hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap wanita

advertisement
i
TESIS
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN
DAN SIKAP WANITA PASANGAN USIA SUBUR
DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DI PUSKESMAS
SUKAWATI II
NI KETUT MARTINI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
ii
TESIS
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN
DAN SIKAP WANITA PASANGAN USIA SUBUR
DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DI PUSKESMAS
SUKAWATI II
NI KETUT MARTINI
NIM. 1092161018
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
iii
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN
DAN SIKAP WANITA PASANGAN USIA SUBUR
DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DI PUSKESMAS
SUKAWATI II
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister
pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
NI KETUT MARTINI
NIM. 1092161018
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2013
iii
iv
Lembar Pengesahan
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 11 SEPTEMBER 2013
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro., PA(K).
NIP. 194612311969021001
dr. Luh Putu Lila Wulandari, MPH.
NIP.197806272005012002
Mengetahui
Ketua Program Studi Magister
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana,
Direktur
Program Pascasarjana
Universitas Udayana,
Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH
NIP. 194810101977021001
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S. (K).
NIP. 195902151985102001
iv
v
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis Ini Telah Diuji pada
Tanggal 11 September 2013
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No. : 1271/UN/14.4/HK/2012 Tanggal 12 Oktober 2012
Ketua
: Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro., PA(K).
Anggota
:
1.
2.
3.
4.
dr. Luh Putu Lila Wulandari, MPH.
Prof. Dr. Tigeh Suryadhi, MPH
Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita D., M.Si.
Dr. Luh Seri Ani, SKM., M.Kes.
v
vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Nama
: Ni Ketut Martini, S.ST
NIM
: 1092161018
Program Studi
: Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Tesis
:
Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap
Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat.
Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17
Tahun 2010 dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, 12 Agustus 2013
(Ni Ketut Martini, S.ST.)
vi
vii
UCAPAN TERIMAKASIH
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke
hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya
atas asung kerta wara nugraha-Nya, tesis ini dapat diselesaikan.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Profesor Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro.,
Pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan,
semangat, bimbingan, dan saran selama penulis mengikuti program magister,
khususnya dalam penyelesaian tesis ini. Terima kasih sebesar-besarnya pula
penulis sampaikan kepada dr. Luh Putu Lila Wulandari, MPH, Pembimbing II
yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan
saran kepada penulis.
Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana
atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti
dan menyelesaikan pendidikan Program Magister di Universitas Udayana.
Ucapan terima kasih ini juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana
Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk
menjadi mahasiswa Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas
Udayana. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Prof. dr. Dewa
Nyoman Wirawan, MPH, Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat Universitas Udayana atas kesempatan yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan program Magister. Pada kesempatan ini, penulis
juga menyampaikan rasa terimakasih kepada dr. Kandera, MPH, pembimbing
akademik Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana.
Program Magister pada Program Pascasarjana Universitas Udayana. Ungkapan
terimakasih penulis sampaikan pula kepada para penguji tesis yaitu Prof. Dr.
Tigeh Suryadhi,MPH, Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita D., M.Si., dan Dr. Luh Seri
Ani, SKM., M.Kes., yang telah memberikan masukan, saran, sanggahan, dan
koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud. Penulis juga mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada Bapak Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar
dan Bapak Kepala BKD Kabupaten Gianyar yang telah memberikan ijin belajar
kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program Magister pada Program
Pascasarjana Universitas Udayana. Demikian juga kepada Bapak dr,Ida Bagus
Ketut Sugamia selaku Kepala Puskesmas Sukawati II yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi ke jenjang Magister.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada para responden yang telah memberikan waktu dan
kesediaannya menjadi responden pada penelitian ini, serta ucapan terima kasih
yang tulus disertai penghargaan seluruh guru-guru yang telah membimbing
penulis mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Juga penulis ucapkan
terima kasih kepada mendiang Ayah dan juga kepada Ibu yang telah mengasuh
dan membesarkan penulis. Demikian juga pada seluruh partisipan yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini, dengan sepenuh hati penulis
mengucapkan banyak terima kasih. Akhirnya penulis sampaikan ucapan
vii
viii
terimakasih pula kepada Suami, anak dan keluarga yang telah banyak berkorban
demi terselesaikannya studi penulis pada program Magister ini.
Semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.
viii
ix
ABSTRAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUANDAN SIKAP
WANITA PASANGAN USIA SUBUR DENGAN TINDAKAN
PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS SUKAWATI II
Pap smear merupakan salah satu skrining untuk deteksi dini kanker
serviks yang efektif, murah dan sederhana. Penyakit kanker serviks setiap tahun
meningkat dengan angka kematian tinggi, karena 65% sudah dalam stadium
lanjut dan tidak pernah pap smear dalam 10 tahun terakhir. Cakupan pap smear
di Puskesmas Sukawati II masih sangat rendah dan terjadi penurunan dalam tiga
tahun terakhir dari 49 orang (1,12%) tahun 2009, 32 kasus (0,73%) tahun 2010
dan 17 kasus (0,39%) tahun 2011. Kasus kanker serviks terus meningkat dari 2
kasus tahun 2009 dan tahun 2010 menjadi 6 kasus tahun 2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
karakteristik, pengetahuan dan sikap wanita pasangan usia subur dengan
tindakan pemeriksaan pap smear.
Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan studi
cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 50 orang,
menggunakan teknik Consecutif Sampling. Pengumpulan data dilakukan mulai
bulan April - Juni 2012 dengan wawancara langsung menggunakan kuisioner.
Analisis data menggunakan uji chi-square dan Regresi Logistik dengan program
SPSS versi 16.0.
Hasil penelitian pada 50 sampel didapatkan bahwa kelompok terbesar
responden berumur ≥ 35 tahun 28 (56%), pendidikan menengah 38 (76%),
sebagian besar bekerja 35 (70%), penghasilan keluarga tinggi ( ≥ Rp.1.104.000,per bulan) 31 (62%), berpengetahuan tinggi 38 (76%), sikap baik 36 (72%),
pernah melakukan pap smear 26 (52%). Hasil analisis dengan uji regresi logistik
menunjukkan bahwa umur tidak terbukti berhubungan p=0,296, pendidikan tidak
terbukti berhubungan nilai p=0,417, pekerjaan tidak terbukti berhubungan
p=0,574, penghasilan tidak terbukti berhubungan p=0,527, pengetahuan tidak
terbukti berhubungan p=0,999 dan sikap terbukti berhubungan kuat dengan
tindakan pemeriksaan pap smear dengan p=0,003 (p<0,05).
Simpulan : dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hanya
variabel sikap yang berhubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan pap smear,
sedangkan variabel lain seperti umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan
pengetahuan tidak terbukti berhubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan pap
smear di Puskesmas Sukawati II.
Disarankan Kepada Puskesmas Sukawati II agar mengembangkan teknik
komunikasi dan informasi efektif tentang pentingnya deteksi dini kanker serviks
dengan pap smear melalui pentas seni, pembentukan kader-kader peduli kanker
tiap posyandu, maupun testimoni dari penderita kanker serviks.
Kata kunci : Karakteristik, pengetahuan, sikap, pap smear.
ix
x
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF CHARACTERISTICS, KNOWLEDGE AND
ATTITUDE OF WOMEN CHILDBEARING AGE WITH PAP SMEAR
SCREENING AT PUBLIC HEALTH CENTER SUKAWATI II
A Pap smear is a screening for the early detection of cervical cancer is
effective, cheap and simple. Cervical cancer each year increases with the high
mortality rate, because 65% already in an advanced stage and never pap smear in
the last 10 years. Pap smear coverage in PHC Sukawati II is still very low and
there is a decrease in the last three years from 49 people (1.12%) in 2009, 32
cases (0.73%) in 2010 and 17 cases (0.39%) in 2011 . Cervical cancer cases
increased from 2 cases in 2009 and in 2010 to 6 cases in 2011.
The purpose of this study was to determine the relationship between the
characteristics, knowledge and attitude of women of childbearing age couples
with action pap smear examination.
This research method is descriptive analytic cross sectional study approach. The
number of samples in this study of 50 people, using sampling techniques
Consecutif. Data collection began in April-June 2012 with live interviews using
questionnaires. Data analysis using chi-square test and logistic regression with
SPSS version 16.0.
The results on 50 samples showed that the largest group of respondents
aged ≥ 35 years 28 (56%), secondary education 38 (76%), most of whom work
35 (70%), high family income (≥ Rp.1.104.000, - per months) 31 (62%), high
knowledgeable 38 (76%), good attitude 36 (72%), never done a pap smear 26
(52%). Results of the logistic regression analysis showed that age was not shown
to be associated p = 0.296, not shown to be associated educational value of p =
0.417, not shown to be associated jobs p = 0.574, not shown to be associated
income p = 0.527, not shown to be associated knowledge p = 0.999 and attitudes
shown to be associated strongly with measures pap smears with p = 0.003 (p
<0,05).
Conclusion: The results of this study it can be concluded that the only
variable that correlates strongly with the attitude of action pap smears, while
other variables such as age, education, occupation, income and knowledge are
not shown to be associated strongly with measures in PHC pap smears Sukawati
II.
Advised To the PHC Sukawati II to develop effective communication
techniques and information about the importance of early detection of cervical
cancer with Pap smears through the performing arts, the formation of cadres of
cancer care each posyandu, as well as testimonials from patients with cervical
cancer.
Keywords: characteristics, knowledge, attitudes, pap smear.
x
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DEPAN …………………………………………………………...
i
SAMPUL DALAM ………………………………………………….............
ii
HALAMAN PERSYARATAN GELAR ……………………………………
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………….
iv
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI ………………… ……….
v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ………………………………
vi
UCAPAN TERIMAKASIH …………………………………………………
vii
ABSTRAK ………...…………………………………………………………
ix
ABSTRACT …………………………………………………………………
x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...
xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………...
xiv
DAFTARGAMBAR …………………………………………………………
xv
DAFTAR ARTI LAMBANG………………………………………………..
xvi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH …………………………………
xvii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...
xviii
BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................................
1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………
1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………..
6
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………
7
1.3.1. Tujuan Umum………………………………………......
7
1.3.2. Tujuan Khusus…………………………………………
7
1.4. Manfaat Penelitian………………………………………………
8
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA……………………………………………….
9
2.1. Pap Smear…….........................................................................
9
2.3. Cakupan Pemeriksaan Pap Smear..............................................
14
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pap Smear........
16
xi
xii
2.5 Tindakan Pap Smear......................................................................
27
BAB 3. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS
PENELITIAN ………………………………………………………
28
3.1. Kerangka Berpikir ………………………………………………
28
3.2. Kerangka Konsep ………………………………………………
30
3.3. Hipotesa Penelitian ……………………………………………
32
BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN………………………………….
33
4.1. Rancangan Penelitian.............................................................
33
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................
34
4.3. Penentuan Sumber Data..........................................................
34
4.4. Variabel Penelitian..................................................................
36
4.4.1. Identifikasi variabel…………………………………….
36
4.4.2. Definisi opersional……………………………………..
37
4.5. Metode Pengukuran................................................................
40
4.6. Prosedur Penelitian…………………………...........................
44
4.7. Pengolahan Data……………………………………………….
46
4.8. Metode Analisis Data.............................................................
48
4.8.1. Analisis Deskriptif…………………………………….
48
4.8.2. Analisis Bivariat………………………………………
48
4.8.3. Analisis Multivariat…………………………………..
49
BAB 5. HASIL PENELITIAN...................................................................
50
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................
50
5.2. Distribusi Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Responden... ..
55
5.3. Analisis Bivariat..........................................................................
58
5.4. Analisis Multivariat....................................................................
62
BAB 6. PEMBAHASAN................................................................................
64
6.1. Hubungan Karakteristik Responden dengan Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear………………………………………….
6.2.Hubungan
Pengetahuan
Responden
xii
dengan
Tindakan
64
xiii
Pemeriksaan Pap Smear.......................................................
70
6.3. Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan Pemeriksaan
Pap smear…………………………………………………………
72
6.4. Hubungan Variabel yang paling Dominan dengan Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear.........................................................
6.5. Keterbatasan Penelitian……………………………………….
BAB 7. SIMPULAN DAN SARAN....................................................
73
75
76
7.1. Simpulan .............................................................................
76
7.2. Saran....................................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
78
LAMPIRAN...............................................................................................
82
xiii
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1.
Distribusi Kunjungan Ibu Hamil ke Pustu/Puskesmas Sukawati II
Tahun 2012……………………………………………………….
Tabel 5.2.
Distribusi
Kunjungan
Akseptor
KB
ke
Pustu/Puskesmas
Sukawati II Tahun 2012………………………………………….
Tabel 5.3.
Distribusi
Karakteristik
Responden
Terhadap
Distribusi
Pengetahuan
Responden
Terhadap
59
Hubungan Pekerjaan Responden dengan Tindakan Pemeriksaan
Pap Smear di Puskesmas Sukawati II ……………………………
Tabel 5.10.
Hubungan
Pengetahuan
Responden
dengan
61
Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan Pemeriksaan Pap
Smear di Puskesmas Sukawati II.………………………………..
Tabel 5.13.
60
Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II …………….
Tabel 5.12.
68
Hubungan Penghasilan Keluarga Responden dengan Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II……………..
Tabel 5.11.
58
Hubungan Pendidikan Responden dengan Tindakan Pemeriksaan
Pap Smear di Puskesmas Sukawati II ………….
Tabel 5.9.
58
Hubungan Umur Responden dengan Tindakan Pemeriksaan Pap
Smear di Puskesmas Sukawati II ……………………………….
Tabel 5.8.
57
Distribusi Tindakan Responden Terhadap Pemeriksaan Pap
Smear di Puskesmas Sukawati II Tahun 2012 ………………….
Tabel 5.7.
57
Distribusi Sikap Responden Terhadap Tindakan Pemeriksaan Pap
Smear di Puskesmas Sukawati II Tahun 2012 …………………
Tabel 5.6.
56
Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II Tahun 2012
Tabel 5.5.
54
Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II……………..
Tabel 5.4.
53
61
Hasil Uji Regresi Logistik Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap
Responden Terhadap Tindakan Pemeriksaan Pap Smear di
Puskesmas sukawati II Tahun 2012………………………………
xiv
62
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Teori Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap
Wanita Pasangan Usia Subur dengan Pemeriksaan Pap Smear dari
Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)……................
30
Gambar 3.2.Kerangka Konsep Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita
Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Tindakan Pemeriksaan Pap
Smear ………………………………………………………………
31
Gambar 5.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sukawati II ….. ……………….
51
Gambar 5.2. Peta Kabupaten Gianyar ………………………………………..
51
Gambar 5.3. Grafik Jumlah Penduduk Puskesmas Sukawati II Berdasarkan
Jenis Kelamin………………………………………………………
52
Gambar 5.4. Grafik Cakupan Pemeriksaan Pap Smear Puskesmas Sukawati II
Periode 2009-2011……………………………………………………
54
Gambar 5.5. Grafik Kasus Kanker Serviks Periode 2009-2011 Puskesmas
Sukawati II………………………………………………………..
xv
55
xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG
: Alfa
: Beta
α
: Derajat kepercayaan
∑
: Jumlah
n
: Jumlah sampel minimal yang diperlukan
<
: Kurang dari
>
: Lebih dari
d
: limit dari error atau presisi absolut
OR
: Odds Ratio
P
: proporsi wanita PUS yang melakukan pemeriksaan pap
smear
q
: 1-p (proporsi wanita PUS yang tidak melakukan
pemeriksaan pap smear
=
: Sama dengan
xvi
xvii
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
ACS
: American Cancer Society
AIDS
: Acquired Imunno Deficiency Syndrome
ART
: Anti Retroviral Treatment
BKKBN
: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
BLU
: Badan Layanan Umum
BPS
: Biro Pusat Statistik
CDC
: Central Disease Control
CIN 1
: Neoplasma Intrapithelial Serviks Ringan
Depkes
: Departemen Kesehatan
HIV
: Human Immunodeficiency Virus
HPV
: Human Papilloma Virus
IMS
: Infeksi Menular Seksual
IVA
: Inspeksi Asam Asetat
LGSILs
: Low Grade Squamous Intrapithelial Lesions
MDG’s
: Milenium Development Goals
MKI
: Majalah Kedokteran Indonesia
OR
: Odds Ratio
PAP
: Papanicolaou
PROMKES
: Promosi Kesehatan
PUS
: Pasangan Usia Subur
PT
: Perguruan Tinggi
PTM
: Penyakit Tidak Menular
RSCM
: Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
SLTP
: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
SLTA
: Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
UMR
: Upah Minimum Regional
WHO
: World Health Organization
SPSS
: Statistic Package for Social Science
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat persetujuan menjadi responden/subyek penelitian
Lampiran 2. Kuesioner penelitian
Lampiran 3. Master tabel
Lampiran 4. Hasil Pengolahan data dengan SPSS
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah kemampuan seorang wanita untuk memanfaatkan
alat reproduksi dan mengatur kesuburannya (fertilisasi) dapat menjalani kehamilan dan
persalinan secara aman serta mendapat bayi tanpa resiko apapun atau well health mother
dan well born baby dan selanjutnya mengembalikan kesehatan dalam batas normal
(Manuaba, 1999). Angka Kematian Ibu dan Anak adalah dua indikator MDG’s yang
berkaitan langsung dengan kesehatan reproduksi perempuan. Masalah kesehatan
reproduksi yang dihadapi oleh wanita pada saat ini adalah meningkatnya infeksi pada
organ reproduksi, yang pada akhirnya menyebabkan kanker, salah satunya kanker
serviks yang menyebabkan kematian no 2 pada wanita (Wijaya dan Delia, 2010).
Kanker merupakan salah satu penyakit penyebab kematian yang cukup tinggi di dunia
termasuk Indonesia, dapat menyerang semua lapisan masyarakat dari golongan ekonomi
rendah sampai tinggi, tua maupun muda, berpendidikan rendah ataupun tinggi. Secara
global, kejadian kanker leher rahim (serviks) menduduki urutan nomor dua setelah
kanker payudara bahkan sekitar 500.000 wanita di seluruh dunia di diagnosa menderita
kanker serviks dengan rata-rata 288.000 orang meninggal setiap tahunnya (Depkes RI,
2008).
Di Indonesia setiap harinya terdapat 41 kasus baru kanker serviks dan 20 wanita
meninggal dunia sehingga diperkirakan setiap satu jam seorang perempuan meninggal
karena kanker serviks (Yuliatin, 2010). Tingginya angka kematian penderita kanker
1
2
serviks adalah akibat dari sebagian besar penderita datang berobat sudah pada stadium
lanjut (Ramli, 2002).
Di Indonesia, cakupan program skrining baru sekitar 5% wanita yang melakukan
pemeriksaan skrining Pap Smear tersebut. Sehingga hal itulah yang dapat menyebabkan
masih tinggi kanker serviks di negara Indonesia (Samadi dan Heru, 2010). Pap Smear
merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan
mengunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, dan dengan biaya
yang relatif terjangkau serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010). Pemeriksaan Pap Smear
bertujuan untuk mendeteksi sel-sel yang tidak normal yang dapat berkembang menjadi
kanker servik. Sedangkan wanita yang dianjurkan pemeriksaan pap smaer ini adalah
wanita yang telah aktif melakukan hubungan seksual, biasanya wanita dalam masa usia
subur, karena tingkat seksualnya lebih tinggi sehingga lebih tinggi resiko kanker servik
bagi mereka. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami
aktivitas seksualnya memeriksakan diri (Sukaca, 2009). Namun, sampai saat ini
pemeriksaan dini mendeteksi kanker serviks di Indonesia masih belum mendapat
prioritas bagi kaum wanita (MKI, 2007).
Angka kejadian kanker serviks di Bali pada tahun 2008 berkisar antara 72 – 64
% kasus dari penyakit kanker organ reproduksi wanita. Hasil laporan tahunan Dinas
Kesehatan Kabupaten Gianyar tahun 2011 menunjukkan bahwa angka kejadian kanker
serviks (leher rahim) sebanyak 25 kasus, sedangkan tahun 2010 hanya 14 kasus,
sehingga terjadi peningkatan 11 kasus tahun 2011. Dari 25 kasus di kabupaten Gianyar
enam orang diantaranya berasal dari wilayah kerja Puskesmas Sukawati II yaitu dua
orang dari desa Batubulan, dua orang dari desa Singapadu Kaler, satu orang dari desa
3
Celuk dan satu orang dari desa Batubulan Kangin. Hampir semua dari kasus kanker
serviks yang ada di wilayah kerja Puskesmas Sukawati II belum pernah melakukan pap
smear dengan latar belakang yang berbeda baik ekonomi, pendidikan, pengetahuan dan
umur datang berobat ke RSUP Sanglah sudah pada stadium lanjut.
Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian pendahuluan di Puskesmas
Sukawati II, jumlah wanita pasangan usia subur (wanita PUS) tahun 2011 sebanyak
4377 orang dari enam desa dengan 49 banjar. Adapun jumlah wanita PUS masingmasing desa sebagai berikut : desa Singapadu Kaler berjumlah 547 orang, desa
Singapadu Tengah berjumlah 432 orang, desa Singapadu berjumlah 470 Orang, desa
Celuk berjumlah 366 Orang, desa Batubulan berjumlah 1829 orang dan desa Batubulan
Kangin berjumlah 733 orang. Cakupan pemeriksaan pap smear tahun 2009 sebanyak 49
orang (1,12%), tahun 2010 sebanyak 32 orang (0,73%) dan tahun 2011 sebanyak 17
orang (0,39%). Terjadi penurunan cakupan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011
sekitar 0,36%, masih jauh kurang dibandingkan dengan target kabupaten yaitu sebesar
85%. Cakupan pap smear tertinggi adalah desa Singapadu dan cakupan pap smear
terendah desa Batubulan. Dari data tersebut ditinjau dari umur wanita PUS yang
melakukan pemeriksaan pap smear berkisar antara 20-48 tahun, dari segi pendidikan
yaitu pendidikan dasar, menengah dan tinggi, dari segi pekerjaan sangat beragam mulai
pedagang, buruh, karyawan swasta, pelaku seni, pengrajin, pegawai negeri dan lain-lain.
Adapun pengetahuan dan sikap wanita PUS dihubungkan dengan pemeriksaan pap
smear ada yang memiliki pengetahuan dan sikap baik dan ada juga kurang.
Berdasarkan pengumpulan data awal terhadap sepuluh orang wanita pasangan
usia subur di Puskesmas Sukawati II pada 18 April 2012, mengenai hubungan
4
karakteristik, pengetahuan dan sikap wanita pasangan usia subur (PUS) dengan tindakan
pemeriksaan pap smear didapatkan data bahwa 6 (60%) dari 10 (100%) berusia 36-45
tahun dan 4 (40%) berusia
antara 21-30 tahun.
Berdasarkan tingkat pendidikan
diketahui sebanyak 6 (60%) dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas, 2 (20%)
berpendidikan sekolah menengah pertama serta 2 (20%) berpendidikan sekolah dasar.
Berdasarkan pekerjaan diketahui 2 (20%) bekerja sebagai karyawan swasta, 4 (40%)
sebagai pedagang, 1 (10%) sebagai penari, 1 (10%) sebagai pengrajin perak dan 2
(20%) tidak bekerja. Dari segi penghasilan keluarga diketahui 6 (60%) berpenghasilan
diatas dua juta per bulan, 1 (10%) berpenghasilan rata-rata 1.800.000 per bulan, 1
(10%) berpenghasilan rata-rata 1000.000 per bulan dan 2 (20%) dengan penghasilan
tidak tetap. Dari segi tingkat pengetahuan diperoleh 6 (60%)) dengan pengetahuan
kurang dan 4 (40%) dengan
pengetahuan baik tentang
pemeriksaan pap smear.
Sedangkan dilihat dari segi sikap terhadap tindakan pemeriksaan pap smear diperoleh
data yaitu 4 (40%) mempunyai sikap baik dan pernah melakukan pemeriksaan pap
smear dan 6 (60%) dengan sikap kurang dan belum pernah melakukan pemeriksaan pap
smear.
Beberapa faktor hambatan pemeriksaan pap smear, diantaranya adalah perilaku
wanita usia subur yang enggan untuk diperiksa karena kurangnya pengetahuan wanita
pasangan usia subur tentang pap smear, rasa malu dan rasa takut untuk memeriksa
organ reproduksi serviks kepada tenaga kesehatan, faktor biaya khususnya pada
golongan ekonomi yang lemah, sumber informasi dan fasilitas atau pelayanan kesehatan
yang masih minim untuk melakukan pemeriksaan pap smear (Candraningsih, 2011).
Pengetahuan dan pendidikan ibu tentang kanker servik akan membentuk sikap
positif terhadap rendahnya deteksi dini kanker servik. Hal ini juga merupakan faktor
5
dominan dalam pemeriksaan deteksi dini kanker serviks. Pengetahuan dan pendidikan
yang dimiliki wanita usia subur tersebut akan menimbulkan kepercayaan ibu tentang
deteksi dini kanker serviks (Aziz, 2006).
Selain faktor pengetahuan dan pendidikan status ekonomi juga berpengaruh
terhadap rendahnya deteksi dini kanker servik. Penyebaran masalah kesehatan yang
berbeda berdasarkan status ekonomi pada umumnya dipengaruhi oleh adanya perbedaan
kemampuan ekonomi dalam mencegah penyakit dan adanya perbedaan sikap hidup dan
prilaku yang dimiliki seseorang (Noor, 2000).
Beberapa hasil penelitian terdahulu juga menunjukkan adanya hubungan antara
karakteristik, pengetahuan dan sikap dengan tindakan pemeriksaan pap smear antara
lain :
Penelitian oleh Wilopo (2010) menyatakan bahwa masyarakat dengan sosial
ekonomi rendah kurang memiliki kesempatan untuk melakukan pap smear karena
alasan kekurangan biaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Darnindro dkk (2006) menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara umur responden terhadap perilaku responden,
dan antara pengetahuan dengan sikap responden tentang pap smear di Rumah Susun
Klender.
Penelitian oleh Nurhasanah (2008) menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan dan sikap dari wanita PUS
dengan pemeriksaan pap smear di Banda Aceh
6
Dari permasalahan diatas, dan hasil dari beberapa penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa ada hubungan antara karakteristik, pengetahuan dan sikap dengan
perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita pasangan usia subur (PUS), sehingga
peneliti merasa penting mengetahui hubungan dari masing-masing variabel tersebut
dengan pemeriksaan pap smear dan tertarik melakukan penelitian di wilayah kerja
puskesmas Sukawati II mengenai hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap wanita
pasangan usia subur dengan tindakan pemeriksaan pap smear.
1.2.
Rumusan Masalah
Perumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah :
1.2.1 Adakah hubungan umur dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II?
1.2.2 Adakah hubungan tingkat pendidikan dengan tindakan pemeriksaan pap
smear di Puskesmas Sukawati II?
1.2.3 Adakah hubungan pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II?
1.2.4 Adakah hubungan penghasilan dengan tindakan pemeriksaan pap smear
di Puskesmas Sukawati II?
1.2.5 Adakah hubungan pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan pap smear
di Puskesmas Sukawati II?
1.2.6 Adakah hubungan sikap dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II?
7
1.2.7 Adakah
variabel
paling
dominan
berhubungan
dengan
tindakan
pemeriksaan pap smear di Puskesmas Sukawati II?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1.
Tujuan Umum
Penulis melakukan penelitian ini untuk menganalisis Hubungan
Karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan), Pengetahuan dan Sikap
Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Tindakan Pemeriksaan Pap Smear di
Puskesmas Sukawati II
1.3.2.
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Hubungan
umur dengan
Puskesmas Sukawati
tindakan pemeriksaan Pap Smear
di
II
2. Hubungan pendidikan dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II
3. Hubungan pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II
4. Hubungan penghasilan dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II
5. Hubungan pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II
6. Hubungan
sikap dengan tindakan pemeriksaan pap smear
Puskesmas Sukawati II
di
8
7. Variabel paling dominan berhubungan dengan tindakan pemeriksaan
pap smear di Puskesmas Sukawati II
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat teoritis
Dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai pemeriksaan pap smear,
mengembangkan kemampuan peneliti di bidang penelitian dan melatih
kemampuan analisis peneliti.
1.4.2. Manfaat praktis
Data dan informasi dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh petugas
puskesmas untuk mengetahui hubungan karakteristik, pengetahuan dan
sikap wanita pasangan usia subur dengan tindakan pemeriksaan pap smear
di Puskesmas Sukawati II sehingga dinas terkait dapat merencanakan suatu
strategi pelayanan kesehatan untuk menindaklanjutinya, baik berupa
advokasi, sosialisasi maupun edukasi.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pap Smear
2.1.1. Definisi pap smear
Pap smear merupakan suatu metode untuk pemeriksaan sel cairan dinding
leher rahim dengan menggunakan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak
sakit, serta hasil yang akurat (Wijaya dan Delia, 2010). Pap smear merupakan cara
yang mudah, aman dan untuk mendeteksi kanker serviks melalui pemeriksaan
getah atau lendir di dinding vagina (Dianada dan Rama, 2008). Sedangkan samadi,
2010 mengatakan pap smear merupakan salah satu deteksi dini terhadap kanker
serviks, yang prinsipnya mengambil sel epitel yang ada di leher rahim yang
kemudian dilihat kenormalannya.
Kanker serviks dapat menyerang semua lapisan masyarakat dari golongan
ekonomi bawah sampai golongan ekonomi tinggi, dari yang berpendidikan dasar
sampai berpendidikan tinggi, dari usia muda sampai tua. Pap smear merupakan
suatu skrining untuk mencari abnormalitas dari wanita yang tidak mempunyai
keluhan kanker stadium dini.
2.1.2. Tujuan pemeriksaan pap smear
Tujuan dari deteksi dini kanker servik atau pemeriksaan pap smear ini
adalah untuk menemukan adanya kelainan pada mulut leher rahim. Meskipun
kanker tergolong penyakit mematikan, namun sebagian besar dokter ahli kanker
menyebutkan bahwa dari seluruh jenis kanker, kanker servik termasuk yang paling
9
10
bisa dicegah dan diobati apabila terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu, dengan
mendeteksi kanker servik sejak dini diharapkan dapat mengurangi jumlah penderita
kanker serviks (Wijaya, 2010).
Beberapa tujuan dari pemeriksaan pap smear yang dikemukakan oleh
Sukaca, 2009 yaitu :
1. Untuk mendeteksi pertumbuhan sel-sel yang akan menjadi kanker.
2. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sel-sel di serviks
3. Untuk mendeteksi perubahan prakanker pada serviks
4. Untuk mendeteksi infeksi-infeksi disebabkan oleh virus urogenital dan
penyakit-penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual.
5. Untuk mengetahui dan mendeteksi sel abnormal yang terdapat hanya pada
lapisan luar dari serviks dan tidak menginvasi bagian dalam.
6. Untuk mengetahui tingkat keganasan kanker serviks.
Pada stadium awal (pra kanker) penyakit kanker serviks tidak menimbulkan
keluhan sehingga tidak mudah untuk diamati. Menurut David M. Eddy
(1981, yang dikutip dari Hoepoedio, 1986) dalam tulisannya yang berjudul
―The Economic of Cancer Prevention and Detection, Getting More for Less‖
tujuan konkrit dari penemuan dini kanker, termasuk kanker leher rahim
(kanker serviks) sebagai berikut: a). Menaikkan harapan hidup, b).
Mengurangi pengobatan ekstensif, c). Memperbaiki kualitas hidup, d).
Mengurangi penderitaan, e). Mengurangi kecemasan.
11
2.1.3. Wanita yang dianjurkan pap smear
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan test pap smear biasanya mereka
yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita
yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri. Wanita yang
dianjurkan pap smear menurut Sukaca (2009) sebagai berikut:
1. Wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum namun aktivitas
seksualnya tinggi.
2. Wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah menderita HPV
( Human Papilloma Virus ) atau kutil kelamin.
3. Wanita yang berusia diatas 35 tahun.
4. Sesering mugkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal
5. Sesering mugkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun
kanker servik.
6. Wanita yang mengunakan pil KB (sukaca, 2009).
2.1.4. Waktu untuk melakukan pap smear
1. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau
belum namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
2. Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau
pernah menderita infeksi HPV atau kutil kelamin.
3. Setiap tahun untuk wanita yang berusia di atas 40-60 tahun.
4. Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.
5. Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.
12
6. Pap smear test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan
juga bagi wanita di bawah 20 tahun yang seksualnya aktif.
7. Sesudah 2 kali pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa
wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test.
8. Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukan abnormal, sesering
mungkin setelah penilaian dan pengobatan pra kanker maupun kanker
serviks.
2.1.5. Persiapan sebelum melakukan Pap smear
1. Adapun persiapan sebelum melakukan Pap Smear yaitu sebagai berikut
24 jam sebelum menjalani pap smear sebaiknya tidak melakukan
pencucian atau pembilasan vagina dengan anti septik .
2. Sebaiknya tidak melakukan hubungan seksual 48 jam sebelum
pemeriksaan pap smear .
3. Informasikan kepada tenaga kesehatan tentang jenis obat yang di minum
dalam 24 jam sebelum pemeriksaan pap smear (Nurcahyo, 2010).
4. Informasi mengenai haid terakhir, kontrasepsi yang digunakan kepada
petugas kesehatan (Purnomo, 2009).
5. Pada saat pengambilan lendir, usahakan otot-otot vagina rileks sehigga
pada dinding leher rahim dapat terambil cukup tepat untuk pemeriksaan.
2.1.6. Prosedur pemeriksaan pap smear
Pemeriksaan pap smear dilakukan ketika wanita tidak sedang masa
menstruasi. Waktu terbaik untuk melakukan skrining adalah antara 10-20 hari
setelah hari pertama masa menstruasi. Selama kira-kira dua hari sebelum
13
pemeriksaan, seorang wanita sebaiknya menghindari penggunaan pembersih vagina,
karena bahan-bahan tersebut dapat menghilangkan atau menyembunyikan sel-sel
abnormal.
Pemeriksaan pap smear dilakukan diatas kursi periksa kandungan oleh
dokter atau bidan yang sudah ahli dengan menggunakan alat untuk mambantu
membuka kelamin wanita. Ujung leher rahim diusap dengan spatula untuk
mengambil cairan yang mengandung sel-sel dinding leher rahim. Usapan ini
kemudian diperiksa jenis sel-selnya dibawah mikroskop.
Hasil pemeriksaan pap smear biasanya keluar setelah dua atau tiga minggu.
Pada akhir pemeriksaan pap smear, setiap wanita hendaknya menanyakan kapan
bisa menerima hasilnya dan apa yang harus dilakukan setelah pemeriksaan.
Pap smear hanyalah sebatas skirining, bukan diagnosis adanya kanker servik.
Jadi apabila hasil pemeriksaan positif yang berarti terdapat sel-sel abnormal, maka
harus segera dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dan pengobatan oleh dokter ahli.
Pemeriksaan tersebut berupa kolposkopi yaitu pemeriksaan dengan pembesaran
(seperti mikroskop) yang digunakan untuk mengamati secara langsung permukaan
serviks dan bagian serviks yang abnormal. Dengan kolposkopi, akan tampak jelas
lesi-lesi pada permukaan serviks. Setelah itu, dilakukan biopsy pada lesi-lesi
tersebut (Wijaya, 2010).
2.1.7. Klasifikasi pemeriksaan pap smear
Hasil pemeriksaan sitologi ginekologik pap smear biasanya dilaporkan
dengan suatu cara tertentu disebut dengan klasifikasi atau terminologi. Ada
14
beberapa jenis klasifikasi hasil pemeriksaan sitologi pap smear pada dasarnya
kurang lebih sama, yaitu :
a. Klasifikasi menurut Papanicolou
Klas I
: terdapat sel-sel normal
Klas II
: sel-sel tidak normal tidak dicurigai ganas
Klas III
: sel epitel diskariotik atau displasia ringan, sedang dan berat
Klas IV
: terdapat sel-sel dicurigai ganas
Klas V
: sel-sel ganas
b. Klasifikasi menurut WHO
Negatif
: tidak terdapat sel ganas
Displasia
: kecurigaan sel ganas
Positif
: terdapat sel ganas
Inkonklusif
: sediaan tidak dapat diinterprestasikan
(Hacker, 2001).
2.2. Cakupan Pemeriksaan Pap Smear
Di Indonesia, cakupan program skrining baru sekitar 5% wanita yang melakukan
pemeriksaan skrining pap smear tersebut. Sehingga hal itulah yang dapat menyebabkan
masih tingginya kasus kanker servik di Indonesia (Samadi, 2010). Hampir
50%
penderita kanker serviks tidak melakukan pemeriksaan pap smear dalam 10 tahun
belakangan. Disamping itu juga alasan para wanita untuk tidak melakukan pemeriksaan
pap smear adalah psikologis yaitu takut, gelisah, khawatir atau cemas dalam
pemeriksaan pap smear, (Evennet,2003)
15
Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear baik bagi
mereka yang telah melakukan pertama kali berhubungan seksual maupun yang sudah
sering melakukan hubungan seksual (sudah menikah). Pemeriksaan pap smear dapat
mendeteksi sampai 90% kasus kanker serviks secara akurat dengan biaya yang tidak
terlalu mahal, dan sangat efektif untuk menurunkan angka kematian pada wanita
penderita kanker serviks.
Kehamilan juga tidak mencegah seorang wanita untuk melakukan pemeriksaan
pap smear karena prosedur Pap Smear dapat dilakukan secara aman selama kehamilan.
Sehingga, wanita hamil juga dapat menjalani test ini. Pemeriksaan pap smear tidak
direkomendasikan
bagi
wanita
yang
telah
melakukan
histerektomi
(dengan
pengangkatan serviks) untuk kondisi yang jinak. Wanita yang pernah melakukan
histerektomi tetapi tanpa pengangkatan (histerektomi subtotal), sebaiknya melanjutkan
skrining sebagaimana halnya wanita yang tidak melakukan histeretomi (Wijaya, 2010).
Di beberapa Negara maju yang telah cukup lama melakukan program
penyaringan (skrining) melalui pap smear. Di negara maju kesadaran untuk melakukan
pap smear sangat tinggi. Di Amerika pap smear sudah harus dimulai 3 tahun setelah
seseorang melakukan hubungan seksual. Wanita berusia < 30 tahun harus melakukan
skrining sitologi serviks setiap tahun. Wanita berusia ≥ 30 tahun telah memperoleh hasil
pap smear negatif 3 kali berturut-turut dan tidak memiliki risiko tinggi dapat
memperpanjang interval skrining menjadi setiap 2-3 tahun. Skrining dapat dihentikan
pada usia 70 tahun pada wanita dengan risiko rendah. Di Inggris skrining harus dimulai
pada usia 25 tahun. Intervalnya adalah setiap 3 tahun bagi wanita berusia 25-49 tahun.
Skrining dapat dihentikan pada usia 64 tahun jika 3 apusan menunjukkan hasil normal
(Tara, 2001).
16
Di negara Amerika serikat telah dilakukan 50 uji pap smear setiap tahun dan hal
itu berhasil menurunkan insiden kanker servik hingga 70%. Sedangkan dinegara
berkembang pap smear dapat menurunkan angka kejadian kanker serviks hingga 50%
(Darnindro, 2006).
Menurut data BKKBN (2006), jumlah penderita kanker serviks di Indonesia
sekitar 200 ribu setiap tahunnya dan menduduki peringkat kedua setelah kanker
payudara. Kanker serviks merupakan penyakit keganasan yang dapat menyebabkan
kematian, namun demikian kesadaran wanita untuk memeriksakan diri masih sangat
rendah, karena kurangnya pengetahuan mengenai kanker serviks dan lebih dari 70 %
penderita yang datang ke rumah sakit sudah dalam stadium lanjut.
Di Indonesia, terjadi peningkatan kejadian kanker serviks dalam jangka waktu
10 tahun terlihat bahwa peringkat 12 menjadi peringkat 6, setiap tahun diperkirakan
terdapat 190.000 penderita baru dan 1/5 akan meninggal akibat penyakit kanker .
Namun angka kematian akibat kanker ini bisa dikurangi 3-35% bila dilakukan tindakan
preventif.
2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemeriksaan Pap Smear
2.3.1. Sosial demografi
1. Umur
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Danindro dkk (2007) di rumah
susun Klender Jakarta mengatakan bahwa sebesar 24,3% wanita yang
sudah menikah pertama kali pap smear pada umur 25 sampai 40 tahun.
Dalam model system kesehatan (Health System Models) oleh Anderson
17
(1974, dalam Notoatmodjo 2007) menyebutkan bahwa umur termasuk
dalam faktor sosial demografis yang mempengaruhi seseorang untuk
mencari pengobatan dan menggunakan pelayanan kesehatan. Menurut
Hall dan Donan (1990) mengatakan bahwa ada hubungan antara umur
dengan pemilihan pelayanan kesehatan. Semakin dewasa maka semakin
mengerti akan pemilihan pemanfaatan pelayanan kesehatan karena
berhubungan dengan pola pikir.
2. Pendidikan
Menurut Aman (1997) mengatakan bahwa tingkat pendidikan merupakan
faktor yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kesehatan yang
selanjutnya akan berdampak pada derajat kesehatan.
Demikian juga pendapat Muzaham (1995) mengemukakan bahwa orang
yang tidak berpendidikan atau golongan ekonomi rendah kurang
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Tinggi rendahnya
pendidikan berkaitan dengan sosio ekonomi, kehidupan seks dan
kebersihan.
Menurut Green (1980), pendidikan dipengaruhi oleh faktor predisposisi
yaitu pengetahuan yang dimiliki seseorang. Sedangkan penelitian yang
dilakukan oleh Surbakti E (2004) pendidikan mempunyai hubungan yang
bermakna dengan kejadian kanker serviks OR = 2,012 dengan kata lain
yang berpendidikan rendah merupakan faktor risiko yang mempengaruhi
terjadinya kanker serviks.
18
3. Pekerjaan
Pekerjaan menjadi factor penyebab seseorang untuk berperilaku terhadap
kesehatannya. Hal ini disebabkan karena pekerjaan menjadi factor risiko
seorang mengalami sakit maupun penyakitnya.
Pada penelitian Sukanti (2007) menunjukkan bahwa wanita yang tidak
bekerja lebih banyak melakukan pemeriksaan pap smear daripada wanita
yang bekerja, hal tersebut berkaitan dengan waktu dan pelayanan
kesehatan. Menurut Hidayat (1999) terdapat hubungan antara kanker
serviks dengan pekerjaan, dimana wanita pekerja kasar seperti buruh,
petani memperlihatkan 4 kali lebih mungkin terkena kanker serviks
dibanding wanita pekerja ringan atau bekerja di kantor. Dua kejadian
yang terpisah memperlihatkan adanya hubungan antara kanker serviks
dengan pekerjaan. Para istri pekerja kasar 4 kali lebih mungkin terkena
kanker serviks dibandingkan dengan para istri pekerja kantor atau
pekerja ringan, kebanyakan dari kelompok yang pertama ini dapat
diklasifikasikan ke dalam kelompok sosial ekonomi rendah, mungkin
standar kebersihan yang tidak baik pada umumnya faktor sosial ekonomi
rendah cenderung memulai aktivitas seksual pada usia lebih muda.
4. Penghasilan (sosial ekonomi)
Penghasilan adalah penghasilan/upah rata-rata per bulan yang didapatkan
dibandingkan dengan beban keluarga (Zadjuli, 1991)Menurut Lapan
(1997)
mengatakan
bahwa
status
ekonomi
masyarakat
seperti
penghasilan mempengaruhi pola pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Demikian juga pendapat Alkatiri (1997) mengemukakan bahwa
19
golongan menengah dengan penghasilan yang lebih memadai akan
cenderung berperilaku sebagai pengguna yang lebih selektif sedangkan
golongan ekonomi lemah dengan kondisi kehidupan yang kurang
memadai akan bersikap sebagai pengguna yang pasif.
Pada penelitian di Amerika bulan April 2003 mengatakan responden
yang memiliki penghasilan tinggi memiliki kemauan sebesar 1,56 kali
untuk menjalankan pemeriksaan pap smear (Danindro dkk, 2007).
Andersen yang dikutif oleh Notoatmojo (2003) mengatakan bahwa
komponen
penghasilan
masuk
dalam
komponen
predisposing.
Komponen ini digunakan untuk menggambarkan fakta, bahwa individu
mempunyai kecendrungan yang berbeda-beda untuk menggunakan
pelayanan kesehatan.
2.3.2. Pengetahuan
Ketidaktahuan atau rendahnya pengetahuan tentang pencegahan kanker
serviks melalui pap smear dapat menyebabkan tidak terdeteksinya secara dini
kanker serviks. Dan apabila seorang wanita memiliki pengetahuan yang luas maka
akan menimbulkan kepercayaan terhadap deteksi dini kanker servik (Octavia,
2009).
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan “What”, misalnya apa air, apa manusia, alam dan
sebagainya (Notoatmodjo,2005).
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini menjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengideraan terjadi melalui
20
panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2003). tingkat pengetahuan terdiri dari 6 (enam) tingkatan yaitu:
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai megingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu
tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam kontek
atau situasi yang lain.
4. Analisis (analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
21
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain sintesis yaitu suatu kemampuan untuk
penyusunan formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6.
Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian-penelitian itu
berdasarkan dari suatu kriteria yang ditemukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
2.3.3. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi
hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari prilaku yang tertutup. Sikap secara
nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi
tertentu (Aziz, 2007).
Thurstone berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afeksi,
baik bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan objek-objek
psikologis, seperti simbol, frase, slogan, orang, lembaga, cita-cita dan gagasan.
Sementara itu Kendler mengemukakan, bahwa sikap merupakan kecenderungan
(tendency), untuk mendekati (approach), atau menjauhi (avoid), atau melakukan
sesuatu, baik secara positif ataupun secara negatif terhadap suatu lembaga,
peristiwa, gagasan atau konsep. Pendapat tersebut seiring dengan pendapat
22
Sarwono, yang menyatakan bahwa sikap adalah kesiapan seseorang bertindak
terhadap hal-hal tertentu (Febry, 2011).
Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sikap
meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: Keyakinan (aspek kognitif), perasaan ( aspek
afektif), dan kecenderungan prilaku (aspek konatif) (Febry, 2011).
1. Aspek keyakinan (kognitif)
Aspek keyakinan ini pada dasarnya berisikan apa yang dipikirkan
dan apa yang diyakini seseorang menggenai objek sikap. Apa yang
diyakini dan dipikirkan tersebut belum tentu benar. Aspek keyakinan
ini bila kita kaitkan dengan pelayan di sebuah rumah sakit sebagai
objek sikap, aspek keyakinan ini antara lain dapat berupa
pengetahuan seseorang menggenai pola layanan dari rumah sakit
bersangkutan. Dalam hal ini, aspek keyakinan ini positif maka akan
menumbuhkan
sikap
positif,
sedangkan
bila
negatif
akan
menumbuhkan sikap negatif terhadap objek sikap (Febry, 2011).
2. Perasaan (afektif)
Perasaan adalah mencakup 2 hal yaitu: perasaan senang ataupun
perasaan tidak senang terhadap sesuatu. Contohnya Dimisalkan lagi
dalam pelayanan kesehatan, semakin banyaknya hal positif yang
ditunjukkan oleh bidan dalam memberikan layanan kesehatan kepada
pasien, maka semakin positif keyakinan dalam pribadi klien sehingga
23
mereka menjadi semakin senang terhadap pelayanan kesehatan
tersebut (Febry, 2011).
3. Kecenderungan (konatif)
Kecenderungan prilaku adalah jika seseorang menyenangi suatu
objek, maka ada kecenderungan orang tersebut akan bergerak untuk
mendekati orang tersebut. Sebaliknya, bila
seseorang tidak
menyenangi suatu objek itu, maka kecenderungan akan menjauhi
objek tersebut. Sebagai contoh dalam pelyanan kesehatan di rumah
sakit bila para pasien menyenangi sikap para pelayanan kesehatan
dalam melayaninya maka pada suatu ketika para pelanggan itu
cenderung untuk datang kembali ke rumah sakit tersebut, nanum
sebaliknya bila tidak disenangi maka ada kecenderungan tidak mau
lagi datang ke rumah sakit tersebut (Febry, 2011).
Wanita kebanyakan enggan untuk melakukan pap smear biasanya
adalah ketakutan kalau pap smear akan menyatakan bahwa mereka
menderita
kanker,
sehingga
mereka
lebih
memilih
tidak
mengetahuinya dan menghindarinya, ada juga kelompok wanita
gelisah yang terlalu malu, khawatir atau cemas untuk menjalankan
pemeriksaan pap smear ( Evennett, 2003).
2.3.4. Kontrasepsi
Pemakaian kontrasepsi oral dalam waktu lama lebih dari 4 atau 5 tahun
dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks 1,5-2,5 kali. Beberapa
24
penelitian menunjukkan bahwa kontrasepsi oral menyebabkan wanita sensitif
terhadap HPV yang dapat meyebabkan adanya peradangan pada genitalia
sehingga berisiko untuk terjadi kanker serviks (Hidayat, 2001). Pil kontrasepsi
oral diduga akan menyebabkan defisiensi folat yang mengurangi metabolisme
mutagen sedangkan estrogen kemungkinan menjadi salah satu kofaktor yang
membuat replikasi DNA HPV
2.3.5. Paritas
Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat
hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari dua orang atau jarak persalinan
terlampau dekat mempunyai resiko terhadap timbulnya perubahan terhadap selsel abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak menyebabkan perubahan sel
abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang pada keganasan
(Fitria, 2007).
2.3.6. Usia wanita saat menikah
Usia menikah kurang dari 20 tahun mempunyai resiko lebih besar
mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini disebabkan oleh karena pada
saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang. Maka sel-sel tersebut tidak
rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam
perubahannya. Jika belum matang, saat ada rangsangan sel yang tumbuh tidak
seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat
menjadi sel kanker (Fitria, 2007).
25
2.3.7. Letak geografis
Wanita yang bertempat tinggal di daerah yang kurang maju atau
perkampungan
yang
sulit
dijangkau,
dapat
menyebabkkan
kurangnya
mendapatkan informasi tentang kesehatan ataupun tentang pap smear itu
sendiri, dikerenakan susahnya akses transportasi dan penyuluhan yang dilakukan
tenaga kesehatan yang tidak merata dan informasi dari berbagai media massa
seperti media massa, media cetak, media elektronik yang belum maksimal,
begitu juga belum merata tersedianya poster-poster, spanduk tentang pap smear
yang belum maksimal disosialisasikan. Dari karena itu banyak wanita yang tidak
tahu tentang pap smear sehingga mereka tidak pernah melakukan pemeriksaan
pap smear.
2.3.8. Biaya
Biaya mempengaruhi seseorang untuk berperilaku dalam mendapatkan
pengobatan. Apabila biaya yang harus dikeluarkan mahal maka ia cenderung
untuk tidak mencari pengobatan, sedangkan bila harga pelayanan kesehatan
murah ataupun masih terjangkau maka individu tersebut mencari pelayanan
kesehatan untuk mengobati penyakitnya, dalam hal ini adalah pemeriksaan pap
smear. Analisis yang dilakukan oleh Suchman (1967) mengatakan bahwa
mahalnya biaya yang harus dikeluarkan seseorang untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan menyebabkan 8% orang yang melaporkan penyakitnya,
terlambat dalam mencari pengobatan.
26
2.3.9. Jarak
Faktor yang mendukung seseorang untuk melakukan pemeriksaan adalah
jarak. Menurut teori Snehandu terjangkaunya informasi dapat mempengaruhi
seseorang untuk bertindak dalam mencari pengobatan (Notoatmodjo, 2005).
Sedangkan Green (1980) menganalisis bahwa keterjangkauan sarana dan
prasarana kesehatan yaitu jarak menjadi faktor pemungkin seseorang untuk
dapat merubah perilakunya dalam mencari pengobatan dan mendapatkan
pelayanan kesehatan.
2.3.10. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam tindakan
pemeriksaan pap smear. Berdasarkan teori dari team kerja WHO (1989, dalam
Notoatmodjo 2005) mengatakan bahwa tersedianya sumber-sumber daya berupa
fasilitas, uang, waktu dan tenaga dapat mempengaruhi seseorang untuk
berperilaku sedangkan Cumnings dkk (1980, dalam Notoatmodjo 2000)
menganalisis bahwa keterjangkauan pelayanan kesehatan seperti kemampuan
individu untuk membayar dan tersedianya pelayanan kesehatan dapat merubah
perilaku seseorang. Penelitian yang dilakukan Susanti (2002) mengatakan bahwa
sebagian besar responden tidak melakukan pemeriksaan pap smear alasannya
mereka tidak mengetahui adanya pemeriksaan pap smear serta lokasi
pemeriksaan pap smear yang disebabkan Karena adanya hambatan / kendala
seperti tidak adanya informasi, jarak yang jauh dan biaya transport.
27
2.5. Tindakan Pap Smear
Tindakan pap smear pada seorang wanita pasangan usia subur (wanita pus)
dipengaruhi berbagai faktor yaitu faktor dari dalam dirinya sendiri (perilaku wanita pus)
dan dukungan dari lingkungan (dukungan keluarga dalam hal ini secara khusus suami).
Sebagaimana kita ketahui perilaku sangat mempengaruhi seseorang dalam bertingkah
laku menurut Laurence W.Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama
yaitu: 1). faktor predisposisi (predisposing faktors) , yaitu: faktor predisposisi timbulnya
perilaku seperti umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, pengetahuan, sikap,
kepercayaan, keyakinan, dan lain sebagainya. 2). Faktor pendukung ( enabling faktors )
yaitu: faktor yang mendukung timbulnya perilaku seperti lingkungan fisik dan sumber –
sumber yang ada di masyarakat misalnya: Tersedianya tempat pelayanan pemeriksaan
yang terjangkau masyarakat dan lain sebagainya. 3). Faktor pendorong (reinforcing
faktors) yaitu: faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong seseorang untuk
berperilaku yang berasal dari orang lain misalnya: keluarga, kelompok, guru, petugas
kesehatan dan pengambil keputusan yang mendukung perilaku tindakan pap smear.
28
BAB III
KERANGKA BERFIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1.
Kerangka Berpikir
Pemeriksaan
pap smear
merupakan suatu metode pemeriksaan sel cairan
dinding leher rahim dengan mikroskop, yang dilakukan secara cepat, tidak sakit, serta
hasil yang akurat. Pemeriksaan ini biasa dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
profesional.
Untuk meningkatkan akses pelayanan kesehatan khususnya mengenai pap smear
dan untuk mengetahui secara dini kemungkinan terjadinya kanker servik pada wanita
maka diperlukan pemeriksaan pap smear secara berkala. Dengan memberikan
pelayanan maupun informasi kesehatan reproduksi tentang pap smear sehingga wanita
dapat mengetahui tentang kesehatan khususnya mengenai pap smear dan bersikap
positif untuk berkeinginan memeriksakan diri secara dini tentang kesehatannya.
Permasalahan pada wanita saat ini adalah masih rendahnya cakupan
pemeriksaan pap smear karena kurangnya pengetahuan dan cara pencegahan penyakit
kanker serviks sehingga kasus kanker serviks meningkat secara terus menerus. Penyakit
ini merupakan pembunuh nomor satu perempuan, dapat menyerang semua lapisan
masyarakat, tidak mengenal usia, tingkat pendidikan, pekerjaan maupun status sosial.
Deteksi dini kanker serviks dengan pemeriksaan pap smear dapat menurunkan angka
kejadian kanker serviks pada wanita.
Pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: usia,
pengalaman, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, keyakinan, fasilitas. Pengalaman
dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman
28
29
yang diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. Secara umum, orang yang
berpendidikan lebih tingggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas dari pada orang
yang berpendidikan lebih rendah sehingga akan memiliki sikap yang lebih baik pula
terhadap pentingnya deteksi dini penyakit kanker serviks dengan pemeriksaan pap
smear. Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun, baik keyakinan yang positif
maupun keyakinan yang negatif, tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Fasilitas
sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah
majalah, radio, Koran, televise, buku dan lain-lain. Penghasilan tidak berpengaruh
secara langsung terhadap pengetahuan seseorang, namun jika seseorang berpenghasilan
cukup besar, maka akan lebih mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya. Kebiasaan
dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap sesorang
terhadap sesuatu.
Adapun kerangka teori dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :
30
3.1. Kerangka teori
Faktor pemungkin
(predisposing factors)
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilan
Pengetahuan
Sikap
Faktor pendukung
( enabling faktors )
Kesediaan
tempat
pelayanan
Biaya terjangkau
Kemudahan
mendapat
pelayanan
Tindakan pap smear
Faktor pendorong
(reinforcing faktors)
Keluarga
Kelompok
Guru
Petugas kesehatan
Pengambil keputusan
Gambar 3.1. Kerangka Teori Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap Wanita
Pasangan Usia Subur (Lawrence W.Green,1980) dengan Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear (Caplan 1964 dalam Friedman 1998).
3.2. Kerangka Konsep
Menurut Notoadmodjo tahun 2003, Kerangka konsep adalah kerangka
hubungan antara konsep yang ingin diamati/diukur melalui penelitian yang dilakukan.
Kerangka konsep pada penelitian ini diambil dari gabungan skema Green (1980) dan
Caplan (1964) dalam Notoatmodjo (2003).
31
Adapun kerangka konsep pada penelitian ini dapat dilihat pada skema 3.2 yaitu:
Skema 3.2. Konsep Penelitian
Variabel Independen
Variabel Dependen
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Penghasilann
Tindakan
Pemeriksaan Pap
Smear
Pengetahuan
Sikap
Kontrasepsi
Paritas
Usia saat menikah
Letak geografis
Jarak
Pelayanan kes.
Keterangan :
Variabel diteliti
Variabel tidak diteliti
Gambar 3.2.Kerangka Konsep Hubungan Karakteristik, Pengetahuan
dan Sikap
Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) dengan Tindakan Pemeriksaan Pap
Smear Menurut Teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)
32
3.4.
Hipotesis Penelitian
3.4.1. Ada hubungan antara umur dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II.
3.4.2. Ada hubungan antara pendidikan dengan tindakan pemeriksaan pap
smear di Puskesmas Sukawati II.
3.4.3. Ada hubungan antara pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan pap smear
di Puskesmas Sukawati II.
3.4.4. Ada hubungan antara penghasilan dengan tindakan pemeriksaan pap
smear di Puskesmas Sukawati II.
3.4.5. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan pemeriksaan pap
smear di Puskesmas Sukawati II
3.4.6. Ada hubungan antara sikap dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II.
3.4.7. Ada variabel paling dominan berhubungan tindakan pemeriksaan pap
smear di Puskesmas Sukawati II.
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan
pendekatan desain potong lintang (Cross Sectional Study) dengan pengukuran sesaat,
dimana subjek yang diamati hanya sesaat atau satu kali. Untuk memperoleh informasi
tentang variabel independen dan dependen, pengukuran dilakukan bersama-sama pada
saat penelitian (Sastroasmoro, 1995). Pada penelitian ini yang merupakan variabel
dependen (Y) adalah tindakan pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II.
Sedangkan variabel independen (X) adalah karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan), pengetahuan dan sikap wanita pasangan usia subur (PUS).
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sukawati II,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, mewilayahi enam desa, enam
puskesmas pembantu dan 49 banjar dinas dengan 49 posyandu. Alasan pemilihan
lokasi penelitian ini karena sampai dengan saat ini belum ada penelitian tentang
hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap wanita pasangan usia subur dengan
tindakan pemeriksaan pap smear di puskesmas ini. Disamping itu, juga akibat dari
masih tingginya kasus kanker serviks dengan cakupan pemeriksaan Pap Smear
pada wanita PUS masih rendah, kasus IMS dan HIV/AIDS meningkat tajam,
tingginya pemakaian kontrasepsi hormonal (pil dan suntikan) pada wanita PUS
33
34
yaitu 3185 orang (67,29%) dan mobilisasi penduduk sangat tinggi karena
merupakan daerah pariwisata dengan
karakteristik penduduk yang beraneka
ragam.
4.2.2. Waktu Penelitian
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan mulai bulan April – Juni
2012.
4.3. Penentuan Sumber Data
4.3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur yang tinggal
di wilayah Puskesmas Sukawati II sebanyak 4377 orang.
4.3.2. Sampel dan Teknik Sampling
Sampel pada penelitian ini adalah wanita pasangan usia subur sebanyak 50
orang yang berkunjung ke puskesmas Sukawati II pada saat penelitian dilakukan.
Penentuan sampel dilakukan secara consecutive.
Wanita pasangan usia subur yang dimaksud pada penelitian ini adalah semua
wanita yang berusia 15 -49 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sukawati II dalam
keadaan reproduktif, sudah menikah dan masih berstatus pasangan suami istri,
melakukan seks aktif.
Dengan demikian maka kriteria inklusi pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Wanita pasangan usia subur di wilayah kerja Puskesmas Sukawati II.
35
b. Tidak sedang hamil
c. Tidak sedang masa nifas
d. Tidak dalam masa menstruasi
e. Bisa baca tulis
f. Bersedia menjadi responden
Besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan rumus Snedecor G &
Cochran W (1967) dan Lemeshowb dkk (1997) dalam Murti (2006), adalah sebagai
berikut :
(1)
–
atau
–
(Snedecor G & Cochran W, 1967)
(2)
(Lemeshowb dkk, 1997)
Keterangan
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
α = derajat kepercayaan
p = proporsi wanita PUS hamil
q = 1-p (proporsi wanita PUS hamil)
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan
dibulatkan
α=0,05 atau Z1- α/2 = 1,96 atau Z ²1-α/2 = 1,96² atau
menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui kadang-kadang
diubah menjadi:
(3)
36
Pada studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Sukawati II didapatkan
jumlah wanita PUS hamil yang tidak melakukan pemeriksaan Pap Smear sebanyak 620
orang dari 4377 dikurangi dengan wanita PUS yang melakukan pemeriksaan pap smear
(98 orang) menjadi 4279 orang (14,48%), atau p = 0,145 dan nilai q=1-p (0,855) serta Z
²1-α/2 = 1,96². Limit error ditetapkan 0,01 dan nilai α=0,05, maka jumlah sampel yang
dibutuhkan :
–
n = 47.59723 (sampel minimal)
ditambahkan 5% (2.379861)
menjadi 49.97709 dibulatkan menjadi 50 orang
Besar sampel pada penelitian ini yaitu 50 wanita pasangan usia subur yang
berkunjung ke puskesmas saat penelitian
4.4. Variabel Penelitian
4.4.1. Identifikasi variabel
Variabel dalam penelitian ini dapat diidentifikasi secara garis besar terdiri
dari :
1. Variabel bebas (Independent) yaitu karakteristik, pengetahuan dan sikap
wanita pasangan usia subur (X)
37
Karakteristik wanita pasangan usia subur adalah ciri khas atau identitas
yang melekat pada diri subjek penelitian yang dapat membedakannya
dengan orang lain yang dalam penelitian diukur dari umur, tingkat
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan.
2. Variabel terikat (Dependent) yaitu tindakan pemeriksaan pap smear (Y).
Variabel tindakan pemeriksaan pap smear didefinisikan sebagai
praktik/tindakan pemeriksaan pap smear sebagai upaya deteksi dini
terhadap kanker serviks
4.4.2. Definisi operasional variabel
Untuk menghindari kesalahan dalam mengartikan variabel yang dianalisis
berikut ini dijelaskan definisi operasional dari masing – masing variabel sebagai
berikut:
1. Umur
Umur adalah lamanya waktu perjalanan hidup yang dihitung sejak lahir
sampai batas waktu penelitian. Cara ukur dengan wawancara, alat ukur
menggunakan kuesioner, skala ordinal, hasil ukur dikelompokkan dalam
kategori :
a. Umur < 35 tahun
b. Umur ≥ 35 tahun
(Nursalam, 2001)
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah
diselesaikan wanita pasangan usia subur (PUS). Cara ukur dengan
38
wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, skala ordinal, hasil ukur
dikelompokkan dalam kategori :
a. Dasar, tamat SD s/d SLTP
b. Menengah, tamat SLTA
c. Tinggi, Akademi/Perguruan Tinggi
(Notoatmodjo, 2007)
3. Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan dalam upaya mendapatkan
penghasilan untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Cara ukur dengan
wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, skala nominal, hasil ukur
dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. Tidak bekerja (wanita PUS yang tidak melakukan kegiatan yang
menghasilkan uang)
b. Bekerja ( wanita PUS yang melakukan kegiatan dan menghasilkan uang)
(Depkes RI, 1996)
4. Penghasilan
Penghasilan adalah tingkat pendapatan individu setiap bulan dilihat dari gaji
pokok (dalam rupiah) sesuai dengan peraturan Gubernur Bali No 113 tahun
2011 tanggal 1 Desember 2011. Cara ukur dengan wawancara, alat ukur
menggunakan kuesioner, skala nominal, hasil ukur dikelompokkan dalam
kategori :
a.
Rendah (< Rp. 1.104.000,- per bulan)
b. Tinggi ( ≥ Rp. 1.104.000,- per bulan)
(Zadjuli, 1991)
39
5.
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Cara ukur dengan wawancara,
alat ukur menggunakan kuesioner, skala ordinal, hasil ukur
dapat
dikelompokkan dalam kategori (Arikunto, 2003) :
a. Tinggi ≥76%
b. Rendah < 76%
6.
Sikap
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap suatu obyek, memihak
/ tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan
(afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang
terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya (Saifudin A, 2005). Cara
ukur dengan wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, skala ordinal,
hasil ukur dapat dikelompokkan dalam kategori :
a. Baik, bila nilai skor T > Mean data (6)
b. Kurang, apabila nilai skor T < Mean data (6)
(Saifudin A, 2005)
7.
Tindakan
Tindakan adalah penilaian atau pendapat terhadap pemeriksaan pap smear
yang tidak atau pernah dilakukan atau dipraktekkan (Notoatmodjo, 2007) .
Cara ukur dengan wawancara, alat ukur menggunakan kuesioner, skala
nominal, hasil ukur dapat dikelompokkan dalam katagori :
a. Ya , jika pernah melakukan pemeriksaan Pap Smear
b.
Tidak , jika belum pernah melakukan pemeriksaan Pap Smear
40
4.3. Metode Pengukuran
Metode pengukuran tentang
usia, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan,
pengetahuan dan sikap menggunakan system pembobotan dan mengkategorikan hasil
ukur.
1. Umur
Untuk mengetahui rerata umur responden sampai dengan saat wawancara
dengan menanyakan langsung tahun kelahiran responden menggunakan
kuesioner dengan kriteria :
a. Umur < 35 tahun
b. Umur ≥ 35 tahun
(Nursalam, 2001)
2. Pendidikan
Pengukuran tingkat pendidikan diukur dengan mengkategorikan jenjang
pendidikan formal responden ke dalam tiga tingkatan yaitu dasar, menengah
dan tinggi dengan kriteria :
a. Dasar, tamat SD s/d SLTP
b. Menengah, tamat SLTA
c. Tinggi, tamat Akademi/Perguruan Tinggi
(Notoatmodjo, 2007)
3. Pekerjaan
Untuk mengetahui pekerjaan diukur dengan mengkategorikan bekerja
(menghasilkan uang) dan tidak bekerja (tidak menghasilkan uang), maka
diperoleh kategori tingkatan pekerjaan terdiri dari :
a. Tidak bekerja (Ibu RT tidak melakukan kegiatan yang menghasilkan uang)
41
b. Bekerja (melakukan kegiatan yang menghasilkan uang)
(Depkes RI, 1996)
4. Penghasilan
Penghasilan dihitung untuk mengetahui total upah rata-rata per bulan yang
didapatkan oleh seluruh anggota keluarga wanita PUS (suami, istri dan
anggota keluarga) dibandingkan dengan beban keluarga dengan perhitungan
upah layak individu, dengan kriteria :
a.
Rendah (< Rp. 1.104.000,- per bulan)
b.
Tinggi (≥ Rp. 1.104.000,- per bulan)
(Zadjuli, 1991)
5. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan responden diukur dengan metode pemberian nilai
terhadap pertanyaan kuisioner tentang pengetahuan dari nomor 1-12 jika
responden menjawab benar diberi nilai 1, jika salah diberi nilai 0. Nilai
tertinggi dari 12
pertanyaan
adalah 12. Tingkat pengetahuan responden
tentang Pap Smear dikategorikan sebagai berikut : (Soekidjo, 2003).
a.
Tinggi,
≥76% dari nilai tertinggi dari total pertanyaan tentang Pap
Smear yaitu nilai 9
b.
Rendah, jika jawaban benar < 76%, dari nilai tertinggi dari total
pertanyaan tentang Pap Smear yaitu nilai 5
(Arikunto, 2003)
42
6. Sikap
Variabel sikap diukur berdasarkan skala ordinal dari 12 pertanyaan , masingmasing dengan alternatif jawaban setuju dan tidak setuju dengan ketentuan
jika responden menjawab setuju diberi nilai satu, jika menjawab tidak setuju
diberi nilai 0, Nilai tertinggi adalah 12 dan nilai terendah adalah 0, kemudian
variabel pengetahuan dikategorikan menjadi :
a. Baik, bila nilai skor T > Mean data (6)
b. Kurang, apabila nilai skor T < Mean data (6)
(Saifudin A, 2005)
7. Tindakan
Untuk mengetahui tindakan pemeriksaan Pap Smear pada responden,
didasarkan jawaban yang diberikan atas pertanyaan yaitu : pernah melakukan
pemeriksaan pap smear atau tidak pernah melakukan pemeriksaan pap smear,
dengan kategori :
a.
Ya , jika pernah melakukan pemeriksaan Pap Smear
b.
Tidak , jika tidak pernah melakukan pemeriksaan Pap Smear
(Notoatmodjo, 2007)
4.5.1. Instrumen
Instrumen
yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner, dengan wawancara langsung terhadap responden yang akan diteliti dengan
menggunakan alat pengumpulan data yang diisi oleh peneliti. Setelah wawancara dan
pengisian kuesioner oleh peneliti selesai, data dikumpulkan, selanjutnya data yang telah
terkumpul diolah sesuai dengan tahapannya. Jenis penelitian menggunakan data primer
43
yaitu wawancara langsung menggunakan kuesioner yang telah disusun, dan data
sekunder diperoleh dari Puskesmas Sukawati II.
4.5.2. Uji validitas dan reliabilitas
Uji validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji Korelasi Pearson,
sedangkan uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji Cronbach’h Alpha.
Teknik ini bertujuan untuk menguji apakah tiap item atau butir pertanyaan dalam
kuesioner benar-benar dapat mengukur faktor yang akan diukur dan konsisten
menyatakan hasil ukur (Sugiono, 2006). Pertanyaan dalam kuesioner akan disebut valid
atau reliable, jika nilai korelasi atau alpha pertanyaan tersebut lebih besar dari nilai
tabel. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan pada 50 responden di Puskesmas
Sukawati II dengan alasan memiliki demografi yang sama.
Uji Validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau nilai
yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara
dengan skor total variabel menggunakan rumus tehnik korelasi pearson product moment
(r), dengan ketentuan jika nilai r-hitung
sebaliknya (Ridwan, 2005).
Pada taraf
> r-tabel, maka dinyatakan valid dan
signifikan 95% untuk besar sampel 50
responden nilai r table dari instrumen pengetahuan yang terdiri dari 12 item pertanyaan
didapatkan : nilai r minimum 0,0498 dan maksimum 0,5830, maka dinyatakan valid,
dan nilai alpha cronbach=0,7205. Instrumen sikap dari 12 item pertanyaan didapatkan
nilai minimum 0,050,0 dan r maksimum 0,8525, maka dinyatakan reliabel. Data sosio-
44
demografis, pengetahuan dan sikap wanita pasangan usia subur tidak dilakukan uji
reliabilitas karena merupakan pertanyaan dengan jawaban berupa skor nominal.
Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan
metode Cronbach’s Alpha , yaitu menganalisis reliabilitis alat ukur dari satu kali
pengukuran dengan ketentuan, jika nilai r- Alpha>r table, maka dinyatakan reliable,
maka ketentuan reliabilitas adalah :
1. Nilai r -Alpha > r-tabel dikatakan reliable.
2. Nilai r-Alpha < r- tabel dikatakan tidak reliable.
4.6. Prosedur Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian yang dilakukan, maka peneliti telah
menempuh prosedur sebagai berikut :
4.6.1. Pengajuan surat ijin
Surat permohonan ijin penelitian dari institusi pendidikan kepada Kepala
Kesbang. Litmas Propinsi Bali
4.6.2. Pengajuan Ethical Clearence
Mengajukan permohonan layak penelitian ke Bagian Etik Penelitian Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana di RSUP Sanglah Denpasar
4.6.3. Penyampaian surat ijin penelitian
Peneliti membawa surat ijin penelitian ke Kepala Kesbang.Litmas Kabupaten
Gianyar, kemudian dijelaskan tujuan serta prosedur penelitian. Setelah mendapatkan
persetujuan oleh Kepala Kesbang.Litmas Kabupaten Gianyar , peneliti meneruskan
45
surat ijin penelitian kepada Kepala Danrem Kabupaten Gianyar, Kapolda Kabupaten
Gianyar dan Kepala Puskesmas Sukawati II serta Camat Sukawati.
4.6.4. Informed consent
Memberikan penjelasan kepada responden tentang pap smear, menjelaskan
tentang tujuan, manfaat, waktu dan tempat dan pelaksanaan sehingga ada kesepahaman
antara peneliti dan subyek tentang maksud tujuan penelitian, menjelaskan bahwa
kerahasiaan subyek akan dijaga, menjelaskan bahwa subyek boleh mundur jika merasa
kurang nyaman, mengisi form kesediaan menjadi responden.
Peneliti melakukan
wawancara langsung dengan responden dengan pengisian kuisioner oleh responden,
setelah wawancara dan pengisian kuesioner selesai selanjutnya data yang telah
terkumpul ditanda tangani oleh kepala Puskesmas Sukawati II sebagai bukti bahwa
telah dilaksanakan penelitian di puskesmas tersebut.
4.6.5. Pemilihan sampel
Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan kriteria inklusi Sebagai berikut: Wanita
pasangan usia subur yang
datang
berkunjung ke Puskesmas Sukawati II, sudah
menikah dengan seks aktif, tidak sedang hamil, tidak sedang haid, tidak sedang masa
nifas, bisa baca tulis dan bersedia menjadi responden.
4.6.6. Prosedur pengumpulan data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan adalah data primer yang meliputi
karakteristik, pengetahuan dan sikap responden meliputi : umur, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan, pengetahuan dan sikap dengan
wilayah kerja Puskesmas Sukawati II.
tindakan pemeriksaan pap smear di
46
Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan menggunakan
kuesioner kepada responden yang terpilih menjadi sampel pada penelitian ini.
Wawancara dilakukan di Puskesmas baik puskesmas induk maupun puskesmas
pembantu yang ada di masing-masing desa wilayah kerja puskesmas Sukawati II.
4.7. Pengolahan Data
4.7.1. Editing
Editing berfungsi untuk meneliti kembali isian dalam lembar wawancara
sudah lengkap. Editing dilakukan di tempat pengumpulan data, jika ada
kekurangan dapat segera dilengkapi (Arikunto, 2002). Setelah dilakukan editing
dari 50 kuesioner, kemudian dilakukan pengolahan data.
4.7.2. Coding (Memberi kode)
Teknik coding ini dilakukan dengan pemberian kode dan pengklasifikasian
pada data yang dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data.
Klasifikasi dilakukan dengan jalan menandai masing-masing jawaban dengan
kode berupa lembaran table kerja, guna mempermudah membacanya (Arikunto,
2002). Dalam penelitian ini, peneliti memberikan kode antara lain :
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
a. < 35 tahun
0
b. ≥ 35 tahun
1
a. Dasar, tamat ≤ SLTP
0
b. Menengah, tamat SLTA
1
c. Tinggi, tamat Akademi/Perguruan Tinggi
2
a. Tidak bekerja (Ibu RT tidak melakukan kegiatan yang
47
menghasilkan uang)
0
b. Bekerja (melakukan kegiatan yang menghasilkan uang)
1
Penghasilan
Pengetahuan
a. Rendah (< Rp. 1.104.000 per bulan)
0
b Tinggi (≥ Rp. 1.104.000 per bulan)
1
a. Tinggi, ≥ 76%
1
b. Rendah, < 76%
Sikap
Tindakan
a. Baik, bila nilai skor T > Mean data (6)
1
b. Kurang, bila nilai skor T < Mean data (6)
0
a. Ya, jika pernah melakukan pemeriksaan pap smear
1
b. Tidak, jika tidak pernah melakukan pemeriksaan
pap smear
0
4.7.3. Tabulating
Merupakan proses pengolahan data yang telah didapatkan. Pada penelitian
ini pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan program pengolahan
data statistic dengan SPSS versi 16.0. Data yang diperoleh kemudian
dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel-tabel distribusi silang
(Cross-Tab).
4.7.3. Entry (Memasukkan Data)
Setelah diberi kode data dimasukkan ke computer pada program SPSS versi
16.0.
48
4.7.4. Cleaning
Cleaning, sebelum dilakukan analisa data, dilakukan pengecekan dan
perbaikan terhadap data yang telah diolah.
4.8.
Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah peneliti selesai melakukan pengumpulan data dari
seluruh responden di Puskesmas Sukawati II, selanjutnya melakukan pengelompokan
data dari variabel karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan), variabel
pengetahuan responden dan variabel sikap responden yang berhubungan dengan
tindakan pemeriksaan pap smear,
menyajikan tiap data yang diteliti, melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dari hubungan karakteristik,
pengetahuan dan sikap responden dengan tindakan pemeriksaan . langkah selanjutnya
melakukan perhitungan untuk menguji hipothesis tentang hubungan karakteristik,
pengetahuan dan sikap responden dengan tindakan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II. Langkah-langkah dalam melakukan analisis data penelitian ini
adalah :
4.8.1. Analisis deskriptif
Analisis tiap-tiap variabel karakteristik (umur, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan), pengetahuan dan sikap
responden dan disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi.
4.8.2. Analisis bivariat
Analisis yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua (2)
variabel yaitu yaitu hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap responden
49
(variabel bebas) dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear (variabel terikat). Uji
statistik yang digunakan untuk menguji hubungan karakteristik, pengetahuan dan
sikap responden dengan tindakan pemeriksaan pap smear dengan uji Chi Square
pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), bila p < 0,05 maka variabel diatas
dinyatakan berhubungan secara signifikan.
X2 =∑ (Eij− Oij2)
Eij
(1)
Keterangan :
Oij = frekuensi teramati pada sel ij, Eij = frekuensi harapan pada sel ij
Dengan kriteria pengambilan kesimpulan :
Ho ditolak atau Ha diterima jika P value (Sig) < 0,05
Ho diterima atau Ha ditolak jika P value (Sig) > 0,05
4.8.3. Analisis multivariat
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui variabel independent
(karakteristik, pengetahuan dan sikap responden) yang lebih berperan (dominan)
berhubungan dengan tindakan pemeriksaan Pap Smear
digunakan adalah Uji Regresi logistik.
, uji statistik yang
50
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
5.1.1. Kondisi Geografis
Puskesmas Sukawati II beralamat di Banjar Negari, Desa Singapadu
Tengah, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, memiliki luas area 23.800 m².
Secara geografis letak sangat strategis pada
ketinggian ± 200 meter dari
permukaan air laut.
Berdasarkan data dari Sensus Penduduk 2012 (BPS Kabupaten Gianyar),
wilayah kerja secara administratif Puskesmas Sukawati II terdiri atas 49 banjar
dinas, 49 posyandu dengan 6 desa yaitu : Desa Singapadu Kaler, Desa Singapadu
Tengah, Desa Singapadu, Desa Celuk, Desa Batubulan dan Desa Batubulan
Kangin. Jarak tempuh dari masing-masing desa ke Puskesmas Sukawati II ±3,5
km dengan trasportasi cukup baik dan lancar.
Sebagian besar penduduk di
wilayah kerja Puskesmas Sukawati II hidup dari sektor pariwisata dan kesenian
seperti tari Barong dari desa Singapadu dan Batubulan. Tingkat mobilisasi
penduduk pendatang sangat tinggi dan berasal dari berbagai daerah di Bali
maupun luar Bali seperti Jawa, Lombok, Madura dan lain-lain. Umumnya
penduduk pendatang bekerja sebagai tukang perak dan emas, pedagang, pelayan
kafe / rumah makan dan buruh bangunan.
Tingginya tingkat mobilisasi penduduk pendatang menimbulkan masalah
sosial seperti : banyak muncul kafe remang-remang, meningkatnya perilaku seks
berisiko, meningkatnya penyakit menular
50 seksual (PMS)/ infeksi menular seksual
50
51
(IMS) dan HIV/AIDS. Gambaran wilayah kerja Puskesmas Sukawati II dapat
dilihat pada gambar peta 5.1. berikut ini :
Gambar 5.1. peta wilayah kerja Puskesmas Sukawati II seperti berikut :
Gambar 5.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Sukawati II (sumber Situs
Gianyarloketpeta.pu.go.id/peta/peta-infrastruktur-kabupaten-gianyar-2012)
Gambar
5.2. Peta Kabupaten Gianyar (Sumber Situs resmi Kab. Gianyar
loketpeta.pu.go.id/peta/peta-infrastruktur-kabupaten-gianyar-2012)
52
5.1.2. Data Kependudukan
Wilayah kerja Puskesmas Sukawati II terletak di ujung barat Kabupaten
Gianyar, merupakan daerah pariwisata dan gudang seni Kabupaten Gianyar dengan
mobilitas penduduk yang cukup tinggi.
Dalam mempermudah akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, puskesmas Sukawati II membagi wilayah kerja menjadi 6
(enam) puskesmas pembantu yang dikoordinir oleh 6 (enam) bidan pembina wilayah
yang membina 49 posyandu.
Mata pencaharian penduduk mayoritas wiraswasta dan
pengrajin, pedagang, pegawai negeri sipil serta hanya sebagian kecil petani.
Wilayah kerja Puskesmas Sukawati II terdiri dari 10.324 KK dengan total
jumlah penduduk 43.970 jiwa (laki = 21.931 jiwa, perempuan = 22.039 jiwa). Jumlah
wanita usia subur (WUS) 12.761 jiwa dan jumlah wanita pasangan usia subur (PUS)
sebanyak 4377 jiwa. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada
gambar grafik berikut :
1246
21931
Pddk Laki
Pddk perempuan
Jml Total Jiwa
Jml KK
43970
22039
Gambar 5.3. Grafik Jumlah Penduduk Puskesmas Sukawati II Berdasarkan Jenis
Kelamin
53
5.1.3. Profil Puskesmas Sukawati II
Puskesmas Sukawati II berbentuk BLU dengan jumlah kunjungan sebanyak
52411 dengan rata-rata 4387 per bulan,
merupakan
kunjungan tertinggi dari 13
puskesmas di Kabupaten Gianyar tahun 2011. Jumlah wanita pasangan usia subur tahun
2011 sebanyak 4377 orang terdiri dari : ibu hamil berjumlah 765 orang, ibu menyusui
berjumlah 1532 orang dan akseptor KB sebanyak 2080 orang. Adapun cakupan
pemeriksaan pap smear dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 yaitu : 49 orang
(1,36%) tahun 2009, 32 orang (0,89%) tahun 2010 dan 17 orang (0,47%) tahun 2011,
terjadi penurunan sekitar 0,44 %. Cakupan kunjungan ibu hamil ke puskesmas dan
puskesmas pembantu sebanyak 620 (81%). Cakupan kunjungan ibu menyusui 664
(43,3%). Cakupan kunjungan akseptor KB aktif sebanyak 1683 (80,9%) dengan
kontrasepsi hormonal sebagai pilihan tertinggi. Untuk lebih jelas tentang distribusi
kunjungan ibu hamil dan akseptor KB dapat dilihat pada tabel 5.1dan tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.1. Distribusi Kunjungan Ibu Hamil ke Puskesmas dan Pustu Wilayah Kerja
Puskesmas Sukawati II Tahun 2011
Bulan
Jumlah
Bumil
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Agust
Sep
Okt
Nop
Des
765
KUNJUNGAN IBU HAMIL KE PUSTU/PUSKESMAS
Pusk. Pustu Pustu Pustu Pustu Pustu Pustu
Total
S.Kaler SGP Celuk BB.I BB.II BB.K Abs %
21
5
6
4
5
5
7
53 6.93
18
6
4
2
9
3
9
51 6.67
18
5
4
2
7
3
7
46 6.01
18
7
5
5
8
6
8
57 7.45
20
8
6
4
9
5
8
60 7.84
21
5
6
5
10
7
7
61 7.97
17
8
9
6
11
4
6
61 7.97
16
7
8
4
9
3
8
55 7.19
15
6
7
5
11
2
5
51 6.67
23
7
7
4
9
8
8
66 8.63
20
6
8
5
8
5
7
59 7.71
23
5
7
5
7
7
6
620
81
54
Tabel 5.2. Distribusi Kunjungan Akseptor KB ke Puskesmas dan Pustu di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukawati II Tahun 2011
KUNJUNGAN IBU AKSEPTOR KB KE PUSTU/PUSKESMAS
Jumlah Pusk. Pustu Pustu Pustu Pustu Pustu Pustu
Total
Bulan
KB
SK
SGP Celuk BB.I BB.II BK Abs
%
Jan
40
20
14
10
30
14
16
144 6.92
Peb
38
19
10
8
31
8
14
128 6.15
Mar
44
20
16
10
30
14
16
150 7.21
Apr
47
18
16
12
18
6
6
123 5.91
Mei
51
27
18
16
24
8
12
156
7.5
Juni
40
14
10
10
16
10
10
110 5.29
2080
Juli
55
34
16
14
22
14
18
173 8.32
Agust
45
32
18
16
20
16
18
165 7.93
Sep
49
28
10
10
20
14
16
147 7.07
Okt
60
38
20
14
26
16
20
194 9.33
Nop
65
28
22
16
28
18
16
193 9.28
1683 80.9
Des
56
40
14
10
22
18
20
Jumlah kasus kanker serviks tahun 2009 dan tahun 2010 masing-masing 2 orang
dan tahun 2011 meningkat menjadi 6 orang. Hampir semua kasus kanker serviks yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Sukawati II belum pernah melakukan pemeriksaan pap
smear dan datang berobat ke RSUP Sanglah sudah pada stadium lanjut. Cakupan
pemeriksaan pap smear dan jumlah kasus kanker serviks di Puskesmas Sukawati II
dapat dilihat pada gambar grafik 5.4. dan grafik 5.5. berikut
100
80
60
40
Pap Smear
49
32
20
17
0
2009
2010
2011
Gambar 5.4. Grafik Cakupan Pemeriksaan Pap Smear Puskesmas Sukawati II
55
Jumlah kasus kanker serviks dapat dilihat pada gambar 5.5. grafik kasus kanker serviks
Puskesmas Sukawati II berikut ini :
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Kanker Serviks
6
2
2
2009
2010
2011
Gambar 5.5. Grafik Kasus Kanker Serviks di Puskesmas Sukawati II
Jumlah kasus penyakit menular seksual (PMS) mengalami peningkatan dari 178
kasus tahun 2010 menjadi 399 kasus tahun 2011. Kasus HIV/AIDS juga mengalami
peningkatan dari 8 kasus positif tahun 2009 meningkat menjadi 23 kasus tahun 2011.
5.2. Karakteristik, pengetahuan dan sikap responden
Hasil penelitian dari 50 orang responden yang datang berkunjung ke Puskesmas
Sukawati II Gianyar, berdasarkan karakteristik, pengetahuan dan sikap seperti pada
tabel berikut :
56
Tabel 5.3. Distribusi Karakteristik Responden Terhadap Tindakan Pemeriksaan
Pap Smear di Puskesmas Sukawati II
Karakteristik
f(50)
%
< 35 tahun
35tahun
22
28
44
56
Jumlah
Pendidikan
50
100
Dasar
Menengah
12
38
24
76
Jumlah
50
100
Tidak Bekerja
Bekerja
15
35
30
70
Jumlah
50
100
19
31
38
62
Umur
Pekerjaan
Penghasilan
Rendah
Tinggi
Jumlah
50
100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi umur responden ≥ 35 tahun
sebanyak 28 (56%) lebih tinggi dibandingkan umur responden < 35 tahun sebanyak 22
(44%). Tingkat pendidikan responden terbanyak adalah tingkat pendidikan menengah
38 (76%) sedangkan tingkat pendidikan dasar 12 (24%), sebagian besar responden
adalah bekerja yaitu 35 (70%) dan responden yang tidak bekerja berjumlah 15 (30%).
Tingkat penghasilan keluarga responden dengan katagori tinggi ( ≥ Rp. 1.104.000,- per
57
bulan) sebanyak 31 (62%) lebih banyak dibandingkan dengan penghasilan keluarga
responden katagori rendah (< Rp. 1.104.000,- per bulan) yaitu 19 (38%).
Tabel 5.4.Distribusi Pengetahuan Responden Terhadap Tindakan Pemeriksaan
Pap Smear di Puskesmas Sukawati II Tahun 2012
Pengetahuan
f(50)
%
Rendah
Tinggi
12
38
24
76
Jumlah
50
100
Pada tabel 5.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan kategori pengetahuan lebih
banyak responden dengan pengetahuan tinggi yaitu 38 (76%) dibandingkan dengan
kategori rendah yaitu 12 (24%) .
Tabel 5.5. Distribusi Sikap Responden Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas
Sukawati II Tahun 2012
Sikap
f(50)
%
Baik
Kurang
36
14
72
28
Jumlah
50
100
Pada tabel 5.5 menunjukkan sikap responden dengan pemeriksaan pap smear
dengan kategori baik 36 (72%) dan kategori kurang 14 (28%).
58
Tabel 5.6. Distribusi Tindakan Responden Terhadap Pemeriksaan Pap Smear di
Puskesmas Sukawati II Tahun 2012
Pemeriksaan
Ya
Tidak
Jumlah
f(50)
26
24
50
%
52
48
100
Berdasarkan tabel 5.6. dapat dilihat bahwa responden yang pernah melakukan
pemeriksaan pap smear sebanyak 26 responden (52%) dan yang tidak pernah
melakukan pemeriksaan pap smear 24 responden (48%).
5.3. Analisis Bivariat
Tabel 5.7. Hubungan Umur Responden dengan Tindakan Pemeriksaan Pap
Smear di Puskesmas Sukawati II
Umur
< 35 tahun
≥ 35 tahun
Pemeriksaan pap smear
Tidak
Ya
Total
p (value) OR 95%CI
f
%
f
%
f(50)
%
12 54,5 10
45,5
22
100 0,296 1,6 0,520-4,926
12 42,9 16
57,1
28
100
(p>0,05)
24 48,0 26 52,0
50
100
Berdasarkan Tabel 5.7. menunjukkan bahwa proporsi tertinggi yang melakukan
pemeriksaan pap smear pada responden adalah kelompok umur ≥ 35 tahun sebesar 16
(57,1%) dibandingkan responden dengan kelompok umur
< 35 tahun sebesar 10
(45,5%). Hasil uji Chi-Square menunjukkan Umur tidak berhubungan dengan tindakan
pemeriksaan pap smear dengan nilai P= 0,296 (p < 0,05).
59
Tabel 5.8. Hubungan Tingkat Pendidikan Responden dengan Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II
Pemeriksaan Pap
smear
Tk.
Pendidikan
Tidak
f
%
Ya
f
%
Total
p (value) OR
f(50)
Dasar
10 83,3
2 16,7
12
100
Menengah 14 36,8 24 63,2
38
100
(p<0,05)
24 48,0 26 52,0 50
100
95%CI
%
0,006
8,571 1,64-44,859
Berdasarkan Tabel 5.8. menunjukkan bahwa proporsi tertinggi pernah
melakukan pemeriksaan pap smear adalah pada responden dengan kategori Tk.
pendidikan menengah sebesar 24 (63,2%), sedangkan pada Tk. pendidikan dasar
responden yang pernah melakukan pemeriksaan pap smear sebesar 2 (16,7%). Hasil
uji Chi-squre menunjukkan bahwa Tk. Pendidikan
berhubungan secara bermakna
dengan pemeriksaan pap smear, dengan nilai P= 0,006 (p > 0,05) .
Tabel 5.9. Hubungan Pekerjaan Responden dengan Tindakan Pemeriksaan Pap
Smear di Puskesmas Sukawati II
Pemeriksaan pap
smear
Tidak
Ya
f
%
f
%
Total
p (value) OR
95%CI
Pekerjaan
f(50)
%
Tidak
bekerja
7 46,7
8 53,3
15
100 0,574
0,93 0,28-3,11
Bekerja
17 48,6 18 51,4
35
100
(p>0,05) 24 48,0 26 52,0
50
100
60
Berdasarkan Tabel 5.9. dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi responden yang
pernah melakukan pemeriksaan pap smear yaitu responden dengan kategori bekerja
sebesar 18 (51,4%), sedangkan responden tidak bekerja yang pernah melakukan
pemeriksaan pap smear sebanyak 8 (53,3%). Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa
pekerjaan tidak berhubungan dengan pemeriksaan pap smear dengan nilai P= 0,574
(p>0,05).
Tabel 5.10. Hubungan Tk. Penghasilan Keluarga Responden dengan Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II
Penghasilan
Rendah
Tinggi
(p<0,05)
Pemeriksaan pap
smear
Tidak
Ya
Total p (value) OR 95%CI
f
%
f
% f(50)
%
13 68,4
6 31,6 19 100 0,024
3,94 1,17-13,28
11 35,5 20 64,5 31 100
24 48,0 26 52,0 50
100
Tabel 5.10. menunjukkan bahwa proporsi tertinggi melakukan pemeriksaan pap
smear pada responden dengan kategori penghasilan keluarga tinggi (≥ Rp.1.104.000 per
bulan)
sebanyak 20 (64,5%), sedangkan responden
dengan tingkat penghasilan
keluarga kurang (< Rp. 1.104.00 per bulan) pernah melakukan pemeriksaan pap smear
yaitu sebanyak 6 (31,6%). Berdasarkan hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa tingkat
penghasilan keluarga berhubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan pap smear
dengan nilai P= 0,024 (p< 0,05).
61
Tabel 5.11. Hubungan Tingkat Pengetahuan Responden dengan Tindakan
Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas Sukawati II
Pemeriksaan pap
smear
Tidak
Ya
Total
Tk.
Pengetahuan f
%
f
% f(50)
Rendah
10 83,3
2 16,7
12 100
Tinggi
14 36,8 24 63,2
38 100
(p<0,05)
24 48,0 26 52,0 50 100
p (value) OR
95%CI
%
0,006 8,571 1,638-44,859
Tabel 5.11. menunjukkan bahwa proporsi tertinggi
responden pernah
melakukan pemeriksaan pap smear yaitu dengan kategori pengetahuan tinggi sebanyak
24 (63,2%) sedangkan responden dengan kategori pengetahuan kurang yang pernah
melakukan pemeriksaan pap smear sebanyak 2 (16,7%.) Hasil uji Chi-square
menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan secara kuat dengan pemeriksaan pap
smear dengan nilai P= 0,006 (p< 0,05).
Tabel 5.12. Hubungan Sikap Responden dengan Tindakan Pemeriksaan Pap
Smear di Puskesmas Sukawati II
Sikap
Kurang
Baik
(p<0,05)
Pemeriksaan pap
smear
tidak
Ya
Total p (value) OR 95%CI
f
%
f
% f(50)
%
12 85,7 2 14,3
14 100 0,001 12 2,306-62,456
12 33,3 24 66,7
36 100
24 48,0 26 52,0 50 100
Tabel 5.12. menunjukkan bahwa proporsi tertinggi melakukan pemeriksaan pap
smear pada responden adalah kategori sikap baik 24 (66,7%), sedangkan proporsi
terendah dengan kategori sikap kurang 2 (dua) 14,3%. Hasil uji dengan Chi-square
62
menunjukkan bahwa sikap berhubungan secara bermakna dengan pemeriksaan pap
smear (P=0,001)
5.4. Analisis Multivariat
Untuk
melihat
hubungan
karakteristik
(umur,
pendidikan,
pekerjaan,
penghasilan), pengetahuan dan sikap responden dengan tindakan pemeriksaan
pap
smear dilakukan uji regresi logistik.
Hasil uji regresi logistik variabel independen (umur, pendidikan, pekerjaan,
penghasilan), pengetahuan dan sikap responden dengan variabel dependen (tindakan
pemeriksaan pap smear) di Puskesmas Sukawati II dengan hasil yang dapat dilihat pada
tabel 5.13 berikut ini :
Tabel 5.13. Hasil Uji Regresi Logistik Karakteristik, Pengetahuan
dan Sikap
Responden Terhadap Tindakan Pemeriksaan Pap Smear di Puskesmas
Sukawati II Tahun 2012.
Karakteristik
P Value
OR
Pendidikan
Penghasilan
Pengetahuan
Sikap
0,417
0,527
0,999
0,003
3,462
0,474
0,000
12,000
Berdasarkan tabel 5.13.
95,0% C.I.for EXP(B)
Lower
Upper
0,173
69,270
0,047
4,795
0,000
0
2,306
62,456
dari hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa
variabel sikap memiliki nilai pvalue paling kecil yaitu p=0,003 (<p=0,05) dan OR
=12,000;
95%CI=2,306-62,456,sedangkan variabel lain seperti pendidikan nilai
p=0,417, penghasilan nilai p=0,527 dan pengetahuan nilai p=0,999 (p> 0,05).
63
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini hanya
variabel sikap yang berhubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan pap smear,
sedangkan variabel yang lain seperti pendidikan, penghasilan dan pengetahuan tidak
berhubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan pap smear.
64
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1. Hubungan Karakteristik Responden dengan Tindakan Pemeriksaan
Pap
Smear
6.1.1. Hubungan umur dengan tindakan pemeriksaan pap smear
Umur adalah lamanya hidup yang dilalui terhitung mulai saat dilahirkan
sampai saat dilakukan penelitian.
Umur responden pada penelitian ini paling
rendah 26 tahun dan paling tinggi 50 tahun. Rerata umur responden adalah < 35
tahun dan ≥ 35 tahun. Dari hasil tabulasi silang (Tabel 5.7) dapat diketahui bahwa
proporsi tertinggi melakukan pemeriksaan pap smear adalah kelompok umur ≥ 35
tahun sebanyak 16 orang (57,1%) sedangkan pada kelompok umur < 35 tahun
yang melakukan pap smear sebanyak 10 orang (45,5%).
Berdasarkan analisis bivariat dengan uji chi square menunjukkan bahwa
variabel umur tidak mempunyai hubungan bermakna dengan tindakan pemeriksaan
pap smear dengan p= 0,296 dimana nilai p > 0,05. Dapat disimpulkan bahwa
variabel umur tidak berhubungan dengan tindakan pemeriksaaan Pap Smear di
Puskesmas Sukawati II Tahun 2012.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Cut
Nurhazanah (2008), yang
menyatakan
bahwa
tidak
ada
hubungan
yang
bermakna antara kelompok umur dengan pemeriksaan pap smear (P= 0,92) dan
penelitian Darnindro dkk (2006) juga menyatakan tidak ada hubungan bermakna
antara umur dengan pemeriksaan Pap smear.
64
65
Umur bukan suatu patokan untuk melakukan pemeriksaan pap smear jika
bukan didasari oleh sikap dari responden sendiri, Selain itu juga disebabkan adanya
anggapan bahwa pemeriksaan pap smear tidak terlalu penting dilakukan, takut
menerima hasil pemeriksaan dan malu melakukan pemeriksaan (Darnindro dkk,
2006). Hal ini berbeda dengan teori menurut Nubeis Aids (1998) yang menyatakan
bahwa umur berpengaruh terhadap kemampuan untuk belajar menyesuaikan diri.
Hal ini dapat terjadi karena perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh umur seseorang,
tetapi dapat juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan sekitar dan kebiasaan seharihari yang dilakukan orang tersebut.
6.1.2. Hubungan tingkat pendidikan dengan tindakan pemeriksaan pap smear
Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan oleh
responden.
Dari hasil tabulasi silang (Tabel 5.8) proporsi tertinggi yang melakukan
pemeriksaan pap smear pada responden dengan tingkat pendidikan menengah
sebanyak 24 (63,2%) sedangkan responden yang melakukan pemeriksaan Pap
smear dengan tingkat pendidikan dasar sebanyak dua responden (16,7%).
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan chi square diketahui nilai P value =
0,006 dimana p<0,05, hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna
antara tingkat pendidikan dengan pemeriksaaan pap smear di Puskesmas Sukawati
II Tahun 2012. Namun setelah dilakukan uji statistik dengan regresi logistik ganda
(Tabel 5.13) didapatkan bahwa tingkat pendidikan tidak mempunyai hubungan
66
bermakna dengan tindakan pemeriksaan pap smear, dimana pValue =0,417 (p>0,05)
dengan OR = 3.462, dan 95%CI = 0,173-69,270.
Berdasarkan hasil uji regresi logistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa
tingkat pendidikan tidak mempengaruhi tindakan seseorang dalam pemeriksaan pap
smear. Seharusnya dengan meningkatnya tingkat pendidikan seseorang akan
membuat orang tersebut semakin peduli terhadap kesehatannya. Pendidikan yang
lebih tinggi tidak selalu menjamin tindakan yang lebih baik terhadap pemeriksaan
pap smear.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan pada
tidak berhubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan pap smear penelitian ini.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Darnindro dkk (2006)
di Rumah Susun Klender Jakarta tentang Pengetahuan Sikap Perilaku Wanita yang
Sudah Menikah Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan,
menyatakan bahwa pendidikan tidak mempunyai hubungan secara bermakna dengan
pap smear. Namun beberapa hasil penelitian lain justru memperoleh hasil yang
berbeda dengan penelitian ini, antara lain :
1.
penelitian yang dilakukan oleh Sakanti (2007) menyatakan bahwa
pendidikan mempunyai hubungan secara bermakna dengan perilaku pap
smear.
2.
Penelitian Jo dkk
(2003) menyatakan bahwa pendidikan memiliki
pengaruh positif terhadap masalah kesehatan, sehingga secara tidak
langsung berdampak pada perilaku kesehatan
67
3.
Penelitian
Nurhasanah
(2008)
menyatakan
bahwa
pendidikan
berpengaruh signifikan terhadap pemeriksaan pap smear.
Perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut disebabkan oleh perbedaan
kondisi masyarakat, seperti kondisi geografis, tingkat mobilisasi penduduk,
tingginya arus informasi yang diterima masyarakat serta karakteristik masyarakat
setempat.
Rendahnya
partisipasi
masyarakat
dalam
melakukan
tindakan
pemeriksaan pap smear di Indonesia banyak disebabkan oleh kurangnya tingkat
kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks serta informasi mengenai cara
pencegahan dan deteksi dininya (Octavia, 2009). Dari hasil penelitian ini dapat
disampaikan bahwa pendidikan tidak selalu berhubungan dengan tindakan
pemeriksaan pap smear, walaupun pendidikannya tinggi tidak selalu menjamin
perilaku yang lebih baik terhadap tindakan pemeriksaan pap smear, mengingat
banyak faktor lain yang mempengaruhi perubahan perilaku disamping faktor sosial
ekonomi, pengetahuan dan sikap juga dukungan dari suami dan keluarga/orang
terdekat serta norma agama dan adat istiadat yang diyakini.
6.1.3. Hubungan pekerjaan dengan tindakan pemeriksaan pap smear
Pekerjaan adalah aktivitas rutin yang dilakukan subjek penelitian diluar
maupun di dalam rumah yang menghasilkan imbalan materi atau uang.
Dari hasil analisis tabulasi silang (Tabel 5.9) dapat dilihat bahwa proporsi
tertinggi yang melakukan pemeriksaan pap smear pada responden adalah pada
kelompok responden yang bekerja sebanyak 18 orang (51,4%) sedangkan proporsi
68
terendah melakukan pemeriksaan pap smear pada resonden yaitu pada kelompok
yang tidak bekerja sebanyak 8 (delapan) orang (53,3%).
Dari hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa variabel pekerjaan tidak
mempunyai hubungan bermakna dengan pemeriksaan pap smear dimana p=
0,574 nilai p > 0,05. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Jamsiah di Selangor
Malaysia tahun 2009, uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pekerjaan
dengan pengetahuan mengenai pap smear dan kanker serviks.
Pada penelitian ini tingkat pemeriksaan pap smear lebih besar didapatkan
pada kelompok responden yang bekerja, dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini
bahwa pekerjaan tidak berhubungan dengan tindakan pemeriksaan pap smear.
Sejalan dengan penelitian Wirawan (2001) menyatakan bahwa responden yang
bekerja lebih banyak melakukan pemeriksaan pap smear daripada responden yang
tidak bekerja. Hasil penelitian ini sejalan juga dengan hasil penelitian yang
dilakukan Nurhazanah (2008) menyebutkan bahwa tidak ada hubungan yang
bermakna antara pekerjaan dengan pemeriksaan pap smear di Rumah Sakit Banda
Aceh.
Menurut Friedson dalam Wirawan (2001) mengemukakan bahwa sebelum
seseorang mencari pelayanan kesehatan, biasanya mencari nasehat terlebih dahulu
dari lingkungan terdekatnya, disini lingkungan pekerjaan memungkinkan mendapat
informasi tentang pap smear. Hal ini dapat terjadi karena kelompok responden
yang bekerja memperoleh informasi lebih banyak dari teman kerja, koran atau
majalah, media elektronik di tempat kerja seperti radio, televisi, internet maupun
seminar-seminar kesehatan di tempat kerja. Hal ini menunjukkan bahwa waktu
luang / kesempatan lebih banyak pada responden yang tidak bekerja tidak selalu
69
dimanfaatkan untuk melakukan pemeriksaan pap smear karena tidak semua
menganggap pap smear sebagai kebutuhan untuk menjaga kesehatan (MKI, 2007).
Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh pekerjaan, karena dapat juga dipengaruhi oleh tingginya arus
informasi yang diterima melalui media promosi kesehatan. Perilaku melakukan
tindakan pemeriksaan pap smear berhubungan dengan kesadaran dan keinginan
menjaga kesehatan kearah yang lebih baik. Salah satu faktor dalam predisposisi
individu (predisposing factor) yang menentukan perilaku dalam pemanfaatan
pelayanan kesehatan adalah kepercayaan tentang kesehatan (health belief) yang
terkait dengan aspek persepsi, sikap dan pengetahuan tentang penyakit dan
pelayanan kesehatan (Anderson, 1974).
6.1.4. Hubungan tingkat penghasilan dengan tindakan pemeriksaan pap smear
Penghasilan adalah pendapatan / upah rata-rata per bulan yang diperoleh oleh
keluarga responden dibandingkan beban keluarga responden dengan perhitungan
upah layak minimum. Tingkat pendapatan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi seseorang untuk melakukan tindakan, khususnya tindakan yang
berhubungan dengan kesehatan seseorang. Seseorang dapat bertindak terhadap obyek
demi pemenuhan kebutuhan hidupnya.
Tingkat penghasilan (income) seseorang
berhubungan kuat dengan pemenfaatan produk kesehatan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang (Tabel 5.10) menunjukkan bahwa proporsi
tertinggi responden melakukan pemeriksaan pap smear pada kelompok responden
70
dengan penghasilan keluarga ≥ Rp. 1.104.000,- per bulan
sebanyak 20 orang
(64,5%) sedangkan proporsi terendah responden melakukan tindakan pemeriksaan
pap smear adalah kelompok responden dengan penghasilan keluarga < Rp.
1.104.000,- per bulan sebanyak 6 (enam) orang (31,6%).
Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji chi-square didapatkan nilai P
value= 0,024
(p<0,05) menunjukkan bahwa variabel penghasilan mempunyai
hubungan bermakna dengan pemeriksaan pap smear. Namun setelah dilakukan
analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda (Tabel 5.13) diperoleh hasil bahwa
variabel penghasilan tidak berhubungan secara bermakna dengan pemeriksaan pap
smear dengan nilai Pvalue=0,527 (p>0,05) dan OR= 0,474dan 95%CI = 0,047-4,795.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penghasilan terbukti tidak
berhubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan pap smear. Tindakan pemeriksaan
pap smear tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh tingginya penghasilan, namun ada
faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi tindakan seseorang melakukan
pemeriksaan pap smear seperti : dukungan orang terdekat, pola hidup dimana
kesehatan bukan sebagai prioritas kebutuhannya, norma agama dan adat istiadat.
6.2. Pengetahuan dan Sikap Responden
6.2.1. Hubungan pengetahuan responden dengan tindakan pemeriksaan pap
smear
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian
71
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan langgeng daripada tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003).
Berdasarkan tabulasi silang (Tabel 5.11) menunjukkan bahwa proporsi
terbanyak melakukan pemeriksaan pap smear pada responden dengan tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 24 orang (63,2%), sedangkan paling sedikit
melakukan pemeriksaan pap smear adalah responden dengan tingkat pengetahuan
rendah sebanyak 2 (dua) orang (16,7%,).
Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa variabel pengetahuan mempunyai
hubungan bermakna dengan pemeriksaan pap smear dengan Pvalue=0,006 (p<0,05).
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik ganda (Tabel
5.13) diperoleh hasil bahwa variabel pengetahuan tidak berhubungan secara
bermakna dengan pemeriksaan pap smear, dimana P value 0,999 (p>0,05). Dengan
hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tidak memiliki hubungan kuat
dengan tindakan pemeriksaan pap smear pada penelitian ini.
Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Moegni (2005) di poliklinik RSUP CM Jakarta, dengan hasil yang diperoleh hanya
2,9% responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai pemeriksaan pap smear
sedangkan responden yang memiliki pengetahuan cukup sebesar 21,6% dan yang
berpengetahuan kurang sebesar 75,5%.
72
Berbeda juga dengan hasil penelitian Octavia (2009) menyatakan bahwa
5,5% ibu di Kelurahan Petisah Tengah memiliki pengetahuan yang baik mengenai
pap smear, sedangkan ibu yang berpengetahuan sedang mengenai pap smear
terdapat sebesar 62,7% dan selebihnya berpengetahuan kurang, yaitu sebesar 31,8%
Perbedaan berbagai hasil penelitian tersebut mungkin disebabkan oleh
perbedaan kondisi masyarakat, seperti tingginya arus informasi diterima masyarakat
setempat, pola hidup masyarakat, kondisi geografis serta perbedaan karakteristik
penduduk. Rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya
pemeriksaan Pap smear di Indonesia banyak disebabkan oleh kurangnya tingkat
kewaspadaan masyarakat terhadap kanker serviks serta informasi mengenai cara
pencegahan dan deteksi dininya.
6.2.2. Hubungan sikap responden dengan tindakan pemeriksaan pap smear
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap suatu obyek, memihak /
tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi),
pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu
aspek di lingkungan sekitarnya.
Berdasarkan hasil tabulasi silang (Tabel 5.12) menunjukkan bahwa proporsi
yang melakukan pemeriksaan pap smear dengan sikap baik sebesar 24 orang
(66,7%) sedangkan proporsi yang melakukan pemeriksaan pap smear dengan Sikap
kurang
sebanyak 2 orang (14,3%). Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa
variabel sikap berhubungan secara bermakna dengan pemeriksaan pap smear di
Puskesmas Sukawati II dengan P value = 0,001 (p<0,05).
73
Hasil analisis statistik dengan uji regresi logistik (Tabel 5.13) juga
menunjukkan bahwa variabel sikap berhubungan secara bermakna (kuat) dengan
pemeriksaan pap smear dengan P value 0,003 (p<0,05) dan OR = 12, 95%CI =
2,306-62,456.
Hal tersebut dapat terjadi karena sikap menyebabkan manusia bertindak
secara khas terhadap obyek-obyeknya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Yuniasih (2012) di Puskesmas Kuta Utara yaitu sikap usia subur sangat
mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan pap smear. Sejalan pula dengan penelitian
yang dilakukan Darnindro (2006) di Jakarta bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap responden dengan pemeriksaan pap smear.
Sikap sangat menentukan seseorang ke arah lebih baik. Upaya yang dapat
dilakukan
untuk
pemberdayaan
membentuk
tenaga
kesehatan
sikap
untuk
tersebut dapat diwujudkan melalui
memberikan
pemahaman
tentang
pentinggnya pemeriksaan pap smear kepada masyarakat secara berkala. Sikap
positif akan memunculkan perilaku wanita pasangan usia subur (PUS) yang baik
untuk melakukan pemeriksaan pap smear.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sikap memiliki
hubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan pap smear di Puskesmas Sukawati II
6.3. Variabel Paling Dominan Berhubungan dengan Pemeriksaaan Pap Smear
Hasil yang diperoleh dari analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda
(Tabel 5.13) menunjukkan bahwa hanya variabel sikap berhubungan kuat dengan
74
tindakan pemeriksaan pap smear dengan nilai p value = 0,003, nilai OR sebesar 12,00
dan CI95% 2,306-62,456 di Puskesmas Sukawati II, dari empat variabel (pendidikan,
penghasilan, pengetahuan dan sikap) yang berhubungan secara bermakna dengan hasil
uji Chi-square di Puskesmas Sukawati II tahun 2012. Sedangkan tiga variabel lainnya
seperti pendidikan dengan Pvalue = 0,417 (OR=3,462 dengan CI95% 0,173—69,270),
penghasilan P value 0,527 (OR=0,527 dengan CI95% 0,474-4,795) dan pengetahuan P
value 0,999 (OR=0 dan
CI95% 0) tidak berhubungan secara bermakna dengan
pemeriksaan pap smear pada penelitian ini.
Manusia tidak dilahirkan dengan sikap pandangan ataupun perasaan tertentu,
tetapi sikap tadi dibentuk sepanjang perkembangannya. Adanya sikap akan
menyebabkan manusia bertindak secara khas terhadap obyek-obyeknya. Dengan kata
lain sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana seseorang memberikan
reaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Sebelum orang mendapat informasi
atau melihat obyek itu, tidak mungkin terbentuk sikap. Meskipun dikatakan mendahului
tindakan, sikap belum tentu merupakan tindakan aktif tetapi merupakan predisposisi
(mempermudah) untuk bertindak terhadap obyek tertentu mencakup komponen kognisi,
afeksi dan konasi.
Menurut Notoadmodjo (2003) menyatakan bahwa suatu sikap belum otomatis
terwujud dalam bentuk praktek. Untuk terwujudnya sikap agar menjadi suatu perbuatan
yang nyata (praktik) diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan.
Berdasarkan uraian beberapa teori diatas, adanya hubungan antara sikap dengan
tindakan pemeriksaan pap smear disebabkan karena responden telah mendapatkan
penguatan
salah
satunya
berupa
dukungan
moral/emosional
yang diberikan
75
pasangannya sehingga responden bersikap mendukung / positif terhadap pemeriksaan
pap smear.
6.4.
Keterbatasan Penelitian
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara
langsung kepada responden menggunakan kuesioner. Selama proses pengumpulan data
ada beberapa kendala yang dialami oleh peneliti, antara lain : pengumpulan data hanya
dilakukan di puskesmas dan puskesmas pembantu sehingga hanya responden yang
berkunjung ke puskesmas / pustu sebagai responden pada penelitian ini, sedangkan ga
tempat pelayanan swasta di wilayah kerja Puskesmas Sukawati II sangat banyak seperti
rumah sakit dan klinik swasta begitu juga bidan dan dokter praktek swasta sehingga
tidak memungkinkan di jadikan responden oleh karena keterbatasan waktu dan tenaga.
Selain itu mata pencaharian penduduk wilayah kerja Puskesmas Sukawati II mayoritas
pengrajin dan wiraswasta sehingga mereka banyak memanfaatkan pelayanan swasta
dengan jadwal praktek sore, oleh karena waktu kerja mereka berbenturan dengan jam
pelayanan puskesmas yang terbatas yaitu hanya sampai pukul 13.45 wita.
76
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian yang
dilakukan pada 50 responden (wanita pasangan usia subur) di wilayah kerja Puskesmas
Sukawati II Tahun 2012, dapat disimpulkan bahwa :
a. Variabel yang tidak terbukti memiliki hubungan
kuat
dengan tindakan
pemeriksaan pap smear di Puskesmas Sukawati II adalah umur, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan pengetahuan
b. Variabel yang terbukti memiliki hubungan kuat dengan tindakan pemeriksaan
pap smear dan juga merupakan variabel paling dominan berhubungan dengan
tindakan pemeriksaan pap smear di Puskesmas Sukawati II adalah sikap
7.2. Saran
Berdasarkan simpulan diatas ada beberapa saran dan masukan yang dapat
dijadikan pertimbangan dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Sukawati II antara lain :
1. Kepada Kepala Puskesmas Sukawati II perlu dilakukan upaya teknik
komunikasi terkini dalam rangka meningkatkan sikap positif masyarakat
terhadap deteksi dini kanker serviks dengan pap smear dengan cara
penyampaian pesan melalui pembentukan kader peduli kanker tingkat posyandu,
penyampaian testimoni dari penderita pada acara PKK maupun posyandu, pentas
76
77
seni seperti : bebondresan, wayang kulit Cenk Blonk dengan mengadakan
koordinasi lintas sektoral dan lintas program sehingga pesan yang disampikan
lebih menarik dan mampu meningkatkan cakupan pap smear.
2. Kepada petugas puskesmas agar melibatkan orang terdekat dari wanita usia
subur (suami atau anggota keluarga lain), tokoh masyarakat dan tokoh agama
pada saat memberikan informasi tentang
pap smear dan kanker serviks
(dukungan dari orang terdekat maupun tokoh yang dipercaya akan mampu
meningkatkan sikap dan perilaku untuk pap smear).
3. Kepada peneliti selanjutnya agar lebih mengembangkan variabel penelitian serta
kajian yang lebih luas tentang pap smear.
78
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2003, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi revisi
VI, Jakarta, Rineke Cipta.
Aziz. 2006, Sistem Informasi Geografis: Berbasis Desktop dan Web. Yogyakarta,
Penerbit Gava Media.
Aziz, M.F. dkk. 2007, Program Pencegahan Kanker Serviks See and Treat.
Jakarta, Buku Panduan Peserta: Female cancer Programme Laiden kerjasama dengan
Fakultas Kedokteran di Indonesia.
Azwar, S. 2004, Penyusunan Skala Psikologi. Jogjakarta, Pustaka Belajar.
Azwar, S. 2007, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Jogjakarta, Pustaka
Belajar.
Bakheit dan Haroon. 2001, The Knowledge, Attitude and Practise of Pap Smear
Among Local School Teachersin The Sarjah Distric. United Arab Emmirates Ministry
of Health, Middle East Journal of Family Medicine Vol. 4.
Bustan, M.N. 2000, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta, PT. Rineka
Cipta.
Candraningsih. (2011).‖ Hubungan Tingkat Pengetahuan WUS tentang Kanker
Serviks dengan Praktik Deteksi Dini Kanker Serviks di BPS IS Manyaran Semarang.‖.
from: http://ejournal. .ac.id ilmukeperawatan/search ( 2012, Maret 13)
Denim, Sudarman. 2004, Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.
Jakarta, Penerbit Rineka Cipta.
Darnindro, Nikko, dkk. 2006, Pengetahuan Sikap Perilaku Perempuanyang
Sudah Menikah Mengenai Pap Smear dan Faktor-Faktor yang Berhubungan Di Rumah
Susun Klender Jakarta 2006. Jakarta,FKUI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1999, Kesehatan Reproduksi.
Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002, Pelayanan Terpoadu
Kesehatan Reproduksi di Puskesmas. Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007, Pusat Promosi Kesehatan.
Jakarta – Indonesia: [email protected]
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008, Profil Kesehatan Indonesia.
Jakarta, Pusat Data Kesehatan.
79
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2005, Penanggulangan Kanker
Serviks Dengan Vaksin HPV. http://www.depkes.go.id/index.php
Diananda, Rama. 2008, Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta : Katahati.
Gammara, CD dkk. 2004‖ Knowledge, Attitudes and Practice Related to
Papanicolaou Smears Test Among Argentina” Brasil, Journal University, Federal of
Rio de Janairo.
Gaspers, V. 1991, Teknik Penarikan Contoh untuk Penelitian Survey. Bandung, Tarsito.
Hacker, Moore. 2001, Essensial Obstetri dan Ginekologi. edisi 2, Jakarta.
Hasibuan, M. 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia. edisi revisi, Jakarta.
Heri, Purwanto. 1998, Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta,
EGC.
Hidayat, A. 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta, Salemba Medika.
Lemeshow, S. Dkk. 1994, Besar Sampel pada Penelitian Kesehatan. Yogyakarta,
UGM Press.
Machfoedz, I. 2008, Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan.
Yogyakarta, Citramaya
MKI. 2007, Pengetahuan, sikap, perilaku perempuan yang sudah menikah
mengenai pap smear dan faktor- faktor yang berhubungandi rumah susun Klender,
Jakarta.
Manuaba. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta, Arcan.
Moekijat. 2002, Dasar-dasar Motivasi. Bandung, CV. Pioner Jaya.
Noor. 2000, Epidemilogi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas.
Notoatmodjo, S. 2002, Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar.
Jakarta, PT. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2003, Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2005, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta
Notoatmodjo, S. 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta, Rineka Cipta.
80
Notoatmodjo, S. 2007, Promosi Kesehatan dan Perilaku. Jakarta, Rineka Cipta.
Nurcahyo, Jalu. 2010, Awas Bahaya Kanker Rahim dan Kanker Payudara.
Yogyakarta, Wahana Totalita Publisher.
Nurhasanah. 2008. Pengaruh Karakteristik dan Perilaku Pasangan Usia Subur
(PUS) terhadap Pemeriksaan Pap smear di RSUZA Banda Aceh. Medan, USU
Nursalam. 2003, Konsep dan Penerapan Metodelogi
Keperawatan. Jakarta, Rineka Cipta
Penelitian Ilmu
Oakley, Peter, dkk. 1998, The Practice of Participation in Rural Development.
Ganevallo, Projects With People.
Octavia, C. 2009, Gambaran Pengetahuan Ibu mengenai Pemeriksaan Pap
Smear di Kelurahan Petisah Tengah Tahun 2009. Skripsi , Medan, FK USU.
Purnomo, Heru. 2009, Penyakit Yang Paling Mematikan. Jakarta, Buana Pustaka.
Purwanto, H. 1999, Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta, EGC.
Rahmadhan, S. 2007,― Awas Kanker Leher Rahim,― From http: // www.
Wikiwu.Com (Retrieved Jumat. 04-05-2007)
Ramli. 2002, Deteksi Dini Kanker. Jakarta, FKUI.
Riono, Y. 2009, Kanker Leher Rahim. All Rights Reserved.
Saifudin, A. 2005, Sikap Manusia. Yogyakarta, Pustaka Belajar.
Sakanti, A. 2007,‖ Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku
Pemeriksaan Pap Smear pada Wanita Usia Subur di Puskesmas Kecamatan Makasar
Tahun 2007,‖ Skripsi, Jakarta, FKM UI.
Samadi, Heru .P. 2010, Kanker Serviks. Jakarta, PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Sarjadi. 1995, Kanker Alat Reproduksi Wanita. Jakarta, EGC.
Sastroasmoro, S. 2008, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : CV.
Sagung Seto.
Soekimin. 2009, Prevalensi Stadium Kanker Serviks yang Tersering pada Wanita
di RSUP H. Adam Malik pada Tahun 2009. Medan, USU.
Steverson. 2001. Deteksi Dini Kanker Serviks atau Kanker Leher Rahim Sangat
Penting. http://dokter.indo.net.id/serviks.html
Sugiyono, D. R. 2007, Statistik Untuk Penelitin. Bandung, CV. Alfabeta.
81
Sukaca, E. Bertiani. 2009, Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks (Leher
Rahim). Yogyakarta, Genius Printika.
Sunaryo. 2004, Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta, EGC.
Suwiyoga. 2009,‖ Beberapa Masalah Pap Smear Sebagai Alat Deteksi Dini
Kanker Serviks di Indonesia,‖ from http://ejournal unud.ac.id /abstrak/ pap/pdf (Maret
2012)
Tambunan. 1991, Seks Usia Dini Pencetus Kanker Serviks. Jakarta.
Tapan, 2005, Kanker Serviks Pembunuh Nomor Satu di Indonesia. Jakarta,
Rineka Cipta.
Verralls,S. 2003, Anatomi dan Fisiologi Terapan dalam Ilmu Kebidanan. Edisi
3, Jakarta
Wallboomers, J.M.M, dkk. 1999, Human Papilomavirus is a necessary cause of
invasive cervicak kancer.
Wijaya & Delia. 2010, ― Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker Serviks,‖ Sinar Kejora
, Yogyakarta Universitas .
Wilopo, S. A. 2010, Kesehatan Perempuan Prioritas Agenda Pembangunan
Kesehatan di Abad ke 21. Yogyakarta, Pusat Kesehatan Reproduksi
Yuliatin, S. 2010, Cegah dan Tangkal Ca. Serviks. Surabaya, Java Pustaka Group.
Zadjuli, S. I. 1991, Kebutuhan Fisik Minimum dan Upah Minimum bagi pekerja.
Surabaya, Hiperkes Universitas Airlangga.
82
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN
Dengan hormat,
Saya yang bernama Ni Ketut Martini / NIM 109216118 adalah mahasiswa
Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Universitas Udayana. Saat ini saya sedang
mengadakan penelitian dengan judul ―Hubungan Karakteristik, Pengetahuan dan Sikap
Wanita Pasangan Usia Subur dengan Tindakan Pemeriksaan Pap Smear. Penelitian ini
dilakukan sebagai salah satu kegiatan tugas akhir proses perkuliahan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik,
pengetahuan dan sikap wanita pasangan usia subur dengan tindakan pemeriksaan pap
smear di puskesmas Sukawati II. Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan
Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan apa adanya. Jika Ibu bersedia silahkan
menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Ibu.
Identitas Ibu sebagai partisian akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan
hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Saya berharap Ibu bersedia mengikuti
penelitian ini. Bila terdapat hal yang kurang dipahami, Ibu dapat bertanya langsung
kepada peneliti. Atas perhatian dan kesediaan Ibu menjadi partisipan dalam penelitian
ini, saya ucapkan terima kasih.
Denpasar, September 2012
Partisipan Peneliti
(Ni Ketut Martini)
83
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA
PASANAGAN USIA SUBUR DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN
PAP SMEAR DI PUSKESMAS SUKAWATI II
Nomor Responden
:
Nama Responden
:
Tanggal Wawancara :
Petunjuk
:
1. Jawablah pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti saat wawancara
2. Pertanyaan ini hanya untuk kepentingan penelitian
I.
KARAKTERISTIK WANITA PASANGAN USIA SUBUR
a. Umur
: ________Tahun
b. Pendidikan
: 1. Tamat Sekolah Dasar / Sederajat
2. Tamat SLTP / Sederajat
3. Tamat SLTA / Sederajat
4. Tamat Diploma
5. Tamat Perguruan Tinggi
c. Pekerjaan
: 1. PNS / POLWAN
2. Wiraswasta / Pegawai Swasta/Pedagang
3. Petani / Buruh
4. Ibu Rumah Tangga (tidak ada kerja sampingan)
d. Penghasilan :
Jumlah total pendapatan keluarga wanita PUS sebulan
:
1. Suami
Rp.________________
2. Istri
Rp.________________
3. Anggota keluarga yang lain
Rp.________________
84
II. PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA PASANGAN USIA SUBUR
B. Pengetahuan
1.
Menurut saudari apa yang dimaksud dengan pap smear
a. Suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim
dengan menggunakan mikroskop
b. Suatu pemeriksaan kesehatan wanita sebelum menikah
2.
Menurut saudari berapa usia seorang wanita wajib melakukan
pemeriksaan pap smear
a. Usia dibawah 35 tahun
b. Usia diatas 35 tahun
3.
Menurut saudari kapan seorang wanita harus melakukan pemeriksaan pap
smear
a. Jika sudah pernah melakukan hubungan intim
b. Jika sudah dewasa dan hendak menikah
4.
Seorang wanita yang akan melakukan pemeriksaan pap smear, dua hari
sebelumnya tidak boleh melakukan hubungan intim
a. Benar
b. Salah
5.
Wanita yang banyak anak (sering melahirkan) wajib melakukan pemeriksaan
pap smear
a. Benar
b. Salah
6.
Seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal lebih dari 5 tahun
juga wajib melakukan pemeriksaan pap smear
a. Benar
b. Salah
7.
Seorang wanita wajib melakukan pemeriksaan pap smear minimal satu kali
85
seumur hidup
a. Benar
b. Salah
8.
Sebaiknya memperoleh informasi tentang pemeriksaan pap smear langsung
dari petugas kesehatan atau dokter kandungan
a. Benar
b. Salah
9.
Tenaga kesehatan yang cocok / layak melakukan pemeriksaan pap
smear adalah dokter kandungan dan bidan saja
a. Benar
b. Salah
10. Manfaat dari pemeriksaan pap smear adalah dapat mendeteksi secara
dini kanker leher rahim
a. Benar
b. Salah
11. Biaya dari pemeriksaan pap smear sangat murah dan mudah
dilakukan dan aman serta hasil akurat
a. Benar
b. Salah
12. Pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan di rumah sakit,
puskesmas, klinik swasta serta bidan / dokter praktek swasta
a. Benar
b. Salah
C. SIKAP
1.
Pap smear adalah suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher
rahim dengan menggunakan mikroskop
a. Setuju
b. Tidak setuju
86
2.
Usia seorang wanita wajib melakukan pemeriksaan pap smear adalah di bawah
35 tahun
a. Setuju
b. Tidak setuju
3.
Seorang wanita harus melakukan pemeriksaan pap smear jika sudah
melakukan hubungan intim secara aktif
a. Setuju
b. Tidak setuju
4.
Seorang wanita yang akan melakukan pemeriksaan pap smear, dua
hari sebelumnya tidak boleh melakukan hubungan intim
5.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
Wanita yang banyak anak (sering melahirkan) wajib melakukan
pemeriksaan pap smear
6.
a.
Setuju
b.
Tidak setuju
Seorang wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal lebih dari
5 tahun juga wajib melakukan pemeriksaan pap smear
a.
Setuju
b. Tidak setuju
7.
Seorang wanita wajib melakukan pemeriksaan pap smear minimal
satu kali seumur hidup
a. Setuju
b. Tidak setuju
8.
Sebaiknya memperoleh informasi tentang pemeriksaan pap smear
langsung dari petugas kesehtan atau dokter kandungan
a. Setuju
b. Tidak setuju
87
9.
Tenaga kesehatan yang cocok / layak melakukan pemeriksaan pap
smear adalah dokter kandungan dan bidan saja
a. Setuju
b.
10.
Tidak setuju
Manfaat dari pemeriksaan pap smear adalah dapat mendeteksi secara dini
kanker leher rahim
a. Setuju
b. Tidak setuju
11.
Biaya dari pemeriksaan pap smear sangat murah dan mudah
dilakukan serta aman hasil akurat
a. Setuju
b. Tidak setuju
12.
Pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan di rumah sakit, puskesmas, klinik
swasta serta bidan / dokter praktek swasta
a. Setuju
b. Tidak setuju
III. PEMERIKSAAN PAP SMEAR
1. Apakah saudari pernah melakukan pemeriksaan pap smear ?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Jika pernah berapa kali melakukan pemeriksaan pap smear sampai saat ini
?_______kali
3. Jika saudari melakukan lebih dari satu kali, berapa lama jarak antara
pemeriksaan pertama dengan pemeriksaan selanjutnya ?________tahun
4. Catatan : pertanyaan nomor 2 dan 3 hanya digunakan untuk membantu
pembahasan dan tidak dimasukkan dalam analisis kuantitatif atau uji statistik.
88
Lampiran 3
MASTER TABEL
Karakteristik
Pengetahuan
Sikap
Papsmear
Pernah
Tidak pernah
4
5
6
7
8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
33
2
2
4
3
3
1
1
1
1
1
1
4
4
2
4
4
3
4
4
2
2
4
3
4
4
4
2
4
1
1
4
1
4
1
1
1
1
1
4
4
4
4
1
4
4
4
4
4
4
4
1,5
2
1
0,5
1
6
7
3
4
5
3
8
1
3
1
1
1
1,5
1,5
1
1,5
1
1
1
0,8
0,8
2,5
2
2,5
2,5
0,8
4
0,5
3,5
4
6
4
4
0,8
1,5
5
0,5
5
2
0,8
1,5
3,5
0,7
1,5
3,5
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
0
0
0
0
0
0
0
3
4
5
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9 10 11 12
1
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9
11
9
5
5
11
10
6
7
9
10
5
9
11
9
3
9
9
5
5
7
5
7
10
6
7
9
10
5
9
11
9
3
9
9
5
5
7
5
7
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
3
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
0
0
1
1
0
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
0
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
1
0
0
0
0
0
0
0
5
0
1
1
0
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
1
1
0
1
0
0
1
1
0
1
1
0
1
1
1
0
0
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
6
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7
0
1
1
0
0
1
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
8
1
1
1
0
0
1
1
0
1
1
1
0
1
0
1
0
1
1
0
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
1
1
1
0
0
0
0
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
9 10 11 12
1
1
1
0
1
1
1
0
0
1
1
0
1
0
1
1
1
1
0
0
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
1
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
0
1
1
1
1
0
1
0
1
0
0
1
0
0
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
1
1
1
1
0
1
0
0
1
0
1
0
1
1
1
0
0
1
1
1
1
0
0
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Jumlah
3
SMA
SMA
SMA
SMA
SD
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SD
SMA
SMA
SMA
SD
SMA
SMA
SD
SD
SMA
SD
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SD
SMA
SMA
SMA
SD
SMA
SD
SD
SD
SMA
SD
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
SMA
2
Jumlah
Pekerjaan
Penghasilan(juta)
2
38
40
39
45
50
43
34
46
39
42
28
38
31
29
46
45
34
36
26
29
31
34
41
26
34
33
38
38
28
29
35
47
40
45
29
34
26
32
42
41
28
33
34
41
46
36
44
48
26
32
Umur
Pendidikan
No. Responden
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
1
9
11
9
5
5
11
10
5
7
9
10
5
9
2
9
3
9
9
5
5
7
5
7
6
6
7
9
10
5
9
11
9
3
5
5
5
5
7
5
8
8
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
89
Lampiran 4
Crosstabs
Case Processing Summary
N
Pengetahuan *
Pemeriksaan
Sikap * Pemeriksaan
Umur * Pemeriksaan
Pendidikan *
Pemeriksaan
Pekerjaan * Pemeriksaan
Penghasilan *
Pemeriksaan
Valid
Percent
Cases
Missing
N
Percent
Total
N
Percent
50
100,0%
0
,0%
50
100,0%
50
50
100,0%
100,0%
0
0
,0%
,0%
50
50
100,0%
100,0%
50
100,0%
0
,0%
50
100,0%
50
100,0%
0
,0%
50
100,0%
50
100,0%
0
,0%
50
100,0%
Pengetahuan * Pemeriksaan
Crosstab
Pengetahuan
Rendah
tinggi
Total
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Count
Expected Count
% within Pengetahuan
Pemeriksaan
Tidak
Ya
10
2
5,8
6,2
83,3%
16,7%
14
24
18,2
19,8
36,8%
63,2%
24
26
24,0
26,0
48,0%
52,0%
Total
12
12,0
100,0%
38
38,0
100,0%
50
50,0
100,0%
90
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
7,898b
6,145
8,405
df
1
1
1
7,740
Asymp. Sig.
(2-sided)
,005
,013
,004
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,007
,006
,005
50
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,76.
Symmetric Measures
Interval by Interval
Ordinal by Ordinal
N of Valid Cases
Pearson's R
Spearman Correlation
Value
,397
,397
50
Asymp.
a
Std. Error
,119
,119
b
Approx. T
3,001
3,001
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Pengetahuan
(Rendah / tinggi)
For cohort
Pemeriksaan = Tidak
For cohort
Pemeriksaan = Ya
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
8,571
1,638
44,859
2,262
1,390
3,682
,264
,073
,957
50
Approx. Sig.
,004c
,004c
91
Sikap * Pemeriksaan
Crosstab
Sikap
Kurang
Baik
Total
Pemeriksaan
Tidak
Ya
12
2
6,7
7,3
85,7%
14,3%
12
24
17,3
18,7
33,3%
66,7%
24
26
24,0
26,0
48,0%
52,0%
Count
Expected Count
% within Sikap
Count
Expected Count
% within Sikap
Count
Expected Count
% within Sikap
Total
14
14,0
100,0%
36
36,0
100,0%
50
50,0
100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
11,081b
9,081
11,922
10,859
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,001
,003
,001
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,001
,001
,001
50
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
6,72.
Symmetric Measures
Interval by Interval
Ordinal by Ordinal
N of Valid Cases
Pearson's R
Spearman Correlation
Value
,471
,471
50
Asymp.
a
Std. Error
,115
,115
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
b
Approx. T
3,697
3,697
Approx. Sig.
,001c
,001c
92
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for Sikap
(Kurang / Baik)
For cohort
Pemeriksaan = Tidak
For cohort
Pemeriksaan = Ya
N of Valid Cases
12,000
2,306
62,456
2,571
1,546
4,278
,214
,058
,789
50
Umur * Pemeriksaan
Crosstab
Umur
Tidak Beresiko
Beresiko
Total
Count
Expected Count
% within Umur
Count
Expected Count
% within Umur
Count
Expected Count
% within Umur
Pemeriksaan
Tidak
Ya
12
10
10,6
11,4
54,5%
45,5%
12
16
13,4
14,6
42,9%
57,1%
24
26
24,0
26,0
48,0%
52,0%
Total
22
22,0
100,0%
28
28,0
100,0%
50
50,0
100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
,674b
,287
,675
,661
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,412
,592
,411
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,569
,296
,416
50
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
10,56.
93
Symmetric Measures
Interval by Interval
Ordinal by Ordinal
N of Valid Cases
Pearson's R
Spearman Correlation
Value
,116
,116
50
Asymp.
a
Std. Error
,141
,141
b
Approx. T
,810
,810
Approx. Sig.
,422c
,422c
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Umur
(Tidak Beresiko /
Beresiko)
For cohort
Pemeriksaan = Tidak
For cohort
Pemeriksaan = Ya
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
1,600
,520
4,926
1,273
,718
2,257
,795
,455
1,391
50
Pendidikan * Pemeriksaan
Crosstab
Pendidikan
Dasar
Menengah
Total
Count
Expected Count
% within Pendidikan
Count
Expected Count
% within Pendidikan
Count
Expected Count
% within Pendidikan
Pemeriksaan
Tidak
Ya
10
2
5,8
6,2
83,3%
16,7%
14
24
18,2
19,8
36,8%
63,2%
24
26
24,0
26,0
48,0%
52,0%
Total
12
12,0
100,0%
38
38,0
100,0%
50
50,0
100,0%
94
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
7,898b
6,145
8,405
df
1
1
1
7,740
Asymp. Sig.
(2-sided)
,005
,013
,004
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,007
,006
,005
50
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5,76.
Symmetric Measures
Interval by Interval
Ordinal by Ordinal
N of Valid Cases
Pearson's R
Spearman Correlation
Value
,397
,397
50
Asymp.
a
Std. Error
,119
,119
b
Approx. T
3,001
3,001
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Pendidikan (Dasar /
Menengah)
For cohort
Pemeriksaan = Tidak
For cohort
Pemeriksaan = Ya
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
8,571
1,638
44,859
2,262
1,390
3,682
,264
,073
,957
50
Approx. Sig.
,004c
,004c
95
Pekerjaan * Pemeriksaan
Crosstab
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Bekerja
Total
Pemeriksaan
Tidak
Ya
7
8
7,2
7,8
46,7%
53,3%
17
18
16,8
18,2
48,6%
51,4%
24
26
24,0
26,0
48,0%
52,0%
Count
Expected Count
% within Pekerjaan
Count
Expected Count
% within Pekerjaan
Count
Expected Count
% within Pekerjaan
Total
15
15,0
100,0%
35
35,0
100,0%
50
50,0
100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
,015b
,000
,015
,015
df
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,902
1,000
,902
1
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
1,000
,574
,903
50
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
7,20.
Symmetric Measures
Interval by Interval
Ordinal by Ordinal
N of Valid Cases
Pearson's R
Spearman Correlation
Value
-,017
-,017
50
Asymp.
a
Std. Error
,141
,141
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
b
Approx. T
-,121
-,121
Approx. Sig.
,904c
,904c
96
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
Value
Odds Ratio for Pekerjaan
(Tidak Bekerja / Bekerja)
For cohort Pemeriksaan =
Tidak
For cohort Pemeriksaan =
Ya
N of Valid Cases
,926
,276
3,112
,961
,507
1,821
1,037
,585
1,838
50
Penghasilan * Pemeriksaan
Crosstab
Penghasilan
< 1 Juta
>= 1 Juta
Total
Pemeriksaan
Tidak
Ya
13
6
9,1
9,9
68,4%
31,6%
11
20
14,9
16,1
35,5%
64,5%
24
26
24,0
26,0
48,0%
52,0%
Count
Expected Count
% within Penghasilan
Count
Expected Count
% within Penghasilan
Count
Expected Count
% within Penghasilan
Total
19
19,0
100,0%
31
31,0
100,0%
50
50,0
100,0%
Chi-Square Tests
Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases
Value
5,120b
3,885
5,212
5,018
df
1
1
1
1
Asymp. Sig.
(2-sided)
,024
,049
,022
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
,040
,024
,025
50
a. Computed only for a 2x2 table
b. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
9,12.
97
Symmetric Measures
Interval by Interval
Ordinal by Ordinal
N of Valid Cases
Value
,320
,320
50
Pearson's R
Spearman Correlation
Asymp.
a
Std. Error
,134
,134
b
Approx. T
2,340
2,340
Approx. Sig.
,023c
,023c
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for
Penghasilan (< 1
Juta / >= 1 Juta)
For cohort
Pemeriksaan = Tidak
For cohort
Pemeriksaan = Ya
N of Valid Cases
95% Confidence
Interval
Lower
Upper
3,939
1,168
13,281
1,928
1,097
3,391
,489
,240
,997
50
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Cases
Selected Cases
a
N
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total
50
0
50
0
50
Percent
100,0
,0
100,0
,0
100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total
number of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value
1,00
2,00
Internal Value
0
1
98
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Predicted
Step 0
Observed
Pemeriksaan.Reg
Pemeriksaan.Reg
1,00
2,00
0
24
0
26
1,00
2,00
Overall Percentage
Percentage
Correct
,0
100,0
52,0
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step 0
Constant
B
,080
S.E.
,283
Wald
,080
df
Sig.
,777
1
Exp(B)
1,083
Variables not in the Equation
Step
0
Variables
Overall Statistics
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Penghasilan
Score
7,898
11,081
7,898
5,120
12,172
df
1
1
1
1
4
Sig.
,005
,001
,005
,024
,016
99
Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)
Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1
Step 2a
Step 3a
Step 4a
Step
Block
Model
Step
Block
Model
Step
Block
Model
Step
Block
Model
Chi-square
13,681
13,681
13,681
-,446
13,235
13,235
-,643
12,592
12,592
-,670
11,922
11,922
df
4
4
4
1
3
3
1
2
2
1
1
1
Sig.
,008
,008
,008
,504
,004
,004
,423
,002
,002
,413
,001
,001
a. A negative Chi-squares value indicates that the
Chi-squares value has decreased from the
previous step.
Model Summary
Step
1
2
3
4
-2 Log
Cox & Snell
likelihood
R Square
55,553a
,239
55,999a
,233
a
56,642
,223
57,312b
,212
Nagelkerke
R Square
,319
,310
,297
,283
a. Estimation terminated at iteration number 20
because maximum iterations has been reached.
Final solution cannot be found.
b. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.
100
Classification Tablea
Predicted
Step 1
Observed
Pemeriksaan.Reg
Step 2
Overall Percentage
Pemeriksaan.Reg
Step 3
Overall Percentage
Pemeriksaan.Reg
Step 4
Overall Percentage
Pemeriksaan.Reg
Pemeriksaan.Reg
1,00
2,00
13
11
2
24
1,00
2,00
1,00
2,00
13
2
11
24
1,00
2,00
12
2
12
24
1,00
2,00
12
2
12
24
Overall Percentage
Percentage
Correct
54,2
92,3
74,0
54,2
92,3
74,0
50,0
92,3
72,0
50,0
92,3
72,0
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Step
a
1
Step
a
2
Step
a
3
Step
a
4
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Penghasilan
Constant
Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Constant
Pengetahuan
Sikap
Constant
Sikap
Constant
B
-20,650
22,589
1,192
-,747
-1,745
-20,692
21,934
1,242
-1,753
-19,593
21,896
-1,609
2,485
-1,792
S.E.
28420,726
28420,726
1,538
1,181
,815
28420,724
28420,724
1,529
,816
28420,716
28420,716
,775
,842
,764
Wald
,000
,000
,601
,400
4,588
,000
,000
,660
4,608
,000
,000
4,317
8,717
5,504
df
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Sig.
,999
,999
,438
,527
,032
,999
,999
,417
,032
,999
,999
,038
,003
,019
a. Variable(s) entered on step 1: Pengetahuan, Sikap, Pendidikan, Penghasilan.
Exp(B)
,000
6E+009
3,294
,474
,175
,000
3E+009
3,462
,173
,000
3E+009
,200
12,000
,167
95,0% C.I.for EXP(B)
Lower
Upper
,000
.
,000
.
,162
67,101
,047
4,795
,000
,000
,173
.
.
69,270
,000
,000
.
.
2,306
62,456
101
Model if Term Removed
Variable
Step 1 Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Penghasilan
Step 2 Pengetahuan
Sikap
Pendidikan
Step 3 Pengetahuan
Sikap
Step 4 Sikap
Model Log
Likelihood
-28,362
-30,055
-28,071
-28,000
-28,603
-30,139
-28,321
-28,656
-30,415
-34,617
Change in
-2 Log
Likelihood
1,170
4,557
,588
,446
1,206
4,278
,643
,670
4,187
11,922
df
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Sig. of the
Change
,279
,033
,443
,504
,272
,039
,423
,413
,041
,001
Variables not in the Equation
Step 2a Variables
Overall Statistics
b
Step 3 Variables
Penghasilan
Pendidikan
Penghasilan
Score
,415
,415
,728
,465
Overall Statistics
Step 4c Variables
Pengetahuan
Pendidikan
Penghasilan
Overall Statistics
df
1
1
1
1
Sig.
,520
,520
,394
,496
1,133
2
,567
,389
,112
,465
1,553
1
1
1
3
,533
,738
,496
,670
a. Variable(s) removed on step 2: Penghasilan.
b. Variable(s) removed on step 3: Pendidikan.
c. Variable(s) removed on step 4: Pengetahuan.
Frequencies
Frequency Table
Pengetahuan
Valid
Rendah
tinggi
Total
Frequency
12
38
50
Percent
24,0
76,0
100,0
Valid Percent
24,0
76,0
100,0
Cumulative
Percent
24,0
100,0
102
Sikap
Valid
Kurang
Baik
Total
Frequency
14
36
50
Percent
28,0
72,0
100,0
Cumulative
Percent
28,0
100,0
Valid Percent
28,0
72,0
100,0
Pemeriksaan
Valid
Tidak
Ya
Total
Frequency
24
26
50
Percent
48,0
52,0
100,0
Valid Percent
48,0
52,0
100,0
Cumulative
Percent
48,0
100,0
Umur
Valid
Tidak Beresiko
Beresiko
Total
Frequency
22
28
50
Percent
44,0
56,0
100,0
Valid Percent
44,0
56,0
100,0
Cumulative
Percent
44,0
100,0
Pendidikan
Valid
Dasar
Menengah
Total
Frequency
12
38
50
Percent
24,0
76,0
100,0
Valid Percent
24,0
76,0
100,0
Cumulative
Percent
24,0
100,0
Penghasilan
Valid
< 1 Juta
>= 1 Juta
Total
Frequency
19
31
50
Percent
38,0
62,0
100,0
Valid Percent
38,0
62,0
100,0
Cumulative
Percent
38,0
100,0
Download