ESTIMASI WILLINGNESS TO PAY AIR TANAH DAN AIR PIPA DI DESA TAMANSARI, KECAMATAN TAMANSARI, KABUPATEN BOGOR CHINTIA KARTIKA NOVIANTY DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Estimasi Willingness To Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013 Chintia Kartika Novianty NIM H44090085 ABSTRAK CHINTIA KARTIKA NOVIANTY. Estimasi Willingness To Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT. Air merupakan sumberdaya alam yang mutlak diperlukan manusia dan makhluk hidup lainnya, oleh karena itu keberadaan dan kualitas sumberdaya air harus dijaga. Namun seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan air bersih juga meningkat. Desa Tamansari merupakan daerah yang tidak dialiri saluran air PDAM, sehingga pada saat musim kemarau maka terjadi krisis air bersih. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan program pelayanan penyediaan air bersih berupa air pipa yang bersumber dari Gunung Salak. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, mengestimasi WTP masyarakat Desa Tamansari terhadap pelayanan penyediaan air besih beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dan menganalisis reliabilitas Contingent Valuation Method (CVM) dalam menentukan kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar mendapatkan air bersih. Pengamatan dan wawancara dilakukan kepada masyarakat Desa Tamansari yang masih menggunakan sumur air tanah dan diambil dengan metode purposive sampling. Didapatkan hasil nilai rata-rata WTP air tanah sebesar Rp 414.71/m3 tiap kepala keluarga perbulan serta faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada besarnya nilai WTP responden yaitu umur, tingkat pendidikan dan jumlah penggunaan air. Sedangkan nilai rata-rata WTP pada air pipa sebesar Rp 575/m3 tiap kepala keluarga perbulan serta faktorfaktor yang berpengaruh nyata pada besarnya nilai WTP responden yaitu umur, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah penggunaan air. Uji reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach mendapatkan nilai sebesar 0.640 yang berarti reliabel. Kata kunci : CVM, krisis air bersih, uji reliabilitas, willingness to pay ABSTRACT CHINTIA KARTIKA NOVIANTY. Estimation of Willingness To Pay of Groundwater Users and Water Pipes in the village of Taman Sari, Taman Sari subdistrict, Bogor regency. Supervised by ACENG HIDAYAT. Water is a natural resource that absolutely necessary for human and other live beings, therefore the existence and quality of water resources should be maintained. However, in line with population growth, the need for clean water is also increasing. Taman Sari village is an area that does not flowing PDAM waterways, so that during the dry season the water crisis. Therefore, the government launched the program of water supply pipelines originating from Mount Salak. The purpose of this research were to estimate the willingness to pay (WTP) the Castle Village community as an appreciation of the services of groundwater and the factors that influence, to estimate the willingness to pay (WTP) to obtain the Castle Village community in order to obtain the service of clean water supply and factors that influence it and analyze reliability of the Contingent Valuation Method (CVM) in determining the willingness to pay the villagers of the Castle to pay in order to get clean water. Observations and interviews were conducted to the Castle Village community who still use groundwater wells and taken by purposive sampling method. The Result showed that the average value of ground water WTP per household per month was IDR 414.71/m3 per household per month and the factors that affect the value of the significant WTP were age, education level, and the amount of water usage. Whereas, the average value of WTP on water pipes was IDR 575/m3 per household per month as well as the factors that affected the value of the significant WTP were age, income level, number of dependents and the amount of water usage. Reliability test using Cronbach Alpha method to get a value of 0.640, which means reliable. Keywords : CVM, clean water crisis, test reliability, willingness to pay ESTIMASI WILLINGNESS TO PAY AIR TANAH DAN AIR PIPA DI DESA TAMANSARI, KECAMATAN TAMANSARI, KABUPATEN BOGOR CHINTIA KARTIKA NOVIANTY Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 Judul Skripsi: Estimasi Willingness To Pa.v Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari. Kabupaten Bogor Nama : Chintia Kartika Novianty NIM : H44090085 Disetujui oleh Dosen Pembimbing Diketahui oleh Tanggal Lulus: 25 DC 2 3 - - - - - - -- - Judul Skripsi : Estimasi Willingness To Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor Nama : Chintia Kartika Novianty NIM : H44090085 Disetujui oleh Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT Dosen Pembimbing Diketahui oleh Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT Ketua Departemen Tanggal Lulus: PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah Willingness to Pay air tanah dan air pipa, dengan judul Estimasi Willingness to Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada: Kedua orang tua tercinta yaitu Ibu Hariyem S.H dan Bapak Darmono S.Sos, MM, beserta adik penulis Chindy MP yang selalu memberikan didikan, doa, kasih sayang, dan perhatiannya. Bapak Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan serta Bapak Dr.Ir. Ahyar Ismail, M.Agr dan Bapak Kastana Sapanli S.Pi, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini. Aparat Desa Tamansari, masyarakat desa dan pihak-pihak yang telah membantu selama pengumpulan data. Keluarga besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan FEM IPB khususnya dosen-dosen ESL dan rekan-rekan ESL 46 atas semua arahan, masukan, dan bantuannya. Keluarga besar Sharia Economics Student Club (SESC) IPB atas segala doa dan dukungannya. Sahabat terdekat, Lia, Aul, Dita, Winna, Pipit, Nur, Adin, Ichi, Cicit, Nova, Dinda, Eyi, Dola, Mela, Desca, Fika, Tiva dan Anggi yang selalu memberikan bantuan dan semangat. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik penulis terima. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait dan para pembaca. Bogor, Oktober 2013 Chintia Kartika Novianty DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI…...…………………………...………………………………….. vii DAFTAR TABEL…………………………………………………………….... ix DAFTAR GAMBAR………………………………………...…………………. x DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..………………... x I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1 1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 4 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5 1.4 Ruang Lingkup dan Batas Penelitian............................................................... 6 II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 7 2.1 Tinjauan Teoritis ............................................................................................... 7 2.1.1 Pengertian Air Tanah ............................................................................. 7 2.1.2 Konsep Nilai untuk Sumberdaya dan WTP ........................................... 8 2.1.3 Contingent Valuation Method (CVM) ................................................... 9 2.1.4 Keunggulan dan Keterbatasan Contingent Valuation Method (CVM) 10 2.1.5 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 14 2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 14 III KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................... 16 IV METODE PENELITIAN.............................................................................. 18 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 18 4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 18 4.3 Penentuan Populasi dan Responden ............................................................... 18 4.4 Metode Analisis Data ..................................................................................... 19 4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP Responden...................................................................................................... 20 4.4.1.1 Uji Asumsi ......................................................................................... 23 4.4.2 Analsisis WTP Responden Terhadap Air Tanah dan Pelayanan Penyediaan Air Bersih ...................................................................................................... 24 4.4.3 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 26 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.......................................... 27 5.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Tamansari .............................................. 27 5.2 Sumberdaya Manusia ..................................................................................... 27 5.3 Karakteristik Responden ................................................................................ 29 5.3.1 Jenis Kelamin ........................................................................................ 29 5.3.2 Usia ...................................................................................................... 30 5.3.3 Lama Pendidikan Formal .................................................................... 30 5.3.4 Jenis Pekerjaan .................................................................................... 31 5.3.5 Tingkat Pendapatan ............................................................................. 32 5.3.6 Jumlah Penggunaan air ........................................................................ 32 5.3.7 Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................................. 33 5.3.8 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Iuran Air Pipa ................. 33 VI HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 35 6.1 Willingness to Pay (WTP) Masyarakat Terhadap Air Tanah ......................... 35 6.2 Willingness to Pay (WTP) Masyarakat Desa Tamansari untuk Memperoleh Pelayanan Penyediaan Air Bersih .................................................................. 39 6.3 Evaluasi Pelaksanaan Reliabilitas CVM ......................................................... 44 VII KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 46 7.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 46 7.2 Saran ............................................................................................................... 46 LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 49 RIWAYAT HIDUP……………………………………………………..………. 63 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkiraan ketersediaan dan kebutuhan air menurut pulau.............................. 1 2. Data sebaran jumlah responden ................................................................... 19 3. Matriks keterkaitan antara tujuan, jenis data, data yang dibutuhkan, sumber data, dan metode yang digunakan ................................................... 19 4. Matriks faktor- faktor yang mempengaruhi Willingness To Pay (WTP) ..... 21 5. Tingkat reliabilitas metode alpha cronbach ................................................ 26 6. Komposisi penduduk berdasarkan golongan usia di Desa Tamansari tahun 2011 .................................................................................................... 28 7. Mata pencaharian penduduk Desa Tamansari.............................................. 28 8. Kualitas angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat di Desa Tamansari ............................................................................................ 29 9. Kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari ..................................... 35 10. Distribusi WTP responden ........................................................................... 36 11. Hasil analisis penilaian masyarakat Desa Tamansari mengenai keberadaan air tanah ..................................................................................... 37 12. Uji asumsi .................................................................................................... 39 13. Kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh pelayanan penyediaan air bersih .................................................................. 40 14. Distribusi WTP responden ........................................................................... 40 15. Hasil analisis nilai WTP responden ............................................................. 42 16. Uji reliabilitas pertanyaan ............................................................................ 44 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Diagram alur kerangka berpikir ..................................................................... 17 2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ....................................... 29 3. Karakteristik responden berdasarkan usia ...................................................... 30 4. Karakteristik responden berdasarkan lama pendidikan formal ...................... 31 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan .................................... 31 6. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan .............................. 32 7. Karakteristik responden berdasarkan jumlah penggunaan air ....................... 33 8. Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga............... 33 9. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan responden terhadap iuran air pipa .................................................................................... 34 10. Kurva permintaan WTP air tanah .................................................................. 36 11. Kurva permintaan WTP terhadap pembayaran iuran pelayanan penyediaan air bersih Desa Tamansari. .......................................................... 41 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1 Kuesioner penelitian ........................................................................................... 49 2 Peta lokasi dan gambar lokasi ............................................................................ 53 3 Model regresi ...................................................................................................... 54 4 Uji normalitas ..................................................................................................... 56 5 Uji heteroskedastisitas ........................................................................................ 58 6 Uji autokorelasi .................................................................................................. 59 7 Uji multikolinieritas............................................................................................ 60 8 Uji reliabilitas ..................................................................................................... 61 9 Dokumentasi penelitian ...................................................................................... 62 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Air merupakan sumberdaya alam yang sampai saat ini belum dapat digantikan fungsinya dalam menopang kehidupan seluruh makhluk hidup. Oleh karena itu, keberadaan dan kualitas sumberdaya air harus dijaga. Air adalah sumberdaya alam yang mutlak diperlukan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya, dan mempunyai peran diberbagai sektor kehidupan. Berikut merupakan data perkiraan ketersediaan dan kebutuhan air dari tahun 1995, 2000 dan 2015 secara umum dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkiraan ketersediaan dan kebutuhan air menurut pulau Pulau Ketersediaan Air (x106m3/th) Kebutuhan Air (x106m3/th) Cadangan Air (x106m3/th) 1995 2000 2015 1995 2000 2015 111 078 19 165 25 298 49 583 91 913 85 780 61 495 30 569 62 927 83 378 164 672 -32 358 -52 809 -34 103 140 006 5 111 8 204 23 093 134 895 131 802 116 913 34 788 15 257 25 555 77 305 19 531 9 233 -42 517 Bali 1 067 2 574 8 598 28 719 -1 507 -7 531 -27 652 NTB 3 509 1 629 1 832 2 519 1 880 1 677 990 NTT 4 251 1 736 2 908 8 797 2 515 1 343 -4 546 14 457 236 305 575 14 221 14 152 13 882 350 590 128 283 1 311 350 462 350 307 349 279 690 315 108 763 156 361 356 574 581 552 533 954 333 741 Sumatera Jawa Kalimantan Sulawesi Maluku Irian Jaya Indonesia Sumber: BPS 2001 Tabel 1 menunjukan bahwa kebutuhan air terbesar berpusat di Pulau Jawa, dengan perkiraan kebutuhan air pada tahun 2015 sebesar 164 672 x106m3/th. Dari tabel tersebut terlihat di Pulau Jawa akan mengalami kekurangan cadangan air sebesar 34 103 x106m3/th. Selain Pulau Jawa, daerah yang kekurangan cadangan air adalah pulau Bali. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 5 Tentang Sumber Daya Air, dan sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 bahwa bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai 2 oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Atas penguasaan sumber daya air tersebut, negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari guna memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih dan produktif. Tertutupnya 70% permukaan bumi oleh air tidak menjamin ketersediaan air bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Hal ini dikarenakan sebagian besar air, kirakira 97%, ada dalam samudra atau laut dan kadar garamnya terlalu tinggi. Sedangkan dari 3% sisanya yang ada, sekitar 87% nya tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam dibawah tanah, sehingga hanya sekitar 0.003% yang benar-benar dapat dimanfaatkan (Sanim 2011). Indonesia merupakan salah satu negara sedang berkembang yang sering menghadapi masalah air. Hal ini dapat memacu terjadinya krisis air pada musim kemarau yang terjadi di beberapa tempat di Indonesia akhir-akhir ini. Permasalahan sumberdaya air dalam skala global dikategorikan atas tiga permasalahan penting yaitu, pertama, dari waktu ke waktu, sumberdaya air bersih makin berkurang akibat pertambahan populasi dunia. Kedua, air bersih juga terpolusi oleh kurang lebih dua juta ton sampah setiap hari. Ketiga, pengaruh perubahan cuaca dan iklim dunia terhadap sumber air diestimasikan menyebabkan kelangkaan air global hingga 20% (Sanim 2011). Walau Indonesia dikategorikan sebagai negara yang memiliki sumberdaya air yang melimpah, memasuki abad 21 kelangkaan air sudah menjadi kenyataan untuk sebagian wilayah di Indonesia, khususnya di daerah perkotaan dan pusat-pusat pengembangan wilayah di sekitar perkotaan. Oleh karena itu segala upaya perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air diperlukan untuk dapat mengurangi dampak krisis air terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Seiring dengan semakin meningkatnya kebutuhan air, kerusakan sumberdaya air juga tidak dapat dihindari. Apabila tidak segera diatasi maka hal ini berpotensi menyebabkan kelangkaan air (water scarcity) di masa yang akan datang. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor industri maupun sektor lainnya akan meningkatkan permintaan kebutuhan air dalam jumlah yang cukup besar. Peningkatan kebutuhan air ini tidak diimbangi oleh jumlah air yang tersedia, karena sumberdaya air di dunia termasuk Indonesia jumlahnya relatif tetap. 3 Kelangkaan air tanah merupakan salah satu masalah kemanusiaan dan lingkungan hidup yang mendapat perhatian luas dihampir semua negara. Pengambilan dan pemanfaatan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan dampak yang serius terhadap daya dukung lingkungan untuk kehidupan manusia, terutama terjadinya penurunan muka air tanah, penurunan permukaan tanah atau amblesan, intrusi air laut dan penurunan kualitas air tanah. Perolehan air bersih di pedesaan, dalam hal ini wilayah pegunungan, umumnya lebih mudah karena banyak terdapat mata air bersih yang jernih dan aman dikonsumsi oleh masyarakat. Sistem pengairan ini bisa diperoleh secara langsung maupun dengan penggunaan teknologi tertentu. Hal ini dilakukan untuk memudahkan akses masyarakat terhadap air bersih. Bogor merupakan wilayah sejuk karena berada di wilayah pegunungan, memiliki akses yang besar untuk perolehan air bersih, terutama di daerah-daerah yang ada di kaki gunung. Penduduk yang relatif banyak menyebabkan kebutuhan air di Bogor perlu diperhatikan secara baik. Selain itu, perkembangan wilayah permukiman juga menyebabkan meluasnya perubahan fungsi lahan di daerah resapan. Perubahan fungsi lahan dapat mengurangi kemampuan lahan dalam meresapkan air hujan, yang secara berangkai menyebabkan berkurangnya resapan air tanah. Semakin meluasnya perubahan fungsi lahan menyebabkan resapan air tanah (groundwater recharge) semakin berkurang, dan aliran permukaan air hujan semakin meningkat (Harnandi dan Herawan 2009). Menurut Harnandi dan Herawan 2009, jika peningkatan kebutuhan air masih tergantung pada air tanah, sebagai akibatnya terjadi ketidakseimbangan pemompaan dan resapan air tanah. Jika pemompaan terus meningkat dan resapan terus berkurang, maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kuantitas, kualitas dan lingkungan air tanah. Dampak negatif diantaranya adalah berkurangnya cadangan air tanah yang menyebabkan penurunan muka air tanah menjadi semakin dalam dan terjadinya amblasan tanah. Pengaturan dan pemanfaatan air sangat dibutuhkan agar penggunaan air merata dan dapat dipergunakan secara maksimal oleh masyarakat. Air untuk konsumsi rumah tangga di Bogor sebagian sudah menggunakan jasa Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Hal ini dibuktikan pada sebagian besar air minum yang 4 diproduksi PDAM di Jawa Barat digunakan oleh rumahtangga yaitu sebesar 79.20%, disusul kemudian niaga 6.08% dan kategori khusus sebesar 5.74% (BPS 2011). Namun tidak demikian halnya dengan daerah-daerah yang sulit dijangkau, seperti di daerah-daerah pedesaan di Kabupaten Bogor. 1.2 Perumusan Masalah Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor merupakan daerah yang tidak dialiri air dari saluran PDAM. Sebanyak 80% masyarakat Desa Tamansari umumnya memakai sumur air tanah untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. Masalah yang dihadapi warga adalah belum tersedianya air bersih secara berkesinambungan. Pada musim kemarau, persediaan air dalam tanah menurun sehingga terjadi krisis air bersih dan warga mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Upaya untuk mengatasi krisis air tersebut Pemerintah Kabupaten Bogor mengadakan program pipanisasi air. Program pipanisasi merupakan program penyediaan sumber air bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat Desa Tamansari untuk kegiatan sehari-hari. Sumber air yang digunakan untuk program ini adalah bersumber dari Gunung Salak. Program pipanisasi membutuhkan biaya agar penyalurannya berjalan dengan baik. Biaya-biaya ini mencakup biaya pendistribusian air kepada masyarakat, biaya pemasangan pipa atau sambungan dan biaya perawatan pipa. Biaya-biaya tersebut tentunya memberikan pengaruh kepada penetapan iuran air di Desa Tamansari. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini ingin mengkaji lebih jauh penilaian masyarakat terhadap keberadaan air tanah serta kesediaan masyarakat untuk membayar Willingness to Pay (WTP) terhadap pelayanan penyediaan air bersih. Pelayanan penyediaan air bersih dalam hal ini adalah pengadaan jaringan pengaliran air agar sampai ke rumah-rumah masyarakat Desa Tamansari. 5 Berdasarkan pemaparan tersebut, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut: 1. Berapa kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap air tanah dan faktor-faktor yang Tamansari untuk mempengaruhinya? 2. Berapa kesediaan membayar masyarakat Desa memperoleh pelayanan penyediaan air bersih beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya? 3. Bagaimana reliabilitas CVM (Contingent Valuation Method) dalam menentukan kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar mendapatkan air bersih? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengestimasi kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap air tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2. Mengestimasi kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh pelayanan penyediaan air bersih beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. 3. Menganalisis reliabilitas CVM (Contingent Valuation Method) dalam menentukan kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar mendapatkan air bersih. 6 1.4 Ruang Lingkup dan Batas Penelitian Adapun ruang lingkup dan batasan-batasan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1. Wilayah yang diteliti adalah Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. 2. Objek penelitian ini adalah penduduk yang tinggal menetap di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor yang menggunakan air tanah. 3. Responden penelitian adalah kepala keluarga dalam rumah tangga atau pihak yang berperan dalam rumah tangga yang menerima dampak dari kelangkaan krisis air bersih, serta usia responden minimal 17 tahun. 4. Tahapan analisis Willingness to Pay hanya sampai pada tahapan memperkirakan kurva permintaan WTP. 7 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis Menurut BPS (2012) air bersih merupakan kebutuhan utama manusia dan lingkungan. Efisiensi penggunaan air merupakan kunci untuk menyesuaikan kebutuhan dan persediaan air. Tekanan pada sumberdaya air dipicu oleh pemakaian berlebih dan kualitas lingkungan yang semakin menurun. Dampak buruk penggunaan air secara tidak efisien antara lain pendangkalan sungai, kelangkaan air, salinasi air di daerah pantai, masalah kesehatan masyarakat dan menurunnya produksi pangan. Menurut Fauzi (2006) air merupakan sumber daya yang dapat digolongkan baik kedalam sumber daya dapat diperbarukan maupun tidak terbarukan, tergantung pada sumber dan pemanfaatannya. Air yang bersumber dari bawah tanah atau groundwater, misalnya diperoleh melalui proses geologi selama ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga meskipun memiliki kemampuan untuk memulihkan kembali (recharge rate) lewat hujan, jika jumlah yang dimanfaatkan melebihi kemampuan recharge groundwater sering dikatakan sebagai sumber daya yang tidak terbarukan. Sebaliknya, air permukaan atau surface water seperti air yang diperoleh dari sungai maupun danau dapat dikategorikan sebagai sumber daya terbarukan karena adanya proses siklus hidrologi dari bumi. 2.1.1 Pengertian Air Tanah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 37 tentang Sumber Daya Air dinyatakan bahwa : “ air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan”. Menurut Peraturan Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia, tentang penggunaan air tanah pada Nomor 15 Tahun 2012 Pasal 2 adalah penghematan penggunaan air tanah merupakan bagian dari konservasi air tanah yang ditujukan untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, dan fungsi air tanah. Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah 8 dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Air tanah merupakan salah satu sumber air yang kualitas dan kuantitasnya cukup potensial untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan dasar mahluk hidup. Air tanah merupakan salah satu komponen dalam peredaran air di bumi yang dikenal sebagai siklus hidrologi. Oleh karena itu air tanah merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, tetapi hal ini tidak berarti sumberdaya ini dapat dieksploitasi tanpa batas. Eksploitasi air tanah yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap keseimbangan alam itu sendiri. 2.1.2 Konsep Nilai untuk Sumberdaya dan WTP Menurut Fauzi (2006) pengertian nilai atau value, khususnya menyangkut barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, memang bisa berbeda jika dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Salah satu tolak ukur yang relatif mudah dan dapat dijadikan persepsi bersama berbagai disiplin ilmu tersebut adalah pemberian harga pada barang dan jasa yang dihasilkan sumberdaya alam dan lingkungan. Secara umum, nilai ekonomi dapat diartikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Secara formal, konsep ini disebut keinginan membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya dan lingkungan. Dengan demikian nilai ekologis dapat diterjemahkan kedalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai moneter barang dan jasa. Willingness to Pay atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai dengan kondisi yang diinginkan. WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan jasa lingkungan (Hanley dan Spash 1993). 9 2.1.3 Contingent Valuation Method (CVM) Contingent Valuation Method (CVM) digunakan untuk mengukur nilai pasif (nilai non-pemanfaatan) sumberdaya alam atau sering juga dikenal dengan nilai keberadaan. Pendekatan CVM secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan, kedua dengan teknik survei. Adapun tujuan dari CVM adalah untuk mengetahui keinginan membayar (Willingness To Pay atau WTP) dari masyarakat atau mengetahui keinginan menerima (Willingness To Accept atau WTA) kerusakan suatu lingkungan (Fauzi 2006). Selanjutnya beberapa tahap dalam penerapan CVM menurut Hanley dan Spash (1993) yaitu: 1. Membuat Pasar Hipotetik (The Hypotetical Market) Langkah pertama yaitu membuat pasar hipotetik dan pertanyaan mengenai nilai barang dan jasa lingkungan. Pasar hipotetik dibangun untuk memberikan suatu alasan mengapa masyarakat harus membayar terhadap suatu barang atau jasa lingkungan yang tidak terdapat nilai dalam mata uang. Skenario yang dibuat harus jelas dalam kuesioner sehingga responden dapat memahami barang lingkungan yang dipertanyakan tersebut. 2. Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP (Obtaining Bids) Penawaran besarnya nilai WTP dapat dilakukan dengan menggunakan kuisioner yang dilakukan dengan kegiatan pengambilan sampel. Hal ini dapat dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka, dengan perantara telepon, atau surat. Terdapat empat metode dalam penawaran besarnya nilai WTP atau WTA (Hanley dan Spash 1993) yaitu: a. Metode Tawar Menawar (Bidding Game) Metode tawar-menawar dimana responden ditawarkan sejumlah nilai yang dimulai dari nilai terkecil sampai nilai terbesar sehingga mencapai nilai WTP maksimum yang diinginkan responden. b. Metode Pertanyaan Terbuka (Open-Ended Question) Metode pertanyaan terbuka tentang WTP maksimum yang ingin mereka berikan dengan tidak adanya nilai tawaran sebelumnya. c. Metode Kartu Pembayaran (Payment Card) 10 Metode nilai tawaran dalam bentuk kisaran nilai yang disajikan dalam sebuah kartu yang mengindikasikan tipe pembayaran yang diterima responden terhadap sejumlah kerugian. d. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Closed-Ended Referendum) Metode ini memberikan sebuah nilai tawaran tunggal kepada reponden, baik responden setuju ataupun tidak dengan nilai tersebut. 3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP (Calculating Average WTP) Setelah data mengenai nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah menghitung nilai tengah (median) dan nilai rata-rata (mean) dari WTP tersebut. 4. Menduga Kurva Permintaan WTP (Estimating Bid Curve) Sebuah kurva WTP diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP yang bersedia dibayarkan responden serta jumlah responden. 5. Menjumlahkan Data (Agregating Data) Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksud. 6. Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise) Tahap ini menilai sejauh mana penerapan CVM telah berhasil diterapkan. Terdapat dua uji evaluasi CVM, uji pertama yaitu dengan melihat tingkat keandalan fungsi WTP dengan nilai adj R2 dari model regresi berganda WTP. Uji kedua yaitu dengan uji reliabilitas. 2.1.4 Keunggulan dan Keterbatasan Contingent Valuation Method (CVM) Beberapa studi mengenai valuasi ekonomi yang menggunakan CVM menunjukkan bahwa pengguna metode ini terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Keunggulan – keunggulan dari penggunaan CVM, yaitu : 1. Dapat diaplikasikan pada semua kondisi dan memiliki dua hal yang penting, yaitu: seringkali menjadi hanya satu-satunya teknik untuk mengestimasi manfaat, dan dapat diaplikasikan pada berbagai konteks kebijakan lingkungan. 2. Dapat digunakan dalam berbagai macam penilaian barang-barang lingkungan disekitar masyarakat. 11 3. Dibandingkan dengan teknik penilaian yang lain, CVM memiliki kemampuan untuk mengestimasi nilai non pengguna. Dengan CVM, seseorang mungkin dapat mengukur utilitas dari pengguna barang lingkungan bahkan jika digunakan secara langsung. 4. Kapasitas CVM dapat menduga “nilai non pengguna” (non-use value). 5. Responden dapat dipisahkan ke dalam kelompok pengguna dan non pengguna sesuai dengan informasi yang didapatkan dari kegiatan wawancara. Sehingga memungkinkan perhitungan nilai tawaran pengguna dan non pengguna secara terpisah. Menurut Hanley dan Spash (1993), keterbatasan utama dari penggunaan CVM adalah timbulnya bias. Hal tersebut terjadi jika dalam penggunaan CVM timbul nilai yang lebih tinggi (overstate) atau nilai yang lebih rendah (understate) dari nilai sebenarnya. Berikut merupakan macam-macam bias yang dapat terjadi pada CVM, antara lain: 1. Bias Strategi (Strategic Bias) Bias strategi terjadi karena barang lingkungan memiliki sifat “non excludability” dalam pemanfaatannya, sehingga hal ini akan mendorong terciptanya responden yang bertindak sebagai “free rider” dan tidak jujur dalam memberikan informasi. Ada kemungkinan responden mengatakan suatu nilai WTP yang relatif kecil untuk mendukung upaya peningkatan kualitas lingkungan karena merasa bahwa seseorang tersebut dapat menggantungkan kegiatan peningkatan kualitas lingkungan tersebut kepada responden yang bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi. Alternatif untuk mengurangi bias strategi adalah melalui penjelasan bahwa semua orang akan membayar nilai tawaran rata-rata, atau penekanan sifat hipotetis dari perlakuan. Hal ini akan mendorong responden untuk memberikan nilai WTP yang benar. Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993) menyarankan empat langkah untuk meminimalkan bias strategi, yaitu : a. Menghilangkan seluruh pencilan (outlier). b. Penekanan bahwa pembayaran oleh responden lain adalah dapat dijamin. c. Menyembunyikan nilai tawaran responden lain. d. Membuat perubahan lingkungan bergantung pada nilai tawaran. 12 Hoehn dan Randall (1987) dalam Hanley dan Spash (1993) menyatakan bahwa bias strategi dapat dihilangkan dengan menggunakan format referendum (jawaban “ya” atau “tidak”) terhadap nilai WTP yang terlalu tinggi. Hoehn dan Randall menunjukkan bahwa jawaban yang jujur selalu optimal dalam setting "ya” atau “tidak”. 2. Bias Rancangan (Design Bias) Rancangan studi CVM mencakup cara informasi disajikan, instruksi yang diberikan, format pertanyaan, dan jumlah serta tipe informasi yang disajikan kepada responden. Beberapa hal dalam rancangan survei yang dapat mempengaruhi responden adalah : (i) Pemilihan jenis tawaran (bid Vehicle), adalah jenis tawaran yang diberikan dapat mempengaruhi nilai rata-rata tawaran. Contohnya jenis tawaran yang diberikan dalam bentuk “karcis masuk kawasan” akan menghasilkan nilai WTP yang lebih rendah dibandingkan dengan dalam bentuk “trust fund” pada studi CVM untuk menilai perlindungan kawasan rimba. Hal ini dapat terjadi karena individu merasa tidak senang membayar atau mengeluarkan uang pada saat ia ingin melakukan rekreasi di kawasan tersebut, atau kebijakan merupakan kebijakan fiskal yang tidak populer di masyarakat. (ii) Bias Titik Awal (Starting Point Bias), adalah bidding games titik awal yang diberikan kepada responden dapat mempengaruhi nilai tawaran (bid) yang ditawarkan. Hal ini dapat disebabkan oleh “ketergesa-gesaan” responden ketika mengisi kuisioner atau karena titik awal yang mengemukakan besarnya nilai tawaran adalah tepat dengan selera responden (disukai responden karena responden tidak memiliki pengalaman tentang nilai perdagangan barang lingkungan yang dipermasalahkan). (iii) Sifat informasi yang disampaikan (nature of information provided), adalah dalam sebuah pasar hipotetis, responden mengkombinasikan informasi barang lingkungan yang diberikan kepadanya dan bagaimana pasar akan bekerja. Tanggapan responden dapat dipengaruhi oleh pasar hipotetis maupun komoditi spesifik yang diinformasikan pada saat survei. Informasi yang memperbaiki pengetahuan responden mengenai karakteristik barang lingkungan yang dinilai dapat dipandang sebagai penyampaian informasi sebuah keputusan konsumsi. 13 Sedangkan informasi yang dapat merubah preferensi responden dapat dipandang menciptakan sebuah bias. 3. Bias yang Berhubungan dengan Kondisi Kejiwaan Responden (Mental Account Bias) Isu ini terkait dengan langkah proses pembuatan keputusan seorang individu dalam memutuskan seberapa besar pendapatan, kekayaan dan waktunya dihabiskan untuk barang lingkungan tertentu dalam periode waktu tertentu. Contoh terjadinya bias tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: katakanlah budget total yang dimiliki seorang individu untuk pelestarian spesies hewan sepenuhnya dibelanjakan pada pelestarian ikan paus biru (blue whales). Namun individu tersebut peduli juga pada pelestarian spesies hewan lain dan menyatakan bersedia pula mengeluarkan uangnya untuk kegiatan pelestarian spesies hewan lain tersebut, padahal seluruh anggaran untuk lingkungan yang dimilikinya sudah dihabiskan untuk pelestarian paus biru. Pada kondisi ini telah terjadi mental account bias dan nilai WTP yang dinyatakan individu lebih tinggi dari nilai sesungguhnya. 4. Kesalahan Pasar Hipotetis (Hypothetical Market Error) Kesalahan/bias pasar hipotetis terjadi jika fakta yang ditanyakan kepada responden dalam pasar hipotetis membuat tanggapan responden berbeda dengan konsep yang diinginkan peneliti sehingga nilai WTP yang dihasilkan menjadi berbeda dengan nilai sesungguhnya. Dalam hal ini kesalahan pasar hipotetis akan mengarahkan kepada terjadinya suatu pernyataan nilai WTP yang lebih besar atau lebih kecil dari nilai sesungguhnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh karena studi CVM tidak berhadapan dengan perdagangan aktual, melainkan suatu perdagangan atau pasar yang murni hipotetis yang didapatkan dari pertemuan antara kondisi psikologi dan sosiologi perilaku. Terjadinya bias pasar hipotetis bergantung pada : bagaimana pertanyaan disampaikan ketika melaksanakan survei, seberapa realistik responden merasakan pasar hipotetis akan terjadi, dan bagaimana format WTP yang digunakan. Bias pasar hipotetis ini dapat dihilangkan dengan cara menggunakan desain dari alat survei yang memaksimisasi realitas dari situasi yang akan diuji dan melakukan pengulangan kembali untuk kekonsistenan dari responden. 14 2.1.5 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan kestabilan alat ukur didalam mengukur gejala yang sama (Lestari 2007). Uji reliabilitas hanya bisa dilakukan terhadap keseluruhan butir pertanyaan yang mengukur variabel telah valid seluruhnya. Uji reliabilitas dilakukan dengan metode Alpha Cronbach, yaitu dengan melihat nilai alpha cronbach pada tabel reliability analisis. Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai dasar pengujian reliabilitas dimana kriteria yang paling banyak digunakan peneliti yaitu apabila alpha cronbach > 0.6 maka reliabilitas terpenuhi (Wulandari dan Mulyanto 2010). 2.2 Penelitian Terdahulu Simanjuntak (2009) melakukan penelitian mengenai analisis Willingness to Pay (WTP) masyarakat terhadap peningkatan pelayanan sistem penyediaan air bersih dengan WSLIC (Water Sanitation for Low Income Community). Tujuan dalam penelitian tersebut untuk mengkaji lebih jauh WTP air bersih dengan proyek WSLIC jika ada peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh pihak BPS (Badan Pengelola Sarana). Peningkatan pelayanan dalam hal ini adalah perbaikan jaringan pengaliran air agar sampai ke rumah-rumah masyarakat dengan debit seperti sedia kala atau lebih baik dari yang dialami oleh masyarakat Desa Situdaun. Dari hasil analisis, faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi WTP masyarakat dalam membayar iuran air adalah tingkat pendapatan dan kelompok responden. Nilai WTP yang diperoleh dari tiap kelompok pengguna air adalah Rp 1 000 untuk masyarakat pengguna air kelompok pertama, Rp 703.03 untuk masyarakat pengguna air kelompok kedua, dan Rp 498.73 untuk masyarakat pengguna air kelompok ketiga. Adapun penelitian lain yang menghitung besarnya WTP dari masyarakat untuk program perbaikan kualitas air tanah pernah dilakukan oleh Ismail et al. (2011) yang berjudul “Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah (Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara)”. Metode analisis yang digunakan yaitu metode valuasi kontingensi (Contingent Valuation Method) metode ini digunakan untuk mengestimasi nilai kesediaan membayar dari masyarakat. Hasil penelitiannya 15 menyatakan nilai total Willingness to Pay (WTP) masyarakat Kapuk Muara terhadap upaya perbaikan kualitas air tanah adalah sebesar Rp 62 958 646 untuk setiap pelaksanaan program. Sedangkan nilai WTP rataan masyarakat Kapuk Muara adalah sebesar Rp 6 521 per kepala keluarga untuk setiap pelaksanaan program. Merryna (2009) melakukan penelitian mengenai analisis WTP masyarakat terhadap pembayaran jasa lingkungan mata air Cirahab. Metode analisis yang digunakan yaitu metode valuasi kontingensi (Contingent Valuation Method) metode ini digunakan untuk mengestimasi nilai kesediaan membayar dari masyarakat. Hasil dari penelitiannya yaitu nilai rataan WTP responden adalah Rp 101/liter untuk setiap kepala keluarga yang membayar pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya konservasi mata air Cirahab dan total nilai WTP adalah Rp 83 835/liter. Lestari (2007) melakukan penelitian yang berjudul hubungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan (studi kasus: bagian pengelolaan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) . Penelitian tersebut menguji tingkat reliabilitas kuesioner dengan menggunakan alpha cronbach. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai alpha cronbach sebesar 0.96 yang berarti sangat reliabel. 16 III KERANGKA PEMIKIRAN Tingginya pertumbuhan penduduk memicu peningkatan kebutuhan akan air bersih. Namun ketersediaan dan kuantitas sumberdaya air semakin menurun. Dikarenakan air bersih akan semakin langka, pengelolaan dan upaya mendapatkan air bersih membutuhkan biaya yang tinggi sehingga air saat ini menjadi barang yang mahal. Masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, pada musim kemarau mengalami kekeringan sehingga menimbulkan krisis air bersih. Pada umumnya masyarakat Desa Tamansari dalam memenuhi kebutuhan konsumsi air bersih menggunakan air tanah. Salah satu alternatif untuk meminimalisir kekeringan krisis air bersih yaitu menggunakan program pemerintah berupa program pipanisasi (air pipa) untuk mengalirkan air dari mata air Gunung Salak. Selain itu, juga masih ada penduduk yang mengambil air tanah melalui sumur tradisional. Dari kondisi tersebut, timbul dua permasalahan utama, yaitu bagaimana penilaian masyarakat terhadap air tanah dan bagaimana kesediaan masyarakat untuk membayar air dari pipa serta faktor-faktor yang berpengaruh. Pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut. Output dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk perbaikan program pipanisasi, baik bagi yang sudah berjalan maupun yang baru akan dilakukan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari terhadap penilaian mengenai keberadaan air tanah dan faktor-faktor yang berpengaruh, dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method (CVM) dan analisis regresi linier berganda, mengestimasi kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh pelayanan penyediaan air bersih beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan menggunakan metode Contingent Valuation Method (CVM) dan analisis regresi linier berganda, menganalisis reliabilitas CVM (Contingent Valuation Method) dalam menentukan ketersediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar mendapatkan air bersih. 17 Krisis Air Bersih di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor Air tanah sebagai sumber air utama bagi masyarakat Desa Tamansari Upaya pelayanan penyediaan air bersih Apresiasi masyarakat Desa Tamansari terhadap air tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Willingness To Pay (WTP) dan Analisis Regresi Linier Berganda Kesediaan membayar masyarakat untuk pelayanan penyediaan air bersih beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya Willingness To Pay (WTP) dan Analisis Regresi Linier Berganda Uji Reliabilitas CVM (Contingent Valuation Method) dalam menentukan kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar mendapatkan air bersih Rekomendasi Gambar 1 Diagram alur kerangka berpikir Keterangan : = Alur penelitian = Ruang lingkup penelitian 18 IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) karena Desa Tamansari merupakan daerah yang terkena krisis air bersih pada musim kemarau. Pengambilan data primer secara langsung selama bulan April - Mei 2013. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer melalui wawancara yang dibantu dengan kuesioner. Instrumen pengumpulan data primer diperlukan untuk memperoleh informasi mengenai besarnya WTP masyarakat. Data sekunder meliputi kondisi geografis lokasi penelitian, keadaan demografi dan keadaan sosial ekonomi masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor yang bersumber dari laporan tahunan kantor Desa Tamansari. 4.3 Penentuan Populasi dan Responden Keseluruhan populasi masyarakat Desa Tamansari sebanyak 2 980 kepala keluarga, sedangkan masyarakat yang sudah menggunakan air pipa sebanyak 536 KK atau sebanyak dua RW. Populasi yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Tamansari yang menggunakan air tanah dengan jumlah 2 444 kepala keluarga atau sebanyak tujuh RW. Dari populasi tersebut diambil empat RW yang mengalami krisis air bersih terparah yaitu RW 1, RW 2, RW 3 dan RW 4. Adapun sebaran jumlah responden dapat dilihat pada Tabel 2. 19 Tabel 2 Data sebaran jumlah responden RW RW 1 RW 2 RW 3 RW 4 Jumlah RT 6 4 5 4 Jumlah 35 28 30 28 121 Total Sumber : Penulis 2013 Jumlah 121 responden dinilai sudah dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Menurut Gujarati (2007) tidak peduli distribusi probabilitas apapun yang mendasarinya, rata-rata sampel dari besaran sampel terdiri dari sekurangkurangnya 30 observasi akan mendekati normal. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode snowball sampling atau metode bola salju, dikarenakan responden yang dijadikan sampel relatif sedikit, hanya lima sampai enam orang dalam satu RT. Sampel yang diambil adalah kepala keluarga dalam rumah tangga atau orang yang berperan dalam rumah tangga yang memenuhi kriteria sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu masyarakat yang tinggal menetap di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor yang menggunakan sumur air tanah. 4.4 Metode Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2010, SPSS 16 dan Minitab 14. Matriks keterkaitan antara tujuan, jenis data, data yang dibutuhkan dan metode yang digunakan terdapat pada Tabel 3. Tabel 3 Matriks keterkaitan antara tujuan, jenis data, data yang dibutuhkan, sumber data, dan metode yang digunakan No Tujuan 1 Mengestimasi kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Jenis Data Data primer dan data sekunder Data yang dibutuhkan Umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah penggunaan air dan WTP air tanah Sumber Data Wawancara dengan media kuesioner kepada masyarakat yang menjadi responden. Metode yang digunakan Ekonometrika (analisis regresi berganda) dan Contingent Valuation Method (CVM) 20 Tabel 3 (lanjutan) No Tujuan Jenis Data Data yang dibutuhkan Sumber Data Metode yang digunakan 2 Mengestimasi kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh pelayanan penyediaan air bersih beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya Data primer dan data sekunder Wawancara dengan media kuesioner kepada masyarakat yang menjadi responden. Ekonometrika (analisis regresi berganda) dan Contingent Valuation Method (CVM) 3 Menganalisis reliabilitas CVM (Contingent Valuation Method) dalam menentukan kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar mendapatkan air bersih Data Primer Umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah penggunaan air, jumlah tanggungan keluarga, tingkat pengetahuan responden, dan WTP air pipa Pertanyaan mengenai uji CVM Wawancara dengan media kuesioner kepada masyarakat yang menjadi responden. Alpha Cronbach 4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP Responden Analisis regresi linear digunakan untuk mempelajari hubungan atau peramalan antara dua buah variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik. Model regresi berganda merupakan pengembangan dari model regresi linear sederhana dengan asumsi bahwa peubah tak bebas Y merupakan fungsi linear dari beberapa peubah bebas X1, X2, …, XK dan komponen sisaan ε (error) (Juanda 2009). Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi WTP responden dalam hal ini masyarakat di Desa Tamansari. Model yang digunakan adalah persamaan regresi berganda. Persamaan regresi berganda nilai WTP dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 21 WTP air tanah : WTPi = β0 + β1URi + β2PDDKNi + β3PDPTNi + β4JPAi + εi…………………….(1) Adapun persamaan regresi bergada untuk WTP air pipa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : WTPi = β0 + β1URi + β2PDDKNi + β3PDPTNi - β4JTKi + β5JPAi + β6TPRi + εi…………………………………………………………….….………(2) dimana: WTPi = Nilai WTP reponden ke-i (Rp/m3/bulan) β0 = Intercept β0… β5 = Koefisien regresi. UR = Umur responden (tahun) PDDKN = Pendidikan responden (tahun) PDPTN = Pendapatan responden (Rp/bulan) JPA = Penggunaan air dalam rumah tangga (m3) JTK = Jumlah Tanggungan Keluarga (orang) TPR = Tingkat pengetahuan responden (dummy, 1=tahu, 0=tidak tahu) i = Responden ke-i (i = 1,2,3,…….,n) n untuk data sampel atau contoh, sedangkan N untuk data populasi. ε = Galat atau error Variabel-variabel diatas ditentukan berdasarkan teori-teori ekonomi yang berlaku dan observasi langsung di lokasi penelitian. Besarnya WTP bagi responden penerima manfaat sumberdaya air diduga dipengaruhi oleh umur, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah penggunaan air, jumlah tanggungan keluarga dan tingkat pengetahuan responden yang dapat dijelaskan pada Tabel 4. Tabel 4 Matriks faktor- faktor yang mempengaruhi Willingness To Pay (WTP) No 1 Faktor- faktor yang mempengaruhi Umur Responden Keterangan Masyarakat pengguna air bersih bervariasi menurut umurnya. Karena itu perlu diteliti apakah umur responden berpengaruh terhadap besarnya iuran air yang ingin dibayarkan masyarakat. Asumsi Asumsi yang berlaku untuk variabel ini adalah semakin bertambah umur responden maka semakin tinggi iuran yang akan dibayarkan. 22 Tabel 4 (lanjutan) No Faktor-faktor yang Keterangan mempengaruhi 2 Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan Responden mempengaruhi pola pikir masyarakat. Variabel ini dinilai berpengaruh karena umumnya masyarakat dengan pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memahami nilai ekonomi dari sumberdaya air yang semakin lama semakin terbatas dan menjadi barang ekonomi akibat kelangkaan yang terjadi. 3 Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan cenderung Responden mempengaruhi besarnya nilai WTP yang ingin dibayarkan responden untuk iuran air. Hal ini berkaitan dengan kemampuan ekonomi masyarakat dalam membayar biaya penggunaan air yang dikonsumsinya. 4 Jumlah penggunaan Jumlah pengguna air dalam air dalam rumah rumah tangga atau anggota tangga keluarga berpengaruh terhadap besarnya iuran air yang ingin dibayarkan. 5 Jumlah Tanggungan Keluarga 6 Tingkat Pengetahuan Responden Sumber : Penulis 2013 Asumsi Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendidikan responden, maka diduga semakin besar pula WTP yang akan dibayarkan untuk iuran air. Asumsi yang berlaku adalah semakin tinggi pendapatan responden maka semakin besar pula nilai WTP yang akan dibayarkan oleh responden tersebut. Asumsi yang berlaku untuk variabel ini adalah semakin banyak penggunaan air semakin tinggi iuran yang akan dibayarkan. Jumlah tanggungan keluarga Asumsi yang berlaku cenderung berpengaruh adalah semakin terhadap besarnya nilai WTP banyak jumlah yang ingin dibayarkan oleh tanggungan keluarga, masyarakat untuk iuran air. maka daya beli suatu keluarga semakin kecil, sehingga nilai WTP yang akan dibayarkan semakin kecil pula. Tingkat pengetahuan responden Asumsi yang berlaku berpengaruh terhadap iuran yaitu apabila yang ingin dibayarkan, 1 responden telah apabila mengetahui akan mengetahui akan diadakan iuran air pipa dan 0 diadakan iuran air apabila responden tidak pipa maka diduga mengetahui akan diadakan nilai WTP yang akan iuran air pipa. dibayarkan semakin besar. 23 4.4.1.1 Uji Asumsi 1. Uji Multikolinearitas Menurut (Mulyanto dan Wulandari 2010) multikolinearitas dapat diuji dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) yang terdapat pada model yang telah di regresikan. Hal ini dibuktikan dengan : Nilai tolerance seluruh variabel independen mendekati angka 1 atau lebih besar dari 0.2 Nilai VIF seluruh variabel independen berada diseputar angka 1 dan tidak boleh lebih dari 10. Pengujian dilakukan untuk membuktikan bahwa antar variabel bebas satu dengan lainnya merupakan variabel yang setara (benar-benar independen). 2. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk memastikan bahwa data yang digunakan untuk analisis berasal dari data variabel yang berdistribusi normal. Deteksi normalitas data pada analisis regresi linier berganda dalam penelitian dilakukan secara grafik yaitu menggunakan normal p-p plot. Terpenuhinya persyaratan analisis normalitas adalah jika titik-titik ada grafik normal p-p plot menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Normalitas juga dapat dideteksi dengan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov Test terhadap nilai observasi dan nilai prediksi variabel independen terhadap variabel dependen. Normalitas terpenuhi apabila probabilitas hitung hasil uji lebih besar daru pada taraf uji penelitian (Mulyanto dan Wulandari 2010). 3. Uji Autokorelasi Uji asumsi autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan diantara galat dalam persamaan regresi yang diperoleh. Model regresi yang baik yang tidak terjadi autokorekasi dimana pengujian dilakukan dengan melihat nilai Durbin-Watson hasil pengolahan data dibandingkan dengan nilai dl dan du pada Durbin-Watson dengan kriteria 1.65<DW<2.35 tidak terjadi autokorelasi (Mulyanto dan Wulandari 2010). 4. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksiran OLS tidak efisien baik 24 dalam sampel kecil maupun sampel besar. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot antara nilai residual regresi dengan nilai prediksi. Suatu model persamaan regresi yang tidak memiliki masalah heteroskedastisitas yaitu jika titik-titik pada grafik scatterplot tersebar acak tidak membentuk suatu pola tertentu seperti segitiga, segiempat, lengkung yang beraturan dan sebagainya (Mulyanto dan Wulandari 2010). 4.4.2 Analsisis WTP Responden Terhadap Air Tanah dan Pelayanan Penyediaan Air Bersih Willingness to Pay atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian terhadap sumberdaya alam. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kesediaan setiap individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memberikan penilaian terhadap air tanah. Adapun tahapan analisis WTP adalah sebagai berikut : 1. Membuat pasar hipotetik (Setting Up the Hypotetical Market) Pasar Hipotetik WTP air tanah : Masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, bergantung pada air tanah sebagai salah satu sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Namun saat ini diketahui terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah dikarenakan pertumbuhan penduduk sehingga kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sedangkan pasokan air untuk penduduk semakin menurun, dan semakin sedikitnya daerah tangkapan air hujan, sehingga terjadi kelangkaan air bersih pada musim kemarau. Masyarakat Desa Tamansari perlu mengetahui pentingnya keberadaan air tanah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Oleh sebab itu diperlukan penilaian masyarakat terhadap air tanah itu sendiri pada kondisi saat ini. Selain penelitian terhadap air tanah, analisis WTP juga digunakan untuk menilai pelayanan penyediaan air bersih. Adapun pasar hipotetik WTP air pipa adalah sebagai berikut : 25 Pasar Hipotetik pelayanan penyediaan air pipa : “Pemerintah Kabupaten Bogor mengadakan program pelayanan penyediaan air bersih berupa air pipa yang bersumber dari Gunung Salak untuk mengatasi masalah kekeringan air di Desa Tamansari. Dengan asumsi jumlah air tidak terbatas, air dapat diakses 24 jam, dengan kualitas air bagus standar PDAM, sehingga masyarakat Desa Tamansari tidak akan kekurangan pasokan air bersih walaupun pada musim kemarau.” Dengan skenario ini responden mengetahui gambaran pasar hipotetik dan apakah masyarakat bersedia membayar sejumlah nominal uang untuk memperbaiki jasa lingkungan tersebut dengan beralih kepada air pipa. 2. Mendapatkan Penawaran Besarnya WTP (Obtaining Bids) Pada tahap ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden apakah mereka mau membayar atau tidak sejumlah uang tertentu untuk memperoleh perbaikan jasa lingkungan. Metode ini lebih memudahkan responden memahami maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan. 3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP (Calculating Average WTP) Tahap ini dilakukan dengan mencari nilai rata-rata yaitu dengan cara menjumlahkan seluruh nilai WTP dibagi dengan jumlah responden. ∑ …………………………………………………………… (3) dimana: EWTP = Dugaan rataan WTP Wi = Nilai WTP ke-i Pfi = Frekuensi Relatif n = Jumlah responden i = Responden ke-i yang bersedia membayar WTP 4. Memperkirakan Kurva Permintaan WTP (Estimating Curve) Pendugaan kurva akan dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. WTP = f (Jumlah responden, nilai WTP)……………………………..………(4) 26 dimana: Jumlah responden = Responden yang bersedia membayar WTP (orang) Nilai WTP = Nilai yang bersedia dibayarkan responden (Rp/m3) 4.4.3 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas instrument dengan pendekatan alpha cronbach, yaitu teknik pengukuran dengan mencari reliabilitas instrument yang skornya dalam bentuk skala 1-5 sehingga didapatkan nilai alphanya dari 0-1 (Nugroho 2005). Adapun formula nilai alpha (α) cronbach adalah sebagai berikut : r11 = ] [1- ] ……………………………………………...………………(5) Dimana : r11 = Reliabilitas instrument K = Banyak butir pertanyaan σ 2 t Σσb2 = Varian total = Jumlah varian butir Rumus varian yang digunakan : σ2 = …………………………………………………………………….(6) Dimana : n = Jumlah responden X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan) Tabel 5 Tingkat reliabilitas metode alpha cronbach Alpha 00.00 – 0.20 >0.20 – 0.40 >0.40 – 0.60 >0.60 – 0.80 >0.80 – 1.00 Sumber : Lestari 2007 Tingkat Reliabilitas Tidak Reliabel Kurang Reliabel Cukup Reliabel Reliabel Sangat Realiabel 27 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Tamansari Desa Tamansari merupakan salah satu Desa di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa Tamansari mempunyai ketinggian 500-700 meter dari permukaan laut. Jarak dari desa ke kecamatan adalah 0.5 km, selanjutnya jarak dari desa ke ibukota kabupaten adalah 30 km, sedangkan jarak ke ibu kota provinsi adalah 120 km dan jarak dari desa ke ibu kota negara sebesar 60 km. Adapun batas-batas wilayah Desa Tamansari antara lain : a. Sebelah Utara : Desa Pasireurih b. Sebelah Timur : Gunung Salak c. Sebelah Selatan : Desa Sukamantri d. Sebelah Barat : Desa Sukajadi Luas wilayah Desa Tamansari adalah 935.5 Ha, yang terbagi dalam sembilan Rukun Warga (RW) dan 37 Rukun Tetangga (RT). Keadaan suhu di Desa Tamansari berkisar antara 220C sampai dengan 270C, sedangkan keadaan wilayah di Desa Tamansari didominasi sebesar 60% oleh perbukitan dan pegunungan, sisanya dataran sampai berombak berkisar 20%, daerah berombak sampai berbukit 20% . Selain itu juga terdapat danau seluas 1.3 hektar. Danau tersebut sebagai salah satu indikator apabila terjadi kekeringan air di Desa Tamansari, jika terjadi kekeringan, maka air di danau tersebut akan menyusut. 5.2 Sumberdaya Manusia Jumlah penduduk Desa Tamansari berdasarkan data pada tahun 2011 adalah 10 826 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2 980 kepala keluarga. Komposisi penduduk berdasarkan golongan usia dengan presentase terbesar terdapat pada usia 26-55 tahun sebesar 46.684% atau sebanyak 5 054 jiwa, hal ini berarti cukup banyak terdapat usia produktif di Desa Tamansari. Komposisi penduduk berdasarkan golongan usia di Desa Tamansari dapat dilihat pada Tabel 5. 28 Tabel 6 Komposisi penduduk berdasarkan golongan usia di Desa Tamansari tahun 2011 No 1 2 3 4 5 Golongan Usia (tahun) Jumlah 0–5 6 – 16 17 – 25 26 – 55 56 Tahun ke atas Jumlah Presentase (%) 1230 1238 2524 5054 780 10826 11.362 11.435 23.314 46.684 7.205 100.000 Sumber : Laporan tahunan Desa Tamansari ( 2011 ) Mata pencaharian warga Desa Tamansari sebagian besar adalah petani penggarap tanah sebanyak 1 330 orang atau sebesar 40.109% dari total penduduk di Desa Tamansari. Presentase terbesar berikutnya adalah sebesar 22.467% atau sebanyak 745 orang bekerja sebagai buruh industri. Selanjutnya disusul oleh pedagang dengan presentase 8.595% atau sebanyak 285 orang. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 7 Mata pencaharian penduduk Desa Tamansari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Mata Pencaharian Petani Pemilik Tanah Petani Penggarap Tanah Pengrajin Industri Kecil Buruh Industri Pedagang Pengemudi/Jasa Pegawai Negeri Sipil (PNS) TNI/POLRI Pensiunan Jumlah Jumlah (orang) 260 1330 106 159 745 285 76 175 85 95 3316 Presentase (%) 7.841 40.109 3.197 4.795 22.467 8.595 2.292 5.277 2.563 2.865 100.000 Sumber : Laporan tahunan Desa Tamansari ( 2011 ) Tingkat pendidikan masyarakat Desa Tamansari pada umumnya sudah tamat Sekolah Dasar (SD), yakni sebesar 49.174% atau sebanyak 1250 orang. Masyarakat yang tamat SLTP sebesar 21.873% atau sebanyak 556 orang. Disusul berturut-turut tamatan SMA sebesar 11.920% atau sebanyak 303 orang, yang tidak lulus Sekolah Dasar sebesar 9.638% atau sebanyak 245 orang, lulus Perguruan Tinggi sebesar 3.816% atau sebanyak 97 orang dan lulus Akademi 29 sebesar 3.580% atau sebanyak 91 orang. Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 8 Kualitas angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat di Desa Tamansari No 1 2 3 4 5 6 Uraian Tidak Tamat SD Tamat SD/Sederajat Tamat SLTP/SMP Tamat SLTA/SMA Tamat Akademi Tamat Perguruan Tinggi Jumlah Jumlah (orang) 245 1250 556 303 91 97 2542 Presentase (%) 9.638 49.174 21.873 11.920 3.580 3.816 100.000 Sumber : Laporan tahunan Desa Tamansari (2011) 5.3 Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini merupakan karakteristik terhadap 121 responden terpilih yang meliputi yaitu jenis kelamin, usia, lama pendidikan formal, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, status kependudukan, lama tinggal dan jumlah penggunaan air. Penjelasan dari masing-masing kriteria karakteristik responden dapat dijelaskan pada pembahasan dibawah ini. 5.3.1 Jenis Kelamin Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 59.5% atau berjumlah 72 orang. Responden laki-laki sebanyak 40.5% atau berjumlah 49 orang. Perbandingan responden antara yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki, dapat dilihat pada Gambar 2. Laki-laki Perempuan 40.5 59.5 Sumber: Data primer diolah (2013) Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin 30 5.3.2 Usia Usia responden pada penelitian ini sangat bervariasi. Usia cenderung dapat menunjukan tingkat kedewasaan dan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Jumlah responden terbanyak pada golongan usia 42-49 tahun dengan presentase 27% atau sebanyak 33 orang, kemudian responden usia 34-41 tahun berjumlah 23%. Responden dengan usia termuda 18 tahun sedangkan responden dengan usia yang paling tua yaitu 72 tahun. Distribusi tingkat usia responden dapat dilihat pada Gambar 3. 50-57 14% 58-65 5% 66-72 2% 18-25 12% 42-49 27% 26-33 17% 34-41 23% Sumber: Data primer diolah (2013) Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan usia 5.3.3 Lama Pendidikan Formal Tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi pola pikir dalam pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan yaitu tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, Dilpoma dan Perguruan Tinggi. Presentase terbesar pada tingkat pendidikan SD sebesar 39% atau sebanyak 47 orang. Responden yang tidak tamat SD sebesar 8%, SMP sebesar 30%, SMA sebesar 20%, Diploma 2% dan Perguruan Tinggi 2%. Distribusi tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 4. 31 SMA 20% Diploma PT 1% 2% Tidak Tamat SD 8% SD 39% SMP 30% Sumber: Data primer diolah (2013) Gambar 4 Karakteristik responden berdasarkan lama pendidikan formal 5.3.4 Jenis Pekerjaan Jenis pekerjaan responden di Desa Tamansari cukup bervariasi. Sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta dan buruh, dengan presentase sebesar 46% atau sebanyak 56 jiwa, selanjutnya sebagai buruh sebesar 42% atau sebanyak 51 orang. Responden yang bekerja sebagai petani sebasar 7% atau sebanyak 8 orang, supir sebesar 3% atau sebanyak 4 orang dan PNS sebesar 2% atau sebanyak 2 orang. Distribusi jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 5. Petani Supir PNS 7% 3% 2% Wiraswata 46% Buruh industri 42% Sumber: Data primer diolah (2013) Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan 32 5.3.5 Tingkat Pendapatan Tingkat pendapatan responden dibagi berdasarkan Upah Minimum Regional Kabupaten Bogor yaitu sebesar Rp 2 002 000 perbulan. Sebagian besar responden berpendapatan kurang dari UMR sebesar 89% atau sebanyak 108 jiwa, sedangkan sisanya sebesar 11% atau sebanyak 13 orang berpendapatan diatas UMR Kabupaten Bogor. Distribusi tingkat pendapatan dapat dilihat pada Gambar 6. > 2 002 000 11% < 2 002 000 89% Sumber: Data primer diolah (2013) Gambar 6 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan 5.3.6 Jumlah Penggunaan air Jumlah penggunaan air responden pada penelitian ini sangat bervariasi. Sebaran terbanyak pada penggunaan 25-29 m3/bulan sebesar 19%, penggunaan air sebanyak 05-09 m3/bulan sebesar 9%, pemakaian air sebanyak 10-14 m3/bulan sebesar 10%, selanjutnya penggunaan air sebanyak 15-19 m3/bulan sebesar 18%, kemudian penggunaan air sebanyak 20-24 m3/bulan sebesar 16%, pemakaian 3034 m3/bulan sebesar 18%, selanjutnya pemakaian sebanyak 35-39 m3/bulan sebesar 8% dan responden dengan penggunaan air sebanyak 40-44m3/bulan sebesar 2%. Distribusi jumlah penggunaan air responden dapat dilihat pada Gambar 7. 33 35 - 39 8% 40 - 44 2% 05 - 09 10 - 14 9% 10% 30 - 34 18% 15 - 19 18% 25 - 29 19% 20 - 24 16% Sumber: Data primer diolah (2013) Gambar 7 Karakteristik responden berdasarkan jumlah penggunaan air 5.3.7 Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga responden sangat bervariasi dimulai dari satu sampai dengan delapan dalam suatu rumah tangga. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden antara tiga sampai dengan lima tanggungan per tiap kepala keluarga. Distribusi jumlah tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada Gambar 8. 7 3% 8 1% 6 12% 5 23% 1 7% 2 11% 3 23% 4 20% Sumber: Data primer diolah (2013) Gambar 8 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga 5.3.8 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Iuran Air Pipa Pada umumnya responden telah mengetahui iuran yang harus dibayarkan untuk biaya pendistribusian air, biaya pemasangan pipa dan biaya perawatan 34 untuk air pipa setiap bulannya. Jumlah responden yang mengetahui akan dipungut iuran sebesar 83% atau sebanyak 100 jiwa, sedangkan yang tidak mengetahui sebesar 17% atau sebanyak 21 jiwa. Distribusi tingkat pengetahuan responden terhadap iuran air untuk pipa dapat dilihat pada Gambar 9. Tidak tahu 17% Tahu 83% Sumber: Data primer diolah (2013) Gambar 9 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan responden terhadap iuran air pipa 35 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Willingness to Pay (WTP) Masyarakat Terhadap Air Tanah Berdasarkan hasil wawancara terhadap 121 responden, sebanyak 34 responden atau (28.1%) menyatakan bersedia untuk membayar, sedangkan sisanya 87 responden atau (71.9%) yang menyatakan tidak bersedia membayar penggunaan air tanah. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, responden untuk menganalisis WTP sebanyak 121 orang, dan dari 121 responden hanya 34 orang yang bersedia membayar untuk penilaian terhadap keberadaan air tanah. Dengan demikian hasil WTP ini adalah data dari masyarakat yang bersedia untuk membayar. Tabel 9 Kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari Kesediaan Membayar Ya Tidak Total Jumlah 34 87 121 Persentase (%) 28.1 71.9 100 Sumber : Data primer, 2013 Pendekatan CVM dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis nilai WTP responden terhadap penilaian masyarakat Desa Tamansari terhadap keberadaan air tanah. Hasil pelaksanaan CVM meliputi: nilai rata-rata WTP, dan kurva permintaan WTP. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap 34 responden menggunakan kuesioner. Pertanyaan bersifat open-ended question, yaitu dengan menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah maksimal dan jumlah minimal uang yang ingin dibayarkan. Dari satuan tersebut didapatkan nilai maksimum WTP sebesar Rp 1300/m3 dan nilai minimum sebesar Rp 100/m3. Adapun nilai rataan WTP responden dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden, yaitu didapatkan dengan jumlah responden yang membayar WTP ke-i dibagi dengan jumlah responden seluruhnya kemudian dikalilkan dengan nilai WTP. Data distribusi nilai WTP responden dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rataan WTP sebesar Rp 414.71/m3. 36 Tabel 10 Distribusi WTP responden No WTP Frekuensi (Rp/m3) 1 100 9 2 200 6 3 500 14 4 700 1 5 1 000 3 6 1 300 1 Jumlah 34 Sumber : Data primer diolah (2013) Frekuesi Kumulatif 34 25 15 5 4 1 34 Frekuensi Relatif Mean WTP (Rp) 0.26 26.47 0.18 35.29 0.41 205.88 0.03 20.59 0.09 88.24 0.03 38.24 1.00 414.71 Setelah nilai rataan dan frekuensi diketahui, selanjutnya dibuat kurva permintaan WTP air tanah. Kurva permintaan WTP reponden menunjukkan hubungan antara WTP responden dengan jumlah responden yang bersedia membayar besarnya WTP tersebut, seperti terlihat pada Gambar 10. 1400 1200 WTP (Rp/m3) 1000 800 600 400 200 0 0 10 20 30 40 Frekuensi Sumber : Data pimer, diolah Juni 2013 Gambar 10 Kurva permintaan WTP air tanah Kurva permintaan WTP responden diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat didalam model, diantaranya yaitu umur (U), tingkat pendidikan (PDDKN), tingkat pendapatan (PDPTN) dan jumlah penggunaan air (JPA). Analisis regresi linear berganda meliputi pengujian hipotesis yang dapat menjelaskan berapa besar dan nyata pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap besarnya nilai WTP responden. Hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 11. 37 Hasil analisis regresi berganda, fungsi WTP yang diperoleh yaitu sebagai berikut: WTP = -24376 + 301 U +1530 PDDKN + 0.000873 PDPTN + 314.4 JPA Dari hasil analisis regresi, diperoleh bahwa model yang dihasilkan dalam penelitian tergolong baik karena nilai adj R2 yang dihasilkan sebesar 75.1%. Hasil tersebut menunjukan bahwa keragaman yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas didalam model sebesar adj 75.1%, sedangkan sisanya sebesar 24.9% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Menurut Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993) penelitian yang berkaitan dengan benda-benda lingkungan dapat mentolerir nilai R2 sampai dengan 15%. Hal ini disebabkan penelitian tentang lingkungan berhubungan dengan manusia sehingga dapat ditolerir. Model yang dihasilkan ini telah lulus uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan uji asumsi normalitas dari hasil keempat uji tersebut tidak diperoleh suatu pelanggaran. Hasil uji tersebut disajikan pada Tabel 12. Tabel 11 Hasil analisis penilaian masyarakat Desa Tamansari mengenai keberadaan air tanah No 1 2 3 4 5 Parameter Konstanta Umur (U) Tingkat Pendidikan (PDDKN) Tingkat Pendapatan (PDPTN) Jumlah Penggunaan Air (JPA) S = 3313.99 Koefisien -24376 300.82 1529.9 P-Value 0.000 0.000* 0.000* VIF 0.0008733 0.255 1.1 314.41 0.000* 1.1 R-Sq = 78.1% R-Sq(adj)=75.1% 1.7 1.8 Analysis of Variance Source Regression Residual Error Total Sumber Keterangan DF 4 29 33 F 25.88 P 0.000 : Hasil olahan Data primer : * = Signifikan pada α = 1% DW = 2.310 Berdasarkan nilai P-value yang diperoleh, terdapat beberapa variabel yang berpengaruh nyata dalam model tersebut. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata yaitu umur (U), pendidikan (PDDKN), dan jumlah penggunaan air (JPA) sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah tingkat pendapatan 38 (PDPTN). P-value pada model yang telah diregresikan kurang dari alpha (1%). Interpretasi masing-masing variabel bebas terhadap nilai WTP adalah sebagai berikut : 1. Umur Variabel umur responden signifikan pada taraf nyata 1% dengan dengan nilai P-value (0.000). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif, menunjukan jika umur bertambah satu tahun maka besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 300.82. Variabel tingkat umur sesuai dengan hipotesis awal yaitu variabel berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. Hal tersebut dikarenakan semakin bertambahnya umur maka akan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam pengambilan keputusan dan kepedulian terhadap lingkungan, sehingga responden dengan usia yang lebih tua cenderung mengeluarkan WTP yang lebih besar. 2. Pendidikan Variabel pendidikan responden signifikan pada taraf nyata 1% dengan nilai P-value (0.000). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif, menunjukkan jika lama pendidikan yang ditempuh meningkat pada satu level lebih tinggi maka besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 1 529.9. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka nilai WTP yang diberikan juga semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan responden yang menempuh pendidikan lebih lama akan menyadari untuk mendapatkan suatu kondisi lingkungan yang lebih baik diperlukan biaya untuk pelaksanaanya. Variabel tingkat pendidikan sesuai dengan hipotesis awal yaitu variabel berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. 3. Jumlah Penggunaan Air Variabel jumlah penggunaan air responden signifikan pada taraf nyata 1% dengan nilai P-value (0.000). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif, menunjukkan jika jumlah penggunaan air meningkat satu meter kubik maka besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 314.41. Hal ini sesuai dengan hipotesis bahwa semakin banyak jumlah penggunaan air maka nilai WTP yang diberikan juga semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan responden yang jumlah penggunaan airnya lebih banyak akan membayar WTP dengan jumlah yang besar. 39 Tabel 12 Uji asumsi No 1 Uji Asumsi Uji Multikolinearitas Hasil Uji Nilai Variance Inflation Factors (VIF) yang terdapat pada model yang telah diregresikan kurang dari sepuluh < (10) 2 Uji Normalitas Penelitian ini menggunakan taraf nyata alpha sebesar satu persen, dengan nilai Asymp.sig.(2-tailed) lebih besar dari alpha 0.01 (satu persen). 3 Uji Autokorelasi Nilai DW pada model ini sebesar 2.310. Nilai DW antara 1.65<DW<2.35 tidak terjadi autokorelasi (Mulyanto dan Wulandari, 2010). 4 Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan hasil uji gletser pada lampiran 1 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas atau p-value dari anova lebih dari alpha 1 persen. Selain itu berdasarkan grafik sctatterplots terlihat bahwa titik-titik pada grafik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu. 6.2 Keterangan Hasil regresi dalam peneliltian ini tidak terjadi multikolinearitas. Hal ini ditunjukan pada lampiran 7. Asumsi residual menyebar normal, sehingga model dapat dikatakan normal. Hal ini dapat dilihat pada lampiran 4. Dapat disimpulkan pada model tersebut tidak terjadi autokorelasi. Hal ini dapat ditunjukan pada lampiran 6. Model tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat di buktikan pada lampiran 5. Willingness to Pay (WTP) Masyarakat Desa Tamansari untuk Memperoleh Pelayanan Penyediaan Air Bersih Selain untuk mengestimasi nilai air tanah, WTP juga digunakan untuk mengestimasi nilai air pipa terhadap pelayanan penyediaan untuk mendapatkan air bersih. Hasil survey WTP dengan pendekatan CVM ini juga menghasilkan nilai rataan WTP, dan kurva permintaan. 40 Tabel 13 Kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh pelayanan penyediaan air bersih Kesediaan Membayar Ya Tidak Total Jumlah 121 0 121 Persentase (%) 100 0 100 Sumber : Data primer ( 2013 ) Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada 121 responden menggunakan kuesioner, melalui metode bidding game, yaitu menanyakan langsung kepada responden tentang sejumlah nilai tertentu yang diajukan sebagai titik awal dan selanjutnya semakin meningkat sampai titik maksimum yang disepakati. Sehingga didapatkan nilai maksimum WTP sebesar Rp 1 500/m3 dan nilai minimum sebesar Rp 500/m3. Dugaan nilai rataan WTP (EWTP) responden dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden, yaitu didapatkan dengan jumlah responden yang membayar wtp ke-i dibagi dengan jumlah responden seluruhnya kemudian dikalilkan dengan nilai WTP. Data distribusi nilai WTP responden dapat dilihat pada Tabel 14 Tabel 14 Distribusi WTP responden No 1 2 3 WTP (Rp/m3) 500 Frekuensi 1 000 1 500 Jumlah Frekuensi Relatif 108 Frekuensi Kumulatif 121 0.89 Mean WTP (Rp) 445 8 5 121 13 5 121 0.07 0.04 1.00 70 60 575 Sumber : Data primer ( 2013 ) Kelas WTP diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu batas atas dan bawah dari nilai terkecil sampai nilai terbesar WTP yang ditawarkan responden. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rataan WTP sebesar Rp 575/m3. Setelah diketahui nilai rataan WTP, selanjutnya menduga kurva permintaan WTP. Kurva permintaan reponden menunjukkan hubungan antara WTP responden dengan jumlah responden yang bersedia membayar besarnya WTP tersebut. Kurva WTP masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh pelayanan penyediaan air bersih dapat dilihat pada Gambar 11. 41 1600 WTP (Rp/m3) 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 0 20 40 60 80 100 120 140 Frekuensi Sumber : Data Primer, diolah Juni 2013 Gambar 11 Kurva permintaan WTP terhadap pembayaran iuran pelayanan penyediaan air bersih Desa Tamansari. Kurva permintaan WTP responden diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat didalam model, diantaranya yaitu umur (U), tingkat pendidikan (PDDKN), tingkat pendapatan (PDPTN), jumlah tanggungan keluarga (JTK), jumlah penggunaan air (JPA) dan tingkat pengetahuan responden (TPR). Analisis regresi linear berganda meliputi pengujian hipotesis yang dapat menjelaskan berapa besar dan nyata pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap besarnya nilai WTP responden. Hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 15. Hasil analisis regresi berganda, fungsi WTP yang diperoleh yaitu sebagai berikut: WTP = -118 + 30.2 U + 60.7 PDDKN + 0.000731 PDPTN – 383 JTK + 472 JPA + 232 TPR Dari hasil analisis regresi, diperoleh bahwa model yang dihasilkan dalam penelitian tergolong baik karena nilai adj R2 yang dihasilkan sebesar 84.4%. Hasil tersebut menunjukan bahwa keragaman yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas didalam model sebesar 84.4%, sedangkan sisanya sebesar 15.6% dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Menurut Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993) penelitian yang berkaitan dengan benda-benda lingkungan dapat mentolerir nilai R2 sampai dengan 15%, hal ini disebabkan penelitian tentang lingkungan berhubungan dengan manusia sehingga dapat ditolerir. Pemeriksaan asumsi terkait masalah multikolinieritas dilihat dari nilai VIF, dapat dilihat pada 42 Tabel 15. Masing-masing variabel bebas menunjukan nilai VIF kurang dari sepuluh, hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya pelanggaran multikolineritas pada model. Asumsi selanjutnya regresi berganda adalah tidak adanya autokorelasi. Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil menunjukan bahwa nilai DW sebesar 2.301 (dapat dilihat pada Tabel 15). Muyanto dan Wulandari (2010) menyatakan bahwa nilai DW berada diantara 1.65 dan 2.35 menunjukan tidak adanya autokorelasi. Sehingga nilai DW diantara selang tersebut, maka menunjukan tidak adanya autokorelasi. Tabel 15 Hasil analisis nilai WTP responden No 1 2 3 Parameter Koefisien Konstanta -118.5 Umur (U) 30.17 Tingkat Pendidikan 60.66 (PDDKN) 4 Tingkat Pendapatan 0.0007305 (PDPTN) 5 Jumlah Tanggungan -383.2 Keluarga (JTK) 6 Jumlah Penggunaan Air 471.78 (JPA) 7 Tingkat Pengetahuan 231.7 Responden (TPR) S = 1 644.33 R-Sq = 85.1% Analysis of Variance Source DF Regression 6 Residual Error 114 Total 120 Sumber : Hasil olahan data primer Keterangan :* = Signifikan pada α = 1% ** = Signifikan pada α = 5 % DW = 2.301 P-Value 0.902 0.045** 0.306 VIF 0.001* 1.1 0.048** 4.0 0.000* 3.9 0.588 1.2 1.3 1.3 R-Sq(adj)=84.4% F 108.94 P 0.000 Berdasarkan nilai P-value yang diperoleh, terdapat beberapa variabel yang berpengaruh nyata dalam model tersebut. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata yaitu umur (U), pendapatan (PDPTN), jumlah tanggungan keluarga (JTK) dan jumlah penggunaan air (JPA) sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah pendidikan (PDDKN) dan tingkat pengetahuan responden (TPR). Pvalue pada model yang telah diregresikan kurang dari alpha (1%) dan (5%). Interpretasi masing-masing variabel bebas terhadap nilai WTP adalah sebagai berikut : 43 1. Umur Variabel umur responden signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai Pvalue (0.045). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif terhadap besarnya nilai WTP, menunjukan jika umur bertambah satu tahun maka besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 30.17. Variabel tingkat umur sesuai dengan hipotesis awal yaitu semakin bertambahnya umur maka akan mempengaruhi pola pikir seseorang dalam pengambilan keputusan dan kepedulian terhadap lingkungan, sehingga responden dengan usia yang lebih tua cenderung mengeluarkan WTP yang lebih besar. 2. Tingkat pendapatan Variabel tingkat pendapatan responden signifikan pada taraf nyata 1% dengan nilai P-value (0.001). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif, menunjukkan jika pendapatan meningkat sebesar Rp 1 000 000 maka besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 730.5. Hal tersebut dikarenakan responden yang pendapatannya tinggi akan lebih menyadari untuk mendapatkan suatu kondisi lingkungan yang lebih baik dan nyaman. Variabel tingkat pendapatan sesuai dengan hipotesis awal yaitu variabel berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Variabel jumlah tanggungan keluarga signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai P-value (0.048). Koefisien pada varibel ini memiliki tanda negatif, menunjukkan jika jumlah tanggungan keluarga meningkat satu satuan maka besarnya nilai WTP menurun sebesar Rp 383.2. Hal tersebut dikarenakan semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka pendapatan riil suatu keluarga cenderung semakin kecil, sehingga responden lebih menginginkan nilai WTP yang lebih rendah. 4. Jumlah Penggunaan Air Variabel jumlah penggunaan air responden signifikan pada taraf nyata 1% dengan nilai P-value (0.000). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif, menunjukkan jika jumlah penggunaan air meningkat satu meter kubik maka besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 471.78. Hal tersebut dikarenakan 44 responden yang jumlah penggunaan airnya lebih banyak akan membayar WTP dengan jumlah yang lebih besar. 6.3 Evaluasi Pelaksanaan Reliabilitas CVM Contingent Valuation Method (CVM) merupakan sebuah pendekatan untuk mengukur nilai keberadaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan seperti air, udara dan kualitas lingkungan lainnya (Fauzi 2006). Salah satu instrumen yang digunakan dalam CVM tersebut adalah kuesioner atau daftar pertanyaan yang ditujukan kepada individu untuk menilai sumber daya air. Reliabilitas pendekatan ini dalam menilai sumber daya alam dan lingkungan, diuji dengan cara melihat konsistensi jawaban dari pertanyaan jika pertanyaan tersebut digunakan untuk menilai hal serupa ditempat yang berbeda. Bisa juga dengan cara melihat konsistensi jawaban pertanyaan tersebut dari sejumlah responden yang mendapatkan pertanyaan yang sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode alpha cronbach. Prinsipnya adalah untuk melihat seberapa besar konsistensi jawaban responden pada pertanyaan yang sama. Kriteria reliabilitas terpenuhi apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6. Tabel 16 merupakan parameter atau daftar pertanyaan dari hasil uji konsistensi dengan menggunakan metode alpha cronbach. Tabel 16 Uji reliabilitas pertanyaan No 1 2 3 4 Daftar Pertanyaan Apakah Anda setuju pendekatan CVM dapat digunakan dalam mengapresiasi untuk sumber daya air? Seberapa relevan metode CVM digunakan untuk menilai air pipa? Seandainya Bapak/Ibu diminta untuk membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah, bersediakah Bapak/Ibu membayar? Seberapa penting apresiasi Bapak/Ibu terhadap air tanah dan jasa lingkungan lainnya yang diwujudkan dengan kesediaan untuk membayar? Alpha Cronbach 0.716 0.695 0.177 0.253 Sumber : Hasil olahan data primer Dari Tabel 16, dapat dilihat bahwa parameter pertama yaitu seberapa setuju pendekatan CVM dapat digunakan dalam mengapresiasi sumber daya air, mendapatkan nilai 0.716. Artinya, 71.6% dari responden menyatakan bahwa 45 pendekatan CVM ini dapat digunakan untuk mengapresiasi sumber daya air. Parameter kedua yaitu seberapa relevan metode CVM digunakan untuk menilai air pipa, mendapatkan nilai 0.695. Hal ini berarti 69.5% dari responden menyatakan bahwa metode CVM cukup relevan dalam menilai sumberdaya air pipa, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa parameter pertama dan kedua reliabel, terbukti nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6. Sedangkan untuk parameter yang ketiga, yaitu kesediaan responden untuk membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah, mendapatkan nilai 0.177. Artinya bahwa hanya 17.7% dari responden yang bersedia untuk membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah. Selanjutnya untuk parameter keempat, seberapa penting apresiasi responden terhadap air tanah dan jasa lingkungan lainnya yang diwujudkan dengan kesediaan membayar, mendapatkan nilai 0.253. Artinya, hanya 25.3% dari responden yang menganggap penting air tanah dan jasa lingkungan lainnya yang diwujudkan dengan kesediaan membayar. Hal ini dapat disimpulkan bahwa parameter ketiga dan keempat kurang reliabel, karena mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha kurang dari 0.6. Hal ini terkait dengan tingkat pengetahuan dan kepeduliaan masyarakat terhadap sumberdaya air tanah masih kurang. Hal ini didukung oleh prioritas responden yang menempatkan air pada urutan kelima setelah pangan, pakaian, pendidikan, listrik dan air dan hanya sebagian kecil responden yang menempatkan prioritas air pada urutan pertama. Berdasarkan hasil pengolahan data uji reliabilitas secara keseluruhan dari instrument, mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.640 maka dengan demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini dapat dipercaya atau reliabel yang artinya metode CVM dapat digunakan dalam mengapresiasi sumberdaya air. Data hasil olahan dapat dilihat pada lampiran 8. 46 VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Nilai rata-rata Willingness to Pay (WTP) responden terhadap air tanah sebesar Rp 414.71/m3 tiap kepala keluarga perbulan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada besarnya nilai WTP responden yaitu umur, tingkat pendidikan dan jumlah penggunaan air. 2. Nilai rata-rata Willingness to Pay (WTP) responden adalah sebesar Rp 575/m3 tiap kepala keluaga perbulan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada besarnya nilai WTP responden yaitu umur, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah penggunaan air. 3. Reliabilitas CVM dalam menentukan ketersediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar mendapatkan air bersih, yang dihitung dengan metode alpha cronbach mendapatkan nilai sebesar 0.640, yang berarti memiliki tingkat reliabilitas yang reliabel. 7.2 Saran 1. Hasil penelitian ini masyarakat Desa Tamansari dinilai mempunyai tingkat kepeduliaan terhadap air tanah yang masih rendah, oleh karena itu perlu adanya pendidikan lingkungan agar dapat memberikan apresiasi atau penghargaan yang lebih tinggi terhadap sumberdaya air. 2. Dalam mengatasi masalah kekurangan air bersih di Desa Tamansari, maka Pemerintah Kabupaten Bogor diharapkan dapat segera merealisasikan program pipanisasi yang bersumber dari Gunung Salak dengan melibatkan masyarakat dalam pengelolaannya. 47 DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik. 2001. Neraca Sumberdaya Air 2001. Jakarta : BPS ______________________. 2011. Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2011. Jakarta : BPS ______________________. 2012. Statistik Lingkungan Hidup (Environment Statistic of Indonesia) 2012. Jakarta : BPS Indonesia Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Gujarati DN. 2007a. Dasar-Dasar Ekonometrika. Edisi ketiga: Jilid 1. Jakarta (ID): Erlangga. Harnandi D, Herawan W. 2009. Pemulihan Air Tanah Berdasarkan Kajian Hidrogeologi Di Cekungan Air Tanah Bandung-Soreang. Jurnal Sumberdaya Air. 5(1): 43-52. ISSN 1907-0276. Hanley N, Spash CL. 1993. Cost Benefit Analysis and the Environment. England [UK] : Edward Elgar Publishing Limited. Herlambang. 1996. Pengertian Air Tanah [Internet]. [diunduh pada 2013 Feb 20]. Tersedia pada http://acehpedia.org/Air_Tanah#Pengertian_Air_Tanah. Hoehn J, Randall A. 1987. A Satisfactory Benefit Cost Indicator From Contingent Valuation. Journal of Environmental Economics and Management. 14 (3): 226-247. Ismail A, Nuva, Perkasa BAL. 2011. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah (Studi Kasus di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara). Jurnal Ekonomi Lingkungan. 15(2): 51-69. ISSN DBS3-7194/9 770653 719404. Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor [ID]: IPB Press. Laporan Tahunan Desa Tamansari Tahun 2011 Lestari T. 2007. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : Bagian Pengelolaan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor). Skripsi. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Merryna A. 2009. Analisis Willingness to Pay Masyarakat Terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab (Desa Curug Goong, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten). Skripsi. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor. Mitchell R and Carson R. 1989. Using Surveys to Value Public Goods: the Contingent Valuation Method Washington DC [US]: Resources for the Future. Nugroho, AB. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS. Yogyakarta [ID]: Andi. 48 Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia Nomor : 15 Tahun 2012 Pasal 2. Sanim B. 2011. Sumberdaya Air dan Kesejahteraan Publik (Suatu Tinjauan Teoritis dan Kajian Praktis). Bogor (ID): IPB Press. Simanjuntak G. 2009. Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap Peningkatan Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih Dengan WSLIC (Water Sanitation for Low Income Community). Skripsi. Bogor [ID] : Institut Pertanian Bogor. Undang-undang No 7 Tahun 2004 Pasal 5 Tentang Sumberdaya Air. Undang-undang No 7 Tahun 2004 Pasal 37 Tentang Sumberdaya Air. Wulandari A, Mulyanto H. 2010. Penelitian : Metode & Analisis. Semarang (ID) : CV Agung. 49 Lampiran 1 Kuesioner penelitian INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN Jalan Kamper Level Wing 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762 Nomor Responden Tanggal Wawancara Nama No. HP/Telp. Alamat RT/RW KUESIONER PENELITIAN : ............. : ............................................. 2013 : ..................................................... : ............................................. : : ............................................. Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI yang berjudul “Estimasi Willingness To Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor” yang dilakukan oleh Saya CHINTIA KARTIKA NOVIANTY (H44090085). Saya mohon partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap sehingga dapat memberikan data yang objektif. Informasi yang Bapak/ Ibu/Saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak untuk dipublikasikan. Atas perhatiandan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i Saya ucapkan terima kasih. Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan memberikan tanda [x] pada bagian yang telah tersedia. A. Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin : [a]. Laki-laki [b]. Perempuan 2. Usia : ....... Tahun 3. Status : [a]. Menikah [b]. Belum Menikah 4. Pendidikan Formal Terakhir : [a]. Tidak Tamat SD [b]. SD [c]. SMP/Sederajat [d]. SMA/Sederajat [e]. Perguruan Tinggi : [Diploma] [Sarjana] [Magister] [Doctor] 5. Pekerjaan : [a]. Petani [b]. Pedagang [c]. Wiraswasta [d]. PNS [e]. Supir/ojek [f]. Buruh Pabrik [g]. Ibu Rumah Tangga [h]. Lainnya : .................................................................................................. 6. Pendapatan Per Bulan : Rp.......................................... 7. Jumlah Tanggungan Keluarga : ............ Orang 50 8. 9. 10. B. Lama Tinggal : ............ Tahun Status Tempat Tinggal : [a]. Milik Sendiri [b]. Sewa/kontrak Status Kependudukan: [a]. Penduduk Asli [b]. Penduduk PenDatang Persepsi Responden Unit Rumah Tangga Terhadap Air Tanah “Masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, bergantung pada air tanah sebagai salah satu sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Namun pada saat ini diketahui bahwa terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah karena berbagai penyebab, antara lain: pertumbuhan penduduk sehingga kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sedangkan pasokan air untuk penduduk semakin sejalan dengan semakin sedikitnya daerah tangkapan air hujan, sehingga terjadi kelangkaan air bersih pada musim kemarau. Masyarakat Desa Tamansari perlu mengetahui pentingnya keberadaan air tanah untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari, oleh sebab itu diperlukan penilaian masyarakat terhadap air tanah itu sendiri pada kondisi saat ini. ” 1. Dengan kualitas dan kuantitas air saat ini, berapa nilai maksimum yang ingin/bersedia Anda bayarkan perm3? [a]. Rp.100 - Rp. 5.00 Tepatnya : Rp………… [b]. Rp. 501 – Rp. 1000 Tepatnya : Rp………… [c]. Rp. 1001 – Rp.1500 Tepatnya : Rp………… [d]. Rp. 1501 – Rp. 2000 Tepatnya : Rp………… [e]. > Rp 2001, sebutkan jumlahnya : Rp ............../ m3 Persepsi Responden Unit Rumah Tangga Terhadap Perbaikan Pelayanan Air “Air tanah merupakan sumber air bersih bagi penduduk Desa Tamansari untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Air bersih dapat digunakan untuk minum, mandi, mencuci dan memasak. Namun pada saat ini diketahui bahwa terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah karena berbagai penyebab, antara lain: pertumbuhan penduduk sehingga kebutuhan akan air bersih semakin meningkat sedangkan pasokan air untuk penduduk semakin sejalan dengan semakin sedikitnya daerah tangkapan air hujan, sehingga akan terjadi kelangkaan air bersih pada musim kemarau. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah mengadakan perbaikan pelayanan air bersih. Dengan asumsi jumlah air tidak terbatas, air dapat diakses 24 jam, dengan kualitas air bagus standar PDAM. Sehingga masyarakat Desa Tamansari tidak akan kekurangan pasokan air bersih walaupun pada musim kemarau.” 1. Bagaimana pendapat Saudara jika pipanisasi masuk kewilayah anda ? [a]. Sangat setuju [b]. Setuju [c]. Kurang setuju [d]. Tidak setuju [e]. Sangat tidak setuju 2. Dari uraian diatas, berapa nilai maksimum yang ingin/bersedia Anda bayarkan untuk pipanisasi per m3? Rp……./ m3. (Lihat pilihan tawaran dibawah, isi tanda □ dengan tanda X) [1]. Rp 500,- per m3 : Jika □ Ya, berhenti ; jika □ Tidak, lanjut ke tawaran 2 [2]. Rp 1000,- per m3: Jika □ Ya, berhenti ; jika □ Tidak, lanjut ke tawaran 3 51 [3]. Rp 1500,- per m3: Jika □ Ya, berhenti ; jika □ Tidak lanjut ke tawaran 4 [4]. Rp 2000,- per m3 : Jika □ Ya, berhenti ; jika □ Tidak, lanjut ke tawaran 5 [5]. Di atas Rp 2000,- : Jika □ Ya, sebutkan jumlahnya : Rp ............../ m3” 3. Digunakan untuk apa saja air bersih tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu) [a]. mandi [b]. memasak [c]. mencuci [d]. berkebun [e] lain-lain… 4. Berapa debit air rata-rata yang Saudara gunakan perbulan? [a]. 0 m3 – 10 m3 Tepatnya : …… m3 [b]. 10 m3 – 20 m3 Tepatnya : …… m3 [c]. 20 m3 – 30 m3 Tepatnya : …… m3 [d]. 30 m3 – 40 m3 Tepatnya : …… m3 [e]. > 40 m3 Tepatnya : …… m3 5. Berapa debit air rata-rata yang Saudara butuhkan per bulan? [a]. 0 m3 – 10 m3 Tepatnya : …… m3 [b]. 10 m3 – 20 m3 Tepatnya : …… m3 [c]. 20 m3 – 30 m3 Tepatnya : …… m3 [d]. 30 m3 – 40 m3 Tepatnya : …… m3 [e]. > 40 m3 Tepatnya : …… m3 6. Menurut Saudara apakah program pipanisasi perlu ditindaklanjuti? [a]. Sangat perlu [b]. Perlu [c]. Kurang Perlu [d]. Tidak Perlu [e]. Sangat Tidak Perlu 7. Apakah Saudara mengetahui apabila program pipanisasi ini dapat dilaksanakan akan diadakan iuran sebagai biaya operasional pengurus? 1. tahu 2. tidak tahu C. Uji Reabilitas 1. Apakah anda setuju melalui cara ini (CVM) dapat digunakan dalam mengapresiasi untuk sumberdaya air? [a]. Sangat setuju [b]. Setuju [c]. Kurang setuju [d]. Tidak setuju [e]. Sangat tidak setuju 2. Seberapa relevan cara ini (CVM) digunakan untuk menilai air pipa? [a]. Sangat relevan [b]. Relevan [c]. Kurang relevan [d]. Tidak relevan [e]. Sangat tidak relevan 3.Seandainya Bapak/Ibu diminta untuk membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah, bersediakah Bapak/Ibu membayar? [a]. Sangat bersedia [b]. Bersedia [c]. Kurang bersedia [d]. Tidak bersedia [e]. Sangat tidak bersedia 4. Seberapa penting apresiasi Bapak/Ibu terhadap air tanah dan jasa lingkungan lainnya yang diwujudkan dengan kesediaan untuk membayar? [a]. Sangat penting [b]. Penting [c]. Kurang penting [d]. Tidak penting [e]. Sangat tidak penting 5. Urutkan prioritas Anda berdasarkan penghasilan Anda, sejumlah uang tersebut dialokasikan untuk membayar : (Urutkan 1-7 ) [ ] Pangan [ ] Pakaian [ ]Pendidikan [ ]Listrik [ ]Air 52 [ ]Pelestarian atau konservasi lingkungan [ ]Hiburan 6. Kritik, saran dan harapan Anda terhadap Pemerintah dalam mengatasi penurunan kuantitas dan kualitas air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh responden unit rumah tangga: Kritik: ........................................................................................................................ .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ....................................................................................... Saran: ........................................................................................................................ ........................................................................................................................ .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .......................................................................................................... Harapan: ....................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... .................................................................................................................................... ................................................................................................... TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN INFORMASI YANG ANDA BERIKAN **SELAMAT BERAKTIVITAS** 53 Lampiran 2 Peta lokasi dan gambar lokasi Sumber : Kantor Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor 54 Lampiran 3 Model regresi 1. WTP air tanah : b Model Summary Model R 1 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square .884 a .781 .751 Durbin-Watson 3313.98748 2.310 a. Predictors: (Constant), JPA, PDDKN, UR, PDDPTN b. Dependent Variable: WTP b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression 1.137E9 4 2.842E8 Residual 3.185E8 29 1.098E7 Total 1.455E9 33 F Sig. 25.879 .000 a a. Predictors: (Constant), JPA, PDDKN, UR, PDDPTN b. Dependent Variable: WTP Standardize Model 1 (Constant) Unstandardized d Coefficients Coefficients B Std. Error Beta Collinearity Statistics t Tolerance VIF -24376.353 4089.736 300.825 71.698 .481 4.196 .000* .574 1.741 PDDKN 1529.905 244.455 .732 6.258 .000* .551 1.814 PDPTN .001 .001 .105 1.162 .255 .917 1.090 314.408 56.635 .505 5.551 .000* .912 1.096 UR JPA a. Dependent Variable: WTP -5.960 Sig. .000 55 2. WTP air pipa : b Model Summary Model R 1 .923 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate R Square a .851 .844 Durbin-Watson 1644.33245 2.301 a. Predictors: (Constant), TPR, UR, PDPTN, JPA, PDDKN, JTK b. Dependent Variable: WTP b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Regression 1.767E9 6 2.945E8 Residual 3.082E8 114 2703829.201 Total 2.076E9 120 Sig. 108.937 .000 a a. Predictors: (Constant), TPR, UR, PDPTN, JPA, PDDKN, JTK b. Dependent Variable: WTP Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) a Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF -118.487 962.706 -.123 .902 UR 30.167 14.876 .084 2.028 .045* .764 1.309 PDDKN 60.664 59.035 .042 1.028 .306 .768 1.301 PDPTN .001 .000 .125 3.297 .001* .904 1.106 JTK -383.153 191.882 -.144 -1.997 .048* .252 3.974 JPA 471.783 32.438 1.031 14.544 .000* .259 3.857 TPR 231.727 426.757 .588 .855 1.169 a. Dependent Variable: WTP .021 .543 56 Lampiran 4 Uji normalitas 1. WTP air tanah One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 34 a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences .0000000 3.10665404E3 Absolute .125 Positive .125 Negative -.062 Kolmogorov-Smirnov Z .727 Asymp. Sig. (2-tailed) .667 a. Test distribution is Normal. 57 2. WTP air pipa One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters 121 a Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. .0000000 1.60269702E3 Absolute .200 Positive .200 Negative -.110 2.201 .000 58 Lampiran 5 Uji heteroskedastisitas 1. WTP air tanah 2. WTP air pipa 3. 4. 5. 59 Lampiran 6 Uji autokorelasi 1. WTP air tanah b Model Summary Model 1 R R Square .884 a .781 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .751 Durbin-Watson 3313.98748 2.310 a. Predictors: (Constant), JPA, PDDKN, UR, PDDPTN b. Dependent Variable: WTP 2. WTP air pipa b Model Summary Model 1 R R Square .923 a .851 Adjusted R Std. Error of the Square Estimate .844 1644.33245 a. Predictors: (Constant), TPR, UR, PDPTN, JPA, PDDKN, JTK b. Dependent Variable: WTP Durbin-Watson 2.301 60 Lampiran 7 Uji multikolinieritas 1. WTP air tanah Coefficientsa Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) UR Std. Error Collinearity Statistics Beta t Sig. - -24376.353 4089.736 5.960 Tolerance VIF .000 300.825 71.698 .481 4.196 .000 .574 1.741 PDDKN 1529.905 244.455 .732 6.258 .000 .551 1.814 PDPTN .001 .001 .105 1.162 .255 .917 1.090 314.408 56.635 .505 5.551 .000 .912 1.096 JPA a. Dependent Variable: WTP 2. WTP air pipa Coefficients Model 1 Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B (Constant) a Std. Error Beta Collinearity Statistics t Sig. Tolerance VIF -118.487 962.706 -.123 .902 UR 30.167 14.876 .084 2.028 .045 .764 1.309 PDDKN 60.664 59.035 .042 1.028 .306 .768 1.301 PDPTN .001 .000 .125 3.297 .001 .904 1.106 JTK -383.153 191.882 -.144 -1.997 .048 .252 3.974 JPA 471.783 32.438 1.031 14.544 .000 .259 3.857 TPR 231.727 426.757 .588 .855 1.169 a. Dependent Variable: WTP .021 .543 61 Lampiran 8 Uji reliabilitas N Cases Valid a Excluded Total % 121 100.0 0 .0 121 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .640 4 Item-Total Statistics Cronbach's Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted Total Correlation Alpha if Item Deleted q1 10.5620 4.265 .093 .716 q2 10.6116 4.023 .175 .695 q3 11.3636 1.633 .812 .177 q4 11.3223 1.470 .747 .253 62 Lampiran 9 Dokumentasi penelitian Bak penampungan air resevoir Sumber mata air Bak penampungan sumber air Saluran air pipa ke rumah warga Saluran air Danau Desa Tamansari 63 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 01 November 1991. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikan dasar di Sekolah Dasar Negeri Kranji 1, lulus pada tahun 2003. Setelah itu melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Bekasi, lulus pada tahun 2006. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Bekasi dan lulus tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis tercatat sebagai mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan organisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Tercatat penulis pernah menjadi pengurus Sharia Economics Student Club (SESC) IPB Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) tahun 2010-2011 sebagai anggota divisi media ekonomi syariah, serta tahun 2011-2012 sekretaris divisi media ekonomi syariah dan pengurus Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) cabang bogor tahun 2011 sampai dengan sekarang dan aktif di berbagai kepanitiaan kegiatan mahasiswa dan peserta berbagai kegiatan seminar terkait bidang ilmu maupun di luar bidang ilmu penulis.