Portofolio Investasi Dana Pensiun (Studi Kasus di Tiga Dana

advertisement
PENDAHULUAN
Salah satu faktor yang mendorong sebagian calon tenaga kerja berkeinginan
masuk menjadi pengawai negeri sipil atau ABRI dan Polri atau pegawai tetap lainnya
adalah karena adanya tunjangan pensiun setelah mereka dapat menyelesaikan tugas nya
atau yang dikenal juga dengan purna bhakti. Penerimaan dana pensiun ini akan mereka
terima sampai dengan mereka meninggal dunia, bahkan setelah mereka meninggalpun
pensiun masih akan diterimakan kepada janda atau duda pensiunan maupun anak-anak
mereka apabila masih dalam batas umur tertentu atau belum menikah. Dengan adanya
jaminan pensiun ini mereka akan senantiasa mendapatkan penghasilan sehingga
kehidupan mereka yang sudah memasuki pensiun akan dapat memenuhi kebutuhannya
sendiri tidak harus menggantungkan hidupnya dari anak, keluarga, atau pihak yang lain.
Dalam rangka memberikan kesinambungan penghasilan setelah purna bhakti
dan memberikan rasa aman dalam bekerja, pemerintah telah menetapkan Undangundang Nomor 11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun (Undang-Undang Dana Pensiun
Nomor 11 tahun 1992). Melalui pelaksanaan UUDP ini kegiatan pengumpulan,
pengelolaan serta pembayaran sejumlah uang yang ditujukan bagi karyawan yang
berhenti bekerja setelah mencapai usia tertentu diatur secara lebih baik. Dana pensiun
sebagai suatu badan hukum berdasarkan ketentuan UUDP 11/1992 tersebut mempunyai
tugas dan fungsi mengelola serta menjalankan program yang menjanjikan manfaat
pensiun (pensiun benefit).
1
Sistem pendanaan program pensiun dilakukan melalui pemotongan iuran, baik
dari karyawan maupun pemberi kerja, kemudian kekayaan Dana Pensiun berdasarkan
akumulasi tersebut beberapa diantaranya diinvestasikan ke dalam beberapa instrumen
investasi yang memungkinkan terbentuknya akumulasi dana yang cukup untuk
pembayaran manfaat pensiun dalam memelihara kesinambungan penghasilan peserta
pada hari tua. Pembayaran manfaat pensiun dilakukan ketika karyawan telah mencapai
usia pensiun tertentu sebagaimana ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dari
masing-masing dana pensiun yang dibentuk oleh perusahaan/instansi.
Suksesnya investasi Dana Pensiun sangat tergantung pada bagaimana peran
yang dilakukan masing-masing pihak baik selaku Pengurus, Dewan Pengawas, Pendiri
bahkan sampai kepada pesertanya didalam proses investasi yang dimulai dari penetapan
kebijakan investasi, manajemen portofolio investasi serta monitoring pelaksanaan
portofolio investasi. Setiap pelaksaan investasi selalu dihadapkan pada risiko. Risiko
tidak mungkin dapat dihilangkan dari sebuah kegiatan investasi, risiko hanya dapat
diminimumkan. Oleh sebab itu, salah satu cara untuk dapat meminimumkan risiko
adalah dengan menyusun portofolio investasi yang optimal dengan menggunakan
strategi dan menerapkan manajemen portofolio yang sesuai dengan karakteristik
investasi Dana Pensiun yang bersifat jangka panjang.
Dana pensiun merupakan suatu badan hukum yang berkaitan erat dengan
keuangan dan sebagi pemberi jaminan akan kehidupan para pesertanya. Oleh sebab itu
dalam setiap kegiatannya termasuk investasi
Dana Pensiun sangat diatur oleh
perundang-undangan, peraturan pemerintah, keputusan menteri, surat keputusan dirjen
2
lembaga keuangan serta Arahan Investasi. Hal itulah yang menjadikan Dana Pensiun
sebagai salah satu lembaga yang unik dan memiliki karakteristik yang sangat berbeda.
Pentingnya peran sebuah lembaga Dana Pensiun dalam menjamin peneriamaan
terhadap manfaat pensiun sebagai wujud imbalan atas pengabdian pekerja setelah
menyelesaikan masa bhaktinya menjadikan salah satu alasan dari keterarikan peneliti
terhadap penelitian lebih jauh tentang keseluruhan Dana Pensiun yang terkait dengan
kegiatan investasi sebagai wujud dari usaha pengembangan kekayaan yang dimiliki.
Oleh sebab itu, peneliti memilih tiga Dana Pensiun yang ada di Salatiga untuk menjadi
objek penelitian terkait dengan bentuk dari portofolio investasinya dan pergerakan
terhadap hasil investasi yang diperoleh oleh masing-masing Dana Pensiun tersebut.
Besarnya manfaat pensiun yang menjadi hak peserta didasarkan pada jenis dana
pensiun serta program pensiun yang diterapkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Untuk Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dikenal 2 program pensiun yaitu program
pensiun manfaat pasti (PPMP) dan program pensiun iuran pasti (PPIP). Sedangkan
untuk Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) hanya dikenal 1 jenis program yaitu
PPIP. Rumusan manfaat pensiun pada PPMP dihitung berdasarkan rumus yang telah
ditetapkan dalam peraturan dana pensiun dimana komponennya terdiri dari factor
penghargaan tertentu per tahun masa kerja, masa kerja dan penghasilan dasar pensiun.
Faktor penghargaan ditetapkan maksimal 2,5% per tahun masa kerja.
Sementara untuk PPIP besarnya manfaat pensiun berdasarkan nilai akumulasi
dana yang tercatat atas nama akun masing-masing peserta. Dana Pensiun harus memiliki
3
kecukupan dana untuk dapat menjamin kesinambungan terhadap pembayaran manfaat
pesiun, oleh sebab itu sangatlah penting bagi Dana Pensiun untuk melakukan kegiatan
investasi dalam rangka pengembangan kekayaan. Agar investasi yang dilakukan dapat
memberi hasil yang optimal seperti yang diharapkan, maka Dana Pensiun harus
melakukan suatu kegiatan dalam aktivitas investasi yaitu penentuan alokasi aset
strategis serta melakukan diversifikasi portofolio.
Penerapan diversifikasi sendiri dapat dibagi menjadi dua tingkatan. Untuk
tingkatan pertama, diversifikasi akan menyebarkan investasi pada jenis-jenis instrumen
yang berbeda, seperti deposito, saham dan obligasi. Yang kedua adalah penyebaran
investasi dalam masing-masing jenis aset misalnya penyebaran deposito di beberapa
bank di Indonesia, demikian pula dengan saham dan jenis aset lainnya. Pembentukan
portofolio investasi sangat penting dan secara langsung memberikan dampak terhadap
tujuan Dana Pensiun untuk mengembangkan kekayaan yang dimiliki. Oleh sebab itu,
pada penelitian ini yang akan diteliti adalah portofolio investasi mana yang paling
optimal dalam pemberian imbal hasil dengan tingkat risiko tertentu yang sesuai dengan
peraturan perundangan dan peraturan pemerintah tentang Dana Pensiun maupun
investasi Dana Pensiun.
Dalam penelitian ini, akan lebih menekankan pada bentuk dan komposisi
portofolio investasi yang seperti apa yang dipilih oleh masing-masing Dana Pensiun
yang ada di Salatiga selama periode Per 31 Desember 2008-2012. Hasil dari penelitian
ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam penentuan komposisi
portofolio pada periode selanjutnya bagi lembaga Dana Pensiun yang bersangkutan.
4
KAJIAN PUSTAKA
Dana Pensiun sebagai Badan Hukum yang menyelenggarakan Program Pensiun,
yakni suatu program yang menjanjikan akan memberikan sejumlah uang dengan
pembayaran secara berkala dan dikaitkan dengan pencapaian usia tertentu (PSAK 18 ;
Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP-136/BL/2006). Program Pensiun
diselenggarakan dengan sistem pembentukan dana berupa iuran dari Pemberi Kerja
(Instansi bisnis dan non bisnis) maupun dari karyawan (Peserta). Dana Pensiun
diselenggarakan oleh 2 lembaga keuangan, yakni Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
yang menyelenggarakan Program Pensiun Manfaat Pasti dan Program Pensiun Iuran
Pasti, serta lembaga pengelola selanjutnya yakni Dana Pensiun Lembaga keuangan yang
hanya dapat menyelenggarakan program pensiun iuran pasti.
Untuk Program Pensiun Iuran Pasti( PPIP), jumlah yang diterima oleh peserta
pada saat pensiun tergantung pada jumlah iuran dari pemberi kerja, atau iuran peserta
dan pemberi kerja atau iuran peserta, dan hasil usaha. Kewajiban dari pemberi kerja
adalah membayar iuran sesuai dengan yang ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun.
Bantuan aktuaris biasanya tidak diperlukan, meskipun nasehat aktuaris terkadang
digunakan untuk memperkirakan manfaat pensiun yang akan diterima peserta pada saat
pensiun, berdasarkan jumlah iuran saat ini dan dimasa datang serta estimasi hasil
investasi Dana Pensiun.
Sedangkan, dalam Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) besarnya
pembayaran manfaat pensiun yang diJanjikan kepada peserta ditentukan dengan rumus
5
manfaat pensiun yang telah ditetapkan dalam Peraturan Dana Pensiun. Rumus tersebut
dipengaruhi oleh masa kerja, faktor penghargaan per tahun masa kerja dan penghasilan
dasar pensiun.
PPMP membutuhkan bantuan aktuaris secara periodik untuk
menentukan besarnya nilai kewajiban aktuaria, mengkaji kembali asumsi aktuarial yang
digunakan dan merekomendasikan tingkat iuran yang seharusnya. Dalam mengelola
Program Pensiun, khusus nya Program Pensiun Manfaat Pasti, agar dapat mencapai
kekayaan yang cukup untuk membayar manfaat pensiun salah satu upaya yang dapat
dilakukan
selain
mengumpulkan
dana
dari
pemberi
kerja,
yakni
dengan
menginvestasikan sejumlah aset yang dimiliki dengan harapan mendapatkan imbal hasil
yang maksimal guna tercapainya tujuan Program Pensiun untuk memberikan jaminan
kesinambungan penghasilan setelah purna bhakti bagi peserta/karyawan perusahaan
sehingga dapat memberikan rasa aman.
Kegiatan investasi bagi Dana Pensiun merupakan salah satu kegiatan utama
disamping melaksanaan administratif kepesertaan dan penunjang lainnya, sehingga
dalam berinvestasi Dana Pensiun harus mengelola investasi tersebut dengan kaidah
kehati-hatian(prudent), relatif aman namun diharapkan tetap memberikan hasil yang
optimal, serta dengan mengikuti peraturan dan acuan tentang investasi dana pensiun.
Investasi
Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva
produktif selama periode waktu yang tertentu (Jogiyanto,2000), atau sebagai
penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang
6
akan datang (Francis, 1991). Investasi dapat berbentuk aktiva nyata/aktiva fisik di
antaranya: bangunan, tanah dan emas serta komoditas dan lain-lain. Investasi yang
berbentuk aktiva keuangan yaitu obligasi atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan di antara para investor (pemodal) khususnya di pasar modal. Investasi dalam
bentuk aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung.
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat
diperjual-belikan di pasar uang(money market), pasar modal (capital market) atau pasar
turunan (derivative market).
Salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi
yang dilakukannya adalah return . Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua
komponen utama, yaitu yield dan capital gain(loss). Yield merupakan komponen return
yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi. Sedangkan, capital gain(loss) merupakan kenaikan (penurunan) harga
suatu surat berharga baik saham maupun obligasi yang bisa memberikan keuntungan
(kerugian) bagi investor (Tandelilin,2001). Di samping memperhitungkan return,
investor harus memperhitungkan risiko yang ditanggungnya.
Ada beberapa sumber risiko yang dapat mempengaruhi besarnya risiko suatu
investasi, antara lain: 1) Risiko suku bunga, perubahan suku bunga akan mempengaruhi
harga saham secara terbalik, artinya jika suku bunga meningkat, maka harga saham
akan turun,demikian pula sebaliknya. 2) Risiko pasar, fluktuasi pasar secara
keseluruhan yang mempengaruhi variabilitas return suatu investasi yang ditunjukkan
7
dengan berubahnya indeks pasar saham secara keseluruhan dan dipengaruhi oleh
banyak faktor seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, ataupun perubahan politik.
3) Risiko inflasi, dikenal juga dengan risiko daya beli. 4) Risiko bisnis, risiko yang
ditemui pada saat menjalankan bisnis dalam suatu jenis industri. 5) Risiko finansial,
berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan utang dalam pembiayaan
modalnya. 6) Risiko likuiditas, semakin cepat sekuritas diperdagangkan, maka akan
semakin likuid sekuritas tersebut, demikian pula sebaliknya. 7) Risiko nilai tukar mata
uang. 8) Risiko negara (country risk).
Return investasi hanya dapat diperkirakan melalui pengestimasian, karena
sangatlah mustahil untuk dapat menentukan secara mutlak berapa return yang akan
diperoleh di masa yang akan datang. Estimasi return suatu sekuritas dilakukan dengan
menghitung return yang diharapkan melalui perhitungan rata-rata dari semua return
yang mungkin terjadi yang telah diberi bobot berdasarkan probabilitas terjadinya. Selain
menghitung return yang diharapkan, investor juga harus menghitung risiko dari suatu
investasi. Untuk menghitung besarnya risiko total yang dikaitkan dengan return yang
diharapkan, dilakukan dengan menghitung varians dan standar deviasi return investasi.
Varians maupun standar deviasi merupakan ukuran besarnya penyebaran
ditribusi probabilitas yang menunjukkan seberapa besar penyebaran variabel random di
antara nilai rata-ratanya. Semakin besar penyebarannya, semakin besar pula varians atau
standar deviasi investasi tersebut. Sebagai investor yang rasional tentu akan memilih
investasi yang memberikan return yang paling besar dengan risiko tertentu. Namun
8
tidak ada return besar tanpa tingkat risiko yang besar pula, karena hukum investasi
adalah high risk high return. Hal tersebut yang menyebabkan perilaku yang berbedabeda dari masing-masing investor. Paul.D. MacLean menyimpulkan bahwa ketiga otak
manusia menghasilkan mental yang berbeda: insting, emosi, dan alasan, yang sering
kali tidak berjalan beriringan antara satu dan yang lainnya.
Berdasarkan ketiga pembagian itu maka investor sebagai seorang manusia dapat
digolongkan ke dalam tipe intuitif (yang mengambil keputusan berdasarkan insting),
tipe emosional (seseorang yang bertindak berdasarkan emosi), dan tipe rasional
(seseorang yang berfokus kepada alasan dibalik sesuatu). Perilaku para investor tersebut
dilatarbelakangi oleh kebutuhan yang menjadi dasar dari keinginan manusia, tujuan, dan
motivasi. Selain itu, kebutuhan akan sesuatu juga dapat menjadi dasar dari kesalahan
manusia yang berakar dari persepsi pribadi , percaya diri, ketergantungan kepada
peraturan (rule of thumb), dan emosi. Kesalahan terdapat dalam seluruh wilayah pasar
modal dan mempengaruhi investor individual, investor institusional, analis, strategis,
broker, manajer portofolio, pemain option, pemain mata uang, pemain future, eksekutif
keuangan, dan komentator keuangan di dalam media. Bagi investor, terdapat dua hal
penting untuk diingat selalu.
Pertama, faktor-faktor yang didasarkan kepada nilai (value) dan ukuran (size)
dari aset yang menjelaskan sekitar variasi imbal hasil. Kedua, premium nilai dan ukuran
aset yang telah diobservasi dalam berbagai periode waktu. Risiko yang terkandung
dalam investasi dapat diuperkecil dengan cara membentuk diversifikasi, yang akan
9
dibahas pada bagian selanjutnya. Penelitian ini lebih jauh akan membahas tentang
kegiatan investasi di lembaga Dana Pensiun. Seperti yang dikemukakan sebelumnya,
bahwa kegiatan investasi Dana Pensiun sangat diatur oleh peraturan-peraturan yang ada,
serta harus berlandaskan pada Arahan Investasi yang mengatur tentang instrumen
investasi yang dapat dipilih yang akan dijelaskan pada bagian selanjutnya dari bab ini.
Diversifikasi Portofolio
Prinsip diversifikasi digunakan sebagai cara alat untuk mengurangi risiko
investasi dari kerugian besar atau kehilangan seluruhnya dari investasi yang sudah
ditanamkan. Contoh sederhana, jika Dana Pensiun hanya menempatkan seluruh dana
investasinya pada deposito dan menempatkannya hanya pada satu Bank, kemudian
Bank yang bersangkutan mengalami kebangkrutan , maka Dana Pensiun akan
kehilangan sebagian dari dana yang sudah ditanamkannya. Prinsip diversifikasi juga
membuka peluang untuk meningkatkan kinerja investasi dalam jangka panjang.
Penempatan sebagian tertentu dari total dana investasi Dana Pensiun dalam aset berisiko,
seperti obligasi dan saham, akan memberikan potensi pertumbuhan investasi yang lebih
tinggi dalam jangka panjang, jika dibandingkan dengan penempatan 100% pada hanya
di deposito berjangka saja.
Risiko investasi menyerupai risiko kehidupan, di mana risiko tersebut bukan
untuk dihindari, namun untuk diminimalisir dan dikelola dengan baik, karena harapan
akan keeuntungan yang lebih besar biasanya hanya bisa didapat dengan menghadapi
risiko yang lebih besar juga. Pada tahap pembentukan aset alokasi strategis, penerapan
10
prinsip diversifikasi akan tercermin pada pemilihan jenis-jenis aset yang akan
membentuk portofolio investasi. Penerapan prinsip diversifikasi dapat dibagi menjadi
dua tingkatan. Yang pertama, diversifikasi akan menyebarkan investasi pada jenis-jenis
instrumen yang berbeda, seperti deposito, saham dan obligasi. Pembobotan alokasi dana
untuk masing-masing jenis aset yang dipilih akan membentuk aset alokasi strategis yang
sifatnya jangka panjang.
Diversifikasi tingkat kedua adalah penyebaran investasi di dalam masing-masing
jenis aset. Alokasi investasi pada deposito akan menyebarkan penempatan pada
beberapa bank, alokasi pada obligasi akan menyebarkan penempatan pada beberapa
jenis dan penerbit obligasi (negara dan perusahaan), dan alokasi pada saham akan
menyebarkan penempatan pada berbagai sektor usaha dan perusahaan/instansi.
Portofolio yang optimal dapat ditentukan dengan menggunakan model Markowitz atau
dengan model Indeks tunggal. Yang dibutuhkan untuk menentukan portofolio yang
optimal dengan model-model tersebut adalah portofolio yang efisien, karena semua
portofolio yang optimal adalah portofolio yang efisien tetapi semua portofolio yang
efisien belum tentu merupakan portofolio yang optimal.
Investor dapat memilih kombinasi dari aktiva-aktiva yang dapat membentuk
portofolionya. Seluruh set yang memberikan kemungkinan portofolio yang dapat
dibentuk daari kombinasi n-aktiva yang tersedia disebut dengan opportunity set atau
attainable set. Semua titik di attainable set
menyediakan semua kemungkinan
portofolio baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Akan tetapi investor yang
rasional tidak akan memilih portofolio yang tidak efisien. Rasional investor hanya
11
tertarik dengan portofolio yang efisien. Kumpulan dari portofolio yang efisien ini
disebut dengan efficient set atau efficient frontier.
Bentuk dari attainable set dan efficient set akan berbeda tergantung dari korelasi
masing-masing aktiva, yang biasanya dimulai dari dua aktiva sampai dengan n-aktiva.
Hanya portofolio yang memberikan return ekspektasian terbesar dengan risiko yang
sama atau portofolio yang memberikan risiko terkecil dengan return ekspektasian yang
sama yang merupakan portofolio efisien. Tiap-tiap investor akan mempunyai tanggapan
berbeda-beda terhadap risiko, sehingga seorang investor akan memilih portofolio yang
berbeda dengan investor lainnya selama portofolio tersebut merupakan portofolio
efisien yang masih berada di efficient set.
Salah satu alasan utama Dana Pensiun berinvestasi antara lain untuk memenuhi
tujuan memberikan jaminan kesinambungan penghasilan setelah purna bhakti bagi
peserta/karyawan instansi dalam bentuk pembayaran manfaat pensiun baik pada masa
kini maupun pada masa yang akan datang. Dengan mengetahui besarnya kewajiban,
Dana Pensiun harus mengupayakan untuk menggalang dana dan kekayaan agar aset
yang telah terbentuk mampu memenuhi kewajiban yang harus ditunaikan. Inilah yang
disebut sebagai asset liability management. Dari perhitungan aktuaria akan diketahui,
berapa besar jumlah iuran yang harus disetorkan Pendiri / Pemberi Kerja, berapa besar
imbal hasil (return) rata-rata jangka panjang yang harus dihasilkan agar dapat
memenuhi kewajibannya.
12
Untuk membangun sejumlah aset Dana Pensiun hanya memiliki dua sumber
dana yakni yang berasal dari iuran Pendiri /Pemberi kerja dan peserta serta hasil dari
kegiatan investasi berupa imbal hasil (keuntungan) yang diperoleh dari pengelolaan
investasi terhadap aset yang sudah dimiliki sebelumnya. Di lain pihak, jika kegiatan
investasi tidak memberikan hasil yang optimal atau tidak sesuai dengan yang
diharapkan, maka kontribusi dari iuran pendiri/pemberi kerja menjadi lebih besar dari
yang direncanakan, dan tentu saja hal ini dapat memberatkan beban keuangan dari
instansi pendiri. Dalam kenyataannya ditemukan bahwa salah satu bagian tersulit dalam
penentuan alokasi aset strategis adalah bagaimana melakukan prediksi rata-rata tahunan
imbal hasil jangka panjang untuk masing-masing jenis instrumen investasi.
Oleh karena itu, pendekatan dan analisa makro diperlukan untuk dapat melihat
besaran-besaran dan arah (trend) makro ekonomi, seperti pertumbuhan Produk
Domestik Bruto (PDB), neraca pembayaran, kondisi ekspor-impor, inflasi, tingkat suku
bunga acuan, cadangan devisa, kurs mata uang dan besaran-besaran makro lainnya.
Untuk membantu mempermudah dalam menentukan alokasi aset strategis perlu
diperhatikan pula hal-hal berikut ini seperti memahami akan pentingnya diversifikasi
portofolio seperti yang telah diungkapkan sebelunmnya, pemilihan dan penentuan bobot
dari tiap jenis aset, fleksibilitas jangka pendek / tactical allocation, serta penentuan
tolok ukur (benchmark). Alokasi aset strategis merupakan keputusan yang sangat
penting.
Banyak riset yang menyebutkan, bahwa keputusan penentuan aset alokasi
strategis memiliki kontribusi lebih dari 80% dalam penentuan kinerja akhir portofolio
13
investasi. Keputusan penentuan aset alokasi strategis akan menentukan jenis instrumen
investasi apa yang akan dipilih dan dari penentuan bobot investasi, yakni berapa besar
dana investasi akan dialokasikan untuk masing-masing jenis investasi tersebut. Hasil
akhir dari proses penentuan aset strategis berupa komposisi suatu portofolio.
Dasar Hukum Investasi
Dana Pensiun sebenarnya dapat langsung berinvestasi di pasar modal maupun
pasar uang meskipun tanpa peraturan yang mengikat , namun karena Dana Pensiun
sebagai suatu Badan Hukum dan yang dipandang sensitif karena terkait dengan
keuangan, oleh sebab itu pemerintah turun tangan dengan mengeluarkan Peraturan
perundang-undangan maupun surat keputusan yang didalamnya mengatur bagaimana
Dana Pensiun menjalani kegiatan investasinya dan juga tentang kebijakan dan fasilitas
perpajakan khusus untuk penghasilan yang diterima dari hasil investasi Dana Pensiun.
Dana Pensiun memiliki status sebagai badan hukum dan daapat memulai kegiatannya
sejak tanggal pengesahan Menteri.
Dalam berinvestasi Dana Pensiun memiliki beberapa pedoman yang tujuannya
agar pedoman tersebut dapat memberikan panduan dalam pengelolaan investasi agar
dana yang dikelola memberikan hasil yang optimal dan relatif aman sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun serta arahan investasi dari
pendiri. Adapun dasar acuan tersebut diurutkan yang pertama mulai dari UndangUndang tentang Dana Pensiun, yang kedua Peraturan Pemerintah tentang Dana Pensiun
Pemberi Kerja, yang ketiga Keputusan Menteri Keuangan tentang Investasi Dana
14
Pensiun dan urutan yang terakhir adalah SK Dirjen Lembaga Keuangan tentang
Penyusunan Laporan Investasi Dana Pensiun. Untuk dapat lebih memahami pedoman
tersebut akan dibahas pada bagian berikutnya.
Selain diatur oleh peraturan Pemerintah melalui perundang-undangan dan
ketentuan tentang investasi, kekayaan Dana Pensiun juga diatur oleh Arahan Investasi
oleh Pendiri. Setiap Dana Pensiun juga diwajibkan untuk menyampaikan laporan
berkala mengenai kegiatannya kepada Menteri yang terdiri dari laporan keuangan yang
telah diaudit oleh akuntan publik independen serta wajib menyampaikan laporan teknis
yang disusun oleh pengurus atau oleh aktuaris sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh
Menteri. (Undang-Undang Nomor 11 tahun 1992 Tentang Dana Pensiun ; Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 76 tahun 1992). Dana pensiun memiliki
karakteristik yang sangat unik sebagai sebuah badan hukum di dalam bidang keuangan,
terdapat banyaknya peraturan yang mengatur di dalamnya mulai dari Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah , keputusan menteri keungan sampai dengan SK Dirjen dan surat
edaran.
Di samping itu, karakteristik yang lain yakni adanya
beberapa fasilitas
pengecualian bagi penghasilan dari investasi Dana Pensiun terhadap kewajiban
perpajakan seperti : penghasilan yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh menteri Keuangan ada yang tidak termasuk sebagai
objek pajak yakni untuk bunga dan diskonto dari deposito, sertifikat deposito dan
tabungan pada Bank di Indonesia serta SBI dengan syarat deposito dan SBI tersebut
tidak melebihi Rp. 7.500.000 ; bunga dari obligasi yang diperdagangkan di pasar modal
15
di Indonesia ; dividen dari saham pada perseroan terbatas yang tercatat di BEI ; bunga
tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan untuk dihuni sendiri.
Dalam Keputusan Menteri Keuangan yang mengatur tentang perpajakan juga
disebutkan bahwa penghasilan berupa bungan dengan nama dan dalam bentuk apapun
yang diterima atau diperoleh dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI dipotong
Pajak Penghasilan yang bersifat final. Pengecualian dari pemotongan Pajak Penghasilan
dapat diberikan berdasarkan Surat Keterangan Bebas (SKB) Pemotongan Pajak
Penghasilan atas bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI, yang diterbitkan oleh
Kantor Pelayanan Pajak(KPP) tempat dinama Dana Pensiun yang bersangkutan
terdaftar.(Peraturan
Pemerintah
Nomor
131
th
2000;
KMK
RI
Nomor:651/KMK.04/1994 ; KMK RI Nomor: 51/KMK.04/2001 ; KMK RI Nomor:
121/KMK.03/2002).
Arahan Investasi
Arahan Investasi adalah kebijakan investasi yang ditetapkan oleh Pendiri (untuk
program pensiun manfaat pasti) atau yang ditetapkan oleh Pendiri bersama Dewan
Pengurus (untuk program pensiun iuran pasti), yang harus dijadikan sebagai pedoman
bagi para pengurus dalam melaksanakan kegiatan investasi. Arahan investasi yang
disusun oleh Pendiri atau Pendiri bersama dengan Dewan Pengawas harus sesuai
16
dengan ketentuan perundang-undangan di bidang Dana Pensiun terutama ketentuan
mengenai investasi Dana Pensiun (lihat Lampiran 4).
Dalam arahan investasi, sekurang-kurangnya harus dicantumkan hal-hal berikut
antara lain: sasaran hasil investasi setiap tahun dalam bentuk kuantitatif yang harus
dicapai oleh Pengurus; batas maksimum proporsi kekayaan Dana Pensiun yang dapat
ditempatkan untuk setiap jenis investasi; batas maksimum proporsi kekayaan Dana
Pensiun yang dapat ditempatkan pada satu pihak; objek investasi yang dilarang untuk
penempatan kekayaan Dana Pensiun; ketentuan likuiditas minimum portofolio investasi
Dana Pensiun untuk mendukung ketersediaan dana untuk pembayaran manfaat pensiun
dan operasional Dana Pensiun; ketentuan yang memuat kewajiban dilakukannya
pengkajian yang memadai untuk penempatan dan pelepasan investasi; sistem
pengawasan dan pelaporan pelaksanaan pengelolaan investasi; ketentuan mengenai
penggunaan tenaga ahli, penasihat, lembaga keuangan dan jasa lain yang dipergunakan
dalam pengelolaan investasi; dan sanksi yang akan diterapkan Dana Pensiun kepada
Pengurus atas pelanggaran ketentuan mengenai investasi yang ditetapkan dalam
Undang-Undang Dana Pensiun dan peraturan pelaksanaannya.
Selain itu, didalam Arahan Investasi juga harus menyatakan rencana investasi
yang merupakan penjabaran dari arahan investasi serta mencerminkan penerapan
prinsip-prinsip penyebaran risiko dan keputusan investasi yang obyektif. Rencana
investasi juga harus disampaikan kepada Dewan Pengawas selambat-lambatnya setiap
akhir bulan serta rencana tersebut hanya akan berlaku apabila telah mendapatkan
persetujuan dari Dewan Pengawas. Didalam Arahan Investasi juga dicantumkan jenis
17
instrumen apasaja yang diperkenankan untuk diinvestasikan, jenis-jenis instrumen ini
akan dibahas pada bagian selajutnya tentang instrumen investasi Dana Pensiun.
Terdapat pula batasan-batasan kualitatif maupun kuantitatif terhadap masing-masing
instrumen investasi seperti yang terdapat di dalam tabel batasan investasi pada
pembahasan sebelumnya. Arahan Investasi dapat diubah sewaktu-waktu oleh Pendiri
apabila telah memenuhi persyaratan untuk perubahan arahan investasi serta perubahan
tersebut harus dilaporkan kepada Menteri selambat-lambatnya 30 hari setelah tanggal
perubahan. Apabila terdapat pelanggaran terhadap keputusan dan Undang-undang Dana
Pensiun serta peraturan pelaksanaannya, maka Pengurus akan dikenakan sanksi berupa
teguran tertulis bahkan pemberhentian dari jabatan yang bersangkutan.
Instrumen Investasi
Sebagaimana yang telah dijabarkan dalam dasar hukum dan arahan investasi
yang merupakan acuan utama bagi Dana Pensiun dalam berinvestasi, maka jenis
instrumen investasi yang diperkenankan antara lain sebagai berikut:
Investasi Di Pasar Uang Sesuai dengan KMK no 511/KMK.06./2002 pada Bab
IV pasal 6, jenis investasi pada produk pasar uang antara lain sbb : a) Deposito
berjangka pada bank yakni penempatan Dana pada bank dalam bentuk deposito
berjangka dengan jangka waktu 1 sampai dengan 24 bulan. b) Deposito On Call pada
Bank Penempatan Dana di bank atas dasar Call / Telepon dengan jangka waktu
umumnya kurang dari 1 bulan, biasanya bersifat sementara menunggu dilakukan ke
investasi dengan jangka waktu yang lebih dari 1 bulan. c) Sertifikat Deposito,
18
Penempatan pada Bank dalam bentuk simpanan berjangka dengan sistim diskonto yang
pencairannya atas unjuk dan dapat diperjual belikan sebelum jatuh tempo. d) Sertifikat
Bank Indonesia, Surat Berharga atas Unjuk dalam rupiah yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka pendek dengan sistim diskonto yang
Pembeliannya dapat dilakukan melalui Bank (Pasar Sekunder) pada saat lelang dan atau
waktu-waktu tertentu.
Sedangkan,
Investasi
Di
Pasar
Modal
Sesuai
dengan
KMK
no
511/KMK.06./2002 pada Bab IV pasal 6, jenis investasi pada produk pasar modal
antara lain : a) Saham yang tercatat di BEI, merupakan surat tanda bukti kepemilikan
atas suatu perusahaan yang menerbitkan (Emiten) surat berharga tersebut yang dapat
diperjual-belikan di pasar modal di Indonesia. b) Obligasi yang tercatat di BEI, yakni
sebuah sekuritas yang memberikan pendapatan dalam jumlah tetap kepada pemiliknya.
Investor sudah dapat mengetahui dengan pasti berapa pembayaran bunga yang akan
diperoleh secara periodik dan berapa pembayaran kembali nilai par pada saat jatuh
tempo. c) Surat Utang Negara, berupa surat pengakuan utang dalam mata uang rupiah
maupun valuta asing yang diterbitkan dan dijamin pembayaran bunga dan pokoknya
oleh Negara Republik Indonesia, sesuai dengan masa berlakunya. d) Unit penyertaan
reksadana, merupakan sebuah wadah yg dipergunakan utk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam produk pasar uang dan
pasar modal sesuai dengan pospektusnya oleh Manajer Investasi. Dibagi dalam
beberapa jenis yakni reksadana pendapatan tetap, reksadana berkembang serta
reksadana campuran (flexible).
19
Adapun instrumen investasi lainnya yang tidak termasuk dalam klasifikasi pasar
uang maupun pasar modal adalah sebagai berikut: 1) Pengelolaan Investasi melalui
Pihak Ketiga, yakni pengalihan pengelolaan sebagian investasi dari Pengurus ke pihak
ketiga (Manajer Investasi) dimana penunjukan Manajer Investasi harus mendapat
persetujuan Pendiri dan Dewan Pengawas, 2) Investasi Pada Tanah di Indonesia. 3)
Investasi pada Bangunan di Indonesia, 4) Investasi pada tanah dan bangunan di
Indonesia. 5) Penempatan langsung pada saham atau modal pada suatu perseroan atau
badan usaha lain di Indonesia yang belum “go public” baik baru maupun yang sudah
berdiri, serta memiliki bukti kepemilikan saham yang sah yang dikeluarkan oleh
perseroan atau badan usaha tersebut.
Temuan Penelitian Terdahulu
Pada awal perkembangan industri Dana Pensiun, kekayaan Dana Pensiun lebih
banyak ditempatkan pada jenis investasi dalam bentuk portofolio berjangka. Hingga
akhir tahun 1997, sekitar separuh dari investasi Dana Pensiun berada dalam bentuk
deposito berjangka. Selebihnya investasi Dana Pensiun ditempatkan pada saham,
obligasi, penyertaan langsung dan tanah dan bangunan (grafik 1). Pada tahun 1998,
proporsi investasi Dana Pensiun di deposito berjangka meningkat secara signifikan
menjadi sekitar 70,6% dari total investasi. Hal tersebut terutama didorong oleh
tingginya tingkat suku bunga deposito dan skema penjaminan pemerintah.
20
Grafik 1. Komposisi Portofolio Investasi Dana Pensiun Tahun 1995-
2006
Hingga akhir tahun 2002, portofolio investasi Dana Pensiun di deposito
berjangka mencapai 69,7%, obligasi sebesar 11,9%, tanah dan bangunan sebesar 6%,
penyertaan langsung sebesar 5,9%,dan selebihnya ditanamkan pada berbagai instrumen
investasi lainnya. Sejak tahun 2004 terjadi perubahan. Dalam periode 2004-2006
portofiolio investasi Dana Pensiun didominasi oleh tiga jenis instrumen secara relatif
seimbang: deposito, obligasi dan surat berharga pemerintah. Pada periode tersebut, ratarata penempatan dana pensiun terhadap total investasi dana pensiun di deposito
berjangka adalah sebesar 30,4%, obligasi dan surat berharga pemerintah masing-masing
sebesar 24,5% dan 23,6 %. Pergeseran ini terjadi karena beberapa hal antara lain, karena
penurunan tingkat suku bunga perbankan dan perkembangan investasi lain khususnya
surat berharga pemerintah.
21
Berdasarkan hasil
dari penelitian terdahulu tersebut, maka peneliti merasa
sangat perlu untuk dapat menganalisis bagaimana pergerakan komposisi portofolio
investasi Dana Pensiun pada lembaga-lembaga Dana Pensiun yang ada di Salatiga serta
bagaimana tingkat keuntungan yang dihasilkan dari masing-masing komposisi
portofolio tersebut. Periode yang akan diteliti adalah dari periode tahun 2007-2012.
METODOLOGI PENELITIAN
Objek Penelitian
Penelitian dilakukan pada Tiga Dana Pensiun yang ada di Salatiga dengan
jangka waktu penelitian dan pengumpulan data September 2013 – April 2014. Dalam
penelitian ini, akan membahas dan menganalisis terhadap bentuk dan seberapa besar
komposisi Portofolio Investasi yang dipilih oleh tiga Dana Pensiun Per 31 Desember
2008-2012, serta dengan data yang diperoleh maka akan di hitung serta dianalisis
perolehan dari Return On Investment
(ROI), Return On Asset (ROA), dan Rasio
Kecukupan dana (RKD).
Jenis Dan Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data diperoleh dari Laporan Hasil
Investasi dari masing-masing Dana Pensiun yang ada di Salatiga yang diambil dari
22
Laporan Aktiva Bersih Per 31 Desember 2008-2012, Laporan Portofolio Investasi Per
31 Desember 2008-2012, Laporan Hasil Investasi dan Hasil Usaha Per 31 Desember
2008-2012, Laporan Neraca Per 31 Desember 2008-2012 dan Arahan Investasi sebagai
referensi dan acuan dalam menilai kebijakan dari masing-masing Dana Pensiun.
Metode Analisis Data
Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah sebagai
berikut :
1. Menganalisis Portofolio Investasi
Menganalisis dan membandingkan instrumen penyusun portofolio
investasi dan seberapa besar proporsi yang diberikan oleh masing-masing Dana
Pensiun, apakah telah sesuai dengan Arahan Investasi yang telah ditetapkan oleh
masing-masing Pendiri Dana Pensiun.
2. Menghitung Return On Investment (ROI)
Menghitung efektivitas pengelolaan investasi dengan menggunakan
rumus ROI serta dengan memperhatikan aearah investasi dari tiap-tiap Dana
Pensiun yang ada di Salatiga. Adapun rumus yang digunakan sesuai dengan
peraturan dari Dana Pensiun adalah sebagai berikut:
ROI =
Total Hasil Investasi
23
X 100%
Rata-rata Total Investasi
3. Menghitung Return On Asset (ROA)
ROA dihitung dengan menggunakan rumus seperti di bawah ini, yang
menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
total aktiva untuk menghasilkan laba. Adapun rumus yang digunakan sebagai
dasar perhitungan ROA adalah sebagai berikut:
Total Pendapatan
ROA =
Total Aset Tersedia
X 100%
4. Menghitung Rasio Kecukupan Dana (RKD)
Mengukur
Kesanggupan
masing-masing
Dana
Pensiun
untuk
membayarkan manfaat pensiun kepada pesertanya menggunakan rumus RKD.
Adapun perhitungan yang digunakan sesuai dengan KMK RI NOMOR
510/KMK.06/2002 adalah sebagai berikut:
RKD =
Kekayaan Untuk Pendanaan
24
X 100%
Kewajiban Aktuaria
5. Menganalisis dan membandingkan realisasi nilai ROI yang diperoleh dengan
ROI yang ditargetkan sesuai dengan Arahan Investasi yang telah ditetapkan oleh
Pendiri.
6. Menganalisis hasil perolehan ROA dan RKD dari tiga Dana Pensiun
7. Setelah menganalisis bentuk dan proporsi dari portofolio investasi tiga Dana
Pensiun serta membandingkan dan menganalisis hasil perhitungan ROI, ROA
dan RKD, maka peneliti menarik kesimpulan dan memberikan implikasi kepada
tiga Dana Pensiun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan agar dapat
menjadi pertimbangan dalam menyusun portofolio investasi pada periode yang
akan datang.
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel
VARIABEL
Portofolio (Husnan, 2003)
GENUS
DIFERENSIA
PROXIMUM
SPESIFIKA
Sekumpulan investasi
Menyangkut identifikasi
sekuritas yang akan dipilih
dan penentuan proporsi
dana yang akan
25
dialokasikan untuk
sekuritas tersebut.
Investasi
Penanaman Modal
(Ferancis, 1991)
diharapkan dapat
menghasilkan tambahan
dana pada masa yang akan
datang
Dana Pensiun
Badan Hukum
menyelenggarakan
(PSAK 18 dan
Program Pensiun, yaitu
KEP136/BL/2006)
suatu program yang
menjanjikan sejumlah uang
dengan pembayaran secara
berkala dan dikaitkan
dengan pencapaian usia
tertentu
26
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian dalam skripsi ini tiga Dana Pensiun yang ada di Salatiga yang
Portofolio Investasinya menjadi pembahasan utama dalam penelitian ini, selain itu juga
di analisis Rasio-rasio keuangan yang mencerminkan pergerakan dari kegiatan usaha
pengembangan kekayaan melalui investasi. Adapun data-data yang digunakan dalam
penelitian ini terambil dari periode investasi per 31 Desember 2008-2012. Masingmasing Dana Pensiun meminta untuk menyamarkan nama dengan menggati menjadi
yakni Dana Pensiun A, Dana Pensiun B, serta Dana Pensiun C.
Ketiga Dana Pensiun ini merupakan Dana Pensiun yang menjalankan Program
Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) serta memiliki Arahan Investasi tersendiri yang tidak
sama satu dan yang lain dan ditetapkan oleh Pendiri. Dana Pensiun A merupakan
kelanjutan dari Yayasan Dana Pensiun Sekolah-Sekolah X yang didirikan di kota
Salatiga sejak tanggal 30 Januari 1970 berdasarkan akta notaris yang disahkan oleh
Menteri Keuangan Republik Indonesia. peraturan Dana Pensiun A telah mengalami
beberapa perubahan, Dana Pensiun A didirikan untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan dan diselenggarakan dengan maksud untuk menyelenggarakan Program
Pensiun Manfaat Pasti yang bertujuan memelihara kesinambungan penghasilan peserta,
27
termasuk pihak yang berhak serta untuk meningkatkan motivasi dan ketenangan bekerja
karyawan. Kekayaan Dana Pensiun A merupakan kekeayaan yang terpisahkan dari
kekayaan Pendiri, kekayaan awal Dana Pensiun A berasal dari kekayaan Yayasan Dana
Pensiun Sekolah X, selanjutnya kekayaan Dana Pensiun A dihimpun dari: Iuran
Pemberi Kerja ; Iuran Peserta ; Hasil Investasi ; Pengalihan dana dari Dana Pensiun
Lain. Demikian pula dengan gambaran umum dari Dana Pensiun B dibentuk oleh
Pendiri sebagai kelanjutan dari Yayasan Z(nama disamarkan)yang kepengurusannya
diketua oleh seorang dosen dari universitas di Salatiga. Berdirinya Dana Pensiun B
dibawah pengawasan Dewan Pengawas dari Yayasan X yang terletak di Salatiga dengan
maksud dan tujuan didirikannya Dana Pensiun B untuk dapat mengelola dan
menjalankan Program Pensiun Manfaat Pasti serta diharapkan dapat memberikan
jaminan kelangsungan penghasilan bagi para peserta pensiun termasuk para dosen
sampai civitas akademik dan seluruh pihak yang berhak menerima imbal hasil dari masa
bhakti yang telah dijalani. Dana Pensiun C dibentuk oleh pendiri sebagai kelanjutan dari
Yayasan Dana Pensiun Gereja Y(nama disamarkan) di Salatiga pada tanggal 1 Agustus
1975 sesuai dengan akta notaris yang disahkan oleh menteri Keuangan Republik
Indonesia. singkat kata, Dana Pensiun C didirikan dengan maksud untuk mengelola dan
menjalankan Program Pensiun Manfaat Pasti
dengan mengembangkan dana guna
menjamin pembayaran manfaat pensiun kepada para peserta. Adapun tujuannya adalah
untuk meningkatkan kesejahteraan hidup tenaga Gereja yang menjadi peserta Dana
Pensiun C serta pihak yang berhak atas kesinambungan penghasilan untuk masa yang
akan datang.
28
Masing-masing Dana Pensiun di Salatiga yang menjadi objek dalam penelitian
ini pada dasarnya memiliki maksud dan tujuan pendirian yang hampir sama, yakni,
untuk menjamin kesinambungan penghasilan yang berupa manfaat pensiun yang
penerimaannya terkait dengan pencapaian usia tertentu. Hal tersebut menyebabkan
masing-masing dari Dana Pensiun memiliki karakteristik dan keunikannya tersendiri.
Demikian sekilas dari gambaran umum dari objek dalam penelitian ini.
Portofolio Investasi
Pengelolaan Dana Pensiun bertujuan untuk memenuhi kewajiban kepada peserta
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Keberhasilan pengelolaan Dana
Pensiun dapat diukur dengan menggunakan indikator yang telah ditetapkan oleh
Ketentuan/peraturan yang menggunakan rumusan yang ditetapkan melalui PMK No.
199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun. Portofolio merupakan suatu
kombinasi atau gabungan dari sekumpulan aset, baik berupa aset riil (real asset) yang
berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,
pembukaan perkebunan dan aset financial (financial asset) yang dilakukan di pasar
uang baik berupa sertifikat deposito, commercial paper, dan surat berharga pasar uang
yang dimiliki oleh investor.
Portofolio
dapat
dikatakan
efisien
apabila
portofolio
tersebut
ketika
dibandingkan dengan portofolio lain mempunyai expected return terbesar dengan risiko
yang sama atau memberikan risiko terkecil dengan expected return yang sama. Pada
hakekatnya pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi resiko dengan
29
diversifikasi, yaitu dengan mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai alternatif
investasi yang berkorelasi negatif. Penelitian ini lebih menekankan pembahasan pada
bentuk portofolio investasi yang seperti apa yang ideal bagi dalam usaha pengembangan
kekayaan yang dilakukan oleh Dana Pensiun yang dapat memberikan hasil investasi
seperti yang diharapkan sehingga dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap total
pendapatan dan kekayaan pada masa yang akan datang. Berdasarkan data yang
diperoleh dari tiga Dana Pensiun yang menjadi objek dalam penelitian ini, maka dapat
di lihat bentuk dari portofolio yang disusun, sebagai berikut:
Tabel 2. Portofolio Investasi Dana Pensiun A Per 31 Desember 2008-2012
INSTRUMEN INVESTASI
ARAHAN
INVESTASI
(%)
Deposito Berjangka
2008
2009
2010
(Rp)
(Rp)
0-100 34.332.000.000
2011
(Rp)
2012
(Rp)
(Rp)
61,29% 26.570.000.000
43,72% 27.800.000.000
43,53% 29.200.000.000
44,36% 26.200.000.000
42,20%
- 2.005.000.000
3,30% 2.005.000.000
3,14% 2.005.000.000
3,05% 1.000.000.000
1,61%
Sukuk
0-5
-
Saham
0-25
1.329.396.830
2,37% 6.674.431.020
10,98% 8.368.571.125
13,10% 4.042.833.700
6,14% 3.257.621.300
5,25%
Obligasi
0-25
6.000.000.000
10,71% 12.150.216.775
19,99% 12.119.177.952
18,98% 12.088.139.130
18,36% 12.057.015.269
19,42%
Unit Penyertaan Reksadana
0-25
3.408.277.101
6,08%
- 6.318.258.746
9,60% 2.029.295.677
3,27%
Surat Berharga Pemerintah (Negara)
0-25
8.167.066.133
14,58% 6.161.684.920
10,14% 6.156.303.707
9,64% 5.150.922.494
7,83% 4.045.526.538
6,52%
Unit Penyrtaan Investasi Kolektif
0-10
25.400.000
0,05%
0,04%
25.400.000
0,04%
-
-
-
-
Reksadana
0-20
5,00% 1.408.833.559
2,21%
-
-
-
-
Penempatan Langsung
Tabungan
0-100
Tanah
0-10
Tanah dan Bangunan
0-10
-
25.400.000
-
-
-
- 3.040.041.405
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4,92%
-
-
-
2.755.035.000
-
- 4.151.130.700
6,83% 5.980.234.950
29.400.000
0,05%
- 1.194.727.668
1,82% 5.303.093.585
8,54%
- 5.793.134.950
8,80% 8.162.000.000
13,15%
9,36%
29.400.000
0,04%
-
-
-
-
56.017.175.064 100,00% 60.777.904.820 100,00% 63.863.521.293 100,00% 65.822.416.688 100,00% 62.083.952.369 100,00%
TOTAL INVESTASI
Sumber : Laporan Aktiva Bersih Dana Pensiun A Per 31 Desember 2008-2012
30
Tabel 3. Portofolio Investasi Dana Pensiun B Per 31 Desember 2008-2012
INSTRUMEN INVESTASI
ARAHAN
INVESTASI
(%)
2008
2009
(Rp)
2010
(Rp)
2011
(Rp)
2012
(Rp)
(Rp)
Deposito Berjangka
0-70 25.357.000.000 51,84% 23.160.089.426 41,94% 18.359.500.000 29,80% 22.024.500.000 32,46% 28.104.500.000 38,71%
Saham
0-30
Obligasi
0-50/0-60
1.939.525.400
3,96%
1.227.240.000
2,22% 1.227.238.501
1,99% 2.349.529.501
3,46% 2.265.911.000
3,12%
8.278.424.482 16,92% 25.238.357.685 45,71% 34.873.012.835 56,60% 33.643.811.013 49,58% 33.745.554.289 46,48%
Sukuk
0-50
-
-
2.632.818.548
4,77% 2.654.561.383
4,31% 2.558.881.478
3,77%
528.361.943
0,73%
Unit Penyertaan Reksadana
0-30
2.984.337.428
6,10%
637.039.965
1,15% 1.209.571.653
1,96% 3.628.257.699
5,35% 4.903.396.161
6,75%
Surat Berharga Pemerintah (Negara)
0-70
6.165.037.540 12,60%
2.179.172.174
3,95% 2.172.071.186
3,53% 2.105.501.134
3,10% 1.981.944.006
2,73%
Penempatan Langsung
0-10
190.820.000
0,39%
142.240.000
0,26%
142.240.000
0,23%
173.863.908
0,26%
132.697.000
0,18%
Tanah, Tanah&Bangunan
0-15
4.001.500.000
8,18%
-
-
-
-
-
-
-
Tabungan
0-10
-
-
-
-
973.310.898
1,58% 1.371.492.903
2,02%
938.440.261
1,29%
TOTAL INVESTASI
48.916.644.850 100,00% 55.216.957.798 100,00% 61.611.506.456 100,00% 67.855.837.636 100,00% 72.600.804.660 100,00%
Sumber: Laporan Posisi Portofolio Investasi Dana Pensiun B Per 31 Desember 2008-2012
Tabel 4. Portofolio Investasi Dana Pensiun C Per 31 Desember 2008-2012
31
INSTRUMEN INVESTASI
ARAHAN
INVESTASI
(%)
2008
2009
(Rp)
2010
(Rp)
2011
(Rp)
2012
(Rp)
(Rp)
Deposito Berjangka
0-100 10.675.000.000
56,80% 12.525.000.000
63,08% 15.275.000.000
Obligasi
0-100
4.305.000.000
22,91%
10,07% 2.000.000.000
0-20
40.890.000
0,22%
-
-
-
-
-
-
-
-
0-100
2.003.599.131
10,66%
19.200.000
0,10%
15.900.000
0,07%
35.475.000
0,15%
47.800.000
0,19%
36.822.457
0,19%
39.732.549
0,18%
39.732.549
0,17%
39.732.549
0,15%
11,51% 1.475.523.667
6,74%
2.091.412.587
8,81% 3.039.820.871
11,78%
Jenis Investasi penempatan Langsung
Saham
2.000.000.000
69,81% 16.525.000.000
9,14%
2.000.000.000
69,62% 18.525.000.000
71,82%
8,43% 2.000.000.000
7,75%
Saham Penempatan Langsung
0-20
-
-
Unit Penyertaan Reksadana
0-100
-
- 2.285.442.992
Surat Berharga Pemerintah (Negara)
0-100
-
- 1.055.000.000
5,31%
755.000.000
3,45%
755.000.000
3,18%
300.000.000
1,16%
-
-
131.272.579
0,66%
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Piutang Investasi
Tanah
0-15
Tanah & Bangunan Dlm Negeri
0-15
TO TAL INVESTASI
1.770.138.541
9,42%
1.804.100.000
- 1.234.000.000
5,64%
1.217.560.020
5,13%
781.034.817
3,03%
9,09% 1.085.708.208
4,96%
1.072.707.003
4,52% 1.061.373.443
4,11%
18.794.627.672 100,00% 19.856.838.028 100,00% 21.880.864.424 100,00% 23.736.887.159 100,00% 25.794.761.680 100,00%
Sumber: Laporan Portofolio Investasi Dana Pensiun C Per 31 Desember 2008-2012
Pada umumnya, pengelolaan dana pensiun merupakan pengelolaan investasi
jangka panjang, dikarenakan investasi yang dilakukan seseorang pada dana pensiun
memerlukan waktu minimal 10 tahun (Undang Undang no 11 Tahun 1969). Dana
Pensiun dalam menjalankan kegiatan investasinya, melakukan usaha yang sedemikian
rupa dengan tujuan mendapatkan imbal hasil yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dana Pensiun dituntut agar dapat memilih bentuk investasi yang dapat memberikan
hasil yang baik dengan tingkat resiko tertentu. Salah satu cara yang dapat dilakukan
adalah dengan membentuk portofolio investasi.
Setiap Dana Pensiun memiliki kebijakan tersendiri dalam kegiatan investasinya,
termasuk dalam pembentukan portofolio investasi. Dalam pembentukan dan pemilihan
komponen penyusunnya, portofolio investasi Dana Pensiun dibatasi oleh Arahan
Investasi yang ditelah ditetapkan oleh Pendiri. Oleh sebab itu, portofolio dari masing-
32
masing Dana Pensiun memiliki keunikan dan karakterisktiknya tersendiri karena
Arahan Investasi nya yang berbeda-beda.
Selama periode 2008-2012, tiga Dana Pensiun lebih banyak mengalokasikan
dana investasinya pada Deposito Berjangka dan Obligasi sebagai komponen penyusun
portofolio investasinya. Berdasarkan data portofolio investasi dari Tiga Dana Pensiun di
atas, hampir setengah kekayaan untuk investasi dialokasikan pada instrumen investasi
yang berupa Deposito Berjangka. Deposito adalah instrumen investasi dengan resiko
yang kecil. Melalui investasi / tabungan deposito berjangka, dapat menjaga nilai pokok
dari uang yang Anda investasikan. Hal ini berbeda dengan instrumen investasi dalam
bentuk saham dan investasi obligasi, dimana ada kemungkinan nilai pokok dari kedua
investasi tersebut dapat berkurang. Fluktuasi tingkat suku bunga bank hanya akan
berpengaruh terhadap pendapatan bunga yang Anda terima, tidak pada penurunan atau
kenaikan nilai pokok uang yang diinvestasikan.
Pada akhir periode 2008, kondisi pasar modal sedang tidak stabil hal ini dapat
dilihat dari penurunan IHSG yang disebabkan oleh berbagai faktor. Merupakan suatu
keuntungan tersendiri bagi Tiga Dana Pensiun yang memilih untuk menyusun
portofolio investasi dengan Deposito Berjangka sebagai instrumen dengan alokasi
terbesar, karena diketahui bahwa sampai pertengah periode 2008 suku bunga Deposito
Berjangka berada pada titik tertingginya. Diperkirakan penyebab dari kenaikan tingkat
suku bunga ini dikarenakan resesi global akibat kasus kredit macet di bidang properti
yang melanda Amerika Serikat, yang berawal di tahun 2007.
33
Portofolio investasi dari tiga Dana Pensiun yang menjadi objek dalam penelitian
ini, tersusun atas Deposito Berjangka dan Obligasi dengan proporsi yang dominan. Ada
kemungkinan hal ini disebabkan karena Deposito Berjangka memiliki tingkat resiko
yang relatif kecil dan memiliki tingkat suku bunga yang pergerakannya tidak terlalu
memberikan dampak buruk terhadap imbal hasil yang diperoleh. Begitu pula dengan
obligasi yang memiliki pergerakan harga yang tidak terlalu bergejolak layaknya saham.
Resiko yang lebih kecil tentu sebanding dengan return atas investasi yang tidak sebesar
jika diinvestasikan pada intrumen yang memiliki resiko lebih besar.
Untuk investasi yang bekesinambungan dan lebih mengutamakan kepastian akan
perolehan imbal hasil, deposito berjangka, obligasi maupun intrumen pasar uang
lainnya cukup layak untuk menjadi pilihan dalam penyusunan portofolio investasi. Hal
ini sejalan dengan tujuan Dana Pensiun yang mengharapkan dapat memberikan jaminan
terhadap manfaat pensiun bagi para pesertanya di masa yang akan datang. Tujuan
tersebut menjadi salah satu alasan mengapa tiga Dana Pensiun selama periode 20082012 menempatkan kekayaan untuk investasi pada Deposito Berjangka dengan alokasi
terbesar dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. Seperti yang dapat dilihat
pada portofolio investasi di atas, alokasi aset pada instrumen pasar modal memiliki
proporsi yang sangat kecil, karena dinilai memiliki resiko yang cukup besar yang tidak
sejalan dengan prinsip investasi Dana Pensiun yang cenderung konservatif.
34
Besarnya proporsi dari Deposito Berjangka dalam setiap portofolio investasi
yang disusun oleh tiga Dana Pensiun sepanjang periode 2008-2012 belum ada yang
melampaui batasan Arahan Investasi yang ditetapkan oleh masing-masing Pendiri,
tetapi proporsi yang diberikan dapat tergolong cukup besar, karena hampir setengah dari
kekayaan yang dialokasikan untuk investasi ditempatkan pada Deposito Berjangka.
Demikian pula dengan portofolio investasi yang dibentuk oleh Dana Pensiun B, namun
perbedaannya secara bergantian menempatkan Deposito Berjangka dan Obligasi sebagai
komponen dengan proporsi yang dominan.
Pembentukan portofolio investasi menjadi hal yang sangat penting untuk setiap
Dana Pensiun, karena melalui pemilihan instrumen yang menjadi komponen penyusun
portofolio serta melalui kebijakan manajer investasi dalam menentukan seberapa besar
alokasi aset yang tersedia untuk investasi diharapkan mampu memberikan imbal hasil
terhadap investasi yang pada akhirnya akan memberikan ketersediaan dana untuk
menjamin kelangsungan terhadap pembayaran manfaat pensiun bagi seluruh peserta
pensiun yang dapat dilihat dari rasio kecukupan dana yang dimiliki yang akan dibahas
secara lebih lanjut pada bagian selanjutnya. Hal yang menarik dari pembentukan
portofolio investasi Dana Pensiun C, setiap periodenya instrumen investasi Deposito
Berjangka yang memiliki proporsi dominan ditempatkan pada Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) dan merupakan penyumbang terbesar terhadap hasil investasi yang diperoleh
Dana Pensiun C yang dapat dilihat secara lebih detail pada bagian yang telah terlampir
(lihat Lampiran 5).
35
Komposisi dan bentuk dari portofolio investasi menjadi sangat penting bagi
setiap Dana Pensiun, karena dari portofolio yang dibentuk dapat dilihat keputusan dan
strategi apa yang diterapkan serta hasil seperti apa yang diharapkan akan dicapai dari
masing-masing Dana Pensiun. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya
persentase ROI yang diperoleh sebagai indikator imbal balik dari hasil usaha
pengembangan kekayaan juga dapat dianalisis dari bentuk portofolio investasi yang
dipilih. Portofolio investasi yang disusun sedemikian rupa juga turut mempengaruhi
besarnya imbal hasil yang diperoleh atas sejumlah kekayaan dan dana yang
diinvestasikan dalam rangka mengembangkan kekayaan demi tercapainya kecukupan
dana untuk dapat membayarkan manfaat pensiun kepada seluruh peserta pensiun.
Faktor-faktor lainnya juga turut berpengaruh atas besar kecilnya perolehan ROI
untuk masing-masing Dana Pensiun, seperti faktor makro ekonomi, kenaikan tingkat
inflasi yang turut mempengaruhi harga saham, ataupun peristiwa dan musim tertentu
yang turut mempengaruhi keadaan perekonomian sehingga berpengaruh pada harga
saham dan produk pasar uang maupun pasar modal. Pembahasan ROI secara lebih
mendalam akan dibahas pada bagian selanjutnya dari bab ini.
Return On Investment (ROI)
ROI adalah pengembalian hasil investasi dari seluruh Investible Asset dalam
bentuk persentase pada periode waktu tertentu, hasil investasi yang diperoleh menjadi
salah satu bentuk pengembalian dari usaha pengembangan kekayaan untuk
mendapatkan sumber dana tambahan demi tersedianya kecukupan dana untuk menjamin
36
kelanangsungan pemberian manfaat pensiun bagi seluruh peserta pensiun. Sehingga,
semakin besar ROI yang diperoleh maka menggambarkan semakin banyak pula hasil
investasi yang didapat sehingga tambahan dana untuk investasi pun akan meningkat.
Pada dasarnya, yang ditargetkan oleh Pendiri adalah besarnya hasil investasi
yang harus dicapai pada periode investasi, namun agar lebih sederhana maka di dalam
Arahan Investasi yang diatur dan ditargetkan adalah persentase ROI minimal yang harus
dicapai. Oleh sebab itu, apabila Dana Pensiun yang memperoleh ROI yang besar dan
memenuhi harapan Arahan Investasi dapat dikatakan memiliki kinerja dan pengelolaan
yang baik terhadap investasinya.
Berikut adalah perolehan ROI dari masing-masing Dana Pensiun adalah sebagai
berikut:
37
Sumber: Laporan Hasil Investasi Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012
Setiap usaha investasi memiliki dua sisi yang selalu terkait satu sama lain.
Resiko yang besar tentu menawarkan return yang menggiurkan. Begitu pula sebaliknya,
apabila memilih investasi dengan resiko yang kecil tentu diiringi dengan return tertentu
yang tidak sama besarnya jika dibandingkan dengan yang memiliki resiko lebih besar.
Setiap Dana Pensiun memiliki target ROI yang berbeda-beda pada setiap periodenya,
besarnya persentase ROI yang menjadi acuan dasar diatur dalam Arahan Investasi yang
ditetapkan oleh Pendiri.
38
Berdasarkan hasil perhitungan (lihat Lampiran 1), pada akhir periode 2008 Dana
Pensiun B memperoleh ROI sebesar 2,23% yang merupakan ROI terendah yang
diperoleh, kemudian Dana Pensiun A memperoleh ROI sebesar 3.52% dan Dana
Pensiun C dengan persentase perolehan ROI tertinggi sebesar 9.08%. Sesuai dengan
Arahan Investasi dari masing-masing Dana Pensiun tersebut, belum ada yang dapat
memenuhi target ROI yang telah ditetapkan oleh masing-masing Pendiri. Hal ini
mungkin disebabkan karena sebagian besar alokasi aset dari tiga Dana Pensiun di
investasikan pada instrumen pasar uang berupa Deposito Berjangka yang memiliki
resiko cukup kecil daripada resiko instrumen dari pasar modal, walaupun tingkat suku
bunganya sedang dalam masa puncak tertingginya pada pertengahan periode 2008,
tetapi return yang diperoleh tidak sebesar jika di alokasikan pada instrumen lain yang
memiliki tingkat resiko yang lebih besar seperti saham. Faktor lainnya yang memiliki
kemungkinan menjadi penyebab rendahnya ROI adalah karena sepanjang periode 2008
terjadi krisis yang menekan kondisi pasar modal sehingga return yang di peroleh dari
investasi di pasar modal menjadi kurang maksimal, proporsi dari instrumen investasi
yaang berasal dari pasar modal yang kecil juga dimungkinkan dapat menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhinya.
Investasi seperti tabungan atau deposito menjadi pilihan utama karena risiko
yang melekat relatif kecil tetapi memberikan hasil yang pasti dan tetap. Akan tetapi,
pertengahan tahun 2008 telah terjadi krisis keuangan global, kinerja pasar modal dunia
turun lebih dari 30% dan diikuti oleh penurunan harga komoditas karena berkurangnya
permintaan akibat dari pelemahan perekonomian dunia. Seluruh dunia menurunkan
39
tingkat suku bunga sebagai upaya untuk mempertahankan kinerja perekonomian
negaranya. Keadaan tersebut turut mendorong jatuhnya nilai dari beberapa instrumen
investasi di pasar modal sehingga instrumen dari pasar uang lebih banyak dilirik oleh
para investor yang menganut prinsip konservatif.
Pembentukan portofolio investasi dari tiga Dana Pensiun pada setiap periode
memang didominasi oleh instrumen investasi yang berupa Deposito Berjangka dan
Obligasi. Sedangkan, instrumen lainnya memiliki alokasi yang sangat kecil seperti yang
telah dibahas pada bagian sebelumnya tentang portofolio investasi dari tiga Dana
Pensiun. Hal ini pula yang menyebabkan ROI apada akhir periode 2008 tidak mampu
melampaui target yang telah ditetapkan.
Namun, pergerakan ROI pada awal periode 2009 sampai dengan akhir periode
2012 dapat terlihat semakin membaik. Peningkatan besarnya persentase ROI yang
diperoleh mencerminkan bahwa imbal balik dari usaha investasi yang dilakukan juga
turut meningkat terhadap rata-rata total investasi yang ditanamkan. Pergerakan dari ROI
memang tidak selalu bergerak naik, namun meskipun terjadi penurunan dirasa tidak
terlalu memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap keseluruhan hasil investasi
dari masing-masing Dana Pensiun.
Secara keseluruhan, selama periode 2008-2012 Dana Pensiun C memiliki
pergerakan ROI yang terus bergerak naik dan cukup stabil jika dibandingkan dengan
Dana Pensiun A maupun Dana Pensiun B. ROI yang semakin besar mewakili semakin
besarnya gambaran hasil investasi yang diperoleh dari sejumlah dana yang
40
diinvestasikan. Tetapi ROI yang besar saja tidak cukup untuk menjamin telah
tercapainya kinerja yang efektif dan efisien seperti yang diharapkan oleh pihak-pihak
yang melakukan investasi. Diperlukan analisis yang lebih mendalam tidak hanya dari
satu indikator rasio saja, melainkan dari indikator lainnya seperti ROA yang
mencerminkan bagaimana keadaan pendapatan yang dimiliki terhadap total aset yang
tersedia dari masing-masing Dana Pensiun.
Apabila diamati dari bentuk portofolio masing-masing Dana Pensiun maka dapat
diketahui strategi investasi yang sedang digunakan oleh para manajer investasi. Dalam
investasi ada 3 jenis strategi investasi yakni strategi agresif sebuah strategi manajemen
portofolio yang mencoba untuk memaksimalkan keuntungan dengan mengambil tingkat
yang relatif lebih tinggi dari risiko. Strategi investasi yang agresif menekankan apresiasi
modal sebagai tujuan investasi utama, daripada pendapatan atau keselamatan pokok.
Strategi seperti ini akan memiliki alokasi aset dengan bobot yang cukup besar di saham,
dan alokasi yang jauh lebih kecil untuk pendapatan tetap dan uang tunai. Yang kedua
adalah strategi moderat yang cenderung berada di tengah-tengah antara sifat agresif dan
konservatif.
Yang
terakhir
adalah
strategi konservatif
yang
memilih
untuk
menginvestasikan kekayaannya pada produk investasi dengan resiko yang rendah.
Berikut
ini
adalah
kelompok-kelompok
penggolongan resikonya:
41
instrumen
investasi
beserta
No Jenis
Resiko
Potensi Return
Rendah
Contoh Produk
1
Kas
Rendah
2
Obligasi
Sedang
3
Saham
Tinggi
4
Properti
Sedang
Sedang
Tanah, Ruko,
5
Logam Mulia
Sedang
Sedang
Emas
Sedang
Tabungan, Deposito, Reksadana Pasar Uang
ORI, Reksadana Pendapatan Tetap
Tinggi
Saham, Reksadana Saham
Untuk dapat mengetahui dengan jelas strategi apa yang digunakan oleh masingmasing Dana Pensiun maka dapat dilihat dari alokasi investasi terhadap instrumen
berupa saham dan reksanana. Selama periode 2008-2012 Dana Pensiun A memiliki
alokasi yang lebih besar untuk saham dan reksadana jika dibandingkan dengan Dana
Pensiun B dan Dana Pensiun C. Dana Pensiun B memiliki proporsi investasi saham dan
reksadana yang lebih kecil daripada Dana Pensiun C. Maka dari itu ada kecenderungan
bahwa Dana Pensiun A menerapkan strategi agresif, Dana Pensiun B strategi
Konservatif, sedangkan Dana Pensiun C menerapkan strategi moderat.
Penerapan sebuah strategi investasi tentu memiliki harapan dan pengaruh
tersendiri terhadap pencapaian hasil investasi yang diukur dengan persentase perolehan
ROI. Di bawah ini adalah perbandingan secara sederhan untuk melihat pengaruh
penerapan strategi investasi terhadap perolehan hasil investasi (ROI).
Tabel 5. Perbandingan Strategi Investasi dengan Rata-rata Perolehan ROI
42
Dana Pensiun
Strategi
Rata-rata Perolehan ROI
Dana Pensiun A
Agresif
9,40%
Dana Pensiun B
Konservatif
8,45%
Dana Pensiun C
Moderat
14,80%
Sumber: Portofolio dan ROI Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012 (data diolah,2014)
Dari perbandingan di atas maka dapat disimpulkan bahwa besarnya ROI tidak
tergantung pada instrumen yang memiliki \resiko paling tinmggi saja seperti saham dan
reksadana. Karena pada umumnya, saham dan reksadana yang memiliki resiko tinggi
dinilai dapat memberikan return yang lebih besar daripada intrumen lain yang resikonya
lebih kecil. Namun, berdasarkan perbandingan tersebut di atas, justru return terbesar
diperoleh Dana Pensiun C yang menerapkan strategi moderat.
Return On Asset (ROA)
ROA menunjukkan seberapa besar kemampuan dari dana yang diinvestasikan
dalam keseluruhan total aktiva untuk menghasilkan laba. ROA tidak memiliki
persentase tertentu sebagai target yang tertuang di dalam Arahan Investasi maupun
aturan lainnya yang dinyatakan secara eksplisit. Meskipun demikian, masing-masing
Dana Pensiun pada saat menentukan portofolio investasi sampai kepada hasil investasi
yang diharapkan, turut pula memperhitungkan dan menetapkan harapan terhadap
pencapaian ROA pada masa yang akan datang.
Bagi Dana Pensiun, ROA memiliki arti yang hampir sama pentingnya dengan
ROI, karena apabila hasil dari usaha investasi meningkat sehingga pendapatannya juga
43
meningkat, maka ada kemungkinan ROA nya juga meningkat tetapi tergantung pula
pada total aktiva bersih yang menjadi pembagi dalam perhitungan persentase ROA.
Berikut adalah hasil dari perhitungan ROA untuk masing-masing Dana Pensiun
selama periode 2008-2012:
Sumber:Laporan Aktiva Bersih Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012
Dari hasil perhitungan (lihat Lampiran 2), pergerakan ROA yang diperoleh oleh
masing-masing Dana Pensiun cukup berfluktuatif. Untuk tahun 2008, Dana Pensiun A
memperoleh ROA dengan terkecil yaitu sebesar 3.00% dibandingkan dengan Dana
Pensiun B dan Dana Pensiun C yang masing-masing sebesar 8.00% dan 6.00%. Pada
akhir periode 2008, Dana Pensiun B memperoleh ROA tertinggi sebesar 8.00%, apabila
44
dibandingkan dengan Dana Pensiun A dan Dana Pensiun C yang masing-masing
sebesar 3.00% dan 6.00%. Pada kenyataannya, diperiode yang sama Dana Pensiun C
yang memperoleh ROI tertinggi namun tidak sejalan dengan perolehan ROA nya, hal
ini dapat disebabkan karena terdapat peningkatan aset atau peningkatan pada jumlah
investasi pada Dana Pensiun C yang peningkatan bilangan pembaginya lebih besar
daripada peningkatan hasil investasinya yang artinya total pendapatannya pun
meningkat.
Faktor lainnya dapat disebabkan karena, setiap Dana Pensiun memiliki total
investasi yang berbeda-beda begitu pula dengan hasil investasinya. Sehingga
menyebabkan total pendapatan maupun aset tersediannya juga berbeda-beda. Karena
keunikan inilah, maka besarnya persentase rasio yang diperoleh tidak dapat serta merta
menjadi pembanding yang bersifat mutlak terhadap evaluasi kinerja dari kegiatan
investasi yang dilakukan.
Pada akhir periode 2012, dua dari Dana Pensiun memperoleh persentase ROA
yang sama besarnya yakni 7.00% yang diperoleh oleh Dana Pensiun A dan Dana
Pensiun C. Sementara perolehan ROA tertinggi sebesar 8.00% oleh Dana Pensiun B.
ROA yang diperoleh ketiga Dana Pensiun tidak trerpaut jauh berbeda, hanya selisih
sebesar 1.00%. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ukuran perolehan ROA,
seperti keadaan makro ekonomi dan pengaruh atas kebijakan-kebijakan tertentu yang
diberlakukan oleh masing-masing Dana Pensiun pada periode terkait. Indikator ROI dan
ROA memang menjadi sorotan utama dalam penelitian ini karena kaitannya dengan
45
pembahasan utama mengenai bentuk dan penyususnan portofolio yang dipilih oleh tiga
Dana Pensiun yang ada di Salatiga.
Apabila ROI yang diperoleh Dana Pensiun meningkat, maka diharapkan hasil
usaha dari pengembangan kekayaannya juga meningkat, sehingga Asset sebagai
lambang kekayaan sebuah Dana Pensiun juga diharapkan akan meningkat. Peningkatan
jumlah aset atau kekayaan inilah yang digambarkan melalui peningkatan persente ROA
nya. Oleh sebab itu, masing-masing Dana Pensiun berupaya sedemikan rupa pada setiap
periode investasi agar dapai meningkatkan persentase ROI maupun ROA dengan cara
menyusun portofolio investasi yang ideal yang dianggap memiliki potensi untuk dapat
mengembangkan kekayaan yang dimiliki. Peningkatan ROA tentu memberikan dampak
yang positif bagi pengembangan kekayaan atas aset yang telah diinvestasikan yang turut
mempengaruhi penilaian kinerja pihak-pihak yang bertanggung jawab untuk mengelola
aset dan kekayaan yang diinvestasikan.
Rasio Kecukupan Dana (RKD)
Sebagai sebuah lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja yang menyelenggarakan
Program Pensiun Manfaat Pasti, aspek pendanaan merupakan salah satu hal yang
terpenting dalam pelaksanaan dan kelangsungan kegiatan Dana Pensiun. Secara umum
disadari bahwa kecukupan pendanaan bagi Program Pensiun Manfaat Pasti adalah
tanggungjawab Pendiri, Dana Pensiun dituntut untuk senantiasa dapat mengelola,
menjaga, dan mengembangkan dana yang dipercayakan kepada Dana Pensiun.
46
Pendanaan menjadi begitu penting disebabkan karena pendanaan menentukan
sampai dimana kesanggupan Dana Pensiun untuk dapat memenuhi dan mewujudkan
tujuan pendiriannya, yakni: membayarkan Manfaat Pensiun sesuai dengan yang telah
dijanjikan, dan kelangsungan dari Program Pensiun itu sendiri. Sebagai indikator untuk
mengetahui dan mengukur sejauh mana efektivitas atas kinerja Pendiri dalam mengelola
sejumlah dana yang telah diinvestasika maka dapat dengan menggunakan salah satu dari
rasio keuangan untuk investasi yakni Rasio Kecukupan Dana (RKD). RKD
menunjukkan seberapa besar kecukupan dana dan kemampuan lembaga Dana Pensiun
untuk memenuhi kewajibannya yakni membayarkan manfaat pensiun pada masa kini
dan yang akan datang.
Jika nilai RKD berada pada angka 100.00% atau lebih, sampai 120.00% maka
terjadi overfunded , Pemberi Kerja (Pendiri) dapat tetap membayar Iuran Pensiun
Normal, namun tidak lagi membayar Iuran Pensiun Tambahan. Apabila nilai RKD
mencapai diatas 120.00% maka Pemberi Kerja (Pendiri) dapat mengurangi besarnya
Iuran Normal. Sedangkan, jika nilai RKD kurang dari 100.00% maka terjadi
underfunded , dimana terdapat defisit kekayaan sehingga timbul kewajiban Pemberi
Kerja (Pendiri) untuk membayar iuran tambahan atas defisit tersebut disamping tetap
membayar iuran normal.
47
Berikut adalah perolehan RKD dari masing-masing Dana Pensiun selama
periode 2008-2012:
Sumber: Laporan Aktuaria Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 2008-2012
Berdasarkan data di atas dan perhitungan yang dilakukan (lihat Lampiran 3),
maka dapat dilihat persentase atas RKD yang diperoleh oleh tiga Dana Pensiun. Dari
ketiga Dana Pensiun tersebut, Dana Pensiun A memperoleh RKD tertingginya pada
akhir periode 2008 yakni sebesar 139.00% (peringkat I). Jika RKD < 100% berarti
kewajiban aktuaria melebihi kekayaan bersihnya, maka pemberi kerja wajib untuk
menutup defisit tersebut dengan cara memberikan iuran tambahan.
Meskipun Dana Pensiun A tidak menerima iuran tambahan dari Pemberi Kerja,
namun tetap di wajibkan untuk membayarkan iuran pemberi kerja apabila RKD yang
48
diperoleh berada pada rentang nilai 100%-120%. Dana Pensiun C pernah memperoleh
RKD terendahnya pada akhir periode 2011. Karena Dana Pensiun C selalu mengalami
defisit selama lima periode terakhir maka menjadi suatu kewajiban bagi pemberi kerja
untuk memberikan iuran tambahan di setiap periodenya. Bagi peserta sendiri meskipun
program pensiun dengan manfaat pasti memberikan jaminan kepada mereka atas
pembayaran manfaat, kondisi ini tidak mustahil akan menimbulkan rasa kurang aman
yang selanjutnya dapat berpengaruh pula pada produktivitas kerja.
Sebaliknya, apabila dana pensiun mencapai kondisi kecukupan dana atau
RKD=100%, bahkan surplus atau RKD > 100% maka tidak akan ada iuran tambahan.
Dari tiga Dana Pensiun, Dana Pensiun A dan Dana Pensiun C rata-rata perolehan RKD
menunjukkan keadaan surplus, yakni RKD > 100% yang masing-masing sama dengan
131.00% dan 101.00%. Untuk Dana Pensiun yang memperoleh RKD sama dengan atau
di atas 100%, selain tidak membutuhkan iuran tambahan dari pemberi kerja, juga
memiliki buffer untuk berjaga-jaga terhadap resiko investasi atau hal-hal yang berkaitan
dengan perhitungan kewajiban antara lain seperti adanya peningkatan gaji yang
menyeluruh dan besar, serta perubahan struktur demografi dari peserta dana pensiun.
Nilai ekstrem tertinggi untuk persentase RKD diperoleh oleh Dana Pensiun A
pada akhir periode 2008, yakni sebesar 140.00%. Pada periode selanjutnya perolehan
RKD dari Dana Pensiun A mengalami penurunan, namun hal tersebut tidak menjadi
masalah yang serius karena Dana Pensiun A tetap memperoleh RKD >100% pada setiap
periode. Oleh karena itu, apabila diadakan suatu pengukuran terhadap kualitas
pendanaan dari tiga Dana Pensiun tersebut baik atau tidak, selain dilihat dari
49
kemampuan pengelolaan dan pengembangan kekayaannya (ROI dan ROA), maka dapat
pula diketahui dari perbandingan atas RKD dengan melihat termasuk didalam kelompok
mana kualitas atas pendanaan Dana Pensiun tersebut. Dana Pensiun A dan Dana
Pensiun B dengan rata-rata RKD masing-masing sebesar 131.00% dan 101.00%
termasuk dalam kelompok pendanaan kualitas tingkat pertama. Pendanaannya berada
dalam keadaan dana terpenuhi (kekayaan tidak kurang dari kewajiban aktuaria), dengan
kata lain rasio kekayaan terhadap kewajiban aktuaria atau RKD di atas 100%.
Sementara itu, Dana Pensiun C yang rata-rata RKD sebesar
86.00%, dan
termasuk dalam kelompok pendanaan dengan kualitas tingkat ketiga. Hal ini disebabkan
karena kekayaannya kurang dari kewajiban solvabilitas, dengan kata lain rasio
pendanaannya dibawah atau kurang dari 100%. Sehingga selama periode 2008-2012,
hanya Dana Pensiun C yang setiap periodenya mendapatkan iuran tambahan yang
diberikan oleh Pemberi Kerja agar dapat menutupi keadaan defisit tersebut. Dana
Pensiun A belum pernah mengalami keadaan defisit selama periode 2008-2012
sehingga Pemberi Kerja tidak perlu memberikan iuran tambahan, begitu pula dengan
Dana Pensiun C meskipun pernah mengalami keadaan defisit pada periode 2012 dengan
RKD sebesar 98.00%, namun hal tersebut tidak membuat Dana Pensiun B kehilangan
performanya yang dianggap memiliki kualitas pendaan yang baik, hal ini dikarenakan
apabila didasarkan pada rata-rata RKD, maka Dana Pensiun B tetap termasuk dalam
kualitas pendanaan tingkat pertama.
50
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bagian-bagian sebelumnya, hasil dari analisis
terhadap Portofolio Investasi Dana Pensiun (Studi Kasus Pada Tiga Dana Pensiun Di
Salatiga per 31 Desember periode 2008-2012) dapat disimpulkan, sebagai berikut:
1. Alokasi aset yang tersedia untuk investasi sebagian besar ditempatkan pada
instrumen yang berasal dari pasar uang yang berupa Deposito Berjangka dan
Obligasi yang memiliki proporsi yang dominan dibandingkan dengan proporsi
yang dimiliki instrumen investasi lain dalam portofolio investasi yang dibentuk
oleh tiga Dana Pensiun per 31 Desember 2008-2012. Proporsi dari Deposito
Berjangka dan Obligasi yang mendominasi bentuk dari portofolio investasi
belum melampaui batasan investasi yang telah ditetapkan oleh Pendiri melalui
Arahan Investasi masing-masing Dana Pensiun. Deposito Berjangka menjadi
pilihan investasi karena dinilai memiliki resiko yang cukup kecil dan dapat
memberikan return yang dianggap cukup stabil dan pasti meskipun jumlahnya
tidak sebesar apabila diinvestasikan pada instrumen yang berisiko besar seperti
saham.
2. Berdasarkan perbandingan antara strategi investasi yang diterapkan terhadap
hasil yang diperoleh, maka daapat disimpulkan bahwa alokasi investasi yang
besar pada instrumen berisiko tinggi dapat memberikan hasil yang terbesar pula.
Karena berdasarkan rata-rata hasil investasi diperoleh Dana Pensiun C
51
menempati urutan pertama dengan hasil terbesar sedangkan Dana Pensiun C
menerapkan strategi moderat yang berada ditengah-tengah antara agresif dan
konservatif.
3. Pada Akhir periode 2008, tiga Dana Pensiun belum dapat memenuhi ROI yang
telah ditargetkan sesuai dengan Arahan Investasi. Mulai dari awal periode 2009
sampai dengan akhir periode 2012, pergerakan dari ROI yang diperoleh masingmasing Dana Pensiun dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang baik
seiring dengan kondisi tingkat suku bunga Deposito Berjangka yang semakin
membaik. Walaupun tiga Dana Pensiun ini memiliki kemiripan dalam memilih
komponen penyusun utama dari portofolio investasinya, yakni Deposito
Berjangka dan Obligasi, namun imbal hasilnya tetap berbeda sehingga ROI nya
juga berbeda. Pergerakan ROI dari tiap Dana Pensiun juga bersifat fluktuatif.
4. Perbedaan atas besar kecilnya ROA yang diperoleh masing-masing Dana
Pensiun dapat disebabkan karena imbal hasil yang diperoleh sebagai salah satu
sumber pendapatan tidak sama besarnya kemudian total aset yang tersedia dari
masing-masing Dana Pensiun tentu berbeda, karena itu tidak semua Dana
Pensiun dapat memperoleh ROA yang besar pada setiap akhir periode investasi.
5. Berdasarkan data RKD yang diperoleh, Dana Pensiun A dan Dana Pensiun B
secara keseluruhan tergolong dalam peringkat I karena rata-rata RKD >100 %,
meskipun di periode tertentu RKD yang diperoleh kurang dari 100%, sehingga
Pemberi Kerja tidak diwajibkan untuk membayarkan Iuran Tambahan meskipun
52
untuk Dana pensiun A tetap diwajibkan membayar Iuran Pekerja apabila RKD
dalam rentang nilai 100-120%. Hanya Dana Pensiun C yang setiap akhir periode
RKD<100%, yang berarti Pemberi kerja diwajibkan untuk membayarkan Iuran
Tambahan agar dapat menutup defisit dana untuk membayarkan manfaat
pensiun bagi peserta pensiun. Oleh sebab itu, dana Pensiun tergolong dalam
kualitas pendanaan tingkat II.
6. Secara keseluruhan, berdasarkan beberapa analisis yang telah dilakukan
terhadap Portofolio Investasi yang disusun oleh masing-masing Dana Pensiun,
serta analisis terhadap perolehan ROI, ROA dan RKD sebagai indikator yang
mencerminkan kondisi keuangan dan evaluasi kinerja, dapat diketahui bahwa
setiap Dana Pensiun memiliki karakteristik dan keunikannya tersendiri. Karena
adanya karakteristik dan keunikan dari masing-masing Dana Pensiun,
menyebabkan tidak dapat dibandingkan bagaimana baik atau buruknya kinerja
dari usaha investasi yang dilakukan hanya berdasarkan bentuk Portofolio dan
besar kecilnya nilai dari rasio-rasio yang diperoleh. data-data dan hasil
penelitian yang telah dilakukan tidak dapat menjadi alat mutlak untuk dapat
membandingkan keefektifan dan efisiensi dari kinerja. Tetapi hal tersebut dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk dapat mencapai kinerja yang lebih baik lagi
bagi masing-masing Dana Pensiun.
53
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kelemahan dan keterbatasan sebagai
berikut:
1. Peneliti tidak dapat memperoleh semua informasi secara terperinci karena
alasan privacy dari beberapa Dana Pensiun yang menjadi objek dalam
penelitian ini. Maka dari itu data-data yang sebenarnya diperlukan tidak
didapatkan secara utuh melainkan hanya berupa informasi lisan dari pihak
Dana Pensiun.
2. Setiap Dana Pensiun memiliki karakteristiknya serta keunikannya tersendiri
dikarenakan berbedanya Arahan Investasi dari masing-masing Dana Pensiun,
sehingga walaupun tersedia data-data bentuk portofolio investasi yang
dibentuk serta hasil perhitungan dari indikator dari rasio-rasio yang dapat
menjadi cerminan keadaan dan kondisi kegiatan investasi, tetap saja tidak
dapat menjadi alat pembanding yang bersifat mutlak untuk dapat
menentukan apakah kinerja dari kegiatan investasi telah benar-benar terbukti
efektif dan efisien. Maka dari itu, penelitian ini hanya dapat memberikan
analisis terhadap keputusan investasi yang telah diambil dan dampaknya
terhadap pergerakan ROI, ROA dan RKD.
54
3. Tidak semua Dana Pensiun menyediakan nilai dari ROI, ROA dan RKD
dalam setiap data yang diberikan sehingga terdapat beberapa jenis rasio yang
dihitung oleh peneliti berdasarkan KMK, sehingga ada kemungkinan
menimbulkan ketidakpastian terhadap keabsahan dari hasil perhitungan.
Saran Bagi Penelitian Yang Akan Datang
Perlu adanya kajian secara lebih mendalam terhadap karakteristik dan keunikan
dari masing-masing Dana Pensiun sehingga melalui Portofolio Investasi dan indikator
rasio-rasio yang diperoleh dapat menjadi alat untuk membandingkan apakah keputusan
investasi dalam menentukan bentuk dan proporsi Portofolio Investasi yang dimiliki
memang benar-benar sudah tepat dan ideal serta dapat memberikan imbal hasil sesuai
dengan yang diharapkan.
Implikasi Penelitian
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan di atas, maka ada beberapa implikasi
yang perlu diperhatikan, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis,
penelitian ini memberikan analisis yang dapat menjadi masukan bagi tiga Dana Pensiun
yang ada di Salatiga mengenai portofolio investasi seperti apa yang ideal yang
seharusnya dibentuk oleh masing-masing Dana Pensiun sesuai dengan Arahan Investasi
dean Batasan Investasi menyangkut Instrumen apa saja dan berapa besar proporsi yang
diperkenankan.
Secara praktis, hendaknya masing-masing Dana Pensiun tidak hanya terfokus
pada instrumen Deposito Berjangka dan Obligasi saja. Walaupun berdasarkan hasil
55
analisis dan data mengungkapkan bahwa, imbal hasil yang diperoleh cukup stabil dan
secara keseluruhan dapat memenuhi harapan para Pemberi Kerja maupun Peserta,
namun tetap saja sesuai dengan prinsip investasi “high risk high return”, hasil investasi
dari intrumen investasi yang low risk, return nya juga tertentu. Deposito Berjangka dan
Obligasi maupun investasi tabungan lainnya memang layak menjadi pilihan dan sesuai
dengan prinsip konservatif Dana Pensiun dalam menjalankan kegiatan investasinnya,
tetapi tidak ada salahnya jika mencoba untuk memberikan proporsi yang sedikit lebih
besar untuk intrumen investasi lainnya misalnya dari produk pasar modal.
56
DAFTAR PUSTAKA
Francis, Jack., Investment: Analysis and Management , 5th Edition, McGraw-Hill Inc.,
Singapore, 1991.
Husnan, S. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi Keempat,
Cetakan Pertama. Yogyakarta : UUP AMP YKPN
Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisis Ketiga. Yogyakarta :
BPEE UGM.
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Nomor 510/KMK.06/2002.
Laporan Tahunan Dana Pensiun 2006, Edisi Khusus 15 Tahun Dana Pensiun 19922007.
Pendahuluan Pedoman Tata Kelola DP – Keputusan ketua Bapepam & LK No. KEP
136/BL/2006.
57
Peraturan Menteri Keuangan No. 19/PMK.010/2012 tetntang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan No. 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana
Pensiun.
Pratomo, Eko.,dkk, Panduan Praktis Investasi Bagi Dana Pensiun , BNP Paribas :
2013.
Rodoni, Ahmad dan Othman Yong. Analisis Investasi dan Teori Portofolio.
Murai Kencana. Jakarta, 2003.
Sentanoe Kertonegoro, Analisa dan Manajemen Investasi, Widya Press
Jakarta, 1995
Tandelilin, Eduardus, Dr., Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio Edisi Pertama,
BPFE Yogyakarta, 2001.
Undang-Undang, Peraturan Menteri Keuangan, Ketetapan Menteri Keuangan tentang
Investasi Dana Pensiun, Arahan Investasi dan Ketetapan Perpajakan Terhadap
Investasi.
58
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di kota Palangkaraya Kalimantan Tengah pada tanggal 07
September 1992 dari ayah yang bernama Kukuh Tri Wibowo dan ibu bernama Rait
Tampung Maseh. Penulis merupakan anak Sulung dari tiga bersaudara. Penulis
menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri Menteng 6 Palangkaraya dan
lulus pada tahun 2004. Kemudian Penulis melanjutkan pendidikan di SLTP Negeri 2
Palangkaraya dan tamat pada tahun 2007. Penulis melanjutkan pendidikannya di SMA
Katolik Santo Petrus Kanisius Palangkaraya dan lulus pada tahun 2010. Setelah tamat
SMA, penulis hijrah ke propinsi Jawa Tengah dan diterima di Fakultas Ekonomika Dan
Bisnis (FEB) Program Studi Akuntansi Satya Wacana dan Tamat bulan Mei 2014.
59
Lampiran 1. Hasil Perhitungan ROI Tiga Dana Pensiun Berdasarkan Data Dari
Laporan Hasil Investasi Tiga Dana Pensiun Per 31 Desember 20082012
Dana Pensiun A
Total Investasi
Total Hasil Bersih Investasi
Rata-rata Total Investasi
2008
Total Investasi
Total Hasil Bersih Investasi
Rata-rata Total Investasi
ROI
2010
2011
2012
56.017.175.064
60.777.904.820
63.863.521.293
65.822.416.688
62.083.952.369
2.030.815.853
8.427.088.880
6.333.963.448
6.513.163.291
5.597.749.855
57.702.457.392
58.397.539.942
62.320.713.057
64.842.968.991
63.953.184.529
ROI
Dana Pensiun B
2009
3,52%
2008
14,43%
2009
10,16%
2010
10,04%
2011
8,75%
2012
48.916.644.850
55.216.957.798
61.611.506.456
67.855.837.636
72.600.804.660
1.089.459.584
7.752.838.424
7.222.630.558
7.349.865.767
6.637.330.755
47.546.476.494
52.066.801.324
58.414.232.127
64.733.672.046
70.228.321.148
2,29%
14,89%
60
12,36%
11,35%
9,45%
Dana Pensiun C
2008
Total Investasi
2010
2011
2012
18.794.627.672
19.725.565.449
21.880.864.424
23.736.887.159
25.794.761.680
1.707.026.415
2.170.709.564
4.240.520.806
4.093.698.528
3.961.771.595
18.794.627.672
19.260.096.561
20.803.214.937
22.808.875.792
24.765.824.420
11,27%
20,38%
17,95%
Total Bersih Hasil Investasi
Rata-rata Total Investasi
2009
ROI
9,08%
16,00%
Lampiran 2. Hasil Perhitungan ROA Tiga Dana Pensiun Berdasarkan Data Dari
Laporan Aktiva Bersih Tiga Dana Pensiun Untuk Tahun Yang
Berakhir Pada 31 Desember 2008-2012
Dana Pensiun A
Total Pendapatan
Total Aset
2008
2009
Total Pendapatan
Total Aset
ROA
2011
2012
1.507.963.271
7.765.456.186
5.373.995.840
5.431.874.933
4.458.818.134
58.571.815.326
65.217.709.787
66.076.119.564
68.214.739.725
66.766.410.937
ROA
Dana Pensiun B
2010
3%
2008
12%
2009
8%
2010
8%
2011
7%
2012
4.267.971.213
6.229.376.420
6.526.738.177
6.367.017.437
6.206.424.395
50.581.751.619
57.030.683.875
62.839.608.364
68.937.510.705
73.710.695.680
8%
11%
61
10%
9%
8%
Dana Pensiun C
2008
Total Pendapatan
Total Aset
2009
2010
2011
2012
1.274.626.895
1.736.783.967
1.598.575.583
1.467.470.836
1.976.572.992
19.612.083.404
21.567.327.900
23.360.226.894
25.063.209.460
27.124.041.868
ROA
6%
8%
7%
6%
7%
Lampiran 3. Hasil Perhitungan dan Data RKD Dari Tiga Dana Pensiun Per 31
Desember 2008-2012
Dana Pensiun A
Rasio Pendanaan
2008
139.9%
Dana Pensiun B
Aktiva Bersih
Piutang lain-lain
Kekayaan u/ pendanaan
Kewajiban Aktuaria
Rasio Pendanaan
2008
50.254.516.841
182.691.454
50.071.825.387
49.268.373.000
102%
Dana
Pensiun C
Aktiva
Bersih
Piutang
lain-lain
2009
133.4%
2010
136.4%
2009
56.771.191.907
67.322.832
56.703.869.075
53.070.145.000
107%
2011
122.3%
2012
121.9%
2010
62.697.855.250
322.275.046
62.375.580.204
62.447.117.000
100%
2011
68.371.318.675
259.798.334
68.111.520.341
67.963.682.000
100%
2012
73.545.390.078
355.302.405
73.190.087.673
74.887.224.000
98%
2008
2009
2010
2011
2012
19610219204
21557769018
23182395205
24610556196
27039251176
112884000
117160000
124193000
151215000
157843000
62
Kekayaan
u/
pendanaan 19497335204
21440609018
23058202205
24459341196
26881408176
Kewajiban
Aktuaria
21699797000
23570052000
28512394612
30949301000
30794245314
Rasio
Pendanaan
90.0%
91.0%
86.5%
80.6%
80.9%
Lampiran 4. Arahan Investasi dari Masing-Masing Dana Pensiun (terlampir dalam
beberapa halaman)
Lampiran 5. Daftar Penempatan Deposito Berjangka DPGKJ Per 31 Desember
2008-2012 ( terlampir dalam beberapa halaman)
Lampiran 6. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ( terlampir dalam 3 lembar)
63
Download