu karena bank ini adalah milik pemerintah Kabupaten Kampar. 3. Pegawai berasal dari daerah setempat, sehingga menguasai lokasi dan karakteristik masyarakat yang ada, dan menunjang kemudahan untuk mengidentifikasi calon nasabah. Salah satu persyaratan menjadi pegawai adalah menguasai lokasi daerah di mana Bank PD BPR Sarimadu berdiri. 4. Letak kantor sangat strategis yang dekat dengan masyarakat. 5. Prosedur yang sederhana, namun prudential banking (prinsip kehatihatian) tetap menjadi pegangan dalam mengoperasionalkan Bank. Aktivitas Bank PD BPR Sarimadu Aktivitas yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dikelompokkan menjadi empat aktivitas utama yaitu tabungan, deposit, pemberian kredit dan kerjasama dengan beberapa instansi (Gambar 12). Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 52 Aktivitas Bank PD BPR Sarimadu Tabungan Deposito Kredit modal kerja Kredit konsumtif Kredit Kredit channeling Kerjasama Kredit anggota koperasi Gambar 12 Aktivitas Bank PD BPR Sarimadu Sumber : Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu(2010a) Tabungan Salah satu produk yang ditawarkan Bank PD BPR Sarimadu adalah tabungan. Jenis tabungan yang ditawarkan yaitu tabungan masyarakat (Tamasa), tabungan sarimadu dan Simpanan Pelajar (Simpel). Perbedaan kedua jenis tabungan ini terletak pada target konsumennya. Tamasa dan Sarimadu mempunyai suku bunga 3,5 persen pertahun (p.a) dengan target konsumen adalah masyarakat umum dan Simpel mempunyai suku bunga 3,5 persen p.a dengan target pelajar. Keuntungan yang ditawarkan kedua jenis tabungan ini antara lain : 1. Tabungan diciptakan khusus untuk keamanan masa depan dan hari tua serta untuk kelancaran usaha. 2. Kemudahan bertransaksi sesuka hati selama jam kerja. 3. Bunga tabungan dihitung setiap harinya. 4. Dana yang disimpan dijamin oleh LPS ( Lembaga Penjamin Simpanan ) Deposito Deposito merupakan produk kedua yang ditawarkan Bank PD BPR Sarimadu. Deposito ini diperuntukkan bagi konsumen perorangan maupun kelompok / perusahaan. Jangka waktu deposito ini yaitu : 1. Satu bulan dengan suku bunga 6,75 persen p.a, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 53 2. Tiga bulan dengan suku bunga 6,75 persen p.a, 3. Enam bulan dengan suku bunga 7,25 persen p.a, 4. Dua belas bulan dengan suku bunga 7,25 persen p.a. Keuntungan yang diberikan Bank PD BPR Sarimadu adalah promosi penjualan yang dapat dilakukan melalui pemberian bunga khusus (special rate) untuk jumlah dana yang relatif besar, pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal. Bank PD BPR Sarimadu juga menawarkan special rate bagi konsumen dengan penempatan dana di atas 100 juta rupiah. Penambahan tingkat suku bunga pada special rate ini berkisar 0,5 persen p.a sampai 2,0 persen p.a. Jadi, jika sebelumnya suku bunga yang diberikan untuk penempatan dana dua belas bulan adalah 7,25 persen p.a maka dengan penambahan special rate menjadi 7,75 persen p.a sampai 9,25 persen p.a. Penambahan suku bunga ini berdasarkan jumlah penempatan dana dan potensi nasabah tersebut. Jika nasabah mempunyai potensi untuk menempatkan dana yang lebih besar maka Bank PD BPR Sarimadu juga akan memberikan tingkat special rate yang besar pula. Beberapa keuntungan lain yang ditawarkan Bank PD BPR Sarimadu antara lain : 1. Jangka waktu 1, 3, 6, atau 12 bulan yang dapat diperpanjang secara otomatis sesuai dengan permintaan. 2. Suku bunga bersaing. 3. Bunga dapat diambil secara tunai atau dapat dipindahkan langsung ke rekening tabungan 4. Dapat dijadikan jaminan/agunan kredit (jika jumlah deposito yang dimiliki lebih besar daripada jumlah kredit yang diajukan) Perkreditan Pinjaman kredit maksimal yang diberikan Bank PD BPR Sarimadu adalah sebesar 200 milyar rupiah dengan ketentuan wewenang keputusan sebagai berikut: 1. Kredit maksimal 5 juta rupiah keputusan pemberian kredit dapat diputuskan oleh kepala seksi kredit. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 54 2. Kredit > 5 juta rupiah sampai dengan 50 juta rupiah keputusan pemberian kredit dapat diputuskan oleh kepala bagian kredit. 3. Kredit > 50 juta rupiah sampai dengan 100 juta rupiah keputusan pemberian kredit dapat diputuskan oleh direktur Bank PD BPR Sarimadu. 4. Kredit maksimal 200 juta rupiah keputusan pemberian kredit harus diputuskan bersama dengan Direktur Utama Bank PD BPR Sarimadu. Sasaran distribusi kredit ini berdasarkan tujuan penggunaan dana dan cara pembayaran kredit. Berdasarkan tujuannya, Bank PD BPR Sarimadu mempunyai empat jenis kredit yaitu : 1. Kredit modal kerja yaitu kredit yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan berbagai usaha antara lain : perdagangan, rumah makan, industri kecil, berbagai sektor usaha jasa, pertanian, peternakan, perikanan dan perkebunan. Kredit modal kerja dibagi menjadi empat, yaitu : a. Kredit modal kerja umum. Kredit ini diberikan kepada nasabah yang membutuhkan tambahan modal kerja untuk mengembangkan usaha yang telah ada. Kredit diarahkan bagi nasabah yang bergerak dibidang perdagangan dan jasa. b. Kredit bakulan (mikro). Kredit ini diberikan kepada nasabah yang menjalankan usahanya dalam bentuk usaha kecil dan lebih dikhususkan untuk memenuhi kebutuhan modal pedagang kecil dan pedagang kaki lima dengan sistem pembayaran mingguan. c. Kredit pola hubungan bank dan kelompok (PBHK). Kredit ini diberikan kepada kelompok-kelompok usaha masyarakat dan menggunakan sistem tangung renteng. Pembayaran dilakukan secara kolektif. d. Kredit agribisnis/perkebunan. Kredit ini diberikan kepada nasabah yang membutuhkan dana untuk mengelola usaha pertanian atau perkebunan yang dimiliki dan difokuskan untuk petani baik bidang perkebunan, pertanian, perikanan, maupun peternakan. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 55 2. Kredit konsumtif yang ditujukan untuk penggunaan konsumtif bagi pegawai negeri dan karyawan perusahaan yang sebelumnya telah melakukan perjanjian dengan pihak Bank. Kredit konsumtif terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu : a. Kredit Graha Sarimadu. Kredit ini diberikan pada masyarakat untuk tujuan pembelian atau pembangunan rumah tempat tinggal. b. Kredit Kesejahteraan. Skim kredit ini diperuntukkan khususkan bagi pegawai Bank Sarimadu. Sebelumnya Kredit ini disebut dengan kredit Karyawan, sejak Bulan Mei 2008 diubah dengan nama kredit Kesejahteraan. c. Kredit Sarimadu. Skim kredit ini diperuntukkan bagi nasabah dengan status Pegawai Negeri, BUMN, BUMD, Perusahan dan Lembaga lainnya yang sehat. d. Kredit Konsumtif Anggota Koperasi. Kredit Anggota Koperasi diberikan khusus untuk anggota koperasi yang akuntable dan mempunyai badan hokum minimal telah berjalan dua tahun 3. Kredit channeling yaitu kredit dana bergulir yang dikelola dinas terkait melalui Bank PD BPR Sarimadu. Kredit channeling ini hanya diberikan oleh kantor pusat Bank PD BPR Sarimadu di Bangkinang. 4. Kredit anggota koperasi yang ditujukan bagi anggota koperasi dengan sebelumnya melakukan perjanjian dengan pihak bank. Kredit ini diberikan kepada masyarakat yang tergabung pada sebuah koperasi dan membutuhkan tambahan modal usaha yang dikembangkan oleh masingmasing anggotanya. Menurut cara pembayarannya, Bank PD BPR Sarimadu mempunyai dua jenis kredit yaitu kredit wirausaha dengan sistem pembayaran perbulan dan kredit bakulan dengan sistem pembayaran mingguan dan ditujukan untuk pedagang kecil dan pedagang kaki lima. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 56 Kerjasama Bank PD BPR Sarimadu dengan Pihak ketiga Saat ini bank sedang melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam hal sebagai langkah promosi bank. Diantara kerjasama yang dilakukan oleh bank adalah : 1. Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kampar dalam penyaluran dana bergulir. 2. Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Kampar dalam hal pengelolaan kas daerah. 3. Kerjasama dengan pihak yayasan dalam hal tempat pembayaran biaya pendidikan. 4. Kerjasama dengan PT. Telkom yang saat ini sedang dilakukan dalam hal tempat pembayaran rekening telpon untuk wilayah Riau Daratan. 5. Kerjasama dengan pihak telkomsel dalam hal pembayaran rekening kartu Halo. Pola Komunikasi Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu Bank Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Sarimadu selanjutnya disebut Bank PD BPR Sarimadu berperan sebagai bank pada umumnya dan juga sebagai penyalur dana bergulir dari Pemerintah daerah Kampar. Kegiatan usaha yang ditunjang oleh Bank PD BPR Sarimadu adalah perdagangan kecil, tokotoko, warung, pengecer barang kebutuhan di pasar dan tempat lainnya, industri kecil dan kerajinan rakyat serta kegiatan non formal seperti pedagang kaki lima. Kegiatan tersebut sesuai dengan fungsi bank perkreditan rakyat (BPR) yang memberikan modal bagi lapangan kerja yang menyerap tenaga kerja cukup banyak. Membantu pelayanan kebutuhan bagi permodalan atau perkreditan menjadikan bank perkreditan rakyat turut dalam meningkatkan produksi serta dalam memperluas kesempatan kerja sehingga dapat membantu menyerap tenaga kerja terutama di daerah pedesaan (Suharto 1985). Bank PD BPR Sarimadu turut pula berperan dalam menampung dan menghimpun tabungan masyarakat yang meningkat karena adanya kegiatan pembangunan di daerah sehingga adanya peningkatan dalam pendapatan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 57 masyarakat. Menampung tabungan masyarakat berarti turut pula memobilisasi modal untuk keperluan perkreditan, dan turut membantu mendidik masyarakat pedesaan dalam berhemat dan menabung, dengan menyediakan tempat yang aman dan mudah untuk menyimpan uang bagi penabung kecil. Bank PD BPR Sarimadu menggunakan pendekatan seperti lembaga keuangan informal dengan budaya setempat. Bank PD BPR Sarimadu mendekatkan diri kepada masyarakat khususnya pengusaha kecil di pasar-pasar dengan mengantarkan jasa-jasa perbankan ke tempat usaha mereka. Pendekatan budaya setempat yaitu dengan menggunakan bahasa daerah dan penggunaan seragam sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat yaitu penggunaan pakaian melayu. Hal ini sesuai dengan pendapat Cangara (2004) yang menyatakan khalayak akan mengikuti pandangan komunikator, karena ia memiliki kesamaan bahasa, agama, suku, serta daerah asal. Pada penelitian ini, pola komunikasi ditinjau dari lima komponen, yaitu melalui bentuk komunikasi yang dilakukan, isi pesan, aktor yang melakukan komunikasi, frekuensi berkomunikasi dan terakhir dari jenis hubungan yang dilakukan. Bentuk dan Media Komunikasi Komunikasi yang terbentuk antara pihak Bank PD BPR Sarimadu dengan calon nasabah dan nasabah adalah komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Bentuk komunikasi yang dilakukan ini berdasarkan alur yang telah ditetapkan dalam standar operasional Bank PD BPR Sarimadu baik itu dalam rangka mendapatkan calon nasabah, alur untuk mengajukan kredit sampai pada saat nasabah telah menggunakan kredit yaitu pada saat penagihan kredit. Komunikasi yang berkelanjutan tersebut akan membentuk pola komunikasi khususnya untuk perkreditan. Berdasarkan standar operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen Bank PD BPR Sarimadu, terbentuklah sebuah alur dalam mendapatkan calon nasabah khususnya untuk layanan jasa kredit. Alur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Mencari daerah yang potensial untuk pengembangan usaha. Penentuan daerah potensial ini ditetapkan berdasarkan data yang didapatkan dari Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 58 instansi terkait seperti kantor kecamatan, kantor kelurahan dan kantor kepala desa. Selain itu, dapat pula dilihat dari perkembangan pasar di daerah yang dituju. Seperti yang dijelaskan kepala bagian kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Prosesnya diawali dengan sosialisasi dan promosi. Tentu pertama kita liat daerah-daerah potensial, kemudian kita masuk sosialisasi dan promosi. Biasanya kita door to door. Kalau untuk kredit modal kerja kita ke tempat usaha. Jadi kita bincang tentang usaha mereka. Kemudian kita tawarkan dalam bentuk kredit. E... kemudian kita terangkan, bagaimana suku bunganya, bagaimana batas-batas plafonnya, kemudian berapa jangka waktu maks. Jadi mereka bisa pilih.” 2. Setelah didapatkan data daerah yang potensial, petugas dari Bank PD BPR Sarimadu mendatangi daerah tersebut untuk melakukan sosialisasi dan promosi. Sosialisasi dan promosi dapat dilakukan di kantor kepala desa dengan mengumpulkan masyarakat atau dapat pula dilakukan dengan pendekatan personal yaitu dengan cara sistem door to door, yaitu mendatangi langsung tempat usaha calon nasabah. Tahap awal ini dilakukan oleh petugas bank bagian kredit seperti dijelaskan Kepala Bagian Kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Setelah kita mendapatkan data daerah yang potensial untuk diberikan kredit, kita dapat mengumpulkan masyarakat di kantor desa atau langsung mendatangi tempat usahanya. Kita Mengumpulkan masyarakat tentunya dengan bantuan kepala desa, misalnya jika ada acara di balai adat, kita akan minta waktu untuk sosialisasi dan promosi kredit. Tapi dengan catatan kepala desa tidak boleh mengintervensi keputusan pemberian kredit ini. Dan kalau datang ke tempat usaha, kita akan mendekati dengan bertanya dulu bagaimana usaha mereka, bagaimana modal mereka barulah kita masuk untuk menawarkan kredit. Pertama kita terangkan dulu tentang kredit bank, batasan besarnya pinjaman, berapa suku bunga, berapa plafonnya, kemudian jangka waktu peminjaman, jadi mereka bisa bisa milih” 3. Setelah melakukan sosialisasi dan promosi, baik itu secara kelompok di kantor desa ataupun dengan pendekatan langsung secara personal, petugas bank langsung memberikan formulir permohonan kredit. Lalu calon nasabah yang tertarik meminjam kredit di Bank PD BPR Sarimadu mengisi formulir permohonan kredit yang telah diberikan, yang dijelaskan kepala bagian kredit Bank PD BPR Sarimadu, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 59 “Kita bawa nama instansi, kita perkenalkan diri dari awal. Jadi kalau mereka tertarik dari awal, kita tinggalkan formulir, jadi besok mereka bisa mereka antarkan ke Bank. Tapi kalau mereka belum tertarik ya kita tinggalkan juga berkasnya. Jadi kapan mereka minat bisa langsung ke kantor.” Alur yang dijelaskan di atas merupakan tahapan awal dalam sosialisasi dan promosi kredit yaitu pada tahap pengetahuan dan membujuk calon nasabah. Menurut Rogers (2003), seorang individu akan relatif pasif untuk menyadari adanya pengetahuan mengenai sebuah inovasi jika seorang individu mengetahui inovasi tersebut karena sebuah kebetulan. Tetapi individu lainnya akan meningkatkan kesadaran pengetahuan mereka mengenai sebuah inovasi jika mereka mencari informasi tidak karena kebetulan dan berdasarkan inisiatif sendiri. Setelah menjelaskan informasi mengenai perkreditan di Bank PD BPR Sarimadu, karyawan yang langsung ke lapangan ini membujuk calon nasabah untuk meminjam kredit di Bank PD BPR Sarimadu. Pada tahapan ini, biasanya karyawan Bank PD BPR Sarimadu menjelaskan dengan pendekatan personal yaitu dengan menggunakan bahasa Ocu. Pada tahap persuasi, para individu akan dipengaruhi oleh keadaan psikologi dalam memutuskan untuk menggunakan sebuah inovasi (Rogers 2003). Pernyataan kepala bagian kredit ini diperkuat dengan penjelasan dari EP, salah satu nasabah Bank PD BPR Sarimadu yang berjualan motor bekas, “Karyawan Bank Sarimadu yang datang dulu. Cerita-cerita gimana modal saya, terus mereka nawari, mau gak tambahan modal. Dikasinya syarat-syaratnya terus saya diskusi dengan istri. Jaminannya rumah kami sekarang. Alhamdulillah sampai sekarang lancar. Bahkan sekarang udah bisa kerjasama dengan adira untuk kredit honda.” Hal senada juga diceritakan oleh Nr (pemilik rumah makan) yang didatangi oleh karyawan Bank PD BPR Sarimadu, “Dulu Yudi (karyawan Bank PD BPR Sarimadu) yang datang, pas makan di sini. Dia ngasi tau tentang kredit. Anak-anak itu juga sering pesan makan siang di sini. Kadang nelpon, kadang datang langsung. Selama ni aman aja, ndak pernah ada masalah” Persyaratan yang harus ada dalam komunikasi langsung (tatap muka) adalah antara komunikator dengan komunikannya harus langsung bertemu dan prosesnya dipengaruhi oleh emosi, perasaan diantara kedua pihak. Persyaratan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 60 harus bertemu langsung tatap muka ini karena masing-masing pihak dapat memperoleh umpan balik dari proses komunikasi yang sedang terjadi. Pengaruh komunikator sangat besar terhadap komunikannya atau bisa sebaliknya. Hal ini terkait pula dengan kredibilitas dari komunikator di mata komunikannya dan sebaliknya. Makin tinggi tingkat kepercayaannya, makin tinggi pengaruh komunikator dan/atau sebaliknya (Bungin 2008). Berdasarkan alur tersebut, bentuk komunikasi yang digunakan ketika awal proses sosialisasi dan promosi yaitu bentuk komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung dan tidak langsung dirinci pada Tabel 3. Tabel 3 Bentuk komunikasi pada proses sosialisasi dan promosi kredit pada Bank PD BPR Sarimadu Bentuk komunikasi Komunikasi langsung Keterangan Petugas Bank PD BPR Sarimadu mendatangi langsung ke tempat usaha calon nasabah. Petugas Bank PD BPR Sarimadu dengan bantuan perangkat desa (Kepala desa atau sekretaris desa) melakukan sosialisasi dan promosi di balai desa atau tempat yang sudah ditentukan. Calon nasabah mendatangi Bank PD BPR Sarimadu untuk bertanya mengenai proses dan persyaratan pengajuan kredit. Calon nasabah mendapat informasi kredit dari keluarga atau teman yang telah lebih dahulu meminjam di Bank PD BPR Sarimadu Komunikasi tidak Sosialisasi dan promosi melalui langsung media seperti leaflet, brosur, baliho. Sosialisasi dan promosi melalui televisi (menjadi narasumber pada acara perbankan) Sosialisasi dan promosi melalui iklan di radio, televisi dan koran. Menjadi sponsor suatu acara yang diselenggarakan di Kabupaten Kampar (seperti MTQ tingkat Kabupaten Kampar). Jenis Kredit Kredit modal Kredit kerja umum bakulan √ √ √ √ √ √ √ √ √ - √ √ √ - √ √ Sumber : Wawancara dengan karyawan Bank PD BPR Sarimadu dan Nasabah (2010) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 61 Komunikasi langsung yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dilakukan oleh pegawai Bank PD BPR Sarimadu khususnya pegawai pada bagian kredit yaitu costumer service, administrasi kredit, analis kredit, bagian penagihan kredit dan kepala bagian kredit. Bagian kredit ini berhubungan langsung dengan calon nasabah dan nasabah kredit dimulai dari proses sosialisasi dan promosi kredit, tahapan penggunaan kredit sampai pada tahapan penagihan kredit. Komunikasi langsung dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dengan pendekatan interpersonal. Terjadi ketika pegawai Bank PD BPR Sarimadu melakukan sosialisasi baik itu secara berkelompok di balai desa maupun ketika kunjungan langsung ke tempat usaha calon nasabah. Komunikasi interpersonal yang terjadi antara calon nasabah Bank PD BPR Sarimadu dengan pegawai Bank Perusahaan Daerah Sarimadu dilakukan dengan tatap muka. Komunikasi interpersonal dirasa lebih efektif untuk mempertukarkan informasi, membujuk seorang individu untuk membentuk dan mengubah perilaku. Komunikasi interpersonal merupakan pendekatan yang penting untuk membujuk seorang individu untuk mengadopsi inovasi baru (Rogers 2003). Komunikasi langsung digunakan untuk mendapatkan umpan balik langsung dari calon nasabah dan nasabah Bank PD BPR Sarimadu. Pada tahap sosialisasi dan promosi kredit, karyawan Bank PD BPR Sarimadu dapat membujuk calon nasabahnya agar meminjam di Bank PD BPR Sarimadu. Calon nasabah juga dapat bertanya langsung apa yang tidak dimengerti dari penjelasan karyawan Bank PD BPR Sarimadu tersebut. Seperti yang diceritakan Nr yang bertanya langsung kepada karyawan Bank PD BPR Sarimadu tentang pinjaman di Bank PD BPR Sarimadu, “Saya ini kan bodoh, jadi gak ngerti dengan istilah-istilah bank. Jadi ya saya tanya-tanya langsung sama yudi waktu dia makan itu. Kalau langsung ke kantor juga agak malu, kan ramai.” Pernyataan Nr ini menjelaskan bahwa pendekatan yang dilakukan karyawan Bank PD BPR Sarimadu adalah dalam bentuk komunikasi langsung dengan pendekatan interpersonal. Percakapan yang terjadi dalam suasana santai dan tidak formal menjadikan calon nasabah lebih leluasa untuk bertanya. Hal ini sama halnya seperti penemuan Sill (1958) dalam Rogers (2003), jika Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 62 kemungkinan adopsi ingin dimaksimalkan, saluran komunikasi yang digunakan harus dengan mempertimbangkan waktu yang sesuai, mulai dari penggunaan media massa sampai pada pendekatan interpersonal. Pada tahapan sosialisasi dan promosi kredit, tidak hanya komunikasi langsung (dengan pendekatan interpersonal) yang dilakukan tetapi juga komunikasi tidak langsung. Bentuk komunikasi tidak langsung yang digunakan Bank PD BPR Sarimadu adalah komunikasi dengan media. Media komunikasi yang digunakan Bank PD BPR Sarimadu adalah dengan media komunikasi pemasaran baik media cetak maupun media elektronik (brosur, baliho, surat kabar, televisi dan radio). Menggunakan media untuk sosialisasi kredit dan produk bank diharapkan dapat menjangkau masyarakat lebih luas. Sesuai dengan Rogers (2003) yang menyatakan bahwa saluran media massa mampu menjangkau banyak individu penerima karena saluran media massa dapat (1) menjangkau banyak audiens secara cepat; (2) mampu membentuk pengetahuan dan menyebarkan informasi; (3) mampu mengubah perilaku secara perlahan. Komunikasi tidak langsung melalui pemasangan iklan Bank PD BPR Sarimadu pada surat kabar, televisi dan radio tidak mempunyai waktu tetap atau hanya bersifat insidentil. Pemasangan iklan hanya berdasarkan waktu-waktu tertentu ketika diperlukan, misalnya ucapan selamat hari besar keagamaan. Bentuk komunikasi tidak langsung dengan melalui media ini berguna untuk mensosialisasikan produk dan kebijakan baru dari Bank PD BPR Sarimadu. Na pernah dijelaskan oleh costumer service kredit mengenai sosialisasi produk baru Bank PD BPR Sarimadu berupa tabungan khusus pelajar. Selain dijelaskan langsung, pihak Bank PD BPR Sarimadu juga memberikan brosur mengenai jenis tabungan ini. Brosur tersebut menjelaskan mengenai keuntungan menabung di tabungan pelajar, berisi informasi mengenai besarnya bunga dan persyaratan membuka tabungan ini. Hal ini dijelaskan Na sebagai berikut, “Waktu saya datang ke bank, sama anak saya yang masih sekolah. Ada mereka nawari tabungan khusus anak sekolah. Katanya tabungan itu produk baru. Tapi saya lupa apa namanya. Saya juga dikasi brosur tentang tabungan itu.” Proses komunikasi menggunakan media massa (brosur) pada penjelasan Ibu Na merupakan proses komunikasi melalui satu arah, yaitu dari Bank PD BPR Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 63 Sarimadu kepada Ibu Na dan anaknya. Kalaupun terjadi interkasi antara kedua pihak ini mengenai tabungan tersebut, sifatnya sangat terbatas. Hal ini sesuai dengan pendapat Rogers (2003) yang menyatakan bahwa penggunaan bentuk komunikasi melalui media relatif penting pada tahapan pemberitahuan informasi baru yang dalam hal ini yaitu simpanan pelajar. Rogers dan Shoemaker (1971) dalam Rogers (2003) melakukan analisis perbandingan antara penggunaan media massa dan saluran interpersonal dalam pengambilan keputusan dua puluh tiga jenis inovasi di Amerika Serikat, Kanada, India, Bangladesh dan Kolombia. Media massa dinilai lebih penting pada tahap pengetahuan baik di negara maju maupun di negara berkembang. Brosur tersedia di kantor Bank PD BPR Sarimadu dan juga dibagikan ketika Bank PD BPR Sarimadu mengikuti acara-acara pameran seperti Riau Expo. Baliho dipasang di beberapa sudut di Kabupaten Kampar, misalnya di jalan raya Pekanbaru-Bangkinang. Baliho digunakan untuk mengucapkan selamat hari besar keagamaan, memperkenalkan produk layanan baru yang ditawarkan Bank PD BPR Sarimadu sehingga mengingatkan konsumen atas keberadaan Bank PD BPR Sarimadu. Iklan Bank PD BPR Sarimadu meliputi iklan pada surat kabar Harian Riau Pos, Harian Riau Mandiri, Harian Riau Tribun, Azzam, radio Soreram, dan di televisi lokal Riau yaitu RTv. Selain iklan, sosialisasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu adalah dengan mensponsori suatu acara, misalnya acara Ochu Baghandu yang ditayangkan di RTv. Acara Ocu Baghandu yaitu acara yang menampilkan lagu-lagu Ocu (lagu daerah Kampar). Hal ini seperti disampaikan oleh SH, Kepala bagian kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Salah satu cara kita mengenalkan BPR adalah dengan mengikuti acara TV yaitu Ocu baghandu, yaitu acara yang menampilkan lagulagu Ocu (lagu daerah Kampar). Dengan ikut pada acara itu kami berharap dapat masuk melalui budaya daerah sehingga akan lebih mudah diingat.” Adanya acara Ocu Baghandu ini juga direspon positif oleh masyarakat Kampar, khususnya calon nasabah Bank PD BPR Sarimadu, dimana mereka tertarik menggunakan fasilitas kredit seperti yang dikatakan Ibu Iy, seorang pedagang kue keliling, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 64 “Waktu itu saya melihat acara Ocu baghandu, saya liat disponsori BPR ini. Jadi saya coba langsung ke sana, pertama tanya aja dulu. Setelah itu baru saya ceritakan pada suami tentang rencana meminjam di sana. Abang saya juga sudah ada yang pernah pinjam, dia juga cerita-cerita tentang kredit mingguan itu.” Melalui media BPR yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) tidak hanya dalam bentuk iklan saja, tetapi juga dalam bentuk artikel tentang aktivitas perbankan yang dilakukan oleh Bank PD BPR Sarimadu, maupun keberhasilankeberhasilan yang dicapai oleh Bank PD BPR Sarimadu. Pemasangan iklan di yellow pages (buku telepon) dilakukan secara teratur dan kontiniu yaitu sekali setahun. Media komunikasi yang digunakan oleh Bank PD BPR Sarimadu adalah dalam bentuk kombinasi, sangat jarang bank menggunakan media tunggal dalam aktivitas komunikasi. Memadukan media komunikasi ini menjadi cara termudah bagi Bank PD BPR Sarimadu untuk memaksimalkan tingkat sosialisasi dan promosi produk-produk Bank PD BPR Sarimadu, khususnya perkreditan. Kombinasi media yang biasa digunakan pada jenis kredit modal kerja umum adalah periklanan dengan media langsung (costumer service), periklanan dengan mensponsori suatu acara. Kombinasi penggunaan media ini misalnya iklan yang dipasang bank baik di surat kabar, televisi lokal maupun radio, calon nasabah datang dan bertanya lebih lanjut mengenai iklan yang dilihatnya. Selanjutnya costumer service melayani pertanyaan-pertanyaan ini dan terjadilah sosialisasi dan promosi produk-produk yang ditawarkan Bank PD BPR Sarimadu. Dampak dari kombinasi media dan usaha yang dilaksanakan bank ini misalnya peningkatan jumlah kredit yang disalurkan yaitu pada tahun 2005 berjumlah Rp. 41.958.858.000,- menjadi Rp. 70.079.386.000,- pada tahun 2006. Kombinasi penggunaan media iklan dengan mensponsori acara yaitu pada saat acara MTQ Kabupaten Kampar, Bank PD BPR Sarimadu ikut mensponsori acara tersebut dan adanya baliho acara yang menyebutkan Bank PD BPR Sarimadu sebagai sponsor acaranya. Bentuk komunikasi yang digunakan untuk jenis kredit bakulan adalah penggunaan komunikasi langsung baik itu melalui costumer service maupun melalui petugas-petugas dari Bank PD BPR Sarimadu yang langsung ke pasarpasar dan tempat usaha calon nasabah lainnya. Untuk jenis kredit bakulan, media Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 65 iklan tidak digunakan karena Bank PD BPR Sarimadu melihat persaingan yang kuat khususnya untuk nasabah yang ada di pasar-pasar. Persaingan tersebut yaitu dengan tukang kredit keliling yang selalu ada di pasar, mereka langsung mendatangi pedagang untuk menawarkan pinjaman. Oleh karena itu, Bank PD BPR Sarimadu menilai bahwa pendekatan personal dan langsung yang lebih cocok digunakan untuk kredit bakulan ini. Hal ini sesuai dengan Suharto (1985) dalam buku Mengenal Bank Perkreditan Rakyat Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia yang menyatakan bahwa bank perkreditan rakyat harus melayani kebutuhan modal dengan prosedur pemberian kredit yang mudah dan sesederhana mungkin sebab yang dilayani adalah orang-orang yang sederhana. Bank perkreditan rakyat mula-mula diadakan untuk membebaskan para pegawai kecil dan petani dari ikatan hutang dan modal dari para rentenir dan pengijon. Setelah terjadi tahap sosialisasi dan promosi, para calon nasabah ada yang memutuskan untuk mengajukan kredit pada Bank PD BPR Sarimadu, ada pula yang tidak tertarik untuk mengajukan permohonan kredit. Seperti penjelasan SY, Kepala seksi kredit Bank PD BPR Sarimadu cabang Pekanbaru, “Jadi kalau permohonan udah masuk ke cs terus di register terus cs memberikan ke analis kredit. Terus si analis ke lapangan. Liat kelayakan usaha. Biasanya diliat karakter orang itu. Yang 5 c itulah. Nanti dirapatkan berdasarkan hirarkinya, dari analis, kasi, kabag sampai ke direksi.” Setelah permohonan yang diajukan nasabah disetujui oleh pihak Bank PD BPR Sarimadu, maka costumer service kredit menghubungi calon nasabah melalui telepon. Calon nasabah datang ke kantor Bank PD BPR Sarimadu sesuai dengan kesepakatan jadwal yang telah dibuat. Setelah itu, dilakukan perjanjian (akad) kredit dengan disaksikan suami/istri calon nasabah dan perwakilan pihak bank. Untuk jumlah tertentu, diikutsertakan pula notaris dalam pembuatan akad kredit. Setelah perjanjian atau akad kredit dilaksanakan, maka dilakukan pencairan dana pinjaman nasabah melalui rekening milik nasabah yang ada di Bank PD BPR Sarimadu. Setelah melakukan sosialisasi, baik itu secara kelompok di kantor desa ataupun dengan pendekatan langsung secara personal, petugas bank langsung memberikan form permohonan kredit. Lalu calon nasabah yang tertarik Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 66 meminjam kredit di Bank PD BPR Sarimadu mengisi formulir permohonan kredit yang telah diberikan. Setelah semua persyaratan dipenuhi oleh calon nasabah, aktor dari pihak bank yang berperan adalah bagian administrasi kredit. Administrasi kredit berperan mengkonfirmasi kelengkapan data calon nasabah. Setelah semua persyaratan lengkap, pihak analis akan mendatangi calon nasabah untuk menganalisis kepemilikan jaminan dan keadaan usaha calon nasabah. Hasil analisis ini akan dibawa ke rapat komisi kredit. Setelah usaha diputuskan layak diberikan kredit, maka terjadilah pencairan dana kredit (Gambar 13). Mengisi Form Pengajuan Kredit Calon Nasabah Melengkapi persyaratan: - Identitas - Surat izin usaha - Jaminan Tidak Persyaratan lengkap ? Ya Tidak Penyerahan dokumen ke Bank PD. BPR Sarimadu Konfirmasi Data / dokumen Adm Kredit Persyaratan lengkap ? Ya Kunjungan ke tempat usaha nasabah Analis Kredit Analisa Kredit kelayakan 5 C Rapat komisi kredit Bagian kredit Ya Persetujuan kredit dan menghubungi nasabah Gambar 13 Tahapan alur pemberian kredit pada Bank PD BPR Sarimadu Sumber : Bank PD BPR Sarimadu Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 67 Setelah dilakukan pencairan dana kredit melalui rekening milik nasabah, maka selanjutnya nasabah berkewajiban membayar angsuran kredit pada minggu berikutnya untuk jenis kredit bakulan dan pada bulan berikutnya untuk jenis kredit modal usaha umum. Komunikasi yang terbentuk ketika penggunaan kredit ini adalah bentuk komunikasi langsung. Karena nasabah mempunyai kewajiban untuk membayar tagihan kredit. Akan tetapi ketika terjadi masalah dan penagihan kredit harus dilakukan karena adanya tunggakan kredit, maka komunikasi yang terjadi dapat berbentuk komunikasi transaksional dimana akan ada transaksitransaksi mengenai kesepakatan jalan keluar dari masalah yang dihadapi oleh nasabah. Pada tahap penagihan kredit yang bermasalah komunikasi sangat berperan demi penyelesaian masalah yang dihadapi oleh nasabah, baik itu kebijakan untuk penambahan waktu untuk pembayaran, penambahan kredit (injeksi) bahkan sampai kepada keputusan tegas dari pihak Bank PD BPR Sarimadu untuk menyita jaminan milik nasabah. Bentuk komunikasi pada saat penggunaan dan penagihan kredit modal kerja umum dan kredit bakulan dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Bentuk komunikasi pada tahap penggunaan dan penagihan kredit di Bank PD BPR Sarimadu Bentuk Komunikasi Komunikasi langsung Komunikasi tidak langsung Jenis Kredit Kredit modal Kredit Bakulan kerja umum Melalui costumer √ service (CS) Penagihan melalui √ petugas di lapangan Penagihan melalui √ surat dan telepon. Keterangan Sumber : Wawancara dengan Karyawan Bank PD BPR Sarimadu dan Nasabah (2010) Pada saat penggunaan dan penagihan kredit seperti yang terlihat pada Tabel 4, bentuk komunikasi yang digunakan adalah komunikasi langsung dan tidak langsung. Jika nasabah langsung mengantarkan angsuran tagihan kreditnya ke kantor Bank PD BPR Sarimadu, maka komunikasi langsung yang terbentuk dilakukan adalah costumer service dan bagian administrasi kredit dengan nasabah. Tetapi jika angsuran kredit harus dijemput ke tempat usaha atau rumah nasabah, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 68 maka komunikasi langsung dilakukan oleh petugas penagihan kredit dan nasabah. Jika terjadi keterlambatan atau adanya tunggakan kredit, maka pihak Bank PD BPR Sarimadu melalui costumer service kredit akan menghubungi nasabah melalui telepon dan surat. Tetapi jika tidak ada tanggapan dari nasabah, maka petugas penagihan akan langsung mendatangi tempat usaha dan rumah tempat tinggal nasabah. Seperti yang dijelaskan oleh YP (bagian penagihan kredit) Bank PD BPR Sarimadu, “ Dari bagian administrasi kita mengetahui siapa saja yang terlambat dan menunggak pembayarannya. Kita hubungi dulu via telpon. Jika tidak juga bisa, kami bagian penagiahan akan langsung mendatangi nasabah itu. Hal ini untuk menghindari nasabah yang mangkir dari pembayaran angsuran. Jadi tugas bagian penagihan bisa juga untuk kredit modal kerja umum, gak cuma untuk kredit bakulan.” Jika terjadi keterlambatan, selain komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung juga terjadi yaitu melalui pengiriman surat ke alamat nasabah yang bersangkutan. Jika surat telah dikirimkan, tetapi tidak ada tanggapan dari nasabah, maka bagian penagihan akan langsung ke tempat usaha atau rumah nasabah bahkan bisa terjadi penarikan dan pelelangan agunan. Isi pesan yang dikomunikasikan Isi pesan yang dikomunikasikan oleh pihak Bank PD BPR Sarimadu untuk kedua jenis kredit yaitu mengenai persyaratan peminjaman, suku bunga, cara pembayaran, maksimal besarnya pinjaman, jangka waktu pembayaran serta keunggulan dan kemudahan yang diberikan Bank PD BPR Sarimadu. Proses sosialisasi dan promosi ini dapat dilakukan di tempat usaha calon nasabah ataupun di balai desa untuk jenis kredit modal kerja umum dan datang langsung ke tempat usaha calon nasabah untuk jenis kredit mikro bakulan. Cara pembayaran yang dapat dilakukan di kantor Bank PD BPR Sarimadu dan juga dapat dijemput oleh pegawai Bank PD BPR Sarimadu. Pemakaian bahasa daerah yaitu Bahasa Ocu digunakan untuk mempermudah komunikasi dengan calon nasabah baik pada komunikasi tatap muka maupun pada iklan di radio. Penggunaan Bahasa Ocu diharapkan mengurangi jarak antara karyawan Bank PD BPR Sarimadu dengan calon nasabah. Penggunaan bahasa yang sama dapat memudahkan komunikasi Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 69 subkultural (DeVito 1997). Persamaan bahasa ini merupakan satu aspek penting dalam pertukaran informasi. Agar pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi dapat saling memahaminya dan karenanya berkomunikasi dengan efektif, mereka harus memiliki sesuatu yang kurang lebih sama dengan latar belakang dan pengalaman. Rogers (2003), meneybut kesamaan ini dengan homofili. Komunikasi bersifat homofili terjadi bila derajat pasangan perseorangan yang berinteraksi memiliki kesamaan sifat. Sedang komunikasi bersifat heterofili terjadi bila derajat pasangan orang-orang yang berinteraksi yang berbeda dalam sifat-sifat tertentu. Penggunaan bahasa ini akan memberikan kesan kekeluargaan. Selain pengggunaan bahasa daerah, kemudahan yang diberikan adalah dengan menjemput tagihan ke tempat usaha nasabah atau yang disebut sistem jemput bola. Kemudahan ini seperti yang disampaikan oleh Kasi Kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Salah satu cara kami untuk mempertahankan nasabah adalah dengan melakukan layanan jemput angsuran. Secara rutin kami mengunjungi nasabah, kami menjemput langsung angsuran mereka. Kami di sini menyebutnya sistem jemput bola. Karena mereka kan banyak pedagang, jadi agak susah meluangkan waktu hanya untuk mengantar angsuran ke bank.” Nasabah kredit bakulan yang merupakan pedagang kecil bahkan padagang kaki lima di pasar-pasar melakukan pembayaran kredit setiap minggunya. Pedagang kecil dan kaki lima ini memiliki jumlah modal yang relatif kecil, dengan jaminan yang terbatas. Oleh karena itu diperlukan sistem pembayaran khusus yang tidak sama dengan kredit yang diberikan oleh bank pada umumnya. Pembayaran kredit pada setiap awal minggu ini agar jumlah pembayaran tidak memberatkan bagi nasabah. Hal ini dimaksudkan agar pedagang dan pengusaha kecil tersebut terlepas dari para pelepas uang yaitu rentenir dan pengijon yang banyak di pasar. Cara pembayaran ini dilakukan karena pada umumnya pembayaran kredit dari tukang kredit di pasar dilakukan setiap minggunya. Pihak Bank PD BPR Sarimadu juga melakukan pembicaraan mengenai masalah-masalah yang dihadapi oleh nasabah. Pihak Bank PD BPR Sarimadu juga terus memantau dan mengawasi kegiatan usaha nasabah. Pendekatan dilakukan sedini mungkin untuk menghindari tunggakan angsuran kredit para Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 70 nasabah. Tetapi jika ada nasabah yang mengalami masalah dalam pembayaran kredit, pihak Bank akan langsung melakukan pendekatan personal dengan langsung mengunjungi tempat usaha bahkan rumah tempat tinggal nasabah. Setelah diketahui penyebab masalah keterlambatan pembayaran kredit ini, jika ternyata masalah terletak pada usaha yang memang sedang sepi pembeli, maka pihak bank dengan berbagai pertimbangan akan memberikan tambahan modal (injeksi) agar menyelamatkan usaha nasabah tersebut. Pemberian tambahan modal ini tentunya dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan seperti record pembayaran nasabah tersebut sebelumnya. Jika sebelumnya nasabah tersebut tidak pernah bermasalah dalam pembayaran kredit, maka kemungkinan untuk mendapatkan keringanan dalam hal waktu dan tambahan modal akan lebih dipermudah. Isi pesan yang dikomunikasikan pada tahap sosialisasi dan promosi kredit dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Isi pesan pada proses sosialisasi dan promosi kredit di Bank PD BPR Sarimadu Isi Pesan Jenis Kredit Kredit modal Kredit Bakulan kerja umum sistem √ - Kredit modal kerja umum dengan pembayaran yaitu per bulan Kredit bakulan dengan sistem pembayaran perminggu. Persyaratan pengajuan kredit. Keunggulan dan kemudahan yang diberikan Bank PD BPR Sarimadu untuk calon nasabah. Besarnya plafon kredit yang diberikan. Besar suku bunga kredit, dan batas waktu maksimal pembayaran. Sosialisasi dan promosi dilakukan dengan tujuan pemberian kredit guna meningkatkan dan mengembangkan berbagai usaha masyarakat. - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Sumber : Wawancara dengan karyawan Bank PD Sarimadu dan Nasabah (2010) Isi pesan yang dikomunikasikan pada saat penggunaan dan penagihan kredit adalah sama untuk kedua jenis kredit tersebut. Hal yang dibicarakan antara lain dijelaskan dalam Tabel 6. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 71 Tabel 6 Isi pesan pada saat penggunaan dan penagihan kredit di Bank PD BPR Sarimadu Jenis Kredit Kredit modal Kredit Bakulan kerja umum Jalan keluar bersama ketika terjadi keterlambatan √ √ Jumlah angsuran kredit yang harus dibayarkan. √ √ Waktu jatuh tempo pembayaran. √ √ Besarnya tunggakan dan denda kredit ketika terjadi √ √ keterlambatan pembayaran kredit. Isi Pesan Sumber : Wawancara dengan Karyawan Bank PD Sarimadu dan Nasabah (2010) Nasabah yang telah hampir lunas pembayaran kreditnya, pihak Bank PD BPR Sarimadu juga melakukan pendekatan agar nasabah kembali meminjam dan menambah plafon kredit yang diajukan. Pendekatan personal dengan cara membujuk kembali dilakukan. Hanya saja perbedaannya, persyaratan untuk peminjaman kembali akan lebih mudah daripada peminjaman sebelumnya. Selain peminjaman kembali dengan jumlah tetap, nasabah juga diberi kesempatan untuk penambahan plafon pinjaman dari pada peminjaman sebelumnya. Penambahan jumlah plafon kredit ini diharapkan dapat membantu meningkatkan dan mengembangkan kegiatan usaha nasabah. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Kabag Kredit Bank PD BPR Sarimadu berikut ini, “Kita tetap melaksanakan pengawasan, pembinaan, penagihan. Pembinaan itu dalam bentuk yang luas, biasanya kita datangi nasabah itu baik yang berhasil maupun yang tidak berhasil. Yang macet juga kita lakukan pembinaan. Kita tawarkan seperti ini kalau lancar, terus kalau macet bisa kita re schedulling, misalnya mereka mampu cuma lima ratus atau sejuta atau kita perpanjang masa peminjaman, kita injeksi. Kemaren dengan modal segitu belum cukup, kita tambah lagi, berdasarkan analisis kitalah pokoknya.” Aktor yang Berkomunikasi Aktor yang melakukan proses komunikasi pada sosialisasi dan promosi, penggunaan serta penagihan kredit adalah pihak Bank PD BPR Sarimadu, perangkat desa dan calon nasabah serta nasabah. Pihak Bank PD BPR Sarimadu yang melakukan sosialisasi kredit adalah semua karyawan Bank PD BPR Sarimadu, mulai dari bagian kredit sampai pada cleaning service. Sedangkan pada saat penggunaan dan penagihan kredit yaitu administrasi kredit, costumer service, analis dan penagihan kredit. Aktor-aktor ini bisa berperan sebagai pengirim maupun penerima pesan. Aktivitas para aktor ini bervariasi, mulai dari proses Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 72 sosialisasi dan promosi yaitu memberikan informasi yang dilakukan pihak Bank PD BPR Sarimadu ketika proses sosialisasi dan promosi, mencari informasi kredit yang dilakukan oleh calon nasabah sampai pada ketika calon nasabah telah memutuskan menggunakan kredit yang diberikan Bank PD BPR Sarimadu. Tabel 7 menunjukkan aktor-aktor yang berperan dalam aktivitas komunikasi Bank PD BPR Sarimadu. Kriteria khusus dari petugas lapangan adalah jujur, pandai berkomunikasi, dan pekerja keras. Petugas lapangan merupakan orang yang menjadi pelaku utama dalam proses komunikasi yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu. Karena para petugas lapangan ini langsung berhubungan dengan calon nasabah dan nasabah. Sebagai pelaku utama dalam proses komunikasi, komuniktor sangat penting peranannya, terutama dalam mengendalikan jalannya komunikasi. Untuk itu seorang komunikator harus terampil berkomunikasi dan juga kaya ide serta penuh daya kreativitas (Cangara 2004). Jika ada penyelewengan data dan dana dari petugas yang melakukan di lapangan, maka Bank PD BPR Sarimadu akan langsung memberi sanksi tegas kepada karyawan tersebut. Berdasarkan penjelasan SH, kepala bagian kredit Bank PD BPR Sarimadu. “Sanksi bagi karyawan kalau ketauan ada intervensi, harus langsung berhenti. Usahanya gak bagus dibilang bagus oleh analis. Mereka harus langsung berhenti. Pihak penagih juga gitu, gak boleh menahan dana. Harus langsung dikasi pada hari yang sama. Sehari wajarlah, tapi kalau udah dua atau tiga hari itu yang ndak boleh.” Tabel 7 Aktor yang berperan dalam aktivitas komunikasi Bank PD BPR Sarimadu Jenis kredit Aktor Keterangan Kredit modal Kredit bakulan kerja umum Pihak Bank PD Costumer Service (CS) √ √ BPR Sarimadu Administrasi kredit √ √ Analis kredit √ √ Penagihan kredit √ √ Kepala seksi/bagian kredit √ √ Pimpinan Bank PD BPR √ √ Sarimadu Perangkat desa Kepala desa atau sekretaris √ desa dengan mengumpulkan masyarakat di balai desa Calon Nasabah Pedagang / kaki lima √ √ Sumber : Wawancara dengan karyawan Bank PD BPR Sarimadu dan Nasabah (2010) Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 73 Pendidikan pegawai Bank PD BPR Sarimadu adalah sarjana, SMA, SMP dan SD. Karyawan dengan tingkat pendidikan SMP dan SD masing-masing berjumlah satu orang yang merupakan karyawan bagian cleaning service. Walaupun bertugas pada bidang kebersihan, karyawan ini juga boleh melakukan sosialisasi dan promosi kredit Bank PD BPR Sarimadu. Selain pendidikan formal yang ditempuh para karyawan, untuk meningkatkan kemampuan karyawan Bank PD BPR Sarimadu juga mengadakan pendidikan non formal berupa pelatihan baik intern perusahaan maupun ekstern perusahaan. Pendidikan intern pegawai Bank PD BPR Sarimadu yaitu : 1. Sosialisasi Surat Keputusan (SK) Direksi dan aplikasi perbankan 2. Penanganan kredit bermasalah 3. Analisis kredit mikro 4. Service Excellent 5. Akuntansi Bank PD BPR Sarimadu. Pendidikan eksternal bagi pegawai adalah pelatihan gabungan pegawai berbagai bank baik untuk lingkup Provinsi Riau maupun Nasional. Pendidikan ekstern yang pernah diikuti karyawan Bank PDBPR Sarimaduantara lain : 1. Sosialisasi tata kelola operasional bank yang sehat 2. Know Your Consumer (KYC) dan Tindak Pidana Pencucian Uang 3. Hukum jaminan kredit 4. Akuntansi Bank Dasar 5. The Journey of Superior Service 6. Analis kredit Karyawan Bank PD BPR Sarimadu yang bertugas di kantor adalah karyawan perempuan dan untuk di lapangan adalah karyawan laki-laki. Pembagian kerja menurut jenis kelamin ini dengan pertimbangan mobilitas yang tinggi di lapangan dan cocok dilakukan oleh karyawan laki-laki. Karyawan Bank PD BPR Sarimadu berasal dari daerah setempat, sehingga menguasai lokasi dan karakteristik masyarakat yang ada, bahasa setempat dan menunjang kemudahan untuk mengidentifikasi calon nasabah. Jika tidak berasal dari daerah setempat, salah satu persyaratan menjadi pegawai adalah menguasai lokasi daerah di mana Bank PD BPR Sarimadu berdiri. Prinsip kesamaan ini berdasarkan pada prinsip Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 74 dasar dalam komunikasi antar manusia, yaitu prinsip homofilus. Menurut Rogers (2003), homofili adalah derajat dimana sepasang individu atau lebih yang berkomunikasi dengan cara yang sama. Kesamaan ini bisa saja pada atribut tertentu, seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial ekonomi, dan kesukaannya. Perangkat desa berperan dalam proses sosialisasi dan terbatas hanya memberikan informasi tentang calon nasabah potensial bagi Bank PD BPR Sarimadu. Perangkat desa ini adalah kepala desa dan sekretaris desa setempat. Adanya data calon nasabah potensial dari kantor desa ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah Bank PD BPR Sarimadu untuk mendapatkan calon nasabah. Setelah data didapatkan, masyarakat dikumpulkan di balai desa dan pegawai Bank PD BPR Sarimadu akan menjelaskan mengenai pemberian kredit. Nasabah Bank PD BPR Sarimadu umumnya sudah berkeluarga dengan mata pencaharian kebanyakan adalah pedagang. Berdasarkan wawancara dengan nasabah, diketahui bahwa mereka telah mulai meminjam kredit pada Bank PD BPR Sarimadu sejak tahun 2002. Data nasabah yang diwawancarai terlihat pada Tabel 8 dan 9. Pendapat nasabah yang diwawancarai ketika melakukan transaksi di Bank PD BPR Sarimadu mengatakan bahwa persyaratan peminjaman di Bank PD BPR Sarimadu relatif mudah untuk dipenuhi. Dari 29 nasabah yang diwawancarai, 14 orang diantaranya menyatakan pelayanan adalah hal pertama yang menjadi alasan menggunakan kredit, lalu 10 orang menyatakan meminjam di Bank PD BPR Sarimadu karena persyaratan yang mudah dipenuhi dan selanjutnya 5 orang menyatakan karena alasan suku bunga yang rendah. Tabel 8 Data nasabah kredit bakulan yang diwawancarai No 1. 2. 3. Nama Iy AR Er Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan √ √ √ 4. ER √ 5. 6. 7. Ds RC Sm √ √ Umur Pekerjaan 28 43 50 Penjual kue Penjual sayur Pemilik warung Pemilik warung Penjual kue Penjual pulsa Penjual ikan 38 √ 25 24 35 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 75 Tabel 9 Data nasabah modal kerja umum yang diwawancarai No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Nama LH AP Na EP El Df JI Jf Hi Nb SE Sy Zl JH Hi Ra SM Nr Ms Sm Ma MD Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Umur 38 39 41 43 48 29 33 44 45 42 30 49 25 28 32 30 36 42 57 45 47 35 Pekerjaan Pemilik warung Pemilik warung Penjual pakaian Jual motor bekas Bengkel Bengkel Penjual pakaian Pemilik warung Pemilik warung Penjual pakaian Pemilik warung Pemilik warung Gudang kayu Gudang kayu Pemilik warung Pemilik warung Pemilik warung Rumah makan Pemilik warung Rumah makan Rumah makan Pemilik fotokopi Tidak seperti nasabah bank pada umumnya yang menjadikan bunga adalah kriteria utama pengambilan kredit, nasabah Bank PD BPR Sarimadu lebih mengutamakan pelayanan dan persyaratan. Hal ini disebabkan nasabah ingin mendapatkan bantuan modal dengan mudah dengan persyaratan yang tidak menyulitkan. Seperti yang dinyatakan Hi dalam wawancara di Bank PD BPR Sarimadu, “Saya liat pelayanan BPR beda dengan bank lain. Disini seperti keluarga, karyawannya juga pakai bahasa Ocu, jadi gak malu bicara. Mereka juga mau jemput ke rumah kalau saya gak bisa ke sini ngantar angsuran. Kalau persyaratan kredit, sama jugalah dengan bank lain. Jadi gak ada masalah.” Hal senada juga dijelaskan oleh LH, seorang nasabah pemilik warung harian, “Saya ini pedagang barang harian, hanya jualan di kios depan rumah. Jaga warung sekalian ngerjakan kerjaan rumah, ya masak, ngurus Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 76 rumah, ngurus anak. Jadi susah kalau mau keluar rumah. Makanya kalau membayar kredit saya sangat terbantu karena ada yang bisa jemput. Kan kalau di bank lain belum tentu bisa. Makanya saya minjam di sini.” Para nasabah mengatakan bahwa hal tersebut sangat membantu para nasabah dalam berusaha. Karena nasabah kredit bakulan ini sebagian besar adalah pedagang di pasar atau pedagang kaki lima sehingga para nasabah sangat terbantu jika petugas bank yang langsung datang. Tetapi para nasabah dapat menghubungi siapa saja karyawan Bank PD BPR Sarimadu, walaupun karyawan Bank PD BPR Sarimadu yang datang menjemput angsuran tidak selalu orang yang sama. Seperti penjelasan JH, “Kalau ndak sempat ngantar, saya biasanya nelpon atau sms bang yopi. Tapi yang jemput bisa juga bukan bang Yopi.” Walaupun selama ini JH puas dengan pelayanan dari Bank PD BPR Sarimadu, ada juga hal yang membuat JH tidak puas. Hal tersebut diceritakannya sebagai berikut, “Dulu pernah saya sudah telpon ke BPR minta tolong dijemput angsuran ke gudang. Karena saya tidak sempat ngantar sendiri. Tapi udah dua hari gak juga dijemput. Terus saya malah ditelpon bilang angsuran saya sudah jatuh tempo dan kena denda. Ya saya sempat marah lah jadinya.” Bank PD BPR Sarimadu juga membantu nasabah untuk membiasakan diri menabung. Setiap nasabah membayar kreditnya, nasabah juga langsung menabung. Karena pembayaran kredit tersebut digenapkan dan sisa penggenapan tersebut akan dimasukkan ke tabungan nasabah. Sehingga pada akhir pembayaran kredit para nasabah juga akan mempunyai tabungan walaupun dengan jumlah yang cukup kecil. Hal ini sesuai dengan tugas bank perkreditan rakyat yang ditetapkan oleh Bank Indonesia bahwa tugas bank perkreditan rakyat adalah memberikan bantuan kredit kepada pedagang/pengusaha kecil di pasar-pasar dan di desa-desa. Selain itu, bank perkreditan rakyat juga berperan menghimpun dana masyarakat berupa tabungan dan deposito berjangka (Suharto 1985). Frekuensi Berkomunikasi Waktu merupakan elemen yang berperan dalam proses komunikasi. Secara umum tidak ada jadwal yang ditetapkan secara khusus oleh Bank PD BPR Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 77 Sarimadu dalam proses sosialisasi dan promosi. Proses sosialisasi dan promosi dapat terjadi di kantor Bank PD BPR Sarimadu setiap hari melalui costumer service dan karyawan bagian kredit lainnya. Namun demikian, ketika sudah sampai pada saat penggunaan dan penagihan, frekuensi komunikasi telah memiliki jadwal tetap (Tabel 10). Tabel 10 Frekuensi komunikasi pada saat penagihan dan penggunaan kredit yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu Waktu Setiap bulan Setiap minggu Jenis Kredit Keterangan Kredit modal Kredit kerja umum Bakulan Nasabah datang ke Bank PD √ BPR Sarimadu. Ke tempat usaha atau rumah √ nasabah. Ke tempat usaha atau rumah √ nasabah. Sumber : Wawancara dengan Karyawan Bank PD BPR Sarimadu dan Nasabah (2010) Kedua jenis kredit yang diberikan Bank PD BPR Sarimadu memiliki jadwal pembayaran tetap yang berlainan. Frekuensi komunikasi yang dilakukan pada jenis kredit modal kerja umum adalah sekali sebulan dan untuk jenis kredit bakulan dilakukan jadwal tetap dengan frekuensi sekali seminggu seperti yang dijelaskan Kepala bagian kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Untuk kredit modal kerja biasanya rutin setiap bulan waktu mereka mengangsur kreditnya tapi untuk kredit bakulan biasanya tiap minggu kita kunjungi ke pasar atau tempat usaha lain. Pokoknya rutin kita kunjungi supaya kita cepat tau kalau ada masalah. Kita tetap melaksanakan pengawasan, pembinaan, penagihan. Pembinaan itu dalam bentuk yang luas, biasanya kita datangi nasabah itu baik yang berhasil maupun yang tidak berhasil.” Walaupun sudah ada frekuensi berkomunikasi tetap untuk jenis kredit modal kerja umum dan kredit bakulan, nasabah boleh datang atau menelepon ke Bank PD BPR Sarimadu jika ada permasalahan atau hal yang ditanyakan. Nasabah boleh menelepon ke kantor ataupun kepada karyawan yang mereka kenal. Tetapi dalam hal pengambilan kredit ke rumah, yang berkewajiban mengambil tetap petugas lapangan yang bertugas sebagai penagih kredit. Seperti yang dijelaskan Kepala seksi kredit Bank PD BPR Sarimadu, Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 78 “Nasabah boleh menelepon, misalnya mereka minta ditunda beberapa hari. Tapi kita tetap liat ke lapangan, kita liat kondisinya seperti apa. Misalnya mereka bilang tolonglah bulan depan bayarnya, anak saya kecelakaan. Benar atau ndak yang mereka bilang tu. Tapi keterlambatan itu ada dendanya.” Jenis Hubungan Knapp (1984) dan Knapp & Vangelisti (1992) dalam Tubbs dan Moss (2005) menyatakan bahwa hubungan berkembang hingga suatu puncak untuk kemudian menurun lagi, “menuju kebersamaan” (coming together) dan “menuju perpisahan” (coming apart). Pada setiap tahap dalam suatu hubungan, komunikasi memainkan peran yang berbeda. Selama tahap-tahap awal, komunikasi ditujukan untuk mengenal orang lain sehingga keputusan-keputusan mengenai hubungan tersebut dapat dibuat, apakah hubungan tersebut dapat diteruskan dan harus seberapa dekat hubungan tersebut dijalani. Beberapa nasabah yang diwawancarai menjelaskan bahwa sifat kekeluargaan para karyawan bank menjadikan mereka nyaman, bahkan para nasabah menyatakan tertarik untuk mengajak teman atau saudara mereka untuk menabung dan menggunakan kredit Bank PD BPR Sarimadu. Jenis hubungan yang tercipta dalam proses komunikasi ini dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 Jenis hubungan yang tercipta dalam proses komunikasi di Bank PD BPR Sarimadu Jenis hubungan Hubungan formal Hubungan informal Jenis Kredit Kredit modal Kredit kerja umum Bakulan Ketika berlangsung √ sosialisasi dan promosi di balai desa. Ketika penagihan dilakukan √ √ pada nasabah yang terlambat melakukan pembayaran kredit. Ketika sosialisasi dan √ √ promosi di tempat usaha calon nasabah. Keterangan Sumber : Wawancara dengan karyawan dan nasabah Bank PD BPR Sarimadu Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 79 Dari Tabel 11, terlihat bahwa ketika proses sosialisasi dan promosi untuk jenis kredit modal kerja umum adalah hubungan formal dan informal. Hubungan formal terjadi pihak Bank PD BPR Sarimadu mensosialisasi dan promosikan kredit di kantor balai desa. Hubungan informal terjadi ketika pihak Bank PD BPR Sarimadu mendatangi langsung (door to door) ke tempat usaha calon nasabah. Hubungan yang tercipta pada jenis kredit bakulan antara pihak Bank PD BPR Sarimadu adalah hubungan informal dan hubungan interpersonal karena pihak bank langsung mendatangi calon nasabah di pasar dan tempat usaha lainnya. Komunikasi dengan pendekatan hubungan informal dan interpersonal dirasakan lebih efektif digunakan. Taylor et al. (1977) dalam Rakhmat (2005) menyatakan komunikasi interpersonal yang efektif meliputi banyak unsur, tetapi hubungan interpersonal barangkali yang paling penting. Banyak penyebab dari rintangan komunikasi berakibat kecil saja bila ada hubungan baik di antara komunikan. Sebaliknya, pesan yang paling jelas, paling tegas, dan paling cermat tidak akan menghindari kegagalan jika terjadi hubungan yang buruk. Proses sosialisasi dan promosi ini merupakan proses informatif dan persuasif. Proses informatif yaitu Bank PD BPR Sarimadu berusaha memperkenalkan produk-produk khususnya kredit kepada calon nasabah. Dan proses persuasif yaitu dengan berusaha meyakinkan calon nasabah bahwa produk dan jasa yang diberikan Bank PD BPR Sarimadu mempunyai kualitas yang terjamin dan paling cocok dengan calon nasabah, khususnya untuk jasa kredit yang diberikan yang disesuaikan dengan target. Pendekatan yang dilakukan dalam proses sosialisasi dan promosi ini adalah pendekatan personal, bahkan dengan menggunakan bahasa daerah agar calon nasabah kredit bakulan yang merupakan pedagang kecil di pasar-pasar mengerti istilah-istilah yang dijelaskan petugas Bank PD BPR Sarimadu. Tahapan selanjutnya yaitu penggunaan dan penagihan kredit akan terbentuk jenis hubungan kerjasama formal. Hubungan kerjasama ketika nasabah tidak bermasalah dalam pembayaran angsuran kredit. Kerjasama yang terbentuk misalnya ketika nasabah modal kerja umum ini tidak sempat untuk mengantar langsung angsuran kredit mereka ke kantor Bank PD BPR Sarimadu atau ketika Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 80 nasabah meminta penundaan pembayaran angsuran ketika terjadi keterlambatan, seperti yang dijelaskan Kepala bagian kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Kalau untuk yang lancar kita datangi juga, kita tanya-tanya juga masalahnya. Terus kita tawari lagi. Siapa tau dia mau nambah lagi. Kita bilang mungkin bapak bisa tambah lagi ni, bisa ekspansi. Pandaipandai kita lah membujuknya. Nasabah boleh menelepon, misalnya mereka minta ditunda beberapa hari. Jadi ada hubungan kerjasama lah kita dengan nasabah itu. Tapi kita tetap liat ke lapangan, kita liat kondisinya seperti apa. Misalnya mereka bilang tolonglah bulan depan bayarnya, anak saya kecelakaan. Benar atau ndak yang mereka bilang tu. Tapi keterlambatan itu ada dendanya.” Salah satu nasabah JH (pemilik gudang kayu) yang pernah mengalami keterlambatan pembayaran angsuran menjelaskan, “Saya ikut abang yang pernah pinjam. Katanya ndak susah, Cuma lengkapi syarat, terus mereka liat usaha kita. Usaha saya kan gudang kayu, jadi memang perlu modal agak besar. Tapi sekarang, agak susah cari kayu. Kadang ada juga telat bayar angsuran. Tapi selalu koordinasi dengan orang di bank. Saya jelaskan kenapa telat, mereka liat ke tempat saya langsung, cerita-cerita. Makanya saya tetap pinjam di sini. Mereka gak langsung main ambil jaminan aja” Selain melakukan kunjungan rutin serta pengawasan, Bank PD BPR Sarimadu juga melakukan pendekatan dengan masyarakat setempat. Pendekatan ini dilakukan dengan cara pemberian santunan kepada anak yatim di daerah sekitar kantor Bank PD BPR Sarimadu pada bulan Ramadhan setiap tahunnya. Seperti yang diceritakan seorang nasabah Bank PD BPR Sarimadu (Ms) yang juga pernah menjadi sekuriti di Bank PD BPR Sarimadu, “Kalau pada hari lebaran, setau saya ada juga parsel untuk orang tertentu, terus juga ada acara untuk menyantuni anak yatim.” Pendapat tersebut juga dinyatakan oleh Na yang bertempat tinggal dekat dengan kantor Bank PD BPR Sarimadu di Bangkinang, “Biasanya kalau puasa ada acara buka puasa di sarimadu. Undang anak yatim juga. Terus untuk orang2 yang ndak mampu di sekitar bank, ada juga dikasi beras, tepung, gula.” Pemberian bantuan pada saat puasa dan hari raya idul fitri ini dimaksudkan untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar Bank PD BPR Sarimadu. Sesuai dengan pernyataan Rakhmat (2005) dalam psikologi komunikasi, semakin baik hubungan interpersonal, semakin terbuka orang lain dan Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 81 persepsi dirinya, sehingga semakin efektif komunikasi yang berlangsung di antara komunikan. Ikhtisar Bank PD BPR Sarimadu melakukan proses komunikasi berbentuk langsung dan komunikasi tidak langsung dengan menggunakan bantuan media. Komunikasi langsung digunakan dengan pendekatan personal dan komunikasi tidak langsung digunakan sebagai pemberi informasi. Komunikasi langsung terjadi yaitu melalui karyawan Bank PD BPR Sarimadu khususnya bagian kredit. Karyawan Bank PD BPR Sarimadu harus menguasai bahasa daerah setempat dan menggunakan seragam sesuai dengan pakaian daerah yaitu pakaian melayu. Komunikasi tidak langsung digunakan dengan menggunakan media brosur, surat kabar, televisi, radio, telepon dan surat. Pada proses sosialisasi dan promosi, penggunaan dan pengihan kredit yang paling dominan yang menjadi isi pesan yang dikomunikasikan adalah perkenalan jenis-jenis kredit yang ditawarkan Bank PD BPR Sarimadu dan selanjutnya mengenai besarnya angsuran yang harus dibayarkan. Aktor yang berperan pada proses komunikasi adalah pihak Bank PD BPR Sarimadu (costumer service kredit, administrasi kredit, analis kredit, penagihan kredit, kepala bagian kredit dan pimpinan Bank PD BPR Sarimadu), perangkat desa dan calon nasabah serta nasabah Bank PD BPR Sarimadu. Sedangkan untuk frekuensi komunikasi yang dilakukan adalah setiap bulan untuk jenis kredit modal usaha dan setiap minggunya untuk jenis kredit bakulan. Selain waktu yang telah ditetapkan, nasabah juga diperbolehkan langsung menghubungi karyawan Bank PD BPR Sarimadu secara langsung atau melalui telepon jika ada masalah atau ada hal yang harus ditanyakan. Jenis hubungan yang terbentuk adalah hubungan informal dan komunikasi yang formal. Komunikasi informal terjadi ketika proses sosialisasi dan promosi dilakukan Bank PD BPR Sarimadu di tempat usaha calon nasabah. Karyawan Bank PD BPR Sarimadu mendatangi langsung calon nasabah dan berbincang mengenai usahanya. Komunikasi formal terjadi ketika calon nasabah datang ke kantor Bank PD BPR Sarimadu atau ketika calon nasabah berkumpul di balai desa ketika sosialisasi kredit yang dilakukan pegawai Bank PD BPR Sarimadu. Selain itu, komunikasi formal dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi masalah dalam pembayaran angsuran kredit. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 82 Berdasarkan lima tinjauan tersebut, dapat digambarkan pola komunikasi Bank PD BPR Sarimadu dalam hal promosi dan sosialisasi kredit seperti Gambar 14. Komunikasi tidak langsung Komunikasi langsung Bank PD BPR Sarimadu Pesan sosialisasi dan promosi : Persyaratan peminjaman kredit. Sistem pembayaran kredit. Keunggulan dan kemudahan kredit. Besarnya plafon kredit yang diberikan. Besar suku bunga dan batas waktu maksimal pembayaran kredit. f. Tujuan pemberian kredit. a. b. c. d. e. a. b. c. d. Media Brosur dan pamflet Baliho Surat kabar Televisi dan radio Umpan balik Calon nasabah Bank PD BPR Sarimadu Gambar 14 Pola komunikasi Bank PD BPR Sarimadu pada tahap sosialisasi dan promosi Pada saat penggunaan dan penagihan kredit, media yang paling sering digunakan adalah media langsung. Secara sederhana, digambarkan pada Gambar 15. Bank PD BPR Sarimadu (costumer service dan petugas penagihan) Komunikasi tidak langsung Komunikasi langsung Pesan pada tahap penggunaan dan penagihan kredit a. b. c. : Jalan keluar ketika terjadi keterlambatan pembayaran. Informasi jumlah angsuran kredit. Besarnya tunggakan dan denda (jika terjadi keterlambatan) Media : a. b. Surat Telepon Umpan balik Calon nasabah Bank PD BPR Sarimadu Gambar 15 Pola komunikasi Bank PD BPR Sarimadu pada tahap penggunaan dan penagihan kredit Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 83 Komunikasi pada tahap sosialisasi dan penagihan kredit yang dilakukan Bank PD BPR Sarimadu dilakukan oleh costumer service kredit dan petugas penagihan kredit di lapangan. Pada tahap penggunaan dan penagihan, komunikasi langsung lebih sering dilakukan (digambarkan dengan garis tebal). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Pola Komunikasi Efektivitas pola komunikasi ditentukan oleh banyak hal, yaitu faktor lingkungan, karakteristik individu (antara kedua belah pihak, baik nasabah maupun pegawai Bank PD BPR Sarimadu), persepsi masyarakat mengenai lembaga keuangan khususnya lembaga perkreditan mikro di pedesaan khususnya pandangan mengenai Bank PD BPR Sarimadu. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan ikut menentukan bagaimana kecenderungan efektivitas penggunaan pola komunikasi yang dilakukan oleh pihak Bank PD BPR Sarimadu dengan calon nasabah maupun nasabahnya. Setiap manusia hidup di dalam lingkungan yang kompleks. Setiap perilaku khususnya komunikasi menciptakan pola yang khusus pula dengan dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam lingkungannya, yaitu : (1) nilai budaya dan etnis; (2) politik yang ada di pedesaan; (3) kelas dan status sosial; (4) pengaruh dari keluarga dan rumah tangga calon nasabah dan nasabah. Nilai budaya dan etnis Budaya mengacu pada nilai, gagasan, dan simbol-simbol yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai anggota masyarakat (Engel et al. 1992). Kabupaten Kampar dikenal dengan julukan Bumi Sarimadu dan juga sebagai Serambi Mekkah di Provinsi Riau. Hal ini disebabkan masyarakatnya yang sebagian besar beragama Islam (etnis Ocu), demikian juga dengan pakaian yang sehari-hari yang dipakai bernuansa muslim. Kebudayaan Kampar merupakan kebudayaan yang sangat tua, ini ditandai berdiri dengan megahnya sebuah candi Muara Takus, yang menjadi pusat kebudayaan Kerajaan Sriwijaya dahulunya. Kampar sangat identik dengan sebutan Kampar Limo Koto dan dahulunya merupakan bagian dari Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 84 kerajaan Minang Kabau. Limo Koto terdiri dari XIII Koto Kampar, Kuok, Bangkinang, Air Tiris dan Rumbio. Terdapat banyak persukuan yang masih dilestarikan hingga kini. Konsep adat dan tradisi persukuannya sama dengan konsep adat dan persukuan Minang Kabau di Sumatera Barat. Tidak heran bila adat istiadat hingga bahasa sehari-hari warga Limo Koto sangat mirip dengan bahasa Minang Kabau. Bahasa yang dipakai di Limo Koto, yang juga kemudian dikenal sebagai bahasa Kampar adalah bahasa Ocu. Di samping itu, Limo Koto juga memiliki semacam alat musik tradisional Calempong dan Oguong. Tradisi kebudayaan yang sampai saat ini masih dilestarikan salah satunya adalah “mandi balimau bakasai”. Mandi "balimau bakasai" ini adalah mandi membersihkan diri di Sungai Kampar untuk menyambut bulan suci Ramadhan. Selain itu, ada juga tradisi lainnya yaitu "ma'awuo ikan", yaitu acara menangkap ikan secara bersama-sama (ikan larangan) setahun sekali. Acara ini diadakan di Danau Bokuok (Kecamatan Tambang) dan Sungai Subayang Desa Domo (Kecamatan Kampar Kiri hulu). Berbagai keunggulan yang dimiliki oleh Bank PD BPR Sarimadu, yang salah satunya adalah penggunaan bahasa daerah, maka kesulitan komunikasi dalam keseharian aktivitas Bank PD. BPR dapat dihindari. Hal ini dikarenakan setiap karyawan wajib menguasai bahasa daerah setempat. Penguasaan bahasa daerah ini tentunya akan mempermudah nasabah untuk berkomunikasi, sehingga komunikasi yang tercipta akan lebih efektif. Seperti yang dijelaskan SH, Kepala Bagian Kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Peraturan yang dijalankan seluruh karyawan mengacu pada SOP yang telah ditetapkan oleh manajemen. SOP ini wajib diketahui oleh seluruh karyawan tanpa terkecuali. Selain SOP, karyawan juga wajib menguasai daerah kerja dan bahasa setempat. Sebagian besar karyawan memang putra daerah, tetapi walaupun dia bukan putra daerah, dia wajib mengerti bahasa Ocu. Hal ini dimaksudkan mempermudah karyawan berkomunikasi dengan nasabah. Dengan penggunaan bahasa setempat, maka akan terasa lebih akrab sehingga nasabah ataupun calon nasabah tidak membuat jarak dengan kita.” Pemakaian bahasa daerah dalam berkomunikasi dirasakan sangat membantu dalam membentuk hubungan dengan calon nasabah dan nasabah. Pemakaian Bahasa Ocu ini diharapkan dapat mengurangi jarak antara Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 85 pegawai bank dengan nasabah. Hubungan yang akrab, sehingga mempermudah penjelasan-penjelasan mengenai perbankan yang tidak dimengerti nasabah. Pemakaian bahasa yang sama ini juga mempertimbangkan pengaruh homofili dalam berkomunikasi. Hal ini mengacu pada pengiriman informasi diantara orang yang sama dalam kelas sosial, usia, pendidikan, bahasa dan karakteristik demografik lainnya akan mengurangi halangan dalam berkomunikasi. Selain pemakaian bahasa daerah Kampar (Bahasa Ocu), pegawai Bank PD BPR Sarimadu juga menggunakan seragam yang sesuai dengan kebiasaan masyarakat setempat. Setiap hari Jum’at, seluruh karyawan diwajibkan memakai pakaian muslim, bahkan pakaian daerah yaitu pakaian melayu bagi perempuan dan teluk belanga bagi pegawai laki-laki. Pendekatan lain, khususnya dalam hal komunikasi dengan calon nasabah dan nasabah yaitu Bank PD BPR Sarimadu ikut mensponsori suatu acara “Ocu baghandu” yang ditayangkan stasiun tv lokal di Riau. Acara Ocu baghandu yaitu acara yang menampilkan lagu-lagu Ocu (lagu daerah Kampar). Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala bagian kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Salah satu cara kita mengenalkan BPR adalah dengan mengikuti acara TV yaitu Ocu baghandu, yaitu acara yang menampilkan lagulagu Ocu (lagu daerah Kampar). Dengan ikut pada acara itu kami berharap dapat masuk melalui budaya daerah sehingga akan lebih mudah diingat.” Adanya acara Ocu baghandu ini juga direspon positif oleh masyarakat Kampar, khususnya calon nasabah Bank PD BPR Sarimadu, dimana mereka tertarik menggunakan fasilitas kredit seperti yang dikatakan EP (pedagang di pasar air tiris), “Waktu itu saya melihat acara Ocu baghandu, saya liat disponsori BPR ini. Jadi saya coba langsung ke sana, pertama tanya aja dulu. Setelah itu baru saya ceritakan pada suami tentang rencana meminjam di sana. Abang saya juga sudah ada yang pernah pinjam, dia juga cerita-cerita tentang kredit mingguan itu.” Kredit mingguan yang dimaksud nasabah tersebut adalah kredit bakulan yang penagihannya dilakukan setiap minggunya. Pendekatan melalui acara Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 86 kebudayaan setempat ini dirasakan sangat baik untuk membuat Bank PD BPR Sarimadu dikenal masyarakat. Politik yang ada di pedesaan Jauh sebelum reformasi, Kabupaten Kampar selalu dipimpin oleh bupati yang berlatar belakang militer dengan mengabaikan latar belakang sosio kultural semisal putera daerah. Namun dengan digulirkannnya otonomi daerah, kini Kampar memiliki pemimpin yang berasal dari daerahnya sendiri. Politik pedesaan berkaitan dengan pemerintahan, kekuasaan dan musyawarah mufakat di desa. Kondisi di desa menunjukkan bahwa pemerintah desa masih mempunyai otoritas yang besar sekaligus menjadi sumber legitimasi dan mempunyai peranan yang besar di pedesaan. Saat Bank PD BPR Sarimadu masih menjadi Badan Kredit Kecamatan Ujung Batu, peranan Pemerintah Daerah memang sangat terasa besar. Peranan ini yaitu sebagai penjamin modal awal pembentukan Badan Kredit Kecamatan di Bank Pembangunan daerah Riau. Selain itu, kantor Badan Kredit Kecamatan ini juga masih bertempat di Kantor Camat Tandun. Namun setelah Badan Kredit Kecamatan Ujung Batu berubah menjadi Bank PD BPR Sarimadu, peranan politik pemerintah daerah ini diminimalkan. Hal ini dikarenakan Bank PD BPR Sarimadu merupakan lembaga keuangan yang harus mengedepankan independensi dan menghilangkan intervensi dari politik pemerintah. “Kita gak berani mengikutsertakan petugas pemerintahan desa. Kita takut ada praktek calo-calo pula. Kan kasian nasabah nanti. Paling kita minta data mentah aja ke lurah, kades atau ke pengurus di pasar-pasar. Berapa jumlah kios berapa pedagang, nanti baru kita datangi. Ada yang mau minjam ada yang ndak. Pengaruh kepala desa kita kurangi. Intervensi dari pemdapun tidak ada. Karena ini kan lembaga keuangan, jadi harus independen. Kan yang kita usahakan ini uang dari masyarakat, dari tabungan, dari deposito. Jadi kita gak mau diintervensi oleh pihak manapun.” Pernyataan di atas tidak sesuai dengan pernyataan Sriram (2007), yang menyatakan intervensi kebijakan pemerintah dalam kredit sangat diperlukan. Hal ini diharapkan dapat membantu usaha kecil khususnya bidang pertanian untuk mengurangi masalah dalam hal permodalan (Sriram 2007). Tidak Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 87 adanya pengaruh politik di pedesaan ini, pihak Bank PD BPR Sarimadu mengharapkan bahwa dana dari masyarakat khususnya untuk pemberian kredit akan tepat sasaran kepada yang membutuhkan. Walaupun demikian, bukan berarti pemerintah daerah tidak berperan sama sekali. Sesuai dengan hierarki struktur organisasi kelembagaan Bank PD BPR Sarimadu sebagai salah satu perusahaan milik daerah, Bupati kabupaten Kampar adalah sebagai dewan pengawas. Kelas dan Status Sosial Kelas sosial adalah pembagian di dalam masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama. Mereka dibedakan oleh perbedaan status sosial ekonomi yang berjajar dari yang rendah hingga ke tinggi. Untuk calon nasabah dan nasabah Bank PD BPR Sarimadu, kelas sosial yang tampak relatif tidak beragam. Calon nasabah dan nasabah yang meminjam kredit di Bank PD BPR Sarimadu pada umumnya berasal dari kelas menengah ke bawah. Calon nasabah dan nasabah tersebut umumnya adalah pedagang kecil dan menengah bahkan pedagang kaki lima. Pengaruh Keluarga Banyak keputusan dalam keluarga yang diambil berdasarkan kesepakatan bersama. Bagaimana keluarga mengambil keputusan dapat dimengerti dengan lebih baik dengan mempertimbangkan dimensi sosiologis seperti kohesi, kemampuan beradaptasi (adaptability), dan komunikasi (Engel et al. 1992). Kohesi adalah pertalian emosi yang dimiliki para anggota keluarga satu sama lain. Kohesi merupakan ukuran seberapa dekat yang dirasakan oleh para anggota kelaurga terhadap satu sama lain pada tingkat emosi. Kemampuan keluarga dalam beradaptasi adalah kemampuan keluarga untuk mengubah struktur kekuasaannya, hubungan peranan, dan kaidah hubungan sebagai respon terhadap stres dan keadaan situasional. Keterampilan berkomunikasi positif memungkinkan keluarga untuk berbagi satu sama lain kebutuhan dan preferansi mereka. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 88 Pencarian informasi khususnya kredit biasanya dilakukan secara bersama suami-istri. Informasi mengenai kredit ini juga banyak diketahui melalui keluarga lainnya yang sebelumnya sudah lebih dahulu meminjam kredit di Bank PD BPR Sarimadu. Untuk keluarga di Kabupaten Kampar pada umumnya, kedekatan keluarga ini sangat terlihat. Untuk memutuskan pembelian atau penggunaan suatu barang, biasanya diketahui oleh anggota keluarga lainnya. Dari dua puluh sembilan nasabah yang dijumpai, sembilan belas orang diantaranya mengatakan mengetahui informasi dari keluarganya. Dan untuk penggunaan jasa layanan kredit yang diberikan Bank PD BPR Sarimadu sendiri, keputusan diambil wajib diketahui oleh pasangan (jika sudah menikah) dan oleh orang tua (jika belum menikah). Hal ini seperti yang dijelaskan oleh salah satu karyawan bidang kredit (DS) di Bank PD BPR Sarimadu. “Peminjaman kredit harus diketahui oleh suami atau istri bagi yang sudah menikah dan diketahui oleh orang tua bagi yang belum menikah. Karena dalam aplikasi peminjaman kredit dicantumkan keterangan diketahui oleh pihak tersebut. Jaminan yang dipakai boleh jadi atas nama suami atau istri, tapi harus ada kuasanya.” Demikian pula halnya dengan yang dikatakan oleh EP (nasabah Bank PD BPR Sarimadu), “Saya meminjam di sini dengan persetujuan istri saya karena walau bagaimanapun duitnya nanti kan akan digunakan untuk tambahan modal usaha kita dan ini berkaitan dengan keluarga. Terus juga kan nanti ada tandatangan istri juga dibutuhkan.” Karakteristik Individu Faktor personal yang ada dalam diri seseorang atau karakteristik individu menentukan bagaimana pola komunikasi yang digunakan. Jenis kelamin dan pendidikan merupakan karakteristik yang mendominasi dalam hal komunikasi misalnya pencarian informasi mengenai kredit. Pada Bank PD BPR Sarimadu, nasabah perempuan umumnya lebih detail mencari informasi dan lebih mudah berkomunikasi dibandingkan dengan nasabah laki-laki. Menurut penjelasan DS (bagian administrasi kredit Bank PD BPR Sarimadu), walaupun nasabah kredit lebih banyak laki-laki, namun nasabah perempuan lebih rajin berkomunikasi dengan pihak Bank PD BPR Sarimadu. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 89 “Nasabah perempuan biasanya datang ke kantor bukan sekedar membayar angsuran. Mereka rajin nanya tentang keadaan kredit mereka. Terus juga suka cerita tentang usahanya. Mereka juga suka nelpon kalau gak sempat bayar, biasanya minta dijemput. Tapi kalau nasabah laki-laki datang, bayar terus pulang. Kalau ditanya tentang usahanya baru dijawab. Kalau gak ditanya ya udah, gitu aja.” Nasabah yang umumnya berpendidikan rendah adalah nasabah pada jenis kredit mikro bakulan. Karena pada jenis kredit ini pinjaman yang diberikan dalam jumlah kecil dengan maksimal peminjaman dua puluh lima juta rupiah. Sistem penagihannya juga dibuat semudah mungkin untuk mempermudah nasabah. Penagihan dilakukan langsung oleh petugas Bank PD BPR Sarimadu ke tempat usaha nasabah dengan sistem penjemputan mingguan. Seperti penjelasan Kepala bagian kredit Bank PD BPR Sarimadu, “Ada juga yang dijemput langsung, termasuk setorannya. Jenis kredit bakulan, kredit mikro itu. Kan mereka ndak sempat ngantar. Jenis kredit ini dikhususkan untuk pedagang kecil bahkan pedagang kaki lima. Prosedurnya juga mudah. Pinjaman lima ratus ribu juga kita layani.” Pandangan Masyarakat Mengenai Lembaga Perkreditan Sebagian besar dari masyarakat pedesaan hidup sebagai petani dan sebagian lagi hidup sebagai nelayan dan peternak. Pertanian sebagai mata pencaharian yang utama di daerah pedesaan sangat dipengaruhi oleh masalah pertanian, yaitu sangat terbatasnya areal pertanian, terutama di Pulau Jawa dan Bali. Tingkat kelahiran yang tinggi mengakibatkan makin besarnya perkembangan jumlah penduduk di daerah pedesaan, telah mempengaruhi pemilikan lahan pertanian oleh petani. Jumlah petani yang tidak memiliki lahan pertanian juga semakin banyak sehingga terjadilah pengangguran, pengangguran tak kentara, meningkatnya buruh tani, buruh musiman dan sebagainya. Hal ini mendorong timbulnya urbanisasi yang menciptakan berbagai masalah tersendiri bagi kota terutama kota besar (Suharto 1985). Pemecahan masalah ini selain dengan transmigrasi dan industrialisasi, perlu pula diadakan pembangunan masyarakat desa, untuk memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan tersebut. Banyak industri kecil dan usaha kerajinan dapat didirikan di daerah pedesaan untuk menyerap kelebihan tenaga kerja baik usaha kerajinan maupun usaha jasa Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 90 seperti jasa angkutan, perbengkelan, perdagangan dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan kegiatan ini tentunya perlu adanya lembaga keuangan atau bank yang menunjang pembangunan perekonomian masyarakat tersebut. Lembaga keuangan atau bank itu dapat pula menampung dan menghimpun tabungan masyarakat pedesaan yang penghasilannya bertambah karena pembangunan di daerah pedesaan tersebut. Dalam hal ini, bank perkreditan rakyat diharapkan peranannya dalam pembangunan perekonomian pedesaan. Usaha kecil sangat dominan dibandingkan dengan kelompok skala usaha lainnya. Di samping itu, peran usaha kecil dalam menyerap tenaga kerja relatif besar. Sehingga pengembangan usaha merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun selama ini, pengusaha kecil tersebut mengalami kendala mengakses lembaga keuangan khususnya dalam hal perkreditan. Kendala akses ini dalam hal terbatasnya informasi dan juga permasalahan dalam hal agunan (jaminan). Keterbatasan tersebut membuat pengusaha kecil memandang lembaga keuangan seperti bank hanya untuk kalangan tertentu saja, hanya bagi mereka yang memiliki jaminan. Karena itulah, lembaga keuangan non formal menjadi alternatif bagi mereka untuk meminjam. Lembaga pembiayaan non formal yang biasa diakses terbesar adalah keluarga, tetangga, atau teman. Prosedur dan persyaratan peminjaman umumnya relatif sangat cepat dan sederhana, sesuai dengan kemampuan. Sesuai wawancara dengan Iy (pedagang kue keliling), “Awalnya saya takut minjam di bank, ndak punya jaminan. Lagipula malu dengan penampilan kayak gini ke Bank. Mereka mana percaya dengan orang macam saya. Jadi saya minjam ke tukang kredit yang biasa keliling di pasar aja. Ndak pake jaminan segala.” Ibu Iy yang awalnya takut meminjam di bank berubah pikiran karena pendekatan yang dilakukan oleh pihak Bank PD BPR Sarimadu. Petugas lapangan Bank PD BPR Sarimadu langsung mendatangi Ibu NH, berbicara dengan bahasa Ocu sehingga tercipta hubungan interpersonal yang baik antara kedua pihak. Selain mendatangi ke tempat usaha calon nasabah, pendekatan yang dilakukan adalah dengan cara penambahan jumlah kantor cabang dan kantor kas. Pada Desember tahun 2005, Bank PD BPR Sarimadu membuka cabang di Pekanbaru. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 91 Pada bulan April 2009 resmi dibuka kantor Bank PD BPR Sarimadu di Pasar Flamboyan Kecamatan Tapung. Selain penambahan kantor kas dan kantor cabang, Bank PD BPR Sarimadu juga berusaha meningkatkan layanan dengan sistem jemput bola. Yaitu pihak Bank PD BPR Sarimadu yang langsung datang ke nasabah untuk menjemput angsuran tiap minggunya (untuk kredit bakulan) dan juga untuk kredit modal kerja. “Kita bawa produk, kita jelaskan keuntungannya. Bunganya segini, cara pembayarannya gini. Ada juga yang dijemput langsung, termasuk setorannya. Jenis kredit bakulan, kredit mikro itu. Kan mereka ndak sempat ngantar. Tapi jenis kredit yang lain boleh juga dijemput. Kan analis ke lapangan, jadi mereka boleh minta dijemput.” Hubungan Pola Komunikasi dengan Tingkat Pengembalian Kredit Bank PD BPR Sarimadu Komunikasi yang berkelanjutan dapat berpengaruh positif bagi perkembangan Bank PD BPR Sarimadu. Berkelanjutannya komunikasi yang dilakukan dengan pola tertentu akan memberikan pengaruh khususnya terhadap kelancaran pengembalian kredit pada Bank PD BPR Sarimadu. Komunikasi berkelanjutan dilakukan dengan rutinnya pihak Bank PD BPR Sarimadu mendatangi nasabah melalui pembinaan dan pengawasan. Pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bank PD BPR Sarimadu dapat mencegah masalah-masalah dalam tingkat pengembalian kredit. Rutinnya komunikasi yang dilakukan ini dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi nasabah sehingga dapat cepat dicarikan solusinya. Adanya pola komunikasi interaksional, maka nasabah diberikan kesempatan lebih untuk terus mencari informasi dan berkomunikasi dengan pihak Bank PD BPR Sarimadu. Pengawasan kredit dapat dilakukan oleh karyawan kredit di lapangan yaitu analis kredit dan penagihan kredit atau atasan dari petugas tersebut yaitu oleh kepala bagian dan kepala seksi kredit serta pimpinan Bank PD BPR Sarimadu langsung. Pengawasan kredit bertujuan untuk memastikan pengelolaan, penjagaan dan pengawasan kredit sebagai asset/kekayaan bank telah dilakukan dengan baik sehingga tidak menimbulkan resiko kredit yang diakibatkan penyimpangan baik oleh nasabah maupun oleh intern bank. Sedangkan objek pengawasan mencakup Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 92 semua karyawan Bank PD BPR Sarimadu yang terkait dengan bidang perkreditan dan semua jenis fasilitas kredit yang diberikan termasuk kredit kepada pihakpihak yang terkait dengan bank. Kemudian pengawasan kredit dilakukan secara berkesinambungan sejak permohonan kredit sampai dengan pelunasan atau penyelesaian kredit. Upaya pembinaan yang berkesinambungan dilakukan sejak pencairan kredit sampai dengan kredit dibayar lunas termasuk pemecahan masalahnya dan dilakukan karyawan kredit yang berwenang terhadap fasilitas kredit yang menyangkut penilaian perkembangan usaha nasabah, penggunaan kredit maupun perlindungan kepentingan bank, baik yang dilakukan secara administratif maupun di lapangan. Pola komunikasi yang diterapkan Bank PD BPR Sarimadu dilakukan dengan pendekatan pola hubungan persuasif. Seperti penjelasan kepala bagian Bank PD BPR Sarimadu, “Kalau untuk yang lancar kita datangi juga, kita tanya-tanya juga masalahnya. Terus kita tawari lagi. Siapa tau dia mau nambah lagi. Kita bilang mungkin bapak bisa tambah lagi ni, bisa ekspansi. Pandaipandai kita lah membujuknya. Pokoknya waktu kita bicara, kita ajak terus supaya dia mau tetap minjam walaupun udah lunas. Untuk yang baru kita jelaskan keuntungan-keuntungan yang bisa mereka dapat.” Komunikasi rutin dilakukan Bank PD BPR Sarimadu setiap bulan (kredit modal kerja umum) dan setiap minggu (kredit bakulan). Rutinnya kunjungan ini dilakukan agar pihak bank cepat mengetahui permasalahan yang dialami nasabah, sehingga dapat dicari jalan keluar bersama dan nasabah dapat lancar mengembalikan pinjaman. Kelancaran pengembalian kredit dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pemberian kredit dan menurunnya tingkat tunggakan kredit para nasabah di Bank PD BPR Sarimadu pada Tabel 12. Dari Tabel 12, tampak bahwa pembayaran angsuran kredit mengalami kelancaran yaitu tunggakan kredit fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik adalah Rp. 0. Kelancaran ini menurut pihak Bank PD BPR Sarimadu karena adanya kunjungan rutin, pengawasan dan komunikasi yang berkelanjutan dengan mendatangi tempat usaha nasabah. Meskipun kelancaran ini tidak mutlak hanya dipengaruhi oleh komunikasi. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 93 Tabel 12 Jumlah nominal kredit yang disalurkan Bank PD BPR Sarimadu Kredit yang diberikan Pihak terkait Pihak tidak terkait III Rp. 424.252.000 Rp. 126.476.997.000 Posisi pada Triwulan 2008 Triwulan 2009 Triwulan 2009 Triwulan 2010 Tunggakan kredit Rp. 117.000.000 I Rp. 533.297.000 Rp. 132.461.250.000 Rp. 0 III Rp. 702.602.000 Rp. 141.676.273.000 Rp. 0 I Rp. 651.816.000 Rp. 140.156.302.000 Rp. 0 Sumber : Bank PD BPR Sarimadu (2009; 2010b) Selain jumlah kredit yang disalurkan, perkembangan tingkat kelancaran pengembalian kredit di Bank PD BPR Sarimadu juga dapat dilihat dari jumlah rekening kredit yang disalurkan dan dibayarkan seperti Tabel 13. Penyaluran dan pengembalian kredit wirausaha di kantor pusat Bangkinang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Penyaluran dan pengembalian kredit modal kerja umum dan kredit bakulan pada kantor pusat Bangkinang No. Tahun 1. 2. 3. 4. 5. 2005 2006 2007 2008 2009 Kredit modal kerja umum Jumlah Jumlah rekening yang rekening yang disalurkan diterima 881 10.195 503 18.508 330 15.457 319 13.582 215 11.422 Kredit bakulan Jumlah Jumlah rekening yang rekening yang disalurkan diterima 186 5.119 135 7.208 164 6.364 398 12.743 430 12.943 Sumber : Bank PD BPR Sarimadu (2010c) Keterangan : 1. Jumlah rekening kredit yang disalurkan adalah jumlah rekening kredit yang baru disalurkan setiap tahunnya. 2. Jumlah kredit yang diterima adalah jumlah pengembalian kredit setiap bulannya, jadi jumlah ini adalah jumlah pengembalian kredit untuk setiap tahunnya. Pengembalian kredit dilakukan dilakukan dua belas kali atau kurang setiap tahunnya. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 94 Penyaluran dan Pengembalian Kredit Cabang Ujungbatu Penyaluran kredit pada cabang Ujung Batu lebih banyak dibandingkan kantor cabang lainnya. Cabang Ujung Batu merupakan kantor pertama awal berdirinya Bank PD BPR Sarimadu. Namun ketika di Kabupaten Kampar terjadi pemekaran wilayah, Ujung Batu masuk ke kabupaten pemekaran yaitu Kabupaten Rokan Hulu. Penyaluran dan pengembalian kredit wirausaha di kantor cabang Ujungbatu dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14 Penyaluran dan pengembalian kredit modal kerja umum dan kredit bakulan pada kantor cabang Ujungbatu No. Tahun 1. 2. 3. 4. 5. 2005 2006 2007 2008 2009 Kredit modal kerja umum Jumlah Jumlah rekening rekening yang yang disalurkan diterima 770 6.193 572 12.221 324 12.077 317 11.028 414 11.024 Kredit bakulan Jumlah Jumlah rekening yang rekening yang diterima disalurkan 932 18.377 598 19.356 403 11.436 506 15.167 782 18.953 Sumber : Bank PD BPR Sarimadu (2010c) Keterangan : 1. Jumlah rekening kredit yang disalurkan adalah jumlah rekening kredit yang baru disalurkan setiap tahunnya. 2. Jumlah kredit yang diterima adalah jumlah pengembalian kredit setiap bulannya, jadi jumlah ini adalah jumlah pengembalian kredit untuk setiap tahunnya. Pengembalian kredit dilakukan dilakukan dua belas kali atau kurang setiap tahunnya. Penyaluran dan pengembalian Kredit Per Produk Cabang Pekanbaru Kantor cabang Pekanbaru merupakan kantor cabang yang paling baru. Kantor cabang Pekanbaru didirikan dan mulai beroperasi pada tahun 2005. Penyaluran dan pengembalian kredit wirausaha di kantor cabang Pekanbaru dapat dilihat pada Tabel 15. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 95 Tabel 15 Penyaluran dan pengembalian kredit modal kerja umum dan kredit bakulan pada kantor cabang Pekanbaru No. Tahun 1. 2. 3. 4. 5. 2005 2006 2007 2008 2009 Kredit modal kerja umum Jumlah Jumlah rekening yang rekening yang diterima disalurkan 8 8 159 2.182 131 3.151 154 4.188 116 3.881 Kredit bakulan Jumlah Jumlah rekening yang rekening yang diterima disalurkan 0 0 4 51 95 2.120 294 10.037 425 14.154 Sumber : Bank PD BPR Sarimadu (2010c) Keterangan : 1. Jumlah rekening kredit yang disalurkan adalah jumlah rekening kredit yang baru disalurkan setiap tahunnya. 2. Jumlah kredit yang diterima adalah jumlah pengembalian kredit setiap bulannya, jadi jumlah ini adalah jumlah pengembalian kredit untuk setiap tahunnya. Pengembalian kredit dilakukan dilakukan dua belas kali atau kurang setiap tahunnya. Berdasarkan Tabel 15 tampak bahwa pada awal berdirinya Bank PD BPR Sarimadu di Pekanbaru hanya memberikan satu jenis kredit yaitu kredit modal kerja umum. Pada tahun pertama berdiri, jumlah rekening yang disalurkan hanya berjumlah 8 (delapan) rekening dan sama dengan jumlah rekening yang diterima. Artinya, pada tahun pertama tidak terjadi tunggakan pembayaran kredit. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 96 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 97 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Pola komunikasi Bank PD BPR Sarimadu ditinjau dari lima komponen, yaitu melalui bentuk komunikasi yang dilakukan, isi pesan, aktor yang melakukan komunikasi, frekuensi berkomunikasi dan terakhir dari jenis hubungan yang dilakukan. a. Bentuk komunikasi yang dilakukan yaitu komunikasi langsung pada tahap persuasi, penagihan kredit dan tidak langsung ketika awal sosialisasi dan memperkenalkan produk baru Bank PD BPR Sarimadu. Komunikasi dilakukan dengan tatap muka (langsung) dan komunikasi tidak langsung dengan menggunakan media seperti iklan surat kabar, radio, televisi, brosur dan baliho. b. Isi pesan yang disampaikan yaitu informasi mengenai pemberian kredit pada proses sosialisasi dan promosi dan sikap tegas bank ketika terjadi tunggakan pembayaran kredit. c. Aktor yang melakukan komunikasi adalah pihak Bank PD BPR Sarimadu, perangkat desa ketika tahap awal sosialisasi perkreditan dan calon nasabah serta nasabah Bank PD BPR Sarimadu. d. Frekuensi komunikasi dilakukan seminggu sekali untuk jenis kredit bakulan dan sekali sebulan untuk jenis kredit modal kerja umum. Walaupun demikian, nasabah bisa datang kapan saja ke kantor Bank PD BPR Sarimadu atau menghubungi karyawan bank untuk membicarakan permasalahan kredit yang mereka hadapi. e. Jenis hubungan yang terjadi ketika proses komunikasi terjadi adalah hubungan formal dan hubungan informal. Hubungan informal dan interpersonal dianggap lebih efektif dalam komunikasi antara pihak Bank PD BPR Sarimadu dengan calon nasabah dan nasabahnya. Pola komunikasi ini tidak hanya terjadi di kantor pusat Bank PD BPR Sarimadu tetapi juga berlaku untuk semua kantor cabang dan kantor kas Bank PD BPR Sarimadu. Komunikasi yang dilakukan oleh pihak Bank PD BPR Sarimadu dengan nasabah selain dengan bahasa Indonesia, juga dengan menggunakan Bahasa Ocu. Hal ini dilakukan untuk Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 98 mempermudah komunikasi dengan nasabah dan agar terciptanya hubungan yang santai dan kekeluargaan. 2. Pola komunikasi tidak berdiri sendiri sebagai penentu keberhasilan penyaluran dan pengembalian kredit. Komunikasi rutin dilakukan, maka akan cepat diketahui apabila ada permasalahan dalam penyaluran dan pengembalian kredit di Bank PD BPR Sarimadu. Komunikasi berkelanjutan dilakukan melalui kunjungan rutin, pengawasan dan pembinaan dapat mendukung kelancaran pembayaran kredit pada Bank PD BPR Sarimadu dan dapat mencegah masalah-masalah dalam tingkat pengembalian kredit. Informasi mengenai kredit di Bank PD BPR Sarimadu tidak hanya didapatkan calon nasabah dari sosialisasi yang dilakukan pihak Bank PD BPR Sarimadu secara langsung ataupun melalui iklan, tetapi juga informasi dari keluarga dan teman calon nasabah yang telah meminjam kredit di Bank PD BPR Sarimadu. Mensponsori acara Ocu Baghandu merupakan cara Bank PD BPR Sarimadu untuk sosialisasi dan promosi melalui pendekatan budaya. Kunjungan rutin ini membuat pembayaran angsuran kredit mengalami kelancaran yaitu tunggakan kredit fasilitas kredit kepada nasabah yang belum ditarik adalah Rp. 0 pada tahun 2009 sampai sekarang. Saran 1. Bank PD BPR Sarimadu hendaknya mempertahankan pendekatan interpersonal dan sosialisasi dan promosi untuk mengubah persepsi masyarakat tentang sulitnya peminjaman kredit pada lembaga keuangan formal. Pemakaian bahasa daerah (Bahasa Ocu) harus dipertahankan karena dengan pemakaian bahasa ini, hambatan dan rintangan komunikasi dapat dikurangi. Selain pemakaian bahasa daerah, pakaian melayu yang digunakan sebagai seragam juga menarik perhatian calon nasabah karena dengan demikian, maka rasa memiliki Bank PD BPR Sarimadu sebagai perusahaan daerah Kampar akan semakin meningkat. Untuk meningkatkan jumlah penyaluran kredit dan meminimalkan tunggakan pemakaian kredit perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan secara terus menerus. Bank PD BPR Sarimadu sebaiknya bekerjasama dengan dinas terkait atau stakeholder untuk memberikan penyuluhan sehingga meningkatkan usaha ekonomi masyarakat. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 99 2. Untuk penelitian berikutnya, dapat dilakukan penelitian yang lebih dalam lagi misalnya mengenai dampak langsung pemakaian bahasa daerah bagi kelancaran dan pemanfaatan kredit perbankan dan juga dapat dilakukan penelitian kuantitatif mengenai pengaruh pola komunikasi untuk kelancaran pembayaran kredit. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 100 Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 101 DAFTAR PUSTAKA Alma, B. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Penerbit Alfabeta. Ardianto, E. 2009. Public Relations Praktis. Bandung: Widya Padjajaran. Arif, R. 2004. Pola Komunikasi Pengelola Taman Nasional dalam Meningkatkan Kesadaran Konservasi Pengunjung (Kasus di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango) [Tesis]. Bogor : Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Badan Pusat Statistik. 2008. Kampar dalam Angka 2008. Bangkinang: BPS Kampar. Bank PD BPR Sarimadu. 2009. Komitmen dan Kontijensi Bank PD BPR Sarimadu Periode Triwulan I 2009. Bangkinang: Bank PD BPR Sarimadu. _____. 2010a. Profil Bank PD BPR Sarimadu. Bangkinang: Bank PD BPR Sarimadu. _____. 2010b. Komitmen dan Kontijensi Bank PD BPR Sarimadu Periode Triwulan I 2010. Bangkinang: Bank PD BPR Sarimadu. _____. 2010c. Rekap Penyaluran Kredit per produk Bank PD BPR Sarimadu (dicetak tanggal 16 Februari 2010). Bangkinang: Bank PD BPR Sarimadu. Berlo. 1960. The Process of Communication Introduction to Theory and Practice. New York: Holt, Rinehart and Winston. Bintarti, A. 2003. Pola Perilaku Komunikasi dan Prestasi Belajar Mahasiswa Universitas Terbuka di Unit Program Belajar Jarak Jauh Bogor [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bungin, B. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Grup. Cangara, H. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. DeVito, JA. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Agus, M, penerjemah. Jakarta: Professional Books. Effendy, OU. 2007. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti. Engel, JF. Blackwell, RD, Miniard, PW. 1992. Consumer Behavior. Chicago: The Dryden Press. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 102 Fawcett, AE. 1993. Integrated Marketing Marketers Convinced Its Time Has Arrived. Advertising Age. Goldberg. AA., Larson. CE. 1985. Komunikasi Kelompok. Jakarta: UI Press. Griffin, EM. 2003. A First Look at Communication Theory. McGrraw-Hill Companies. New York: Hadi, AP. 2001. Hubungan antara Komunikasi Publik Perusahaan dan Sikap Komunitas Setempat : Kasus pertambangan emas Batu hijau di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Harahap, MA. 2002. Faktor yang Mempengaruhi Pola Pelaksanaan Penyaluran Kredit Ketahanan Pangan di Pedesaan [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Jufri, Y. 2009. Pola Komunikasi Sosial Masyarakat Islam dan Kristen di kelurahan Labuh baru Timur Kota Pekanbaru. www.Scribd.com. Karim, L. 2008. Demystifying Micro Credit, The Grameen Bank, NGOs, and Neoliberalism in Bangladesh. Cultural Dynamics 20 (1):5-29. http://cdy.sagepub.com. Diakses tanggal 13 Oktober 2009. Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Kennedy, JE., Soemanagara. RD. 2006. Marketing Communication. Jakarta: PT. Buana Ilmu Populer Kelompok Gramedia. Koesoemawardani, N. 2003. Peran Komunikasi dalam Kelembagaan Lumbung untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Masyarakat [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Kotler, P, Swee HA, Siew ML, Chin TT. 2005. Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia. Littlejohn, SW, Foss, KA. 2009. Teori Komunikasi; Theories of Human Communication Eighth Edition. Mohammad YH, penerjemah. Jakarta: Salemba Humanika. Masmuh, A. 2008. Komunikasi Organisasi, Teori dan Praktek. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang Press. Miles, MB., Huberman, AM. 2007. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 103 Morissan. 2007. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Ramdina Prakarsa. Muhammad, A. 1995. Komunikasi Organisasi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Nurmanaf, AR, Hastuti EL, Ashari, Friyatno S dan Wiryono B. 2006. Analisis Sistem Pembiayaan Mikro dalam Mendukung Usaha Pertanian di Pedesaan. Laporan Penelitian. Pusat Analisis Sosek dan kebijakan Pertanian. Departemen Pertanian. Pitt, MM, Khandker, SR, Cartwright, J. 2006. Empowering Women with Micro Finance : Evidence from Bangladesh. Economic Development and Cultural Change: 791-831. Rakhmat, J. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Retnowati, Y. 2007. Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal dalam Membentuk Kemandirian Anak (Kasus di Kota Yogyakarta) [Tesis]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Rogers, EM., Rogers, RA. 1976. Communication in Organization. New York: The Free Press. _________, Kincaid, DL. 1981. Communication Networks Toward a New Paradigm for Research. New York: The Free Press. _________. 2003. Diffusion of Innovations Fifth Edition. New York: The Free Press. Sereno, KK., Bodaken, EM. 1975. Trans-Per Understanding Communication. Boston: Houghton Mifflin Company. Human Sihaloho, H. 2004. Pemberdayaan Pengusaha Kecil Melalui Bantuan Kredit dan Pendampingan (Kasus Peserta Proyek P4K di Kabupateten Bogor. [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sriram, MS. 2007. Productivity of Rural Credit : A Review of Issues and Some Recent Literature. International Journal of Rural Management, 3(2), 2007:245-268. http://irm.sagepub.com. Diakses tanggal 13 Oktober 2009. Suciwati. 2000. Peranan Lembaga Perkreditan terhadap Peningkatan Usaha Masyarakat Pedesaan di Kabupaten Tabanan Bali (Studi Kasus BPR dan LPD di Kecamatan Kediri) [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/ 104 Suharto, P. 1985. Mengenal Bank Perkreditan Rakyat Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia. Supriadi, H. 2003. Analisis Pengaruh Pemberian Kredit terhadap Kinerja Debitur Mikro : Kasus pada ULM ABC, PT. Bank XYZ di Jakarta [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Syukur, M. 2002. Analisis Keberlanjutan dan Perilaku Ekonomi Peserta Skim Kredit Rumah Tangga Miskin [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Tubbs, SL., Moss, S. 2005. Human Communication; Prinsip-prinsip dasar. Deddy M, Gembirasari, penerjemah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Undang-undang RI Nomor 14 tahun 1967, tentang pokok-pokok perbankan. Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998, tentang perbankan, tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 07 Tahun 1992 Tentang Perbankan Indonesia. West, R., Turner LH. 2008. Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi. Ed. 3. Maria NDM, penerjemah. Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Windarti, H. 2000. Kajian Pengaruh Jaringan Komunikasi dalam Penerapan Inovasi Kredit Pola Grameen Bank terhadapPeningkatan Pendapatan Anggota (Kasus Skim Kredit Karya Usaha Mandiri Kabupaten Bogor) [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Zulkarnain. 2005. “Pemahaman tentang Ekonomi Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan”, Riau Mandiri. 27 Desember 2005. Zuprianto. 2009. BPR Sarimadu Kampar Tumbuh Pesat. www.riaubisnis.com. Diakses tanggal 03 Desember 2009. Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: http://www.software602.com/