2 antara lain adalah fleksibel, efektif, dan efisien. Berdasarkan organisasinya, sistem informasi dibagi menjadi sembilan bagian, yaitu sistem pemrosesan transaksi (transaction processing system), sistem perencanaan sumberdaya perusahaan (enterprise resource planning system), sistem otomasi perkantoran (office automation system), sistem informasi manajemen (management information system), sistem pendukung keputusan (decision support system), sistem pakar (expert system), sistem informasi eksekutif (executive information system), sistem manajemen rantai pasok (supply chain management system), dan sistem perdagangan elektronik (electronic commerce system) (Rainer, 2007). Sistem informasi bisnis yang akan dibuat ini adalah gabungan sistem otomasi perkantoran dengan sistem pemrosesan transaksi. Namun, sistem tersebut hanya akan melayani penjualan, pembelian, penggajian, pembayaran iuran, pengambilan iuran, peternak, pelanggan, produk, peminjaman, serta pembayaran pinjaman. Sistem informasi bisnis ini terdiri atas sistem fungsional, sistem penjualan dan pemasaran, sistem manufaktur dan produksi, sistem keuangan dan akuntansi, dan sistem sumber daya manusia. Sistem fungsional merupakan sebuah sistem yang mengklasifikasikan sebuah sistem dari sistem lainnya, misalnya sistem pemasaran terdapat pada bagian pemasaran, dan seterusnya. Sistem penjualan dan pemasaran merupakan sistem dari perusahaan yang membantu manajemen operasional dalam menempatkan dan menghubungi pelanggan yang produktif. Sistem manufaktur dan produksi merupakan sistem yang mengatur data ketersediaan bahan produksi, jumlah produksi, data dasar barang, kode identifikasi barang, jumlah unit yang dimiliki perusahaan, dan lain-lain. Sistem keuangan dan akuntansi merupakan sistem yang bertanggung jawab atas catatan keuangan perusahaan seperti pembayaran gaji karyawan, penerimaan pembayaran pinjaman, dan piutang perusahaan. Sistem sumber daya manusia sebuah perusahaan merupakan sistem yang bertanggung jawab untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan tenaga kerja/karyawan perusahaan. Sistem informasi bisnis ini menyajikan informasi bisnis yang akurat sekaligus dapat memberikan penjelasan yang mudah dimengerti di balik informasi bisnis yang ada (Azoff & Charlesworth, 2004). Fungsi dari investasi sistem informasi bisnis adalah untuk mentransformasikan suatu lingkungan yang reaktif terhadap data menjadi sesuatu yang proaktif. Unified Modelling Language Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah bahasa pemodelan sistem berorientasi objek yang digunakan untuk memvisualisasi, menentukan, membangun, dan mendokumentasikan kebutuhan perilaku sebuah sistem (Ojo & Estevez, 2005). UML terdiri atas sembilan diagram, yaitu Use case, Class, Object, Sequence, State, Component, Collaboration, Activity, dan Deployment. Dalam penelitian ini, penulis hanya menggunakan empat diagram untuk memodelkan sistem, yaitu Use Case, Activity, Sequence, dan Class Diagram. Menurut Kendall dan Kendall (2010), tahapan analisis berorientasi objek dilakukan sampai dengan pembentukan diagram sequence dan tahapan desain berorientasi objek dimulai dengan membuat diagram kelas. Dalam penelitian ini, tahap analisis dan desain dilakukan sampai ke pembuatan diagram kelas. Dengan menggunakan UML, kita dapat merancang model untuk semua jenis aplikasi piranti lunak. Aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi, dan jaringan apapun, serta ditulis dalam bahasa pemrograman apapun. Akan tetapi karena UML menggunakan class dan operation dalam konsep dasarnya, maka ia lebih cocok untuk penulisan piranti lunak dalam bahasabahasa berorientasi objek seperti C++, Java, C#, atau VB .NET (Hariyanto, 2004). CASE Tools Dalam pengembangan perangkat lunak, telah dikenal banyak perangkat berbasis komputer yang dikenal dengan ComputerAided Software Engineering (CASE). CASE tools merupakan perangkat yang diciptakan untuk mempermudah analis sistem yang menganut pendekatan SDLC (System Development Life Cycle) melalui penggunaan pendukung otomatis (Kendall & Kendall, 2011). CASE ini digunakan untuk membantu satu atau beberapa fase dalam life-cycle perangkat lunak, termasuk fase analisis, desain, implementasi, dan perawatan dari perangkat lunak tersebut. Manfaat CASE tools untuk pengembangan perangkat lunak adalah sebagai berikut: 3 1. CASE tools memperbesar kemungkinan otomatisasi pada setiap fase life-cycle perangkat lunak. 2. CASE tools sangat membantu dalam meningkatkan kualitas desain model suatu perangkat lunak sebelum perangkat lunak itu dibangun/dikembangkan, baik itu yang dibangun dalam lingkungan yang sederhana maupun yang kompleks. Visible Analyst (VA) adalah salah satu contoh CASE tools yang memungkinkan analis sistem melakukan perencanaan grafis, analisis, dan desain untuk membangun aplikasi dan pangkalan data client/server yang kompleks. Visible Analyst dan produk perangkat lunak lainnya seperti Microsoft Visio memungkinkan pengguna untuk menggambar dan memodifikasi diagram dengan mudah (Kendall & Kendall, 2011). Para analis sistem membedakan CASE tools ke dalam 3 kategori, yaitu upper CASE, lower CASE, dan integrated CASE. Upper CASE tools merupakan perangkat yang digunakan untuk mendukung perencanaan, identifikasi, dan seleksi proyek (permulaan dari perencanaan proyek), tepatnya pada fase analisis dan desain dari suatu system development life cycle (SDLC). Perangkat yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis perangkat diagramming, form and report generator, dan perangkat analisis. Contoh perangkatnya ialah Microsoft Office Visio, Photoshop, Cradle, PRO-IV Workbench, dan ProKit*WORKBENCH. Lower CASE tools merupakan perangkat yang digunakan untuk mendukung tahap implementasi dan perawatan dari SDLC, termasuk pembangkitan source code. Perangkat yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis code generators. Pembangkitan kode ini memberikan pengguna beberapa keuntungan, yaitu (Kendall & Kendall, 2011): (1) sistem dapat dihasilkan lebih cepat daripada menulis kode program; (2) waktu yang dihabiskan dalam pemeliharaan berkurang dengan pembangkitan kode; (3) kode dapat dibangkitkan dalam lebih dari satu bahasa pemrograman, sehingga mudah memindahkan sistem dari satu platform ke platform lainnya; (4) pembangkitan kode menyediakan sebuah cara yang hemat biaya dalam penyesuaian sistem yang dibeli dari pihak ketiga dengan kebutuhan organisasi; dan (5) kode hasil pembangkitan bebas dari kesalahan program komputer. Contoh perangkatnya ialah Java, Delphi, Visual Basic, Level/l-User Sensitive CASE, dan PRO-IV Application Development. Integrated CASE tools merupakan perangkat yang digunakan untuk mendukunga aktivitas-aktivitas yang terjadi pada beberapa fase dari SDLC, dengan mengombinasikan upper CASE dan lower CASE menjadi satu. Perangkat yang termasuk dalam kategori ini ialah jenis perangkat manajemen proyek. Contoh perangkatnya ialah Rational Rose, Poseidon, ArgoUML, Catalyze, in-Step, Juggler, PRINCE, dan Power Designer. Use Case Diagram (Diagram Use Case) Diagram use case merupakan pusat pemodelan perilaku sistem, subsistem, dan kelas. Diagram ini digunakan untuk mendeskripsikan apa yang seharusnya dilakukan oleh sistem. Diagram ini menyediakan cara mendeskripsikan pandangan eksternal terhadap sistem dan interaksi-interaksinya dengan dunia luar. Dengan cara ini, diagram use case menggantikan diagram konteks pada pendekatan konvensional (Hariyanto, 2004). Diagram use case terdiri atas aktor, use case, dan hubungan ketergantungan, generalisasi, dan assosiasi, seperti pada Gambar 1. Gambar 1 Contoh diagram use case. Activity Diagram (Diagram Aktivitas) Diagram aktivitas adalah diagram flowchart yang diperluas yang menunjukkan aliran kendali satu aktivitas ke aktivitas lain. Diagram ini digunakan untuk memodelkan aspek dinamis sistem (Hariyanto, 2004). Aktivitas adalah eksekusi yang berlangsung di state machine. Diagram aktivitas mendeskripsikan aksi-aksi dan hasilnya. Diagram ini berupa operasi-operasi dan aktivitas-aktivitas di use case (Gambar 2). Diagram aktivitas diawali dengan lingkaran hitam dan diakhiri dengan lingkaran hitam bertepi putih. Aktivitas digambarkan dengan kotak persegi panjang dengan sudutsudut yang melengkung. Setiap aktivitas 4 dihubungkan dengan panah dari awal hingga akhir diagram aktivitas. Sama halnya dengan diagram alir, diagram aktivitas pun memiliki simbol yang sama untuk menggambarkan keputusan. Keputusan digambarkan dengan intan, namun deskripsi kondisi yang menyertai keputusan diletakkan di luar simbol intan. Diagram aktivitas dapat menggambarkan konkurensi, yaitu satu atau lebih aktivitas yang berjalan secara bersamaan. Konkurensi diawali dengan sebuah garis tebal horizontal yang menjadi tempat keluarnya garis aktivitas. Konkurensi juga diakhiri dengan garis tebal horizontal. (Hendrik & Wahid, 2005). Gambar 2 Contoh diagram aktivitas. sistem. Cakupan skenario dapat beragam, dari mulai semua kejadian di keseluruhan sistem atau hanya kejadian pada objek-objek tertentu. Skenario menjadi rekaman historis eksekusi sistem atau gagasan eksperimen eksekusi sistem yang diusulkan. Class Diagram (Diagram Kelas) Diagram kelas merupakan diagram yang paling umum dipakai dalam pemodelan berorientasi objek. Pemodelan kelas merupakan pemodelan paling utama di pendekatan berorientasi objek karena menunjukkan kelas-kelas yang ada di sistem dan hubungan antar kelas-kelas tersebut, atribut-atribut, dan kelas-kelas (Hariyanto, 2004). Diagram kelas menunjukkan aspek statis sistem terutama untuk mendukung kebutuhan fungsional sistem. Kebutuhan ini berarti layanan-layanan yang harus disediakan sistem ke pengguna (user). Meskipun diagram kelas serupa dengan model data, namun kelas-kelas tidak hanya menunjukkan struktur informasi tetapi juga mendeskripsikan perilaku tiap kelas (Gambar 4). Kelas dalam diagram kelas dapat secara langsung diimplementasikan di bahasa pemrograman berorientasi objek yang secara langsung mendukung bentukan kelas. Sequence Diagram (Diagram Sequence) Diagram sequence merupakan diagram yang mendeskripsikan komunikasi di antara objek-objek, meliputi pesan-pesan yang ada dan urutan munculnya pesan tersebut. (Hariyanto, 2004). Diagram ini digunakan untuk memodelkan skenario penggunaan (Gambar 3). Skenario penggunaan adalah barisan kejadian yang terjadi selama satu eksekusi Gambar 4 Contoh diagram kelas. Prototipe Perangkat Lunak Gambar 3 Contoh diagram sequence. Prototipe merupakan salah satu metode yang banyak digunakan saat ini dalam mengembangkan perangkat lunak. Metode ini memungkinkan pengembang dan pengguna dapat saling berkomunikasi selama proses pembuatan sistem berlangsung (Alavi, 1984). Untuk mengakomodasi kesesuaian sistem dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan, dibutuhkan kerja sama dan komunikasi yang