BAB VII KUALITAS KINERJA GURU A. Kompetensi Dasar Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami konsep kualitas, konsep kinerja, kriteria kinerja, dan kinerja guru. B. Uraian Berdasarkan kompetensi dasar di atas, berikut ini akan diuraikan tentang konsep kualitas, konsep kinerja, kriteria kinerja, dan kinerja guru. 1. Konsep kualitas Kualitas adalah keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karekteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan yang telah ditentukan atau bersifat laten (American Society for Quality Control dalam Lupiyoadi, 2001:144). Menurut Garvin (dalam Nasution, 2001:16) bahwa kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen. Selanjutnya Wyckop (Tjiptono, 2000:54) mengetengahkan bahwa kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Ahli lain, Triguno (1997:76) mengemukakan bahwa kualitas sebagai berikut, yaitu standar yang harus dicapai oleh seseorang / kelompok / lembaga / organisasi mengenai kualitas sumber daya manusia, kualitas cara kerja, proses dan hasil kerja atau produk yang berupa barang dan jasa. Berkualitas mempunyai arti 126 memuaskan kepada yang dilayani, baik internal maupun eksternal, dalam arti optimal pemenuhan atas tuntutan/persyaratan pelanggan/masyarakat. 2. Konsep Kinerja Kinerja/Istilah kinerja berasal dari kata “Job Performance“ atau “Actual Performance“ yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang. Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegoro, 2004:67). Kinerja juga diartikan sebagai tingkah laku ketrampilan atau kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan (As’ad, 2001:47). Menurut Bernandian dan Russel bahwa kinerja merupakan hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu selama suatu periode waktu tertentu (Sianipar, 2000:5). Selanjutnya Bernadian dan Russel (1993:41) menegaskan bahwa kinerja sebagai dihasilkan dari fungsi pekerjaan tertentu. Kinerja catatan yang sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dicapai oleh seseorang atau suatu organisasi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan- batasan yang telah ditetapkan sebagai tujuan. Hal ini dapat dimaknai sebagai kemampuan kerja yang dilihat dari tingkat pencapaian atau penyelesaian tugas yang menjadi tanggungjawabnya, apakah sesuai dengan syarat yang telah ditetapkan dari suatu bidang pekerjaannya. 3. Kinerja Guru Kinerja guru merupakan penentu bagi peningkatan kualitas proses pembelajaran dan hasil (lulusan) yang diharapkan. Guru yang memiliki kinerja 127 yang baik cenderung mampu mengelola pembelajaran secara lebih efektif dan menghasilkan keluaran yang berkualitas disbanding dengan guru yang kinerjanya rendah.. Dengan demikian bahwa kinerja guru merupakan faktor yang paling menentukan diantara berbagai faktor lain yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran dan keluaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru Piet A. Sahertian dalam Kusmianto (1997:49) menegaskan bahwa standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: a. Bekerja dengan siswa secara individual. b. Persiapan dan perencanaan pembelajaran. c. Pendayagunaan media pembelajaran. d. Melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar. e. Kepemimpinan yang aktif dari guru. Menurut Direktorat Pendidikan (2008:22) bahwa indikator kinerja guru dapat dilihat pada tiga kegiatan utama, yaitu: perencanaan kegiatan pembelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran. Ketiga indikator tersebut akan dijabarkan dalam uraian berikut. 1) Perencanaan Pembelajaran - Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru membuat persiapan untuk melakukan kegiatan pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu 128 mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Unsur/komponen yang ada dalam silabus terdi ri dari: a. Identitas Silabus b. Stándar Kompetensi (SK) c. Kompetensi Dasar (KD) d. Materi Pembelajaran e. Kegiatan Pembelajaran f. Indikator g. Alokasi waktu h. Sumber pembelajaran Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan sitilah RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan specifik dari silabus, ditandai oleh adnya komponen-komponen : a. Identitas RPP. b. Stándar Kompetensi (SK) c. Kompetensi dasar (KD) d. Indikator e. Tujuan pembelajaran f. Materi pembelajaran g. Metode pembelajaran h. Langkah-langkah kegiatan i. Sumber pembelajaran j. Penilaian. 129 2) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaanya menuntut kemampuan guru. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang kondusip sehingga memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran yang efisien dan efektif. Suasana yang kondusif adalah suasana pembelajaran di mana peserta didik merasa senang dan aman dalam mengkuti pembelajaran. Dengan suasana yang demikian itu memungkin para peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran di mana mereka memiliki dorongan dan keberanian untuk ambil bagian dalam proses pembelajaran, seperti bertanya dan mengungkapkan ide dan aspirasinya. Kemampuan menciptakan suasana kondusif di kelas guna mewujudkan proses pembelajaran yang menyenangkan adalah tuntutan bagi seorang guru dalam pengelolaan kelas. Kemampuan guru dalam memupuk kerjasama dan disiplin siswa dapat diketahui melalui pelaksanaan piket kebersihan, ketepatan waktu masuk dan keluar kelas, melakukan absensi setiap akan memulai proses pembelajaran, dan melakukan pengaturan tempat duduk siswa. Kemampuan lainnya dalam pengelolaan kelas adalah pengaturan ruang/setting tempat duduk siswa yang dilakukan pergantian, tujuannya memberikan kesempatan belajar secara merata kepada siswa. 130 Kemampuan lainnya dalam pelaksanaan pembelajaran yang perlu dikuasi guru di samping pengelolaan kelas adalah menggunakan media dan sumber belajar. Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi. Sedangkan menurut Heinich apabila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi dari pengajar kepeserta didik (Association Of Education And Communication Technology (AECT) dalam Uno, 2007: 113). Media pengajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar (Ibrahim & Syaodih, 2003: 112). Sedangkan yang dimaksud dengan sumber belajar adalah buku pedoman. Kemampuan menguasai sumber belajar di samping mengerti dan memahami buku teks, seorang guru juga harus berusaha mencari dan membaca buku-buku/sumbersumber lain yang relevan guna meningkatkan kemampuan terutama untuk keperluan perluasan dan pendalaman materi, dan pengayaan dalam proses pembelajaran. Kemampuan menggunakan media dan sumber belajar tidak hanya menggunakan media yang sudah tersedia seperti media cetak, media audio, dan media audio visual. Tatapi kemampuan guru di sini lebih ditekankan pada penggunaan objek nyata yang ada di sekitar sekolahnya. Dalam kenyataan di lapangan guru dapat memanfaatkan media yang sudah ada (by utilization) seperti globe, peta, gambar dan sebagainya, atau guru dapat mendesain media untuk 131 kepentingan pembelajaran (by design) seperti membuat media foto, film, pembelajaran berbasis komputer, dan sebagainya. Kemampuan penggunaan media atau sumber belajar meliputi: 1) Mengenal, memilih dan menggunakan media; 2) Membuat alat bantu pelajaran yang sederhana; 3) Menggunakan perpustakaan dalam proses belajar mengajar; 4) Menggunakan micro teaching untuk unit program pengenalan lapangan (Ahmad Sabri dalam Namsa, 2006:37). Kemampuan berikutnya adalah penggunaan metode pembelajaran. Guru diharapkan mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Menurut R. Ibrahim dan Nana S. Sukmadinata (1993:74) ”Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan dilihat dari berbagai sudut, namun yang penting bagi guru metode manapun yang digunakan harus jelas tujuan yang akan dicapai”. Karena siswa memiliki interes yang sangat heterogen idealnya seorang guru harus menggunakan multi metode, yaitu memvariasikan penggunaan metode pembelajaran di dalam kelas seperti metode ceramah dipadukan dengan tanya jawab dan penugasan atau metode diskusi dengan pemberian tugas dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk menjembatani kebutuhan siswa, dan menghindari terjadinya kejenuhan yang dialami siswa. 3) Evaluasi Pembelajaran Evaluasi atau penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini seorang guru dituntut 132 memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi. Pendekatan atau cara yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi/penilaian hasil belajar adalah melalui Penilaian Acuan Norma (PAN) dan Penilaian Acuan Patokan (PAP). PAN adalah cara penilaian yang tidak selalu tergantung pada jumlah soal yang diberikan atau penilaian dimasudkan untuk mengetahui kedudukan hasil belajar yang dicapai berdasarkan norma kelas. Siswa yang paling besar skor yang didapat di kelasnya, adalah siswa yang memiliki kedudukan tertinggi di kelasnya. Sedangkan PAP adalah cara penilaian, dimana nilai yang diperoleh siswa tergantung pada seberapa jauh tujuan yang tercermin dalam soalsoal tes yang dapat dikuasai siswa. Nilai tertinggi adalah nilai sebenarnya berdasarkan jumlah soal tes yang dijawab dengan benar oleh siswa. Dalam PAP ada passing grade atau batas lulus, apakah siswa dapat dikatakan lulus atau tidak berdasarkan batas lulus yang telah ditetapkan. Pendekatan PAN dan PAP dapat dijadikan acuan untuk memberikan penilaian dan memperbaiki sistem pembelajaran. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Tingkat kualitas kinerja guru di sekolah banyak faktor yang turut mempengaruhi, baik faktor internal guru yang bersangkutan maupun faktor yang berasal dari luar guru seperti fasilitas sekolah, peraturan dan kebijakan yang berlaku, kualitas manajerial dan kepemimpinan kepala sekolah, dan kondisi lingkungan lainnya. Tingkat kualitas kinerja guru ini selanjutnya akan turut menentukan kualitas lulusan yang dihasilkan serta pencapaian lulusan yang 133 dihasilkan serta pencapaian keberhasilan sekolah secara keseluruhan (Lamatenggo, 2001: 98). Pengenalan kualitas guru ini penting dalam rangka memberikan solusi. Oleh sebab itu salah satu cara yang harus dilakukan oleh kepala sekolah adalah mengadakan supervisi secara terprogram danberkelanjutan. Mewujudkan kinerja guru yang yang berkualitas tidaklah mudah karena banyak variabel mempengaruhi yang kinerja mempengaruhinya. guru dalam Beberapa melaksanakan faktor tugasnya yang dapat yaitu: 1). Kepemimpinan kepala sekolah, 2). Fasilitas kerja, 3). Harapan-harapan, dan 4) Kepercayaan personalia sekolah. Dengan demikian nampaklah bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan fasilitas kerja akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru (Pidarta dalam Lamatenggo, 2001:35 dan dalam Saerozi, 2005: 2). Pendapat lain menyatakan bahwa kinerja guru merupakan variabel yang fluktuatif, eksistensinya dipengaruhi oleh berbagai faktor, di antaranya pembinaan kepala sekolah (Zahera, 1998:118). Pandangan yang lebih luas dinyatakan oleh Lamatenggo bahwa tingkat kualitas kinerja guru di sekolah memang banyak faktor yang turut mempengaruhi, baik faktor internal guru yang bersangkutan maupun faktor yang berasal dari guru seperti fasilitas sekolah, peraturan dan kebijakan yang berlaku, kualitas manajerial dan kepemimpinan kepala sekolah, dan kondisi lingkungan lainnya. Tingkat kualitas kinerja guru ini selanjutnya akan turut menentukan kualitas lulusan yang dihasilkan serta pencapaian lulusan yang dihasilkan serta pencapaian (Lamatenggo, 2001: 98). keberhasilan sekolah secara keseluruhan 134 Guru yang berkualitas dapat diramalkan dengan tiga kriteria yaitu: presage, process dan product yang unsur-unsurnya sebagai berikut: 1) Kriteria presage (tanda-tanda kemampuan profesi keguruan) yang terdiri dari unsur sebagai berikut: a) Latar belakang pre-service dan in-service guru. b) Pengalaman mengajar guru. c) Penguasaan pengetahuan keguruan. d. Pengabdian guru dalam mengajar. 2) Kriteria process (kemampuan guru dalam mengelola dan melaksanakan proses belajar mengajar) terdiri dari: a) Kemampuan guru dalam merumuskan Rancangan Proses Pembelajaran (RPP). b) Kemampuan guru dalam melaksanakan (praktik) mengajar di dalam kelas. c) Kemampuan guru dalam mengelola kelas. 3) Kriteria product (hasil belajar yang dicapai murid-murid) yang terdiri dari hasil-hasil belajar murid dari bidang studi yang diajarkan oleh guru tersebut. Dalam prakteknya meramalkan mutu seorang guru di sekolah atau di madrasah tentunya harus didasarkan kepada effektifitas mengajar guru tersebut sesuai dengan tuntutan kurikulum sekarang yang berlaku, dimana guru dituntut kemampuannya untuk merumuskan dan mengintegrasikan tujuan, bahan, metode, media dan evaluasi pengajaran secara tepat dalam mendisain dan mengelola proses belajar mengajar, disamping itu guru juga harus mampu melaksanakan atau membimbing terjadinya kualitas proses belajar yang akan dialami oleh murid-muridnya (Sabri, 1992:16-18). 135 C. Rangkuman Kualitas adalah standar hasil yang diharapkan untuk dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang atau suatu institusi/perusahaan tertentu. Kualitas menunjuk pada tingkat kemampuan yang harus dicapai yang dipersyaratkan atau diharapkan oleh suatu institusi/perusahaan atau oleh seseorang, atau sekelompok orang. Kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau sekelompokorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Kinerja juga diartikan sebagai tingkah laku, ketrampilan, atau kemampuan seseorang dalam menyelesaikan suatu kegiatan atau tugas yang menjadi beban kerjanya. D. Pertanyaan 1. Buatlah rumusan kualitas berdasarkan bebera definisi kualitas di atas! 2. Buatlah definisi kinerja berdasarkan definisi kinerja di atas! 3. Menurut Anda apa kriteria kinerja guru yang berkualitas baik? 4. Menurut pengetahuan dan pengalaman Anda apa saja faktor-faktor yang mepengaruhi peningkatan kinerja guru? 5. Apa saja yang dapat dilakukan oleh guru dalam rangkameningkatkan kualitas kinerjanya?