BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Umum

advertisement
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-teori Umum
2.1.1 Definisi dan Model Komunikasi
Manusia telah berkomunikasi selama puluhan ribu tahun. Sebagian
besar waktu manusia juga digunakan untuk berkomunikasi. Meskipun
demikian, ketika manusia dilahirkan ia tidak dengan sendirinya dibekali
dengan kemampuan untuk berkomunikasi efektif. Komunikasi dianggap
efektif paling tidak harus menghasilkan lima hal, yaitu pengertian,
kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang semakin baik, dan
lingkungan. (Daryanto, 2011: 138)
Dari hasil kutipan di atas, kita dapat mengetahui bahwa komunikasi
merupakan suatu kegiatan yang sudah tidak bisa dihilangkan dari
kehidupan manusia. Komunikasi telah menjadi suatu kebutuhan bagi
manusia untuk bisa saling berinteraksi satu sama lain sehingga
mempermudah adanya pemahaman untuk bisa mengetahui penyampaian
pesan dari masing-masing pihak.
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa Latin,yaitu cum,
kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan,dan kata units,kata
bilangan yang berarti satu. Dua kata tersebut membentuk kata benda
communio,yang dalam bahasa inggris disebut dengan communion,yang
berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan gabungan, pergaulan, atau
hubungan, karena untuk melakukan communion diperlukan usaha dan
9
10
kerja. Kata communion dibuat kata kerja communicate yang berarti
membagi sesuatu dengan seseorang, tukar-menukar, membicarakan
sesuatu dengan orang, memberitahukan sesuatu kepada seseorang,
bercakap-cakap,
bertukar
pikiran,
berhubungan,
berteman.
Jadi
komunikasi berarti pemberitahuan pembicaraan, percakapan, pertukaran
pikiran atau hubungan. (Nurjaman dan Umam, 2012: 35)
Menurut Daryanto (2011: 47) komunikasi merupakan sebuah proses
penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain
melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul
apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi.
Menurut Sereno dan Mortensen di dalam Mulyana (2008),
mengataan bahwa model komunikasi merupakan deskripsi yang ideal
mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Model
komunikasi merepresentasikan secara abstrak cirri-ciri penting dan
menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu. Oleh karena itu
penting untuk memilih unsur-unsur tertentu yang kita masukkan dalam
model, suatu model mengimplikasikan penilaian atas relevansi, dan ini
pada gilirannya mengimplikasikan teori mengenai fenomena yang
diteorikan.
11
Berdasarkan Daryanto (2011: 147-148) terdapat lima unsur
Komunikasi, antara lain :
1. Sumber / komunikator
Siapa dia? Seberapa luas atau dalam pengetahuannya
tentang informasi yang disampaikannya?
2. Isi pesan
Isi pesan (apa yang disampaikan). Panjang Pendeknya,
kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan komunikasi,
media penyampaian dan penerimanya.
3. Media atau saluran
Media yang digunakan. Apakah hanya berbicara? Apakah
percakapan dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon,
menggunakan lembar lipat, buklet, VCD, atau peraga).
4. Penerima atau Komunikan
Penerima (yang diberi informasi). Bagaimana karakternya?
Apa kepentingannya? (langsung atau tidak langsung).
2.1.2 Teori Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi
dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan (Mulyana, 2010: 31).
12
Dengan didirikannya divisi Corporate Marketing Communication
Binus University ingin menyampaikan pesan kepada Binusian yang
merupakan bagian dari organisasi Binus itu sendiri melalui media internal
BULETiN.
Komunikasi organisasi terjadi kapanpun setidak-tidaknya satu orang
yang menduduki suatu jabatan dalam suatu organisasi menafsirkan suatu
pertunjukan. Sistem komunikasi organisasi menyangkut pertunjukan dan
penafsiran pesan di antara lusinan atau bahkan ratusan individu pada saat
yang
sama
yang
memiliki
jenis-jenis
hubungan
berlainan
yang
menghubungkan mereka; yang pikiran, keputusan, dan perilakunya diatur
oleh kebijakan-kebijakan, regulasi, dan aturan-aturan yang mempunyai gaya
berlainan dalam berkomunikasi, mengelola, dan memimpin; yang dimotivasi
oleh kemungkinan-kemungkinan yang berbeda yang berada pada tahap
perkembangan berlainan dalam berbagai kelompok yang mempunyai tingkat
kepuasan berbeda dan tingkat kecukupan informasi yang berbeda pula.
Interaksi di antara semua factor tersebut, dan mungkin lebih banyak lagi, kita
sebut sistem komunikasi organisasi (Mulyana, 2010: 32).
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu
organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh
organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya
berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan
yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan,
pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal
adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
13
organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual (Griffin, 2010:
56).
Dengan adanya sistem yang dijalankan dan telah disusun oleh suatu
lembaga organisasi, maka segala keputusan dan pesan yang disampaikan
dapat tersalurkan melalui adanya pengelolaan sistem yang terstruktur oleh
pemimpin organisasi. Dengan begitu sistem komunikasi organisasi dapat
dijalankan sehingga proses penyampaian pesan dapat disalurkan dengan baik
melalui suatu media.
2.1.3 Definisi Public relations
Seiring berkembangnya era globalisasi sekarang, bidang Public
relations telah menjadi salah satu peran yang kuat di dalam perolehan dan
penyebaran informasi. Pada saat perusahaan mengalami krisis,peran Public
relations merupakan peran penting dalam menghubungkan masyarakat dan
organisasi.
Setelah mengaji kurang lebih 472 lebih definisi Humas, Harlow dalam
bukunya berjudul: A Model for Public relations Education for Professional
Practises yang diterbitkan oleh International Public relations Association
(IPRA) 1978, menyatakan bahwa definisi dari Public relations adalah fungsi
manajemen yang khas dan mendukung pembinaan,pemeliharaan jalur
bersama antara
organisasi dengan publiknya,
menyangkut aktivitas
komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama; melibatkan manajemen
dalam menghadapi persoalan atau permasalahan, membantu manajemen
untuk mampu menanggapi opini public;mendukung manajemen dalam
mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai
14
system peringatan dini dalam mengantisipasi kecenderungan penggunaan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
(Ruslan, 2012: 16).
Public relations sesungguhnya sebagai alat manajemen modern secara
structural merupakan bagian integral dari suatu kelembagaan atau organisasi.
Artinya PR/Humas bukanlah merupakan fungsi terpisah dari fungsi
kelembagaan atau orgnaisasi tersebut alias bersifat melekat pada manajemen
perusahaan. Hal tersebut menjadikan Humas/PR dapat menyelenggarakan
komunikasi dua arah timbal balik antara organisasi/lembaga yang diwakilinya
dengan publiknya. Peranan ini turut menentukan sukes atau tidaknya misi,visi
dan tujuan bersama dari organisasi lembaga tersebut. (Ruslan, 2012: 24)
Menurut Byron Christian di dalam Umam dan Nurjaman (2012: 105),
Public Relations adalah usaha sadar untuk memengaruhi orang, terutama
melalui komunikasi, guna berpikir baik terhadap suatu organisasi,
menghargainya, mendukungnya, dan ikut simpati bersamanya jika mendapat
tantangan kesukaran. Public Relations mempunyai pengaruh kuat di dalam
suatu organisasi karena seorang PR mempunyai power untuk dapat
memengaruhi pemahaman orang akan sesuatu melalui interaksi atau kegiatan
komunikasi. Dengan begitu, seorang PR pun dapat menjadi penentu sukses
atau tidaknya sebuah perusahaan di dalam menjalankan tujuannya.
15
2.1.4 Fungsi dan Tugas Public Relations
Dilihat dari fungsi manajemen, Rex F (dalam Darmastuti 2012: 2728) memberikan pengertian tentang Public relations sebagai fungsi
manajemen khusus yang membantu pembentukan dan pemeliharaan garis
komunikasi dua arah,saling pengertian,penerimaan,dan kerja sama antara
organisasi dan masyarakatnya. Pada tataran ini,ada beberapa tugas yang
dilakukan oleh seorang Public relations, yaitu:
1. Seorang Public relations akan melibatkan manajemen problem atau
masalah.
2. Membantu manajemen untuk selalu mendapat informasi dan
merespons pendapat umum
3. Mendefinisi dan menakankan tanggung jawab menajemen dalam
melayani kepentingan masyarakat.
4. Membantu manajemen mengikuti dan memanfaatkan perubahan
dengan efektif
5. Berfungsi sebagai system peringatan awal untuk membantu
mengantisipasi
kecenderungan
dan
menggunakan
riset
komunikasi yang masuk akal dan etis sebagai sarana utamanya.
serta
16
Menurut Maria di dalam Umam dan Nurjaman (2012: 115), Public
Relations mempunyai fungsi sebagai berikut:
1) Kegiatan
yang
bertujuan
memperoleh
itikad
baik,
kepercayaan, saling pengertian, dan citra yang baik dari
public atau masyarakat pada umumnya.
2) Memiliki sasaran untuk menciptakan opini public yang
bisa diterima dan menguntungkan semua pihak.
3) Unsur penting dalam manajemen guna mencapai tujuan
yang spesifik, sesuai harapan public, tetapi merupakan
kekhasan organisasi atau perusahaan. Organisasi memiliki
warna, budaya, citra, suasana yang kondusif, dan
menyenangkan, kinerja meningkat, dan produktivitas yang
bisa dicapai secara optimal.
4) Usaha menciptakan hubungan yang harmonis antara
organisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus
menciptakan opini public sebagai efeknya, yang sangat
berguna sebagai input bagi organisasi atau perusahaan
yang bersangkutan.
Dapat disimpulkan bahwa Public Relations lebih berorientasi pada
pihak perusahaan untuk membangun citra positif perusahaan, dan hasil yang
lebih baik dari sebelumnya karena mendapatkan opini dan kritik dari
konsumen.
17
2.2 Teori-teori Khusus
2.2.1 Strategi Public relations
Menurut Adnanputra dalam Ruslan (2012:134), Presiden
Institut Bisnis dan Manajemen Jayakarta,batasan pengertian tentang
strategi Public relations adalah:
“Alternatif optimal yang dipilih untuk ditempuh guna
mencapai tujuan public relations dalam kerangka suatu
rencana public relations (public relations plan).”
Tahap-tahap kegiatan strategi public relations menurut Ruslan
(2012: 135) adalah sebagai berikut:
1. Komponen Sasaran
Umumnya adalah para stakeholder dan publik yang
mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut
secara structural dan formal yang dipersempit melalui upaya
segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran itu
menyandang opini bersama (common opinion), potensi
polemic,
dan
pengaruhnya
organisasi,lembaga,nama
bagi
perusahaan
masa
dan
produk
depan
yang
menjadi perhatian sasaran khusus”. Maksud sasaran khusus di
sini adalah yang disebut public sasaran (target public).
2. Komponen sarana
Pada
strategi
Public
relations
berfungsi
untuk
mengarahkan ketiga kemungkinan tersebut kearah posisi atau
dimensi yang menguntungkan. Hal tersebut dilaksanakan
18
melalui pola dasar “The 3-C’s option” (Conversation, Change,
dan crystallization) dari stakeholder yang disegmentasikan
menjadi public sasaran yaitu sebagai berikut,
Komponen
Strategi Public relations
Mengukuhkan (Conversation)
Terhadap opini yang aktif-Pro (Proponen)
Mengubah (Change)
Terhadap
opini
yang
aktif-
Contra
(Oponen)
Mengkristalisasi (crystallization)
Terhadap opini yang pasif (Uncommited)
Tabel 2.1
Tabel Komponen Sarana
Sumber: Binus Media Group
2.2.2 Public Relations dan Media
Dalam era informasi sekarang ini, atau yang disebut Rogers
dengan era komunikasi interaktif (interactive communication), media
massa mempunyai peranan yang sangat besar dalam kehidupan.
Transfer pengetahuan (transfer of knowledge), transfer informasi
,bahkan komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan media
massa. (Darmastuti, 2012:21)
Public Relations adalah mediator antara wartawan dengan
narasumber yang ada di perusahaan atau organisasi tempat Public
relations itu berada. Public relations-lah yang beperan sebagai
penghubung antara wartawan dengan ‘orang-orang’ yang memiliki
19
kredibilitas dalam bidangnya di perusahaan atau organisasi tempat
Public relations itu berada. (Darmastuti, 2012:17)
Menurut pandangan Darmastuti (2012:23), media massa
mempunyai peranan untuk melaukan tugas pengawasan, untuk
mendidik, untuk menghibur, dan untuk mempengaruhi. Penjelasan
dari peranan media massa di atas adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Pengawasan
Media massa berfungsi untuk mengawasi kegiatan
yang ada di masyarakat supaya sesuai dengan standard dan
aturan yang berlaku di masyarakat itu.
2. Fungsi Mendidik
Media massa berfungsi untuk melakukan proses
pendidikan melalui pesan-pesan yang disampaikannya. Pesan
yang disampaikan oleh media massa berisi pesan-pesan yang
sifatnya mendidik. Pesan-pesan yang disampaikan oleh media
massa ini merupakan sarana pembelajaran bagi masyarakat.
3. Fungsi Menghibur
Pesan yang disampaikan melalui media massa dalam
kemasan hiburan memiliki peranan yang sangat besar untuk
menghibur masyarakat serta ‘menjaga’ kondisi psikis serta
emosi yang berkembang di masyarakat kita. Peranan yang
terakhir ini menunjukkan kemampuan media massa yang
sangat besar untuk mempengaruhi masyarakat.
20
2.2.3 Publik Internal Perusahaan
Publik Internal suatu perusahaan merupakan sekumpulan
khalayak yang mempunyai peran dalam suatu kegiatan organisasi atau
instansi itu sendiri.
Di dalam menyalurkan komunikasi untuk kalangan internal,
terkadang tidak semudah di kalangan eksternal. Pegawai di dalam
suatu perusahaan merupakan aset penting bagi perusahaan itu sendiri
sehingga terdapat hubungan internal (employee relations) di dalam
kegiatan Public relations. Dari hubungan tersebut, maka jabatan PR
merupakan salah satu aset penting bagi pembangunan perusahaan
yang dapat menentukan keberhasilan kegiatan kehumasan.
Karyawan
mempunyai peran
yang
penting
di
dalam
membangun reputasi perusahaan di masyarakat, mengingat jabatan
atau tugas karyawan yang bertindak sebagai duta perusahaan di
masyarakat. Karyawan yang dimaksud yaitu manager, eksekutif, dan
karyawan pelaksana kegiatan yang ada di dalam suatu organisasi. Hal
ini bertujuan agar public internal (karyawan) dapat meningkatkan
kinerja serta loyalitasnya terhadap perusahaan tersebut (Adrianto,
2011 : 66).
21
2.2.4 Media Internal
Media internal adalah publikasi menggunakan media yang
secara khusus dibuat oleh organisasi untuk kalangan lingkungan
dalam (internal). Media ini biasanya memiliki format sebagai majalah,
tabloid, dan lainnya. Bentuk yang digunakan untuk media internal
tergantung dari besar-kecilnya organisasi dan anggaran yang tersedia.
Manfaat media internal
1) Sebagai media penyebarluasan informasi tentang operasional
perusahaan, mensosialisasikan kebijakan perusahaan dan
mengangkat isyu umum masalah-masalah perusahaan.
2) Saat dimanfaatkan dengan baik, media internal mampu
mendekatkan
karyawan
dan
perusahaan.
Pengukuran
keberhasilan media internal adalah saat karyawan merasa
menjadi bagian dari organisasi melalui media internal.
3) Dapat membantu saling pengertian antar karyawan.
4) Menanamkan
budaya
organisasi,
mempertahankan
dan
mensosialisasikan perubahan.
Menurut Frank Jenkins ada lima bentuk media internal:
1. Buletin - biasanya digunakan sebagai komunikasi reguler
antara karyawan dan atasannya.
2. Nawala - berisi pokok-pokok berita untuk pembaca yang
sibuk. Formatnya
biasanya memiliki 2-8 halaman,
berukuran A4, dengan tulisan-tulisan ringkas tanpa
gambar.
22
3. Majalah - berisi karangan khas, tulisan artikel, gambar atau
foto, dan biasanya terbit secara berkala. Formatnya
biasanya berukuran A4.
4. Tabloid atau koran tabloid - mirip surat kabar umum
dengan pokok-pokok penting, artikel pendek, dan ilustrasi.
5. Majalah dinding - media komunikasi yang ada di titik-titik
tertentu lokasi suatu organisasi. Formatnya biasanya berisi
poster-poster kecil.
Aspek-aspek penyusunan media internal:
1. Informasi:
menambah
pengetahuan
(baru)
bagi
pembacanya, seperti berita tentang perkawinan, kelahiran,
kesejahteraan karyawan, pertemuan, dan lain sebagainya.
2. Pendidikan: memperkenalkan pada pembacanya tentang
cara baru melakukan kegiatan atau cara-cara mengatasi
masalah.
3. Rekreasi: Informasi yang dikandung memiliki ganjaran
psikologis, seperti anekdot, sentilan, cerita bersambung.
2.2.5 Publikasi
Dalam buku yang berjudul “Media Relations” Darmastuti
(2012: 32-34) menyebutkan bahwa fungsi publisitas tidak bisa lepas
dari fungsi komunikasi massa. Fungsi dari komunikasi massa itu
adalah :
23
a) Untuk menghibur
Media massa membuat program-program yang sifatnya
menghibur masyarakat. Peranan menghibur ini didasari
oleh tujuan menarik perhatian audiens.
b) Untuk meyakinkan
Persuasi ini dapat disampaikan ke dalam bermacammacam bentuk, yaitu mengukuhkan atau memperkuat serta
mengubah sikap dan kepercayaan serta nilai seseorang,
menggerakkan
seseorang
untuk
melakukan
sesuatu,
memperkenalkan etika atau menawarkan system nilai
tertentu.
c) Untuk menguhkuhkan
Untuk mengubah perilaku seseorang atau kelompok
tertentu merupakan suatu tindakan yang berat dan susah.
Maka dari itu media massa dengan segala kekuatan dan
sumber dayanya mampu mengukuhkan atau membuat
kepercayaan, sikap, nilai, dan opini dalam kehidupan
masyarakat.
d) Untuk Mengubah
Melalui media pendapat seseorang atau kelompok
tertentu dapat berubah serta dapat menghasilkan perubahan
yang kita anggap sepele.
24
e) Untuk Menggerakkan
Fungsi media dari sudut pandang pengiklan adalah
menggerakkan konsumen untuk mengambil tindakan.
Tindakan
untuk
membeli
produk
tertentu
atau
menggunakan merek-merek tertentu.
1. Menawarkan etika dan system nilai tertentu
Media
dapat merangsang
masyarakat untuk
mengubah situasi seperti menyajikan etik kolektif
kepada pemirsa atau pembaca.
2. Menginformasikan
Sebagian
besar
informasi
yang
didapatkan
masyarakat bukan hanya berasal dari sekolah, tempat
kerja, atau keluarga, tetapi justru kita peroleh dari
media massa. Kita dapat belajar mengenai politik, seni,
budaya, ekonomi, film, dan masih banyak lagi.
Disinilah media massa memiliki peran yang sangat
besar, yaitu dalam menginformasikan sesuatu.
25
2.3
Kerangka
2.3.1 Kerangka Teori
Corporate Marketing Communication
Umum
Khusus
1.Komunikasi
5. Strategi Public relations
2. Komunikasi Organisasi
6. Public Relations dan Media
3. Public Relations
7. Publik Internal
4. Fungsi dan Tugas Public
Relations
8. Publikasi
Saluran Komunikasi
Gambar 2.1
26
2.3.2 Kerangka Pemikiran
CMC → Public Relations → Media → Publikasi → Saluran
Komunikasi Internal
Universitas Bina Nusantara mempunyai suatu divisi khusus yang
disebut dengan divisi Corporate Marketing Communication dimana divisi ini
merupakan divisi internal Binus dalam hal kegiatan kehumasan. Divisi CMC
ini mempunyai kegiatan untuk mengkomunikasikan informasi-informasi yang
terjadi di dalam Universitas Bina Nusantara kepada publik internal saja, yaitu
Binusian. Dengan adanya kerjasama dari divisi CMC dengan Public relations
ini, muncullah strategi dalam mengkomunikasikan informasi internal melalui
sebuah media cetak, salah satunya yaitu media BULETiN. Media BULETiN
dipublikasikan kepada seluruh Binusian agar dibaca sehingga Binusian dapat
mengetahui
informasi
yang
sedang
terjadi
di
dalam
lingkungan
Universitasnya sendiri. Dari kegiatan ini, diharapkan media BULETiN dapat
menjalankan perannya sebagai saluran komunikasi internal.
Seperti yang dikatakan Bungin di dalam buku Darmastuti (2012:79) di
dalam teori peranan media massa bahwa media massa adalah institusi yang
berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan.
Ini adalah paradigm utama media massa. Dalam menjalankan paradigmanya,
media massa berperan:
a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu peranannya
sebagai media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap
saat mendidik masyarakat supaya cerdas, berpikiran terbuka, dan
menjadi masyarakat yang maju.
27
b. Selain itu, media massa juga menjadi media informasi, yaitu
media yang setiap saat menyampaikan informasi kepada
masyarakat. Harapannya, informasi yang disampaikan oleh media
massa kepada masyarakat adalah informasi yang terbuka, jujur,
dan benar. Melalui informasi yang disampaikan oleh media massa,
masyarakat akan menjadi masyarakat yang kaya dan terbuka
dengan
informasi.
Sebaliknya,
masyarakat
akan
menjadi
masyarakat yang dapat menyampaikan informasi dengan jujur
kepada media massa. Selain itu, informasi yang banyak dimiliki
oleh masyarakat menjadikan masyarakat sebagai masyarakat
dunia yang dapat berpartisipasi dengan berbagai kemampuannya.
c. Media massa sebagai media hiburan. Sebagai agent of change,
media massa juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang
setiap saat menjadi corong kebudayaan, katalisator perkembangan
budaya. Sebagai agent of change, media massa juga mendorong
agar perkembangan budaya bermanfaat bagi manusia bermoral.
28
2.4
State of The Art
Menurut jurnal Susyanti (2012), Fungsi Corporate Communications
Department dalam menjalin komunikasi internal, adalah:
1) Sebagai jembatan antara direksi dengan karyawan dan antara
sesama karyawan. Bagian ini selalu berusaha untuk memperlancar arus
komunikasi antara pimpinan dengan karyawan atau sesama karyawan agar
tidak terjadi kesalahpahaman terhadap kebijakan yang tetal ditetapkan. Dalam
hal ini, kegiatan yang biasa dilakukan dalam memperlancar arus komunikasi
antara
pimpinan dan karyawan berupa: kunjungan manajemen ke
cabangcabang lainnya, pertemuan-pertemuan berkala antara direksi dan
karyawan pada awal tahun yang biasanya dilakukan pada pertengahan
Januari, dan kunjungan karyawan.
2) Sebagai pembentuk image positif perusahaan agar tercipta opini
internal yang baik dari karyawan terhadap perusahaan, sehingga dengan
adanya image yang posiif tersebut maka akan dapat menumbuhkan
kepercayaan dan rasa memiliki atau loyalitas dari karyawan terhadap
perusahaan. Oleh karena itu Corcomm selalu berusaha untuk memberikan
perhatian dengan membuat kartu ucapan selamat kepada mereka yangs
sedang berulang tahun maupun mengadakan pernikahan dan memberikan
karangan bunga bagi mereka yang sedang berduka. Selain itu juga diadakan
rekreasi karyawan yang biasanya dilakukan pada saat liburan sekolah,
sehingga karyawan PT. Trakindo Utama dapat mengajak anggota keluarga
mereka. 3) Sebagai pembina hubungan dalam tubuh perusahaan dengan
melakukan berbagai macam kegiatan pada perusahaan, seperti halnya
29
kegiatan HUT Trakindo, HUT RI, Halal bil Halal, rekreasi karyawan,
kegiatan olahraga bersama.
3) Sebagai pembina hubungan dalam tubuh perusahaan dengan
melakukan berbagai macam kegiatan pada perusahaan, seperti halnya
kegiatan HUT Trakindo, HUT RI, Halal bil Halal, rekreasi karyawan,
kegiatan olahraga bersama, dan lain sebagainya.
Dari kutipan jurnal di atas, dapat terlihat pentingnya komunikasi
internal yang dibangun di dalam suatu organisasi. Seperti halnya dengan
Binus University yang mendirikan divisi CMC khusus untuk menangani
perihal komunikasi antara Binus University dengan Binusian. Dengan adanya
komunikasi internal ini serta adanya feedback dari para Binusian, image
positif juga dapat terbentuk di mata para Binusian.
Seperti yang dikutip pada Woodruffe (1995) dalam jurnal inggris
Abdullah dan Antony (2012),
Earlier studies indicated that communication is an essential element
in the practice of internal communication within an organization.
Woodruffe defines internal communication as treating employees with
an immense value through the practices of programs to attain
organizational objectives. Internal communication should not hinder
the understanding of the overall organizational functions but establish
clear communication linkages and internal relations to strengthen the
organization.
Definisi ini menjelaskan bahwa komunikasi merupakan elemen
penting di dalam mempraktekkan komunikasi internal di dalam organisasi.
Seperti yang dikutip Woddruffe (1995) mengatakan bahwa komunikasi
internal memperlakukan karyawan-karyawan melalui program praktek yang
memiliki nilai yang sangat besar untuk mencapai tujuan organisasi.
Komunikasi internal tidak seharusnya menghalangi pemahaman mengenai
30
fungsi organisasi secara meyeluruh, tetapi membangun hubungan komunikasi
yang jelas dan hubungan internal untuk memperkuat organisasi.
Binus Media Group mempunyai tujuan untuk dapat menjadi
pemimpin media yang terintegrasi serta dapat memberikan nilai dari
informasi yang diberikan sehingga para Binusian mempunyai rasa
kepercayaan dan loyality yang tinggi. Maka dari itu media BULETiN terus
dicetak dan disebarkan kepada seluruh Binusian karena media BULETiN ini
memiliki value yang dapat bermanfaat bagi Binusian ataupun bagi Binus
University itu sendiri.
Michael dalam jurnal Abdullah dan Antony (2012) pun berpendapat
bahwa,
Top management seldom revealed its plans to employees because they
did not have to know necessarily but in a today’s changing business
environment, an employee communication function needs to be
compelling, thus, organizations can take a look at communicating
with employees. Several structures and policies need to be followed to
ensure the effectiveness of internal communication such as employers
ensuring that employees receive copies of strategies, plans, missions,
and goals to be reached. Besides that, Howard (2000) states that,
employers need to make face-to-face communications with the
internal publics to maintain their effective internal communication. It
is in fact that the backbone of their internal communications
programs. Moreover, it could help managers to develop a positive
working relationship with their employees, as it offers for an
enhanced two-way communication.
Di masa lalu, manajer jarang mengungkapkan rencananya kepada
karyawan karena mereka tidak perlu tahu tetapi dalam lingkungan bisnis yang
berubah saat ini, fungsi komunikasi karyawan harus menarik sehingga
organisasi dapat berkomunikasi dengan karyawan. Beberapa struktur dan
kebijakan perlu diikuti untuk memastikan efektivitas komunikasi internal
seperti manager memastikan bahwa karyawan menerima salinan strategi,
rencana, misi, dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu juga, pengusaha perlu
31
membuat komunikasi tatap muka dengan publik internal untuk menjaga
komunikasi internal yang efektif bagi mereka. Hal ini sebenarnya merupakan
tulang punggung program komunikasi internal mereka. Selain itu, bisa
membantu manajer untuk mengembangkan hubungan kerja yang positif
dengan karyawan mereka, karena memberikan komunikasi dua arah untuk
ditingkatkan.
Pada jurnal Parwaningrum,dkk (2012) mengutip bahwa komunikasi
internal sendiri adalah komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi
dan faktor yang sangat vital dalam penyampaian suatu pesan. Komunikasi
internal meliputi suatu kejelasan sumbersumber komunikasi, suatu informasi
yang diberikan sesuai dengan kebutuhan, dan komunikasi dari atasan kepada
bawahan, serta dari bawahan kepada atasan dan juga sesama karyawan.
Penyampaian informasi dari seorang atasan dapat diberikan kepada
koleganya ataupun kepada bawahannya. Adapun kelengkapan informasi yang
dibutuhkan karyawan, adalah sebagai berikut: Tugas-tugas penting, media
informasi, kesadaran dan pengakuan perusahaan terhadap karyawannya.
Komunikasi internal yang baik menciptakan suatu iklim yang menyenangkan,
dan berdampak pada turnover rate, kenyamanan dengan berakibat kinerja
tinggi. Komunikasi internal yang rendah disebabkan adanya hubungan atasan
dan bawahan tidak harmonis, sering cekcok atau bersitegang akibat adanya
suatu kesalah pahaman.
There are specific challenges in communicating corporate
responsibility – including scepticism towards company messages and
potentially hostile reactions from the media, campaign groups and others.
Communication to opinion leader audiences (such as legislators, business
press, investors and non-governmental organisations), and in particular the
opportunities and limitations of the social report. It then goes on to address
communication of corporate responsibility to the general public and the need
32
to trigger wider consumer engagement. It covers the communication
opportunity presented by companies’ own employees and the internal
communication challenges surrounding corporate responsibility. Effective
communication of corporate responsibility depends on a clear strategy which
evaluates both the opportunities and the risks to the brand, and which tailors
messages to different stakeholder groups. It also identifies internal
communication as a potentially powerful channel for enhancing a company’s
reputation for responsibility among its key stakeholders.
Pada jurnal Dawkins (2004), mengatakan bahwa ada beberapa
tantangan di dalam mengkomunikasikan tanggung jawab perusahaan,
termasuk keraguan pada pesan yang disampaikan oleh perusahaan dan
potensi terhadap reaksi yang negative dari media, kelompok kampanye, dan
lain-lain. Komunikasi kepada pendapat pemimpin (seperti anggota legislatif,
pers bisnis, investor dan organisasi non-pemerintah) dan keterbatasan atas
laporan sosial dilanjutkan untuk mengatasi komunikasi atas tanggung jawab
perusahaan kepada masyarakat umum dan kebutuhan untuk memicu
keterlibatan konsumen yang lebih luas. Ini juga meliputi kesempatan
komunikasi yang diberikan oleh karyawan perusahaan itu sendiri dan
tantangan dalam komunikasi internal mengenai tanggung jawab perusahaan.
Komunikasi yang efektif terhadap tanggung jawab perusahaan tergantung
pada strategi yang jelas yang mengevaluasi peluang maupun resiko terhadap
merek, dan pesan yang khusus dirancang untuk kelompok yang mempunyai
pengaruh penting. Mengidentifikasikan komunikasi internal sebagai saluran
yang mempunyai potensi kuat untuk meningkatkan reputasi perusahaan
sebagai tanggung jawab kepada para stakeholder.
Perlunya komunikasi yang efektif dalam perusahaan juga mampu
menjadi evaluasi terhadap resiko merk karena pesan yang disampaikan di
dalam kegiatan komunikasi juga dapat menjadi faktor penting bagi image
suatu organisasi. Maka dari itu media BULETiN memberikan informasi yang
33
berkualitas yang telah dikumpulkan selama 2 bulan dan dicetak untuk dibaca
oleh Binusian. Dapat kita simpulkan bahwa Binus University ingin
menjalankan strategi komunikasi internal kepada seluruh Binusian agar
reputasi positif yang diraih oleh Binus Univerity dapat dilihat dan dibaca oleh
para Binusian.
Download