PENDAHULUAN Salah satu faktor yang mendorong sebagian calon tenaga kerja berkeinginan masuk menjadi pengawai negeri sipil atau ABRI dan Polri atau pegawai tetap lainnya adalah karena adanya tunjangan pensiun setelah mereka dapat menyelesaikan tugas nya atau yang dikenal juga dengan purna bhakti. Penerimaan dana pensiun ini akan mereka terima sampai dengan mereka meninggal dunia, bahkan setelah mereka meninggalpun pensiun masih akan diterimakan kepada janda atau duda pensiunan maupun anak-anak mereka apabila masih dalam batas umur tertentu atau belum menikah. Dengan adanya jaminan pensiun ini mereka akan senantiasa mendapatkan penghasilan sehingga kehidupan mereka yang sudah memasuki pensiun akan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tidak harus menggantungkan hidupnya dari anak, keluarga, atau pihak yang lain. Dalam rangka memberikan kesinambungan penghasilan setelah purna bhakti dan memberikan rasa aman dalam bekerja, pemerintah telah menetapkan Undangundang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun (Undang-Undang Dana Pensiun Nomor 11 tahun 1992). Melalui pelaksanaan UUDP ini kegiatan pengumpulan, pengelolaan serta pembayaran sejumlah uang yang ditujukan bagi karyawan yang berhenti bekerja setelah mencapai usia tertentu diatur secara lebih baik. Dana pensiun sebagai suatu badan hukum berdasarkan ketentuan UUDP 11/1992 tersebut mempunyai tugas dan fungsi mengelola serta menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun (pensiun benefit). 1 Sistem pendanaan program pensiun dilakukan melalui pemotongan iuran, baik dari karyawan maupun pemberi kerja, kemudian kekayaan Dana Pensiun berdasarkan akumulasi tersebut beberapa diantaranya diinvestasikan ke dalam beberapa instrumen investasi yang memungkinkan terbentuknya akumulasi dana yang cukup untuk pembayaran manfaat pensiun dalam memelihara kesinambungan penghasilan peserta pada hari tua. Pembayaran manfaat pensiun dilakukan ketika karyawan telah mencapai usia pensiun tertentu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dari masing-masing dana pensiun yang dibentuk oleh perusahaan/instansi. Suksesnya investasi Dana Pensiun sangat tergantung pada bagaimana peran yang dilakukan masing-masing pihak baik selaku Pengurus, Dewan Pengawas, Pendiri bahkan sampai kepada pesertanya didalam proses investasi yang dimulai dari penetapan kebijakan investasi, manajemen portofolio investasi serta monitoring pelaksanaan portofolio investasi. Setiap pelaksaan investasi selalu dihadapkan pada risiko. Risiko tidak mungkin dapat dihilangkan dari sebuah kegiatan investasi, risiko hanya dapat diminimumkan. Oleh sebab itu, salah satu cara untuk dapat meminimumkan risiko adalah dengan menyusun portofolio investasi yang optimal dengan menggunakan strategi dan menerapkan manajemen portofolio yang sesuai dengan karakteristik investasi Dana Pensiun yang bersifat jangka panjang. Dana pensiun merupakan suatu badan hukum yang berkaitan erat dengan keuangan dan sebagi pemberi jaminan akan kehidupan para pesertanya. Oleh sebab itu dalam setiap kegiatannya termasuk investasi Dana Pensiun sangat diatur oleh perundang-undangan, peraturan pemerintah, keputusan menteri, surat keputusan dirjen 2 lembaga keuangan serta Arahan Investasi. Hal itulah yang menjadikan Dana Pensiun sebagai salah satu lembaga yang unik dan memiliki karakteristik yang sangat berbeda. Pentingnya peran sebuah lembaga Dana Pensiun dalam menjamin peneriamaan terhadap manfaat pensiun sebagai wujud imbalan atas pengabdian pekerja setelah menyelesaikan masa bhaktinya menjadikan salah satu alasan dari keterarikan peneliti terhadap penelitian lebih jauh tentang keseluruhan Dana Pensiun yang terkait dengan kegiatan investasi sebagai wujud dari usaha pengembangan kekayaan yang dimiliki. Oleh sebab itu, peneliti memilih tiga Dana Pensiun yang ada di Salatiga untuk menjadi objek penelitian terkait dengan bentuk dari portofolio investasinya dan pergerakan terhadap hasil investasi yang diperoleh oleh masing-masing Dana Pensiun tersebut. Besarnya manfaat pensiun yang menjadi hak peserta didasarkan pada jenis dana pensiun serta program pensiun yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dikenal 2 program pensiun yaitu program pensiun manfaat pasti (PPMP) dan program pensiun iuran pasti (PPIP). Sedangkan untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) hanya dikenal 1 jenis program yaitu PPIP. Rumusan manfaat pensiun pada PPMP dihitung berdasarkan rumus yang telah ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dimana komponennya terdiri dari factor penghargaan tertentu per tahun masa kerja, masa kerja dan penghasilan dasar pensiun. Faktor penghargaan ditetapkan maksimal 2,5% per tahun masa kerja. Sementara untuk PPIP besarnya manfaat pensiun berdasarkan nilai akumulasi dana yang tercatat atas nama akun masing-masing peserta. Dana Pensiun harus memiliki 3 kecukupan dana untuk dapat menjamin kesinambungan terhadap pembayaran manfaat pesiun, oleh sebab itu sangatlah penting bagi Dana Pensiun untuk melakukan kegiatan investasi dalam rangka pengembangan kekayaan. Agar investasi yang dilakukan dapat memberi hasil yang optimal seperti yang diharapkan, maka Dana Pensiun harus melakukan suatu kegiatan dalam aktivitas investasi yaitu penentuan alokasi aset strategis serta melakukan diversifikasi portofolio. Penerapan diversifikasi sendiri dapat dibagi menjadi dua tingkatan. Untuk tingkatan pertama, diversifikasi akan menyebarkan investasi pada jenis-jenis instrumen yang berbeda, seperti deposito, saham dan obligasi. Yang kedua adalah penyebaran investasi dalam masing-masing jenis aset misalnya penyebaran deposito di beberapa bank di Indonesia, demikian pula dengan saham dan jenis aset lainnya. Pembentukan portofolio investasi sangat penting dan secara langsung memberikan dampak terhadap tujuan Dana Pensiun untuk mengembangkan kekayaan yang dimiliki. Oleh sebab itu, pada penelitian ini yang akan diteliti adalah portofolio investasi mana yang paling optimal dalam pemberian imbal hasil dengan tingkat risiko tertentu yang sesuai dengan peraturan perundangan dan peraturan pemerintah tentang Dana Pensiun maupun investasi Dana Pensiun. Dalam penelitian ini, akan lebih menekankan pada bentuk dan komposisi portofolio investasi yang seperti apa yang dipilih oleh masing-masing Dana Pensiun yang ada di Salatiga selama periode Per 31 Desember 2008-2012. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam penentuan komposisi portofolio pada periode selanjutnya bagi lembaga Dana Pensiun yang bersangkutan. 4 KAJIAN PUSTAKA Dana Pensiun sebagai Badan Hukum yang menyelenggarakan Program Pensiun, yakni suatu program yang menjanjikan akan memberikan sejumlah uang dengan pembayaran secara berkala dan dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu (PSAK 18 ; Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP-136/BL/2006). Program Pensiun diselenggarakan dengan sistem pembentukan dana berupa iuran dari Pemberi Kerja (Instansi bisnis dan non bisnis) maupun dari karyawan (Peserta). Dana Pensiun diselenggarakan oleh 2 lembaga keuangan, yakni Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran Pasti, serta lembaga pengelola selanjutnya yakni Dana Pensiun Lembaga keuangan yang hanya dapat menyelenggarakan program pensiun iuran pasti. Untuk Program Pensiun Iuran Pasti( PPIP), jumlah yang diterima oleh peserta pada saat pensiun tergantung pada jumlah iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta dan pemberi kerja atau iuran peserta, dan hasil usaha. Kewajiban dari pemberi kerja adalah membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan, meskipun nasehat aktuaris terkadang digunakan untuk memperkirakan manfaat pensiun yang akan diterima peserta pada saat pensiun, berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa datang serta estimasi hasil investasi Dana Pensiun. Sedangkan, dalam Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) besarnya pembayaran manfaat pensiun yang diJanjikan kepada peserta ditentukan dengan rumus 5 manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja dan penghasilan dasar pensiun. PPMP membutuhkan bantuan aktuaris secara periodik untuk menentukan besarnya nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang digunakan dan merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya. Dalam mengelola Program Pensiun, khusus nya Program Pensiun Manfaat Pasti, agar dapat mencapai kekayaan yang cukup untuk membayar manfaat pensiun salah satu upaya yang dapat dilakukan selain mengumpulkan dana dari pemberi kerja, yakni dengan menginvestasikan sejumlah aset yang dimiliki dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang maksimal guna tercapainya tujuan Program Pensiun untuk memberikan jaminan kesinambungan penghasilan setelah purna bhakti bagi peserta/karyawan perusahaan sehingga dapat memberikan rasa aman. Kegiatan investasi bagi Dana Pensiun merupakan salah satu kegiatan utama disamping melaksanaan administratif kepesertaan dan penunjang lainnya, sehingga dalam berinvestasi Dana Pensiun harus mengelola investasi tersebut dengan kaidah kehati-hatian(prudent), relatif aman namun diharapkan tetap memberikan hasil yang optimal, serta dengan mengikuti peraturan dan acuan tentang investasi dana pensiun. Investasi Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2000), atau sebagai penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang 6 akan datang (Francis, 1991). Investasi dapat berbentuk aktiva nyata/aktiva fisik di antaranya: bangunan, tanah dan emas serta komoditas dan lain-lain. Investasi yang berbentuk aktiva keuangan yaitu obligasi atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan di antara para investor (pemodal) khususnya di pasar modal. Investasi dalam bentuk aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang(money market), pasar modal (capital market) atau pasar turunan (derivative market). Salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya adalah return . Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain(loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Sedangkan, capital gain(loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga baik saham maupun obligasi yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor (Tandelilin,2001). Di samping memperhitungkan return, investor harus memperhitungkan risiko yang ditanggungnya. Ada beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi, antara lain: 1) Risiko suku bunga, perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, artinya jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun,demikian pula sebaliknya. 2) Risiko pasar, fluktuasi pasar secara keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi yang ditunjukkan 7 dengan berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan dan dipengaruhi oleh banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik. 3) Risiko inflasi, dikenal juga dengan risiko daya beli. 4) Risiko bisnis, risiko yang ditemui pada saat menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri. 5) Risiko finansial, berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan modalnya. 6) Risiko likuiditas, semakin cepat sekuritas diperdagangkan, maka akan semakin likuid sekuritas tersebut, demikian pula sebaliknya. 7) Risiko nilai tukar mata uang. 8) Risiko negara (country risk). Return investasi hanya dapat diperkirakan melalui pengestimasian, karena sangatlah mustahil untuk dapat menentukan secara mutlak berapa return yang akan diperoleh di masa yang akan datang. Estimasi return suatu sekuritas dilakukan dengan menghitung return yang diharapkan melalui perhitungan rata-rata dari semua return yang mungkin terjadi yang telah diberi bobot berdasarkan probabilitas terjadinya. Selain menghitung return yang diharapkan, investor juga harus menghitung risiko dari suatu investasi. Untuk menghitung besarnya risiko total yang dikaitkan dengan return yang diharapkan, dilakukan dengan menghitung varians dan standar deviasi return investasi. Varians maupun standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran ditribusi probabilitas yang menunjukkan seberapa besar penyebaran variabel random di antara nilai rata-ratanya. Semakin besar penyebarannya, semakin besar pula varians atau standar deviasi investasi tersebut. Sebagai investor yang rasional tentu akan memilih investasi yang memberikan return yang paling besar dengan risiko tertentu. Namun 8 tidak ada return besar tanpa tingkat risiko yang besar pula, karena hukum investasi adalah high risk high return. Hal tersebut yang menyebabkan perilaku yang berbedabeda dari masing-masing investor. Paul.D. MacLean menyimpulkan bahwa ketiga otak manusia menghasilkan mental yang berbeda: insting, emosi, dan alasan, yang sering kali tidak berjalan beriringan antara satu dan yang lainnya. Berdasarkan ketiga pembagian itu maka investor sebagai seorang manusia dapat digolongkan ke dalam tipe intuitif (yang mengambil keputusan berdasarkan insting), tipe emosional (seseorang yang bertindak berdasarkan emosi), dan tipe rasional (seseorang yang berfokus kepada alasan dibalik sesuatu). Perilaku para investor tersebut dilatarbelakangi oleh kebutuhan yang menjadi dasar dari keinginan manusia, tujuan, dan motivasi. Selain itu, kebutuhan akan sesuatu juga dapat menjadi dasar dari kesalahan manusia yang berakar dari persepsi pribadi , percaya diri, ketergantungan kepada peraturan (rule of thumb), dan emosi. Kesalahan terdapat dalam seluruh wilayah pasar modal dan mempengaruhi investor individual, investor institusional, analis, strategis, broker, manajer portofolio, pemain option, pemain mata uang, pemain future, eksekutif keuangan, dan komentator keuangan di dalam media. Bagi investor, terdapat dua hal penting untuk diingat selalu. Pertama, faktor-faktor yang didasarkan kepada nilai (value) dan ukuran (size) dari aset yang menjelaskan sekitar variasi imbal hasil. Kedua, premium nilai dan ukuran aset yang telah diobservasi dalam berbagai periode waktu. Risiko yang terkandung dalam investasi dapat diuperkecil dengan cara membentuk diversifikasi, yang akan 9 dibahas pada bagian selanjutnya. Penelitian ini lebih jauh akan membahas tentang kegiatan investasi di lembaga Dana Pensiun. Seperti yang dikemukakan sebelumnya, bahwa kegiatan investasi Dana Pensiun sangat diatur oleh peraturan-peraturan yang ada, serta harus berlandaskan pada Arahan Investasi yang mengatur tentang instrumen investasi yang dapat dipilih yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya dari bab ini. Diversifikasi Portofolio Prinsip diversifikasi digunakan sebagai cara alat untuk mengurangi risiko investasi dari kerugian besar atau kehilangan seluruhnya dari investasi yang sudah ditanamkan. Contoh sederhana, jika Dana Pensiun hanya menempatkan seluruh dana investasinya pada deposito dan menempatkannya hanya pada satu Bank, kemudian Bank yang bersangkutan mengalami kebangkrutan , maka Dana Pensiun akan kehilangan sebagian dari dana yang sudah ditanamkannya. Prinsip diversifikasi juga membuka peluang untuk meningkatkan kinerja investasi dalam jangka panjang. Penempatan sebagian tertentu dari total dana investasi Dana Pensiun dalam aset berisiko, seperti obligasi dan saham, akan memberikan potensi pertumbuhan investasi yang lebih tinggi dalam jangka panjang, jika dibandingkan dengan penempatan 100% pada hanya di deposito berjangka saja. Risiko investasi menyerupai risiko kehidupan, di mana risiko tersebut bukan untuk dihindari, namun untuk diminimalisir dan dikelola dengan baik, karena harapan akan keeuntungan yang lebih besar biasanya hanya bisa didapat dengan menghadapi risiko yang lebih besar juga. Pada tahap pembentukan aset alokasi strategis, penerapan 10 prinsip diversifikasi akan tercermin pada pemilihan jenis-jenis aset yang akan membentuk portofolio investasi. Penerapan prinsip diversifikasi dapat dibagi menjadi dua tingkatan. Yang pertama, diversifikasi akan menyebarkan investasi pada jenis-jenis instrumen yang berbeda, seperti deposito, saham dan obligasi. Pembobotan alokasi dana untuk masing-masing jenis aset yang dipilih akan membentuk aset alokasi strategis yang sifatnya jangka panjang. Diversifikasi tingkat kedua adalah penyebaran investasi di dalam masing-masing jenis aset. Alokasi investasi pada deposito akan menyebarkan penempatan pada beberapa bank, alokasi pada obligasi akan menyebarkan penempatan pada beberapa jenis dan penerbit obligasi (negara dan perusahaan), dan alokasi pada saham akan menyebarkan penempatan pada berbagai sektor usaha dan perusahaan/instansi. Portofolio yang optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau dengan model Indeks tunggal. Yang dibutuhkan untuk menentukan portofolio yang optimal dengan model-model tersebut adalah portofolio yang efisien, karena semua portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien tetapi semua portofolio yang efisien belum tentu merupakan portofolio yang optimal. Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva yang dapat membentuk portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk daari kombinasi n-aktiva yang tersedia disebut dengan opportunity set atau attainable set. Semua titik di attainable set menyediakan semua kemungkinan portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Akan tetapi investor yang rasional tidak akan memilih portofolio yang tidak efisien. Rasional investor hanya 11 tertarik dengan portofolio yang efisien. Kumpulan dari portofolio yang efisien ini disebut dengan efficient set atau efficient frontier. Bentuk dari attainable set dan efficient set akan berbeda tergantung dari korelasi masing-masing aktiva, yang biasanya dimulai dari dua aktiva sampai dengan n-aktiva. Hanya portofolio yang memberikan return ekspektasian terbesar dengan risiko yang sama atau portofolio yang memberikan risiko terkecil dengan return ekspektasian yang sama yang merupakan portofolio efisien. Tiap-tiap investor akan mempunyai tanggapan berbeda-beda terhadap risiko, sehingga seorang investor akan memilih portofolio yang berbeda dengan investor lainnya selama portofolio tersebut merupakan portofolio efisien yang masih berada di efficient set. Salah satu alasan utama Dana Pensiun berinvestasi antara lain untuk memenuhi tujuan memberikan jaminan kesinambungan penghasilan setelah purna bhakti bagi peserta/karyawan instansi dalam bentuk pembayaran manfaat pensiun baik pada masa kini maupun pada masa yang akan datang. Dengan mengetahui besarnya kewajiban, Dana Pensiun harus mengupayakan untuk menggalang dana dan kekayaan agar aset yang telah terbentuk mampu memenuhi kewajiban yang harus ditunaikan. Inilah yang disebut sebagai asset liability management. Dari perhitungan aktuaria akan diketahui, berapa besar jumlah iuran yang harus disetorkan Pendiri / Pemberi Kerja, berapa besar imbal hasil (return) rata-rata jangka panjang yang harus dihasilkan agar dapat memenuhi kewajibannya. 12 Untuk membangun sejumlah aset Dana Pensiun hanya memiliki dua sumber dana yakni yang berasal dari iuran Pendiri /Pemberi kerja dan peserta serta hasil dari kegiatan investasi berupa imbal hasil (keuntungan) yang diperoleh dari pengelolaan investasi terhadap aset yang sudah dimiliki sebelumnya. Di lain pihak, jika kegiatan investasi tidak memberikan hasil yang optimal atau tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka kontribusi dari iuran pendiri/pemberi kerja menjadi lebih besar dari yang direncanakan, dan tentu saja hal ini dapat memberatkan beban keuangan dari instansi pendiri. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa salah satu bagian tersulit dalam penentuan alokasi aset strategis adalah bagaimana melakukan prediksi rata-rata tahunan imbal hasil jangka panjang untuk masing-masing jenis instrumen investasi. Oleh karena itu, pendekatan dan analisa makro diperlukan untuk dapat melihat besaran-besaran dan arah (trend) makro ekonomi, seperti pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), neraca pembayaran, kondisi ekspor-impor, inflasi, tingkat suku bunga acuan, cadangan devisa, kurs mata uang dan besaran-besaran makro lainnya. Untuk membantu mempermudah dalam menentukan alokasi aset strategis perlu diperhatikan pula hal-hal berikut ini seperti memahami akan pentingnya diversifikasi portofolio seperti yang telah diungkapkan sebelunmnya, pemilihan dan penentuan bobot dari tiap jenis aset, fleksibilitas jangka pendek / tactical allocation, serta penentuan tolok ukur (benchmark). Alokasi aset strategis merupakan keputusan yang sangat penting. Banyak riset yang menyebutkan, bahwa keputusan penentuan aset alokasi strategis memiliki kontribusi lebih dari 80% dalam penentuan kinerja akhir portofolio 13 investasi. Keputusan penentuan aset alokasi strategis akan menentukan jenis instrumen investasi apa yang akan dipilih dan dari penentuan bobot investasi, yakni berapa besar dana investasi akan dialokasikan untuk masing-masing jenis investasi tersebut. Hasil akhir dari proses penentuan aset strategis berupa komposisi suatu portofolio. Dasar Hukum Investasi Dana Pensiun sebenarnya dapat langsung berinvestasi di pasar modal maupun pasar uang meskipun tanpa peraturan yang mengikat , namun karena Dana Pensiun sebagai suatu Badan Hukum dan yang dipandang sensitif karena terkait dengan keuangan, oleh sebab itu pemerintah turun tangan dengan mengeluarkan Peraturan perundang-undangan maupun surat keputusan yang didalamnya mengatur bagaimana Dana Pensiun menjalani kegiatan investasinya dan juga tentang kebijakan dan fasilitas perpajakan khusus untuk penghasilan yang diterima dari hasil investasi Dana Pensiun. Dana Pensiun memiliki status sebagai badan hukum dan daapat memulai kegiatannya sejak tanggal pengesahan Menteri. Dalam berinvestasi Dana Pensiun memiliki beberapa pedoman yang tujuannya agar pedoman tersebut dapat memberikan panduan dalam pengelolaan investasi agar dana yang dikelola memberikan hasil yang optimal dan relatif aman sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun serta arahan investasi dari pendiri. Adapun dasar acuan tersebut diurutkan yang pertama mulai dari UndangUndang tentang Dana Pensiun, yang kedua Peraturan Pemerintah tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja, yang ketiga Keputusan Menteri Keuangan tentang Investasi Dana 14 Pensiun dan urutan yang terakhir adalah SK Dirjen Lembaga Keuangan tentang Penyusunan Laporan Investasi Dana Pensiun. Untuk dapat lebih memahami pedoman tersebut akan dibahas pada bagian berikutnya. Selain diatur oleh peraturan Pemerintah melalui perundang-undangan dan ketentuan tentang investasi, kekayaan Dana Pensiun juga diatur oleh Arahan Investasi oleh Pendiri. Setiap Dana Pensiun juga diwajibkan untuk menyampaikan laporan berkala mengenai kegiatannya kepada Menteri yang terdiri dari laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik independen serta wajib menyampaikan laporan teknis yang disusun oleh pengurus atau oleh aktuaris sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri. (Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun ; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 tahun 1992). Dana pensiun memiliki karakteristik yang sangat unik sebagai sebuah badan hukum di dalam bidang keuangan, terdapat banyaknya peraturan yang mengatur di dalamnya mulai dari Undang-Undang, Peraturan Pemerintah , keputusan menteri keungan sampai dengan SK Dirjen dan surat edaran. Di samping itu, karakteristik yang lain yakni adanya beberapa fasilitas pengecualian bagi penghasilan dari investasi Dana Pensiun terhadap kewajiban perpajakan seperti : penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri Keuangan ada yang tidak termasuk sebagai objek pajak yakni untuk bunga dan diskonto dari deposito, sertifikat deposito dan tabungan pada Bank di Indonesia serta SBI dengan syarat deposito dan SBI tersebut tidak melebihi Rp. 7.500.000 ; bunga dari obligasi yang diperdagangkan di pasar modal 15 di Indonesia ; dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat di BEI ; bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan untuk dihuni sendiri. Dalam Keputusan Menteri Keuangan yang mengatur tentang perpajakan juga disebutkan bahwa penghasilan berupa bungan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI dipotong Pajak Penghasilan yang bersifat final. Pengecualian dari pemotongan Pajak Penghasilan dapat diberikan berdasarkan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan Pajak Penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI, yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak(KPP) tempat dinama Dana Pensiun yang bersangkutan terdaftar.(Peraturan Pemerintah Nomor 131 th 2000; KMK RI Nomor:651/KMK.04/1994 ; KMK RI Nomor: 51/KMK.04/2001 ; KMK RI Nomor: 121/KMK.03/2002). Arahan Investasi Arahan Investasi adalah kebijakan investasi yang ditetapkan oleh Pendiri (untuk program pensiun manfaat pasti) atau yang ditetapkan oleh Pendiri bersama Dewan Pengurus (untuk program pensiun iuran pasti), yang harus dijadikan sebagai pedoman bagi para pengurus dalam melaksanakan kegiatan investasi. Arahan investasi yang disusun oleh Pendiri atau Pendiri bersama dengan Dewan Pengawas harus sesuai 16 dengan ketentuan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun terutama ketentuan mengenai investasi Dana Pensiun (lihat Lampiran 4). Dalam arahan investasi, sekurang-kurangnya harus dicantumkan hal-hal berikut antara lain: sasaran hasil investasi setiap tahun dalam bentuk kuantitatif yang harus dicapai oleh Pengurus; batas maksimum proporsi kekayaan Dana Pensiun yang dapat ditempatkan untuk setiap jenis investasi; batas maksimum proporsi kekayaan Dana Pensiun yang dapat ditempatkan pada satu pihak; objek investasi yang dilarang untuk penempatan kekayaan Dana Pensiun; ketentuan likuiditas minimum portofolio investasi Dana Pensiun untuk mendukung ketersediaan dana untuk pembayaran manfaat pensiun dan operasional Dana Pensiun; ketentuan yang memuat kewajiban dilakukannya pengkajian yang memadai untuk penempatan dan pelepasan investasi; sistem pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan investasi; ketentuan mengenai penggunaan tenaga ahli, penasihat, lembaga keuangan dan jasa lain yang dipergunakan dalam pengelolaan investasi; dan sanksi yang akan diterapkan Dana Pensiun kepada Pengurus atas pelanggaran ketentuan mengenai investasi yang ditetapkan dalam Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya. Selain itu, didalam Arahan Investasi juga harus menyatakan rencana investasi yang merupakan penjabaran dari arahan investasi serta mencerminkan penerapan prinsip-prinsip penyebaran risiko dan keputusan investasi yang obyektif. Rencana investasi juga harus disampaikan kepada Dewan Pengawas selambat-lambatnya setiap akhir bulan serta rencana tersebut hanya akan berlaku apabila telah mendapatkan persetujuan dari Dewan Pengawas. Didalam Arahan Investasi juga dicantumkan jenis 17 instrumen apasaja yang diperkenankan untuk diinvestasikan, jenis-jenis instrumen ini akan dibahas pada bagian selajutnya tentang instrumen investasi Dana Pensiun. Terdapat pula batasan-batasan kualitatif maupun kuantitatif terhadap masing-masing instrumen investasi seperti yang terdapat di dalam tabel batasan investasi pada pembahasan sebelumnya. Arahan Investasi dapat diubah sewaktu-waktu oleh Pendiri apabila telah memenuhi persyaratan untuk perubahan arahan investasi serta perubahan tersebut harus dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal perubahan. Apabila terdapat pelanggaran terhadap keputusan dan Undang-undang Dana Pensiun serta peraturan pelaksanaannya, maka Pengurus akan dikenakan sanksi berupa teguran tertulis bahkan pemberhentian dari jabatan yang bersangkutan. Instrumen Investasi Sebagaimana yang telah dijabarkan dalam dasar hukum dan arahan investasi yang merupakan acuan utama bagi Dana Pensiun dalam berinvestasi, maka jenis instrumen investasi yang diperkenankan antara lain sebagai berikut: Investasi Di Pasar Uang Sesuai dengan KMK no 511/KMK.06./2002 pada Bab IV pasal 6, jenis investasi pada produk pasar uang antara lain sbb : a) Deposito berjangka pada bank yakni penempatan Dana pada bank dalam bentuk deposito berjangka dengan jangka waktu 1 sampai dengan 24 bulan. b) Deposito On Call pada Bank Penempatan Dana di bank atas dasar Call / Telepon dengan jangka waktu umumnya kurang dari 1 bulan, biasanya bersifat sementara menunggu dilakukan ke investasi dengan jangka waktu yang lebih dari 1 bulan. c) Sertifikat Deposito, 18 Penempatan pada Bank dalam bentuk simpanan berjangka dengan sistim diskonto yang pencairannya atas unjuk dan dapat diperjual belikan sebelum jatuh tempo. d) Sertifikat Bank Indonesia, Surat Berharga atas Unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka pendek dengan sistim diskonto yang Pembeliannya dapat dilakukan melalui Bank (Pasar Sekunder) pada saat lelang dan atau waktu-waktu tertentu. Sedangkan, Investasi Di Pasar Modal Sesuai dengan KMK no 511/KMK.06./2002 pada Bab IV pasal 6, jenis investasi pada produk pasar modal antara lain : a) Saham yang tercatat di BEI, merupakan surat tanda bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang menerbitkan (Emiten) surat berharga tersebut yang dapat diperjual-belikan di pasar modal di Indonesia. b) Obligasi yang tercatat di BEI, yakni sebuah sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya. Investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan diperoleh secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par pada saat jatuh tempo. c) Surat Utang Negara, berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang diterbitkan dan dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. d) Unit penyertaan reksadana, merupakan sebuah wadah yg dipergunakan utk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam produk pasar uang dan pasar modal sesuai dengan pospektusnya oleh Manajer Investasi. Dibagi dalam beberapa jenis yakni reksadana pendapatan tetap, reksadana berkembang serta reksadana campuran (flexible). 19 Adapun instrumen investasi lainnya yang tidak termasuk dalam klasifikasi pasar uang maupun pasar modal adalah sebagai berikut: 1) Pengelolaan Investasi melalui Pihak Ketiga, yakni pengalihan pengelolaan sebagian investasi dari Pengurus ke pihak ketiga (Manajer Investasi) dimana penunjukan Manajer Investasi harus mendapat persetujuan Pendiri dan Dewan Pengawas, 2) Investasi Pada Tanah di Indonesia. 3) Investasi pada Bangunan di Indonesia, 4) Investasi pada tanah dan bangunan di Indonesia. 5) Penempatan langsung pada saham atau modal pada suatu perseroan atau badan usaha lain di Indonesia yang belum “go public” baik baru maupun yang sudah berdiri, serta memiliki bukti kepemilikan saham yang sah yang dikeluarkan oleh perseroan atau badan usaha tersebut. Temuan Penelitian Terdahulu Pada awal perkembangan industri Dana Pensiun, kekayaan Dana Pensiun lebih banyak ditempatkan pada jenis investasi dalam bentuk portofolio berjangka. Hingga akhir tahun 1997, sekitar separuh dari investasi Dana Pensiun berada dalam bentuk deposito berjangka. Selebihnya investasi Dana Pensiun ditempatkan pada saham, obligasi, penyertaan langsung dan tanah dan bangunan (grafik 1). Pada tahun 1998, proporsi investasi Dana Pensiun di deposito berjangka meningkat secara signifikan menjadi sekitar 70,6% dari total investasi. Hal tersebut terutama didorong oleh tingginya tingkat suku bunga deposito dan skema penjaminan pemerintah. 20 Grafik 1. Komposisi Portofolio Investasi Dana Pensiun Tahun 1995- 2006 Hingga akhir tahun 2002, portofolio investasi Dana Pensiun di deposito berjangka mencapai 69,7%, obligasi sebesar 11,9%, tanah dan bangunan sebesar 6%, penyertaan langsung sebesar 5,9%,dan selebihnya ditanamkan pada berbagai instrumen investasi lainnya. Sejak tahun 2004 terjadi perubahan. Dalam periode 2004-2006 portofiolio investasi Dana Pensiun didominasi oleh tiga jenis instrumen secara relatif seimbang: deposito, obligasi dan surat berharga pemerintah. Pada periode tersebut, ratarata penempatan dana pensiun terhadap total investasi dana pensiun di deposito berjangka adalah sebesar 30,4%, obligasi dan surat berharga pemerintah masing-masing sebesar 24,5% dan 23,6 %. Pergeseran ini terjadi karena beberapa hal antara lain, karena penurunan tingkat suku bunga perbankan dan perkembangan investasi lain khususnya surat berharga pemerintah. 21 Berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu tersebut, maka peneliti merasa sangat perlu untuk dapat menganalisis bagaimana pergerakan komposisi portofolio investasi Dana Pensiun pada lembaga-lembaga Dana Pensiun yang ada di Salatiga serta bagaimana tingkat keuntungan yang dihasilkan dari masing-masing komposisi portofolio tersebut. Periode yang akan diteliti adalah dari periode tahun 2007-2012. METODOLOGI PENELITIAN Objek Penelitian Penelitian dilakukan pada Tiga Dana Pensiun yang ada di Salatiga dengan jangka waktu penelitian dan pengumpulan data September 2013 – April 2014. Dalam penelitian ini, akan membahas dan menganalisis terhadap bentuk dan seberapa besar komposisi Portofolio Investasi yang dipilih oleh tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012, serta dengan data yang diperoleh maka akan di hitung serta dianalisis perolehan dari Return On Investment (ROI), Return On Asset (ROA), dan Rasio Kecukupan dana (RKD). Jenis Dan Metode Pengumpulan Data Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dari Laporan Hasil Investasi dari masing-masing Dana Pensiun yang ada di Salatiga yang diambil dari 22 Laporan Aktiva Bersih Per 31 Desember 2008-2012, Laporan Portofolio Investasi Per 31 Desember 2008-2012, Laporan Hasil Investasi dan Hasil Usaha Per 31 Desember 2008-2012, Laporan Neraca Per 31 Desember 2008-2012 dan Arahan Investasi sebagai referensi dan acuan dalam menilai kebijakan dari masing-masing Dana Pensiun. Metode Analisis Data Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis Portofolio Investasi Menganalisis dan membandingkan instrumen penyusun portofolio investasi dan seberapa besar proporsi yang diberikan oleh masing-masing Dana Pensiun, apakah telah sesuai dengan Arahan Investasi yang telah ditetapkan oleh masing-masing Pendiri Dana Pensiun. 2. Menghitung Return On Investment (ROI) Menghitung efektivitas pengelolaan investasi dengan menggunakan rumus ROI serta dengan memperhatikan aearah investasi dari tiap-tiap Dana Pensiun yang ada di Salatiga. Adapun rumus yang digunakan sesuai dengan peraturan dari Dana Pensiun adalah sebagai berikut: ROI = Total Hasil Investasi 23 X 100% Rata-rata Total Investasi 3. Menghitung Return On Asset (ROA) ROA dihitung dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini, yang menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan total aktiva untuk menghasilkan laba. Adapun rumus yang digunakan sebagai dasar perhitungan ROA adalah sebagai berikut: Total Pendapatan ROA = Total Aset Tersedia X 100% 4. Menghitung Rasio Kecukupan Dana (RKD) Mengukur Kesanggupan masing-masing Dana Pensiun untuk membayarkan manfaat pensiun kepada pesertanya menggunakan rumus RKD. Adapun perhitungan yang digunakan sesuai dengan KMK RI NOMOR 510/KMK.06/2002 adalah sebagai berikut: RKD = Kekayaan Untuk Pendanaan 24 X 100% Kewajiban Aktuaria 5. Menganalisis dan membandingkan realisasi nilai ROI yang diperoleh dengan ROI yang ditargetkan sesuai dengan Arahan Investasi yang telah ditetapkan oleh Pendiri. 6. Menganalisis hasil perolehan ROA dan RKD dari tiga Dana Pensiun 7. Setelah menganalisis bentuk dan proporsi dari portofolio investasi tiga Dana Pensiun serta membandingkan dan menganalisis hasil perhitungan ROI, ROA dan RKD, maka peneliti menarik kesimpulan dan memberikan implikasi kepada tiga Dana Pensiun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan agar dapat menjadi pertimbangan dalam menyusun portofolio investasi pada periode yang akan datang. Tabel 1. Definisi Operasional Variabel VARIABEL Portofolio (Husnan, 2003) GENUS DIFERENSIA PROXIMUM SPESIFIKA Sekumpulan investasi Menyangkut identifikasi sekuritas yang akan dipilih dan penentuan proporsi dana yang akan 25 dialokasikan untuk sekuritas tersebut. Investasi Penanaman Modal (Ferancis, 1991) diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang Dana Pensiun Badan Hukum menyelenggarakan (PSAK 18 dan Program Pensiun, yaitu KEP136/BL/2006) suatu program yang menjanjikan sejumlah uang dengan pembayaran secara berkala dan dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu 26 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian dalam skripsi ini tiga Dana Pensiun yang ada di Salatiga yang Portofolio Investasinya menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini, selain itu juga di analisis Rasio-rasio keuangan yang mencerminkan pergerakan dari kegiatan usaha pengembangan kekayaan melalui investasi. Adapun data-data yang digunakan dalam penelitian ini terambil dari periode investasi per 31 Desember 2008-2012. Masingmasing Dana Pensiun meminta untuk menyamarkan nama dengan menggati menjadi yakni Dana Pensiun A, Dana Pensiun B, serta Dana Pensiun C. Ketiga Dana Pensiun ini merupakan Dana Pensiun yang menjalankan Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) serta memiliki Arahan Investasi tersendiri yang tidak sama satu dan yang lain dan ditetapkan oleh Pendiri. Dana Pensiun A merupakan kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Sekolah-Sekolah X yang didirikan di kota Salatiga sejak tanggal 30 Januari 1970 berdasarkan akta notaris yang disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia. peraturan Dana Pensiun A telah mengalami beberapa perubahan, Dana Pensiun A didirikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan diselenggarakan dengan maksud untuk menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti yang bertujuan memelihara kesinambungan penghasilan peserta, 27 termasuk pihak yang berhak serta untuk meningkatkan motivasi dan ketenangan bekerja karyawan. Kekayaan Dana Pensiun A merupakan kekeayaan yang terpisahkan dari kekayaan Pendiri, kekayaan awal Dana Pensiun A berasal dari kekayaan Yayasan Dana Pensiun Sekolah X, selanjutnya kekayaan Dana Pensiun A dihimpun dari: Iuran Pemberi Kerja ; Iuran Peserta ; Hasil Investasi ; Pengalihan dana dari Dana Pensiun Lain. Demikian pula dengan gambaran umum dari Dana Pensiun B dibentuk oleh Pendiri sebagai kelanjutan dari Yayasan Z(nama disamarkan)yang kepengurusannya diketua oleh seorang dosen dari universitas di Salatiga. Berdirinya Dana Pensiun B dibawah pengawasan Dewan Pengawas dari Yayasan X yang terletak di Salatiga dengan maksud dan tujuan didirikannya Dana Pensiun B untuk dapat mengelola dan menjalankan Program Pensiun Manfaat Pasti serta diharapkan dapat memberikan jaminan kelangsungan penghasilan bagi para peserta pensiun termasuk para dosen sampai civitas akademik dan seluruh pihak yang berhak menerima imbal hasil dari masa bhakti yang telah dijalani. Dana Pensiun C dibentuk oleh pendiri sebagai kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Gereja Y(nama disamarkan) di Salatiga pada tanggal 1 Agustus 1975 sesuai dengan akta notaris yang disahkan oleh menteri Keuangan Republik Indonesia. singkat kata, Dana Pensiun C didirikan dengan maksud untuk mengelola dan menjalankan Program Pensiun Manfaat Pasti dengan mengembangkan dana guna menjamin pembayaran manfaat pensiun kepada para peserta. Adapun tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan hidup tenaga Gereja yang menjadi peserta Dana Pensiun C serta pihak yang berhak atas kesinambungan penghasilan untuk masa yang akan datang. 28 Masing-masing Dana Pensiun di Salatiga yang menjadi objek dalam penelitian ini pada dasarnya memiliki maksud dan tujuan pendirian yang hampir sama, yakni, untuk menjamin kesinambungan penghasilan yang berupa manfaat pensiun yang penerimaannya terkait dengan pencapaian usia tertentu. Hal tersebut menyebabkan masing-masing dari Dana Pensiun memiliki karakteristik dan keunikannya tersendiri. Demikian sekilas dari gambaran umum dari objek dalam penelitian ini. Portofolio Investasi Pengelolaan Dana Pensiun bertujuan untuk memenuhi kewajiban kepada peserta baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Keberhasilan pengelolaan Dana Pensiun dapat diukur dengan menggunakan indikator yang telah ditetapkan oleh Ketentuan/peraturan yang menggunakan rumusan yang ditetapkan melalui PMK No. 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun. Portofolio merupakan suatu kombinasi atau gabungan dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil (real asset) yang berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar uang baik berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang yang dimiliki oleh investor. Portofolio dapat dikatakan efisien apabila portofolio tersebut ketika dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan risiko yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama. Pada hakekatnya pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko dengan 29 diversifikasi, yaitu dengan mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif investasi yang berkorelasi negatif. Penelitian ini lebih menekankan pembahasan pada bentuk portofolio investasi yang seperti apa yang ideal bagi dalam usaha pengembangan kekayaan yang dilakukan oleh Dana Pensiun yang dapat memberikan hasil investasi seperti yang diharapkan sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap total pendapatan dan kekayaan pada masa yang akan datang. Berdasarkan data yang diperoleh dari tiga Dana Pensiun yang menjadi objek dalam penelitian ini, maka dapat di lihat bentuk dari portofolio yang disusun, sebagai berikut: Tabel 2. Portofolio Investasi Dana Pensiun A Per 31 Desember 2008-2012 INSTRUMEN INVESTASI ARAHAN INVESTASI (%) Deposito Berjangka 2008 2009 2010 (Rp) (Rp) 0-100 34.332.000.000 2011 (Rp) 2012 (Rp) (Rp) 61,29% 26.570.000.000 43,72% 27.800.000.000 43,53% 29.200.000.000 44,36% 26.200.000.000 42,20% - 2.005.000.000 3,30% 2.005.000.000 3,14% 2.005.000.000 3,05% 1.000.000.000 1,61% Sukuk 0-5 - Saham 0-25 1.329.396.830 2,37% 6.674.431.020 10,98% 8.368.571.125 13,10% 4.042.833.700 6,14% 3.257.621.300 5,25% Obligasi 0-25 6.000.000.000 10,71% 12.150.216.775 19,99% 12.119.177.952 18,98% 12.088.139.130 18,36% 12.057.015.269 19,42% Unit Penyertaan Reksadana 0-25 3.408.277.101 6,08% - 6.318.258.746 9,60% 2.029.295.677 3,27% Surat Berharga Pemerintah (Negara) 0-25 8.167.066.133 14,58% 6.161.684.920 10,14% 6.156.303.707 9,64% 5.150.922.494 7,83% 4.045.526.538 6,52% Unit Penyrtaan Investasi Kolektif 0-10 25.400.000 0,05% 0,04% 25.400.000 0,04% - - - - Reksadana 0-20 5,00% 1.408.833.559 2,21% - - - - Penempatan Langsung Tabungan 0-100 Tanah 0-10 Tanah dan Bangunan 0-10 - 25.400.000 - - - - 3.040.041.405 - - - - - - - - - - - 4,92% - - - 2.755.035.000 - - 4.151.130.700 6,83% 5.980.234.950 29.400.000 0,05% - 1.194.727.668 1,82% 5.303.093.585 8,54% - 5.793.134.950 8,80% 8.162.000.000 13,15% 9,36% 29.400.000 0,04% - - - - 56.017.175.064 100,00% 60.777.904.820 100,00% 63.863.521.293 100,00% 65.822.416.688 100,00% 62.083.952.369 100,00% TOTAL INVESTASI Sumber : Laporan Aktiva Bersih Dana Pensiun A Per 31 Desember 2008-2012 30 Tabel 3. Portofolio Investasi Dana Pensiun B Per 31 Desember 2008-2012 INSTRUMEN INVESTASI ARAHAN INVESTASI (%) 2008 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) (Rp) Deposito Berjangka 0-70 25.357.000.000 51,84% 23.160.089.426 41,94% 18.359.500.000 29,80% 22.024.500.000 32,46% 28.104.500.000 38,71% Saham 0-30 Obligasi 0-50/0-60 1.939.525.400 3,96% 1.227.240.000 2,22% 1.227.238.501 1,99% 2.349.529.501 3,46% 2.265.911.000 3,12% 8.278.424.482 16,92% 25.238.357.685 45,71% 34.873.012.835 56,60% 33.643.811.013 49,58% 33.745.554.289 46,48% Sukuk 0-50 - - 2.632.818.548 4,77% 2.654.561.383 4,31% 2.558.881.478 3,77% 528.361.943 0,73% Unit Penyertaan Reksadana 0-30 2.984.337.428 6,10% 637.039.965 1,15% 1.209.571.653 1,96% 3.628.257.699 5,35% 4.903.396.161 6,75% Surat Berharga Pemerintah (Negara) 0-70 6.165.037.540 12,60% 2.179.172.174 3,95% 2.172.071.186 3,53% 2.105.501.134 3,10% 1.981.944.006 2,73% Penempatan Langsung 0-10 190.820.000 0,39% 142.240.000 0,26% 142.240.000 0,23% 173.863.908 0,26% 132.697.000 0,18% Tanah, Tanah&Bangunan 0-15 4.001.500.000 8,18% - - - - - - - Tabungan 0-10 - - - - 973.310.898 1,58% 1.371.492.903 2,02% 938.440.261 1,29% TOTAL INVESTASI 48.916.644.850 100,00% 55.216.957.798 100,00% 61.611.506.456 100,00% 67.855.837.636 100,00% 72.600.804.660 100,00% Sumber: Laporan Posisi Portofolio Investasi Dana Pensiun B Per 31 Desember 2008-2012 Tabel 4. Portofolio Investasi Dana Pensiun C Per 31 Desember 2008-2012 31 INSTRUMEN INVESTASI ARAHAN INVESTASI (%) 2008 2009 (Rp) 2010 (Rp) 2011 (Rp) 2012 (Rp) (Rp) Deposito Berjangka 0-100 10.675.000.000 56,80% 12.525.000.000 63,08% 15.275.000.000 Obligasi 0-100 4.305.000.000 22,91% 10,07% 2.000.000.000 0-20 40.890.000 0,22% - - - - - - - - 0-100 2.003.599.131 10,66% 19.200.000 0,10% 15.900.000 0,07% 35.475.000 0,15% 47.800.000 0,19% 36.822.457 0,19% 39.732.549 0,18% 39.732.549 0,17% 39.732.549 0,15% 11,51% 1.475.523.667 6,74% 2.091.412.587 8,81% 3.039.820.871 11,78% Jenis Investasi penempatan Langsung Saham 2.000.000.000 69,81% 16.525.000.000 9,14% 2.000.000.000 69,62% 18.525.000.000 71,82% 8,43% 2.000.000.000 7,75% Saham Penempatan Langsung 0-20 - - Unit Penyertaan Reksadana 0-100 - - 2.285.442.992 Surat Berharga Pemerintah (Negara) 0-100 - - 1.055.000.000 5,31% 755.000.000 3,45% 755.000.000 3,18% 300.000.000 1,16% - - 131.272.579 0,66% - - - - - - - - - Piutang Investasi Tanah 0-15 Tanah & Bangunan Dlm Negeri 0-15 TO TAL INVESTASI 1.770.138.541 9,42% 1.804.100.000 - 1.234.000.000 5,64% 1.217.560.020 5,13% 781.034.817 3,03% 9,09% 1.085.708.208 4,96% 1.072.707.003 4,52% 1.061.373.443 4,11% 18.794.627.672 100,00% 19.856.838.028 100,00% 21.880.864.424 100,00% 23.736.887.159 100,00% 25.794.761.680 100,00% Sumber: Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun C Per 31 Desember 2008-2012 Pada umumnya, pengelolaan dana pensiun merupakan pengelolaan investasi jangka panjang, dikarenakan investasi yang dilakukan seseorang pada dana pensiun memerlukan waktu minimal 10 tahun (Undang Undang no 11 Tahun 1969). Dana Pensiun dalam menjalankan kegiatan investasinya, melakukan usaha yang sedemikian rupa dengan tujuan mendapatkan imbal hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Dana Pensiun dituntut agar dapat memilih bentuk investasi yang dapat memberikan hasil yang baik dengan tingkat resiko tertentu. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membentuk portofolio investasi. Setiap Dana Pensiun memiliki kebijakan tersendiri dalam kegiatan investasinya, termasuk dalam pembentukan portofolio investasi. Dalam pembentukan dan pemilihan komponen penyusunnya, portofolio investasi Dana Pensiun dibatasi oleh Arahan Investasi yang ditelah ditetapkan oleh Pendiri. Oleh sebab itu, portofolio dari masing- 32 masing Dana Pensiun memiliki keunikan dan karakterisktiknya tersendiri karena Arahan Investasi nya yang berbeda-beda. Selama periode 2008-2012, tiga Dana Pensiun lebih banyak mengalokasikan dana investasinya pada Deposito Berjangka dan Obligasi sebagai komponen penyusun portofolio investasinya. Berdasarkan data portofolio investasi dari Tiga Dana Pensiun di atas, hampir setengah kekayaan untuk investasi dialokasikan pada instrumen investasi yang berupa Deposito Berjangka. Deposito adalah instrumen investasi dengan resiko yang kecil. Melalui investasi / tabungan deposito berjangka, dapat menjaga nilai pokok dari uang yang Anda investasikan. Hal ini berbeda dengan instrumen investasi dalam bentuk saham dan investasi obligasi, dimana ada kemungkinan nilai pokok dari kedua investasi tersebut dapat berkurang. Fluktuasi tingkat suku bunga bank hanya akan berpengaruh terhadap pendapatan bunga yang Anda terima, tidak pada penurunan atau kenaikan nilai pokok uang yang diinvestasikan. Pada akhir periode 2008, kondisi pasar modal sedang tidak stabil hal ini dapat dilihat dari penurunan IHSG yang disebabkan oleh berbagai faktor. Merupakan suatu keuntungan tersendiri bagi Tiga Dana Pensiun yang memilih untuk menyusun portofolio investasi dengan Deposito Berjangka sebagai instrumen dengan alokasi terbesar, karena diketahui bahwa sampai pertengah periode 2008 suku bunga Deposito Berjangka berada pada titik tertingginya. Diperkirakan penyebab dari kenaikan tingkat suku bunga ini dikarenakan resesi global akibat kasus kredit macet di bidang properti yang melanda Amerika Serikat, yang berawal di tahun 2007. 33 Portofolio investasi dari tiga Dana Pensiun yang menjadi objek dalam penelitian ini, tersusun atas Deposito Berjangka dan Obligasi dengan proporsi yang dominan. Ada kemungkinan hal ini disebabkan karena Deposito Berjangka memiliki tingkat resiko yang relatif kecil dan memiliki tingkat suku bunga yang pergerakannya tidak terlalu memberikan dampak buruk terhadap imbal hasil yang diperoleh. Begitu pula dengan obligasi yang memiliki pergerakan harga yang tidak terlalu bergejolak layaknya saham. Resiko yang lebih kecil tentu sebanding dengan return atas investasi yang tidak sebesar jika diinvestasikan pada intrumen yang memiliki resiko lebih besar. Untuk investasi yang bekesinambungan dan lebih mengutamakan kepastian akan perolehan imbal hasil, deposito berjangka, obligasi maupun intrumen pasar uang lainnya cukup layak untuk menjadi pilihan dalam penyusunan portofolio investasi. Hal ini sejalan dengan tujuan Dana Pensiun yang mengharapkan dapat memberikan jaminan terhadap manfaat pensiun bagi para pesertanya di masa yang akan datang. Tujuan tersebut menjadi salah satu alasan mengapa tiga Dana Pensiun selama periode 20082012 menempatkan kekayaan untuk investasi pada Deposito Berjangka dengan alokasi terbesar dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Seperti yang dapat dilihat pada portofolio investasi di atas, alokasi aset pada instrumen pasar modal memiliki proporsi yang sangat kecil, karena dinilai memiliki resiko yang cukup besar yang tidak sejalan dengan prinsip investasi Dana Pensiun yang cenderung konservatif. 34 Besarnya proporsi dari Deposito Berjangka dalam setiap portofolio investasi yang disusun oleh tiga Dana Pensiun sepanjang periode 2008-2012 belum ada yang melampaui batasan Arahan Investasi yang ditetapkan oleh masing-masing Pendiri, tetapi proporsi yang diberikan dapat tergolong cukup besar, karena hampir setengah dari kekayaan yang dialokasikan untuk investasi ditempatkan pada Deposito Berjangka. Demikian pula dengan portofolio investasi yang dibentuk oleh Dana Pensiun B, namun perbedaannya secara bergantian menempatkan Deposito Berjangka dan Obligasi sebagai komponen dengan proporsi yang dominan. Pembentukan portofolio investasi menjadi hal yang sangat penting untuk setiap Dana Pensiun, karena melalui pemilihan instrumen yang menjadi komponen penyusun portofolio serta melalui kebijakan manajer investasi dalam menentukan seberapa besar alokasi aset yang tersedia untuk investasi diharapkan mampu memberikan imbal hasil terhadap investasi yang pada akhirnya akan memberikan ketersediaan dana untuk menjamin kelangsungan terhadap pembayaran manfaat pensiun bagi seluruh peserta pensiun yang dapat dilihat dari rasio kecukupan dana yang dimiliki yang akan dibahas secara lebih lanjut pada bagian selanjutnya. Hal yang menarik dari pembentukan portofolio investasi Dana Pensiun C, setiap periodenya instrumen investasi Deposito Berjangka yang memiliki proporsi dominan ditempatkan pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan merupakan penyumbang terbesar terhadap hasil investasi yang diperoleh Dana Pensiun C yang dapat dilihat secara lebih detail pada bagian yang telah terlampir (lihat Lampiran 5). 35 Komposisi dan bentuk dari portofolio investasi menjadi sangat penting bagi setiap Dana Pensiun, karena dari portofolio yang dibentuk dapat dilihat keputusan dan strategi apa yang diterapkan serta hasil seperti apa yang diharapkan akan dicapai dari masing-masing Dana Pensiun. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya persentase ROI yang diperoleh sebagai indikator imbal balik dari hasil usaha pengembangan kekayaan juga dapat dianalisis dari bentuk portofolio investasi yang dipilih. Portofolio investasi yang disusun sedemikian rupa juga turut mempengaruhi besarnya imbal hasil yang diperoleh atas sejumlah kekayaan dan dana yang diinvestasikan dalam rangka mengembangkan kekayaan demi tercapainya kecukupan dana untuk dapat membayarkan manfaat pensiun kepada seluruh peserta pensiun. Faktor-faktor lainnya juga turut berpengaruh atas besar kecilnya perolehan ROI untuk masing-masing Dana Pensiun, seperti faktor makro ekonomi, kenaikan tingkat inflasi yang turut mempengaruhi harga saham, ataupun peristiwa dan musim tertentu yang turut mempengaruhi keadaan perekonomian sehingga berpengaruh pada harga saham dan produk pasar uang maupun pasar modal. Pembahasan ROI secara lebih mendalam akan dibahas pada bagian selanjutnya dari bab ini. Return On Investment (ROI) ROI adalah pengembalian hasil investasi dari seluruh Investible Asset dalam bentuk persentase pada periode waktu tertentu, hasil investasi yang diperoleh menjadi salah satu bentuk pengembalian dari usaha pengembangan kekayaan untuk mendapatkan sumber dana tambahan demi tersedianya kecukupan dana untuk menjamin 36 kelanangsungan pemberian manfaat pensiun bagi seluruh peserta pensiun. Sehingga, semakin besar ROI yang diperoleh maka menggambarkan semakin banyak pula hasil investasi yang didapat sehingga tambahan dana untuk investasi pun akan meningkat. Pada dasarnya, yang ditargetkan oleh Pendiri adalah besarnya hasil investasi yang harus dicapai pada periode investasi, namun agar lebih sederhana maka di dalam Arahan Investasi yang diatur dan ditargetkan adalah persentase ROI minimal yang harus dicapai. Oleh sebab itu, apabila Dana Pensiun yang memperoleh ROI yang besar dan memenuhi harapan Arahan Investasi dapat dikatakan memiliki kinerja dan pengelolaan yang baik terhadap investasinya. Berikut adalah perolehan ROI dari masing-masing Dana Pensiun adalah sebagai berikut: 37 Sumber: Laporan Hasil Investasi Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012 Setiap usaha investasi memiliki dua sisi yang selalu terkait satu sama lain. Resiko yang besar tentu menawarkan return yang menggiurkan. Begitu pula sebaliknya, apabila memilih investasi dengan resiko yang kecil tentu diiringi dengan return tertentu yang tidak sama besarnya jika dibandingkan dengan yang memiliki resiko lebih besar. Setiap Dana Pensiun memiliki target ROI yang berbeda-beda pada setiap periodenya, besarnya persentase ROI yang menjadi acuan dasar diatur dalam Arahan Investasi yang ditetapkan oleh Pendiri. 38 Berdasarkan hasil perhitungan (lihat Lampiran 1), pada akhir periode 2008 Dana Pensiun B memperoleh ROI sebesar 2,23% yang merupakan ROI terendah yang diperoleh, kemudian Dana Pensiun A memperoleh ROI sebesar 3.52% dan Dana Pensiun C dengan persentase perolehan ROI tertinggi sebesar 9.08%. Sesuai dengan Arahan Investasi dari masing-masing Dana Pensiun tersebut, belum ada yang dapat memenuhi target ROI yang telah ditetapkan oleh masing-masing Pendiri. Hal ini mungkin disebabkan karena sebagian besar alokasi aset dari tiga Dana Pensiun di investasikan pada instrumen pasar uang berupa Deposito Berjangka yang memiliki resiko cukup kecil daripada resiko instrumen dari pasar modal, walaupun tingkat suku bunganya sedang dalam masa puncak tertingginya pada pertengahan periode 2008, tetapi return yang diperoleh tidak sebesar jika di alokasikan pada instrumen lain yang memiliki tingkat resiko yang lebih besar seperti saham. Faktor lainnya yang memiliki kemungkinan menjadi penyebab rendahnya ROI adalah karena sepanjang periode 2008 terjadi krisis yang menekan kondisi pasar modal sehingga return yang di peroleh dari investasi di pasar modal menjadi kurang maksimal, proporsi dari instrumen investasi yaang berasal dari pasar modal yang kecil juga dimungkinkan dapat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhinya. Investasi seperti tabungan atau deposito menjadi pilihan utama karena risiko yang melekat relatif kecil tetapi memberikan hasil yang pasti dan tetap. Akan tetapi, pertengahan tahun 2008 telah terjadi krisis keuangan global, kinerja pasar modal dunia turun lebih dari 30% dan diikuti oleh penurunan harga komoditas karena berkurangnya permintaan akibat dari pelemahan perekonomian dunia. Seluruh dunia menurunkan 39 tingkat suku bunga sebagai upaya untuk mempertahankan kinerja perekonomian negaranya. Keadaan tersebut turut mendorong jatuhnya nilai dari beberapa instrumen investasi di pasar modal sehingga instrumen dari pasar uang lebih banyak dilirik oleh para investor yang menganut prinsip konservatif. Pembentukan portofolio investasi dari tiga Dana Pensiun pada setiap periode memang didominasi oleh instrumen investasi yang berupa Deposito Berjangka dan Obligasi. Sedangkan, instrumen lainnya memiliki alokasi yang sangat kecil seperti yang telah dibahas pada bagian sebelumnya tentang portofolio investasi dari tiga Dana Pensiun. Hal ini pula yang menyebabkan ROI apada akhir periode 2008 tidak mampu melampaui target yang telah ditetapkan. Namun, pergerakan ROI pada awal periode 2009 sampai dengan akhir periode 2012 dapat terlihat semakin membaik. Peningkatan besarnya persentase ROI yang diperoleh mencerminkan bahwa imbal balik dari usaha investasi yang dilakukan juga turut meningkat terhadap rata-rata total investasi yang ditanamkan. Pergerakan dari ROI memang tidak selalu bergerak naik, namun meskipun terjadi penurunan dirasa tidak terlalu memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap keseluruhan hasil investasi dari masing-masing Dana Pensiun. Secara keseluruhan, selama periode 2008-2012 Dana Pensiun C memiliki pergerakan ROI yang terus bergerak naik dan cukup stabil jika dibandingkan dengan Dana Pensiun A maupun Dana Pensiun B. ROI yang semakin besar mewakili semakin besarnya gambaran hasil investasi yang diperoleh dari sejumlah dana yang 40 diinvestasikan. Tetapi ROI yang besar saja tidak cukup untuk menjamin telah tercapainya kinerja yang efektif dan efisien seperti yang diharapkan oleh pihak-pihak yang melakukan investasi. Diperlukan analisis yang lebih mendalam tidak hanya dari satu indikator rasio saja, melainkan dari indikator lainnya seperti ROA yang mencerminkan bagaimana keadaan pendapatan yang dimiliki terhadap total aset yang tersedia dari masing-masing Dana Pensiun. Apabila diamati dari bentuk portofolio masing-masing Dana Pensiun maka dapat diketahui strategi investasi yang sedang digunakan oleh para manajer investasi. Dalam investasi ada 3 jenis strategi investasi yakni strategi agresif sebuah strategi manajemen portofolio yang mencoba untuk memaksimalkan keuntungan dengan mengambil tingkat yang relatif lebih tinggi dari risiko. Strategi investasi yang agresif menekankan apresiasi modal sebagai tujuan investasi utama, daripada pendapatan atau keselamatan pokok. Strategi seperti ini akan memiliki alokasi aset dengan bobot yang cukup besar di saham, dan alokasi yang jauh lebih kecil untuk pendapatan tetap dan uang tunai. Yang kedua adalah strategi moderat yang cenderung berada di tengah-tengah antara sifat agresif dan konservatif. Yang terakhir adalah strategi konservatif yang memilih untuk menginvestasikan kekayaannya pada produk investasi dengan resiko yang rendah. Berikut ini adalah kelompok-kelompok penggolongan resikonya: 41 instrumen investasi beserta No Jenis Resiko Potensi Return Rendah Contoh Produk 1 Kas Rendah 2 Obligasi Sedang 3 Saham Tinggi 4 Properti Sedang Sedang Tanah, Ruko, 5 Logam Mulia Sedang Sedang Emas Sedang Tabungan, Deposito, Reksadana Pasar Uang ORI, Reksadana Pendapatan Tetap Tinggi Saham, Reksadana Saham Untuk dapat mengetahui dengan jelas strategi apa yang digunakan oleh masingmasing Dana Pensiun maka dapat dilihat dari alokasi investasi terhadap instrumen berupa saham dan reksanana. Selama periode 2008-2012 Dana Pensiun A memiliki alokasi yang lebih besar untuk saham dan reksadana jika dibandingkan dengan Dana Pensiun B dan Dana Pensiun C. Dana Pensiun B memiliki proporsi investasi saham dan reksadana yang lebih kecil daripada Dana Pensiun C. Maka dari itu ada kecenderungan bahwa Dana Pensiun A menerapkan strategi agresif, Dana Pensiun B strategi Konservatif, sedangkan Dana Pensiun C menerapkan strategi moderat. Penerapan sebuah strategi investasi tentu memiliki harapan dan pengaruh tersendiri terhadap pencapaian hasil investasi yang diukur dengan persentase perolehan ROI. Di bawah ini adalah perbandingan secara sederhan untuk melihat pengaruh penerapan strategi investasi terhadap perolehan hasil investasi (ROI). Tabel 5. Perbandingan Strategi Investasi dengan Rata-rata Perolehan ROI 42 Dana Pensiun Strategi Rata-rata Perolehan ROI Dana Pensiun A Agresif 9,40% Dana Pensiun B Konservatif 8,45% Dana Pensiun C Moderat 14,80% Sumber: Portofolio dan ROI Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012 (data diolah,2014) Dari perbandingan di atas maka dapat disimpulkan bahwa besarnya ROI tidak tergantung pada instrumen yang memiliki \resiko paling tinmggi saja seperti saham dan reksadana. Karena pada umumnya, saham dan reksadana yang memiliki resiko tinggi dinilai dapat memberikan return yang lebih besar daripada intrumen lain yang resikonya lebih kecil. Namun, berdasarkan perbandingan tersebut di atas, justru return terbesar diperoleh Dana Pensiun C yang menerapkan strategi moderat. Return On Asset (ROA) ROA menunjukkan seberapa besar kemampuan dari dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan total aktiva untuk menghasilkan laba. ROA tidak memiliki persentase tertentu sebagai target yang tertuang di dalam Arahan Investasi maupun aturan lainnya yang dinyatakan secara eksplisit. Meskipun demikian, masing-masing Dana Pensiun pada saat menentukan portofolio investasi sampai kepada hasil investasi yang diharapkan, turut pula memperhitungkan dan menetapkan harapan terhadap pencapaian ROA pada masa yang akan datang. Bagi Dana Pensiun, ROA memiliki arti yang hampir sama pentingnya dengan ROI, karena apabila hasil dari usaha investasi meningkat sehingga pendapatannya juga 43 meningkat, maka ada kemungkinan ROA nya juga meningkat tetapi tergantung pula pada total aktiva bersih yang menjadi pembagi dalam perhitungan persentase ROA. Berikut adalah hasil dari perhitungan ROA untuk masing-masing Dana Pensiun selama periode 2008-2012: Sumber:Laporan Aktiva Bersih Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012 Dari hasil perhitungan (lihat Lampiran 2), pergerakan ROA yang diperoleh oleh masing-masing Dana Pensiun cukup berfluktuatif. Untuk tahun 2008, Dana Pensiun A memperoleh ROA dengan terkecil yaitu sebesar 3.00% dibandingkan dengan Dana Pensiun B dan Dana Pensiun C yang masing-masing sebesar 8.00% dan 6.00%. Pada akhir periode 2008, Dana Pensiun B memperoleh ROA tertinggi sebesar 8.00%, apabila 44 dibandingkan dengan Dana Pensiun A dan Dana Pensiun C yang masing-masing sebesar 3.00% dan 6.00%. Pada kenyataannya, diperiode yang sama Dana Pensiun C yang memperoleh ROI tertinggi namun tidak sejalan dengan perolehan ROA nya, hal ini dapat disebabkan karena terdapat peningkatan aset atau peningkatan pada jumlah investasi pada Dana Pensiun C yang peningkatan bilangan pembaginya lebih besar daripada peningkatan hasil investasinya yang artinya total pendapatannya pun meningkat. Faktor lainnya dapat disebabkan karena, setiap Dana Pensiun memiliki total investasi yang berbeda-beda begitu pula dengan hasil investasinya. Sehingga menyebabkan total pendapatan maupun aset tersediannya juga berbeda-beda. Karena keunikan inilah, maka besarnya persentase rasio yang diperoleh tidak dapat serta merta menjadi pembanding yang bersifat mutlak terhadap evaluasi kinerja dari kegiatan investasi yang dilakukan. Pada akhir periode 2012, dua dari Dana Pensiun memperoleh persentase ROA yang sama besarnya yakni 7.00% yang diperoleh oleh Dana Pensiun A dan Dana Pensiun C. Sementara perolehan ROA tertinggi sebesar 8.00% oleh Dana Pensiun B. ROA yang diperoleh ketiga Dana Pensiun tidak trerpaut jauh berbeda, hanya selisih sebesar 1.00%. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ukuran perolehan ROA, seperti keadaan makro ekonomi dan pengaruh atas kebijakan-kebijakan tertentu yang diberlakukan oleh masing-masing Dana Pensiun pada periode terkait. Indikator ROI dan ROA memang menjadi sorotan utama dalam penelitian ini karena kaitannya dengan 45 pembahasan utama mengenai bentuk dan penyususnan portofolio yang dipilih oleh tiga Dana Pensiun yang ada di Salatiga. Apabila ROI yang diperoleh Dana Pensiun meningkat, maka diharapkan hasil usaha dari pengembangan kekayaannya juga meningkat, sehingga Asset sebagai lambang kekayaan sebuah Dana Pensiun juga diharapkan akan meningkat. Peningkatan jumlah aset atau kekayaan inilah yang digambarkan melalui peningkatan persente ROA nya. Oleh sebab itu, masing-masing Dana Pensiun berupaya sedemikan rupa pada setiap periode investasi agar dapai meningkatkan persentase ROI maupun ROA dengan cara menyusun portofolio investasi yang ideal yang dianggap memiliki potensi untuk dapat mengembangkan kekayaan yang dimiliki. Peningkatan ROA tentu memberikan dampak yang positif bagi pengembangan kekayaan atas aset yang telah diinvestasikan yang turut mempengaruhi penilaian kinerja pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengelola aset dan kekayaan yang diinvestasikan. Rasio Kecukupan Dana (RKD) Sebagai sebuah lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti, aspek pendanaan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam pelaksanaan dan kelangsungan kegiatan Dana Pensiun. Secara umum disadari bahwa kecukupan pendanaan bagi Program Pensiun Manfaat Pasti adalah tanggungjawab Pendiri, Dana Pensiun dituntut untuk senantiasa dapat mengelola, menjaga, dan mengembangkan dana yang dipercayakan kepada Dana Pensiun. 46 Pendanaan menjadi begitu penting disebabkan karena pendanaan menentukan sampai dimana kesanggupan Dana Pensiun untuk dapat memenuhi dan mewujudkan tujuan pendiriannya, yakni: membayarkan Manfaat Pensiun sesuai dengan yang telah dijanjikan, dan kelangsungan dari Program Pensiun itu sendiri. Sebagai indikator untuk mengetahui dan mengukur sejauh mana efektivitas atas kinerja Pendiri dalam mengelola sejumlah dana yang telah diinvestasika maka dapat dengan menggunakan salah satu dari rasio keuangan untuk investasi yakni Rasio Kecukupan Dana (RKD). RKD menunjukkan seberapa besar kecukupan dana dan kemampuan lembaga Dana Pensiun untuk memenuhi kewajibannya yakni membayarkan manfaat pensiun pada masa kini dan yang akan datang. Jika nilai RKD berada pada angka 100.00% atau lebih, sampai 120.00% maka terjadi overfunded , Pemberi Kerja (Pendiri) dapat tetap membayar Iuran Pensiun Normal, namun tidak lagi membayar Iuran Pensiun Tambahan. Apabila nilai RKD mencapai diatas 120.00% maka Pemberi Kerja (Pendiri) dapat mengurangi besarnya Iuran Normal. Sedangkan, jika nilai RKD kurang dari 100.00% maka terjadi underfunded , dimana terdapat defisit kekayaan sehingga timbul kewajiban Pemberi Kerja (Pendiri) untuk membayar iuran tambahan atas defisit tersebut disamping tetap membayar iuran normal. 47 Berikut adalah perolehan RKD dari masing-masing Dana Pensiun selama periode 2008-2012: Sumber: Laporan Aktuaria Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012 Berdasarkan data di atas dan perhitungan yang dilakukan (lihat Lampiran 3), maka dapat dilihat persentase atas RKD yang diperoleh oleh tiga Dana Pensiun. Dari ketiga Dana Pensiun tersebut, Dana Pensiun A memperoleh RKD tertingginya pada akhir periode 2008 yakni sebesar 139.00% (peringkat I). Jika RKD < 100% berarti kewajiban aktuaria melebihi kekayaan bersihnya, maka pemberi kerja wajib untuk menutup defisit tersebut dengan cara memberikan iuran tambahan. Meskipun Dana Pensiun A tidak menerima iuran tambahan dari Pemberi Kerja, namun tetap di wajibkan untuk membayarkan iuran pemberi kerja apabila RKD yang 48 diperoleh berada pada rentang nilai 100%-120%. Dana Pensiun C pernah memperoleh RKD terendahnya pada akhir periode 2011. Karena Dana Pensiun C selalu mengalami defisit selama lima periode terakhir maka menjadi suatu kewajiban bagi pemberi kerja untuk memberikan iuran tambahan di setiap periodenya. Bagi peserta sendiri meskipun program pensiun dengan manfaat pasti memberikan jaminan kepada mereka atas pembayaran manfaat, kondisi ini tidak mustahil akan menimbulkan rasa kurang aman yang selanjutnya dapat berpengaruh pula pada produktivitas kerja. Sebaliknya, apabila dana pensiun mencapai kondisi kecukupan dana atau RKD=100%, bahkan surplus atau RKD > 100% maka tidak akan ada iuran tambahan. Dari tiga Dana Pensiun, Dana Pensiun A dan Dana Pensiun C rata-rata perolehan RKD menunjukkan keadaan surplus, yakni RKD > 100% yang masing-masing sama dengan 131.00% dan 101.00%. Untuk Dana Pensiun yang memperoleh RKD sama dengan atau di atas 100%, selain tidak membutuhkan iuran tambahan dari pemberi kerja, juga memiliki buffer untuk berjaga-jaga terhadap resiko investasi atau hal-hal yang berkaitan dengan perhitungan kewajiban antara lain seperti adanya peningkatan gaji yang menyeluruh dan besar, serta perubahan struktur demografi dari peserta dana pensiun. Nilai ekstrem tertinggi untuk persentase RKD diperoleh oleh Dana Pensiun A pada akhir periode 2008, yakni sebesar 140.00%. Pada periode selanjutnya perolehan RKD dari Dana Pensiun A mengalami penurunan, namun hal tersebut tidak menjadi masalah yang serius karena Dana Pensiun A tetap memperoleh RKD >100% pada setiap periode. Oleh karena itu, apabila diadakan suatu pengukuran terhadap kualitas pendanaan dari tiga Dana Pensiun tersebut baik atau tidak, selain dilihat dari 49 kemampuan pengelolaan dan pengembangan kekayaannya (ROI dan ROA), maka dapat pula diketahui dari perbandingan atas RKD dengan melihat termasuk didalam kelompok mana kualitas atas pendanaan Dana Pensiun tersebut. Dana Pensiun A dan Dana Pensiun B dengan rata-rata RKD masing-masing sebesar 131.00% dan 101.00% termasuk dalam kelompok pendanaan kualitas tingkat pertama. Pendanaannya berada dalam keadaan dana terpenuhi (kekayaan tidak kurang dari kewajiban aktuaria), dengan kata lain rasio kekayaan terhadap kewajiban aktuaria atau RKD di atas 100%. Sementara itu, Dana Pensiun C yang rata-rata RKD sebesar 86.00%, dan termasuk dalam kelompok pendanaan dengan kualitas tingkat ketiga. Hal ini disebabkan karena kekayaannya kurang dari kewajiban solvabilitas, dengan kata lain rasio pendanaannya dibawah atau kurang dari 100%. Sehingga selama periode 2008-2012, hanya Dana Pensiun C yang setiap periodenya mendapatkan iuran tambahan yang diberikan oleh Pemberi Kerja agar dapat menutupi keadaan defisit tersebut. Dana Pensiun A belum pernah mengalami keadaan defisit selama periode 2008-2012 sehingga Pemberi Kerja tidak perlu memberikan iuran tambahan, begitu pula dengan Dana Pensiun C meskipun pernah mengalami keadaan defisit pada periode 2012 dengan RKD sebesar 98.00%, namun hal tersebut tidak membuat Dana Pensiun B kehilangan performanya yang dianggap memiliki kualitas pendaan yang baik, hal ini dikarenakan apabila didasarkan pada rata-rata RKD, maka Dana Pensiun B tetap termasuk dalam kualitas pendanaan tingkat pertama. 50 KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan pada bagian-bagian sebelumnya, hasil dari analisis terhadap Portofolio Investasi Dana Pensiun (Studi Kasus Pada Tiga Dana Pensiun Di Salatiga per 31 Desember periode 2008-2012) dapat disimpulkan, sebagai berikut: 1. Alokasi aset yang tersedia untuk investasi sebagian besar ditempatkan pada instrumen yang berasal dari pasar uang yang berupa Deposito Berjangka dan Obligasi yang memiliki proporsi yang dominan dibandingkan dengan proporsi yang dimiliki instrumen investasi lain dalam portofolio investasi yang dibentuk oleh tiga Dana Pensiun per 31 Desember 2008-2012. Proporsi dari Deposito Berjangka dan Obligasi yang mendominasi bentuk dari portofolio investasi belum melampaui batasan investasi yang telah ditetapkan oleh Pendiri melalui Arahan Investasi masing-masing Dana Pensiun. Deposito Berjangka menjadi pilihan investasi karena dinilai memiliki resiko yang cukup kecil dan dapat memberikan return yang dianggap cukup stabil dan pasti meskipun jumlahnya tidak sebesar apabila diinvestasikan pada instrumen yang berisiko besar seperti saham. 2. Berdasarkan perbandingan antara strategi investasi yang diterapkan terhadap hasil yang diperoleh, maka daapat disimpulkan bahwa alokasi investasi yang besar pada instrumen berisiko tinggi dapat memberikan hasil yang terbesar pula. Karena berdasarkan rata-rata hasil investasi diperoleh Dana Pensiun C 51 menempati urutan pertama dengan hasil terbesar sedangkan Dana Pensiun C menerapkan strategi moderat yang berada ditengah-tengah antara agresif dan konservatif. 3. Pada Akhir periode 2008, tiga Dana Pensiun belum dapat memenuhi ROI yang telah ditargetkan sesuai dengan Arahan Investasi. Mulai dari awal periode 2009 sampai dengan akhir periode 2012, pergerakan dari ROI yang diperoleh masingmasing Dana Pensiun dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang baik seiring dengan kondisi tingkat suku bunga Deposito Berjangka yang semakin membaik. Walaupun tiga Dana Pensiun ini memiliki kemiripan dalam memilih komponen penyusun utama dari portofolio investasinya, yakni Deposito Berjangka dan Obligasi, namun imbal hasilnya tetap berbeda sehingga ROI nya juga berbeda. Pergerakan ROI dari tiap Dana Pensiun juga bersifat fluktuatif. 4. Perbedaan atas besar kecilnya ROA yang diperoleh masing-masing Dana Pensiun dapat disebabkan karena imbal hasil yang diperoleh sebagai salah satu sumber pendapatan tidak sama besarnya kemudian total aset yang tersedia dari masing-masing Dana Pensiun tentu berbeda, karena itu tidak semua Dana Pensiun dapat memperoleh ROA yang besar pada setiap akhir periode investasi. 5. Berdasarkan data RKD yang diperoleh, Dana Pensiun A dan Dana Pensiun B secara keseluruhan tergolong dalam peringkat I karena rata-rata RKD >100 %, meskipun di periode tertentu RKD yang diperoleh kurang dari 100%, sehingga Pemberi Kerja tidak diwajibkan untuk membayarkan Iuran Tambahan meskipun 52 untuk Dana pensiun A tetap diwajibkan membayar Iuran Pekerja apabila RKD dalam rentang nilai 100-120%. Hanya Dana Pensiun C yang setiap akhir periode RKD<100%, yang berarti Pemberi kerja diwajibkan untuk membayarkan Iuran Tambahan agar dapat menutup defisit dana untuk membayarkan manfaat pensiun bagi peserta pensiun. Oleh sebab itu, dana Pensiun tergolong dalam kualitas pendanaan tingkat II. 6. Secara keseluruhan, berdasarkan beberapa analisis yang telah dilakukan terhadap Portofolio Investasi yang disusun oleh masing-masing Dana Pensiun, serta analisis terhadap perolehan ROI, ROA dan RKD sebagai indikator yang mencerminkan kondisi keuangan dan evaluasi kinerja, dapat diketahui bahwa setiap Dana Pensiun memiliki karakteristik dan keunikannya tersendiri. Karena adanya karakteristik dan keunikan dari masing-masing Dana Pensiun, menyebabkan tidak dapat dibandingkan bagaimana baik atau buruknya kinerja dari usaha investasi yang dilakukan hanya berdasarkan bentuk Portofolio dan besar kecilnya nilai dari rasio-rasio yang diperoleh. data-data dan hasil penelitian yang telah dilakukan tidak dapat menjadi alat mutlak untuk dapat membandingkan keefektifan dan efisiensi dari kinerja. Tetapi hal tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan untuk dapat mencapai kinerja yang lebih baik lagi bagi masing-masing Dana Pensiun. 53 Keterbatasan Penelitian Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan dan keterbatasan sebagai berikut: 1. Peneliti tidak dapat memperoleh semua informasi secara terperinci karena alasan privacy dari beberapa Dana Pensiun yang menjadi objek dalam penelitian ini. Maka dari itu data-data yang sebenarnya diperlukan tidak didapatkan secara utuh melainkan hanya berupa informasi lisan dari pihak Dana Pensiun. 2. Setiap Dana Pensiun memiliki karakteristiknya serta keunikannya tersendiri dikarenakan berbedanya Arahan Investasi dari masing-masing Dana Pensiun, sehingga walaupun tersedia data-data bentuk portofolio investasi yang dibentuk serta hasil perhitungan dari indikator dari rasio-rasio yang dapat menjadi cerminan keadaan dan kondisi kegiatan investasi, tetap saja tidak dapat menjadi alat pembanding yang bersifat mutlak untuk dapat menentukan apakah kinerja dari kegiatan investasi telah benar-benar terbukti efektif dan efisien. Maka dari itu, penelitian ini hanya dapat memberikan analisis terhadap keputusan investasi yang telah diambil dan dampaknya terhadap pergerakan ROI, ROA dan RKD. 54 3. Tidak semua Dana Pensiun menyediakan nilai dari ROI, ROA dan RKD dalam setiap data yang diberikan sehingga terdapat beberapa jenis rasio yang dihitung oleh peneliti berdasarkan KMK, sehingga ada kemungkinan menimbulkan ketidakpastian terhadap keabsahan dari hasil perhitungan. Saran Bagi Penelitian Yang Akan Datang Perlu adanya kajian secara lebih mendalam terhadap karakteristik dan keunikan dari masing-masing Dana Pensiun sehingga melalui Portofolio Investasi dan indikator rasio-rasio yang diperoleh dapat menjadi alat untuk membandingkan apakah keputusan investasi dalam menentukan bentuk dan proporsi Portofolio Investasi yang dimiliki memang benar-benar sudah tepat dan ideal serta dapat memberikan imbal hasil sesuai dengan yang diharapkan. Implikasi Penelitian Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, maka ada beberapa implikasi yang perlu diperhatikan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, penelitian ini memberikan analisis yang dapat menjadi masukan bagi tiga Dana Pensiun yang ada di Salatiga mengenai portofolio investasi seperti apa yang ideal yang seharusnya dibentuk oleh masing-masing Dana Pensiun sesuai dengan Arahan Investasi dean Batasan Investasi menyangkut Instrumen apa saja dan berapa besar proporsi yang diperkenankan. Secara praktis, hendaknya masing-masing Dana Pensiun tidak hanya terfokus pada instrumen Deposito Berjangka dan Obligasi saja. Walaupun berdasarkan hasil 55 analisis dan data mengungkapkan bahwa, imbal hasil yang diperoleh cukup stabil dan secara keseluruhan dapat memenuhi harapan para Pemberi Kerja maupun Peserta, namun tetap saja sesuai dengan prinsip investasi “high risk high return”, hasil investasi dari intrumen investasi yang low risk, return nya juga tertentu. Deposito Berjangka dan Obligasi maupun investasi tabungan lainnya memang layak menjadi pilihan dan sesuai dengan prinsip konservatif Dana Pensiun dalam menjalankan kegiatan investasinnya, tetapi tidak ada salahnya jika mencoba untuk memberikan proporsi yang sedikit lebih besar untuk intrumen investasi lainnya misalnya dari produk pasar modal. 56 DAFTAR PUSTAKA Francis, Jack., Investment: Analysis and Management , 5th Edition, McGraw-Hill Inc., Singapore, 1991. Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat, Cetakan Pertama. Yogyakarta : UUP AMP YKPN Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisis Ketiga. Yogyakarta : BPEE UGM. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 510/KMK.06/2002. Laporan Tahunan Dana Pensiun 2006, Edisi Khusus 15 Tahun Dana Pensiun 19922007. Pendahuluan Pedoman Tata Kelola DP – Keputusan ketua Bapepam & LK No. KEP 136/BL/2006. 57 Peraturan Menteri Keuangan No. 19/PMK.010/2012 tetntang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun. Pratomo, Eko.,dkk, Panduan Praktis Investasi Bagi Dana Pensiun , BNP Paribas : 2013. Rodoni, Ahmad dan Othman Yong. Analisis Investasi dan Teori Portofolio. Murai Kencana. Jakarta, 2003. Sentanoe Kertonegoro, Analisa dan Manajemen Investasi, Widya Press Jakarta, 1995 Tandelilin, Eduardus, Dr., Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta, 2001. Undang-Undang, Peraturan Menteri Keuangan, Ketetapan Menteri Keuangan tentang Investasi Dana Pensiun, Arahan Investasi dan Ketetapan Perpajakan Terhadap Investasi. 58 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di kota Palangkaraya Kalimantan Tengah pada tanggal 07 September 1992 dari ayah yang bernama Kukuh Tri Wibowo dan ibu bernama Rait Tampung Maseh. Penulis merupakan anak Sulung dari tiga bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Menteng 6 Palangkaraya dan lulus pada tahun 2004. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 2 Palangkaraya dan tamat pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Katolik Santo Petrus Kanisius Palangkaraya dan lulus pada tahun 2010. Setelah tamat SMA, penulis hijrah ke propinsi Jawa Tengah dan diterima di Fakultas Ekonomika Dan Bisnis (FEB) Program Studi Akuntansi Satya Wacana dan Tamat bulan Mei 2014. 59 Lampiran 1. Hasil Perhitungan ROI Tiga Dana Pensiun Berdasarkan Data Dari Laporan Hasil Investasi Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 20082012 Dana Pensiun A Total Investasi Total Hasil Bersih Investasi Rata-rata Total Investasi 2008 Total Investasi Total Hasil Bersih Investasi Rata-rata Total Investasi ROI 2010 2011 2012 56.017.175.064 60.777.904.820 63.863.521.293 65.822.416.688 62.083.952.369 2.030.815.853 8.427.088.880 6.333.963.448 6.513.163.291 5.597.749.855 57.702.457.392 58.397.539.942 62.320.713.057 64.842.968.991 63.953.184.529 ROI Dana Pensiun B 2009 3,52% 2008 14,43% 2009 10,16% 2010 10,04% 2011 8,75% 2012 48.916.644.850 55.216.957.798 61.611.506.456 67.855.837.636 72.600.804.660 1.089.459.584 7.752.838.424 7.222.630.558 7.349.865.767 6.637.330.755 47.546.476.494 52.066.801.324 58.414.232.127 64.733.672.046 70.228.321.148 2,29% 14,89% 60 12,36% 11,35% 9,45% Dana Pensiun C 2008 Total Investasi 2010 2011 2012 18.794.627.672 19.725.565.449 21.880.864.424 23.736.887.159 25.794.761.680 1.707.026.415 2.170.709.564 4.240.520.806 4.093.698.528 3.961.771.595 18.794.627.672 19.260.096.561 20.803.214.937 22.808.875.792 24.765.824.420 11,27% 20,38% 17,95% Total Bersih Hasil Investasi Rata-rata Total Investasi 2009 ROI 9,08% 16,00% Lampiran 2. Hasil Perhitungan ROA Tiga Dana Pensiun Berdasarkan Data Dari Laporan Aktiva Bersih Tiga Dana Pensiun Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2008-2012 Dana Pensiun A Total Pendapatan Total Aset 2008 2009 Total Pendapatan Total Aset ROA 2011 2012 1.507.963.271 7.765.456.186 5.373.995.840 5.431.874.933 4.458.818.134 58.571.815.326 65.217.709.787 66.076.119.564 68.214.739.725 66.766.410.937 ROA Dana Pensiun B 2010 3% 2008 12% 2009 8% 2010 8% 2011 7% 2012 4.267.971.213 6.229.376.420 6.526.738.177 6.367.017.437 6.206.424.395 50.581.751.619 57.030.683.875 62.839.608.364 68.937.510.705 73.710.695.680 8% 11% 61 10% 9% 8% Dana Pensiun C 2008 Total Pendapatan Total Aset 2009 2010 2011 2012 1.274.626.895 1.736.783.967 1.598.575.583 1.467.470.836 1.976.572.992 19.612.083.404 21.567.327.900 23.360.226.894 25.063.209.460 27.124.041.868 ROA 6% 8% 7% 6% 7% Lampiran 3. Hasil Perhitungan dan Data RKD Dari Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012 Dana Pensiun A Rasio Pendanaan 2008 139.9% Dana Pensiun B Aktiva Bersih Piutang lain-lain Kekayaan u/ pendanaan Kewajiban Aktuaria Rasio Pendanaan 2008 50.254.516.841 182.691.454 50.071.825.387 49.268.373.000 102% Dana Pensiun C Aktiva Bersih Piutang lain-lain 2009 133.4% 2010 136.4% 2009 56.771.191.907 67.322.832 56.703.869.075 53.070.145.000 107% 2011 122.3% 2012 121.9% 2010 62.697.855.250 322.275.046 62.375.580.204 62.447.117.000 100% 2011 68.371.318.675 259.798.334 68.111.520.341 67.963.682.000 100% 2012 73.545.390.078 355.302.405 73.190.087.673 74.887.224.000 98% 2008 2009 2010 2011 2012 19610219204 21557769018 23182395205 24610556196 27039251176 112884000 117160000 124193000 151215000 157843000 62 Kekayaan u/ pendanaan 19497335204 21440609018 23058202205 24459341196 26881408176 Kewajiban Aktuaria 21699797000 23570052000 28512394612 30949301000 30794245314 Rasio Pendanaan 90.0% 91.0% 86.5% 80.6% 80.9% Lampiran 4. Arahan Investasi dari Masing-Masing Dana Pensiun (terlampir dalam beberapa halaman) Lampiran 5. Daftar Penempatan Deposito Berjangka DPGKJ Per 31 Desember 2008-2012 ( terlampir dalam beberapa halaman) Lampiran 6. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ( terlampir dalam 3 lembar) 63