implementasi perspektif liberalisme, realisme, dan konstruktivisme

advertisement
UNIVERSITAS INDONESIA
IMPLEMENTASI PERSPEKTIF LIBERALISME, REALISME,
DAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEBERADAAN
BRICS SEBAGAI FORUM KERJASAMA EKONOMI
NEGARA-NEGARA EMERGING ECONOMIES
PERIODE 2009-2013
TUGAS KARYA AKHIR
FADLINNISA
0806322911
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
DEPOK
JUNI 2013
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
s
UNIVERSITAS INDONESIA
IMPLEMENTASI PERSPEKTIF LIBERALISME, REALISME,
DAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEBERADAAN
BRICS SEBAGAI FORUM KERJASAMA EKONOMI
NEGARA-NEGARA EMERGING ECONOMIES
PERIODE 2009-2013
TUGAS KARYA AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial
di Universitas Indonesia
FADLINNISA
0806322911
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
DEPOK
JUNI 2013
ii
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
KATA PENGANTAR
BRICS pada awalnya bernama BRIC, merupakan sebuah forum kerjasama
dari negara-negara yang diidentifikasi oleh seorang pakar ekonomi Jim O’Neill
sebagai negara Emerging Economies. Negara-negara tersebut adalah Brazil,
Rusia, India, dan China (BRIC). Adapun perubahan nomenklatur menjadi BRICS
terjadi setelah bergabungnya South Africa dalam forum tersebut pada 2 tahun
setelah secara sah BRIC dibentuk (2009). Pengikutsertaan Afrika Selatan menjadi
anggota dari forum ini lebih disebabkan pada adanya kebutuhan yang bersifat dua
arah dari negara-negara inisiator awal BRICS (Brazil, Rusia, India, China) dan
Afrika Selatan itu sendiri. Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi Afrika
Selatan masih jauh dari negara-negara BRICS lainnya sehingga belum bisa
dikatakan sebagai negara Emerging Economy. Akan tetapi potensi ekonomi Afrika
Selatan dapat dikatakan sangat besar dilihat dari segi wilayah dan ketersediaan
sumber daya energi.
Negara-negara inisiator BRICS melihat Afrika Selatan sebagai potensi
penyedia sumber daya energi yang besar untuk meningkatkan proses
industrialisasi melalui investasi. Disamping itu, Afrika Selatan merupakan
pemimpin perekonomian di Kawasan Afrika, sehingga, dengan bergabungnya
Afrika Selatan, diharapkan terjadi kerjasama yang lebih luas antara BRICS
dengan negara-negara di Kawasan Afrika lainnya. Di sisi lain, Afrika Selatan
berharap dapat memanfaatkan kemampuan industri dari 4 negara tersebut untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi yang terus meluas.
Dalam kesempatan kali ini, penulis mengambil tema mengenai BRICS
dikarenakan ketertarikan penulis dalam menganalisis hubungan kerjasama
ekonomi yang dapat dikatakan masih sangat baru dalam dunia internasional.
Keunikan dari forum ini adalah walaupun dikatakan masih baru, negara-negara
anggotanya secara kolektif telah mampu memberikan suara yang cukup kuat
dalam forum-forum internasional seperti G-20 dan segmen forum PBB. Selain itu,
negara-negara ini memiliki kesamaan karakter, yaitu wilayah yang luas dan
penduduk yang padat (kecual Afrika Selatan). Penulis berupaya menganalisis
keberadaan BRICS melalui tiga perspektif ilmu hubungan internasional, yaitu
v
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
liberalisme, realisme, dan konstruktivisme.
Tak ada gading yang tak retak. penulis menyadari bahwa tugas karya akhir
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca dapat
menjadi masukan bagi penyempurnaan karya-karya serupa di kemudian hari.
Demikian penulis sampaikan, selamat membaca.
Depok, 21 Juni 2013
Fadlinnisa
vi
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis sampaikan pada Allah subhana hua ta’ala, Pemilik
alam semesta yang senantiasa memberikan nikmat tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas karya akhir ini. Tak lupa shalawat penulis haturkan
pada baginda Muhammad SAW yang telah menjadi muara inspirasi bagi penulis
akan budi pekertinya yang luhur dan kekuatan visinya. Penulis juga ingin
memberikan ucapan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
memberikan dukungan kepada penulis secara langsung maupun tidak dalam
proses penyelesaian tugas karya akhir ini, yaitu:
1. Syamsul Hadi, Ph.D., selaku dosen pembimbing tugas karya akhir
penulis yang telah membimbing penulisan ini sampai dengan akhir.
Terimakasih atas kesabaran, kesediaan waktu, serta dukungan yang
besar kepada penulis dalam menyelesaikan tugas karya akhir ini.
2. Asra Virgianita, S.Sos., M.A., selaku penguji ahli dalam sidang tugas
karya akhir penulis. Terimakasih atas kesediaan menjadi penguji ahli
yang telah memberikan masukan yang sangat membangun bagi tugas
karya akhir penulis.
3. Andi Widjajanto, Ph.D., dan Aninda Tirtawinata, M.Litt., selaku
pengajar dalam mata kuliah colloquium. Terimakasih atas kesediaan
memberikan masukan pada proses awal pembuatan tugas karya akhir
ini.
4. Evi Fitriani, M.A., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu Hubungan
Internasional FISIP UI.
5. Dra. Nurul Isnaeni, M.A., selaku ketua Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional FISIP UI. Terimakasih atas dukungan semangat yang
besar kepada penulis.
6. Andrew W. Mantong, S.Sos, M.Sc., selaku sekretaris Program Studi
Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI. Terimakasih atas masukan
teori dan logika yang membangun bagi tugas karya akhir penulis.
7. Dra. Suzie Sri Suparin S., MA, Ph.D., selaku dosen pembimbing
akademik penulis di Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
vii
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
FISIP UI. Terimakasih atas masukan yang besar terhadap keputusan
penulis dalam penulisan tugas karya akhir ini.
8. Dian Novikrisna, S.Sos., selaku editor citation dari tugas karya akhir
ini. Terimakasih atas kesediaan mengecek citation ini.
9. Dosen-dosen dan teman-teman di Departemen Hubungan Internasional
FISIP UI yang telah memberikan banyak input kepada penulis.
10. Ayahanda Mailudin Nasution dan Ibunda Nuratri Hastuti, orang tua
penulis yang sangat penulis cintai, atas do’a-do’a yang tak terputus
untuk penulis.
11. Azmi Abdul Hafiiz Nasution dan Ramadhan Abdul Karim Nasution,
dua adik penulis yang menjadi sumber kekuatan penulis.
12. Avina Anin Nasia, sahabat penulis yang senantiasa mendo’akan serta
memberikan dukungan semangat kepada penulis. Terimakasih atas
inspirasi kekuatan untuk terus berjuang.
13. Riza Aryani, Sri Rezeki, Avina Nadhila, Mindo Stevi, Raisa
Muthmaina, dan Yanti Silalahi, sahabat terdekat penulis ketika
berkuliah di hubungan internasional hingga saat ini, atas do’a-do’a dan
‘penjagaan’ terhadap aktivitas penulis. Terimakasih atas dukungan
yang tiada habisnya kepada penulis.
14. Hindun Harahap dan teman-teman HI 2009 pada mata kuliah
colloquium yang senantiasa memberikan informasi yang dibutuhkan
dengan penuh semangat.
15. PPSDMS Nurul Fikri, terimakasih telah menginternalisasi nilai-nilai
‘Idealisme Kami’ yang menambah semangat penulis untuk berkarya.
16. Tiara PPSDMS Nurul Fikri, terimakasih atas kebersamaan selama 2
tahun. Terimakasih telah memberikan banyak hikmah bagi kehidupan
penulis.
17. Komunitas Bintang (syi’ra) 2008, terimakasih atas dukungan yang
besar terhadap segala aktivitas penulis.
18. Grup Sop Buah 2012 (M. Try Sutrisno Gaus, Afra Afifah, Scientia
Afifah, Enung Azizah M., Niimma Nur Azizah, Ahmad Alrashid, M.
Khairul Imam, dan Yunan Ari Yuwono). Terimakasih atas do’a serta
viii
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
penguatan yang besar terhadap penulis. Terimakasih telah menjadi
contoh yang baik dalam hidup penulis.
19. Grup The Crocs, selaku teman belajar yang senantiasa memberikan
kekuatan bagi penulis untuk terus berusaha belajar lebih banyak.
20. Ika Malika, M.Psi., guru sekaligus motivator bagi penulis. Terimakasih
Mbak Ika atas dukungan dan penguatan yang besar terhadap aktivitas
penulis, termasuk dalam pembuatan tugas karya akhir ini.
21. Citrawanti Oktavia, Rina Nur Oktaviana, Winda Mauhidlotul, Denty
Kusuma Wardani. Sahabat-sahabat yang sangat penulis cintai.
Terimakasih atas dukungan do’a dan kekuatan bagi penulis.
22. Rekan-rekan Worlmun 2010. Terimakasih atas pengalaman yang
membuka wawasan penulis untuk terus berkarya.
23. Rekan-rekan International Youth Muslim Conference on Education
(IMYCE) . Terimakasih atas dukungan yang besar bagi penulis.
24. Rekan-rekan World Assembly of Muslim Youth (WAMY), atas
pengalaman berharga yang senantiasa membangkitkan semangat
penulis untuk berkarya.
25. Rekan-rekan SALAM UI, terimakasih atas inspirasi untuk senantiasa
berjuang memberikan yang terbaik bagi islam.
26. Rekan-rekan KSM Eka Prasteya UI, terimakasih atas dukungan yang
besar bagi penulis untuk menyelesaikan tugas karya akhir ini.
Terimakasih juga atas pengalaman berharga selama berinteraksi
bersama selama ini.
Depok, 21 Juni 2013
Fadlinnisa
ix
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
ABSTRAK
Nama
: Fadlinnisa
Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional
Judul
:
Implementasi Perspektif Liberalisme, Realisme, dan Konstruktivisme terhadap
Keberadaan BRICS sebagai Forum Kerjasama Ekonomi Negara-negara Emerging
Economies Periode 2009-2012
Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama
Ekonomi BRICS yang terdiri dari negara-negara Emerging Economies. Forum ini
berdiri pada tahun 2009 pasca terjadi krisis global yang melanda dunia di tahun
2007-2008. Negara-negara yang menginisiasi terbentuknya forum ini adalah
Brazil, Rusia, India, China (BRIC). Kemudian pada tahun 2011 Afrika Selatan
resmi terdaftar menjadi anggota sehingga nama BRIC berubah menjadi BRICS
dengan tambahan S untuk South Africa atau Afrika Selatan. Penjelasan dari
motivasi terbentuknya BRICS dilakukan dalam kerangka implementasi teori
integrasi ekonomi dari perspektif liberalisme, teori power, kepentingan nasional
dan aliansi dari perspektif realisme, dan teori identitas kolektif dari perspektif
konstuktivisme. Liberalisme dengan teori integrasi ekonominya melihat
pembentukan BRICS dimotivasi melalui adanya keinginan untuk memperbesar
dampak kerjasama ekonomi pada pertumbuhan ekonomi masing-masing negara
anggotanya. Realisme dengan teori power, kepentingan nasional dan aliansinya
melihat pembentukan BRICS dimotivasi melalui adanya keinginan bersatu yang
didasari dari karakter kekuatan ekonomi dan kepentingan yang sama dari negaranegara BRICS untuk memperluas pengaruh pada level internasional. Sedangkan
konstruktivisme dengan teori indentitas kolektifnya melihat pembentukan BRICS
dimotivasi dari adanya ide terkonstruksi yang membangun kesadaran anggotanya
atas kesamaan sebagai sebuah kekuatan ekonomi baru, kesamaan cita-cita untuk
perubahan kondisi internasional, serta kesamaan pola hubungan dengan Amerika
Serikat.
Kata Kunci: BRICS, emerging economies, integrasi ekonomi, power, kepentingan
nasional, aliansi, identitas kolektif, liberalisme, realisme, konstruktivisme
xi
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
ABSTRACT
Name
: Fadlinnisa
Study Program : Ilmu Hubungan Internasional
Title
:
Implementation of Liberalism, Realism, dan Constructivism Perspective on the
Presence of BRICS as an Economic Cooperation Forum of Emerging Economies
in the Period of 2009-2012
This thesis attempts to explain the motivational background behind the
formation of the BRICS as an Economic Cooperation Forum that comprised of
Emerging Economies. This forum was officially declared in 2009 right after the
global crisis hitted the world in 2007-2008. The initiators of this forum formation
were Brazil, Russia, India, China (BRIC). Then, in 2011, South Africa officially
enrolled as the member of this forum. Thus, the name of BRIC was changed into
BRICS with additional S standing for South Africa. The explanation of this forum
formation motive conducted within the theory implementation of economic
integration from liberalism perspective, and power, national interest and alliance
from realism perspective, also collective identity from constructivism perspective.
Liberalism with its economic integration theory sees that the BRICS forum
formation was supported by the intention of its members in widening the impact
of economic cooperation in the field of economic growth. Realism with its power,
national interest and alliance theory sees that the BRICS forum formation was
supported by the intention of its members to ally under the resemble economic
power and national interest in order to spread the influence at international level.
Later on, constructivism with its collective identity theory sees that the BRICS
forum formation was supported by constructed idea that awake its members’
awareness of their similarity as new emerging economies, their similarity in the
hope of the international circumstance changing, and their similarity in the hub
pattern with United States.
Key Words: BRICS, emerging economies, economic integration, power, national
interest, alliance, collective identity, liberalism, realism, constructivism
xii
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. .....................................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................
KATA PENGANTAR .....................................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH ..........................................................................................
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................................
ABSTRAK .....................................................................................................................
ABSTRACT ...................................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................................
DAFTAR TABEL...........................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................
x
xi
xii
xiii
xv
xv
xv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................
1.2 Rumusan Permasalahan ...........................................................................................
1.3 Kerangka Teori .........................................................................................................
1.3.1 Teori Integrasi Ekonomi dari Liberalisme .....................................................
1.3.2 Teori ‘Power, Kepentingan Nasional, dan Aliansi dari Realisme ..................
1.3.3 Teori Identitas Kolektif dari Konstruktivisme ...............................................
1.4 Tujuan dan Signifikansi Penulisan ........................................................................
1.5 Pembabakan Penulisan ............................................................................................
1
1
3
4
4
7
11
13
14
BAB 2 SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN RAGAM KERJASAMA
FORUM BRICS ........................................................................................
2.1 Sejarah Terbentuknya Forum BRICS ......................................................................
2.2 Perkembangan Forum BRICS .................................................................................
2.3 Ragam Kerjasama BRICS .......................................................................................
15
15
18
23
BAB 3 IMPELEMENTASI INTEGRASI EKONOMI LIBERALISME,
ALIANSI
REALISME,
DAN
IDENTITAS
KOLEKTIF
KONSTRUKTIVISME
TERHADAP
MOTIVASI
TERBENTUKNYA BRICS .........................................................................
3.1 Implementasi Integrasi Ekonomi Liberalisme terhadap Motivasi Pembentukan
BRICS ....................................................................................................................
3.1.1 Komitmen dan Perjanjian Kerjasama Ekonomi BRICS .............................
3.1.2 Gambaran Kondisi Kerjasama Perdagangan dan Investasi diantara
Negara BRICS .............................................................................................
3.2 Implementasi Teori ‘Power, Kepentingan Nasional dan Aliansi’ Realisme
Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS ..............................................................
3.2.1 Kekuatan Ekonomi (Economic Power) Negara-negara BRICS sebagai
Emerging Economies ...................................................................................
3.2.2 Kepentingan Nasional Negara-negara BRICS terhadap Pembentukan
Forum BRICS ..............................................................................................
xiii
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
ii
iii
iv
v
vii
29
29
31
35
40
41
50
3.1.2.1 Brazil ..........................................................................................
3.1.2.2 Rusia ...........................................................................................
3.1.2.3 India ............................................................................................
3.1.2.4 China...........................................................................................
3.1.2.5 Afrika Selatan .............................................................................
3.2.3 BRICS sebagai Bentuk Aliansi Ekonomi Negara-negara Emerging
Economies ...................................................................................................
3.3 Implementasi Teori Identitas Kolektif Konstruktivisme Terhadap Motivasi
Pembentukan BRICS ..............................................................................................
3.3.1 Identitas Dibentuk Melalui Kesamaan Sebagai Sebuah Kekuatan
Ekonomi Baru (Emerging Economies) .......................................................
3.3.2 Identitas Dibentuk Melalui Kesamaan Cita-cita dari Negara-negara
BRICS .........................................................................................................
3.3.3 Identitas Dibentuk Kesamaan Keterdekatan Hubungan dengan
Amerika Serikat...........................................................................................
51
51
52
53
54
BAB 4. Kesimpulan .....................................................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
65
xiv
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
54
56
57
59
62
DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Wilayah Negara-negara BRICS ........................................................
16
Gambar 3.1 Perbandingan Perdagangan Afrika Selatan dengan China dan Negara
BRICS lainnya ...............................................................................................................
36
Gambar 3.2 Kenaikan Pertumbuhan Perdagangan Intra-BRICS 2000 dan 2010 ..........
39
Gambar 3.3 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Otomotif Negara-negara BRIC
(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) ......................................
48
Gambar 3.4 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Microwave Negara-negara BRIC
(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) .....................................
49
Gambar 3.5 Perbandingan Pertumbuhan Penggunaan Kredit Negara-negara BRIC
(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) .....................................
50
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tipe-tipe Kepentingan Nasional .....................................................................
10
Tabel 3.1 Gambaran Umum Kekuatan Ekonomi BRICS ...............................................
42
Tabel 3.2 BRICS- Tingkat Rata-rata Pertumbuhan dari GDP riil (%), 1980-2008
(Sebelum dan Saat Krisis Global) ..................................................................................
43
Tabel 3.3 Perdagangan Barang BRICS. Nilai (Menggunakan miliar AS) dan
Kontribusi dalam Total Dunia (%), 2000-2007 ..............................................................
45
Tabel 3.4 Pertumbuhan Ekspor-Impor Negara BRICS (Kecuali Afrika) dan
Beberapa Negara Maju...................................................................................................
47
Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) ............................................
62
DAFTAR LAMPIRAN
Matriks Joint Statement Kepala Negara BRICS
xv
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada 2001, seorang ekonom dari sebuah bank investasi Goldman Sachs
bernama Jim O‟Neill memprediksi adanya sejumlah negara berkembang yang
berpotensi menggantikan kekuatan perekonomian global G7 pada tahun 2050
mendatang.1 Prediksi tersebut didasarkan pada perkembangan aktivitas industri
masing-masing negara yang masif dan dikatakan berhasil ditandai dengan
pertumbuhan GDP yang terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir.2 Bersamaan
dengan itu, negara-negara ini juga dikategorikan sebagai Emerging Economies oleh
World Trade Organization (WTO) sebab aktivitas perdagangan yang cukup tinggi
pada berbagai sektor di pasar internasional. Selain itu, negara-negara ini memiliki
ketahanan perekonomian yang kuat, teruji pada saat krisis global menghimpit pada
2007-2008 dimana seluruhnya berhasil mempertahankan konsistensi GDP di saat
perekonomian negara-negara lain sedang ambruk.3
Negara-negara yang dijelaskan diatas adalah Brazil, Rusia, India, dan China
atau oleh O‟Neill disingkat menjadi BRIC. Secara geografis dan demografis, negaranegara ini memiliki kekuatan yang besar. Jika digabungkan, total luas negara-negara
ini mencapai 30% dari total luas dunia dan total populasinya mencapai 40% dari total
populasi dunia.4 Faktor demografis dan produktivitas diprediksi menjadi faktor utama
1
Dominic Wilson dan Roopa Purushothaman, “Dreaming With BRICs: The Path to 2050,” dalam
Emerging Economies and The Transformation of International Business, ed. Subhash Chandra Jain
(UK: Edward Elgar, 2006), 3.
2
Natascha Strenger, Understanding BRICs: A Closer Look for Predicted Development of Brazil,
Russia, India, and China as a Group (Munich: GRIN Publishing GmbH, 2011), 3.
3
Ibid.
4
Victoria Young, “Macquarie Launches Australia's First BRIC Funds,” Investor Daily, 10 Desember
2012,
http://www.investordaily.com/cps/rde/xchg/id/style/801.htm?rdeCOQ=SID-3F579BCE819F182C&rdeCOQ=SID-0A3D9633-76451A98.
1
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
2
dalam menentukan pertumbuhan GDP dari negara-negara tersebut.5 GDP share
negara-negara BRICS mencapai seperlima dari GDP dunia atau sebesar 14,8 triliun
dollar AS.6 Menurut O‟Neill, dengan besarnya populasi, produktivitas dari kegiatan
perekonomian semakin besar sehingga menghasilkan GDP yang besar. 7
BRIC yang awalnya merupakan sebuah terminologi buatan O‟Neill
selanjutnya menjadi forum kerjasama internasional yang resmi berdiri dengan nama
BRIC pada tahun 2009. Kemudian pada 2011 nomenklatur dari forum tersebut
bertambah huruf S menjadi BRICS dengan masuknya Afrika Selatan (South Africa)
sebagai anggota. Forum tersebut berdiri pada tanggal 16 Juni 2009 melalui pertemuan
kepala negara di Ekateriburg, Russia, tepatnya setelah berakhir krisis global yang
sempat memporakporandakan perekonomian hampir dari seluruh negara di dunia.
Ketahanan perekonomian dari Brazil, Rusia, India, dan China itu sendiri dalam
menghadapi krisis global tahun 2007-2008 selayaknya menjadi „prestasi‟ yang ingin
dipertahankan oleh masing-masing kepala negaranya melalui kerjasama internasional
yang menguntungkan.
Krisis global menjadi momentum yang menyadarkan para kepala negara
Brazil, Rusia, India, dan China terhadap kekuatan masing-masing negara dan
optimisme kerjasama yang dapat memberikan signifikansi besar bagi pertumbuhan
perekonomian domestik. Ditambah lagi terdapat permasalahan domestik yang
cenderung sama dari negara-negara BRICS, yaitu kepadatan penduduk yang besar di
masing-masing negara yang dihadapkan pada pelayanan pemerintah yang masih
terbatas untuk sebagian masyarakat tertentu (belum menyeluruh). Tingginya populasi
belum ditunjang dengan kemampuan pemerintah dalam mengakomodir aksesibilitas
sumber esensial seperti lapangan pekerjaan, akses kesehatan, serta akses pendidikan.
Sumber daya alam yang melimpah di masing-masing wilayah juga belum
5
Francesca A. Beausang-Hunter, Globalization and the BRICs: Why the BRICs Will Not Rule the
World For Long (New York: Palrgrave Macmillan, 2012), 1.
6
“World Economic Outlook,” International Monetary Fund, diakses 6 Juni 2013,
http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx.
7
Beausang-Hunter, Globalization, 1.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
3
dikembangkan secara maksimal.8
Melalui forum ini, para kepala negara mencoba mencari jalan keluar bersama
atas permasalahan domestik yang cenderung sama sekaligus memperkuat kerjasama
perdagangan multilateral yang menguntungkan. Harapannya, dengan melakukan
kerjasama, negara-negara ini dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dalam arena global. Selain itu, dari adanya forum ini tercetus dibentuknya BRICS
Development Bank (BDB) sebagai bank milik bersama yang diprediksi sebagai
akomodasi finansial kebutuhan-kebutuhan proyek kerjasama multilateral. Bank ini
menjadi sumber dana dari berbagai kegiatan sekaligus menjadi sumber kebijakan
keuangan dalam forum BRICS itu sendiri. Negara-negara BRICS juga menghendaki
adanya keadilan pembangunan perekonomian internasional yang merata dan
memberikan peluang perluasan kapabilitas ekonomi bagi negara-negara berkembang.
Hal ini banyak dikemukakan oleh perwakilan negara-negara tersebut dalam forumforum perekonomian global seperti G-20.
Penulis melihat munculnya BRICS sebagai sebuah fenomena yang menarik
untuk dikaji mengingat keberadaanya memberikan dampak dan corak tersendiri
dalam dinamika
perekonomian dan perpolitikan
global. Penulis berupaya
menganalisis motif terbentuknya forum tersebut yang penulis yakini menjadi sebuah
pembahasan yang substantif. Analisis tersebut akan dilakukan melalui implementasi
teori dari perspektif liberalisme, realisme, dan konstruktivisme dalam hubungan
internasional.
1.2 Rumusan Permasalahan
Objek penelitian yang menjadi fokus dalam karya tulis ini adalah BRICS
sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara
8
José Eduardo Cassiolato dan Helena Maria Martins Lastres, “Science, Technology, and Innovation
Policies in the BRICS Countries: an Introduction,” dalam BRICS and Development Alternatives:
Innovation System and Policies, ed. José Eduardo Cassiolato dan Virginia Vitorino (Anthem Press,
2011), 9.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
4
Emerging Economies. Dalam karya tulis ini akan digunakan perspektif liberalisme,
realisme, dan konstruktivisme sebagai pisau analisis untuk menganalisis motif
terbentuknya forum tersebut. Dengan demikian, rumusan permasalahan dari karya
tulis ini menjadi:
“Bagaimana implementasi perspektif liberalisme, realisme, dan konstruktivisme
dalam menganalisis motif terbentuknya forum ekonomi BRICS?”
1.3 Kerangka Teori
Dalam melakukan upaya analisis terhadap motif dibalik pembentukan forum
BRICS, penulis mencoba memunculkan satu teori sebagai representasi dari masingmasing perspektif. Perspektif liberalisme akan direpresentasikan oleh teori Integrasi
Ekonomi, sedangkan realisme dengan konsepsi „Power dan Kepentingan Nasional,
dan Aliansi‟, serta konstruktivisme dengan teori Identitas Kolektif.
1.3.1 Teori Integrasi Ekonomi dari Liberalisme 9
Dalam dinamika diskursus liberalisme hubungan internasional, fokus
pembahasan berawal dari adanya tujuan pencapaian perdamaian antara sebuah negara
dan negara lainnya melalui kerjasama yang saling menguntungkan (mutual benefit).
Dengan kata lain, liberalisme melihat kerjasama sebagai sebuah instrumen pencipta
perdamaian yang efektif dan efisien. Asumsi yang dikeluarkan oleh liberalisme ini
menjadi refleksi dari kondisi internasional pasca Perang Dunia II sampai dengan saat
ini dimana terdapat beragam kerjasama internasional yang diatur oleh institusiinstitusi internasional melalui seperangkat aturan yang disepakati oleh negara-negara
tersebut. Institusi ini diindikasikan oleh pemikir liberalisme sebagai sebuah rezim.
Hal ini dikarenakan institusi tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat
mengatur prilaku negara dalam tataran internasional. Rezim ini kemudian juga
mengatur dimensi kerjasama antarnegara dan mengawasi berjalannya kerjasama
9
Penjelasan mengenai teori integrasi ekonomi dapat dilihat dalam David Balaam dan Michael Veseth,
Introduction to International Political Economy (New Jersey-Hall, 1996), 241-257.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
5
antarnegara tersebut. Fenomena inilah yang kemudian membentuk sebuah sistem
internasional.
Dengan semakin berkembangnya kerjasama antara negara-negara di dunia,
semakin besar juga kebutuhan negara-negara tersebut untuk terus meningkatkan
kemampuan perekonomiannya. Negara-negara tersebut melakukan kerjasama yang
bersifat lebih strategis dan menguntungkan. Terbentuklah hubungan-hubungan
kerjasama ekonomi antardua negara atau lebih yang disebut dengan hubungan
ekonomi bilateral (bilateral economic cooperation) dan hubungan ekonomi
multilateral (multilateral economic cooperation). Hubungan ekonomi bilateral adalah
hubungan kerjasama sektor perkonomian yang dilakukan oleh dua negara berdaulat,
contohnya dalam aspek perdagangan dan investasi, yaitu melalui perjanjian yang
disepakati bersama. Sedangkan hubungan ekonomi multilateral merupakan hubungan
sektor perekonomian yang dilakukan oleh lebih dari dua negara.
Kerjasama ini, terutama dalam kerjasama perdagangan, disokong melalui
adanya teori comparative advantage, dimana negara menyadari kekuatan spesifik
produk ekspornya dan kelemahan kemampuan spesifikasi produk yang dibutuhkan
masyarakatnya. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh ekonom Amerika Serikat
Adam Smith yang kemudian diperbaharui oleh David Ricardo. Menurut Adam Smith,
negara-negara dapat mencapai titik efisiensi ekonomi ketika melakukan spesifikasi
produk yang berbeda dan saling melakukan perdagangandengan negara lainnya.
Namun begitu efisiensi tersebut dapat terjadi dengan syarat biaya pembelian sebuah
komoditas pada negara lain lebih rendah dari biaya produksi komoditas yang sama di
dalam negeri. Dengan begitu, sebuah negara dapat fokus memproduksi suatu
komoditas yang dapat dikonsumsi di dalam dan luar negeri (ekspor).
Kerjasama ekonomi yang dilakukan negara-negara di dunia pada akhirnya
mengakibatkan apa yang liberalis sebut dengan interdependensi. Interdependensi
adalah sebuah situasi dimana negara-negara saling berketergantungan, pada akhirnya
menyebabkan perluasan kerjasama di bidang lain yang menyokong peningkatan
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
6
keuntungan ekonomi. Salah satu dampak dari adanya kondisi ketergantungan ini
adalah terdorongnya negara untuk melakukan integrasi ekonomi dalam sebuah
wilayah. Integrasi ekonomi adalah sebuah
tahapan dari proses kerjasama
perdagangan dan kerjasama ekonomi lainnya antara dua negara atau lebih yang
ditandai
dengan adanya
proses
minimalisasi
hambatan kerjasama. Proses
minimalisasi hambatan dilakukan melalui mekanisme perjanjian pengurangan
hambatan-hambatan ekonomi seperti peniadaan tarif/non-tarif dan kuota impor.
Integrasi ekonomi juga ditandai dengan adanya penyamaan perspektif kebijakan yang
menunjang kerjasama ekonomi dari masing-masing negara. Tujuan khusus negara
dari integrasi ekonomi adalah peningkatan keuntungan dan efisiensi ekonomi dalam
negeri.
Tarif merupakan sebuah pajak bagi komoditas dari negara lain yang masuk
pada suatu negara. Tarif dianggap sebagai sebuah hambatan dan menjadi merugikan
ketika barang yang masuk pada sebuah negara lebih besar harganya dibanding
kemampuan daya beli masyarakat negara tersebut. Sedangkan non-tarif adalah
hambatan diluar pajak tersebut. Adapun kuota impor adalah sebuah besaran atau
pembatasan jumlah komoditas yang berasal dari negara pengekspor. Salah satu
penyebabnya adalah ketidakmampuan bersaing dalam negeri terhadap komoditas
yang sama. Namun begitu, negara-negara pada akhirnya memiliki perspektif untuk
saling menguntungkan dan saling membutuhkan sehingga hambatan semacam ini
diminimalisasi.
Pada umumnya, fenomena integrasi ekonomi yang berkembang di berbagai
wilayah memiliki dampak pada integrasi politik di masing-masing wilayah tersebut
dan dalam perpolitikan internasional. Mekanisme dari integrasi kerjsama ekonomi ini
terkadang menjadi cara dan tujuan bagi negara-negara untuk semakin meningkatkan
kemampuan perekonomiannya yang dapat diukur melalui peningkatan GDP, volume
perdagangan internasional, human development index, dan devisa negara. Integrasi
ekonomi juga dianggap sebagai sebuah tahapan yang ideal dalam kerjasama
internasional dalam meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi negara.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
7
BRICS merupakan forum kerjasama ekonomi dari negara-negara dengan latar
belakang letak geografis yang berbeda. Adapun teori integrasi ekonomi dapat
diimplementasikan sebatas pada asumsi-asumsi awal dari pembentukannya. Dalam
hal ini, implementasi teori integrasi ekonomi dapat menggambarkan kondisi
kerjasama ekonomi negara yang mengacu pada peningkatan volume perdagangan dan
perluasan keuntungan dengan melakukan perjanjian yang bersifat menghapus
hambatan kerjasama. Dengan begitu, forum ini dapat diespektasikan menjadi forum
yang lebih terintegrasi dan kuat dalam aspek hubungan ekonomi.
1.3.2 Teori ‘Power, Kepentingan Nasional dan Aliansi’ dari Realisme
Realisme merupakan sebuah pemikiran yang menjelaskan hubungan
internasional dalam terminologi power sebagai sebuah kekuatan yang terkadang
disebut dengan realpolitik atau hanya power politics. Power merupakan salah satu
konsep inti dalam mempersepsikan hubungan aksi dan reaksi antarnegara dalam
kacamata realisme. Dikatakan inti karena power merupakan deskripsi utama dari
prilaku yang dilakukan sebuah negara terhadap negara lain atau terhadap aktor
internasional lainnya. Disamping itu, dalam pandangan realisme, negara merupakan
satu-satunya aktor yang memiliki pengaruh dalam lingkungan internasional. Adapun
aktor internasional lain seperti aktor privat atau masyarakat tetap memiliki andil,
namun dalam tataran efektifitas aksi, tidak memiliki dampak sebesar yang dihasilkan
oleh negara.
Power sering didefinisikan sebagai kemampuan memberikan pengaruh pada
aktor lain untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Power berupa kapabilitas
memberikan negara peluang untuk mempengaruhi negara lain dengan dukungan
kemampuan pemimin negara dalam memobilisasi dan memanfaatkan kapabilitas ini
secara efektif dan strategis.10 Sebuah varian dari ide ini adalah bahwasanya aktoraktor negara memiliki kekuatan penuh untuk memperluas pengaruh terhadap aktor
10
“Realist
Theory,”
10
Mei
2013,
http://www.pearsonhighered.com/assets/hip/us/hip_us_pearsonhighered/samplechapter/0205059589.pd
f.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
8
lainnya. Banyak pemikir realisme melihat adanya potensi power berdasarkan
karakteristik spesifik dari negara (tangible dan intangible) seperti luas wilayah, level
pendapatan, dan kekuatan militer. Ukuran kapabilitas ini lebih dapat diandalkan
ketimbang ukuran pengaruh itu sendiri. Disisi lain, terdapat pendapat bahwa cara
termudah dalam mengindikasikan power adalah melalui total GDP, yang mana
merupakan kombinasi dari keseluruhan luas, level teknologi, dan kesejahteraan. 11
Namun begitu, tidak semua ekonom sepakat untuk menjadikannya sebagai satusatunya tolak ukur. Power juga bergantung pada elemen non-materi.
Walaupun keamanan menjadi isu utama dalam power realisme secara historis,
tetapi dewasa ini, power juga dapat didefinisikan melalui kapabilitas ekonomi yang
dimiliki oleh sebuah negara yang berpengaruh pada posisi politik strategis negara
tersebut pada institusi perekonomian internasional. Dengan adanya posisi strategis
pada institusi perekonomian internasional, negara tersebut berpeluang untuk
mempengaruhi negara lainnya. Contohnya adalah posisi Amerika Serikat di Bank
Dunia, melalui kapabilitas ekonomi yang dimanifestasikan pada sumbangan
cadangannya di International Monetary Fund (IMF), Amerika Serikat memiliki hak
suara yang berpengaruh pada kebijakan institusi yang kemudian berpengaruh bagi
negara-negara lainnya.
Power juga pada akhirnya menjadi „pelindung‟ terhadap kepentingan nasional
sebuah negara. Negara memiliki sifat rasional dalam bertindak dan sifat ini cukup
dipengaruhi dengan adanya kepentingan nasional yang dimilikinya. Kalkulasi dari
efektifitas dan efisiensi aksi dipengaruhi oleh tujuan yang dibentuk melalui
perumusan kepentingan nasional. Hans Morgenthau, pemikir awal paradigma
realisme dalam hubungan internasional mengatakan bahwa tidak ada satu pun bangsa
atau negara yang memiliki sifat ketuhanan (moralitas universal) dan seluruh bangsa
mau tidak mau harus menyandarkan aksinya pada prudence dan practicality.12 Tidak
11
Ibid.
J. Peter Pham, “What is in The National Interest? Hans Morgenthau‟s Realist Vision and American
Foregn Policy,” American Foreign Policy Interest 30, no. 3 (2008): 257.
12
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
9
ada sebuah negara yang melakukan suatu tindakan tanpa motivasi kepentingan
nasional, salah satunya dalam bentuk pengaruh kekuatan.
Kepentingan nasional dari sebuah negara bergantung pada bagaimana kepala
negara
merumuskan prioritas
yang mendasari
kebutuhan negara
tersebut.
Kepentingan nasional kemudian diartikulasikan melalui kebijakan luar negeri
pemerintah negara tersebut. Contohnya kebijakan Amerika Serikat dan kepentingan
nasional yang terdapat dibaliknya. Amerika Serikat melihat pada kepentingan
nasional yang memprioritaskan keamanan diatas segalanya. Prioritas kepentingan
nasional dari Amerika Serikat adalah sebagai berikut:13
1. Pertahanan dan Keamanan Fisik Amerika Serikat dan masyarakatnya.
2. Human Development dari populasi Amerika, yang termasuk didalamnya
kesejahteraan ekonomi Amerika Serikat dan masyarakatnya.
3. Pertahanan politik dan nilai-nilai budaya dari Amerika Serikat dan
masyarakatnya.
Dari poin diatas, dapat dilihat bahwa stabilitas pertahanan dan keamanan
secara fisik dari teritori negara dan masyarakat diletakkan menjadi prioritas
kepentingan nasional utama. Pada prioritas yang kedua, kepentingan nasional telah
masuk pada ranah kesejahteraan ekonomi. Sedangkan pada prioritas yang ketiga,
kepentingan nasional masuk pada ranah politik dan budaya.
Adapun contoh tipe dari kepentingan nasional dan kebijakan luar negeri
sebagaimana yang dimiliki oleh Amerika Serikat dapat dilihat pada tabel berikut ini:14
13
“Useful
Concept
of
National
Interest
and
Goal,”
24
Februari
2013,
http://home.comcast.net/~lionelingram/National_Interests_rev2010.pdf
14
Michael G. Roskin, National Interest, From Abstraction to Strategy (Carlisle Barracks, PA: Strategic
Studies Institute, U.S. Army War College, 1994), 6.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
10
Tabel 1.1 Tipe-tipe Kepentingan Nasional
Tingkat Kepentingan Vital (Vital)
(Importance)
Sekunder (Secondary)
Durasi (Duration)
Temporer (Temporary)
Permanen (Permanent)
Spesifikasi
(Specificity)
Spesifik (Specific)
Umum (General)
Kompatibilitas
(Compatibility)
Komplementer
(Complementary)
Konflik (Conflicting)
Contoh:
No Soviet Missile in
Cuba
An Open World Oil
Supply
Support for Iraq in
Opposing Iran
No Hostile Powers in
Western Hemisphere
No Japanese Trade
Barriers
Universal Respect on
Human Right
Russian Cooperation in
Bosnia
Russian Support for
Serbia
Dalam kondisi tertentu pada visi perealisasian kepentingan nasional, negaranegara melihat adanya kebutuhan untuk bersatu membentuk aliansi dalam rangka
memperkuat power. Dalam terminologi power sebagai kapabilitas ekonomi, aliansi
dapat diorientasikan pada persatuan ekonomi dalam rangka memberikan pengaruh
pada aktor internasional lainnya. Negara-negara membutuhkan leverage dalam
memperluas pengaruh politiknya di ranah internasional, salah satunya dengan
memperkuat kapabilitas ekonomi melalui persatuan ekonomi.
Power dari negara-negara BRICS dapat diukur melalui pertumbuhan GDPnya sebagai Emerging Economies. Melalui adanya power yang dimiliki masingmasing negara BRICS, forum BRICS memiliki posisi dalam dunia internasional.
Ditambah dengan adanya kepentingan nasional masing-masing negara BRICS di
dalam forum kerjasama BRICS itu sendiri, menjadikan adanya itikad dari negaranegara BRICS untuk membentuk aliansi ekonomi dalam rangka memberi pengaruh
pada dinamika ekonomi politik internasional.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
11
1.3.3 Teori Identitas Kolektif dari Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan pendekatan dalam kajian ilmu hubungan
internasional yang melihat pada adanya fenomena sosial dalam dinamika struktur dan
sistem internasional. Fenomena sosial tersebut digambarkan melalui adanya interaksi
antara satu aktor internasional terhadap aktor internasional lainnya. Interaksi sosial
memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan fenomena internasional.
Konstruktivisme juga mempertimbangkan keberadaan norma dan nilai-nilai yang
memiliki kontribusi dalam pembentukan struktur internasional. Aktor yang berhasil
diidentifikasi oleh pendekatan ini adalah transnational society atau masyarakat
transnasional yang memiliki jaringan secara internasional dan memiliki kekuatan
pada pergerakan yang tidak melihat batasan teritori negara.
Pandangan konstruktivisme cenderung mengkritik dua pandangan utama
dalam hubungan internasional. Dalam kaitannya dengan fenomena sistem
internasional yang bersifat anarkis, Alexander Wendt, seorang pakar konstruktivisme
memandang bahwa anarki adalah sebuah kondisi yang terbentuk dari kesadaran
negara untuk bersikap independen dan berdaulat. Sistem yang bersifat anarkis tidak
terjadi begitu saja. Negara sebagai aktor yang memiliki kekuatan secara sadar
berprilaku menggunakan manuver-manuver yang dimiliki. Sedangkan dalam
kaitannya dengan struktur internasional, konstruktivisme melihat bahwa kerjasama
yang dilakukan oleh negara-negara mengandung nilai dan norma yang membatasi
negara berlaku curang. Contohnya dengan adanya sanksi internasional oleh Dewan
Keamanan PBB yang membuat Negara dan aktor lainnya tidak banyak berbuat
sewenang-wenang dalam tataran internasional.15 Menurut konstruktivis, disini terlihat
jelas bahwa nilai membentuk perspektif dalam berprilaku.
Selain itu, dalam menganalisis konstruksi sosial dan politik internasional,
diperlukan adanya perspektif yang berasal dari konstruksi struktur sosial-kooperatif
15
Alexander Wendt, “Collective Identity Formation and The International State,” American Political
Review 88, no. 2 (1992): 384.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
12
atau konfliktual- yang kemudian menghasilkan adanya identitas dan kepentingan
aktor.16 Dengan begitu didapatkan asumsi dimana menurut Alexander Wendt, struktur
fundamental politik internasional bersifat sosial, bukan immaterial. Sedangkan
struktur sosial membentuk kepentingan dan identitas aktor selain membentuk
prilakunya. Adapun ide konstruktivisme pada perbedaan konteks, dimensi sosial, dan
dunia politik merupakan buah pemikiran dari manusia. Selain itu, struktur sosial
memiliki tiga elemen, yaitu ilmu dan pemahaman yang sama, sumber material, dan
praktik.17 Ilmu dan pemahaman selanjutnya membentuk prilaku aktor, apakah akan
kooperatif atau konfliktual, sedangkan sumber material mengacu pada pembentukan
ide siapa yang memiliki material, dan praktik struktur sosial dihasilkan dari adanya
proses pemahaman yang sama.
Dalam kasus ini, identitas menjadi penting untuk dibahas sebab konstruktivis
melihat bahwa terdapat adanya pengaruh dari pemahaman identitas terhadap prilaku
kolektif aktor internasional, baik negara maupun masyarakat. Fenomena ini
digambarkan oleh Alexander Wendt melalui formulasi konsep identitas kolektif yang
berangkat dari asumsi realis Mancul Olson yang mengatakan bahwa interaksi yang
dibangun dalam ranah internasional adalah merupakan sebuah interaksi yang bersifat
egois dari negara. Alexander berargumentasi bahwa interaksi dari negara-negara di
ranah internasional menciptakan adanya nilai yang kemudian membentuk identitas
bersama.18 Identitas bersama ini yang mendasari prilaku kolektif dari aktor-aktor
internasional.
Berbeda dari identitas sosiologi yang lebih menggambarkan satu dimensi
sosial, teori identitas kolektif ini lebih aplikatif dalam tataran praktis internasional.
Teori ini menjelaskan bahwa terdapat fenomena persatuan dari aktor-aktor
internasional yang dibentuk melalui adanya pemahaman akan kesamaan identitas.
Kesamaan dalam merefleksikan diri, nilai yang dimiliki, dan pentingnya persatuan
16
Alexander Wendt, “Constructing International Politics,” International Security 20, no.1 (1995): 81.
K.M. Fierke. “Constructivism,” dalam International Relation Theories: Discipline and Diversity:
Second Edition, ed. Tim Dunne, et. al. (New York: Oxford University Press, 2010), 179-180.
18
Wendt, “Collective Identity Formation,” 384.
17
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
13
terhadap nilai yang dimiliki demi menciptakan perubahan yang lebih baik. Dalam hal
ini, konstruktivisme juga melihat persatuan negara-negara dalam organisasi atu forum
internasional yang didasarkan atas adanya kesamaan cara pandang, nilai, serta norma
yang dimiliki.
Forum kerjasama ekonomi BRICS terdiri dari negara-negara dengan identitas
sosial dan budaya yang berbeda, akan tetapi, dalam kasus ini, persatuan dari negaranegara BRICS dibentuk melalui kesamaan identitas ekonomi yang dikonstruksikan
melalui pernyataan dari Jim O‟Neill. Dalam prosesnya, negara-negara ini saling
menyadari kesamaan ekonomi tersebut dan mulai membentuk persatuan yang
didorong melalui adanya momentum krisis global yang kemudian membentuk
kesamaan harapan terhadap kondisi dunia internasional yang lebih baik.
1.4 Tujuan dan Signifikansi Penulisan
Tujuan dari Tugas karya akhir ini adalah untuk menjelaskan motivasi yang
ada dalam pembentukan forum kerjasama ekonomi dari negara-negara BRICS yang
dianalisis melalui tiga perspektif hubungan internasional yaitu liberalisme, realisme,
dan konstruktivisme. Sedangkan signifikansi dari tugas karya akhir ini ada dua,
pertama, dari sisi teoritis, tugas karya akhir ini dapat memberikan persepsi baru
dalam ilmu hubungan internasional terkait teori integrasi ekonomi. Dalam hal ini,
teori integrasi ekonomi tidak selalu harus digunakan dalam menjelaskan fenomena
regionalisme. Dalam kasus ini, prinsip-prinsip dari integrasi ekonomi dapat
diimplementasikan dalam menjelaskan fenomena dari kerjasama BRICS yang tidak
memiliki latar kesamaan regional (dari anggota-anggotanya). Kedua, dari sisi praktis,
tugas karya akhir ini dapat memberikan masukan bagi Indonesia dalam melihat
peluang kerjasama dengan negara-negara BRICS ini.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
14
1.5 Pembabakan Penulisan
BAB I dari tugas karya akhir berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar
belakang dari tema yang diangkat, pertanyaan permasalahan, kerangka pemikiran,
serta tujuan dan signifikansi penulisan.
BAB II dari tugas karya akhir ini berisikan pembahasan berupa penjelasan
tentang sejarah, perkembangan dan ragam kerjasama dari forum BRICS.
BAB III dari tugas karya akhir ini berisikan analisis motivasi pembentukan
BRICS yang dilihat dari perspektif liberalisme dengan teori integrasi ekonominya,
realisme dengan teori power, kepentingan nasional, dan aliansinya, serta
konstruktivisme dengan teori identitas kolektifnya.
BAB IV dari tugas karya akhir ini berisikan kesimpulan keseluruhan
penjelasan dari bab-bab sebelumnya.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
BAB 2
SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN RAGAM KERJASAMA FORUM
BRICS
BRICS merupakan forum kerjasama internasional yang terdiri dari negaranegara emerging economies, yaitu negara-negara yang baru mengalami fase
industrialisasi secara masif. Fase tersebut memberikan dampak pada meningkatnya
pertumbuhan perekonomian yang dapat terlihat melalui perdagangan internasional
dan hampir menjajari negara-negara yang telah lama disandang sebagai negara
industri dan perekonomian maju G7. Selain itu, secara besaran nominal GDP,
gabungan dari negara-negara ini memberikan kontribusi sebesar 20% dari total GDP
dunia atau sebesar 14,8 triliun dollar AS. 19
2.1 Sejarah Terbentuknya Forum BRICS
Negara-negara BRICS merupakan negara-negara yang tidak memiliki
kesamaan latarbelakang geografis, kecuali China dan Russia yang berbatasan
langsung. Batasan antara keduanya merupakan batasan terpanjang ke enam di dunia
yang terdiri dari dua bagian, timur dan barat. Batasan timur dibuat pada tahun 1999
yang diikuti dengan adanya joint venture dengan panjang 4,195 kilometer, sedangkan
batasan barat ditandai dengan pertemuan tiga poin antara China, Kazakstan, dan
Rusia.20 China merupakan negara yang berasal dari Timur Benua Asia, sedangkan
Rusia terletak di utara Eurasia. Disisi lain, Brazil merupakan negara yang berasal dari
wilayah Amerika Latin, India berasal dari wilayah Selatan Benua Asia, dan Afrika
Selatan berasal dari daratan Benua Afrika. Berikut peta letak geografis negara-negara
BRICS:
19
“World Economic Outlook,”
diakses 6 Juni 2013, http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx.
20
Sébastien Colin, “The Development of the Border between China and Russia” CERI, no. 96 (2003):
43.
15
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
16
Gambar 2.1 Peta Wilayah Negara-negara BRICS
Perbedaan latar belakang geografis membentuk perbedaan yang cukup
signifikan secara historis, budaya politik, budaya sosial, dan kebijakan ekonomi. 21
Dalam temu wawancara mengenai BRICS yang dilakukan oleh media internasional
The New York Times, John O‟Neill sebagai pencetus terminologi perekonomian
BRICS mengatakan:
“They (BRICS) have widely divergent economies, disparate foreign policy aims
and different forms of government. India, Brazil and South Africa have strong
democratic traditions, while Russia and China are autocratic.” 22
Hal ini menandakan perbedaan yang cukup siginifikan dari masing-masing negara
BRICS yang berangkat dari perbedaan letak geografis tersebut. Sejauh ini, negaranegara ini disatukan dalam keanggotaan aktif di organisasi maupun forum
internasional seperti UNSC, UNCTAD, UNDP, UNIDO, WIPO dan G20.23 Adapun
pada United Nations Security Council (UNSC), China dan Rusia menjadi anggota
permanen, sedangkan sisanya merupakan anggota non-permanen.
Namun begitu, krisis global yang melanda perekonomian dunia pada 200721
Lydia Polgreen, “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank,” New York Times,
19
Mei
2013,
http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-form-developmentbank.html?_r=0.
22
Ibid.
23
“Third Meeting of The BRICS Trade Ministers,” Trade and Industry Department of South Africa,
diakses 20 Mei 2013 http://www.thedti.gov.za/brics/communique.pdf.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
17
2008 menjadi sebuah momentum tersendiri bagi Brazil, Rusia, India, dan China
sebagai inisiator awal forum BRICS. Negara-negara ini melihat adanya peluang untuk
memperkuat ketahanan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
kerjasama yang menguntungkan ditengah ancaman krisis global tersebut. Selain itu,
dengan adanya ketidakberpihakan lembaga-lembaga pinjaman keuangan internasional
pada negara-negara berkembang membuat negara-negara ini saling bekerjasama
untuk mengakomodir kebutuhan ekonomi mereka dan negara berkembang lainnya.
Hal tersebut tercerminkan melalui niatan untuk mendukung reformasi lembagalembaga peminjaman internasional seperti IMF dan Bank Dunia.
Secara formal, pada 16 Juni 2009 di Yekaterinburg-Rusia, kepala
pemerintahan dari negara-negara Brazil, Rusia, India, China melakukan pertemuan
dalam rangka membentuk forum tersebut. Brazil saat itu diwakili oleh Presiden Luiz
Inácio Lula da Silva, Rusia diwakili oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev, India
diwakili oleh Perdana menteri Manmohan Singh, dan China diwakili oleh Presiden
Hu Jintao. Forum tersebut disepakati bersama dengan nama BRIC yang merupakan
akronim dari nama-nama negara yang bersangkutan. Kemudian pada 2010, Afrika
Selatan memberikan proposal untuk ikut serta menjadi anggota dalam forum BRIC
sehingga kemudian disetujui pada tahun 2011 yang mengubah nama BRIC menjadi
BRICS. Forum ini kemudian semakin berkembang setiap tahunnya melalui ragam
kerjasama melalui pertemuan tahunan (Annual BRICS Summit).
Adapun tujuan awal dari dibentuknya forum ini adalah untuk memberikan
wadah bagi negara-negara yang berkaitan (BRICS) dalam upaya menguatkan
koordinasi antarnegara di berbagai isu. Hal ini tertera dalam Joint Statement di
Yekaterinburg tahun 2009:
“We have agreed upon steps to promote dialogue and cooperation among our
countries in an incremental, proactive, pragmatic, open and transparent way.
The dialogue and cooperation of the BRIC countries is conducive not only to
serving common interests of emerging market economies and developing
countries, but also to building a harmonious world of lasting peace and common
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
18
prosperity. (15)” 24
Dari pernyataan diatas, kepala negara BRICS telah bersepakat untuk membuka dialog
dan kerjasama (melalui forum BRICS) yang ditujukan untuk menjadi wadah yang
kondusif terhadap kepentingan bersama dan membangun dunia yang damai dan
sejahtera.
Negara-negara ini juga berupaya menanggulangi dan melindungi ketahanan
keuangan pada situasi perekonomian di masa mendatang. Melalui pertemuan awal
dari kementerian ekonomi negara-negara ini, kepala negara masing-masing negara
melihat pentingnya dilakukan koordinasi yang lebih kuat melalui forum pertemuan
tahunan Annual BRICS Summit tersebut.
2.2 Perkembangan Forum BRICS
Forum BRICS yang pada awalnya merupakan sebuah forum yang dibentuk
melalui adanya momentum krisis global kemudian melakukan komitmen untuk
mengadakan pertemuan reguler setiap tahunnya. Pertemuan-pertemuan yang
dilakukan oleh negara-negara BRICS terdiri dari pertemuan mandiri masing-masing
kepala negara dan pertemuan lembaga negara lainnya seperti kementerian keuangan,
kementerian pertanian, kementerian kesehatan, termasuk juga pertemuan akademisi
yang dibentuk untuk menganalisis kondisi internasional dan prospek kerjasama
diantara negara-negara BRICS.25
Sejak tahun 2009, telah diadakan 5 kali Annual BRICS Summit dengan tema
dan isu bahasan yang berbeda. Adapun isu-isu yang telah dibahas sebelumnya,
ditindaklanjuti oleh forum lembaga selain kepala negara yang kemudian dievaluasi
setiap tahunnya. Pada 16 Juni 2009, pertemuan pertama yang dilakukan di
Yekaterinburg dikoridori melalui tema krisis finansial, pembangunan global, dan
24
“First Summit,” BRICS-India Official
http://www.bricsindia.in/firstSummit.html.
25
“About BRICS,” BRICS-India Official
http://www.bricsindia.in/about.html.
Website,
diakses
30
November
2012,
Website,
diakses
30
November
2012,
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
19
penguatan grup BRICS.26 Pada pertemuan ini negara-negara BRICS sepakat untuk
mendorong reformasi ekonomi melalui pernyataan berikut ini:
"greater voice and representation in international financial institutions, and their
heads and senior leadership should be appointed through an open, transparent
and merit-based selection process." 27
Pada pernyataan tersebut negara-negara ini sepakat untuk meningkatkan peran
dalam forum-forum perekonomian global dan mendorong untuk menciptakan
pergantian kepemimpinan didalamnya melalui proses yang lebih transparan dan
representatif. Mereka juga mencoba mendorong komunitas internasional dalam
merealisasikan hasil Doha Round.
Disamping isu ekonomi yang dibahas didalam pertemuan tersebut, terdapat
perhatian yang juga diberikan pada isu-isu keamanan dan politik. Isu keamanan,
difokuskan pada keamanan pangan yang mengacu pada krisis pangan global 20072008. Selanjutnya, pada 16 April 2010, pertemuan tahunan kedua BRICS dilakukan
di Brasilia. Para kepala negara BRICS membahas beragam isu termasuk didalamnya
isu Iran dan senjata nuklirnya, isu pembangunan, kelanjutan isu reformasi institusi
keuangan global, isu kerjasama, dan isu-isu terkait global governance. Negara-negara
ini menggarisbawahi keinginan dari adanya reformasi global governance. Hal ini
tertera dalam pernyataan kepala negara BRICS sebagai berikut:
“We share the perception that the world is undergoing major and swift changes
that highlight the need for corresponding transformations in global governance
in all relevant areas. (2)” 28
Pada pertemuan tahunan BRICS ke tiga, yaitu tanggal 14 April 2011 di Sanya
(China), isu-isu yang dijadikan pembahasan semakin berkembang. Dalam pertemuan
ini, beberapa isu yang dibahas adalah isu mengenai kerjasama ekspor dan impor, isu
26
“Joint statement of the BRICS Countries‟ Leaders,” President of Russia Official Web Portal, diakses
7 Juni 2013, http://archive.kremlin.ru/eng/text/docs/2009/06/217963.shtml.
27
Ibid.
28
“Second BRIC Summit,” BRICS-South Africa Official Website, diakses 7 Juni 2013,
http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/second-summit/.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
20
hukum internasional terhadap terorisme, isu reformasi keanggotaan permanen dari
Dewan Keamanan PBB, isu media perdagangan berupa pinjaman mata uang lokal, isu
perang di Libya.29 Adapun isu reformasi keanggotaan permanen dari PBB dengan
pemberian peluang peran yang lebih besar bagi India, Brazil, dan Afrika Selatan
direpresentasikan melalui pernyataan kepala negara BRICS sebagai berikut:
"We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United
Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In
this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN,
including its Security Council, with a view to making it more effective, efficient
and representative, so that it can deal with today's global challenges more
successfully. China and Russia reiterate the importance they attach to the status
of India, Brazil and South Africa in international affairs, and understand and
support their aspiration to play a greater role in the UN. (8)” 30
Kemudian pada pertemuan ke empat yaitu tanggal 29 Maret 2012 di New
Delhi (India), isu-isu yang dibahas adalah lebih pada penguatan kerjasama dan
kepentingan bersama di arena internasional. Termasuk didalamnya usaha untuk
memperkuat koordinasi dan konsultasi antaranggota BRICS. 31 Sedangkan pada
pertemuan terakhir yaitu pada 27 Maret 2013 di Durban (Afrika Selatan), isu-isu yang
dibahas adalah isu mekanisme BRICS Development Bank yang sempat digaunggaungkan pada pertemuan sebelumnya, kemudian persetujuan pembentukan
Continent Reserve Agreement yaitu kesepakatan memiliki dana cadangan bersama
sebesar 100 miliar dollar AS, serta pembentukan lembaga think tank BRICS dan
forum bisnis BRICS (BRICS Business Council).32
Perkembangan forum ini dapat dilihat dengan meluasnya aktor atau lembaga
kerjasama yang berkoordinasi di dalam kerjasama BRICS. Aktor-aktor atau lembaga
29
People’s Daily Online, “Full Text of Sanya Declaration of the BRICS Leaders Meeting,” 7 Juni
2013, http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/7351063.html.
30
Ibid.
31
“Fourth BRICS Summit New Delhi,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012,
http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html.
32
“Fifth BRICS Summit,” BRICS-South Africa Official Website, diakses 7 Juni 2013,
http://www.brics5.co.za/.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
21
tersebut adalah sebagai berikut:33
1. Kementerian Luar Negeri
Kementerian luar negeri BRICS telah melakukan pertemuan secara
reguler di New York disamping pertemuan UNGA.
2. Kementerian ekonomi
Kementerian ekonomi BRICS telah melakukan koordinasi secara reguler
disamping pertemuan tahunan G20, IMF, dan Bank Dunia.
3. High Representatives on Security (National Security Advisers/NSA)
Rusia menjadi tuan rumah dari pertemuan formal BRICS National Security
Advisers (NSAs) pada Mei 2009 untuk mendiskusikan implikasi
keamanan dari krisis global dan finansial.
4. Kementerian Pertanian
Melalui pertemuan para menteri pertanian BRICS, negara-negara ini
mendiskusikan tentang Action Plan 2012-2016 pada kerjasama pertanian
diantara negara-negara BRICS. Dari pertemuan ini, diadopsi beberapa
prioritas kerjasama pertanian antarnegara BRICS.
5. Kementerian Perdagangan
Kementerian perdagangan dari masing-masing negara BRICS melakukan
pertemuan reguler disamping pertemuan tahunan BRICS dan KTT WTO.
6. Kementerian Kesehatan
Pertemuan dari kementerian kesehatan masing-masing negara BRICS
telah dilakukan pada Juli 2012 untuk mengeksplor area kerjasama di
bidang kesehatan.
7. Science and Technology Senior Officers
Science and Technology Senior Officer merupakan sebuah forum bentukan
dibawah koordinasi pertemuan tahunan BRICS yang berfokus pada
diskursus terhadap eksplorasi kerjasam BRICS dalam bidang sains dan
33
“About
BRICS,”
BRICS-India
http://www.bricsindia.in/about.html.
Official
Website,
diakses
7
Juni
2013,
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
22
teknologi. Pertemuan ini telah dilakukan di Dalian, China pada 2011.
8. BRICS Competition Conference
Pertemuan forum konferensi kompetisi BRICS diadakan sebanyak 3 kali.
Di Russia, China, dan India.
9. Business Forum
Forum bisnis forum diadakan oleh untuk mengoordinasikan kerjasama
dalam enterprises. Melalui forum ini, telah ditandatangani MoU dalam
beberapa point dalam koordinasi kegiatan sektor bisnis BRICS.
10. BRICS Development Bank
Bank pembangunan BRICS ini dibentuk dalam rangka mengakomoodir
kebutuhan finansial kerjasama BRICS dan sebagai lembaga peminjaman
dengan mata uang lokal. Sampai dengan tahun 2013, lembaga ini masih
dalam tahap perancangan mekanisme dan jumlah cadangan yang disimpan
didalamnya.
11. Statistical Organization
Statistical Organization merupakan sebuah forum diskursus statistik
terkait trend dari kerjasama perdagangan dan data-data yang berkaitan
dengan informasi kondisi perekonomian BRICS. Informasi dari diskursus
yang dilakukan dalam forum ini dipaparkan dalam pertemuan tahunan
BRICS.
12. BRICS Joint Study
Joint Study ini diselenggarakan dibawah koordinasi kementerian negaranegara BRICS untuk melakukan studi mengenai kondisi perekonomian
dunia. Hasil dari joint study ini dipaparkan dalam pertemuan tahunan
BRICS.
13. Forum Akademis
Forum akademisi ini berisikan para akademisi dari BRICS dalam
menggelar penelitian yang dapat dijadikan bahan dalam memperkuat data
statistik BRICS.
14. BRICS Friendship Cities
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
23
Forum ini merupakan forum yang dihadiri oleh walikota-walikota dari
negara-negara BRICS dalam kaitannya dengan peran perkotaan terhadap
kerjasama BRICS. Forum ini pertama kali digelar pada 2011 dalam rangka
membangun kerjasama antarkota dari masing-masing negara BRICS.
2.3 Ragam Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan BRICS
Kerjasama bermula diorientasikan untuk membangun kapasitas perekonomian
domestik kemudian menjadi beragam dan meluas cakupannya. Namun begitu,
negara-negara ini memiliki itikad kuat dalam membangun kerjasama ekonomi dan
pembangunan (nasional dan internasional) yang menjadi tujuan utama dari forum ini,
adapun kerjasama tersebut adalah sebagai berikut:34
1. Intra-BRICS Trade and Investment Cooperation
Perdagangan intra-BRICS dan kerjasama investasi menjadi peluang bagi
negara-negara BRICS untuk meningkatkan pendapatan dan ketersediaan lapangan
kerja. Untuk membangun perdagangan dan hubungan investasi, negara-negara
BRICS harus bekerjasama utuk mengidentifikasi area, sektor, dan pasar yang
berpotensi dalam perdagangan dan ekspansi investasi untuk memperkuat sektor
produktif untuk kebermanfaat bersama dan menghindari kompetisi yang dekstruktif.
Sektor
perbankan
BRICS
dapat
memainkan
peran
penting
dalam
mempromosikan perdagangan dan investasi melalui fasilitas-fasilitas perdagangan
yang inovatif, mengatur kredit ekspor, dan mengukur pengembalian yang menjamin
keuangan perdagangan tidak terpengaruh dari kerugian bisnis, yang menjadi kasus
pada krisis global. Adanya hal tersebut membutuhkan aksi konkret dari sektor
perbankan di negara-negara BRICS dengan bank sentral sebagai jangkar penguat
dalam menjalankan strategi perdagangan dan investasi.
34
“The BRICS Report,” BRICS-India
http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf .
Official
Website,
diakses
1
Desember
2012,
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
24
China telah menjadi pionir dalam hal ini dengan mengajukan beberapa
perdagangan bilateral dalam renminbi dan mempromosikan bank internal serta pasar
bersama yang dilakukan di Hongkong untuk renminbi. Hal ini dapat menciptakan
peluang-peluang investasi dan likuiditas pasar, mendorong penggunaan lebih luas dari
renminbi untuk perdagangan dan pemukiman. Brazil telah berkonsentrasi dalam
penggunaan sistem pembayaran dalam mata uang lokal dengan Argentina yang mulai
beroperasi sejak 2008. Hal ini menjadi sistem yang unik yang didesain oleh bank
sentral masing-masing negara yang secara berkala melakukan tinjau ulang terhadap
beberapa pengalaman internasional, terutama dalam sistem pembayaran Eropa. Bank
sentral-bank sentral dari Brazil dan Argentina bertanggung jawab pada implementasi
dari keunikan sistem pembayaran ini. Semua individu dan perusahaan dapat
berpartisipasi dalam transaksi terkait perdagangan barang dan jasa, yang mengimpor
masing-masing mata uang.
2. Cooperation in Infrastructure Financing
Beberapa negara BRICS jatuh pada defisit infrastruktur. Terutama pada area
transportasi
dan
energi.
Defisit
ini
menjadi
faktor
penghambat
dalam
keberlangsungan tingkat pertumbuhan pada jangka panjang. Oleh karena itu, BRICS
melihat adanya peluang untuk mengembangkan kerjasama di sektor ini.
Untuk mengakomodir permasalahan tersebut, ada lingkup kerjasama yang
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keuangan infrastruktur. Hal ini dapat
dilakukan melalui perombakan pendanaan infrastruktur BRICS untuk memobilisasi
investor dan retail institusional. Keuntungan pajak juga disediakan untuk investasi
dalam persatuan infrastruktur, seperti yang terjadi di India.
Ketika kebutuhan infrastruktur di BRICS besar, partisipasi publik dan privat
dapat menenangkan hal ini, menyediakan mekanisme institusional menjadi hal yang
memungkinkan untuk dijadikan kombinasi optimal. Persamaan peran privat dapat
juga meningkatkan investasi proyek infrastruktur.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
25
3. Industrial Development and Cooperation
Berbagi mengenai teknologi, ahli, dan riset dalam sektor industri adalah kunci
lain dari area kerjasama antara negara BRICS. Pertukaran pengalaman dan
pengukuran kebijakan yang dilakukan negara-negara BRICS mempromosikan
pembangunan industri menjadi sebuah area yang bernilai dalam kerangka kerjasama.
Hal ini merupakan pendorong network produksi antarnegara BRICS.
4. Cooperation in Transportation
Kerjasama transportasi bukan menjadi kerjasama utama mengingat hal itu
cukup memakan banyak biaya dimana letak masing-masing negara tidak berdekatan.
Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi BRICS untuk melakukan kerjasama
dengar pendapat dan pengalaman mengenai kesuksesan teknologi transportasi di
masing-masing negara.
5. Cooperation in Food Security
Negara-negara BRICS memperkuat kerjasama ketahanan pangan mereka
melalui inisiatif yang termasuk didalamnya penciptaan dari sistem dasar pertukaran
informasi pertanian yaitu dalam hal pengembangan strategi umum dalam menjamin
akses pada pangan pada segmen yang rentan dari masyarakat, melakukan pengukuran
untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim pada ketahanan pangan,
mengadopsi pertanian dan inovasi dengan juga mempromosikan kerjasama dan
investasi pada sektir pertanian.
Negara-negara BRICS adalah produsen, konsumen, dan eksportir utama dari
pertanian, hortikultura, dan produk-produk. Kebutuhan dari tim ahli dan kapabilitas
riset telah tersedia di dalam BRICS untuk meningkatkan produktivitas melalui
perluasan kultivasi pada tanah-tanah yang belum terberdayakan. Dengan kredibilitas
yang kuat, Brazilian Agricultural Research Corporation (Embarpa) menjadi jangkar
utama.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
26
6. Cooperation in Techincal Education
BRICS memiliki banyak insinyur, arsitek, dokter, ilmuwan, dan institusi
manajemen yang menjadi kekuatan dari pasar ekonomi. Para ahli tersebut
dipersiapkan dengan orientasi menuju kondisi pasar dan bisnis. Dengan begitu,
BRICS technical education dapat meningkatkan nilai keberlangsungan pendidikan.
7. Cooperation in Financial Market Development
Pasar finansial dalam BRICS berada pada tingkatan perkembangan yang
berbeda. Hal ini menjadi sebuah penekanan yang besar yang harus dijadikan orientasi
pada kerjasama pasar yang lebih besar. Banyak negara-negara yang sudah
menyuarakan persatuan internasional dalam sebuah basis reguler. Untuk menciptakan
pasar besar BRICS dan isu-isu kerjasama yang menargetkan investor harus lebih
dieksplorasi. Hal ini dapat membantu menciptakan kerjasama yang kuat dalam pasar
dan meningkatkan kedekatan dengan komunitas investor. Hal ini memperluas dan
memperdalam debit pasar.
8. Cooperation in Research and Development
Dalam rangka meningkatkan kerjasama dalam BRICS, riset menjadi area
yang penting antarpemerintah negara. Studi-studi ini dapat dilakukan melalui institusi
riset dan dengan menyediakan bantuan akademis.
9. Cooperation in Area of Culture and Tradition
Dengan beragamnya budaya, bahasa, sejarah, ekonomi, dan istitusi
antarnegara BRICS menjadi hal yang menarik dalam pertukaran budaya dalam
rangka meningkatkan pemahaman antar satu dan lain negara. Dalam hal ini, dengan
adanya kerjasama dibidang ini, negara-negara dapat meningkatkan kemampuan
ekonomi yang bersumber dari pendapatan pariwisata.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
27
10. Cooperation in International Issues
Ekonomi global terus menghadapi ketidakpastian. Krisis debit eurozone, level
debit fiskal yang tinggi, dan lemahnya permintaan agregasi menuntut adanya prospek
perekonomian dengan implikasi kehadiran dari emerging economies. Resiko ini telah
menciptakan tantangan segar untuk perekonomian BRICS, terutama memberi peran
kunci bahwa BRICS diharapkan bermain dalam kondisi pasca krisis pada
perekonomian baru. BRICS harus memperkuat kebijakan makro dan supervisi dan
megakomodir beberapa penyebab dari kelemahan global. BRICS dapat lebih jauh
bekerjasama dalam mengoordinasi beberapa organisasi internasional seperti IMF, G20, BISA, FSB, WTO, IOSCO, BCBS, dll.
11. Cooperation in Energy Security
Perekonomian BRICS dibutuhkan untuk meningkatkan ketahanan energi. Hal
ini termasuk koordinasi dalam bentuk multilateral untuk mencapai supervisi yang
lebih baik dari kontrak jangka panjang untuk memfiksasi harga dari minyak di masa
depan, kerjasama eksplorasi minyak, meningkatkan suplai gas alam melalui
pembuatan terminal pipa dalam membagi energi terbaharui dalam konsumsi energi.
Riset dan kerjasama pada energi terbaharui seperti solar, biomass, dan hidro elektrik
menjadi area penting dari kerjasama dan dapat berjalam dengan peningkatan
ketahanan energi antarnegara BRICS dan perekonomian lainnya.
12. Cooperation to Bulid Effective Institutions
Jika mengkomparasi perekonomian BRICS dengan perekonomian yang sudah
berkembang
dalam
indikator
governance,
dapat
terlihat
gap
efektifnya.
Perkembangan dalam corporate government, accounting standards, dan kerangka
regulator menjadi esensial standar dalam perekonomian BRICS dengan praktek
internasional yang terbaik.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
28
13. International Development Bank for Fostering South-South Investment
Dalam upaya menangkal adanya resiko dan ketidakjelasan pada tantangan
pembangunan, menjadi hal yang kritis bagi negara-negara BRICS untuk bekerjasama
dengan aktor relevan lainnya dalam hal pembuatan bank pembangunan internasional
untuk mendorong investasi antar negara berkembang. Isu ini secara detail menjadi
signifikan dalam konteks prospek global perekonomian dunia yang selalu rentan,
yang berkontribusi dalam ketidakstabilan dari keuangan dan arus investasi
antarnegara yang dapat menghasilkan berbagai resiko. Bersamaan dengan munculnya
bahaya dari perubahan iklim dan lingkungan. Hal ini dilakukan dengan pembuatan
insitusi yang dapat mengalokasikan simpanan dari negara-negara berkembang.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
BAB 3
IMPLEMENTASI INTEGRASI EKONOMI LIBERALISME, ALIANSI
REALISME, DAN IDENTITAS KOLEKTIF KONSTRUKTIVISME
TERHADAP MOTIVASI PEMBENTUKAN BRICS
3.1
Implementasi
Integrasi
Ekonomi
Liberalisme
Terhadap
Motivasi
Pembentukan BRICS
Dalam teori integrasi ekonomi liberalisme, kerjasama ekonomi yang
dilakukan oleh negara-negara didorong oleh adanya keinginan untuk menciptakan
perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik, baik dari sisi domestik maupun
internasional. Kerjasama tersebut dapat berupa hubungan dagang, investasi, atau
bentuk kerjasama ekonomi lainnya. Perdagangan dan investasi merupakan dua bentuk
kerjasama yang memberikan dampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan
pembangunan ekonomi domestik, serta dampak pada peningkatan pembangunan
ekonomi internasional. Oleh karena itu, negara-negara banyak melakukan
perdagangan dan investasi antara satu sama lain. Namun begitu, kerjasama dagang
dan investasi memiliki hambatan yang berasal dari regulasi masing-masing negara.
Contohnya penetapan quota impor yang dapat memperkecil peluang perluasan
komoditas perdagangan.
Oleh karena adanya hambatan-hambatan pada kerjasama ekonomi, khususnya
pada kerjasama perdagangan dan investasi, negara-negara pada akhirnya melakukan
perjanjian kerjasama ekonomi. Salah satunya adalah perjanjian perdagangan bebas
(Free Trade Agreement). Tujuan dari dilakukannya perjanjian perdagangan bebas
adalah untuk mencari titik temu agar masing-masing negara dapat memperoleh
keuntungan melalui penghapusan hambatan-hambatan perdagangan. Sebelumnya
negara-negara melakukan proses penyamaan persepsi, negosiasi, dan penyesuaian
kebijakan ekonomi terhadap proyeksi kerjasama ekonomi yang akan dilakukan.
Selanjutnya, proses perdagangan yang berkesinambungan akan menciptakan efisiensi
29
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
30
perekonomian negara, negara semakin fokus mengembangkan spesialisasi produk
dengan target pasar yang semakin jelas.
BRICS sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi, tidak terlepas dari adanya
motivasi negara-negara pembentuknya untuk meningkatkan perbaikan kondisi
perekonomian domestik dan internasional. Terlebih pasca krisis global melanda pada
2007-2008 (satu tahun sebelum BRICS terbentuk), kondisi perekonomian sangat
mencekam dan mengkhawatirkan. Kondisi perekonomian internasional yang tidak
kondusif yang dihadapkan pada kebutuhan peningkatan pertumbuhan perekonomian
domestik menjadi pacuan negara-negara untuk melakukan kerjasama ekonomi.
Kerjasama ekonomi ini kemudian menyentuh ranah perdagangan dan investasi.
Perdagangan dan investasi intra-BRICS diharapkan menjadi roda perekonomian
primer bagi negara-negara BRICS untuk semakin meningkatkan pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi domestik dan keseimbangan pembangunan di level
internasional antara negara maju dan berkembang.
Pada kenyataannya, negara-negara BRICS belum banyak melakukan
perdagangan satu sama lain. Namun begitu, dalam hal ini, China telah lama
melakukan banyak perdagangan bebas dengan banyak negara, beberapa diantaranya
adalah negara-negara yang tergabung dalam BRICS itu sendiri. Oleh karena itu,
China memiliki hubungan dagang dan investasi yang cukup kuat dengan negaranegara BRICS lainnya.35 Di sisi lain, kekuatan aktivitas perdagangan China dan
tingginya pertumbuhan ekonomi China tidak menjadi penguatan bahwa China
mendominasi forum BRICS, sebab di dalam forum ini, diberlakukan asas
keseimbangan peran dan suara dari masing-masing negara. Negara-negara ini saling
mendukung peran yang besar antara satu sama lain dalam ranah ekonomi politik
internasional.
Kepala negara dari BRICS optimis terhadap hubungan ekonomi yang kuat
35
Oliver Stuenkel, “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?,” Post Western World, 6 Juli 2013,
http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intra-brics-trade/#comment65838.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
31
dari masing-masing negara BRICS melalui kerjasama investasi, perdagangan, dan
kerjasama ekonomi lainnya didalam tubuh BRICS dapat memberikan perubahan yang
signifikan terhadap perbaikan ekonomi masing-masing negara. Kepala negara BRICS
juga melihat kerjasama ini sebagai langkah awal untuk memperkuat perekonomian
masing-masing negara. Hal ini tertera dalam Joint Statement dari kepala negara
BRICS dalam Sanya Decalaration di Sanya sebagai berikut:
“We are committed to assure that the BRICS countries will continue to enjoy
strong and sustained economic growth supported by our increased cooperation in
economic, finance and trade matters, which will contribute to the long-term
steady, sound and balanced growth of the world economy. (13)”36
3.1.1 Komitmen dan Perjanjian Kerjasama Ekonomi BRICS
Kerjasama dengan isu perdagangan, investasi, dan kebijakan ekonomi
antarnegara BRICS menjadi kerjasama ekonomi yang efektif, direpresentasikan
melalui koordinasi Menteri Perdagangan dan Keuangan dari masing-masing negara
anggota BRICS dibawah kesepakatan pemerintah pusat. Menteri Perdagangan dan
Keuangan negara-negara BRICS telah menyelenggarakan 3 kali forum pertemuan
tingkat menteri. Adapun fase awal yang dilakukan oleh menteri-menteri ini adalah
melakukan persamaan perspektif terhadap orientasi kerjasama ekonomi, khususnya
dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi dalam The Contact Group on
Economic and Trade Issues (CGETI). CGETI ini merupakan platform kunci dari
anggota-anggota BRICS untuk saling bertukar pandangan mengenai perspektif yang
menjadi basis koordinasi dan kerjasama dalam isu kerjasama ekonomi. CGETI ini
memuat prinsip kerjasama dalam Term of Reference (TOR) dan berfungsi
mendefinisikan aksi spesifik jangka panjang dalam upaya penguatan koordinasi dan
peluang joint action.
Adapun isi dari prinsip-prinsip dari CGETI termaktub dalam rekam jejak
pertemuan antarmenteri dari masing-masing negara pada tanggal 23 Maret 2013 di
36
“Third Summit,” BRICS-India Official
http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html.
Website,
diakses
30
November
2012,
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
32
Afrika Selatan. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 37
“To achieve mutually beneficial outcomes, this Trade and Investment Cooperation
Framework operates according to the principles of equality, transparency,
efficiency, mutual understanding and consensus (2.1).”
“This framework is open-ended and progressive. The cooperation initiatives may be
adjusted, enriched and will evolve as issues of concern to its BRICS Members
develop and change in the future, with the approval of the BRICS Trade Ministers’
Meeting and the CGETI (2.2).”
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa BRICS memiliki itikad dalam
memperluas keuntungan melalui kerjasama perdagangan dan investasi. Perdagangan
dan investasi tersebut memiliki prinsip pertama yang menitikberatkan pada kesamaan,
transparansi, efisensi, serta keseragaman pemahaman dan konsensus. Sedangkan pada
prinsip kedua, negara-negara BRICS menghendaki pengawalan Menteri Perdagangan
dan CGETI dalam setiap kebijakan yang bertujuan mendorong kemajuan
perekonomian masing-masing negara secara progresif dan terbuka.
Adapun tujuan dari prinsip dan kerangka kerjasama ini ada lima, yaitu,
pertama, untuk mempromosikan atau menggiatkan kerjasama perdagangan, investasi,
dan ekonomi antara negara-negara BRICS. Kedua, menguatkan link perdagangan dan
investasi yang ditekankan pada dukungan terhadap aspek komplementer dari
pertumbuhan industri, serta pembangunan yang berkelanjutan dan pertumbuhan yang
inklusif. Ketiga, menjadi wadah untuk pertukaran ide kebijakan dalam perdagangan
dan investasi antaranggota BRICS. Keempat, menggiatkan inisiatif negara anggota
untuk mendukung pembangunan institusi dalam rangka meningkatkan kapasitas
produksi dan pertambahan nilai dalam berbagai sektor ekonomi. Kelima, memperkuat
komunikasi dan koordinasi.38
Komitmen dari kerangka kerjasama ini diimplementasikan dalam Areas of
37
“BRICS Trade and Investment Cooperation Framework,” BRICS-South Africa Official Website,
diakses
20
Mei
2013,
http://www.info.gov.za/speech/DynamicAction?pageid=461&sid=35318&tid=102965.
38
Ibid.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
33
Work atau area-area jangkauan kerjasama, yaitu:39
1.
Kejasama dan koordinasi bersifat multikultural.
2.
Memperkuat koordinasi dalam Doha Round WTO dan forum internasional
terkait perdagangan dan investasi. Hal ini dilakukan melalui pertemuan
reguler dalam forum-forum tersebut dengan melihat potensi area
pembangunan yang bermanfaat bagi negara-negara berkembang.
3.
Mempromosikan dan memfasilitasi perdagangan dan investasi.
4.
Meningkatkan pertukaran informasi kebijakan investasi dan perdagangan
dan peluang-peluang bisnis melalui mekanisme website. Selain itu juga
memfasilitasi kerjasama kewirausahan masing-masing negara.
5.
Meningkatkan trannsparansi dari lingkungan perdagangan dan investasi
yang sejalan dengan hukum dan regulasi masing-masing negara.
6.
Meningkatkan komunikasi dan kerjasama pada lingkup standardiasi,
sertifikasi, inspeksi, dan karantina. Juga meningkatkan komunikasi dan
kerjasama
antarpihak
(agent)
yang
bertanggungjawab
terhadap
perdagangan.
7.
Mempertimbangkan efek kinerja menteri keuangan dan Bank Sentral
masing-masing negara
untuk mendukung mata
uang lokal
pada
perdagangan BRICS.
Sedangkan beberapa rencana implementasi kegiatan ekonomi berdasarkan
prinsip dan tujuan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:40
1.
Membangun basis pertukaran informasi seperti yang diinisiasikan oleh
The Centre for BRICS Studies oleh Universitas Fudan, China.
2.
Memfasilitasi proses kolektivitas data terkait perdagangan.
3.
Bergabung dalam studi perdagangan untuk mengidentifikasi cara
mempromosikan ekspor dari barang-barang bernilai tambah antara negara-
39
40
Ibid.
Ibid.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
34
negara BRICS.
4.
Mengadakan seminar BRICS pada perjanjian proteksi investasi di Afrika
pada Juni 2013.
5.
Mempromosikan kegiatan investasi dan perdagangan melalui China
International Fair for Investment and Trade di China pada September
2013.
6.
Mengadakan Forum Impor, yaitu untuk mempromosikan kegiatan impor
antaranggota di China.
7.
Mempromosikan Small and Medium Entreprises (SME) melalui The
China Small and Medium Entreprises Fair di China pada Semptember
2013.
8.
Mengadakan koordinasi dalam KTT WTO pada Desember 2013.
Selain
itu,
terdapat
dua
kunci
inisiatif
finansial
yang
bertujuan
mempromosikan kerjasama intra BRICS. Pertama, Framework Agreement on
Financial Cooperation yang telah ditandatangani oleh 5 bank pembangunan
(development bank) masing-masing negara. Kedua, the Contingent Reserve Pooling
Arrangements yang telah disepakati sebesar 100 miliar dollar AS yang akan
digunakan dalam mengatasi krisis.
41
Dengan kontribusi 41 miliar dollar AS dari
China, 18 Miliar dollar As dari India Brazil dan Russia, dan 5 miliar dollar AS dari
Afsel,42 serta Bilateral Swaps. 43
Pada pertemuan tahunan kepala negara BRICS ke empat, dua perjanjian
keuang an telah ditandatangani yaitu the Master Agreement on Local Currency Credit
41
Alexander Nechaev, “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic Crisis,” Buziness
Africa,
5
Juni
2013,
http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id=844%3Abrics-aninstrument-for-addressing-the-global-economic-crisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru.
42
Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld
Magazine, 12 Desember 2012, http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-owndevelopment-bank-and-crisis-fund.
43
Alexander Nechaev, “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic Crisis,” Buziness
Africa,
5
Juni
2013,
http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id=844%3Abrics-aninstrument-for-addressing-the-global-economic-crisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
35
Facilities (MALCCF) dan the Multilateral Letter of Credit Confirmation Facility
(LCC).44 Adapun perjanjian-perjanjian tersebut bertujuan untuk memperkuat dan
membangun kerjasama perdagangan dan ekonomi antara institusi finansial dan
enterprises dari BRICS melalui perluasan pinjaman terhadap satu sama lain
menggunakan mata uang lokal. Mekanismenya akan memudahkan negara negara
BRICS untuk mengurangi ketergantungan teradap dollar AS, mengakomodir biayabiaya perdagangan, serta meningkatkan alur perdagangan dan investasi dan
mendorong internasionalisasi mata uang masing-masing negara.45
Melalui upaya penyamaan perspektif kebijakan dalam mempererat kerjasama
diatas, negara-negara BRICS memperlihatkan adanya itikad untuk melakukan
kerjasama yang saling menguntungkan. Selain itu, dengan didorongnya penggunaan
mata uang lokal sebagai alat tukar, menjadikan penyesuaian yang lebih besar terhadap
proses kerjasama perdagangan dan investasi yang berimbas pada interdependensi serta
penyelarasan dan internasionalisasi nilai mata uang masing-masing negara BRICS.
Semakin besar pertukaran mata uang dalam perdagangan dan investasi menjadi
harapan semakin meningkatnya pertumbuhan perekonomian masing-masing negara.
Selain itu, dengan penggunaan mata uang lokal sebagai alat tukar, menyebabkan
diversifikasi cadangan mata uang yang berbeda dalam negeri serta mengurangi
ketergantungan dengan major traded currencies seperti dollar dan euro, serta
mengisolasi dari adanya economic shock dari AS dan Eropa.
3.1.2 Gambaran Kondisi Kerjasama Perdagangan dan Investasi diantara
Negara BRICS
Walaupun negara-negara BRICS terkecuali Afrika Selatan dikatakan sebagai
negara Emerging Economies dengan fase industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi
yang cenderung meningkat pesat, kemampuan ekonomi negara-negara BRICS tidak
dapat disamaratakan. Di samping itu, selain China, negara-negara ini tidak memiliki
44
45
Ibid.
Ibid.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
36
hubungan ekonomi yang kuat satu dengan lainnya, khususnya dalam perdagangan dan
investasi. Contohnya perdagangan Brazil dengan India, 7 kali lebih kecil dari
perdagangan Brazil dengan China.46 Namun begitu, melalui komitmen kerjasama
ekonomi di dalam BRICS ini, perdagangan bilateral dari beberapa negara meningkat
cukup pesat, contohnya Afrika Selatan dengan India dan Brazil yang bertumbuh
sebesar 32% dan 25%. 47
China telah menjadi partner dagang yang kuat bagi negara-negara BRICS
sejak sebelum terbentuknya forum kerjasama ekonomi BRICS. Hal ini dapat
direpresentasikan melalui perbandingan kerjasama perdagangan yang telah dilakukan
oleh Afrika Selatan dengan China dan dengan negara-negara BRICS lainnya sebagai
berikut: 48
Gambar 3.1 Perbandingan Perdagangan Afrika Selatan dengan China dan Negara
BRICS lainnya
Sumber: The DTI
46
Oliver Stuenkel, “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?,” Post Western World, 6 Juli 2013,
http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intra-brics-trade/#comment65838.
47
Ibid.
48
SABC
News,
“South
Africa‟s
Involvment
in
BRICS,”
7
Juli
2013,
http://www.sabc.co.za/news/f1/be30b2804ef2061d9007913a187502c4/SouthAfrica%E2%80%99s-involvement-in-BRICS-20130319.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
37
Sejak tahun 2008, Afrika Selatan telah melakukan kerjasama perdagangan
dengan seluruh negara-negara BRICS seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.1.1.
Dari tabel yang berada dalam gambar tersebut, pertumbuhan kerjasama perdagangan
relatif lebih besar dan bertumbuh menjadi lebih besar dari tahun ke tahun terhadap
China dibandingkan terhadap negara-negara BRICS lainnya. Namun begitu, selain
dengan Rusia, kerjasama perdagangan Afrika Selatan dengan negara-negara BRICS
lainnya juga memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini
menunjukan adanya penambahan volume perdagangan diantara Afrika Selatan dan
negara-negara BRICS lainnya dan kekuatan perdagangan yang semakin membesar
yang dibentuk oleh China terhadap negara-negara BRICS secara bilateral. Dalam hal
ini, China mempunyai potensi mendominasi negara-negara BRICS. Namun melalui
kerangka kerjasama CGETI, kebijakan yang diambil oleh negara-negara BRICS
terkait kerjasama perdagangan dan investasi diantara mereka dilakukan tanpa ada
teknanan dan melalui proses yang adil.
Di samping itu, negara-negara ini menggunakan berbagai cara untuk dapat
meningkatkan volume kerjasama perdagangan dan investasi melalui empat cara,
pertama melalui pertemuan rutin Kementerian Perdagangan dan Keuangan BRICS,
Forum Bisnis BRICS, Forum Kooperatif BRICS (bersama dengan Dewan Bisnis
BRICS), dan Otoritas kompetisi BRICS. Kementerian Perdagangan dan Keuangan
BRICS membuat contact group seperti sebelumnya dijelaskan dalam sub-bab 3.1.1
dari bab ini (CGETI). Contact Group ini merupakan perjanjian kunci yang dikontrol
langsung melalui kementerian perdagangan sebagai dasar dari kerjasama ekonomi
negara-negara BRICS. Kendala dari contact group tersebut adalah birokrasi yang
terdapat dari masing-masing negara. Kendala ini cukup serius karena dapat
mengurangi efektifitas dari kerjasama.
Adapun Forum Bisnis BRICS telah dijelaskan pada sub-bab 2.2 dari bab 2.
Forum ini dibentuk sebagai upaya mempromosikan persatuan asosiasi bisnis anggota
BRICS. Adapun Forum Kooperatif BRICS dijadikan sebagai wadah untuk bertukar
pengalaman dan praktik, serta memperkuat kerjasama dengan pembentukan sistem
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
38
yang mengedepankan sisi kooperatif bagi perusahaan-perusahaan BRICS. Sedangkan
Otoritas Kompetisi BRICS merupakan forum yang mengedepankan profesionalisme
dari perekonomian BRICS melalui mekanisme dan proses yang transparan dalam
pasar.49
Walaupun didominasi oleh China, secara umum, perdagangan internal BRICS
mencapai rata-rata 28% per tahun atau sama dengan 230 miliar dollar.50 Selain itu,
perdagangan antara negara BRICS telah meningkat 6 kali pada 10 tahun terakhir
mencapai 360 miliar dollar AS tahun lalu.51 Pada sisi investasi, China melakukan
investasi sebesar 115 miliar dollar AS pada tahun 2010-2013 ke Afrika Selatan.52
Investasi ini merupakan investasi terbesar di wilayah Afrika Selatan. 53 Dengan begitu,
walaupun dalam sejarah kerjasama ekonomi negara-negara BRICS tidak begitu besar
dari sisi hubungan dagang dan investasi, akan tetapi negara-negara ini melakukan
beragam upaya untuk meningkatkan perdagangan antara satu dan lainnya.
Kebutuhan perdagangan dan investasi diantara negara-negara BRICS cukup
besar mengingat masing-masing negara memiliki comparative advantage yang dapat
mengakomodir kebutuhan perekonomian satu sama lain. China adalah penghasil
barang-barang manufaktur dan barang-barang kerajinan dalam jumlah yang besar.
India
memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam teknologi informasi serta
merupakan negara penghasil perangkat teknologi informasi. Brazil unggul pada
agrikultural dengan tanah yang subur dan luas, serta dikenal dunia sebagai world
biggest farm. Selain itu, Brazil merupakan penghasil etanol terbesar di dunia. Rusia
kaya akan minyak dan gas. Sedangkan Afrika Selatan memiliki sumber mineral yang
49
Ibid.
IANS, “BRICS SUMMIT - Fast at a Glance,” Thaindian News, 5 Juni 2013,
http://www.thaindian.com/newsportal/uncategorized/brics-summit-facts-at-a-glance_100607723.html.
51
Jane B. Hatcher, “South Africa‟s businesses ready for BRICS,” NZweek, 5 juni 2013,
http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics-56613/.
52
Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the
BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of
the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni
2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html.
53
Ibid.
50
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
39
diestimasikan sebesar 2,5 trilun dollar AS (emas, platinum, uranium, krom,
manganese ore, zikornium, vanadium, dan titanium).54 Dengan kerjasama yang lebih
integratif dalam memaksimalkan penggunaan komoditas spesifikasi masing-masing
negara, pertumbuhan ekonomi serta pembangunan akan semakin meningkat.
Adapun gambaran kenaikan pertumbuhan kerjasama perdagangan inta-BRICS
dapat dilihat melalui penggambaran berikut ini:
Gambar 3.2 Kenaikan Pertumbuhan Perdagangan Intra-BRICS 2000 dan 2010
Sumber: International Trade Center
Dari gambar diatas, dapat dilihat pertumbuhan perdagangan intra BRICS (belum
termasuk dengan Afrika Selatan) bertumbuh terus menerus dari 29 miliar dollar AS
sejak tahun 2000 menjadi 319 miliar dollar AS pada tahun 2010. Hal ini
membuktikan bahwa terdapat dorongan yang kuat dari BRICS untuk terus melakukan
kerjasama perdagangan. Dalam hal ini, dengan adanya forum kerjasama ekonomi
BRICS, negara-negara BRICS dapat lebih memperkuat perdagangan antara satu dan
71
Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,
http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
40
lainnya melalui mekanisme kerjasama yang telah dirumuskan bersama.
3.2 Implementasi Teori ‘Power, Kepentingan Nasional, dan Aliansi’ Realisme
Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS
Realisme kental dengan nuansa power, kepentingan nasional dan aliansi.
Dalam menganalisis motivasi pembentukan forum BRICS, realisme lebih melihat
pada adanya kesamaan stase economic power dan kepentingan masing-masing negara
BRICS sebagai alasan untuk melakukan persatuan. Melalui adanya kebutuhan untuk
memperluas kekuatan ekonomi-nya, negara-negara ini membentuk sebuah aliansi
perekonomian yang dihadapkan pada situasi ekonomi politik internasional yang
didominasi oleh Barat yang ditandai dengan masih kuatnya penggunaan dollar
sebagai mata uang internasional pada interaksi ekonomi di IMF, Bank Dunia, dan
forum-forum ekonomi internasional.
Selain itu, dominasi ini masih terlihat melalui kekuatan pengambilan
kebijakan dalam institusi keuangan internasional IMF dan Bank Dunia. Aliansi ini
bersifat tanpa ada konfrontasi fisik. Negara-negara BRICS melalui aliansi ekonomi
ini berupaya merealisasikan kepentingan nasional, memperbesar kekuatan ekonomi,
dan memperluas pengaruh dalam perpolitikan internasional. Adapun Afrika Selatan
memiliki kekhususan motif terkait bergabungnya dalam aliansi ekonomi BRICS ini.
Negara-negara ini tidak secara eksplisit mengatakan bahwa forum ini adalah sebuah
bentuk aliansi. Namun, upaya-upaya yang dilakukan dan pernyataan-pernyataan
kepala negara dalam joint statement pertemuan tahunan BRICS memperlihatkan
adanya keinginan yang kuat dalam mereformasi forum-forum ekonomi internasional
yang ada saat ini.
Keinginan yang kuat dari negara-negara BRICS dalam mendorong reformasi
terhadap IMF dilakukan melalui pernyataan resmi BRICS dalam forum-forum
internasional seperti G20. Dalam pertemuan ketiga Annual BRICS Summit, para
kepala negara BRICS memberikan pernyataan terkait keinginan terhadap adanya
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
41
reformasi dalam tubuh IMF sebagai berikut:
“We call for a quick achievement of the targets for the reform of the International
Monetary Fund agreed to at previous G20 Summits and reiterate that the
governing structure of the international financial institutions should reflect the
changes in the world economy, increasing the voice and representation of
emerging economies and developing countries. (15).”
3.2.1 Kekuatan Ekonomi (Economic Power) Negara-negara BRICS sebagai
Emerging Economies
Negara-negara ini merupakan negara emerging economies yang memiliki
pertumbuhan GDP yang stabil dalam 10 tahun terakhir. Secara kolektif, gabungan
dari negara ini memiliki 50% foreign exchange reserve atau sebesar 4.4 triliun dollar
AS.55 Blok atau Aliansi ekonomi ini memiliki 17% dari perdagangan global dan
merupakan penerima FDI sebesar 11%. Selain itu, blok ini memiliki 25% GDP global
dalam term purchasing power parity (PPP) dan memiliki seperlima nominal GDP
dunia.56 Saat ini, GDP kolektif dari BRICS meningkat sebesar 2,3 miliar dollar AS
atau menyamai GDP Italia dan pada 2027 akan menyamai AS dan G7. 57 Selain itu,
populasi keseluruhan negara BRICS ini diperkirakan sebesar 2,8 miliar manusia. Hal
ini merupakan potensi pasar yang sangat besar.58
Jika dikomparasikan dengan negara-negara berkembang yang dijadikan
kandidat sebagai emerging economies lainnya, perekonomian BRICS tumbuh jauh
lebih cepat, hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut:
55
Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the
BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of
the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni
2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html.
55
Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,
http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced.
57
Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld
Magazine, 12 Desember 2012, http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-owndevelopment-bank-and-crisis-fund.
57
Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,
http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
42
Tabel 3. 1 Gambaran Umum Kekuatan Ekonomi BRICS Berdasarkan GDP
Sumber: Global Sherpa, 2011 (www.globalsherpa.org)
Dalam hal ini, karakteristik kekuatan ekonomi negara oleh Jim O‟Neill diindikasikan
melalui populasi. Populasi merupakan sebuah kekuatan yang cukup signifikan bagi
sebuah negara, sebab menurut Jim O‟Neill, dengan besarnya populasi sebuah negara,
maka besar juga produktivitas ekonominya. Dengan begitu, GDP dari sebuah negara
akan semakin besar. Dapat diambil contoh, pada tahun 2009, populasi yang dimiliki
oleh Rusia berada dibawah Indonesia, tetapi GDP Rusia bertumbuh 3 kali lipat dari
Indonesia. Begitupun dengan negara-negara lainnya. Hal ini menandakan bahwa
negara-negara BRICS memiliki kekuatan yang berbanding lurus antara pertumbuhan
populasi dan ekonominya, walaupun tidak dapat digeneralisir secara kondisi
kesejahteraan masyarakatnya.
Pada tabel tersebut, Afrika Selatan memiliki kekuatan ekonomi yang berbeda
dari negara-negara BRICS lainnya. Hal ini disebabkan Afrika Selatan merupakan
pendatang baru di BRICS dan tidak termasuk dalam kategori emerging economies.
Namun begitu, Afrika Selatan memiliki potensi yang besar untuk dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonominya. Afrika Selatan juga menjadi celah bagi negara-negara
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
43
BRICS untuk dapat bekerjasama dengan negara-negara di wilayah Afrika. 59
Selain memimpin perekonomian negara-negara berkembang, pada saat krisis
global 2007-2008, BRICS dapat membuktikan ketangguhan ekonominya. Hal ini
dapat dilihat pada penggambaran tabel dibawah ini dimana masing-masing negara
mengalami kestabilan pertumbuhan GDP. Kestabilan pertumbuhan GDP-nya ini
dimaksudkan dengan tidak begitu terpengaruh secara signifikan oleh krisis global
yang melanda dunia tersebut. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Tabel 3.2 BRICS- Tingkat Rata-rata Pertumbuhan dari GDP riil (%), 1980-2008
(Sebelum dan Saat Krisis Global)
1980-1990
1990-2000
2000-2005
2006
2007
2008
Brazil
2.8
2.9
2.8
3.7
5.7
5.5
China
10.3
10.4
9.6
11.6
13.0
9.0
India
5.8
6
6.9
9.8
9.3
7.3
Rusia
-
-4.7
6.2
7.4
8.1
5.6
1.6
2.1
4.0
5.4
5.1
3.1
Afrika
Selatan
Sumber: UNCTAD Handbook Statistics, 2008, untuk data 1980-2005 dan IMF –World/ Economic
Outlook, April 2009, untuk data 2006-2008.
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pertumbuhan GDP
pada saat krisis global terjadi. Namun begitu, negara-negara ini masih bertahan dalam
kisaran pertumbuhan yang tidak terlalu jauh. Adapun sejak tahun 2000, negara-negara
ini telah memperlihatkan pertumbuhan GDP yang pesat, terutama China. Sedangkan
Rusia telah mengalami krisis yang berulang pada tahun 90-an, kemudian bangkit
pada dekade selanjutnya. 60
Adapun krisis yang terjadi pada 2007-2008 telah mengubah posisi dan peran
59
Jason, “China in Africa:South Africa Joins BRICs Summit,” Global Sherpa, 6 Juli 2013,
http://www.globalsherpa.org/china-africa-brics.
60
Eduardo Cassiolato dan Martins Lastres, BRICS, 9.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
44
BRICS. Ketika negara-negara sedang mendefinisikan ulang mengenai peran negara,
perekonomian negara-negara ini justru meningkat. Kapasitasnya juga tetap bertahan
dan menjadi sumber ide mengenai bagaimana berjuang selama krisis dan menemukan
jalan untuk menyelesaikannya. 61 Hal ini disebabkan masing-masing negara telah
melakukan strategi jangka panjang yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan
domestik. 62
Di sisi lain, semua negara BRICS telah meningkatkan level ekspor dan impor
pada dua dekade terakhir, pada volume perdagangan dan kontribusi pertumbuhan
GDP. Antara 2000-2008, sebelum negara-negara ini tergabung dalam kesatuan blok
ekonomi, BRICS berkontribusi terhadap setengah dari global growth dan saat ini
memiliki cadangan pertukaran yang luas.63 Di China, Rusia, dan Afrika Selatan,
perdagangan luar negerinya mencapai 50% di tahun 2002 dari GDP ketika di Brazil
dan India merepresentasi sekitar 30% dari GDP. 64
61
Ibid.
“The BRICS Report,” BRICS-India Official Website, diakses 1 Desember 2012,
http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf .
63
Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the
BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of
the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni
2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html.
64
Eduardo Cassiolato dan Martins Lastres, BRICS, 9.
62
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
45
Tabel 3.3 Perdagangan Barang BRICS. Nilai (Menggunakan miliar AS) dan
kontribusi dalam Total Dunia (%), 2000-2007.
Ekspor
2000
Nilai
2004
%
Nilai
2007
%
Nilai
%
Dunia
6,455.98
100
9,182.96
100
13,833.04
100
Brazil
55.08
0.85
96.67
1.06
160.64
1.20
China
249.20
3.87
593.32
6.50
1,218.01
8.80
India
42.38
0.66
76.64
0.80
145.43
1.10
Rusia
105.57
1.64
183.20
2.01
355.46
2.60
29.98
0.47
46.14
0.50
69.78
0.50
Afrika Selatan
Impor
2000
Nilai
2004
%
Nilai
2007
%
Nilai
%
Dunia
6,653.66
100
9,462.99
100
14,056.58
100
Brazil
59.06
0.87
66.43
0.70
126.58
0.90
China
225.09
3.40
561.22
5.90
955.80
6.80
India
52.52
0.80
99.77
1.10
215.50
1.50
Rusia
49.12
0.70
107.12
1.10
245.36
1.70
Afrika Selatan
29.69
0.40
53.46
0.60
81.75
0.60
Sumber: WTO
Tabel 3.2.1.2 memperlihatkan ekspor dan impor BRICS, dalam mata uang
dollar AS dan sebagai persentase dari ekspor dan ekspor dunia selama tahun 20002007. Setelah fase stagnansi antara 2000 dan 2002, ekspor dunia meningkat secara
signifikan dari 6.482 miliar dollar AS di tahun 2002 menjadi 9.123 miliar dollar AS di
tahun 2004 dan 14.056 miliar dollar AS di tahun 2007. Impor juga berada pada tren
yang sama. Partisipasi dari BRICS dalam proses telah bertambah luas secara
signifikan.
Fakta yang paling penting adalah pertumbuhan partisipasi China dalam
perdagangan dunia, dimana ekspornya meningkat dari 3.9% di tahun 2000 dari ekspor
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
46
dunia menuju 6.5 % di tahun 2004 dan 8.8% di tahun 2007. Seperti yang dapat dilihat
dari tabel diatas, impor China lebih memukau pada periode tersebut bahkan melebihi
Amerika Serikat yang berjumlah 296 miliar dollar AS di tahun 2002 menuju 995 juta
dollar AS di tahun 2007, yaitu mencapai 6.8% dari impor dunia di tahun 2007. Hal ini
mendasari adanya peran yang signifikan dari barang-barang primer pada aktivitas
impor ini yang bedampak positif pada BRICS secara signifikan.65
India, Rusia, dan Brazil juga mengalami kenaikan pertumbuhan pada eskpor
dan impor. Diawali dengan kemajuan China, kontribusi Brazil dan Rusia terhadap
ekspor bertumbuh cepat. Kontribusi Brazil naik 0.85% di tahun 2000 menjadi 1.2%
di tahun 2007. Sedangkan pertumbuhan kontribusi Rusia meningkat dari 1.64% pada
tahun 2000 menjadi 2.6% di tahun 2007. Pertumbuhan India menjadi 1.1% dari
ekspor dunia di tahun 2007 dari sebelumnya 0.66% di tahun 2000. Afrika Selatan
merupakan satu-satunya negara BRICS yang tidak memiliki pertumbuhan kontribusi
ekspor dunia pada 10 tahun terakhir. Pertumbuhan ekspor Brazil ditandai dengan
diversifikasi yang luar biasa pada pasar dan negara-negara berkembang, hal ini
menjadi sebuah keunikan fenomena dalam BRICS. 66
Pada sisi impor, lima negara memiliki peningkatan kecuali Brazil. Impor
Brazil pada impor dunia menurun dari 0.87% menuju 0.70%, tetapi nilai mutlaknya
tetap meningkat dari 29 miliar dollar AS menuju 66 miliar dollar AS. China, Brazil
dan Rusia berupaya mencapai surplus pada perdagangan barang dagang, dimana India
dan Afrika Selatan justru mengalami defisit berkepanjangan.67
Adapun pertumbuhan dari ekspor dan impor dari negara-negara BRICS pada
tahun 2011 dapat dilihat sebagaimana berikut ini.
65
Ibid.
Ibid.
67
Ibid.
66
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
47
Tabel 3.4 Pertumbuhan Ekspor-Impor Negara BRICS (Kecuali Afrika) dan
Beberapa Negara Maju
Sumber: Eurostat
Tanpa mengesampingkan data yang didapat terkait pertumbuhan ekspor impor
dari negara maju. Negara-negara BRICS memiliki peningkatan pada ekspor dan
impor, dimana ekspor Brazil berhasil bertumbuh hampir tiga kali lipat (menjadi 169
juta dalam mata uang Euro) pada 2011. Begitu juga daya impornya. Begitu juga
negara-negara BRICS lainnya yang tercantum dalam tabel 3.2.1.4. Dengan begitu,
dapat dilihat adanya pertumbuhan yang signifikan dari kemampuan ekspor dan impor
negara-negara BRICS sejak tahun 2001.68
BRICS (kecuali Afrika Selatan) saat ini juga merupakan negara-negara
dengan konsumen yang relatif besar dibandingkan dengan AS dan Inggris (GB)
sebagai developed market yang belakangan mulai melemah kemampuan daya
belinya. Rata-rata pertumbuhan beberapa item perdagangan BRICS meningkat tinggi.
68
Eurostate
“International
Trade
in
Goods,”
6
Juli
2013,
http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/index.php/International_trade_in_goods.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
48
Data ini diambil dari TGI, sebuah jaringan perdagangan dan riset perusahaan. Berikut
ini adalah tiga sektor perdagangan yang akan dipaparkan yaitu sektor perdagangan
otomotif, microwave, dan Bank Cards. Perbandingannya adalah sebagai berikut.69
Gambar 3.3 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Otomotif Negara-negara BRIC
(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain)
Sumber: Experian Simmons dan Global TGI
Pertumbuhan kepemilikan otomotif (terutama mobil) dari Rusia, India, dan
China meningkat pesat dengan persentase 80% (Rusia), 90% (India), dan 200%
(China). Rata-rata ini menunjukan adanya pembangunan ekonomi yang memberikan
kesejahteraan dan kemampuan konsumsi dari sebagian besar masyarakat kota di
negara-negara tersebut dibandingkan dengan AS dan GB.
69
Geoff Wicken, “Growth Markets: Why The BRICs Are so Important,” Experian, 5 Juni 2013,
http://www.experian.com/blogs/marketing-forward/2011/05/06/growth-markets-why-the-brics-are-soimportant/.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
49
Gambar 3.4 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Microwave Negara-negara BRIC
(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain)
Sumber: Sumber: Experian Simmons dan Global TGI
Konsumsi microwave tidak menjadi sesignifikan penjualan mobil dilihat dari
besaran
harga.
Namun
penggunaan
microwace
membutuhkan
kemampuan
pendapatan yang cukup tinggi mengingat microwave adalah peralatan dapur bukan
primer dan memiliki harga yang tinggi dibandingkan peralatan dapur lainnya. Dalam
sepuluh tahun terakhir, negara-negara ini mengalami kenaikan pembelian microwave
yaitu sebesar 50% (Brazil) dan 700% (Rusia). Khusus di Rusia, sepuluh tahun yang
lalu, mocrowave merupakan barang yang terkategorikan mahal dibandingkan
kapasitas daya beli masyarakatnya. Sedangkan di AS tetap dengan 89% termasuk
rumah-rumah di AS yang sudah memilikinya. 70
70
Ibid.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
50
Gambar 3.5 Perbandingan Pertumbuhan Penggunaan Kredit Negara-negara BRIC
(tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain)
Sumber: Sumber: Experian Simmons dan Global TGI
Pertumbuhan kepemilikan kartu kredit dan debit meningkat berdasarkan
kebutuhan masyarakat dalam mengatur keuangan. Secara jelas ini menunjukan
peluang institusi keuangan finansial. Dapat dilihat dari gambar bagaimana
pertumbuhan Brazil, Rusia, dan India, walaupun secara keseluruhan, AS dan Inggris
telah mencapai 84% dan 90% dari total masyarakat di negara masing-masing.71
3.2.2 Kepentingan Nasional Negara-negara BRICS terhadap Pembentukan
Forum BRICS
Walaupun melakukan perjanjian kerjasama, negara-negara ini melakukan
kompetisi ekonomi satu sama lain. Argumentasi ini dikemukakan oleh Abdullah
Verachia, Direktur dari The Frontier Advisory Group yang berfokus pada emerging
market.
72
Selain itu, negara-negara ini memiliki keinginan untuk memperkuat
perekonomian masing-masing negara yang berdampak pada posisi politik dalam
71
Ibid.
Lydia Polgreen, “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank,” New York Times,
19
Mei
2013,
http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-form-developmentbank.html?_r=0.
72
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
51
dunia internasional. Negara-negara BRICS memiliki kepentingan nasional yang
tersembunyi yang dapat tercapai melalui aliansi ekonomi ini.
3.2.2.1 Brazil
Kebijakan luar negeri Brazil dapat digarisbawahi dalam dua konsep yaitu
Universalisme dan Otonomi. Universalisme berkaitan dengan posisi negara dalam
regional yaitu dengan penyediaan atribut perluasan dan kebudayaan sebagai
instrumen kepentingan nasionalnya. Otonomi berkaitan dengan kemampuan Brazil
untuk bekomitmen dengan kebijakan internasional terkait dengan negara-negara
berkembang. Peran Brazil dalam G20 menjadi sebuah pengecualian dan menjadi
kepentingannya untuk memiliki posisi inti di pengambilan kebijakan WTO, bersama
India.
Mantan Perdana Menteri Brazil Celso Amorim mengakui soft balancing dari
Brazil adalah terkait perannya dalam memimpin WTO dan G20. Brazil
mengartikulasikan perannya dalam arena kebijakan politik internasional pada BRICS,
IBSA, WTO, dan G20 yang diperlihatkan melalui perannya memimpin integrasi
regional Mercosur dan common market negara-negara Amerika Selatan. Dalam
kaitannya dengan upaya mengimbangi kekuatan dalam sistem internasional, Brazil
menolak adanya peran superpower dan sistem sebagai unipolar. Selain itu menurut
Brazil, Amerika Serikat tidak memiliki pengukuran yang stabil terkait kekuatan
militer dan politik dalam skala global.
3.2.2.2 Rusia
Asumsi terkait menurunnya kekuatan Amerika Serikat dalam sistem
internasional memberikan harapan baru bagi Rusia selepas runtuhnya Uni Soviet
pasca Perang Dingin. Dengan bergabungnya negara ini pada BRICS maka Rusia
melihat ada keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kembali
posisi-nya di mata dunia. Sedangkan dengan bergabungnya Rusia di WTO akan
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
52
semakin menguatkan kekuatan suara dalam perekonomian dunia.
Peran strategis Rusia di BRICS merupakan sebuah upaya melanjutkan
penguatan posisi di hadapan Amerika Serikat terkait kesewanang-wenangannya pada
hukum, norma, dan kewajiban interasional. Rusia menginginkan Amerika Serikat
menjadi negara yang bertanggungjawab bersama dengan beberapa elit internasonal.
Rusia merupakan satu-satunya anggota BRICS yang telah memperlihatkan tantangan
terhadap munculnya China sebagai kekuatan ekonomi utama.
3.2.2.3 India
Pengaruh India dalam arena politik dan ekonomi global dapat tergambarkan
melalui strategi nasionalnya berupa democratic consolidation, technological
advancement (terutama dalam sektor teknologi informasi dan komunikasi), dan
melalui komitmen aktifnya pada arena politik internasional. Fokus utama India adalah
terhadap hak asasi manusia dan demokrasi. Beberapa faktor dari kebangkitan India
dapat dilihat dari kemampuannya menanggulangi pertumbuhan yang berkelanjutan
sampai dengan 2020 sebesar 10% dan akan mengungguli GDP Amerika Serikat pada
2050. Selain itu, kehadiran diplomatik India telah menguat untuk mengimbangi
China.
Dalam forum BRICS, India yang dipimpin oleh Manmohan Singh merupakan
pihak yang sangat mendukung pemmbentukan BRICS Development Bank. Hal ini
disebabkan India berada dalam fase manufaktur yang membutuhkan banyak partner
dan pendanaan untuk meningkatkan kekuatan ekonominya.73 Hal ini disampaikan
pada pertemuan ke lima di Durban Afrika Selatan.
73
Takkar, “Happy Durban delivered India?s BRICS demands: PM,” 3 Juni 2013,
http://news.takkarr.com/others/men-posing-as-bses-employees-rob-businessman-s-house-63469/.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
53
3.2.2.4 China
Kehadiran China sebagai pemain yang signifikan dalam ekonomi global telah
mengakibatkan adanya kecenderungan China menjadi penghasil GDP terbesar di
dunia dan sebagai penghasil karbon terbesar yang memliki ketangguhan militer serta
menjadi negara dengan populasi terbesar kedua di dunia. Skala pembangunan di
China telah membuatnya dipandang sebagai pemain utama dalam arena
perekonomian global. Keberadan dan keaktifannya di WTO menjadikannya
dipandang sebagai sebuah potensi hegemoni ekonomi.
Pragmatisme China terhadap dalam tatanan ekonomi global baru menjadi
perhatian negara-negara di dunia. Negara-negara BRICS memanfaatkan keberadaan
China tersebut untuk menekan reformasi pada institusi-institusi internasional. China
menyadari pergeseran pemain dalam kekuatan global. China melakukan persuasi
strategis melalui BRICS, G20, dan UNSC dalam kaitannya memperkuat kekuatan
global.
Dalam BRICS, China merupakan pihak yang sangat gencar mendukung
masuknya Afrika Selatan ke dalam forum BRICS. Hal ini disebabkan China memiliki
keterikatan investasi dengan Afrika Selatan. Pada 24 Desember 2010, China
mengundang Afrika masuk ke BRICS. China yang sangat menginginkan Afrika
masuk ke BRICS. Hal ini disebabkan China merupakan partner dagang Afrika
Selatan terbesar. Investasi China dan Afrika Selatan adalah sebesar 115 miliar dollar
AS.74 Sehingga dengan masuknya Afrika Selatan, maka investasi China terhadap
Afrika Selatan dapat lebih terkontrol dan semakin meluas.
74
Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the
BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of
the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni
2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
54
3.2.2.5 Afrika Selatan
Kepentingan nasional Afrika Selatan di BRICS terlihat dari kesempatankesempatannya meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui investasi yang
dilakukan oleh negara-negara BRICS. Contohnya melalui kerjasama investasinya
dengan China dan melakukan perluasan ekspor hasil alam secara lebih cepat dan
terarah. Hal ini didukung dengan komitmmen dari negara-negara BRICS untuk
mendukung pembangunan yang dilakukan di Afrika Selatan, tercantum dalam
pernyataan bersama dari menteri-menteri perdagangan dan keuangan negara-negara
BRICS.
Hal ini juga disampaikan oleh pimpinan bisnis dari Afrika Selatan bahwa
keanggotaan BRICS adalah sebuah peluang bagi Afrika Selatan untuk meningkatkan
level industrialisasi dengan meminjam teknologi dari negara-negara industrialisasi
maju lainnya di BRICS. Selain itu, Afrika Selatan berupaya meningkatkan peneterasi
pasar pada negara-negara BRICS.75
3.2.3 BRICS sebagai Bentuk Aliansi Ekonomi Negara-negara Emerging
Economies
Dalam merealisasikan kepentingannya, BRICS membentuk sebuah bank
pembangunan bersama (BRICS Development Bank) yang secara praktis ditujukan
untuk membantu mendanai rencana-rencana pembangunan infrastruktur sebesar 4.5
triliun dollar AS.76 Selain itu, Jim O‟Neill mengatakan bahwa bank ini akan menjadi
bank dunia yang memberikan pengaruh pada emerging countries.77 Pada 26 Maret
2013 di Durban, Afrika Selatan mengatakan bahwa mekanisme ini bertujuan
mencapai keamanan dan pembangunan. Serta berusaha berkontribusi secara
75
Jane B. Hatcher, “South Africa‟s businesses ready for BRICS,” NZweek,
5 juni 2013,
http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics-56613/.
76
Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld
Magazine,
5
Juni
2013,
http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-owndevelopment-bank-and-crisis-fund.
77
Ibid.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
55
signifikan pada pembangunan manusia dan membentuk dunia yang lebih seimbang
dan adil (equitable and fair).78 Selain itu, langkah awal dari persatuan ekonomi
BRICS ini adalah untuk mengurangi supremasi dollar AS. 79 Hal ini didukung dengan
menurunnya perekonomian AS. BRICS Development Bank disisi lain merupakan
sebuah kritik terhadap kinerja IMF yang menghambat pertumbuhan ekonomi
menengah dan mendukung perekonomian sebagian elit.
Bank tersebut akan beroperasi secara terpisah dari agen-agen keuangan Barat
(IMF dan Bank Dunia) dan justru akan menantang dominasi global mereka.80 BRICS
menyalahkan Barat atas kebijakan moneter yang menyebabkan pasar keuangan global
menjadi tidak stabil.81 Hal ini tertera dalam pernyataan kepala negara BRICS dalam
BRICS Annual Summit yang keempat:
“We are concerned over the current global economic situation. While the BRICS
recovered relatively quickly from the global crisis, growth prospects worldwide
have again got dampened by market instability especially in the euro zone. The
build-up of sovereign debt and concerns over medium to long-term fiscal
adjustment in advanced countries are creating an uncertain environment for
global growth. Further, excessive liquidity from the aggressive policy actions
taken by central banks to stabilize their domestic economies have been spilling
over into emerging market economies, fostering excessive volatility in capital
flows and commodity prices. The immediate priority at hand is to restore market
confidence and get global growth back on track. We will work with the
international community to ensure international policy coordination to maintain
macroeconomic stability conducive to the healthy recovery of the global economy.
(5)” 82
Berkaitan dengan proyeksi aliansi ini, Presiden Dilma Rousseff mengatakan
bahwa menjadi sebuah keniscayaan negara-negara yang secara geografis berjauhan
dengan tantangan sosial dan ekonomi yang berbeda, menjadi partner dan
78
Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,
http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced.
79
Ibid.
80
Ibid.
81
Ibid.
82
“Fourth BRICS Summit New Delhi,” BRICS-India Official Website, diakses pada 7 Juni 2013,
http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
56
menjeneralisir konvergensi yang dapat mengubah politik internasional. 83 Selain itu,
melalui forum G20, negara-negara ini berhasil mendorong reformasi dari IMF.
84
BRICS juga merencanakan pembuatan foreign exchange reserve sebesar 100 miliar
dollar AS. Cadangan ini dinamakan self managed contingent reserve arrangement
(CRA). CRA sebagai safety net yaitu memperkuat stabilitas keuangan dan sebagai
additional line defense.85
3.3 Implementasi Teori Identitas Kolektif Konstruktivisme Terhadap Motivasi
Pembentukan BRICS
Jika mengacu pada perspektif konstruktivisme, BRICS sebagai sebuah forum
kerjasama ekonomi, terbentuk dari adanya kesamaan cara pandang berprilaku negaranegara anggotanya dalam sistem ekonomi internasional. Kesamaan cara pandang
dalam berprilaku tersebut kemudian membentuk identitas. Melalui kesamaan identitas
inilah pada akhirnya negara-negara BRICS bersatu membentuk kerangka kerjasamakerjasama ekonomi yang lebih ekspansif.
Dalam bekerjasama, negara-negara ini juga memperhatikan adanya kesamaan
cara pandang yaitu dengan melakukan penyamaan perspektif pada beberapa
kebijakan yang memperkecil adanya friksi diantara masing-masing negara. Namun
begitu, negara-negara ini belum mampu menjadikan norma sebagai sebuah pegangan
bersama dan sebagai sumber hukuman bagi pelanggaran kerjasama. Fokus dari
negara-negara BRICS saat ini masih pada penguatan cita-cita dan tujuan bersama dan
langkah-langkah kerjasama yang nyata untuk meraihnya.
Dalam kasus ini, secara praktis identitas kolektif tidak terlalu ditonjolkan
dalam interaksi dan koordinasi diantara negara-negara BRICS. Namun secara historis,
83
Kevin Frayer, “What They Said : The BRICS Summit.,” Washington23, 5 Juni 2013,
http://www.washington23.com/2012/03/30/what-they-said-the-brics-summit/.
84
IANS, “India Says BRICS Can Transform Global Governance,.” SupportBiz, 4 Juni 2013,
http://www.supportbiz.com/articles/news/india-says-brics-can-transform-global-governance.html.
85
Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013,
http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
57
identitas kolektif dapat menjelaskan proses terbentuknya melalui adanya kesamaan
pandangan sebagai sebuah kekuatan ekonomi baru. Kemudian diperkuat dengan
adanya kesamaan cita-cita diantara negara-negara ini. Adanya hubungan yang tidak
begitu baik secara ideologis dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga
menjadi sebuah faktor penguat lainnya bagi kesatuan negara-negara ini.
3.3.1 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Sebagai Sebuah Kekuatan
Ekonomi Baru (Emerging Economies)
Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan merupakan negara-negara yang
tergolong dalam Emerging Economies. Emerging Economies merupakan sebuah
terminologi baru dalam mendefinisikan beberapa negara yang mengalami
pertumbuhan perekonomian yang pesat, perindustrian yang secara struktural berubah,
pasar yang menjanjikan, serta memiliki regulasi yang memudahkan pasar bebas.
Selain itu menurut Bank Dunia, emerging economies adalah negara-negara yang
memiliki GDP per kapita pendapatan dibawah 8000 dolar AS per tahun tetapi dapat
berdinamika dan perekonomiannya berkembang pesat.86 Negara-negara BRICS
merupakan negara berkembang yang dikategorikan sebagai emerging economies
karena pertumbuhan perekonomiannya yang pesat terutama dalam kondisi krisis
2007-2008 ditengah populasi dan distribusi pendapatannya belum merata.
Negara-negara BRICS memberikan kontribusi GDP pada dunia sebsar 16%
pada tahun 2000 dan menjadi 25% pada tahun 2010 ketika negara-negara di dunia
mengalami dampak dari krisis finansial global pada 2007-2008.87 Negara-negara ini
juga diproyeksi akan mengungguli G7 yang saat ini memiliki akumulasi pertumbuhan
GDP sebesar 51% dan PPP 42% pada tahun 2050 mendatang. 88 Negara-negara
BRICS juga memiliki posisi strategis yang signifikan pada kontinen-nya masing-
86
Yadong Luo, Mutinational Enterprise in Emerging Markets (Copenhagen: Copenhagen Business
School Press, 2002), 6-7.
87
“The BRICS Report,” BRICS-India Official Website, diakses 1 Desember 2012,
http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf .
88
Ibid.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
58
masing yaitu Amerika, Asia, Eropa, dan Afrika. Luas negara ini jika digabungkan
mencapai 30% dari luas bumi. Adanya faktor luas wilayah ini menjadikan BRICS
penting sebab didalamnya terkandung berlimpah sumber mineral, energi, dan air,
serta tanah yang subur dan biodiversitas yang tinggi.89
Kesamaan sebagai kekuatan perekonomian baru menjadi celah bagi BRICS
mendefinisikan masing-masing Negara dan tujuan kerjasama. Terminologi BRICS
yang sejak tahun 2001 dibentuk oleh Jim O‟Neill, dikonstruksikan oleh negaranegara BRICS sebagai sebuah identifikasi negara. Negara-negara BRICS sadar akan
kesamaan identitas dan peluang kerjasama yang dapat dibangun guna meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, pada tahun 2009, diinisiasi oleh Rusia, negaranegara BRICS melakukan sebuah konsolidasi, sebagai langkah awal menyatukan visi
dan menjadikan adanya fenomena identitas kolektif.
Secara eksplisit negara-negara ini tidak mengatakan bahwa mereka memiliki
sebuah identitas yang sama sebagai sebuah emerging economies. Namun negaranegara ini menyadari akan statusnya sebagai sebuah representasi dari negara
berkembang dalam area pasar internasional. Hal ini banyak disebutkan dalam
pertemuan dimana negara-negara ini memosisikan diri sebagai sebuah negara
berkembang. Sebagai sebuah citra emerging economies yang dianggap berkompeten
dari luar pihak BRICS, negara-negara ini tetap membuka peluang kerjasama dengan
negara lainnya melalui pembentukan bank miliki (BRICS Development Bank)
bersama yang akan dapat mengakomodir kebutuhan negara-negara berkembang
dengan mekanisme yang berbeda dengan IMF.
Selain itu kerjasama di dalam BRICS ini dapat menjadi potensi pada dampak
pembentukan sebuah zona ekonomi. Dengan adanya kondisi tersebut, menjadi sebuah
keniscayaan negara-negara ini mulai melakukan penyamaan identitas terutama dari
segi budaya. Hal ini mengingat dalam konstruktivisme identitas dapat terbentuk
melalui adanya interaksi yang signifikan dari masing-masing negara-negara yang
89
Ibid.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
59
melibatkan banyak pihak seperti pemerintah, aktor privat, dan masyarakat dalam
beberapa kerjasama. Hal ini dapat dilihat dari semakin meluasnya isu kerjasama yang
melibatkan pihak-pihak tersebut, terutama pada aspek masyarakat yang kental dengan
nuansa sosial. Kepala negara-negara BRICS pada pertemuan ke-empat menyatakan
sebagai berikut:90
“We encourage expanding the channels of communication, exchanges
and people-to-people contact amongst the BRICS, including in the areas
of youth, education, culture, tourism and sports.”
Serta dalam joint statement pertama dalam pertemuan pertama kepala negara
BRICS:91
We affirm the importance of encouraging the dialogue among
civilizations, cultures, religions and peoples. In this respect, we support
the “Alliance of Civilizations”, a United Nations’ initiative aimed at
building bridges, mutual knowledge and understanding around the
world. We praise the Brazilian decision to host, in Rio de Janeiro, in May
2010, the 3rd Global Forum and confirm our intention to be present at
the event, in appropriate high level.
Walaupun tidak secara eksplisit negara-negara BRICS mengatakan identitas
yang sama sebagai sebuah emerging economies, tetapi dari kerjasama yang ada
dibawah kerangka perjanjian-perjanjian dan tujuan ekonomi, identitas sosial dari
BRICS ini sangat mungkin terjadi dalam beberapa tahun ke depan.
3.3.2 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Cita-cita dari Negara-negara
BRICS
Negara-negara
BRICS
memiliki
kesamaan
cita-cita
dalam
ranah
perekonomian internasional yaitu membentuk keseimbangan suara dan kesejahteraan
antara negara-negara maju dan berkembang dalam forum-forum internasional seperti
90
“Fourth Summit,” BRICS-India Official Website,
http://www.bricsindia.in/fourthSummit.html.
91
“First Summit,” BRICS-India Official Website,
http://www.bricsindia.in/firstSummit.html.
diakses
30
November
2012,
diakses
30
November
2012,
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
60
G-20, IMF, dan Bank Dunia. BRICS menuntut adanya reformasi politik dalam
lembaga tersebut sehingga lebih merata fungsinya untuk negara-negara berkembang.
Cita-cita tersebut dicerminkan melalui peran aktif yang terkoordinasi dalam
pertemuan G-20. BRICS melihat bahwa adanya krisis global menyebabkan
ketidakmerataan bagi negara-negara berkembang. Oleh karena itu, menurut BRICS
IMF dan lembaga keuangan lainnya sudah mencapai fase harus direformasi dan tidak
dikendalikan oleh perekonomian Barat.
Ini adalah salah satu bukti bahwa BRICS memiliki itikad dan cita-cita dalam
menyelesaikan permasalahan yang diakibatkan oleh krisis. Hal ini tercantum dalam
joint statement para kepala negara BRICS pada BRICS Summit ke-2 sebagai
berikut:92
“We share the perception that the world is undergoing major and swift
changes that highlight the need for corresponding transformations in
global governance in all relevant areas.”
“ We underline our support for a multipolar, equitable and democratic
world order, based on international law, equality, mutual respect,
cooperation, coordinated action and collective decision-making of all
States.”
Serta dalam joint statement pada pertemuan ke-3 BRICS Summit:93
“The 21st century should be marked by peace, harmony, cooperation and
scientific development. Under the theme "Broad Vision, Shared
Prosperity", we conducted candid and in-depth discussions and reached
broad consensus on strengthening BRICS cooperation as well as on
promoting coordination on international and regional issues of common
interest.”
92
“Second Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30November
http://www.bricsindia.in/secondSummit.html.
93
“Third Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November
http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html.
2012,
2012,
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
61
Melalui
adanya
pernyataan
tersebut,
BRICS
menginginkan
adanya
kesejahteraan yang merata dari setiap negara. Negara-negara ini juga menghendaki
adanya kondisi dunia yang mulltipolar berbasis pada hukum internasional,
keseimbangan,
penghormatan
pada
hak-hak
bersama,
kerjasama,aksi
yang
terkoordinasi dan pengambilan kebijakan yang kolektif dari sumbangan seluruh
perspektif negara. Selain itu, negara-negara ini juga memiliki cita-cita yang
dipengaruhi dengan adanya keinginan untuk menciptakan perdmaian global dan
progres diberbagai sektor negara.
“We envision a future marked by global peace, economic and social
progress and enlightened scientific temper. We stand ready to work with
others, developed and developing countries together, on the basis of
universally recognized norms of international law and multilateral
decision making, to deal with the challenges and the opportunities before
the world today. Strengthened representation of emerging and developing
countries in the institutions of global governance will enhance their
effectiveness in achieving this objective.”
Negara-negara ini selanjutnya pada pertemuan ke lima di Durban tahun 2013
telah melakukan launching pembuatan Bank untuk negara-negara berkembang yang
berfungsi membantu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dari negara-negara
berkembang khususnya internal anggota BRICS sendiri tanpa mengurangi
keterbukaan fungsi terhadap negara-negara berkembang lainnya. Hal ini diinisiasi
dalam deklarasi dalam joint statement kepala negara pada pertemuan ke empat di
New Delhi BRICS yaitu BRICS telah mempertimbangkan kemungkinan mendirikan
Bank Pembangunan baru untuk memobilisasi sumber daya untuk infrastruktur dan
proyek-proyek pembangunan berkelanjutan di BRICS dan negara berkembang
lainnya, untuk melengkapi upaya yang ada dari lembaga keuangan multilateral dan
regional untuk pertumbuhan dan perkembangan global. BRICS mengarahkan
Menteri Keuangan untuk memeriksa kelayakan dan kelangsungan hidup inisiatif
tersebut, membentuk kelompok kerja bersama untuk studi lebih lanjut, dan
melaporkan kembali pada KTT berikutnya.94 Pengadaan bank tersebut merupakan
94
“Fourth BRICS Summit - Delhi Declaration,” BRICS-India Official Website, diakses 12 Desember
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
62
upaya dari negara-negara BRICS untuk dapat merealisasikan cita-cita bersama
tersebut.
3.3.3 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Keterdekatan Hubungan dengan
Amerika Serikat
Secara historis, negara-negara BRICS memiliki hubungan yang sensitif
dengan Amerika Serikat yang pada pertengahan abad 20 menjadi hegemoni dan
superpower. Namun dalam 10 tahun terakhir, tepatnya pasca krisis global yang
disebabkan oleh peristiwa subprime mortgage, banyak penurunan yang terjadi di
Amerika, juga kaitannya dengan kemampuan ekonomi dari Amerika Serikat sebagai
superpower. Negara-negara BRICS memiliki keinginan untuk memperkuat
bargaining position dalam perpolitikan internasional yang masih didominasi penuh
oleh Amerika Serikat. Adapun dalam sejarah hubungan dengan Amerika Serikat,
tidak ada dari negara-negara ini yang menjadi musuh militer AS secara langsung.
Selain hubungan secara ideologi dan histori, negara-negara tetap memiliki
hubungan ekonomi yang cukup baik dengan AS dalam hal perdagangan dan investasi.
Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) dalam juta dollar.
Brazil
Rusia
India
China
2001
14466
6264
9737
102278
2002
15781
6870
11818
125193
2003
17910
8618
13055
152436
2004
21160
11891
15572
196682
2005
24436
15307
18804
243470
2006
26367
19828
21831
287774
2007
25644
19314
24073
321443
2012, http://www.bricsindia.in/delhi-declaration.html.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
63
Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) dalam juta dollar.
(Lanjutan)
2008
30453
26783
25740
337773
2009
20070
18200
21166
296374
2010
17634
19243
22145
264206
Sumber: Census Bureau, AS
Dari gambar diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa masing-masing negara BRICS
memiliki kerjasama perdagangan yang cukup tinggi dengan AS melalui impor yang
dilakukan oleh negara-negara AS pada negara-negara BRICS. Namun dengan adanya
krisis global, negara-negara BRICS memilih untuk bersatu dalam forum kerjasama
ekonomi dikarenakan menurunnya daya beli AS terhadap komoditas dagang BRICS.
Hal ini dapat dilihat dari melemahnya impor yang dilakukan AS pasca krisis global
pada 2007-2008. Adapun impor yang dilakukan AS pada Afrika Selatan adalah
sebesar 8,2 miliar dollar AS.95
95
“South Africa,” Executive Office of US President, diakses
http://www.ustr.gov/countries-regions/africa/southern-africa/south-africa.
8
Juli
2013,
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
BAB 4
KESIMPULAN
Terminologi BRIC awalnya dibuat oleh sebuah ekonom dari institusi
Goldman Sach Jim O‟Neill pada 2001 untuk menandakan beberapa negara yang
memiliki potensi memimpin perekonomian dunia pada 2050 mendatang yaitu Brazil,
Rusia, India, dan China. Krisis ekonomi yang melanda dunia pada 2007-2008
menjadi sebuah momentum bersatunya negara-negara tersebut. Negara-negara
tersebut merupakan negara dengan pertumbuhan perekonomian yang pesat pada 10
tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan bertumbuhnya Gross Domestic Product atau
GDP masing-masing negara secara simultan. Adapun pada saat krisis global melanda,
negara-negara ini memiliki ketahanan yang dibuktikan dengan tidak terpengaruhnya
pertumbuhan GDP secara signifikan seperti yang dilanda oleh negara-negara di dunia.
Pada 2009 negara-negara ini membentuk sebuah forum ekonomi BRIC yang
kemudian berubah nomenklatur menjadi BRICS setelah masuknya Afrika Selatan 2
tahun setelahnya (S untuk South Africa).
Walaupun dikategorikan sebagai negara-negara emerging economies, negaranegara BRICS memiliki banyak perbedaan dari segi historis, geografis, dan sosial.
Perbedaan ini sedikit banyak memberikan dampak pada penyesuaian BRICS, akan
tetapi kepala negara BRICS telah lebih dulu melakukan komitmen kerjasama yang
dibentuk melalui perjanjian-perjanjian pembangunan ekonomi yang dievaluasi dan
ditindaklanjuti setiap tahunnya. Komitmen kerjasama tersebut lebih menonjolkan sisi
ekonomi yang tidak bersinggungan dengan kondisi domestik masing-masing negara.
Forum BRICS selanjutnya menjadi sebuah fenomena bagi dunia internasional,
mengingat kuatnya citra persatuan suara dalam pengambilan kebijakan di forumforum ekonomi internasional seperti di IMF dan Bank Dunia. BRICS sedikit banyak
mewakili
suara
negara-negara
berkembang lainnya. Negara-negara
BRICS
melakukan pertemuan tahunan berupa Annual BRICS Summit.
64
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
65
Liberalisme dengan integrasi ekonominya melihat pada adanya itikad dari
negara-negara BRICS untuk memperkuat kerjasama yang ditujukan sebagai upaya
peningkatan pertumbuhan perekonomian negara. Kerjasama-kerjasama tersebut
adalah kerjasama perdagangan, investasi, serta kerjasama ekonomi lainnya. Negaranegara BRICS melihat potensi ekonomi dan kekuatan comparative advantage antara
satu sama lain. Dengan begitu, kepala-kepala negara BRICS optimis terhadap
kerjasama yang berorientasi jangka panjang. Adapun komitmen dari adanya
keinginan untuk bekerjasama dalam perdagangan, investasi, dan kerjasama
perekoomian lainnya dapat dilihat melalui pembentukan The Contact Group on
Economic and Trade Issues (CGETI) yang menjadi sarana dalam menyatukan
perspektif kebijakan masing-masing negara dalam praktik kerjasama multilateral
antarnegara BRICS tersebut. CGETI ini merupakan platform kunci dari anggotaanggota BRICS untuk saling bertukar pandangan mengenai perspektif yang menjadi
basis koordinasi dan kerjasama ekonomi.
Selain itu, CGETI tersebut disusul oleh beberapa perjanjian perdagangan
bebas dalam upaya mengurangi hambatan-hambatan hubungan dagang dari masingmasing negara. Hal ini disebabkan belum adanya hubungan dagang yang kuat
sebelumnya dari masing-masing negara anggota BRICS kecuali terhadap China.
Melalui prinsip integrasi ekonomi, negara-negara ini dapat semakin memperbesar
pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam tataran praktis, yaitu dalam kerjasama
perdagangan dan investasi, negara-negara ini telah memperlihatkan signifikansi yang
cukup besar, yaitu dengan meningkatnya kerjasama dagang sebanyak 6 kali pada 10
tahun terakhir mencapai 360 miliar dollar AS pada tahun 2012. Selain itu, negaranegara ini memiliki itikad kuat untuk memiliki cadangan keuangan bersama dalam
mendanai kebutuhan-kebutuhan kerjasama.
Adapun realisme melihat forum BRICS ini sebagai sebuah bentuk kesatuan
dalam upaya memperkuat basis power dari segi ekonomi masing-masing negara.
Negara-negara BRICS memiliki itikad dalam mempengaruhi ekonomi politik global
dan mempengaruhi suara dalam forum-forum ekonomi politik internasional. Salah
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
66
satunya dengan mengampanyekan reformasi IMF dan Bank Dunia. Negara-negara
BRICS memberikan sumbangan dana pada IMF dalam bailout Eurozone sebesar 75
miliar dollar AS. Hal ini dilakukan sejalan dengan misi untuk mereformasi IMF dan
Bank Dunia, yaitu dengan memutar posisi pengambil kebijakan dari negara-negara
maju menuju negara-negara berkembang. Selain itu, negara-negara BRICS juga
menyalahkan negara-negara Barat atas kebijakan yang diberlakukan di forum-forum
ekonomi tersebut yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi.
Selain itu, negara-negara BRICS berupaya membentuk struktur keuangan
yang
mengakomodir
kepentingan-kepentingan
negara
berkembang
melalui
pembentukan BRICS Development Bank. BRICS Development Bank oleh sebagian
analis ekonomi dari BRICS merupakan sebuah alat untuk menantang supremasi barat
dan dollar-nya. Bank ini memberlakukan kebijakan penggunaan mata uang lokal
dalam kerjasama perdagangan, investasi, dan kerjasama ekonomi lainnya dalam
BRICS. Kepala-kepala negara ini tidak secara langsung mengatakan bahwa forum ini
merupakan sebuah aliansi ekonomi dalam menyeimbangi kekuatan lain. Namun
melalui komitmen kerjasama dan kebijakan yang ditelurkan, negara-negara ini
memperlihatkan adanya tendensi penggunaan kekuatan ekonomi (economic power)
dalam persatuan suara membendung supremasi dunia Barat.
Sedangkan konstruktivisme dengan identitas kolektifnya, mencoba melihat
BRICS melalui adanya persatuan berdasarkan kesamaan identitas. Adapun secara
sosial domestik, negara-negara ini memiliki latar belakang yang berbeda. Namun
secara konstruksi sosial dalam tataran internasional, negara-negara ini telah
memperlihatkan sebuah identitas sebagai emerging economies. Yaitu negara-negara
dengan kemampuan ekonomi serupa. Kesamaan identitas ini kemudian mendorong
adanya persatuan setelah terjadinya krisis global. Dalam hal ini, terdapat faktor
ekonomi di luar kuasa negara yang semakin mendorong negara-negara untuk bersatu
membentuk sebuah forum yang berimplikasi pada suara secara kolektif dalam
beberapa isu ekonomi internasional (dalam forum-forum ekonomi internasional).
Kerja kolektif ini diperkuat melalui adanya kesamaan cita-cita yaitu membentuk
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
67
kondisi dunia yang stabil dan seimbang antara negara-negara maju dan berkembang.
Negara-negara ini menginginkan adanya persamaan hak bagi negara-negara
berkembang dalam memberikan kebijakan. Oleh karena itu, negara-negara ini
memperkuat kerjasama dan kerja-kerja nyata untuk merealisasikan hal tersebut.
Identitas kolektif sedikit banyak memberikan kontribusi dalam memandang
faktor yang mempersatukan negara-negara BRICS dalam sebuah forum, yaitu melalui
adanya kesamaan identitas, harapan, dan keterdekatan dengan Amerika Serikat.
Selain itu, kesamaan keterdekatan hubungan dengan Amerika Serikat yang tidak
terlalu kuat secara kesamaan ideologi semakin mempermudah gerak dari negaranegara ini dalam mengakomodir tujuan bersama disamping hubungan dagang yang
cukup baik. Namun, krisis global menjadikan hubungan dagang BRICS dengan AS
melemah sehingga negara-negara BRICS memilih untuk memperkuat kerjasama
ekonomi antara satu sama lain. Komitmen yang ada dalam forum BRICS juga
disatukan melalui redefinisi cara pandang dalam bergerak melalui perjanjianperjanjian kerjasama yang bertujuan menguntungkan semua pihak. Negara-negara ini
juga mengabaikan hal-hal yang menghambat penyatuan cita-cita bersama seperti
perbedaan historis, geografis dan sosial domestik. Dalam hal ini konstruktivisme
dapat menjelaskan BRICS melalui negara sebagai aktor yang bersatu tanpa
mengesampingkan adanya potensi penyatuan budaya di masa yang akan datang.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
68
Penyederhanaan dari kesimpulan diatas dapat digambarkan melalui tabel
berikut ini:
Liberalisme
Realisme
Konstruktivisme
Bentuk Forum
Integrasi ekonomi
Aliansi ekonomi
Identitas kolektif
Prinsip
Kerjasama
Kepentingan
Kesamaan persepsi
Pembentukan
ekonomi
nasional
identitas
Paramater
Hubungan
Kekuatan pengaruh Kekuatan
Kekuatan Forum
kerjasama
(Leverage) di level bersama
Forum
perdagangan
dan internasional
visi
terhadap
komunitas
investasi
ditunjang
oleh internasional,
antarnegara
kekuatan
GDP kekuatan kesamaan
masing-masing
identitas
negara
emerging
sebagai
economies,
kekuatan kesamaan
keterdekatan
dengan AS.
Tujuan
Meningkatan
Meningkatkan
Keberadaan
volume
pengaruh
atau penyatuan identitas
Forum BRICS
Perdagangan
dan leverage
BRICS dan persepsi untuk
investasi
memperkuat
efektifitas
guna dalam
ekonomi
Meningkatkan
dinamika merealisasikan visi
politik bersama.
dan internasional.
efisiensi
perekonomian
negara.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
69
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku:
Balaam, David dan Michael Veseth, Introduction to International Political Economy.
New Jersey: Hall, 1996.
Barkin, J. Samuel. International Organization: Theories and Institution. New York:
Palgrave Macmillan, 2006.
Beausang-Hunter, Francesca A. Globalization and the BRICs: Why the BRICs Will
Not Rule the World For Long. New York: Palgrave Macmillan, 2012.
Cassiolato, José Eduardo, dan Helena Maria Martins Lastres. “Science, Technology,
and Innovation Policies in the BRICS Countries: an Introduction.” Dalam
BRICS and Development Alternatives: Innovation System and Policies,
diedit oleh José Eduardo Cassiolato dan Virginia Vitorino, 9. Anthem Press,
2011.
Checkel, Jeffrey T. “Constructivism and Foreign Policy.” Dalam Foreign Policy:
Theories, Actors, Cases, diedit oleh Steve Smith, Amelia Hadfield dan Tim
Dunne. New York: Oxford University Press, 2008.
Fierke, K.M. “Constructivism.” Dalam International Relation Theories: Discipline
and Diversity: Second Edition, diedit oleh Tim Dunne, dan lain-lain, 179180. New York: Oxford University Press, 2010.
Goff, Patricia. “A Comment on the Effective Possibilities of Multilateralism.” Dalam
Can the World Be Governed?: Possibilities for Effective Multilateralism The
Center for International Governance Innovation (CIGI) and Wilfrid Laurier.
University Press, 2008.
Yadong Luo. Mutinational Enterprise in Emerging Markets. Copenhagen:
Copenhagen Business School Press, 2002.
Pease, Kelly-Kate S. International Organization. Pearson Prentice Hall, 2007.
Rosenau, James. “Toward an Ontology for Global Governance.” Dalam Approaches
to Global Governance Theory, diedit oleh Martin Hewson dan Timothy J.
Sinclair. State University of New York, 1990.
Roskin, Michael G. National Interest, From Abstraction to Strategy. Carlisle Barracks,
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
70
PA: Strategic Studies Institute, U.S. Army War College, 1994.
Sheehan, Michael. The Balance of Power: History and Theory. Routledge, 1996.
Strenger, Natascha. Understanding BRICs: A Closer Look for Predicted Development
of Brazil, Russia, India, and China as a Group. Munich: GRIN Publishing
GmbH, 2011.
Walt, Stephen. The Origins of Alliances. Cornell University Press, 1990.
Wilson, Dominic dan Roopa Purushothaman. “Dreaming With BRICs: The Path to
2050.” Dalam Emerging Economies and The Transformation of International
Business, diedit oleh Subhash Chandra Jain, 3. UK: Edward Elgar, 2006.
Sumber Jurnal:
Armijo, Leslie Elliot. “The BRICS Countries As Analytical Category: Mirrage or
Insight?.” Asian Perspective 31, no.4.
Colin, Sébastien. “The Development of the Border between China and Russia.”
CERI, no. 96 (2003): 43.
Hopf, Ted. “The Promise of Constructivism in International Relations Theory.”
International Security 23, no.1 (1998).
Pham, J. Peter. “What is in The National Interest? Hans Morgenthau‟s Realist Vision
and American Foregn Policy.” American Foreign Policy Interest 30, no. 3
(2008): 257.
Pradumna B. Rana. “Evolving Global Economic Architecture:Will We have a New
Bretton Woods?” RSIS Working Paper, no. 21.
Walt, Stephen. “Alliance Formation and the Balance of World Power”. International
Security 9, no. 4 (1985).
Wendt, Alexander. “Collective Identity Formation and The International State.”
American Political Review 88, no. 2 (1992): 384.
Wendt, Alexander. “Constructing International Politics.” International Security 20,
no.1 (1995): 81.
Wylie, Gilian. “Social Movement and International Change: The Case of „Detente
from Below‟.” The International Journal of Peace Studies 4, no.2. Diakses
dari http://www.gmu.edu/programs/icar/ijps/vol4_2/wylie.htm.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
71
Sumber Artikel:
______
“Realist
Theory,”
10
Mei
2013,
http://www.pearsonhighered.com/assets/hip/us/hip_us_pearsonhighered/sam
plechapter/0205059589.pdf.
______ “Useful Concept of National Interest and Goal,” 24 Februari 2013,
http://home.comcast.net/~lionelingram/National_Interests_rev2010.pdf.
______“World Economic Outlook,”
diakses
6
Juni
http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx.
2013,
Frayer, Kevin. “What They Said : The BRICS Summit..” Washington23, 5 Juni 2013.
http://www.washington23.com/2012/03/30/what-they-said-the-bricssummit/.
Hatcher, Jane B. “South Africa‟s businesses ready for BRICS.” NZweek, 5 juni 2013.
http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics56613/.
Haub,
“The
BRIC
Countries.”
Diakses
Carl.
http://www.prb.org/Articles/2012/brazil-russia-india-china.aspx.
dari
IANS. “BRICS SUMMIT - Fast at a Glance.” Thaindian News, 5 Juni 2013.
http://www.thaindian.com/newsportal/uncategorized/brics-summit-facts-ata-glance_100607723.html.
Jason. “China in Africa:South Africa Joins BRICs Summit.” Global Sherpa, 6 Juli
2013. http://www.globalsherpa.org/china-africa-brics.
Jonatan, Masters. “The World Bank Group.” Diakses dari http://www.cfr.org/worldbank/world-bank-group/p27990.
Lendman, Stephen. “New BRICS Development Bank Announced.” The People’s
Voice,
3
Juni
2013.
http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-bricsdevelopment-bank-announced.
Nechaev, Alexander. “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic
Crisis.”
Buziness
Africa,
5
Juni
2013.
http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id
=844%3Abrics-an-instrument-for-addressing-the-global-economiccrisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
72
Noury, Valerie. “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent
accession to the BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by
both president Zuma as well as the leaders of the original four nations, and
mutual benefit seems to be assured (BRICS).” African Business, 3 Juni 2013.
http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html.
Polgreen, Lydia. “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank.”
New
York
Times,
19
Mei
2013.
http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-formdevelopment-bank.html?_r=0.
Stuenkel, Oliver. “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?.” Post Western World, 6 Juli
2013. http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intrabrics-trade/#comment-65838.
Young, Victoria. “Macquarie Launches Australia's First BRIC Funds.” Investor Daily,
10
Desember
2012.
http://www.investordaily.com/cps/rde/xchg/id/style/801.htm?rdeCOQ=SID3F579BCE-819F182C&rdeCOQ=SID-0A3D9633-76451A98
Watson, Michael P. “Balance of Power vs Balance of Threat: The Case of China and
Pakistan.” Diakses dari http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a401282.pdf.
Waqar, Irina, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?.”
Ceoworld
Magazine,
12
Desember
2012.
http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-owndevelopment-bank-and-crisis-fund.
Wicken, Geoff. “Growth Markets: Why The BRICs Are so Important.” Experian, 5
http://www.experian.com/blogs/marketingJuni
2013.
forward/2011/05/06/growth-markets-why-the-brics-are-so-important/.
“About BRICS.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012.
http://www.bricsindia.in/about.html.
“BRICS Trade and Investment Cooperation Framework.” BRICS-South Africa
Official
Website.
Diakses
20
Mei
2013.
http://www.info.gov.za/speech/DynamicAction?pageid=461&sid=35318&tid
=102965.
“Fifth BRICS Summit.” BRICS-South Africa Official Website. Diakses 7 Juni 2013,
http://www.brics5.co.za/.
“First Summit.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
73
http://www.bricsindia.in/firstSummit.html.
“Fourth BRICS Summit New Delhi.” BRICS-India Official Website. Diakses 30
November 2012. http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html.
“Joint statement of the BRICS Countries‟ Leaders.” President of Russia Official Web
Portal.
Diakses
7
Juni
2013.
http://archive.kremlin.ru/eng/text/docs/2009/06/217963.shtml.
“Second BRIC Summit.” BRICS-South Africa Official Website. Diakses 7 Juni 2013.
http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/second-summit/.
“South Africa.” Executive Office of US President. Diakses 8 Juli 2013.
http://www.ustr.gov/countries-regions/africa/southern-africa/south-africa.
“The BRICS Report.” BRICS-India Official Website. Diakses 1 Desember 2012,
http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf .
“Third Meeting of The BRICS Trade Ministers.” Trade and Industry Department of
South
Africa.
Diakses
20
Mei
2013
http://www.thedti.gov.za/brics/communique.pdf.
“Third Summit.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012.
http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html. People’s Daily Online. “Full
Text of Sanya Declaration of the BRICS Leaders Meeting.” 7 Juni 2013,
http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/7351063.html.
Eurostate.
“International
Trade
in
Goods.”
6
Juli
2013,
http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/index.php/International_
trade_in_goods.
SABC
News. “South Africa‟s Involvment in BRICS.” 7 Juli 2013,
http://www.sabc.co.za/news/f1/be30b2804ef2061d9007913a187502c4/South
-Africa%E2%80%99s-involvement-in-BRICS-20130319.
Takkar. “Happy Durban delivered India?s BRICS demands: PM.” 3 Juni 2013,
http://news.takkarr.com/others/men-posing-as-bses-employees-robbusinessman-s-house-63469/.
Universitas Indonesia
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Lampiran 1 Matriks Joint
Statement Kepala Negara
BRICS
First Decalaration
Joint Statement of the
BRIC Countries
Leaders
June 16, 2009
Yekaterinburg, Russia
Second Declaration
II BRIC Summit - Joint
Statement
Third Declaration
Sanya Declaration
Forth Declaration
Delhi Declaration
April 16, 2010
Brasilia
April 14, 2011
Sanya
March 29, 2012
New Delhi
We, the leaders of the
Federative Republic of
Brazil, the Russian
Federation, the
Republic of India and
the People‟s Republic
of China, have
discussed the current
situation in global
economy and other
pressing issues of
global development,
and also prospects for
further strengthening
collaboration within the
BRIC, at our meeting
in Ekaterinburg on 16
June, 2009.
We have arrived at
the following
conclusions:
1. We stress the
We, the leaders of the
Federative Republic of Brazil,
the Russian Federation, the
Republic of India and the
People‟s Republic of China, met
in Brasília on 15 April 2010 to
discuss major issues of the
international agenda as well as
concrete steps to move forward
the cooperation and
coordination within BRIC.
We have agreed on the
following:
Common Vision and Global
Governance
1. We share the perception
that the world is
undergoing major and
swift changes that
highlight the need for
corresponding
transformations in global
1.
1.
We, the Heads of State and
Government of the
Federative Republic of
Brazil, the Russian
Federation, the Republic of
India, the People's
Republic of China and the
Republic of South Africa,
met in Sanya, Hainan,
China for the BRICS
Leaders Meeting on 14
April 2011.
2. The Heads of State and
Government of Brazil,
Russia, India and China
welcome South Africa
joining the BRICS and
look forward to
strengthening dialogue and
cooperation with South
Africa within the forum.
3. It is the overarching
2.
We, the leaders of the Federative
Republic of Brazil, the Russian
Federation, the Republic of India, the
People's Republic of China and the
Republic of South Africa, met in New
Delhi, India, on 29 March 2012 at the
Fourth BRICS Summit. Our
discussions, under the overarching
theme, “BRICS Partnership for Global
Stability, Security and Prosperity”,
were conducted in an atmosphere of
cordiality and warmth and inspired by
a shared desire to further strengthen
our partnership for common
development and take our cooperation
forward on the basis of openness,
solidarity, mutual understanding and
trust.
We met against the backdrop of
developments and changes of
contemporary global and regional
importance - a faltering global recovery
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Fifth Declaration
eThekwini Declaration
March 27, 2013
Durban
1. We, the leaders of the Federative
Republic of Brazil, the Russian
Federation, the Republic of India,
the People‟s Republic of China
and the Republic of South Africa,
met in Durban, South Africa, on
27 March 2013 at the Fifth
BRICS Summit. Our discussions
took place under the overarching
theme, “BRICS and Africa:
Partnership for Development,
Integration and Industrialisation”.
The Fifth BRICS Summit
concluded the first cycle of
BRICS Summits and we
reaffirmed our commitment to the
promotion of international law,
multilateralism and the central
role of the United Nations (UN).
Our discussions reflected our
growing intra-BRICS solidarity as
well as our shared goal to
2.
central role
played by the G20
Summits in
dealing with the
financial crisis.
They have
fostered
cooperation,
policy
coordination and
political dialogue
regarding
international
economic and
financial matters.
We call upon all
states and relevant
international
bodies to act
vigorously to
implement the
decisions adopted
at the G20
Summit in
London on 2
April, 2009. We
shall cooperate
closely among
ourselves and
with other
partners to ensure
further progress
of collective
action at the next
2.
3.
governance in all relevant
areas.
We underline our support
for a multipolar, equitable
and democratic world
order, based on
international law, equality,
mutual respect,
cooperation, coordinated
action and collective
decision-making of all
States.
We stress the central role
played by the G-20 in
combating the crisis
through unprecedented
levels of coordinated
action. We welcome the
fact that the G-20 was
confirmed as the premier
forum for international
economic coordination and
cooperation of all its
member states. Compared
to previous arrangements,
the G-20 is broader, more
inclusive, diverse,
representative and
effective. We call upon all
its member states to
undertake further efforts to
implement jointly the
decisions adopted at the
three G-20 Summits.
objective and strong
shared desire for peace,
security, development and
cooperation that brought
together BRICS countries
with a total population of
nearly 3 billion from
different continents.
BRICS aims at
contributing significantly
to the development of
humanity and establishing
a more equitable and fair
world.
4. The 21st century should be
marked by peace,
harmony, cooperation and
scientific development.
Under the theme "Broad
Vision, Shared Prosperity",
we conducted candid and
in-depth discussions and
reached broad consensus
on strengthening BRICS
cooperation as well as on
promoting coordination on
international and regional
issues of common interest.
5. We affirm that the BRICS
and other emerging
countries have played an
important role in
contributing to world
peace, security and
made more complex by the situation in
the euro zone; concerns of sustainable
development and climate change which
take on greater relevance as we
approach the UN Conference on
Sustainable Development (Rio+20) and
the Conference of Parties to the
Convention on Biological Diversity
being hosted in Brazil and India
respectively later this year; the
upcoming G20 Summit in Mexico and
the recent 8th WTO Ministerial
Conference in Geneva; and the
developing political scenario in the
Middle East and North Africa that we
view with increasing concern. Our
deliberations today reflected our
consensus to remain engaged with the
world community as we address these
challenges to global well-being and
stability in a responsible and
constructive manner.
3. BRICS is a platform for dialogue and
cooperation amongst countries that
represent 43% of the world‟s
population, for the promotion of peace,
security and development in a multipolar, inter-dependent and increasingly
complex, globalizing world. Coming,
as we do, from Asia, Africa, Europe
and Latin America, the transcontinental
dimension of our interaction adds to its
value and significance.
4. We envision a future marked by global
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
contribute positively to global
peace, stability, development and
cooperation. We also considered
our role in the international
system as based on an inclusive
approach of shared solidarity and
cooperation towards all nations
and peoples.
2. We met at a time which requires
that we consider issues of mutual
interest and systemic importance
in order to share concerns and to
develop lasting solutions. We aim
at progressively developing
BRICS into a full-fledged
mechanism of current and longterm coordination on a wide range
of key issues of the world
economy and politics. The
prevailing global governance
architecture is regulated by
institutions which were conceived
in circumstances when the
international landscape in all its
aspects was characterised by very
different challenges and
opportunities. As the global
economy is being reshaped, we
are committed to exploring new
models and approaches towards
more equitable development and
inclusive global growth by
emphasising complementarities
and building on our respective
G20 Summit to be
held in Pittsburgh
in September
2009. We look
forward to a
successful
outcome of the
United Nations
Conference on the
World Financial
and Economic
Crisis and its
Impact on
Development to
be held in New
York on 24-26
June 2009.
3. We are committed
to advance the
reform of
international
finàncial
institutions, so as
to reflect changes
in the world
economy. The
emerging and
developing
economies must
have greater voice
and representation
in international
financial
institutions, and
4.
We advocate the need for
the G-20 to be proactive
and formulate a coherent
strategy for the post-crisis
period. We stand ready to
make a joint contribution
to this effort.
5. We express our strong
commitment to multilateral
diplomacy with the United
Nations playing the central
role in dealing with global
challenges and threats. In
this respect, we reaffirm
the need for a
comprehensive reform of
the UN, with a view to
making it more effective,
efficient and
representative, so that it
can deal with today‟s
global challenges more
effectively. We reiterate
the importance we attach
to the status of India and
Brazil in international
affairs, and understand and
support their aspirations to
play a greater role in the
United Nations.
6. We believe the deepened
and broadened dialogue
and cooperation of the
BRIC countries is
6.
7.
stability, boosting global
economic growth,
enhancing multilateralism
and promoting greater
democracy in international
relations.
In the economic, financial
and development fields,
BRICS serves as a major
platform for dialogue and
cooperation. We are
determined to continue
strengthening the BRICS
partnership for common
development and advance
BRICS cooperation in a
gradual and pragmatic
manner, reflecting the
principles of openness,
solidarity and mutual
assistance. We reiterate
that such cooperation is
inclusive and nonconfrontational. We are
open to increasing
engagement and
cooperation with nonBRICS countries, in
particular emerging and
developing countries, and
relevant international and
regional organizations.
We share the view that the
world is undergoing far-
5.
peace, economic and social progress
and enlightened scientific temper. We
stand ready to work with others,
developed and developing countries
together, on the basis of universally
recognized norms of international law
and multilateral decision making, to
deal with the challenges and the
opportunities before the world today.
Strengthened representation of
emerging and developing countries in
the institutions of global governance
will enhance their effectiveness in
achieving this objective.
We are concerned over the current
global economic situation. While the
BRICS recovered relatively quickly
from the global crisis, growth prospects
worldwide have again got dampened
by market instability especially in the
euro zone. The build-up of sovereign
debt and concerns over medium to
long-term fiscal adjustment in
advanced countries are creating an
uncertain environment for global
growth. Further, excessive liquidity
from the aggressive policy actions
taken by central banks to stabilize their
domestic economies have been spilling
over into emerging market economies,
fostering excessive volatility in capital
flows and commodity prices. The
immediate priority at hand is to restore
market confidence and get global
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
economic strengths.
3. We are open to increasing our
engagement and cooperation with
non-BRICS countries, in
particular Emerging Market and
Developing Countries (EMDCs),
and relevant international and
regional organisations, as
envisioned in the Sanya
Declaration. We will hold a
Retreat together with African
leaders after this Summit, under
the theme, “Unlocking Africa‟s
potential: BRICS and Africa
Cooperation on Infrastructure”.
The Retreat is an opportunity for
BRICS and African leaders to
discuss how to strengthen
cooperation between the BRICS
countries and the African
Continent.
4. Recognising the importance of
regional integration for Africa‟s
sustainable growth, development
and poverty eradication, we
reaffirm our support for the
Continent‟s integration processes.
5. Within the framework of the New
Partnership for Africa‟s
Development (NEPAD), we
support African countries in their
industrialisation process through
stimulating foreign direct
investment, knowledge exchange,
their heads and
senior leadership
should be
appointed through
an open,
transparent, and
merit-based
selection process.
We also believe
that there is a
strong need for a
stable, predictable
and more
diversified
international
monetary system.
4. We are convinced
that a reformed
financial and
economic
architecture
should be based,
inter alia, on the
following
principles:
democratic and
transparent
decision-making
and
implementation
process at the
international
financial
organizations;
conducive not only to
serving common interests
of emerging market
economies and developing
countries, but also to
building a harmonious
world of lasting peace and
common prosperity. We
have agreed upon steps to
promote dialogue and
cooperation among our
countries in an
incremental, proactive,
pragmatic, open and
transparent way.
International Economic and
Financial Issues
7. The world economic
situation has improved
since our first meeting in
June 2009, in
Ekaterinburg. We
welcome the resumption of
economic growth, in which
emerging market
economies are playing a
very important role.
However, we recognize
that the foundation of
world economic recovery
is not yet solid, with
uncertainties remaining.
We call upon all states to
strengthen macroeconomic
8.
reaching, complex and
profound changes, marked
by the strengthening of
multipolarity, economic
globalization and
increasing
interdependence. While
facing the evolving global
environment and a
multitude of global threats
and challenges, the
international community
should join hands to
strengthen cooperation for
common development.
Based on universally
recognized norms of
international law and in a
spirit of mutual respect and
collective decision
making, global economic
governance should be
strengthened, democracy
in international relations
should be promoted, and
the voice of emerging and
developing countries in
international affairs should
be enhanced.
We express our strong
commitment to multilateral
diplomacy with the United
Nations playing the central
role in dealing with global
growth back on track. We will work
with the international community to
ensure international policy
coordination to maintain
macroeconomic stability conducive to
the healthy recovery of the global
economy.
6. We believe that it is critical for advanced
economies to adopt responsible
macroeconomic and financial policies,
avoid creating excessive global
liquidity and undertake structural
reforms to lift growth that create jobs.
We draw attention to the risks of large
and volatile cross-border capital flows
being faced by the emerging
economies. We call for further
international financial regulatory
oversight and reform, strengthening
policy coordination and financial
regulation and supervision cooperation,
and promoting the sound development
of global financial markets and banking
systems.
7. In this context, we believe that the
primary role of the G20 as premier
forum for international economic
cooperation at this juncture is to
facilitate enhanced macroeconomic
policy coordination, to enable global
economic recovery and secure financial
stability, including through an
improved international monetary and
financial architecture. We approach the
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
capacity-building and
diversification of imports from
Africa. We acknowledge that
infrastructure development in
Africa is important and recognise
the strides made by the African
Union to identify and address the
continent‟s infrastructure
challenges through the
development of the Programme
for Infrastructure Development in
Africa (PIDA), the AU NEPAD
Africa Action Plan (2010-2015),
the NEPAD Presidential
Infrastructure Championing
Initiative (PICI), as well as the
Regional Infrastructure
Development Master Plans that
have identified priority
infrastructure development
projects that are critical to
promoting regional integration
and industrialisation. We will
seek to stimulate infrastructure
investment on the basis of mutual
benefit to support industrial
development, job-creation, skills
development, food and nutrition
security and poverty eradication
and sustainable development in
Africa. We therefore, reaffirm our
support for sustainable
infrastructure development in
Africa.
solid legal basis;
compatibility of
activities of
effective national
regulatory
institutions and
international
standard-setting
bodies;
strengthening of
risk management
and supervisory
practices.
5. We recognize the
important role
played by
international trade
and foreign direct
investments in the
world economic
recovery. We call
upon all parties to
work together to
improve the
international trade
and investment
environment. We
urge the
international
community to
keep the
multilateral
trading system
stable, curb trade
8.
9.
cooperation, jointly secure
world economic recovery
and achieve a strong,
sustainable and balanced
growth. We reiterate our
determination to make
positive efforts in
maintaining domestic
economic recovery and
promoting development in
our own countries and
worldwide.
We underline the
importance of maintaining
relative stability of major
reserve currencies and
sustainability of fiscal
policies in order to achieve
a strong, long-term
balanced economic
growth.
We are convinced that
emerging market
economies and developing
countries have the
potential to play an even
larger and active role as
engines of economic
growth and prosperity,
while at the same time
commit to work together
with other countries
towards reducing
imbalances in global
9.
challenges and threats. In
this respect, we reaffirm
the need for a
comprehensive reform of
the UN, including its
Security Council, with a
view to making it more
effective, efficient and
representative, so that it
can deal with today's
global challenges more
successfully. China and
Russia reiterate the
importance they attach to
the status of India, Brazil
and South Africa in
international affairs, and
understand and support
their aspiration to play a
greater role in the UN.
We underscore that the
concurrent presence of all
five BRICS countries in
the Security Council
during the year of 2011 is
a valuable opportunity to
work closely together on
issues of peace and
security, to strengthen
multilateral approaches
and to facilitate future
coordination on issues
under UN Security
Council consideration. We
next G20 Summit in Mexico with a
commitment to work with the
Presidency, all members and the
international community to achieve
positive results, consistent with
national policy frameworks, to ensure
strong, sustainable and balanced
growth.
8. We recognize the importance of the
global financial architecture in
maintaining the stability and integrity
of the global monetary and financial
system. We therefore call for a more
representative international financial
architecture, with an increase in the
voice and representation of developing
countries and the establishment and
improvement of a just international
monetary system that can serve the
interests of all countries and support
the development of emerging and
developing economies. Moreover,
these economies having experienced
broad-based growth are now significant
contributors to global recovery.
9. We are however concerned at the slow
pace of quota and governance reforms
in the IMF. We see an urgent need to
implement, as agreed, the 2010
Governance and Quota Reform before
the 2012 IMF/World Bank Annual
Meeting, as well as the comprehensive
review of the quota formula to better
reflect economic weights and enhance
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
6. We note policy actions in Europe,
the US and Japan aimed at
reducing tail-risks in the world
economy. Some of these actions
produce negative spillover effects
on other economies of the world.
Significant risks remain and the
performance of the global
economy still falls behind our
expectations. As a result,
uncertainty about strength and
durability of the recovery and the
direction of policy in some major
economies remains high. In some
key countries unemployment
stays unusually elevated, while
high levels of private and public
indebtedness inhibit growth. In
such circumstances, we reaffirm
our strong commitment to support
growth and foster financial
stability. We also underscore the
need for appropriate action to be
taken by advanced economies in
order to rebuild confidence, foster
growth and secure a strong
recovery.
7. Central Banks in advanced
economies have responded with
unconventional monetary policy
actions which have increased
global liquidity. While this may
be consistent with domestic
monetary policy mandates, major
protectionism,
and push for
comprehensive
and balanced
results of the
WTO‟s Doha
Development
Agenda.
6. The poorest
countries have
been hit hardest
by the financial
crisis. The
international
community needs
to step up efforts
to provide
liquidity for these
countries. The
international
community
should also strive
to minimize the
impact of the
crisis on
development and
ensure the
achievement of
the Millennium
Development
Goals. Developed
countries should
fulfill their
commitment of
economic development
and fostering social
inclusion.
10. G-20 members, with a
significant contribution
from BRIC countries, have
greatly increased resources
available to the IMF. We
support the increase of
capital, under the principle
of fair burden-sharing, of
the International Bank for
Reconstruction and
Development and of the
International Finance
Corporation, in addition to
more robust, flexible and
agile client-driven support
for developing economies
from multilateral
development banks.
11. Despite promising positive
signs, much remains to be
done. We believe that the
world needs today a
reformed and more stable
financial architecture that
will make the global
economy less prone and
more resilient to future
crises, and that there is a
greater need for a more
stable, predictable and
diversified international
are deeply concerned with
the turbulence in the
Middle East , the North
African and West African
regions and sincerely wish
that the countries affected
achieve peace, stability,
prosperity and progress
and enjoy their due
standing and dignity in the
world according to
legitimate aspirations of
their peoples. We share the
principle that the use of
force should be avoided.
We maintain that the
independence, sovereignty,
unity and territorial
integrity of each nation
should be respected.
10. We wish to continue our
cooperation in the UN
Security Council on Libya.
We are of the view that all
the parties should resolve
their differences through
peaceful means and
dialogue in which the UN
and regional organizations
should as appropriate play
their role. We also express
support for the African
Union High-Level Panel
Initiative on Libya.
the voice and representation of
emerging market and developing
countries by January 2013, followed by
the completion of the next general
quota review by January 2014. This
dynamic process of reform is necessary
to ensure the legitimacy and
effectiveness of the Fund. We stress
that the ongoing effort to increase the
lending capacity of the IMF will only
be successful if there is confidence that
the entire membership of the institution
is truly committed to implement the
2010 Reform faithfully. We will work
with the international community to
ensure that sufficient resources can be
mobilized to the IMF in a timely
manner as the Fund continues its
transition to improve governance and
legitimacy. We reiterate our support for
measures to protect the voice and
representation of the IMF's poorest
members.
10. We call upon the IMF to make its
surveillance framework more
integrated and even-handed, noting that
IMF proposals for a new integrated
decision on surveillance would be
considered before the IMF Spring
Meeting.
11. In the current global economic
environment, we recognise that there is
a pressing need for enhancing the flow
of development finance to emerging
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Central Banks should avoid the
unintended consequences of these
actions in the form of increased
volatility of capital flows,
currencies and commodity prices,
which may have negative growth
effects on other economies, in
particular developing countries.
8. We welcome the core objectives
of the Russian Presidency in the
G20 in 2013, in particular the
efforts to increased financing for
investment and ensure public debt
sustainability aimed at ensuring
strong, sustainable, inclusive and
balanced growth and job creation
around the world. We will also
continue to prioritise the G20
development agenda as a vital
element of global economic
stability and long-term
sustainable growth and job
creation.
9. Developing countries face
challenges of infrastructure
development due to insufficient
long-term financing and foreign
direct investment, especially
investment in capital stock. This
constrains global aggregate
demand. BRICS cooperation
towards more productive use of
global financial resources can
make a positive contribution to
7.
0.7% of Gross
National Income
for the Official
Development
Assistance and
make further
efforts in
increasing
assistance, debt
relief, market
access and
technology
transfer for
developing
countries.
The
implementation of
the concept of
sustainable
development,
comprising, inter
alia, the Rio
Declaration,
Agenda for the
21st Century and
multilateral
environmental
agreements,
should be a major
vector in the
change of
paradigm of
economic
development.
monetary system.
12. We will strive to achieve an
ambitious conclusion to
the ongoing and long
overdue reforms of the
Bretton Woods
institutions. The IMF and
the World Bank urgently
need to address their
legitimacy deficits.
Reforming these
institutions‟ governance
structures requires first and
foremost a substantial shift
in voting power in favor of
emerging market
economies and developing
countries to bring their
participation in decision
making in line with their
relative weight in the
world economy. We call
for the voting power
reform of the World Bank
to be fulfilled in the
upcoming Spring
Meetings, and expect the
quota reform of the IMF to
be concluded by the G-20
Summit in November this
year. We do also agree on
the need for an open and
merit based selection
method, irrespective of
11. We reiterate our strong
condemnation of terrorism
in all its forms and
manifestations and stress
that there can be no
justification, whatsoever,
for any acts of terrorism.
We believe that the United
Nations has a central role
in coordinating the
international action against
terrorism within the
framework of the UN
Charter and in accordance
with principles and norms
of the international law. In
this context, we urge early
conclusion of negotiations
in the UN General
Assembly of the
Comprehensive
Convention on
International Terrorism
and its adoption by all
Member States. We are
determined to strengthen
our cooperation in
countering this global
threat. We express our
commitment to cooperate
for strengthening
international information
security. We will pay
special attention to combat
and developing countries. We therefore
call upon the World Bank to give
greater priority to mobilising resources
and meeting the needs of development
finance while reducing lending costs
and adopting innovative lending tools.
12. We welcome the candidatures from
developing world for the position of
the President of the World Bank. We
reiterate that the Heads of IMF and
World Bank be selected through an
open and merit-based process.
Furthermore, the new World Bank
leadership must commit to transform
the Bank into a multilateral institution
that truly reflects the vision of all its
members, including the governance
structure that reflects current economic
and political reality. Moreover, the
nature of the Bank must shift from an
institution that essentially mediates
North-South cooperation to an
institution that promotes equal
partnership with all countries as a way
to deal with development issues and to
overcome an outdated donor- recipient
dichotomy.
13. We have considered the possibility of
setting up a new Development Bank
for mobilizing resources for
infrastructure and sustainable
development projects in BRICS and
other emerging economies and
developing countries, to supplement
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
addressing this problem. In March
2012 we directed our Finance
Ministers to examine the
feasibility and viability of setting
up a New Development Bank for
mobilising resources for
infrastructure and sustainable
development projects in BRICS
and other emerging economies
and developing countries, to
supplement the existing efforts of
multilateral and regional financial
institutions for global growth and
development. Following the
report from our Finance
Ministers, we are satisfied that the
establishment of a New
Development Bank is feasible and
viable. We have agreed to
establish the New Development
Bank. The initial contribution to
the Bank should be substantial
and sufficient for the Bank to be
effective in financing
infrastructure.
10. In June 2012, in our meeting
in Los Cabos, we tasked our
Finance Ministers and Central
Bank Governors to explore the
construction of a financial safety
net through the creation of a
Contingent Reserve Arrangement
(CRA) amongst BRICS countries.
They have concluded that the
8.
9.
We stand for
strengthening
coordination and
cooperation
among states in
the energy field,
including amongst
producers and
consumers of
energy and transit
states, in an effort
to decreasing
uncertainty and
ensuring stability
and sustainability.
We support
diversification of
energy resources
and supply,
including
renewable energy,
security of energy
transit routes and
creation of new
energy
investments and
infrastructure.
We support
international
cooperation in the
field of energy
efficiency. We
stand ready for a
constructive
nationality, for the heading
positions of the IMF and
the World Bank.
Moreover, staff of these
institutions needs to better
reflect the diversity of their
membership. There is a
special need to increase
participation of developing
countries. The
international community
must deliver a result
worthy of the expectations
we all share for these
institutions within the
agreed timeframe or run
the risk of seeing them
fade into obsolescence.
13. In the interest of promoting
international economic
stability, we have asked
our Finance Ministers and
Central Bank Governors to
look into regional
monetary arrangements
and discuss modalities of
cooperation between our
countries in this area. In
order to facilitate trade and
investment, we will study
feasibilities of monetary
cooperation, including
local currency trade
settlement arrangement
cybercrime.
12. We note that the world
economy is gradually
recovering from the
financial crisis, but still
faces uncertainties. Major
economies should continue
to enhance coordination of
macro-economic policies
and work together to
achieve strong, sustainable
and balanced growth.
13. We are committed to assure
that the BRICS countries
will continue to enjoy
strong and sustained
economic growth
supported by our increased
cooperation in economic,
finance and trade matters,
which will contribute to
the long-term steady,
sound and balanced
growth of the world
economy.
14. We support the Group of
Twenty (G20) in playing a
bigger role in global
economic governance as
the premier forum for
international economic
cooperation. We expect
new positive outcomes in
the fields of economy,
the existing efforts of multilateral and
regional financial institutions for global
growth and development. We direct
our Finance Ministers to examine the
feasibility and viability of such an
initiative, set up a joint working group
for further study, and report back to us
by the next Summit.
14. Brazil, India, China and South Africa
look forward to the Russian Presidency
of G20 in 2013 and extend their
cooperation.
15. Brazil, India, China and South Africa
congratulate the Russian Federation on
its accession to the WTO. This makes
the WTO more representative and
strengthens the rule-based multilateral
trading system. We commit to working
together to safeguard this system and
urge other countries to resist all forms
of trade protectionism and disguised
restrictions on trade.
16. We will continue our efforts for the
successful conclusion of the Doha
Round, based on the progress made and
in keeping with its mandate. Towards
this end, we will explore outcomes in
specific areas where progress is
possible while preserving the centrality
of development and within the overall
framework of the single undertaking.
We do not support plurilateral
initiatives that go against the
fundamental principles of transparency,
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
establishment of a self-managed
contingent reserve arrangement
would have a positive
precautionary effect, help BRICS
countries forestall short-term
liquidity pressures, provide
mutual support and further
strengthen financial stability. It
would also contribute to
strengthening the global financial
safety net and complement
existing international
arrangements as an additional line
of defence. We are of the view
that the establishment of the CRA
with an initial size of US$ 100
billion is feasible and desirable
subject to internal legal
frameworks and appropriate
safeguards. We direct our Finance
Ministers and Central Bank
Governors to continue working
towards its establishment.
11. We are grateful to our Finance
Ministers and Central Bank
Governors for the work
undertaken on the New
Development Bank and the
Contingent Reserve Arrangement
and direct them to negotiate and
conclude the agreements which
will establish them. We will
review progress made in these
two initiatives at our next meeting
dialogue on how
to deal with
climate change
based on the
principle of
common but
differentiated
responsibility,
given the need to
combine measures
to protect the
climate with steps
to fulfill our
socio-economic
development
tasks.
10. We reaffirm to
enhance
cooperation
among our
countries in
socially vital
areas and to
strengthen the
efforts for the
provision of
international
humanitarian
assistance and for
the reduction of
natural disaster
risks. We take
note of the
statement on
between our countries.
14. Recent events have shattered
the belief about the selfregulating nature of
financial markets.
Therefore, there is a
pressing need to foster and
strengthen cooperation
regarding the regulation
and supervision of all
segments, institutions and
instruments of financial
markets. We remain
committed to improve our
own national regulations,
to push for the reform of
the international financial
regulatory system and to
work closely with
international standard
setting bodies, including
the Financial Stability
Board.
International Trade
15. We stress the importance of
the multilateral trading
system, embodied in the
World Trade Organization,
for providing an open,
stable, equitable and non
discriminatory
environment for
international trade. In this
connection, we commit
finance, trade and
development from the G20
Cannes Summit in 2011.
We support the ongoing
efforts of G20 members to
stabilize international
financial markets, achieve
strong, sustainable and
balanced growth and
support the growth and
development of the global
economy. Russia offers to
host the G20 Summit in
2013. Brazil, India, China
and South Africa welcome
and appreciate Russia's
offer.
15. We call for a quick
achievement of the targets
for the reform of the
International Monetary
Fund agreed to at previous
G20 Summits and reiterate
that the governing
structure of the
international financial
institutions should reflect
the changes in the world
economy, increasing the
voice and representation of
emerging economies and
developing countries.
16. Recognizing that the
international financial
inclusiveness and multilateralism. We
believe that such initiatives not only
distract members from striving for a
collective outcome but also fail to
address the development deficit
inherited from previous negotiating
rounds. Once the ratification process is
completed, Russia intends to
participate in an active and constructive
manner for a balanced outcome of the
Doha Round that will help strengthen
and develop the multilateral trade
system.
17. Considering UNCTAD to be the focal
point in the UN system for the
treatment of trade and development
issues, we intend to invest in improving
its traditional activities of consensusbuilding, technical cooperation and
research on issues of economic
development and trade. We reiterate
our willingness to actively contribute to
the achievement of a successful
UNCTAD XIII, in April 2012.
18. We agree to build upon our synergies
and to work together to intensify trade
and investment flows among our
countries to advance our respective
industrial development and
employment objectives.We welcome
the outcomes of the second Meeting of
BRICS Trade Ministers held in New
Delhi on 28 March 2012. We support
the regular consultations amongst our
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
in September 2013.
12. We welcome the conclusion
between our Export-Import Banks
(EXIM) and Development Banks,
of both the “Multilateral
Agreement on Cooperation and
Co-financing for Sustainable
Development” and, given the
steep growth trajectory of the
African continent and the
significant infrastructure funding
requirements directly emanating
from this growth path, the
“Multilateral Agreement on
Infrastructure Co-Financing for
Africa”.
13. We call for the reform of
International Financial
Institutions to make them more
representative and to reflect the
growing weight of BRICS and
other developing countries. We
remain concerned with the slow
pace of the reform of the IMF.
We see an urgent need to
implement, as agreed, the 2010
International Monetary Fund
(IMF) Governance and Quota
Reform. We urge all members to
take all necessary steps to achieve
an agreement on the quota
formula and complete the next
general quota review by January
2014. The reform of the IMF
global food
security issued
today as a major
contribution of
the BRIC
countries to the
multilateral
efforts to set up
the sustainable
conditions for this
goal.
11. We reaffirm to
advance
cooperation
among our
countries in
science and
education with the
aim, inter alia, to
engage in
fundamental
research and
development of
advanced
technologies.
12. We underline our
support for a more
democratic and
just multi-polar
world order based
on the rule of
international law,
equality, mutual
respect,
ourselves and urge all
states to resist all forms of
trade protectionism and
fight disguised restrictions
on trade. We concur in the
need for a comprehensive
and balanced outcome of
the Doha Round of
multilateral trade talks, in
a manner that fulfills its
mandate as a
"development round",
based on the progress
already made, including
with regard to modalities.
We take note and strongly
support Russia's bid for
accession to the WTO.
Development
16. We reiterate the importance
of the UN Millennium
Declaration and the need
to achieve the Millennium
Development Goals
(MDGs). We underscore
the importance of
preventing a potential
setback to the efforts of
poor countries aimed at
achieving MDGs due to
the effects of the economic
and financial crisis. We
should also make sustained
efforts to achieve the
crisis has exposed the
inadequacies and
deficiencies of the existing
international monetary and
financial system, we
support the reform and
improvement of the
international monetary
system, with a broad-based
international reserve
currency system providing
stability and certainty. We
welcome the current
discussion about the role
of the SDR in the existing
international monetary
system including the
composition of SDR's
basket of currencies. We
call for more attention to
the risks of massive crossborder capital flows now
faced by the emerging
economies. We call for
further international
financial regulatory
oversight and reform,
strengthening policy
coordination and financial
regulation and supervision
cooperation, and
promoting the sound
development of global
financial markets and
Trade Ministers and consider taking
suitable measures to facilitate further
consolidation of our trade and
economic ties. We welcome the
conclusion of the Master Agreement on
Extending Credit Facility in Local
Currency under BRICS Interbank
Cooperation Mechanism and the
Multilateral Letter of Credit
Confirmation Facility Agreement
between our EXIM/Development
Banks. We believe that these
Agreements will serve as useful
enabling instruments for enhancing
intra-BRICS trade in coming years.
19. We recognize the vital importance that
stability, peace and security of the
Middle East and North Africa holds for
all of us, for the international
community, and above all for the
countries and their citizens themselves
whose lives have been affected by the
turbulence that has erupted in the
region. We wish to see these countries
living in peace and regain stability and
prosperity as respected members of the
global community.
20. We agree that the period of
transformation taking place in the
Middle East and North Africa should
not be used as a pretext to delay
resolution of lasting conflicts but rather
it should serve as an incentive to settle
them, in particular the Arab-Israeli
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
should strengthen the voice and
representation of the poorest
members of the IMF, including
Sub-Saharan Africa. All options
should be explored, with an open
mind, to achieve this. We support
the reform and improvement of
the international monetary
system, with a broad-based
international reserve currency
system providing stability and
certainty. We welcome the
discussion about the role of the
SDR in the existing international
monetary system including the
composition of SDR‟s basket of
currencies. We support the IMF to
make its surveillance framework
more integrated and even-handed.
The leadership selection of IFIs
should be through an open,
transparent and merit-based
process and truly open to
candidates from the emerging
market economies and developing
countries.
14. We emphasise the importance of
ensuring steady, adequate and
predictable access to long term
finance for developing countries
from a variety of sources. We
would like to see concerted global
effort towards infrastructure
financing and investment through
cooperation,
coordinated action
and collective
decision-making
of all states. We
reiterate our
support for
political and
diplomatic efforts
to peacefully
resolve disputes
in international
relations.
13. We strongly
condemn
terrorism in all its
forms and
manifestations
and reiterate that
there can be no
justification for
any act of
terrorism
anywhere or for
whatever reasons.
We note that the
draft
Comprehensive
Convention
against
International
Terrorism is
currently under
the consideration
MDGs by 2015, including
through technical
cooperation and financial
support to poor countries
in implementation of
development policies and
social protection for their
populations. We expect the
UN MDG Summit, in
September 2010, to
promote the
implementation of MDGs
through policy
recommendations. We
stress that sustainable
development models and
paths of developing
countries should be fully
respected and necessary
policy space of developing
countries should be
guaranteed.
17. The poorest countries have
been the hardest hit by the
economic and financial
crisis. The commitments
regarding the aid to the
developing states,
especially those related to
the MDGs, should be
fulfilled, and there should
be no reduction in
development assistance.
An inclusive process of
banking systems.
17. Excessive volatility in
commodity prices,
particularly those for food
and energy, poses new
risks for the ongoing
recovery of the world
economy. We support the
international community in
strengthening cooperation
to ensure stability and
strong development of
physical market by
reducing distortion and
further regulate financial
market. The international
community should work
together to increase
production capacity,
strengthen producerconsumer dialogue to
balance supply and
demand, and increase
support to the developing
countries in terms of
funding and technologies.
The regulation of the
derivatives market for
commodities should be
accordingly strengthened
to prevent activities
capable of destabilizing
markets. We also should
address the problem of
conflict. Resolution of this and other
long-standing regional issues would
generally improve the situation in the
Middle East and North Africa. Thus we
confirm our commitment to achieving
comprehensive, just and lasting
settlement of the Arab-Israeli conflict
on the basis of the universally
recognized international legal
framework including the relevant UN
resolutions, the Madrid principles and
the Arab Peace Initiative. We
encourage the Quartet to intensify its
efforts and call for greater involvement
of the UN Security Council in search
for a resolution of the IsraeliPalestinian conflict. We also
underscore the importance of direct
negotiations between the parties to
reach final settlement. We call upon
Palestinians and Israelis to take
constructive measures, rebuild mutual
trust and create the right conditions for
restarting negotiations, while avoiding
unilateral steps, in particular settlement
activity in the Occupied Palestinian
Territories.
21. We express our deep concern at the
current situation in Syria and call for an
immediate end to all violence and
violations of human rights in that
country. Global interests would best be
served by dealing with the crisis
through peaceful means that encourage
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
the instrumentality of adequately
resourced Multilateral
Development Banks (MDBs) and
Regional Development Banks
(RDBs). We urge all parties to
work towards an ambitious
International Development
Association(IDA)17
replenishment.
15. We reaffirm our support for an
open, transparent and rules-based
multilateral trading system. We
will continue in our efforts for the
successful conclusion of the Doha
Round, based on the progress
made and in keeping with its
mandate, while upholding the
principles of transparency,
inclusiveness and multilateralism.
We are committed to ensure that
new proposals and approaches to
the Doha Round negotiations will
reinforce the core principles and
the developmental mandate of the
Doha Round. We look forward to
significant and meaningful
deliverables that are balanced and
address key development
concerns of the poorest and most
vulnerable WTO members, at the
ninth Ministerial Conference of
the WTO in Bali.
16. We note that the process is
underway for the selection of a
of the UN General
Assembly and call
for its urgent
adoption.
14. We express our
strong
commitment to
multilateral
diplomacy with
the United
Nations playing
the central role in
dealing with
global challenges
and threats. In this
respect, we
reaffirm the need
for a
comprehensive
reform of the UN
with a view to
making it more
efficient so that it
can deal with
today‟s global
challenges more
effectively. We
reiterate the
importance we
attach to the status
of India and
Brazil in
international
affairs, and
growth for the world
economy is not only a
matter of solidarity but
also an issue of strategic
importance for global
political and economic
stability.
Agriculture
18. We express our satisfaction
with the Meeting of
Ministers of Agriculture
and Agrarian Development
in Moscow, where they
discussed ways of
promoting quadripartite
cooperation, with
particular attention to
family farming. We are
convinced that this will
contribute towards global
food production and food
security. We welcome
their decision to create an
agricultural information
base system of the BRIC
countries, to develop a
strategy for ensuring
access to food for
vulnerable population, to
reduce the negative impact
of climate change on food
security, and to enhance
agriculture technology
cooperation and
shortage of reliable and
timely information on
demand and supply at
international, regional and
national levels. The
BRICS will carry out
closer cooperation on food
security.
18. We support the development
and use of renewable
energy resources. We
recognize the important
role of renewable energy
as a means to address
climate change. We are
convinced of the
importance of cooperation
and information exchange
in the field of development
of renewable energy
resources.
19. Nuclear energy will
continue to be an
important element in
future energy mix of
BRICS countries.
International cooperation
in the development of safe
nuclear energy for
peaceful purposes should
proceed under conditions
of strict observance of
relevant safety standards
and requirements
broad national dialogues that reflect the
legitimate aspirations of all sections of
Syrian society and respect Syrian
independence, territorial integrity and
sovereignty. Our objective is to
facilitate a Syrian-led inclusive
political process, and we welcome the
joint efforts of the United Nations and
the Arab League to this end. We
encourage the Syrian government and
all sections of Syrian society to
demonstrate the political will to initiate
such a process, which alone can create
a new environment for peace. We
welcome the appointment of Mr. Kofi
Annan as the Joint Special Envoy on
the Syrian crisis and the progress made
so far, and support him in continuing to
play a constructive role in bringing
about the political resolution of the
crisis.
22. The situation concerning Iran cannot be
allowed to escalate into conflict, the
disastrous consequences of which will
be in no one‟s interest. Iran has a
crucial role to play for the peaceful
development and prosperity of a region
of high political and economic
relevance, and we look to it to play its
part as a responsible member of the
global community. We are concerned
about the situation that is emerging
around Iran‟s nuclear issue. We
recognize Iran‟s right to peaceful uses
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
new WTO Director-General in
2013. We concur that the WTO
requires a new leader who
demonstrates a commitment to
multilateralism and to enhancing
the effectiveness of the WTO
including through a commitment
to support efforts that will lead to
an expeditious conclusion of the
DDA. We consider that the next
Director-General of the WTO
should be a representative of a
developing country.
17. We reaffirm the United Nations
Conference on Trade and
Development‟s (UNCTAD)
mandate as the focal point in the
UN system dedicated to consider
the interrelated issues of trade,
investment, finance and
technology from a development
perspective. UNCTAD‟s mandate
and work are unique and
necessary to deal with the
challenges of development and
growth in the increasingly
interdependent global economy.
We also reaffirm the importance
of strengthening UNCTAD‟s
capacity to deliver on its
programmes of consensus
building, policy dialogue,
research, technical cooperation
and capacity building, so that it is
understand and
support their
aspirations to play
a greater role in
the United
Nations.
15. We have agreed
upon steps to
promote dialogue
and cooperation
among our
countries in an
incremental,
proactive,
pragmatic, open
and transparent
way. The dialogue
and cooperation
of the BRIC
countries is
conducive not
only to serving
common interests
of emerging
market economies
and developing
countries, but also
to building a
harmonious world
of lasting peace
and common
prosperity.
16. Russia, India and
China welcome
innovation.
Fight against poverty
19. We call upon the
international community to
make all the necessary
efforts to fight poverty,
social exclusion and
inequality bearing in mind
the special needs of
developing countries,
especially LDCs, small
islands and African
Countries. We support
technical and financial
cooperation as means to
contribute to the
achievement of sustainable
social development, with
social protection, full
employment, and decent
work policies and
programmes, giving
special attention to the
most vulnerable groups,
such as the poor, women,
youth, migrants and
persons with disabilities.
Energy
20. We recognize that energy is
an essential resource for
improving the standard of
living of our peoples and
that access to energy is of
paramount importance to
concerning design,
construction and operation
of nuclear power plants.
20. Accelerating sustainable
growth of developing
countries is one of the
major challenges for the
world. We believe that
growth and development
are central to addressing
poverty and to achieving
the MDG goals.
Eradication of extreme
poverty and hunger is a
moral, social, political and
economic imperative of
humankind and one of the
greatest global challenges
facing the world today,
particularly in Least
Developed Countries in
Africa and elsewhere.
21. We call on the international
community to actively
implement the outcome
document adopted by the
High-level Plenary
Meeting of the United
Nations General Assembly
on the Millennium
Development Goals held
in September 2010 and
achieve the objectives of
the MDGs by 2015 as
of nuclear energy consistent with its
international obligations, and support
resolution of the issues involved
through political and diplomatic means
and dialogue between the parties
concerned, including between the
IAEA and Iran and in accordance with
the provisions of the relevant UN
Security Council Resolutions.
23. Afghanistan needs time, development
assistance and cooperation, preferential
access to world markets, foreign
investment and a clear end-state
strategy to attain lasting peace and
stability. We support the global
community‟s commitment to
Afghanistan, enunciated at the Bonn
International Conference in December
2011, to remain engaged over the
transformation decade from 20152024. We affirm our commitment to
support Afghanistan‟s emergence as a
peaceful, stable and democratic state,
free of terrorism and extremism, and
underscore the need for more effective
regional and international cooperation
for the stabilisation of Afghanistan,
including by combating terrorism.
24. We extend support to the efforts aimed
at combating illicit traffic in opiates
originating in Afghanistan within the
framework of the Paris Pact.
25. We reiterate that there can be no
justification, whatsoever, for any act of
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
better equipped to deliver on its
development mandate.
18. We acknowledge the important
role that State Owned Companies
(SOCs) play in the economy and
encourage our SOCs to explore
ways of cooperation, exchange of
information and best practices.
19. We recognise the fundamental
role played by Small and
Medium-Sized Enterprises
(SMEs) in the economies of our
countries. SMEs are major
creators of jobs and wealth. In
this regard, we will explore
opportunities for cooperating in
the field of SMEs and recognise
the need for promoting dialogue
among the respective Ministries
and Agencies in charge of the
theme, particularly with a view to
promoting their international
exchange and cooperation and
fostering innovation, research and
development.
20. We reiterate our strong
commitment to the United
Nations (UN) as the foremost
multilateral forum entrusted with
bringing about hope, peace, order
and sustainable development to
the world. The UN enjoys
universal membership and is at
the centre of global governance
the kind invitation
of Brazil to host
the next BRIC
summit in 2010.
economic growth with
equity and social inclusion.
We will aim to develop
cleaner, more affordable
and sustainable energy
systems, to promote access
to energy and energy
efficient technologies and
practices in all sectors. We
will aim to diversify our
energy mix by increasing,
where appropriate, the
contribution of renewable
energy sources, and will
encourage the cleaner,
more efficient use of fossil
fuels and other fuels. In
this regard, we reiterate
our support to the
international cooperation
in the field of energy
efficiency.
21. We recognize the potential
of new, emerging, and
environmentally friendly
technologies for
diversifying energy mix
and the creation of jobs. In
this regard we will
encourage, as appropriate,
the sustainable
development, production
and use of biofuels. In
accordance with national
scheduled.
22. Climate change is one of the
global threats challenging
the livelihood of
communities and
countries. China, Brazil,
Russia and India
appreciate and support
South Africa's hosting of
UNFCCC COP17/CMP7.
We support the Cancun
Agreements and are ready
to make concerted efforts
with the rest of the
international community to
bring a successful
conclusion to the
negotiations at the Durban
Conference applying the
mandate of the Bali
Roadmap and in line with
the principle of equity and
common but differentiated
responsibilities. We
commit ourselves to work
towards a comprehensive,
balanced and binding
outcome to strengthen the
implementation of the
United Nations Framework
Convention on Climate
Change and its Kyoto
Protocol. The BRICS will
intensify cooperation on
terrorism in any form or manifestation.
We reaffirm our determination to
strengthen cooperation in countering
this menace and believe that the United
Nations has a central role in
coordinating international action
against terrorism, within the framework
of the UN Charter and in accordance
with principles and norms of
international law. We emphasize the
need for an early finalization of the
draft of the Comprehensive Convention
on International Terrorism in the UN
General Assembly and its adoption by
all Member States to provide a
comprehensive legal framework to
address this global scourge.
26. We express our strong commitment to
multilateral diplomacy with the United
Nations playing a central role in
dealing with global challenges and
threats. In this regard, we reaffirm the
need for a comprehensive reform of the
UN, including its Security Council,
with a view to making it more
effective, efficient and representative
so that it can deal with today‟s global
challenges more successfully. China
and Russia reiterate the importance
they attach to the status of Brazil, India
and South Africa in international
affairs and support their aspiration to
play a greater role in the UN.
27. We recall our close coordination in the
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
and multilateralism. In this
regard, we reaffirm the need for a
comprehensive reform of the UN,
including its Security Council,
with a view to making it more
representative, effective and
efficient, so that it can be more
responsive to global challenges.
In this regard, China and Russia
reiterate the importance they
attach to the status of Brazil, India
and South Africa in international
affairs and support their aspiration
to play a greater role in the UN.
21. We underscore our commitment
to work together in the UN to
continue our cooperation and
strengthen multilateral approaches
in international relations based on
the rule of law and anchored in
the Charter of the United Nations.
22. We are committed to building a
harmonious world of lasting
peace and common prosperity and
reaffirm that the 21st century
should be marked by peace,
security, development, and
cooperation. It is the overarching
objective and strong shared desire
for peace, security, development
and cooperation that brought
together BRICS countries.
23. We welcome the twentieth
Anniversary of the World
priorities, we will work
together to facilitate the
use of renewable energy,
through international
cooperation and the
sharing of experiences on
renewable energy,
including biofuels
technologies and policies.
22. We believe that BRIC
member countries can
cooperate in training,
R&D, Consultancy
services and technology
transfer, in the energy
sector.
Climate Change
23. We acknowledge that
climate change is a serious
threat which requires
strengthened global action.
We commit ourselves to
promote the 16th
Conference of the Parties
to the United Nations
Framework Convention on
Climate Change and the
6th Conference of the
Parties serving as the
Meeting of the Parties to
the Kyoto Protocol, in
Mexico, to achieve a
comprehensive, balanced
and binding result to
the Durban conference.
We will enhance our
practical cooperation in
adapting our economy and
society to climate change.
23. Sustainable development, as
illustrated by the Rio
Declaration on
Environment and
Development, Agenda 21,
the Johannesburg Plan of
Implementation and
multilateral environmental
treaties, should be an
important vehicle to
advance economic growth.
China, Russia, India and
South Africa appreciate
Brazil as the host of the
2012 UN Conference on
Sustainable Development
and look forward to
working with Brazil to
reach new political
commitment and achieve
positive and practical
results in areas of
economic growth, social
development and
environmental protection
under the framework of
sustainable development.
Brazil, Russia, China and
South Africa appreciate
Security Council during the year 2011,
and underscore our commitment to
work together in the UN to continue
our cooperation and strengthen
multilateral approaches on issues
pertaining to global peace and security
in the years to come.
28. Accelerating growth and sustainable
development, along with food, and
energy security, are amongst the most
important challenges facing the world
today, and central to addressing
economic development, eradicating
poverty, combating hunger and
malnutrition in many developing
countries. Creating jobs needed to
improve people‟s living standards
worldwide is critical. Sustainable
development is also a key element of
our agenda for global recovery and
investment for future growth. We owe
this responsibility to our future
generations.
29. We congratulate South Africa on the
successful hosting of the 17th
Conference of Parties to the United
Nations Framework Convention on
Climate Change and the 7th
Conference of the Parties serving as the
meeting of the Parties to the Kyoto
Protocol (COP17/CMP7) in December
2011. We welcome the significant
outcomes of the Conference and are
ready to work with the international
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Conference on Human Rights and
of the Vienna Declaration and
Programme of Action and agree
to explore cooperation in the field
of human rights.
24. We commend the efforts of the
international community and
acknowledge the central role of
the African Union (AU) and its
Peace and Security Council in
conflict resolution in Africa. We
call upon the UNSC to enhance
cooperation with the African
Union, and its Peace and Security
Council, pursuant to UNSC
resolutions in this regard. We
express our deep concern with
instability stretching from North
Africa, in particular the Sahel, and
the Gulf of Guinea. We also
remain concerned about reports of
deterioration in humanitarian
conditions in some countries.
25. We welcome the appointment of
the new Chairperson of the AU
Commission as an affirmation of
the leadership of women.
26. We express our deep concern
with the deterioration of the
security and humanitarian
situation in Syria and condemn
the increasing violations of
human rights and of international
humanitarian law as a result of
strengthen the
implementation of the
Convention and the
Protocol. We believe that
the Convention and the
Protocol provide the
framework for
international negotiations
on climate change. The
negotiations in Mexico
should be more inclusive,
transparent, and should
result in outcomes that are
fair and effective in
addressing the challenge of
climate change, while
reflecting the principles of
the Convention, especially
the principle of equity and
common but differentiated
responsibilities.
Terrorism
24. We condemn terrorist acts in
all forms and
manifestations. We note
that the fight against
international terrorism
must be undertaken with
due respect to the UN
Charter, existing
international conventions
and protocols, the UN
General Assembly and
Security Council
and support India's hosting
of the eleventh meeting of
the Conference of the
Parties to the Convention
on Biological Diversity.
Brazil, China and South
Africa also appreciate and
support the sixth meeting
of the Conference of the
Parties serving as the
meeting of the Parties to
the Cartagena Protocol on
Biosafety to be held in
October 2012.
24. We underscore our firm
commitment to strengthen
dialogue and cooperation
in the fields of social
protection, decent work,
gender equality, youth, and
public health, including the
fight against HIV /AIDS.
25. We support infrastructure
development in Africa and
its industrialization within
framework of the New
Partnership for Africa's
Development (NEPAD).
26. We have agreed to continue
further expanding and
deepening economic, trade
and investment
cooperation among our
countries. We encourage
community to implement its decisions
in accordance with the principles of
equity and common but differentiated
responsibilities and respective
capabilities.
30. We are fully committed to playing our
part in the global fight against climate
change and will contribute to the global
effort in dealing with climate change
issues through sustainable and
inclusive growth and not by capping
development. We emphasize that
developed country Parties to the
UNFCCC shall provide enhanced
financial, technology and capacity
building support for the preparation
and implementation of nationally
appropriate mitigation actions of
developing countries.
31. We believe that the UN Conference on
Sustainable Development (Rio+20) is a
unique opportunity for the international
community to renew its high-level
political commitment to supporting the
overarching sustainable development
framework encompassing inclusive
economic growth and development,
social progress and environment
protection in accordance with the
principles and provisions of the Rio
Declaration on Environment and
Development, including the principle
of common but differentiated
responsibilities, Agenda 21 and the
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
continued violence. We believe
that the Joint Communiqué of the
Geneva Action Group provides a
basis for resolution of the Syrian
crisis and reaffirm our opposition
to any further militarization of the
conflict. A Syrian-led political
process leading to a transition can
be achieved only through broad
national dialogue that meets the
legitimate aspirations of all
sections of Syrian society and
respect for Syrian independence,
territorial integrity and
sovereignty as expressed by the
Geneva Joint Communiqué and
appropriate UNSC resolutions.
We support the efforts of the UNLeague of Arab States Joint
Special Representative. In view of
the deterioration of the
humanitarian situation in Syria,
we call upon all parties to allow
and facilitate immediate, safe, full
and unimpeded access to
humanitarian organisations to all
in need of assistance. We urge all
parties to ensure the safety of
humanitarian workers.
27. We welcome the admission of
Palestine as an Observer State to
the United Nations. We are
concerned at the lack of progress
in the Middle East Peace Process
resolutions relating to
international terrorism, and
that the prevention of
terrorist acts is as
important as the repression
of terrorism and its
financing. In this context,
we urge early conclusion
of negotiations in the UN
General Assembly of the
Comprehensive
Convention on
International Terrorism
and its adoption by all
Member States.
25. Brazil and China express
their sympathy and
solidarity with the people
and Governments of
Russia and India which
suffered from recent
barbaric terrorist attacks.
Terrorism cannot be
justified by any reason.
Alliance of Civilizations
26. We affirm the importance
of encouraging the
dialogue among
civilizations, cultures,
religions and peoples. In
this respect, we support the
“Alliance of
Civilizations”, a United
Nations‟ initiative aimed at
all countries to refrain
from resorting to
protectionist measures. We
welcome the outcomes of
the meeting of BRICS
Trade Ministers held in
Sanya on 13 April 2011.
Brazil, China, India and
South Africa remain
committed and call upon
other members to support a
strong, open, rule-based
multilateral trading system
embodied in the World
Trade Organization and a
successful, comprehensive
and balanced conclusion of
the Doha Development
Round, built on the
progress already made and
consistent with its
development mandate.
Brazil, India, China and
South Africa extend full
support to an early
accession of Russia to the
World Trade Organization.
27. We reviewed the progress of
the BRICS cooperation in
various fields and share the
view that such cooperation
has been enriching and
mutually beneficial and
that there is a great scope
Johannesburg Plan of Implementation.
32. We consider that sustainable
development should be the main
paradigm in environmental issues, as
well as for economic and social
strategies. We acknowledge the
relevance and focus of the main themes
for the Conference namely, Green
Economy in the context of Sustainable
Development and Poverty Eradication
(GESDPE) as well as Institutional
Framework for Sustainable
Development (IFSD).
33. China, Russia, India and South Africa
look forward to working with Brazil as
the host of this important Conference
in June, for a successful and practical
outcome. Brazil, Russia, China and
South Africa also pledge their support
to working with India as it hosts the
11th meeting of the Conference of
Parties to the Convention on Biological
Diversity in October 2012 and look
forward to a positive outcome. We will
continue our efforts for the
implementation of the Convention and
its Protocols, with special attention to
the Nagoya Protocol on Access to
Genetic Resources and the Fair and
Equitable Sharing of Benefits Arising
from their Utilization, Biodiversity
Strategic Plan 2011-2020 and the
Resource Mobilization Strategy.
34. We affirm that the concept of a „green
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
and call on the international
community to assist both Israel
and Palestine to work towards a
two-state solution with a
contiguous and economically
viable Palestinian state, existing
side by side in peace with Israel,
within internationally recognized
borders, based on those existing
on 4 June 1967, with East
Jerusalem as its capital. We are
deeply concerned about the
construction of Israeli settlements
in the Occupied Palestinian
Territories, which is a violation of
international law and harmful to
the peace process. In recalling the
primary responsibility of the
UNSC in maintaining
international peace and security,
we note the importance that the
Quartet reports regularly to the
Council about its efforts, which
should contribute to concrete
progress.
28. We believe there is no alternative
to a negotiated solution to the
Iranian nuclear issue. We
recognise Iran´s right to peaceful
uses of nuclear energy consistent
with its international obligations,
and support resolution of the
issues involved through political
and diplomatic means and
building bridges, mutual
knowledge and
understanding around the
world. We praise the
Brazilian decision to host,
in Rio de Janeiro, in May
2010, the 3rd Global
Forum and confirm our
intention to be present at
the event, in appropriate
high level.
Haiti
27. We reaffirm our solidarity
towards the Haitian
people, who have been
struggling under dire
circumstances since the
earthquake of January
12th, and reiterate our
commitment to gather
efforts with the
international community in
order to help rebuilding the
country, under the
guidance of the Haitian
government, and according
to the priorities established
by the Action Plan for
National Recovery and
Development of Haiti.
Cooperation
28. We welcome the following
sectoral initiatives aimed
at strengthening
for closer cooperation
among the BRICS. We are
focused on the
consolidation of BRICS
cooperation and the further
development of its own
agenda. We are determined
to translate our political
vision into concrete
actions and endorse the
attached Action Plan,
which will serve as the
foundation for future
cooperation. We will
review the implementation
of the Action Plan during
our next Leaders Meeting.
28. We intend to explore
cooperation in the sphere
of science, technology and
innovation, including the
peaceful use of space. We
congratulate the Russian
people and government
upon the 50th anniversary
of the flight of Yury
Gagarin into the space,
which ushered in a new era
in development of science
and technology.
29. We express our confidence
in the success of the 2011
Universiade in Shenzhen,
the 2013 Universiade in
economy‟, still to be defined at
Rio+20, must be understood in the
larger framework of sustainable
development and poverty eradication
and is a means to achieve these
fundamental and overriding priorities,
not an end in itself. National authorities
must be given the flexibility and policy
space to make their own choices out of
a broad menu of options and define
their paths towards sustainable
development based on the country's
stage of development, national
strategies, circumstances and priorities.
We resist the introduction of trade and
investment barriers in any form on the
grounds of developing green economy.
35. The Millennium Development Goals
remain a fundamental milestone in the
development agenda. To enable
developing countries to obtain maximal
results in attaining their Millennium
Development Goals by the agreed
time-line of 2015, we must ensure that
growth in these countries is not
affected. Any slowdown would have
serious consequences for the world
economy. Attainment of the MDGs is
fundamental to ensuring inclusive,
equitable and sustainable global growth
and would require continued focus on
these goals even beyond 2015,
entailing enhanced financing support.
36. We attach the highest importance to
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
dialogue, including between the
International Atomic Energy
Agency (IAEA) and Iran and in
accordance with the provisions of
the relevant UN Security Council
Resolutions and consistent with
Iran‟s obligations under the
Treaty on the Non-Proliferation of
Nuclear Weapons (NPT). We are
concerned about threats of
military action as well as
unilateral sanctions. We note the
recent talks held in Almaty and
hope that all outstanding issues
relating to Iran‟s nuclear
programme will be resolved
through discussions and
diplomatic means.
29. Afghanistan needs time,
development assistance and
cooperation, preferential access to
world markets, foreign investment
and a clear end-state strategy to
attain lasting peace and stability.
We support the global
community‟s commitment to
Afghanistan, enunciated at the
Bonn International Conference in
December 2011, to remain
engaged over the transformation
decade from 2015-2024. We
affirm our commitment to support
Afghanistan‟s emergence as a
peaceful, stable and democratic
cooperation among our
countries:
a. the first Meeting of
Ministers of
Agriculture and
Agrarian Development;
b. the Meetings of
Ministers of Finance
and Governors of
Central Banks;
c. the Meetings of High
Representatives for
Security Issues;
d. the I Exchange
Program for
Magistrates and
Judges, of BRIC
countries, held in
March 2010 in Brazil
following the signature
in 2009 of the Protocol
of Intent among the
BRIC countries‟
Supreme Courts;
e. the first Meeting of
Development Banks;
f. the first Meeting of the
Heads of the National
Statistical Institutions;
g. the Conference of
Competition
Authorities;
h. the first Meeting of
Cooperatives;
Kazan, the 2014 Youth
Olympic Games in
Nanjing, the 2014 Winter
Olympic and Paralympics
Games in Sochi, the FIFA
2014 World Cup in Brazil,
the 2016 Olympic and
Paralympics Games in Rio
de Janeiro and the FIFA
2018 World Cup in Russia.
30. We extend our deepest
condolences to the people
of Japan with the great loss
of life following the
disasters that struck the
country. We will continue
our practical support to
Japan in overcoming
consequences of these
catastrophes.
31. The leaders of Brazil,
Russia, India and South
Africa extend our warm
appreciation to China for
hosting the BRICS
Leaders Meeting and the
Hainan Provincial
Government and Sanya
Municipal Government
and their people for their
support to the Meeting.
32. Brazil, Russia, China and
South Africa thank India
for hosting the BRICS
economic growth that supports
development and stability in Africa, as
many of these countries have not yet
realised their full economic potential.
We will take our cooperation forward
to support their efforts to accelerate the
diversification and modernisation of
their economies. This will be through
infrastructure development, knowledge
exchange and support for increased
access to technology, enhanced
capacity building, and investment in
human capital, including within the
framework of the New Partnership for
Africa's Development (NEPAD).
37. We express our commitment to the
alleviation of the humanitarian crisis
that still affects millions of people in
the Horn of Africa and support
international efforts to this end.
38. Excessive volatility in commodity
prices, particularly those for food and
energy, poses additional risks for the
recovery of the world economy.
Improved regulation of the derivatives
market for commodities is essential to
avoid destabilizing impacts on food
and energy supplies. We believe that
increased energy production capacities
and strengthened producer-consumer
dialogue are important initiatives that
would help in arresting such price
volatility.
39. Energy based on fossil fuels will
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
state, free of terrorism and
extremism, and underscore the
need for more effective regional
and international cooperation for
the stabilisation of Afghanistan,
including by combating terrorism.
We extend support to the efforts
aimed at combating illicit traffic
in opiates originating in
Afghanistan within the
framework of the Paris Pact.
30. We commend the efforts of the
AU, the Economic Community of
West African States (ECOWAS)
and Mali aimed at restoring
sovereignty and territorial
integrity of Mali. We support the
civilian efforts of the Malian
Government and its international
community partners in realising
the transitional programme
leading up to the presidential and
legislative elections. We
emphasise the importance of
political inclusiveness and
economic and social development
in order for Mali to achieve
sustainable peace and stability.
We express concern about the
reports of the deterioration in
humanitarian conditions in Mali
and call upon the international
community to continue to
cooperate with Mali and its
i. the first Business
Forum;
j. the Conference of think
tanks.
29. We also endorse other
important manifestations
of our desire to deepen our
relationship, such as:
a. the joint publication by
our respective national
statistical institutions
which is going to be
released today;
b. a feasibility study for
developing a joint
BRIC encyclopedia.
30. We reaffirm our
commitment to advance
cooperation among
BRIC countries in
science, culture and
sports.
31. We express our confidence
in the success of the
2010 World Expo in
Shanghai, the 2010
Commonwealth Games
in New Delhi, the 2013
World Student Games in
Kazan, the 2014 Winter
Olympic and Paralympic
Games in Sochi, the
FIFA 2014 World Cup in
Brazil and the 2016
Leaders Meeting in 2012
and offer their full support.
continue to dominate the energy mix
for the foreseeable future. We will
expand sourcing of clean and
renewable energy, and use of energy
efficient and alternative technologies,
to meet the increasing demand of our
economies and our people, and respond
to climate concerns as well. In this
context, we emphasise that
international cooperation in the
development of safe nuclear energy for
peaceful purposes should proceed
under conditions of strict observance of
relevant safety standards and
requirements concerning design,
construction and operation of nuclear
power plants. We stress IAEA's
essential role in the joint efforts of the
international community towards
enhancing nuclear safety standards
with a view to increasing public
confidence in nuclear energy as a
clean, affordable, safe and secure
source of energy, vital to meeting
global energy demands.
40. We have taken note of the substantive
efforts made in taking intra-BRICS
cooperation forward in a number of
sectors so far. We are convinced that
there is a storehouse of knowledge,
know-how, capacities and best
practices available in our countries that
we can share and on which we can
build meaningful cooperation for the
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
neighbouring countries in order to
ensure humanitarian assistance to
civilian population affected by the
armed conflict.
31. We are gravely concerned with
the deterioration in the current
situation in the Central African
Republic (CAR) and deplore the
loss of life. We strongly condemn
the abuses and acts of violence
against the civilian population and
urge all parties to the conflict to
immediately cease hostilities and
return to negotiations. We call
upon all parties to allow safe and
unhindered humanitarian access.
We are ready to work with the
international community to assist
in this endeavour and facilitate
progress to a peaceful resolution
of the conflict. Brazil, Russia and
China express their sympathy to
the South African and Indian
governments for the casualties
that their citizens suffered in the
CAR.
32. We are gravely concerned by the
ongoing instability in the
Democratic Republic of the
Congo (DRC). We welcome the
signing in Addis Ababa on 24
February 2013 of the Peace,
Security and Cooperation
Framework for the Democratic
Olympic and Paralympic
Games in Rio de Janeiro.
32. We reaffirm the efforts to
strengthen our
cooperation and
assistance for reduction
of natural disasters.
Russia and India express
their condolences and
solidarity with the people
and Governments of
Brazil and China, for the
lives lost in the mudslide
in Rio de Janeiro, Brazil,
and in the earthquake in
Yushu, China.
III BRIC Summit
32. Brazil, Russia and India
appreciate the offer of
China to host the III BRIC
Summit in 2011.
33. Russia, India and China
express their profound
gratitude to the
Government and people of
Brazil for hosting the II
BRIC Summit.
benefit of our peoples. We have
endorsed an Action Plan for the
coming year with this objective.
41. We appreciate the outcomes of the
Second Meeting of BRICS Ministers of
Agriculture and Agrarian Development
at Chengdu, China in October 2011.
We direct our Ministers to take this
process forward with particular focus
on the potential of cooperation amongst
the BRICS to contribute effectively to
global food security and nutrition
through improved agriculture
production and productivity,
transparency in markets and reducing
excessive volatility in commodity
prices, thereby making a difference in
the quality of lives of the people
particularly in the developing world.
42. Most of BRICS countries face a number
of similar public health challenges,
including universal access to health
services, access to health technologies,
including medicines, increasing costs
and the growing burden of both
communicable and non-communicable
diseases. We direct that the BRICS
Health Ministers meetings, of which
the first was held in Beijing in July
2011, should henceforth be
institutionalized in order to address
these common challenges in the most
cost-effective, equitable and
sustainable manner.
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Republic of the Congo and the
Region. We support its
independence, territorial integrity
and sovereignty. We support the
efforts of the UN, AU and subregional organisations to bring
about peace, security and stability
in the country.
33. We reiterate our strong
condemnation of terrorism in all
its forms and manifestations and
stress that there can be no
justification, whatsoever, for any
acts of terrorism. We believe that
the UN has a central role in
coordinating international action
against terrorism within the
framework of the UN Charter and
in accordance with principles and
norms of international law. In this
context, we support the
implementation of the UN
General Assembly Global
Counter-Terrorism Strategy and
are determined to strengthen
cooperation in countering this
global threat. We also reiterate
our call for concluding
negotiations as soon as possible in
the UN General Assembly on the
Comprehensive Convention on
International Terrorism and its
adoption by all Member States
and agreed to work together
43. We have taken note of the meeting of
S&T Senior Officials in Dalian, China
in September 2011, and, in particular,
the growing capacities for research and
development and innovation in our
countries. We encourage this process
both in priority areas of food, pharma,
health and energy as well as basic
research in the emerging interdisciplinary fields of nanotechnology,
biotechnology, advanced materials
science, etc. We encourage flow of
knowledge amongst our research
institutions through joint projects,
workshops and exchanges of young
scientists.
44. The challenges of rapid urbanization,
faced by all developing societies
including our own, are multidimensional in nature covering a
diversity of inter-linked issues. We
direct our respective authorities to
coordinate efforts and learn from best
practices and technologies available
that can make a meaningful difference
to our societies. We note with
appreciation the first meeting of
BRICS Friendship Cities held in Sanya
in December 2011 and will take this
process forward with an Urbanization
and Urban Infrastructure Forum along
with the Second BRICS Friendship
Cities and Local Governments
Cooperation Forum.
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
towards this objective.
34. We recognize the critical positive
role the Internet plays globally in
promoting economic, social and
cultural development. We believe
it‟s important to contribute to and
participate in a peaceful, secure,
and open cyberspace and we
emphasise that security in the use
of Information and
Communication Technologies
(ICTs) through universally
accepted norms, standards and
practices is of paramount
importance.
35. We congratulate Brazil on hosting
the UN Conference on
Sustainable Development
(Rio+20) in June 2012 and
welcome the outcome as reflected
in “The Future we Want”, in
particular, the reaffirmation of the
Rio Principles and political
commitment made towards
sustainable development and
poverty eradication while creating
opportunities for BRICS partners
to engage and cooperate in the
development of the future
Sustainable Development Goals.
36. We congratulate India on the
outcome of the 11th Conference
of the Parties to the United
Nations Conference on Biological
45. Given our growing needs for renewable
energy resources as well as on energy
efficient and environmentally friendly
technologies, and our complementary
strengths in these areas, we agree to
exchange knowledge, know-how,
technology and best practices in these
areas.
46. It gives us pleasure to release the first
ever BRICS Report, coordinated by
India, with its special focus on the
synergies and complementarities in our
economies. We welcome the outcomes
of the cooperation among the National
Statistical Institutions of BRICS and
take note that the updated edition of the
BRICS Statistical Publication, released
today, serves as a useful reference on
BRICS countries.
47. We express our satisfaction at the
convening of the III BRICS Business
Forum and the II Financial Forum and
acknowledge their role in stimulating
trade relations among our countries. In
this context, we welcome the setting up
of BRICS Exchange Alliance, a joint
initiative by related BRICS securities
exchanges.
48. We encourage expanding the channels of
communication, exchanges and peopleto-people contact amongst the BRICS,
including in the areas of youth,
education, culture, tourism and sports.
49. Brazil, Russia, China and South Africa
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Diversity (CBD COP11) and the
sixth meeting of the Conference
of the Parties serving as the
Meeting of the Parties to the
Cartagena Protocol on Biosafety.
37. While acknowledging that
climate change is one of the
greatest challenges and threats
towards achieving sustainable
development, we call on all
parties to build on the decisions
adopted in COP18/CMP8 in
Doha, with a view to reaching a
successful conclusion by 2015, of
negotiations on the development
of a protocol, another legal
instrument or an agreed outcome
with legal force under the
Convention applicable to all
Parties, guided by its principles
and provisions.
38. We believe that the
internationally agreed
development goals including the
Millennium Development Goals
(MDGs) address the needs of
developing countries, many of
which continue to face
developmental challenges,
including widespread poverty and
inequality. Low Income Countries
(LICs) continue to face challenges
that threaten the impressive
growth performance of recent
extend their warm appreciation and
sincere gratitude to the Government
and the people of India for hosting the
Fourth BRICS Summit in New Delhi.
50. Brazil, Russia, India and China thank
South Africa for its offer to host the
Fifth BRICS Summit in 2013 and
pledge their full support.
Delhi Action Plan
1. Meeting of BRICS Foreign Ministers on
sidelines of UNGA.
2. Meetings of Finance Ministers and
Central Bank Governors on sidelines of
G20 meetings/other multilateral
(WB/IMF) meetings.
3. Meeting of financial and fiscal authorities
on the sidelines of WB/IMF meetings
as well as stand-alone meetings, as
required.
4. Meetings of BRICS Trade Ministers on
the margins of multilateral events, or
stand-alone meetings, as required.
5. The Third Meeting of BRICS Ministers
of Agriculture, preceded by a
preparatory meeting of experts on agroproducts and food security issues and
the second Meeting of Agriculture
Expert Working Group.
6. Meeting of BRICS High
Representatives responsible for
national security.
7. The Second BRICS Senior Officials‟
Meeting on S&T.
8. The First meeting of the BRICS
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
years. Volatility in food and other
commodity prices have made
food security an issue as well as
constraining their sources of
revenue. Progress in rebuilding
macro-economic buffers has been
relatively slow, partly due to
measures adopted to mitigate the
social impact of exogenous
shocks. Many LICs are currently
in a weaker position to deal with
exogenous shocks given the more
limited fiscal buffers and the
constrained aid envelopes, which
will affect their ability to sustain
progress towards achieving the
MDGs. We reiterate that
individual countries, especially in
Africa and other developing
countries of the South, cannot
achieve the MDGs on their own
and therefore the centrality of
Goal 8 on Global Partnerships for
Development to achieve the
MDGs should remain at the core
of the global development
discourse for the UN System.
Furthermore, this requires the
honouring of all commitments
made in the outcome documents
of previous major international
conferences.
39. We reiterate our commitment to
work together for accelerated
Urbanisation Forum and the second
BRICS Friendship Cities and Local
Governments Cooperation Forum in
2012 in India.
9. The Second Meeting of BRICS Health
Ministers.
10. Mid-term meeting of Sous-Sherpas and
Sherpas.
11. Mid-term meeting of CGETI (Contact
Group on Economic and Trade Issues).
12. The Third Meeting of BRICS
Competition Authorities in 2013.
13. Meeting of experts on a new
Development Bank.
14. Meeting of financial authorities to
follow up on the findings of the BRICS
Report.
15. Consultations amongst BRICS
Permanent Missions in New York,
Vienna and Geneva, as required.
16. Consultative meeting of BRICS Senior
Officials on the margins of relevant
environment and climate related
international fora, as necessary.
17. New Areas of Cooperation to explore:
i. Multilateral energy cooperation
within BRICS framework.
ii. A general academic evaluation and
future long-term strategy for BRICS.
iii. BRICS Youth Policy Dialogue.
iv. Cooperation in Population related
issues.
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
progress in attaining the
Millennium Development Goals
(MDGs) by the target date of
2015, and we call upon other
members of the international
community to work towards the
same objective. In this regard, we
stress that the development
agenda beyond 2015 should build
on the MDG framework, keeping
the focus on poverty eradication
and human development, while
addressing emerging challenges
of development taking into
consideration individual national
circumstances of developing
countries. In this regard the
critical issue of the mobilization
of means of implementation in
assisting developing countries
needs to be an overarching goal.
It is important to ensure that any
discussion on the UN
development agenda, including
the “Post 2015 Development
Agenda” is an inclusive and
transparent inter-Governmental
process under a UN-wide process
which is universal and broad
based.
40. We welcome the establishment of
the Open Working Group on the
Sustainable Development Goals
(SDGs), in line with the Rio+20
Outcome Document which
reaffirmed the Rio Principles of
Sustainable Development as the
basis for addressing new and
emerging challenges. We are fully
committed to a coordinated intergovernmental process for the
elaboration of the UN
development agenda.
41. We note the following meetings
held in the implementation of the
Delhi Action Plan:
• Meeting of Ministers of Foreign
Affairs on the margins of UNGA.
• Meeting of National Security
Advisors in New Delhi.
• Meetings of Finance Ministers,
and Central Bank Governors in
Washington DC and Tokyo.
• Meeting of Trade Ministers in
Puerto Vallarta.
• Meetings of Health Ministers in
New Delhi and Geneva.
42. We welcome the establishment of
the BRICS Think Tanks Council
and the BRICS Business Council
and take note of the following
meetings which were held in
preparation for this Summit:
• Fifth Academic Forum
• Fourth Business Forum
• Third Financial Forum
43. We welcome the outcomes of the
meeting of the BRICS Finance
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Ministers and Central Bank
Governors and endorse the Joint
Communique of the Third
Meeting of the BRICS Trade
Ministers held in preparation for
the Summit.
44. We are committed to forging a
stronger partnership for common
development. To this end, we
adopt the eThekwini Action Plan.
45. We agree that the next summit
cycles will, in principle, follow
the sequence of Brazil, Russia,
India, China and South Africa.
46. Brazil, Russia, India and China
extend their warm appreciation to
the Government and people of
South Africa for hosting the Fifth
BRICS Summit in Durban.
47. Russia, India, China and South
Africa convey their appreciation
to Brazil for its offer to host the
first Summit of the second cycle
of BRICS Summits, i.e. the Sixth
BRICS Summit in 2014 and
convey their full support thereto.
eThekwini Action Plan:
1. Meeting of BRICS Ministers of
Foreign Affairs on the margins of
UNGA.
2. Meeting of BRICS National
Security Advisors.
3. Mid-term meeting of Sherpas
and Sous-Sherpas.
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
4. Meetings of Finance Ministers
and Central Bank Governors in
the margins of G20 meetings,
WB/IMF meetings, as well as
stand-alone meetings, as required.
5. Meetings of BRICS Trade
Ministers on the margins of
multilateral events, or stand-alone
meetings, as required.
6. Meeting of BRICS Ministers of
Agriculture and Agrarian
Development, preceded by a
preparatory meeting of experts on
agro-products and food security
issues and the Meeting of
Agriculture Expert Working
Group.
7. Meeting of BRICS Health
Ministers and preparatory
meetings.
8. Meeting of BRICS Officials
responsible for population on the
margins of relevant multilateral
events.
9. Meeting of BRICS Ministers of
Science and Technology and
meeting of BRICS Senior
Officials on Science and
Technology.
10. Meeting of BRICS
Cooperatives.
11. Meetings of financial and
fiscal authorities in the margins of
WB/IMF meetings as well as
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
stand-alone meetings, as required.
12. Meetings of the BRICS
Contact Group on Economic and
Trade Issues (CGETI).
13. Meeting of the BRICS
Friendship Cities and Local
Governments Cooperation Forum.
14. Meeting of the BRICS
Urbanisation Forum.
15. Meeting of BRICS
Competition Authorities in 2013
in New Delhi.
16. 5th Meeting of BRICS Heads
of National Statistical Institutions.
17. Consultations amongst BRICS
Permanent Missions and/or
Embassies, as appropriate, in New
York, Vienna, Rome, Paris,
Washington, Nairobi and Geneva,
where appropriate.
18. Consultative meeting of
BRICS Senior Officials in the
margins of relevant sustainable
development, environment and
climate related international fora,
where appropriate.
New areas of cooperation to be
explored
- BRICS Public Diplomacy
Forum.
- BRICS Anti-Corruption
Cooperation.
- BRICS State Owned Companies
/ State Owned Enterprises.
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
- National Agencies Responsible
for Drug Control.
- BRICS virtual secretariat.
- BRICS Youth Policy Dialogue.
- Tourism.
- Energy.
- Sports and Mega Sporting
Events.
Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013
Download