POKJA AMPL Kota Bandar Lampung

advertisement
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
BAB 3
PROFIL SANITASI WILAYAH
3.1.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas
dasar kesadaran sebagai hasil dari pembelajaran yang menjadikan seseorang dapat menolong diri sendiri
di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya.
Adapun Bidang PHBS yaitu :
a. Bidang kebersihan perorangan, seperti cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun, mandi
minimal 2x/hari, dan lain-lain.
b. Bidang Gizi, seperti makan buah dan sayur tiap hari, mengkonsumsi garam beryodium, menimbang
berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) setiap bulan, dan lain-lain.
c. Bidang Kesling, seperti membuang sampah pada tempatnya, menggunakan jamban, memberantas
jentik, dan lain-lain.
Pengembangan PHBS Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya
menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga dimensi ekonomi, yaitu
hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan
strategi yang bersifat paripurna (komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan
Nasional Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan PHBS yaitu :
a.
Gerakan Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah
dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude),
dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek practice).
b.
Binasuasana
Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang mendorong individu anggota
masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk
mau melakukan sesuatu apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah, orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama, dan lain-lain, dan bahkan
masyarakat umum) menyetujui atau mendukung perilaku tersebut.
c. Advokasi
3-1
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan
dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh
masyarakat formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan dan
penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh masyarakat informal seperti tokoh
agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain yang umumnya dapat berperan sebagai penentu ”kebijakan”
(tidak tertulis) dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu disadari
bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi jarang diperoleh dalam waktu
singkat.
3.1.1. TATANAN RUMAH TANGGA
PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan
mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di
masyarakat. PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat1. Rumah Tangga
Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 10 (sepuluh) PHBS di Rumah Tangga yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi ASI ekslusif
3. Menimbang bayi dan balita
4. Menggunakan air bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan buah dan sayur setiap hari
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
3.1.2. TATANAN SEKOLAH
Penerapan PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang
sering menyerang anak usia sekolah (6 – 10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS.
PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan
masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara
mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam
1
Sumber referensi : Buku Saku Rumah Tangga Sehat dengan PHBS, Pusat Promosi Kesehatan, Depkes RI, Jakarta, 2007, hal.2
3-2
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha
Kesehatan Sekolah
Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota keluarga institusi pendidikan dan
terbagi dalam :
a. Sasaran Primer adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah perilakunya
atau murid dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam institusi pendidikan yang
bermasalah).
b. Sasaran Sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi pendidikan
yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua murid, kader kesehatan sekolah,
tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK.
c. Sasaran Tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam
menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan
PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepala desa, lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas,
guru, tokoh masyarakat dan orang tua murid
Manfaat PHBS di sekolah di antaranya :
a. Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga peserta didik, guru, dan masyarakat
lingkungan sekolah terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit.
b. Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi belajar peserta
didik
c. Citra sekolah sebagai institusi pendidikan semakin meningkat sehingga mampu menarik minat
orang tua (masyarakat)
d. Meningkatnya citra pemerintah daerah di bidang pendidikan
e. Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain.
Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di sekolah yaitu :
1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
2. Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah
3. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
4. Olahraga yang teratur dan terukur
5. Memberantas jentik nyamuk
6. Tidak merokok di sekolah
7. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
8. Membuang sampah pada tempatnya
3-3
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Tabel 3.1 Rekapitulasi Kondisi Fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren
Jumla
Juml
h
ah
Siswa
Guru
Fas.
SUMBER AIR BERSIH
Persed
Jumlah Toilet/
Jumlah Tempat
Cuci
WC
Kencing
Tang
PDAM
SPT
Membersihkan Toilet
Sabun
an
Nama Sekolah
Siapa Yang
iaan
SGL
Sisw
Guru
Pesu
a
L
P
L
P
S
K
T
S
K
T
S
K
T
GURU
L
P
GURU
L
P
Y
T
Y
ruh
T
L
P
L
P
keterangan: data tidak tersedia
Tabel.3.2 Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah
Apakah Pengetahuan ttg Higiene dan
sanitasi diberikan
Apakah ada
dana untuk air
Tempat
Cara pengelolaan sampah
buangan air
bersih
kotor
Kapan
Nama sekolah
Ya, saat
pertemuan/pen
yuluhan
tertentu
Ya, saat
mata
pelajaran
penjas di
Tidak
pernah
Ya
Tida
k
Dikumpulkan
Dipisahkan
Dibuat
Dari
kompos
toilet
Dari
Kondisi
septik
higiene
dikosongan
sekolah
kamar
mandi
kelas
keterangan: data tidak tersedia
3.2.
PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK
3.2.1. KELEMBAGAAN
Pengelolaan Draenase Lingkungan yang ada di Kabupaten Bulungan dikelola oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan, namun untuk perencanaan dan pembangunan prasarana ini dilaksanakan oleh Dinas
Pekerjaan Umum. Selain itu juga ada pihak swasta yang terlibat juga dalam pengelolaan air limbah
berupa penyedotan lumpur tinja. Dan untuk pengelolaan sarana MCK++ dikelola langsung oleh
masyarakat. Adapun matriks keterlibatan ketiga pihak ini dalam pengelolaan air limbah dapat dilihat pada
tabel berikut.
3-4
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Tabel 3.3: Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Draenase
Lingkungan
FUNGSI
PERENCANAAN

Menyusun target pengelolaan Air Limbah skala kota

Menyusun rencana program Air Limbah domestic dalam rangka
pencapaian target
PENGADAAN SARANA
PEMANGKU KEPENTINGAN
PEMERINTAH
KOTA
SWASTA
MASYARAKAT
_
_
_
_
_
_

Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestic
_
_
_

Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (tanki septic)
_
_
_

Menyediakan sarana Pengangkutan dar I tanki septic ke IPLT (truk Tinja)
_
_
_

Membangun Jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke
IPAL (pipa kolektor)
Membangin Sarana IPLT dan atau IPAl
_
_
_
_
_
_

PENGELOLAAN

Menyediakan Layanan penyedotan lumpur Tinja
_
_
_

Mengelola IPLT Dana Atau IPAL
_
_
_

Melakukan penarikan retribusi penyedotan Lumpur tinja
_
_
_
Memberikan izin usaha pengelolaan Draenase Lingkungan dan atau
penyedotan air limbah domestic

Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tanki
septic, dan saluran draenase lingkungan)dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_

_
_
_

_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_



Mengatur prosedur penyediaan layanan Draenase Lingkungan
(pengangkutan, personil, peralatan, dll.)
Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan dalam hal pengelolaan
air limbah domestic
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah
domestic
MONITORING DAN EVALUASI
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pencapaian target
pengelolaan Draenase Lingkungan skala kab/kota

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastuktur
sarana pengelolaan air limbah domestic

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektifitas layanan
Draenase Lingkungan dan dan atau merancang serta mengelola keluhan
atau layanan air limbah domestic

Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah
domestic
keterangan: data tidak tersedia
3-5
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Tabel 3.4: Peta Peraturan Air Limbah Domestik Lingkungan Kabupaten Bulungan
Peraturan
Ketersediaan
Pelaksanaan
Keterangan
Efektif
Belum Efektif
Tidak efektf
Dilaksanakan
dilaksanakan
dilaksanakan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Ada (sebutkan)
Tidak Ada
-
Air Limbah Domestik

Target capaian Pelayanan
Pengelolaan Air Limbah
kabupaten ini
 Kewajiban dan sanksi bagi
pemerintah kabupeten kota
dalam penyediaan layanan
pengelolaan
Air Limbah
domestic
 Kewajiban dan sanksi bagi
pemerintah kabupaten dalam
memberdayakan masyarakat
dan badan usaha dalam
pengelolaan
Air Limbah
domestic
 Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat
dan
atau
pengembang
untuk
menyediakan
sarana
pengelolaan
Air Limbah
domestic di hunian rumah
 Kewajiban dan sanksi bagi
industri untuk menyediakan
sarana pengelolaan air limbah
domestik di di tempat usaha
 Kewajiban dan sanksi bagi
kantor untuk menyediakan
sarana pengelolaan
Air
Limbah domestic di tempat
usaha
 Kewajiban penyedotan Air
Limbah
domestic
untuk
masyarakat, industry rumah
tangga, dan kantor pemilik
tangki septic
 Restribusi penyedotan Air
Limbah domestik
 Tatacara perizinan untuk
kegiatan pembuangan Air
Limbah
bagi
kegiatan
permukiman usaha rumah
tangga dan perkantoran
keterangan: data tidak tersedia
3.2.2. SISTEM DAN CAKUPAN PELAYANAN
Tabel 3.5. Diagram Sanitasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Bulungan
Input
User interface
Penampungan
Awal
Pengaliran
Pengolahan
Pembuangan
Kode Nama
Akhir
Daur Ulang
Aliran
Black water (tinja
, urine, Air
Pembersih, Air
WC duduk
Tanki septik
-
-
-
-
Tempat
-
-
-
-
-
penggelontor)
Grey Water (Air
3-6
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
cucian dapur, Air
cuci,buangan air
untuk Mandi, Air
mandi, buangan
cucian Pakaian)
air cucian
Sistem sanitasi pengelolaan Air limbah domestik di kabupaten Bulungan belum mempunyai system
pengolaan yang baik, hal ini dapat dilihat melalui diagram system sanitasi air limbah, dimana pengelolaan
air limbah Black Water di salurkan sampai pada penampungan awal yaitu melalui tanki septik , dan untuk
grey water dilangsung disalurkan kevpermukaan bidang tanah
Tabel 3.6. Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Bulungan
Teknologi yang
Jenis Data
Digunakan
Sekunder
User Interface
-
Penampungan Awal
Pembuangan/Daur Ulang
Kelompok Fungsi
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber data
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
keterangan: data tidak tersedia
3.2.3. KESADARAN MASYARAKAT DAN PMJK
Sikap kesadaran dan pengetahuan mengenai lingkungan dari masyarakat (perhatian dan kepedulian)
adalah bagian penting dari pengelolaan lingkungan secara umum. Di Kabupaten Bulungan, aspek ini
menunjukkan potensi yang besar untuk pengelolaan lingkungan dan pengelolaan air limbah pada
khususnya. Namun, partisipasi masyarakat untuk mencegah dan mengurangi masalah limbah masih
kurang. Oleh karena itu, penting bahwa Pemerintah Kabupaten mengambil tindakan untuk meningkatkan
inisiatif publik. Tindakan tersebut dapat mencakup kegiatan penyusunan program terkait air limbah dan
keterlibatan masyarakat dalam mengendalikan dan memantau kegiatan pengelolaan air limbah.
Bagi masyarakat yang tinggal pada kawasan sekitar bantaran sungai dan pesisir pantai serta kawasan
kumuh, pengadaan prasarana sanitasi sangat membantu mereka dalam peningkatan kesehatan
lingkungan mereka. Program kegiatan yang dilaksanakan baik melalui pemerintah kota maupun
pemerintah pusat, dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.7: Pengelolaan sarana jamban keluarga dan MCK oleh Masyarakat
Jumlah
Kecamatan
Peso
RT
RW
…….
…….
Tahun
Jumlah MCK
Jumlah Sanimas
MCK
Pddk
Jamban
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Dikelola
miskin
keluarga
RT
RW
CBO
Lainnya
…….
1,017
_
_
_
_
dibangun
_
Tahun Sanimas
Dikelola
Dikelola
Dikelola
Dikelola
RT
RW
CBO
Lainnya
_
_
_
_
dibangun
_
3-7
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Peso Hilir
…….
…….
…….
459
Tg. Palas
…….
…….
…….
2837
Tg. Palas Barat
…….
…….
…….
818
Tg. Palas Utara
…….
…….
…….
1538
Tg.Palas Timur
…….
…….
…….
1930
Tanjung Selor
…….
…….
…….
10266
Tg.Palas Tengah
…….
…….
…….
1138
Sekatak
…….
…….
…….
1534
Bunyu
…….
…….
…….
2677
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Berdasarkan data pengelolaan sarana jamban dan MCK oleh masyarakat, sebagian besar masyarakat
rumah tangga telah memiliki jamban keluarga, meskipun berdasarkan data ehra sebagian kecil
masyarakat masih melakukan aktifitas BABS seperti di sungai dan di kebun.
Tabel 3.8: Kondisi sarana MCK
Kecamatan
Lokasi MCK
Jumlah Pemakai
MCK
Peso
Peso Hilir
Tg. Palas
Tg. Palas Barat
Tg. Palas Utara
Tg.Palas Timur
Tanjung Selor
Tg.Palas Tengah
Sekatak
Bunyu
PDAM
SPT
Jml
Jml
Fas.Cuc
Toilet/
Kmr
i
WC
Mandi
Tangan
Persedia
an Sabun
Kapan
Ada biaya
Tempat Buangan
Pemakaian
Tangki
air kotor
MCK
septic
dikosongkan
SGL
RT
RW
L
P
S
K
T
S
K
T
S
K
T
L
P
L
P
Y
T
Y
T
Y
T
Tangki
Septik
Cubluk
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
keterangan: data tidak tersedia
Dalam peningkatan keterlibatan masyarakat, maka pemerintah kota melaksanakan program melalui
P2KP, PNPM. Kegiatan melibatkan peran aktif masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan
pengelolaan. Adapaun kegiatan yang sedang berjalan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.9: Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat
No
Sub
Sektor
Nama
Program/Proyek/Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun
Mulai
STBM
Dinkes
2010
Dinkes
2011
1.
2.
Air
Limbah
Verifikasi/Pemicuan
BABS
Kondisi Sarana Saat ini
Tidak
Fungsi
Rusak
Fungsi
Aspek PMJK
PM
JDR
MBR
√
√
√
√
√
√
√
√
Keterangan:
PM: Pemberdayaan Masyarakat
JDR: Jender
MBR: Masyarakat Berpenghasilan Rendah
3-8
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
3.2.4. PEMETAAN MEDIA
Peran swasta dalam pembangunan sarana air limbah belum dipromosikan di masa lalu. Upaya di daerah
ini
Tabel. 3.10 Kegiatan Komunikasi yang ada di kabupaten Bulungan
No
Kegiatan
Tahun
-
-
Teluk Betung Barat
Teluk Betung Selatan
Panjang
Tanjung Karang Timur
Teluk Betung Utara
Tanjung Karang Pusat
Tanjung Karang Barat
Kemiling
Kedaton
Rajabasa
Tanjung Seneng
Cat: data Tidak Tersedia
Sukarame
Sukabumi
Keterangan:
L = laki-laki
P = perempuan
RW
-
-
22
53
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
Nama Media
-
-
=
=
=
PDAM
22
53
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
-
-
-
-
Y
T
Sasaran
-
Jml kmr
Toilet/WC
Jml kmr
mandi
Fas. Cuci
Tangan
Persediaan
Sabun
Pesan Kunci
Pembelajaran
-
Ada biaya
pemakaian MCK
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Isu yang
diangkat
=
=
MCK
PDAM
RW
L
P
S
K
-
-
22
53
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
22
53
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
-
-
-
ya
tidak
-
SPT
SGL
-
=
=
No
Nama Kegiatan
-
-
22
53
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
22
53
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
Tujuan
Kegiatan
-
selalu tersedia air
tidak ada persediaan air
kadang-kadang
-
-
22
53
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Y
T
-
Sanitasi
=
=
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pesan Kunci
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
T
Tangki
Septik
Cubluk
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Pendapat
Media
-
-
Jml kmr
mandi
Fas. Cuci
Tangan
Persediaan
Sabun
Ada biaya
pemakaian MCK
Tempat buangan air
kotor
Kapan tangki septik
dikosongkan
SGL
Jenis Kegiatan
-
Kapan tangki septik
dikosongkan
Sumur pompa tangan
Sumur gali
Jml kmr
Toilet/WC
SPT
22
53
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
T
S
K
T
S
K
T
L
P
L
P
Y
T
Tabel.
3.12
Kerjasama
Terkait
Sanitasi
-
Tempat buangan air
kotor
SGL
Jumlah Pemakai
RT
=
=
=
-
Jenis Acara
Lokasi MCK
S
T
K
Kegiatan
SPT
selalu tersedia air
tidak ada persediaan air
kadang-kadang
Kecamatan
Teluk Betung Barat
Teluk Betung Selatan
Panjang
Tanjung Karang Timur
Teluk Betung Utara
Tanjung Karang Pusat
Tanjung Karang Barat
Kemiling
Kedaton
Rajabasa
Tanjung Seneng
Cat: data Tidak Tersedia
Sukarame
Sukabumi
Keterangan:
L = laki-laki
P = perempuan
Pelaksana
L
P
S
K
T
S
K
T
S
K
T
L
P
P
Y
T
Y
T
Y
Tabel.
3.11
Media
Komunikasi
yang
ada
diL kabupaten
Bulungan
No
S
T
K
Khalayak
Jumlah Pemakai
MCK
RT
Tujuan
-
MCK tersedia
keterangan: dataLokasi
tidak
Kecamatan
Dinas
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
ya
tidak
-
SPT
SGL
-
22
53
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
22
53
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
22
53
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
Mitra Kerjasama
=
=
-
22
53
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Y
T
Y
T
Tangki
Septik
Cubluk
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
Bentuk Kerjasama
-
-
Sumur pompa tangan
Sumur gali
Tabel. 3.13 Daftar Mitra Potensial
No
Nama Kegiatan
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerjasama
-
-
-
-
keterangan: data tidak tersedia
Jumlah Pemakai
Lokasi MCK
Kecamatan
3.2.5.
PARTISIPASIMCK
DUNIA PDAM
USAHA
RT
RW
L
P
S
K
T
SPT
S
K
Jml kmr
Toilet/WC
Jml kmr
mandi
Fas. Cuci
Tangan
L
L
Y
Persediaan
Sabun
Ada biaya
pemakaian MCK
Tempat buangan air
kotor
T
S
K
T
P
P
T
Y
T
Y
T
Tangki
Septik
Cubluk
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√ di -kabupaten
√
√
-Bulungan
√
22
22
-Lingkungan
22
22
22yang
22
Tabel.-- 3.14
Penyedia
Layanan
Draenase
ada
√
√
√
√
√
53
53
53
53
53
53
Teluk Betung Barat
Teluk Betung Selatan
Panjang
Tanjung Karang Timur
Teluk Betung Utara
Tanjung Karang Pusat
Tanjung Karang Barat
Kemiling
Kedaton
Rajabasa
Tanjung Seneng
Cat: data Tidak Tersedia
Sukarame
Sukabumi
Keterangan:
L = laki-laki
P = perempuan
-
No
-
S
T
K
-
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
Nama Provider
=
=
=
-
-
selalu tersedia air
tidak ada persediaan air
kadang-kadang
-
-
-
Y
T
=
=
Kapan tangki septik
dikosongkan
SGL
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
-
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
Tahun Mulai Operasi
ya
tidak
-
SPT
SGL
=
=
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
18
5
16
21
5
9
8
1
1
3
7
Sumur pompa tangan
Sumur gali
18
5
16
20
5
9
8
1
1
3
7
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Jenis Kegiatan
-
-
-
3-9
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
3.2.6. PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN
Tabel. 3.15 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari subsektor pengelolaan Draenase Lingkungan
No
a
A
B
Sub Sektor/SKPD
b
Air Limbah
Retribusi Air Limbah
n-4
c
…
…
n-3
d
…
…
n-2
e
…
…
n-1
f
…
…
N
G
…
…
Rata-rata
h
…
…
Pertumbuhan (%)
i
…
…
3.2.7. ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN MENDESAK
Masalah Teknis
Masalah yang berawal dari pembangunan Septik Tank atau sejenis
1. Kondisi Tanah rawa di sebagian wilayah Kabupaten bulungan, seperti di wilayah kecamatan
tanjung selor sehingga konstruksi tangki septik yang dibuat sesuai standar tidak akan berfungsi
dengan baik karena tidak bisa terserap.bahkan air limbah tanki septic meluap bercampur dengan
air tanah.
2. Berdasarkan studi EHRA sekitar 85 % Penyaluran buangan air tinja disetiap rumah tangga
masyarakat berupa cubluk/ lubang tanah permanen tanpa ada fungsi untuk resapan.
3. Berdasarkan studi EHRA sekitar 10 % persen masyarakat belum mempunyai kloset rumah
tangga.
4. Kabupaten bulungan belum memiliki sarana dan Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja, belum ada
Truk sedot tinja dan IPLT.
Masalah Non Teknis
a. Masalah yang bersumber pada komitment pemerintah
Tidak adanya kewenangan dalam penanganan dan pengelolaan Limbah domestik oleh
instansi atau SKPD
b. Masalah yang bersumber pada kesadaran masyarakat
1. Sebagian penduduk ada yang langsung mengalirkan air limbah domestiknya dari jamban pribadi
atau jamban bersama ke badan air terdekat (bukan ke Septik-tank karena kurang memahami
dampak negatifnya. Sebagian lagi, bahkan memilih untuk tidak membangun Septik Tank bahkan
jamban (tanpa Septik Tank ) karena mereka sebagian lebih suka pergi ke tepi sungai atau laut
atau tanah kosong unuk membuang hajatnya (melakukan Buang Air Besar Sembarangan /
BABS).
2. Berdasarkan studi EHRA sekitar 10 % persen masyarakat belum mempunyai kloset rumah
tangga.
c. Masalah yang bersumber pada kemampuan masyarakat
3-10
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Terbatasnya biaya operasi dan pemeliharaan;
d. Masalah yang bersumber dari kurangnya masyarakat yang memanfaatkan lumpur tinja
Belum adanya sistem penyediaan jaringan air limbah.
e. Masalah yang bersumber pada kurangnya minat masyarakat melakukan daur ulang
Sejauh ini daur ulang hanya dilakukan masyarakat terhadap sampah anorganik yang laku dijual.
Belum ada pihak yang memanfaatkan sampah organik dan limbah domestik menjadi bahan yang
berguna , misalnya pupuk organik. Diduga faktor keuntungan secara finansial dalam melakukan hal
itu tidak menjajikan.
Salah satu dampak utama dari permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya adalah akan terus
meningkatnya tingkat pencemaran terhadap badan air penerima di sekitar sumber polusi. Namun hal itu
tidak berhenti sampai disana karena akan muncul efek berantai yang berupa:
1. Peningkatan angka yang menunjukan Kesehatan masyarakat, terutama mereka, yang menggunakan
air untuk kebutuhan sehari-hari dari sumber alam disekitarnya (bukan dari PDAM ) akan semakin
rawan terhadap penularan penyakit terutama penyakit saluan pencernaan menular yang antara lain
berupa penyakit typhus, colera, disentri, cacing dan lain-lain.
2. Sebagai dampak dari hal yang disebutkan diatas, akan muncul efek berantai sebagaimana yang telah
dikemukakan sebelumnya berupa :

tingkat mangkir dari pekerjaan yang berati juga produktifitas para pekerja yang terserang
penyakit yang sudah disebutkan diatas.

Peningkatan biaya pengobatan baik yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun yang dikeluarkan
oleh para penderita

Cacing yang berkembang disaluran pencernaan manusia terutama anak balita , akan merampas
asupan gizi mereka yang sangat mereka perlukan untuk pertumbuhan fisik dan inteligensia
3. Bagi pengelolaan PDAM, peningkatan pencemaran berarti peningkatan biaya pengolahan karena
peningkatan tersebut mengakibatkan meningkatnya Tarif air minum.
3.3.
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
3.3.1. KELEMBAGAAN
Pengelolaan sampah di Kabupaten Bulungan dilakukan oleh satu instansi SKPD yang terbagi atas :
a) Dinas Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman dan Penanggulangan Masalah Kebakaran (DKPP &
PMK) bertanggung jawab terhadap pengangkutan sampah di Jalan Protokol ke TPA dan pengelolaan
sampah di TPA Tugu Sipur Km. 17
b) Dinas Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman dan Penanggulangan Masalah Kebakaran (DKPP &
PMK) bertanggung jawab terhadap pengangkutan sedimen di gorong-gorong dan drainase Kota;
3-11
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
c) Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPA) yang dimiliki Kabupaten Bulungan, yaitu:
1.
TPA tugu Sipur KM 17, dengan luas lahan 5 Ha merupakan milik masyarakat yang
disewa pemerintah daerah untuk digunakan untuk menampung sampah dari wilayah
kecamtan Tanjung Selor dan Tanjung Palas dibawah koordinasi Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Dan PMK Kabupaten Bulungan
2. TPA Bunyu yang lahan merupakan milik masyarakat, digunakan untuk menampung
sampah masyarakat di kecamatan Bunyu
Tabel.3.16 Peta Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan Pengelolaan Persampahan
Fungsi
Pemerintah Kabupaten
Pemangku Kepentingan
Swasta
Masyarakat
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
√
-
-
-
-
-
PERENCANAAN
 Menyusun Target Pengelolaan Sampah
skala Kabupaten
 Menyusun
rencana
Program
persampahan dalam rangka pencapaian
target
 Menyusun Rencana Anggaran program
persampahan dalam rangka pencapaian
target
PENGADAAN SARANA
 Menyediakan
sarana
pewadahan
sampah di sumber sampah
 Menyediakan sarana pengumpulan
(pengumpulan dari sumber sampah ke
TPS)
 Membangun
sarana
tempat
penampungan sementara
 Membangun sarana pengangkutan
sampah dari TPS ke tempat Tempat
Pembuangan Akhir (TPA)
 Membangun Sarana TPA
 Menyediakan Sarana Komposting
PENGELOLAAN
 Mengumpulkan sampah dari sumber ke
TPS
 Mengelola samapah di TPS
 Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
 Mengelola TPA
 Melakukan Pemilhan Sampah
 Melakukan penarikan retribusi sampah
 Memberikan izin usaha pengelolaan
sampah
 PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Mengatur prosedur penyediaan layanan
sampah (jam Pengangkutan, oersonil,
Peralatan, dll)
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan
pembinaan dalam hal pengelolaan
sampah
 Memberikan
sanksi
terhadap
pelanggaran pengelolaan sampah
Monitoring dan EValuasi
 Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap capaian target pengelolaan
sampah skala kabupaten
 Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kapasitas infrastruktur sarana
pengelolaan persampahan
 Melakukan monitoring dan evaluasi
terhadap
efekifitas
layanan
persampahan, dan atau menampung
serta
keluhan
atas
layanan
persampahan
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
√
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel.3.17 Daftar Peraturan terkait sanitasi
Ketersediaan
Tidak
Ada
Peraturan
Ada
Efektif
dilaksanakan
Pelaksanaan
Belum Efektif
dilaksanakan
Tidak efektif
dilaksanakan
Keterangan
PERSAMPAHAN

Target
Capaian
Pelayanan
Persampahan di kabupaten Bulugan
Pengelolaan
√
3-12
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN

Kewajiban dan sanksi bagi pemerintahBulungan
dalam memberdayakam masyarakat dan badan
usaha dalam pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk
mengurangi sampah menyediakan tempat sampah di
hunian rumah, dan membuang ke TPS
Pembagian kerja pengumpulan smapah dari sumber
ke TPS, dari TPS ke TPA pengelolaan di TPA dan
Peraturan waktu pengangkutan smpah dari TPS ke
TPA
√

Kerjasama pemerintah Kabupaten Bulungan dengan
swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah
√

Retribusi sampah atau kebersihan


√
√
√
3.3.2. SISTEM DAN CAKUPAN PELAYANAN
Sistem pengangkutan sampah di kabupaten Bulungan yang menjangkau 3 kecamatan; tanjung Selor,
Tanjung palas dan Bunyu, proses pengangkutan dari sumber sampah (rumah tangga, pasar, jalan utama,
dan sebagainya) ke TPS dan pengangkutan dari TPS ke TPA.
Sampah Permukiman : sistem pengangkutan dimasyarakat berupa pewadahan (tong sampah) dan juga
warga sendiri membawa langsung ke TPS yang terdekat dengan permukiman, kemudian dilakukan
pengangkutan sampah menggunakan Dump Truk TPS ke TPA. Dan pengangkutan dari TPS ke TPA
dilakukan setiap 1 kali sehari pagi jam 06.00 - 08.00 . Dump Truk ini mengambil dari sampah yang ada di
TPS di kawasan permukiman.
jumlah armada dump truk sampah yang ada di Kabupaten Bulungan berjumlah 12 unit dan mampu
menampung sampah hingga kapasitas 75,6 M³. Pada saat ini armada tersebut dan dikelola DKPP &
PMK. Dan jumlah sampah yang terangkut sampai ke TPA dan perkiraaan sampah yang terangkut oleh
armada truk di kawasan permukiman sekitar 122 M³ per hari. Adapun cakupan pelayanan sampah 69%
dari total volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Bulungan per hari.
Tabel. 3.18 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Input
User interface
Sampah
Tempat sampah,
jalan, taman,
fasilitas umum
Penampungan
Sementara
Bak TPS, tong
sampah
Pengangkutan
Truk Sampah
Pengolahan
Akhir
Tempat
Pembuangan
Akhir
Pembuangan
Daur Ulang
Kode Nama
Aliran
-
-
Berdasarkan system sanitasi pengelolaan persampahan di kabupaten bulungan, pengelolaan
persampahan yang dilayani oleh dinas Kebersihan(DKPP) hanya menjangkau di 3 kecamatan yaitu
Tanjung Selor, Tanjung Palas dan Bunyu dimana sistem sanitasi melalui proses penampungan di TPS di
setiap wilayah pemukiman penduduk kemudian diangkut oleh truk sampah kemudian d bawa ke Tempat
Pembuangan akhir. Dan berdasarkan studi EHRA penanganan sampah di wilayah kecamatan yang tidak
terlayani oleh DKPP, masyarakat sebagian besar menangani sampah dengan di bakar, ada juga dengan
di buang ke sungai, dan dibuang dilahan yang kosong.
3-13
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Tabel. 3.19 Sistem Pengelolaan Persampahan yang ada dikabupaten Bulungan
Kelompok Fungsi
Teknologi yang
Jenis Data
Perkiraan
digunakan
Sekunder
Nilai Data
Sumber data
a
b
c
d
e
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
_
keterangan: data tidak tersedia
Lampiran:
Peta. 3.3 Peta Cakupan Layanan Persampahan (ukuran A3)
Peta 3.4 Peta Lokasi infrastruktur utama pengelolaan Persampahan (ukuran A3)
3.3.3. KESADARAN MASYARAKAT DAN PMJK
Masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Kondisi ini ditandai dengan kebiasaan masyarakat yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya.
Banyak masyarakat membuang sampah langsung ke sungai, selokan dan jalan. Hal tersebut juga
dikarenakan kurang tersedianya tempat sampah di dalam fasilitas umum, kendaraan umum dan di tempat
publik lainnya. Kalaupun ada, kondisinya sudah rusak atau tidak terawat. Masih rendahnya peran serta
masyarakat dalam mengelola sampah padat, seperti masih tingginya proses pengelolaan sampah padat
melalui pembakaran, belum adanya pemilahan pada skala rumah tangga dan masih rendahnya
pengawasan masyarakat terhadap pengelolaan, dan pemanfaatan sampah padat untuk kepentingan
ekonomi, pemanfaatan lahan kosong sebagai tempat pembuangan sampah di daerah perumahan dan
pemakaian plastik yang tidak terkendali.
Kurangnya partisipasi dari masyarakat terhadap upaya penyediaan sarana dan prasarana
persampahan komunal di wilayah permukimannya, sehingga hanya mengandalkan bantuan pemerintah.
Kurangnya dukungan dan rangsangan dari pemerintah kota, baik teknis maupun non-teknis terhadap
masyarakat yang telah melakukan upaya pengelolaan sampah pada tingkat rumah tangga dan komunitas.
Masih terdapat banyak masyarakat yang melakukan penolakan terhadap pembukaan lahan baru yang
akan digunakan untuk penempatan sampah sementara di wilayah lingkungan tempat tinggalnya.
Terjadinya perubahan lingkungan sosial di kawasan TPS dan TPA, serta dampak terhadap
kesehatan dan lingkungan (penurunan harga jual tanah, bau menyengat, keberadaan lalat dan tikus serta
pencemaran air tanah).
Tabel 3.20
Jenis Kegiatan
Dikelola oleh Masyarakat
Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kelurahan/Kecamatan
Dikelola oleh sektor Formal
Dikelola oleh sektor formal di tingkat
Dikelola Pihak Swasta
Keterangan
3-14
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
di tingkat kelurahan/
Kecamatan
RT
L
RW
P
Pengumpulan
Sampah dari
rumah
Pemilahan
sampah ke
TPS
Pengangkutan
Sampah ke
TPA
Pemilahan
sampah
di
TPA
Para Penyapu
Jalan
keterangan: data tidak tersedia
Pengumpulan
Sampah dari
rumah
Pemilahan
sampah ke
TPS
Pengangkutan
Sampah ke
TPA
Pemilahan
sampah
di
TPA
Para Penyapu
Jalan
P
-
L
P
-
-
L
-
P
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel 3.21
Jenis
Kegiatan
L
-
kelurahan / Kecamatan
Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kabupaten Bulungan
Dikelola oleh
Kabupaten
Dikelola oleh
Masyarakat
Dikelola oleh sektor formal di
tingkat
Dikelola Pihak
Swasta
L
-
P
-
L
-
P
-
L
-
P
-
L
-
P
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
keterangan: data tidak tersedia
Tabel 3.22
Daftar program/Proyek Layanan yang berbasis masyarakat
Nama
Program/Proyek/Layanan
No
Sub Sektor
1
Persampahan
Penyuluhan Sampah
disekolah
Kondisi Sarana Saat ini
Tidak
Rusak
Fungsi
Aspek PMJK
Pelaksana/PJ
Tahun
Mulai
Fungsi
PM
JDR
MBR
Dinkes
2011
√
√
√
√
3.3.5. PEMETAAN MEDIA
Tabel 3.23
No
1
Kegiatan
Sosialisasi
Tabel. 3.24
Kegiatan Komunikasi yang ada di kabupaten Bulungan
Tahun
2012
Dinas
Tujuan
Khalayak
Pelaksana
Kegiatan
Sasaran
Humas & DKPP
Masyarakat
Pesan Kunci
Pembelajaran
kebersihan kota
Mendorong
Kesadaran dan
kepedulian
masyarakat tentang
kebersihan
lingkungan
Media Komunikasi yang ada di kabupaten Bulungan
3-15
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
No
Nama Media
1
2
Jenis Acara
Isu yang
Tujuan
diangkat
Kegiatan
Radar Tarakan
2012
DKPP
Sosialisasi
Radio RSPD (radio Pemda
Bulungan
2012
DKPP
Iklan layanan
masyarakat
Tabel. 3.25
No
Nama Kegiatan
-
-
Pendapat
Pesan Kunci
Media
Peran serta masyarakat
& Kepedulian tentang
kebersihan kota
Mendorong Kesadaran
dan kepedulian
masyarakat tentang
kebersihan lingkungan
Kerjasama terkait sanitasi
Jenis Kegiatan
Sanitasi
Mitra Kerjasama
Bentuk Kerjasama
-
-
-
keterangan: data tidak tersedia
Tabel 3.26
Daftar mitra Potensial
No
Nama Kegiatan
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerjasama
-
-
-
-
keterangan: data tidak tersedia
3.3.5 PARTISIPAI DUNIA USAHA
Tabel. 3.27
No.
-
Penyedia Layanan Pengelolaan Persampahan yang ada di kabupaten
Nama Provider
-
Tahun mulai Operasi
-
Jenis Kegiatan
-
keterangan: data tidak tersedia
3.3.6. PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN
Tabel. 3. 28 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari subsektor pengelolaan Persampahan
No
Subsektor
n-4
n-3
n-2
n-1
N
Rata-
Pertumbuhan
rata
(%)
a
b
c
d
e
f
g
h
i
A
Persampahan
…
…
…
…
…
…
…
B.
Retribusi
…
…
…
…
…
…
…
Sampah
3-16
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
3.3.7. ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN MENDESAK
Beberapa isu strategis dan permasalahan pengelolaan persampahan kota, dapat diuraikan dalam
beberapa aspek sebagai berikut :
1. Aspek Kelembagaan
Pada aspek kelembagaan, beberapa isu strategis dalam pengelolaan dan pengolahan sampah padat di
Kabupaten Bulungan adalah :

Kelembagaan pengelola sampah Kabupaten Bulungan belum maksimal dalam melakukan inovasi
pengelolaan sampah seperti dilakukan kota lain di Indonesia. Oleh karena itu, kelembagaan
pengelola sampah Kabupaten Bulungan perlu melaksanakan inovasi pengelolaan sampah seperti: (a)
Pembangunan rumah kompos; (b) Pembuatan kompos melalui keranjang Takakura dan tong
sampah; (c) Kompos sudah mendapatkan ISO 9000; (d) Hasil kompos dibeli oleh pemda/swasta,
hasil penjualan dikembalikan ke Pokmas 70% sisanya untuk Pemda; (e) Layanan 24 jam untuk
pengambilan sampah; (f) Pemilihan Putri Kebersihan; dan (g) Lomba Kebersihan “bagi lingkungan/RT
yang berhasil mengurangi volume sampah” dan masyarakat yang memanfaatkan sampah melalui
proses 3R, diberikan hadiah.
2. Aspek teknis dan operasional
Permasalahan teknis pengolahan sampah padat di Kabupaten Bulungan sudah sangat kompleks dan
melibatkan kepentingan dan peran dari berbagai pihak. Pelaku utama yang terlibat dalam pengelolaan
sampah padat adalah :
1. Masyarakat, termasuk di dalamnya adalah individu dan komunal (komunitas)
2. Pemerintah
3. Pelaku usaha
Secara teknis operasional, berdasarkan penjelasan sebelumnya berkaitan dengan partisipasi masyarakat
dan dunia usaha, sebagaimana djelaskan sebelumnya, maka dibawah ini, ditambahkan uraian berkaitan
dengan aspek pemerintahan, sebagai berikut :
Isu strategis peran pemerintah dalam pengelolaan sampah padat antara lain adalah:

Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan
sampah padat. Sarana prasarana dalam pengelolaan sampah padat belum memadai dikarenakan
faktor usia maupun jumlah yang tidak sebanding dengan pertumbuhan sampah. Dengan kondisi
sarana dan prasarana yang ada berdasarkan studi yang dilakukan maka jumlah kebutuhan sarana
dan prasarana berbanding lurus dengan peningkatan volume sampah namun kondisi tersebut justru
berbanding terbalik dengan kemampuan yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bulungan. Oleh
3-17
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
karena itu sangat diperlukan pemambahan sarana dan prasarana atau pengurangan volume sampah
di tingkat komunitas.

Masih rendahnya model pelibatan masyarakat yang diupayakan oleh pemerintah pengelolaan
sampah padat selain hanya himbauan untuk membuang sampah pada skema waktu pembuangan
pagi

Konsep TPS/TPA yang berwawasan lingkungan belum dapat diwujudkan sesuai ketentuan karena
sulitnya mencari lahan TPS/TPA di daerah perkotaan, dan penggunaan teknologi yang belum optimal.

Sampah masih dianggap tanggung jawab pemerintah, dan belum ada kesadaran masyarakat untuk
menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan
3. Aspek ekonomi dan pembiayaan
Beberapa isu strategis dalam pengelolaan dan pengolahan sampah padat di Bandar Lampung adalah :

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengolahan sampah belum optimal. Masyarakat
masih berpikir bahwa sampah adalah barang negatif, tidak memiliki nilai jual sehingga hanya
diserahkan kepada pemulung dan dibuang.

Sampah dianggap merupakan sumber penghasilan bagi kelompok tertentu (pemulung dan
pengumpul) sehingga masyarakat berperilaku membuang saja.

Belum adanya standar harga dalam penjulan sampah sehingga harga hanya ditetapkan antara
pemilik sampah dan pemulung yang pada akhirnya tidak muncul ketertarikan dari masyarakat untuk
memilah sampah.
Sedangkan pada aspek pembiayaan, beberapa isu strategis dalam pengelolaan dan pengolahan sampah
padat di Kabupaten Bulungan adalah :

Anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah kota dalam pengelolaan sampah masih didominasi
dana APBD.

Dengan beban pengelolaan sampah adalah murni kewenangan pemerintah dan kondisi menyewa
lahan untuk TPA
4. Aspek dampak sampah terhadap lingkungan
Isu strategis pengelolaan sampah di Kabuapaten Bulungan berdasarkan kajian analisis kesehatan
lingkungan adalah sebagai berikut :

Kondisi TPS yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan. TPS yang ada di kabupaten
Bulungan hampir seluruhnya tidak memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan. Tidak terpenuhinya
persyaratan teknis dan kesehatan didominasi antara lain oleh fakta bahwa : (1). TPS tidak bertutup;
(2). Sampah berserakan; dan (3). banyaknya lalat di sekitar TPS. 4. TPS yang mengalami kerusakan
3-18
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN

Kondisi TPA Tugu Sipur Km 17 dan TPA Bunyu yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan.
Kondisi TPA tersebut ditinjau dari aspek teknis dan kesehatan memungkinkan terjadinya resiko-resiko
lingkungan dan kesehatan akibat kondisi TPA yang tidak memenuhi persyaratan, pada sisi lain
sampah juga masih dibuang dengan sistem open dumping.

Penurunan kualitas lingkungan dan tingginya tingkat kepadatan lalat. Penurunan kualitas lingkungan
baik kualitas air maupun udara sebagai akibat dari kondisi TPA yang tidak memenuhi persyaratan.

Tingginya tingkat kepadatan lalat baik di TPS maupun di TPA Tugu Sipur KM 17 dan TPA Bunyu
Bakung serta pemukiman penduduk sebagai akibat dari TPS dan TPA yang tidak memenuhi
persyaratan teknis dan kesehatan. Kondisi ini memungkinkan lalat berkembang biak dengan baik.

Ada sebagian masyarakat di beberapa kecamatan yang bermukim di pinggiran sungai dengan
berperilaku membuang sampah dengan sembarangan ke sungai, hal ini dapat mencemari kualitas air
dan pemncemaran sungai.

Cakupan Pelayanan Sampah hanya di 3 Wilayah Kecamatan, dan Kecamatan yang tidak terlayani
Pelayanan Persampahan, menimbulkan perilaku masyarakat untuk membuang sampah dengan
sembarangan di areal lahan kosong yang mengakibatkan dan bau tidak sedap dan berakibat lainnya
lalat untuk berkembang biak dan menimbulkan penyakit. Selain itu penanganan sampah dengan cara
yang masih membakar sampah hal ini mengakibatkan pencemaran udara.
3.4.
PENGELOLAAN DRAINASE LINGKUNGAN
3.4.1. KELEMBAGAAN
Tabel. 3.29
Daftar Pemangku Kepentingan yang terlibat dalam pengelolaan draenase
lingkungan
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN
PEMERINTAH
SWASTA
MASYARAKAT
KABUPATEN
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan draenase
lingkungan skala kabupaten
Menyusun rencana program draenase
lingkungan dalam rangka pencapaian target
Menyusun rencana anggaran program
draenase lingkungan dalam rangka pencapaian
target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan. Membangun sarana draenase
lingkungan
PENGELOLAAN
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
Membersihkan saluran draenase lingkungan
………
………
………
Memperbaiki saluran draenase lingkungan
yang rusak
………
………
………
3-19
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Melakukan pengecekan kelengkapan ulititas
teknis bangunan (Saluran draenase lingkungan
dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
………
………
………
Menyediakan
advis
planning
untuk
pengembangan
kawasan
permukiman,
termasuk penataan draenase lingkungan di
wilayah yang akan dibangun
Memastikan integrasi system draenase
lingkungan (Sekunder) dengan sistem
draenase sekunder dan primer
Melakukan
sosialisasi
peraturan,
dan
pembinaan dalam hal pengelolaan draenase
lingkungan
Memeberikan sanksi terhadap pelanggaran
pengelolaan draenase lingkungan
MONITORING DAN EVALUASI
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
capaian target pengelolaan draenase
lingkungan skala kabupaten
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kapasitas infrastruktur sarana dranease
lingkungan
Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektifitas layanan draenase lingkungan , dan
atau menampung serta mengelola keluhan
atas kemacetan fungsi draenase lingkungan.
………
………
………
………
………
………
………
………
………
Tabel. 3.30
Peraturan
Daftar Peraturan terkait draenase lingkungan Kabupaten Bulungan
Ketersediaan
Pelaksanaan
Keterangan
Efektif
Belum Efektif
Tidak efektf
Dilaksanakan
dilaksanakan
dilaksanakan
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
Ada (sebutkan)
Tidak Ada
………
DRAENASE LINGKUNGAN





Target capaian Pelayanan
Pengelolaan
Draenase
Lingkungan di kabupaten ini
Kewajiban dan sanksi bagi
pemerintah kabupeten kota
dalam penyediaan layanan
pengelolaan
Draenase
Lingkungan
Kewajiban dan sanksi bagi
pemerintah kabupaten dalam
memberdayakan masyarakat
dan
dalam
pengelolaan
Draenase Lingkungan
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat
dan
atau
pengembang
untuk
menyediakan
sarana
Draenase Lingkungan dan
menghubungkannya dengan
system draenase sekunder
Kewajiban dan sanksi bagi
kantor untuk menyediakan
sarana pengelolaan air limbag
domestik di tempat usaha
3-20
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
 Kewajiban dan sanksi bagi
kantor untuk menyediakan
sarana pengelolaan Draenase
Lingkungan di tempat usaha
 Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat
untuk
memeliharan sarana draenase
lingkungan sebagai saluran
pematusan air hujan
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
3.4.2. SISTEM DAN CAKUPAN PELAYANAN
Tabel 3. 31
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan draenase lingkungan
Penampungan
Awal
-
Input
User interface
Grey Water (Air
Tempat
cucian dapur, Air
cuci,buangan air
untuk Mandi, Air
mandi, buangan
cucian Pakaian)
air cucian
Tabel. 3. 32
Kelompok Fungsi
Pengaliran
Saluran/Draenase
atau Permukaan
Bidang Tanah
Pengolahan
Akhir
-
Pembuangan
Daur Ulang
-
Kode Nama
Aliran
-
Sistem Pengelolaan draenase yang ada di Kabupaten
Teknologi yang
Jenis Data
Digunakan
Sekunder
(Perkiraan) Nilai Data
Sumber data
User Interface
…..
…..
…..
…..
Penampungan Awal
…..
…..
…..
…..
Pembuangan/Daur Ulang
…..
…..
…..
…..
3.4.3. KESADARAN MASYARAKAT DAN PMJK
Masih rendahnya kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Kondisi
ini dibuktikan dengan masih banyaknya sampah di saluran, gorong-gorong dan badan sungai, serta
banyaknya endapan sedimen di saluran. Oleh karena itu perlu secara terus menerus melakukan
sosialisasi agar masyarakat
ikut menjaga kelestarian lingkungan khususnya badan sungai, dan
memprioritaskan penanganan drainase untuk kegiatan pemeliharaan saluran secara rutin maupun khusus.
Tabel. 3.33
Jumlah
Kondisi Draenase Lingkungan di Tingkat Kecamatan/Kelurahan
Kondisi draenase saat ini
Pembersihan draenase
Kelurahan/Desa
RT
RW
Lancar
Rutin
Mampet
Banguna diatas
saluran
Pengelola oleh
Tidak Rutin
L
P
L
P
Pemerint
ah kota
Kelurahan
Masyarakat
(RT/RW)
L
P
Swa
sta
Ada
Tidak
ada
………
…
…
…
……
…
………
………
………
…
…
…
…
…
…
…
…
…
………
………
…
…
…
…
…
…
…
…
…
……
…
………
………
…
…
……
…
………
………
………
…
…
…
…
…
…
………
………
…
…
…
…
…
…
……
…
………
3-21
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
…
………
…
…
…
……
…
………
Tabel.3.34
No
Sub Sektor
………
………
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
………
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
…
……
…
………
daftar Program/Proyek Layanan yang berbasis masyarakat
PM
JDR
MBR
………
Kondisi Sarana Saat ini
Tidak
Rusak
Fungsi
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
Nama
Program/Proyek/Layanan
Pelaksana/PJ
Tahun
Mulai
………
………
………
Draenase
Lingkungan
………
…
Aspek PMJK
Fungsi
3.4.4. PEMETAAN MEDIA
Tabel. 3.35
No
Dinas
Tujuan
Khalayak
Pelaksana
Kegiatan
Sasaran
………
………
………
………
………
………
………
………
………
Kegiatan
Tahun
………
Tabel. 3.36
No
Kegiatan Komunikasi yang ada di kabupaten
Pembelajaran
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
Media Komunikasi yang ada di kabupaten Bulungan
Isu yang
Tujuan
diangkat
Kegiatan
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
………
Nama Media
Jenis Acara
………
Tabel 3.37
No
Pesan Kunci
Nama Kegiatan
………
Jenis Kegiatan
Sanitasi
………
Pesan Kunci
Pendapat
Media
Kerjasama terkait sanitasi
Mitra Kerjasama
Bentuk Kerjasama
………
………
3-22
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
………
………
………
………
………
………
………
………
Tabel. 3.38
No
Daftar mitra Potensial
Nama Kegiatan
Jenis Kegiatan Sanitasi
Bentuk Kerjasama
………
………
………
………
………
………
………
………
………
3.4.5 PARTISIPASI DUNIA USAHA
Ditinjau dari aspek partisipasi dunia usaha dalam konteks pengelolaan drainase lingkungan masih sangat
rendah baik dalam penyediaan prasarana maupun dari sisi pemeliharaan saluran drainase. Hal ini perlu
terus dilakukan sosialisasi dari pemerintah untuk mengajak pihak swasta terlibat dalam kegiatan
pembangunan maupun pengelolaan drainase lingkungan.
Tabel.3.39
Penyedia Layanan Pengelolaan Draenase Lingkungan yang ada di kabupaten
Bulungan
No
Nama Provider
Tahun Mulai Operasi
Jenis Kegiatan
………
………
………
………
………
………
………
………
3.4.5. PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN
Biaya operasional dan pemeliharaan sarana dan prasarana kebersihan termasuk biaya gaji petugas
kebersihan
Tabel. 3. 40 Ringkasan Pendapatan dan Belanja dari subsector pengelolaan Draenase
Rata-
Pertumbuhan
rata
(%)
…..
…..
…..
…..
…..
…..
No
Subsektor/SKPD
n-4
n-3
n-2
n-1
N
A.
Draenase
…..
…..
…..
…..
B.
Retribusi Draenase
…..
…..
…..
…..
3-23
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
Lingkungan
3.4.6. ISU STRATEGIS DAN PERMASALAHAN MENDESAK
Bila dilihat Kondisi geografis kota Tanjung selor dilintasi sungai Kayan yang membelah dua kecamatan,
yaitu; Tanjung selor dan Tanjung Palas, dan pada musim penghujan kota tanjung selor sering mengalami
Banjir dan genangan. Hal ini disebabkan luapan air sungai Kayan dan volume air yang tinggi dari hulu
sungai kayan. Namun di sisi yang lain, seiring dengan perkembangan kota yang mempengaruhi
perubahan penggunaan lahan secara langsung, serta bertambahnya jumlah penduduk, masalah banjir
dan genangan merupakan konsekuensi yang harus dihadapi tanjung selor sebagai ibukota Kabupaten.
Adapun penyebab genangan yang umumnya terjadi adalah sebagai berikut :
a. Terjadi genangan di ruas jalan protocol akibat dari saluran yang lebih kecil dari debit banjir yang
terjadi;
b. Terjadinya perubahan tipe saluran akibat pembangunan ruko-ruko yang tumbuh dengan pesat
dimana-mana, seperti semula tipe saluran terbuka menjadi saluran tertutup dengan beton dan tidak
adanya lubang inlet atau manhole untuk masuk ke saluran;
c. Terjadinya genangan di area permukiman disebabkan kapasitas saluran lebih kecil dari debit banjir
yang terjadi, atau disebabkan karena gorong-gorong jalan yang tertutup endapan atau sampah, atau
belum adanya saluran drainase;
3.5.
PENGELOLAAN KOMPONEN TERKAIT SANITASI
3.5.1. PENGELOLAAN AIR BERSIH
Lampiran: Peta .3.6 Peta cakupan layanan air bersih
Tabel. 3.41 Jumlah pelanggan per kecamatan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Uraian
Pengelola
Tingkat Pelayanan
Kapasitas Produksi
Kapasitas terpasang
Jumlah Sambungan Rumah (total)
Jumlah Kran
Kehilangan Air
Retribusi Tarif
Jumlah Pelanggan per kecamatan
Kecamatan...
Kecamatan...
Satuan
Sistem Perpipaan
PDAM
Keterangan
%
Lt/detik
Lt/detik
Unit
Unit
%
M3
Pelanggan
Pelanggan
3.5.2. PENGELOLAAN AIR LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA
Peta 3.6 Peta Cakupan Layanan Air Bersih
3-24
BUKU PUTIH KABUPATEN BULUNGAN
TABEL. 3.42. pengelolaan limbah industri rumah tangga kabupaten Bulungan
Jenis Industri Rumah Tangga
Lokasi
Jumlah Industri RT
-
-
-
Jenis
Pengolahan
Kapasitas (m3/hari)
-
-
Keterangan: data tidak Tersedia
3.5.3
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
Di Kabupaten Bulungan terdapat 1 unit Rumah Sakit Umum Daerah, dan saat ini telah memiliki
Pengeloaan Air Limbah atau IPAL untuk Limbah cair dan memiliki Ensumunator untuk limbah padat yang
mengandung bahan kimia maupun limbah infeksius yang berbahaya bagi lingkungan. Adapun untuk
pengelolaan limbah padat berupa alat-alat medis yang telah digunakan, seperti: botol infus, jarum suntik,
Pispot, Perban, Masker,selang infus.
TABEL. 3.43 pengelolaan limbah medis di fasilitas - fasilitas kesehatan
Nama Fasilitas Kesehatan
RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo
Lokasi
Tanjung Selor
Jenis Pengolahan
Kapasitas
Limbah Medis
(m3/hari)
Limbah Cair (Aerob Dan
Anaerob)
30 M³
Limbah Padat :
RSUD dr. H. Soemarno
Sosroatmodjo
Tanjung Selor
1. Kering (dibakar)
1. 3 Kg
2. Basah
2. 25 Kg
Sumber : Bagian Adminstrasi RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo
3-25
Download