UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI PERSPEKTIF LIBERALISME, REALISME, DAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEBERADAAN BRICS SEBAGAI FORUM KERJASAMA EKONOMI NEGARA-NEGARA EMERGING ECONOMIES PERIODE 2009-2013 TUGAS KARYA AKHIR FADLINNISA 0806322911 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN HUBUNGAN INTERNASIONAL PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DEPOK JUNI 2013 Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 s UNIVERSITAS INDONESIA IMPLEMENTASI PERSPEKTIF LIBERALISME, REALISME, DAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEBERADAAN BRICS SEBAGAI FORUM KERJASAMA EKONOMI NEGARA-NEGARA EMERGING ECONOMIES PERIODE 2009-2013 TUGAS KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial di Universitas Indonesia FADLINNISA 0806322911 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DEPOK JUNI 2013 ii Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 KATA PENGANTAR BRICS pada awalnya bernama BRIC, merupakan sebuah forum kerjasama dari negara-negara yang diidentifikasi oleh seorang pakar ekonomi Jim O’Neill sebagai negara Emerging Economies. Negara-negara tersebut adalah Brazil, Rusia, India, dan China (BRIC). Adapun perubahan nomenklatur menjadi BRICS terjadi setelah bergabungnya South Africa dalam forum tersebut pada 2 tahun setelah secara sah BRIC dibentuk (2009). Pengikutsertaan Afrika Selatan menjadi anggota dari forum ini lebih disebabkan pada adanya kebutuhan yang bersifat dua arah dari negara-negara inisiator awal BRICS (Brazil, Rusia, India, China) dan Afrika Selatan itu sendiri. Hal ini mengingat pertumbuhan ekonomi Afrika Selatan masih jauh dari negara-negara BRICS lainnya sehingga belum bisa dikatakan sebagai negara Emerging Economy. Akan tetapi potensi ekonomi Afrika Selatan dapat dikatakan sangat besar dilihat dari segi wilayah dan ketersediaan sumber daya energi. Negara-negara inisiator BRICS melihat Afrika Selatan sebagai potensi penyedia sumber daya energi yang besar untuk meningkatkan proses industrialisasi melalui investasi. Disamping itu, Afrika Selatan merupakan pemimpin perekonomian di Kawasan Afrika, sehingga, dengan bergabungnya Afrika Selatan, diharapkan terjadi kerjasama yang lebih luas antara BRICS dengan negara-negara di Kawasan Afrika lainnya. Di sisi lain, Afrika Selatan berharap dapat memanfaatkan kemampuan industri dari 4 negara tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui investasi yang terus meluas. Dalam kesempatan kali ini, penulis mengambil tema mengenai BRICS dikarenakan ketertarikan penulis dalam menganalisis hubungan kerjasama ekonomi yang dapat dikatakan masih sangat baru dalam dunia internasional. Keunikan dari forum ini adalah walaupun dikatakan masih baru, negara-negara anggotanya secara kolektif telah mampu memberikan suara yang cukup kuat dalam forum-forum internasional seperti G-20 dan segmen forum PBB. Selain itu, negara-negara ini memiliki kesamaan karakter, yaitu wilayah yang luas dan penduduk yang padat (kecual Afrika Selatan). Penulis berupaya menganalisis keberadaan BRICS melalui tiga perspektif ilmu hubungan internasional, yaitu v Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 liberalisme, realisme, dan konstruktivisme. Tak ada gading yang tak retak. penulis menyadari bahwa tugas karya akhir ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca dapat menjadi masukan bagi penyempurnaan karya-karya serupa di kemudian hari. Demikian penulis sampaikan, selamat membaca. Depok, 21 Juni 2013 Fadlinnisa vi Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 UCAPAN TERIMAKASIH Puji syukur penulis sampaikan pada Allah subhana hua ta’ala, Pemilik alam semesta yang senantiasa memberikan nikmat tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas karya akhir ini. Tak lupa shalawat penulis haturkan pada baginda Muhammad SAW yang telah menjadi muara inspirasi bagi penulis akan budi pekertinya yang luhur dan kekuatan visinya. Penulis juga ingin memberikan ucapan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis secara langsung maupun tidak dalam proses penyelesaian tugas karya akhir ini, yaitu: 1. Syamsul Hadi, Ph.D., selaku dosen pembimbing tugas karya akhir penulis yang telah membimbing penulisan ini sampai dengan akhir. Terimakasih atas kesabaran, kesediaan waktu, serta dukungan yang besar kepada penulis dalam menyelesaikan tugas karya akhir ini. 2. Asra Virgianita, S.Sos., M.A., selaku penguji ahli dalam sidang tugas karya akhir penulis. Terimakasih atas kesediaan menjadi penguji ahli yang telah memberikan masukan yang sangat membangun bagi tugas karya akhir penulis. 3. Andi Widjajanto, Ph.D., dan Aninda Tirtawinata, M.Litt., selaku pengajar dalam mata kuliah colloquium. Terimakasih atas kesediaan memberikan masukan pada proses awal pembuatan tugas karya akhir ini. 4. Evi Fitriani, M.A., Ph.D., selaku Ketua Departemen Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI. 5. Dra. Nurul Isnaeni, M.A., selaku ketua Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI. Terimakasih atas dukungan semangat yang besar kepada penulis. 6. Andrew W. Mantong, S.Sos, M.Sc., selaku sekretaris Program Studi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UI. Terimakasih atas masukan teori dan logika yang membangun bagi tugas karya akhir penulis. 7. Dra. Suzie Sri Suparin S., MA, Ph.D., selaku dosen pembimbing akademik penulis di Program Studi Ilmu Hubungan Internasional vii Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 FISIP UI. Terimakasih atas masukan yang besar terhadap keputusan penulis dalam penulisan tugas karya akhir ini. 8. Dian Novikrisna, S.Sos., selaku editor citation dari tugas karya akhir ini. Terimakasih atas kesediaan mengecek citation ini. 9. Dosen-dosen dan teman-teman di Departemen Hubungan Internasional FISIP UI yang telah memberikan banyak input kepada penulis. 10. Ayahanda Mailudin Nasution dan Ibunda Nuratri Hastuti, orang tua penulis yang sangat penulis cintai, atas do’a-do’a yang tak terputus untuk penulis. 11. Azmi Abdul Hafiiz Nasution dan Ramadhan Abdul Karim Nasution, dua adik penulis yang menjadi sumber kekuatan penulis. 12. Avina Anin Nasia, sahabat penulis yang senantiasa mendo’akan serta memberikan dukungan semangat kepada penulis. Terimakasih atas inspirasi kekuatan untuk terus berjuang. 13. Riza Aryani, Sri Rezeki, Avina Nadhila, Mindo Stevi, Raisa Muthmaina, dan Yanti Silalahi, sahabat terdekat penulis ketika berkuliah di hubungan internasional hingga saat ini, atas do’a-do’a dan ‘penjagaan’ terhadap aktivitas penulis. Terimakasih atas dukungan yang tiada habisnya kepada penulis. 14. Hindun Harahap dan teman-teman HI 2009 pada mata kuliah colloquium yang senantiasa memberikan informasi yang dibutuhkan dengan penuh semangat. 15. PPSDMS Nurul Fikri, terimakasih telah menginternalisasi nilai-nilai ‘Idealisme Kami’ yang menambah semangat penulis untuk berkarya. 16. Tiara PPSDMS Nurul Fikri, terimakasih atas kebersamaan selama 2 tahun. Terimakasih telah memberikan banyak hikmah bagi kehidupan penulis. 17. Komunitas Bintang (syi’ra) 2008, terimakasih atas dukungan yang besar terhadap segala aktivitas penulis. 18. Grup Sop Buah 2012 (M. Try Sutrisno Gaus, Afra Afifah, Scientia Afifah, Enung Azizah M., Niimma Nur Azizah, Ahmad Alrashid, M. Khairul Imam, dan Yunan Ari Yuwono). Terimakasih atas do’a serta viii Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 penguatan yang besar terhadap penulis. Terimakasih telah menjadi contoh yang baik dalam hidup penulis. 19. Grup The Crocs, selaku teman belajar yang senantiasa memberikan kekuatan bagi penulis untuk terus berusaha belajar lebih banyak. 20. Ika Malika, M.Psi., guru sekaligus motivator bagi penulis. Terimakasih Mbak Ika atas dukungan dan penguatan yang besar terhadap aktivitas penulis, termasuk dalam pembuatan tugas karya akhir ini. 21. Citrawanti Oktavia, Rina Nur Oktaviana, Winda Mauhidlotul, Denty Kusuma Wardani. Sahabat-sahabat yang sangat penulis cintai. Terimakasih atas dukungan do’a dan kekuatan bagi penulis. 22. Rekan-rekan Worlmun 2010. Terimakasih atas pengalaman yang membuka wawasan penulis untuk terus berkarya. 23. Rekan-rekan International Youth Muslim Conference on Education (IMYCE) . Terimakasih atas dukungan yang besar bagi penulis. 24. Rekan-rekan World Assembly of Muslim Youth (WAMY), atas pengalaman berharga yang senantiasa membangkitkan semangat penulis untuk berkarya. 25. Rekan-rekan SALAM UI, terimakasih atas inspirasi untuk senantiasa berjuang memberikan yang terbaik bagi islam. 26. Rekan-rekan KSM Eka Prasteya UI, terimakasih atas dukungan yang besar bagi penulis untuk menyelesaikan tugas karya akhir ini. Terimakasih juga atas pengalaman berharga selama berinteraksi bersama selama ini. Depok, 21 Juni 2013 Fadlinnisa ix Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 ABSTRAK Nama : Fadlinnisa Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional Judul : Implementasi Perspektif Liberalisme, Realisme, dan Konstruktivisme terhadap Keberadaan BRICS sebagai Forum Kerjasama Ekonomi Negara-negara Emerging Economies Periode 2009-2012 Tugas karya akhir ini menjelaskan motif terbentuknya Forum Kerjasama Ekonomi BRICS yang terdiri dari negara-negara Emerging Economies. Forum ini berdiri pada tahun 2009 pasca terjadi krisis global yang melanda dunia di tahun 2007-2008. Negara-negara yang menginisiasi terbentuknya forum ini adalah Brazil, Rusia, India, China (BRIC). Kemudian pada tahun 2011 Afrika Selatan resmi terdaftar menjadi anggota sehingga nama BRIC berubah menjadi BRICS dengan tambahan S untuk South Africa atau Afrika Selatan. Penjelasan dari motivasi terbentuknya BRICS dilakukan dalam kerangka implementasi teori integrasi ekonomi dari perspektif liberalisme, teori power, kepentingan nasional dan aliansi dari perspektif realisme, dan teori identitas kolektif dari perspektif konstuktivisme. Liberalisme dengan teori integrasi ekonominya melihat pembentukan BRICS dimotivasi melalui adanya keinginan untuk memperbesar dampak kerjasama ekonomi pada pertumbuhan ekonomi masing-masing negara anggotanya. Realisme dengan teori power, kepentingan nasional dan aliansinya melihat pembentukan BRICS dimotivasi melalui adanya keinginan bersatu yang didasari dari karakter kekuatan ekonomi dan kepentingan yang sama dari negaranegara BRICS untuk memperluas pengaruh pada level internasional. Sedangkan konstruktivisme dengan teori indentitas kolektifnya melihat pembentukan BRICS dimotivasi dari adanya ide terkonstruksi yang membangun kesadaran anggotanya atas kesamaan sebagai sebuah kekuatan ekonomi baru, kesamaan cita-cita untuk perubahan kondisi internasional, serta kesamaan pola hubungan dengan Amerika Serikat. Kata Kunci: BRICS, emerging economies, integrasi ekonomi, power, kepentingan nasional, aliansi, identitas kolektif, liberalisme, realisme, konstruktivisme xi Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 ABSTRACT Name : Fadlinnisa Study Program : Ilmu Hubungan Internasional Title : Implementation of Liberalism, Realism, dan Constructivism Perspective on the Presence of BRICS as an Economic Cooperation Forum of Emerging Economies in the Period of 2009-2012 This thesis attempts to explain the motivational background behind the formation of the BRICS as an Economic Cooperation Forum that comprised of Emerging Economies. This forum was officially declared in 2009 right after the global crisis hitted the world in 2007-2008. The initiators of this forum formation were Brazil, Russia, India, China (BRIC). Then, in 2011, South Africa officially enrolled as the member of this forum. Thus, the name of BRIC was changed into BRICS with additional S standing for South Africa. The explanation of this forum formation motive conducted within the theory implementation of economic integration from liberalism perspective, and power, national interest and alliance from realism perspective, also collective identity from constructivism perspective. Liberalism with its economic integration theory sees that the BRICS forum formation was supported by the intention of its members in widening the impact of economic cooperation in the field of economic growth. Realism with its power, national interest and alliance theory sees that the BRICS forum formation was supported by the intention of its members to ally under the resemble economic power and national interest in order to spread the influence at international level. Later on, constructivism with its collective identity theory sees that the BRICS forum formation was supported by constructed idea that awake its members’ awareness of their similarity as new emerging economies, their similarity in the hope of the international circumstance changing, and their similarity in the hub pattern with United States. Key Words: BRICS, emerging economies, economic integration, power, national interest, alliance, collective identity, liberalism, realism, constructivism xii Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. ..................................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................................ KATA PENGANTAR ..................................................................................................... UCAPAN TERIMA KASIH .......................................................................................... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... ABSTRAK ..................................................................................................................... ABSTRACT ................................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................................. DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... DAFTAR TABEL........................................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. x xi xii xiii xv xv xv BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................ 1.1 Latar Belakang ......................................................................................................... 1.2 Rumusan Permasalahan ........................................................................................... 1.3 Kerangka Teori ......................................................................................................... 1.3.1 Teori Integrasi Ekonomi dari Liberalisme ..................................................... 1.3.2 Teori ‘Power, Kepentingan Nasional, dan Aliansi dari Realisme .................. 1.3.3 Teori Identitas Kolektif dari Konstruktivisme ............................................... 1.4 Tujuan dan Signifikansi Penulisan ........................................................................ 1.5 Pembabakan Penulisan ............................................................................................ 1 1 3 4 4 7 11 13 14 BAB 2 SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN RAGAM KERJASAMA FORUM BRICS ........................................................................................ 2.1 Sejarah Terbentuknya Forum BRICS ...................................................................... 2.2 Perkembangan Forum BRICS ................................................................................. 2.3 Ragam Kerjasama BRICS ....................................................................................... 15 15 18 23 BAB 3 IMPELEMENTASI INTEGRASI EKONOMI LIBERALISME, ALIANSI REALISME, DAN IDENTITAS KOLEKTIF KONSTRUKTIVISME TERHADAP MOTIVASI TERBENTUKNYA BRICS ......................................................................... 3.1 Implementasi Integrasi Ekonomi Liberalisme terhadap Motivasi Pembentukan BRICS .................................................................................................................... 3.1.1 Komitmen dan Perjanjian Kerjasama Ekonomi BRICS ............................. 3.1.2 Gambaran Kondisi Kerjasama Perdagangan dan Investasi diantara Negara BRICS ............................................................................................. 3.2 Implementasi Teori ‘Power, Kepentingan Nasional dan Aliansi’ Realisme Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS .............................................................. 3.2.1 Kekuatan Ekonomi (Economic Power) Negara-negara BRICS sebagai Emerging Economies ................................................................................... 3.2.2 Kepentingan Nasional Negara-negara BRICS terhadap Pembentukan Forum BRICS .............................................................................................. xiii Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 ii iii iv v vii 29 29 31 35 40 41 50 3.1.2.1 Brazil .......................................................................................... 3.1.2.2 Rusia ........................................................................................... 3.1.2.3 India ............................................................................................ 3.1.2.4 China........................................................................................... 3.1.2.5 Afrika Selatan ............................................................................. 3.2.3 BRICS sebagai Bentuk Aliansi Ekonomi Negara-negara Emerging Economies ................................................................................................... 3.3 Implementasi Teori Identitas Kolektif Konstruktivisme Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS .............................................................................................. 3.3.1 Identitas Dibentuk Melalui Kesamaan Sebagai Sebuah Kekuatan Ekonomi Baru (Emerging Economies) ....................................................... 3.3.2 Identitas Dibentuk Melalui Kesamaan Cita-cita dari Negara-negara BRICS ......................................................................................................... 3.3.3 Identitas Dibentuk Kesamaan Keterdekatan Hubungan dengan Amerika Serikat........................................................................................... 51 51 52 53 54 BAB 4. Kesimpulan ..................................................................................................... 64 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 65 xiv Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 54 56 57 59 62 DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN LAMPIRAN DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Wilayah Negara-negara BRICS ........................................................ 16 Gambar 3.1 Perbandingan Perdagangan Afrika Selatan dengan China dan Negara BRICS lainnya ............................................................................................................... 36 Gambar 3.2 Kenaikan Pertumbuhan Perdagangan Intra-BRICS 2000 dan 2010 .......... 39 Gambar 3.3 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Otomotif Negara-negara BRIC (tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) ...................................... 48 Gambar 3.4 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Microwave Negara-negara BRIC (tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) ..................................... 49 Gambar 3.5 Perbandingan Pertumbuhan Penggunaan Kredit Negara-negara BRIC (tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) ..................................... 50 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Tipe-tipe Kepentingan Nasional ..................................................................... 10 Tabel 3.1 Gambaran Umum Kekuatan Ekonomi BRICS ............................................... 42 Tabel 3.2 BRICS- Tingkat Rata-rata Pertumbuhan dari GDP riil (%), 1980-2008 (Sebelum dan Saat Krisis Global) .................................................................................. 43 Tabel 3.3 Perdagangan Barang BRICS. Nilai (Menggunakan miliar AS) dan Kontribusi dalam Total Dunia (%), 2000-2007 .............................................................. 45 Tabel 3.4 Pertumbuhan Ekspor-Impor Negara BRICS (Kecuali Afrika) dan Beberapa Negara Maju................................................................................................... 47 Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) ............................................ 62 DAFTAR LAMPIRAN Matriks Joint Statement Kepala Negara BRICS xv Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada 2001, seorang ekonom dari sebuah bank investasi Goldman Sachs bernama Jim O‟Neill memprediksi adanya sejumlah negara berkembang yang berpotensi menggantikan kekuatan perekonomian global G7 pada tahun 2050 mendatang.1 Prediksi tersebut didasarkan pada perkembangan aktivitas industri masing-masing negara yang masif dan dikatakan berhasil ditandai dengan pertumbuhan GDP yang terus meningkat dalam sepuluh tahun terakhir.2 Bersamaan dengan itu, negara-negara ini juga dikategorikan sebagai Emerging Economies oleh World Trade Organization (WTO) sebab aktivitas perdagangan yang cukup tinggi pada berbagai sektor di pasar internasional. Selain itu, negara-negara ini memiliki ketahanan perekonomian yang kuat, teruji pada saat krisis global menghimpit pada 2007-2008 dimana seluruhnya berhasil mempertahankan konsistensi GDP di saat perekonomian negara-negara lain sedang ambruk.3 Negara-negara yang dijelaskan diatas adalah Brazil, Rusia, India, dan China atau oleh O‟Neill disingkat menjadi BRIC. Secara geografis dan demografis, negaranegara ini memiliki kekuatan yang besar. Jika digabungkan, total luas negara-negara ini mencapai 30% dari total luas dunia dan total populasinya mencapai 40% dari total populasi dunia.4 Faktor demografis dan produktivitas diprediksi menjadi faktor utama 1 Dominic Wilson dan Roopa Purushothaman, “Dreaming With BRICs: The Path to 2050,” dalam Emerging Economies and The Transformation of International Business, ed. Subhash Chandra Jain (UK: Edward Elgar, 2006), 3. 2 Natascha Strenger, Understanding BRICs: A Closer Look for Predicted Development of Brazil, Russia, India, and China as a Group (Munich: GRIN Publishing GmbH, 2011), 3. 3 Ibid. 4 Victoria Young, “Macquarie Launches Australia's First BRIC Funds,” Investor Daily, 10 Desember 2012, http://www.investordaily.com/cps/rde/xchg/id/style/801.htm?rdeCOQ=SID-3F579BCE819F182C&rdeCOQ=SID-0A3D9633-76451A98. 1 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 2 dalam menentukan pertumbuhan GDP dari negara-negara tersebut.5 GDP share negara-negara BRICS mencapai seperlima dari GDP dunia atau sebesar 14,8 triliun dollar AS.6 Menurut O‟Neill, dengan besarnya populasi, produktivitas dari kegiatan perekonomian semakin besar sehingga menghasilkan GDP yang besar. 7 BRIC yang awalnya merupakan sebuah terminologi buatan O‟Neill selanjutnya menjadi forum kerjasama internasional yang resmi berdiri dengan nama BRIC pada tahun 2009. Kemudian pada 2011 nomenklatur dari forum tersebut bertambah huruf S menjadi BRICS dengan masuknya Afrika Selatan (South Africa) sebagai anggota. Forum tersebut berdiri pada tanggal 16 Juni 2009 melalui pertemuan kepala negara di Ekateriburg, Russia, tepatnya setelah berakhir krisis global yang sempat memporakporandakan perekonomian hampir dari seluruh negara di dunia. Ketahanan perekonomian dari Brazil, Rusia, India, dan China itu sendiri dalam menghadapi krisis global tahun 2007-2008 selayaknya menjadi „prestasi‟ yang ingin dipertahankan oleh masing-masing kepala negaranya melalui kerjasama internasional yang menguntungkan. Krisis global menjadi momentum yang menyadarkan para kepala negara Brazil, Rusia, India, dan China terhadap kekuatan masing-masing negara dan optimisme kerjasama yang dapat memberikan signifikansi besar bagi pertumbuhan perekonomian domestik. Ditambah lagi terdapat permasalahan domestik yang cenderung sama dari negara-negara BRICS, yaitu kepadatan penduduk yang besar di masing-masing negara yang dihadapkan pada pelayanan pemerintah yang masih terbatas untuk sebagian masyarakat tertentu (belum menyeluruh). Tingginya populasi belum ditunjang dengan kemampuan pemerintah dalam mengakomodir aksesibilitas sumber esensial seperti lapangan pekerjaan, akses kesehatan, serta akses pendidikan. Sumber daya alam yang melimpah di masing-masing wilayah juga belum 5 Francesca A. Beausang-Hunter, Globalization and the BRICs: Why the BRICs Will Not Rule the World For Long (New York: Palrgrave Macmillan, 2012), 1. 6 “World Economic Outlook,” International Monetary Fund, diakses 6 Juni 2013, http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx. 7 Beausang-Hunter, Globalization, 1. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 3 dikembangkan secara maksimal.8 Melalui forum ini, para kepala negara mencoba mencari jalan keluar bersama atas permasalahan domestik yang cenderung sama sekaligus memperkuat kerjasama perdagangan multilateral yang menguntungkan. Harapannya, dengan melakukan kerjasama, negara-negara ini dapat semakin meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam arena global. Selain itu, dari adanya forum ini tercetus dibentuknya BRICS Development Bank (BDB) sebagai bank milik bersama yang diprediksi sebagai akomodasi finansial kebutuhan-kebutuhan proyek kerjasama multilateral. Bank ini menjadi sumber dana dari berbagai kegiatan sekaligus menjadi sumber kebijakan keuangan dalam forum BRICS itu sendiri. Negara-negara BRICS juga menghendaki adanya keadilan pembangunan perekonomian internasional yang merata dan memberikan peluang perluasan kapabilitas ekonomi bagi negara-negara berkembang. Hal ini banyak dikemukakan oleh perwakilan negara-negara tersebut dalam forumforum perekonomian global seperti G-20. Penulis melihat munculnya BRICS sebagai sebuah fenomena yang menarik untuk dikaji mengingat keberadaanya memberikan dampak dan corak tersendiri dalam dinamika perekonomian dan perpolitikan global. Penulis berupaya menganalisis motif terbentuknya forum tersebut yang penulis yakini menjadi sebuah pembahasan yang substantif. Analisis tersebut akan dilakukan melalui implementasi teori dari perspektif liberalisme, realisme, dan konstruktivisme dalam hubungan internasional. 1.2 Rumusan Permasalahan Objek penelitian yang menjadi fokus dalam karya tulis ini adalah BRICS sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara 8 José Eduardo Cassiolato dan Helena Maria Martins Lastres, “Science, Technology, and Innovation Policies in the BRICS Countries: an Introduction,” dalam BRICS and Development Alternatives: Innovation System and Policies, ed. José Eduardo Cassiolato dan Virginia Vitorino (Anthem Press, 2011), 9. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 4 Emerging Economies. Dalam karya tulis ini akan digunakan perspektif liberalisme, realisme, dan konstruktivisme sebagai pisau analisis untuk menganalisis motif terbentuknya forum tersebut. Dengan demikian, rumusan permasalahan dari karya tulis ini menjadi: “Bagaimana implementasi perspektif liberalisme, realisme, dan konstruktivisme dalam menganalisis motif terbentuknya forum ekonomi BRICS?” 1.3 Kerangka Teori Dalam melakukan upaya analisis terhadap motif dibalik pembentukan forum BRICS, penulis mencoba memunculkan satu teori sebagai representasi dari masingmasing perspektif. Perspektif liberalisme akan direpresentasikan oleh teori Integrasi Ekonomi, sedangkan realisme dengan konsepsi „Power dan Kepentingan Nasional, dan Aliansi‟, serta konstruktivisme dengan teori Identitas Kolektif. 1.3.1 Teori Integrasi Ekonomi dari Liberalisme 9 Dalam dinamika diskursus liberalisme hubungan internasional, fokus pembahasan berawal dari adanya tujuan pencapaian perdamaian antara sebuah negara dan negara lainnya melalui kerjasama yang saling menguntungkan (mutual benefit). Dengan kata lain, liberalisme melihat kerjasama sebagai sebuah instrumen pencipta perdamaian yang efektif dan efisien. Asumsi yang dikeluarkan oleh liberalisme ini menjadi refleksi dari kondisi internasional pasca Perang Dunia II sampai dengan saat ini dimana terdapat beragam kerjasama internasional yang diatur oleh institusiinstitusi internasional melalui seperangkat aturan yang disepakati oleh negara-negara tersebut. Institusi ini diindikasikan oleh pemikir liberalisme sebagai sebuah rezim. Hal ini dikarenakan institusi tersebut secara langsung maupun tidak langsung dapat mengatur prilaku negara dalam tataran internasional. Rezim ini kemudian juga mengatur dimensi kerjasama antarnegara dan mengawasi berjalannya kerjasama 9 Penjelasan mengenai teori integrasi ekonomi dapat dilihat dalam David Balaam dan Michael Veseth, Introduction to International Political Economy (New Jersey-Hall, 1996), 241-257. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 5 antarnegara tersebut. Fenomena inilah yang kemudian membentuk sebuah sistem internasional. Dengan semakin berkembangnya kerjasama antara negara-negara di dunia, semakin besar juga kebutuhan negara-negara tersebut untuk terus meningkatkan kemampuan perekonomiannya. Negara-negara tersebut melakukan kerjasama yang bersifat lebih strategis dan menguntungkan. Terbentuklah hubungan-hubungan kerjasama ekonomi antardua negara atau lebih yang disebut dengan hubungan ekonomi bilateral (bilateral economic cooperation) dan hubungan ekonomi multilateral (multilateral economic cooperation). Hubungan ekonomi bilateral adalah hubungan kerjasama sektor perkonomian yang dilakukan oleh dua negara berdaulat, contohnya dalam aspek perdagangan dan investasi, yaitu melalui perjanjian yang disepakati bersama. Sedangkan hubungan ekonomi multilateral merupakan hubungan sektor perekonomian yang dilakukan oleh lebih dari dua negara. Kerjasama ini, terutama dalam kerjasama perdagangan, disokong melalui adanya teori comparative advantage, dimana negara menyadari kekuatan spesifik produk ekspornya dan kelemahan kemampuan spesifikasi produk yang dibutuhkan masyarakatnya. Teori ini pertama kali dikembangkan oleh ekonom Amerika Serikat Adam Smith yang kemudian diperbaharui oleh David Ricardo. Menurut Adam Smith, negara-negara dapat mencapai titik efisiensi ekonomi ketika melakukan spesifikasi produk yang berbeda dan saling melakukan perdagangandengan negara lainnya. Namun begitu efisiensi tersebut dapat terjadi dengan syarat biaya pembelian sebuah komoditas pada negara lain lebih rendah dari biaya produksi komoditas yang sama di dalam negeri. Dengan begitu, sebuah negara dapat fokus memproduksi suatu komoditas yang dapat dikonsumsi di dalam dan luar negeri (ekspor). Kerjasama ekonomi yang dilakukan negara-negara di dunia pada akhirnya mengakibatkan apa yang liberalis sebut dengan interdependensi. Interdependensi adalah sebuah situasi dimana negara-negara saling berketergantungan, pada akhirnya menyebabkan perluasan kerjasama di bidang lain yang menyokong peningkatan Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 6 keuntungan ekonomi. Salah satu dampak dari adanya kondisi ketergantungan ini adalah terdorongnya negara untuk melakukan integrasi ekonomi dalam sebuah wilayah. Integrasi ekonomi adalah sebuah tahapan dari proses kerjasama perdagangan dan kerjasama ekonomi lainnya antara dua negara atau lebih yang ditandai dengan adanya proses minimalisasi hambatan kerjasama. Proses minimalisasi hambatan dilakukan melalui mekanisme perjanjian pengurangan hambatan-hambatan ekonomi seperti peniadaan tarif/non-tarif dan kuota impor. Integrasi ekonomi juga ditandai dengan adanya penyamaan perspektif kebijakan yang menunjang kerjasama ekonomi dari masing-masing negara. Tujuan khusus negara dari integrasi ekonomi adalah peningkatan keuntungan dan efisiensi ekonomi dalam negeri. Tarif merupakan sebuah pajak bagi komoditas dari negara lain yang masuk pada suatu negara. Tarif dianggap sebagai sebuah hambatan dan menjadi merugikan ketika barang yang masuk pada sebuah negara lebih besar harganya dibanding kemampuan daya beli masyarakat negara tersebut. Sedangkan non-tarif adalah hambatan diluar pajak tersebut. Adapun kuota impor adalah sebuah besaran atau pembatasan jumlah komoditas yang berasal dari negara pengekspor. Salah satu penyebabnya adalah ketidakmampuan bersaing dalam negeri terhadap komoditas yang sama. Namun begitu, negara-negara pada akhirnya memiliki perspektif untuk saling menguntungkan dan saling membutuhkan sehingga hambatan semacam ini diminimalisasi. Pada umumnya, fenomena integrasi ekonomi yang berkembang di berbagai wilayah memiliki dampak pada integrasi politik di masing-masing wilayah tersebut dan dalam perpolitikan internasional. Mekanisme dari integrasi kerjsama ekonomi ini terkadang menjadi cara dan tujuan bagi negara-negara untuk semakin meningkatkan kemampuan perekonomiannya yang dapat diukur melalui peningkatan GDP, volume perdagangan internasional, human development index, dan devisa negara. Integrasi ekonomi juga dianggap sebagai sebuah tahapan yang ideal dalam kerjasama internasional dalam meningkatkan efisiensi kegiatan ekonomi negara. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 7 BRICS merupakan forum kerjasama ekonomi dari negara-negara dengan latar belakang letak geografis yang berbeda. Adapun teori integrasi ekonomi dapat diimplementasikan sebatas pada asumsi-asumsi awal dari pembentukannya. Dalam hal ini, implementasi teori integrasi ekonomi dapat menggambarkan kondisi kerjasama ekonomi negara yang mengacu pada peningkatan volume perdagangan dan perluasan keuntungan dengan melakukan perjanjian yang bersifat menghapus hambatan kerjasama. Dengan begitu, forum ini dapat diespektasikan menjadi forum yang lebih terintegrasi dan kuat dalam aspek hubungan ekonomi. 1.3.2 Teori ‘Power, Kepentingan Nasional dan Aliansi’ dari Realisme Realisme merupakan sebuah pemikiran yang menjelaskan hubungan internasional dalam terminologi power sebagai sebuah kekuatan yang terkadang disebut dengan realpolitik atau hanya power politics. Power merupakan salah satu konsep inti dalam mempersepsikan hubungan aksi dan reaksi antarnegara dalam kacamata realisme. Dikatakan inti karena power merupakan deskripsi utama dari prilaku yang dilakukan sebuah negara terhadap negara lain atau terhadap aktor internasional lainnya. Disamping itu, dalam pandangan realisme, negara merupakan satu-satunya aktor yang memiliki pengaruh dalam lingkungan internasional. Adapun aktor internasional lain seperti aktor privat atau masyarakat tetap memiliki andil, namun dalam tataran efektifitas aksi, tidak memiliki dampak sebesar yang dihasilkan oleh negara. Power sering didefinisikan sebagai kemampuan memberikan pengaruh pada aktor lain untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya. Power berupa kapabilitas memberikan negara peluang untuk mempengaruhi negara lain dengan dukungan kemampuan pemimin negara dalam memobilisasi dan memanfaatkan kapabilitas ini secara efektif dan strategis.10 Sebuah varian dari ide ini adalah bahwasanya aktoraktor negara memiliki kekuatan penuh untuk memperluas pengaruh terhadap aktor 10 “Realist Theory,” 10 Mei 2013, http://www.pearsonhighered.com/assets/hip/us/hip_us_pearsonhighered/samplechapter/0205059589.pd f. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 8 lainnya. Banyak pemikir realisme melihat adanya potensi power berdasarkan karakteristik spesifik dari negara (tangible dan intangible) seperti luas wilayah, level pendapatan, dan kekuatan militer. Ukuran kapabilitas ini lebih dapat diandalkan ketimbang ukuran pengaruh itu sendiri. Disisi lain, terdapat pendapat bahwa cara termudah dalam mengindikasikan power adalah melalui total GDP, yang mana merupakan kombinasi dari keseluruhan luas, level teknologi, dan kesejahteraan. 11 Namun begitu, tidak semua ekonom sepakat untuk menjadikannya sebagai satusatunya tolak ukur. Power juga bergantung pada elemen non-materi. Walaupun keamanan menjadi isu utama dalam power realisme secara historis, tetapi dewasa ini, power juga dapat didefinisikan melalui kapabilitas ekonomi yang dimiliki oleh sebuah negara yang berpengaruh pada posisi politik strategis negara tersebut pada institusi perekonomian internasional. Dengan adanya posisi strategis pada institusi perekonomian internasional, negara tersebut berpeluang untuk mempengaruhi negara lainnya. Contohnya adalah posisi Amerika Serikat di Bank Dunia, melalui kapabilitas ekonomi yang dimanifestasikan pada sumbangan cadangannya di International Monetary Fund (IMF), Amerika Serikat memiliki hak suara yang berpengaruh pada kebijakan institusi yang kemudian berpengaruh bagi negara-negara lainnya. Power juga pada akhirnya menjadi „pelindung‟ terhadap kepentingan nasional sebuah negara. Negara memiliki sifat rasional dalam bertindak dan sifat ini cukup dipengaruhi dengan adanya kepentingan nasional yang dimilikinya. Kalkulasi dari efektifitas dan efisiensi aksi dipengaruhi oleh tujuan yang dibentuk melalui perumusan kepentingan nasional. Hans Morgenthau, pemikir awal paradigma realisme dalam hubungan internasional mengatakan bahwa tidak ada satu pun bangsa atau negara yang memiliki sifat ketuhanan (moralitas universal) dan seluruh bangsa mau tidak mau harus menyandarkan aksinya pada prudence dan practicality.12 Tidak 11 Ibid. J. Peter Pham, “What is in The National Interest? Hans Morgenthau‟s Realist Vision and American Foregn Policy,” American Foreign Policy Interest 30, no. 3 (2008): 257. 12 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 9 ada sebuah negara yang melakukan suatu tindakan tanpa motivasi kepentingan nasional, salah satunya dalam bentuk pengaruh kekuatan. Kepentingan nasional dari sebuah negara bergantung pada bagaimana kepala negara merumuskan prioritas yang mendasari kebutuhan negara tersebut. Kepentingan nasional kemudian diartikulasikan melalui kebijakan luar negeri pemerintah negara tersebut. Contohnya kebijakan Amerika Serikat dan kepentingan nasional yang terdapat dibaliknya. Amerika Serikat melihat pada kepentingan nasional yang memprioritaskan keamanan diatas segalanya. Prioritas kepentingan nasional dari Amerika Serikat adalah sebagai berikut:13 1. Pertahanan dan Keamanan Fisik Amerika Serikat dan masyarakatnya. 2. Human Development dari populasi Amerika, yang termasuk didalamnya kesejahteraan ekonomi Amerika Serikat dan masyarakatnya. 3. Pertahanan politik dan nilai-nilai budaya dari Amerika Serikat dan masyarakatnya. Dari poin diatas, dapat dilihat bahwa stabilitas pertahanan dan keamanan secara fisik dari teritori negara dan masyarakat diletakkan menjadi prioritas kepentingan nasional utama. Pada prioritas yang kedua, kepentingan nasional telah masuk pada ranah kesejahteraan ekonomi. Sedangkan pada prioritas yang ketiga, kepentingan nasional masuk pada ranah politik dan budaya. Adapun contoh tipe dari kepentingan nasional dan kebijakan luar negeri sebagaimana yang dimiliki oleh Amerika Serikat dapat dilihat pada tabel berikut ini:14 13 “Useful Concept of National Interest and Goal,” 24 Februari 2013, http://home.comcast.net/~lionelingram/National_Interests_rev2010.pdf 14 Michael G. Roskin, National Interest, From Abstraction to Strategy (Carlisle Barracks, PA: Strategic Studies Institute, U.S. Army War College, 1994), 6. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 10 Tabel 1.1 Tipe-tipe Kepentingan Nasional Tingkat Kepentingan Vital (Vital) (Importance) Sekunder (Secondary) Durasi (Duration) Temporer (Temporary) Permanen (Permanent) Spesifikasi (Specificity) Spesifik (Specific) Umum (General) Kompatibilitas (Compatibility) Komplementer (Complementary) Konflik (Conflicting) Contoh: No Soviet Missile in Cuba An Open World Oil Supply Support for Iraq in Opposing Iran No Hostile Powers in Western Hemisphere No Japanese Trade Barriers Universal Respect on Human Right Russian Cooperation in Bosnia Russian Support for Serbia Dalam kondisi tertentu pada visi perealisasian kepentingan nasional, negaranegara melihat adanya kebutuhan untuk bersatu membentuk aliansi dalam rangka memperkuat power. Dalam terminologi power sebagai kapabilitas ekonomi, aliansi dapat diorientasikan pada persatuan ekonomi dalam rangka memberikan pengaruh pada aktor internasional lainnya. Negara-negara membutuhkan leverage dalam memperluas pengaruh politiknya di ranah internasional, salah satunya dengan memperkuat kapabilitas ekonomi melalui persatuan ekonomi. Power dari negara-negara BRICS dapat diukur melalui pertumbuhan GDPnya sebagai Emerging Economies. Melalui adanya power yang dimiliki masingmasing negara BRICS, forum BRICS memiliki posisi dalam dunia internasional. Ditambah dengan adanya kepentingan nasional masing-masing negara BRICS di dalam forum kerjasama BRICS itu sendiri, menjadikan adanya itikad dari negaranegara BRICS untuk membentuk aliansi ekonomi dalam rangka memberi pengaruh pada dinamika ekonomi politik internasional. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 11 1.3.3 Teori Identitas Kolektif dari Konstruktivisme Konstruktivisme merupakan pendekatan dalam kajian ilmu hubungan internasional yang melihat pada adanya fenomena sosial dalam dinamika struktur dan sistem internasional. Fenomena sosial tersebut digambarkan melalui adanya interaksi antara satu aktor internasional terhadap aktor internasional lainnya. Interaksi sosial memberikan pengaruh yang besar terhadap perubahan fenomena internasional. Konstruktivisme juga mempertimbangkan keberadaan norma dan nilai-nilai yang memiliki kontribusi dalam pembentukan struktur internasional. Aktor yang berhasil diidentifikasi oleh pendekatan ini adalah transnational society atau masyarakat transnasional yang memiliki jaringan secara internasional dan memiliki kekuatan pada pergerakan yang tidak melihat batasan teritori negara. Pandangan konstruktivisme cenderung mengkritik dua pandangan utama dalam hubungan internasional. Dalam kaitannya dengan fenomena sistem internasional yang bersifat anarkis, Alexander Wendt, seorang pakar konstruktivisme memandang bahwa anarki adalah sebuah kondisi yang terbentuk dari kesadaran negara untuk bersikap independen dan berdaulat. Sistem yang bersifat anarkis tidak terjadi begitu saja. Negara sebagai aktor yang memiliki kekuatan secara sadar berprilaku menggunakan manuver-manuver yang dimiliki. Sedangkan dalam kaitannya dengan struktur internasional, konstruktivisme melihat bahwa kerjasama yang dilakukan oleh negara-negara mengandung nilai dan norma yang membatasi negara berlaku curang. Contohnya dengan adanya sanksi internasional oleh Dewan Keamanan PBB yang membuat Negara dan aktor lainnya tidak banyak berbuat sewenang-wenang dalam tataran internasional.15 Menurut konstruktivis, disini terlihat jelas bahwa nilai membentuk perspektif dalam berprilaku. Selain itu, dalam menganalisis konstruksi sosial dan politik internasional, diperlukan adanya perspektif yang berasal dari konstruksi struktur sosial-kooperatif 15 Alexander Wendt, “Collective Identity Formation and The International State,” American Political Review 88, no. 2 (1992): 384. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 12 atau konfliktual- yang kemudian menghasilkan adanya identitas dan kepentingan aktor.16 Dengan begitu didapatkan asumsi dimana menurut Alexander Wendt, struktur fundamental politik internasional bersifat sosial, bukan immaterial. Sedangkan struktur sosial membentuk kepentingan dan identitas aktor selain membentuk prilakunya. Adapun ide konstruktivisme pada perbedaan konteks, dimensi sosial, dan dunia politik merupakan buah pemikiran dari manusia. Selain itu, struktur sosial memiliki tiga elemen, yaitu ilmu dan pemahaman yang sama, sumber material, dan praktik.17 Ilmu dan pemahaman selanjutnya membentuk prilaku aktor, apakah akan kooperatif atau konfliktual, sedangkan sumber material mengacu pada pembentukan ide siapa yang memiliki material, dan praktik struktur sosial dihasilkan dari adanya proses pemahaman yang sama. Dalam kasus ini, identitas menjadi penting untuk dibahas sebab konstruktivis melihat bahwa terdapat adanya pengaruh dari pemahaman identitas terhadap prilaku kolektif aktor internasional, baik negara maupun masyarakat. Fenomena ini digambarkan oleh Alexander Wendt melalui formulasi konsep identitas kolektif yang berangkat dari asumsi realis Mancul Olson yang mengatakan bahwa interaksi yang dibangun dalam ranah internasional adalah merupakan sebuah interaksi yang bersifat egois dari negara. Alexander berargumentasi bahwa interaksi dari negara-negara di ranah internasional menciptakan adanya nilai yang kemudian membentuk identitas bersama.18 Identitas bersama ini yang mendasari prilaku kolektif dari aktor-aktor internasional. Berbeda dari identitas sosiologi yang lebih menggambarkan satu dimensi sosial, teori identitas kolektif ini lebih aplikatif dalam tataran praktis internasional. Teori ini menjelaskan bahwa terdapat fenomena persatuan dari aktor-aktor internasional yang dibentuk melalui adanya pemahaman akan kesamaan identitas. Kesamaan dalam merefleksikan diri, nilai yang dimiliki, dan pentingnya persatuan 16 Alexander Wendt, “Constructing International Politics,” International Security 20, no.1 (1995): 81. K.M. Fierke. “Constructivism,” dalam International Relation Theories: Discipline and Diversity: Second Edition, ed. Tim Dunne, et. al. (New York: Oxford University Press, 2010), 179-180. 18 Wendt, “Collective Identity Formation,” 384. 17 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 13 terhadap nilai yang dimiliki demi menciptakan perubahan yang lebih baik. Dalam hal ini, konstruktivisme juga melihat persatuan negara-negara dalam organisasi atu forum internasional yang didasarkan atas adanya kesamaan cara pandang, nilai, serta norma yang dimiliki. Forum kerjasama ekonomi BRICS terdiri dari negara-negara dengan identitas sosial dan budaya yang berbeda, akan tetapi, dalam kasus ini, persatuan dari negaranegara BRICS dibentuk melalui kesamaan identitas ekonomi yang dikonstruksikan melalui pernyataan dari Jim O‟Neill. Dalam prosesnya, negara-negara ini saling menyadari kesamaan ekonomi tersebut dan mulai membentuk persatuan yang didorong melalui adanya momentum krisis global yang kemudian membentuk kesamaan harapan terhadap kondisi dunia internasional yang lebih baik. 1.4 Tujuan dan Signifikansi Penulisan Tujuan dari Tugas karya akhir ini adalah untuk menjelaskan motivasi yang ada dalam pembentukan forum kerjasama ekonomi dari negara-negara BRICS yang dianalisis melalui tiga perspektif hubungan internasional yaitu liberalisme, realisme, dan konstruktivisme. Sedangkan signifikansi dari tugas karya akhir ini ada dua, pertama, dari sisi teoritis, tugas karya akhir ini dapat memberikan persepsi baru dalam ilmu hubungan internasional terkait teori integrasi ekonomi. Dalam hal ini, teori integrasi ekonomi tidak selalu harus digunakan dalam menjelaskan fenomena regionalisme. Dalam kasus ini, prinsip-prinsip dari integrasi ekonomi dapat diimplementasikan dalam menjelaskan fenomena dari kerjasama BRICS yang tidak memiliki latar kesamaan regional (dari anggota-anggotanya). Kedua, dari sisi praktis, tugas karya akhir ini dapat memberikan masukan bagi Indonesia dalam melihat peluang kerjasama dengan negara-negara BRICS ini. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 14 1.5 Pembabakan Penulisan BAB I dari tugas karya akhir berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang dari tema yang diangkat, pertanyaan permasalahan, kerangka pemikiran, serta tujuan dan signifikansi penulisan. BAB II dari tugas karya akhir ini berisikan pembahasan berupa penjelasan tentang sejarah, perkembangan dan ragam kerjasama dari forum BRICS. BAB III dari tugas karya akhir ini berisikan analisis motivasi pembentukan BRICS yang dilihat dari perspektif liberalisme dengan teori integrasi ekonominya, realisme dengan teori power, kepentingan nasional, dan aliansinya, serta konstruktivisme dengan teori identitas kolektifnya. BAB IV dari tugas karya akhir ini berisikan kesimpulan keseluruhan penjelasan dari bab-bab sebelumnya. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 BAB 2 SEJARAH, PERKEMBANGAN, DAN RAGAM KERJASAMA FORUM BRICS BRICS merupakan forum kerjasama internasional yang terdiri dari negaranegara emerging economies, yaitu negara-negara yang baru mengalami fase industrialisasi secara masif. Fase tersebut memberikan dampak pada meningkatnya pertumbuhan perekonomian yang dapat terlihat melalui perdagangan internasional dan hampir menjajari negara-negara yang telah lama disandang sebagai negara industri dan perekonomian maju G7. Selain itu, secara besaran nominal GDP, gabungan dari negara-negara ini memberikan kontribusi sebesar 20% dari total GDP dunia atau sebesar 14,8 triliun dollar AS. 19 2.1 Sejarah Terbentuknya Forum BRICS Negara-negara BRICS merupakan negara-negara yang tidak memiliki kesamaan latarbelakang geografis, kecuali China dan Russia yang berbatasan langsung. Batasan antara keduanya merupakan batasan terpanjang ke enam di dunia yang terdiri dari dua bagian, timur dan barat. Batasan timur dibuat pada tahun 1999 yang diikuti dengan adanya joint venture dengan panjang 4,195 kilometer, sedangkan batasan barat ditandai dengan pertemuan tiga poin antara China, Kazakstan, dan Rusia.20 China merupakan negara yang berasal dari Timur Benua Asia, sedangkan Rusia terletak di utara Eurasia. Disisi lain, Brazil merupakan negara yang berasal dari wilayah Amerika Latin, India berasal dari wilayah Selatan Benua Asia, dan Afrika Selatan berasal dari daratan Benua Afrika. Berikut peta letak geografis negara-negara BRICS: 19 “World Economic Outlook,” diakses 6 Juni 2013, http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx. 20 Sébastien Colin, “The Development of the Border between China and Russia” CERI, no. 96 (2003): 43. 15 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 16 Gambar 2.1 Peta Wilayah Negara-negara BRICS Perbedaan latar belakang geografis membentuk perbedaan yang cukup signifikan secara historis, budaya politik, budaya sosial, dan kebijakan ekonomi. 21 Dalam temu wawancara mengenai BRICS yang dilakukan oleh media internasional The New York Times, John O‟Neill sebagai pencetus terminologi perekonomian BRICS mengatakan: “They (BRICS) have widely divergent economies, disparate foreign policy aims and different forms of government. India, Brazil and South Africa have strong democratic traditions, while Russia and China are autocratic.” 22 Hal ini menandakan perbedaan yang cukup siginifikan dari masing-masing negara BRICS yang berangkat dari perbedaan letak geografis tersebut. Sejauh ini, negaranegara ini disatukan dalam keanggotaan aktif di organisasi maupun forum internasional seperti UNSC, UNCTAD, UNDP, UNIDO, WIPO dan G20.23 Adapun pada United Nations Security Council (UNSC), China dan Rusia menjadi anggota permanen, sedangkan sisanya merupakan anggota non-permanen. Namun begitu, krisis global yang melanda perekonomian dunia pada 200721 Lydia Polgreen, “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank,” New York Times, 19 Mei 2013, http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-form-developmentbank.html?_r=0. 22 Ibid. 23 “Third Meeting of The BRICS Trade Ministers,” Trade and Industry Department of South Africa, diakses 20 Mei 2013 http://www.thedti.gov.za/brics/communique.pdf. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 17 2008 menjadi sebuah momentum tersendiri bagi Brazil, Rusia, India, dan China sebagai inisiator awal forum BRICS. Negara-negara ini melihat adanya peluang untuk memperkuat ketahanan sekaligus meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui kerjasama yang menguntungkan ditengah ancaman krisis global tersebut. Selain itu, dengan adanya ketidakberpihakan lembaga-lembaga pinjaman keuangan internasional pada negara-negara berkembang membuat negara-negara ini saling bekerjasama untuk mengakomodir kebutuhan ekonomi mereka dan negara berkembang lainnya. Hal tersebut tercerminkan melalui niatan untuk mendukung reformasi lembagalembaga peminjaman internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Secara formal, pada 16 Juni 2009 di Yekaterinburg-Rusia, kepala pemerintahan dari negara-negara Brazil, Rusia, India, China melakukan pertemuan dalam rangka membentuk forum tersebut. Brazil saat itu diwakili oleh Presiden Luiz Inácio Lula da Silva, Rusia diwakili oleh Perdana Menteri Dmitry Medvedev, India diwakili oleh Perdana menteri Manmohan Singh, dan China diwakili oleh Presiden Hu Jintao. Forum tersebut disepakati bersama dengan nama BRIC yang merupakan akronim dari nama-nama negara yang bersangkutan. Kemudian pada 2010, Afrika Selatan memberikan proposal untuk ikut serta menjadi anggota dalam forum BRIC sehingga kemudian disetujui pada tahun 2011 yang mengubah nama BRIC menjadi BRICS. Forum ini kemudian semakin berkembang setiap tahunnya melalui ragam kerjasama melalui pertemuan tahunan (Annual BRICS Summit). Adapun tujuan awal dari dibentuknya forum ini adalah untuk memberikan wadah bagi negara-negara yang berkaitan (BRICS) dalam upaya menguatkan koordinasi antarnegara di berbagai isu. Hal ini tertera dalam Joint Statement di Yekaterinburg tahun 2009: “We have agreed upon steps to promote dialogue and cooperation among our countries in an incremental, proactive, pragmatic, open and transparent way. The dialogue and cooperation of the BRIC countries is conducive not only to serving common interests of emerging market economies and developing countries, but also to building a harmonious world of lasting peace and common Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 18 prosperity. (15)” 24 Dari pernyataan diatas, kepala negara BRICS telah bersepakat untuk membuka dialog dan kerjasama (melalui forum BRICS) yang ditujukan untuk menjadi wadah yang kondusif terhadap kepentingan bersama dan membangun dunia yang damai dan sejahtera. Negara-negara ini juga berupaya menanggulangi dan melindungi ketahanan keuangan pada situasi perekonomian di masa mendatang. Melalui pertemuan awal dari kementerian ekonomi negara-negara ini, kepala negara masing-masing negara melihat pentingnya dilakukan koordinasi yang lebih kuat melalui forum pertemuan tahunan Annual BRICS Summit tersebut. 2.2 Perkembangan Forum BRICS Forum BRICS yang pada awalnya merupakan sebuah forum yang dibentuk melalui adanya momentum krisis global kemudian melakukan komitmen untuk mengadakan pertemuan reguler setiap tahunnya. Pertemuan-pertemuan yang dilakukan oleh negara-negara BRICS terdiri dari pertemuan mandiri masing-masing kepala negara dan pertemuan lembaga negara lainnya seperti kementerian keuangan, kementerian pertanian, kementerian kesehatan, termasuk juga pertemuan akademisi yang dibentuk untuk menganalisis kondisi internasional dan prospek kerjasama diantara negara-negara BRICS.25 Sejak tahun 2009, telah diadakan 5 kali Annual BRICS Summit dengan tema dan isu bahasan yang berbeda. Adapun isu-isu yang telah dibahas sebelumnya, ditindaklanjuti oleh forum lembaga selain kepala negara yang kemudian dievaluasi setiap tahunnya. Pada 16 Juni 2009, pertemuan pertama yang dilakukan di Yekaterinburg dikoridori melalui tema krisis finansial, pembangunan global, dan 24 “First Summit,” BRICS-India Official http://www.bricsindia.in/firstSummit.html. 25 “About BRICS,” BRICS-India Official http://www.bricsindia.in/about.html. Website, diakses 30 November 2012, Website, diakses 30 November 2012, Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 19 penguatan grup BRICS.26 Pada pertemuan ini negara-negara BRICS sepakat untuk mendorong reformasi ekonomi melalui pernyataan berikut ini: "greater voice and representation in international financial institutions, and their heads and senior leadership should be appointed through an open, transparent and merit-based selection process." 27 Pada pernyataan tersebut negara-negara ini sepakat untuk meningkatkan peran dalam forum-forum perekonomian global dan mendorong untuk menciptakan pergantian kepemimpinan didalamnya melalui proses yang lebih transparan dan representatif. Mereka juga mencoba mendorong komunitas internasional dalam merealisasikan hasil Doha Round. Disamping isu ekonomi yang dibahas didalam pertemuan tersebut, terdapat perhatian yang juga diberikan pada isu-isu keamanan dan politik. Isu keamanan, difokuskan pada keamanan pangan yang mengacu pada krisis pangan global 20072008. Selanjutnya, pada 16 April 2010, pertemuan tahunan kedua BRICS dilakukan di Brasilia. Para kepala negara BRICS membahas beragam isu termasuk didalamnya isu Iran dan senjata nuklirnya, isu pembangunan, kelanjutan isu reformasi institusi keuangan global, isu kerjasama, dan isu-isu terkait global governance. Negara-negara ini menggarisbawahi keinginan dari adanya reformasi global governance. Hal ini tertera dalam pernyataan kepala negara BRICS sebagai berikut: “We share the perception that the world is undergoing major and swift changes that highlight the need for corresponding transformations in global governance in all relevant areas. (2)” 28 Pada pertemuan tahunan BRICS ke tiga, yaitu tanggal 14 April 2011 di Sanya (China), isu-isu yang dijadikan pembahasan semakin berkembang. Dalam pertemuan ini, beberapa isu yang dibahas adalah isu mengenai kerjasama ekspor dan impor, isu 26 “Joint statement of the BRICS Countries‟ Leaders,” President of Russia Official Web Portal, diakses 7 Juni 2013, http://archive.kremlin.ru/eng/text/docs/2009/06/217963.shtml. 27 Ibid. 28 “Second BRIC Summit,” BRICS-South Africa Official Website, diakses 7 Juni 2013, http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/second-summit/. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 20 hukum internasional terhadap terorisme, isu reformasi keanggotaan permanen dari Dewan Keamanan PBB, isu media perdagangan berupa pinjaman mata uang lokal, isu perang di Libya.29 Adapun isu reformasi keanggotaan permanen dari PBB dengan pemberian peluang peran yang lebih besar bagi India, Brazil, dan Afrika Selatan direpresentasikan melalui pernyataan kepala negara BRICS sebagai berikut: "We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, including its Security Council, with a view to making it more effective, efficient and representative, so that it can deal with today's global challenges more successfully. China and Russia reiterate the importance they attach to the status of India, Brazil and South Africa in international affairs, and understand and support their aspiration to play a greater role in the UN. (8)” 30 Kemudian pada pertemuan ke empat yaitu tanggal 29 Maret 2012 di New Delhi (India), isu-isu yang dibahas adalah lebih pada penguatan kerjasama dan kepentingan bersama di arena internasional. Termasuk didalamnya usaha untuk memperkuat koordinasi dan konsultasi antaranggota BRICS. 31 Sedangkan pada pertemuan terakhir yaitu pada 27 Maret 2013 di Durban (Afrika Selatan), isu-isu yang dibahas adalah isu mekanisme BRICS Development Bank yang sempat digaunggaungkan pada pertemuan sebelumnya, kemudian persetujuan pembentukan Continent Reserve Agreement yaitu kesepakatan memiliki dana cadangan bersama sebesar 100 miliar dollar AS, serta pembentukan lembaga think tank BRICS dan forum bisnis BRICS (BRICS Business Council).32 Perkembangan forum ini dapat dilihat dengan meluasnya aktor atau lembaga kerjasama yang berkoordinasi di dalam kerjasama BRICS. Aktor-aktor atau lembaga 29 People’s Daily Online, “Full Text of Sanya Declaration of the BRICS Leaders Meeting,” 7 Juni 2013, http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/7351063.html. 30 Ibid. 31 “Fourth BRICS Summit New Delhi,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November 2012, http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html. 32 “Fifth BRICS Summit,” BRICS-South Africa Official Website, diakses 7 Juni 2013, http://www.brics5.co.za/. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 21 tersebut adalah sebagai berikut:33 1. Kementerian Luar Negeri Kementerian luar negeri BRICS telah melakukan pertemuan secara reguler di New York disamping pertemuan UNGA. 2. Kementerian ekonomi Kementerian ekonomi BRICS telah melakukan koordinasi secara reguler disamping pertemuan tahunan G20, IMF, dan Bank Dunia. 3. High Representatives on Security (National Security Advisers/NSA) Rusia menjadi tuan rumah dari pertemuan formal BRICS National Security Advisers (NSAs) pada Mei 2009 untuk mendiskusikan implikasi keamanan dari krisis global dan finansial. 4. Kementerian Pertanian Melalui pertemuan para menteri pertanian BRICS, negara-negara ini mendiskusikan tentang Action Plan 2012-2016 pada kerjasama pertanian diantara negara-negara BRICS. Dari pertemuan ini, diadopsi beberapa prioritas kerjasama pertanian antarnegara BRICS. 5. Kementerian Perdagangan Kementerian perdagangan dari masing-masing negara BRICS melakukan pertemuan reguler disamping pertemuan tahunan BRICS dan KTT WTO. 6. Kementerian Kesehatan Pertemuan dari kementerian kesehatan masing-masing negara BRICS telah dilakukan pada Juli 2012 untuk mengeksplor area kerjasama di bidang kesehatan. 7. Science and Technology Senior Officers Science and Technology Senior Officer merupakan sebuah forum bentukan dibawah koordinasi pertemuan tahunan BRICS yang berfokus pada diskursus terhadap eksplorasi kerjasam BRICS dalam bidang sains dan 33 “About BRICS,” BRICS-India http://www.bricsindia.in/about.html. Official Website, diakses 7 Juni 2013, Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 22 teknologi. Pertemuan ini telah dilakukan di Dalian, China pada 2011. 8. BRICS Competition Conference Pertemuan forum konferensi kompetisi BRICS diadakan sebanyak 3 kali. Di Russia, China, dan India. 9. Business Forum Forum bisnis forum diadakan oleh untuk mengoordinasikan kerjasama dalam enterprises. Melalui forum ini, telah ditandatangani MoU dalam beberapa point dalam koordinasi kegiatan sektor bisnis BRICS. 10. BRICS Development Bank Bank pembangunan BRICS ini dibentuk dalam rangka mengakomoodir kebutuhan finansial kerjasama BRICS dan sebagai lembaga peminjaman dengan mata uang lokal. Sampai dengan tahun 2013, lembaga ini masih dalam tahap perancangan mekanisme dan jumlah cadangan yang disimpan didalamnya. 11. Statistical Organization Statistical Organization merupakan sebuah forum diskursus statistik terkait trend dari kerjasama perdagangan dan data-data yang berkaitan dengan informasi kondisi perekonomian BRICS. Informasi dari diskursus yang dilakukan dalam forum ini dipaparkan dalam pertemuan tahunan BRICS. 12. BRICS Joint Study Joint Study ini diselenggarakan dibawah koordinasi kementerian negaranegara BRICS untuk melakukan studi mengenai kondisi perekonomian dunia. Hasil dari joint study ini dipaparkan dalam pertemuan tahunan BRICS. 13. Forum Akademis Forum akademisi ini berisikan para akademisi dari BRICS dalam menggelar penelitian yang dapat dijadikan bahan dalam memperkuat data statistik BRICS. 14. BRICS Friendship Cities Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 23 Forum ini merupakan forum yang dihadiri oleh walikota-walikota dari negara-negara BRICS dalam kaitannya dengan peran perkotaan terhadap kerjasama BRICS. Forum ini pertama kali digelar pada 2011 dalam rangka membangun kerjasama antarkota dari masing-masing negara BRICS. 2.3 Ragam Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan BRICS Kerjasama bermula diorientasikan untuk membangun kapasitas perekonomian domestik kemudian menjadi beragam dan meluas cakupannya. Namun begitu, negara-negara ini memiliki itikad kuat dalam membangun kerjasama ekonomi dan pembangunan (nasional dan internasional) yang menjadi tujuan utama dari forum ini, adapun kerjasama tersebut adalah sebagai berikut:34 1. Intra-BRICS Trade and Investment Cooperation Perdagangan intra-BRICS dan kerjasama investasi menjadi peluang bagi negara-negara BRICS untuk meningkatkan pendapatan dan ketersediaan lapangan kerja. Untuk membangun perdagangan dan hubungan investasi, negara-negara BRICS harus bekerjasama utuk mengidentifikasi area, sektor, dan pasar yang berpotensi dalam perdagangan dan ekspansi investasi untuk memperkuat sektor produktif untuk kebermanfaat bersama dan menghindari kompetisi yang dekstruktif. Sektor perbankan BRICS dapat memainkan peran penting dalam mempromosikan perdagangan dan investasi melalui fasilitas-fasilitas perdagangan yang inovatif, mengatur kredit ekspor, dan mengukur pengembalian yang menjamin keuangan perdagangan tidak terpengaruh dari kerugian bisnis, yang menjadi kasus pada krisis global. Adanya hal tersebut membutuhkan aksi konkret dari sektor perbankan di negara-negara BRICS dengan bank sentral sebagai jangkar penguat dalam menjalankan strategi perdagangan dan investasi. 34 “The BRICS Report,” BRICS-India http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf . Official Website, diakses 1 Desember 2012, Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 24 China telah menjadi pionir dalam hal ini dengan mengajukan beberapa perdagangan bilateral dalam renminbi dan mempromosikan bank internal serta pasar bersama yang dilakukan di Hongkong untuk renminbi. Hal ini dapat menciptakan peluang-peluang investasi dan likuiditas pasar, mendorong penggunaan lebih luas dari renminbi untuk perdagangan dan pemukiman. Brazil telah berkonsentrasi dalam penggunaan sistem pembayaran dalam mata uang lokal dengan Argentina yang mulai beroperasi sejak 2008. Hal ini menjadi sistem yang unik yang didesain oleh bank sentral masing-masing negara yang secara berkala melakukan tinjau ulang terhadap beberapa pengalaman internasional, terutama dalam sistem pembayaran Eropa. Bank sentral-bank sentral dari Brazil dan Argentina bertanggung jawab pada implementasi dari keunikan sistem pembayaran ini. Semua individu dan perusahaan dapat berpartisipasi dalam transaksi terkait perdagangan barang dan jasa, yang mengimpor masing-masing mata uang. 2. Cooperation in Infrastructure Financing Beberapa negara BRICS jatuh pada defisit infrastruktur. Terutama pada area transportasi dan energi. Defisit ini menjadi faktor penghambat dalam keberlangsungan tingkat pertumbuhan pada jangka panjang. Oleh karena itu, BRICS melihat adanya peluang untuk mengembangkan kerjasama di sektor ini. Untuk mengakomodir permasalahan tersebut, ada lingkup kerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan keuangan infrastruktur. Hal ini dapat dilakukan melalui perombakan pendanaan infrastruktur BRICS untuk memobilisasi investor dan retail institusional. Keuntungan pajak juga disediakan untuk investasi dalam persatuan infrastruktur, seperti yang terjadi di India. Ketika kebutuhan infrastruktur di BRICS besar, partisipasi publik dan privat dapat menenangkan hal ini, menyediakan mekanisme institusional menjadi hal yang memungkinkan untuk dijadikan kombinasi optimal. Persamaan peran privat dapat juga meningkatkan investasi proyek infrastruktur. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 25 3. Industrial Development and Cooperation Berbagi mengenai teknologi, ahli, dan riset dalam sektor industri adalah kunci lain dari area kerjasama antara negara BRICS. Pertukaran pengalaman dan pengukuran kebijakan yang dilakukan negara-negara BRICS mempromosikan pembangunan industri menjadi sebuah area yang bernilai dalam kerangka kerjasama. Hal ini merupakan pendorong network produksi antarnegara BRICS. 4. Cooperation in Transportation Kerjasama transportasi bukan menjadi kerjasama utama mengingat hal itu cukup memakan banyak biaya dimana letak masing-masing negara tidak berdekatan. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan bagi BRICS untuk melakukan kerjasama dengar pendapat dan pengalaman mengenai kesuksesan teknologi transportasi di masing-masing negara. 5. Cooperation in Food Security Negara-negara BRICS memperkuat kerjasama ketahanan pangan mereka melalui inisiatif yang termasuk didalamnya penciptaan dari sistem dasar pertukaran informasi pertanian yaitu dalam hal pengembangan strategi umum dalam menjamin akses pada pangan pada segmen yang rentan dari masyarakat, melakukan pengukuran untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim pada ketahanan pangan, mengadopsi pertanian dan inovasi dengan juga mempromosikan kerjasama dan investasi pada sektir pertanian. Negara-negara BRICS adalah produsen, konsumen, dan eksportir utama dari pertanian, hortikultura, dan produk-produk. Kebutuhan dari tim ahli dan kapabilitas riset telah tersedia di dalam BRICS untuk meningkatkan produktivitas melalui perluasan kultivasi pada tanah-tanah yang belum terberdayakan. Dengan kredibilitas yang kuat, Brazilian Agricultural Research Corporation (Embarpa) menjadi jangkar utama. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 26 6. Cooperation in Techincal Education BRICS memiliki banyak insinyur, arsitek, dokter, ilmuwan, dan institusi manajemen yang menjadi kekuatan dari pasar ekonomi. Para ahli tersebut dipersiapkan dengan orientasi menuju kondisi pasar dan bisnis. Dengan begitu, BRICS technical education dapat meningkatkan nilai keberlangsungan pendidikan. 7. Cooperation in Financial Market Development Pasar finansial dalam BRICS berada pada tingkatan perkembangan yang berbeda. Hal ini menjadi sebuah penekanan yang besar yang harus dijadikan orientasi pada kerjasama pasar yang lebih besar. Banyak negara-negara yang sudah menyuarakan persatuan internasional dalam sebuah basis reguler. Untuk menciptakan pasar besar BRICS dan isu-isu kerjasama yang menargetkan investor harus lebih dieksplorasi. Hal ini dapat membantu menciptakan kerjasama yang kuat dalam pasar dan meningkatkan kedekatan dengan komunitas investor. Hal ini memperluas dan memperdalam debit pasar. 8. Cooperation in Research and Development Dalam rangka meningkatkan kerjasama dalam BRICS, riset menjadi area yang penting antarpemerintah negara. Studi-studi ini dapat dilakukan melalui institusi riset dan dengan menyediakan bantuan akademis. 9. Cooperation in Area of Culture and Tradition Dengan beragamnya budaya, bahasa, sejarah, ekonomi, dan istitusi antarnegara BRICS menjadi hal yang menarik dalam pertukaran budaya dalam rangka meningkatkan pemahaman antar satu dan lain negara. Dalam hal ini, dengan adanya kerjasama dibidang ini, negara-negara dapat meningkatkan kemampuan ekonomi yang bersumber dari pendapatan pariwisata. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 27 10. Cooperation in International Issues Ekonomi global terus menghadapi ketidakpastian. Krisis debit eurozone, level debit fiskal yang tinggi, dan lemahnya permintaan agregasi menuntut adanya prospek perekonomian dengan implikasi kehadiran dari emerging economies. Resiko ini telah menciptakan tantangan segar untuk perekonomian BRICS, terutama memberi peran kunci bahwa BRICS diharapkan bermain dalam kondisi pasca krisis pada perekonomian baru. BRICS harus memperkuat kebijakan makro dan supervisi dan megakomodir beberapa penyebab dari kelemahan global. BRICS dapat lebih jauh bekerjasama dalam mengoordinasi beberapa organisasi internasional seperti IMF, G20, BISA, FSB, WTO, IOSCO, BCBS, dll. 11. Cooperation in Energy Security Perekonomian BRICS dibutuhkan untuk meningkatkan ketahanan energi. Hal ini termasuk koordinasi dalam bentuk multilateral untuk mencapai supervisi yang lebih baik dari kontrak jangka panjang untuk memfiksasi harga dari minyak di masa depan, kerjasama eksplorasi minyak, meningkatkan suplai gas alam melalui pembuatan terminal pipa dalam membagi energi terbaharui dalam konsumsi energi. Riset dan kerjasama pada energi terbaharui seperti solar, biomass, dan hidro elektrik menjadi area penting dari kerjasama dan dapat berjalam dengan peningkatan ketahanan energi antarnegara BRICS dan perekonomian lainnya. 12. Cooperation to Bulid Effective Institutions Jika mengkomparasi perekonomian BRICS dengan perekonomian yang sudah berkembang dalam indikator governance, dapat terlihat gap efektifnya. Perkembangan dalam corporate government, accounting standards, dan kerangka regulator menjadi esensial standar dalam perekonomian BRICS dengan praktek internasional yang terbaik. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 28 13. International Development Bank for Fostering South-South Investment Dalam upaya menangkal adanya resiko dan ketidakjelasan pada tantangan pembangunan, menjadi hal yang kritis bagi negara-negara BRICS untuk bekerjasama dengan aktor relevan lainnya dalam hal pembuatan bank pembangunan internasional untuk mendorong investasi antar negara berkembang. Isu ini secara detail menjadi signifikan dalam konteks prospek global perekonomian dunia yang selalu rentan, yang berkontribusi dalam ketidakstabilan dari keuangan dan arus investasi antarnegara yang dapat menghasilkan berbagai resiko. Bersamaan dengan munculnya bahaya dari perubahan iklim dan lingkungan. Hal ini dilakukan dengan pembuatan insitusi yang dapat mengalokasikan simpanan dari negara-negara berkembang. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 BAB 3 IMPLEMENTASI INTEGRASI EKONOMI LIBERALISME, ALIANSI REALISME, DAN IDENTITAS KOLEKTIF KONSTRUKTIVISME TERHADAP MOTIVASI PEMBENTUKAN BRICS 3.1 Implementasi Integrasi Ekonomi Liberalisme Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS Dalam teori integrasi ekonomi liberalisme, kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara didorong oleh adanya keinginan untuk menciptakan perubahan kondisi ekonomi yang lebih baik, baik dari sisi domestik maupun internasional. Kerjasama tersebut dapat berupa hubungan dagang, investasi, atau bentuk kerjasama ekonomi lainnya. Perdagangan dan investasi merupakan dua bentuk kerjasama yang memberikan dampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi domestik, serta dampak pada peningkatan pembangunan ekonomi internasional. Oleh karena itu, negara-negara banyak melakukan perdagangan dan investasi antara satu sama lain. Namun begitu, kerjasama dagang dan investasi memiliki hambatan yang berasal dari regulasi masing-masing negara. Contohnya penetapan quota impor yang dapat memperkecil peluang perluasan komoditas perdagangan. Oleh karena adanya hambatan-hambatan pada kerjasama ekonomi, khususnya pada kerjasama perdagangan dan investasi, negara-negara pada akhirnya melakukan perjanjian kerjasama ekonomi. Salah satunya adalah perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement). Tujuan dari dilakukannya perjanjian perdagangan bebas adalah untuk mencari titik temu agar masing-masing negara dapat memperoleh keuntungan melalui penghapusan hambatan-hambatan perdagangan. Sebelumnya negara-negara melakukan proses penyamaan persepsi, negosiasi, dan penyesuaian kebijakan ekonomi terhadap proyeksi kerjasama ekonomi yang akan dilakukan. Selanjutnya, proses perdagangan yang berkesinambungan akan menciptakan efisiensi 29 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 30 perekonomian negara, negara semakin fokus mengembangkan spesialisasi produk dengan target pasar yang semakin jelas. BRICS sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi, tidak terlepas dari adanya motivasi negara-negara pembentuknya untuk meningkatkan perbaikan kondisi perekonomian domestik dan internasional. Terlebih pasca krisis global melanda pada 2007-2008 (satu tahun sebelum BRICS terbentuk), kondisi perekonomian sangat mencekam dan mengkhawatirkan. Kondisi perekonomian internasional yang tidak kondusif yang dihadapkan pada kebutuhan peningkatan pertumbuhan perekonomian domestik menjadi pacuan negara-negara untuk melakukan kerjasama ekonomi. Kerjasama ekonomi ini kemudian menyentuh ranah perdagangan dan investasi. Perdagangan dan investasi intra-BRICS diharapkan menjadi roda perekonomian primer bagi negara-negara BRICS untuk semakin meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi domestik dan keseimbangan pembangunan di level internasional antara negara maju dan berkembang. Pada kenyataannya, negara-negara BRICS belum banyak melakukan perdagangan satu sama lain. Namun begitu, dalam hal ini, China telah lama melakukan banyak perdagangan bebas dengan banyak negara, beberapa diantaranya adalah negara-negara yang tergabung dalam BRICS itu sendiri. Oleh karena itu, China memiliki hubungan dagang dan investasi yang cukup kuat dengan negaranegara BRICS lainnya.35 Di sisi lain, kekuatan aktivitas perdagangan China dan tingginya pertumbuhan ekonomi China tidak menjadi penguatan bahwa China mendominasi forum BRICS, sebab di dalam forum ini, diberlakukan asas keseimbangan peran dan suara dari masing-masing negara. Negara-negara ini saling mendukung peran yang besar antara satu sama lain dalam ranah ekonomi politik internasional. Kepala negara dari BRICS optimis terhadap hubungan ekonomi yang kuat 35 Oliver Stuenkel, “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?,” Post Western World, 6 Juli 2013, http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intra-brics-trade/#comment65838. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 31 dari masing-masing negara BRICS melalui kerjasama investasi, perdagangan, dan kerjasama ekonomi lainnya didalam tubuh BRICS dapat memberikan perubahan yang signifikan terhadap perbaikan ekonomi masing-masing negara. Kepala negara BRICS juga melihat kerjasama ini sebagai langkah awal untuk memperkuat perekonomian masing-masing negara. Hal ini tertera dalam Joint Statement dari kepala negara BRICS dalam Sanya Decalaration di Sanya sebagai berikut: “We are committed to assure that the BRICS countries will continue to enjoy strong and sustained economic growth supported by our increased cooperation in economic, finance and trade matters, which will contribute to the long-term steady, sound and balanced growth of the world economy. (13)”36 3.1.1 Komitmen dan Perjanjian Kerjasama Ekonomi BRICS Kerjasama dengan isu perdagangan, investasi, dan kebijakan ekonomi antarnegara BRICS menjadi kerjasama ekonomi yang efektif, direpresentasikan melalui koordinasi Menteri Perdagangan dan Keuangan dari masing-masing negara anggota BRICS dibawah kesepakatan pemerintah pusat. Menteri Perdagangan dan Keuangan negara-negara BRICS telah menyelenggarakan 3 kali forum pertemuan tingkat menteri. Adapun fase awal yang dilakukan oleh menteri-menteri ini adalah melakukan persamaan perspektif terhadap orientasi kerjasama ekonomi, khususnya dalam bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi dalam The Contact Group on Economic and Trade Issues (CGETI). CGETI ini merupakan platform kunci dari anggota-anggota BRICS untuk saling bertukar pandangan mengenai perspektif yang menjadi basis koordinasi dan kerjasama dalam isu kerjasama ekonomi. CGETI ini memuat prinsip kerjasama dalam Term of Reference (TOR) dan berfungsi mendefinisikan aksi spesifik jangka panjang dalam upaya penguatan koordinasi dan peluang joint action. Adapun isi dari prinsip-prinsip dari CGETI termaktub dalam rekam jejak pertemuan antarmenteri dari masing-masing negara pada tanggal 23 Maret 2013 di 36 “Third Summit,” BRICS-India Official http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html. Website, diakses 30 November 2012, Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 32 Afrika Selatan. Prinsip-prinsip tersebut adalah: 37 “To achieve mutually beneficial outcomes, this Trade and Investment Cooperation Framework operates according to the principles of equality, transparency, efficiency, mutual understanding and consensus (2.1).” “This framework is open-ended and progressive. The cooperation initiatives may be adjusted, enriched and will evolve as issues of concern to its BRICS Members develop and change in the future, with the approval of the BRICS Trade Ministers’ Meeting and the CGETI (2.2).” Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa BRICS memiliki itikad dalam memperluas keuntungan melalui kerjasama perdagangan dan investasi. Perdagangan dan investasi tersebut memiliki prinsip pertama yang menitikberatkan pada kesamaan, transparansi, efisensi, serta keseragaman pemahaman dan konsensus. Sedangkan pada prinsip kedua, negara-negara BRICS menghendaki pengawalan Menteri Perdagangan dan CGETI dalam setiap kebijakan yang bertujuan mendorong kemajuan perekonomian masing-masing negara secara progresif dan terbuka. Adapun tujuan dari prinsip dan kerangka kerjasama ini ada lima, yaitu, pertama, untuk mempromosikan atau menggiatkan kerjasama perdagangan, investasi, dan ekonomi antara negara-negara BRICS. Kedua, menguatkan link perdagangan dan investasi yang ditekankan pada dukungan terhadap aspek komplementer dari pertumbuhan industri, serta pembangunan yang berkelanjutan dan pertumbuhan yang inklusif. Ketiga, menjadi wadah untuk pertukaran ide kebijakan dalam perdagangan dan investasi antaranggota BRICS. Keempat, menggiatkan inisiatif negara anggota untuk mendukung pembangunan institusi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi dan pertambahan nilai dalam berbagai sektor ekonomi. Kelima, memperkuat komunikasi dan koordinasi.38 Komitmen dari kerangka kerjasama ini diimplementasikan dalam Areas of 37 “BRICS Trade and Investment Cooperation Framework,” BRICS-South Africa Official Website, diakses 20 Mei 2013, http://www.info.gov.za/speech/DynamicAction?pageid=461&sid=35318&tid=102965. 38 Ibid. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 33 Work atau area-area jangkauan kerjasama, yaitu:39 1. Kejasama dan koordinasi bersifat multikultural. 2. Memperkuat koordinasi dalam Doha Round WTO dan forum internasional terkait perdagangan dan investasi. Hal ini dilakukan melalui pertemuan reguler dalam forum-forum tersebut dengan melihat potensi area pembangunan yang bermanfaat bagi negara-negara berkembang. 3. Mempromosikan dan memfasilitasi perdagangan dan investasi. 4. Meningkatkan pertukaran informasi kebijakan investasi dan perdagangan dan peluang-peluang bisnis melalui mekanisme website. Selain itu juga memfasilitasi kerjasama kewirausahan masing-masing negara. 5. Meningkatkan trannsparansi dari lingkungan perdagangan dan investasi yang sejalan dengan hukum dan regulasi masing-masing negara. 6. Meningkatkan komunikasi dan kerjasama pada lingkup standardiasi, sertifikasi, inspeksi, dan karantina. Juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama antarpihak (agent) yang bertanggungjawab terhadap perdagangan. 7. Mempertimbangkan efek kinerja menteri keuangan dan Bank Sentral masing-masing negara untuk mendukung mata uang lokal pada perdagangan BRICS. Sedangkan beberapa rencana implementasi kegiatan ekonomi berdasarkan prinsip dan tujuan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:40 1. Membangun basis pertukaran informasi seperti yang diinisiasikan oleh The Centre for BRICS Studies oleh Universitas Fudan, China. 2. Memfasilitasi proses kolektivitas data terkait perdagangan. 3. Bergabung dalam studi perdagangan untuk mengidentifikasi cara mempromosikan ekspor dari barang-barang bernilai tambah antara negara- 39 40 Ibid. Ibid. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 34 negara BRICS. 4. Mengadakan seminar BRICS pada perjanjian proteksi investasi di Afrika pada Juni 2013. 5. Mempromosikan kegiatan investasi dan perdagangan melalui China International Fair for Investment and Trade di China pada September 2013. 6. Mengadakan Forum Impor, yaitu untuk mempromosikan kegiatan impor antaranggota di China. 7. Mempromosikan Small and Medium Entreprises (SME) melalui The China Small and Medium Entreprises Fair di China pada Semptember 2013. 8. Mengadakan koordinasi dalam KTT WTO pada Desember 2013. Selain itu, terdapat dua kunci inisiatif finansial yang bertujuan mempromosikan kerjasama intra BRICS. Pertama, Framework Agreement on Financial Cooperation yang telah ditandatangani oleh 5 bank pembangunan (development bank) masing-masing negara. Kedua, the Contingent Reserve Pooling Arrangements yang telah disepakati sebesar 100 miliar dollar AS yang akan digunakan dalam mengatasi krisis. 41 Dengan kontribusi 41 miliar dollar AS dari China, 18 Miliar dollar As dari India Brazil dan Russia, dan 5 miliar dollar AS dari Afsel,42 serta Bilateral Swaps. 43 Pada pertemuan tahunan kepala negara BRICS ke empat, dua perjanjian keuang an telah ditandatangani yaitu the Master Agreement on Local Currency Credit 41 Alexander Nechaev, “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic Crisis,” Buziness Africa, 5 Juni 2013, http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id=844%3Abrics-aninstrument-for-addressing-the-global-economic-crisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru. 42 Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld Magazine, 12 Desember 2012, http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-owndevelopment-bank-and-crisis-fund. 43 Alexander Nechaev, “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic Crisis,” Buziness Africa, 5 Juni 2013, http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id=844%3Abrics-aninstrument-for-addressing-the-global-economic-crisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 35 Facilities (MALCCF) dan the Multilateral Letter of Credit Confirmation Facility (LCC).44 Adapun perjanjian-perjanjian tersebut bertujuan untuk memperkuat dan membangun kerjasama perdagangan dan ekonomi antara institusi finansial dan enterprises dari BRICS melalui perluasan pinjaman terhadap satu sama lain menggunakan mata uang lokal. Mekanismenya akan memudahkan negara negara BRICS untuk mengurangi ketergantungan teradap dollar AS, mengakomodir biayabiaya perdagangan, serta meningkatkan alur perdagangan dan investasi dan mendorong internasionalisasi mata uang masing-masing negara.45 Melalui upaya penyamaan perspektif kebijakan dalam mempererat kerjasama diatas, negara-negara BRICS memperlihatkan adanya itikad untuk melakukan kerjasama yang saling menguntungkan. Selain itu, dengan didorongnya penggunaan mata uang lokal sebagai alat tukar, menjadikan penyesuaian yang lebih besar terhadap proses kerjasama perdagangan dan investasi yang berimbas pada interdependensi serta penyelarasan dan internasionalisasi nilai mata uang masing-masing negara BRICS. Semakin besar pertukaran mata uang dalam perdagangan dan investasi menjadi harapan semakin meningkatnya pertumbuhan perekonomian masing-masing negara. Selain itu, dengan penggunaan mata uang lokal sebagai alat tukar, menyebabkan diversifikasi cadangan mata uang yang berbeda dalam negeri serta mengurangi ketergantungan dengan major traded currencies seperti dollar dan euro, serta mengisolasi dari adanya economic shock dari AS dan Eropa. 3.1.2 Gambaran Kondisi Kerjasama Perdagangan dan Investasi diantara Negara BRICS Walaupun negara-negara BRICS terkecuali Afrika Selatan dikatakan sebagai negara Emerging Economies dengan fase industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi yang cenderung meningkat pesat, kemampuan ekonomi negara-negara BRICS tidak dapat disamaratakan. Di samping itu, selain China, negara-negara ini tidak memiliki 44 45 Ibid. Ibid. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 36 hubungan ekonomi yang kuat satu dengan lainnya, khususnya dalam perdagangan dan investasi. Contohnya perdagangan Brazil dengan India, 7 kali lebih kecil dari perdagangan Brazil dengan China.46 Namun begitu, melalui komitmen kerjasama ekonomi di dalam BRICS ini, perdagangan bilateral dari beberapa negara meningkat cukup pesat, contohnya Afrika Selatan dengan India dan Brazil yang bertumbuh sebesar 32% dan 25%. 47 China telah menjadi partner dagang yang kuat bagi negara-negara BRICS sejak sebelum terbentuknya forum kerjasama ekonomi BRICS. Hal ini dapat direpresentasikan melalui perbandingan kerjasama perdagangan yang telah dilakukan oleh Afrika Selatan dengan China dan dengan negara-negara BRICS lainnya sebagai berikut: 48 Gambar 3.1 Perbandingan Perdagangan Afrika Selatan dengan China dan Negara BRICS lainnya Sumber: The DTI 46 Oliver Stuenkel, “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?,” Post Western World, 6 Juli 2013, http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intra-brics-trade/#comment65838. 47 Ibid. 48 SABC News, “South Africa‟s Involvment in BRICS,” 7 Juli 2013, http://www.sabc.co.za/news/f1/be30b2804ef2061d9007913a187502c4/SouthAfrica%E2%80%99s-involvement-in-BRICS-20130319. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 37 Sejak tahun 2008, Afrika Selatan telah melakukan kerjasama perdagangan dengan seluruh negara-negara BRICS seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3.2.1.1. Dari tabel yang berada dalam gambar tersebut, pertumbuhan kerjasama perdagangan relatif lebih besar dan bertumbuh menjadi lebih besar dari tahun ke tahun terhadap China dibandingkan terhadap negara-negara BRICS lainnya. Namun begitu, selain dengan Rusia, kerjasama perdagangan Afrika Selatan dengan negara-negara BRICS lainnya juga memiliki kecenderungan untuk meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan adanya penambahan volume perdagangan diantara Afrika Selatan dan negara-negara BRICS lainnya dan kekuatan perdagangan yang semakin membesar yang dibentuk oleh China terhadap negara-negara BRICS secara bilateral. Dalam hal ini, China mempunyai potensi mendominasi negara-negara BRICS. Namun melalui kerangka kerjasama CGETI, kebijakan yang diambil oleh negara-negara BRICS terkait kerjasama perdagangan dan investasi diantara mereka dilakukan tanpa ada teknanan dan melalui proses yang adil. Di samping itu, negara-negara ini menggunakan berbagai cara untuk dapat meningkatkan volume kerjasama perdagangan dan investasi melalui empat cara, pertama melalui pertemuan rutin Kementerian Perdagangan dan Keuangan BRICS, Forum Bisnis BRICS, Forum Kooperatif BRICS (bersama dengan Dewan Bisnis BRICS), dan Otoritas kompetisi BRICS. Kementerian Perdagangan dan Keuangan BRICS membuat contact group seperti sebelumnya dijelaskan dalam sub-bab 3.1.1 dari bab ini (CGETI). Contact Group ini merupakan perjanjian kunci yang dikontrol langsung melalui kementerian perdagangan sebagai dasar dari kerjasama ekonomi negara-negara BRICS. Kendala dari contact group tersebut adalah birokrasi yang terdapat dari masing-masing negara. Kendala ini cukup serius karena dapat mengurangi efektifitas dari kerjasama. Adapun Forum Bisnis BRICS telah dijelaskan pada sub-bab 2.2 dari bab 2. Forum ini dibentuk sebagai upaya mempromosikan persatuan asosiasi bisnis anggota BRICS. Adapun Forum Kooperatif BRICS dijadikan sebagai wadah untuk bertukar pengalaman dan praktik, serta memperkuat kerjasama dengan pembentukan sistem Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 38 yang mengedepankan sisi kooperatif bagi perusahaan-perusahaan BRICS. Sedangkan Otoritas Kompetisi BRICS merupakan forum yang mengedepankan profesionalisme dari perekonomian BRICS melalui mekanisme dan proses yang transparan dalam pasar.49 Walaupun didominasi oleh China, secara umum, perdagangan internal BRICS mencapai rata-rata 28% per tahun atau sama dengan 230 miliar dollar.50 Selain itu, perdagangan antara negara BRICS telah meningkat 6 kali pada 10 tahun terakhir mencapai 360 miliar dollar AS tahun lalu.51 Pada sisi investasi, China melakukan investasi sebesar 115 miliar dollar AS pada tahun 2010-2013 ke Afrika Selatan.52 Investasi ini merupakan investasi terbesar di wilayah Afrika Selatan. 53 Dengan begitu, walaupun dalam sejarah kerjasama ekonomi negara-negara BRICS tidak begitu besar dari sisi hubungan dagang dan investasi, akan tetapi negara-negara ini melakukan beragam upaya untuk meningkatkan perdagangan antara satu dan lainnya. Kebutuhan perdagangan dan investasi diantara negara-negara BRICS cukup besar mengingat masing-masing negara memiliki comparative advantage yang dapat mengakomodir kebutuhan perekonomian satu sama lain. China adalah penghasil barang-barang manufaktur dan barang-barang kerajinan dalam jumlah yang besar. India memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam teknologi informasi serta merupakan negara penghasil perangkat teknologi informasi. Brazil unggul pada agrikultural dengan tanah yang subur dan luas, serta dikenal dunia sebagai world biggest farm. Selain itu, Brazil merupakan penghasil etanol terbesar di dunia. Rusia kaya akan minyak dan gas. Sedangkan Afrika Selatan memiliki sumber mineral yang 49 Ibid. IANS, “BRICS SUMMIT - Fast at a Glance,” Thaindian News, 5 Juni 2013, http://www.thaindian.com/newsportal/uncategorized/brics-summit-facts-at-a-glance_100607723.html. 51 Jane B. Hatcher, “South Africa‟s businesses ready for BRICS,” NZweek, 5 juni 2013, http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics-56613/. 52 Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni 2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html. 53 Ibid. 50 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 39 diestimasikan sebesar 2,5 trilun dollar AS (emas, platinum, uranium, krom, manganese ore, zikornium, vanadium, dan titanium).54 Dengan kerjasama yang lebih integratif dalam memaksimalkan penggunaan komoditas spesifikasi masing-masing negara, pertumbuhan ekonomi serta pembangunan akan semakin meningkat. Adapun gambaran kenaikan pertumbuhan kerjasama perdagangan inta-BRICS dapat dilihat melalui penggambaran berikut ini: Gambar 3.2 Kenaikan Pertumbuhan Perdagangan Intra-BRICS 2000 dan 2010 Sumber: International Trade Center Dari gambar diatas, dapat dilihat pertumbuhan perdagangan intra BRICS (belum termasuk dengan Afrika Selatan) bertumbuh terus menerus dari 29 miliar dollar AS sejak tahun 2000 menjadi 319 miliar dollar AS pada tahun 2010. Hal ini membuktikan bahwa terdapat dorongan yang kuat dari BRICS untuk terus melakukan kerjasama perdagangan. Dalam hal ini, dengan adanya forum kerjasama ekonomi BRICS, negara-negara BRICS dapat lebih memperkuat perdagangan antara satu dan 71 Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013, http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 40 lainnya melalui mekanisme kerjasama yang telah dirumuskan bersama. 3.2 Implementasi Teori ‘Power, Kepentingan Nasional, dan Aliansi’ Realisme Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS Realisme kental dengan nuansa power, kepentingan nasional dan aliansi. Dalam menganalisis motivasi pembentukan forum BRICS, realisme lebih melihat pada adanya kesamaan stase economic power dan kepentingan masing-masing negara BRICS sebagai alasan untuk melakukan persatuan. Melalui adanya kebutuhan untuk memperluas kekuatan ekonomi-nya, negara-negara ini membentuk sebuah aliansi perekonomian yang dihadapkan pada situasi ekonomi politik internasional yang didominasi oleh Barat yang ditandai dengan masih kuatnya penggunaan dollar sebagai mata uang internasional pada interaksi ekonomi di IMF, Bank Dunia, dan forum-forum ekonomi internasional. Selain itu, dominasi ini masih terlihat melalui kekuatan pengambilan kebijakan dalam institusi keuangan internasional IMF dan Bank Dunia. Aliansi ini bersifat tanpa ada konfrontasi fisik. Negara-negara BRICS melalui aliansi ekonomi ini berupaya merealisasikan kepentingan nasional, memperbesar kekuatan ekonomi, dan memperluas pengaruh dalam perpolitikan internasional. Adapun Afrika Selatan memiliki kekhususan motif terkait bergabungnya dalam aliansi ekonomi BRICS ini. Negara-negara ini tidak secara eksplisit mengatakan bahwa forum ini adalah sebuah bentuk aliansi. Namun, upaya-upaya yang dilakukan dan pernyataan-pernyataan kepala negara dalam joint statement pertemuan tahunan BRICS memperlihatkan adanya keinginan yang kuat dalam mereformasi forum-forum ekonomi internasional yang ada saat ini. Keinginan yang kuat dari negara-negara BRICS dalam mendorong reformasi terhadap IMF dilakukan melalui pernyataan resmi BRICS dalam forum-forum internasional seperti G20. Dalam pertemuan ketiga Annual BRICS Summit, para kepala negara BRICS memberikan pernyataan terkait keinginan terhadap adanya Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 41 reformasi dalam tubuh IMF sebagai berikut: “We call for a quick achievement of the targets for the reform of the International Monetary Fund agreed to at previous G20 Summits and reiterate that the governing structure of the international financial institutions should reflect the changes in the world economy, increasing the voice and representation of emerging economies and developing countries. (15).” 3.2.1 Kekuatan Ekonomi (Economic Power) Negara-negara BRICS sebagai Emerging Economies Negara-negara ini merupakan negara emerging economies yang memiliki pertumbuhan GDP yang stabil dalam 10 tahun terakhir. Secara kolektif, gabungan dari negara ini memiliki 50% foreign exchange reserve atau sebesar 4.4 triliun dollar AS.55 Blok atau Aliansi ekonomi ini memiliki 17% dari perdagangan global dan merupakan penerima FDI sebesar 11%. Selain itu, blok ini memiliki 25% GDP global dalam term purchasing power parity (PPP) dan memiliki seperlima nominal GDP dunia.56 Saat ini, GDP kolektif dari BRICS meningkat sebesar 2,3 miliar dollar AS atau menyamai GDP Italia dan pada 2027 akan menyamai AS dan G7. 57 Selain itu, populasi keseluruhan negara BRICS ini diperkirakan sebesar 2,8 miliar manusia. Hal ini merupakan potensi pasar yang sangat besar.58 Jika dikomparasikan dengan negara-negara berkembang yang dijadikan kandidat sebagai emerging economies lainnya, perekonomian BRICS tumbuh jauh lebih cepat, hal tersebut dapat dilihat sebagai berikut: 55 Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni 2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html. 55 Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013, http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced. 57 Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld Magazine, 12 Desember 2012, http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-owndevelopment-bank-and-crisis-fund. 57 Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013, http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 42 Tabel 3. 1 Gambaran Umum Kekuatan Ekonomi BRICS Berdasarkan GDP Sumber: Global Sherpa, 2011 (www.globalsherpa.org) Dalam hal ini, karakteristik kekuatan ekonomi negara oleh Jim O‟Neill diindikasikan melalui populasi. Populasi merupakan sebuah kekuatan yang cukup signifikan bagi sebuah negara, sebab menurut Jim O‟Neill, dengan besarnya populasi sebuah negara, maka besar juga produktivitas ekonominya. Dengan begitu, GDP dari sebuah negara akan semakin besar. Dapat diambil contoh, pada tahun 2009, populasi yang dimiliki oleh Rusia berada dibawah Indonesia, tetapi GDP Rusia bertumbuh 3 kali lipat dari Indonesia. Begitupun dengan negara-negara lainnya. Hal ini menandakan bahwa negara-negara BRICS memiliki kekuatan yang berbanding lurus antara pertumbuhan populasi dan ekonominya, walaupun tidak dapat digeneralisir secara kondisi kesejahteraan masyarakatnya. Pada tabel tersebut, Afrika Selatan memiliki kekuatan ekonomi yang berbeda dari negara-negara BRICS lainnya. Hal ini disebabkan Afrika Selatan merupakan pendatang baru di BRICS dan tidak termasuk dalam kategori emerging economies. Namun begitu, Afrika Selatan memiliki potensi yang besar untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Afrika Selatan juga menjadi celah bagi negara-negara Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 43 BRICS untuk dapat bekerjasama dengan negara-negara di wilayah Afrika. 59 Selain memimpin perekonomian negara-negara berkembang, pada saat krisis global 2007-2008, BRICS dapat membuktikan ketangguhan ekonominya. Hal ini dapat dilihat pada penggambaran tabel dibawah ini dimana masing-masing negara mengalami kestabilan pertumbuhan GDP. Kestabilan pertumbuhan GDP-nya ini dimaksudkan dengan tidak begitu terpengaruh secara signifikan oleh krisis global yang melanda dunia tersebut. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.2 BRICS- Tingkat Rata-rata Pertumbuhan dari GDP riil (%), 1980-2008 (Sebelum dan Saat Krisis Global) 1980-1990 1990-2000 2000-2005 2006 2007 2008 Brazil 2.8 2.9 2.8 3.7 5.7 5.5 China 10.3 10.4 9.6 11.6 13.0 9.0 India 5.8 6 6.9 9.8 9.3 7.3 Rusia - -4.7 6.2 7.4 8.1 5.6 1.6 2.1 4.0 5.4 5.1 3.1 Afrika Selatan Sumber: UNCTAD Handbook Statistics, 2008, untuk data 1980-2005 dan IMF –World/ Economic Outlook, April 2009, untuk data 2006-2008. Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan pertumbuhan GDP pada saat krisis global terjadi. Namun begitu, negara-negara ini masih bertahan dalam kisaran pertumbuhan yang tidak terlalu jauh. Adapun sejak tahun 2000, negara-negara ini telah memperlihatkan pertumbuhan GDP yang pesat, terutama China. Sedangkan Rusia telah mengalami krisis yang berulang pada tahun 90-an, kemudian bangkit pada dekade selanjutnya. 60 Adapun krisis yang terjadi pada 2007-2008 telah mengubah posisi dan peran 59 Jason, “China in Africa:South Africa Joins BRICs Summit,” Global Sherpa, 6 Juli 2013, http://www.globalsherpa.org/china-africa-brics. 60 Eduardo Cassiolato dan Martins Lastres, BRICS, 9. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 44 BRICS. Ketika negara-negara sedang mendefinisikan ulang mengenai peran negara, perekonomian negara-negara ini justru meningkat. Kapasitasnya juga tetap bertahan dan menjadi sumber ide mengenai bagaimana berjuang selama krisis dan menemukan jalan untuk menyelesaikannya. 61 Hal ini disebabkan masing-masing negara telah melakukan strategi jangka panjang yang disesuaikan dengan potensi dan kebutuhan domestik. 62 Di sisi lain, semua negara BRICS telah meningkatkan level ekspor dan impor pada dua dekade terakhir, pada volume perdagangan dan kontribusi pertumbuhan GDP. Antara 2000-2008, sebelum negara-negara ini tergabung dalam kesatuan blok ekonomi, BRICS berkontribusi terhadap setengah dari global growth dan saat ini memiliki cadangan pertukaran yang luas.63 Di China, Rusia, dan Afrika Selatan, perdagangan luar negerinya mencapai 50% di tahun 2002 dari GDP ketika di Brazil dan India merepresentasi sekitar 30% dari GDP. 64 61 Ibid. “The BRICS Report,” BRICS-India Official Website, diakses 1 Desember 2012, http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf . 63 Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni 2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html. 64 Eduardo Cassiolato dan Martins Lastres, BRICS, 9. 62 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 45 Tabel 3.3 Perdagangan Barang BRICS. Nilai (Menggunakan miliar AS) dan kontribusi dalam Total Dunia (%), 2000-2007. Ekspor 2000 Nilai 2004 % Nilai 2007 % Nilai % Dunia 6,455.98 100 9,182.96 100 13,833.04 100 Brazil 55.08 0.85 96.67 1.06 160.64 1.20 China 249.20 3.87 593.32 6.50 1,218.01 8.80 India 42.38 0.66 76.64 0.80 145.43 1.10 Rusia 105.57 1.64 183.20 2.01 355.46 2.60 29.98 0.47 46.14 0.50 69.78 0.50 Afrika Selatan Impor 2000 Nilai 2004 % Nilai 2007 % Nilai % Dunia 6,653.66 100 9,462.99 100 14,056.58 100 Brazil 59.06 0.87 66.43 0.70 126.58 0.90 China 225.09 3.40 561.22 5.90 955.80 6.80 India 52.52 0.80 99.77 1.10 215.50 1.50 Rusia 49.12 0.70 107.12 1.10 245.36 1.70 Afrika Selatan 29.69 0.40 53.46 0.60 81.75 0.60 Sumber: WTO Tabel 3.2.1.2 memperlihatkan ekspor dan impor BRICS, dalam mata uang dollar AS dan sebagai persentase dari ekspor dan ekspor dunia selama tahun 20002007. Setelah fase stagnansi antara 2000 dan 2002, ekspor dunia meningkat secara signifikan dari 6.482 miliar dollar AS di tahun 2002 menjadi 9.123 miliar dollar AS di tahun 2004 dan 14.056 miliar dollar AS di tahun 2007. Impor juga berada pada tren yang sama. Partisipasi dari BRICS dalam proses telah bertambah luas secara signifikan. Fakta yang paling penting adalah pertumbuhan partisipasi China dalam perdagangan dunia, dimana ekspornya meningkat dari 3.9% di tahun 2000 dari ekspor Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 46 dunia menuju 6.5 % di tahun 2004 dan 8.8% di tahun 2007. Seperti yang dapat dilihat dari tabel diatas, impor China lebih memukau pada periode tersebut bahkan melebihi Amerika Serikat yang berjumlah 296 miliar dollar AS di tahun 2002 menuju 995 juta dollar AS di tahun 2007, yaitu mencapai 6.8% dari impor dunia di tahun 2007. Hal ini mendasari adanya peran yang signifikan dari barang-barang primer pada aktivitas impor ini yang bedampak positif pada BRICS secara signifikan.65 India, Rusia, dan Brazil juga mengalami kenaikan pertumbuhan pada eskpor dan impor. Diawali dengan kemajuan China, kontribusi Brazil dan Rusia terhadap ekspor bertumbuh cepat. Kontribusi Brazil naik 0.85% di tahun 2000 menjadi 1.2% di tahun 2007. Sedangkan pertumbuhan kontribusi Rusia meningkat dari 1.64% pada tahun 2000 menjadi 2.6% di tahun 2007. Pertumbuhan India menjadi 1.1% dari ekspor dunia di tahun 2007 dari sebelumnya 0.66% di tahun 2000. Afrika Selatan merupakan satu-satunya negara BRICS yang tidak memiliki pertumbuhan kontribusi ekspor dunia pada 10 tahun terakhir. Pertumbuhan ekspor Brazil ditandai dengan diversifikasi yang luar biasa pada pasar dan negara-negara berkembang, hal ini menjadi sebuah keunikan fenomena dalam BRICS. 66 Pada sisi impor, lima negara memiliki peningkatan kecuali Brazil. Impor Brazil pada impor dunia menurun dari 0.87% menuju 0.70%, tetapi nilai mutlaknya tetap meningkat dari 29 miliar dollar AS menuju 66 miliar dollar AS. China, Brazil dan Rusia berupaya mencapai surplus pada perdagangan barang dagang, dimana India dan Afrika Selatan justru mengalami defisit berkepanjangan.67 Adapun pertumbuhan dari ekspor dan impor dari negara-negara BRICS pada tahun 2011 dapat dilihat sebagaimana berikut ini. 65 Ibid. Ibid. 67 Ibid. 66 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 47 Tabel 3.4 Pertumbuhan Ekspor-Impor Negara BRICS (Kecuali Afrika) dan Beberapa Negara Maju Sumber: Eurostat Tanpa mengesampingkan data yang didapat terkait pertumbuhan ekspor impor dari negara maju. Negara-negara BRICS memiliki peningkatan pada ekspor dan impor, dimana ekspor Brazil berhasil bertumbuh hampir tiga kali lipat (menjadi 169 juta dalam mata uang Euro) pada 2011. Begitu juga daya impornya. Begitu juga negara-negara BRICS lainnya yang tercantum dalam tabel 3.2.1.4. Dengan begitu, dapat dilihat adanya pertumbuhan yang signifikan dari kemampuan ekspor dan impor negara-negara BRICS sejak tahun 2001.68 BRICS (kecuali Afrika Selatan) saat ini juga merupakan negara-negara dengan konsumen yang relatif besar dibandingkan dengan AS dan Inggris (GB) sebagai developed market yang belakangan mulai melemah kemampuan daya belinya. Rata-rata pertumbuhan beberapa item perdagangan BRICS meningkat tinggi. 68 Eurostate “International Trade in Goods,” 6 Juli 2013, http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/index.php/International_trade_in_goods. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 48 Data ini diambil dari TGI, sebuah jaringan perdagangan dan riset perusahaan. Berikut ini adalah tiga sektor perdagangan yang akan dipaparkan yaitu sektor perdagangan otomotif, microwave, dan Bank Cards. Perbandingannya adalah sebagai berikut.69 Gambar 3.3 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Otomotif Negara-negara BRIC (tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) Sumber: Experian Simmons dan Global TGI Pertumbuhan kepemilikan otomotif (terutama mobil) dari Rusia, India, dan China meningkat pesat dengan persentase 80% (Rusia), 90% (India), dan 200% (China). Rata-rata ini menunjukan adanya pembangunan ekonomi yang memberikan kesejahteraan dan kemampuan konsumsi dari sebagian besar masyarakat kota di negara-negara tersebut dibandingkan dengan AS dan GB. 69 Geoff Wicken, “Growth Markets: Why The BRICs Are so Important,” Experian, 5 Juni 2013, http://www.experian.com/blogs/marketing-forward/2011/05/06/growth-markets-why-the-brics-are-soimportant/. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 49 Gambar 3.4 Perbandingan Pertumbuhan Pasar Microwave Negara-negara BRIC (tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) Sumber: Sumber: Experian Simmons dan Global TGI Konsumsi microwave tidak menjadi sesignifikan penjualan mobil dilihat dari besaran harga. Namun penggunaan microwace membutuhkan kemampuan pendapatan yang cukup tinggi mengingat microwave adalah peralatan dapur bukan primer dan memiliki harga yang tinggi dibandingkan peralatan dapur lainnya. Dalam sepuluh tahun terakhir, negara-negara ini mengalami kenaikan pembelian microwave yaitu sebesar 50% (Brazil) dan 700% (Rusia). Khusus di Rusia, sepuluh tahun yang lalu, mocrowave merupakan barang yang terkategorikan mahal dibandingkan kapasitas daya beli masyarakatnya. Sedangkan di AS tetap dengan 89% termasuk rumah-rumah di AS yang sudah memilikinya. 70 70 Ibid. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 50 Gambar 3.5 Perbandingan Pertumbuhan Penggunaan Kredit Negara-negara BRIC (tanpa Afrika Selatan) dengan AS dan Inggris (Great Britain) Sumber: Sumber: Experian Simmons dan Global TGI Pertumbuhan kepemilikan kartu kredit dan debit meningkat berdasarkan kebutuhan masyarakat dalam mengatur keuangan. Secara jelas ini menunjukan peluang institusi keuangan finansial. Dapat dilihat dari gambar bagaimana pertumbuhan Brazil, Rusia, dan India, walaupun secara keseluruhan, AS dan Inggris telah mencapai 84% dan 90% dari total masyarakat di negara masing-masing.71 3.2.2 Kepentingan Nasional Negara-negara BRICS terhadap Pembentukan Forum BRICS Walaupun melakukan perjanjian kerjasama, negara-negara ini melakukan kompetisi ekonomi satu sama lain. Argumentasi ini dikemukakan oleh Abdullah Verachia, Direktur dari The Frontier Advisory Group yang berfokus pada emerging market. 72 Selain itu, negara-negara ini memiliki keinginan untuk memperkuat perekonomian masing-masing negara yang berdampak pada posisi politik dalam 71 Ibid. Lydia Polgreen, “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank,” New York Times, 19 Mei 2013, http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-form-developmentbank.html?_r=0. 72 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 51 dunia internasional. Negara-negara BRICS memiliki kepentingan nasional yang tersembunyi yang dapat tercapai melalui aliansi ekonomi ini. 3.2.2.1 Brazil Kebijakan luar negeri Brazil dapat digarisbawahi dalam dua konsep yaitu Universalisme dan Otonomi. Universalisme berkaitan dengan posisi negara dalam regional yaitu dengan penyediaan atribut perluasan dan kebudayaan sebagai instrumen kepentingan nasionalnya. Otonomi berkaitan dengan kemampuan Brazil untuk bekomitmen dengan kebijakan internasional terkait dengan negara-negara berkembang. Peran Brazil dalam G20 menjadi sebuah pengecualian dan menjadi kepentingannya untuk memiliki posisi inti di pengambilan kebijakan WTO, bersama India. Mantan Perdana Menteri Brazil Celso Amorim mengakui soft balancing dari Brazil adalah terkait perannya dalam memimpin WTO dan G20. Brazil mengartikulasikan perannya dalam arena kebijakan politik internasional pada BRICS, IBSA, WTO, dan G20 yang diperlihatkan melalui perannya memimpin integrasi regional Mercosur dan common market negara-negara Amerika Selatan. Dalam kaitannya dengan upaya mengimbangi kekuatan dalam sistem internasional, Brazil menolak adanya peran superpower dan sistem sebagai unipolar. Selain itu menurut Brazil, Amerika Serikat tidak memiliki pengukuran yang stabil terkait kekuatan militer dan politik dalam skala global. 3.2.2.2 Rusia Asumsi terkait menurunnya kekuatan Amerika Serikat dalam sistem internasional memberikan harapan baru bagi Rusia selepas runtuhnya Uni Soviet pasca Perang Dingin. Dengan bergabungnya negara ini pada BRICS maka Rusia melihat ada keuntungan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kembali posisi-nya di mata dunia. Sedangkan dengan bergabungnya Rusia di WTO akan Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 52 semakin menguatkan kekuatan suara dalam perekonomian dunia. Peran strategis Rusia di BRICS merupakan sebuah upaya melanjutkan penguatan posisi di hadapan Amerika Serikat terkait kesewanang-wenangannya pada hukum, norma, dan kewajiban interasional. Rusia menginginkan Amerika Serikat menjadi negara yang bertanggungjawab bersama dengan beberapa elit internasonal. Rusia merupakan satu-satunya anggota BRICS yang telah memperlihatkan tantangan terhadap munculnya China sebagai kekuatan ekonomi utama. 3.2.2.3 India Pengaruh India dalam arena politik dan ekonomi global dapat tergambarkan melalui strategi nasionalnya berupa democratic consolidation, technological advancement (terutama dalam sektor teknologi informasi dan komunikasi), dan melalui komitmen aktifnya pada arena politik internasional. Fokus utama India adalah terhadap hak asasi manusia dan demokrasi. Beberapa faktor dari kebangkitan India dapat dilihat dari kemampuannya menanggulangi pertumbuhan yang berkelanjutan sampai dengan 2020 sebesar 10% dan akan mengungguli GDP Amerika Serikat pada 2050. Selain itu, kehadiran diplomatik India telah menguat untuk mengimbangi China. Dalam forum BRICS, India yang dipimpin oleh Manmohan Singh merupakan pihak yang sangat mendukung pemmbentukan BRICS Development Bank. Hal ini disebabkan India berada dalam fase manufaktur yang membutuhkan banyak partner dan pendanaan untuk meningkatkan kekuatan ekonominya.73 Hal ini disampaikan pada pertemuan ke lima di Durban Afrika Selatan. 73 Takkar, “Happy Durban delivered India?s BRICS demands: PM,” 3 Juni 2013, http://news.takkarr.com/others/men-posing-as-bses-employees-rob-businessman-s-house-63469/. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 53 3.2.2.4 China Kehadiran China sebagai pemain yang signifikan dalam ekonomi global telah mengakibatkan adanya kecenderungan China menjadi penghasil GDP terbesar di dunia dan sebagai penghasil karbon terbesar yang memliki ketangguhan militer serta menjadi negara dengan populasi terbesar kedua di dunia. Skala pembangunan di China telah membuatnya dipandang sebagai pemain utama dalam arena perekonomian global. Keberadan dan keaktifannya di WTO menjadikannya dipandang sebagai sebuah potensi hegemoni ekonomi. Pragmatisme China terhadap dalam tatanan ekonomi global baru menjadi perhatian negara-negara di dunia. Negara-negara BRICS memanfaatkan keberadaan China tersebut untuk menekan reformasi pada institusi-institusi internasional. China menyadari pergeseran pemain dalam kekuatan global. China melakukan persuasi strategis melalui BRICS, G20, dan UNSC dalam kaitannya memperkuat kekuatan global. Dalam BRICS, China merupakan pihak yang sangat gencar mendukung masuknya Afrika Selatan ke dalam forum BRICS. Hal ini disebabkan China memiliki keterikatan investasi dengan Afrika Selatan. Pada 24 Desember 2010, China mengundang Afrika masuk ke BRICS. China yang sangat menginginkan Afrika masuk ke BRICS. Hal ini disebabkan China merupakan partner dagang Afrika Selatan terbesar. Investasi China dan Afrika Selatan adalah sebesar 115 miliar dollar AS.74 Sehingga dengan masuknya Afrika Selatan, maka investasi China terhadap Afrika Selatan dapat lebih terkontrol dan semakin meluas. 74 Valerie Noury, “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS),” African Business, 3 Juni 2013, http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 54 3.2.2.5 Afrika Selatan Kepentingan nasional Afrika Selatan di BRICS terlihat dari kesempatankesempatannya meningkatkan pertumbuhan ekonominya melalui investasi yang dilakukan oleh negara-negara BRICS. Contohnya melalui kerjasama investasinya dengan China dan melakukan perluasan ekspor hasil alam secara lebih cepat dan terarah. Hal ini didukung dengan komitmmen dari negara-negara BRICS untuk mendukung pembangunan yang dilakukan di Afrika Selatan, tercantum dalam pernyataan bersama dari menteri-menteri perdagangan dan keuangan negara-negara BRICS. Hal ini juga disampaikan oleh pimpinan bisnis dari Afrika Selatan bahwa keanggotaan BRICS adalah sebuah peluang bagi Afrika Selatan untuk meningkatkan level industrialisasi dengan meminjam teknologi dari negara-negara industrialisasi maju lainnya di BRICS. Selain itu, Afrika Selatan berupaya meningkatkan peneterasi pasar pada negara-negara BRICS.75 3.2.3 BRICS sebagai Bentuk Aliansi Ekonomi Negara-negara Emerging Economies Dalam merealisasikan kepentingannya, BRICS membentuk sebuah bank pembangunan bersama (BRICS Development Bank) yang secara praktis ditujukan untuk membantu mendanai rencana-rencana pembangunan infrastruktur sebesar 4.5 triliun dollar AS.76 Selain itu, Jim O‟Neill mengatakan bahwa bank ini akan menjadi bank dunia yang memberikan pengaruh pada emerging countries.77 Pada 26 Maret 2013 di Durban, Afrika Selatan mengatakan bahwa mekanisme ini bertujuan mencapai keamanan dan pembangunan. Serta berusaha berkontribusi secara 75 Jane B. Hatcher, “South Africa‟s businesses ready for BRICS,” NZweek, 5 juni 2013, http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics-56613/. 76 Irina Waqar, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?,” Ceoworld Magazine, 5 Juni 2013, http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-owndevelopment-bank-and-crisis-fund. 77 Ibid. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 55 signifikan pada pembangunan manusia dan membentuk dunia yang lebih seimbang dan adil (equitable and fair).78 Selain itu, langkah awal dari persatuan ekonomi BRICS ini adalah untuk mengurangi supremasi dollar AS. 79 Hal ini didukung dengan menurunnya perekonomian AS. BRICS Development Bank disisi lain merupakan sebuah kritik terhadap kinerja IMF yang menghambat pertumbuhan ekonomi menengah dan mendukung perekonomian sebagian elit. Bank tersebut akan beroperasi secara terpisah dari agen-agen keuangan Barat (IMF dan Bank Dunia) dan justru akan menantang dominasi global mereka.80 BRICS menyalahkan Barat atas kebijakan moneter yang menyebabkan pasar keuangan global menjadi tidak stabil.81 Hal ini tertera dalam pernyataan kepala negara BRICS dalam BRICS Annual Summit yang keempat: “We are concerned over the current global economic situation. While the BRICS recovered relatively quickly from the global crisis, growth prospects worldwide have again got dampened by market instability especially in the euro zone. The build-up of sovereign debt and concerns over medium to long-term fiscal adjustment in advanced countries are creating an uncertain environment for global growth. Further, excessive liquidity from the aggressive policy actions taken by central banks to stabilize their domestic economies have been spilling over into emerging market economies, fostering excessive volatility in capital flows and commodity prices. The immediate priority at hand is to restore market confidence and get global growth back on track. We will work with the international community to ensure international policy coordination to maintain macroeconomic stability conducive to the healthy recovery of the global economy. (5)” 82 Berkaitan dengan proyeksi aliansi ini, Presiden Dilma Rousseff mengatakan bahwa menjadi sebuah keniscayaan negara-negara yang secara geografis berjauhan dengan tantangan sosial dan ekonomi yang berbeda, menjadi partner dan 78 Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013, http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced. 79 Ibid. 80 Ibid. 81 Ibid. 82 “Fourth BRICS Summit New Delhi,” BRICS-India Official Website, diakses pada 7 Juni 2013, http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 56 menjeneralisir konvergensi yang dapat mengubah politik internasional. 83 Selain itu, melalui forum G20, negara-negara ini berhasil mendorong reformasi dari IMF. 84 BRICS juga merencanakan pembuatan foreign exchange reserve sebesar 100 miliar dollar AS. Cadangan ini dinamakan self managed contingent reserve arrangement (CRA). CRA sebagai safety net yaitu memperkuat stabilitas keuangan dan sebagai additional line defense.85 3.3 Implementasi Teori Identitas Kolektif Konstruktivisme Terhadap Motivasi Pembentukan BRICS Jika mengacu pada perspektif konstruktivisme, BRICS sebagai sebuah forum kerjasama ekonomi, terbentuk dari adanya kesamaan cara pandang berprilaku negaranegara anggotanya dalam sistem ekonomi internasional. Kesamaan cara pandang dalam berprilaku tersebut kemudian membentuk identitas. Melalui kesamaan identitas inilah pada akhirnya negara-negara BRICS bersatu membentuk kerangka kerjasamakerjasama ekonomi yang lebih ekspansif. Dalam bekerjasama, negara-negara ini juga memperhatikan adanya kesamaan cara pandang yaitu dengan melakukan penyamaan perspektif pada beberapa kebijakan yang memperkecil adanya friksi diantara masing-masing negara. Namun begitu, negara-negara ini belum mampu menjadikan norma sebagai sebuah pegangan bersama dan sebagai sumber hukuman bagi pelanggaran kerjasama. Fokus dari negara-negara BRICS saat ini masih pada penguatan cita-cita dan tujuan bersama dan langkah-langkah kerjasama yang nyata untuk meraihnya. Dalam kasus ini, secara praktis identitas kolektif tidak terlalu ditonjolkan dalam interaksi dan koordinasi diantara negara-negara BRICS. Namun secara historis, 83 Kevin Frayer, “What They Said : The BRICS Summit.,” Washington23, 5 Juni 2013, http://www.washington23.com/2012/03/30/what-they-said-the-brics-summit/. 84 IANS, “India Says BRICS Can Transform Global Governance,.” SupportBiz, 4 Juni 2013, http://www.supportbiz.com/articles/news/india-says-brics-can-transform-global-governance.html. 85 Stephen Lendman, “New BRICS Development Bank Announced,” The People’s Voice, 3 Juni 2013, http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-brics-development-bankannounced. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 57 identitas kolektif dapat menjelaskan proses terbentuknya melalui adanya kesamaan pandangan sebagai sebuah kekuatan ekonomi baru. Kemudian diperkuat dengan adanya kesamaan cita-cita diantara negara-negara ini. Adanya hubungan yang tidak begitu baik secara ideologis dengan negara-negara maju seperti Amerika Serikat juga menjadi sebuah faktor penguat lainnya bagi kesatuan negara-negara ini. 3.3.1 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Sebagai Sebuah Kekuatan Ekonomi Baru (Emerging Economies) Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan merupakan negara-negara yang tergolong dalam Emerging Economies. Emerging Economies merupakan sebuah terminologi baru dalam mendefinisikan beberapa negara yang mengalami pertumbuhan perekonomian yang pesat, perindustrian yang secara struktural berubah, pasar yang menjanjikan, serta memiliki regulasi yang memudahkan pasar bebas. Selain itu menurut Bank Dunia, emerging economies adalah negara-negara yang memiliki GDP per kapita pendapatan dibawah 8000 dolar AS per tahun tetapi dapat berdinamika dan perekonomiannya berkembang pesat.86 Negara-negara BRICS merupakan negara berkembang yang dikategorikan sebagai emerging economies karena pertumbuhan perekonomiannya yang pesat terutama dalam kondisi krisis 2007-2008 ditengah populasi dan distribusi pendapatannya belum merata. Negara-negara BRICS memberikan kontribusi GDP pada dunia sebsar 16% pada tahun 2000 dan menjadi 25% pada tahun 2010 ketika negara-negara di dunia mengalami dampak dari krisis finansial global pada 2007-2008.87 Negara-negara ini juga diproyeksi akan mengungguli G7 yang saat ini memiliki akumulasi pertumbuhan GDP sebesar 51% dan PPP 42% pada tahun 2050 mendatang. 88 Negara-negara BRICS juga memiliki posisi strategis yang signifikan pada kontinen-nya masing- 86 Yadong Luo, Mutinational Enterprise in Emerging Markets (Copenhagen: Copenhagen Business School Press, 2002), 6-7. 87 “The BRICS Report,” BRICS-India Official Website, diakses 1 Desember 2012, http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf . 88 Ibid. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 58 masing yaitu Amerika, Asia, Eropa, dan Afrika. Luas negara ini jika digabungkan mencapai 30% dari luas bumi. Adanya faktor luas wilayah ini menjadikan BRICS penting sebab didalamnya terkandung berlimpah sumber mineral, energi, dan air, serta tanah yang subur dan biodiversitas yang tinggi.89 Kesamaan sebagai kekuatan perekonomian baru menjadi celah bagi BRICS mendefinisikan masing-masing Negara dan tujuan kerjasama. Terminologi BRICS yang sejak tahun 2001 dibentuk oleh Jim O‟Neill, dikonstruksikan oleh negaranegara BRICS sebagai sebuah identifikasi negara. Negara-negara BRICS sadar akan kesamaan identitas dan peluang kerjasama yang dapat dibangun guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Hasilnya, pada tahun 2009, diinisiasi oleh Rusia, negaranegara BRICS melakukan sebuah konsolidasi, sebagai langkah awal menyatukan visi dan menjadikan adanya fenomena identitas kolektif. Secara eksplisit negara-negara ini tidak mengatakan bahwa mereka memiliki sebuah identitas yang sama sebagai sebuah emerging economies. Namun negaranegara ini menyadari akan statusnya sebagai sebuah representasi dari negara berkembang dalam area pasar internasional. Hal ini banyak disebutkan dalam pertemuan dimana negara-negara ini memosisikan diri sebagai sebuah negara berkembang. Sebagai sebuah citra emerging economies yang dianggap berkompeten dari luar pihak BRICS, negara-negara ini tetap membuka peluang kerjasama dengan negara lainnya melalui pembentukan bank miliki (BRICS Development Bank) bersama yang akan dapat mengakomodir kebutuhan negara-negara berkembang dengan mekanisme yang berbeda dengan IMF. Selain itu kerjasama di dalam BRICS ini dapat menjadi potensi pada dampak pembentukan sebuah zona ekonomi. Dengan adanya kondisi tersebut, menjadi sebuah keniscayaan negara-negara ini mulai melakukan penyamaan identitas terutama dari segi budaya. Hal ini mengingat dalam konstruktivisme identitas dapat terbentuk melalui adanya interaksi yang signifikan dari masing-masing negara-negara yang 89 Ibid. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 59 melibatkan banyak pihak seperti pemerintah, aktor privat, dan masyarakat dalam beberapa kerjasama. Hal ini dapat dilihat dari semakin meluasnya isu kerjasama yang melibatkan pihak-pihak tersebut, terutama pada aspek masyarakat yang kental dengan nuansa sosial. Kepala negara-negara BRICS pada pertemuan ke-empat menyatakan sebagai berikut:90 “We encourage expanding the channels of communication, exchanges and people-to-people contact amongst the BRICS, including in the areas of youth, education, culture, tourism and sports.” Serta dalam joint statement pertama dalam pertemuan pertama kepala negara BRICS:91 We affirm the importance of encouraging the dialogue among civilizations, cultures, religions and peoples. In this respect, we support the “Alliance of Civilizations”, a United Nations’ initiative aimed at building bridges, mutual knowledge and understanding around the world. We praise the Brazilian decision to host, in Rio de Janeiro, in May 2010, the 3rd Global Forum and confirm our intention to be present at the event, in appropriate high level. Walaupun tidak secara eksplisit negara-negara BRICS mengatakan identitas yang sama sebagai sebuah emerging economies, tetapi dari kerjasama yang ada dibawah kerangka perjanjian-perjanjian dan tujuan ekonomi, identitas sosial dari BRICS ini sangat mungkin terjadi dalam beberapa tahun ke depan. 3.3.2 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Cita-cita dari Negara-negara BRICS Negara-negara BRICS memiliki kesamaan cita-cita dalam ranah perekonomian internasional yaitu membentuk keseimbangan suara dan kesejahteraan antara negara-negara maju dan berkembang dalam forum-forum internasional seperti 90 “Fourth Summit,” BRICS-India Official Website, http://www.bricsindia.in/fourthSummit.html. 91 “First Summit,” BRICS-India Official Website, http://www.bricsindia.in/firstSummit.html. diakses 30 November 2012, diakses 30 November 2012, Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 60 G-20, IMF, dan Bank Dunia. BRICS menuntut adanya reformasi politik dalam lembaga tersebut sehingga lebih merata fungsinya untuk negara-negara berkembang. Cita-cita tersebut dicerminkan melalui peran aktif yang terkoordinasi dalam pertemuan G-20. BRICS melihat bahwa adanya krisis global menyebabkan ketidakmerataan bagi negara-negara berkembang. Oleh karena itu, menurut BRICS IMF dan lembaga keuangan lainnya sudah mencapai fase harus direformasi dan tidak dikendalikan oleh perekonomian Barat. Ini adalah salah satu bukti bahwa BRICS memiliki itikad dan cita-cita dalam menyelesaikan permasalahan yang diakibatkan oleh krisis. Hal ini tercantum dalam joint statement para kepala negara BRICS pada BRICS Summit ke-2 sebagai berikut:92 “We share the perception that the world is undergoing major and swift changes that highlight the need for corresponding transformations in global governance in all relevant areas.” “ We underline our support for a multipolar, equitable and democratic world order, based on international law, equality, mutual respect, cooperation, coordinated action and collective decision-making of all States.” Serta dalam joint statement pada pertemuan ke-3 BRICS Summit:93 “The 21st century should be marked by peace, harmony, cooperation and scientific development. Under the theme "Broad Vision, Shared Prosperity", we conducted candid and in-depth discussions and reached broad consensus on strengthening BRICS cooperation as well as on promoting coordination on international and regional issues of common interest.” 92 “Second Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30November http://www.bricsindia.in/secondSummit.html. 93 “Third Summit,” BRICS-India Official Website, diakses 30 November http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html. 2012, 2012, Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 61 Melalui adanya pernyataan tersebut, BRICS menginginkan adanya kesejahteraan yang merata dari setiap negara. Negara-negara ini juga menghendaki adanya kondisi dunia yang mulltipolar berbasis pada hukum internasional, keseimbangan, penghormatan pada hak-hak bersama, kerjasama,aksi yang terkoordinasi dan pengambilan kebijakan yang kolektif dari sumbangan seluruh perspektif negara. Selain itu, negara-negara ini juga memiliki cita-cita yang dipengaruhi dengan adanya keinginan untuk menciptakan perdmaian global dan progres diberbagai sektor negara. “We envision a future marked by global peace, economic and social progress and enlightened scientific temper. We stand ready to work with others, developed and developing countries together, on the basis of universally recognized norms of international law and multilateral decision making, to deal with the challenges and the opportunities before the world today. Strengthened representation of emerging and developing countries in the institutions of global governance will enhance their effectiveness in achieving this objective.” Negara-negara ini selanjutnya pada pertemuan ke lima di Durban tahun 2013 telah melakukan launching pembuatan Bank untuk negara-negara berkembang yang berfungsi membantu pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dari negara-negara berkembang khususnya internal anggota BRICS sendiri tanpa mengurangi keterbukaan fungsi terhadap negara-negara berkembang lainnya. Hal ini diinisiasi dalam deklarasi dalam joint statement kepala negara pada pertemuan ke empat di New Delhi BRICS yaitu BRICS telah mempertimbangkan kemungkinan mendirikan Bank Pembangunan baru untuk memobilisasi sumber daya untuk infrastruktur dan proyek-proyek pembangunan berkelanjutan di BRICS dan negara berkembang lainnya, untuk melengkapi upaya yang ada dari lembaga keuangan multilateral dan regional untuk pertumbuhan dan perkembangan global. BRICS mengarahkan Menteri Keuangan untuk memeriksa kelayakan dan kelangsungan hidup inisiatif tersebut, membentuk kelompok kerja bersama untuk studi lebih lanjut, dan melaporkan kembali pada KTT berikutnya.94 Pengadaan bank tersebut merupakan 94 “Fourth BRICS Summit - Delhi Declaration,” BRICS-India Official Website, diakses 12 Desember Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 62 upaya dari negara-negara BRICS untuk dapat merealisasikan cita-cita bersama tersebut. 3.3.3 Identitas Terbentuk Melalui Kesamaan Keterdekatan Hubungan dengan Amerika Serikat Secara historis, negara-negara BRICS memiliki hubungan yang sensitif dengan Amerika Serikat yang pada pertengahan abad 20 menjadi hegemoni dan superpower. Namun dalam 10 tahun terakhir, tepatnya pasca krisis global yang disebabkan oleh peristiwa subprime mortgage, banyak penurunan yang terjadi di Amerika, juga kaitannya dengan kemampuan ekonomi dari Amerika Serikat sebagai superpower. Negara-negara BRICS memiliki keinginan untuk memperkuat bargaining position dalam perpolitikan internasional yang masih didominasi penuh oleh Amerika Serikat. Adapun dalam sejarah hubungan dengan Amerika Serikat, tidak ada dari negara-negara ini yang menjadi musuh militer AS secara langsung. Selain hubungan secara ideologi dan histori, negara-negara tetap memiliki hubungan ekonomi yang cukup baik dengan AS dalam hal perdagangan dan investasi. Hal ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) dalam juta dollar. Brazil Rusia India China 2001 14466 6264 9737 102278 2002 15781 6870 11818 125193 2003 17910 8618 13055 152436 2004 21160 11891 15572 196682 2005 24436 15307 18804 243470 2006 26367 19828 21831 287774 2007 25644 19314 24073 321443 2012, http://www.bricsindia.in/delhi-declaration.html. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 63 Tabel 3.5 Impor AS pada BRICS (kecuali Afrika Selatan) dalam juta dollar. (Lanjutan) 2008 30453 26783 25740 337773 2009 20070 18200 21166 296374 2010 17634 19243 22145 264206 Sumber: Census Bureau, AS Dari gambar diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa masing-masing negara BRICS memiliki kerjasama perdagangan yang cukup tinggi dengan AS melalui impor yang dilakukan oleh negara-negara AS pada negara-negara BRICS. Namun dengan adanya krisis global, negara-negara BRICS memilih untuk bersatu dalam forum kerjasama ekonomi dikarenakan menurunnya daya beli AS terhadap komoditas dagang BRICS. Hal ini dapat dilihat dari melemahnya impor yang dilakukan AS pasca krisis global pada 2007-2008. Adapun impor yang dilakukan AS pada Afrika Selatan adalah sebesar 8,2 miliar dollar AS.95 95 “South Africa,” Executive Office of US President, diakses http://www.ustr.gov/countries-regions/africa/southern-africa/south-africa. 8 Juli 2013, Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 BAB 4 KESIMPULAN Terminologi BRIC awalnya dibuat oleh sebuah ekonom dari institusi Goldman Sach Jim O‟Neill pada 2001 untuk menandakan beberapa negara yang memiliki potensi memimpin perekonomian dunia pada 2050 mendatang yaitu Brazil, Rusia, India, dan China. Krisis ekonomi yang melanda dunia pada 2007-2008 menjadi sebuah momentum bersatunya negara-negara tersebut. Negara-negara tersebut merupakan negara dengan pertumbuhan perekonomian yang pesat pada 10 tahun terakhir. Hal ini ditandai dengan bertumbuhnya Gross Domestic Product atau GDP masing-masing negara secara simultan. Adapun pada saat krisis global melanda, negara-negara ini memiliki ketahanan yang dibuktikan dengan tidak terpengaruhnya pertumbuhan GDP secara signifikan seperti yang dilanda oleh negara-negara di dunia. Pada 2009 negara-negara ini membentuk sebuah forum ekonomi BRIC yang kemudian berubah nomenklatur menjadi BRICS setelah masuknya Afrika Selatan 2 tahun setelahnya (S untuk South Africa). Walaupun dikategorikan sebagai negara-negara emerging economies, negaranegara BRICS memiliki banyak perbedaan dari segi historis, geografis, dan sosial. Perbedaan ini sedikit banyak memberikan dampak pada penyesuaian BRICS, akan tetapi kepala negara BRICS telah lebih dulu melakukan komitmen kerjasama yang dibentuk melalui perjanjian-perjanjian pembangunan ekonomi yang dievaluasi dan ditindaklanjuti setiap tahunnya. Komitmen kerjasama tersebut lebih menonjolkan sisi ekonomi yang tidak bersinggungan dengan kondisi domestik masing-masing negara. Forum BRICS selanjutnya menjadi sebuah fenomena bagi dunia internasional, mengingat kuatnya citra persatuan suara dalam pengambilan kebijakan di forumforum ekonomi internasional seperti di IMF dan Bank Dunia. BRICS sedikit banyak mewakili suara negara-negara berkembang lainnya. Negara-negara BRICS melakukan pertemuan tahunan berupa Annual BRICS Summit. 64 Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 65 Liberalisme dengan integrasi ekonominya melihat pada adanya itikad dari negara-negara BRICS untuk memperkuat kerjasama yang ditujukan sebagai upaya peningkatan pertumbuhan perekonomian negara. Kerjasama-kerjasama tersebut adalah kerjasama perdagangan, investasi, serta kerjasama ekonomi lainnya. Negaranegara BRICS melihat potensi ekonomi dan kekuatan comparative advantage antara satu sama lain. Dengan begitu, kepala-kepala negara BRICS optimis terhadap kerjasama yang berorientasi jangka panjang. Adapun komitmen dari adanya keinginan untuk bekerjasama dalam perdagangan, investasi, dan kerjasama perekoomian lainnya dapat dilihat melalui pembentukan The Contact Group on Economic and Trade Issues (CGETI) yang menjadi sarana dalam menyatukan perspektif kebijakan masing-masing negara dalam praktik kerjasama multilateral antarnegara BRICS tersebut. CGETI ini merupakan platform kunci dari anggotaanggota BRICS untuk saling bertukar pandangan mengenai perspektif yang menjadi basis koordinasi dan kerjasama ekonomi. Selain itu, CGETI tersebut disusul oleh beberapa perjanjian perdagangan bebas dalam upaya mengurangi hambatan-hambatan hubungan dagang dari masingmasing negara. Hal ini disebabkan belum adanya hubungan dagang yang kuat sebelumnya dari masing-masing negara anggota BRICS kecuali terhadap China. Melalui prinsip integrasi ekonomi, negara-negara ini dapat semakin memperbesar pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam tataran praktis, yaitu dalam kerjasama perdagangan dan investasi, negara-negara ini telah memperlihatkan signifikansi yang cukup besar, yaitu dengan meningkatnya kerjasama dagang sebanyak 6 kali pada 10 tahun terakhir mencapai 360 miliar dollar AS pada tahun 2012. Selain itu, negaranegara ini memiliki itikad kuat untuk memiliki cadangan keuangan bersama dalam mendanai kebutuhan-kebutuhan kerjasama. Adapun realisme melihat forum BRICS ini sebagai sebuah bentuk kesatuan dalam upaya memperkuat basis power dari segi ekonomi masing-masing negara. Negara-negara BRICS memiliki itikad dalam mempengaruhi ekonomi politik global dan mempengaruhi suara dalam forum-forum ekonomi politik internasional. Salah Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 66 satunya dengan mengampanyekan reformasi IMF dan Bank Dunia. Negara-negara BRICS memberikan sumbangan dana pada IMF dalam bailout Eurozone sebesar 75 miliar dollar AS. Hal ini dilakukan sejalan dengan misi untuk mereformasi IMF dan Bank Dunia, yaitu dengan memutar posisi pengambil kebijakan dari negara-negara maju menuju negara-negara berkembang. Selain itu, negara-negara BRICS juga menyalahkan negara-negara Barat atas kebijakan yang diberlakukan di forum-forum ekonomi tersebut yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Selain itu, negara-negara BRICS berupaya membentuk struktur keuangan yang mengakomodir kepentingan-kepentingan negara berkembang melalui pembentukan BRICS Development Bank. BRICS Development Bank oleh sebagian analis ekonomi dari BRICS merupakan sebuah alat untuk menantang supremasi barat dan dollar-nya. Bank ini memberlakukan kebijakan penggunaan mata uang lokal dalam kerjasama perdagangan, investasi, dan kerjasama ekonomi lainnya dalam BRICS. Kepala-kepala negara ini tidak secara langsung mengatakan bahwa forum ini merupakan sebuah aliansi ekonomi dalam menyeimbangi kekuatan lain. Namun melalui komitmen kerjasama dan kebijakan yang ditelurkan, negara-negara ini memperlihatkan adanya tendensi penggunaan kekuatan ekonomi (economic power) dalam persatuan suara membendung supremasi dunia Barat. Sedangkan konstruktivisme dengan identitas kolektifnya, mencoba melihat BRICS melalui adanya persatuan berdasarkan kesamaan identitas. Adapun secara sosial domestik, negara-negara ini memiliki latar belakang yang berbeda. Namun secara konstruksi sosial dalam tataran internasional, negara-negara ini telah memperlihatkan sebuah identitas sebagai emerging economies. Yaitu negara-negara dengan kemampuan ekonomi serupa. Kesamaan identitas ini kemudian mendorong adanya persatuan setelah terjadinya krisis global. Dalam hal ini, terdapat faktor ekonomi di luar kuasa negara yang semakin mendorong negara-negara untuk bersatu membentuk sebuah forum yang berimplikasi pada suara secara kolektif dalam beberapa isu ekonomi internasional (dalam forum-forum ekonomi internasional). Kerja kolektif ini diperkuat melalui adanya kesamaan cita-cita yaitu membentuk Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 67 kondisi dunia yang stabil dan seimbang antara negara-negara maju dan berkembang. Negara-negara ini menginginkan adanya persamaan hak bagi negara-negara berkembang dalam memberikan kebijakan. Oleh karena itu, negara-negara ini memperkuat kerjasama dan kerja-kerja nyata untuk merealisasikan hal tersebut. Identitas kolektif sedikit banyak memberikan kontribusi dalam memandang faktor yang mempersatukan negara-negara BRICS dalam sebuah forum, yaitu melalui adanya kesamaan identitas, harapan, dan keterdekatan dengan Amerika Serikat. Selain itu, kesamaan keterdekatan hubungan dengan Amerika Serikat yang tidak terlalu kuat secara kesamaan ideologi semakin mempermudah gerak dari negaranegara ini dalam mengakomodir tujuan bersama disamping hubungan dagang yang cukup baik. Namun, krisis global menjadikan hubungan dagang BRICS dengan AS melemah sehingga negara-negara BRICS memilih untuk memperkuat kerjasama ekonomi antara satu sama lain. Komitmen yang ada dalam forum BRICS juga disatukan melalui redefinisi cara pandang dalam bergerak melalui perjanjianperjanjian kerjasama yang bertujuan menguntungkan semua pihak. Negara-negara ini juga mengabaikan hal-hal yang menghambat penyatuan cita-cita bersama seperti perbedaan historis, geografis dan sosial domestik. Dalam hal ini konstruktivisme dapat menjelaskan BRICS melalui negara sebagai aktor yang bersatu tanpa mengesampingkan adanya potensi penyatuan budaya di masa yang akan datang. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 68 Penyederhanaan dari kesimpulan diatas dapat digambarkan melalui tabel berikut ini: Liberalisme Realisme Konstruktivisme Bentuk Forum Integrasi ekonomi Aliansi ekonomi Identitas kolektif Prinsip Kerjasama Kepentingan Kesamaan persepsi Pembentukan ekonomi nasional identitas Paramater Hubungan Kekuatan pengaruh Kekuatan Kekuatan Forum kerjasama (Leverage) di level bersama Forum perdagangan dan internasional visi terhadap komunitas investasi ditunjang oleh internasional, antarnegara kekuatan GDP kekuatan kesamaan masing-masing identitas negara emerging sebagai economies, kekuatan kesamaan keterdekatan dengan AS. Tujuan Meningkatan Meningkatkan Keberadaan volume pengaruh atau penyatuan identitas Forum BRICS Perdagangan dan leverage BRICS dan persepsi untuk investasi memperkuat efektifitas guna dalam ekonomi Meningkatkan dinamika merealisasikan visi politik bersama. dan internasional. efisiensi perekonomian negara. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 69 DAFTAR PUSTAKA Sumber buku: Balaam, David dan Michael Veseth, Introduction to International Political Economy. New Jersey: Hall, 1996. Barkin, J. Samuel. International Organization: Theories and Institution. New York: Palgrave Macmillan, 2006. Beausang-Hunter, Francesca A. Globalization and the BRICs: Why the BRICs Will Not Rule the World For Long. New York: Palgrave Macmillan, 2012. Cassiolato, José Eduardo, dan Helena Maria Martins Lastres. “Science, Technology, and Innovation Policies in the BRICS Countries: an Introduction.” Dalam BRICS and Development Alternatives: Innovation System and Policies, diedit oleh José Eduardo Cassiolato dan Virginia Vitorino, 9. Anthem Press, 2011. Checkel, Jeffrey T. “Constructivism and Foreign Policy.” Dalam Foreign Policy: Theories, Actors, Cases, diedit oleh Steve Smith, Amelia Hadfield dan Tim Dunne. New York: Oxford University Press, 2008. Fierke, K.M. “Constructivism.” Dalam International Relation Theories: Discipline and Diversity: Second Edition, diedit oleh Tim Dunne, dan lain-lain, 179180. New York: Oxford University Press, 2010. Goff, Patricia. “A Comment on the Effective Possibilities of Multilateralism.” Dalam Can the World Be Governed?: Possibilities for Effective Multilateralism The Center for International Governance Innovation (CIGI) and Wilfrid Laurier. University Press, 2008. Yadong Luo. Mutinational Enterprise in Emerging Markets. Copenhagen: Copenhagen Business School Press, 2002. Pease, Kelly-Kate S. International Organization. Pearson Prentice Hall, 2007. Rosenau, James. “Toward an Ontology for Global Governance.” Dalam Approaches to Global Governance Theory, diedit oleh Martin Hewson dan Timothy J. Sinclair. State University of New York, 1990. Roskin, Michael G. National Interest, From Abstraction to Strategy. Carlisle Barracks, Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 70 PA: Strategic Studies Institute, U.S. Army War College, 1994. Sheehan, Michael. The Balance of Power: History and Theory. Routledge, 1996. Strenger, Natascha. Understanding BRICs: A Closer Look for Predicted Development of Brazil, Russia, India, and China as a Group. Munich: GRIN Publishing GmbH, 2011. Walt, Stephen. The Origins of Alliances. Cornell University Press, 1990. Wilson, Dominic dan Roopa Purushothaman. “Dreaming With BRICs: The Path to 2050.” Dalam Emerging Economies and The Transformation of International Business, diedit oleh Subhash Chandra Jain, 3. UK: Edward Elgar, 2006. Sumber Jurnal: Armijo, Leslie Elliot. “The BRICS Countries As Analytical Category: Mirrage or Insight?.” Asian Perspective 31, no.4. Colin, Sébastien. “The Development of the Border between China and Russia.” CERI, no. 96 (2003): 43. Hopf, Ted. “The Promise of Constructivism in International Relations Theory.” International Security 23, no.1 (1998). Pham, J. Peter. “What is in The National Interest? Hans Morgenthau‟s Realist Vision and American Foregn Policy.” American Foreign Policy Interest 30, no. 3 (2008): 257. Pradumna B. Rana. “Evolving Global Economic Architecture:Will We have a New Bretton Woods?” RSIS Working Paper, no. 21. Walt, Stephen. “Alliance Formation and the Balance of World Power”. International Security 9, no. 4 (1985). Wendt, Alexander. “Collective Identity Formation and The International State.” American Political Review 88, no. 2 (1992): 384. Wendt, Alexander. “Constructing International Politics.” International Security 20, no.1 (1995): 81. Wylie, Gilian. “Social Movement and International Change: The Case of „Detente from Below‟.” The International Journal of Peace Studies 4, no.2. Diakses dari http://www.gmu.edu/programs/icar/ijps/vol4_2/wylie.htm. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 71 Sumber Artikel: ______ “Realist Theory,” 10 Mei 2013, http://www.pearsonhighered.com/assets/hip/us/hip_us_pearsonhighered/sam plechapter/0205059589.pdf. ______ “Useful Concept of National Interest and Goal,” 24 Februari 2013, http://home.comcast.net/~lionelingram/National_Interests_rev2010.pdf. ______“World Economic Outlook,” diakses 6 Juni http://www.imf.org/external/pubs/ft/weo/2013/01/weodata/weorept.aspx. 2013, Frayer, Kevin. “What They Said : The BRICS Summit..” Washington23, 5 Juni 2013. http://www.washington23.com/2012/03/30/what-they-said-the-bricssummit/. Hatcher, Jane B. “South Africa‟s businesses ready for BRICS.” NZweek, 5 juni 2013. http://www.nzweek.com/business/south-africas-businesses-ready-for-brics56613/. Haub, “The BRIC Countries.” Diakses Carl. http://www.prb.org/Articles/2012/brazil-russia-india-china.aspx. dari IANS. “BRICS SUMMIT - Fast at a Glance.” Thaindian News, 5 Juni 2013. http://www.thaindian.com/newsportal/uncategorized/brics-summit-facts-ata-glance_100607723.html. Jason. “China in Africa:South Africa Joins BRICs Summit.” Global Sherpa, 6 Juli 2013. http://www.globalsherpa.org/china-africa-brics. Jonatan, Masters. “The World Bank Group.” Diakses dari http://www.cfr.org/worldbank/world-bank-group/p27990. Lendman, Stephen. “New BRICS Development Bank Announced.” The People’s Voice, 3 Juni 2013. http://www.thepeoplesvoice.org/TPV3/Voices.php/2013/03/28/new-bricsdevelopment-bank-announced. Nechaev, Alexander. “BRICS: An Instrument for Addressing the Global Economic Crisis.” Buziness Africa, 5 Juni 2013. http://buzinessafrica.com/index.php?option=com_content&view=article&id =844%3Abrics-an-instrument-for-addressing-the-global-economiccrisis&catid=10%3Ainterviews&Itemid=13&lang=ru. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 72 Noury, Valerie. “What BRICS membership means to Africa: South Africa's recent accession to the BRICS grouping is the result of shrewd maneuvering by both president Zuma as well as the leaders of the original four nations, and mutual benefit seems to be assured (BRICS).” African Business, 3 Juni 2013. http://www.highbeam.com/doc/1G1-260332989.html. Polgreen, Lydia. “Group of Emerging Nations Plans to Form Development Bank.” New York Times, 19 Mei 2013. http://www.nytimes.com/2013/03/27/world/africa/brics-to-formdevelopment-bank.html?_r=0. Stuenkel, Oliver. “Towards Stronger Intra-BRICS Trade?.” Post Western World, 6 Juli 2013. http://www.postwesternworld.com/2013/06/11/towards-stronger-intrabrics-trade/#comment-65838. Young, Victoria. “Macquarie Launches Australia's First BRIC Funds.” Investor Daily, 10 Desember 2012. http://www.investordaily.com/cps/rde/xchg/id/style/801.htm?rdeCOQ=SID3F579BCE-819F182C&rdeCOQ=SID-0A3D9633-76451A98 Watson, Michael P. “Balance of Power vs Balance of Threat: The Case of China and Pakistan.” Diakses dari http://www.dtic.mil/dtic/tr/fulltext/u2/a401282.pdf. Waqar, Irina, “Should BRICS create their own development bank and crisis fund?.” Ceoworld Magazine, 12 Desember 2012. http://ceoworld.biz/ceo/2013/03/28/should-brics-create-their-owndevelopment-bank-and-crisis-fund. Wicken, Geoff. “Growth Markets: Why The BRICs Are so Important.” Experian, 5 http://www.experian.com/blogs/marketingJuni 2013. forward/2011/05/06/growth-markets-why-the-brics-are-so-important/. “About BRICS.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012. http://www.bricsindia.in/about.html. “BRICS Trade and Investment Cooperation Framework.” BRICS-South Africa Official Website. Diakses 20 Mei 2013. http://www.info.gov.za/speech/DynamicAction?pageid=461&sid=35318&tid =102965. “Fifth BRICS Summit.” BRICS-South Africa Official Website. Diakses 7 Juni 2013, http://www.brics5.co.za/. “First Summit.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 73 http://www.bricsindia.in/firstSummit.html. “Fourth BRICS Summit New Delhi.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012. http://www.bricsindia.in/fourthsummit.html. “Joint statement of the BRICS Countries‟ Leaders.” President of Russia Official Web Portal. Diakses 7 Juni 2013. http://archive.kremlin.ru/eng/text/docs/2009/06/217963.shtml. “Second BRIC Summit.” BRICS-South Africa Official Website. Diakses 7 Juni 2013. http://www.brics5.co.za/about-brics/summit-declaration/second-summit/. “South Africa.” Executive Office of US President. Diakses 8 Juli 2013. http://www.ustr.gov/countries-regions/africa/southern-africa/south-africa. “The BRICS Report.” BRICS-India Official Website. Diakses 1 Desember 2012, http://www.bricsindia.in/brics-report.pdf . “Third Meeting of The BRICS Trade Ministers.” Trade and Industry Department of South Africa. Diakses 20 Mei 2013 http://www.thedti.gov.za/brics/communique.pdf. “Third Summit.” BRICS-India Official Website. Diakses 30 November 2012. http://www.bricsindia.in/thirdSummit.html. People’s Daily Online. “Full Text of Sanya Declaration of the BRICS Leaders Meeting.” 7 Juni 2013, http://english.people.com.cn/90001/90776/90883/7351063.html. Eurostate. “International Trade in Goods.” 6 Juli 2013, http://epp.eurostat.ec.europa.eu/statistics_explained/index.php/International_ trade_in_goods. SABC News. “South Africa‟s Involvment in BRICS.” 7 Juli 2013, http://www.sabc.co.za/news/f1/be30b2804ef2061d9007913a187502c4/South -Africa%E2%80%99s-involvement-in-BRICS-20130319. Takkar. “Happy Durban delivered India?s BRICS demands: PM.” 3 Juni 2013, http://news.takkarr.com/others/men-posing-as-bses-employees-robbusinessman-s-house-63469/. Universitas Indonesia Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Lampiran 1 Matriks Joint Statement Kepala Negara BRICS First Decalaration Joint Statement of the BRIC Countries Leaders June 16, 2009 Yekaterinburg, Russia Second Declaration II BRIC Summit - Joint Statement Third Declaration Sanya Declaration Forth Declaration Delhi Declaration April 16, 2010 Brasilia April 14, 2011 Sanya March 29, 2012 New Delhi We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation, the Republic of India and the People‟s Republic of China, have discussed the current situation in global economy and other pressing issues of global development, and also prospects for further strengthening collaboration within the BRIC, at our meeting in Ekaterinburg on 16 June, 2009. We have arrived at the following conclusions: 1. We stress the We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation, the Republic of India and the People‟s Republic of China, met in Brasília on 15 April 2010 to discuss major issues of the international agenda as well as concrete steps to move forward the cooperation and coordination within BRIC. We have agreed on the following: Common Vision and Global Governance 1. We share the perception that the world is undergoing major and swift changes that highlight the need for corresponding transformations in global 1. 1. We, the Heads of State and Government of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation, the Republic of India, the People's Republic of China and the Republic of South Africa, met in Sanya, Hainan, China for the BRICS Leaders Meeting on 14 April 2011. 2. The Heads of State and Government of Brazil, Russia, India and China welcome South Africa joining the BRICS and look forward to strengthening dialogue and cooperation with South Africa within the forum. 3. It is the overarching 2. We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation, the Republic of India, the People's Republic of China and the Republic of South Africa, met in New Delhi, India, on 29 March 2012 at the Fourth BRICS Summit. Our discussions, under the overarching theme, “BRICS Partnership for Global Stability, Security and Prosperity”, were conducted in an atmosphere of cordiality and warmth and inspired by a shared desire to further strengthen our partnership for common development and take our cooperation forward on the basis of openness, solidarity, mutual understanding and trust. We met against the backdrop of developments and changes of contemporary global and regional importance - a faltering global recovery Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Fifth Declaration eThekwini Declaration March 27, 2013 Durban 1. We, the leaders of the Federative Republic of Brazil, the Russian Federation, the Republic of India, the People‟s Republic of China and the Republic of South Africa, met in Durban, South Africa, on 27 March 2013 at the Fifth BRICS Summit. Our discussions took place under the overarching theme, “BRICS and Africa: Partnership for Development, Integration and Industrialisation”. The Fifth BRICS Summit concluded the first cycle of BRICS Summits and we reaffirmed our commitment to the promotion of international law, multilateralism and the central role of the United Nations (UN). Our discussions reflected our growing intra-BRICS solidarity as well as our shared goal to 2. central role played by the G20 Summits in dealing with the financial crisis. They have fostered cooperation, policy coordination and political dialogue regarding international economic and financial matters. We call upon all states and relevant international bodies to act vigorously to implement the decisions adopted at the G20 Summit in London on 2 April, 2009. We shall cooperate closely among ourselves and with other partners to ensure further progress of collective action at the next 2. 3. governance in all relevant areas. We underline our support for a multipolar, equitable and democratic world order, based on international law, equality, mutual respect, cooperation, coordinated action and collective decision-making of all States. We stress the central role played by the G-20 in combating the crisis through unprecedented levels of coordinated action. We welcome the fact that the G-20 was confirmed as the premier forum for international economic coordination and cooperation of all its member states. Compared to previous arrangements, the G-20 is broader, more inclusive, diverse, representative and effective. We call upon all its member states to undertake further efforts to implement jointly the decisions adopted at the three G-20 Summits. objective and strong shared desire for peace, security, development and cooperation that brought together BRICS countries with a total population of nearly 3 billion from different continents. BRICS aims at contributing significantly to the development of humanity and establishing a more equitable and fair world. 4. The 21st century should be marked by peace, harmony, cooperation and scientific development. Under the theme "Broad Vision, Shared Prosperity", we conducted candid and in-depth discussions and reached broad consensus on strengthening BRICS cooperation as well as on promoting coordination on international and regional issues of common interest. 5. We affirm that the BRICS and other emerging countries have played an important role in contributing to world peace, security and made more complex by the situation in the euro zone; concerns of sustainable development and climate change which take on greater relevance as we approach the UN Conference on Sustainable Development (Rio+20) and the Conference of Parties to the Convention on Biological Diversity being hosted in Brazil and India respectively later this year; the upcoming G20 Summit in Mexico and the recent 8th WTO Ministerial Conference in Geneva; and the developing political scenario in the Middle East and North Africa that we view with increasing concern. Our deliberations today reflected our consensus to remain engaged with the world community as we address these challenges to global well-being and stability in a responsible and constructive manner. 3. BRICS is a platform for dialogue and cooperation amongst countries that represent 43% of the world‟s population, for the promotion of peace, security and development in a multipolar, inter-dependent and increasingly complex, globalizing world. Coming, as we do, from Asia, Africa, Europe and Latin America, the transcontinental dimension of our interaction adds to its value and significance. 4. We envision a future marked by global Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 contribute positively to global peace, stability, development and cooperation. We also considered our role in the international system as based on an inclusive approach of shared solidarity and cooperation towards all nations and peoples. 2. We met at a time which requires that we consider issues of mutual interest and systemic importance in order to share concerns and to develop lasting solutions. We aim at progressively developing BRICS into a full-fledged mechanism of current and longterm coordination on a wide range of key issues of the world economy and politics. The prevailing global governance architecture is regulated by institutions which were conceived in circumstances when the international landscape in all its aspects was characterised by very different challenges and opportunities. As the global economy is being reshaped, we are committed to exploring new models and approaches towards more equitable development and inclusive global growth by emphasising complementarities and building on our respective G20 Summit to be held in Pittsburgh in September 2009. We look forward to a successful outcome of the United Nations Conference on the World Financial and Economic Crisis and its Impact on Development to be held in New York on 24-26 June 2009. 3. We are committed to advance the reform of international finàncial institutions, so as to reflect changes in the world economy. The emerging and developing economies must have greater voice and representation in international financial institutions, and 4. We advocate the need for the G-20 to be proactive and formulate a coherent strategy for the post-crisis period. We stand ready to make a joint contribution to this effort. 5. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, with a view to making it more effective, efficient and representative, so that it can deal with today‟s global challenges more effectively. We reiterate the importance we attach to the status of India and Brazil in international affairs, and understand and support their aspirations to play a greater role in the United Nations. 6. We believe the deepened and broadened dialogue and cooperation of the BRIC countries is 6. 7. stability, boosting global economic growth, enhancing multilateralism and promoting greater democracy in international relations. In the economic, financial and development fields, BRICS serves as a major platform for dialogue and cooperation. We are determined to continue strengthening the BRICS partnership for common development and advance BRICS cooperation in a gradual and pragmatic manner, reflecting the principles of openness, solidarity and mutual assistance. We reiterate that such cooperation is inclusive and nonconfrontational. We are open to increasing engagement and cooperation with nonBRICS countries, in particular emerging and developing countries, and relevant international and regional organizations. We share the view that the world is undergoing far- 5. peace, economic and social progress and enlightened scientific temper. We stand ready to work with others, developed and developing countries together, on the basis of universally recognized norms of international law and multilateral decision making, to deal with the challenges and the opportunities before the world today. Strengthened representation of emerging and developing countries in the institutions of global governance will enhance their effectiveness in achieving this objective. We are concerned over the current global economic situation. While the BRICS recovered relatively quickly from the global crisis, growth prospects worldwide have again got dampened by market instability especially in the euro zone. The build-up of sovereign debt and concerns over medium to long-term fiscal adjustment in advanced countries are creating an uncertain environment for global growth. Further, excessive liquidity from the aggressive policy actions taken by central banks to stabilize their domestic economies have been spilling over into emerging market economies, fostering excessive volatility in capital flows and commodity prices. The immediate priority at hand is to restore market confidence and get global Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 economic strengths. 3. We are open to increasing our engagement and cooperation with non-BRICS countries, in particular Emerging Market and Developing Countries (EMDCs), and relevant international and regional organisations, as envisioned in the Sanya Declaration. We will hold a Retreat together with African leaders after this Summit, under the theme, “Unlocking Africa‟s potential: BRICS and Africa Cooperation on Infrastructure”. The Retreat is an opportunity for BRICS and African leaders to discuss how to strengthen cooperation between the BRICS countries and the African Continent. 4. Recognising the importance of regional integration for Africa‟s sustainable growth, development and poverty eradication, we reaffirm our support for the Continent‟s integration processes. 5. Within the framework of the New Partnership for Africa‟s Development (NEPAD), we support African countries in their industrialisation process through stimulating foreign direct investment, knowledge exchange, their heads and senior leadership should be appointed through an open, transparent, and merit-based selection process. We also believe that there is a strong need for a stable, predictable and more diversified international monetary system. 4. We are convinced that a reformed financial and economic architecture should be based, inter alia, on the following principles: democratic and transparent decision-making and implementation process at the international financial organizations; conducive not only to serving common interests of emerging market economies and developing countries, but also to building a harmonious world of lasting peace and common prosperity. We have agreed upon steps to promote dialogue and cooperation among our countries in an incremental, proactive, pragmatic, open and transparent way. International Economic and Financial Issues 7. The world economic situation has improved since our first meeting in June 2009, in Ekaterinburg. We welcome the resumption of economic growth, in which emerging market economies are playing a very important role. However, we recognize that the foundation of world economic recovery is not yet solid, with uncertainties remaining. We call upon all states to strengthen macroeconomic 8. reaching, complex and profound changes, marked by the strengthening of multipolarity, economic globalization and increasing interdependence. While facing the evolving global environment and a multitude of global threats and challenges, the international community should join hands to strengthen cooperation for common development. Based on universally recognized norms of international law and in a spirit of mutual respect and collective decision making, global economic governance should be strengthened, democracy in international relations should be promoted, and the voice of emerging and developing countries in international affairs should be enhanced. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United Nations playing the central role in dealing with global growth back on track. We will work with the international community to ensure international policy coordination to maintain macroeconomic stability conducive to the healthy recovery of the global economy. 6. We believe that it is critical for advanced economies to adopt responsible macroeconomic and financial policies, avoid creating excessive global liquidity and undertake structural reforms to lift growth that create jobs. We draw attention to the risks of large and volatile cross-border capital flows being faced by the emerging economies. We call for further international financial regulatory oversight and reform, strengthening policy coordination and financial regulation and supervision cooperation, and promoting the sound development of global financial markets and banking systems. 7. In this context, we believe that the primary role of the G20 as premier forum for international economic cooperation at this juncture is to facilitate enhanced macroeconomic policy coordination, to enable global economic recovery and secure financial stability, including through an improved international monetary and financial architecture. We approach the Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 capacity-building and diversification of imports from Africa. We acknowledge that infrastructure development in Africa is important and recognise the strides made by the African Union to identify and address the continent‟s infrastructure challenges through the development of the Programme for Infrastructure Development in Africa (PIDA), the AU NEPAD Africa Action Plan (2010-2015), the NEPAD Presidential Infrastructure Championing Initiative (PICI), as well as the Regional Infrastructure Development Master Plans that have identified priority infrastructure development projects that are critical to promoting regional integration and industrialisation. We will seek to stimulate infrastructure investment on the basis of mutual benefit to support industrial development, job-creation, skills development, food and nutrition security and poverty eradication and sustainable development in Africa. We therefore, reaffirm our support for sustainable infrastructure development in Africa. solid legal basis; compatibility of activities of effective national regulatory institutions and international standard-setting bodies; strengthening of risk management and supervisory practices. 5. We recognize the important role played by international trade and foreign direct investments in the world economic recovery. We call upon all parties to work together to improve the international trade and investment environment. We urge the international community to keep the multilateral trading system stable, curb trade 8. 9. cooperation, jointly secure world economic recovery and achieve a strong, sustainable and balanced growth. We reiterate our determination to make positive efforts in maintaining domestic economic recovery and promoting development in our own countries and worldwide. We underline the importance of maintaining relative stability of major reserve currencies and sustainability of fiscal policies in order to achieve a strong, long-term balanced economic growth. We are convinced that emerging market economies and developing countries have the potential to play an even larger and active role as engines of economic growth and prosperity, while at the same time commit to work together with other countries towards reducing imbalances in global 9. challenges and threats. In this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, including its Security Council, with a view to making it more effective, efficient and representative, so that it can deal with today's global challenges more successfully. China and Russia reiterate the importance they attach to the status of India, Brazil and South Africa in international affairs, and understand and support their aspiration to play a greater role in the UN. We underscore that the concurrent presence of all five BRICS countries in the Security Council during the year of 2011 is a valuable opportunity to work closely together on issues of peace and security, to strengthen multilateral approaches and to facilitate future coordination on issues under UN Security Council consideration. We next G20 Summit in Mexico with a commitment to work with the Presidency, all members and the international community to achieve positive results, consistent with national policy frameworks, to ensure strong, sustainable and balanced growth. 8. We recognize the importance of the global financial architecture in maintaining the stability and integrity of the global monetary and financial system. We therefore call for a more representative international financial architecture, with an increase in the voice and representation of developing countries and the establishment and improvement of a just international monetary system that can serve the interests of all countries and support the development of emerging and developing economies. Moreover, these economies having experienced broad-based growth are now significant contributors to global recovery. 9. We are however concerned at the slow pace of quota and governance reforms in the IMF. We see an urgent need to implement, as agreed, the 2010 Governance and Quota Reform before the 2012 IMF/World Bank Annual Meeting, as well as the comprehensive review of the quota formula to better reflect economic weights and enhance Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 6. We note policy actions in Europe, the US and Japan aimed at reducing tail-risks in the world economy. Some of these actions produce negative spillover effects on other economies of the world. Significant risks remain and the performance of the global economy still falls behind our expectations. As a result, uncertainty about strength and durability of the recovery and the direction of policy in some major economies remains high. In some key countries unemployment stays unusually elevated, while high levels of private and public indebtedness inhibit growth. In such circumstances, we reaffirm our strong commitment to support growth and foster financial stability. We also underscore the need for appropriate action to be taken by advanced economies in order to rebuild confidence, foster growth and secure a strong recovery. 7. Central Banks in advanced economies have responded with unconventional monetary policy actions which have increased global liquidity. While this may be consistent with domestic monetary policy mandates, major protectionism, and push for comprehensive and balanced results of the WTO‟s Doha Development Agenda. 6. The poorest countries have been hit hardest by the financial crisis. The international community needs to step up efforts to provide liquidity for these countries. The international community should also strive to minimize the impact of the crisis on development and ensure the achievement of the Millennium Development Goals. Developed countries should fulfill their commitment of economic development and fostering social inclusion. 10. G-20 members, with a significant contribution from BRIC countries, have greatly increased resources available to the IMF. We support the increase of capital, under the principle of fair burden-sharing, of the International Bank for Reconstruction and Development and of the International Finance Corporation, in addition to more robust, flexible and agile client-driven support for developing economies from multilateral development banks. 11. Despite promising positive signs, much remains to be done. We believe that the world needs today a reformed and more stable financial architecture that will make the global economy less prone and more resilient to future crises, and that there is a greater need for a more stable, predictable and diversified international are deeply concerned with the turbulence in the Middle East , the North African and West African regions and sincerely wish that the countries affected achieve peace, stability, prosperity and progress and enjoy their due standing and dignity in the world according to legitimate aspirations of their peoples. We share the principle that the use of force should be avoided. We maintain that the independence, sovereignty, unity and territorial integrity of each nation should be respected. 10. We wish to continue our cooperation in the UN Security Council on Libya. We are of the view that all the parties should resolve their differences through peaceful means and dialogue in which the UN and regional organizations should as appropriate play their role. We also express support for the African Union High-Level Panel Initiative on Libya. the voice and representation of emerging market and developing countries by January 2013, followed by the completion of the next general quota review by January 2014. This dynamic process of reform is necessary to ensure the legitimacy and effectiveness of the Fund. We stress that the ongoing effort to increase the lending capacity of the IMF will only be successful if there is confidence that the entire membership of the institution is truly committed to implement the 2010 Reform faithfully. We will work with the international community to ensure that sufficient resources can be mobilized to the IMF in a timely manner as the Fund continues its transition to improve governance and legitimacy. We reiterate our support for measures to protect the voice and representation of the IMF's poorest members. 10. We call upon the IMF to make its surveillance framework more integrated and even-handed, noting that IMF proposals for a new integrated decision on surveillance would be considered before the IMF Spring Meeting. 11. In the current global economic environment, we recognise that there is a pressing need for enhancing the flow of development finance to emerging Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Central Banks should avoid the unintended consequences of these actions in the form of increased volatility of capital flows, currencies and commodity prices, which may have negative growth effects on other economies, in particular developing countries. 8. We welcome the core objectives of the Russian Presidency in the G20 in 2013, in particular the efforts to increased financing for investment and ensure public debt sustainability aimed at ensuring strong, sustainable, inclusive and balanced growth and job creation around the world. We will also continue to prioritise the G20 development agenda as a vital element of global economic stability and long-term sustainable growth and job creation. 9. Developing countries face challenges of infrastructure development due to insufficient long-term financing and foreign direct investment, especially investment in capital stock. This constrains global aggregate demand. BRICS cooperation towards more productive use of global financial resources can make a positive contribution to 7. 0.7% of Gross National Income for the Official Development Assistance and make further efforts in increasing assistance, debt relief, market access and technology transfer for developing countries. The implementation of the concept of sustainable development, comprising, inter alia, the Rio Declaration, Agenda for the 21st Century and multilateral environmental agreements, should be a major vector in the change of paradigm of economic development. monetary system. 12. We will strive to achieve an ambitious conclusion to the ongoing and long overdue reforms of the Bretton Woods institutions. The IMF and the World Bank urgently need to address their legitimacy deficits. Reforming these institutions‟ governance structures requires first and foremost a substantial shift in voting power in favor of emerging market economies and developing countries to bring their participation in decision making in line with their relative weight in the world economy. We call for the voting power reform of the World Bank to be fulfilled in the upcoming Spring Meetings, and expect the quota reform of the IMF to be concluded by the G-20 Summit in November this year. We do also agree on the need for an open and merit based selection method, irrespective of 11. We reiterate our strong condemnation of terrorism in all its forms and manifestations and stress that there can be no justification, whatsoever, for any acts of terrorism. We believe that the United Nations has a central role in coordinating the international action against terrorism within the framework of the UN Charter and in accordance with principles and norms of the international law. In this context, we urge early conclusion of negotiations in the UN General Assembly of the Comprehensive Convention on International Terrorism and its adoption by all Member States. We are determined to strengthen our cooperation in countering this global threat. We express our commitment to cooperate for strengthening international information security. We will pay special attention to combat and developing countries. We therefore call upon the World Bank to give greater priority to mobilising resources and meeting the needs of development finance while reducing lending costs and adopting innovative lending tools. 12. We welcome the candidatures from developing world for the position of the President of the World Bank. We reiterate that the Heads of IMF and World Bank be selected through an open and merit-based process. Furthermore, the new World Bank leadership must commit to transform the Bank into a multilateral institution that truly reflects the vision of all its members, including the governance structure that reflects current economic and political reality. Moreover, the nature of the Bank must shift from an institution that essentially mediates North-South cooperation to an institution that promotes equal partnership with all countries as a way to deal with development issues and to overcome an outdated donor- recipient dichotomy. 13. We have considered the possibility of setting up a new Development Bank for mobilizing resources for infrastructure and sustainable development projects in BRICS and other emerging economies and developing countries, to supplement Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 addressing this problem. In March 2012 we directed our Finance Ministers to examine the feasibility and viability of setting up a New Development Bank for mobilising resources for infrastructure and sustainable development projects in BRICS and other emerging economies and developing countries, to supplement the existing efforts of multilateral and regional financial institutions for global growth and development. Following the report from our Finance Ministers, we are satisfied that the establishment of a New Development Bank is feasible and viable. We have agreed to establish the New Development Bank. The initial contribution to the Bank should be substantial and sufficient for the Bank to be effective in financing infrastructure. 10. In June 2012, in our meeting in Los Cabos, we tasked our Finance Ministers and Central Bank Governors to explore the construction of a financial safety net through the creation of a Contingent Reserve Arrangement (CRA) amongst BRICS countries. They have concluded that the 8. 9. We stand for strengthening coordination and cooperation among states in the energy field, including amongst producers and consumers of energy and transit states, in an effort to decreasing uncertainty and ensuring stability and sustainability. We support diversification of energy resources and supply, including renewable energy, security of energy transit routes and creation of new energy investments and infrastructure. We support international cooperation in the field of energy efficiency. We stand ready for a constructive nationality, for the heading positions of the IMF and the World Bank. Moreover, staff of these institutions needs to better reflect the diversity of their membership. There is a special need to increase participation of developing countries. The international community must deliver a result worthy of the expectations we all share for these institutions within the agreed timeframe or run the risk of seeing them fade into obsolescence. 13. In the interest of promoting international economic stability, we have asked our Finance Ministers and Central Bank Governors to look into regional monetary arrangements and discuss modalities of cooperation between our countries in this area. In order to facilitate trade and investment, we will study feasibilities of monetary cooperation, including local currency trade settlement arrangement cybercrime. 12. We note that the world economy is gradually recovering from the financial crisis, but still faces uncertainties. Major economies should continue to enhance coordination of macro-economic policies and work together to achieve strong, sustainable and balanced growth. 13. We are committed to assure that the BRICS countries will continue to enjoy strong and sustained economic growth supported by our increased cooperation in economic, finance and trade matters, which will contribute to the long-term steady, sound and balanced growth of the world economy. 14. We support the Group of Twenty (G20) in playing a bigger role in global economic governance as the premier forum for international economic cooperation. We expect new positive outcomes in the fields of economy, the existing efforts of multilateral and regional financial institutions for global growth and development. We direct our Finance Ministers to examine the feasibility and viability of such an initiative, set up a joint working group for further study, and report back to us by the next Summit. 14. Brazil, India, China and South Africa look forward to the Russian Presidency of G20 in 2013 and extend their cooperation. 15. Brazil, India, China and South Africa congratulate the Russian Federation on its accession to the WTO. This makes the WTO more representative and strengthens the rule-based multilateral trading system. We commit to working together to safeguard this system and urge other countries to resist all forms of trade protectionism and disguised restrictions on trade. 16. We will continue our efforts for the successful conclusion of the Doha Round, based on the progress made and in keeping with its mandate. Towards this end, we will explore outcomes in specific areas where progress is possible while preserving the centrality of development and within the overall framework of the single undertaking. We do not support plurilateral initiatives that go against the fundamental principles of transparency, Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 establishment of a self-managed contingent reserve arrangement would have a positive precautionary effect, help BRICS countries forestall short-term liquidity pressures, provide mutual support and further strengthen financial stability. It would also contribute to strengthening the global financial safety net and complement existing international arrangements as an additional line of defence. We are of the view that the establishment of the CRA with an initial size of US$ 100 billion is feasible and desirable subject to internal legal frameworks and appropriate safeguards. We direct our Finance Ministers and Central Bank Governors to continue working towards its establishment. 11. We are grateful to our Finance Ministers and Central Bank Governors for the work undertaken on the New Development Bank and the Contingent Reserve Arrangement and direct them to negotiate and conclude the agreements which will establish them. We will review progress made in these two initiatives at our next meeting dialogue on how to deal with climate change based on the principle of common but differentiated responsibility, given the need to combine measures to protect the climate with steps to fulfill our socio-economic development tasks. 10. We reaffirm to enhance cooperation among our countries in socially vital areas and to strengthen the efforts for the provision of international humanitarian assistance and for the reduction of natural disaster risks. We take note of the statement on between our countries. 14. Recent events have shattered the belief about the selfregulating nature of financial markets. Therefore, there is a pressing need to foster and strengthen cooperation regarding the regulation and supervision of all segments, institutions and instruments of financial markets. We remain committed to improve our own national regulations, to push for the reform of the international financial regulatory system and to work closely with international standard setting bodies, including the Financial Stability Board. International Trade 15. We stress the importance of the multilateral trading system, embodied in the World Trade Organization, for providing an open, stable, equitable and non discriminatory environment for international trade. In this connection, we commit finance, trade and development from the G20 Cannes Summit in 2011. We support the ongoing efforts of G20 members to stabilize international financial markets, achieve strong, sustainable and balanced growth and support the growth and development of the global economy. Russia offers to host the G20 Summit in 2013. Brazil, India, China and South Africa welcome and appreciate Russia's offer. 15. We call for a quick achievement of the targets for the reform of the International Monetary Fund agreed to at previous G20 Summits and reiterate that the governing structure of the international financial institutions should reflect the changes in the world economy, increasing the voice and representation of emerging economies and developing countries. 16. Recognizing that the international financial inclusiveness and multilateralism. We believe that such initiatives not only distract members from striving for a collective outcome but also fail to address the development deficit inherited from previous negotiating rounds. Once the ratification process is completed, Russia intends to participate in an active and constructive manner for a balanced outcome of the Doha Round that will help strengthen and develop the multilateral trade system. 17. Considering UNCTAD to be the focal point in the UN system for the treatment of trade and development issues, we intend to invest in improving its traditional activities of consensusbuilding, technical cooperation and research on issues of economic development and trade. We reiterate our willingness to actively contribute to the achievement of a successful UNCTAD XIII, in April 2012. 18. We agree to build upon our synergies and to work together to intensify trade and investment flows among our countries to advance our respective industrial development and employment objectives.We welcome the outcomes of the second Meeting of BRICS Trade Ministers held in New Delhi on 28 March 2012. We support the regular consultations amongst our Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 in September 2013. 12. We welcome the conclusion between our Export-Import Banks (EXIM) and Development Banks, of both the “Multilateral Agreement on Cooperation and Co-financing for Sustainable Development” and, given the steep growth trajectory of the African continent and the significant infrastructure funding requirements directly emanating from this growth path, the “Multilateral Agreement on Infrastructure Co-Financing for Africa”. 13. We call for the reform of International Financial Institutions to make them more representative and to reflect the growing weight of BRICS and other developing countries. We remain concerned with the slow pace of the reform of the IMF. We see an urgent need to implement, as agreed, the 2010 International Monetary Fund (IMF) Governance and Quota Reform. We urge all members to take all necessary steps to achieve an agreement on the quota formula and complete the next general quota review by January 2014. The reform of the IMF global food security issued today as a major contribution of the BRIC countries to the multilateral efforts to set up the sustainable conditions for this goal. 11. We reaffirm to advance cooperation among our countries in science and education with the aim, inter alia, to engage in fundamental research and development of advanced technologies. 12. We underline our support for a more democratic and just multi-polar world order based on the rule of international law, equality, mutual respect, ourselves and urge all states to resist all forms of trade protectionism and fight disguised restrictions on trade. We concur in the need for a comprehensive and balanced outcome of the Doha Round of multilateral trade talks, in a manner that fulfills its mandate as a "development round", based on the progress already made, including with regard to modalities. We take note and strongly support Russia's bid for accession to the WTO. Development 16. We reiterate the importance of the UN Millennium Declaration and the need to achieve the Millennium Development Goals (MDGs). We underscore the importance of preventing a potential setback to the efforts of poor countries aimed at achieving MDGs due to the effects of the economic and financial crisis. We should also make sustained efforts to achieve the crisis has exposed the inadequacies and deficiencies of the existing international monetary and financial system, we support the reform and improvement of the international monetary system, with a broad-based international reserve currency system providing stability and certainty. We welcome the current discussion about the role of the SDR in the existing international monetary system including the composition of SDR's basket of currencies. We call for more attention to the risks of massive crossborder capital flows now faced by the emerging economies. We call for further international financial regulatory oversight and reform, strengthening policy coordination and financial regulation and supervision cooperation, and promoting the sound development of global financial markets and Trade Ministers and consider taking suitable measures to facilitate further consolidation of our trade and economic ties. We welcome the conclusion of the Master Agreement on Extending Credit Facility in Local Currency under BRICS Interbank Cooperation Mechanism and the Multilateral Letter of Credit Confirmation Facility Agreement between our EXIM/Development Banks. We believe that these Agreements will serve as useful enabling instruments for enhancing intra-BRICS trade in coming years. 19. We recognize the vital importance that stability, peace and security of the Middle East and North Africa holds for all of us, for the international community, and above all for the countries and their citizens themselves whose lives have been affected by the turbulence that has erupted in the region. We wish to see these countries living in peace and regain stability and prosperity as respected members of the global community. 20. We agree that the period of transformation taking place in the Middle East and North Africa should not be used as a pretext to delay resolution of lasting conflicts but rather it should serve as an incentive to settle them, in particular the Arab-Israeli Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 should strengthen the voice and representation of the poorest members of the IMF, including Sub-Saharan Africa. All options should be explored, with an open mind, to achieve this. We support the reform and improvement of the international monetary system, with a broad-based international reserve currency system providing stability and certainty. We welcome the discussion about the role of the SDR in the existing international monetary system including the composition of SDR‟s basket of currencies. We support the IMF to make its surveillance framework more integrated and even-handed. The leadership selection of IFIs should be through an open, transparent and merit-based process and truly open to candidates from the emerging market economies and developing countries. 14. We emphasise the importance of ensuring steady, adequate and predictable access to long term finance for developing countries from a variety of sources. We would like to see concerted global effort towards infrastructure financing and investment through cooperation, coordinated action and collective decision-making of all states. We reiterate our support for political and diplomatic efforts to peacefully resolve disputes in international relations. 13. We strongly condemn terrorism in all its forms and manifestations and reiterate that there can be no justification for any act of terrorism anywhere or for whatever reasons. We note that the draft Comprehensive Convention against International Terrorism is currently under the consideration MDGs by 2015, including through technical cooperation and financial support to poor countries in implementation of development policies and social protection for their populations. We expect the UN MDG Summit, in September 2010, to promote the implementation of MDGs through policy recommendations. We stress that sustainable development models and paths of developing countries should be fully respected and necessary policy space of developing countries should be guaranteed. 17. The poorest countries have been the hardest hit by the economic and financial crisis. The commitments regarding the aid to the developing states, especially those related to the MDGs, should be fulfilled, and there should be no reduction in development assistance. An inclusive process of banking systems. 17. Excessive volatility in commodity prices, particularly those for food and energy, poses new risks for the ongoing recovery of the world economy. We support the international community in strengthening cooperation to ensure stability and strong development of physical market by reducing distortion and further regulate financial market. The international community should work together to increase production capacity, strengthen producerconsumer dialogue to balance supply and demand, and increase support to the developing countries in terms of funding and technologies. The regulation of the derivatives market for commodities should be accordingly strengthened to prevent activities capable of destabilizing markets. We also should address the problem of conflict. Resolution of this and other long-standing regional issues would generally improve the situation in the Middle East and North Africa. Thus we confirm our commitment to achieving comprehensive, just and lasting settlement of the Arab-Israeli conflict on the basis of the universally recognized international legal framework including the relevant UN resolutions, the Madrid principles and the Arab Peace Initiative. We encourage the Quartet to intensify its efforts and call for greater involvement of the UN Security Council in search for a resolution of the IsraeliPalestinian conflict. We also underscore the importance of direct negotiations between the parties to reach final settlement. We call upon Palestinians and Israelis to take constructive measures, rebuild mutual trust and create the right conditions for restarting negotiations, while avoiding unilateral steps, in particular settlement activity in the Occupied Palestinian Territories. 21. We express our deep concern at the current situation in Syria and call for an immediate end to all violence and violations of human rights in that country. Global interests would best be served by dealing with the crisis through peaceful means that encourage Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 the instrumentality of adequately resourced Multilateral Development Banks (MDBs) and Regional Development Banks (RDBs). We urge all parties to work towards an ambitious International Development Association(IDA)17 replenishment. 15. We reaffirm our support for an open, transparent and rules-based multilateral trading system. We will continue in our efforts for the successful conclusion of the Doha Round, based on the progress made and in keeping with its mandate, while upholding the principles of transparency, inclusiveness and multilateralism. We are committed to ensure that new proposals and approaches to the Doha Round negotiations will reinforce the core principles and the developmental mandate of the Doha Round. We look forward to significant and meaningful deliverables that are balanced and address key development concerns of the poorest and most vulnerable WTO members, at the ninth Ministerial Conference of the WTO in Bali. 16. We note that the process is underway for the selection of a of the UN General Assembly and call for its urgent adoption. 14. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United Nations playing the central role in dealing with global challenges and threats. In this respect, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN with a view to making it more efficient so that it can deal with today‟s global challenges more effectively. We reiterate the importance we attach to the status of India and Brazil in international affairs, and growth for the world economy is not only a matter of solidarity but also an issue of strategic importance for global political and economic stability. Agriculture 18. We express our satisfaction with the Meeting of Ministers of Agriculture and Agrarian Development in Moscow, where they discussed ways of promoting quadripartite cooperation, with particular attention to family farming. We are convinced that this will contribute towards global food production and food security. We welcome their decision to create an agricultural information base system of the BRIC countries, to develop a strategy for ensuring access to food for vulnerable population, to reduce the negative impact of climate change on food security, and to enhance agriculture technology cooperation and shortage of reliable and timely information on demand and supply at international, regional and national levels. The BRICS will carry out closer cooperation on food security. 18. We support the development and use of renewable energy resources. We recognize the important role of renewable energy as a means to address climate change. We are convinced of the importance of cooperation and information exchange in the field of development of renewable energy resources. 19. Nuclear energy will continue to be an important element in future energy mix of BRICS countries. International cooperation in the development of safe nuclear energy for peaceful purposes should proceed under conditions of strict observance of relevant safety standards and requirements broad national dialogues that reflect the legitimate aspirations of all sections of Syrian society and respect Syrian independence, territorial integrity and sovereignty. Our objective is to facilitate a Syrian-led inclusive political process, and we welcome the joint efforts of the United Nations and the Arab League to this end. We encourage the Syrian government and all sections of Syrian society to demonstrate the political will to initiate such a process, which alone can create a new environment for peace. We welcome the appointment of Mr. Kofi Annan as the Joint Special Envoy on the Syrian crisis and the progress made so far, and support him in continuing to play a constructive role in bringing about the political resolution of the crisis. 22. The situation concerning Iran cannot be allowed to escalate into conflict, the disastrous consequences of which will be in no one‟s interest. Iran has a crucial role to play for the peaceful development and prosperity of a region of high political and economic relevance, and we look to it to play its part as a responsible member of the global community. We are concerned about the situation that is emerging around Iran‟s nuclear issue. We recognize Iran‟s right to peaceful uses Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 new WTO Director-General in 2013. We concur that the WTO requires a new leader who demonstrates a commitment to multilateralism and to enhancing the effectiveness of the WTO including through a commitment to support efforts that will lead to an expeditious conclusion of the DDA. We consider that the next Director-General of the WTO should be a representative of a developing country. 17. We reaffirm the United Nations Conference on Trade and Development‟s (UNCTAD) mandate as the focal point in the UN system dedicated to consider the interrelated issues of trade, investment, finance and technology from a development perspective. UNCTAD‟s mandate and work are unique and necessary to deal with the challenges of development and growth in the increasingly interdependent global economy. We also reaffirm the importance of strengthening UNCTAD‟s capacity to deliver on its programmes of consensus building, policy dialogue, research, technical cooperation and capacity building, so that it is understand and support their aspirations to play a greater role in the United Nations. 15. We have agreed upon steps to promote dialogue and cooperation among our countries in an incremental, proactive, pragmatic, open and transparent way. The dialogue and cooperation of the BRIC countries is conducive not only to serving common interests of emerging market economies and developing countries, but also to building a harmonious world of lasting peace and common prosperity. 16. Russia, India and China welcome innovation. Fight against poverty 19. We call upon the international community to make all the necessary efforts to fight poverty, social exclusion and inequality bearing in mind the special needs of developing countries, especially LDCs, small islands and African Countries. We support technical and financial cooperation as means to contribute to the achievement of sustainable social development, with social protection, full employment, and decent work policies and programmes, giving special attention to the most vulnerable groups, such as the poor, women, youth, migrants and persons with disabilities. Energy 20. We recognize that energy is an essential resource for improving the standard of living of our peoples and that access to energy is of paramount importance to concerning design, construction and operation of nuclear power plants. 20. Accelerating sustainable growth of developing countries is one of the major challenges for the world. We believe that growth and development are central to addressing poverty and to achieving the MDG goals. Eradication of extreme poverty and hunger is a moral, social, political and economic imperative of humankind and one of the greatest global challenges facing the world today, particularly in Least Developed Countries in Africa and elsewhere. 21. We call on the international community to actively implement the outcome document adopted by the High-level Plenary Meeting of the United Nations General Assembly on the Millennium Development Goals held in September 2010 and achieve the objectives of the MDGs by 2015 as of nuclear energy consistent with its international obligations, and support resolution of the issues involved through political and diplomatic means and dialogue between the parties concerned, including between the IAEA and Iran and in accordance with the provisions of the relevant UN Security Council Resolutions. 23. Afghanistan needs time, development assistance and cooperation, preferential access to world markets, foreign investment and a clear end-state strategy to attain lasting peace and stability. We support the global community‟s commitment to Afghanistan, enunciated at the Bonn International Conference in December 2011, to remain engaged over the transformation decade from 20152024. We affirm our commitment to support Afghanistan‟s emergence as a peaceful, stable and democratic state, free of terrorism and extremism, and underscore the need for more effective regional and international cooperation for the stabilisation of Afghanistan, including by combating terrorism. 24. We extend support to the efforts aimed at combating illicit traffic in opiates originating in Afghanistan within the framework of the Paris Pact. 25. We reiterate that there can be no justification, whatsoever, for any act of Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 better equipped to deliver on its development mandate. 18. We acknowledge the important role that State Owned Companies (SOCs) play in the economy and encourage our SOCs to explore ways of cooperation, exchange of information and best practices. 19. We recognise the fundamental role played by Small and Medium-Sized Enterprises (SMEs) in the economies of our countries. SMEs are major creators of jobs and wealth. In this regard, we will explore opportunities for cooperating in the field of SMEs and recognise the need for promoting dialogue among the respective Ministries and Agencies in charge of the theme, particularly with a view to promoting their international exchange and cooperation and fostering innovation, research and development. 20. We reiterate our strong commitment to the United Nations (UN) as the foremost multilateral forum entrusted with bringing about hope, peace, order and sustainable development to the world. The UN enjoys universal membership and is at the centre of global governance the kind invitation of Brazil to host the next BRIC summit in 2010. economic growth with equity and social inclusion. We will aim to develop cleaner, more affordable and sustainable energy systems, to promote access to energy and energy efficient technologies and practices in all sectors. We will aim to diversify our energy mix by increasing, where appropriate, the contribution of renewable energy sources, and will encourage the cleaner, more efficient use of fossil fuels and other fuels. In this regard, we reiterate our support to the international cooperation in the field of energy efficiency. 21. We recognize the potential of new, emerging, and environmentally friendly technologies for diversifying energy mix and the creation of jobs. In this regard we will encourage, as appropriate, the sustainable development, production and use of biofuels. In accordance with national scheduled. 22. Climate change is one of the global threats challenging the livelihood of communities and countries. China, Brazil, Russia and India appreciate and support South Africa's hosting of UNFCCC COP17/CMP7. We support the Cancun Agreements and are ready to make concerted efforts with the rest of the international community to bring a successful conclusion to the negotiations at the Durban Conference applying the mandate of the Bali Roadmap and in line with the principle of equity and common but differentiated responsibilities. We commit ourselves to work towards a comprehensive, balanced and binding outcome to strengthen the implementation of the United Nations Framework Convention on Climate Change and its Kyoto Protocol. The BRICS will intensify cooperation on terrorism in any form or manifestation. We reaffirm our determination to strengthen cooperation in countering this menace and believe that the United Nations has a central role in coordinating international action against terrorism, within the framework of the UN Charter and in accordance with principles and norms of international law. We emphasize the need for an early finalization of the draft of the Comprehensive Convention on International Terrorism in the UN General Assembly and its adoption by all Member States to provide a comprehensive legal framework to address this global scourge. 26. We express our strong commitment to multilateral diplomacy with the United Nations playing a central role in dealing with global challenges and threats. In this regard, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, including its Security Council, with a view to making it more effective, efficient and representative so that it can deal with today‟s global challenges more successfully. China and Russia reiterate the importance they attach to the status of Brazil, India and South Africa in international affairs and support their aspiration to play a greater role in the UN. 27. We recall our close coordination in the Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 and multilateralism. In this regard, we reaffirm the need for a comprehensive reform of the UN, including its Security Council, with a view to making it more representative, effective and efficient, so that it can be more responsive to global challenges. In this regard, China and Russia reiterate the importance they attach to the status of Brazil, India and South Africa in international affairs and support their aspiration to play a greater role in the UN. 21. We underscore our commitment to work together in the UN to continue our cooperation and strengthen multilateral approaches in international relations based on the rule of law and anchored in the Charter of the United Nations. 22. We are committed to building a harmonious world of lasting peace and common prosperity and reaffirm that the 21st century should be marked by peace, security, development, and cooperation. It is the overarching objective and strong shared desire for peace, security, development and cooperation that brought together BRICS countries. 23. We welcome the twentieth Anniversary of the World priorities, we will work together to facilitate the use of renewable energy, through international cooperation and the sharing of experiences on renewable energy, including biofuels technologies and policies. 22. We believe that BRIC member countries can cooperate in training, R&D, Consultancy services and technology transfer, in the energy sector. Climate Change 23. We acknowledge that climate change is a serious threat which requires strengthened global action. We commit ourselves to promote the 16th Conference of the Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change and the 6th Conference of the Parties serving as the Meeting of the Parties to the Kyoto Protocol, in Mexico, to achieve a comprehensive, balanced and binding result to the Durban conference. We will enhance our practical cooperation in adapting our economy and society to climate change. 23. Sustainable development, as illustrated by the Rio Declaration on Environment and Development, Agenda 21, the Johannesburg Plan of Implementation and multilateral environmental treaties, should be an important vehicle to advance economic growth. China, Russia, India and South Africa appreciate Brazil as the host of the 2012 UN Conference on Sustainable Development and look forward to working with Brazil to reach new political commitment and achieve positive and practical results in areas of economic growth, social development and environmental protection under the framework of sustainable development. Brazil, Russia, China and South Africa appreciate Security Council during the year 2011, and underscore our commitment to work together in the UN to continue our cooperation and strengthen multilateral approaches on issues pertaining to global peace and security in the years to come. 28. Accelerating growth and sustainable development, along with food, and energy security, are amongst the most important challenges facing the world today, and central to addressing economic development, eradicating poverty, combating hunger and malnutrition in many developing countries. Creating jobs needed to improve people‟s living standards worldwide is critical. Sustainable development is also a key element of our agenda for global recovery and investment for future growth. We owe this responsibility to our future generations. 29. We congratulate South Africa on the successful hosting of the 17th Conference of Parties to the United Nations Framework Convention on Climate Change and the 7th Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties to the Kyoto Protocol (COP17/CMP7) in December 2011. We welcome the significant outcomes of the Conference and are ready to work with the international Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Conference on Human Rights and of the Vienna Declaration and Programme of Action and agree to explore cooperation in the field of human rights. 24. We commend the efforts of the international community and acknowledge the central role of the African Union (AU) and its Peace and Security Council in conflict resolution in Africa. We call upon the UNSC to enhance cooperation with the African Union, and its Peace and Security Council, pursuant to UNSC resolutions in this regard. We express our deep concern with instability stretching from North Africa, in particular the Sahel, and the Gulf of Guinea. We also remain concerned about reports of deterioration in humanitarian conditions in some countries. 25. We welcome the appointment of the new Chairperson of the AU Commission as an affirmation of the leadership of women. 26. We express our deep concern with the deterioration of the security and humanitarian situation in Syria and condemn the increasing violations of human rights and of international humanitarian law as a result of strengthen the implementation of the Convention and the Protocol. We believe that the Convention and the Protocol provide the framework for international negotiations on climate change. The negotiations in Mexico should be more inclusive, transparent, and should result in outcomes that are fair and effective in addressing the challenge of climate change, while reflecting the principles of the Convention, especially the principle of equity and common but differentiated responsibilities. Terrorism 24. We condemn terrorist acts in all forms and manifestations. We note that the fight against international terrorism must be undertaken with due respect to the UN Charter, existing international conventions and protocols, the UN General Assembly and Security Council and support India's hosting of the eleventh meeting of the Conference of the Parties to the Convention on Biological Diversity. Brazil, China and South Africa also appreciate and support the sixth meeting of the Conference of the Parties serving as the meeting of the Parties to the Cartagena Protocol on Biosafety to be held in October 2012. 24. We underscore our firm commitment to strengthen dialogue and cooperation in the fields of social protection, decent work, gender equality, youth, and public health, including the fight against HIV /AIDS. 25. We support infrastructure development in Africa and its industrialization within framework of the New Partnership for Africa's Development (NEPAD). 26. We have agreed to continue further expanding and deepening economic, trade and investment cooperation among our countries. We encourage community to implement its decisions in accordance with the principles of equity and common but differentiated responsibilities and respective capabilities. 30. We are fully committed to playing our part in the global fight against climate change and will contribute to the global effort in dealing with climate change issues through sustainable and inclusive growth and not by capping development. We emphasize that developed country Parties to the UNFCCC shall provide enhanced financial, technology and capacity building support for the preparation and implementation of nationally appropriate mitigation actions of developing countries. 31. We believe that the UN Conference on Sustainable Development (Rio+20) is a unique opportunity for the international community to renew its high-level political commitment to supporting the overarching sustainable development framework encompassing inclusive economic growth and development, social progress and environment protection in accordance with the principles and provisions of the Rio Declaration on Environment and Development, including the principle of common but differentiated responsibilities, Agenda 21 and the Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 continued violence. We believe that the Joint Communiqué of the Geneva Action Group provides a basis for resolution of the Syrian crisis and reaffirm our opposition to any further militarization of the conflict. A Syrian-led political process leading to a transition can be achieved only through broad national dialogue that meets the legitimate aspirations of all sections of Syrian society and respect for Syrian independence, territorial integrity and sovereignty as expressed by the Geneva Joint Communiqué and appropriate UNSC resolutions. We support the efforts of the UNLeague of Arab States Joint Special Representative. In view of the deterioration of the humanitarian situation in Syria, we call upon all parties to allow and facilitate immediate, safe, full and unimpeded access to humanitarian organisations to all in need of assistance. We urge all parties to ensure the safety of humanitarian workers. 27. We welcome the admission of Palestine as an Observer State to the United Nations. We are concerned at the lack of progress in the Middle East Peace Process resolutions relating to international terrorism, and that the prevention of terrorist acts is as important as the repression of terrorism and its financing. In this context, we urge early conclusion of negotiations in the UN General Assembly of the Comprehensive Convention on International Terrorism and its adoption by all Member States. 25. Brazil and China express their sympathy and solidarity with the people and Governments of Russia and India which suffered from recent barbaric terrorist attacks. Terrorism cannot be justified by any reason. Alliance of Civilizations 26. We affirm the importance of encouraging the dialogue among civilizations, cultures, religions and peoples. In this respect, we support the “Alliance of Civilizations”, a United Nations‟ initiative aimed at all countries to refrain from resorting to protectionist measures. We welcome the outcomes of the meeting of BRICS Trade Ministers held in Sanya on 13 April 2011. Brazil, China, India and South Africa remain committed and call upon other members to support a strong, open, rule-based multilateral trading system embodied in the World Trade Organization and a successful, comprehensive and balanced conclusion of the Doha Development Round, built on the progress already made and consistent with its development mandate. Brazil, India, China and South Africa extend full support to an early accession of Russia to the World Trade Organization. 27. We reviewed the progress of the BRICS cooperation in various fields and share the view that such cooperation has been enriching and mutually beneficial and that there is a great scope Johannesburg Plan of Implementation. 32. We consider that sustainable development should be the main paradigm in environmental issues, as well as for economic and social strategies. We acknowledge the relevance and focus of the main themes for the Conference namely, Green Economy in the context of Sustainable Development and Poverty Eradication (GESDPE) as well as Institutional Framework for Sustainable Development (IFSD). 33. China, Russia, India and South Africa look forward to working with Brazil as the host of this important Conference in June, for a successful and practical outcome. Brazil, Russia, China and South Africa also pledge their support to working with India as it hosts the 11th meeting of the Conference of Parties to the Convention on Biological Diversity in October 2012 and look forward to a positive outcome. We will continue our efforts for the implementation of the Convention and its Protocols, with special attention to the Nagoya Protocol on Access to Genetic Resources and the Fair and Equitable Sharing of Benefits Arising from their Utilization, Biodiversity Strategic Plan 2011-2020 and the Resource Mobilization Strategy. 34. We affirm that the concept of a „green Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 and call on the international community to assist both Israel and Palestine to work towards a two-state solution with a contiguous and economically viable Palestinian state, existing side by side in peace with Israel, within internationally recognized borders, based on those existing on 4 June 1967, with East Jerusalem as its capital. We are deeply concerned about the construction of Israeli settlements in the Occupied Palestinian Territories, which is a violation of international law and harmful to the peace process. In recalling the primary responsibility of the UNSC in maintaining international peace and security, we note the importance that the Quartet reports regularly to the Council about its efforts, which should contribute to concrete progress. 28. We believe there is no alternative to a negotiated solution to the Iranian nuclear issue. We recognise Iran´s right to peaceful uses of nuclear energy consistent with its international obligations, and support resolution of the issues involved through political and diplomatic means and building bridges, mutual knowledge and understanding around the world. We praise the Brazilian decision to host, in Rio de Janeiro, in May 2010, the 3rd Global Forum and confirm our intention to be present at the event, in appropriate high level. Haiti 27. We reaffirm our solidarity towards the Haitian people, who have been struggling under dire circumstances since the earthquake of January 12th, and reiterate our commitment to gather efforts with the international community in order to help rebuilding the country, under the guidance of the Haitian government, and according to the priorities established by the Action Plan for National Recovery and Development of Haiti. Cooperation 28. We welcome the following sectoral initiatives aimed at strengthening for closer cooperation among the BRICS. We are focused on the consolidation of BRICS cooperation and the further development of its own agenda. We are determined to translate our political vision into concrete actions and endorse the attached Action Plan, which will serve as the foundation for future cooperation. We will review the implementation of the Action Plan during our next Leaders Meeting. 28. We intend to explore cooperation in the sphere of science, technology and innovation, including the peaceful use of space. We congratulate the Russian people and government upon the 50th anniversary of the flight of Yury Gagarin into the space, which ushered in a new era in development of science and technology. 29. We express our confidence in the success of the 2011 Universiade in Shenzhen, the 2013 Universiade in economy‟, still to be defined at Rio+20, must be understood in the larger framework of sustainable development and poverty eradication and is a means to achieve these fundamental and overriding priorities, not an end in itself. National authorities must be given the flexibility and policy space to make their own choices out of a broad menu of options and define their paths towards sustainable development based on the country's stage of development, national strategies, circumstances and priorities. We resist the introduction of trade and investment barriers in any form on the grounds of developing green economy. 35. The Millennium Development Goals remain a fundamental milestone in the development agenda. To enable developing countries to obtain maximal results in attaining their Millennium Development Goals by the agreed time-line of 2015, we must ensure that growth in these countries is not affected. Any slowdown would have serious consequences for the world economy. Attainment of the MDGs is fundamental to ensuring inclusive, equitable and sustainable global growth and would require continued focus on these goals even beyond 2015, entailing enhanced financing support. 36. We attach the highest importance to Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 dialogue, including between the International Atomic Energy Agency (IAEA) and Iran and in accordance with the provisions of the relevant UN Security Council Resolutions and consistent with Iran‟s obligations under the Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT). We are concerned about threats of military action as well as unilateral sanctions. We note the recent talks held in Almaty and hope that all outstanding issues relating to Iran‟s nuclear programme will be resolved through discussions and diplomatic means. 29. Afghanistan needs time, development assistance and cooperation, preferential access to world markets, foreign investment and a clear end-state strategy to attain lasting peace and stability. We support the global community‟s commitment to Afghanistan, enunciated at the Bonn International Conference in December 2011, to remain engaged over the transformation decade from 2015-2024. We affirm our commitment to support Afghanistan‟s emergence as a peaceful, stable and democratic cooperation among our countries: a. the first Meeting of Ministers of Agriculture and Agrarian Development; b. the Meetings of Ministers of Finance and Governors of Central Banks; c. the Meetings of High Representatives for Security Issues; d. the I Exchange Program for Magistrates and Judges, of BRIC countries, held in March 2010 in Brazil following the signature in 2009 of the Protocol of Intent among the BRIC countries‟ Supreme Courts; e. the first Meeting of Development Banks; f. the first Meeting of the Heads of the National Statistical Institutions; g. the Conference of Competition Authorities; h. the first Meeting of Cooperatives; Kazan, the 2014 Youth Olympic Games in Nanjing, the 2014 Winter Olympic and Paralympics Games in Sochi, the FIFA 2014 World Cup in Brazil, the 2016 Olympic and Paralympics Games in Rio de Janeiro and the FIFA 2018 World Cup in Russia. 30. We extend our deepest condolences to the people of Japan with the great loss of life following the disasters that struck the country. We will continue our practical support to Japan in overcoming consequences of these catastrophes. 31. The leaders of Brazil, Russia, India and South Africa extend our warm appreciation to China for hosting the BRICS Leaders Meeting and the Hainan Provincial Government and Sanya Municipal Government and their people for their support to the Meeting. 32. Brazil, Russia, China and South Africa thank India for hosting the BRICS economic growth that supports development and stability in Africa, as many of these countries have not yet realised their full economic potential. We will take our cooperation forward to support their efforts to accelerate the diversification and modernisation of their economies. This will be through infrastructure development, knowledge exchange and support for increased access to technology, enhanced capacity building, and investment in human capital, including within the framework of the New Partnership for Africa's Development (NEPAD). 37. We express our commitment to the alleviation of the humanitarian crisis that still affects millions of people in the Horn of Africa and support international efforts to this end. 38. Excessive volatility in commodity prices, particularly those for food and energy, poses additional risks for the recovery of the world economy. Improved regulation of the derivatives market for commodities is essential to avoid destabilizing impacts on food and energy supplies. We believe that increased energy production capacities and strengthened producer-consumer dialogue are important initiatives that would help in arresting such price volatility. 39. Energy based on fossil fuels will Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 state, free of terrorism and extremism, and underscore the need for more effective regional and international cooperation for the stabilisation of Afghanistan, including by combating terrorism. We extend support to the efforts aimed at combating illicit traffic in opiates originating in Afghanistan within the framework of the Paris Pact. 30. We commend the efforts of the AU, the Economic Community of West African States (ECOWAS) and Mali aimed at restoring sovereignty and territorial integrity of Mali. We support the civilian efforts of the Malian Government and its international community partners in realising the transitional programme leading up to the presidential and legislative elections. We emphasise the importance of political inclusiveness and economic and social development in order for Mali to achieve sustainable peace and stability. We express concern about the reports of the deterioration in humanitarian conditions in Mali and call upon the international community to continue to cooperate with Mali and its i. the first Business Forum; j. the Conference of think tanks. 29. We also endorse other important manifestations of our desire to deepen our relationship, such as: a. the joint publication by our respective national statistical institutions which is going to be released today; b. a feasibility study for developing a joint BRIC encyclopedia. 30. We reaffirm our commitment to advance cooperation among BRIC countries in science, culture and sports. 31. We express our confidence in the success of the 2010 World Expo in Shanghai, the 2010 Commonwealth Games in New Delhi, the 2013 World Student Games in Kazan, the 2014 Winter Olympic and Paralympic Games in Sochi, the FIFA 2014 World Cup in Brazil and the 2016 Leaders Meeting in 2012 and offer their full support. continue to dominate the energy mix for the foreseeable future. We will expand sourcing of clean and renewable energy, and use of energy efficient and alternative technologies, to meet the increasing demand of our economies and our people, and respond to climate concerns as well. In this context, we emphasise that international cooperation in the development of safe nuclear energy for peaceful purposes should proceed under conditions of strict observance of relevant safety standards and requirements concerning design, construction and operation of nuclear power plants. We stress IAEA's essential role in the joint efforts of the international community towards enhancing nuclear safety standards with a view to increasing public confidence in nuclear energy as a clean, affordable, safe and secure source of energy, vital to meeting global energy demands. 40. We have taken note of the substantive efforts made in taking intra-BRICS cooperation forward in a number of sectors so far. We are convinced that there is a storehouse of knowledge, know-how, capacities and best practices available in our countries that we can share and on which we can build meaningful cooperation for the Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 neighbouring countries in order to ensure humanitarian assistance to civilian population affected by the armed conflict. 31. We are gravely concerned with the deterioration in the current situation in the Central African Republic (CAR) and deplore the loss of life. We strongly condemn the abuses and acts of violence against the civilian population and urge all parties to the conflict to immediately cease hostilities and return to negotiations. We call upon all parties to allow safe and unhindered humanitarian access. We are ready to work with the international community to assist in this endeavour and facilitate progress to a peaceful resolution of the conflict. Brazil, Russia and China express their sympathy to the South African and Indian governments for the casualties that their citizens suffered in the CAR. 32. We are gravely concerned by the ongoing instability in the Democratic Republic of the Congo (DRC). We welcome the signing in Addis Ababa on 24 February 2013 of the Peace, Security and Cooperation Framework for the Democratic Olympic and Paralympic Games in Rio de Janeiro. 32. We reaffirm the efforts to strengthen our cooperation and assistance for reduction of natural disasters. Russia and India express their condolences and solidarity with the people and Governments of Brazil and China, for the lives lost in the mudslide in Rio de Janeiro, Brazil, and in the earthquake in Yushu, China. III BRIC Summit 32. Brazil, Russia and India appreciate the offer of China to host the III BRIC Summit in 2011. 33. Russia, India and China express their profound gratitude to the Government and people of Brazil for hosting the II BRIC Summit. benefit of our peoples. We have endorsed an Action Plan for the coming year with this objective. 41. We appreciate the outcomes of the Second Meeting of BRICS Ministers of Agriculture and Agrarian Development at Chengdu, China in October 2011. We direct our Ministers to take this process forward with particular focus on the potential of cooperation amongst the BRICS to contribute effectively to global food security and nutrition through improved agriculture production and productivity, transparency in markets and reducing excessive volatility in commodity prices, thereby making a difference in the quality of lives of the people particularly in the developing world. 42. Most of BRICS countries face a number of similar public health challenges, including universal access to health services, access to health technologies, including medicines, increasing costs and the growing burden of both communicable and non-communicable diseases. We direct that the BRICS Health Ministers meetings, of which the first was held in Beijing in July 2011, should henceforth be institutionalized in order to address these common challenges in the most cost-effective, equitable and sustainable manner. Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Republic of the Congo and the Region. We support its independence, territorial integrity and sovereignty. We support the efforts of the UN, AU and subregional organisations to bring about peace, security and stability in the country. 33. We reiterate our strong condemnation of terrorism in all its forms and manifestations and stress that there can be no justification, whatsoever, for any acts of terrorism. We believe that the UN has a central role in coordinating international action against terrorism within the framework of the UN Charter and in accordance with principles and norms of international law. In this context, we support the implementation of the UN General Assembly Global Counter-Terrorism Strategy and are determined to strengthen cooperation in countering this global threat. We also reiterate our call for concluding negotiations as soon as possible in the UN General Assembly on the Comprehensive Convention on International Terrorism and its adoption by all Member States and agreed to work together 43. We have taken note of the meeting of S&T Senior Officials in Dalian, China in September 2011, and, in particular, the growing capacities for research and development and innovation in our countries. We encourage this process both in priority areas of food, pharma, health and energy as well as basic research in the emerging interdisciplinary fields of nanotechnology, biotechnology, advanced materials science, etc. We encourage flow of knowledge amongst our research institutions through joint projects, workshops and exchanges of young scientists. 44. The challenges of rapid urbanization, faced by all developing societies including our own, are multidimensional in nature covering a diversity of inter-linked issues. We direct our respective authorities to coordinate efforts and learn from best practices and technologies available that can make a meaningful difference to our societies. We note with appreciation the first meeting of BRICS Friendship Cities held in Sanya in December 2011 and will take this process forward with an Urbanization and Urban Infrastructure Forum along with the Second BRICS Friendship Cities and Local Governments Cooperation Forum. Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 towards this objective. 34. We recognize the critical positive role the Internet plays globally in promoting economic, social and cultural development. We believe it‟s important to contribute to and participate in a peaceful, secure, and open cyberspace and we emphasise that security in the use of Information and Communication Technologies (ICTs) through universally accepted norms, standards and practices is of paramount importance. 35. We congratulate Brazil on hosting the UN Conference on Sustainable Development (Rio+20) in June 2012 and welcome the outcome as reflected in “The Future we Want”, in particular, the reaffirmation of the Rio Principles and political commitment made towards sustainable development and poverty eradication while creating opportunities for BRICS partners to engage and cooperate in the development of the future Sustainable Development Goals. 36. We congratulate India on the outcome of the 11th Conference of the Parties to the United Nations Conference on Biological 45. Given our growing needs for renewable energy resources as well as on energy efficient and environmentally friendly technologies, and our complementary strengths in these areas, we agree to exchange knowledge, know-how, technology and best practices in these areas. 46. It gives us pleasure to release the first ever BRICS Report, coordinated by India, with its special focus on the synergies and complementarities in our economies. We welcome the outcomes of the cooperation among the National Statistical Institutions of BRICS and take note that the updated edition of the BRICS Statistical Publication, released today, serves as a useful reference on BRICS countries. 47. We express our satisfaction at the convening of the III BRICS Business Forum and the II Financial Forum and acknowledge their role in stimulating trade relations among our countries. In this context, we welcome the setting up of BRICS Exchange Alliance, a joint initiative by related BRICS securities exchanges. 48. We encourage expanding the channels of communication, exchanges and peopleto-people contact amongst the BRICS, including in the areas of youth, education, culture, tourism and sports. 49. Brazil, Russia, China and South Africa Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Diversity (CBD COP11) and the sixth meeting of the Conference of the Parties serving as the Meeting of the Parties to the Cartagena Protocol on Biosafety. 37. While acknowledging that climate change is one of the greatest challenges and threats towards achieving sustainable development, we call on all parties to build on the decisions adopted in COP18/CMP8 in Doha, with a view to reaching a successful conclusion by 2015, of negotiations on the development of a protocol, another legal instrument or an agreed outcome with legal force under the Convention applicable to all Parties, guided by its principles and provisions. 38. We believe that the internationally agreed development goals including the Millennium Development Goals (MDGs) address the needs of developing countries, many of which continue to face developmental challenges, including widespread poverty and inequality. Low Income Countries (LICs) continue to face challenges that threaten the impressive growth performance of recent extend their warm appreciation and sincere gratitude to the Government and the people of India for hosting the Fourth BRICS Summit in New Delhi. 50. Brazil, Russia, India and China thank South Africa for its offer to host the Fifth BRICS Summit in 2013 and pledge their full support. Delhi Action Plan 1. Meeting of BRICS Foreign Ministers on sidelines of UNGA. 2. Meetings of Finance Ministers and Central Bank Governors on sidelines of G20 meetings/other multilateral (WB/IMF) meetings. 3. Meeting of financial and fiscal authorities on the sidelines of WB/IMF meetings as well as stand-alone meetings, as required. 4. Meetings of BRICS Trade Ministers on the margins of multilateral events, or stand-alone meetings, as required. 5. The Third Meeting of BRICS Ministers of Agriculture, preceded by a preparatory meeting of experts on agroproducts and food security issues and the second Meeting of Agriculture Expert Working Group. 6. Meeting of BRICS High Representatives responsible for national security. 7. The Second BRICS Senior Officials‟ Meeting on S&T. 8. The First meeting of the BRICS Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 years. Volatility in food and other commodity prices have made food security an issue as well as constraining their sources of revenue. Progress in rebuilding macro-economic buffers has been relatively slow, partly due to measures adopted to mitigate the social impact of exogenous shocks. Many LICs are currently in a weaker position to deal with exogenous shocks given the more limited fiscal buffers and the constrained aid envelopes, which will affect their ability to sustain progress towards achieving the MDGs. We reiterate that individual countries, especially in Africa and other developing countries of the South, cannot achieve the MDGs on their own and therefore the centrality of Goal 8 on Global Partnerships for Development to achieve the MDGs should remain at the core of the global development discourse for the UN System. Furthermore, this requires the honouring of all commitments made in the outcome documents of previous major international conferences. 39. We reiterate our commitment to work together for accelerated Urbanisation Forum and the second BRICS Friendship Cities and Local Governments Cooperation Forum in 2012 in India. 9. The Second Meeting of BRICS Health Ministers. 10. Mid-term meeting of Sous-Sherpas and Sherpas. 11. Mid-term meeting of CGETI (Contact Group on Economic and Trade Issues). 12. The Third Meeting of BRICS Competition Authorities in 2013. 13. Meeting of experts on a new Development Bank. 14. Meeting of financial authorities to follow up on the findings of the BRICS Report. 15. Consultations amongst BRICS Permanent Missions in New York, Vienna and Geneva, as required. 16. Consultative meeting of BRICS Senior Officials on the margins of relevant environment and climate related international fora, as necessary. 17. New Areas of Cooperation to explore: i. Multilateral energy cooperation within BRICS framework. ii. A general academic evaluation and future long-term strategy for BRICS. iii. BRICS Youth Policy Dialogue. iv. Cooperation in Population related issues. Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 progress in attaining the Millennium Development Goals (MDGs) by the target date of 2015, and we call upon other members of the international community to work towards the same objective. In this regard, we stress that the development agenda beyond 2015 should build on the MDG framework, keeping the focus on poverty eradication and human development, while addressing emerging challenges of development taking into consideration individual national circumstances of developing countries. In this regard the critical issue of the mobilization of means of implementation in assisting developing countries needs to be an overarching goal. It is important to ensure that any discussion on the UN development agenda, including the “Post 2015 Development Agenda” is an inclusive and transparent inter-Governmental process under a UN-wide process which is universal and broad based. 40. We welcome the establishment of the Open Working Group on the Sustainable Development Goals (SDGs), in line with the Rio+20 Outcome Document which reaffirmed the Rio Principles of Sustainable Development as the basis for addressing new and emerging challenges. We are fully committed to a coordinated intergovernmental process for the elaboration of the UN development agenda. 41. We note the following meetings held in the implementation of the Delhi Action Plan: • Meeting of Ministers of Foreign Affairs on the margins of UNGA. • Meeting of National Security Advisors in New Delhi. • Meetings of Finance Ministers, and Central Bank Governors in Washington DC and Tokyo. • Meeting of Trade Ministers in Puerto Vallarta. • Meetings of Health Ministers in New Delhi and Geneva. 42. We welcome the establishment of the BRICS Think Tanks Council and the BRICS Business Council and take note of the following meetings which were held in preparation for this Summit: • Fifth Academic Forum • Fourth Business Forum • Third Financial Forum 43. We welcome the outcomes of the meeting of the BRICS Finance Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 Ministers and Central Bank Governors and endorse the Joint Communique of the Third Meeting of the BRICS Trade Ministers held in preparation for the Summit. 44. We are committed to forging a stronger partnership for common development. To this end, we adopt the eThekwini Action Plan. 45. We agree that the next summit cycles will, in principle, follow the sequence of Brazil, Russia, India, China and South Africa. 46. Brazil, Russia, India and China extend their warm appreciation to the Government and people of South Africa for hosting the Fifth BRICS Summit in Durban. 47. Russia, India, China and South Africa convey their appreciation to Brazil for its offer to host the first Summit of the second cycle of BRICS Summits, i.e. the Sixth BRICS Summit in 2014 and convey their full support thereto. eThekwini Action Plan: 1. Meeting of BRICS Ministers of Foreign Affairs on the margins of UNGA. 2. Meeting of BRICS National Security Advisors. 3. Mid-term meeting of Sherpas and Sous-Sherpas. Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 4. Meetings of Finance Ministers and Central Bank Governors in the margins of G20 meetings, WB/IMF meetings, as well as stand-alone meetings, as required. 5. Meetings of BRICS Trade Ministers on the margins of multilateral events, or stand-alone meetings, as required. 6. Meeting of BRICS Ministers of Agriculture and Agrarian Development, preceded by a preparatory meeting of experts on agro-products and food security issues and the Meeting of Agriculture Expert Working Group. 7. Meeting of BRICS Health Ministers and preparatory meetings. 8. Meeting of BRICS Officials responsible for population on the margins of relevant multilateral events. 9. Meeting of BRICS Ministers of Science and Technology and meeting of BRICS Senior Officials on Science and Technology. 10. Meeting of BRICS Cooperatives. 11. Meetings of financial and fiscal authorities in the margins of WB/IMF meetings as well as Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 stand-alone meetings, as required. 12. Meetings of the BRICS Contact Group on Economic and Trade Issues (CGETI). 13. Meeting of the BRICS Friendship Cities and Local Governments Cooperation Forum. 14. Meeting of the BRICS Urbanisation Forum. 15. Meeting of BRICS Competition Authorities in 2013 in New Delhi. 16. 5th Meeting of BRICS Heads of National Statistical Institutions. 17. Consultations amongst BRICS Permanent Missions and/or Embassies, as appropriate, in New York, Vienna, Rome, Paris, Washington, Nairobi and Geneva, where appropriate. 18. Consultative meeting of BRICS Senior Officials in the margins of relevant sustainable development, environment and climate related international fora, where appropriate. New areas of cooperation to be explored - BRICS Public Diplomacy Forum. - BRICS Anti-Corruption Cooperation. - BRICS State Owned Companies / State Owned Enterprises. Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013 - National Agencies Responsible for Drug Control. - BRICS virtual secretariat. - BRICS Youth Policy Dialogue. - Tourism. - Energy. - Sports and Mega Sporting Events. Implementasi perspektif ..., Fadlinnisa, FISIP UI, 2013