estimasi willingness to pay air tanah dan air pipa di

advertisement
ESTIMASI WILLINGNESS TO PAY AIR TANAH DAN AIR
PIPA DI DESA TAMANSARI, KECAMATAN TAMANSARI,
KABUPATEN BOGOR
CHINTIA KARTIKA NOVIANTY
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Estimasi Willingness
To Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Taman Sari,
Kabupaten Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing
dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun
tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan
hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Oktober 2013
Chintia Kartika Novianty
NIM H44090085
ABSTRAK
CHINTIA KARTIKA NOVIANTY. Estimasi Willingness To Pay Air Tanah dan
Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor.
Dibimbing oleh ACENG HIDAYAT.
Air merupakan sumberdaya alam yang mutlak diperlukan manusia dan
makhluk hidup lainnya, oleh karena itu keberadaan dan kualitas sumberdaya air
harus dijaga. Namun seiring dengan pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan air
bersih juga meningkat. Desa Tamansari merupakan daerah yang tidak dialiri
saluran air PDAM, sehingga pada saat musim kemarau maka terjadi krisis air
bersih. Oleh karena itu, pemerintah mengadakan program pelayanan penyediaan
air bersih berupa air pipa yang bersumber dari Gunung Salak. Tujuan dari
penelitian ini adalah mengestimasi kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk
membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya, mengestimasi WTP masyarakat Desa Tamansari
terhadap pelayanan penyediaan air besih beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya dan menganalisis reliabilitas Contingent Valuation Method
(CVM) dalam menentukan kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari
untuk membayar agar mendapatkan air bersih. Pengamatan dan wawancara
dilakukan kepada masyarakat Desa Tamansari yang masih menggunakan sumur
air tanah dan diambil dengan metode purposive sampling. Didapatkan hasil nilai
rata-rata WTP air tanah sebesar Rp 414.71/m3 tiap kepala keluarga perbulan serta
faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada besarnya nilai WTP responden yaitu
umur, tingkat pendidikan dan jumlah penggunaan air. Sedangkan nilai rata-rata
WTP pada air pipa sebesar Rp 575/m3 tiap kepala keluarga perbulan serta faktorfaktor yang berpengaruh nyata pada besarnya nilai WTP responden yaitu umur,
tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah penggunaan air. Uji
reliabilitas dengan menggunakan metode Alpha Cronbach mendapatkan nilai
sebesar 0.640 yang berarti reliabel.
Kata kunci : CVM, krisis air bersih, uji reliabilitas, willingness to pay
ABSTRACT
CHINTIA KARTIKA NOVIANTY. Estimation of Willingness To Pay of
Groundwater Users and Water Pipes in the village of Taman Sari, Taman Sari
subdistrict, Bogor regency. Supervised by ACENG HIDAYAT.
Water is a natural resource that absolutely necessary for human and other
live beings, therefore the existence and quality of water resources should be
maintained. However, in line with population growth, the need for clean water is
also increasing. Taman Sari village is an area that does not flowing PDAM
waterways, so that during the dry season the water crisis. Therefore, the
government launched the program of water supply pipelines originating from
Mount Salak. The purpose of this research were to estimate the willingness to pay
(WTP) the Castle Village community as an appreciation of the services of
groundwater and the factors that influence, to estimate the willingness to pay
(WTP) to obtain the Castle Village community in order to obtain the service of
clean water supply and factors that influence it and analyze reliability of the
Contingent Valuation Method (CVM) in determining the willingness to pay the
villagers of the Castle to pay in order to get clean water. Observations and
interviews were conducted to the Castle Village community who still use
groundwater wells and taken by purposive sampling method. The Result showed
that the average value of ground water WTP per household per month was IDR
414.71/m3 per household per month and the factors that affect the value of the
significant WTP were age, education level, and the amount of water usage.
Whereas, the average value of WTP on water pipes was IDR 575/m3 per
household per month as well as the factors that affected the value of the
significant WTP were age, income level, number of dependents and the amount of
water usage. Reliability test using Cronbach Alpha method to get a value of 0.640,
which means reliable.
Keywords : CVM, clean water crisis, test reliability, willingness to pay
ESTIMASI WILLINGNESS TO PAY AIR TANAH DAN AIR
PIPA DI DESA TAMANSARI, KECAMATAN TAMANSARI,
KABUPATEN BOGOR
CHINTIA KARTIKA NOVIANTY
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi: Estimasi Willingness To Pa.v Air Tanah dan Air Pipa di Desa
Tamansari, Kecamatan Tamansari. Kabupaten Bogor
Nama
: Chintia Kartika Novianty
NIM
: H44090085
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
25 DC 2 3
- - - - - - -- -
Judul Skripsi : Estimasi Willingness To Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa
Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor
Nama
: Chintia Kartika Novianty
NIM
: H44090085
Disetujui oleh
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT
Dosen Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Januari 2013 ini ialah
Willingness to Pay air tanah dan air pipa, dengan judul Estimasi Willingness to
Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor. Penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih dan
penghargaan kepada:

Kedua orang tua tercinta yaitu Ibu Hariyem S.H dan Bapak Darmono
S.Sos, MM, beserta adik penulis Chindy MP yang selalu memberikan
didikan, doa, kasih sayang, dan perhatiannya.

Bapak Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan serta Bapak Dr.Ir. Ahyar Ismail, M.Agr dan
Bapak Kastana Sapanli S.Pi, M.Si selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

Aparat Desa Tamansari, masyarakat desa dan pihak-pihak yang telah
membantu selama pengumpulan data.

Keluarga besar Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan FEM
IPB khususnya dosen-dosen ESL dan rekan-rekan ESL 46 atas semua
arahan, masukan, dan bantuannya.

Keluarga besar Sharia Economics Student Club (SESC) IPB atas segala
doa dan dukungannya.

Sahabat terdekat, Lia, Aul, Dita, Winna, Pipit, Nur, Adin, Ichi, Cicit,
Nova, Dinda, Eyi, Dola, Mela, Desca, Fika, Tiva dan Anggi yang selalu
memberikan bantuan dan semangat.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini, sehingga segala saran dan kritik penulis terima. Semoga skripsi ini
bermanfaat bagi seluruh pihak yang terkait dan para pembaca.
Bogor, Oktober 2013
Chintia Kartika Novianty
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI…...…………………………...………………………………….. vii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….... ix
DAFTAR GAMBAR………………………………………...…………………. x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………..………………... x
I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................. 5
1.4 Ruang Lingkup dan Batas Penelitian............................................................... 6
II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 7
2.1 Tinjauan Teoritis ............................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Air Tanah ............................................................................. 7
2.1.2 Konsep Nilai untuk Sumberdaya dan WTP ........................................... 8
2.1.3 Contingent Valuation Method (CVM) ................................................... 9
2.1.4 Keunggulan dan Keterbatasan Contingent Valuation Method (CVM) 10
2.1.5 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 14
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 14
III KERANGKA PEMIKIRAN ......................................................................... 16
IV METODE PENELITIAN.............................................................................. 18
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 18
4.2 Jenis dan Sumber Data ................................................................................... 18
4.3 Penentuan Populasi dan Responden ............................................................... 18
4.4 Metode Analisis Data ..................................................................................... 19
4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTP
Responden...................................................................................................... 20
4.4.1.1 Uji Asumsi ......................................................................................... 23
4.4.2 Analsisis WTP Responden Terhadap Air Tanah dan Pelayanan Penyediaan
Air Bersih ...................................................................................................... 24
4.4.3 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 26
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN.......................................... 27
5.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Tamansari .............................................. 27
5.2 Sumberdaya Manusia ..................................................................................... 27
5.3 Karakteristik Responden ................................................................................ 29
5.3.1 Jenis Kelamin ........................................................................................ 29
5.3.2 Usia ...................................................................................................... 30
5.3.3 Lama Pendidikan Formal .................................................................... 30
5.3.4 Jenis Pekerjaan .................................................................................... 31
5.3.5 Tingkat Pendapatan ............................................................................. 32
5.3.6 Jumlah Penggunaan air ........................................................................ 32
5.3.7 Jumlah Tanggungan Keluarga ............................................................. 33
5.3.8 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Iuran Air Pipa ................. 33
VI HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 35
6.1 Willingness to Pay (WTP) Masyarakat Terhadap Air Tanah ......................... 35
6.2 Willingness to Pay (WTP) Masyarakat Desa Tamansari untuk Memperoleh
Pelayanan Penyediaan Air Bersih .................................................................. 39
6.3 Evaluasi Pelaksanaan Reliabilitas CVM ......................................................... 44
VII KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 46
7.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 46
7.2 Saran ............................................................................................................... 46
LAMPIRAN…………………………………………………………………….. 49
RIWAYAT HIDUP……………………………………………………..………. 63
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
1.
Perkiraan ketersediaan dan kebutuhan air menurut pulau.............................. 1
2.
Data sebaran jumlah responden ................................................................... 19
3.
Matriks keterkaitan antara tujuan, jenis data, data yang dibutuhkan,
sumber data, dan metode yang digunakan ................................................... 19
4.
Matriks faktor- faktor yang mempengaruhi Willingness To Pay (WTP) ..... 21
5.
Tingkat reliabilitas metode alpha cronbach ................................................ 26
6.
Komposisi penduduk berdasarkan golongan usia di Desa Tamansari
tahun 2011 .................................................................................................... 28
7.
Mata pencaharian penduduk Desa Tamansari.............................................. 28
8.
Kualitas angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat di
Desa Tamansari ............................................................................................ 29
9.
Kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari ..................................... 35
10.
Distribusi WTP responden ........................................................................... 36
11.
Hasil analisis penilaian masyarakat Desa Tamansari mengenai
keberadaan air tanah ..................................................................................... 37
12.
Uji asumsi .................................................................................................... 39
13.
Kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh
pelayanan penyediaan air bersih .................................................................. 40
14.
Distribusi WTP responden ........................................................................... 40
15.
Hasil analisis nilai WTP responden ............................................................. 42
16.
Uji reliabilitas pertanyaan ............................................................................ 44
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Halaman
1.
Diagram alur kerangka berpikir ..................................................................... 17
2.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ....................................... 29
3.
Karakteristik responden berdasarkan usia ...................................................... 30
4.
Karakteristik responden berdasarkan lama pendidikan formal ...................... 31
5.
Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan .................................... 31
6.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan .............................. 32
7.
Karakteristik responden berdasarkan jumlah penggunaan air ....................... 33
8.
Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga............... 33
9.
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan responden
terhadap iuran air pipa .................................................................................... 34
10. Kurva permintaan WTP air tanah .................................................................. 36
11. Kurva permintaan WTP terhadap pembayaran iuran
pelayanan
penyediaan air bersih Desa Tamansari. .......................................................... 41
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Halaman
1 Kuesioner penelitian ........................................................................................... 49
2 Peta lokasi dan gambar lokasi ............................................................................ 53
3 Model regresi ...................................................................................................... 54
4 Uji normalitas ..................................................................................................... 56
5 Uji heteroskedastisitas ........................................................................................ 58
6 Uji autokorelasi .................................................................................................. 59
7 Uji multikolinieritas............................................................................................ 60
8 Uji reliabilitas ..................................................................................................... 61
9 Dokumentasi penelitian ...................................................................................... 62
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang
memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia. Air merupakan sumberdaya alam yang sampai saat ini belum dapat
digantikan fungsinya dalam menopang kehidupan seluruh makhluk hidup. Oleh
karena itu, keberadaan dan kualitas sumberdaya air harus dijaga. Air adalah
sumberdaya alam yang mutlak diperlukan oleh manusia dan makhluk hidup
lainnya, dan mempunyai peran diberbagai sektor kehidupan. Berikut merupakan
data perkiraan ketersediaan dan kebutuhan air dari tahun 1995, 2000 dan 2015
secara umum dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Perkiraan ketersediaan dan kebutuhan air menurut pulau
Pulau
Ketersediaan
Air
(x106m3/th)
Kebutuhan Air (x106m3/th)
Cadangan Air (x106m3/th)
1995
2000
2015
1995
2000
2015
111 078
19 165
25 298
49 583
91 913
85 780
61 495
30 569
62 927
83 378
164 672
-32 358
-52 809
-34 103
140 006
5 111
8 204
23 093
134 895
131 802
116 913
34 788
15 257
25 555
77 305
19 531
9 233
-42 517
Bali
1 067
2 574
8 598
28 719
-1 507
-7 531
-27 652
NTB
3 509
1 629
1 832
2 519
1 880
1 677
990
NTT
4 251
1 736
2 908
8 797
2 515
1 343
-4 546
14 457
236
305
575
14 221
14 152
13 882
350 590
128
283
1 311
350 462
350 307
349 279
690 315
108 763
156 361
356 574
581 552
533 954
333 741
Sumatera
Jawa
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Irian Jaya
Indonesia
Sumber: BPS 2001
Tabel 1 menunjukan bahwa kebutuhan air terbesar berpusat di Pulau Jawa,
dengan perkiraan kebutuhan air pada tahun 2015 sebesar 164 672 x106m3/th. Dari
tabel tersebut terlihat di Pulau Jawa akan mengalami kekurangan cadangan air
sebesar 34 103 x106m3/th. Selain Pulau Jawa, daerah yang kekurangan cadangan
air adalah pulau Bali. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 5
Tentang Sumber Daya Air, dan sejalan dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang
Dasar 1945 bahwa bumi, air dan kekayaan yang terkandung di dalamnya dikuasai
2
oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Atas
penguasaan sumber daya air tersebut, negara menjamin hak setiap orang untuk
mendapatkan air bagi pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari guna memenuhi
kehidupannya yang sehat, bersih dan produktif.
Tertutupnya 70% permukaan bumi oleh air tidak menjamin ketersediaan air
bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Hal ini dikarenakan sebagian besar air, kirakira 97%, ada dalam samudra atau laut dan kadar garamnya terlalu tinggi.
Sedangkan dari 3% sisanya yang ada, sekitar 87% nya tersimpan dalam lapisan
kutub atau sangat dalam dibawah tanah, sehingga hanya sekitar 0.003% yang
benar-benar dapat dimanfaatkan (Sanim 2011). Indonesia merupakan salah satu
negara sedang berkembang yang sering menghadapi masalah air. Hal ini dapat
memacu terjadinya krisis air pada musim kemarau yang terjadi di beberapa tempat
di Indonesia akhir-akhir ini.
Permasalahan sumberdaya air dalam skala global dikategorikan atas tiga
permasalahan penting yaitu, pertama, dari waktu ke waktu, sumberdaya air bersih
makin berkurang akibat pertambahan populasi dunia. Kedua, air bersih juga
terpolusi oleh kurang lebih dua juta ton sampah setiap hari. Ketiga, pengaruh
perubahan cuaca dan iklim dunia terhadap sumber air diestimasikan menyebabkan
kelangkaan air global hingga 20% (Sanim 2011). Walau Indonesia dikategorikan
sebagai negara yang memiliki sumberdaya air yang melimpah, memasuki abad 21
kelangkaan air sudah menjadi kenyataan untuk sebagian wilayah di Indonesia,
khususnya di daerah perkotaan dan pusat-pusat pengembangan wilayah di sekitar
perkotaan. Oleh karena itu segala upaya perencanaan dan pengelolaan
sumberdaya air diperlukan untuk dapat mengurangi dampak krisis air terhadap
kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Seiring
dengan
semakin
meningkatnya
kebutuhan
air,
kerusakan
sumberdaya air juga tidak dapat dihindari. Apabila tidak segera diatasi maka hal
ini berpotensi menyebabkan kelangkaan air (water scarcity) di masa yang akan
datang. Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan sektor industri maupun sektor
lainnya akan meningkatkan permintaan kebutuhan air dalam jumlah yang cukup
besar. Peningkatan kebutuhan air ini tidak diimbangi oleh jumlah air yang tersedia,
karena sumberdaya air di dunia termasuk Indonesia jumlahnya relatif tetap.
3
Kelangkaan air tanah merupakan salah satu masalah kemanusiaan dan
lingkungan hidup yang mendapat perhatian luas dihampir semua negara.
Pengambilan dan pemanfaatan air tanah yang berlebihan dapat mengakibatkan
dampak yang serius terhadap daya dukung lingkungan untuk kehidupan manusia,
terutama terjadinya penurunan muka air tanah, penurunan permukaan tanah atau
amblesan, intrusi air laut dan penurunan kualitas air tanah.
Perolehan air bersih di pedesaan, dalam hal ini wilayah pegunungan,
umumnya lebih mudah karena banyak terdapat mata air bersih yang jernih dan
aman dikonsumsi oleh masyarakat. Sistem pengairan ini bisa diperoleh secara
langsung maupun dengan penggunaan teknologi tertentu. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan akses masyarakat terhadap air bersih. Bogor merupakan wilayah
sejuk karena berada di wilayah pegunungan, memiliki akses yang besar untuk
perolehan air bersih, terutama di daerah-daerah yang ada di kaki gunung.
Penduduk yang relatif banyak menyebabkan kebutuhan air di Bogor perlu
diperhatikan secara baik. Selain itu, perkembangan wilayah permukiman juga
menyebabkan meluasnya perubahan fungsi lahan di daerah resapan. Perubahan
fungsi lahan dapat mengurangi kemampuan lahan dalam meresapkan air hujan,
yang secara berangkai menyebabkan berkurangnya resapan air tanah. Semakin
meluasnya perubahan fungsi lahan menyebabkan resapan air tanah (groundwater
recharge) semakin berkurang, dan aliran permukaan air hujan semakin meningkat
(Harnandi dan Herawan 2009).
Menurut Harnandi dan Herawan 2009, jika peningkatan kebutuhan air
masih tergantung pada air tanah, sebagai akibatnya terjadi ketidakseimbangan
pemompaan dan resapan air tanah. Jika pemompaan terus meningkat dan resapan
terus berkurang, maka dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kuantitas,
kualitas dan lingkungan air tanah. Dampak negatif diantaranya adalah
berkurangnya cadangan air tanah yang menyebabkan penurunan muka air tanah
menjadi semakin dalam dan terjadinya amblasan tanah. Pengaturan dan
pemanfaatan air sangat dibutuhkan agar penggunaan air merata dan dapat
dipergunakan secara maksimal oleh masyarakat. Air untuk konsumsi rumah
tangga di Bogor sebagian sudah menggunakan jasa Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM). Hal ini dibuktikan pada sebagian besar air minum yang
4
diproduksi PDAM di Jawa Barat digunakan oleh rumahtangga yaitu sebesar
79.20%, disusul kemudian niaga 6.08% dan kategori khusus sebesar 5.74% (BPS
2011). Namun tidak demikian halnya dengan daerah-daerah yang sulit dijangkau,
seperti di daerah-daerah pedesaan di Kabupaten Bogor.
1.2 Perumusan Masalah
Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor merupakan
daerah yang tidak dialiri air dari saluran PDAM. Sebanyak 80% masyarakat Desa
Tamansari umumnya memakai sumur air tanah untuk memenuhi kebutuhan air
bersihnya. Masalah yang dihadapi warga adalah belum tersedianya air bersih
secara berkesinambungan. Pada musim kemarau, persediaan air dalam tanah
menurun sehingga terjadi krisis air bersih dan warga mengalami kesulitan untuk
mendapatkan air bersih. Upaya untuk mengatasi krisis air tersebut Pemerintah
Kabupaten Bogor mengadakan program pipanisasi air.
Program pipanisasi merupakan program penyediaan sumber air bersih yang
dibutuhkan oleh masyarakat Desa Tamansari untuk kegiatan sehari-hari. Sumber
air yang digunakan untuk program ini adalah bersumber dari Gunung Salak.
Program pipanisasi membutuhkan biaya agar penyalurannya berjalan dengan baik.
Biaya-biaya ini mencakup biaya pendistribusian air kepada masyarakat, biaya
pemasangan pipa atau sambungan dan biaya perawatan pipa. Biaya-biaya tersebut
tentunya memberikan pengaruh kepada penetapan iuran air di Desa Tamansari.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, penelitian ini ingin
mengkaji lebih jauh penilaian masyarakat terhadap keberadaan air tanah serta
kesediaan masyarakat untuk membayar Willingness to Pay (WTP) terhadap
pelayanan penyediaan air bersih. Pelayanan penyediaan air bersih dalam hal ini
adalah pengadaan jaringan pengaliran air agar sampai ke rumah-rumah
masyarakat Desa Tamansari.
5
Berdasarkan pemaparan tersebut, permasalahan yang akan diteliti dalam
penelitian dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan berikut:
1. Berapa kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar air tanah
sebagai
apresiasi
terhadap
air
tanah
dan
faktor-faktor
yang
Tamansari
untuk
mempengaruhinya?
2. Berapa
kesediaan
membayar
masyarakat
Desa
memperoleh pelayanan penyediaan air bersih beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya?
3. Bagaimana reliabilitas CVM (Contingent Valuation Method) dalam
menentukan kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar
mendapatkan air bersih?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang akan dikaji, maka tujuan dari penelitian
ini adalah:
1. Mengestimasi kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar air
tanah sebagai apresiasi terhadap air tanah dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
2. Mengestimasi kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk
memperoleh pelayanan penyediaan air bersih beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
3. Menganalisis reliabilitas CVM (Contingent Valuation Method) dalam
menentukan kesediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar agar
mendapatkan air bersih.
6
1.4 Ruang Lingkup dan Batas Penelitian
Adapun ruang lingkup dan batasan-batasan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Wilayah yang diteliti adalah Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor.
2. Objek penelitian ini adalah penduduk yang tinggal menetap di Desa
Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor yang menggunakan
air tanah.
3. Responden penelitian adalah kepala keluarga dalam rumah tangga atau
pihak yang berperan dalam rumah tangga yang menerima dampak dari
kelangkaan krisis air bersih, serta usia responden minimal 17 tahun.
4. Tahapan analisis Willingness to Pay hanya sampai pada tahapan
memperkirakan kurva permintaan WTP.
7
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
Menurut BPS (2012) air bersih merupakan kebutuhan utama manusia dan
lingkungan. Efisiensi penggunaan air merupakan kunci untuk menyesuaikan
kebutuhan dan persediaan air. Tekanan pada sumberdaya air dipicu oleh
pemakaian berlebih dan kualitas lingkungan yang semakin menurun. Dampak
buruk penggunaan air secara tidak efisien antara lain pendangkalan sungai,
kelangkaan air, salinasi air di daerah pantai, masalah kesehatan masyarakat dan
menurunnya produksi pangan. Menurut Fauzi (2006) air merupakan sumber daya
yang dapat digolongkan baik kedalam sumber daya dapat diperbarukan maupun
tidak terbarukan, tergantung pada sumber dan pemanfaatannya. Air yang
bersumber dari bawah tanah atau groundwater, misalnya diperoleh melalui proses
geologi selama ratusan bahkan ribuan tahun, sehingga meskipun memiliki
kemampuan untuk memulihkan kembali (recharge rate) lewat hujan, jika jumlah
yang dimanfaatkan melebihi kemampuan recharge groundwater sering dikatakan
sebagai sumber daya yang tidak terbarukan. Sebaliknya, air permukaan atau
surface water seperti air yang diperoleh dari sungai maupun danau dapat
dikategorikan sebagai sumber daya terbarukan karena adanya proses siklus
hidrologi dari bumi.
2.1.1 Pengertian Air Tanah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 Pasal 37 tentang
Sumber Daya Air dinyatakan bahwa : “ air tanah merupakan salah satu sumber
daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya dapat mengakibatkan
dampak yang luas serta pemulihannya sulit dilakukan”. Menurut Peraturan
Kementrian Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia, tentang
penggunaan air tanah pada Nomor 15 Tahun 2012 Pasal 2 adalah penghematan
penggunaan air tanah merupakan bagian dari konservasi air tanah yang ditujukan
untuk menjaga kelangsungan keberadaan, daya dukung, dan fungsi air tanah.
Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah
yang terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah
8
dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Air tanah
merupakan salah satu sumber air yang kualitas dan kuantitasnya cukup potensial
untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan dasar mahluk hidup. Air tanah
merupakan salah satu komponen dalam peredaran air di bumi yang dikenal
sebagai siklus hidrologi. Oleh karena itu air tanah merupakan salah satu
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, tetapi hal ini tidak berarti sumberdaya
ini dapat dieksploitasi tanpa batas. Eksploitasi air tanah yang tidak terkontrol
dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap keseimbangan alam itu sendiri.
2.1.2 Konsep Nilai untuk Sumberdaya dan WTP
Menurut Fauzi (2006) pengertian nilai atau value, khususnya menyangkut
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan, memang
bisa berbeda jika dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Salah satu tolak ukur
yang relatif mudah dan dapat dijadikan persepsi bersama berbagai disiplin ilmu
tersebut adalah pemberian harga pada barang dan jasa yang dihasilkan
sumberdaya alam dan lingkungan. Secara umum, nilai ekonomi dapat diartikan
sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan
jasa untuk memperoleh barang dan jasa lainnya. Secara formal, konsep ini disebut
keinginan membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang dan jasa
yang dihasilkan oleh sumberdaya dan lingkungan. Dengan demikian nilai ekologis
dapat diterjemahkan kedalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai moneter
barang dan jasa.
Willingness to Pay atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan
individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian
terhadap sumberdaya alam dan jasa alami dalam rangka memperbaiki kualitas
lingkungan. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau
masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam
rangka memperbaiki kondisi lingkungan agar sesuai dengan kondisi yang
diinginkan. WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumberdaya alam dan
jasa lingkungan (Hanley dan Spash 1993).
9
2.1.3 Contingent Valuation Method (CVM)
Contingent Valuation Method (CVM) digunakan untuk mengukur nilai pasif
(nilai non-pemanfaatan) sumberdaya alam atau sering juga dikenal dengan nilai
keberadaan. Pendekatan CVM secara teknis dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu pertama dengan teknik eksperimental melalui simulasi dan permainan,
kedua dengan teknik survei. Adapun tujuan dari CVM adalah untuk mengetahui
keinginan membayar (Willingness To Pay atau WTP) dari masyarakat atau
mengetahui keinginan menerima (Willingness To Accept atau WTA) kerusakan
suatu lingkungan (Fauzi 2006).
Selanjutnya beberapa tahap dalam penerapan CVM menurut Hanley dan
Spash (1993) yaitu:
1.
Membuat Pasar Hipotetik (The Hypotetical Market)
Langkah pertama yaitu membuat pasar hipotetik dan pertanyaan mengenai
nilai barang dan jasa lingkungan. Pasar hipotetik dibangun untuk memberikan
suatu alasan mengapa masyarakat harus membayar terhadap suatu barang atau
jasa lingkungan yang tidak terdapat nilai dalam mata uang. Skenario yang dibuat
harus jelas dalam kuesioner sehingga responden dapat memahami barang
lingkungan yang dipertanyakan tersebut.
2.
Mendapatkan Penawaran Besarnya Nilai WTP (Obtaining Bids)
Penawaran besarnya nilai WTP dapat dilakukan dengan menggunakan
kuisioner yang dilakukan dengan kegiatan pengambilan sampel. Hal ini dapat
dilakukan melalui wawancara dengan tatap muka, dengan perantara telepon, atau
surat. Terdapat empat metode dalam penawaran besarnya nilai WTP atau WTA
(Hanley dan Spash 1993) yaitu:
a. Metode Tawar Menawar (Bidding Game)
Metode tawar-menawar dimana responden ditawarkan sejumlah nilai yang
dimulai dari nilai terkecil sampai nilai terbesar sehingga mencapai nilai
WTP maksimum yang diinginkan responden.
b. Metode Pertanyaan Terbuka (Open-Ended Question)
Metode pertanyaan terbuka tentang WTP maksimum yang ingin mereka
berikan dengan tidak adanya nilai tawaran sebelumnya.
c. Metode Kartu Pembayaran (Payment Card)
10
Metode nilai tawaran dalam bentuk kisaran nilai yang disajikan dalam
sebuah kartu yang mengindikasikan tipe pembayaran yang diterima
responden terhadap sejumlah kerugian.
d. Metode Pertanyaan Pilihan Dikotomi (Closed-Ended Referendum)
Metode ini memberikan sebuah nilai tawaran tunggal kepada reponden,
baik responden setuju ataupun tidak dengan nilai tersebut.
3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP (Calculating Average WTP)
Setelah data mengenai nilai WTP terkumpul, tahap selanjutnya adalah
menghitung nilai tengah (median) dan nilai rata-rata (mean) dari WTP tersebut.
4. Menduga Kurva Permintaan WTP (Estimating Bid Curve)
Sebuah kurva WTP diperkirakan dengan menggunakan nilai WTP yang
bersedia dibayarkan responden serta jumlah responden.
5. Menjumlahkan Data (Agregating Data)
Penjumlahan data merupakan proses dimana rata-rata penawaran dikonversikan
terhadap total populasi yang dimaksud.
6. Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise)
Tahap ini menilai sejauh mana penerapan CVM telah berhasil diterapkan.
Terdapat dua uji evaluasi CVM, uji pertama yaitu dengan melihat tingkat
keandalan fungsi WTP dengan nilai adj R2 dari model regresi berganda WTP. Uji
kedua yaitu dengan uji reliabilitas.
2.1.4 Keunggulan dan Keterbatasan Contingent Valuation Method (CVM)
Beberapa studi mengenai valuasi ekonomi yang menggunakan CVM
menunjukkan bahwa pengguna metode ini terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahan yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Keunggulan –
keunggulan dari penggunaan CVM, yaitu :
1. Dapat diaplikasikan pada semua kondisi dan memiliki dua hal yang
penting, yaitu: seringkali menjadi hanya satu-satunya teknik untuk
mengestimasi manfaat, dan dapat diaplikasikan pada berbagai konteks
kebijakan lingkungan.
2. Dapat digunakan dalam berbagai macam penilaian barang-barang
lingkungan disekitar masyarakat.
11
3. Dibandingkan dengan teknik penilaian yang lain, CVM memiliki
kemampuan untuk mengestimasi nilai non pengguna. Dengan CVM,
seseorang mungkin dapat mengukur utilitas dari pengguna barang
lingkungan bahkan jika digunakan secara langsung.
4. Kapasitas CVM dapat menduga “nilai non pengguna” (non-use value).
5. Responden dapat dipisahkan ke dalam kelompok pengguna dan non
pengguna sesuai dengan informasi yang didapatkan dari kegiatan
wawancara. Sehingga memungkinkan perhitungan nilai tawaran pengguna
dan non pengguna secara terpisah.
Menurut Hanley dan Spash (1993), keterbatasan utama dari penggunaan
CVM adalah timbulnya bias. Hal tersebut terjadi jika dalam penggunaan CVM
timbul nilai yang lebih tinggi (overstate) atau nilai yang lebih rendah (understate)
dari nilai sebenarnya. Berikut merupakan macam-macam bias yang dapat terjadi
pada CVM, antara lain:
1. Bias Strategi (Strategic Bias)
Bias strategi terjadi karena barang lingkungan memiliki sifat “non
excludability” dalam pemanfaatannya, sehingga hal ini akan mendorong
terciptanya responden yang bertindak sebagai “free rider” dan tidak jujur dalam
memberikan informasi. Ada kemungkinan responden mengatakan suatu nilai
WTP yang relatif kecil untuk mendukung upaya peningkatan kualitas lingkungan
karena merasa bahwa seseorang tersebut dapat menggantungkan kegiatan
peningkatan kualitas lingkungan tersebut kepada responden yang bersedia
membayar dengan harga yang lebih tinggi. Alternatif untuk mengurangi bias
strategi adalah melalui penjelasan bahwa semua orang akan membayar nilai
tawaran rata-rata, atau penekanan sifat hipotetis dari perlakuan. Hal ini akan
mendorong responden untuk memberikan nilai WTP yang benar. Mitchell dan
Carson (1989) dalam Hanley dan Spash (1993) menyarankan empat langkah
untuk meminimalkan bias strategi, yaitu :
a. Menghilangkan seluruh pencilan (outlier).
b. Penekanan bahwa pembayaran oleh responden lain adalah dapat dijamin.
c. Menyembunyikan nilai tawaran responden lain.
d. Membuat perubahan lingkungan bergantung pada nilai tawaran.
12
Hoehn dan Randall (1987) dalam Hanley dan Spash (1993) menyatakan
bahwa bias strategi dapat dihilangkan dengan menggunakan format referendum
(jawaban “ya” atau “tidak”) terhadap nilai WTP yang terlalu tinggi. Hoehn dan
Randall menunjukkan bahwa jawaban yang jujur selalu optimal dalam setting "ya”
atau “tidak”.
2. Bias Rancangan (Design Bias)
Rancangan studi CVM mencakup cara informasi disajikan, instruksi yang
diberikan, format pertanyaan, dan jumlah serta tipe informasi yang disajikan
kepada responden. Beberapa hal dalam rancangan survei
yang dapat
mempengaruhi responden adalah :
(i) Pemilihan jenis tawaran (bid Vehicle), adalah jenis tawaran yang diberikan
dapat mempengaruhi nilai rata-rata tawaran. Contohnya jenis tawaran yang
diberikan dalam bentuk “karcis masuk kawasan” akan menghasilkan nilai WTP
yang lebih rendah dibandingkan dengan dalam bentuk “trust fund” pada studi
CVM untuk menilai perlindungan kawasan rimba. Hal ini dapat terjadi karena
individu merasa tidak senang membayar atau mengeluarkan uang pada saat ia
ingin melakukan rekreasi di kawasan tersebut, atau kebijakan merupakan
kebijakan fiskal yang tidak populer di masyarakat.
(ii) Bias Titik Awal (Starting Point Bias), adalah bidding games titik awal yang
diberikan kepada responden dapat mempengaruhi nilai tawaran (bid) yang
ditawarkan. Hal ini dapat disebabkan oleh “ketergesa-gesaan” responden ketika
mengisi kuisioner atau karena titik awal yang mengemukakan besarnya nilai
tawaran adalah tepat dengan selera responden (disukai responden karena
responden tidak memiliki pengalaman tentang nilai perdagangan barang
lingkungan yang dipermasalahkan).
(iii) Sifat informasi yang disampaikan (nature of information provided), adalah
dalam sebuah pasar hipotetis, responden mengkombinasikan informasi barang
lingkungan yang diberikan kepadanya dan bagaimana pasar akan bekerja.
Tanggapan responden dapat dipengaruhi oleh pasar hipotetis maupun komoditi
spesifik yang diinformasikan pada saat survei. Informasi yang memperbaiki
pengetahuan responden mengenai karakteristik barang lingkungan yang dinilai
dapat dipandang sebagai penyampaian informasi sebuah keputusan konsumsi.
13
Sedangkan informasi yang dapat merubah preferensi responden dapat dipandang
menciptakan sebuah bias.
3. Bias yang Berhubungan dengan Kondisi Kejiwaan Responden (Mental Account
Bias)
Isu ini terkait dengan langkah proses pembuatan keputusan seorang
individu dalam memutuskan seberapa besar pendapatan, kekayaan dan waktunya
dihabiskan untuk barang lingkungan tertentu dalam periode waktu tertentu.
Contoh terjadinya bias tersebut dapat diilustrasikan sebagai berikut: katakanlah
budget total yang dimiliki seorang individu untuk pelestarian spesies hewan
sepenuhnya dibelanjakan pada pelestarian ikan paus biru (blue whales). Namun
individu tersebut peduli juga pada pelestarian spesies hewan lain dan menyatakan
bersedia pula mengeluarkan uangnya untuk kegiatan pelestarian spesies hewan
lain tersebut, padahal seluruh anggaran untuk lingkungan yang dimilikinya sudah
dihabiskan untuk pelestarian paus biru. Pada kondisi ini telah terjadi mental
account bias dan nilai WTP yang dinyatakan individu lebih tinggi dari nilai
sesungguhnya.
4. Kesalahan Pasar Hipotetis (Hypothetical Market Error)
Kesalahan/bias pasar hipotetis terjadi jika fakta yang ditanyakan kepada
responden dalam pasar hipotetis membuat tanggapan responden berbeda dengan
konsep yang diinginkan peneliti sehingga nilai WTP yang dihasilkan menjadi
berbeda dengan nilai sesungguhnya. Dalam hal ini kesalahan pasar hipotetis akan
mengarahkan kepada terjadinya suatu pernyataan nilai WTP yang lebih besar atau
lebih kecil dari nilai sesungguhnya. Hal ini dilatarbelakangi oleh karena studi
CVM tidak berhadapan dengan perdagangan aktual, melainkan suatu perdagangan
atau pasar yang murni hipotetis yang didapatkan dari pertemuan antara kondisi
psikologi dan sosiologi perilaku. Terjadinya bias pasar hipotetis bergantung pada :
bagaimana pertanyaan disampaikan ketika melaksanakan survei, seberapa realistik
responden merasakan pasar hipotetis akan terjadi, dan bagaimana format WTP
yang digunakan. Bias pasar hipotetis ini dapat dihilangkan dengan cara
menggunakan desain dari alat survei yang memaksimisasi realitas dari situasi
yang akan diuji dan melakukan pengulangan kembali untuk kekonsistenan dari
responden.
14
2.1.5 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui kekonsistenan, keterandalan dan
kestabilan alat ukur didalam mengukur gejala yang sama (Lestari 2007). Uji
reliabilitas hanya bisa dilakukan terhadap keseluruhan butir pertanyaan yang
mengukur variabel telah valid seluruhnya. Uji reliabilitas dilakukan dengan
metode Alpha Cronbach, yaitu dengan melihat nilai alpha cronbach pada tabel
reliability analisis. Ada beberapa teori yang dapat digunakan sebagai dasar
pengujian reliabilitas dimana kriteria yang paling banyak digunakan peneliti yaitu
apabila alpha cronbach > 0.6 maka reliabilitas terpenuhi (Wulandari dan
Mulyanto 2010).
2.2 Penelitian Terdahulu
Simanjuntak (2009) melakukan penelitian mengenai analisis Willingness to
Pay (WTP) masyarakat terhadap peningkatan pelayanan sistem penyediaan air
bersih dengan WSLIC (Water Sanitation for Low Income Community). Tujuan
dalam penelitian tersebut untuk mengkaji lebih jauh WTP air bersih dengan
proyek WSLIC jika ada peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh pihak BPS
(Badan Pengelola Sarana). Peningkatan pelayanan dalam hal ini adalah perbaikan
jaringan pengaliran air agar sampai ke rumah-rumah masyarakat dengan debit
seperti sedia kala atau lebih baik dari yang dialami oleh masyarakat Desa
Situdaun. Dari hasil analisis, faktor-faktor yang secara nyata mempengaruhi WTP
masyarakat dalam membayar iuran air adalah tingkat pendapatan dan kelompok
responden. Nilai WTP yang diperoleh dari tiap kelompok pengguna air adalah Rp
1 000 untuk masyarakat pengguna air kelompok pertama, Rp 703.03 untuk
masyarakat pengguna air kelompok kedua, dan Rp 498.73 untuk masyarakat
pengguna air kelompok ketiga.
Adapun penelitian lain yang menghitung besarnya WTP dari masyarakat
untuk program perbaikan kualitas air tanah pernah dilakukan oleh Ismail et al.
(2011) yang berjudul “Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan Willingness to Pay
Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah (Studi Kasus di Kelurahan Kapuk
Muara, Jakarta Utara)”. Metode analisis yang digunakan yaitu metode valuasi
kontingensi (Contingent Valuation Method) metode ini digunakan untuk
mengestimasi nilai kesediaan membayar dari masyarakat. Hasil penelitiannya
15
menyatakan nilai total Willingness to Pay (WTP) masyarakat Kapuk Muara
terhadap upaya perbaikan kualitas air tanah adalah sebesar Rp 62 958 646 untuk
setiap pelaksanaan program. Sedangkan nilai WTP rataan masyarakat Kapuk
Muara adalah sebesar Rp 6 521 per kepala keluarga untuk setiap pelaksanaan
program.
Merryna (2009) melakukan penelitian mengenai analisis WTP masyarakat
terhadap pembayaran jasa lingkungan mata air Cirahab. Metode analisis yang
digunakan yaitu metode valuasi kontingensi (Contingent Valuation Method)
metode ini digunakan untuk mengestimasi nilai kesediaan membayar dari
masyarakat. Hasil dari penelitiannya yaitu nilai rataan WTP responden adalah Rp
101/liter untuk setiap kepala keluarga yang membayar pembayaran jasa
lingkungan sebagai upaya konservasi mata air Cirahab dan total nilai WTP adalah
Rp 83 835/liter.
Lestari (2007) melakukan penelitian yang berjudul hubungan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan (studi kasus:
bagian pengelolaan PTPN VIII Gunung Mas, Bogor) . Penelitian tersebut menguji
tingkat reliabilitas kuesioner dengan menggunakan alpha cronbach. Hasil dari
penelitian ini didapatkan nilai alpha cronbach sebesar 0.96 yang berarti sangat
reliabel.
16
III KERANGKA PEMIKIRAN
Tingginya pertumbuhan penduduk memicu peningkatan kebutuhan akan air
bersih. Namun ketersediaan dan kuantitas sumberdaya air semakin menurun.
Dikarenakan air bersih akan semakin langka, pengelolaan dan upaya mendapatkan
air bersih membutuhkan biaya yang tinggi sehingga air saat ini menjadi barang
yang mahal. Masyarakat Desa Tamansari Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor,
pada musim kemarau mengalami kekeringan sehingga menimbulkan krisis air
bersih. Pada umumnya masyarakat Desa Tamansari dalam memenuhi kebutuhan
konsumsi air bersih menggunakan air tanah. Salah satu alternatif untuk
meminimalisir kekeringan krisis air bersih yaitu menggunakan program
pemerintah berupa program pipanisasi (air pipa) untuk mengalirkan air dari mata
air Gunung Salak.
Selain itu, juga masih ada penduduk yang mengambil air tanah melalui
sumur tradisional. Dari kondisi tersebut, timbul dua permasalahan utama, yaitu
bagaimana penilaian masyarakat terhadap air tanah dan bagaimana kesediaan
masyarakat untuk membayar air dari pipa serta faktor-faktor yang berpengaruh.
Pendekatan Contingent Valuation Method (CVM) digunakan untuk menjawab
permasalahan tersebut. Output dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan untuk perbaikan program pipanisasi, baik bagi yang sudah berjalan
maupun yang baru akan dilakukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengestimasi kesediaan membayar
masyarakat Desa Tamansari terhadap penilaian mengenai keberadaan air tanah
dan faktor-faktor yang berpengaruh, dengan menggunakan metode Contingent
Valuation Method (CVM) dan analisis regresi linier berganda, mengestimasi
kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh pelayanan
penyediaan air bersih beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, dengan
menggunakan metode Contingent Valuation Method (CVM) dan analisis regresi
linier berganda, menganalisis reliabilitas CVM (Contingent Valuation Method)
dalam menentukan ketersediaan masyarakat Desa Tamansari untuk membayar
agar mendapatkan air bersih.
17
Krisis Air Bersih di Desa Tamansari, Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor
Air tanah sebagai sumber air utama
bagi masyarakat Desa Tamansari
Upaya pelayanan
penyediaan air bersih
Apresiasi masyarakat Desa
Tamansari terhadap air tanah
dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Willingness To Pay
(WTP) dan Analisis
Regresi Linier Berganda
Kesediaan membayar
masyarakat untuk pelayanan
penyediaan air bersih beserta
faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Willingness To Pay (WTP)
dan Analisis Regresi Linier
Berganda
Uji Reliabilitas CVM
(Contingent Valuation Method)
dalam menentukan kesediaan
masyarakat Desa Tamansari
untuk membayar agar
mendapatkan air bersih
Rekomendasi
Gambar 1 Diagram alur kerangka berpikir
Keterangan :
= Alur penelitian
= Ruang lingkup penelitian
18
IV METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) karena
Desa Tamansari merupakan daerah yang terkena krisis air bersih pada musim
kemarau. Pengambilan data primer secara langsung selama bulan April - Mei
2013.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Pengambilan data primer melalui wawancara yang dibantu dengan
kuesioner. Instrumen pengumpulan data primer diperlukan untuk memperoleh
informasi mengenai besarnya WTP masyarakat. Data sekunder meliputi kondisi
geografis lokasi penelitian, keadaan demografi dan keadaan sosial ekonomi
masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor yang
bersumber dari laporan tahunan kantor Desa Tamansari.
4.3 Penentuan Populasi dan Responden
Keseluruhan populasi masyarakat Desa Tamansari sebanyak 2 980 kepala
keluarga, sedangkan masyarakat yang sudah menggunakan air pipa sebanyak 536
KK atau sebanyak dua RW. Populasi yang dijadikan responden dalam penelitian
ini adalah masyarakat Desa Tamansari yang menggunakan air tanah dengan
jumlah 2 444 kepala keluarga atau sebanyak tujuh RW. Dari populasi tersebut
diambil empat RW yang mengalami krisis air bersih terparah yaitu RW 1, RW 2,
RW 3 dan RW 4. Adapun sebaran jumlah responden dapat dilihat pada Tabel 2.
19
Tabel 2 Data sebaran jumlah responden
RW
RW 1
RW 2
RW 3
RW 4
Jumlah RT
6
4
5
4
Jumlah
35
28
30
28
121
Total
Sumber : Penulis 2013
Jumlah 121 responden dinilai sudah dapat mewakili populasi secara
keseluruhan. Menurut Gujarati (2007) tidak peduli distribusi probabilitas apapun
yang mendasarinya, rata-rata sampel dari besaran sampel terdiri dari sekurangkurangnya 30 observasi akan mendekati normal. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode snowball sampling atau metode bola salju, dikarenakan responden
yang dijadikan sampel relatif sedikit, hanya lima sampai enam orang dalam satu
RT. Sampel yang diambil adalah kepala keluarga dalam rumah tangga atau orang
yang berperan dalam rumah tangga yang memenuhi kriteria sesuai dengan tujuan
penelitian, yaitu masyarakat yang tinggal menetap di Desa Tamansari, Kecamatan
Tamansari, Kabupaten Bogor yang menggunakan sumur air tanah.
4.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Data yang telah terkumpul diolah dengan menggunakan Microsoft
Excel 2010, SPSS 16 dan Minitab 14. Matriks keterkaitan antara tujuan, jenis data,
data yang dibutuhkan dan metode yang digunakan terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3 Matriks keterkaitan antara tujuan, jenis data, data yang dibutuhkan,
sumber data, dan metode yang digunakan
No
Tujuan
1
Mengestimasi
kesediaan masyarakat
Desa Tamansari
untuk membayar air
tanah sebagai
apresiasi terhadap
jasa air tanah dan
faktor-faktor yang
mempengaruhinya
Jenis
Data
Data
primer
dan data
sekunder
Data yang
dibutuhkan
Umur, tingkat
pendidikan,
tingkat
pendapatan,
jumlah
penggunaan
air dan WTP
air tanah
Sumber Data
Wawancara
dengan
media
kuesioner
kepada
masyarakat
yang
menjadi
responden.
Metode yang
digunakan
Ekonometrika
(analisis
regresi
berganda) dan
Contingent
Valuation
Method
(CVM)
20
Tabel 3 (lanjutan)
No
Tujuan
Jenis
Data
Data yang
dibutuhkan
Sumber Data
Metode yang
digunakan
2
Mengestimasi
kesediaan membayar
masyarakat Desa
Tamansari untuk
memperoleh
pelayanan
penyediaan air bersih
beserta faktor-faktor
yang
mempengaruhinya
Data
primer
dan data
sekunder
Wawancara
dengan
media
kuesioner
kepada
masyarakat
yang
menjadi
responden.
Ekonometrika
(analisis
regresi
berganda)
dan Contingent
Valuation
Method
(CVM)
3
Menganalisis
reliabilitas CVM
(Contingent
Valuation Method)
dalam menentukan
kesediaan masyarakat
Desa Tamansari
untuk membayar agar
mendapatkan air
bersih
Data
Primer
Umur, tingkat
pendidikan,
tingkat
pendapatan,
jumlah
penggunaan
air, jumlah
tanggungan
keluarga,
tingkat
pengetahuan
responden,
dan WTP air
pipa
Pertanyaan
mengenai uji
CVM
Wawancara
dengan
media
kuesioner
kepada
masyarakat
yang
menjadi
responden.
Alpha
Cronbach
4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
WTP Responden
Analisis regresi linear digunakan untuk mempelajari hubungan atau
peramalan antara dua buah variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk
persamaan matematik. Model regresi berganda merupakan pengembangan dari
model regresi linear sederhana dengan asumsi bahwa peubah tak bebas Y
merupakan fungsi linear dari beberapa peubah bebas X1, X2, …, XK dan
komponen sisaan ε (error) (Juanda 2009).
Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi WTP responden dalam hal ini masyarakat di Desa Tamansari.
Model yang digunakan adalah persamaan regresi berganda. Persamaan regresi
berganda nilai WTP dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
21
WTP air tanah :
WTPi = β0 + β1URi + β2PDDKNi + β3PDPTNi + β4JPAi + εi…………………….(1)
Adapun persamaan regresi bergada untuk WTP air pipa dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
WTPi = β0 + β1URi + β2PDDKNi + β3PDPTNi - β4JTKi + β5JPAi + β6TPRi +
εi…………………………………………………………….….………(2)
dimana:
WTPi
= Nilai WTP reponden ke-i (Rp/m3/bulan)
β0
= Intercept
β0… β5
= Koefisien regresi.
UR
= Umur responden (tahun)
PDDKN
= Pendidikan responden (tahun)
PDPTN
= Pendapatan responden (Rp/bulan)
JPA
= Penggunaan air dalam rumah tangga (m3)
JTK
= Jumlah Tanggungan Keluarga (orang)
TPR
= Tingkat pengetahuan responden (dummy, 1=tahu, 0=tidak tahu)
i
= Responden ke-i (i = 1,2,3,…….,n) n untuk data sampel atau
contoh, sedangkan N untuk data populasi.
ε
= Galat atau error
Variabel-variabel diatas ditentukan berdasarkan teori-teori ekonomi yang
berlaku dan observasi langsung di lokasi penelitian. Besarnya WTP bagi
responden penerima manfaat sumberdaya air diduga dipengaruhi oleh umur,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah penggunaan air, jumlah
tanggungan keluarga dan tingkat pengetahuan responden yang dapat dijelaskan
pada Tabel 4.
Tabel 4 Matriks faktor- faktor yang mempengaruhi Willingness To Pay (WTP)
No
1
Faktor- faktor yang
mempengaruhi
Umur Responden
Keterangan
Masyarakat pengguna air
bersih bervariasi menurut
umurnya. Karena itu perlu
diteliti apakah umur responden
berpengaruh terhadap besarnya
iuran air yang ingin dibayarkan
masyarakat.
Asumsi
Asumsi yang berlaku
untuk variabel ini
adalah semakin
bertambah umur
responden maka
semakin tinggi iuran
yang akan
dibayarkan.
22
Tabel 4 (lanjutan)
No Faktor-faktor
yang
Keterangan
mempengaruhi
2
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan
Responden
mempengaruhi pola pikir
masyarakat. Variabel ini dinilai
berpengaruh karena umumnya
masyarakat dengan pendidikan
lebih tinggi cenderung lebih
memahami nilai ekonomi dari
sumberdaya air yang semakin
lama semakin terbatas dan
menjadi barang ekonomi akibat
kelangkaan yang terjadi.
3
Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan cenderung
Responden
mempengaruhi besarnya nilai
WTP yang ingin dibayarkan
responden untuk iuran air. Hal
ini berkaitan dengan
kemampuan ekonomi
masyarakat dalam membayar
biaya penggunaan air yang
dikonsumsinya.
4
Jumlah penggunaan
Jumlah pengguna air dalam
air dalam rumah
rumah tangga atau anggota
tangga
keluarga berpengaruh terhadap
besarnya iuran air yang ingin
dibayarkan.
5
Jumlah Tanggungan
Keluarga
6
Tingkat Pengetahuan
Responden
Sumber : Penulis 2013
Asumsi
Asumsi yang berlaku
adalah semakin
tinggi pendidikan
responden, maka
diduga semakin
besar pula WTP
yang akan
dibayarkan untuk
iuran air.
Asumsi yang berlaku
adalah semakin
tinggi pendapatan
responden maka
semakin besar pula
nilai WTP yang akan
dibayarkan oleh
responden tersebut.
Asumsi yang berlaku
untuk variabel ini
adalah semakin
banyak penggunaan
air semakin tinggi
iuran yang akan
dibayarkan.
Jumlah tanggungan keluarga
Asumsi yang berlaku
cenderung berpengaruh
adalah semakin
terhadap besarnya nilai WTP
banyak jumlah
yang ingin dibayarkan oleh
tanggungan keluarga,
masyarakat untuk iuran air.
maka daya beli suatu
keluarga semakin
kecil, sehingga nilai
WTP yang akan
dibayarkan semakin
kecil pula.
Tingkat pengetahuan responden Asumsi yang berlaku
berpengaruh terhadap iuran
yaitu apabila
yang ingin dibayarkan, 1
responden telah
apabila mengetahui akan
mengetahui akan
diadakan iuran air pipa dan 0
diadakan iuran air
apabila responden tidak
pipa maka diduga
mengetahui akan diadakan
nilai WTP yang akan
iuran air pipa.
dibayarkan semakin
besar.
23
4.4.1.1 Uji Asumsi
1. Uji Multikolinearitas
Menurut (Mulyanto dan Wulandari 2010) multikolinearitas dapat diuji
dengan melihat nilai Variance Inflation Factors (VIF) yang terdapat pada model
yang telah di regresikan. Hal ini dibuktikan dengan :

Nilai tolerance seluruh variabel independen mendekati angka 1 atau lebih
besar dari 0.2

Nilai VIF seluruh variabel independen berada diseputar angka 1 dan tidak
boleh lebih dari 10.
Pengujian dilakukan untuk membuktikan bahwa antar variabel bebas satu
dengan lainnya merupakan variabel yang setara (benar-benar independen).
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk memastikan bahwa data yang digunakan
untuk analisis berasal dari data variabel yang berdistribusi normal. Deteksi
normalitas data pada analisis regresi linier berganda dalam penelitian dilakukan
secara grafik yaitu menggunakan normal p-p plot. Terpenuhinya persyaratan
analisis normalitas adalah jika titik-titik ada grafik normal p-p plot menyebar
disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Normalitas juga dapat dideteksi dengan uji one-sample Kolmogorov-Smirnov Test
terhadap nilai observasi dan nilai prediksi variabel independen terhadap variabel
dependen. Normalitas terpenuhi apabila probabilitas hitung hasil uji lebih besar
daru pada taraf uji penelitian (Mulyanto dan Wulandari 2010).
3. Uji Autokorelasi
Uji asumsi autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan diantara galat dalam persamaan regresi yang diperoleh. Model regresi
yang baik yang tidak terjadi autokorekasi dimana pengujian dilakukan dengan
melihat nilai Durbin-Watson hasil pengolahan data dibandingkan dengan nilai dl
dan du pada Durbin-Watson dengan kriteria 1.65<DW<2.35 tidak terjadi
autokorelasi (Mulyanto dan Wulandari 2010).
4. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang
mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksiran OLS tidak efisien baik
24
dalam sampel kecil maupun sampel besar. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
masalah heteroskedastisitas dapat menggunakan grafik scatterplot antara nilai
residual regresi dengan nilai prediksi. Suatu model persamaan regresi yang tidak
memiliki masalah heteroskedastisitas yaitu jika titik-titik pada grafik scatterplot
tersebar acak tidak membentuk suatu pola tertentu seperti segitiga, segiempat,
lengkung yang beraturan dan sebagainya (Mulyanto dan Wulandari 2010).
4.4.2 Analsisis WTP Responden Terhadap Air Tanah dan Pelayanan
Penyediaan Air Bersih
Willingness to Pay atau kesediaan untuk membayar adalah kesediaan
individu untuk membayar terhadap suatu kondisi lingkungan atau penilaian
terhadap sumberdaya alam. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kesediaan setiap
individu atau masyarakat secara agregat untuk membayar atau mengeluarkan uang
dalam rangka memberikan penilaian terhadap air tanah. Adapun tahapan analisis
WTP adalah sebagai berikut :
1. Membuat pasar hipotetik (Setting Up the Hypotetical Market)
Pasar Hipotetik WTP air tanah :
Masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor,
bergantung pada air tanah sebagai salah satu sumber air bersih untuk memenuhi
kebutuhan dasar sehari-hari. Namun saat ini diketahui terjadi penurunan kualitas
dan kuantitas air tanah dikarenakan pertumbuhan penduduk sehingga kebutuhan
akan air bersih semakin meningkat sedangkan pasokan air untuk penduduk
semakin menurun, dan semakin sedikitnya daerah tangkapan air hujan, sehingga
terjadi kelangkaan air bersih pada musim kemarau. Masyarakat Desa Tamansari
perlu mengetahui pentingnya keberadaan air tanah untuk memenuhi kebutuhannya
sehari-hari. Oleh sebab itu diperlukan penilaian masyarakat terhadap air tanah itu
sendiri pada kondisi saat ini.
Selain penelitian terhadap air tanah, analisis WTP juga digunakan untuk
menilai pelayanan penyediaan air bersih. Adapun pasar hipotetik WTP air pipa
adalah sebagai berikut :
25
Pasar Hipotetik pelayanan penyediaan air pipa :
“Pemerintah Kabupaten Bogor mengadakan program pelayanan penyediaan
air bersih berupa air pipa yang bersumber dari Gunung Salak untuk mengatasi
masalah kekeringan air di Desa Tamansari. Dengan asumsi jumlah air tidak
terbatas, air dapat diakses 24 jam, dengan kualitas air bagus standar PDAM,
sehingga masyarakat Desa Tamansari tidak akan kekurangan pasokan air bersih
walaupun pada musim kemarau.”
Dengan skenario ini responden mengetahui gambaran pasar hipotetik dan
apakah
masyarakat
bersedia
membayar sejumlah nominal
uang untuk
memperbaiki jasa lingkungan tersebut dengan beralih kepada air pipa.
2. Mendapatkan Penawaran Besarnya WTP (Obtaining Bids)
Pada tahap ini dilakukan dengan wawancara langsung kepada responden
apakah mereka mau membayar atau tidak sejumlah uang tertentu untuk
memperoleh perbaikan jasa lingkungan. Metode ini lebih memudahkan responden
memahami maksud dan tujuan dari penelitian yang dilakukan.
3. Memperkirakan Nilai Rata-Rata WTP (Calculating Average WTP)
Tahap ini dilakukan dengan mencari nilai rata-rata yaitu dengan cara
menjumlahkan seluruh nilai WTP dibagi dengan jumlah responden.
∑
…………………………………………………………… (3)
dimana:
EWTP = Dugaan rataan WTP
Wi
= Nilai WTP ke-i
Pfi
= Frekuensi Relatif
n
= Jumlah responden
i
= Responden ke-i yang bersedia membayar WTP
4. Memperkirakan Kurva Permintaan WTP (Estimating Curve)
Pendugaan kurva akan dilakukan dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut.
WTP = f (Jumlah responden, nilai WTP)……………………………..………(4)
26
dimana:
Jumlah responden
= Responden yang bersedia membayar WTP (orang)
Nilai WTP
= Nilai yang bersedia dibayarkan responden (Rp/m3)
4.4.3 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas instrument dengan pendekatan alpha cronbach, yaitu teknik
pengukuran dengan mencari reliabilitas instrument yang skornya dalam bentuk
skala 1-5 sehingga didapatkan nilai alphanya dari 0-1 (Nugroho 2005). Adapun
formula nilai alpha (α) cronbach adalah sebagai berikut :
r11 =
] [1-
] ……………………………………………...………………(5)
Dimana :
r11
= Reliabilitas instrument
K
= Banyak butir pertanyaan
σ
2
t
Σσb2
= Varian total
= Jumlah varian butir
Rumus varian yang digunakan :
σ2 =
…………………………………………………………………….(6)
Dimana :
n = Jumlah responden
X = Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
Tabel 5 Tingkat reliabilitas metode alpha cronbach
Alpha
00.00 – 0.20
>0.20 – 0.40
>0.40 – 0.60
>0.60 – 0.80
>0.80 – 1.00
Sumber : Lestari 2007
Tingkat Reliabilitas
Tidak Reliabel
Kurang Reliabel
Cukup Reliabel
Reliabel
Sangat Realiabel
27
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Letak dan Keadaan Geografis Desa Tamansari
Desa Tamansari merupakan salah satu Desa di Kecamatan Tamansari,
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa Tamansari mempunyai ketinggian
500-700 meter dari permukaan laut. Jarak dari desa ke kecamatan adalah 0.5 km,
selanjutnya jarak dari desa ke ibukota kabupaten adalah 30 km, sedangkan jarak
ke ibu kota provinsi adalah 120 km dan jarak dari desa ke ibu kota negara sebesar
60 km. Adapun batas-batas wilayah Desa Tamansari antara lain :
a. Sebelah Utara
: Desa Pasireurih
b. Sebelah Timur
: Gunung Salak
c. Sebelah Selatan
: Desa Sukamantri
d. Sebelah Barat
: Desa Sukajadi
Luas wilayah Desa Tamansari adalah 935.5 Ha, yang terbagi dalam
sembilan Rukun Warga (RW) dan 37 Rukun Tetangga (RT). Keadaan suhu di
Desa Tamansari berkisar antara 220C sampai dengan 270C, sedangkan keadaan
wilayah di Desa Tamansari didominasi sebesar 60% oleh perbukitan dan
pegunungan, sisanya dataran sampai berombak berkisar 20%, daerah berombak
sampai berbukit 20% . Selain itu juga terdapat danau seluas 1.3 hektar. Danau
tersebut sebagai salah satu indikator apabila terjadi kekeringan air di Desa
Tamansari, jika terjadi kekeringan, maka air di danau tersebut akan menyusut.
5.2 Sumberdaya Manusia
Jumlah penduduk Desa Tamansari berdasarkan data pada tahun 2011 adalah
10 826 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 2 980 kepala keluarga.
Komposisi penduduk berdasarkan golongan usia dengan presentase terbesar
terdapat pada usia 26-55 tahun sebesar 46.684% atau sebanyak 5 054 jiwa, hal ini
berarti cukup banyak terdapat usia produktif di Desa Tamansari. Komposisi
penduduk berdasarkan golongan usia di Desa Tamansari dapat dilihat pada Tabel
5.
28
Tabel 6 Komposisi penduduk berdasarkan golongan usia di Desa Tamansari
tahun 2011
No
1
2
3
4
5
Golongan Usia (tahun)
Jumlah
0–5
6 – 16
17 – 25
26 – 55
56 Tahun ke atas
Jumlah
Presentase (%)
1230
1238
2524
5054
780
10826
11.362
11.435
23.314
46.684
7.205
100.000
Sumber : Laporan tahunan Desa Tamansari ( 2011 )
Mata pencaharian warga Desa Tamansari sebagian besar adalah petani
penggarap tanah sebanyak 1 330 orang atau sebesar 40.109% dari total penduduk
di Desa Tamansari. Presentase terbesar berikutnya adalah sebesar 22.467% atau
sebanyak 745 orang bekerja sebagai buruh industri. Selanjutnya disusul oleh
pedagang dengan presentase 8.595% atau sebanyak 285 orang. Komposisi
penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 7 Mata pencaharian penduduk Desa Tamansari
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mata Pencaharian
Petani Pemilik Tanah
Petani Penggarap Tanah
Pengrajin
Industri Kecil
Buruh Industri
Pedagang
Pengemudi/Jasa
Pegawai Negeri Sipil (PNS)
TNI/POLRI
Pensiunan
Jumlah
Jumlah (orang)
260
1330
106
159
745
285
76
175
85
95
3316
Presentase (%)
7.841
40.109
3.197
4.795
22.467
8.595
2.292
5.277
2.563
2.865
100.000
Sumber : Laporan tahunan Desa Tamansari ( 2011 )
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Tamansari pada umumnya sudah
tamat Sekolah Dasar (SD), yakni sebesar 49.174% atau sebanyak 1250 orang.
Masyarakat yang tamat SLTP sebesar 21.873% atau sebanyak 556 orang. Disusul
berturut-turut tamatan SMA sebesar 11.920% atau sebanyak 303 orang, yang
tidak lulus Sekolah Dasar sebesar 9.638% atau sebanyak 245 orang, lulus
Perguruan Tinggi sebesar 3.816% atau sebanyak 97 orang dan lulus Akademi
29
sebesar 3.580% atau sebanyak 91 orang. Jumlah penduduk menurut tingkat
pendidikan dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 8 Kualitas angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat di
Desa Tamansari
No
1
2
3
4
5
6
Uraian
Tidak Tamat SD
Tamat SD/Sederajat
Tamat SLTP/SMP
Tamat SLTA/SMA
Tamat Akademi
Tamat Perguruan Tinggi
Jumlah
Jumlah (orang)
245
1250
556
303
91
97
2542
Presentase (%)
9.638
49.174
21.873
11.920
3.580
3.816
100.000
Sumber : Laporan tahunan Desa Tamansari (2011)
5.3 Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini merupakan karakteristik
terhadap 121 responden terpilih yang meliputi yaitu jenis kelamin, usia, lama
pendidikan formal, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan, status kependudukan,
lama tinggal dan jumlah penggunaan air. Penjelasan dari masing-masing kriteria
karakteristik responden dapat dijelaskan pada pembahasan dibawah ini.
5.3.1 Jenis Kelamin
Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak
59.5% atau berjumlah 72 orang. Responden laki-laki sebanyak 40.5% atau
berjumlah 49 orang. Perbandingan responden antara yang berjenis kelamin
perempuan dan laki-laki, dapat dilihat pada Gambar 2.
Laki-laki
Perempuan
40.5
59.5
Sumber: Data primer diolah (2013)
Gambar 2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
30
5.3.2 Usia
Usia responden pada penelitian ini sangat bervariasi. Usia cenderung dapat
menunjukan tingkat kedewasaan dan berpengaruh terhadap pengambilan
keputusan. Jumlah responden terbanyak pada golongan usia 42-49 tahun dengan
presentase 27% atau sebanyak 33 orang, kemudian responden usia 34-41 tahun
berjumlah 23%. Responden dengan usia termuda 18 tahun sedangkan responden
dengan usia yang paling tua yaitu 72 tahun. Distribusi tingkat usia responden
dapat dilihat pada Gambar 3.
50-57
14%
58-65
5%
66-72
2%
18-25
12%
42-49
27%
26-33
17%
34-41
23%
Sumber: Data primer diolah (2013)
Gambar 3 Karakteristik responden berdasarkan usia
5.3.3 Lama Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan seseorang juga mempengaruhi pola pikir dalam
pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan diklasifikasikan menjadi beberapa
tingkatan yaitu tidak tamat SD, SD, SMP, SMA, Dilpoma dan Perguruan Tinggi.
Presentase terbesar pada tingkat pendidikan SD sebesar 39% atau sebanyak 47
orang. Responden yang tidak tamat SD sebesar 8%, SMP sebesar 30%, SMA
sebesar 20%, Diploma 2% dan Perguruan Tinggi 2%. Distribusi tingkat
pendidikan responden dapat dilihat pada Gambar 4.
31
SMA
20%
Diploma
PT
1%
2%
Tidak Tamat
SD
8%
SD
39%
SMP
30%
Sumber: Data primer diolah (2013)
Gambar 4 Karakteristik responden berdasarkan lama pendidikan formal
5.3.4
Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan responden di Desa Tamansari cukup bervariasi. Sebagian
besar responden bekerja sebagai wiraswasta dan buruh, dengan presentase sebesar
46% atau sebanyak 56 jiwa, selanjutnya sebagai buruh sebesar 42% atau sebanyak
51 orang. Responden yang bekerja sebagai petani sebasar 7% atau sebanyak 8
orang, supir sebesar 3% atau sebanyak 4 orang dan PNS sebesar 2% atau
sebanyak 2 orang. Distribusi jenis pekerjaan
responden dapat dilihat pada
Gambar 5.
Petani Supir PNS
7% 3% 2%
Wiraswata
46%
Buruh
industri
42%
Sumber: Data primer diolah (2013)
Gambar 5 Karakteristik responden berdasarkan jenis pekerjaan
32
5.3.5 Tingkat Pendapatan
Tingkat pendapatan responden dibagi berdasarkan Upah Minimum Regional
Kabupaten Bogor yaitu sebesar Rp 2 002 000 perbulan. Sebagian besar responden
berpendapatan kurang dari UMR sebesar 89% atau sebanyak 108 jiwa, sedangkan
sisanya sebesar 11% atau sebanyak 13 orang berpendapatan diatas UMR
Kabupaten Bogor. Distribusi tingkat pendapatan dapat dilihat pada Gambar 6.
> 2 002 000
11%
< 2 002 000
89%
Sumber: Data primer diolah (2013)
Gambar 6 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendapatan
5.3.6 Jumlah Penggunaan air
Jumlah penggunaan air responden pada penelitian ini sangat bervariasi.
Sebaran terbanyak pada penggunaan 25-29 m3/bulan sebesar 19%, penggunaan air
sebanyak 05-09 m3/bulan sebesar 9%, pemakaian air sebanyak 10-14 m3/bulan
sebesar 10%, selanjutnya penggunaan air sebanyak 15-19 m3/bulan sebesar 18%,
kemudian penggunaan air sebanyak 20-24 m3/bulan sebesar 16%, pemakaian 3034 m3/bulan sebesar 18%, selanjutnya pemakaian sebanyak 35-39 m3/bulan
sebesar 8% dan responden dengan penggunaan air sebanyak 40-44m3/bulan
sebesar 2%. Distribusi jumlah penggunaan air responden dapat dilihat pada
Gambar 7.
33
35 - 39
8%
40 - 44
2%
05 - 09
10 - 14
9%
10%
30 - 34
18%
15 - 19
18%
25 - 29
19%
20 - 24
16%
Sumber: Data primer diolah (2013)
Gambar 7 Karakteristik responden berdasarkan jumlah penggunaan air
5.3.7 Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah tanggungan keluarga responden sangat bervariasi dimulai dari satu
sampai dengan delapan dalam suatu rumah tangga. Rata-rata jumlah tanggungan
keluarga responden antara tiga sampai dengan lima tanggungan per tiap kepala
keluarga. Distribusi jumlah tanggungan keluarga responden dapat dilihat pada
Gambar 8.
7
3%
8
1%
6
12%
5
23%
1
7%
2
11%
3
23%
4
20%
Sumber: Data primer diolah (2013)
Gambar 8 Karakteristik responden berdasarkan jumlah tanggungan keluarga
5.3.8 Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Iuran Air Pipa
Pada umumnya responden telah mengetahui iuran yang harus dibayarkan
untuk biaya pendistribusian air, biaya pemasangan pipa dan biaya perawatan
34
untuk air pipa setiap bulannya. Jumlah responden yang mengetahui akan dipungut
iuran sebesar 83% atau sebanyak 100 jiwa, sedangkan yang tidak mengetahui
sebesar 17% atau sebanyak 21 jiwa. Distribusi tingkat pengetahuan responden
terhadap iuran air untuk pipa dapat dilihat pada Gambar 9.
Tidak tahu
17%
Tahu
83%
Sumber: Data primer diolah (2013)
Gambar 9 Karakteristik responden berdasarkan tingkat pengetahuan responden
terhadap iuran air pipa
35
VI HASIL DAN PEMBAHASAN
6.1 Willingness to Pay (WTP) Masyarakat Terhadap Air Tanah
Berdasarkan hasil wawancara terhadap 121 responden, sebanyak 34
responden atau (28.1%) menyatakan bersedia untuk membayar, sedangkan
sisanya 87 responden atau (71.9%) yang menyatakan tidak bersedia membayar
penggunaan air tanah. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, responden
untuk menganalisis WTP sebanyak 121 orang, dan dari 121 responden hanya 34
orang yang bersedia membayar untuk penilaian terhadap keberadaan air tanah.
Dengan demikian hasil WTP ini adalah data dari masyarakat yang bersedia untuk
membayar.
Tabel 9 Kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari
Kesediaan Membayar
Ya
Tidak
Total
Jumlah
34
87
121
Persentase (%)
28.1
71.9
100
Sumber : Data primer, 2013
Pendekatan CVM dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis nilai
WTP responden terhadap penilaian masyarakat Desa Tamansari terhadap
keberadaan air tanah. Hasil pelaksanaan CVM meliputi: nilai rata-rata WTP, dan
kurva permintaan WTP. Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung
terhadap 34 responden menggunakan kuesioner. Pertanyaan bersifat open-ended
question, yaitu dengan menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah
maksimal dan jumlah minimal uang yang ingin dibayarkan. Dari satuan tersebut
didapatkan nilai maksimum WTP sebesar Rp 1300/m3 dan nilai minimum sebesar
Rp 100/m3. Adapun nilai rataan WTP responden dihitung berdasarkan data
distribusi WTP responden, yaitu didapatkan dengan jumlah responden yang
membayar WTP ke-i dibagi dengan jumlah responden seluruhnya kemudian
dikalilkan dengan nilai WTP. Data distribusi nilai WTP responden dapat dilihat
pada Tabel 10. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rataan WTP sebesar
Rp 414.71/m3.
36
Tabel 10 Distribusi WTP responden
No
WTP
Frekuensi
(Rp/m3)
1
100
9
2
200
6
3
500
14
4
700
1
5
1 000
3
6
1 300
1
Jumlah
34
Sumber : Data primer diolah (2013)
Frekuesi
Kumulatif
34
25
15
5
4
1
34
Frekuensi Relatif Mean
WTP
(Rp)
0.26
26.47
0.18
35.29
0.41
205.88
0.03
20.59
0.09
88.24
0.03
38.24
1.00
414.71
Setelah nilai rataan dan frekuensi diketahui, selanjutnya dibuat kurva
permintaan WTP air tanah. Kurva permintaan WTP reponden menunjukkan
hubungan antara WTP responden dengan jumlah responden yang bersedia
membayar besarnya WTP tersebut, seperti terlihat pada Gambar 10.
1400
1200
WTP (Rp/m3)
1000
800
600
400
200
0
0
10
20
30
40
Frekuensi
Sumber : Data pimer, diolah Juni 2013
Gambar 10 Kurva permintaan WTP air tanah
Kurva permintaan WTP responden diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang terdapat didalam model, diantaranya yaitu umur (U), tingkat pendidikan
(PDDKN), tingkat pendapatan (PDPTN) dan jumlah penggunaan air (JPA).
Analisis regresi linear berganda meliputi pengujian hipotesis yang dapat
menjelaskan berapa besar dan nyata pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap
besarnya nilai WTP responden. Hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 11.
37
Hasil analisis regresi berganda, fungsi WTP yang diperoleh yaitu sebagai
berikut:
WTP = -24376 + 301 U +1530 PDDKN + 0.000873 PDPTN + 314.4 JPA
Dari hasil analisis regresi, diperoleh bahwa model yang dihasilkan dalam
penelitian tergolong baik karena nilai adj R2 yang dihasilkan sebesar 75.1%. Hasil
tersebut menunjukan bahwa keragaman yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas
didalam model sebesar adj 75.1%, sedangkan sisanya sebesar 24.9% dijelaskan
oleh variabel lain diluar model. Menurut Mitchell dan Carson (1989) dalam
Hanley dan Spash (1993) penelitian yang berkaitan dengan benda-benda
lingkungan dapat mentolerir nilai R2 sampai dengan 15%. Hal ini disebabkan
penelitian tentang lingkungan berhubungan dengan manusia sehingga dapat
ditolerir. Model yang dihasilkan ini telah
lulus uji multikolinearitas,
heteroskedastisitas, autokorelasi dan uji asumsi normalitas dari hasil keempat uji
tersebut tidak diperoleh suatu pelanggaran. Hasil uji tersebut disajikan pada Tabel
12.
Tabel 11 Hasil analisis penilaian masyarakat Desa Tamansari mengenai
keberadaan air tanah
No
1
2
3
4
5
Parameter
Konstanta
Umur (U)
Tingkat Pendidikan
(PDDKN)
Tingkat Pendapatan
(PDPTN)
Jumlah Penggunaan Air
(JPA)
S = 3313.99
Koefisien
-24376
300.82
1529.9
P-Value
0.000
0.000*
0.000*
VIF
0.0008733
0.255
1.1
314.41
0.000*
1.1
R-Sq = 78.1%
R-Sq(adj)=75.1%
1.7
1.8
Analysis of Variance
Source
Regression
Residual Error
Total
Sumber
Keterangan
DF
4
29
33
F
25.88
P
0.000
: Hasil olahan Data primer
: * = Signifikan pada α = 1%
DW = 2.310
Berdasarkan nilai P-value yang diperoleh, terdapat beberapa variabel yang
berpengaruh nyata dalam model tersebut. Variabel-variabel yang berpengaruh
nyata yaitu umur (U), pendidikan (PDDKN), dan jumlah penggunaan air (JPA)
sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata
adalah tingkat pendapatan
38
(PDPTN). P-value pada model yang telah diregresikan kurang dari alpha (1%).
Interpretasi masing-masing variabel bebas terhadap nilai WTP adalah sebagai
berikut :
1. Umur
Variabel umur responden signifikan pada taraf nyata 1% dengan dengan
nilai P-value (0.000). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif,
menunjukan jika umur bertambah satu tahun
maka besarnya nilai WTP
meningkat sebesar Rp 300.82. Variabel tingkat umur sesuai dengan hipotesis awal
yaitu variabel berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP. Hal tersebut
dikarenakan semakin bertambahnya umur maka akan mempengaruhi pola pikir
seseorang dalam pengambilan keputusan dan kepedulian terhadap lingkungan,
sehingga responden dengan usia yang lebih tua cenderung mengeluarkan WTP
yang lebih besar.
2. Pendidikan
Variabel pendidikan responden signifikan pada taraf nyata 1% dengan nilai
P-value (0.000). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif, menunjukkan
jika lama pendidikan yang ditempuh meningkat pada satu level lebih tinggi maka
besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 1 529.9. Hal ini sesuai dengan
hipotesis bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka nilai WTP
yang diberikan juga semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan responden yang
menempuh pendidikan lebih lama akan menyadari untuk mendapatkan suatu
kondisi lingkungan yang lebih baik diperlukan biaya untuk pelaksanaanya.
Variabel tingkat pendidikan sesuai dengan hipotesis awal yaitu variabel
berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTP.
3. Jumlah Penggunaan Air
Variabel jumlah penggunaan air responden signifikan pada taraf nyata 1%
dengan nilai P-value (0.000). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif,
menunjukkan jika jumlah penggunaan air meningkat satu meter kubik maka
besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 314.41. Hal ini sesuai dengan hipotesis
bahwa semakin banyak jumlah penggunaan air maka nilai WTP yang diberikan
juga semakin tinggi. Hal tersebut dikarenakan responden yang jumlah penggunaan
airnya lebih banyak akan membayar WTP dengan jumlah yang besar.
39
Tabel 12 Uji asumsi
No
1
Uji Asumsi
Uji Multikolinearitas
Hasil Uji
Nilai Variance Inflation
Factors (VIF) yang terdapat
pada model yang telah
diregresikan kurang dari
sepuluh < (10)
2
Uji Normalitas
Penelitian ini menggunakan
taraf nyata alpha sebesar satu
persen, dengan nilai
Asymp.sig.(2-tailed) lebih
besar dari alpha 0.01 (satu
persen).
3
Uji Autokorelasi
Nilai DW pada model ini
sebesar 2.310. Nilai DW
antara 1.65<DW<2.35 tidak
terjadi autokorelasi (Mulyanto
dan Wulandari, 2010).
4
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan hasil uji gletser
pada lampiran 1 dapat dilihat
bahwa semua variabel bebas
atau p-value dari anova lebih
dari alpha 1 persen.
Selain itu berdasarkan grafik
sctatterplots terlihat bahwa
titik-titik pada grafik
menyebar secara acak, tidak
membentuk suatu pola
tertentu.
6.2
Keterangan
Hasil regresi dalam
peneliltian ini tidak
terjadi
multikolinearitas.
Hal ini ditunjukan
pada lampiran 7.
Asumsi residual
menyebar normal,
sehingga model
dapat dikatakan
normal. Hal ini
dapat dilihat pada
lampiran 4.
Dapat disimpulkan
pada model tersebut
tidak terjadi
autokorelasi. Hal ini
dapat ditunjukan
pada lampiran 6.
Model tersebut tidak
terjadi
heteroskedastisitas.
Hal ini dapat di
buktikan pada
lampiran 5.
Willingness to Pay (WTP) Masyarakat Desa Tamansari untuk
Memperoleh Pelayanan Penyediaan Air Bersih
Selain untuk mengestimasi nilai air tanah, WTP juga digunakan untuk
mengestimasi nilai air pipa terhadap pelayanan penyediaan untuk mendapatkan air
bersih. Hasil survey WTP dengan pendekatan CVM ini juga menghasilkan nilai
rataan WTP, dan kurva permintaan.
40
Tabel 13 Kesediaan membayar masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh
pelayanan penyediaan air bersih
Kesediaan Membayar
Ya
Tidak
Total
Jumlah
121
0
121
Persentase (%)
100
0
100
Sumber : Data primer ( 2013 )
Penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada 121
responden menggunakan kuesioner, melalui metode bidding game, yaitu
menanyakan langsung kepada responden tentang sejumlah nilai tertentu yang
diajukan sebagai titik awal dan selanjutnya semakin meningkat sampai titik
maksimum yang disepakati. Sehingga didapatkan nilai maksimum WTP sebesar
Rp 1 500/m3 dan nilai minimum sebesar Rp 500/m3.
Dugaan nilai rataan WTP (EWTP) responden dihitung berdasarkan data
distribusi WTP responden, yaitu didapatkan dengan jumlah responden yang
membayar wtp ke-i dibagi dengan jumlah responden seluruhnya kemudian
dikalilkan dengan nilai WTP. Data distribusi nilai WTP responden dapat dilihat
pada Tabel 14
Tabel 14 Distribusi WTP responden
No
1
2
3
WTP
(Rp/m3)
500
Frekuensi
1 000
1 500
Jumlah
Frekuensi Relatif
108
Frekuensi
Kumulatif
121
0.89
Mean WTP
(Rp)
445
8
5
121
13
5
121
0.07
0.04
1.00
70
60
575
Sumber : Data primer ( 2013 )
Kelas WTP diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu batas atas dan
bawah dari nilai terkecil sampai nilai terbesar WTP yang ditawarkan responden.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rataan WTP sebesar Rp 575/m3.
Setelah diketahui nilai rataan WTP, selanjutnya menduga kurva permintaan WTP.
Kurva permintaan reponden menunjukkan hubungan antara WTP responden
dengan jumlah responden yang bersedia membayar besarnya WTP tersebut.
Kurva WTP masyarakat Desa Tamansari untuk memperoleh pelayanan
penyediaan air bersih dapat dilihat pada Gambar 11.
41
1600
WTP (Rp/m3)
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
0
20
40
60
80
100
120
140
Frekuensi
Sumber : Data Primer, diolah Juni 2013
Gambar 11 Kurva permintaan WTP terhadap pembayaran iuran pelayanan
penyediaan air bersih Desa Tamansari.
Kurva permintaan WTP responden diduga dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang terdapat didalam model, diantaranya yaitu umur (U), tingkat pendidikan
(PDDKN), tingkat pendapatan (PDPTN), jumlah tanggungan keluarga (JTK),
jumlah penggunaan air (JPA) dan tingkat pengetahuan responden (TPR). Analisis
regresi linear berganda meliputi pengujian hipotesis yang dapat menjelaskan
berapa besar dan nyata pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap besarnya nilai
WTP responden. Hal tersebut dapat dijelaskan pada Tabel 15.
Hasil analisis regresi berganda, fungsi WTP yang diperoleh yaitu sebagai
berikut:
WTP = -118 + 30.2 U + 60.7 PDDKN + 0.000731 PDPTN – 383 JTK + 472 JPA
+ 232 TPR
Dari hasil analisis regresi, diperoleh bahwa model yang dihasilkan dalam
penelitian tergolong baik karena nilai adj R2 yang dihasilkan sebesar 84.4%. Hasil
tersebut menunjukan bahwa keragaman yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas
didalam model sebesar 84.4%, sedangkan sisanya sebesar 15.6% dijelaskan oleh
variabel lain diluar model. Menurut Mitchell dan Carson (1989) dalam Hanley
dan Spash (1993) penelitian yang berkaitan dengan benda-benda lingkungan dapat
mentolerir nilai R2 sampai dengan 15%, hal ini disebabkan penelitian tentang
lingkungan berhubungan dengan manusia sehingga dapat ditolerir. Pemeriksaan
asumsi terkait masalah multikolinieritas dilihat dari nilai VIF, dapat dilihat pada
42
Tabel 15. Masing-masing variabel bebas menunjukan nilai VIF kurang dari
sepuluh,
hal
ini
dapat
disimpulkan bahwa tidak adanya
pelanggaran
multikolineritas pada model. Asumsi selanjutnya regresi berganda adalah tidak
adanya autokorelasi. Uji autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson. Hasil
menunjukan bahwa nilai DW sebesar 2.301 (dapat dilihat pada Tabel 15).
Muyanto dan Wulandari (2010) menyatakan bahwa nilai DW berada diantara 1.65
dan 2.35 menunjukan tidak adanya autokorelasi. Sehingga nilai DW diantara
selang tersebut, maka menunjukan tidak adanya autokorelasi.
Tabel 15 Hasil analisis nilai WTP responden
No
1
2
3
Parameter
Koefisien
Konstanta
-118.5
Umur (U)
30.17
Tingkat Pendidikan
60.66
(PDDKN)
4
Tingkat Pendapatan
0.0007305
(PDPTN)
5
Jumlah Tanggungan
-383.2
Keluarga (JTK)
6
Jumlah Penggunaan Air
471.78
(JPA)
7
Tingkat Pengetahuan
231.7
Responden (TPR)
S = 1 644.33
R-Sq = 85.1%
Analysis of Variance
Source
DF
Regression
6
Residual Error
114
Total
120
Sumber : Hasil olahan data primer
Keterangan
:*
= Signifikan pada α = 1%
**
= Signifikan pada α = 5 %
DW = 2.301
P-Value
0.902
0.045**
0.306
VIF
0.001*
1.1
0.048**
4.0
0.000*
3.9
0.588
1.2
1.3
1.3
R-Sq(adj)=84.4%
F
108.94
P
0.000
Berdasarkan nilai P-value yang diperoleh, terdapat beberapa variabel yang
berpengaruh nyata dalam model tersebut. Variabel-variabel yang berpengaruh
nyata yaitu umur (U), pendapatan (PDPTN), jumlah tanggungan keluarga (JTK)
dan jumlah penggunaan air (JPA) sedangkan variabel yang tidak berpengaruh
nyata adalah pendidikan (PDDKN) dan tingkat pengetahuan responden (TPR). Pvalue pada model yang telah diregresikan kurang dari alpha (1%) dan (5%).
Interpretasi masing-masing variabel bebas terhadap nilai WTP adalah sebagai
berikut :
43
1. Umur
Variabel umur responden signifikan pada taraf nyata 5% dengan nilai Pvalue (0.045). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif terhadap
besarnya nilai WTP, menunjukan jika umur bertambah satu tahun maka besarnya
nilai WTP meningkat sebesar Rp 30.17. Variabel tingkat umur sesuai dengan
hipotesis awal yaitu semakin bertambahnya umur maka akan mempengaruhi pola
pikir seseorang dalam pengambilan keputusan dan kepedulian terhadap
lingkungan, sehingga responden dengan usia yang lebih tua cenderung
mengeluarkan WTP yang lebih besar.
2. Tingkat pendapatan
Variabel tingkat pendapatan responden signifikan pada taraf nyata 1%
dengan nilai P-value (0.001). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif,
menunjukkan jika pendapatan meningkat sebesar Rp 1 000 000 maka besarnya
nilai WTP meningkat sebesar Rp 730.5. Hal tersebut dikarenakan responden yang
pendapatannya tinggi akan lebih menyadari untuk mendapatkan suatu kondisi
lingkungan yang lebih baik dan nyaman. Variabel tingkat pendapatan sesuai
dengan hipotesis awal yaitu variabel berpengaruh positif terhadap besarnya nilai
WTP.
3. Jumlah Tanggungan Keluarga
Variabel jumlah tanggungan keluarga signifikan pada taraf nyata 5% dengan
nilai P-value (0.048). Koefisien pada varibel ini memiliki tanda negatif,
menunjukkan jika jumlah tanggungan keluarga meningkat satu satuan maka
besarnya nilai WTP menurun sebesar Rp 383.2. Hal tersebut dikarenakan semakin
banyak jumlah tanggungan keluarga, maka pendapatan riil suatu keluarga
cenderung semakin kecil, sehingga responden lebih menginginkan nilai WTP
yang lebih rendah.
4. Jumlah Penggunaan Air
Variabel jumlah penggunaan air responden signifikan pada taraf nyata 1%
dengan nilai P-value (0.000). Koefisien pada variabel ini memiliki tanda positif,
menunjukkan jika jumlah penggunaan air meningkat satu meter kubik maka
besarnya nilai WTP meningkat sebesar Rp 471.78. Hal tersebut dikarenakan
44
responden yang jumlah penggunaan airnya lebih banyak akan membayar WTP
dengan jumlah yang lebih besar.
6.3 Evaluasi Pelaksanaan Reliabilitas CVM
Contingent Valuation Method (CVM) merupakan sebuah pendekatan untuk
mengukur nilai keberadaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan seperti air,
udara dan kualitas lingkungan lainnya (Fauzi 2006). Salah satu instrumen yang
digunakan dalam CVM tersebut adalah kuesioner atau daftar pertanyaan yang
ditujukan kepada individu untuk menilai sumber daya air. Reliabilitas pendekatan
ini dalam menilai sumber daya alam dan lingkungan, diuji dengan cara melihat
konsistensi jawaban dari pertanyaan jika pertanyaan tersebut digunakan untuk
menilai hal serupa ditempat yang berbeda. Bisa juga dengan cara melihat
konsistensi jawaban pertanyaan tersebut dari sejumlah responden yang
mendapatkan pertanyaan yang sama. Uji reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan metode alpha cronbach. Prinsipnya adalah untuk melihat seberapa
besar konsistensi jawaban responden pada pertanyaan yang sama. Kriteria
reliabilitas terpenuhi apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6. Tabel 16
merupakan parameter atau daftar pertanyaan dari hasil uji konsistensi dengan
menggunakan metode alpha cronbach.
Tabel 16 Uji reliabilitas pertanyaan
No
1
2
3
4
Daftar Pertanyaan
Apakah Anda setuju pendekatan CVM dapat
digunakan dalam mengapresiasi untuk sumber daya
air?
Seberapa relevan metode CVM digunakan untuk
menilai air pipa?
Seandainya Bapak/Ibu diminta untuk membayar air
tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah,
bersediakah Bapak/Ibu membayar?
Seberapa penting apresiasi Bapak/Ibu terhadap air
tanah dan jasa lingkungan lainnya yang diwujudkan
dengan kesediaan untuk membayar?
Alpha Cronbach
0.716
0.695
0.177
0.253
Sumber : Hasil olahan data primer
Dari Tabel 16, dapat dilihat bahwa parameter pertama yaitu seberapa setuju
pendekatan CVM dapat digunakan dalam mengapresiasi sumber daya air,
mendapatkan nilai 0.716. Artinya, 71.6% dari responden menyatakan bahwa
45
pendekatan CVM ini dapat digunakan untuk mengapresiasi sumber daya air.
Parameter kedua yaitu seberapa relevan metode CVM digunakan untuk menilai
air pipa, mendapatkan nilai 0.695. Hal ini berarti 69.5% dari responden
menyatakan bahwa metode CVM cukup relevan dalam menilai sumberdaya air
pipa, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa parameter pertama dan kedua
reliabel, terbukti nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0.6.
Sedangkan untuk parameter yang ketiga, yaitu kesediaan responden untuk
membayar air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah, mendapatkan nilai
0.177. Artinya bahwa hanya 17.7% dari responden yang bersedia untuk membayar
air tanah sebagai apresiasi terhadap jasa air tanah. Selanjutnya untuk parameter
keempat, seberapa penting apresiasi responden terhadap air tanah dan jasa
lingkungan lainnya yang diwujudkan dengan kesediaan membayar, mendapatkan
nilai 0.253. Artinya, hanya 25.3% dari responden yang menganggap penting air
tanah dan jasa lingkungan lainnya yang diwujudkan dengan kesediaan membayar.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa parameter ketiga dan keempat kurang reliabel,
karena mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha kurang dari 0.6. Hal ini terkait
dengan tingkat pengetahuan dan kepeduliaan masyarakat terhadap sumberdaya air
tanah masih kurang. Hal ini didukung oleh prioritas responden yang
menempatkan air pada urutan kelima setelah pangan, pakaian, pendidikan, listrik
dan air dan hanya sebagian kecil responden yang menempatkan prioritas air pada
urutan pertama.
Berdasarkan hasil pengolahan data uji reliabilitas secara keseluruhan dari
instrument, mendapatkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.640 maka dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa alat ukur dalam penelitian ini dapat dipercaya
atau reliabel yang artinya metode CVM dapat digunakan dalam mengapresiasi
sumberdaya air. Data hasil olahan dapat dilihat pada lampiran 8.
46
VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Nilai rata-rata Willingness to Pay (WTP) responden terhadap air tanah sebesar
Rp 414.71/m3 tiap kepala keluarga perbulan. Faktor-faktor yang berpengaruh
nyata pada besarnya nilai WTP responden yaitu umur, tingkat pendidikan dan
jumlah penggunaan air.
2. Nilai rata-rata Willingness to Pay (WTP) responden adalah sebesar Rp 575/m3
tiap kepala keluaga perbulan. Faktor-faktor yang berpengaruh nyata pada
besarnya nilai WTP responden yaitu umur, tingkat pendapatan, jumlah
tanggungan keluarga dan jumlah penggunaan air.
3. Reliabilitas CVM dalam menentukan ketersediaan masyarakat Desa Tamansari
untuk membayar agar mendapatkan air bersih, yang dihitung dengan metode
alpha cronbach mendapatkan nilai sebesar 0.640, yang berarti memiliki
tingkat reliabilitas yang reliabel.
7.2 Saran
1. Hasil penelitian ini masyarakat Desa Tamansari dinilai mempunyai tingkat
kepeduliaan terhadap air tanah yang masih rendah, oleh karena itu perlu
adanya pendidikan lingkungan agar dapat memberikan apresiasi atau
penghargaan yang lebih tinggi terhadap sumberdaya air.
2. Dalam mengatasi masalah kekurangan air bersih di Desa Tamansari, maka
Pemerintah Kabupaten Bogor diharapkan dapat segera merealisasikan
program pipanisasi yang bersumber dari Gunung Salak dengan melibatkan
masyarakat dalam pengelolaannya.
47
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2001. Neraca Sumberdaya Air 2001. Jakarta : BPS
______________________. 2011. Statistik Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun
2011. Jakarta : BPS
______________________. 2012. Statistik Lingkungan Hidup
(Environment Statistic of Indonesia) 2012. Jakarta : BPS
Indonesia
Fauzi A. 2006. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan: Teori dan Aplikasi.
Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Gujarati DN. 2007a. Dasar-Dasar Ekonometrika. Edisi ketiga: Jilid 1. Jakarta
(ID): Erlangga.
Harnandi D, Herawan W. 2009. Pemulihan Air Tanah Berdasarkan Kajian
Hidrogeologi Di Cekungan Air Tanah Bandung-Soreang. Jurnal
Sumberdaya Air. 5(1): 43-52. ISSN 1907-0276.
Hanley N, Spash CL. 1993. Cost Benefit Analysis and the Environment. England
[UK] : Edward Elgar Publishing Limited.
Herlambang. 1996. Pengertian Air Tanah [Internet]. [diunduh pada 2013 Feb 20].
Tersedia pada http://acehpedia.org/Air_Tanah#Pengertian_Air_Tanah.
Hoehn J, Randall A. 1987. A Satisfactory Benefit Cost Indicator From Contingent
Valuation. Journal of Environmental Economics and Management. 14 (3):
226-247.
Ismail A, Nuva, Perkasa BAL. 2011. Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi dan
Willingness to Pay Masyarakat Akibat Pencemaran Air Tanah (Studi Kasus
di Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara). Jurnal Ekonomi Lingkungan.
15(2): 51-69. ISSN DBS3-7194/9 770653 719404.
Juanda B. 2009. Ekonometrika Permodelan dan Pendugaan. Bogor [ID]: IPB
Press.
Laporan Tahunan Desa Tamansari Tahun 2011
Lestari T. 2007. Hubungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan
Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus : Bagian Pengelolaan PTPN
VIII Gunung Mas, Bogor). Skripsi. Bogor [ID]: Institut Pertanian Bogor.
Merryna A. 2009. Analisis Willingness to Pay Masyarakat Terhadap Pembayaran
Jasa Lingkungan Mata Air Cirahab (Desa Curug Goong, Kecamatan
Padarincang, Kabupaten Serang, Banten). Skripsi. Bogor [ID]: Institut
Pertanian Bogor.
Mitchell R and Carson R. 1989. Using Surveys to Value Public Goods: the
Contingent Valuation Method Washington DC [US]: Resources for the
Future.
Nugroho, AB. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan
SPSS. Yogyakarta [ID]: Andi.
48
Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Republik Indonesia Nomor :
15 Tahun 2012 Pasal 2.
Sanim B. 2011. Sumberdaya Air dan Kesejahteraan Publik (Suatu Tinjauan
Teoritis dan Kajian Praktis). Bogor (ID): IPB Press.
Simanjuntak G. 2009. Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap
Peningkatan Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih Dengan WSLIC
(Water Sanitation for Low Income Community). Skripsi. Bogor [ID] :
Institut Pertanian Bogor.
Undang-undang No 7 Tahun 2004 Pasal 5 Tentang Sumberdaya Air.
Undang-undang No 7 Tahun 2004 Pasal 37 Tentang Sumberdaya Air.
Wulandari A, Mulyanto H. 2010. Penelitian : Metode & Analisis. Semarang (ID) :
CV Agung.
49
Lampiran 1 Kuesioner penelitian
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN
LINGKUNGAN
Jalan Kamper Level Wing 5 Kampus IPB Dramaga Bogor
16680
Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762
Nomor Responden
Tanggal Wawancara
Nama
No. HP/Telp.
Alamat
RT/RW
KUESIONER PENELITIAN
: .............
: ............................................. 2013
: .....................................................
: .............................................
:
: .............................................
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan SKRIPSI yang berjudul
“Estimasi Willingness To Pay Air Tanah dan Air Pipa di Desa Tamansari,
Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor” yang dilakukan oleh Saya
CHINTIA KARTIKA NOVIANTY (H44090085). Saya mohon partisipasi
Bapak/ Ibu/ Saudara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan teliti dan
lengkap sehingga dapat memberikan data yang objektif. Informasi yang
Bapak/ Ibu/Saudara/i berikan dijamin kerahasiaannya dan tidak untuk
dipublikasikan. Atas perhatiandan partisipasi Bapak/ Ibu/ Saudara/i Saya
ucapkan terima kasih.
Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan memberikan
tanda [x] pada bagian yang telah tersedia.
A. Karakteristik Responden
1. Jenis Kelamin :
[a]. Laki-laki
[b]. Perempuan
2. Usia : ....... Tahun
3. Status :
[a]. Menikah
[b]. Belum Menikah
4. Pendidikan Formal Terakhir :
[a]. Tidak Tamat SD
[b]. SD
[c]. SMP/Sederajat
[d]. SMA/Sederajat
[e]. Perguruan Tinggi :
[Diploma] [Sarjana] [Magister] [Doctor]
5. Pekerjaan :
[a]. Petani
[b]. Pedagang
[c]. Wiraswasta
[d]. PNS
[e]. Supir/ojek
[f]. Buruh Pabrik
[g]. Ibu Rumah Tangga
[h]. Lainnya : ..................................................................................................
6. Pendapatan Per Bulan : Rp..........................................
7. Jumlah Tanggungan Keluarga : ............ Orang
50
8.
9.
10.
B.
Lama Tinggal : ............ Tahun
Status Tempat Tinggal : [a]. Milik Sendiri
[b]. Sewa/kontrak
Status Kependudukan: [a]. Penduduk Asli
[b]. Penduduk PenDatang
Persepsi Responden Unit Rumah Tangga Terhadap Air Tanah
“Masyarakat Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor,
bergantung pada air tanah sebagai salah satu sumber air bersih untuk
memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Namun pada saat ini diketahui bahwa
terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah karena berbagai penyebab,
antara lain: pertumbuhan penduduk sehingga kebutuhan akan air bersih
semakin meningkat sedangkan pasokan air untuk penduduk semakin sejalan
dengan semakin sedikitnya daerah tangkapan air hujan, sehingga terjadi
kelangkaan air bersih pada musim kemarau. Masyarakat Desa Tamansari
perlu mengetahui pentingnya keberadaan air tanah untuk memenuhi
kebutuhannya sehari-hari, oleh sebab itu diperlukan penilaian masyarakat
terhadap air tanah itu sendiri pada kondisi saat ini. ”
1. Dengan kualitas dan kuantitas air saat ini, berapa nilai maksimum yang
ingin/bersedia Anda bayarkan perm3?
[a]. Rp.100 - Rp. 5.00 Tepatnya : Rp…………
[b]. Rp. 501 – Rp. 1000 Tepatnya : Rp…………
[c]. Rp. 1001 – Rp.1500 Tepatnya : Rp…………
[d]. Rp. 1501 – Rp. 2000 Tepatnya : Rp…………
[e]. > Rp 2001, sebutkan jumlahnya : Rp ............../ m3
Persepsi Responden Unit Rumah Tangga Terhadap Perbaikan Pelayanan Air
“Air tanah merupakan sumber air bersih bagi penduduk Desa Tamansari
untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Air bersih dapat digunakan
untuk minum, mandi, mencuci dan memasak. Namun pada saat ini diketahui
bahwa terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air tanah karena berbagai
penyebab, antara lain: pertumbuhan penduduk sehingga kebutuhan akan air
bersih semakin meningkat sedangkan pasokan air untuk penduduk semakin
sejalan dengan semakin sedikitnya daerah tangkapan air hujan, sehingga akan
terjadi kelangkaan air bersih pada musim kemarau. Untuk mengatasi masalah
ini pemerintah mengadakan perbaikan pelayanan air bersih. Dengan asumsi
jumlah air tidak terbatas, air dapat diakses 24 jam, dengan kualitas air bagus
standar PDAM. Sehingga masyarakat Desa Tamansari tidak akan kekurangan
pasokan air bersih walaupun pada musim kemarau.”
1. Bagaimana pendapat Saudara jika pipanisasi masuk kewilayah anda ?
[a]. Sangat setuju [b]. Setuju
[c]. Kurang setuju
[d]. Tidak setuju [e]. Sangat tidak setuju
2. Dari uraian diatas, berapa nilai maksimum yang ingin/bersedia Anda bayarkan
untuk pipanisasi per m3?
Rp……./ m3. (Lihat pilihan tawaran dibawah, isi tanda □ dengan tanda X)
[1]. Rp 500,- per m3 : Jika □ Ya, berhenti ; jika □ Tidak, lanjut ke tawaran 2
[2]. Rp 1000,- per m3: Jika □ Ya, berhenti ; jika □ Tidak, lanjut ke tawaran 3
51
[3]. Rp 1500,- per m3: Jika □ Ya, berhenti ; jika □ Tidak lanjut ke tawaran 4
[4]. Rp 2000,- per m3 : Jika □ Ya, berhenti ; jika □ Tidak, lanjut ke tawaran 5
[5]. Di atas Rp 2000,- : Jika □ Ya, sebutkan jumlahnya : Rp ............../ m3”
3. Digunakan untuk apa saja air bersih tersebut? (jawaban boleh lebih dari satu)
[a]. mandi
[b]. memasak [c]. mencuci
[d]. berkebun [e] lain-lain…
4. Berapa debit air rata-rata yang Saudara gunakan perbulan?
[a]. 0 m3 – 10 m3 Tepatnya : …… m3
[b]. 10 m3 – 20 m3 Tepatnya : …… m3
[c]. 20 m3 – 30 m3 Tepatnya : …… m3
[d]. 30 m3 – 40 m3 Tepatnya : …… m3
[e]. > 40 m3
Tepatnya : …… m3
5. Berapa debit air rata-rata yang Saudara butuhkan per bulan?
[a]. 0 m3 – 10 m3 Tepatnya : …… m3
[b]. 10 m3 – 20 m3 Tepatnya : …… m3
[c]. 20 m3 – 30 m3 Tepatnya : …… m3
[d]. 30 m3 – 40 m3 Tepatnya : …… m3
[e]. > 40 m3
Tepatnya : …… m3
6. Menurut Saudara apakah program pipanisasi perlu ditindaklanjuti?
[a]. Sangat perlu
[b]. Perlu
[c]. Kurang Perlu
[d]. Tidak Perlu
[e]. Sangat Tidak Perlu
7. Apakah Saudara mengetahui apabila program pipanisasi ini dapat dilaksanakan
akan diadakan iuran sebagai biaya operasional pengurus?
1. tahu
2. tidak tahu
C. Uji Reabilitas
1. Apakah anda setuju melalui cara ini (CVM) dapat digunakan dalam
mengapresiasi untuk sumberdaya air?
[a]. Sangat setuju
[b]. Setuju
[c]. Kurang setuju
[d]. Tidak setuju
[e]. Sangat tidak setuju
2. Seberapa relevan cara ini (CVM) digunakan untuk menilai air pipa?
[a]. Sangat relevan [b]. Relevan [c]. Kurang relevan
[d]. Tidak relevan
[e]. Sangat tidak relevan
3.Seandainya Bapak/Ibu diminta untuk membayar air tanah sebagai apresiasi
terhadap jasa air tanah, bersediakah Bapak/Ibu membayar?
[a]. Sangat bersedia [b]. Bersedia [c]. Kurang bersedia
[d]. Tidak bersedia [e]. Sangat tidak bersedia
4. Seberapa penting apresiasi Bapak/Ibu terhadap air tanah dan jasa lingkungan
lainnya yang diwujudkan dengan kesediaan untuk membayar?
[a]. Sangat penting [b]. Penting [c]. Kurang penting
[d]. Tidak penting
[e]. Sangat tidak penting
5. Urutkan prioritas Anda berdasarkan penghasilan Anda, sejumlah uang tersebut
dialokasikan untuk membayar : (Urutkan 1-7 )
[ ] Pangan
[ ] Pakaian
[ ]Pendidikan
[ ]Listrik
[ ]Air
52
[ ]Pelestarian atau konservasi lingkungan
[ ]Hiburan
6. Kritik, saran dan harapan Anda terhadap Pemerintah dalam mengatasi
penurunan kuantitas dan kualitas air bersih yang dapat dimanfaatkan oleh
responden unit rumah tangga:
Kritik:
........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.......................................................................................
Saran:
........................................................................................................................
........................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..........................................................................................................
Harapan:
.......................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
...................................................................................................
TERIMA KASIH ATAS WAKTU DAN INFORMASI YANG ANDA
BERIKAN
**SELAMAT BERAKTIVITAS**
53
Lampiran 2 Peta lokasi dan gambar lokasi
Sumber : Kantor Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor
54
Lampiran 3 Model regresi
1. WTP air tanah :
b
Model Summary
Model
R
1
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
.884
a
.781
.751
Durbin-Watson
3313.98748
2.310
a. Predictors: (Constant), JPA, PDDKN, UR, PDDPTN
b. Dependent Variable: WTP
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
1.137E9
4
2.842E8
Residual
3.185E8
29
1.098E7
Total
1.455E9
33
F
Sig.
25.879
.000
a
a. Predictors: (Constant), JPA, PDDKN, UR, PDDPTN
b. Dependent Variable: WTP
Standardize
Model
1 (Constant)
Unstandardized
d
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
t
Tolerance
VIF
-24376.353
4089.736
300.825
71.698
.481
4.196 .000*
.574
1.741
PDDKN
1529.905
244.455
.732
6.258 .000*
.551
1.814
PDPTN
.001
.001
.105
1.162
.255
.917
1.090
314.408
56.635
.505
5.551 .000*
.912
1.096
UR
JPA
a. Dependent Variable: WTP
-5.960
Sig.
.000
55
2. WTP air pipa :
b
Model Summary
Model
R
1
.923
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
R Square
a
.851
.844
Durbin-Watson
1644.33245
2.301
a. Predictors: (Constant), TPR, UR, PDPTN, JPA, PDDKN, JTK
b. Dependent Variable: WTP
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
F
Regression
1.767E9
6
2.945E8
Residual
3.082E8
114
2703829.201
Total
2.076E9
120
Sig.
108.937
.000
a
a. Predictors: (Constant), TPR, UR, PDPTN, JPA, PDDKN, JTK
b. Dependent Variable: WTP
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
-118.487
962.706
-.123
.902
UR
30.167
14.876
.084 2.028
.045*
.764
1.309
PDDKN
60.664
59.035
.042 1.028
.306
.768
1.301
PDPTN
.001
.000
.125 3.297
.001*
.904
1.106
JTK
-383.153
191.882
-.144 -1.997
.048*
.252
3.974
JPA
471.783
32.438
1.031 14.544
.000*
.259
3.857
TPR
231.727
426.757
.588
.855
1.169
a. Dependent Variable: WTP
.021
.543
56
Lampiran 4 Uji normalitas
1. WTP air tanah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
34
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000
3.10665404E3
Absolute
.125
Positive
.125
Negative
-.062
Kolmogorov-Smirnov Z
.727
Asymp. Sig. (2-tailed)
.667
a. Test distribution is Normal.
57
2. WTP air pipa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N
Normal Parameters
121
a
Mean
Std. Deviation
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
.0000000
1.60269702E3
Absolute
.200
Positive
.200
Negative
-.110
2.201
.000
58
Lampiran 5 Uji heteroskedastisitas
1. WTP air tanah
2. WTP air pipa
3.
4.
5.
59
Lampiran 6 Uji autokorelasi
1. WTP air tanah
b
Model Summary
Model
1
R
R Square
.884
a
.781
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.751
Durbin-Watson
3313.98748
2.310
a. Predictors: (Constant), JPA, PDDKN, UR, PDDPTN
b. Dependent Variable: WTP
2. WTP air pipa
b
Model Summary
Model
1
R
R Square
.923
a
.851
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.844
1644.33245
a. Predictors: (Constant), TPR, UR, PDPTN, JPA, PDDKN, JTK
b. Dependent Variable: WTP
Durbin-Watson
2.301
60
Lampiran 7 Uji multikolinieritas
1. WTP air tanah
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
UR
Std. Error
Collinearity Statistics
Beta
t
Sig.
-
-24376.353 4089.736
5.960
Tolerance
VIF
.000
300.825
71.698
.481 4.196
.000
.574
1.741
PDDKN
1529.905
244.455
.732 6.258
.000
.551
1.814
PDPTN
.001
.001
.105 1.162
.255
.917
1.090
314.408
56.635
.505 5.551
.000
.912
1.096
JPA
a. Dependent Variable: WTP
2. WTP air pipa
Coefficients
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
(Constant)
a
Std. Error
Beta
Collinearity Statistics
t
Sig.
Tolerance
VIF
-118.487
962.706
-.123
.902
UR
30.167
14.876
.084 2.028
.045
.764
1.309
PDDKN
60.664
59.035
.042 1.028
.306
.768
1.301
PDPTN
.001
.000
.125 3.297
.001
.904
1.106
JTK
-383.153
191.882
-.144 -1.997
.048
.252
3.974
JPA
471.783
32.438
1.031 14.544
.000
.259
3.857
TPR
231.727
426.757
.588
.855
1.169
a. Dependent Variable: WTP
.021
.543
61
Lampiran 8 Uji reliabilitas
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
121
100.0
0
.0
121
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.640
4
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
q1
10.5620
4.265
.093
.716
q2
10.6116
4.023
.175
.695
q3
11.3636
1.633
.812
.177
q4
11.3223
1.470
.747
.253
62
Lampiran 9 Dokumentasi penelitian
Bak penampungan air resevoir
Sumber mata air
Bak penampungan sumber air
Saluran air pipa ke rumah
warga
Saluran air
Danau Desa Tamansari
63
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 01 November 1991. Penulis
merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Penulis memulai pendidikan dasar
di Sekolah Dasar Negeri Kranji 1, lulus pada tahun 2003. Setelah itu melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 14 Bekasi, lulus pada tahun
2006. Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 4
Bekasi dan lulus tahun 2009. Pada tahun yang sama, penulis tercatat sebagai
mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Institut Pertanian
Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif dalam berbagai kegiatan
organisasi baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Tercatat penulis pernah
menjadi pengurus Sharia Economics Student Club (SESC) IPB Fakultas Ekonomi
dan Manajemen (FEM) tahun 2010-2011 sebagai anggota divisi media ekonomi
syariah, serta tahun 2011-2012 sekretaris divisi media ekonomi syariah dan
pengurus Daya Mahasiswa Sunda (DAMAS) cabang bogor tahun 2011 sampai
dengan sekarang dan aktif di berbagai kepanitiaan kegiatan mahasiswa dan
peserta berbagai kegiatan seminar terkait bidang ilmu maupun di luar bidang ilmu
penulis.
Download